• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh organisasi siswa intra sekolah (osis) terhadap pembentukan akhlak siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh organisasi siswa intra sekolah (osis) terhadap pembentukan akhlak siswa"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

STUDIKASUSDIMA.MANARATULISLAM

CILANDAK- JAKARTA SELATAN

SKRIP SI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi syarat

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

. ··-

111

..

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH

Disusun Oleh :

ヲGエゥGセゥG@ [MMセLM[LN@

NUR PAULA NISA

., '

NセLLLQ@

io4011000029

''."'

.

ゥゥ」NZZZッセ@

LG」ゥゥェセᄋZZᄋZZZZZ@

"'"·

DL0.

,,.

Q '2.:::-:.

l,G

G..i'

1..hit;iflkri:;;i : ''••H>0><«••••-Hu.,, •• ,, •• , . . . .

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

▸ Baca selengkapnya: cara keluar dari organisasi osis

(2)

. ·

L_ __

セセMM

-·-···-- --

MセMGセセG⦅⦅⦅j@

PENGARUH ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)

TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SISW A

SKRIP SI

Diajukan kepada Fakultas limn Tarbiyah clan Keguruan

untuk memenuhi syarat

Gelar Sarjana Penclidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

NUR PAULA NISA

(104011000029)

Pembimbing

Rusycly Zakaria, .Ed, M.Phill

NIP : 150223032

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Pembentukan Akhlak Siswa Studi Kasus di MA. Manaratul Islam

Cilandak-Jakarta Selatan" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegmuan (FITK)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan

lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 2 Febmari 2009 dihadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sa1jana S 1 (S.Pd.I) dalam

bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 2 Februari 2009

Panitia Ujian Munaqasa

Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI) Dr. H. A. F. Wibisono, M.A. NIP. 150 236 009

Sekretaris (Sekretaris Jurnsan P Al) Ors. Sapiudin Sidiq, M.Ag.

NIP. 150 299 477

Penguji I

Ors. Masan AF. M.Pd. NIP. 150 203 347

Penguji II

Drs. Sapiudin Sidig, M.Ag. NIP. 150 299 477

Mengetahui:

Tanggal Tanda tangan

0 -

.?.. -.:J..cKJq

. ...

セNカ@

-f- ) -

,:wo7

ft-

111."°

ᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋセM

-J -

...

2. .

'2f>67

.

... ..

Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan keguruan,

(4)

Skripsi ini be1judul "Pengaruh Organisasi siswa Intra Sekolah (OSIS) Terhadap Pembentukan Perilaku Akhlak Siswa". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kegitan-kegiatan OSIS menberikan kontribusi bagi pembentukan perilaku akhlak pada siswa, serta untuk mengetahui sejauh mana kegiatan-kegiatan OSIS dapat berkontribusi mencegah penyimpangan akhlak terhadap siswa.

Penelitian ini dilakukan di MA. Manaratul Islam Cilandak-Jakarta Selatan, menggunakan metode kuantitatif, dengan populasi penelitian yaitu 166 siswa dan sampel penelitian sebesar 20% dari populasi yakni 35 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposif sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kelas yang akan dij adikan responden dalam penelitian ini dengan alasan karena yang dibahas dalam penelitian ini tentang OSIS maka yang akan menjadi respondennya adalah siswa-siswi yang menjadi pengurus atau mantan pengurus OSIS di MA. Manaratul Islam.

Dalam penelitian ini OSIS yang dimaksud oleh penulis adalah suatu lembaga kesiswaan di sekolah berikut dengan kegiatan-kegiatam1ya. Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku akhlak di sini adalahsuatu sikap yang bisa dilihat oleh orang lain baik itu terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka dapat dirumuskan bahwa lembaga OSIS ini mempunyai pengaruh yang cukup positif terhadap pembentukan perilaku akhlak pada siswa di MA. Manaratul Islam ini.

(5)

Sembah dan sujud syukur kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai khalifah dimuka bumi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, Yang telah menyampaikan risalahnya dan mengajarkan kepada umat manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada umat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman.

Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya. Skripsi ini denganjudul "PENGARUH ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU AKHLAK SISWA DI MA. MANARATUL ISLAM CILANDAK-JAKARTA SELATAN" dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Usaha penulis dalam rangka penulisan skripsi ini sudah sangat maksimal, namun penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada ;

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan serta memberikan restu kepada penulis guna menyusun skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar saijana. jaja 2. Ketua dan Sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam beserta para staf

jurusan PAI.

(6)

5. Kakak dan Adik-adikku tercinta (Muhammad Bunyanum Marsus, Fitri Nuria,

Ahmad Fuad, dan Si Kecil Mahdi) terimakasih atas motivasi dan juga

pengertiannya selama ini.

6. Kepada sahabat -sahabat terbaikku (Ade, Luthvi, May, Aisah, V3, Ayu, Yus,

Ubay,Yoni,Subhan, Basri, Asrofi, Era, Jami, Arif, Bejo, Hasan, Rizal

khususnya sepupuku Efi 1-Iafidzoh) Serta seluruh kelas A PAI angkatan 2004,

terima kasih atas bantuan kalian selam ini, canda tawa yang selalu menghiasi

hari-hari penulis sehingga rasa lelah dan penal terasa hilang dengan adanya

kehadiran kalian.

7. Kepada keluarga besar MA. Manaratul Islam dan Pompres Miftahul

UlumTerutama K.H.Syafe'i Hamzah L.c yang telah mengizinkan penulis

untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut beserta seluruh jajaran

dewan guru yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun

tidak mengurangi rasa honnatku terhadap beliau semua.

8. Untuk seseorang yang berada jauh disana, "Rachmat Fariz Amrulloh", terima

kasih atas perhatian dan kasih sayang yang tidak henti-hentinya selalu ia

berikan kepada penulis. Dan juga Om Roy, Tante Susan yang sudah baik

sekali dan menyangi penulis sebagaimana anaknya sendiri.

Akhimya skripsi ini dapat terselesaikan, semoga skripsi ini be1manfaat

bagi teman-teman mahasiswa umumnya dan bagi penulis khususnya. Penulis

menyatakan sebagai manusia yang tidak sempuma, maka dengan senang hati

penulis akan menerima kritik dan saran yag bersifat membangun demi

sempumanya skripsi ini.

Alhamdulillahin-abil alamin

Jakarta, 5 Januari 2009

Wur Paufa Wua

(7)

LEMBAR PENGESAHAN ... 11

LEMBAR PERNY ATAAN l(A.RY A SENDIRI ... m ABSTRAKSI ... ... ... ... iv

l(A.TA PENGANTAR ... v

DAFT AR ISI ... v1

DAFT ART ABEL ... ix

DAFT AR LAMPIRAN ... xn BABI PENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah ... . B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II l(A.JIAN TEORI A. Organisasi Siswa Intra Sekolab ... 7

1. Pengertian Organisasi ... 7

2. Fungsi Organisasi ... ... .. .... .. ... ... ... .. . . . ... .... ... . .. .... ... 10

3. Sejarah Terbentuknya OSIS ... 11

4. Tujuan OSIS ... 14

B. Perilaku ... ... 16

1. Pengertian Perilaku ... ... .. . ... .. .... .. .. .... .. ... .. .. ... ... .. .. .. . ... .. . .. .. 15

2. J enis-jenis Perilaku ... ... ... 18

C. Akhlak Siswa ... 19

1. Pengertian Akhlak .. .... .... .. ... .... ... ... . ... . .. .. .. .. . ... .... . .. .. ... .. 19

(8)

D. Kerangka Berpikir ... ... ... .... ... ... 28

E. Hipotesis Penelitian ... .... ... .... ... ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Variabel Penelitian ... 31

C. Pendekatan dan Metode Penelitian . . ... . . .. . . .. . . ... . . .. . . .. . . ... . 31

D. Populasi dan Sampel ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... ... 33

F. Teknik Pengolahan Data ... 35

G. Teknik Analisis Data . . . ... ... .. . . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . .. . . 3 6 BAB 1 V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MA. Manaratul Islam ... 37

I. Sejarah Berdirinya MA. Manaratul Islam ... 37

2. Visi, Misi dan Tujuan MA. Manaratul Islam ... 38

3. ldentitas MA. Manaratul Islam ... 39

4. Keadaan Siswa dan Guru ... 39

5. Sarana dan Prasarana Pembelajaran ... 42

B. Analisis dan Interpretasi Data ... .... ... 43

BABY KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan . ... . . ... . . .. .. . .. .. . . . .. .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . . 62

B. Saran ... 63

DAFT AR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

Tabel 2 Tabel 3 Tabel4

Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel8

Tabel 9

Tabel 10

Tabel 11 Tabel 12

Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2008-2009 ... 39

Jumlah Siswa 6 tahun terakhir ... 40

Data tentang tenaga Guru MA. Manaratul Islam tahun 2008-2009... .. . . .. . . .. . . .. . .. . .. .. . .. . . .. . . . .. . . .. .. . . .. 41

Keadaan Guru dan Karyawan tahun 2008-2009 ... 42

Sarana dan Prasarana Pembelajaran I... 42

Sarana dan Prasarana Pembelajaran II... 43

Jawaban Responden tentang Bijaksana dalam menghadapimasalah .. . .. .. . .. . . .. . . .. . . . .. .. . .. .. .. . .. .. . . . .. .. . . . .. . . .. . . 44

Jawaban Responden tentang Bersikap baik dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain ... . Jawaban Responden tentang Malas belajar karena OSIS banyak menyita waktu dan pikiran ... . Jaw ab an Responden ten tang Hadir dalam rap at OSIS ... . Jawaban Responden tentang Menjadi bagian dalam pelaksanaan 44 45 46 kegiatan-kegiatan OSIS... 46

Tabel 13 Jawaban Responden tentang Jarang mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS... 47

Tabel 14 Jawaban Responden tentang Tersalumya bakat dengan baik dan benar ... 48

Tabel 15 Jawaban Responden tentang Memahami karakteristik orang lain 48 Tabel 16 Jawaban Responden tentang Tidak ada perubahan kepribadian yang baik ... ... ... ... ... 49

Tabel 17 Jawaban Responden tentang Mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS atas kemauan sendiri ... ... . .. . .. ... . .. ... ... ... .. ... .. ... .. .. . . . .. . . . .. .. ... .. . .. ... . . 49

(10)

menjalankan tugas... 51

Tabel 21 Jawaban Responden tentang Bertanggung jawab dalam setiap program yang dilaksanakan . . . .. . .. .. . .. . . .. .. . . .. . . . .. . . . .. . . 51

Tabel 22 Jawaban Responden tentang yang Bertanggung jawab dari kegiatan-kegiatan OSIS adalah ketua OSIS ... 52 Tabel 23 Jawaban Responden tentang Memperhatikan guru menerangkan

pelajaran ... 52 . Tabel 24 Jawaban Responden tentang Mengucap salam bila bertemu

dengan guru ... 53 Tabel 25 Jawaban Responden tentang Mematuhi tata tertib yang diberikan

oleh guru ... 53 Tabel 26 Jawaban Responden tentang Berbicara kasar jika berhadapan

dengan guru ... .. 54 Tabel 27 Jawaban Responden tentang Memperhatikan kerapiha dalam

berpakaian ... .... 54 Tabel 28 Jawaban Responden tentang Bersikap Acuh dengan teman yang

mengalami kesulitan ... 55 Tabel 29 Jawaban Responden tentang Memaafkan teman yang berbuat

kesalahan .. . . . .. . . . .. .. . . .. . .. ... . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . .. ... .. .. . .. . . . .. .. .. . .. .. . .. . .. . . .. 5 5 Tabel 30 Jawaban Responden tentang Berbicara kasar terhadap teman... 56 Tabel 31 Jawaban Responden tentang Membantu teman yang sedang

dalam kesulitan ... 56 Tabel 32 Jawaban Responden tentang Menghadapi pe1iengkaran dengan

teman ... 57 Tabel 33 Jawaban Responden tentang Menyontek ketika ujian ... 57 Tabel 34 Jawaban Responden tentang Bersalah dan menyesali setelah

[image:10.524.24.447.64.558.2]
(11)
[image:11.524.47.436.67.507.2]
(12)

Lampi ran 2 Angket/Kuisioner . . . .. . . .. . . . .. ... . . . .. . . .. . . .. . . 68

Lampiran 3 Pedoman Wawancara ... 73

Lampiran 4 Transkip Basil Wawancara ... 76

Lampiran 5 Surat Pengesahan Proposal Skripsi ... ... 85

Lampiran 6 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi .... ... 86

Lampiran 7 Surat Pem10honan Observasi ... .. . .. . ... .. .. .. .. . .. .. . .. .. .. .. . . .. . .. 87

Lampiran 8 Surat Pennohonan Wawancara ... 88

Lampiran 9 Surat Pennohonan Izin Penelitian ... 89

Lampiran I 0 Surat Keterangan Penelitian . . . .. . . .. . . .. . . . .. . .. . 90

(13)

A. Latar Belakang Masalah

Masalah moral, adalah suatu masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju, maupun dalam masyarakat yang masih terbelakang. Karena kemsakan moral seseorang mengganggu ketentraman yang lain. Jika dalam suatu masyarakat banyak orang yang msak moralnya, maka akan goncanglah keadaan masyarakat itu. Jika kita ambil ajaran-ajaran agama, misalnya agama Islam, maka yang terpenting adalah akhlak (moral), sehingga ajarannya yang terpokok adalah untuk memberikan bimbingan moral dimana nabi Muhammad saw. Bersabda:

Sesungguhnya saya diutus o/eh Tuhan adalah untuk menyempurnakan

akhlak.1

Dan beliau sendiri memberikan contoh dari akhlak yang mulia itu diantara sifat beliau yang terpenting adalah: benar, jujur, adil,dan dipercaya. 2

Dalam konteks Indonesia pada masa kini, dari sudut akhlak mulia kita mengamati fenomena yang memprihatinkan. Dihadapan mata kita terpampang realitas yang sering tidak masuk akal. Akhlak mulia dan budi pekerti luhur baik pada tingkat individual maupun sosial, seolah-olah tenggelam. Kemerosotan

1

Imam Malik bin Anas, Al-Mmvattajuz I, (Libanon-Beirut: Darul Fikr, 1987), h.754.

(14)

akhlak dipertontonlcan oleh banyak kalangan masyarakat akhir-akhir ini. Berbagai gejala kemerosotan itu misalnya; semakin mudahnya masyarakat, terutama generasi muda mengkonsumsi minuman keras, narkoba dan obat terlarang lainnya, banyaknya kasus bentrokan dan tawuran antar siswa baik dilingkungan sekolah maupun di luar, sehingga proses belajar mengajar terganggu.

Kemerosotan moral itu, tidak saja terjadi pada orang yang telah dewasa, akan tetapi telah menjalar sampai kepada tunas-tunas muda yang kita harapkan untuk melanjutkan perjuangan membela nama baik bangsa dan negara kita. Akhir-akhir ini kita banyak mendengar keluhan-keluhan orang tua, ahli pendidik dan orang-orang yang berkecimpung dalam bidang agama dan sosial, anak-anak terutama yang sedang berumur belasan tahun dan mulai remaja, banyak yang sukar dikendalikan, nakal, keras kepala, berbuat keonaran, maksiat dan hal-hal yang mengganggu ketenteraman umum.3

Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat mencari ilmu, tetapi juga menjadi tempat menumbuhkan kepribadian, di mana dalam lingkungan ini terjadi suatu pergaulan antar siswa dengan siswa, siswa dengan g1U"u, siswa dengan pegawai sekolah dan dengan lingkungan sekitar sekolah. Guru sebagai pengajar juga berperan tidak kalah penting dalam pembentukan sikap dan akhlak siswa, karena selain memberikan pengetahuan guru juga merupakan sosok yang setiap gerak geriknya diteladani oleh anak muridnya.4

Pembinaan generasi muda adalah tanggung jawab orang tua, masyarakat, pemerintah dan pemuda itu sendiri. Instansi-instansi pemerintah maupun non pemerintah, baik dipusat maupun di daerah dituntut bertanggung jawab dalam pembinaan generasi muda dalam satu kesatuan gerak yang terkoordinasi dan terintegrasikan. Kita menyadari bahwa siswa yang merupakan bagian dari generasi muda yang akan menjadi pelaku-pelaku pembangunan bangsa dimasa

3 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-Nilai Akhlak!Budi Pekerti dalam Jbadat dan

Tasawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005) Cet. Ke-II. h.1.

(15)

yang akan datang. Kualitas siswa pada masa kini akan memberikan corak perkembangan masa depan bangsa Indonesia. 5

Dengan demikian nampak dengan j elas betapa pentingnya arti pembinaan pemuda melalui organisasi siswa intra sekolah (OSIS) yang merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun di Sekolah Menengah Akhir (SMA).6

Alinia N pembukaan undang-undang dasar (UUD) 1945 berbunyi:

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesej ahteraan um um, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan kete1iiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan .... 7

Pada alinia IV pembukaan ini, terdapat 4 tujuan dalam satu kesatuan integral Indonesia, yang salah satu tujuan nasional tersebut ialah usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sekolah tidak hanya merupakan sebuah bangunan yang berisi berbagai perlengkapan untuk belajar, akan tetapi peranannya jauh lebih luas yaitu sebagai sebuah institusi yang didukung oleh kebudayaan tertentu. Dalam ha! ini sudah barang tentu, kebudayaan di sekolah tersebut merupakan kebudayaan yang memiliki norma-norma yang akan memberikan ciri-ciri khusus dan yang berbeda dari lembaga-lembaga lain. Oleh karena itu, maka dapat dikatakan bahwa fungsi sekolah adalah meneruskan, mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan suatu masyarakat, melalui kegiatan ikut membentuk kepribadian anak-anak agar menjadi manusia dewasa yang mampu berdiri sendiri di alam kebudayaan dan masyarakat sekitamya. 8

Dalam ha! ini, sekolah sebagai lembaga sosial memiliki tugas-tugas sebagai berikut:

5 Endang Sumantri, Suatu Terjemeh dari GL. Freeman dan E.K. Taylor, 1954,Pembinaan Generasi Muda, (Jakarta: CV. Karunika, 1986), h. 32.

6 Endang Sumantri,

Penzbinaan Generasi Muda ... h. 40.

7

_Undang-Undang Dasm· 1945, (Jakarta: Simplex), h. 4.

8

(16)

a. Membantu anak-anak memperoleh pengetahuan keterampilan dan bahkan keahlian yang diperlukan untuk mencari nafkah hidup masing-masing kelak setelah dewasa.

b. Mernbantu anak-anak rnernpelajari cara rnenyelesaikan masalah-masalah kehidupan, baik sebagai masalah individu maupun masalah masyarakat yang dinamis dan sebagai negara suatu bangsa.

c. Membantu anak-anak mengernbangkan sosialitas masing-rnasing agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan bersama dalarn bentuk rnasyarakat yang dinamis dan sebagai negara suatu bangs a. 9

Untuk menggali dan mengembangkan selurnh potensi siswa menuJU kedewasaan, maka ditiap sekolah menengah dibentuklah OSIS sebagai organisasi resmi yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, memiliki azas kekeluargaan dan gotong royong.

OSIS mernpakan cikal bakal dari wadah organisasi s1swa, yang secara · berkelanjutan menuju pada organisasi tingkat perguruan tinggi dan pada akhimya

ke organisasi pemuda juga masyarakat.

Dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan disebutkan:

Bahwa untuk mengembangkan potensi siswa sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu siswa yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menj adi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab, diperlukan pembinaan kesiswaan secara sistematis dan berkelanjutan.10

Dij elaskan dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 3 9 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan di tingkat Sekolah Menengah Akhir (SMA) yaitu:

9

Hadari Nawawi, Organisao·i Sekolah dan ... , h. 34.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Alas, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,.
(17)

a. Bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat dan kreatifitas, menyiapkan siswa menj adi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society). Selanjutnya mengenai ruang lingkup yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler dan dengan materi pembinaan meliputi:

Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Budi peke1ii luhur/ald1lak mulia,

Prestasi akademik, seni atau olahraga sesuai minat dan bakat, Teknologi informasi dan komunikasi,

Demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural,

• Kreatifitas se1ia keterampilan, dan lain sebagainya.

b. Mengenai bentuk organisasi, yaitu organisasi kesiswaan di sekolah berbentuk organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan tidak ada hubungan organisatoris dengan organisasi kesiswaan di sekolah lain. 11

Alas dasar latar belakang di atas maka penulis memilih tema skripsi ini tentang "Pengaruh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di Madrasah Aliyah Manaratul Islam Cilandak-Jakarta Selatan". B. IDENTIFIKASI MASALAH

Ada beberapa masalah yang dapat timbul berkenaan dengan masalah kesiswaan di sekolah, masalah tersebut diantaranya ialah:

I. Banyaknya penyimpangan-penyimpangan moral yang te1jadi dikalangan siswa.

2. Kurangnya pembinaan akhlak yang seharusnya diberikan kepada s1swa untuk menaggulangi masalah-masalah almlak.

(18)

A. Organisasi Siswa Intra Sekolah

1. Pengertian Organisasi

Banyak pengertian yang dikemukakan para ahli tentang organisasi, diantaranya: Stephen P. Robbins mendefinisikan "organisasi sebagai suatu kesatuan (unity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat didefinisikan, yang bekerja keras atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan". 1

Ernest Dale mendefinisikan "organisasi sebagai suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola-pola hubungan kerja dari orang dalam suatu kelompok kerja".2

Organisasi merupakan kumpulan dari peranan, hubungan dan tanggung jawab yang jelas dan tetap, paling tidak dalam jangka waktu pendek. Organisasi disusun tidak hanya mengatur orang-orangnya, tetapi juga membentuk dan memodifikasi struktur yang di dalamnya tersusun tugas dan pembagian kerja.

Menurut Cyril Soffer,"Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peranan tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja yang mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan di antara

1 Stephen P. Robbins,

Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikatif, (Jakarta: Arcan, 1994), Cet. Ke-I, Edisi 3, h. 4.

2

(19)

pemegang peranan dan kemudian digabung ke dalam beberapa bentuk hasil, dengan kata lain organisasi sebagai sesuatu sistem peranan. 3

The Liang Gie berpendapat bahwa pandangan para penyusun definisi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu;

a. Sebagian penyusun berpandangan bahwa organisasi adalah kumpulan orang.

b. Sebagian penyusun bependapat bahwa organisasi adalah suatu proses pembagian kerja.

c. Sebagian penyusun berpandangan bahwa organisasi adalah sisitem kerja sama, sis tern hubungan, atau sis tern sosial. 4:

Dari hasil penge1tian-penge1tian di atas tentang pengertian organisasi, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah kumpulan orang-orang yang bersepakat untuk berkumpul dalam satu wadah untuk melakukan proses mengkoordinasikan aktivitas organisasional untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan oleh organisasi itu sendiri.

Di dalam Islam terdapat dalil yang menerangkan tentang organisasi yaitu Q.S Ali-Imran ayat I 03 Allah berfinnan:

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nilanat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Te/ah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dart padanya.

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu

mendapat petunjuk. 5

3

Sokanto R, T. Hani Handoko, Organisasi Perusahaan ... , h. 7.

4

(20)

Dalam upaya mengenal, dan memahami organisasi siswa intra sekolah (OSIS) perlu kejelasan mengenai pengertian dan fungsi organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Dengan mengetahui pengertian, fungsi dan tujuan se1ia strnktur OSIS yang jelas, maka akan membantu para pembina, pengurus, dan perwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS ini sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

Di dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS. OSIS adalah organisasi siswa intra sekolah. Masing-masing kata mempunyai pengertian:

I) Secara semantis

a. Organisasi, secara umum adalah kelompok ke1jasama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerja sama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.

b. Siswa, adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah. c. Intra, berarti terletak di dalam dan di antara. Sehingga suatu organisasi

siswa yang ada di dalam dan dilingkungan sekolah yang bersangkutan. d. Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan

belajar mengajar, yang dalam ha! ini sekolah dasar dan sekolah menengah atau sekolah/madrasah yang sederajat.

2) Secara organis

OSIS adalah satu-satunya wadah yang sah disekolah. Oieh karena itu setiap sekolah wajib membentuk organisasi siswa intra sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS disekolah lain dan tidak menjadi bagian/alat dari organisasi lain yang ada diluar sekolah.

3) Secara fungsional

(21)

ketiga jalur yang lain yaitu: latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan wawasan wiyatamandala.

4) Secara sistematis

OSIS dipandang sebagai suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan.

Oleh karena OSIS sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok yaitu: a. Berorientasi pada tujuan,

b. Memiliki susunan kehidupan kelompok, c. Memiliki sejumlah peranan,

d. Terkoordinasi,

e. Berkelanjutan dalam waktu tertentu.6

2. Fungsi OSIS

Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi. Demikian pula OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pula beberapa fungsi dalam mencapai tujuan.

Sebagai salal1 satu jalur dari pembinaan kesiswaan, fuugsi OSIS adalah: a. Sebagai Wadal1

Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan.

b. Sebagai Motivator

Motivator adalal1 perangsang yang menyebabkan lahimya keinginan dan semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS sebagai motivator berperan untuk menggali minat dan balcat siswa serta mengembangkannya melalui kegiatan-kegiatan OSIS dan ekstrakurikuler.

c. Sebagai Preventif

6 Muclish Calio,

(22)

Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan secara ekstemal OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS ikut mengamankan sekolah dari segala macam ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar. Fungsi preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan.7

d. Sebagai Pembinaan Akhlak

Karena OSIS merupakan wadah sJSwa dalam mengakomodir segala kegiatan-kegiatan siswa di sekolah, maka tidak jarang bentuk kegiatan OSIS merupakan penyuluhan-penyuluhan keagamaan.Untuk itulah kepala sekolah mempunyai wewenang dan bertanggung jawab penuh untuk turut mendukung proses kegiatan OSIS yang harus berdasarkan Pancasila yang salah satu tujuarmya untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mempertinggi budi pekerti.

3. Sejarah terbentuknya OSIS

Sebelum lahirnya OSIS, di sekolah-sekolah tingkat SL TP dan SL TA terdapat organisasi siswa yang bermacam ragam corak bentuknya. Ada organisasi siswa yang hanya dibentuk oleh organisasi siswa diluar sekolah. Organisasi siswa yang dibentuk dan punya hubungan dengan organisasi siswa dari luar sekolah. Organisasi siswa yang dibentuk dan punya hubungan dengan organisasi siswa dari luar sekolah, sebagian ada yang mengarah kepada hal-hal bersifat politis, sehingga kegiatan organisasi siswa tersebut dikendalikan dari luar sekolah sebagai tempat diselenggarakarmya proses belajar mengajar.

Akibat lanjut dari keadaan yang demikian itu, maka timbullah loyalitas ganda, disatu pihak harus melakukan peraturan yang dibuat kepala sekolah, sedangkan dipihak lain harus tunduk pada organisasi siswa yang dikendalikan dari luar.

(23)

Dalam keadaan yang demikian itu dapatlah dibayangkan, berapa macam banyak ragam organisasi siswa yang tumbuh dan berkembang pada saat itu, dan bukan tidak mungkin organisasi siswa tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan organisasi di luar sekolah.

Itulah sebabnya pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1972, beberapa pimpinan organisasi siswa di Jakarta yang sadar akan rnaksud dan tujuan belajar di sekolah, ingin menghindari bahaya perpecahan di antara para siswa intra sekolah di sekolah masing-masing, setelah mendapat arahan dari pimpinan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pembinaan dan pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan leader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi pekerti luhur.

Oleh karena itu pembangunan wadah pembinaan generasi muda di lingkungan sekolah yang diterapkan melalui organisasi siswa intra sekolah (OSIS) perlu ditata secara terarah dan teratur.

Betapa besaT perhatian dan usaha pemerintah dalam membina kehidupan para siswa, maka ditetapkan "OSIS" sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan secara nasional. Jalur tersebut terkenal dengan nama "Empat Jalur Pembinaan Kesiswaan", yaitu:

1. Organisasi kesiswaan; 2. Latihan kepemimpinan; 3. Kegiatan ekstrakurikuler;

4. Kegiatan wawasan wiyatamandala.8

Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor: 1390/CI.84 tanggal 1 Oktober 1994 perihal wawasan wiyatamandala sebagai sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Kebudayaan, menetapkan wawasan wiyatamandala yang merupakan konsepsi

8

(24)

yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut: Sekolah merupakan wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan di luar bidang pendidikan.

• Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk:

1. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2. Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan,

3. Mempertinggi budi pekerti, 4. Memperkuat kepribadian,

5. Mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

• Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerja sama yang baik untuk mengemban tugas dan pendidikan.

• Para guru, di dalam maupu di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat dipercaya dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya. • Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus

mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertentangan. 9

Upaya untuk mewujudkan wawasan wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan organisasi siswa intra sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap.10

Dengan dilandasi latar belakang sej arah lahirnya OSIS dan berbagai situasi, OSIS dibentuk dengan tujuan pokok:

1. Menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreatifitas, serta minat para siswa kedalam salal1 satu wadah yang bebas dari berbagai pengaruh negatif dari luar sekolah.

9 Muhammad Junaedi

(25)

2. Mendorong sikap, jiwa dan semangat kesatuan dan persatuan di antara para siswa, sehingga timbul suatu kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar.

3. Sebagai tempat dan sarana untuk berkomunikasi, menyampaikan pikiran dan gagasan dalam usaha untuk lebih mematangkan kemampuan berpikir, wawasan, dan pengambilan keputusan.

Dasar hukum terbentuknya organisasi siswa intra sekolah (OSIS) adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang no. 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional. 2. Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005, tentang standar nasional pendidikan. 3. Peraturan Presiden RI No. 7 tahun 2005, tentang rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional.

4. Keputusan Mendikbud No. 0461/U/0/1984, tentang pembinaan kesiswaan. 5. Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 226/C/011992, tentang pedoman Pembinaan

kesiswaan. 11

3. Tujuan Organisasi

Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang tetapi dimaksudkan untuk dicapai diwaktu yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan organisasi. Dua unsur penting tujuan organisasi adalah: Hasil-hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dan Usaha-usaha atau pengarahan kegiatan-kegiatan sekarang yang diarahkan.12

Tujuan yang ingin dicapai oleh OSIS, antara lain:

1. Memahami, menghargai lingkungan hidup dan nilai-nilai dalam mengambil keputusan yang tepat.

2. Membangun landasan kepribadian yang kuat dan menghargai HAM dalam konteks kemajuan budaya bangsa.

3. Membangun, mengembangkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air dalam era globalisasi.

11

Muclish Catio, "Petunjuk Pelaksanaan Organisasi Siswa Intra Seka/ah,, , dari

(26)

4. Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bettanggung jawab, dan kerjasama secara mandiri, berfikir logis dan demokratis.

5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual.

6. Meningkatkan kesehatan rohani memantapkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 13

Kepemimpinan OSIS pada hakikatnya tercermin pada tugas dan fungsi pimpinan OSIS itu sendiri, termasuk kualifikasi yang meliputi aspek-aspek kepribadian, perilaku yang berorientasi kepada kepentingan bawahan dan organisasi, kewibawaan, pemahaman terhadap kebijaksanaan teknis serta dukungan kemampuan teknis, kemampuan kerjasama dan kemampuan konsepsional dimiliki oleh setiap unsur pimpinan OSIS, berarti akan terpenuhinya kepemimpinan OSIS yang profesional.

Secarn umum siswa yang menduduki jabatan sebagai pemimpin siswa harus memenuhi syarat:

a. Kondisi fisik,

b. Nilai-nilai kepribadian,

c. Memiliki berbagai macam kemampuan, d. Berwibawa.

Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa secara khusus pengurus OSIS harus memahami persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu:

a. Berbudi pekerti yang baik, sopan santun terhadap orang tua, guru dan teman-teman siswa.

b. Memiliki bakat sebagai pemimpin, berkemampuan dan pengetahuan yang memadai.

c. Dapat mengatur waktu, serta dicalonkan oleh kelas.

OSIS sebagai wadah dalam usaha melakukan pembinaan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler mempunyai peranan:

13

Muclish Catio, "Petunjuk Pelaksanaan Organisasi Siswa Intra Seka/ah" , dari

(27)

a. Mengembangkan kemampuan berpikir secara rasional, mantap dan konsisten.

b. Mendorong lahirnya keberanian untuk mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain.

c. Menumbuhkan dan membina bakat, serta mengembangkan kepribadian s1swa.

d. Tempat untuk saling mengadakan tukar pengalaman dan pengetahuan. e. Membina dan mengembangkan bakat dan kemampuan manajerial.

f. Wadah dan alat untuk mendukung terwujudnya tujuan pendidikan nasional.14

B. Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Kamus istilah Psikologi tentang perilaku (behavior) mengartikan "setiap tindakan manusia yang dapat dilihat".15 Karena perilaku merupakan basil dari stimulus atau berupa respon yang pada diri manusia respon hanya dapat dikenali dalam bentuk tindakan yang dapat diamati. Kemndian ada teori lain yang mengemukakan tentang perilaku yaitu "suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya". 16 Teori yang didapat dari kamus istilah Psikologi ini pada dasamya lebih merinci proses dan wujud tindakan yang ada.

Nana Syaodih mengatakan bahwahanya sebagian kecil dari perilaku manusia yang nampak/dapat diamati dari luar, sebagian besar merupakan kegiatan yang tidak nampak/bersembunyi. Perilaku/kegiatan individual seringkali dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu kegiatan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kegiatan kognitif berkenaan dengan penggunaan pikiran/rasio di dalam mengenal, memahami dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Kegiatan afektif berkenaan dengan penghayatan perasaan, sikap moral dan nilai-nilai. Sedang kegiatan psikomotorik menyangkut aktivitas-aktivitas yang mendukung gerakan-gerakan motorik.17

14

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Penataran Guru Pembina OSIS, h. 122.

15

Yoga Abdullah Rafy, Kamus Ungkapan Psikologi, (Jakarta: Restu Agung Press, 2004), h. 25.

16

Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2000), h. 29.

17

(28)

Winardi dalam bukunya tentang Manajemen Perilaku Organisasi merumuskan bahwa perilaku juga fungsi dari variabel-variabel psikologikal". Berdasarkan pengertian tersebut, lebih lanjut Winardi merumuskan bahwa:

a. Perilaku adalah sesuatu yang disebabkan karena sesuatu ha!. b. Perilaku ditujukan kearah sasaran tertentu.

c. Perilaku dapat diukur dan diobservasi.

d. Perilaku yang tidak langsung diobservasi (berpikir, melakukan persepsi) yang penting dalam rangka mencapai tujuan-tujuan.

e. Perilaku dapat dimotivasi.

J adi dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah sesuatu yang disebabkan karena sesuatu ha! yang mengarah pada sasaran tertentu sehingga dapat dirangsang dalam rangka mencapai tujuan.

Miftah Thoha dalam bukunya menuliskan bahwa dasar dari perilaku berupa sistem yang dinamis bisa disebut kepribadian, dan kepribadian itu terdiri dari tiga subtansi yaitu:

I. Id yaitu, bersatunya semua kekuatan JIWa yang menyebabkan berfungsinya semua sistem. Id berisikan pengharapan dan keinginan-keinginan yang memerlukan pemuasan, ha! tersebut timbul dari sumber ketidaksadaran manusia sebagai kekuatan yang mendorong daya pikir dan upaya bertindak. Untuk itulah sangat diperlukan peran agama untuk mengendalikannya.

2. Ego, yang merupakan subsistem yang menjadi sumber kesadaran, ia mewakili logika yang berfungsi ganda yakni melayani dan sekaligus mengendalaikan 2 sistem lainnya . (Id dan Superego) dengan cara berinteraksi dengan dunia luar. Ego berusaha menekan, menolak atau menunda dengan mencarikan waktu dan tempat yang lebih sesuai untuk memenuhi Id. Ego pada diri manusia lebih kepada control perilaku dari sisi logika, pertimbangan baik buruknya dilandasi pada kekuatan aka! dan pengolahan informasi yang didapat sebelum mengambil keputusan atas dasar pertimbangan keuntungan secara rasional.

(29)

Superegolah menetapkan sesuatu norma yang memungkinkan ego memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah ia juga bertindak sebagai mediator terhadap hukuman dan penyimpangan-penyimpangan norma. Kekuatan moral/akhlak adalah kekuatan yang paling tinggi, karena tidak setiap penimbangan aka! (ego) itu baik, namun ada masalah-masalah yang apabila dipandang dari superego tidak akan sama hasilnya jika mempertimbangkannya dengan logika komponen manusia antara lain intuisi, nurani, dan emosi dan ha! tersebut hanya dapat diolah oleh superego.18

2. Jenis-jenis Perilaku

Dalam buku organisasi behavior perilaku terbagi menjadi dua yaitu: a. Perilaku Individual

b. Perilaku kelompok

Perilaku manusia mengandung dua dimensi yang disebut faktor individu dan faktor lingkungan, kednanya memiliki karakteristik tersendiri dan sifat-sifat khusus dan bila keduanya berinteraksi, maka akan menimbulkan perilaku induvidu. Disebutkan dalam buku yang sama bahwa prinsip dasar individu yaitu:

a. Bahwa manusia berbeda perilakunya, karena kemampuannya tidak sama satu dengan yang lain. Perbedaan ini ada sejak manusia dilahirkan.

b. Bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda.

c. Bahwa manusia berpikir tentang masa depan dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak.

d. Manusia memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu dari kebutuhannya.

e. Seseorang itu memiliki reaksi-reaksi senang dan tidak senang.

f. Bahwa banyak faktor yang menentukan sikap dan tingkah laku seseorang.

Dalam sebuah kelompok tujuan bersama sebagai landasan bertindak seperti individu yang tergabung di dalam kelompok tersebut. Yang lebih dikedepankan adalah tujuan bersama sebagai identitas kelompok sehingga tiap-tiap anggota dapat mengidentifikasi dirinya sebagai anggota kelompok.

(30)

a. Kelompok primer yaitu kelompok yang disifati adanya keakraban, kerja sama, loyalitas, mempunyai tanggapan yang sama atas nilai-nilai dari para anggotanya dan hubungan tatap muka dalam sebuah kelompok kecil.

b. Kelompok formal dan infom1al. Kelompok fomrnl adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu. Sedangkan kelompok informal adalah suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik dan kebutuhan-kebutuhan seseorang.

c. Kelompok terbuka dan tertutup. Kelompok terbuka merupakan suatu kelompok yang secara terns menerus mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan sedangkan kelompok tertutup adalah sebaliknya.

d. Kelompok referensi yaitu kelompok yang dijadikan sebagai ukuran untuk evaluasi dirinya/sebagai sumber dari nilai dan sikap pribadinya.

Beberapa jenis kelompok di atas adalah yaug lazim terdapat disekitar kita dan latar belakang pembentukannya pun bermacam-macam, namun pada dasamya jenis interaksi sangat menentukan nama/wujud kelompok yang akan terbentuk.19

B. Akhlak Siswa

1. Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata

khuluk. Khuluk di dalam kamus Al-munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah

lalrn, tabiat".20 Sedangkan dalam Da 'iratul Ma 'arif sebagaimana yang dikutip oleh Asmaran dikatakan:

"Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik".21

Ada beberapa pengertian tentang akhlak yang dikemukakan oleh para pakar, diantaran ya:

a. Ibnu Miskawaih mengatakan bahwa akhlak adalah:

"sikap yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (lagi)".22

19 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi ... , h. 76-81.

20 Luis Ma'luf, Kamus Al-Munjid, (Beirut: al-Katulikiyah, t.t.), h. 194.

21 Asmaran As., Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), Cet.

(31)

Dalam konsepnya akhlak adalah suatu sikap mental (halun Jin nafs) yang mendorong untuk berbuat tanpa pikir dan pertimbangan. Keadaan atau sikap jiwa ini terbagi dua : ada yang berasal dari watak (temperamen) dan ada yang berasal dari kebiasaan dan latihan.

b Imam al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai berikut:

"Akhlak adalah suatu sikap (hay'ah) yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi aka! dan syara', maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut akhlak yang buruk''.23

c Menurut Khalil al-Musawi, kata akhlak berasal dari akar kata khaluqa

yang bera1ii "lembut, halus, dan lurus"; dari kata khaluqa berarti "bergaul dengan akhlak yang baik", juga dari kata tatkhallaqa yang berarti "be1watak''. Akhlak ialah "kesatria, kebiasaan, perangai, dan watak''. 24 d Dr. Ahmad Amin dalam bukunya "Al-Akhlak" mengatakan bahwa akhlak

ialah ilmu untuk menetapkan ukuran segala perbuatan manusia, yang baik atau yang buruk, yang benar atau yang salah, yang hale atau yang batil''. 25 Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sud ah menj adi kebiasaan''. 26

2. Sumber Akhlak

Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia atau tercela suatu perbuatan. Dalam tuntunan Islam telah dijelaskan kriteria baik dan buruknya suatu perbuatan adalah al-quran dan Sunnah Rasul. Apa yang baik menurut al-Quran dan sunnah maka baik pula perbuatan tersebut, dan sebaliknya apa yang menurut al-Quran dan Sunah buruk, maka buruk pula perbuatan tersebut dan harus ditinggalkan.

Akhlak yang bersumber dari al-Quran dan sunnah ini memberikan bimbingan kepada manusia dalam hubungannya dengan Tuhan maupun

23

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf' Nilai-Nilai Akhlak .. ., h. 28-29.

24

Khalil al-Musawi, Bagaimana Me11J'adi Orang B!faksana, Terjemah Ahmad Subandi, (Jakarta: Lentera, 1999), Cet. IX, h. 91.

25

Dr. Ahmad Amin, Al-Akhlak, terjemahan Y. Bahtiar Affandy, (Jakarta: Pen. Jembatan,

(32)

hubungannya dengan sesarna rnanusia dan alarn sekitar. Oleh karena itu rnanusia dapat rnenjadikan kedua surnber dasar tersebut sebagai pedornan dalarn berakhlak.

Adapun di antara ayat-ayat al Quran yang mengandung nilai akhlak adalah Q.S. An-Nahl ayat 90, yang berbunyi:

j.-::,,,,,. J -:: _, J J 1:.. .,. "'"" ,, J "'-" Lセ@

---

-<.:u·

TZZLQGQNL⦅\Zゥ[LNセ@ セMキ@

4=:.·

w

セ@ --._:_)J.f I' •

r

セ@

'-?"" -'

セ@

• -'

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran

kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.21

Berdasarkan ayat di atas, dapat dipahami bahwa Allah mernerintahkan kepada rnanusia agar berlaku adil dan berbuat kebaikan kepada sesama manusia, dan Allah melarang rnanusia untuk berbuat kernungkaran serta permusuhan.

Bahkan dalarn al Quran Allah mengatakan bahwa Rasulullah saw adalah sebagai suri tauladan yang baik. Sebagairnana firman-Nya dalam Q.S. Al-Ahzab:2 l, yang berbunyi:

Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat clan clia banyak menyebut Allah.

Akhlak rnenurnt pengertian Islam rnernpakan salah satu basil dari keirnanan dan ibadah, karena irnan dan ibadah manusia tidak sernua kecuali jika dari situ rnuncul akhlak rnulia. Akhlak dalam Islam bersumber pada irnan dan takwa serta rnernpunyai tujuan langsung, yaitu harga diri dan ridha Allah swt.

(33)

dirasakan oleh mannsia dalam kenidupan perseorangan sebagai individu, tetapi juga di dalam hidup berkeluarga dan masyarakat. Akhlak merupakan pembeda yang sangat jelas antara manusia dengan hewan. Tanpa modal akhlak, manusia akan kehilangan derajat kemanusiaan sebagai makhluk yang paling mulia. Tanpa akhlak manusia dalam kehidupan bernJasyarakat tidak akan harmonis. Allah berfirman dalam Q.S. Luqman ayat 18, yang berbunyi:

""

[jセ@

:t

0-0

セi@

0J

G._;

l/'5\fl

J

セ@

-03

l,18!

⦅LNLLセZ[@

LZNLセ@

-03

®u;J

;:

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri. 28

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah melarang manusia untuk bersikap sombong dan angkuh, karena Allah sangat membenci orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Akhlak merupakan nilai pribadi dan harga diri seseorang, maka orang yang tidak berakhlak akan hilang harga dirinya dihadapan Allah dan masyarakat.

3. Macam-macan Akhlak

Akhlakul karimah atau akhlak yang mulia sangat banyak jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dapat dibagi kedalam tiga bagian. Pertama, akhlak mulia kepada Allah, kedua akhlak mulia terhadap diri sendiri, dan ketiga akhlak mulia terhadap sesama manusia.

a. Akhlak terhadap Allah

(34)

indera, hati nurani dan naluri kepada manusia, dan Allah menyediakan berbagai bahan dan sarana kehidupan yang terdapat di bumi.

b Akhlak terhadap diri sendiri

Selaku, makhluk individu, manusia diciptakan oleh Allah swt dengan segala kelengkapan jasmaniah dan rohaninya. Ia diciptakan dengan dilengkapi rohani sepeti aka! pikiran, hati nurani, naluri, perasaan dan kecakapan batiniah atau bakat.

c. Akhlak sesama manusia

Manusia adalah makhluk sosial yang berkelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain. Untuk itu, manusia perlu bekerja sama dan saling to long menolong dengan orang lain. Oleh karena itu, ia perlu menciptakan suasana yang baik, antara yang satu dengan yang lainnya dan berakhlak yang baik. 29

Diantara akhlak yang baik adalah mempunyai rasa malu, tenang, sabar, dermawan, integritas, puas, loyal, disiplin diri, optimis, lemah lembut, berwibawa, wara', berjiwa besar, ulet dalam bekerja, tegar, tabah, menguasai diri, murah hati, mementingkan orang lain, ikhlas, berbakti, bersahabat, bersemangat sosial, bersilaturrohim, bersikap baik dalam ke1j a sama, j eli dalam memutuskan masalah, cinta kasih, rajin beribadah, dan berkatajujur.30

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentnkan Akhlak

Abuddin Nata dalam bukunya"Akhlak Tasawuf' mengatakan bahwa untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang amat populer, yaitu: Nativisme, aliran Empirisme, dan aliran Konvergensi.

a) Aliran Nativisme berpendapat bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawa dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, aka!, dan lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik.

b) Aliran Empirisme berpendapat bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan 29

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai ... , h.49.

30

(35)

Al-pendidikan yang diberikan. Jika Al-pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu. Demikian juga sebaliknya.

c) Aliran Konvergensi berpendapat bahwa pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial.31

Ali ran Konvergensi ini tampak sesuai dengan aj aran Islam. Hal ini dapat dipahami dari ayat di bawah ini, Q.S An- Nahl ayat 78 yang berbunyi:

セt@

セ@

セェ@

Qセ@ セN@

__ --:

^⦅L⦅セQZセ@

セ@ セヲ@

sjセ@

セ@ エBGセ[j@

セtェ@

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Ayat di atas memberi petunjuk bahwa manusia memiliki potensi untuk dididik, yaitu penglihatan, pendengaran dan hati sanubari. Potensi tersebut harus disyukuri dengan cara mengisinya dengan ajaran agama dan pendidikan.

cr-1-11

olJJ)

セウ@

'_,\

セQセZ。Z[@

:/

セQセセ@

セQ[Nセ@

セセlセャQ@

Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: "Tidak seorang anakpun yang baru dilahirkan kecuali telah membawa fltrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah), maim kedua orang tuanyalah yang me1yadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi. " (HR. Muslim). 32

Dengan demikian, jelas bahwa faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak pada anak ada dua, yaitu faktor dari dalam seperti potensi fisik, intelektual, hati (rohani) yang dibawa oleh anak dari semenjak lahir, dan faktor dari luar yang dalam ha! ini adalah kedua orang tua, guru, dan tokoh serta pemimpin dimasyarakat. Melalui kerja sama yang baik antara tiga lembaga pendidikan

31

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. I, h. 165.

(36)

tersebut, maka aspek kognitif (pengetahuan), afektif (penghayatan) dan psikomotorik (pengalaman) ajaran agama yang diajarkan akan terbentuk pada diri anak.

5. Cara-cara Pembinaan Akhlak

Pembinaan akhlak mempakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad saw. Yang utama yaitu untuk menyempumakan akhlak manusia.

Perhatian Islam yang demikian besamya terhadap pembinaan akhlak ini, dapat pula dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang baik akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik, yang pada tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada selumh kehidupan manusia, lahir dan batin. 33

Ajaran Islam tentang keimanan sangat berkaitan erat dengan menge1jakan serangkaian amal shalih dan perbuatan terpuji. Iman yang tidak disertai dengan amal shalih dinilai sebagai iman yang palsu, bahkan dianggap sebagai kemunafikan. Dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 15 Allah berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka ltulah orang-orang yang benar.

Ayat di atas menunjukkan bahwa iman yang dikehendaki Islam bukan iman yang hanya sampai pada ucapan dan keyakinan, tetapi irnan yang disertai dengan perbuatan dan akhlak yang mulia.

Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak ini adalah: a. Pembiasaan

(37)

sebagai salah satu upaya pendidikan yang baik dalam pembentukan akhlak manusia.

Pembiasaan ini hams dilakukan sejak kecil dan langsung secara terns menerus. Apabila seorang anak dibiasakan untuk mengamalkan perbuatan yang baik, diberi pendidikan kearah itu, maka ia akan tumbuh di atas kebaikan.

Berkenaan dengan ha! ini Imam al-Ghazali sebagaiman yang dikutip oleh Abuddin Nata mengatakan bahwa: "kepribadian manusia itu pada dasamya dapat menerima segala usaha pembentukkan melalui pembiasaan. Jika manusia membiasakan berbuatjahat, maka ia akan menjadi orangjahat".34

Menanamkan kebiasaan itu sulit dan terkadang memerlukan waktu yang lama. Oleh sebab itu, dalam menanamkan kebiasaan diperlukan pengawasan. Pengawasan hendaknya dilakukan secara terns menerus, artinya pendidik hendaknya konsekuen, bersikap tegas, dan tetap teguh pada pendirian yang telah diambilnya. Segala aturan, baik perintah atau !arangan hendaknya dijaga agar sela!u dilaksanakan dan tidak dilanggar. 35

Pembiasaan hendaknya disertai dengan usaha membangkitkan kesadaran atau pengertian terns menerus akan maksud tingkah laku yang dibiasakan. Sebab, pembiasaan digunakan bukan untuk memaksa peserta didik agar melakukan sesuatu secara otomatis, melainkan agar ia dapat melaksanakan segala kebaikan dengan mudah tanpa merasa susah atau berat hati. Di samping itu, tingkah laku muslim yang benar adalah yang sejalan dengan kata hatinya.

b. Keteladanan

Secara psikologis, temyata manusia memang memerlukan tokoh teladan dalam hidupnya, ini adalah sifat pembawaan. Sejak fase-fase awal kehidupan manusia banmyak sekali belajar lewat peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang-orang disekitamya, khususnya dari orang tuanya. Kecenderungan manusia untuk belajar lewat peniruan, menyebabkan keteladanan menjadi sangat penting dalam proses belajar mengajar.

34

Abuddi Nata, Akhlak Tasawuf. .. , h. 162.

(38)

Keteladanan dalam pendidikan adalah metode yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk akhlak pada diri anak didik. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan contoh terbaik dalam pandangan anak, yang akan ditiru dalam tindakannya, bahkan akan terpatri dalam jiwa dan perasaannya.

Pendidikan dengan keteladanan berarti pendidikan dengan memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berpikir, dan sebagainya. Pendidik mungkin akan merasa mudah mengkomunikasikan pesannya secara lisan. Namun, anak didik akan merasa kesulitan dalam memahami pesan itu apabila ia melihat pendidiknya tidak memberi contoh tentang pesan yang disampaikan itu.

Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelaj aran, instruksi dan larangan, sebab tabi'at jiwa untuk menerima keutamaan itu tidak cukup hanya dengan perintah atau larangan seorang guru. Pendidikan itu tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan nyata.

c. Memberi Nasehat

Yang dimaksud dengan nasehat ad al ah penj elasan ten tang kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindarkan orang yang dinasehati dari bahaya serta menunjukkam1ya kejalan yang mendatangkan kebahagiaan dan manfaat. Memberi nasehat merupakan metode yang dapat digunakan untuk seorang pendidik dalam menanamkan pengaruh yang baik ke dalam jiwa apabila digunakan dengan cara yang dapat mengetuk relung jiwa melalui pintunya yang tepat. Bahkan, dengan metode ini pendidik mempunyai kesempatan yang luas untuk mengarahkan peserta didik kepada berbagai kebaikan dan kemaslahatan serta kemajuan masyarakat dan umat.

(39)

Menurut hasil penelitia para psikologi bahwa kejiwaan manusia berbeda-beda menurut tingkat usia. Pada usia anak-anak biasanya lebih menyukai kepada hal-hal yang bersifat rekreatif dan pe1mainan. Hal ini pernah dilakukan oleh para ulama dimasa lalu. Mereka menyajikan ajaran akhlak melalui syair yang berisi sifat-sifat Allah dan Rasul, anjuran beribadah dan berakhlak mulia. Syair tersebut dibaca pada saat menjelang dilangsungkannya menjelang pengajian hari besar islam.

Perlu disadari bahwa pendidikan akhlak itu terjadi melalui seg1 pengalaman hidup, baik melalui penglihatan, pendengaran, dan pengalaman atau perlakuan yang diterima atau melalui pendidikan dalam artio luas. Pembentukan akhlak harus dilakukan setahap demi setahap sesuai dengan pe1iumbuhan dan perkembangan, dengan mengikuti proses yang alami. 36

D. Kerangka Berpikir

Masa remaja adalah suatu masa perubahan dari masa .anak-anak menuju kemasa dewasa. Pada masa ini terjadilah berbagai macam perubahan kejiwaan yang mengguncang jiwa mereka. Oleh sebab itu terkadang dimasa ini sering sekali kita melihat perilaku remaja yang suka membantah jika diperintah oleh oarang tua, suka marah-marah terhadap temannya, mulai membangkang jika dinasehati oleh guru/orang tua, dan banyak pula dari mereka yang terjebak dalam penyimpangan moral seperti terlibat dalam tawuran/tindak kekerasan antar siswa, mengkonsumsi obat-obatan terlarang (narkoba), terlibat dalam pergaulan bebas antara laki-laki dengan perempuan dan lain sebagainya. Hal yang telah disebutkan di alas sangatlah memungkinkan terjadi disebabkan karena mereka memiliki ego yang tinggi sehingga apabila orang dewasa melarang tindakannya, mereka tidak suka dan bahkan membangkang.

(40)

cara berpakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh, pergaulan bebas antara laki-lald dan perempuan dan lain sebagainya.

Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut perlu diadakan sebuah strategi penanggulangan khususnya di lingkungan sekolah karena di sekolah mereka lebih banyak bergaul dengan teman-teman seusianya dan juga sekolah sebagai tempat mereka menerima dan mengambil ilmu-ilmu pengetahuan baik ilmu eksak, ilmu sosial, dan ilmu akhlak/ibadah (keagamaan). Di antara strategi-strategi untuk menanggulangi penyimpangan-penyimpangan moral di lingkungan sekolah antara lain:

a. Perlu optimalisasi fungsi lembaga OSIS sebagai lembaga s1swa yang berada di dalam sekolah.

b. Pengembangan kegiatan-kegiatan OSIS yang menarik minat siswa.

c. Mensinergikan kegiatan-kegiatan OSIS di lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.

Dengan dilaksanakannya strategi-strategi sebagaimana yang telah penulis sebutkan di atas semoga dapat memberikan hasil yang baik untuk siswa/siswi tersebut, dan diharapkan pula siswa/siswi dapat memiliki adab yang baik, perilaku sopan dan santun, berakhlak mulia serta rajin dan bertanggungjawab.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka pertanyaan yang akan muncul dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh positif antara organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap pembentukan akhlak siswa.

Dengan demikian, bahwa hipotesis yang akan diajnkan dalam penelitian ini adalah:

Ha: Ada pengaruh positif antara organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap pembentukan akhlak siswa.

(41)

I

INPUT]

Kondisi umum remaJa

i

Jiwa/moral masih lab ii

Suka membantah Suka marah-marah Mulai membangkang Memiliki ego yang tinggi

Terjebak dalam penyimpangan moral

Kurangnya pembinaan

-

keagamaan pada lembaga OSIS

I

PROSES

I

セ@

I

Strategi .

-j

i

• Perlu optimalisasi fungsi lembaga OSIS

• Pengembangan kegiatan-kegiatan OSIS yang menarik

-

minat siswa ,_

• Mensinergikan kegiatan-kegiatan OSIS di lingkungan rum ah tangga, sekolah, dan masyarakat.

j

f・・セ「。」ォ@

I

OUT PUT

I

Remaja yang diidealkan

• Berperilaku santun • Memiliki adab yang baik • Berakhlak mulia

• Rajin dan bertanggung jawab

<..»

(42)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di M.A Manaratul Islam yang beralamat di Jl.Madrasah No.12 Cilandak-Jakarta Selatan. Adapun waktu peiaksanaan penelitian terhitung dari bulan Oktober hingga Desember 2008.

B. Variabel Penelitian

Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dijadikan sebagai acuan dalam pengamatan, guna memperoleh data dan kesimpulan empiris mengenai pengarnh organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap pembentukan perilaku akhlak siswa, yaitu:

1. Variabel bebas (Variabel Jndependen), yaitu variabel yang dapat memberikan pengarnh terhadap variabel lain, yaitu kegiatan-kegiatan OSIS (variabel X).

2. Variabel terikat (Variabel Dependen), yaitu variabel yang dipengarnhi oleh variabel bebas, yaitu pembentukan perilaku akhlak sisiwa (variabel Y).

C. Pendekatan dan Metode Penelitian

(43)

E. Teknik Pengnmpulan Data

Untuk memperoleh data yang obyektifberdasarkan kebenaran yang terjadi dilapangan maka digunakan beberapa teknik pengumpulan data diantaranya:

1. Angket

セ@

セ@

Angket disusun dan disebarkan kepada responden (sampel penelitian) untuk memperoleh infotmasi mengenai pengarnh organisasi siswa intra sekolah (OSIS) terhadap pembentukan perilaku akhlak siswa. Setiap angket terdi1i dari 15 pemyataan untuk variabel X yaitu tentang pengarnh organisasi siswa intra sekolah (OSIS) dan 15 pertanyaan untuk variabel Y yaitu tentang perilaku akhlak siswa. Jadi dalam angket ini terdapat 30 pertanyaan. Setiap variabel mempunyai 10 petianyaan positif dan 5 pemyataan negatif. Bentuk angket yang penulis gunakan adalah model skala Liketi, yaitu bentuk kuisioner yang mengungkapkan sikap dari responden dalam bentukjawaban : sangat setuju (SS), setuju (S),kurang setuju (KS), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). 3 Sebagai acuan berikut ini disampaikan ketentuan penskoran item tersebut:

Skor untuk pernyataan positif: Sangat setuju 5

Setuju 4

Kurang setuju :3

Tidak setuj u : 2

Sangat tidak setuju I

Skor untuk pemyataan negatif: Sangat tidak setuju : 5

Tidak setuju :4 Kurang setuju : 3

Setuju 2

/

(44)

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Tabel 1

Variabel Dimensi Indikator No Soal Jml

+

-I. Variabel (x) Tujuan Pengembangan 1,2 3 3

pengarnh kognisi, afektif dan

.

. .

psikomotorik siswa orgamsas1 s1swa

I intra sekolah

Intensitas Keaktifan 4,5 6 3

berorganisasi

Manfaat Pengembangan diri 7,8 9 3

Motivasi intrinsik Kemauan dan 10, 12 3

dan ekstrinsik komitmen 11

Sikap Kesadaran 13, 15 3

(kepekaan) dan 14

tanggung jaw ab

Jumlah 15

2. Variabel (x) Akhlak terhadap

-

Memperhatikan 16, 19 5

pembentukan guru dengan baik pada 17,

pe1ilaku akhlak saat guru 18,

s1swa menerangkan 20

- Mengucap salam

bila bertemu dengan gum

-

Mematuhi setiap

tata tertib yang diberikan oleh guru

- Berbicara kasar terhadap guru

- Berpakaian sesuai

dengan tata tertib sekolah

Akhlak terhadap - Bersikap acuh 22, 21, 5

teman terhadap teman 24, 23

yang mengalami 25

kesulitan

- Memaafkan teman

yang berbuat kesalahan

- Berbicara kasar dengan teman

[image:44.521.41.467.93.675.2]
(45)

kesulitan

-

Menghindari

pertengkaran

Akhlak terhadap

-

Menyontek pada 27, 26,

diri sendiri saat ujian 28, 29

-

Menyesali setelah 30

melakukan kesalahan

Gambar

Tabel 19 J awaban Responden tentang Menerima tanggung jawab sebagai
Tabel 35 Jawaban Responden tentang Bersyukur dan puas dengan prestasi
Dimensi Tabel 1 Indikator No Soal
KE LAS Tabel 2 LAKI-LAKI PEREMPUAN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi Uraian, contoh, dan latihan yang disajikan dapat membuka wawasan dan pemahaman peserta didik untuk mengenal dan menghargai perbedaan budaya, adat-istiadat, agama, dan

Karena selama ini pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat dirasakan masih jauh dari kata baik dan selain itu juga dapat mengurangi permasalahan dari

Dengan dikembangkannya handout dengan menggunakan teknik KWLH berbasis pendekatan saintifik dapat membantu siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah

manajemen keuangan yang berhubungan dengan pengaruh Rasio Likuiditas, Aktiva Produktif, Rentabilitas dan Solvabilitas terhadap Perubahan Laba dan DPR pada

Hasil penelitian Rifal, dkk (2015) menjelaskan faktor pendidikan sopir, tingkat pengetahuan, masa kerja, perilaku mengemudi menjadi faktor yang berhubungan

Bunlar rastgele sürükleme (wandering dragging), amaçlı sürükleme (guided dragging), kısıtlı sürükleme (bound dragging), gizli geometrik yer sürüklemesi (dummy

CPL yang dibebankan pada mata kuliah adalah beberapa capaian pembelajaran lulusan program studi (CPL-PRODI) yang digunakan untuk pembentukan/pengembangan sebuah mata kuliah yang

Sistem otomasi pendistribusian air secara keseluruhan dapat berkerja sesuai yang diharapkan, dengan proses pengisian air ke tanki maupun ke kedua bak mandi secara otomatis