• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Manajemen Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang Dalam Pelayanan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Anggota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Manajemen Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang Dalam Pelayanan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Anggota"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat guna meraih gelar Sarjana

Oleh :

Nur Muchamad 105053001829

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

(2)

ANALISIS MANAJEMEN KOPERASI SELAPA POLRI

PONDOK PINANG DALAM PELAYANAN UNTUK

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat guna meraih gelar Sarjana

Oleh :

Nur Muchamad 105053001829

Pembimbing :

H. Mulkanasir, BA, S.Pd. MM NIP : 19551011983012001

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, April 2012

(5)

ii Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil alamin, hanyalah ucapan rasa syukur sebesar-besarnya yang mampu terucap atas segala nikmat, karunia dan rahmat Nya, tiada daya dan upaya melainkan atas kehendak Nya, begitupun dalam menyelesaikan skripsi ini, kemudahan dan pertolongan Allah SWT senantiasa penulis rasakan, sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi dengan judul “Analisis Manajemen Pelayanan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Pada Koperasi Selapa

Polri Pondok Pinang Jakarta Selatan ”. Penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan srata satu (S1) Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah terlimpah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Perasaan senang, bahagia, sedih berbaur menjadi satu di dalam hati kecil penulis atas terselesaikannya skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa atas

do’a bimbingan, bantuan, dorongan dan motivasi yang begitu banyak dari semua

(6)

iii

tenang di alam sana dan ditempatkan di sisi Allah dengan tempat yang semulia-mulianya dan Ibunda tercinta Hj. Kartini yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.

Dan penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hadayatullah Jakarta beserta Pembantu Dekan I Drs. Wahidin Saputra M.A, dan Pembantu Dekan II Drs. Mahmud Jalal M.A.

3. Bapak Drs. Cecep Sastrawijaya, M.A. selaku ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD) yang telah memberikan motivasi kepada mahasiswanya agar tetap semangat menyelesaikan kuliah.

4. Bapak H. Mulakanasir, BA, S.Pd. M.M. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, terimakasih telah memberikan masukan, semangat kepada penulis agar penulis segera menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Bapak H. Mulkanasir, BA, S.pd. M.M. selaku Dosen Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi sekaligus menjadi pembimbing skripsi penulis. Terimakasih banyak ibu tanpa motivasi dan bantuan ibu skripsi ini tidak akan terselesaikan.

(7)

iv

8. Teman-teman Angkatan 2005 MD B UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. walaupun penulis ditinggal sendiri tapi penulis optimis bisa mengikuti kalian lulus dari kampus tercinta ini.

9. Kakak dan Adikku tercinta. Kamsi, Abang Sulihun, Kodri, Sobirin dan Mpo Sumarni, Mpo Yati dan Abang Ipar Ito, dan Abang Ipar Poniman,

terimakasih atas do’anya, bimbingannya dan juga motivasinya kepada

penulis.

10.Abdul Hamid, Ajim, Omansyah, April Yanti, Abdul Latif, Asep, Sobari, Terimakasih sudah memberikan motivasi kepada penulis.

Demikian ucapan terimakasih penulis mudah-mudahan Allah SWT membalas semua amal perbuatan yang Bapak/ Ibu dan saudara, teman-teman berikan kepada penulis dan dari penulis cukup sekian.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penulis

(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Metodologi Penelitian ... 3

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Manajemen ... 7

B. Pengertian Koperasi ... 8

1. Keanggotaan Koperasi ... 9

2. Tujuan Koperasi ... 10

3. Ciri-ciri Koperasi ... 11

4. Prinsip-prinsip Koperasi ... 12

5. Partisipasi Anggota dalam Koperasi ... 15

C. Manajemen Koperasi ... 18

D. Kualitas Pelayanan ... 21

a. Pengertian Pelayanan ... 21

b. Dimensi Kualitas Pelayanan ... 21

(9)

vi

b. Tugas dan Kewajiban Pengurus ... 28

c. Wewenang Pengurus ... 29

d. Tanggung jawab Pengurus Koperasi ... 29

BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI SELAPA POLRI A. Sejarah berdirinya Primkoppol ... 30

B. Usaha-usaha yang dilakukan Koperasi Primkoppol ... 31

C. Keanggotaan Koperasi ... 31

D. Struktur Organisasi ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN TERHADAP KOPERASI SELAPA POLRI PONDOK PINANG JAKARTA SELATAN A. Manajemen Koperasi Selapa Polri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota ... 35

B. Pembahasan ... 37

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 38

B. Saran-saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 40

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Koperasi adalah suatu bentuk kerjasama dalam lapangan perekonomian. Kerjasama ini diadakan karena adanya kerjasama jenis kebutuhan hidup mereka. Kebutuhan yang berhubungan dalam perusahaan ataupun universitas, sekolah. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerjasama yang akan berlangsung terus. Oleh sebab itu dibentuklah suatu perkumpulan sebagai kerjasama.1

Keberhasilan koperasi dalam pencapaian tujuannya tergantung dari aktivitas para anggotanya, apakah mereka mampu melaksanakan kerjasama, memiliki kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan dari garis kebijakan yang telah ditetapkan rapat anggota. Dengan demikian usaha meningkatkan taraf hidup mereka tergantung dari aktifitas mereka.2

Bagi koperasi asas gotong royong berarti bahwa pada koperasi terdapat semangat kerjasama dan tanggung jawab bersama tanpa memikirkan diri sendiri melainkan untuk kepentingan bersama. Asas kekeluargaan mencerminkan adanya kesadaran untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi oleh semua untuk semua, dibawah pimpinan pengurus serta pokok melaksanakan pendidikan jabatan guna membentuk perwira polri yang mempunyai kecakapan, kemampuan dan

1

Panji Anoraga, Dra. Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, ( Jakarta : PT. Asah Mahasatya, 2003). Cet ke-4, h. 1

2

(11)

keterampilan untuk memimpin dan membina calon organisasi yang setingkat dengan komando resort kepolisian. 3

Selain tugas tersebut diatas koperasi selapa polri Pondok Pinang juga merupakan suatu wahana dalam memberikan peluang kepada seluruh dosen dan karyawan untuk menanamkan modal dikoperasi (menjadi anggota koperasi). Hal ini sangat menarik jika kita telaah karena dengan jumlah anggota yang sangat banyak akan memberikan modal usaha yang sangat besar yang mempunyai peluang untuk mensejahterakan anggotanya. Dari latar belakang inilah penulis akan membuat sebuah penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul :

ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN DALAM MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN ANGGOTA PADA KOPERASI SELAPA POLRI

PONDOK PINANG JAKARTA SELATAN”.

B. Pembatasan dan Perumusan masalah

Penulis menyadari begitu luasnya pembahasan mengenai koperasi, oleh karena itu penulis membatasi pada Analisi Manajemen Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota.

Sedangkan dalam penelitian ini penulis melakukan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana manajemen koperasi selapa polri dalam meningkatkan kesejahteraan anggota?

2. Bagaimana analisis tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan koperasi dalam mensejahterakan anggota?

3

(12)

3

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuanm dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui manajemen koperasi selapa polri dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan anggota terhadap koperasi dalam mensejahterakan anggota.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Untuk menambah keilmuan dan wawasan bagi penulis dan pengetahuan penulis dalam masalah ini, disamping itu sebagai perbandingan antara teori yang diajarkan di bangku kuliah dengan praktek yang terjadi di lembaga bersangkutan.

b. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pihak koperasi selapa polri dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

c. Dapat menambah keilmuan baru dalam perkoperasian bagi para mahasiswa.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Pernelitian

(13)

kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau prilaku yang diamati.4

Jadi penelitian ini untuk memastikan atau menggambarkan ciri-ciri atau karakteristik dari objek yang diteliti, untuk mengetahui tentang gambaran Manajemen Koperasi Selapa Polri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggotanya.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dikantor Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang. Adapun waktunya adalah dari bulan agustus sampai selesai.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunkan sumber data yaitu :

a. Data premier adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau informan berupa catatan tertulis dari hasil wawancara, angket dan dokumentasi.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang terdapat dalam buku-buku, internet, dan literlatur yang berhubungan dengan judul penulisan skripsi ini.

4. Subjek dan Objek penelitian

Subjek penelitian yang merupakan orang yang dapat memberikan informasi dalam penelitian ini adalah kantor Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang dan yang menjadi objeknya adalah anggota koperasi.

4

(14)

5

6. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak dengan komunikasi tatap muka (face to face) antara peneliti dan sumber penelitian atau pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.5 Dalam hal ini peneliti mengadakan wawancara secara mendalam guna mendapatkan informasi secara objektif. Wawancara tersebut dilakukan dengan informan diantaranya wawancara langsung dengan pegawai atau staf koperasi selapa polri

c. Dokumentasi

Dokumentasi ialah mengumpulkan data-data atau arsip-arsip tertulis mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, buku, internet, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti dan kemudian akan dianalisis atau diteliti lebih lanjut. Studi dokumentasi ini lebih mengedepankan aspek bagaimana etika dalam mendapatkan hasil penelitian yang mudah tapi mempunyai nilai yang tinggi dan hasil yang maksimal.

d. Tehnik Olah Data

Semua data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis berdasarkan metode analisis yang sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, karena peneliti menggunakan metode kualitatif, maka sebuah analisis yang berdasarkan pernyataan keadaan dan ukuran kualitas (bersifat non statistik) yaitu cara melaporkan data dengan menguraikan, menerangkan, memberi gambaran dan

5

(15)

mengklasifikasikan serta menjelaskan semua data yang terkumpul secara apa adanya.

Peneliti akan melakukan analisis data secara bersamaan dan sesudah pengumpulan data yang dihasilkan dari hasil wawancara dan observasi yang berkenaan dengan bentuk dan pelaksanaan koperasi selapa polri Pondok Pinang. .

E. Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN Meliputi : Latar belakang masalah, Pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Metode penelitian, dan Sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS Meliputi : Pengertian koperasi, Keanggotaan koperasi, Tujuan koperasi, Ciri-ciri koperasi, Prinsip-prinsip koperasi, Partisipasi anggota dalam koperasi, Manajemen koperasi, Pengertian pelayanan, Dimensi kualitas pelayanan, Pengembangan kualitas pelayanan, Pengertian pengurus, Tugas dan kewajiban pengurus, Wewenang pengurus, Dan tanggung jawab pengurus koperasi.

BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI SELAPA POLRI Meliputi :

sejarah berdirinya primkoppol, usaha-usaha yang dilakukan koperasi primkoppol, keanggotaan koperasi, struktur organisasi koperasi.

BAB IV DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Meliputi : Hasil

deskriptif karakteristik responden, Hasil uji instrument penelitian, Hasil uji validitas, Hasil uji reliabilitas, Hasil uji analisis data, Hasil uji koefisien determinasi, Hasil uji dan pembahasan.

(16)

7 dikehendaki. Suatu proses kegiatan dari pada seorang pemimpin (Manager) yang harus dilakukan dengan menggunakan sumber tenaga kerja, serta dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia untuk itu dengan cara yang setepat-tepatnya.6

Dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer “Managemen berarti proses

pemakaian sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah

ditentukan.” 7

Sedangkan dari segi etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa inggris dari kata “to manage” yang sinonimnya antara lain “to hand” yang berarti

mengurus, “to control“ yang berarti memeriksa atau mengawasi, “to guide” yang

berarti menuntun atau mengemudikan, jadi apabila dilihat dari sisi terminology maka manajemen adalah mengurus, memeriksa, menganalisa, pengendalian, mengemudikan, dan membimbing. 8

(17)

Manajemen berasal dari bahasa latin kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja mangere yang berarti menangani, managere diterjemkan kedalam bahasa inggris

dalam bentuk kata kerja “to manage” untuk orang yang melakukan kegiatan

manajemen akhirnya managemen diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.9

Sedangkan pengertian manajemen menurut M. Manullang terkandung pada tiga arti, yaitu : pertama manajemen suatu proses, kedua manajemen sebagai kolektifitas orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen, ketiga manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu.10

Buchari Zaini mengemukakan definisi manajemen yaitu “Penggunaan secara efektif sumber-sumber tenaga manusia serta bahan-bahan material lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Zaini

Muchtarom “Manajemen adalah aktifitas untuk mengatur penggunaan sumber

daya bagi tercapainya tujuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.11

B. Pengertian Koperasi

Menurut UU Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum

9Rahmayanti Tihan, “Pengantar Administrasi Dan Manajemen”.

http://rachmayantitihan-amma.blogspot.com/. Diakses pada 11 April 2009.

10

M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : Ghalia Indonesia 1996), ke 5, h. 2

11

(18)

9

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya.12

Koperasi pegawai kepolisian Selapa Polri adalah koperasi golongan konsumen yang didirikan untuk memelihara kepentingan dan memenuhi para anggota (keluarga anggota koperasi sebagai konsumen). Koperasi Selapa Polri adalah koperasi fungsional yang merupakan suatu wadah di bidang konsumsi yang anggotanya di lingkungan tertentu (anggota kepolisian) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya.

Dilihat dari lapangan usahanya, koperasi Selapa Polri adalah koperasi golongan konsumen yang berusaha memenuhi kebutuhan anggotanya dalam meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Dilihat dari jenisnya, koperasi Selapa Polri termasuk jenis atau golongan koperasi fungsional dimana anggotanya mempunyai kesamaan profesi dan kepentingan yaitu sebagai anggota kepolisian.

1. Keanggotaan Koperasi

(19)

Keanggotaan koperasi termasuk salah satu unsur yang menentukan dalam organisasi koperasi. Tanpa anggota, jelas tidak mungkin koperasi dapat berdiri, apalagi pelaksanaan usahanya. Karena itu, kedudukan anggota dalam koperasi adalah suatu keharusan dan sebagai konsekuensinya anggota tersebut memiliki hak dan kewajiban.

Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi dan keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota. Dalam kedudukan sebagai pemilik, anggota koperasi adalah pemodal koperasi dan karena itu harus memberikan kontribusi modalnya kepada koperasi, sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar rumah tangga atau keputusan rapat anggota.

Dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa atau pelanggan dari koperasi harus berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha koperasi. Kegiatan usaha koperasi pada dasarnya adalah kegiatan yang diputuskan oleh anggota dan diselenggarakan untuk kepentingan anggota sendiri.

2. Tujuan Koperasi

(20)

11

Berdasarkan tujuan koperasi tersebut, maka koperasi mendapatkan kedudukan yang terhormat dalam perekonomian Indonesia. Koperasi tidak hanya merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun bangsa, tetapi juga dinyatakan sebagai soko guru perekonomian nasional.

3. Ciri-ciri Koperasi

Koperasi merupakan salah satu lembaga ekonomi yang diharapkan dapat memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya, serta warga masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, koperasi memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan bentuk-bentuk perusahaan yang lain,. Ciri-ciri koperasi dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :

a. Dilihat dari segi pelakunya

(21)

kerjasama ekonomi dengan pelaku-pelaku ekonomi lain yang lebih kuat. Dengan alasan tersebut koperasi memiliki kecenderungan yang sangat kuat untuk menjadi perusahaan yang tumbuh dan mengakar pada masyarakat lapisan bawah.

b. Dilihat dari segi tujuannya

Koperasi pada dasarnya bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Anggota koperasi secara keseluruhan terdiri dari warga kelompok masyarakat yang berbeda-beda, maka tujuan koperasi secara khusus akan ditentukan oleh permasalahan ekonomi yang dihadapi para anggotanya.

c. Dilihat dari segi hubungannya dengan negara

Sebagai salah satu perilaku ekonomi, peranan koperasi dalam perekonomian suatu negara akan sangat ditentukan oleh system perekonomian dan sistem politik yang dianut oleh negara yang bersangkutan. Namun demikian, apabila melihat perkembangan koperasi dibanyak negara dapat disaksikan bahwa keberadaan koperasi pada

umumnya sangat besar manfa’atnya bagi perkembangan perekonomian

negara-negara tersebut. Oleh karena itu, biasanya koperasi mendapat perhatian dan dukungan yang lebih oleh pemerintah.

4. Prinsip-prinsip Koperasi

(22)

13

koperasi. Gerakan koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama koperasi. Perkoperasian di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, dan bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur.14 Koperasi bekerja berdasarkan beberapa prinsip, prinsip ini merupakan pedoman bagi koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi. Prinsip-prinsip dalam koperasi adalah sebagai berikut :

a. Keanggotaan sukarela dan terbuka. Koperasi adalah organisasi yang keanggotaannya bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya, dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan tanpa membedakan gender, latar belakang sosial, ras, politik, atau agama.

b. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan laki-laki dan perempuan yang dipilih sebagai pengurus atau pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota. Dalam koperasi primer, anggota memiliki hak suara yang sama (satu anggota satu suara) dikelola secara demokratis.

14

(23)

c. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal mereka secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis. Sebagian dari modal tersebut adalah milik bersama. Bila ada balas jasa terhadap modal, diberikan secara terbatas. Anggota mengalokasikan SHU untuk beberapa atau semua dari tujuan seperti dibawah ini :

1. Mengembangkan koperasi. Caranya dengan membentuk dana cadangan, yang sebagian dari dana itu tidak dapat dibagikan. 2. Dibagikan kepada anggota. Caranya seimbang berdasarkan

transaksi mereka dengan koperasi.

3. Mendukung keanggotaan lainnya yang disepakati dalam rapat anggota.

d. Otonomi dan kemandirian. Koperasi adalah organisasi otonom dan mandiri yang diawasi oleh anggotanya. Apabila koperasi membuat perjanjian dengan pihak lain, termasuk pemerintah, atau memperoleh modal dari luar, maka hal itu harus berdasarkan persyaratan yang tetap menjamin adanya upaya : a). pengawasan yang demokratis dari anggotanya. b). mempertahankan otonomi koperasi.

(24)

15

f. Kerjasama antar koperasi. Dengan bekerjasama pada tingkat lokal, regional dan internasional, maka : a). gerakan koperasi dapat melayani anggotanya dengan efektif. b). dapat memperkuat gerakan koperasi. g. Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk

pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota.

5. Partisipasi anggota dalam koperasi

Partisipasi anggota adalah keterlibatan aktif anggota dalam segala kegiatan koperasi. Partisipasi ini menyangkut empat hal yaitu partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam memperoleh manfaat dan partisipasi dalam evaluasi. Mengenai siapa yang berpartisipasi lebih banyak ditentukan oleh karakteristik anggota seperti umur, jenis kelamin, status dalam keluarga, pendidikan, penghasilan dan sebagainya. Selanjutnya bagaimana timbul dan berlangsungnya partisipasi dapat dilihat dari dasar partisipasinya, bentuk partisipasinya, lingkup partisipasinya maupun efek dari partisipasi.15

Jika partisipasi dilakukan, kebijakan koperasi tidak akan berdasar pada perkiraan dan kekhawatiran mengenai apa yang sekiranya diinginkan oleh anggotanya, akan tetapi berdasar pada kebutuhan masing-masing anggota itu sendiri. Mutu partisipasi tergantung pada interaksi dari ketiga variabel, yaitu

15

(25)

anggota dalam pelayanan yang diberikan oleh koperasi akan terwujud jika ketiga kesesuaian itu terjalin diantara anggota, program dan organisasi yang ada.16

Dimensi partisipasi anggota terhadap koperasi diuraikan sebagai berikut : a. Anggota dalam kedudukan sebagai pemilik, anggota memberikan

kontribusi terhadap pembentukan dan pertumbuhan koperasinya dalam bentuk kontribusi keuangan dan melalui usaha-usaha pribadinya dan mengambil bagian didalam penetapan keputusan-keputusan dan proses pengawasan terhadap tata kehidupan koperasi.

b. Anggota didalam kedudukannya sebagai pelanggan, memanfaatkan berbagai pelayanan yang disediakan oleh koperasi untuk menunjang kepentingan-kepentingan ekonomi mereka sendiri.

Ciri-ciri anggota yang berpartisipasi aktif pada koperasi adalah sebagai berikut :

1. Selalu menghadiri rapat

2. Bersedia dipilih, mengorbankan tenaga, pikiran dan waktunya jika dipilih menjadi pengurus.

3. Menganggap koperasi sebagai milik bersama, merasa bangga menjadi anggota dan turut bertanggung jawab atas kemajuan koperasi serta selalu mengikuti perkembangan koperasi.

4. Apabila ada pertanyaan, tidak segan-segan mengemukakan melalui pegawai koperasi dan tidak membicarakannya pada orang lain diluar koperasi.

16

(26)

17

5. Selalu berusaha mencari kawan-kawannya untuk menjadi anggota koperasi.

6. Menyimpan pada koperasi dengan teratur dan selalu membayar hutangnya tepat pada waktunya.

Partisipasi anggota merupakan input dalam rangka pengembangan koperasi, karena mengingat didalam bentuk dan jenis partisipasi anggota selalu dibarengi dengan keterlibatan mental, fisik, emosional secara nasional dari anggota dalam mendukung perkembangan koperasi. Oleh karena itu partisipasi akan menentukan dan mempengaruhi tingkat perkembangan koperasi.

Partisipasi anggota dalam permodalan menentukan keberhasilan dari koperasi, peningkatan modal hendaknya berasal dari anggota bukan dari luar sebagai memicu koperasi untuk berkembang, modal yang berasal dari anggota harus jauh lebih besar jumlahnya daripada modal dari luar sehingga keterlibatan anggota akan menjadi lebih baik. Modal tersebut dapat berupa uang, atau kesediaan anggota menanggung kewajiban yang dibebankan dari koperasinya. Bentuk partisipasi anggota dalam permodalan dapat dilakukan dengan cara memberikan sumbangan modal kepada koperasi dengan cara yang adil.

(27)

kebutuhan anggota, anggota harus mampu dan mau untuk mempengaruhi dan mengontrol manajemen.

B. Manajemen Koperasi

Dalam jurnal ilmiah manajemen dan bisnis, koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya lembaga bisnis. Di dalam sebuah lembaga bisnis diperlukan sebuah pengelolaan yang efektif dan efisien yang dikenal dengan manajemen. Demikian pula dalam badan usaha koperasi, manajemen merupakan satu hak yang harus ada demi terwujudnya tujuan yang diharapkan.

Menurut Prof. Ewell Paul Roy dalam jurnal Manajemen dan Bisnis mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan empat unsur, yaitu : anggota, pengurus, manajer, dan karyawan. Seorang manajer harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong para karyawan agar mempertahankan produktivitas yang tinggi. Karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan.17 Sistem manajemen di lembaga koperasi harus mengarah kepada manajemen partisipatif yang didalamnya terdapat kebersamaan, keterbukaan, sehingga setiap anggota koperasi baik yang turut dalam pengelolaan kepengurusan usaha ataupun yang diluar kepengurusan atau anggota biasa, memiliki rasa tanggung jawab bersama dalam organisasi koperasi. 18

17

Hendrojogi, Azas-azas, Teori Dan Praktik Koperasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1998, h. 43.

18

(28)

19

Manajemen koperasi pada dasarnya dapat ditelaah dari tiga sudut pandang yaitu organisasi, proses, dan gaya. Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya terbentuk dari tiga unsur yaitu anggota, pengurus dan karyawan. Dapat dibedakan struktur atau alat perlengkapan organisasi yang sepintas adalah sama, yaitu : rapat anggota, pengurus, dan pengawas. Untuk itu, hendaknya dibedakan antara fungsi organisasi dengan fungsi manajemen. Unsur pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan tangan dan anggota, untuk mendampingi pengurus dalam melakukan fungsi control sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi.

Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota. Dan sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu orang satu suara sudah mendarah daging adalah organisasi koperasi. Karena itu, manajemen koperasi ini sering dipandang kurang efisien, kurang efektif, dan sangat mahal. Terakhir, ditinjau dari sudut pandang gaya manajemen, manajemen koperasi menurut gaya partisipatif, dimana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya.

(29)

koperasi ialah gaya manajemen partisipatif. Pola umum manajemen koperasi yang partisipatif tersebut menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen koperasi. Terdapat pembagian tugas pada masing-masing unsur. Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan yang berbeda, kendatipun masih ada lingkup keputusan yang dilakukan secara bersama. Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi adalah sebagai berikut:

1. Rapat Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi. Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan dan ditetapkan pada forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota diselenggarakan sekali setahun.

2. Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. Dengan demikian, pengurus dapat dikatakan sebagai pemegang kuasa Rapat Anggota dalam mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis yang ditetapkan Rapat Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah kebijakan strategis yang menyangkut organisasi maupun usaha.

3. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh pengurus. Pengawas dipilih dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. Oleh sebab itu, dalam struktur organisasi koperasi, posisi pengawas dan pengurus adalah sama.

(30)

21

Hubungan pengelola usaha dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atau kontrak kerja.

C. Kualitas Pelayanan

1. Pengertian Pelayanan

Pelayanan pada hakekatnya adalah serangkaian kegiatan dalam proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain, oleh karena itu pelayanan merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan. 19

Menurut Olsen dan Wyekoff kualitas pelayanan merupakan suatu perbandingan antara harapan pemakai jasa dengan kinerja kualitas jasa pelayanan. Dengan kata lain ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu harapan dan kinerja yang dirasakan karyawannya.20

2. Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut Parasuraman, bahwa terdapat lima dimensi kualitas pelayanan yaitu sebagai beikut:21

a. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu organisasi dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik organisasi dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi

19

Moenir , Manajemen Pelayana Umum, Bandung : Bina Aksara, 1995, h . 27

20

Yamit Zulian, Manajemen Produksi Dan Koperasi, Yogyakarta : Ekonisia, 2001, h. 22

21

(31)

jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung), perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.

b. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan organisasi (perusahaan) untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus disesuaikan dengan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan sikap simpatik.

c. Responsiveness, atau tanggapan yaitu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

d. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan pegawai untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan perusahaan (organisasi). Dimana jaminan ini terdiri dari beberapa komponen antara lain: komunikasi, keamanan, kompetensi, dan sopan santun.

(32)

23

Menurut Moenir, banyak kemungkinan tidak adanya layanan yang memadai antara lain:22

a. Tidak atau kurang adanya kesadaran terhadap tugas atau kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya. Akibatnya mereka bekerja dan melayani seenaknya.

b. Sistem, prosedur dan metode kerja yang ada tidak memadai sehingga mekanisme kerja tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan dan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

c. Pengorganisasian tugas pelayanan yang belum serasi, sehingga terjadi simpang siur penanganan tugas, tumpang tindih atau tercecernya suatu tugas tidak ada yang menangani.

d. Pendapatan pegawai tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Akibatnya pegawai tidak tenang dalam bekerja, berusaha mencari tambahan pendapatan dalam jam kerja.

e. Kemampuan pegawai yang tidak memadai untuk tugas yang dibebankan kepadanya. Akibatnya hasil pekerjaan tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan.

f. Tidak tersedianya sarana pelayanan yang memadai, yang mengakibatkan pekerjaan menjadi lamban, waktu banyak yang hutang dan penyelesaian masalah terlambat.

Dimensi-dimensi kualitas pelayanan yang telah dikemukakan di atas, harus dilaksanakan dengan baik. Apabila tidak hal tersebut

22

(33)

menimbulkan kesenjangan antara organisasi (perusahaan) dan pelanggan karena perbedaan persepsi mereka tentang wujud pelayanan. Menurut Rambat Lupiyoadi,ada lima kesenjangan (gap) yang menyebabkan adanya perbedaan persepsi mengenai kualitas pelayanan sebagai berikut:23

a. Gap Persepsi Manajemen

Yaitu adanya perbedaan antara penilaian pelayanan menurut pengguna jasa dan persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa.

b. Gap Spesifikasi Kualitas

Yaitu kesenjangan antara persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa dan spesifikasi kualitas jasa. Kesenjangan terjadi antara lain karena tidak memadainya komitmen manajemen terhadap kualitas jasa, persepsi mengenai ketidaklayakan, tidak memadainya standarisasi tugas dan tidak adanya penyusunan tujuan.

c. Gap Penyampaian Pelayanan

Yaitu kesenjangan antara spesifikasi kualitas dan penyampaian jasa. Kesenjangan ini terutama disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Ambisius peran, yaitu sejauh mana pegawai dapat melakukan tugas sesuai dengan harapan pelanggan.

2) Konflik peran, yaitu sejauh mana pegawai meyakini bahwa mereka tidak memuaskan semua pihak.

3) Kesesuaian pegawai dengan tugas yang harus dikerjakannya.

23

(34)

25

4) Kesesuaian teknologi yang digunakan pegawai.

5) Sistem pengendalian atasan, yaitu tidak memadainya sistem penilaian dari sistem imbalan.

6) Perceived control yaitu sejauh mana pegawai merasakan kebebasan atau fleksibilitas untuk menentukan cara pelayanan. 7) Team work yaitu sejauh mana pegawai dan manajemen

merumuskan tujuan bersama di dalam memuaskan pelanggan secara bersama-sama dan terpadu.

d. Gap Komunikasi

Yaitu kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Kesenjangan ini terjadi karena tidak memadainya komunikasi horizontal dan adanya kecenderungan untuk memberikan janji yang berlebihan. Dalam hal ini komunikasi eksternal telah mendistorsi harapan pelanggan.

e. Gap dalam Pelayanan yang Dirasakan

Adalah perbedaan persepsi antara jasa yang dirasakan dan yang diharapkan oleh pelanggan.

3. Pengembangan Kualitas Pelayanan

(35)

pelayanan yang efektif melalui sistem informasi, ada lima petunjuk yang perlu dilakukan, yaitu:24

a. Mengukur besarnya harapan pelanggan atas pelayanan. Perusahaan atau suatu organisasi harus dapat mengukur besarnya harapan yang muncul atas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.

b. Menentukan di mana titik berat kualitas informasi. Perusahaan atau organisasi harus mampu menetapkan titik berat kualitas informasi yang ingin dicapai. Penitikberatan kualitas informasi pada proses keputusan pihak manajemen yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan yang diharapkan.

c. Mengetahui saran pelanggan. Perusahaan atau organisasi dituntut untuk dapat mendengarkan dan memahami saran pelanggan mengenai produk atau jasanya.

d. Menghubungkan kinerja pelayanan dan output yang dihasilkan oleh perusahaan. Organisasi diharapkan mampu mengkaitkan kinerja pelayanan dengan tujuan organisasi.

Dapat disimpulkan bahwa koperasi harus mampu member alternatif rasional bagi pelanggannya (anggota) melalui berbagai kebijakan insentif usaha maupun perbaikan dalam teknis pelayanan pelanggan. Sehingga indikator yang digunakan pada variabel kualitas pelayanan ini adalah:

1) Ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan.

24

(36)

27

2) Kesesuaian dalam hasil pelayanan yang diberikan. 3) Pemberian fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang.

D. Manajerial Pengurus

1. Pengertian Pengurus

Pengurus koperasi adalah orang-orang yang bekerja di garis depan, mereka adalah otak dari gerakan koperasi dan merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu koperasi. Pengurus koperasi adalah pemegang kuasa Rapat Anggota untuk mengelola koperasi, artinya pengurus hanya boleh melakukan segala macam kreasi manajemen yang tidak keluar dari koridor keputusan Rapat Anggota.

Pengurus merupakan pimpinan kolektif tidak berdiri sendiri dengan pertanggungjawaban bersama. Biasanya pengurus yang terdiri atas beberapa anggota pengurus. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pengelola koperasi baik itu pengurus ataupun manajer yaitu tentang kemampuan menjadi seorang wirausaha koperasi yang handal yaitu dengan memiliki sifat-sifat wirausaha yang disikapi dengan baik dan benar.

Dalam berwirausaha dituntut memiliki ketrampilan dan kemampuan manajerial. Ketrampilan manajerial adalah dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi antara lain:

(37)

d) Pengendalian (controlling)

Sedangkan kemampuan manajerial meliputi kemampuan teknis, kemampuan personal, dan kemampuan emosional. Mengingat peran dan fungsi seorang manajer dalam aspek memproduksi, menerapkan, memperbaharui, dan sistem mengintegrasi maka harus di tuntut memiliki ketrampilan manajerial. Paling tidak seorang manajer harus menguasai ketrampilan yang bersifat:

1) Ketrampilan konseptual

2) Ketrampilan hubungan antar manusia 3) Ketrampilan teknis.

2. Tugas dan Kewajiban Pengurus

Pengurus bertugas mengelola koperasi sesuai keputusan RAT. Untuk melaksanakan tugas pengurus berkewajiban:

a) Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan program kerja.

b) Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban.

c) Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris.

(38)

29

3. Wewenang Pengurus

a) Pengurus berwenang mewakili koperasi di dalam dan di luar koperasi. b) Pengurus berwenang melakukan tindakan hukum atau upaya lain untuk

kepentingan anggota dan kemanfaatan koperasi.

c) Pengurus berwenang memutuskan penerimaan anggota dan pemberhentian anggota sesuai ketentuan Rapat Anggota.

4. Tanggung Jawab Pengurus Koperasi

Pengurus koperasi bertanggungjawab atas segala upaya yang berhubungan dengan tugas kewajiban, dan wewenangnya. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pengurus koperasi merupakan hal yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai keberhasilan koperasi. Perubahan yang terjadi dalam perekonomian nasional harus diimbangi dengan kemampuan pengelola koperasi dalam mencari, menemukan dan memanfaatkan setiap peluang yang ada. Untuk mewujudkan semua itu, maka perlu dilakukan upaya-upaya yang nyata dan yang tepat untuk menjadi seorang wirausaha koperasi yang sukses. Sehingga indikator yang digunakan pada variabel kemampuan manajerial pengurus adalah:

a) Kemampuan mengelola dan memanfaatkan dana. b) Kemampuan membangun komunikasi dengan anggota.

(39)

30

A. Sejarah Berdirinya Primkoppol

Koperasi Selapa Polri disahkan oleh badan hukum Departemen Perdagangan dan Koperasi Kantor Wilayah Koperasi Daerah khusus Ibu Kota Jakarta pada tanggal 23 Oktober 1978 yang bertempat di Sekolah Komando

Umum Polri di Jakarta, jalan Ciputat Raya Pasar Jum’at No. 40, Kelurahan

Pondok Pinang Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Perkumpulan koperasi ini bernama Koperasi Primer Anggota Kepolisisan Sekolah Komando Umum Polri (Primkoppol) Amanah Selapa Polri. Koperasi ini mempunyai akte notaris dengan tanggal 30 Juli 1979 dengan nomor 1299/ B.H/I.

(40)

31

B. Usaha-usaha yang dilakukan Koperasi Primkoppol

Untuk mencapai tujuan mensejahterakan anggota koperasi menyelenggarakan usaha sebagai berikut :

1. Simpan pinjam untuk anggota

2. Menyediakan atau mengadakan barang-barang kebutuhan anggota baik barang primer maupun sekunder.

3. Jasa salon kecantikan

4. Jasa transportasi atau penjualan tiket

5. Menyediakan perlengkapan kantor atau alat tulis kantor 6. Melayani jasa pemeliharaan

7. Rental dan penjualan computer, warung internet (warnet) 8. Fotocopy dan penjilidan

9. Kantin atau Catring

10.Melayani jasa pembersih (Cleaning Service dan laundry)

11.Kerjasama antar koperasi dengan pihak lain perusahaan swasta. Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam bidang usaha permodalan yang saling menguntungkan.

C. Keanggotaan Koperasi

(41)

1. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa, tidak dalam perwalian dan sebagainya).

2. Bertempat tinggal di daerah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya.

3. Mata pencarian anggota Kepolisisan Republik Indonesia (POLRI), Pegawai Negri Sipil (PNS) di lingkungan Sekolah Lanjut Perwira Polri (Selapa Polri)

4. Telah menyatakan kesanggupan secara tertulis untuk melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib.

5. Telah menyetujui anggaran dasar dan peraturan-peraturan perekonomian yang berlaku.

Selain syarat keanggotaan diatas, setiap anggota koperasi juga memiliki kewajiban dan hak sebagai berikut :

a. Kewajiban

- Mematuhi anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan keputusan-keputusan rapat anggota.

- Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lainnya yang diputuskan oleh rapat anggota.

- Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi

(42)

33

b. Hak

- Menghindari, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota

- Memilih dan dipilih menjadi anggota, pengurus dan pengawas

- Mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus diluar rapat anggota baik diminta maupun tidak diminta

- Meminta keterangan mengenai perkembangan koperasi

- Mendapat bagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota terhadap koperasi

D. Struktur Organisasi

Organisasi koperasi Primkoppol “Amanah” yang telah terbentuk

memerlukan pelaksanaan manajemen koperasi Primkoppol “Amanah” diantaranya mengenai bagan struktur organisasi yang relevan, dan fungsi organisasi koperasi. Bagan struktur organisasi koperasi menggambarkan susunan, isi dan luas cakupan organisasi koperasi, serta menjelaskan posisi daripada fungsi beserta tugas maupun kewajiban setiap fungsi, hubungan kerja dan tanggung jawab yang jelas.

Landasan pembuatan struktur organisasi koperasi Primkoppol “Amanah” adalah :

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.

(43)

Gambar 3.1

Bagan Struktur Organisasi Koperasi Primkoppol “Amanah”

Rapat Anggota

Ketua Pengawas

Kompol I Nyoman Tika, S.Ag, S.H Ketua

AKBP H. Ateng Priyatna

Manager Prajitno

KA Unit Toko Iptu Sri Harmini

KA Unit TSP Penata Christina S.

KA Unit Balai Penata Suyitno

KA Unit SKC

AKBP. Dra. Ni Wayan Roheni

KA Unit Jasa Brigadir Sunaryo

(44)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN TERHADAP KOPERASI SELAPA POLRI

PONDOK PINANG JAKARTA SELATAN

A. Manajemen Koperasi Selapa Polri Dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Anggota

Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, karena tujuan dari koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Anggota koperasi pada umumnya terdiri dari pengusaha golongan kecil yang memiliki banyak kelemahan baik dalam segi modal, teknologi dan informasi pasar. Salah satu koperasi di Jakarta Selatan adalah Koperasi Selapa Polri yang keanggotaannya bersifat sukarela, koperasi Selapa Polri berperan penting dalam mensejahterakan anggotanya.

Responden dalam penelitian ini adalah anggota kepolisian yang bekerja di Selapa Polri Pondok Pinang Jakarta Selatan. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitiian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan lama bekerja pada instansi kepolisian.

1. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

(45)

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa sekitar 58 orang atau 72.5 % responden didominasi oleh jenis kelamin wanita, sedangkan sisanya sebesar 22 atau 27.5 % responden berjenis kelamin pria.

2. Deskripsi responden berdasarkan usia

Tabel 4.2

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa anggota polisi yang memiliki usia 20-30 tahun sebanyak 56 orang responden polisi, sebanyak 13 orang responden polisi berusia kisaran 31-40 tahun, sedangkan sisanya sebanyak 11 orang responden polisi berusia kisaran 41-50 tahun.

3. Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama bekerja

Frequency Percent Valid Percent

(46)

37

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa polisi yang memiliki masa bekerja berkisar antara 1-5 tahun sebanyak 40 orang responden polisi, dan yang memiliki masa bekerja sebagai polisi lebih dari 5 tahun berjumlah 28 orang responden polisi, sedangkan sisanya sebanyak 12 orang responden polisi memiliki masa bekerja sebagai polisis kurang dari 1 tahun.25

B. Pembahasan

Kepemimpinan merupakan yang harus dimiliki oleh seorang pengelola. Data empiris menyatakan sikap ini masih tergolong rendah dikalangan pengelola terutama koperasi. Tanpa sikap ini, pengelola tidak lebih dari karyawan biasa yang menggantungkan hidup dari koperasi. Terakhir adalah kemampuan manajerial yang berhubungan dengan kebersediaan dan ketersediaan pengelola untuk melaksanakan fungsi manajemen secara proporsional dan professional sehingga apa yang dikerjakan merupakan hasil kerja yang terurut dan terukur.

Permasalahan yang muncul dari segi pelayanan pada konsumen baik pelayanan produk atau jasa adalah bagaimana memberikan pelayanan yang berkualitas dan memuaskan mengingat setiap koperasi memiliki karakteristik atau keunggulan tersendiri dari segi produk dan jasanya. Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang sebuah koperasi tetapi harus dinilai berdasarkan sudut pandang penilaian pelanggan. Karena itu, dalam merumuskan strategi dan program pelayanan, koperasi harus berorientasi pada kepentingan pelanggan dengan memperhatikan komponen kualitas pelayanan.

25

(47)

38

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab terdahulu, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :

“Adanya pengaruh signifikan antara kemampuan manajerial pengurus

terhadap kualitas pelayanan anggota Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang

Jakarta Selatan.”

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Pengurus Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang Jakarta Selatan dapat meningkatkan kemampuan manajerial pengurus dalam mengelola koperasi. Pengurus sebagai pengelola koperasi harus mampu memberikan dorongan agar dapat menarik anggota untuk ikut serta dalam pengembangan Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang Jakarta Selatan. hal ini dilakukan agar kemampuan manajerial pengurus meningkat yang berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan anggota Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang Jakarta Selatan.

(48)

39

(49)

40

Ana Rohana. Pengaruh Kemampuan Managerial Pengurus dan Kualitas Pelayanan Koperasi Terhadap Loyalitas Anggota Pada Koperasi Simpan Pinjam di Jawa Tengah. Skripsi Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES, 2009.

Arifmal Chaniago. Perkoperasian Indonesia. Bandung: Angkasa Bandung, 1984.

Arifin. Koperasi Mewujudkan Kebersamaan Dan Kesejahteraan: Menjawab Tantangan Global Dan Regionalisme Baru. 2000. hal. 11. http://www.ekonomirakyat.org/jurnal. dikses 27 Desember 2011.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP UNDIP, 2005.

Hendrojogi. Azas-azas, Teori dan Praktek Koperasi. Jakarta: PT. Raja Grafmdo Persada, 1998.

Herdhiana, Upaya untuk mencapai keberhasilan berwirausaha di koperasi. Jurnal info@koperindo.com, 2004.

Leonard L. Berry dan Parasuraman. Delivering Quality. New York: The Free Press, 1998.

Moenir. Manajemen Pelayanan Umum. Bandung: Bina Aksara, 1995.

Panji Anoraga dan Ninik Widiyanti. Dinamika Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Pudjiastuti. Partisipasi Anggota Sebagai Upaya Pencapaian Kemandirian Koperasi. 1992. hal, 4. http://www.educare.e-fkipunla.net/jurnal diakses 27 Desember 2011.

Rambat Lupiyoadi. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Riduwan dan Engkos Ahmad. Cam Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur. Bandung: Cetakan 1 Januari. Alfabeta, 2007.

(50)

41

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta, 1993.

Sutrisno Hadi. Statistik. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 2000.

Yamit Zulian. Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: Ekonisia, 2001.

(51)
(52)
(53)
(54)
(55)

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 4.1 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2

Referensi

Dokumen terkait

itu sebelum mendirikan bangunan harus ada kejelasan status tanah yang bersangkutan. Artinya, pemilik bangunan tersebut harus memiliki surat-surat yang bersangkutan dengan

Ayat tersebut menjelaskan bahwa qadzaf (menuduh) perempuan yang baik baik melakukan perbuatan zina adalah merupakan salah satu perbuatan yang masuk dalam kategori tindak

memang dalam hati gw masih berharap bisa balikan lagi, tapi kali ini gw nggak mau menunjukkan itu terang-terangan karena takut membuat mood tiie kembali buruk.. biar saja mengalir

Pembelajaran matematika memerlukan perbaikan yang mampu memfasilitasi siswa untuk dapat memahami materi matematika dengan lebih mendalam agar hasil belajar

Peran BAPAS yang dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan juga dapat ditemukan pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Pasal 65

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini ialah untuk mengetahui fungsionalisasi hukum pidana terhadap tindakan pengemisan di Kabupaten Kudus, untuk

Hasil uji evaluasi sifat alir menyatakan bahwa semua formula memnuhi syarat sifat alir yaitu untuk formula 1 sebesar 1,635g/s lalu formula 2 sebesar 1,9g/s dan untuk formula 3

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat, karunia, dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul