• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Varietas dan Populasi Tanaman Jagung (Zea mays, L) terhadap Produksi Jagung Semi (Babycorn)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Varietas dan Populasi Tanaman Jagung (Zea mays, L) terhadap Produksi Jagung Semi (Babycorn)"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

"Jadikanlah sabar sebagai penolongmu" (Al-Baqoroh : 45)

dan shalat

"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri"

(Ar-Rad : 12)

(2)

PENGARUH VARIETAS DAN POPULASI TANAMAN JAGUNG

( z e a mays,

1)

TERHADAP PRODUKSI JAGUNG SEMI (BABYCORN)

Oleh

TATANG RUKMANA

A

20 0406

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

: PENGARUH V A R I E T A S DAN POPULASI TANAH-

AN JAGUHG ( Z e a m a y s , L ) TERHADAP P R O -

DUKSI JAGUNG

SEMI

( BABYCORN)

H a m a Hahasiswa : TATAHG RUKHAHA

Rumor Pokok : A 20.0406

Dr

Ir J a j a h Koswara

HIP.

130234832

Henyetujui :

I r A d i w i r n a n , HS

N I P . 131669943

d i Daya P e r t a n i a n

.

C h o z i n , H A g r .

,

q

' 8"""

1 .-%.

. -. - , , .., -: . >

(4)

PENGARUH VARIETAS DAN POPULASI TANAMAN JAGUNG

(ZEA

-

MAYS,

--

L) TERHADAP PRODUKSI JAGUNG SEMI

(Babycord

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

I n s t i t u t Pertanian Bogor

Oleh

TATANG

RUKMANA

A 20 0406

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

RIWAYAT H I W P

Penulis, dilahirkan di Bandung pada t anggal

29 September 1963, merupakan anak ketiga dari

7 bersaudara, dari ibu yang bernama Rubiah dan bapak

Tata Karta.

Pendidikan penulis dimulai dari SD pada tahun 1971

dan lulus pada tahun 1976, kemudian melanjutkan sekolah

di SMP Yayasan Kebahagiaan Murid (YKM) Bandung dan lulus

pada tahun 1979. Pendidikan

SMA

dilanjutkan di SMA

Negeri 6 Bandung dan lulus pada tahun 1983.

Pada tahun 1983 penulis diterima di Institut

Pertanian Bogor melalui proyek perintis 11. Kemudian

memilih jurusan Budi Daya Pertanian dan memilih program

studi Agronomi Umum serta program studi kekhususan

Tanaman Pangan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian

(6)

KATA

PENGANTAR

Fuji dan syukur dipanjatkan ke khadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga laporan ini

dapat terselesaikan.

Laporan ini merupakan syarat untuk mengikuti

kelulusan sarjana pertanian pada jurusan Budi Daya

Pertanian, Fakultas Pertanian Institut Prtanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Ibu Dr Ir Jajah Koswara dan bapak Ir Adiwirman selaku

dosen pembimbing atas bimbingan dan pengarahannya.

2. Bapak Ir Endang Syamsudin, MSc dan bapak

Ir

Darda

Efendi yang telah memberikan dorongan dan semangat

baik materi maupun moril.

3. Bapak Utji Juhdi selaku Kepala Kebun harian KP. IPB

Pasir Sarongge dan seluruh pegawainya yang telah

membantu penulis dalam melaksanakan percobaan.

4 . Neneng Nurhasanah dan semua rekan-rekan yang telah

membantu dan memberikan dorongan dan semangat.

5 . Semua pihak yang telah membantu dalam melaksanakan percobaan dan penulisan laporan.

Akhirnya penulis mengharap semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi yang memerlukannya.

(7)

RINGKASAN

TATANG RUKMANA. Pengaruh varietas dan populasi tanaman jagung (Zea mays L.) terhadap produksi jagung semi (Babycorn). (Dibimbing oleh JAJAH KOSWARA dan ADIWIRMAN). Jagung merupakan tanaman sumber karbohidrat yang sangat penting baik sebagai pangan maupun pakan. Bila panen muda dalam bentuk jagung semi, hijauan jagung merupakan makanan ternak yang tinggi nilainya. Namun demikian informasi mengenai budidaya jagung semi belum banyak diketahui.

Percobaan untuk mengetahui produksi berbagai varietas pada populasi tinggi dilakukan dari bulan Juli 1990 sampai bulan Oktober 1990 di Kebun Percobaan IPB Pasir Sarongge Kabupaten"Cianjur. Varietas yang dicoba adalah CPI-1, C-1, SD-2, Arjuna dan Lokal Cipanas. Sedangkan populasi yang dicoba adalah 100 000 dan 200 000 tanaman per hektar, panen dilakukan setelah keluar rambut, se-tiap 1 - 3 hari sekali.

Variabel yang diamati meliputi umur muncul bunga jan tan, bobot tassel, bobot tongkol bersih, bobot tong-kol kotor, bobot per tongkol, bobot hijauan tanpa tas-sel, bobot berangkasan total dan jumlah tongkol per ta-naman.

(8)

menghasilkan bobot berangkasan tertinggi yaitu 54.2 ton/ha.

Perlakuan populasi tanaman hanya berpengaruh nyata pada bobot tongkol bersih dan berangkasan total. Bobot tongkol bersih yang dicapai dalam percobaan ini untuk varietas C-1, CPI-l, SD-2, Arjuna dan Lokal Cipanas berturut-turut 2.765 ton/ha, 2.815 ton/ha, 2.012 ton/ha, 2.836 ton/ha, 3.214 ton/ha. Bobot tongkol tertinggi dicapai pada varietas Lokal Cipanas dan terendah pada varietas SD-2. Varietas Lokal Cipanas dan Hibrida meru-pakan varietas yang baik untuk memproduksi jagung semi. Sedangkan perlakuan populasi 200 000 tanaman per hektar menghasilkan bobot tongkol bersih 3 ton/ha.

(9)
(10)
(11)
(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman jagung yang dipanen sebagai pipilan kering merupakan tanaman sumber karbohidrat yang sangat pen-ting, namun demikian ternyata total protein yang diha-silkan lebih banyak dari kedelai sebagai sumber protein

karena jagung lebih banyak diproduksi. Apabila dipanen muda sebagai jagung rebus, hijauan jagung dapat diguna-kan untuk madiguna-kanan ternak dan tongkol keduanya dikonsumsi sebagai jagung semi atau babycorn. Akhir-akhir ini permintaan untuk jagung semi mulai meningkat dan mempu-nyai prospek masa depan cukup cerah mengingat jagung se-mi mempunyai nilai ekonose-mi yang cukup tinggi dibanding-kan dengan produk pipilan jagung.

Usaha pengembangan produksi jagung semi secara khu-sus belum banyak terdapat di Indonesia, karena teknik budidaya belum sepenuhnya diketahui. Dengan demikian di-perlukan penelitian secara lebih mendalam terhadap ber-bagai aspek teknik budidaya, di 。ョセ。イ。ョケ。@ penggunaan va-rietas dan pengaturan populasi tanaman.

(13)
(14)

TIHJAUAN PUSTAKA

Tan8.lllan Jagung

Jagung (Zea mays, L) termasuk famili Graminea, merupakan sereal penting sesudah gandum dan padi.

Tanam-an jagung merupakTanam-an contoh alam yTanam-ang sTanam-angat mengagumkTanam-an dalam cara penangkapan dan penyimpanan energi dan dalam waktu 2 bulan dapat mencapai ketinggian 2 3 meter (Koswara, 1982).

Untuk jagung berumur (110 hari) pada keadaan nor-mal, jumlah daun total telah terbentuk pada umur 30 hari dan titik tumbuh tidak lagi membentuk daun tetapi sudah berdiferensiasi membentuk tassel (Koswara, 1982). Jumlah daun berkisar 10 - 20 helai tiap tanaman (Suprapto, 1986) .

Tanaman jagung sangat efisien dalam penggunaan energi, merupakan tanaman yang lapar cahaya dan tergo-long tanaman yang berfotosintesis melalui jalur C4 (Koswara, 1982). Sebagai tanaman C4 , aktivitas fotosintesis tanaman jagung pada keadaan normal relatif tinggi, fotorespirasi sangat rendah (Muhadjir, 1988 dalam Goenawan, 1989) dan dapat lebih efisien dalam penggunaan air (Koswara, 1982).

Tongkol jagung yang merupakan modifikasi dari cabang mulai berkembang pada ruas-ruas batang. Tongkol utama umumnya terdapat pada ruas batang ke-6 sampai ke-8

(15)
(16)
(17)

1. Kemampuan berproduksi lebih tinggi dibandingkan tetuanya yang terbaik.

2. Batang tetap tegak sampai pemanenan.

3. Mempunyai sistem perakaran yang lebih baik, sehingga dapat melindungi dari kerebahan selama musim panen.

4. Tahan terhadap hama dan penyakit.

5. Tahan terhadap lingkungan ekstrim, seperti suhu panas dan kekeringan selama musim kemarau.

6. Dapat berkompetisi terhadap tanaman yang lain, bila populasi rapat.

7. Tongkol masak sebelum batang dan daun tua.

Hibrida dapat memberikan hasil biji lebih tinggi dibandingkan varietas bersari bebas (Dahlan, 1988) dalaa Harsono (1990). Selain itu pertanaman hibrida lebih seragam dan menarik dibandingkan non hibrida (Subandi, 1988). Namun harga benih hibrida lebih mahal dibanding-kan benih varietas bersari bebas dan setiap kali tanam petani harus membeli benih baru (Dahlan, 1988 dalaa Harsono, 1990).

Harsono (1990) dalam penelitiannya mengenai jagung semi menunjukkan bahwa penggunaan varietas CPI-1 nyata menghasilkan bobot tongkol bersih, panjang tongkol dan diameter tongkol jagung semi lebih tinggi dibandingkan

(18)
(19)
(20)

BAHAN DAN HETODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Pereobaan dilaksanakan di Kebun Pereobaan IPB Pasir

Sarongge, Kabupaten Cianjur dari bulan Juli sampai

dengan bulan Oktober 1990. Lokasi 'pereobaan terletak

pada ketinggian 1140 meter di at as permukaan laut,

dengan eurah hujan berkisar 2000 - 4000 mm per tahun,

jenis tanah Andosol dan pH berkisar 5.9 - 7.0.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam pereobaan ini

adalah lima jenis varietas jagung (Hibrida CPI-l,

Hibrida C-l, jagung manis SD-2, Arjuna dan lokal

Cipanas), pupuk Urea (45% N), pupuk TSP (46% P 2 0 5 ) dan pupuk KCL (60% K2 0). Untuk mencegah dan mengendalikan

serangan hama dan penyakit pada tanaman digunakan

Ri-domil 35 SD, Furadan 3G, Bayrusil dan Vandozeb.

Alat-alat yang digunakan dalam pereobaan adalah

alat tanam (tugal), alat semprot," eangkul, traktor

ta-ngan dan timbata-ngan.

Hetode Penelitian

Pereobaan terdiri dari 2 faktor perlakuan yang

menggunakan Raneangan Aeak Kelompok dengan 3 ulangan.

Sebagai faktor pertama adalah populasi tanaman yang

(21)

dan 200 000 (P2' 75 em x 6.7 em) tanaman per hektar, dengan satu tanaman per lubang. Faktor kedua adalah varietas yang terdiri atas CPI-1 (V 1 ), C-1 (V 2 ), SD-2 (V 3 ), Arjuna (V4 ) dan Lokal Cipanas (V 5 ).

Model Raneangan yang diajukan adalah :

y. J.J 'k

=

>t + p. J. + Vj + Bk + (PV) ij + Eijk

Keterangan

Yijk

=

Nilai pengamatan

>t

=

Rata-rata umum

p.

. J.

=

Pengaruh perlakuan populasi ke-i

Vj

=

Pengaruh perlakuan varietas ke-j Bk

=

Pengaruh blok ke-k

(PV)· .

J.J

=

Pengaruh interaksi antara populasi ke-i

dan varietas ke-j

E· 'k J.J

=

Galat percobaan i

=

1,2

j

=

1,2,3,4,5

k

=

1,2,3

Pelaksanaan Pereobaan

Tanah diolah dengan menggunakan traktor tangan dua kali, kemudian dibuat petakan memakai cangkul dengan ukuran petakan ( 5 m x 3 m ) sebanyak 30 petakan (Gambar Lampiran 1).

(22)
(23)
(24)

HASIL DAN PEKBAHASAN

Hasil

Keadaan Umum Percobaan

Benih yang digunakan dari lima jenis varietas ternya-ta memiliki daya tumbuh yang baik, terlihat dari perkecam-bahan dan pertumbuhan seluruh ulangan baik, walaupun ada beberapa tanaman yan$ menggulung daunnya. Selanjutnya tanaman pada ulangan 3 agak terhambat pertumbuhannya di-bandingkan ulangan 1 dan 2. Diduga karena lahan petakan 3

lebih tinggi letaknya, maka unsur hara banyak tertimbun pada daerah atau petakan yang lebih rendah.

Pada umur 4

MST

pada ulangan 2 tampak berlubang-lubang dan sobek-sobek. Hal ini
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

19

kali) dari varietas lain (Tabel 6). Frekuensi panen tidak dipengaruhi perlakuan populasi (Tabel Lampiran 6).

Tabel 6. Rata-rata frekuensi panen

VARIETAS POPULASI

Per Ha CPI-l C-1 SD-2 Arjuna Lokal

x

. . . . . . . . .. (ka 1 i) . . . .

100 000 200 000

x

11.6 11. 3 11. 5ab 13.0 12.6 12.0 13.3

12.8ab 12.7ab

13.6 14.0 13.8a 10.6 10.6 10.7ab 12.2 12.4

Sedangkan perlakuan interaksi populasi dengan varietas tidak berbeda nyata terhadap frekuensi panen (Tabel Lampiran 6).

Hijauan Tanpa Tassel

[image:30.610.92.524.140.384.2]
(31)

Tabel 7. Rata-rata bobot hijauan tanpa tassel

VARIETAS POPULASI

Per Ha CPI-l C-l SD-2 Arjuna Lokal

x

. . . .. (ton/ha) . . . . 100 000

200 000

48.000 55.111 48.000 53.556 22.667 30.222 33.334 40.667 46.00 53.111

X 5l.556a 50.778a 26.444c 37.000b 48556a

38.6a 46.5b

20

Perlakuan populasi tanaman juga berpengaruh nyata terhadap bobot rata-rata hijauan tanpa tassel. Pada setiap perlakuan ternyata rata-rata bobot hijauan tanpa tassel pada populasi 200 000 tanaman per hektar selalu lebih besar dibandingkan dengan populasi 100 000 tanaman per hektar (Tabel 7). Interaksi populasi tanaman dengan varie-tas tidak berbeda nyata terhadap bobot hijauan tanpa tassel (Tabel Lampiran 7).

Bobot Berangkasan Total

[image:31.610.93.525.116.609.2]
(32)

Tabel 8. Rata-rata bobot berangkasan total

POPULASI Per Ha

100 000 200 000

x

VARIETAS

CPI-1 C-1 SD-2 Arjuna Lokal . . . (ton/ha) . . . . 50.303 57.440 53.9a 51.576 56.844 54.2a 23.963 31.919 27.9c 34.506 42.204 38.4b 48.181 55.394 51.8a

x

41.7a 48.8b 21

Varietas hibrida C-1 mempunyai rata-rata bobot berangkasan total lebih besar dari varietas lain. Sedangkan varietas jagung SD-2 bobot rata-rata berangkasan total terendah (Tabel 8).

Peningkatan populasi dari 100 000 sampai 200 000

tanaman per hektar nyata meningkatkan rata-rats bobot be-rangkasan total (Tabel 8). Interaksi populasi tanaman dengan varietas tidak berbeda nyata dengan rata-rata bobot berangkasan total (Tabel Lampiran 8).

Junlah Tongkol per Tananan

Jumlah tongkol per tanaman merupakan jumlah tongkol bersih yang dapat di panen setiap tanaman. Cara mencari rata-rata jumlah tongkol per tanaman adalah

[image:32.612.110.525.121.311.2]
(33)

22

Tabel 9. Rata-rata junlah tongkol pertananan VARIETAS

POPULASI

Per Ha CPI-1 C-1 SD-2 Arjuna Lokal

x

. . . (tongkol) . . . .

100 000 200 000

2.382 1.339 2.523 1.526 1.915 1.139 2.688 1.861 2.350 1.460

X 1.860 2.025 1.529 2.275 1.905

2.372

1. 465

Varietas yang dicoba menunjukkan perbedaan rata-rata jumlah tongkol per tanaman (Tabel 9). Varietas C-l, Arjuna dan Lokal Cipanas mempunyai rata-rata jumlah tongkol pertanaman relatif tinggi dibandingkan dengan varietas lain. Jumlah rata-rata tongkol tertinggi terdapat pada varietas Arjuna, yaitu 2.275 tongkol (Tabel 9). Jumlah tongkol per tanaman pada populasi 100 000 tanaman per hektar selalu lebih tinggi daripada jumlah tongkol pada populasi 200 000 tanaman per hektar.

Penbahasan

[image:33.602.89.525.83.571.2]
(34)

23

Varietas lokal Cipanas menghasilkan rata-rata bobot per エッョァォセャ@ dan bobot tongkol bersih tertinggi dibanding-kan keempat varietas lain C Tabel 10). Hal ini diduga disebabkan varietas lokal Cipanas sudah beradaptasi dengan baik sehingga pertumbuhan tanaman lebih baik Cbobot berangkasan total pada populasi 100 000 dan 200 000 masing-masing 41.7 ton/ha dan 48.8 ton/ha).

Bobot tongkol kotor, bobot tongkol bersih dan bobot berangkasan dari varietas SD-2 menunjukkan rata-rata bobot yang rebih keeil dari varietas lain CTabel 10). Hal ini karena varietas SD-2 memiliki ukuran batang dan daun yang keeil sehingga terhadap bobot tongkol dan berangkasan akan rendah dibandingkan dengan varietas lain.

Tabel 10. Rekapitulasi rata-rata varietas untuk seJllua Populasi

I

Par ... ter

I

Utur kO' Bobot Bobot Bobot Bobot Frekuen- Bobot Bobot JUilah

Toog-I

luar bu- Tassel Toogkol Toogkol per si panen hijauan berang- kol bersih

I

nga jan- ,otor Bersih Toogkol tanpa kasan per tanaoan

I

tan tassel total

(HST) (too/ha) (too/ha) (too/ha) (gr",,) (kali! (ton/ha) (ton/hal (ton/ha)

Varil?tas

I

(rata-rata)

C-l 67a 2.315b 16.078ab 2.765. 10.8ab 11. 5ab 51.5560 53.9a 1.866

CPI-!

I

650 3.432a 16.800ab 2.8150 10.lb 12.8ab 5O.778a 54.2a 2.031

5D-2

I

59b 1.4960 13.833b 2.012b 9.7b 12.7ab 26.444( 27.9( 1.4%

Arjuna 59b 1.355<: 17.867a 2.8..'ba 8.9b n.8a 37.000b 38.4b 2.255

Lo,al

I

68. 2.207b 16.411ab 3.214. 12.1a 10.7b 49,556. 51.8a 1.921

,

Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata dengan uji BNJ pada

taraf 1 %.

[image:34.612.39.527.42.450.2]
(35)

24

tongkol yang tidak berisi dan tidak normal sehingga menu-runkan bobot tongkol bersih.

Selain itu juga pada populasi 200 000 tanaman per hektar tongkol yang dipanen hanya satu dari setiap tanaman sedangkan tongkol keduanya tidak dapat dipanen karena tidak berisi tongkol semi. Jumlah tongkol semi yang dipa-nen pada populasi 200 000 tanaman per hektar lebih banyak dibandingkan dengan populasi 100 000 tanaman per hektar, sehingga bobot tongkol bersih pada populasi 200 000 tana-man per hektar lebih tinggi.

Bobot tongkol bersih dan berangkasan total varietas hibrida C-1 dan CPI -1 lebih besar dari varietas lain. Hal ini diduga munculnya sifat heterosis pada jagung hibrida yang berasal dari munculnya vigor tanaman (Har-sono, 1990). Menurut Berger (1962) karena sifat heterosis, jagung hibrida mempunyai sifat hasil tiap satuan luas lebih tinggi, umur lebih genjah, tanaman lebih kokoh, responsif terhadap pemupukan, tahan terhadap hama dan penyakit dan kematangan seragam. Sifat daya hasil diperli-hatkan oleh adanya gejala heterosis (Darrah dan Moentono, 1987). Selanjutnya sifat Heterosis disebabkan oleh akumulasi faktor-faktor tumbuh yang baik dan dominan (Hallaur, 1981) dalan Darrah dan Moentono, 1987).

(36)

25

rata-rata tongkol bersih dan bobot total berangkasan untuk semua varietas (Tabel 11) tetapi tidak berbeda untuk bobot tongkol kotor. Hal ini disebabkan dengan adanya peningkat-an populasi tpeningkat-anampeningkat-an menyebabkpeningkat-an pertambahpeningkat-an jumlah tongkol yang dipanen sehingga produksi jagung semi bertambah. Goenawan (1989) dalam penelitiannya menyatakan bahwa peningkatan populasi tanaman per hektar dari 100 000

セ。ュー。ゥ@ 200 000 meningkatkan rata-rata bobot tongkol bersih dan bobot hijauan sisa (sisa tanaman dan kupasa kelobot). Selanjutnya Goenawan (1989) menyatakan sekitar 180 000 tanaman per hek4ar memberikan bobot tongkol bersih maksi-mum.

Menurut Koswara (1982) populasi tanaman yang terlalu tinggi akan meningkatkan jumlah tanaman yang bertongkol kecil. Hal ini tidak menguntungkaB untuk memproduksi jagung pipilan, akan tetapi untuk memproduksi jagung semi hal tersebut sangat menguntungkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dal!m kualitas disini lebih

pada penampilan bentuk jagung semi.

(37)

26

Tabel 11. Rekapitulasi Rata-rata populasi untuk semua varietas

p。Nイ。ゥャeセ・イ@ Urur

ke-Peria.t:.l:!n

100 ャ[[セ@

200 I)'Xi

Iuar

bu-nga

jan-tan

(HST)

63.5

6.3.5

Sobot Bobot

Tassel Toog,ol

kotor

(ton/ha) (tooih.;)

2.096 16. ()4(,

2.226 16.356

Sobot Bobot

Frekuen-Tongkol per si panen

Bersih Tongtol

(ton/ha) (grao) (kali)

?447a 10.347 12.2 3.010b 10.305 12.4

Sobot Bubot

hijauan

iJerang-tanpa kasan

tassel total (ton/ha) (too/ha)

39.6a 41.7a

46.5b 4ll.Bb

JUIlah Tong-kol bersih

per tanaaao

(too/ha) (rata-rata)

2.357 1.471

Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata dengan Uji BNJ pada taraf 1 %.

Analisis Ekonomi Sederhana

Perhitungan analisis ekonomi sederhana dilakukan un-tuk produksi dan nilai imbangan penerimaan dan biaya

(RIC).

Perhitungan

RIC

didasarkan atas biaya sarana pro-duksi per hektar (Tabel Lampiran 8), biaya tenaga kerja

(Tabel Lampiran 10) dan biaya produksi dan penerimaan (Tabel Lampiran 11). Untuk mendapatkan keuntungan, petani harus memiliki

RIC

lebih besar dari satu.

Nilai

RIC

untuk setiap varietas ternyata berbeda. Hal ini disebabkan produktivitas dan biaya produksi untuk setiap varietas berbeda (Tabel 12 dan Tabel Lampiran 11). Nilai

RIC

dari varietas C-l, Cpr-I, SD-2, Arjuna dan varietas Lokal Cipanas masing-masing 3.6, 3.5, 4.5, 2.6, [image:37.612.100.533.130.362.2]
(38)

27

biaya per satuan produksi terendah, yaitu sebesar Rp 121.6 per kilogram sehingga memiliki keuntungan tertinggi.

Pemakaian varietas CPI-I, C-I dan Arjuna relatif memiliki keuntungan yang lebih tinggi dari varietas SO-2 (Tabel 12). Oari hasil analisis ekonomi pemakaian varietas Lokal Cipanas dan varietas hibrida merupakan alternatif untuk memproduksi jagung semi, karena memiliki produktivitas tinggi dan keuntungan secara ekonomi tinggi sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani.

Tabel 12. Analisis Sederhana Pendapatan Kotor

Berda-Biaya Total (,Rp 1000)

VARIETAS

PI P2

CPl-1 488.3 m.3 [-I 488.3 572.3

Arjuna 440.3 476.3

5D-2 494.3 584.5

Lokal 421.1 437.9

Clpanas

Keterangan

sarkan Produksi Rata-rata Jagung dan Berangkasan dari varietas berbeda

Penerilaan Pendapa tan RiC Biaya per Satuan Total Kotor produksi

(,Rp 1000) (,Rp 1000) (,Rp 1000)

PI P2 PI P2 PI P2 PI P2

1751. 5 2085.0 1263.2 1512.7 3.59 3.6 195 190 1878.0 2024.0 1389.7 QTセLAN@ 7 3 LXセL@ 3.54 181 197 1672.5 2131.0 1232.2 1654.7 3.8 4.5 198 183

1200.0 1539.5 705.7 YUセQN@ (I 2.4 2.6 245 20-7

1921.0 2437.0 1499.9 199U 4.56 5.57

m

121.6

P1 P2

RIC

=

Populasi 100 000 tanaman per hektar

=

Populasi 200 000 tanaman per hektar Ratio : Penerimaan Total dibagi Biaya

Total

sellli yang

(39)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesjmpulan

Pemakaian Varietas lokal Cipanas, hibrida C-l dan Hibrida CPI-l menghasilkan masing-masing 3.2 ton/ha, 2.8 ton/ha dan 2.8 ton/ha jagung semi bersih. Hibrida C-l menghasilkan rata-rata bobot berangkasan total tertinggi yaitu 54.2 ton/ha.

Populasi tanaman memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi jagung semi. Populasi 200 000 tanaman per hektar memberikan produksi bobot tongkol bersih tertinggi ·yaitu 3.0 ton/ha dan berangkasan total 48.8 ton/ha.

Pemakaian varietas hibrida (C-l dan CPI-l) dan varietas Lokal Cipanas merupakan varietas yang baik untuk memproduksi jagung semi disamping menghasilkan bobot berangkasan yang cukup tinggi. Sedangkan populasi yang digunakan adalah pada populasi 200 000 tanaman per hektar yang merupakan alternatif untuk memproduksi

jagung semi.

(40)

29

Saran

- Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan varietas yang lebih banyak dan pemakaian taraf pupuk. - Perlu dilakukan anal isis ekonomi yang lebih mendalam

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Berger, J. 1962. Miaize production and the manuring of maize. Centre Del' Azote D'Etude. Geneva. 315p. Darrah,L.L dan Moentono, M.D. 1987. Heterosis beberapa

sifat agronomi jagung seleksi bertahap yang mendukung hipotesis dominan. Media Penelitian Sukamandi (4): 1-4.

Effendi, S. 1980. Bercocok tanam jagung. Yasaguna. Jakarta.

Goenawan, W. 1989. Pengaruh populasi tanaman dan pembuangan bunga jantan (Dettasel) terhadap produksi jagung semi (babycorn) pada jagung manis

Hセ@ セ@ saccharata). Karya Ilmiah S-l. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 51 hal.

Hanway, J.J. 1966. Corn plant. Iowa State University of Sci and Tech. Iowa, 17 p.

Harsono, R.T. 1990. Pengaruh waktu panen terhadap produksi dan kualitas jagung semi (babycorn) dari jagung manis dan jagung normal. Karya Ilmiah S-l. Jurusan Bud i Daya Pertanian. Faku 1 tas Pertan ian. Institut Pertanian Bogoor. Bogor. 47 hal . .

Koswara, J. jagung. Institut

1982. Diktat Kuliah ilmu tanaman setahun Departemen Agronomi. Fakultas Pertanian. Pertanian Bogor. Bogor. 50 hal.

Lubach, G. W. 1980. Growing sweet corn for Quensland. Agric. J. 106(3); 218 - 230. Muhadjir, F. 1984. Effect of plant density on

indek, light penetration anrl yield of hibrids. Penelitian Pertanian 4 (3); 134

processing.

leaf area six maize - 139. Purwoko, S. B, J. Koswara dan H. Aswidinnor. 1985.

Pengaruh patah batang terhadap produksi pada jagung. Buletin Agronomi XVI (1): 1 - 17.

Supraapto, H.S. 1986. Bertanam jagung. Seri Pertanian. Swadaya. Jakarta. 58 hal.

(42)

31

Sinnot, E. W., L. C. Dunn and Dobzhansky. 1958. Principles of genetics. The Mcgraw - Hill Book Co., Inc.

(43)
(44)

Tabel LlUlpiran 1. Sidik raglUl ullur berbunga

Sumber db JK KT F-hit

Kelompok 2 80.27 40.133 6.35

P 1 0.00 0.000 0.00

V 4 482.47 120.617 19.09**

PV 4 21. 00 5.250 0.83

Error 18 113.73 6.319

** nyata pada taraf 1 % KK

=

3.96 %

Tabel LlUlpiran 2. Sidik raglUl bobot tongkol kotor

Sumber db JK KT F-hit

Kelompok 2 5.99 2.996 1.04

P 1 0.75 0.747 0.26

V 4 52.79 13.196 4.56**

PV 4 12.99 3.247 1. 12

Error 18 52.04 2.891

** nyata pada taraf 1 % KK

=

10.50 %

Tabel L IillP iran 3. Sidik raglUl bobot tongkol bersih

Sumber db JK KT F-hit

Kelompok 2 0.07 0.036 0.65

P 1 2.38 2.378 43.10**

V 4 4.62 1.155 20.95**

PV 4 0.27 0.068 1. 24

Error 18 0.99 0.055 ** nyata pada taraf 1 %

[image:44.608.93.511.95.613.2]
(45)

33

Tabel Lampiran 4. Sidik ragam bobot tassel

Sumber db JK KT F-hit

Kelompok 2 0.70 0.350 5.85

P 1 0.13 0.128 1.12

V 4 16.40 4.100 68.00**

PV 4 0.47 0.117 1. 94

Error 18 1. 09 0.060

** nyata pada taraf 1 % KK

=

11. 36 %

Tabel Lamp iran 5. Sidik ragam bobot per tongkol

Sumber db JK KT F-hit

Kelompok 2 2.43 1. 213 1. 63

P 1 0.00 0.002 0.16

V 4 34.31 8.577 4.99**

PV 4 4.58 1.144 0.39

Error 18 13.39 0.744

** nyata pada taraf 1 % KK

=

8.33 %

Tabel Lallpiran 6. Sidik ragam frekuensi panen

Sumber db JK KT F-hit

Kelompok 2 21. 30 10.900 5.97

P 1 0.30 0.300 0.16

V 4 36.47 9.117 4.99**

PV 4 2.87 0.717 0.39

Error 18 32.87 1.826

[image:45.610.86.502.117.686.2]
(46)

34

Tabel lamp iran 7. Sidik ragam bobot hijauan tanpa tassel

Sumber db JK KT F-hit

Kelompok 2 233.85 116.927 13.29

p 1 360.519 360.094 40.96** V 4 2020.38 730.094 82.95**

PV 4 3.76 0.940 0.11

Error 18 153.42 8.801

** nyata pada taraf 1 % KK

=

6.89 %

Tabel Lamp iran 8. Sidik ragam berangkasan total

Sumber db JK

KT

F-hit

Kelompok 2 255.53 127.764 14.40

p 1 374.265 373.263 42.19**

V 4 3264.93 816.232 92.01**

PV 4 6.70 1.675 0.19

Error 18 159.68 8.871 ** nyata pada taraf 1 %

[image:46.605.99.501.100.491.2] [image:46.605.100.501.119.279.2]
(47)

35

Tabel Lampiran 9. Biaya sarana produksi per hektar

Sarana Produksi PI VI P1V2 P1V3 P1V4 P1V5 P2Vl P2V2 P2V3 P2V4 P2V5

Benih

• . • . • . • • • • • . . . . • • . . . . • . • • • • . • . .. ( x Rp 10(0) ... ,

...

PI B4 B4 90 36 16.B

P2 16B 16B 180 72 33.6

Pupuk

Urea: 300 kg 72 72 72 72 72 72 72 70 ,

.

72 72

TSP : 200 kg 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56

tel : 100 kg 2B 2B 2B 2B 2B 2B 2B 18 28 28

Pestisida

Furadan 30 kg 75 75 ,.

,

.' 75 75 75 75 75 75 75

Bayrusi! I liter 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

Vandozeb I kg 6.B 6.B 6.8 6.B 6.B 6.B 6.B 6.B 6.8 6.8

JUI!ah 333.B 333.8 339.B 285.8 266.6 417.8 417.8 429.8 321.8 288.6

(48)

36

Tabel Lampiran 10. Biaya Tenaga Kerja untuk satu hektar.

Tenaga Kerja Semua kambinasi perlakuan Pengalahan tanah 30 HOKP Rp.

52.500,-Penanaman 36 HOKW Rp. 36.000,-Pemupukan 11 HOKW Rp. 11.000,-Pemeliharaan 15 HOKW Rp. 15.000,-Panen 20 HOKW Rp. 20.000,-Pengupasan 20 HOKW Rp.

20.000,-T a t a 1 Rp.

20.000,-Keterangan

Benih varietas CPI-1 Rp. 3 500,- per kg Benih varietas C-1 Rp. 3 500,- per kg Benih varietas SD-2 Rp. 15 000,- per kg Benih varietas Arjuna Rp. 1 500,- per kg Benih Lakal Cipanas Rp. 750,- per kg

Urea Rp. 240,-/kg

TSP Rp. 280,-/kg

KCL Rp. 280, -/kg

Furadan Rp. 2 500,-/kg

Bayrusil Rp. 12 OOO,-/kg Vandazeb Rp. 1 OOO,-/kg

[image:48.615.101.506.102.454.2]
(49)

37

Tabel Lampiran 11. Biaya produksi dan penerimaan jagung semi berdasarkan produk si rata-rata dari varietas yang berbeda untuk pupulasi 100 000 dan 200 000 tanaman per hektar

Popuiasi Varietas Biaya I'Rp 1000) Produksi Iton/ha) Peneri.aan IxRp 1000)

Sarana Tenaga Tongko! Berangka- Tongko!

Berangka-Produ,si Kerja Bersih san Bersi h san

CPH 333.9 154.5 2.5 50.3 1500 251.5

C-l 333.9 154.5 2.7 51.6 1620 259.0

SD-2 339.9 154.5 1.9 24.0 1090 120.0

PI Arjuna 295.8 154.5 2.5 34.5 1500 172.5

100 000 Lokal

Ci panas 266.6 154.5 2.8 49.2 1680 241. 0

CPH 417.9 154.5 3.0 57.0 1900 295.0

C-l 417.9 154.5 2.9 56.8 1740 2B4.0

SD-2 429.9 154.5 2.3 31.9 1380 159.0

P2 Arjuna 321.9 154.5 3.2 42.2 1920 211. 0

200.000 Loka!

Cipanas 293.4 154.5 3.6 55.4 2160 277.0

[image:49.600.100.467.108.520.2]
(50)

3d

Gambar LallPiran l. Bagan Petak Percobaan

I

B

I

E H

!

C

I

B D

!

E

I

A F

!

A

I

C A

I

G

I

F B

I

I

I

D E

I

H

(

G C

[

D

I

I G

I

F

(

K I

)

K ) H K

Keterangan

P1V1

=

A P1

=

100 000 tanaman/ha P2V1

=

B P2

=

200 000 tanaman/ha P1V2

=

C V1

=

CPI-l

P2V2

=

D V2

=

C-1 P1V3

=

E V3

=

SD-2 P2V3

=

F V4

=

Arjuna

P1V4

=

G V5

=

Lokal Cipanas P2V4

=

H Ukuran petak 5 m x 3 m P1V5

=

I [image:50.608.106.479.121.717.2]
(51)

"Jadikanlah sabar sebagai penolongmu" (Al-Baqoroh : 45)

dan shalat

"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri"

(Ar-Rad : 12)

(52)

PENGARUH VARIETAS DAN POPULASI TANAMAN JAGUNG

( z e a mays,

1)

TERHADAP PRODUKSI JAGUNG SEMI (BABYCORN)

Oleh

TATANG RUKMANA

A

20 0406

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(53)

: PENGARUH V A R I E T A S DAN POPULASI TANAH-

AN JAGUHG ( Z e a m a y s , L ) TERHADAP P R O -

DUKSI JAGUNG

SEMI

( BABYCORN)

H a m a Hahasiswa : TATAHG RUKHAHA

Rumor Pokok : A 20.0406

Dr

Ir J a j a h Koswara

HIP.

130234832

Henyetujui :

I r A d i w i r n a n , HS

N I P . 131669943

d i Daya P e r t a n i a n

.

C h o z i n , H A g r .

,

q

' 8"""

1 .-%.

. -. - , , .., -: . >

(54)

PENGARUH VARIETAS DAN POPULASI TANAMAN JAGUNG

(ZEA

-

MAYS,

--

L) TERHADAP PRODUKSI JAGUNG SEMI

(Babycord

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

I n s t i t u t Pertanian Bogor

Oleh

TATANG

RUKMANA

A 20 0406

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(55)

RIWAYAT H I W P

Penulis, dilahirkan di Bandung pada t anggal

29 September 1963, merupakan anak ketiga dari

7 bersaudara, dari ibu yang bernama Rubiah dan bapak

Tata Karta.

Pendidikan penulis dimulai dari SD pada tahun 1971

dan lulus pada tahun 1976, kemudian melanjutkan sekolah

di SMP Yayasan Kebahagiaan Murid (YKM) Bandung dan lulus

pada tahun 1979. Pendidikan

SMA

dilanjutkan di SMA

Negeri 6 Bandung dan lulus pada tahun 1983.

Pada tahun 1983 penulis diterima di Institut

Pertanian Bogor melalui proyek perintis 11. Kemudian

memilih jurusan Budi Daya Pertanian dan memilih program

studi Agronomi Umum serta program studi kekhususan

Tanaman Pangan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian

(56)

KATA

PENGANTAR

Fuji dan syukur dipanjatkan ke khadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga laporan ini

dapat terselesaikan.

Laporan ini merupakan syarat untuk mengikuti

kelulusan sarjana pertanian pada jurusan Budi Daya

Pertanian, Fakultas Pertanian Institut Prtanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Ibu Dr Ir Jajah Koswara dan bapak Ir Adiwirman selaku

dosen pembimbing atas bimbingan dan pengarahannya.

2. Bapak Ir Endang Syamsudin, MSc dan bapak

Ir

Darda

Efendi yang telah memberikan dorongan dan semangat

baik materi maupun moril.

3. Bapak Utji Juhdi selaku Kepala Kebun harian KP. IPB

Pasir Sarongge dan seluruh pegawainya yang telah

membantu penulis dalam melaksanakan percobaan.

4 . Neneng Nurhasanah dan semua rekan-rekan yang telah

membantu dan memberikan dorongan dan semangat.

5 . Semua pihak yang telah membantu dalam melaksanakan percobaan dan penulisan laporan.

Akhirnya penulis mengharap semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi yang memerlukannya.

(57)

RINGKASAN

TATANG RUKMANA. Pengaruh varietas dan populasi tanaman jagung (Zea mays L.) terhadap produksi jagung semi (Babycorn). (Dibimbing oleh JAJAH KOSWARA dan ADIWIRMAN). Jagung merupakan tanaman sumber karbohidrat yang sangat penting baik sebagai pangan maupun pakan. Bila panen muda dalam bentuk jagung semi, hijauan jagung merupakan makanan ternak yang tinggi nilainya. Namun demikian informasi mengenai budidaya jagung semi belum banyak diketahui.

Percobaan untuk mengetahui produksi berbagai varietas pada populasi tinggi dilakukan dari bulan Juli 1990 sampai bulan Oktober 1990 di Kebun Percobaan IPB Pasir Sarongge Kabupaten"Cianjur. Varietas yang dicoba adalah CPI-1, C-1, SD-2, Arjuna dan Lokal Cipanas. Sedangkan populasi yang dicoba adalah 100 000 dan 200 000 tanaman per hektar, panen dilakukan setelah keluar rambut, se-tiap 1 - 3 hari sekali.

Variabel yang diamati meliputi umur muncul bunga jan tan, bobot tassel, bobot tongkol bersih, bobot tong-kol kotor, bobot per tongkol, bobot hijauan tanpa tas-sel, bobot berangkasan total dan jumlah tongkol per ta-naman.

(58)

menghasilkan bobot berangkasan tertinggi yaitu 54.2 ton/ha.

Perlakuan populasi tanaman hanya berpengaruh nyata pada bobot tongkol bersih dan berangkasan total. Bobot tongkol bersih yang dicapai dalam percobaan ini untuk varietas C-1, CPI-l, SD-2, Arjuna dan Lokal Cipanas berturut-turut 2.765 ton/ha, 2.815 ton/ha, 2.012 ton/ha, 2.836 ton/ha, 3.214 ton/ha. Bobot tongkol tertinggi dicapai pada varietas Lokal Cipanas dan terendah pada varietas SD-2. Varietas Lokal Cipanas dan Hibrida meru-pakan varietas yang baik untuk memproduksi jagung semi. Sedangkan perlakuan populasi 200 000 tanaman per hektar menghasilkan bobot tongkol bersih 3 ton/ha.

(59)
(60)

Gambar

Tabel 6. Rata-rata frekuensi panen
Tabel 7. Rata-rata bobot hijauan tanpa tassel
Tabel 8. Rata-rata bobot berangkasan total
Tabel 9. Rata-rata junlah tongkol pertananan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini diperoleh hasil, bahwa tidak ada hubungan antara kepuasan pelayanan makanan dengan perubahan IMT pasien, serta tidak ada hubungan antara

Penelitian tentang pengaruh SiR sebagai bahan pengisi terhadap ESDD dan arus bocor material isolasi RTV resin epoksi di daerah beriklim tropis, dengan mengamati porsentase

Fungsi f disebut fungsi aljabar jika f dapat dinyatakan sebagai jumlahan, selisih, pangkat, hasil kali, hasil bagi, atau akar fungsi suku banyak (polinomial).. Fungsi rasional

Abu dasar batubara merupakan bahan buangan dari proses pembakaran batubara pada pembangkit tenaga yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dan lebih berat

Dengan adanya peraturan menteri nomor 24 tahun 2010 dalam upaya pemberdayaan perempuan lanjut usia ini, bertujuan bahwa lanjut usia memang harus diberdayakan

Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analisis deskriptif untuk melihat nilai rerata hasil kemampuan metakognitif.

Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap percobaan yaitu: (1) persiapan dan preparasi daging teripang segar, (2) analisis kandungan gizi (proksimat) daging

Posisi perempuan yang terlentang juga disebut posisi misionaris, ada beberapa posisi yang berbahaya dilakukan oleh laki-laki dalam berhubungan badan seperti