PERBANDINGAN KEUNGGULAN KEPUTUSAN MEMILIH NASABAH LOGAM MULIA PADA PERUM PEGADAIAN DAN PEGADAIAN SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Ibnatul Wadhiyyah 109046100237
KOSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelas Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Oktober 2013
iv ABSTRAK
Ibnatul Wadhiyyah 109046100237. Perbandingan Keunggulan Keputusan Memilih Nasabah Logam Mulia Pada Perum Pegadaian dan Pegadaian Syariah. Program Studi Muamalat, Kosentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1434 H/2013 M.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui bagaimana keputusan yang dipilih oleh seorang nasabah dalam menginvestasikan dana mereka pada sektor emas (logam mulia) dalam hal ini membandingkan antara nasabah Perum Pegadaian (Konvensional) dan Pegadaian Syariah. Selain itu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis, dimana penulis menyebarkan kuesioner dan menggunakan Two Stage Cluster Sampling dalam teknik pengambilan sampel. Uji statistik yang digunakan di dalam penelitian ini adalah uji regresi linear berganda untuk menguji pengaruh antara variabel preferensi, costumer saticfaction (kepuasan), lingkungan, serta social ekonomi.
Hasil Penelitian berdasarkan hasil analisis berganda pada nasabah Pegadaian Konvensional menunjukkan presentase pengaruh dari variabel preferensi, kepuasan, sosial ekonomi, dan lingkungan terhadap keputusan nasabah sebesar 36%, sedangkan sisanya 64% dipengaruhi oleh faktor lain. Sementara berdasarkan hasil analisis berganda pada nasabah Pegadaian Syariah menunjukkan presentase pengaruh dari variabel preferensi, kepuasan, sosial ekonomi, dan lingkungan terhadap keputusan nasabah sebesar 34%, sedangkan sisanya 66% dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap keputusan nasabah Pegadaian Konvensional lebih banyak berpengaruh daripada nasabah Pegadaian Syariah.
Selanjutnya, penulis juga melakukan uji beda dua sampel. Pengujian ini menggunakan metode independent t test, karena pengujian dilakukan terhadap dua kelompok yang berbeda yaitu, keputusan memilih seorang nasabah pada Pegadaian Konvensional atau Pegadaian Syariah. Hasil menunjukkan bahwa F = 6,277 dan p = 0,015 maka Ho ditolak kedua varians adalah berbeda.
Kata Kunci : Preferensi, Kepuasan, Sosial Ekonomi, Lingkungan, dan Keputusan Pembimbing : Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tiada kata yang pantas untuk diucapkan selain rasa syukur
teramat dalam atas kehadirat Allah SWT. Limpahan kasih sayang yang telah ia
berikan kepada seorang hamba yang sangat lemah ini, sungguh sangatlah berarti.
Dialah sumber utama kekuatan, optimisme dan energi bagi penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini, meskipun melalui proses jatuh bangun yang telah dilalui.
Akan tetapi penulis yakin bahwa Allah Maha Segalanya, ia tidak akan membuat
seorang hambanya selalu dalam kesusahan. Thanks God for all the thing that u’ve
done.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada baginda tercinta Nabi
Muhammad SAW, dengan keluhuran budi pekerti yang ia miliki, menghantarkan
umat manusia kepada agama yang paling agung yaitu agama Islam. Tak lupa pula
salam kepada keluarga, sahabat, tabiin yang selalu menjalankan sunah-sunahnya.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya banyak terdapat
kekurangan. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis yang tidak terlepas dari
bantuan serta dukungan berbagai pihak, maka sudah sepantasnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. KH. M. Amin Suma, SH, MA, MM. selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universias Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
vi
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum Universias Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M. Si selaku dosen pembimbing yang
tiada hentinya memberikan pengajaran, dukungan, mengajarkan arti sebuah
proses terpenting dalam pembuatan skripsi. Semoga Allah SWT tiada henti
memberikan kasih sayang dan keberkahan dalam hidupnya. Amin
yamujibassailin.
4. Ibu Dr. Siti Hamidah, SE. Ak,. M.Si., dan Ibu Dr. Hj. Mesraini, M.A., selaku
dosen penguji munaqosyah yang telah memberikan waktu, bimbingan dan
pengarahan kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
sebaik-baiknya
5. Ibu Lucia Retna Widarti selaku Manajer Humas PT. Pegadaian (Persero) yang
telah memudahkan segala urusan terkait pembuatan skripsi ini. Semua staff
Pegadaian Pondok Labu dan Pegadaian Syariah Cinere yang dengan ramah
menyambut kedatangan penulis yang sedikit mengganggu. Serta semua
nasabah Logam Mulia yang dengan rela meluangkan waktunya untuk
mengisi angket.
6. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, yang telah banyak memberikan
vii
7. Kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda H. Muhammad Nasuha dan
Ibunda Mulyanti, yang telah berkorban bercucuran keringat dalam rangka
memberikan dukungan moril maupun materil, serta senantiasa dengan
sepenuh hati mendoakan dalam dzikir dan tahajjudnya. Semoga penulis dapat
membuat kalian bangga dan bahagia. Karena tiada gunanya kebahagiaan
seorang anak tanpa ridho kedua orang tuanya.
8. Kepada kakak Muhammad Bikry dan adik-adik tercinta : Basmah, Nisrina
Maulidah, dan Ahmad Ghaitsa yang selalu mendoakan dan mendukung
penulis.
9. Terima kasih kepada Ummi Husna, Ameh Latifah, Muhammad Hengky,
Umar, dan Kak Ahmed yang senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi
meskipun kita terpisah jarak yang teramat jauh. Semoga Allah selalu
merahmati kalian.
10.Kepada Guru-guruku tercinta : KH. Muhammad Faishol Lc, MA , Ustadz
Abdul Basith, Ustadz Ismail, Ustadz Arsyad Widodo, Ustadz Dzahroni,
Ustdazah Dwi Wahyuni, Ustadzah Habibah, dan Ustadzah Saifunnisa, yang
selalu mendoakan dan memberikan nasihat-nasihat yang bermanfaat sehingga
penulis tetap semangat dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
11.Kepada Karina Dwi Lestari, merupakan salah satu sahabat tercinta selalu
membangkitkan semangat ketika penulis mulai patah semangat, Darwati
viii
membuat tertawa dikala hati sedang penat. Chitra Dwiratih Aviza sahabat
tercinta yang selalu memberikan dukungan moril berjuang bersama-sama
menghadapi kesulitan yang ada. Ayu Pripuspita, Novi Hafsika Putri, dan Suci
Riyanis Mayangsari, kalian takkan terlupakan dan tergantikan semoga Allah
memberikan kesuksesan untuk kita semua .
12.Kepada Keluarga Besar PSG, Ila Munawaroh, Nur Alfy Syahr, Siti Aisyah,
Ismail , Andhika, Mutolib, Nurwandaru Ikhsan, Arman, dan lainnya yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Kalian telah membuat warna
terindah dalam kehidupan menimba ilmu di bangku kuliah ini. Semoga
perpisahan bukanlah akhir dari segalanya, akan tetapi merupakan pertemuan
awal kelak kita telah sukses masing-masing. Amin.
13.Kepada Kak Tejo Bramono , yang merupakan sumber inspirasi awal dalam
ix DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
E. Review Studi Terdahulu... 10
F. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II LANDASAN TEORI A. Perbandingan Keunggulan ... 14
B. Preferensi ... 15
1. Pengertian Preferensi ... 15
2. Macam-macam Preferensi ... 16
C. Tingkat Kepuasan ... 19
1. Pengertian Tingkat Kepuasan ... 19
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan ... 19
D. Status Sosial Ekonomi ... 21
1. Pengertian ... 21
x
E. Perilaku Konsumen ... 23
1. Pengertian ... 23
2. Model Perilaku Pembelian Konsumen ... 24
3. Faktor-faktor Perilaku Pembelian ... 24
4. Proses Keputusan Pembelian ... 25
F. Investasi ... 25
1. Pengertian ... 25
2. Jenis-jenis Investasi ... 28
G. Produk Investasi Emas ... 29
1. Logam Mulia ... 29
2. Mekanisme Pembelian Logam Mulia ... 29
3. Perhitungan Pembelian Logam Mulia ... 30
4. Perbedaan KLM dan Mulia ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34
B. Sumber Data Penelitian ... 35
C. Populasi dan Sampel ... 36
D. Teknik Pengambilan Sampel ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 39
F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40
G. Metode Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... 52
B. Hasil Pembahasan ... 59
1. Keputusan Nasabah Pegadaian Pondok Labu ... 59
a. Uji Asumsi Klasik ... 63
b. Analisis Regresi Berganda ... 66
xi
2. Keputusan Nasabah Pegadaian Syariah Cinere ... 71
a. Uji Asumsi Klasik ... 76
b. Analisis Regresi Berganda ... 79
c. Uji Hipotesis ... 81
3. Uji Beda Dua Sampel ... 84
a. Uji Normalitas ... 84
b. Independent Sample Test ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 90
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jangka Waktu dan Margin Mulia ... 31
Tabel 3.1 Sampel Nasabah Logam Mulia Pegadaian ... 37
Tabel 3.2 Item-Total Statistics ... 48
Tabel 3.3 Item-Total Statistics ... 49
Tabel 3.4 Reliability Statistics ... 50
Tabel 3.5 Reliability Statistics ... 51
Tabel 4.1 Model Summary ... 64
Tabel 4.2 Coefficients ... 65
Tabel 4.3 Model Summary ... 66
Tabel 4.4 Coefficients ... 67
Tabel 4.5 Coefficients ... 68
Tabel 4.6 ANOVA ... 70
Tabel 4.7 Model Summary ... 77
Tabel 4.8 Coefficients ... 78
Tabel 4.9 Model Summary ... 79
Tabel 4.10 Coefficients ... 80
Tabel 4.11 Coefficients ... 81
Tabel 4.12 ANOVA ... 83
Tabel 4.13 Group Statistic ... 84
Tabel 4.14 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 85
xiii
DAFTAR GAMBAR
Grafik 1.1 Siklus Harga Emas Per 5 Tahun ... 4
Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ... 52
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ... 52
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 55
Gambar 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 55
Gambar 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 56
Gambar 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 56
Gambar 4.9 Sumber Informasi Hadirnya KLM ... 59
Gambar 4.10 Faktor Utama Menjadi Nasabah Produk KLM ... 59
Gambar 4.11 Normal P-Plot of Regression ... 63
Gambar 4.12 Sumber Informasi Hadirnya KLM ... 72
Gambar 4.13 Faktor Utama Menjadi Nasabah Produk KLM ... 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan
termasuk masalah perekonomian. Islam merumuskan suatu sistem ekonomi
yang berbeda dengan sistem ekonomi konvensional. Hal ini karena sistem
ekonomi Islam memiliki dasar yang bersumber pada alqur’an dan hadits yang
merupakan pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan aktifitasnya
termasuk perekonomian.
Indonesia dengan mayoritas penduduknya yang menganut agama
Islam, salah satu bentuk realisasi dari nilai-nilai ekonomi islam dalam
aktivitas nyata masyarakat adalah adanya lembaga keuangan yang beroperasi
serta berprinsip syariah.
Sistem ekonomi islam mulai disepakati oleh pemerintah ditandai
dengan berdirinya usaha-usaha yang berbasis syariah seperti, bank syariah,
pasar modal syariah, serta aktivitas ekonomi Islam lainnya yang berkembang
pesat akhir-akhir ini. Lahirnya lembaga keuangan syariah diawali dengan
keberadaan Bank Muamalat pada tahun 1992, kemudian diikuti dengan
2
lembaga keuangan syariah, tentu secara tidak langsung mempengaruhi
perkembangan ekonomi islam secara keseluruhan.
Dewasa ini, investasi semakin menjanjikan prospek yang baik, itu
ditunjukkan dengan kinerja investasi saat ini menunjukkan trend positif yang
cukup solid bahkan pada saat perekonomian global mengalami perlambatan,
investasi menjelma menjadi salah satu komponen utama penopang
pertumbuhan ekonomi menggantikan kinerja ekspor yang cenderung
melambat.
Data pertumbuhan ekonomi terbaru keluaran Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat komponen investasi triwulan III 2012 tumbuh 10,02%
dibanding triwulan yang sama tahun 2011.1 Investasi beragam bentuknya, dari
deposito hinggah kapling tanah, investasi dibidang pasar modal serta
investasi emas.
Salah satu investasi yang sedang diminati oleh masyarakat pada saat
ini adalah investasi emas, karena emas yang dahulu kala merupakan sebuah
alat tukar dan satuan ukuran nilai dan bukan merupakan suatu barang
komoditi, sekarang tidak lagi menjadi mata uang tetapi menjadi barang
komoditas yang dapat diperjualbelikan. Karena sudah ribuan tahun dipercaya
memiliki fungsi proteksi nilai kekayaan dan telah teruji sebagai “safe haven”
1
3
ditengah ketidakpastian keadaan ekonomi sekarang ini. Selain itu ada
beberapa karakteristik yang dimiliki emas, diantaranya stability (stabilitas, kemantapan, kestabilan, dan keseimbangan), competitiveness ( daya saing),
flexibility ( sifat melentur), fairness ( kejujuran, keadilan, dan kewajaran), dan
foreign exchange risk (resiko devisa).
Selain karakteristik diatas, emas juga sering disebut sebagai investasi
penangkal inflasi. Karena fakta membuktikan bahwa semakin tinggi laju
inflasi maka semakin tinggi pula harga emas.2 Harga emas dipercaya akan
selalu bisa mengamankan kemampuan daya beli kita, artinya jikalau harga
emas naik, setidaknya sama dengan tingkat inflasi dalam kurun waktu
tertentu.3
2
M uhamm ad Ihsan, Tina Agustini,Rudi Kurniaw an, Kemilau Investasi Emas : M enjaga dan M elejit kan Kesehat an Finansial dengan Emas, ( Jakart a: Science Research Foundat ion, 2006) Cet . Ke 1, H.69
3
4
Kenaikan harga emas dari tahun ke tahun cukup besar, ditunjukkan
pada grafik berikut :
Grafik 1.1
Sumber: www.antam.com
Pada grafik siklus harga emas periode 2002-2012 menunjukkan bahwa
harga emas selalu mengalami kenaikkan. Pada tahun 2002 harga emas berada
pada harga Rp 85.000 per gram kemudian periode dua tahun berikutnya yaitu
2003 dan 2004 emas berada pada harga Rp 100.000 per gram, dan seterusnya
mengalami kenaikkan yang cukup signifikan.
Lembaga keuangan yang sudah terkenal dengan slogannya yaitu “
mengatasi masalah tanpa masalah” adalah perum pegadaian dimana perum
pegadaian merupakan alternatif pendanaan yang sangat efektif karena tidak
memerlukan persyaratan yang rumit yang dapat menyulitkan nasabah dalam
5
dilakukan secara sukarela atas dasar tolong menolong4. Disamping sebagai
penyedia layanan pembiayaan, pegadaian memiliki peran keuangan lainnya,
yakni sebagai penyedia layanan investasi. Adanya produk logam mulia
merupakan bagian dari pendanaannya. Produk investasi logam mulia, bentuk
investasi yang kini banyak diminati.
Perum Pegadaian (pegadaian konvensional) mempunyai salah satu
produk yang sangat inovatif dalam hal investasi yaitu kredit logam mulia.
KLM merupakan produk inovatif yang dikeluarkan oleh perum pegadaian,
yang dapat memudahkan nasabah dalam hal berinvestasi.
Selain produk KLM yang diluncurkan oleh Perum Pegadaian, lembaga
keuangan lainnya seperti pegadaian syariah juga mempunyai produk-produk
yang tidak kalah inovatif dibandingkan induknya sendiri. Produk investasi
emas yang dikeluarkan oleh Perum Pegadaian Syariah adalah MULIA
(Murabahah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi) dimana adalah transaksi
penjualan logam mulia oleh Perum Pegadaian Syariah kepada masyarakat
secara tunai dan agunan dengan jangka waktu yang fleksibel. Produk MULIA
menawarkan logam mulia dengan bobot 5 gram sampai dengan 1kg dengan
kadar emas 99,9%.
4
6
Masing-masing dari lembaga keuangan yang mempunyai fasilitas
penjualan logam mulia. Tentu keduanya memiliki diferensiansi, oleh karena
itu disini penulis akan membahas manakah yang lebih unggul dalam hal
tingkat penjualan logam mulia berdasarkan dari respon nasabah kedua
lembaga keuangan tersebut. Dalam hal ini pegadaian dan pegadaian syariah.
Serta mempertimbangkan faktor variabel-variabel yang terkait, agar dapat
memberi gambaran kepada kedua lembaga keuangan tersebut agar lebih
inovatif lagi dalam mengembangkan fasilitas yang dimiliki agar dapat
memenuhi kebutuhan nasabah.
Dari pemaparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang PERBANDINGAN KEUNGGULAN KEPUTUSAN MEMILIH
NASABAH LOGAM MULIA PADA PERUM PEGADAIAN DAN
PEGADAIAN SYARIAH
B. Identifikasi Masalah
Kepopuleran investasi emas, menarik animo masyarakat untuk
berinvestasi emas/ logam mulia. Masyarakat sudah menyadari bahwa dengan
gejolak inflasi yang tak dapat diprediksi menyebabkan masyarakat berfikir
bahwa dibutuhkannya sebuah perangkat investasi yang bisa menjaga nilai
kekayaan mereka, salah satunya melalui investasi emas. Disamping itu,
7
mengeluarkan produk investasi emas. Dengan maraknya lembaga keuangan
yang melakukan hal tersebut, ini memberi angin segar kepada masyarakat,
bahwasanya semakin mudah untuk berinvestasi emas, karena sarana yang
memadai. Akan tetapi karena banyaknya lembaga keuangan yang
mengeluarkan produk investasi tersebut, membuat masyarakat bingung
manakah yang lebih menguntungkan. Oleh sebab itu, akan dikumpulkan
berbagai masalah yang akan diteliti, dengan keterbatasan kemampuan yang
dimiliki penulis, maka masalah yang dapat diidentifikasikan penulis ialah
sebagai berikut:
1. Adakah diferensiasi produk investasi emas di pegadaian konvensional dan
pegadaian syariah?
2. Bagaimana tingkat perkembangan produk investasi emas tersebut sejak
diluncurkan pertama kali, dan apakah berpengaruh dengan omset yang
didapatkan kedua lembaga tersebut ?
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan diatas dan agar pembahasan ini lebih terarah dan
tidak melebar, penulis hanya membatasinya hanya pada produk investasi
emas, yang mana melihat dari keputusan nasabah memilih dimanakah mereka
akan melakukan transaksi pembelian logam mulia, yang dipengaruhi oleh
8
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Berapa besar tingkat keputusan nasabah terhadap pembelian logam
mulia pada PERUM Pegadaian Konvensional dan Pegadaian Syariah?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam
bertransaksi logam mulia pada Pegadaian Konvensional dan
Pegadaian syariah?
3. Apa persamaan dan perbedaan antara produk KLM (Kredit Logam
Mulia) yang dimiliki perum pegadaian konvensional dan Mulia yang
dimiliki pegadaian syariah? Manakah yang lebih unggul diantara
keduanya!
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian skripsi ini adalah
sebagai berikut :
a. Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang mekanisme produk
investasi emas yang ada pada perum pegadaian baik konvensional
9
b. Untuk mengetahui diferensiasi antara produk KLM yang dimiliki
perum pegadaian dan produk MULIA yang dimiliki pegadaian
syariah.
2. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Bagi penulis mendapat pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas
mengenai produk investasi logam mulia.
b. Bagi akademisi untuk menambah literatur pada produk investasi
logam mulia, yang dewasa ini berkembang pesat di masyarakat dalam
rangka meningkatkan kualitas keuangan dimasa yang akan datang,
c. Bagi lembaga keuangan yang bersangkutan dapat mengetahui apa saja
keunggulan dan kekurangan yang dimiliki dari produk tersebut
sehingga dapat menjadi acuan untuk berinovasi lebih baik lagi dalam
rangka memenuhi kebutuhan nasabahnya.
d. Bagi masyarakat dapat menjadi acuan dalam hal menentukan pilihan
10
E. Review Studi Terdahulu
1. Rofiq (2008) menyatakan bahwa karakteristik keuangan yang diukur
menggunakan current ratio, return on equity, debt to equity ratio dan price earning ratio saham syariah di Indonesia tidak berbeda nyata dengan Malaysia kecuali pada DER dan PER.5
2. Amiruddin (2012) menyatakan bahwa berbeda dalam hal mengaplikan
akad fiqh, jika pada BTN Syariah Produk KPR menggunakan skim
istishna’ sementara di BNI Syariah menggunakan skim murabahah.
Keduanya memiliki perbedaan dengan keunggulan masing-masing baik
dari kemampuan finansial, inovasi produk, teknologi, dan pemasaran.
Hasilnya produk dari BTN Syariah lebih unggul dari sisi kemampuan
finansial dan pemasaran. Sedangkan Bank BNI Syariah unggul dari segi
kemampuan inovasi produk dan penerapan teknologi. 6
5
Abdur Rofiq, “Studi Komparatif Kinerja Saham Syariah di Indonesia dan Malaysia”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Malang, 2008), H.173
6
11
3. Herfika (2013) menyatakan bahwa mekanisme pelaksanaan kredit/
pembiayaan pada produk Kredit Cepat Aman (KCA) di Pegadaian
Konvensional dan Rahn pada Pegadaian Syariah tidak jauh berbeda. Ditinjau dari syarat perbedaan hanya ditunjukkan dari istilah Formulir
Permintaan Kredit (FPK) pada pegadaian konvensional dan Formulir
Pinjaman (FPP) pada Pegadaian Syariah. Ditinjau dari jaminan, perbedaan
terletak pada Pegadaian Konvensional selain emas berupa barang gudang.
Sedangkan jaminan emas pada Pegadaian Syariah dinilai tidak syar’I
karena nilainya tidak tetap dan bisa menimbulkan spekulasi dari
masyarakat. 7
Hal yang membedakan penelitian ini dengan sebelumnya adalah
peneliti akan melakukan penelitian dengan objek Lembaga Keuangan Non
Bank, baik yang mengunakan sistem secara konvensional maupun syariah
dalam hal ini khususnya PERUM Pegadaian Konvensional dan Pegadaian
Syariah. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan Kuantitatif
Deskriptif dengan metode comparative advantage.
7
Cahyusha Desmutya Herfika, “Analisis Komparasi Mekanisme Produk Kredit pada
12 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manakah yang lebih
unggul peminatnya, sehingga dapat menjadi acuan masyarakat lainnya
13
F. Sistematika Penulisan
Agar lebih tersusun dan terarah, penulis menyusun penelitian ini ke
dalam lima bab dengan sub bab masing-masing sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, studi
review terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini membahas mengenai tinjauan teoritis, terkait dengan skripsi ini
BAB III : Metode Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan jenis penelitian, sumber data, dan teknik analisis
data yang digunakan.
BAB IV : Pembahasan dan Hasil Analisa Data
Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil dari analisa yang telah dilakukan
dan akan dipaparkan secara sistematis.
14
BAB II
LANDASAN TEORI A. Teori Perbandingan Keunggulan
Perbandingan keunggulan atau dalam istilah lain comparative advantage merupakan teori keunggulan komparatif yang pertama kali dikemukakan oleh David Ricardo pada awal abad ke 19. 8 Kata kuncinya
adalah “comparative” yang diartikan sebagai relative. Maksudnya adalah
ruang lingkup negara perekonomian suatu negara harus lebih banyak
memproduksi barang-barang yang relative yang lebih efisien untuk
memproduksinya untuk seterusnya produk tersebut diekspor. Sedangkan
barang yang harus diimpor adalah barang yang keuntungannya relatif lebih
kecil.
Pada dasarnya setiap perusahaan bersaing dalam suatu lingkungan
industri, mempunyai keinginan untuk dapat lebih unggul dibandingkan
pesaingnya. Umumnya perusahaan menerapkan strategi bersaing secara
eksplisit melalui kegiatan-kegiatan dari berbagai departemen fungsional
perusahaan.
Dalam ruang lingkup perusahaan, secara sederhana keunggulan
komparatif dapar diartikan sebagai berikut: perusahaan seharusnya berfokus
menghasilkan produk bila diproduksi sendiri relative lebih efisien dan
8
15
memberikan keuntungan kepada perusahaan, sedangkan yang tidak
memberikan keuntungan sebaiknya jangan dilakukan sendiri, misalnya dapat
di subkontrakkan. Hal ini didukung dengan adanya teori keunggulan bersaing
yang dikemukakan oleh Porter yang menjelaskan bahwa keunggulan bersaing
adalah jantung kinerja pemasaran untuk mneghadapi persaingan. Keunggulan
bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai-nilai atau manfaat yang diciptakan
oleh perusahaan.
Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan
bersaing adalah keunikan, jarang dijumpai, tidak mudah ditiru, tidak mudah
diganti, dan harga bersaing.
B. Teori Preferensi
Preferensi adalah hak untuk didahulukan atau diutamakan daripada
yang lain, prioritas, pilihan, kecenderungan, kesukaan. 9 Secara terminolog,
preferensi adalah pilihan-pilihan yang dibuat oleh para konsumen atas
produk-produk yang dikonsumsi. Kekuatan preferensi konsumen akan menentukan
produk-produk apa yang mereka beli dari pendapatan mereka yang terbatas,
dan juga permintaan untuk produk-produk. 10
9
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia , ( Jakart a: PT. Gram edia Pust aka Ut am a, 2008), H.1100
10
16
Preferensi adalah rasa lebih suka pada sesuatu dibandingkan pada
lainnya. Contohnya: sekelompok masyarakat lebih menyukai santap makanan
yang berasa manis, sementara sekelompok masyarakat lainnya menyukai ada
lalapan diantara lauk pauk mereka. Aspek preferensi melahirkan pilihan pada
merchandise (pilihan, mutu, style/ desain, exclusivity, harga, loyalitas pada merek, private, label, dll), format gerai yang diinginkan (lokasi,lingkungan,
metode pembayaran), pelayanan gerai.11
1. Macam-macam preferensi
a. Preferensi individu
Preferensi atas sekumpulan benda atau jasa apa saja yang
berbeda-beda. Walaupun berbeda-beda, dimata para ekonom dasar
keputusan manusia atas pilihan yang berbeda itu adalah sama. Artinya
pada saat seseorang harus membuat keputusan, harus mengacu pada
dirinya sendiri.
b. Preferensi sosial
Kerjasama bersyarat itu patut digolongkan sebagai preferensi
sosial. Terkait bagaimana orang menyusun urutan atau ranking untuk
dirinya sendiri dan untuk orang lain, saat berhadapan dengan urusan
pembagian materi yang berbeda-beda
11
17
Tujuan pemasaran suatu perusahaan adalah memenuhi dan melayani
kebutuhan serta keinginan konsumen, namun untuk mengetahui kebutuhan
dan keinginan konsumen tidaklah mudah. Oleh karenanya, untuk mengetahui
hal tersebut dengan cara memahami keinginan, persepsi, dan preferensi serta
perilaku pelanggan yang menjadi sasaran mereka.
Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat
kegunaan dan nilai alternatif penting bagi setiap atribut yang terdapat pada
suatu produk dan jasa. Atribut yang ditampilkan oleh produk dan jasa dapat
menimbulkan daya tarik konsumen. Karena preferensi seorang konsumen
berhubungan erat dengan penetapan sikap dasar yang menjelaskan pilihan,
menentukan tingkah laku individu dalam hal penetapan pilihan.
Sama halnya dengan preferensi minat juga dikaitkan dalam
pengambilan sebuah keputusan. Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk
mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan di dalam dan tampak luar,
sebagai gerak gerik. Dalam menjalankan fungsinya, minat berhubungan erat
dengan pikiran dan perasaan.12
Minat seseorang biasanya dikaitkan dalam hal mengambil keputusan
untuk menginginkan sesuatu yang dapat membuatnya senang, contoh
membeli sesuatu. Oleh karena itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
minat beli seseorang diantaranya :
12
18
a. Faktor psikis yang merupakan faktor pendorong dari dalam diri
konsumen yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap
b. Selain itu faktor sosial juga merupakan proses dimana perilaku
seseorang dipengaruhi oleh keluarga, status sosial, dan kelompok
acuan.
Perilaku konsumen pasca pembelian sangat penting bagi perusahaan.
Perilaku konsumen dapat mempengaruhi ucapan-ucapan mereka kepada pihak
lain tentang produk perusahaan. Kondisi sangat penting bagi perusahaan,
karena bagaimana cara kita bukan hanya untuk menjual saja tetapi menjaga
konsumen agar tetap percaya kepada perusahaan tersebut, sehingga betah dan
19
C. Teori Tingkat Kepuasan
Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan
dan yang diharapkannya.13 Selain itu kepuasan pelanggan juga dapat
didefinisikan sebagai respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara
tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah
pemakaian.
Meskipun banyak definisi mengenai kepuasan, definisi yang dominan
dan banyak dipakai adalah definisi yang didasarkan pada disconfirmation
paradigm. Dalam paradigm diskonfirmasi, kepuasan pelanggan didefinisikan
sebagai evaluasi purnabeli, dimana persepsi terhadap kinerja jasa yang dipilih
memenuhi harapan pelanggan.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah
persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa dan berfokus pada lima dimensi
saja. Kepuasan pelanggan selain dipengaruhi oleh persepsi jasa juga
13
Philip Kot ler, M anajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan,Implementasi, dan Kont rol, Jilid 2
20
ditentukan oleh kualitas produk, harga, dan faktor-faktor yang bersifat pribadi
serta situasi sesaat.14
Karena kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan
ekspektasi pelanggan, maka sebagai pemasok produk perlu mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat empat faktor yang
mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan, yaitu sebagai berikut15:
a. Apa yang didengar pelanggan dari pelanggan lainnya (word of mounth communication). Dimana hal ini merupakan faktor potensial yang menentukan ekspektasi pelanggan. Sebagai contoh,
seorang pelanggan memiliki perusahaan yang diharapkan dapat
memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi berdasarkan
rekomendasi teman atau tetangganya.
b. Ekspektasi pelanggan sangat bergantung dari karakteristik individu
dalam kebutuhan pribadi (personel needs)
c. Pengalaman masa lalu (past experience) dalam menggunakan pelayanan dapat juga mempengaruhi tingkat ekspektasi pelanggan.
d. Komunikasi dengan pihak eksternal dari pemberi layanan
memainkan peranan kunci dalam membentuk ekspektasi
pelanggan. Berdasarkan eksternal communication, perusahaan
14
21
pemberi layanan dapat memberikan pesan-pesan secara langsung
maupun tidak langsung kepada pelanggannya. Sebagai contoh, dari
pengaruh adanya external communication adalah harga dimana biaya pelayanan sangat berperan penting dalam membentuk
ekspektasi pelanggan.
D. Teoti Status Sosial Ekonomi
Secara etimologis, pengerian status sosial ekonomi terdiri dari kata
status, sosial , dan ekonomi. Status berarti keadaan, kedudukan dalam
hubungan dengan masyarakat disekelilingnya.16 Sosial adalah berkenaan
dengan masyarakat.17 Sedangkan yang dimaksud dengan ekonomi adalah
pemanfaatan uang, tenaga, waktu dan sebagainya yang berharga.
Secara terminologi status sosial terpisah dengan pengertian ekonomi
yaitu, tempat seseorang didalam masyarakat sehubungan dengan orang lain,
dalam arti lingkungan pergaulannya, prestigenya, hak-hak dan
kewajibannya.18
16
Depart em en Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakart a: Balai Pust aka, 1988) H. 858
17
Depart em en Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakart a: Balai Pust aka, 1988) H.855
18
22
Stratifikasi sosial (status sosial) adalah tingkatan kedudukan sosial
dalam masyarakat yang ditentukan oleh perbedaan privilege/property
(Kekayaan), prestige (kehormatan), dan power (kekuasaan). 19
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan status sosial ekonomi ialah suatu keadaan, posisi atau
tingkatan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat yang didasarkan dengan
latar belakang pendidikan, pendapatan dan kekayaan.
1. Aspek-aspek Status Sosial Ekonomi
Dalam menentukan status sosial ekonomi seseorang atau kelompok
dalam kehidupan sehari-hari, dan kehidupan bermasyarakat dipengaruhi oleh
beberapa aspek, yaitu:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri,kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa , dan negara.
2. Pekerjaan
Pekerjaan ialah fungsi atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan menurut
kedudukan seseorang di dalam lingkup pekerjaan atau kejuruan tertentu.
19
23
Pekerjaan seseorang dapat menentukan status sosial ekonomi karena
dalam pekerjaan terdapat kedudukan.
3. Kekayaan
Kekayaan dapat dijadikan suatu kriteria dalam menentukan status sosial
ekonomi seseorang. Kekayaan merupakan dasar paling banyak digunakan
dalam pelapisan sosial masyarakat. 20
E. Teori Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah respon psikologis yang kompleks yang
muncul dalam bentuk perilaku, tindakan yang khas yang secara perseorangan
yang langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan produk
serta menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan
pembelian produk termasuk pembelian ulang. 21
Definisi berbeda dikemukakan oleh Philip Kotler, bahwa perilaku
konsumen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana individu,kelompok, dan
organisasi memilih, membeli , memakai serta memanfaatkan barang, jasa,
gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat
mereka. 22
20
Basrowi, Pengantar Sosiologi, (Jakart a: Ghalia Indonesia,2005) , H.62
21
Hasan Ali, M arket ing, (Jakart a: M edia Presindo,2008) H.58
22
24
Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku konsumen
adalah suatu keinginan dan proses psikologis yang menimbulkan suatu
tindakan yang dilakukan oleh seorang konsumen, baik individu maupun
kelompok dalam hubungan sosial. Dalam rangka memperoleh kepuasan
dengan cara menilai,dan menggunakan barang atau jasa yang ada melalui
proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan adanya proses
pengambilan keputusan.
1. Model Perilaku Pembelian Konsumen
Model perilaku konsumen menurut Kotler, menjelaskan proses
terjadinya pengambilan keputusan oleh pelanggan untuk membeli.
Model perilaku pembelian menjelaskan proses terjadinya pengambilan
keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian. Model ini disebut
dengan Model of Buyer Behavior, diawali dengan rangsangan pemasaran (Marketing Stimuli) yang terdiri dari : produk, harga,saluran pemasaran (tempat) dan promosi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian
Menurut Kotler dan Keller, faktor-faktor utama yang mempengaruhi
perilaku pembelian sebagai berikut23 :
a. Faktor Budaya
b. Faktor Sosial
23
25 c. Faktor Pribadi
d. Faktor Psikologi
3. Proses Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan,
dimana seorang konsumen benar-benar membeli. Dalam setiap peranan
yang dilakukannya, konsumen akan berhadapan dengan pilihan-pilihan.
Apa saja yang harus dibeli, alternatif apa yang harus dicapai, dan dimana
akan melakukan pembelian. Pilihan-pilihan tersebut mengarah pada
keputusan seseorang untuk melakukan pembelian.
F. Teori Investasi
Pada dasarnya investasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk mengembangkan harta. Dan merupakan suatu komitmen atas sejumlah
dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dan bertujuan
untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang.24
Investasi adalah sebuah proses menabung yang berorientasi pada
tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Berinvestasi lebih
banyak memberikan keuntungan dibandingkan menabung, karena dalam
berinvestasi ada unsur perencanaan akan kebutuhan masa deoan, sementara
24
26
dalam menabung tidak jelas. 25 Alasan mengapa seseorang atau perusahaan
melakukan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak
dimasa yang akan datang,ditengah gejolak inflasi yang tak menentu, oleh
karena itu dilakukannya investasi guna menghindari merorostnya nilai
kekayaan yang dimiliki.
Investasi yang islami adalah pengorbanan sumber daya pada masa
sekarang untuk mendapatkan hasil yang pasti, dengan harapan memperoleh
hasil yang lebih besar di masa yang akan datang, baik langsung maupun tidak
langsung, dan berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah secara menyeluruh.
Investasi adalah suatu kegiatan yang rasional. Oleh karena itu, untuk
mewujudkan suatu gagasan investasi, khususnya investasi yang disengaja
(induced Investment), perlu diperhatikan berbagai aspek yang terkait yaitu:
a. Aspek Pengorbanan
merupakan aspek penting dari investasi, artinya seorang investor harus
rela mengorbankan sumberdaya yang dikuasainya untuk melakukan
investasi. Bila aspek ini tidak terpenuhi, maka gagasan investasi hanya
akan menjadi wacana saja.
b. Aspek Harapan
Dalam hal ini seorang investor diharapkan mempunyai harapan yang
rasional terhadap hasil investasi yang akan dilakukan. Bila dikaitkan
25
27
dengan aspek pengorbanan, tentu harapan yang diharapkan dari
investasi harus lebih besar dari pengorbanan yang dilakukan.
c. Aspek Resiko
Dalam melakukan investasi tentu selalu mengharapkan adanya
keuntungan, akan tetapi dalam setiap investasi tentu tidak luput dari
yang namanya resiko bisnis, seperti dikenal high risk high return.
d. Aspek Waktu
Aspek ini merupakan hal yang alamiah yang berjalan bergandengan
dengan investasi, dimana keberadaaan investasi tentu seimbang
dengan keberadaan waktu, dimana investasi merupakan suatu kegiatan
yang bersifat sekarang dan hasil yang diterima, terjadi dimasa yang
akan datang. Artinya dalam melakukan investasi dibutuhkan kesabaran
untuk menunggu hasil yang diharapkan.
e. Aspek jenis
Ada beberapa jenis investasi yang ada, oleh karena itu dalam
menginvestasikan sumber dana kepada jenis investasi yang ada tentu
berbeda dalam hal resiko dan sebagainya. 26
26
28 1. Jenis-jenis Investasi
Investasi yang kenal secara umum, adalah bagaimana menghimpun
sejumlah dana dimasa sekarang untuk mendapatkan keuntungan di masa
yang akan datang. Perlu diketahui bahwa, pada dasarnya investasi dapat
digolongkan berdasarkan hal-hal dibawah ini :
a. Asset yang dimiliki
b. Pengaruh ekonomi
c. Sumber dana yang dimiliki
d. Bentuk dan cara penanamannya
Keempat hal tersebut merupakan inti dari tata cara menginvestasikan
sejumlah dana yang dimiliki seseorang, agar secara tepat dapat memberikan
kontribusi keuntungan yang akan dimilikinya di masa yang akan datang.
Dalam melakukan investasi secara islami , tentu didukung dengan
prinsip-prinsip umum investasi syariah dimana prinsip tersebut merupakan
alat ukur tata cara investasi yang sesuai dengan ketentuan hukum syar’i.
Adapun prinsip-prinsip yang mendukung adanya investasi syariah ialah 27:
a. Prinsip halal dan thayyib
b. Prinsip transparasi , guna menghindari kondisi yang gharar dan berbau
maysir. Sudah jelas dijelaskan dalam hukum islam , bahwasanya akad atau
27
29
transaksi yang dilarang adalah transaksi yang mengandung MAGHRIB
(Maysir, gharar, dan riba).
c. Prinsip keadilan dan persamaan
d. Dari segi penawaran maupun permintaan, investor dan emiten tidak boleh
melakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan yang disengaja, atau
mekanisme pasar.
G. Teori Terkait Produk Investasi emas
1. Logam Mulia
Dalam ilmu kimia, logam mulia adalah logam yang tahan terhadap
korosi maupun oksidasi. Contoh logam mulia adalah emas,perak dan
platina. Umumnya logam-logam mulia memiliki harga yang tinggi, karena
sifatnya yang langka dan tahan korosi. Logam mulia biasa digunakan
sebagai perhiasan dan mata uang (emas dan perak).
Di Indonesia masa kini, dinar dan dirham yang merupakan mata uang
masa lampau yang terbuat dari emas dan perak hanya diproduksi menjadi
logam mulia, oleh PT Aneka Tambang Tbk.
2. Mekanisme Pembelian Logam Mulia
Secara garis besar, mekanisme pembelian logam mulia di pegadaian
konvensional maupun syariah sama saja. Akan tetapi ada beberapa hal
30
Adapun langkah-langkah yang harus dipenuhi dalam transaksi
pembelian logam mulia adalah sebagai berikut:
1. Nasabah menyerahkan fotokopi KTP atau identitas resmi
lainnya
2. Mengisi formulir aplikasi pembelian Logam Mulia
3. Menyerahkan uang muka minimal 25% dari harga logam mulia
4. Menandatangani akad pembelian logam mulia
5. Nasabah mengajukan permohonan ke pegadaian berikut
persyaratan yang telah dilengkapi
6. Bila syarat telah lengkap maka transaksi logam mulia segera
diproses .
3. Perhitungan Pembelian Logam Mulia
Perhitungan pembelian logam mulia pada pegadaian konvensional
maupun syariah sama. Harga emas yang dijual oleh perum pegadaian,
akan mengacu pada harga emas batangan yang dikeluarkan oleh PT.
Antam. Kemudian pegadaian akan menambahkan margin sekitar 3-36%
dari harga yang dikeluarkan PT. Antam. Ditambah dengan biaya
31
Untuk prosentase margin yang dikenakan oleh pegadaian, dapat dilihat
pada table di bawah ini :
Tabel 2.1
Jangka Waktu Margin
Tunai/1 bulan 3%
3 bulan 3.5 %
6 bulan 6%
12 bulan 12%
18 bulan 18%
24 bulan 24%
36 bulan 36%
Untuk pembelian tunai, dikenakan margin sebesar 3% dan emas baru
dapat diterima maksimal 1 bulan dari tanggal beli. Sementara untuk
pembelian angsur/cicil, maka disyaratkan pembayaran DP minimal 25%
dari total harga emas tersebut.
4. Perbedaan antara KLM dan MULIA
KLM dan MULIA merupakan kedua produk pendanaan yang dimiliki
pegadaian. KLM yang dimiliki oleh pegadaian konvensional sementara
MULIA merupakan produk pendanaan yang dimiliki pegadaian syariah,
keduanya menggunakan emas sebagai instrument utamanya.
a. KLM yang dimiliki pegadaian konvensional
1. Menggunakan satu akad yaitu perjanjian kredit
2. Sumber dana pembiayaan bersumber dari bank umum dan
32
3. Menggunakan sistem bunga (memungut biaya dalam bentuk
bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat ganda), jadi jika
bunga sedang naik maka harga emas semakin melambung
tinggi, ini merupakan kesempatan yang baik untuk menjual
emas, karena akan memperoleh keuntungan yang besar.
4. Penggolongan uang pinjaman dikenakan tarif sewa modal
(bunga) yang harus dibayar oleh nasabah bervariasi sesuai
dengan tinggi rendahnya suku bunga yang telah disesuaikan
dengan golongan barang gadai dan besar pinjamannya.
5. Biaya pengiriman Rp60.000 bersifat tidak tetap sesuai wilayah
pengiriman.
b. Mulia yang dimiliki pegadaian syariah
1. Menggunakan dua akad yaitu murabahah dan rahn
2. Pendanaan bersumber dari bank syariah atau lembaga
keuangan syariah
3. Tidak mengenal sistem bunga yang ada biaya penitipan,
pemeliharaan, penjagaan)
4. Metode perhitungan angsuran bersifat flat. Yaitu margin yang
dikenakan bersifat tetap, tidak mengikuti tingkat suku bunga
yang bersifat fluktuatif. Dalam hal ini nasabah akan terhindar
dari keinginan untuk berspekulasi.
33
Masing-masing produk yang dimiliki kedua lembaga tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, oleh karena
itu, dengan adanya perbedaan ini, akan menentukan keputusan seorang
34
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan menggunakan data berupa kuantitatif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada
sekarang berdasarkan data-data, dan juga menyajikan data, menganalisis data,
menginterpretasi.28 Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistimatis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Data kuantitatif adalah
data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.29 Data kualitatif
yang diangkakan adalah berupa kuesioner yang kemudian diangkakan
menggunakan skala.
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa
penelitian deskriptif kuantitatif cocok untuk digunakan dalam penelitian ini,
karena sesuai dengan maksud dari penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran
bagaimana keputusan nasabah dalam hal memilih mengalokasikan dana lebih
28
Cholid Narbuko dan Abu Achm adi, M et odologi Penelitian, (Jakart a, PT Bum i Aksara, 2005), cet -7, h.44
29
35
yang mereka miliki untuk melakukan investasi logam mulia pada perum
pegadaian konvensional atau syariah, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Sumber Data Penelitian
Agar mendapatkan data-data yang lengkap serta akurat, maka diperlukan
sumber data dalam penelitian ini. Sumber data yang diperoleh peneliti, yaitu:
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang
berkepentingan atau yang memakai data tersebut.30 Data yang akan digunakan
dan dianalisis oleh penulis adalah data yang diperoleh melalui pengisian
kuesioner atau angket. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab.31
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu struktur data historis mengenai variabel-variabel
yang telah dikumpulkan atau dihimpun sebelumnya oleh pihak lain.32 Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Library Research, yaitu teknik
30
Boediono dan Wayan Kost er, Teori dan Aplikasi St atist ika dan Probabilit as, (Bandung, PT Rem aja Rosdakarya, 2008), cet -4, h.7
31
Sugiyono, M etode Penelitian Kuant itat if Kualit atif dan R& D, (Bandung, Alfabet a, 2006), h.158
32
36
pengumpulan data yang dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta
menganalisis literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang
berkaitan dengan penelitian ini.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.33 Dalam
penelitian ini, populasi yang digunakan adalah Seluruh Nasabah Pegadaian
Pondok Labu dan Pegadaian Syariah Cinere.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.34 Dengan adanya keterbatasan dana dan waktu, serta
tidak semua informasi bisa didapatkan dalam waktu yang singkat oleh karena
itu, penulis menggunakan two stage cluster sampling, maka jumlah sampel yang diperoleh, yaitu
33
Sugiyono, M etode Penelitian Kuant itat if Kualit atif dan R& D, h.89
34
37
Tabel 3. 1 Sampel Nasabah Logam Mulia Pegadaian
Pegadaian Jumlah Nasabah
Pegadaian Pondok Labu 30 Orang
Pegadaian Syariah Cinere 30 Orang
Jumlah 60 Orang
4. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah two stage cluster sampling. Cluster sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit-unit yang kecil, atau cluster.35 Dalam two stage cluster sampling, ini artinya dalam melakukan sampling dilakukan 2 kali tahap. Tahap pertama adalah memilih psu dari total psu. Psu atau primary sampling unit adalah kelompok yang dibentuk pada tingkat pertama dari populasi.36 Kemudian, sampling tahap kedua yaitu memilih unit elementer dari unti elementer yang ada dalam psu yang terpilih pada sampling tahap pertama. Untuk mengetahui jumlah psu, digunakan rumus sebagai berikut
atau m = f . m
35
M oh. Nazir, M et ode Penelit ian, (Bogor, Ghalia Indonesia, 2011), h.311
36
38 Keterangan:
f = sampel fraction
M = Total psu
m = sampel psu
Dalam penelitian ini, Pegadaian yang tercatat dan telah memiliki
nasabah Logam Mulia sejak tahun 2011 hingga sekarang, kemudian dengan
jarak berdekatan dengan tempat keramaian seperti pasar, mall, terminal yang
ada di Jakarta Selatan, maka penulis memilih 2 Pegadaian baik Konvensional
Maupun Syariah. Dengan kata lain, M= 4. Dalam mencari jumlah psu dalam
sampel pertama, peneliti menggunakan sampel fraction sebesar 50%. Maka hasil yang diperoleh adalah:
m = f . M
= 50% . 4
= 2
Artinya, jumlah Pegadaian yang akan peneliti teliti adalah
masing-masing 1 Pegadaian Konvensional dan 1 Pegadaian Syariah, yang mana
kemudian dilakukan tahap kedua. Sampel fraction yang digunakan dalam tahap kedua adalah 25%, maka diperoleh sampel sebesar:
Pegadaian Pondok Labu : m = f . M
= 25% . 120
39
Berdasarkan perhitungan di atas dari 120 orang nasabah logam mulia
pegadaian pondok labu yang masih aktif melakukan transaksi. Didapatkan 30
orang nasabah yang akan diberikan angket/ kuisioner.
Pegadaian Syariah Cinere : m = f . M
= 25% . 119
= 29,75 (dibulatkan menjadi 30)
Berdasarkan perhitungan di atas dari 119 orang nasabah logam mulia
pegadaian syariah cinere yang masih aktif melakukan transaksi. Didapatkan
29,75 orang nasabah yang akan diberikan angket/ kuisioner. Karena minimal
sampel pada sebuah penelitian bersifat kuantitatif adalah 30, maka jumlah
tersebut dibulatkan menjadi 30 orang nasabah yang akan diberikan angket/
kuisioner.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan
menyebarkan kuesioner atau angket Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai
dengan permintaan pengguna.37 Tujuan dari penyebaran kuesioner ini ialah
mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa
37
40
khawatir apabila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dalam
pengisian daftar pertanyaan.
6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Dalam rangka mengidentifikasikan adanya hubungan antar variabel
dalam sebuah penelitian, tentu ditentukan variabel apa saja yang cukup
representatif untuk dijadikan variabel yang tepat sehingga dapat
mepresentasikan secara jelas dan akurat hubungan antara variabel independen
terhadap variabel dependen.
a. Operasional Variabel Penelitian
1. Preferensi (X1)
Indikator Preferensi merupakan salah satu faktor penting yang
dapat mempengaruhi penentuan dari pengambilan keputusan
seorang konsumen dalam rangka membeli logam mulia pada
perum pegadaian.
2. Kepuasan (Costumer Sactifaction) (X2)
Penulis memilih Costumer Sactifaction sebagai salah satu
indikator dari penentuan berapa besar tingkat kepuasan seorang
nasabah terhadap pelayanan dan fasilitas yang diberikan lembaga
41 3. Sosial Ekonomi (X3)
Sosial Ekonomi dalam Tingkat sosial ekonomi yang dimiliki
oleh seorang nasabah menentukan dalam hal pengalokasian dana
yang akan diinvestasikan.
4. Lingkungan (X4)
Faktor dari lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap minat
yang dimiliki seorang nasabah dalam hal investasi logam mulia
ini.
5. Keputusan Nasabah (Y)
Pilihan nasabah dalam hal memilih manakah lembaga yang
tepat untuk mengelola investasi logam mulia yang telah dipilih
nasabah.
b. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Adapun
hipotesa dalam penelitian ini adalah :
X1= Preferensi
X2= Kepuasan (Costumer Sactifaction) X3= Sosial Ekonomi
X4= Lingkungan
42
Ho = Tidak ada hubungan antara Preferensi, Costumer Sactifaction,
Sosial Ekonomi, Sosial Ekonomi, Lingkungan dengan keputusan nasabah
Ha = Ada hubungan yang signifikan antara Preferensi, Costumer
Sactifaction, Sosial Ekonomi, Sosial Ekonomi, Lingkungan dengan
keputusan nasabah.
7. Metode Analisis Data
Guna mengubah data mentah menjadi data yang dapat terbaca dengan
baik, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengolahan data melalui
statistik sederhana dalam penyajian tabel distribusi dan grafik, dengan
menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0. Uji instrumen yang digunakan adalah
uji validitas dan reliabilitas, uji beda dua sampel menggunakan t-test
independent sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah dengan
analisis regresi.
a. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinieritas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variable bebas (independen).
Ada atau tidaknya multikoleniaritas dalam model persamaan yang
terbentuk dengan diuji menggunakan indicator Condition Index
43 2. Uji Autokorelasi
Bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi dalam model
regresi linier antara variable independen. Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksinya,
dilakukan uji Durbin-Watson (DW test).
3. Uji Normalitas
Dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
variable dependen dan variable independen memiliki distribusi
data normal atau tidak dengan menggunakan Normal P.P Plot.
Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi normal atau
mendekati normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi
normal, sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas38.
b. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel-variabel yang diteliti, baik secara parsial maupun secara
simultan. Variabel mana yang paling kuat pengaruhnya terhadap
variabel dependen, dan variabel mana yang mempunyai pengaruh
sangat signifikan secara parsial.
38
44
Dengan persamaan umum Regresi Linear Berganda sebagai
berikut :
Y= a+bx1+bx2
Keterangan :
X1 = Variabel independen yaitu Preferensi
X2 = Variabel independen yaitu Kepuasan (Costumer Sactifaction)
X3= Variabel independen yaitu Sosial Ekonomi
X4 = Variabel independen yaitu Lingkungan
Y = Variabel dependen yaitu Keputusan Nasabah
a = konstanta yaitu nilai Y bila X= 0
b = Koefisien regresi yaitu perubahan Y jika X berubah satu satuan
c. Uji Hipotesis
1. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh independen secara
simultan terhadap variabel dependen. Hipotesis nol yang hendak
diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan
45
Ho = Tidak terdapat pengaruh antara variabel X1 dan X2
terhadap variabel Y
Ha = Ada pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap
variabel Y.
2. Uji T
Uji t dilakukan untuk mengetahui keberartian dari
masing-masing penduga parameter secara parsial, apakah koefisien yang
diperoleh tersebut mempunyai pengaruh secara parsial atau
tidak39.
a. Bila Ho : bi ≤ 0 = Variable independen secara berpengaruh
tidak nyata terhadap variable dependen.
b. Bila Ho : bi > 0 = Variable independen secara parsial
berpengaruh secara nyata terhadap variable dependen.
Jika t tabel > t hitung maka Ho diterima, berarti variable
independen secara individual tidak berpengaruh signifikansi
terhadap variable dependen.
Jika t tabel < t hitung, maka Ho ditolak, berarti variable
independen secara individual berpengaruh secara signifikan
terhadap variable dependen.
39
46 d. Uji Beda Dua Sampel
Uji-t 2 sampel independen (bebas) adalah metode yang digunakan
untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat
independen, dimana peneliti tidak memiliki informasi mengenai ragam
populasi. Independen maksudnya adalah bahwa populasi yang satu
tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan populasi yang lain.
Barangkali, kondisi dimana peneliti tidak memiliki informasi
mengenai ragam populasi adalah kondisi yang paling sering dijumpai
di kehidupan nyata. Oleh karena itu secara umum, uji-t (baik
1-sampel, 2-1-sampel, independen maupun paired) adalah metode yang
paling sering digunakan. Pada penelitian ini menggunakan metode
independen t-tes, karena merupakan 2 populasi yang berbeda dan tidak
saling berhubungan yaitu keputusan nasabah Pegadaian Pondok Labu
dan Pegadaian Syariah Cinere.
e. Uji Validitas dan Realibilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.40 Oleh karena itu uji
validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam
suatu pertanyaan atau pernyataan. Dengan kata lain, jika sebuah
kuesioner/instrumen penelitian sudah dinyatakan valid berarti
40
47
kuesioner tersebut mampu memperoleh data yang tepar dari variabel
yang hendak diteliti.
Reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner.41 Setiap alat
pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil
pengukuran yang konsisten. Oleh karena itu, kuesioner yang reliabel
adalah kuesioner yang apabila dicoba secara berulang-ulang kepada
kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama.
41
48 1. Uji Validitas
Untuk menguji apakah butir-butir pertanyaan valid, maka
dilakukan uji validitas terhadap 60 kuesioner yang telah diisi oleh
responden. Suatu pertanyaan dapat dikatakan valid apabila nilai
koefisien korelasi positif dan bernilai >0,20.
a. Nasabah Pengadaian Pondok Labu
49
Pada tabel di atas, terlihat bahwa pada semua butir pertanyaan
nilai validitasnya mencapai lebih dari 0,2. Hal itu menandakan bahwa
kesemua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Dan pada pertanyaan
dengan kode E.1 kurang dari 0,2 maka pertanyaan tersebut dinyatakan
tidak valid. Akan tetapi penulis tetap memasukkan pertanyaan tersebut
dalam penelitian ini, karena merupakan salah satu instrumen yang
dibutuhkan dalam mendeskripsikan hasil penelitian.
b. Nasabah Pegadaian Syariah Cinere
50
Pada tabel di atas, terlihat bahwa pada semua butir pertanyaan
nilai validitasnya mencapai lebih dari 0,2. Hal itu menandakan bahwa
kesemua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Dan pada pertanyaan
dengan kode B.a1, B.b1,dan E2 kurang dari 0,2 maka pertanyaan
tersebut dinyatakan tidak valid. Akan tetapi penulis tetap memasukkan
pertanyaan tersebut dalam penelitian ini, karena merupakan salah satu
instrumen yang dibutuhkan dalam mendeskripsikan hasil penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Suatu variabel dapat dikatakan reliabel apabila nilai
Cronbach’s Alpha>0,60. Dan koefisien reliabilitas yang berkisar antara 0,70-0,80 dianggap baik untuk digunakan. Nilai reliabilitas
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
a. Nasabah Pegadaian Pondok Labu
Tabel 3.4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.869 19
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai
Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,869. Hal itu berarti variabel ini dapat dikatakan reliabel karena nilai yang
dihasilkan lebih dari 0,60 dan variabel ini baik digunakan