DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA
MENGGUNAKAN METODE
TIME COST TRADE OFF
(Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jalan Baru Lingkar Sumpiuh– Kabupaten Cilacap)
Disusun oleh :
RESKI OKTANIL MARTIN 20120110276
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA
DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)
DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA
MENGGUNAKAN METODE
TIME COST TRADE OFF
(Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jalan Baru Lingkar Sumpiuh– Kabupaten Cilacap)
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Jenjang Strata-1 (S1), Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
RESKI OKTANIL MARTIN 20120110276
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA
E-DENGAN
PENAMBAI{AN JAM KERJA (LEMBUR)
DIBANDINGKAN
DENGANPENAMBAHAN TENAGA KERJA
MENGGUNAKAN METODE TIME
COST TRADEOFF
(Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jalan Baru Lingkar
Sumpiuh-Kabupaten Cilacap)
Disusun oleh :
RESKI OKTANIL MARTIN 20120110276
Telah disetujui dan disahkan oleh :
Mandiyo Priyo,Ir., M.T., H.
+nd'--Pembimbing I
/.i'
.''.\
,,'.'a'-t
Yoga Aprianto Harxiy".di
Pembimbing
II
t,.';Bagus Soebandono,
s.r.,:na.fubi!))l
PengujiYogyakart4 Agustus2016
Yogyakart4 Agustus 2016
Yogyakart4 20r6
;!q$;;ry
Reski Oktanil Martin , Mandiyo Priyo , Yoga Aprianto Harsoyo
INTISARI
Dalam pelaksannan proyek konstruksi ada tiga faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan dan kegagalan pada suatu proyek yaitu waktu, biaya dan mutu. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.
Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja, serta membandingkan hasil antara biaya denda dengan perubahan biaya sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari kontraktor pelaksana. Analisis data menggunakan program Microsoft Project 2010 dan metode time cost trade off. Hasil dari program Microsoft Project 2010 adalah lintasan kritis dan kenaikan biaya akibat dari penambahan jam kerja (lembur) sedangkan hasil dari metode time cost trade off adalah percepatan durasi dan kenaikan biaya akibat percepatan durasi dalam setiap kegiatan yang dipercepat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 175 hari dengan biaya Rp61.646.879.234 dengan penambahan 1 jam kerja lembur didapaktan durasi crashing 163 hari dan dengan biaya sebesar 61.391.270.702, pada penambahan 2 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 156 hari dan biaya sebesar Rp61.366.232.940 dan pada penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 154 hari dengan biaya Rp61.508.223.950 (2) Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 175 hari dengan biaya Rp.61.646.879.234 , pada penambahan tenaga kerja 1 didapaktan durasi crashing 163 hari dan dengan biaya sebesar Rp61.354.738.430, pada penambahan Tenaga kerja 2 didapatkan durasi crashing 156 hari dan biaya sebesar Rp61.183.006.975 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 154 hari dengan biaya Rp61.134.266.619. (3)Penambahan Lembur 1 jam dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja 1 pada durasi ke 163 hari penambahan Tenaga kerja lebih efektif di bandingkan dengan penambahan Jam lembur Dan pada durasi selanjutnya penambahan Tenaga kerja efektif karena dengan durasi yang sama biaya lebih murah di bandingkan dengan penambahan jam lembur. Pada penambahan jam lembur 2 jam jika di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja 2 yang lebih efektif adalah dengan menambah tenaga kerja karena dari segi durasi dan biaya lebih cepat dan murah. Dan pada penambahan jam lembur 3 jam jika di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja 3 yang lebih efektif juga dengan menambah Tenaga kerja di bandingkan dengan menambah jam lembur jika di lihat dari durasi dan biaya nya. (4)Biaya mempercepat durasi proyek pada penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarakan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan proyek konstruksi saat ini menjadikan suatu proyek semakin kompleks dan rumit, karena dalam proyek yang besar dan kompleks membutuhkan sumber daya yang digunakan untuk penyelesaian dari awal hingga akhir suatu proyek. Pelaksanaan proyek konstruksi merupakan rangkaian dari kegiatan yang saling bergantung antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainya. Semakin besar suatu proyek, menyebabkan semakin banyak juga masalah yang ada dan harus dihadapi. Mulai dari perencanaan kita dihadapkan pada pengaturan sumber daya seperti tenaga kerja, biaya, waktu, peralatan dan lain sebagainya, sampai pada pelaksanaan proyek. Jika hal-hal tersebut tidak ditangani dengan cepat dan benar, berbagai masalah akan muncul seperti keterlambatan penyelesaian proyek, penyimpangan mutu, pembiayaan yang membengkak, pemborosan sumber daya dan lain sebagainya yang sangat merugikan bagi pelaksanaan proyek. Untuk mengatasi masalah ini, harus diperhatikan jadwal waktu yang menunjukkan kapan berlangsungnya setiap kegiatan proyek, sehingga sumber daya dapat disediakan pada waktu yang tepat dan setiap komponen kegiatan dapat dimulai pada waktu
yang tepat juga. Sebaliknya suatu perencanaan yang tidak tepat dan sistematis akan menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaannya.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan dan kegagalan pada suatu proyek yaitu waktu, biaya dan mutu. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.
Penelitian ini membahas mengenai analisa percepatan waktu proyek pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Baru Lingkar Sumpiuh , Kabupaten Cilacap dengan metode penambahan jam kerja (lembur) yang bervariasi dari 1 jam lembur sampai 3 jam lembur dan penambahan tenaga kerja 1 sampai tenaga kerja 3 selanjutnya menentukan perubahan biaya proyek setelah dilakukan lembur, serta membandingkannya antara penambahan tenaga kerja yang selanjutnya dibandingakan kembali dengan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja menggunakan program Microsoft Project 2010.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki suatu kejelasan dalam pengerjaannya, sehingga dibuat rumusan masalah antara lain:
1. Berapa besar perubahan antara waktu dan biaya pelaksanaan proyek sebelum dan sesudah kompresi durasi dengan penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanan proyek dengan variasi penambahan jam kerja dan penambahan tenaga kerja.
2. Membandingkan antara biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) serta penambahan tenaga kerja.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pelaksanaan proyek.
2. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu manajemen operasional dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian yang akan datang.
3. Memperdalam pengetahuan tentang ilmu manajemen, khususnya dalam hal pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off).
E. Batasan Masalah
Penelitian ini dapat lebih mengarah pada latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan maka dibuat batasan-batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain :
1. Pengambilan data berasal dari Proyek Pembangunan Jalan Baru Lingkar Sumpiuh, Kabupaten Cilacap Perhitungan optimasi hanya meninjau pekerjaan Jalan termasuk pekerjaan pemeliharaan Jalan sehingga didapat durasi pekerjaan selama 175 hari.
2. Hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan proyek adalah Senin-Minggu, dengan jam kerja berkisar 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat pada 12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan selama 3 jam dari jam 17.00-20.00.
3. Pengoptimasian waktu dan biaya dengan metode penambahan jam kerja (lembur) menggunakan program Microsoft Project 2010.
4. Perhitungan analisa percepatan waktu proyek pada penelitian ini menggunakan alternatif yaitu variasi penambahan jam kerja (lembur) dan menambah jumlah sumber daya / tenaga kerja (Resources) untuk mengetahui perubahan waktu dan biaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Novitasari (2014), menyebutkan mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Ada kalanya jadwal proyek harus dipercepat dengan berbagai pertimbangan dari pemilik proyek. Proses mempercepat kurun waktu tersebut disebut crash program. Frederika (dikutip oleh Novitasari, 2014) menyatakan durasi percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk melaksanakan percepatan suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, penjadwalan lembur, penggunaan alat berat, dan pengubahan metode konstruksi di lapangan.
Penelitian tentang analisa percepatan pelaksanaan dengan menambah jam kerja optimum pada proyek konstruksi dengan studi kasus proyek pembangunan super villa, sebelumnya telah dilakukan oleh Ariany Frederika (2010). Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Biaya optimum didapat pada penambahan satu jam kerja, dengan pengurangan biaya sebesar Rp784.104,16 dari biaya total normal yang jumlahnya sebesar Rp2.886.283.000,00 menjadi sebesar Rp2.885.498.895,84, dengan pengurangan waktu selama 8 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 276 hari.
2. Waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja, dengan pengurangan waktu selama 14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 270 hari, de- ngan pengurangan biaya sebesar Rp700.377,35 dari biaya normal Rp2.886.283.000,00 yang menjadi sebesar Rp2.885.582.622,65.
Penelitian oleh Emis Vera Iramutyin pada 2010 dengan judul Optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Durasi optimum proyek yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dari durasi normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 19 November 2010 dari rencana awal 14 Desember 2010. 2. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 49
hari dengan biaya total proyek sebesar Rp. 501.269.374,29 (belum termasuk jasa kontraktor 10%). Sedangkan, waktu penyelesaian normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp. 516.188.297,49. Jadi, terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya sebesar Rp. 14.918.923,20.
Novia Tanjung (2013) dalam penelitian optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek Pekerjaan Struktur Hotel Lorin Triple Moderate Solo mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Optimasi dari estimasi durasi proyek struktur yang direncanakan dalam program Microsoft Project yaitu 66 hari kerja (77 hari kalender) dari durasi
normal 84 hari kerja (98 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 17 November 2012 dari rencana awal 09 Desember 2012. 2. Hasil perhitungan sumber daya (Resources) pada penambahan jam kerja
(lembur) dalam program Microsoft Project diperoleh biaya total proyek pekerjaan struktur sebesar Rp. 13.488.216,991, dari biaya normal data proyek sebesar Rp. 12.765.950.430,11. Jadi, dari penambahan jam kerja (lembur) pada proyek terjadi pengurangan durasi proyek selama 21 hari dengan pertambahan biaya sebesar Rp. 722.266.561,-
Selain itu, Vien Novitasari (2014) dalam penelitian penambahan jam kerja pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Belitung dengan Time Cost Trade Off berkesimpulan sebagai berikut :
1. Biaya optimum didapat pada penambahan tiga jam kerja dengan pengurangan biaya sebesar Rp. 10.244.360,00 dari biaya total normal sebesar Rp. 1.178.599.559,00 menjadi sebesar Rp. 1.168.355.199,00 dengan pengurangan waktu selama 29,5 hari dari waktu normal 142 hari menjadi 112,5 hari.
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Proyek
Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Soeharto,1999).
Menurut Soeharto (1999), Adapun tujuan dari proses manajemen proyek adalah sebagai berikut :
a. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek.
b. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di luar dari perencanaan biaya yang telah direncanakan.
c. Kualitas sesuai dengan persyaratan. d. Proses kegiatan sesuai persyaratan.
Menurut Siswanto (dikutip oleh Novitasari, 2014) dalam manajemen proyek penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencana yang lain, yaitu:
a. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain.
b. Proses pengendalian (controling).
B. Network Planning
Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya.
Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya. Dengan adanya network, manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien.
C. Biaya Total Proyek
Secara umum biaya proyek konstruksi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.
1. Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek, yang meliputi :
a. Biaya bahan / material b. Biaya upah kerja c. Biaya alat
2. Biaya tidak langsung adalah segala sesuatu yang tidak merupakan komponen hasil akhir proyek, tetapi dibutuhkan dalam rangka proses pembangunan yang biasanya terjadi diluar proyek dan sering disebut dengan biaya tetap (fix cost). Walaupun sifatnya tetap, tetapi harus dilakukan pengendalian agar tidak melewati anggarannya, yang meliputi:
a. Gaji staf / pegawai tetap tim manajemen b. Biaya konsultan (perencana dan pengawas) c. Fasilitas sementara dilokasi proyek
d. Peralatan konstruksi
e. Pajak, pungutan, asuransi dan perizinan f. Overhead
g. Biaya tak terduga h. Laba.
Jadi biaya total proyek adalah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung. Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi komulatif biaya tidak langsung yang diperlukan. Sedangkan biaya optimal didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkendali.
D. Metode CPM (Critical Path Method)
kemudian disebut juga sebagai diagram lintasan kritis. CPM menggunakan satu angka estimasi durasi kegiatan yang tertentu (deterministic), selain itu didalam CPM mengenal adanya EET (Earliest Event Time) dan LET (Last
Event Time), serta Total Float dan Free Float. EET adalah peristiwa
paling awal atau waktu tercepat dari suatu kegiatan, sedangkan LET adalah peristiwa paling akhir atau waktu paling lambat dari suatu kegiatan. Metode CPM membantu mendapatkan lintasan kritis, yaitulintasan yang menghubungkan kegiatan – kegiatan kritis, atau dengan kata lain lintasan kritis adalah lintasan kegiatan yang tidak boleh terlambat ataupun mengalami penundaan pelaksanaan karena keterlambatan tersebut akan menyebabkan keterlambatan pada waktu total penyelesaian proyek.
E. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)
Di dalam perencanaan suatu proyek disamping variabel waktu dan sumber daya, variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang sangat penting. Biaya (cost) merupakan salah satu aspek penting dalam manjemen, dimana biaya yang timbul harus dikendalikan seminim mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan faktor waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan.
waktu dan biaya. Analisis mengenai pertukaran waktu dan biaya disebut dengan Time Cost Trade Off ( Pertukaran Waktu dan Biaya).
Di dalam analisa time cost trade off ini dengan berubahnya waktu penyelesaian proyek maka berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka biaya langsung proyek akan bertambah dan biaya tidak langsung proyek akan berkurang.
Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan percepatan penyeleseian waktu proyek. Cara-cara tersebut antara lain :
a. Penambahan jumlah jam kerja (kerja lembur).
Kerja lembur (working time) dapat dilakukan dengan menambah jam kerja perhari, tanpa menambah pekerja. Penambahan ini bertujuan untuk memperbesar produksi selama satu hari sehingga penyelesaian suatu aktivitas pekerjaan akan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan di dalam penambahan jam kerja adalah lamanya waktu bekerja seseorang dalam satu hari. Jika seseorang terlalu lama bekerja selama satu hari, maka produktivitas orang tersebut akan menurun karena terlalu lelah.
b. Penambahan tenaga kerja
suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.
c. Pergantian atau penambahan peralatan
Penambahan peralatan dimaksudkan untuk menambah produktivitas. Namun perlu diperhatikan adanya penambahan biaya langsung untuk mobilitas dan demobilitas alat tersebut. Durasi proyek dapat dipercepat dengan pergantian peralatan yang mempunyai produktivitas yang lebih tinggi. Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan tempat bagi peralatan tersebut dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja. d. Pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas
Sumber daya manusia yang berkualitas adalah tenaga kerja yang mempunyai produktivitas yang tinggi dengan hasil yang baik. Dengan mempekerjakan tenaga kerja yang berkualitas, maka aktivitas akan lebih cepat diselesaikan.
e. Penggunaan metode konstruksi yang efektif
Metode konstruksi berkaitan erat dengan sistem kerja dan tingkat penguasaan pelaksana terhadap metode tersebut serta ketersedian sumber daya yang dibutuhkan.
pekerja untuk pagi sampai sore berbeda dengan dengan unit pekerja untuk sore sampai malam.
F. Produktivitas Pekerja
Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau dapat dikatakan sebagai rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Didalam proyek konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses kontruksi; yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan dari suatu proyek konstruksi salah satunya tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya, dan pekerja adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang diberikan sangat tergantung pada kecakapan masing-masing pekerja dikarenakan setiap pekerja memiliki karakter masing-masing yang berbeda-beda satu sama lainnya.
G. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)
Penambahan jam kerja (lembur) bisa dilakukan dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan. Semakin besar penambahan jam lembur dapat menimbulkan penurunan produktivitas, indikasi dari penurunan produktivitas pekerja terhadap penambahan jam kerja (lembur) dapat dilihat pada
Gambar 3.1 dibawah ini.
Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut ini:
1. Produktivitas harian
�
=
� � �
2. Produktivitas tiap jam
� � ℎ� �
=
�� � ℎ�
3. Produktivitas harian sesudah crash
= (Jam kerja perhari × Produktivitas tiap jam) + (a × b × Produktivitas tiap jam)
Dengan:
a = lama penambahan jam kerja (lembur)
b = koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam kerja (lembur)
Nilai koefisien penurunan produktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas Jam
Lembur
Penurunan indeks produktivitas
Prestasi kerja
1 jam 0,1 90
2 jam 0,2 80
3 jam 0,3 70
4. Crash duration
�
=
� � ℎ� � �ℎ � ℎ
H. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja
Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.
Perhitungan untuk penambahan tenaga kerja dirumuskan sebagai berikut ini :
1. Jumlah tenaga kerja normal
=
...
(3.5) 2. Jumlah tenaga kerja dipercepat=
...
(3.6)I. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)
Penambahan waktu kerja akan menambah besar biaya untuk tenaga kerja dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 pasal diperhitungkan bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu normal dan pada penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.
Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
1. Normal ongkos pekerja perhari
= Produktivitas harian × Harga satuan upah pekerja 2. Normal ongkos pekerja perjam
= Produktivitas perjam × Harga satuan upah pekerja 3. Biaya lembur pekerja
= 1,5 × upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) pertama + 2 × n × upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) berikutnya
Dengan:
n = jumlah penambahan jam kerja (lembur)
= (Jam kerja perhari × Normal cost pekerja) + (n × Biaya lembur perjam)
5. Cost slope
= Crash Cost – Normal Cost Durasi Normal – Durasi Crash
J. Hubungan Antara Biaya dan Waktu
Gambar 3.2 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997).
Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber : Soeharto, 1997).
Waktu normal Waktu
dipercepat Biaya waktu
normal Biaya waktu dipercepat
Biaya
Waktu A (Titik normal) B (Titik dipercepat)
Biaya
Kurun Waktu Biaya Langsung Biaya Total Proyek
Biaya Tidak Langsung Biaya
Optimum
K. Biaya Denda
Keterlambatan penyelesaian proyek akan menyebabkan kontaktor terkena sanksi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak. Besarnya biaya denda umumnya dihitung sebagai berikut :
Dengan:
Denda perhari akibat keterlambatan sebesar 1 permil dari nilai kontrak.
L. Program Microsoft Project
Program Microsoft Project adalah sebuah aplikasi program pengolah lembar kerja untuk manajemen suatu proyek, pencarian data, serta pembuatan grafik. Kegiatan manajemen berupa suatu proses kegiatan yang akan mengubah input menjadi output sesuai tujuannya. Input mencakup unsur-unsur manusia, material, mata uang, mesin/alat dan kegiatan-kegiatan. Seterusnya diproses menjadi suatu hasil yang maksimal untuk mendapatkan informasi yang di inginkan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Dalam proses diperlukan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.
Beberapa jenis metode manajemen proyek yang di kenal saat ini, antara lain CPM (Critical Path Method), PERT (Program Evaluation
Review Technique), dan Gantt Chart. Microsoft Project adalah
penggabungan dari ketiganya. Microsoft project juga merupakan sistem perencanaan yang dapat membantu dalam menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan. Microsoft project juga membantu melakukan pencatatan dan pemantauan terhadap pengguna sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun yang berupa peralatan.
Tujuan penjadwalan dalam Microsoft Project adalah : 1. Mengetahui durasi kerja proyek.
2. Membuat durasi optimum.
3. Mengendalikan jadwal yang dibuat.
4. Mengalokasikan sumber daya (Resources) yang digunakan. Komponen yang di butuhkan pada jadwal adalah :
1. Kegiatan (rincian tugas, tugas utama). 2. Durasi kerja untuk tiap kegiatan. 3. Hubungan kerja tiap kegiatan.
4. Resources (tenaga kerja pekerja dan bahan).
Yang dikerjakan oleh Microsoft Project antara lain :
1. Mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor. 2. Mencatat jam kerja para pegawai, jam lembur.
4. Membantu mengontrol pengguna tenaga kerja pada beberapa pekerjaan untuk menghindari overallocation (kelebihan beban pada penggunaan tenaga kerja).
Program Microsoft project memiliki beberapa macam tampilan layar, namun sebagai default setiap kali membuka file baru,yang akan ditampilkan adalah Gantt Chart View. Tampilan Gantt Chart View dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View.
1. Task
Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project
yang berisi rincian pekerjaan sebuah proyek.
2. Duration
Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk
3. Start
Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan sesuai
perencanaan jadwal proyek. 4. Finish
Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama pekerjaan (duration).
5. Predecessor
Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar pekerjaan, yaitu :
a. FS (Finish to Start)
Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai, dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 FS (Finish to Start). b. FF (Finish to Finish)
Gambar 3.6 FF (Finish to Finish). c. SS (Start to Start)
Suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain, dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 SS (Start to Start).
d. SF (Start to Finish)
Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan lain dimulai,
dapat dilihat pada
Gambar 3.8.
6. Resources
Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam Microsoft Project disebut dengan resources.
7. Baseline
Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah disetujui dan ditetapkan.
8. Gantt Chart
Gantt Chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan masing-masing pekerjaan beserta durasinya.
9. Tracking
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Obyek penelitian ini dilakukan pada Proyek Jalan Baru Lingkar Sumpiuh, Kabupaten Cilacap.
B. Pengumpulan Data
Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian waktu dan biaya pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya.
1. Variabel Waktu
Data yang mempengaruhi variabel waktu dapat diperoleh dari kontraktor pelaksana atau dari konsultan pengawas. Data yang dibutuhkan untuk variabel waktu adalah :
a. Data cumulative progress (kurva-S), meliputi : 1) Jenis kegiatan
2) Prosentase kegiatan
3) Durasi kegiatan
b. Rekapitulasi perhitungan biaya proyek. 2. Variabel biaya
Semua data-data yang mempengaruhi variabel biaya diperoleh dari kontraktor pelaksana. Data-data yang diperlukan dalam variabel biaya antara lain :
a. Daftar rencana anggaran biaya (RAB) penawaran, meliputi : 1) Jumlah biaya normal
2) Durasi normal
b. Daftar-daftar harga bahan dan upah. c. Gambar rencana proyek.
Data yang digunakan berupa data sekunder dan data primer berupa hasil analisis dengan Microsoft Project. Data tersebut meliputi:
1. Daftar bahan dan upah tenaga kerja.
2. Rencana anggaran biaya Proyek Jalan Baru Lingkar Sumpiuh - Kabupaten Cilacap.
3. Time Schedule (Kurva-S).
4. Estimasi waktu dalam program Microsoft Project 5. Data biaya normal.
C. Analisis Data
secara otomatis sesuai dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini.
Proses menginputkan data untuk menganalisis percepatan meliputi dua tahap, yaitu dengan menyususn rencana jadwal dan biaya proyek (baseline) dan memasukkan optimasi durasi dengan penambahan jam kerja (lembur).
D. Tahap dan Prosedur Penelitian
Suatu penelitian harus dilaksanakan secara sistematis dengan urutan yang jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :
Tahap 1 : Persiapan
Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan studi literatur untuk memperdalam ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian menentukan rumusan masalah sampai dengan kompilasi data.
Tahap 2 : Pengumpulan Data
Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan laporan,meliputi : 1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
2. Analisa harga satuan bahan proyek
3. Time schedule
Melakukan input data ke program untuk perencanaan dan update perencanaan dengan data pelaksanaan, dengan bantuan program Microsoft Project ini dilakukan pengujian dari semua kegiatan yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah. Kemudian membandingkan hasil analisa percepatan yang berupa perubahan biaya proyek sebelum dan sesudah percepatan dengan biaya denda akibat keterlambatan.
Tahap 4 : Kesimpulan
Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
Gambar 4.1 Bagan alir penelitian Pengumpulan data proyek a. Rencana anggaran biaya (RAB)
b. Daftar harga satuan bahan dan upah tenaga kerja
c. Time Schedule (Kurva S)
d. Biaya tidak langsung
Penentuan obyek penelitian
Menyusun network diagram
a. Menentukan penambahan jam kerja (lembur) b. Menentukan penambahan tenaga kerja
Menghitung jumlah sumber daya (resources)
Menentukan estimasi durasi dalam Microsoft Project Studi literatur
Kesimpulan Hasil :
1. Durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur). 2. Durasi dan biaya akibat penambahan tenaga kerja.
3. Perbandingan durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.
33 1. Data Umum Proyek
Adapun gambaran umum dari Proyek Pembangunan Jalan baru lingkar Sumpiuh Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah ini adalah sebagai berikut :
Pemilik Proyek : A Konsultan Supervisi : PT. B
Kontraktor : PT. C
Anggaran : Rp 61.646.879.234,00 Waktu pelaksanaan : 175 Hari kerja
Tanggal pekerjaan dimulai : 30 Juli 2015 Tanggal pekerjaan selesai : 20 Januari 2016
Untuk rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Kurva - S dapat dilihat pada Lampiran I dan Lampiran IV.
B. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis
Tabel 5.1 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kondisi Normal
Tabel 5.2 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kegiatan yang Memiliki Resource Tenaga Kerja
Tabel 5.2 di atas menjelaskan bahwa beberapa pekerjaan yang akan dipercepat berdasarkan kegiatan - kegiatan kritis adalah kegiatan yang No.
Task Activity Task Name Predecessor
1 PEMBANGUNAN JALAN BARU
LINGKAR SUMPIUH
3 A Mobilisasi dan Demobilisasi Start
4 B Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas A Start to Start
5 C Pengamanan Lingkungan Hidup B Start to
Start
14 J Galian Bisasa C Start to
Start 15 K Galian Struktrur Dengan Kedalaman 2-4 m J
22 Q Lapis Pondasi Agregat Klas A K
23 R Lapis Pondasi Agregat Klas S Q
28 U Lapis Perekat - Aspal Cair R
33 Z Lapis Penetrasi Makadam U,V Finish
to Finish
No.
Task Activity Task Name Predecessor
1 PEMBANGUNAN JEMBATAN
SUNGAI NAIK
14 J Galian Bisasa C Start to
Start 15 K Galian Struktrur Dengan Kedalaman 2-4 m J
22 Q Lapis Pondasi Agregat Klas A K
23 R Lapis Pondasi Agregat Klas S Q
28 U Lapis Perekat - Aspal Cair R
33 Z Lapis Penetrasi Makadam U,V Finish
memiliki unsur tenaga kerja, beberapa kegiatan – kegiatan tersebut dengan kode kegiatan J, K, Q, R, U, Z.
Beberapa alasan pemilihan item kegiatan yang akan dipercepat adalah kegiatan krirtis tersebut adalah :
1. Kegiatan kritis yang terpilih tersebut memilik resource work atau yang memiliki pekerja sehingga bisa dipercepat dengan mengolah resource work.
2. Pada kegiatan kritis terpilih tersebut dapat dilakukan percepatan dengan penambahan jam lembur atau dengan penambahan jumlah tenaga kerja. Jika dilakukan penambahan tenaga kerja pada kegiatan kritis yang lain maka jumlah tenaga kerja tidak akan bertambah karena kegiatan kritis tersebut hanya memiliki indeks tenaga kerja yang kecil.
3. Pada kegiatan kritis terpilih tersebut apabila dipercepat dapat mengurangi biaya tidak langsung pada kegiatan tersebut.
4. Apabila mempercepat kegiatan kritis dapat mempercepat durasi proyek secara keseluruhan.
C. Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Estimasi Biaya Tidak Langsung pada Proyek Konstruksi oleh Soemardi dan Kusumawardani (2010).
Gambar 5.1 Model hubungan biaya tidak langsung pada kontraktor besar.
Berdasarkan grafik diatas pada proyek pembangunan Jalan dengan nilai total
proyek sebesar Rp61.646.879.234,00 didapatkan presentase untuk biaya tidak langsung sebesar 7 % dari nilai total proyek tersebut secara detail hitungan seperti contoh dibawah berikut ini :
Biaya Tidak Langsung = 7 % x Rp61.646.879.234,00 = Rp4.315.281.546,00
Biaya Tidak Langsung / hari =
=
=
Rp24.658.752,00/ hari= Rp 61.646.879.234,00 – Rp 4.315.281.546,00 = Rp 57.331.597.688,00
D. Penerapan Metode Time Cost Trade Off
1. Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur)
Dalam perencanaan penambahan jam kerja lembur memakai 7 jam kerja normal dan 1 jam istirahat (08.00-16.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal (18.00-21.00). Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 standar upah untuk lembur adalah :
1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (jam) dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
2. Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau lebih.
3. Untuk kerja lembur pertama harus dibayar sebesar 1,5 kali upah sejam. 4. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 kali
lipat upah satu jam.
Untuk lebih detail besar upah tenaga kerja pada proyek ini dapat dilihat pada Tabel 5.3 sebagai berikut :
Tabel 5.3 Upah Tenaga Kerja
NO JENIS PEKERJA UPAH KERJA
PERHARI
UPAH KERJA PERJAM
1 Pekerja Rp 56.000,00 Rp 8.000,00
2 Tukang Rp 70.000,00 Rp 10.000,00
Berdasrkan upah harian maka hasil untuk upah lembur tenaga kerja perhari dan upah lembur tenaga kerja 1 - 3 jam tersaji pada Tabel 5.4 dibawah ini :
Tabel 5.4 Upah Lembur Tenaga Kerja Per jam
NO JENIS
PEKERJA Biaya normal
Biaya Lembur
1 jam 2 jam 3 jam
1 Pekerja Rp 8.000,00 12.000,00 14.000,00 14.666,67 2 Tukang Rp 10.000,00 15.000,00 17.500,00 18.333,33 3 Mandor Rp 10.000,00 15.000,00 17.500,00 18.333,33
Contoh perhitungan upah lembur untuk resource name Mandor sebagai berikut : 1. Contoh perhitungan Biaya Lembur:
Untuk Resource Name : Mandor Biaya per hari (Standart Cost) : Rp. 70.000,00 Jam kerja per hari : 7 jam/hari
Biaya per jam =
=10.000,00
Biaya lembur per jam:
Lembur 1 jam = Rp. 10.000,00 × 1,5 = Rp. 15.000,00
Lembur 2 jam = ( Rp. 10.000,00 x 1,5 ) + 2 ( 1 x Rp.10.000,00 ) = Rp. 35.000,00
Biaya lembur per jam:
Lembur 1 jam =
= Rp. 15.000,00
Lembur 2 jam =
= Rp. 17.500,00
Lembur 3 jam =
= Rp. 18.333,33
Produktivitas kerja lembur untuk 1 jam per hari diperhitungkan sebesar 90%, 2 jam per hari diperhitungkan sebesar 80% dan 3 jam per hari diperhitungkan sebesar 70%, dari produktivitas normal. Penurunan produktifitas untuk kerja lembur ini disebabkan oleh kelelahan pekerja, keterbatasan pandangan pada malam hari, serta keadaan cuaca yang dingin. Untuk kegiatan-kegiatan kritis yang akan dipercepat durasi percepatan dihitung berdasarkan penambahan jam lembur dari durasi normal yang ada. Adapun salah satu contoh perhitungannya adalah perhitungan Pekerjaan Galian Biasa (No. Task 14) dibawah ini :
Durasi yang bisa di crash berdasarkan penambahan 1 jam lembur :
∑
Volume = 70951.75 M3
Durasi normal = 84 hari Durasi normal (jam) = 84 × 7
Produktivitas jam normal =
=
120.67 m 3
/jam
Maksimal crashing =
74 hari
Maka maksimal crashing = 84 hari – 74 hari = 10 hari
Durasi yang bisa di crash berdasarkan penambahan 2 jam lembur :
∑
Volume = 70951.75 M3
Durasi normal = 84 hari Durasi normal (jam) = 84 × 7
= 588 jam
Produktivitas jam normal =
=
120.67 m 3
/jam
Maksimal crashing =
= 68 hari
Maka maksimal crashing = 84 hari – 68 hari = 16 hari
Durasi yang bisa dicrash berdasarkan penambahan 3 jam lembur :
∑
Volume = 70951.75 M3
Durasi normal (jam) = 84 × 7 = 588 jam
Produktivitas jam normal =
=
120.67 m 3
/jam
Maksimal crashing =
= 64,88 hari = 65 hari
Maka maksimal crashing = 84 hari – 65 hari = 19 hari
Hasil perhitungan pengontrolan durasi crashing manual diatas sesuai dengan hasil perhitungan pada Microsoft Project, hasil dari pengolahan Microsoft Project dapat dilihat pada Tabel 5.5, 5.6, dan 5.7 untuk penambahan jam lembur yang di lakukan 1 – 3 jam pada tabel berikut :
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 1 jam lembur menggunakan Microsoft Project
No.
Task Jenis Pekerjan
Durasi Biaya
Norm al (hari) Lembur 1 jam (hari)
Normal Lembur 1 jam
1
PEMBANGUNA N JALAN BARU LINGKAR SUMPIUH
175 163.38 Rp61.646.879.234 Rp61.680.826.857
14 Galian Biasa 84 74.49 Rp1.998.278.933 Rp2.025.877.693
15
Galian Struktur Dengan
Kedalaman 2 - 4 m
35 32.89 Rp29.185.368 Rp30.119.013
22
Lapis Pondasi
Agregat Klas A 49 43.38 Rp2.005.696.278 Rp2.007.499.515
23
Lapis Pondasi
Agregat Klas S 28 25.1 Rp943.132.573 Rp945.140.534
28
Lapis
Perekat-Aspal cair 35 31.09 Rp406.842.820 Rp408.275.912
33
Lapis Penetrasi
Tabel 5.6 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 2 jam lembur menggunakan Microsoft Project
Tabel 5.7 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 3 jam lembur menggunakan Microsoft Project
No.
Task Jenis Pekerjan
Durasi Biaya
Norma l (hari)
Lembu r 3 jam
(hari)
Normal Lembur 3 jam
1
PEMBANGUNAN JALAN BARU
LINGKAR SUMPIUH
175 154.55 Rp61.646.879.23
4 Rp61.907.436.914
14 Galian Biasa 84 64.66 Rp1.998.278.933 Rp2.204.867.786
15
Galian Struktur Dengan
Kedalaman 2 - 4 m 35 28.55 Rp29.185.368 Rp32.895.780
22
Lapis Pondasi Agregat
Klas A 49 37.66 Rp2.005.696.278 Rp2.026.225.491
23
Lapis Pondasi Agregat
Klas S 28 21.79 Rp943.132.573 Rp955.446.842
28
Lapis Perekat-Aspal
cair 35 26.99 Rp406.842.820 Rp417.861.276
33
Lapis Penetrasi
Makadam 35 27.07 Rp514.670.251 Rp521.066.727
No.
Task Jenis Pekerjan
Durasi Biaya
Normal (hari)
Lembur 2 jam (hari)
Normal Lembur 2 jam
1
PEMBANGUNAN JALAN BARU
LINGKAR SUMPIUH
175 156.21 Rp61.646.879.234 Rp61.771.485.723
14 Galian Biasa 84 68.42 Rp1.998.278,933 Rp2.097.019.297
15
Galian Struktur
Dengan Kedalaman 2 - 4 m
35 30.21 Rp29.185.368
Rp31.236.707
22
Lapis Pondasi Agregat
Klas A 49 39.85 Rp2.005.696.278 Rp2.015.071.233
23
Lapis Pondasi Agregat
Klas S 28 23.05 Rp943.132.573 Rp949.309.540
28
Lapis Perekat-Aspal
cair 35 28.56 Rp406.842.820 Rp412.434.347
33
Lapis Penetrasi
Selanjutnya dari Tabel diatas dapat menghitung Cost Slope untuk kegiatan-kegiatan kritis yang terjadi setelah penambahan jam lembur, daftar Cost Slope untuk semua kegiatan kritis dapat dilihat pada Tabel 5.8, 5.9, dan 5.10 secara lengkap berikut ini :
Tabel 5.8 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur 1 jam
No. Task
Durasi
Crashing
Biaya
Slope Normal
(hari)
Lembur 1
jam (hari) Normal Lembur 1 jam
J 84 74.49 9.51 Rp1.998.278.933 Rp2.025.877.693 Rp2.902.078
K 35 32.89 2.11 Rp29,185,368 Rp30.119.013 Rp442.486
Q 49 43.38 5.62 Rp2.005.696.278 Rp2.007.499.515 Rp320.861
R 28 25.1 2.9 Rp943.132.573 Rp945.140.534 Rp692.400
U 35 31.09 3.91 Rp406.842.820 Rp408.275.912 Rp366.520
Z 35 31.18 3.82 Rp514.670.251 Rp514.841.180 Rp44.746
Tabel 5.9 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur 2 jam
No. Task
Durasi
Crashing
Biaya
Slope Normal
(hari)
Lembur 2
jam (hari) Normal Lembur 2 jam
J 84 68.42 15.58 Rp1.998.278.933 Rp2,097,019,297 Rp6,337,636
K 35 30.21 4.79 Rp29.185.368 Rp31.236.707 Rp428.254
Q 49 39.85 9.15 Rp2.005.696.278 Rp2.015.071.233 Rp1.024.585 R 28 23.05 4.95 Rp943.132.573 Rp949.309.540 Rp1.247.872
U 35 28.56 6.44 Rp406.842.820 Rp412.434.347 Rp868.250
Tabel 5.10 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur 3 jam
Data diatas merupakan data hasil crashing seluruh kegiatan kritis yang memiliki resource pekerja untuk pelaksanaan durasi total proyek dengan menambahkan 1 jam lembur didapatkan durasi crashing maksimal yang ada yaitu 10 hari, untuk penambahan 2 jam lembur didapatkan durasi crashing maksimal yang ada yaitu 16 hari sedangkan dengan menambahkan 3 jam lembur didapatkan durasi crashing maksimal yang ada yaitu 19 hari disemua pekerjaan kritis tersebut, selanjutnya untuk menguji kemungkinan efisiensi crashing, dengan melakukan crashing ulang dari cost slope terkecil Pada Tabel 5.11, 5.12, dan 5.13 merupakan urutan kegiatan – kegiatan kritis hasil crashing diurutkan dari cost slope terkecil sampai terbesar :
No. Task
Durasi
Crashing
Biaya
Slope Normal
(hari)
Lembur 3 jam (hari)
Normal Lembur 3 jam
Tabel 5.11 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai Cost Slope untuk lembur 1 jam
No. Task
Durasi
Crashing
Biaya
Slope Normal
(hari)
Lembur 1
jam (hari) Normal Lembur 1 jam
Z 35 31.18 3.82 Rp514.670.251 Rp514.841.180 Rp44.746 Q 49 43.38 5.62 Rp2.005.696.278 Rp2.007.499.515 Rp320.861 U 35 31.09 3.91 Rp406.842.820 Rp408.275.912 Rp366.520 K 35 32.89 2.11 Rp29.185.368 Rp30.119.013 Rp442.486 R 28 25.1 2.9 Rp943.132.573 Rp945.140.534 Rp692.400
J 84 74.49 9.51 Rp1.998.278.933 Rp2.025.877.693 Rp2.902.078
Tabel 5.12 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai Cost Slope untuk lembur 2 jam
No. Task
Durasi
Crashing
Biaya
Slope Normal
(hari)
Lembur 2
jam (hari) Normal Lembur 2 jam
Tabel 5.13 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai Cost Slope untuk lembur 3 jam
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada selisih biaya normal dari masing – masing kegiatan yang telah dilakukan crashing dengan biaya penambahan jam lembur 1 - 3 jam sebagai berikut :
Tabel 5.14 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan 1 jam lembur
No. Task Durasi Crashing Biaya Selisih Biaya Normal (hari) Lembur 1 jam (hari)
Normal Lembur 1 jam
Z 35 31.18 3.82 Rp514.670.251 Rp514.841.180 Rp170.929 Q 49 43.38 5.62 Rp2.005.696.278 Rp2.007.499.515 Rp1.803.236 U 35 31.09 3.91 Rp406.842.820 Rp408.275.912 Rp1.433.093 K 35 32.89 2.11 Rp29.185.368 Rp30.119.013 Rp933.645 R 28 25.1 2.9 Rp943.132.573 Rp945.140.534 Rp2.007.961
J 84 74.49 9.51 Rp1.998.278.933 Rp2.025.877.693 Rp27.598.760
Tabel 5.15 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan 2 jam lembur
No. Task Durasi Crashing Biaya Slope Normal (hari) Lembur 3
jam (hari) Normal Lembur 3 jam
No. Task Durasi Crashing Biaya Selisih Biaya Normal (hari) Lembur 2 jam (hari)
Normal Lembur 2 jam
Z 35 28.64 6.36 Rp514.670.251 Rp517.341.588 Rp2.671.337 K 35 30.21 4.79 Rp29.185.368 Rp31.236.707 Rp2.051.339 U 35 28.56 6.44 Rp406.842.820 Rp412.434.347 Rp5.591.527 Q 49 39.85 9.15 Rp2.005.696.278 Rp2.015.071.233 Rp9.374.955 R 28 23.05 4.95 Rp943.132.573 Rp949.309.540 Rp6.176.967 J 84 68.42 15.58 Rp1.998.278.933 Rp2.097.019.297 Rp98.740.364
Tabel 5.16 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan 3 jam lembur
Selanjutnya untuk perhitungan pengaruh terhadap biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total yang diakibatkan pertambahan jam lembur pada kondisi normal dan dengan penambahan lembur 1 – 3 jam dapat dilihat pada contoh perhitungan dibawah ini
1. Kondisi normal
Biaya langsung = Rp57.331.597.688 Biaya tidak langsung = Rp4.315.281.546 No. Task Durasi Crashing Biaya Selisih Biaya Normal (hari) Lembur 3 jam (hari)
Normal Lembur 3 jam
Biaya Total = Rp57.331.597.688 + Rp4.315.281.546 = Rp61.646.879.234
2. Kondisi Lembur 1 jam
Biaya langsung = Biaya Langsung + Selisih Biaya = Rp57.331.597.688+ Rp Rp170.929 = Rp57.331.768.617
Biaya tidak langsung = (Rp4.315.281.546: 175 ) × 171 = Rp4.216.646.539
Biaya Total = Rp Rp57.331.768.617 + Rp4.216.646.539 = Rp61.548.415.156
3. Kondisi Lembur 2 jam
Biaya langsung = Biaya Langsung + Selisih Biaya = Rp57.331.597.688+ Rp2.671.337 = Rp57.334.269.025
Biaya tidak langsung = (Rp4.315.281.546: 175 ) × 170 = Rp4.191.987.788
Biaya Total = Rp57.334.269.025+ Rp4.191.987.788 Rp61.526.256.813
4. Kondisi Lembur 3 jam
Biaya tidak langsung = (Rp4.315.281.546: 175 ) × 174 = Rp4.290.622.794
Biaya Total = Rp57.337.994.165+ Rp4.290.622.794 = Rp61.628.616.959
Untuk selanjutnya, perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total akan disajikan dalam Tabel 5.17 s/d Tabel 5.19.
Tabel 5.17 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada penambahan 1 Jam Lembur
Pekerjaan Durasi Biaya total Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung Rp175 Rp61.646.879.234 Rp57.331.597.688 Rp4.315.281.546
Z Rp171 Rp61.548.415.156 Rp57.331.768.617 Rp4.216.646.539 Q Rp170 Rp61.525.730.570 Rp57.333.742.782 Rp4.191.987.788 U Rp166 Rp61.430.331.892 Rp57.336.979.111 Rp4.093.352.781 K Rp165 Rp61.408.039.878 Rp57.339.345.849 Rp4.068.694.029 R Rp164 Rp61.386.322.732 Rp57.342.287.455 Rp4.044.035.277 J Rp163 Rp61.391.270.702 Rp57.371.894.176 Rp4.019.376.526
Pekerjaan Durasi Biaya total Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung Rp175 Rp61.646.879.234 Rp57.331.597.688 Rp4.315.281.546
Z Rp170 Rp61.526.256.813 Rp57.334.269.025 Rp4.191.987.788
K Rp167 Rp61.457.003.233 Rp57.338.991.701 Rp4.118.011.532
U Rp162 Rp61.344.023.678 Rp57.349.305.904 Rp3.994.717.774
Q Rp160 Rp61.314.395.333 Rp57.368.995.062 Rp3.945.400.271
R Rp158 Rp61.290.943.954 Rp57.394.861.187 Rp3.896.082.767
[image:55.595.107.536.323.477.2]J Rp156 Rp61.366.232.940 Rp57.519.467.676 Rp3.846.765.264
Tabel 5.19 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada penambahan 3 Jam Lembur
Pekerjaan Durasi Biaya total Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung Rp175 Rp61.646.879.234 Rp57.331.597.688 Rp4.315.281.546 K Rp174 Rp61.628.616.959 Rp57.337.994.165 Rp4.290.622.794 Z Rp168 Rp61.487.845.083 Rp57.345.174.799 Rp4.142.670.284 R Rp165 Rp61.432.067.919 Rp57.363.373.890 Rp4.068.694.029 Q Rp161 Rp61.372.161.215 Rp57.402.102.193 Rp3.970.059.022 U Rp155 Rp61.275.251.277 Rp57.453.144.765 Rp3.822.106.512 J Rp154 Rp61.508.223.950 Rp57.710.776.190 Rp3.797.447.760
Untuk selanjutnya membuat tabel upah pekerja untuk perhitungan efisiensi biaya dan efisiensi waktu proyek akan disajikan dalam Tabel 5.20 s/d Tabel 5.22.
Tabel 5.20 Biaya lembur yang di keluarkan untuk penambahan 1 jam
No.
Task Durasi
Biaya
Percepatan Biaya Normal
175
Tabel 5.21 Biaya lembur yang di keluarkan untuk penambahan 2 jam
Tabel 5.22 Biaya lembur yang di keluarkan untuk penambahan 2 jam
No.
Task Durasi Biaya Percepatan Biaya Normal
175
K 174 Rp32.895.780 Rp29.185.368 Z 168 Rp74.192.718 Rp67.796.241 U 165 Rp94.253.061 Rp83.234.605 R 161 Rp120.789.243 Rp108.474.974 Q 155 Rp219.610.490 Rp199.081.278 J 154 Rp2.204.867.787 Rp1.998.278.933
Kemudian membuat Tabel efisiensi biaya upah pekerja dan efisiensi waktu proyek dengan penambahan jam lembur dengan cara sebagai berikut :
a. Lembur 1 jam
1. Efisiensi waktu proyek No.
Task Durasi Biaya Percepatan Biaya Normal
175
K 170 Rp31.236.707 Rp29.185.368 Z 167 Rp70.467.578 Rp67.796.241 U 162 Rp88.826.132 Rp83.234.605 R 160 Rp114.651.939 Rp108.474.974 Q 158 Rp208.456.232 Rp199.081.278 J 156 Rp2.097.019.297 Rp1.998.278.933
Contoh perhitungan pada pekerjaan Galian Struktur dengan Kedalaman 2 - 4 m :
Et =
×
100% = 2,29 %2. Efisiensi biaya proyek
Contoh perhitungan pada pekerjaan Galian Struktur dengan Kedalaman 2 - 4 m :
Ec =
=
3,10 %b. Lembur 2 jam
1. Efisiensi waktu proyek
Contoh perhitungan pada pekerjaan Galian Struktur Dengan Kedalaman 2 - 4 m :
Et =
×
100% = 2,86%2. Efisiensi biaya proyek
Contoh perhitungan pada pekerjaan Lapis fondasi dan Permukaan Penetrasi Macadam:
Ec =
=
6,57 %c. Lembur 3 jam
Contoh perhitungan pada pekerjaan pekerjaan Lapis fondasi dan Permukaan Penetrasi Macadam :
Et =
×
100% = 0,57%2. Efisiensi biaya proyek
Contoh perhitungan pada pekerjaan Lapis fondasi dan Permukaan Penetrasi Macadam :
Ec =
=
11,28%
[image:58.595.214.437.506.708.2]Hasil perhitungan efisiensi waktu dan efisiensi biaya seluruhya untuk penambahan lembur 1 -3 jam dapat dilihat pada Tabel 5.23, 5.24, dan 5.25.
Tabel 5.23 Efisiensi waktu dan biaya Lembur pada penambahan 1 jam
Tabel 5.24 Efisiensi waktu dan biaya Lembur pada penambahan 2 jam Durasi Efisiensi waktu
(%)
Efisiensi Biaya (%)
175 0 0
171 2,29 3,10
170 2,86 0,25
166 5,14 1,69
165 5,71 0,90
164 6,29 1,82
Durasi Efisiensi waktu (%)
Efisiensi Biaya (%)
175 0 0
170 2,86 6,57
167 4,57 3,79
162 7,43 6,29
160 8,57 5,39
158 9,71 4,50
[image:59.595.205.437.109.313.2]156 10,86 4,71
Tabel 5.25 Efisiensi waktu dan biaya Lembur pada penambahan 3 jam
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa biaya dan durasi yang paling besar adalah pada penambahan 3 jam dengan durasi proyek 154 hari dengan pengurangan durasi sebesar 21 hari dengan efisiensi waktu 12,00 % dan efisiensi biaya 9,37 %.
Durasi Efisiensi waktu (%)
Efisiensi Biaya (%)
175 0 0
174 0,57 11,28
168 4,00 8,62
165 5,71 11,69
161 8,00 10,19
155 11,43 9,35
Gambar 5.2 Grafik biaya langsung akibat penambahan jam lembur 1 jam.
Rp57.325.000.000 Rp57.330.000.000 Rp57.335.000.000 Rp57.340.000.000 Rp57.345.000.000 Rp57.350.000.000 Rp57.355.000.000 Rp57.360.000.000 Rp57.365.000.000 Rp57.370.000.000 Rp57.375.000.000
Rp150,0 Rp155,0 Rp160,0 Rp165,0 Rp170,0 Rp175,0 Rp180,0
biaya langsung 1 jam
Data hasil analisis pengaruh dari biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total proyek terhadap penambahan jam lembur diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 5.2 - 5.10.
Rp57.300.000.000,00 Rp57.350.000.000,00 Rp57.400.000.000,00 Rp57.450.000.000,00 Rp57.500.000.000,00 Rp57.550.000.000,00
Rp150,0 Rp155,0 Rp160,0 Rp165,0 Rp170,0 Rp175,0 Rp180,0
biaya langsung 2 jam
Rp57.300.000.000,00 Rp57.350.000.000,00 Rp57.400.000.000,00 Rp57.450.000.000,00 Rp57.500.000.000,00 Rp57.550.000.000,00 Rp57.600.000.000,00 Rp57.650.000.000,00 Rp57.700.000.000,00 Rp57.750.000.000,00
Rp150,0 Rp155,0 Rp160,0 Rp165,0 Rp170,0 Rp175,0 Rp180,0
biaya langsung 3 jam
[image:61.595.112.501.114.314.2]Gambar 5.3 menjelaskan grafik hubungan biaya langsung dengan durasi, dengan sumbu x sebagai durasi dan sumbu y sebagai biaya. Pada lembur 2 jam didapatkan durasi crashing 156 hari dengan biaya langsung yang harus di keluarkan sebesar Rp57.519.467.676.
[image:61.595.107.502.486.699.2]Rp4.000.000.000,00 Rp4.050.000.000,00 Rp4.100.000.000,00 Rp4.150.000.000,00 Rp4.200.000.000,00 Rp4.250.000.000,00 Rp4.300.000.000,00 Rp4.350.000.000,00
Rp160,0 Rp162,0 Rp164,0 Rp166,0 Rp168,0 Rp170,0 Rp172,0 Rp174,0 Rp176,0
biaya tidak langsung 1 jam
Rp3.700.000.000,00 Rp3.800.000.000,00 Rp3.900.000.000,00 Rp4.000.000.000,00 Rp4.100.000.000,00 Rp4.200.000.000,00 Rp4.300.000.000,00 Rp4.400.000.000,00
Rp150,0 Rp155,0 Rp160,0 Rp165,0 Rp170,0 Rp175,0 Rp180,0
[image:62.595.114.503.224.446.2]biaya tidak langsung 2 jam
Gambar 5.4 menjelaskan grafik hubungan biaya langsung dengan durasi, dengan sumbu x sebagai durasi dan sumbu y sebagai biaya. Pada lembur 3 jam didapatkan durasi crashing 154 hari dengan biaya langsung yang harus di keluarkan sebesar Rp57.710.776.190.
Gambar 5.5 menjelaskan grafik hubungan biaya tidak langsung dengan durasi, dengan sumbu x sebagai durasi dan sumbu y sebagai biaya. Pada lembur 1 jam biaya tidak langsung yang harus dikeluarkan pada durasi crashing 163 hari sebesar Rp4.019.376.526.
[image:62.595.116.498.577.782.2]Rp3.700.000.000,00 Rp3.800.000.000,00 Rp3.900.000.000,00 Rp4.000.000.000,00 Rp4.100.000.000,00 Rp4.200.000.000,00 Rp4.300.000.000,00 Rp4.400.000.000,00
Rp150,0 Rp155,0 Rp160,0 Rp165,0 Rp170,0 Rp175,0 Rp180,0
biaya tidak langsung 3 jam
Gambar 5.6 menjelaskan grafik hubungan biaya tidak langsung dengan durasi, dengan sumbu x sebagai durasi dan sumbu y sebagai biaya. Pada lembur 2 jam biaya tidak langsung yang harus dikeluarkan pada durasi crashing 156 hari sebesar Rp3.846.765.264.
Gambar 5.7 menjelaskan grafik hubungan biaya tidak langsung dengan durasi, dengan sumbu x sebagai durasi dan sumbu y sebagai biaya. Pada lembur 3 jam biaya tidak langsung yang harus dikeluarkan pada durasi crashing 154 hari sebesar Rp3.797.447.760
Gambar 5.6 Grafik biaya tidak langsung akibat penambahan 2 jam lembur
Rp61350000000,0 Rp61400000000,0 Rp61450000000,0 Rp61500000000,0 Rp61550000000,0 Rp61600000000,0 Rp61650000000,0 Rp61700000000,0
Rp160,0 Rp164,0 Rp168,0 Rp172,0 Rp176,0
biaya total 1 jam
Rp4.000.000.000 Rp4.050.000.000 Rp4.100.000.000 Rp4.150.000.000 Rp4.200.000.000 Rp4.250.000.000 Rp4.300.000.000 Rp4.350.000.000
Rp57.325.000.000 Rp57.330.000.000 Rp57.335.000.000 Rp57.340.000.000 Rp57.345.000.000 Rp57.350.000.000 Rp57.355.000.000 Rp57.360.000.000 Rp57.365.000.000 Rp57.370.000.000 Rp57.375.000.000
Rp160,0 Rp164,0 Rp168,0 Rp172,0 Rp176,0
biaya langsung biaya tidak langsung
Setelah mengetahui biaya langsung dan biaya tidak langsung dapat dilihat pengaruh biaya total yang dikeluarkan akibat penambahan lembur 1 jam sampai dengan 3 jam. Berdasarkan gambar 5.8 dapat diketahui total biaya yang harus di keluarkan setelah lembur 1 jam pada durasi crashing 163 hari sebesar
[image:64.595.114.496.115.535.2]Rp61.391.270.702. Dimana nilai total proyek dipeoleh dari penjumlahan biaya lasngsung dengan biaya tidak langsung proyek.
Rp61.250.000.000,00 Rp61.300.000.000,00 Rp61.350.000.000,00 Rp61.400.000.000,00 Rp61.450.000.000,00 Rp61.500.000.000,00 Rp61.550.000.000,00 Rp61.600.000.000,00 Rp61.650.000.000,00 Rp61.700.000.000,00
Rp150,0 Rp155,0 Rp160,0 Rp165,0 Rp170,0 Rp175,0 Rp180,0
biaya total 2 jam
Dari gambar 5.8 dapat diketahui nilai optimal pada penambahan 1 jam lembur terdapat di durasi ke 164,0 dengan total biaya Rp 61.390.000.000,00
[image:65.595.113.490.169.505.2]Dari Gambar 5.9 didapatkan dari penjumlahan biaya langsung dan biaya tidak langsung maka apabila dipercepat durasi atau umur proyek maka diperoleh durasi crashing pada lembur 3 jam menjadi 156 hari dengan biaya total yang harus dikeluarkan sebesar Rp61.366.232.940
Rp61.250.000.000,00 Rp61.300.000.000,00 Rp61.350.000.000,00 Rp61.400.000.000,00 Rp61.450.000.000,00 Rp61.500.000.000,00 Rp61.550.000.000,00 Rp61.600.000.000,00 Rp61.650.000.000,00 Rp61.700.000.000,00
Rp150,0 Rp155,0 Rp160,0 Rp165,0 Rp170,0 Rp175,0 Rp180,0
biaya total 3 jam
[image:66.595.137.519.174.583.2]Dari Gambar 5.9 dapat diketahui nilai optimal pada penambahan 2 jam lembur terdapat di durasi ke 158,0 dengan total biaya Rp 61.290.000.000,00
Gambar 5.10 menunjukan pengaruh dari biaya total apabila melakukan penambahan jam kerja(lembur) sampai 3 jam, menyebabkan biaya total pada durasi maksimal crashing terjadi pada durasi 154 hari dengan nilai total proyek sebesar Rp61.508.223.950
Gambar 5.10 Grafik biaya total, grafik biaya langsung dan grafik biaya tidak langsung akibat 3 jam lembur
Rp3.700.000.000 Rp3.800.000.000 Rp3.900.000.000 Rp4.000.000.000 Rp4.100.000.000 Rp4.200.000.000 Rp4.300.000.000 Rp4.400.000.000
Rp57.300.000.000 Rp57.350.000.000 Rp57.400.000.000 Rp57.450.000.000 Rp57.500.000.000 Rp57.550.000.000 Rp57.600.000.000 Rp57.650.000.000 Rp57.700.000.000 Rp57.750.000.000
Rp150,0 Rp160,0 Rp170,0 Rp180,0
Rp61.340.000.000,00 Rp61.360.000.000,00 Rp61.380.000.000,00 Rp61.400.000.000,00 Rp61.420.000.000,00 Rp61.440.000.000,00 Rp61.460.000.000,00 Rp61.480.000.000,00 Rp61.500.000.000,00 Rp61.520.000.000,00
153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164
Perbandingan Biaya total Jam Lembur
[image:67.595.119.513.308.595.2]Dari Gambar 5.10 dapat diketahui nilai optimal pada penambahan 3 jam lembur terdapat di durasi ke 155,0 dengan total biaya Rp 61.260.000.000,00. Dan dapatkan hasil dari penambahan tiap jam lembur yang kemudian dapat dibandingkan antara durasi percepatan dan biaya totalnya yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel. 5.26 Tabel perbandingan antara biaya total dengan variasi penambahan jam lembur
Dari Gambar 5.11 biaya total proyek pada penambahan 1 jam lembur didapatkan biaya total sebesar Rp61.391.270.702 dengan durasi percepatan sebesar 163 hari sedangkan penambahan 2 jam lembur didapatkan biaya total sebesar Rp61.366.232.940 dengan durasi percepatan sebesar 156 hari dan untuk
Lembur (Jam) Durasi Percepatan Biaya Total
1 163 Rp61.391.270.702
2 156 Rp61.366.232.940
3 154 Rp61.508.223.950
penambahan 3 jam lembur didapatkan biaya total sebesar Rp61.508.223.950 dengan durasi percepatan sebesar 154 hari. Dari ketiga nya penambahan jumlah lembur 3 jam adalah yang paling efektif dari segi durasi percepatan dan penambahan lembur 2 jam lebih efektif dari segi biayanya.
2. Kebutuhan Alat
Kebutuhan alat dihitung dari koefisien, volume pekerjaan, dan durasi dari masing-masing kegiatan berdasarkan apa yang tercantum dalam RAB dari kontraktor. Contoh perhitungan kebutuhan alat dari masing-masing divisi adalah sebagai berikut:
1. Divisi II Drainase
Pekerjaan Galian Untuk Selokan dan Saluran Air Volume :1.981,69 m3
Durasi : 56 Hari Target / hari : 35,38 m3/hari Jam Kerja Per Hari : 7 jam
Kebutuhan Excavator = Koefisien Alat x Target/hari
= 0,0593 x 35,38
= 2 m3/ hari
=
=
0,3 unit/jam = 1 unit Kebutuhan Dump Truck = Koefisien Alat x Target/hari= 0,1148 x 35,38
= 4 m3/ hari
=
=
6,42 unit/jam = 7 unit2. Divisi III Pekerjaan Tanah Pekerjaan Galian Biasa
Volume : 70951,75 m3
Target / hari : 844,66 M3/ hari Jam Kerja Per Hari : 7 Jam
Kebutuhan Excavator = Koefisien Alat x Target/hari
= 0,017 x 844,66
= 14,35 m3/ hari
=
=
2,06 unit/jam = 2 unitKebutuhan Dump Truck = Koefisien Alat x Target/hari
= 0,044 x 844,66
= 37,16 m3/ hari
=
=
5,30 unit/jam = 6 unit3. Divisi IV Pelebaran dan Perkerasan Bahu Jalan Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Klas A Volume : 6022,05 m3
Durasi : 49 Hari
Target / hari : 122,90 M3/ hari Jam Kerja Per Hari : 7 Jam
Kebutuhan Motor Grader = Koefisien Alat x Target/hari
= 0,0130 x 122,90
= 1.6 m3/ hari
=
=
0,3 unit/jam = 1 unitKebutuhan WaterTank Truck = Koefisien Alat x Target/hari
= 0,023 x 122,90
= 2,86 m3/ hari
Kebutuhan Vibratory Ro