• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Tingkat Inflasi Terhadap Penerimaan Pajak (Survei Pada Provinsi Jawa Barat Periode 2008-2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Tingkat Inflasi Terhadap Penerimaan Pajak (Survei Pada Provinsi Jawa Barat Periode 2008-2012)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

The influence Gross Domestic Regional Product (GDRP) and

Inflation Rate To Tax Revenue

(Survey on Province West Java Period 2008-2012)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Kelulusan Jenjang Studi Strata 1

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh:

Encep Herdiana Rachman. N

21110211

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2

Identifikasi Masalah ... 6

1.3

Rumusan Masalah ... 6

1.4

Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4.1

Maksud Penelitian ... 7

1.4.2

Tujuan Penelitian... 7

1.5

Kegunaan Penelitian... 7

1.5.1

Penelitian Dasar... 7

1.5.2

Penelitian Terapan ... 7

1.6

Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 8

1.6.1

Lokasi Penelitian ... 8

(3)

iv

(PDRB) ... 10

2.1.1.1

Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB) ... 10

2.1.1.2

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 11

2.1.1.3

Manfaat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 12

2.1.1.4

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pendekatannya ... 13

2.1.1.5

Produk Domestik Bruto Atas Dasar harga Berlaku ... 15

2.1.1.6

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan ... 15

2.1.1.7

Aktifitas Ekonomi yang Tidak Dihitung Dalam GDP ... 16

2.1.1.8

Produk Domestik Bruto Menurut lapangan Usaha (sektor) ... 17

2.1.2

Inflasi ... 17

2.1.2.1

Pengetian Inflasi ... 17

2.1.2.2

Jenis Inflasi ... 18

2.1.2.3

Inflasi Berdasarkan Sumber atau Sebabnya ... 20

2.1.2.4

Dampak Inflasi ... 20

2.1.2.5

Inflasi Berdasarkan Asalnya ... 21

2.1.2.6

Pengukuran Tingkat Inflasi ... 21

2.1.3

Penerimaan Pajak ... 22

2.1.3.1

Pengertian Penerimaan/Pendapatan/Penghsilan... 22

2.1.3.2

Pengertian Pajak ... 23

(4)

iv

2.1.3.4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak... 27

2.2

Kerangka Pemikiran ... 28

2.2.1

Keterkaitan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan

Penerimaan Pajak ... 31

2.2.2

Keterkaitan Tingakt Inflasi Terhadap Peneriamaan Pajak.. ... 33

2.2.3

Paradigma Penelitian ... 36

2.2.4

Penelitian Sebelumnya ... 37

2.3

Hipotesis ... 38

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1

Objek Penelitian ... 40

3.2

Metode Penelitian ... 40

3.2.1

Desain Penelitian ... 42

3.3

Operasional Variable ... 44

3.4

Sumber Data ... 46

3.5

Populasi Dan Sample ... 50

3.5.1

Populasi ... 50

3.5.2

Sample ... 50

3.6

Metode Pengumpulan Data ... 51

3.7

Metode Pengujian Data ... 52

3.8

Rancangan Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 53

3.8.1

Rancangan Analisis ... 53

(5)

iv

4.1.1.1

Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJP Jawa Barat ... 63

4.1.1.2

Struktur Organisasi kanwil DJP Jawa Barat ... 67

4.1.1.3

Uraian Tugas Kanwil DJP Jawa Barat ... 68

4.1.1.4

Kegiatan Kantor Wilayah DJP Jawa Barat ... 78

4.1.1.5

Aktifitas Kanwil DJP Jawa Barat ... 79

4.1.2.1

Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik ... 80

4.1.2.2

Tugas Dan Fungsi Badan Pusat Statistik ... 85

4.1.2.3

Visi dan Misi Badan Pusat Statistik ... 86

4.1.2.4

Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik ... 87

4.1.2.5

Deskripsi Jabatan ... 87

4.2

Analisis Deskriptif Penelitian ... 90

4.2.1

Analsisis Deskriptif Mengenai Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Harga Berlaku ... 90

4.2.2

Analisis Deskriptif Mengenai Tingkat Inflasi ... 93

4.2.3

Analisis Dekriptif Mengenai Penerimaan Pajak ... 97

4.3

Analisis Verifikatif ... 101

4.3.1

Pengujian Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto(PDRB)

menurut Harga Berlaku dan Tingkat Inflasi Terhadap Penerimaan

Pajak Pusat ... 101

(6)

iv

4.3.2.1

Uji Normalitas ... 101

4.3.2.2

Uji Multikolinieritas ... 102

4.3.2.3

Uji Heteroskedastisitas ... 102

4.3.2.4

Uji Auto Korelasi ... 104

4.3.3

Persamaan Linear Berganda ... 104

4.3.4

Analisis Korelasi ... 105

4.3.3.1

Analisis Korelasi Parsial ... 106

4.3.5

Koefisien Determinasi ... 107

4.3.6

Pengujian Hipotesis ... 108

4.3.6.1

Pengujian Hipotesis Produk Domestik Regional Bruto

Terhadap Peneriamaan Pajak ... 108

4.3.6.2

Pengujian Hipotesis Tingkat Inflasi Terhdap Penerimaan

Pajak ... 109

4.4

Pembahasan ... 110

4.1.1

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Menurut Harge Berlaku

Terhadap Penerimaan Pajak Pusat ... 110

4.1.2

Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Penerimaan Pajak ... 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan ... 115

5.2

Saran ... 115

5.2.1

Saran Operasional ... 115

5.2.2

Saran Pengembangan Ilmu ... 116

(7)
(8)

118

DAFTAR PUSTAKA

______, 1987,

Financial Accounting Standar Board:

Statement of Financial

Accounting Concepts No. 6

. Financial Accounting Foundation URL:

http://www.fasb.org/cs/BlobServer?blobkey=id&blobwhere=11758221028

97&blobheader=application%2Fpdf&blobcol=urldata&blobtable=Mungo

Blobs

______, 2014,

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat, menurut

Lapangan Usaha 2011-2013.

Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi

Jawa

Barat

Nomor

ISSN:

0854

9303

URL:

http://jabar.bps.go.id/publikasi/produk-domestik-regional-bruto-provinsi-jawa-barat-menurut-lapangan-usaha-tahun-2011-2013

diakses 5 Mei 2014

______, 2014,

Indek Harga Konsumen di Tujuh Kota IHK Provinsi Jawa Barat

2013,

Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat Nomor ISSN:

0854

7025

URL:

http://jabar.bps.go.id/publikasi/indeks-harga-konsumen-tujuh-kota-ihk-jawa-barat-2013

diakses 5 Mei 2014

Abdul Halim, 2001,

Anggaran Daerah dan Fiscal Stress : Sebuah studi kasus

pada Anggaran Daerah Provinsi di Indonesia

.URL:http://jieb.feb.ugm.a

c.id/catalog/index.php/jieb/article/view/984 diakses 15 April 2014

Abdulah Halim, 2004,

Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah

,

Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat

Adam M Fahmi, 2010,

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Di Sumatera Utara

URL:

http://dig

ilib.unimed.ac.id/analisis-faktorfaktor-yang-mempengaruhipeneri

maanpaja

k-pertambahan-nilai-di-sumatera-utara-815.html diakses 3 April 2014

Agus D.W. Martowardojo,

Kendalikan Inflasi, Indonesia Perlu Belajar dari

Filipina

, Jakarta: 2014 URL:

http://bisniskeuangan.kompas.com/read

/2014/04/21/1346538/Kendalikan.Inflasi.Indonesia.Perlu.Belajar.dari.Filip

ina. diakses 3 April 2014

Alam S.,2006,

EKONOMI: Jilid

1. Penerbit Esis

Alfian Nurrohman, 2010,

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penerimaan Pajak Daerah Di Kota Surakarta

(Tahun

1994-2007),

Thesis, URL:

http://eprints.uns.ac.id/3565/ diakses 3 April 2014

(9)

Arnold C harberger, 1962,

Thr incidence of the corporation income tax, the

journal of political economy

, URL:

http://www.gatton.uky.edu/Faculty/h

oytw/704/Harberger.pdf diakses 3 April 2014

Arnold, J. 2008,

Do Tax Structures Affect Aggregate Economic Growth?:

Empirical Evidence from a Panel of OECD Countries”,

OECD

Economics, OECD Publishing URL: http://dx.doi.org/10.1787/236001

777843 diakses 3 April 2014

Badan pusat statistik, 2014,

Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah),

2007-2014

URL:

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar

=1&I

d_subyek=13 diakses 3 April 2014

Barrios, Salvador and Pietro Rizz, 2010,

Unexpected changes in tax revenues and

the stabilisation function of fiscal policy: Evidence for the European

Union 1999-2008.

Economic Papers URL:

http://ec.europa.eu/econo

my_finance/publications/economic_paper/2010/ecp404_en.htm

diakses 3

Maret 2014

Bambang W. dan A. Widyaningsih, 2007,

Ekonomi & Akuntansi: Mengasah

Kemampuan Ekonomi

, Bandung: Citra Raya

Budi S. Purnomo, 2009,

Obligasi Daerah

, Bandung: Alfabeta

Budi S. Purnomo dan Rahayu R. Puji, 2005,

Analisis Pendapatan Asli Daerah

(Pad) Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Dalam Upaya

Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Kabupaten Kediri.

Jurnal dinamika

pembangunan (jdp), volume 2 (nomor 1). Pp. 9-18. Issn 1829-7617 URL:

http://eprints.undip.ac.id/16857/ diakses 4 Maret 2014

Budy Prasetya, 2013,

Penerimaan Pajak Tumbuh 34,24 Persen

. Bandung: Pikiran

Rakyat URL:http://www.pikiran-rakyat.com/node/261974 diakses 13

April 2014

Bruckner, Markus. 2011.

An Instrumental Variables Approach to Estimating Tax

Revenue Elasticities: Evidence from Sub-Saharan Africa

. Research Paper

No. 2011-09

URL:http://economics.adelaide.edu.au/research/papers/doc/

wp2011-09.pdf diakses 16 April 2014

(10)

120

Chandra Budi, 2013,

Target Penerimaan Pajak 2014 Bisa Dicapai, Ini Caranya,

Jakarta. URL:

http://economy.okezone.com/read/2013/12/30/20/919251/

target-penerimaan-pajak-2014-bisa-dicapai-ini-caranya

diakses 3 April

2014

Clausing, Kimberly A. 2007,

Corporate tax revenues in OECD countries

,

International Tax and Public Finance Volume 14, Issue 2 , pp 115-133

URL:

http://link.springer.com/article/10.1007/s10797-006-7983-2

diakses

3 April 2014

Cung, Nguyen Huu Qi-shen Zhou dan Hua Liu, 2014,

Determinants of Revenue

of Personal Income Tax in Vietnam,

Online ISBN 978-3-642-40060-5.

URL

:

http://link.springer.co m/chapter/10.1007/978-3-642-40060-5_26

diakses 3 April 2014

Deliarnov, 2007,

Ilmu Pengetahuan Sosial : EKONOMI

, Penertbit Erlangga:

Bandung

Dina Nurmayasari, 2005,

Analsisi Faktor yang mempengaruhi Penerimaan

Pajak Bumi Dan Banguan,

Jurnal Dinamika Pembangunan (JDP).

URL:

http://www.

eprints.undip.ac.id/23456/1/SKRIPSI.PDF

diakses

3

April 2014

Dini Nurmayasari, 2010,

Analisis Penerimaan Pajak Reklame Kota Semarang,

URL:

http://www.

eprints.undip.ac.id/23456/1/SKRIPSI.PDF

diakses 3

April 2014

Donna D. Istianto, 2011,

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Peneriamaan Pajak Reklame Di Kabupaten Semarang Tahun

2000-2009

, Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro

Dornbusch, Rudiger dan Stanley Fisher,1986,

Makro Ekonomi: Edisi ketiga

(alih

bahasa Rudy P.Sitompul). Jakarta: Erlangga

Enny Sri Hartati,

Penerimaan Pajak dari Miliuner Belum Optimal,

Jakarta:2014

URL:

http://www.tempo.co/read/news/2014/01/20/090546443/Penerimaan

Pajakdari-

Miliuner-Belum-Optimal diakses 3 April 2014

Fuad Rahmany, 2014,

Realisasi Pendapatan Pajak 2013 Capai Rp 1.099 Triliun

,

Jakarta URL:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/01/06/143818

5/Realisasi.Pendapatan.Pajak.2013.Capai.Rp.1.099.Triliun diakses 3 April

2014

Fuad Rahmany, 2014,

Inflasi Melambat, Penerimaan Pajak Diyakini Lebih Baik

Dari 2013

. Jakarta - URL:

http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/03/

24/inflasi-melambat-penerimaan-pajak-diyakini-lebih-baik-dari-2013

(11)

Greytak, David and Bernard Jump, 1977,

Inflation and Local Government

Expenditures and Revenues: Method and Case Studies

. Journal

Public

Finance Review

vol. 5 no. 3 275-302

Gunardi, 2009,

AKUNTANSI PAJAK: Sesuai dengan Undang-undang Pajak

Baru, Edisi Revisi 9

. Grasindo

H. Simanjuntak Timbul, dan Muklis Imam, 2012,

Dimensi Perpajakan dalam

Pembangunan Ekonomi

. Jakarta: Raih Asa Sukses

Hadi Soesastro, Aida Budiman, Ninasapti Triaswati, Armida Alisjahbana dan Sri

Adiningsih. 2005,

Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia

dalam Setengah abad Terakhir

.Yogyakarta: Kanisius

Hadi Sasana, 2005,

Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Penerimaan

Pajak bumi Dan Bangunan (PBB) (Studi Kasus Di Kabupaten

Banyumas).

Jurnal Dinamika Pembangunan (JDP), Volume 2 (Nomor 1).

pp. 19-29. ISSN 1829-7617

URL:

http://www.eprints.undip.ac.id/16826/

diakses 3 April 2014

Hadi Purnomo. 2004,

Reformasi Administrasi Pajak, Kebijakan

Fiskal-Pemikiran, Konsep dan Implementasi,

Penerbit Kompas: Jakarta

Hatta, 2012,

Warta Ekonomi

:

Ini Peringkat Kabupaten/Kota Terkaya 2012

-URL: http://wartaekonomi.co.id/berita4775/ini-peringkat-kabupatenkotater

kaya-2012.html diakses 3 April 2014

Hidayat, M.T. 2009, Menyusun Skripsi & Tesis, Bandung

Hessel Nogi S. Tangkilan,

Manajemen Publik

, Grasindo:2007 URL:

http://books.

google.com.sg/books?id=kWGVXrjpcjQC&pg=PA91&d=PDRB+perkapit

a&hl=en&sa=X&ei=Pc5ZU5vDE46RrAfC74DQBA&ved=0CGUQ6AEw

CQ#v=onepage&q=PDRB%20perkapita&f=false

diakses 3 April 2014

Ian Andriana, 2009,

SPSS: Statistical Product Service Solution

, Bandung: Pra

Penerbit

Imamul Arifin, 2007,

Membukan Cakrawala Ekonomi

. Bandung: Grafindo

Insukindro, 1994,

Penerimaan Pajak

, Jogjakarta: Djambatan

Isei, 2005,

Pemikiran Dan Permasalahan Ekonomi Di Indonesia Dalam

Setengah Abad Terakhir

, Yogyakarta: Kanisius

(12)

122

Lipsey G. Richard, Douglas D. Purvis, Peter O.Stainer dan Paul N.Courant.1992,

Pengantar Makro Ekonomi; Edisi kesembilan

(alih bahasa Agus

Maulana dan Kibrandoko) Jakarta: Binarupa Aksara

Losina Purnastuti, Rr. Indah M, 2008,

Siap Menghadapi Ujian Nasional

2009

.Jakarta: Grasindo

Machfud Sidik, 2002,

Optimalisasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Dalam

Rangka Peningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah

. Bandung

Makmum, 2008, Studi

Kemempuan Daerah dalam Memberikan Subsidi Listrik

.

Jurnal EKONOMI dan PEMBANGUNAN

: ISSN

0854-526x134/Akres-LIPI/P2MBI/06/2008

URL:http://books.google.com.sg/books?id=Am

sepj45r_8C&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false diakses 5 April

2014

Minea, A., Villieu, P., 2009,

Can inflation targeting promote institutional quality

in developing countries?

The 26

th

Symposium on Money, Banking and

Finance, University of Orléans, URL:http://www.

gdresymposium.eu/p

apers/VILLIEUPATRICK.pdf

diakses 7 April 2014

Mishkin S. Frederik, 2008,

Ekonommi Uang, Perbankan, dan Pasar

Keuangan, edisi 8

. (penerjemah Lana Soelistianingsih dan Yulianita G.)

Jakarta: Salemba Empat

Muchtholifah, 2010,

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Inflasi,

Investasi Industri dan Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan

Asli Daerah Di Kota Mojokerto

. Jurnal Ilmu Ekonomi Pembangunan

URL:

http://www.

eprints.upnjatim.ac.id/3027/1/jiep12jun010.pdf

diakses 7

April 2014

Muhammad Zamroni. 2009,

Buku Kantong Ekonomi SMA IPS

. Pustaka

Widyatama.Yogyakarta

Nicos M. Christodoulakis, 1994,

Tax Collection Lags And The

Revenue-Maximising Inflation

, Volume 19, Issue 3, pp 329-342 Online ISSN

1435-8921

URL:

http://link.springer.com/article/10.1007%2FBF01205941

diakses 3 April 2014

(13)

Pearson, Scott., Carl Gotsch dan Sjaiful Bahri. 2005,

Aplikasi Policy Analysis

Matrix pada pertanian Indonesia.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Rahmad Husein Nasution, Herawati dan Dandes Rifa, 2014,

Pengaruh Inflasi,

Jumlah Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak

Penghasilan Orang Pribadi Di Kota Padang,

Jurnal Akuntansi Fakultas

Ekonomi, Universitas Bung

Hatta

.

URL:

http://ejurnal.bunghatta.ac.id

/index.php?journal=JFEK&page=articleee&op=view&path[]=2363

diakses 20 April 2014

Rahmanta, 2001,

Pengaruh Produk Domestik Bruto dan SBI Terhadap

Penerimaan Pajak Diindonesia

. Jurnal Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas

Sumatra Utara URL:

http://www.qejournal.unimed.ac.id

/edisi/1/QEJ

_Vol01_No01 _3_Rahmananta.pdf diakses 12 April 2014

Ratna Wardhani, 2011,

PSAK no 23 PENDAPATAN, Edisi Revisi 2010

.Depok:

Departemen Akuntansi dan PPA FEUI

Rimsky J. Judisseno, 1997,

PAJAK DAN STRATEGI BISNIS, Suatu Tinjauan

tentang Kepastian Hukum dan Penerapan Akuntansi Indonesia.

Jakarta

Rini Gustini, 2011

, Analisis Pertumbuhan Produk Domestik Bruto, Jumlah Wajib

Pajak, Dan Jumlah Kantor Pelayanan Pajak Terhdapa Penerimaan Pajak

Di Indonesia.

URL:

http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=re

ad&id=jbptunikompp-gdlrinigustin26653&q=produk%20domestik%20bru

to diakses 15 Maret 2014

Rochmat Soemitro dan Dewi Kania Sugiharti, 2004,

Asas Dan Dasar Perpajakan

I

. Bandung: Refika Aditama

Sackey, James A., 1981,

Inflation, Lags in Collection, and the Real Value of Tax

Revenue. Social and Economic Studies

Sadono Sukirno. 2011,

Makroekonomi Teori Pengantar

, Edisi ketiga Jakarta:

Grafindo

Safri Nurmantu, 2005,

Pengantar Perpajakan

; Edisi 3. Jakarta: Granit

Samuelson,

Nordhaus,

1992,

Makro-Ekonomi

,

Edisi

Keempatbelas,

Jakarta: Erlangga

Siti Kurnia Rahayu, 2010,

Perpajakan Indonesia : Konsep & Aspek Formal

,

Yogyakarta: Graha Ilmu.

(14)

124

Soediyono Reksoprayitno, 1997,

EKONOMI MAKRO: Analisis IS-LM dan

Permintaan-Penawaran Agregatif

. Yogyakarta: Liberty

Soemarso, 2007,

PERPAJAKAN: pendekatan Komprehensif.

Jakarta

:

Salemba

Empat

Sugiyono. 2011.

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D

. Cetakan

Keduabelas. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2013,

Metode Penelitian Bisnis

. Cetakan Ke 17 Bandung: Alfabeta.

Suryamin, 2014,

BPS: inflasi 2013 sebesar 8,38 persen, Jakarta

- URL:

http://bisnis.liputan6.com/read/793346/penerimaan-pajak-2013-kurang-rp-763triliundaritarget

diakses 20 Maret 2014

St. Sulartio, 2001,

MASYARAKAT WARGA DAN PERGULATAN DEMOKRASI:

menyambut 70 tahun Jakob Oetama

. Jakarta: Kompas Press

S. Yuliyana, 2012.

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI

Jakarta Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN

). Skripsi

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisinis Universitas

Mercu Buana Jakarta URL:

http://digilib.mercubuana.ac.id/skripsi1.ph

p?ID_Skripsi=0000021616&NIM=43208010237 diakses 3 April 2014

Tanzi, Vito. 1977,

Inflation, Lags in Collection, and the Real Value of Tax

Revenue. Staff Papers - International Monetary Fund Vol. 24, No.

1 URL:

http://www.jstor.org/stable/3866540

diakses 2 Maret 2014

Tanzi, Vito. 1978,

Inflation, Real Tax Revenue, And the case For Inflationary

Finance: Theory With an Aplication to Argentin

a,

International

Monetary Fund

Vol. 25, No. 3 Palgrave Macmillan Journals

. URL:

http://www.jstor.org/stable/3866679

diakses 2 Maret 2014

Tony Prasetiyo, 2013,

Indonesia Harus Tingkatkan Tax Ratio

, URL:

http://www.pajak.go.id/content/tony-prasetiantono-indonesia-harus-tingk

atk an-tax-ratio diakses 26 Maret 2014

Tri Kunawaningsih dan Antyo Pracoyo, 2005,

Aspek dasar ekonomi Makro Di

Indonesia.

Jakarta: Grasindo

Uma Sekaran, 2006,

Metode Penelitian Bisnis

, Salemba Empat, Jakarta

Umi Narimawati, 2007,

Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi Contoh

dan Perhitunga,.

Jakarta: Agung Media

(15)

2000-2006

, URL:http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=13

1994&lokasi=lokal diakses 20 Maret 2014

Wenni Rismawati dan Putu M. A. Saputra

,

2013,

Pengaruh Variable Pajak Dan

Variable MakroEkonomi Terhdap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi

Kasus 2001-2012),

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Brawijaya URL:http://www.jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/articlee/view

/682 diakses 3 April 2014

(16)

ii

KATA PENGANTAR

Pertama

tama penulis panjatkan puji syukur kehadirat ilahi yang maha

pengasih lagi maha penyayang, ALLAH SWT. Berkat rahmat dan karunianya

penulis bisa menyelesaikan skripsi

yang berjudul “

PENGARUH PRODUK

DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN TINGKAT INFLASI

TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan Skripsi ini

masih terdapat kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan

senantiasa diterima penulis sebagai masukan yang berarti. Sehingga dalam

penyusunan karya tulis lainnya penulis dapat menyusun dengan lebih baik. Dalam

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Shalawat beserta salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjunan kita

nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan juga kita

semua sebagai umatnya.

Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-basarnya

kepada:

1.

Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, Msc selaku rektor dari Universitas

Komputer Indonesia,

(17)

ii

kelas Ak 5 Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

5.

Mamah Papah selaku orang tua penulis yang selalu memberikan support

yang sangat luar biasa baik doa, materil, dan nasihatnya dengan penuh

kasih sayang yang tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi tepat pada waktunya, mamah papah nuhun pisan nya mah pah.

6.

Eka Arianti selaku kaka penulis yang selalu mensupport penulis baik dari

segi materil dan nonmateril, makasih kakaku sayang,

7.

Dikdik Faturohman dan Dadi Nanda Novana yang selalu sodara laki-laki

yang selalu memberikan semangat dalam kuliah,

8.

Nenekku tersayang Ummi Ucu yang selalu memberikan doa yang tiada

henti untuk cucunya ini, maksih ya nek,

9.

Mang Ajat dan Bi Neny yang banyak memberikan doa dan nasihatnya

10.

Aa Irfan, Aa Gungun dan Aa Isal dan Aa Fauzi yang selaku memberikan

nasihat kepada penulis.

11.

Ririn BJ dan Sri Ayu Larasati yang selalu menjadi penyemangat di setiap

saat. Nuhun BJ, Yayas

(18)

ii

13.

Teman-teman yanga di kampung Lebak, Malih, Sube, Chamong, Entis dan

semuanya terima kasih atas dukunganya.

14.

Dan seluruh Pihak yang tidak dapat sebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis ucapkan banyak terimaksih yang sebesar-besarnya atas

budi baik yang telah diberikan kepada penulis semoga Allah SWT memberikan

imbalan yang setimpal atas kebaikan semua dan penulis berharap semoga laporan

ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca maupun pihak-pihak lain yang

berkepentingan pada umumnya.

Bandung, Agustus 2014

Penulis

Encep Herdiana Rachman .N

(19)

156

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama

: Encep Herdiana Rachman Nalendra

NIM

: 21110211

Tempat/tgl Lahir

: Serang, 03 Agustus 1991

Jenis Kelamin

: Laki - laki

Agama

: Islam

Alamat : Kp. Lebak no 90 Rt 08/04 Des. Gunung Datar Kec. Cimanuk

Kab. Pandeglang, Banten

DATA PENDIDIKAN

1.

SD Negeri Gunung Datar

1998 - 2004

2.

SMP Negeri 1 Cimanuk

2004 - 2007

3.

SMK Negeri 1 Pandeglang

2007 - 2009

4.

Universitas Komputer Indonesia

2010

sampai sekarang

Yang Menyatakan

(20)
(21)
(22)

1

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Penerimaan Pajak

(Survei Pada Provinsi Jawa Barat Periode 2008-2012)

Encep Herdiana Rachman Nalendra

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No.112-116 Bandung 40132

e-mail : kang_herdy@rocketmail.com

ABSTRACT

Tax contributed greatly to the state revenue. Contributions tax is increasing from year to year with increasing economic growth. However, in 2013 the tax revenue has not reached the target set, while at the same time increasing the gross domestic product and the rate of inflation down.

This study was conducted aimed to determine how much influence the regional gross domestic product (GDP) and the inflation rate of the tax revenue in the province of West Java. In this paper, the authors limit the variables regardless of macro tax administration system and the ability of the tax authorities.

The method used in this research is descriptive method of analysis and verification. Population at 7 KPP with a target population 7 cities in West Java Province, using saturated samples. Statistical testing using partial correlation analysis, multiple linear regression and coefficient of determination by using statistical software SPSS version 20.0 for windows.

The results showed that the regional gross domestic product has a positive effect on tax revenue, to have a very strong relationship. While the inflation rate negatively affect tax revenue, with weak ties. This shows that all the hypotheses in this study received.

Keywords: Gross Domestic Product (GDP), Inflation and Tax Revenue.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional

untuk mencapai kemakmuran dan

kesejahteraan masyarakat, penerimaan

negara dari pajak salah satu komponen

penting dalam rangka kemandirian

pembiayaan pembangunan.(Simanjuntak,

Imam,2012:30)

Pajak sendiri merupakan salah satu bentuk iuran rakyat kepada kas negara. (Soemitro:2000) Secara umum pajak dapat diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang bersifat memaksa.(Andriani, dalam santoso:2003)

Penerimaan Negara menurut APBN dan RAPBN dari dalam negri sektor Non Migas terdiri dari, (1) Pajak Penghasilan, (2) Pajak Pertambahan Nilai, (3) Bea Masuk, (4 ) Cukai, (5) Pajak Ekspor, (6) Pajak bumi dan bangunan, (7) Pajak Lainya, (8) Penerimaan

Bukan Pajak, dan (9) Laba Bersih

Minyak.(Kurnia Rahayu, 2010:54)

Penerimaan pajak dalam APBN 2014 dipatok diatas seribu triliun atau mencapai Rp1.110,2 triliun, angka tersebut naik sebesar Rp115 triliun atau tumbuh sekitar 11,6 persen jika dibandingkan dengan target pajak dalam APBN 2013 sebesar Rp995,2 triliun.(Chandra budi :2013) Sementara itu masih banyak peneriman dari sektor pajak yang belum optimal.(Enny Sri Hartati:2014)

Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut, negara melakukan berbagai upaya

untuk mengoptimalkan berbagai jenis

penerimaan sebagai sumber pendapatan Negara, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dibuat oleh Pemerintah bersama dengan DPR, terdapat tiga sumber penerimaan yang menjadi pokok andalan, yaitu: Penerimaan dari sektor pajak, sektor migas (minyak dan gas bumi), dan dari sektor bukan pajak. Dari ketiga sumber penerimaan di atas, penerimaan dari sektor

pajak merupakan salah satu sumber

penerimaan terbesar negara (Widi Widodo, 2010:1)

(23)

2

Rachmany:2014)

Pajak, ditinjau dari segi makroekonomi, merupakan peralihan uang (harta) dari sektor

swasta/individu ke sektor

masyarakat/pemerintah, tanpa ada imbalan

yang secara langsung dapat

ditunjuk.(Soemitro dan Sugiharti,2004:2) Penerimaan pajak Indonesia sebagian besar masih berasal dari sektor tradeable, yakni sektor yang kegiatan ekonominya berorientasi

pada pasar luar negeri.(Fuad

Rachmany:2014) Sehingga memang sedikit terganggu terutama kalau kita lihat data pertumbuhan PDB kita secara total bagus. Ini menunjukkan ekonomi Indonesia semakin baik sebetulnya karena biarpun sektor tradeable-nya turun tapi sektor non-tradeable-nya sangat baik.(Fuad Rachmany:2014)

Sementara itu Tax Ratio Indonesia yang masih dibawah 13% sebagai negara emerging market dinilai masih terlalu kecil.(Tony

Prasetio:2013) Selanjutnya iya juga

mengatakan idealnya tax ratio Indonesia bisa berada di angka 20% atau setidaknya 17% melihat pertumbuhan ekonomi negara.(Tony Prasetiantono:2013) Tax ratio sendiri adalah perbandingan antara jumlah pajak yang terhimpun dalam satu tahun dengan Produk

Domestik Bruto (PDB).(Safri

Nurmantu,2005:35)

Penerimaan pajak 2013 Rp 1.099,9 triliun jumlah tersebut hanya 96 persen dari target sepanjang tahun lalu yaitu Rp 1.139,32 triliun. (Fuad Rachmany:2014) padahal produk domestik bruto PDB Indonesia tumbuh 5,78 persen pada 2013 dibandingkan 2012, PDB Indonesia atas dasar harga berlaku mencapai Rp 9.084 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan Rp 2.770 triliun.(Badan Pusat Statistik:2014)

Salah satu potensi penerimaan pajak perseorangan dari miliarder Indonesia yang berpenghasilan Rp 5 miliar hingga 20 miliar per tahun juga belum optimal.(Enny Sri Hartati:2014) Pengusaha Indonesia mudah sekali menghindari pajak, Indeks Gini Indonesia 2013 sebesar 0,41 persen, artinya, 1 persen penduduk menguasai sekitar 58,9

Dengan demikian ada potensi pajak yang begitu besar ditinjau dari aset, pengusaha-pengusaha tersebut mempunyai aset dengan jumlah sekitar Rp 4.000 triliun rupiah.(Enny S. Hartati:2014)

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2013 diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 6,5 persen dari 6,3 persen pada 2012, Proyeksi

pertumbuhan PDB diperkirakan akan

mengalami akselerasi terhadap penerimaan pajak 6,3 persen di 2012 menjadi 6,5 persen di 2013. (Seto Wardono:2013) Pernyataan ini juga dikuatkan oleh pernyataan dari Hanif Nurcholis (2005:177) yang mengatakan Jika PDB meningkat maka kemampuan dalam membayar pajak (ability to pay) juga akan meningkat. Hal ini meningkatkan daya pajaknya agar penerimaan pajak meningkat.

Sementara itu bukan hanya PDB yang mempengaruhi penerimaan pajak, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan

pajak, salah satunya adalah

inflasi.(fuadrahmany:2014) inflasi sendiri merupakan proses kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus atau turunya nilai uang yang terus menerus.(Losina, Dhyah, 2008:25)

Dirjen Pajak, Fuad Rahmany (2014) juga mengatakan bahwa penurunan inflasi berpengaruh ke penerimaan pajak. Karena adanya pertumbuhan penerimaan negara seiring dengan meningkatnya konsumsi yang terjadi di masyarakat.(Fuad Rahmany:2014)

Pernyataan tersebut diperkuat dengan

pernyataan yang dikemukakan oleh Vito Tanzi (1977) dimana Tingkat Inflasi saling

berhubungan untuk mempengaruhi

penerimaan pajak riil. Sedangkan menurut David G and Bernard J (1977) mangatakan bahwa tingkat inflasi akan mempengaruhi baik pengeluaran dan pendapatan pemerintah.

(24)

3

8,5 persen.(Suryamin:2014) Angka inflasi Desember 2013, hampir sama dengan inflasi Desember 2012 yang tercatat sebesar 0,54 persen dan inflasi Desember 2011 sebesar 0,57 Sementara itu Badan Pusat Statistik 2013 mencatat inflasi Jawa Barat mencapai 3,87 persen, lebih tinggi dibandingkan angka inflasi nasional, yakni 3,29 persen. Inflasi tahun year to date, tahun kalender Januari-Juli 2013.(Dody Gunawan Yusuf:2013) namun Realisasi penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya bandung mencatat pertumbuhan 34,24% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. naik sekitar 33% ditahun 2013. (Budi Prasetya:2013)

Berdasarkan uraian di atas tentang

fenomena maka ditemukan dimana

penerimaan pajak masih belum optimal terlihat pada tahun 2013 dimana reaslisasi pada tahun tersebut belum memenuhi target yang telah dianggarkan, terjadinya pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dapat diindikasikan pendapatan pemerintah juga akan meningkat. Selanjutnya, Inflasi juga mempengaruhi penerimaan pajak dimana tingkat inflasi yang

rendah karena adanya pertumbuhan

penerimaan negara seiring dengan

meningkatnya konsumsi yang terjadi di masyarakat. maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dengan judul

“PENGARUH PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENERIMAAN PAJAK” I.I Rumusan Masalah

1. Seberapa besar pengaruh Produk

domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Penerimaan Pajak

2. Seberapa besar pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Penerimaan Pajak

I.II Maksud Dan Tujuan Penelitian Maksud

Maksud penelitian ini dilakukan oleh penulis, untuk mencari kebenaran mengenai pengaruh Produk domestik regional bruto dan tingkat inflasi terhadap penerimaan pajak melalui

pengumpulan data dengan melakukan

pengujian empiris.

I.III Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh produk domestik regional bruto terhadap penerimaan pajak.

2. Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh tingkat inflasi terhadap penerimaan pajak.

Kegunaan Penelitian

1. Meningkatkan pemahaman terhadap masalah pada yang diangkat yang kerap terjadi dan mencari metode untuk memecahkannya.

2. Menerapkan kembali hasil terdahulu untuk memecahkan masalah yang terjadi.

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Pengertian Produk Domestik Regional Bruto

Menurut (Bambang dan Aristanti 2007) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai barang dan jasa yang di produksi oleh seluruh masyarakat yang tinggal di suatu daerah (region).

Menurut (Purnastuti dan Mustikawati,

2008:119) Merupakan nilai pasar semua barang dan jasa yang dihasilkan selama kurun waktu satu tahun pada suatu wilayah regional.

Menurut (Imamul Arifin, 2007:92) PDRB merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh masyarakat di suatu wilayah (region), baik ditingkat provinsi maupun kabupaten kota.

II.I Produk Domestik Regional Bruto Menurut Harga Berlaku

Menurut (Trikunawaningsih dan Pracoyo, 2005;49) Produk domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku adalah GDP total yang nilai berdasarkan harga-harga sekarang (harga yang sedang berlaku

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Harga Konstan

(25)

4

1. Pertanian;

2. Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan;

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih; 5. Konstruksi/Bangunan;

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran; 7. Pengangkutan dan Komunikasi;

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

9. Jasa-jasa

II.II Inflasi

Pengertian Inflasi

Menurut (sukirno 2010:14) Inflasi dapat didefinisiskan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.

Menurut (Losina dan Dhyah 2008:25) Inflasi adalah proses kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus atau turunya nilai uang yang terus menerus.

Menurut (Wijayanta dan Widyaningsih,

2007:112) Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum secara terus- menerus. Inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat, karena secara rill tingkat penfapatannya juga menurun.

Menurut (Lipsey, dkk, 1992:4) Inflasi pada asasnya merupakan gejala ekonomi yang berupa naiknya tingkat harga.

II.II.I Inflasi Berdasarkan Sumber atau Sebabnya

Menurut (Sadono Sukirno, 2010:333) inflasi biasanya dibedakan menjadi tiga bentuk sebagai berikut:

1. Inflasi Tarikan Permintaan

Inflasi ini biasanya pada masa perekonomian berkembang pesat. Kesempatan kerja tinggi mencciptakn tingkat pendapatan yang tinggi dan selajutnya menimbulkan peengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.

2. Inflasi Desakan Biaya

Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat penganguran sangat rendah.

kegiatan perusahaan pengeluaran perusahaan-perusahaan.

II.II.II Pengukuran Tingkat Inflasi

Menurut (Purnastuti,dkk, 2008:26) kenaikan harga-harga sebagai pemicu inflasi diukur degnan menggukanan indeks harga. 1. Indeks Harga Konsumen.( Consumer Price

Indeks )

Indeks harga ini mengukur pengeluaran rumah tangga konsumen untuk membeli sejumlah barang dan jasa utuk keperluan hidup.

2. Indeks Harga Produsen (Wholesale Price Index)

Indeks harga perdagangan besar menitik beratkan pada kenaikan harga sejumlah barang pada tingkat perdagangan besar. 3. PDB deflator

PDB deflator mengukur harga seluruh barang dan jasa diproduksi yang masuk dalam perhitungan PDB

II.II.III Dampak Inflasi

Dampak Inflasi menurut (wijayanta dan Aristanti, 2007:114)

1. Jika harga barang secara umum naik terus-menerus, masyarakat akan panik sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu sisi masyarakat yang berlebihan uang akan memborong barang, sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang, akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.

2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut, masyarakat cenderung untuk menarik tabungan sccara besar-besaran (rush) untuk membeli dan menumpuk barang, akibatnya bank kekurangan dana yang berdampak pada tutup atau bangkrut serta rendahnya dana investasi yang tersedia. 3. Produsen cenderung memanfaatkan

(26)

5

4. Disiribusi barang relaiif tidak adil karena

adanya penumpukkan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi masyarakatnya memiliki banyak uang. 5. Tingkat pengangguran cenderung akan

menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.

6. Jika inflasi berkepanjangan, produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengonsumsi. produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifisme dapat ditekan.

II.III Penerimaan Pajak

Penerimaan negara dari pajak

merupakan salah satu komponen penting

dalam rangka kemandirian pembiayaan

pembangunan (Timbul dan Imam 2012:30).

Penerimaan pajak merupakan sumber

pembiayaan Negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun pembangunan.(Suryadi 2006:105).

II.III.I Faktor –farktor Yang mempengaruhi Penerimaan Pajak.

Faktor - aktor yang mempengaruhi

penerimaan pajak menurut (Rahayu 2010:27) adalah:

1. Kepastian Peraturan Perundang-Undangan dalam Bidang Perpajakan Undang-undang haruslah jelas, sederhana dan mudah dimengerti, baik oleh fiskus, maupun oleh pembayar pajak. Timbulnya konflik mengenai interpretasi atau tafsiran mengenai pemungutan pajak akan berakibat pada terhambatnya pembayaran pajak itu sendiri. Di sisi lain, pembayar pajak akan merasa bahwa sistem pemungutan sangat berbelit-belit dan cenderung merugikan dirinya sebagai pembayar pajak.

2. Kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikan undang – undang perpajakan merupakan suatu cara atau alat pemerintah di bidang perpajakan yang memiliki suatu sasaran tertentu atau untuk

mencapai suatu tujuan tertentu di bidang sosial dan ekonomi.

3. Sistem administrasi perpajakan yang tepat hendaklah merupakan prioritas tertinggi karena kemampuan pemerintah untuk menjalankan fungsinya secara efektif bergantung kepada jumlah uang yang dapat diperolehnya melalui pemungutan pajak.

4. Kualitas pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah beserta aparat perpajakan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya optimalisasi penerimaan pajak. 5. Kesadaran dan Pemahaman warga

Negara Rasa nasionalisme tinggi, kepedulian kepada bangsa dan Negara, serta tingkat pengetahuan perpajakan masyarakat yang memadai, maka secara umum akan makin mudah bagi wajib pajak untuk patuh kepada peraturan perpajakan. 6. Kualitas petugas pajak sangat menentukan efektifitas undang – undang dan peraturan perpajakan. Petugas pajak memiliki reputasi yang baik sepanjang yang menyangkut kecakapan teknis, efisien, dan efektif dalam hal kecepatan, tepat dan

keputusan yang adil”.

II.IV Kerangka Berfikir

Dinegara-negara berkembang, yang sering juga dinamakan”Dunia Ketiga” Konsep Produk domestik Bruto adalah konsep yang paling penting kalau dibandingkan dengan

konsep pendapatan nasional

lainya.(Sukirno,2010:34). Masalah utama

dalam perekonomian yang diterangkan

masalah makro ekonomi utama yang akan selalu dihadapi sesuatu negara yaitu,

pertumbuhan ekoonomi, ketidakstabilan

kegiatan ekonomi, masalah penganguran, kenaikan harga-harga (inflasi), neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

II.IV.I Keterkaitan PDRB terhadap Penerimaan Pajak

Jika PDRB suatu daerah meningkat maka kemampuan daerah dalam membayar pajak (ability to pay) pajak juga akan meningkat. Hal ini meningkatkan daya

pajaknya agar penerimaan pajak

(27)

6

Faktor-faktor penentu perubahan tak terduga ini dalam penerimaan pajak, kita menemukan bahwa pertumbuhan GDP, dalam beberapa kasus berfluktuasi dari harga aset telah

memberikan pengaruh yang paling

signifikan.(Barrios and Rizz, 2011)

II.IV.II Keterkaitan Inflasi terhadap Penerimaan Pajak

Terdapat perbedaan antara penganut ekonomi sisi permintaan dengan ekonomi sisi penawaran hubungan antara inflasi dengan pajak. Apabila terjadi kenaikan atau penurunan harga maka jumlah barang yang dapat dibeli oleh masyarakat niscaya akan mengalami perubahan, yang berdampak pada penerimaan pajak.(Rosyidi 2002:119)

Penerimaan pajak yang akan timbul dengan sendirinya sebagai akibat dari inflasi. dimana diperlukan untuk perubahan eksplisit dalam peraturan-peraturan pajak untuk menghasilkan penerimaan pajak yang lebih besar.(Dombush, dkk 1986 : 607)

III. METODE PENELITIAN Desain Penelitian

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi.

2. Menetapkan judul dari fenomena yang didapat, sehingga dapat diketahui apa yang akan diteliti kemudian menentukan identifikasi masalah dalam penelitian. 3. Menetapkan masalah-masalah yang akan

diteliti dalam penelitian ini Produk Domestik Regional Bruto (variabel X1) dan Tingkat Inflasi (variabel X2), yang menjadi variabel bebas. Dan Penerimaan Pajak (variabel Y), yang menjadi variabel terkait.

4. Menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian mengenai Produk Domestik Regional Bruto (variabel X1) dan Tingkat Inflasi (variabel X2) dan Penerimaan Pajak (variabel Y),

5. Melakukan pembahasan terhadap masalah melalui data dan informasi yang diperoleh dan kemudian data tersebut diolah dan dianalisis.

III.I Operasioanal Varibale

Variable Konsep

Variable

Indikator Skala

PDRB (variabel X1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bambang dan Aristanti (2007:100) PDRB 7 kota di jawa barat Rasio Tingkat Inflasi (Variable X2) Inflasi (Losina, Dhyah. 2008:25) Tingkat Inflasi di 7

kota di jawa barat Rasio Penerimaa n Pajak (Variable Y) Penerimaan pajak (Suryadi,2006 :105) Realisasi Penerima an Pajak Pada 7 KPP DJP Jawa Barat Rasio

III.II Teknik Pengumpulan Data

penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara:

a. Dokumentasi

Penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki instansi terkait, yaitu Badan Pusat Statistik Jawa Barat dan Kantor Pelayana Pajak Kanwil Jabar I.

2. Penelitian Kepustakaan (Library

Research)

(28)

7

III.IV Teknik Penerikan Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2011:85) sampling jenuh adalah :

Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Sampel pada penelitian ini berjumlah 7 sampel.

III.V Pengujian Hipotesis III.V.I Analisis Kuantitatif

analisis kuantitatif adalah Dalam

penelitian kuantitatif analisis data

menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif.(Sugiyono, 2011:31).

Statistik inferensial dapat berupa

statistik parametris dan statistik

nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random.

Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram.

Pembahasan hasil penelitian

merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan”. Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah:

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. (Ghozali, 2007:110)

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). (Ghozali 2007:91).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang

lain.(Ghozali, 2007:105) .

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. (Ghozali 2007:96) 2. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut (Supangat,2007:352) Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya).

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan seberapa besar pengaruh perencanaan pajak dan kualitas laba terhadap penghasilan kena pajak.

dinyatakan dalam persamaan :

Ket:

Y :variabel terikat (penghasilan kena pajak) a : bilangan berkonstanta

b1,b2 : koefisien arah garis

X1 : variabel bebas X1 (perencanaan pajak) X2 : variabel bebas X2 (kualitas laba)

3. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.(Sugiono, 2011:135)

Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:

Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:

(29)

8

Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien Korelasi Parsial

Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

b. Koefisien Korelasi Parsial

Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 : 1. Apabila (-) berarti terdapat hubungan

negatif.

2. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.

4. Koefisien Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar

variabel independen (X) berpengaruh

terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.

Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus :

hipotesis adalah Salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu.(Supangat 2007:293)

Hipotesis penelitian

1). Hipotesis parsial antara variabel bebas Produk Domestik Regional Bruto terhadap variabel terikat penerimaan pajak

H0: β1 ≤ 0, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tidak berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak.

Ha : β1 > 0, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak.

2). Hipotesis parsial antara variabel bebas tingkat Inflasi terhadap variabel terikat penerimaan pajak.

H0: β2 ≥ 0, Tingkat inflasi tidak berpengaruh negatif terhadap penerimaan pajak.

Ha : β2 < 0, Tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap penerimaan pajak

1. Pengujian Statistik (Parsial)

Melakukan uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variable terikat.

a. Rumus uji t student adalah :

Ket:

t : nilai uji t

r : koefisien korelasi n : jumlah sampel b. Hipotesisnya adalah:

H0: β=0 Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Inflasi tidak berpengaruh dalam menguji Penerimaan Pajak

Ha: β≠ 0 Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Inflasi berpengaruh dalam menguji Penerimaan Pajak

c. Kriteria pengakuannya adalah:

(30)

9

Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut :

Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria :

a) Jika t hitung ≥ t tabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.

b) Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.

c) thitung, dicari dengan rumus perhitungan t hitung.

d) ttabel, dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,01 dan dk = (n-k-1).

III.V.III Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan

berdasarkan hasil pengelolahan dan hasil

pengujian hipotesis yang dilakukan

berdasarkan pada hasil kriteria yang telah dijelaskan di atas, juga dari teori-teori yang mendukung objek dari masalah yang diteliti.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.I Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Dari data yang disajikan pada tabel di atas terlihat nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,464. Nilai ini lebih besar dari 0,01. Hal ini menunjukan bahwa nilai residual dalam data berdistribusi secara normal, sehingga asumsi normalitas data terpenuhi.

2. Uji Multikolinearitas

nilai tolerance yang diperoleh kedua variabel bebas masing-masing sebesar 0,974 > 0,1 dan Variance Inflation Factor (VIF) masing-masing sebesar 1,026 kurang dari 10. Hal ini menandakan bahwa kedua variabel bebas yang digunakan tidak memiliki masalah multikolinieritas.

3. Uji Heterokedastisitas

Dari data yang disajikan pada tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi PDRB (0,184) dan inflasi (0,421) yang diperoleh kedua variabel bebas lebih besar dari 0,01. Hal ini menunjukan bahwa variance residual dalam data bersifat homokedastisitas.

4. Uji AutoKorelasi

Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa nilai Durbin Watson (dW) yang diperoleh sebesar 1.090 Nilai ini berada diantara -2 dan 2. Sesuai dengan kriteria pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi antara periode penelitian.

Dari keempat hasil pengujian asumsi klasik di atas terlihat bahwa tidak ditemukannya pelanggaran asumsi klasik, sehingga analisis regresi linier berganda dapat digunakan.

IV.II Pembahasan

IV.II.I Produk Domestik Regional Bruto terhadap penerirmaan Pajak

1. Regresi Linear Berganda

nilai regresi untuk produk domestik regional bruto adalah sebesar 0,029 artinya jika PDRB meningkat 1 (Satu) juta rupiah,

sementara inflasi konstan, maka

penerimaan pajak akan meningkat sebesar 0,029 juta rupiah.

2. Analisis Korelasi Parsial

(31)

10

sebesar 0,000 < 0,01 yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah signifikan. Nilai korelasi tersebut berada antara 4.00-5,99 artinya hubungan kedua variable tersebut kuat. 3. Koefisien Determinasi

nilai determinasi produk domestik regional bruto memberikan kontribusi yang paling dominan terhadap penerimaan pajak pusat dengan kontribusi yang diberikan sebesar 68,7%, pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) pada Kanwil DJP Provinsi jawa barat sedangkan sisanya 31,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. 4. Pengujian Hiotesis,

Hasil pengujian terlihat bahwa nilai thitung yang diperoleh 4,744 lebih besar dari nilai ttabel 3,747. Sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) menurut harga berlaku

berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak.

5. Teori Hubungan,

hasil ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Hanif Nurcholis

(2005:177), Jamaludin Ahmad (Isei, 2005:430), Insukindro, dkk (1994:55). Dan

T. kunawaningsih dan A. Pracoyo

(2006:25).

6. Peneitian Terdahulu,

Berdasarkan hasil analisis verifikatif, sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Markus Brukner (2011), Salvador Barrios and Pietro Rizz (2011), Nguyen Huu Cung, Qi-shen Zhou, Hua Liu (2014), Rahmanta (2011), Heru kusmono (2011), Hadi Sasana (2005), Dina Nurmayanti (2010) dan Kinberly A. Clausing (2007). yang dalam hasil penelitiannya menyatakan dimana produk domestik regional bruto berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak.

7. Fenomena

Dari hasil pengujian deskriptif dan verifikatif pada variable produk domestik regional bruto memperoleh kontribusi yang sangat

IV.II.II Tingkat Inflasi terhadap penerirmaan Pajak

1. Uji Regresi Linear Berganda

Hasil dari nilai koefisien regresi untuk tingkat inflasi adalah sebesar -840881. Artinya ketika tingkat inflasi meningkat 1 persen, sementara PDRB konstan, maka penerimaan pajak akan menurun sebesar 840.881 Juta rupiah.

2. Analsis Korelasi Parsial

Hasil dari nilai korelasi yang diperoleh antara tingkat inflasi dengan penerimaan pajak adalah sebesar -0,519. Nilai korelasi bertanda negatif, yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah berlawanan. Dimana semakin tinggi inflasi, maka penerimaan pajak akan semakin rendah. Dari hasil uji signifikansi, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,002< 0,01 yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah signifikan.

3. Keofisien Determinasi

Hasil dari koefisien determinasi tingkat inflasi memberikan kontribusi yang rendah terhadap penerimaan pajak pusat dengan kontribusi yang diberikan sebesar 20,2%, pada perimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di kantor Wilayah DJP Provinsi Jawa Barat sedangkan 68.7% oleh variable X1 dan sisanya 11.1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

4. Hipotesis

Hasil dari pengujian thitung terlihat bahwa nilai thitung yang diperoleh -3,852, lebih besar dari nilai ttabel -3,747. Sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial Tingkat Inflasi berpengaruh negatif terhadap penerimaan pajak. 5. Teori Hubungan

Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Rosyidi (2002:119), Abdul Halim (2001:101) “Vito Tanzi (1977-1978), J. Dombush, Rudiger & Fisher Stanley (1986 : 607), Makmum (2008:62), David G and

(32)

11

Christodoulakis (1994) dimana inflasi benar benar berpengaruh terhadap penerimaan pajak.

6. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil analisis verifikatif, tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap penerimaan pajak hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilkukan oleh Vito Tanzi (1978), James A. Sackey (1981), Nicos M. Christodoulakis (1994), David G and Bernard J (1977), Dina Nurmayasari (2010) dan Heru kusmono (2011) dimana dalam penelitian tersebut menyatakann bahwa inflasi berpengaruh negitif terhadap penerimaan pajak.

7. Fenomena

Dengan demikian variable tingkat inflasi memperoleh hasil berpengaruh negatif terhadap penerimaan pajak. hal ini menjawab fenomena yang terjadi dimana penerimaan pajak belum mencapai target yang sudah di tetapkan sebelumnya, sedangkan pada waktu yang bersamaan tingkat inflasi menurun.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.I KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil

penelitian mengenai pengaruh Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Harga Berlaku dan Tingkat Inflasi Terhadap Penerimaan Pajak Pusat, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Produk Domestik Regional Bruto

berpengaruh positif terhadap Penerimaan Pajak Pusat. Masalah yang muncul pada penerimaan pajak belum mencapai target karena PDRB tumbuh belum selaras dengan penerimaan pajak

2. Tingkat Inflasi berpengaruh negatif terhadap penerimaan pajak. Masalah yang muncul pada penerimaan pajak belum mencapai target karena tingkat inflasi rendah belum selaras dengan penerimaan pajak

V.II SARAN

1. Saran Operasional

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran- saran yang diharapkan dapat bermanfaat dan dapat dipertimbangkan sebagai masukan bagi pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat dan

juga bagi pembaca pada umumnya. Saran-saran tersebut sebagai berikut

a. Untuk meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilakukan dengan cara menaikan lapangan pekerjaan dan tingkat penyerapan tenaga kerja, menaikan skill dan pendidikan tenaga kerja, memperbesar Fiscal Negara dengan menaikan pajak, melakukan pinjaman, mencetak uang, menaikan kapasitas

BUMN/BUMD, memberi

kemudahan-kemudahan dalam prosedur investasian, serta menjamin keuntungan dan keamanan investasi sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, mendorong sector basis suatu Negara/Daerah, mendorong sector

basis Negara/daerah dan menekan

pengeluaran dalam bentuk Impor.

b. Walaupun tingkat inflasi hanya

memberikan kontribusi kecil terhadap penerimaan pajak namun pemerintah pusat maupun daerah agar bisa menekan tingkat inflasi serendah mungkin, dengan cara kebijakan monoter dimana pemerintah bisa menurunkan jumlah uang yang

beredar di masyarakat, mengurangi

pengeluaran pemerintah, menjamin

pasokan kebutuhan masyarakat, dukungan perbaikan distribusi barang, serta optimalisasi instrumen dalam rangka menjaga stabilitas harga

2.

Saran Pengembangan Ilmu

a.

Dalam pengembangan ilmu di bidang

akuntansi khususnya perpajakan

diharapkan hasil ini dapat dijadikan acuan agar kedepannya peneliti dapat

menggunakan atau menambahkan variable lain seperti Nilai Kurs, Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 Bulan, Harga Minyak Mentah, Lifting Minyak dan Lifting Gas dimana kelima variable tersebut akan menjawab kekurangan dalam penelitian ini.

b.

Bagi peneliti selanjutnya, perlu adanya
(33)

12

VI. DAFTAR PUSTAKA

Abdulah Halim, 2004, Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah,

Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat Agus D.W. Martowardojo, Kendalikan Inflasi,

Indonesia Perlu Belajar dari Filipina,

Jakarta: 2014 URL:

http://bisniskeuangan.kompas.com/rea d/2014/04/21/1346538/Kendalikan.Infla si.Indonesia.Perlu.Belajar.dari.Filipina. diakses 3 April 2014

Andi Supangat. (2007). Statistika dalam kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Barrios, Salvador and Pietro Rizz, 2010, Unexpected changes in tax revenues and the stabilisation function of fiscal policy: Evidence for the European Union

1999-2008. Economic Papers

URL:http://ec.europa.eu/economy_fina nce/publications/economic_paper/2010 /ecp404_en.htm diakses 3 Maret 2014

Bambang W. dan A. Widyaningsih, 2007, Ekonomi & Akuntansi: Mengasah Kemampuan Ekonomi, Bandung: Citra Raya

Dornbusch, Rudiger dan Stanley Fisher,1986, Makro Ekonomi: Edisi ketiga (alih bahasa Rudy P.Sitompul). Jakarta: Erlangga

Fuad Rahmany, 2014, Realisasi Pendapatan Pajak 2013 Capai Rp 1.099 Triliun,

Jakarta

URL:http://bisniskeuangan.kompas.co m/read/2014/01/06/143818

5/Realisasi.Pendapatan.Pajak.2013. Capai.Rp.1.099.Triliun diakses 3 April 2014

Fuad Rahmany, 2014, Inflasi Melambat, Penerimaan Pajak Diyakini Lebih Baik Dari 2013. Jakarta - URL:http://www.tribunnews.com/bisnis/

2014/03/24/inflasimelambat- penerimaan-pajak-diyakini-lebih-baik-dari-2013 diakses 3 April 2014

http://wartaekonomi.co.id/berita4775/ini -peringkat-kabupatenkotaterkaya 2012.html diakses 3 April 2014

Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit - Undip. Imamul Arifin, 2007, Membukan Cakrawala

Ekonomi. Bandung: Grafindo

Insukindro, 1994, Penerimaan Pajak,

Jogjakarta: Djambatan

Losina Purnastuti, Rr. Indah M, 2008, Siap Menghadapi Ujian Nasional 2009.Jakarta: Grasindo

Moh Nazir. (2003). Metode Penelitian. Cetakan Ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Muchtholifah, 2010, Pengaruh Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), Inflasi, Investasi Industri dan Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kota Mojokerto. Jurnal

Ilmu Ekonomi Pembangunan

URL:http://www.eprin

ts.upnjatim.ac.i/3027/1/jiep12jun010.pd

f diakses 7 April 2014

Sadono Sukirno. 2011, Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi ketiga Jakarta: Grafindo

Siti Kurnia Rahayu. (2010). Perpajakan Indonesia Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graham Ilmu.

Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Tanzi, Vito. 1977, Inflation, Lags in Collection, and the Real Value of Tax Revenue. Staff Papers - International Monetary

Fund Vol. 24, No. 1 URL:

http://www.jstor.org/stable/3866540 diakses 2 Maret 2014

Tri Kunawaningsih dan Antyo Pracoyo, 2005, Aspek dasar ekonomi Makro Di Indonesia. Jakarta: Grasindo

(34)

13

dan Perhitunga,. Jakarta: Agung Media

Referensi

Dokumen terkait

1) Latihan memegang pinsil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar. Tangan kanan berfungsi untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku tulis agar tidak mudah bergeser.

Powered by

Laju kenaikan sudut dimulai di kedalaman 600 ft MD dengan BUR (Build Up Rate) sebesar 3 o/ 100 ft MD. Sudut kemiringan maksimal sebesar 55,42 o ini dirasa cukup karena inklinasi

Berdasarkan pengolahan data SPSS versi 20 di atas, maka terdapat kontribusi yang positif dan signifikan kepemimpinan, iklim sekolah, kepuasan kerja dan motivasi

Jadi, dapat disimpulkan dari keseluruhan pendapat yang telah diungkapkan para ahli bahwa belajar adalah suatu proses perubahan individu baik tingkah laku maupun perkembangan

dalam tahun 1864 gubernemen mempertegas sikap dengan menarik diri dari membantu pabrik dalam mendapatkan kebutuhan-kebutuhan sekunder, seperti untuk memperoleh kayu bakar, kapur,

Akibatnya, terciptanya iklim kerja yang kurang kondusif yang diperlihatkan oleh sulitnya pimpinan menggerakkan dan mengarahkan staf, sulitnya koordinasi antar unit kerja dan