• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGGUNAAN METRONIDAZOL PADA PASIEN DM GANGREN (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENGGUNAAN METRONIDAZOL PADA PASIEN DM GANGREN (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemi) yang berhubungan dengan abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein (Dipiro et al, 2008). Diabetes mellitus dapat menyebabkan komplikasi akut dan Komplikasi kronis termasuk mikrovaskular, makrovaskular, dan gangguan neuropatik yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Soegondo, 2009).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan masalah yang berkembang secara luas dan diperkirakan bahwa jumlah penderita DM di seluruh dunia akan meningkat dari 135 juta lebih pada tahun 1995 menjadi 300 juta 2025. Menurut IDF (International Diabetes Federation), pada 2012 lebih dari 371 orang menderita diabetes, jumlah penderita diabetes meningkat setiap tahunnya, setengah dari penderita diabetes tidak terdiagnosis, 4,8 juta meninggal akibat diabetes, dan lebih dari 471 miliar USD dihabiskan untuk kesehatan pasien diabetes. Sedangkan di Indonesia menurut laporan terakhir oleh MCCarty et.al, (1994) jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2000 adalah sebesar 4,0 juta, dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 yaitu sekitar 6,0 juta penderita. Berdasarkan pola pertambahan seperti saat ini, diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sekitar 8,0 juta pasien diabetes di Indonesia (Tjokroprawiro et al, 2007). Tingginya angka penderita diabetes mellitus juga akan mempengaruhi jumlah dari komplikasi yang terjadi 4% sampai 10% pasien diabetes mellitus terkena komplikasi gangren dengan kenaikan tiap tahunnya dari 1,0% menjadi 4,1%, gangren menyebabkan angka morbiditas yang besar serta menjadi penyebab terbesar pasien mengalami amputasi extermitas bawah (Singh, 2005).

(2)

2

diabetes melitus adalah mengurangi dan mencegah terjadinya komplikasi dan memperbaiki harapan hidup serta kualitas hidup pasien (Dipiro et al, 2008).

Hiperglikemia pada pasien diabetes mellitus menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah, neuropati sensorik, motorik dan autonomik (Waspadji, 2006). Neuropati sensorik merupakan sistem saraf yang paling awal mengalami ganguan/kerusakan dibandingkan dengan system saraf motorik dan autonomik, kerusakan serabut saraf sensorik akan menyebabkan gangguan pada sensasi getar, rasa sakit, rasa kram, semutan, rasa baal, rangsangan termal/suhu dan hilangnya reflex tendo kaki, jika keadaan neuropati tidak ditangani dengan baik, akan mempermudah terjadinya borok/ulkus kaki, yang disebut dengan neurophatic foot ulcer atau gangren (Andarwanti et al, 2011). Hiperglikemia, gangguan respons imun, neuropati, dan penyakit arteri perifer merupakan faktor utama terjadinya infeksi pada kaki diabetik serta gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gangguan kemampuan lekosit penderita untuk melawan bakteri patogen (Maidina et al, 2013). Sekitar 56% ulserasi pada kaki diabetik melibatkan infeksi dengan tanda-tanda kemerahan, edema, peningkatan suhu setempat, bau, adanya nanah (Burakowska et al, 2011). Gangren disebabkan oleh infeksi polimikrobial, berupa bakteri gram positif Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus koagulase negatif, Streptococcus group B, Enterococcus spp; bakteri gram negatif Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis; bakteri anaerob Bacteroides melaninogenicus, Bacteroides fragilis, Peptostreptococcus spp and Peptococcus spp; dan fungi Candida tropicalis and Candida albicans (Nelson et al, 2006).

(3)

3

Berdasarkan studi lain “Pattern of antimicrobials used to treat infected diabetic foot in a tertiary care hospital in Kolar” penelitian dengan melibatkan 42 pasien laki-laki dan 18 orang perempuan, hasil kultur menyebutkan bahwa 50% sampel terinfeksi oleh dua macam organisme, 38% terinfeksi bakteri tunggal, dan 12% terinfeksi lebih dari dua organisme. Adanya bau busuk dan nanah pada luka gangren disebabkan karena pertumbuhan bakteri anaerob sehingga diberikan metronidazol secara sistemik, pada penelitian ini ditemukan bahwa pemberian antibiotik kombinasi lebih efektif dari pada pemberian antibiotik secara tunggal (Girish et al, 2010).

Berdasarkan studi “Anaerobic Culture of Diabetic Foot Infections: Organisms and Antimicrobial Susceptibilities” terapi antibiotika anaerob sering dijadikan terapi rekomendasi dimana antibiotik aerobik mempunyai perhatian yang sangat mendalam dibandingkan dengan antibiotika anaerob, sehingga resistensi terhadap antibiotika anaerob sering terjadi karena kurangnya penelitian. Studi ini menggunakan 3 macam obat yaitu klindamisin, imipenem dan metronidazol, bakteri anaerob menujukan resistensi terhadap klindamisin sedangkan resistensi bakteri anaerob pada imipenem dan metronidazol masih terbilang rendah (Lily et al, 2008).

Metronidazol merupakan senyawa nitro-imidazol, memiliki spektrum anti protozoa dan anti bakterial yang luas, obat ini aktif terhadap semua jenis coccid dan basil anaerob gram positif dan negatif tetapi tidak aktif terhadap bakteri aerob, serta memiliki efek samping yang ringan (Tjay et al, 2007). Metronidazol merupakan antibiotik yang sensitif terhadap Vaginitis trikomonas, bakteri vaginosis, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Bacteroides fragilis, Clostridium difficile (Yuliawati, 2006).

(4)

4

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pola penggunaan metronidazol pada pasien diabetes mellitus dengan luka gangren ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pola penggunaan obat pada pasien diabetes mellitus dengan luka gangren di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pola penggunaan antibiotika metronidazol pada pasien diabetes mellitus dengan luka gangren di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.

2. Mempelajari hubungan terapi antibiotika metronidazol terkait jenis, dosis rute, frekuensi, interval, kombinasi dengan antibiotika lain, dan lama penggunaan yang dikaitkan dengan data klinik, data laboratorium dan data mikrobiologi pasien diabetes mellitus dengan luka gangren di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

1. Mengetahui penatalaksanaan terapi farmakologi pada pasien diabetes dengan luka gangren sehingga farmasis dapat memberikan asuhan kefarmasian dengan berkerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya. 2. Study pendahuluan dan sumber informasi bagi peneliti selanjutnya untuk

menyempurnakan dengan melakukan penelitian sejenis dan mengikutsertakan variable yang lain.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit

1. Sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan baik klinisi maupun farmasis terutama berkaitan dengan pelayanan farmasi klinik.

(5)

SKRIPSI

RIAN SAPUTRO

STUDI PENGGUNAAN METRONIDAZOL PADA

PASIEN DM GANGREN

(Penelitian Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(6)

Lembar Pengesahan

STUDI PENGGUNAAN METRONIDAZOL PADA

PASIEN DM GANGREN

(Penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo)

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2014

Oleh : RIAN SAPUTRO 201010410311047

Disetujui Oleh : Pembimbing I

Drs. Didik Hasmono, Apt., Ms. NIP 195809111986011011

Pembimbing II

(7)

Lembar Pengujian

STUDI PENGGUNAAN METRONIDAZOL PADA

PASIEN DM GANGREN

(Penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Pada tanggal 2 Mei 2014

2014 Oleh : RIAN SAPUTRO 201010410311047

Tim Penguji Penguji I

Drs. Didik Hasmono, MS., Apt. NIP 195809111986011011

Penguji II

Dra. Uswatun Chasanah, Apt., M. Kes NIDN 0703086702

Penguji III

Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS NIDN 0714095802

Penguji IV

Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt.

(8)

KATA PENGANTAR

Salam Sejahterah bagi kita semua

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI PENGGUNAAN METRONIDAZOL PADA PASIEN DM GANGREN (Penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo).

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kasihnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Bapak Drs. Didik Hasmono, MS., Apt. selaku dosen pembimbing I, dan Ibu Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. selaku dosen pembimbing II, disela kesibukan beliau masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing, memberi pengarahan dan motivasi sampai terselesaikannya skripsi ini.

3. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., selaku dosen penguji I dan Ibu Naylis Syifa, S.Farm, Apt., M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

(9)

6. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur beserta jajarannya bidang penelitian, survey dan research yang telah memberikan rekomendasi penelitian pada penulis di RSUD Sidoarjo. 7. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sidoarjo beserta

jajarannya yang telah memberikan ijin penelitian pada penulis di RSUD Sidoarjo.

8. Bapak Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P. selaku doses pembimbing akademik. Terima kasih banyak atas arahan dan motivasi yang bapak berikan selama ini.

9. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang sudah memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat. Terutama untuk Ibu Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt. dan Ibu Sendy Lia Yunita, S.Farm., Apt., selaku biro skripsi yang telah susah payah membantu jalannya ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian dengan baik.

10.Untuk semua anggota tata usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah banyak membantu untuk kebutuhan administrasi kelengkapan skripsi.

11.Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Muhadi dan Ibu Kholisah, yang tiada hentinya memberikan motivasi dalam segala hal, yang terus menerus mendoakan untuk kesuksesan anak-anaknya. Terima kasih untuk segala didikan, pengorbanan, dan kerja keras demi ingin melihat putranya bahagia serta mendapat serta mendapat ilmu yang bermanfaat.

12.Saudaraku tersayang mas Indik, mbak Ike, mbak Zeny, serta adikku yang nakal tapi penurut Dino terimakasih atas curahan kasih sayang yang kalian berikan.

(10)

kalah besar (SEMANGAT!!), selanjutnya untuk Vety (Muvie tha uuk) sebut saja vetong kita tetap sahabat dalam group gangren dan aku akan selalu mengingat usaha kita bersama ayo kita beli durian lagi hehe. 14.Sahabatku Wiwin (Mak Cik), Lia, Triya, Dyka, Indiri, Yunan, Rendy,

Cunda, Rere, Umi Deasy, acil (Nunu, Ety, Depi, Dwi, Rara) yang telah banyak memberi semangat dan motivasi serta saran selama ini.

15.Untuk Embun terimakasih juga atas semangat yang selalu kau berikan jadilah embun yang selalu mendinginkan hati ini.

16.Untuk Bobby dan mas Orick terimakasi terimakasih karena telah menerima aku menjadi keluarga kalian dimalang u’re the best.

17.Teman-teman Farmasi 2010, terima kasih atas 4 tahun yang kita lewati bersama, terima kasih atas segala pelajaran hidup dalam melewati masa susah maupun senang, kehadiran kalian memberikan warna baru dalam kehidupanku.

18.Teman-teman Asrama Kutai Timur di Malang, kalian merupakan keluarga baru dalam perkuliahanku, terima kasih sudah menerima saya dengan baik selama tinggal dimalang.

19.Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput dari bantuan, doa yang telah kalian semua berikan.

Jasa dari semua pihak yang membantu dalam penelitian ini, penulis tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak mendapat imbalan dari Tuhan YME. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya, amiin.

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

Malang, 8 April 2014 Penyusun

(11)

RINGKASAN

STUDI PENGGUNAAN METRONIDAZOL PADA PASIEN DM

GANGREN

(Penelitian Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo)

Diabetic Foot Ulcer atau yang lebih dikenal dengan istilah gangren merupakan komplikasi kronik dari diabetes mellitus yang ditandai dengan hilangnya sensasi nyeri, rasa panas, dan luka yang susah untuk sembuh. Pervalensi gangren didunia mencapai 1,0%-4,1% dari seluruh penderita diabetes mellitus yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Tujuan terapi DM gangren antara lain: (1) mengontrol glukosa darah; (2) mengendalikan infeksi. Pada pasien diabetes mellitus dengan kontrol glukosa dan profil lipid yang buruk menyebabkan kelainan aterogenik yang menyebabkan perubahan saraf dan pembuluh darah pada extermitas bawah, menyebabkan penurunan suplai nutrisi dan oksigen yang terjadi akibat penyumbatan di pembuluh darah PAD (Pheripheral Arterial Disease), yang berakhir pada iskemik atau kematian jaringan. Selain PAD gangguan saraf juga menjadi salah satu faktor resiko terjadinya gangrene, akibat dari hilangnya sensasi nyeri pada tungkai bawah. Infeksi pada DM Gangren disebabkan oleh polymikroba (bakteri aerob gram postif dan negatif serta bakteri anaerob). Metronidazol merupakan antibiotik yang memiliki spektrum bakteri yang kuat terhadap bakteri anaerob termasuk spesies clostridium, pada beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kombinasi metronidazol dengan antibiotik yang memiliki spektrum pada bakteri aerob memiliki efek sinergis dalam membunuh bakteri yang menginfeksi luka gangren.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola penggunaan metronidazol pada pasien DM gangren di RSUD Sidoarjo serta mengkaji hubungan terapi metronidazol terkait dosis, rute, frekuensi, interval, dan lama penggunaan yang dikaitkan dengan data klinik, data mikrobiologi dan data laboratorium pasien DM gangren di RSUD Sidoarjo. Merupakan penelitian observasional karena peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap pasien. Rancangan penelitian ini bersifat deskriptif yaitu berupa study retrospektif (penelitian yang dilakukan dengan meninjau kebelakang) dan pengambilan data dilakukan dengan cara consequtive sampling. Kriteria inklusi meliputi pasien dengan diagnosis penyakit DM gangren di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo, dengan data rekam medik lengkap meliputi data terapi metronidazol dan obat penyerta lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Studi Penggunaan Metronidazol Pada Pasien DM Gangren di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo periode Januari sampai Desember 2013 yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 59 pasien dengan data demografi laki-laki sebesar 30.5% dan perempuan sebesar 69,5%, dimana jumlah terbanyak adalah pada rentang usia 51-60 tahun sebesar 42.4%, sedangkan berdasarkan status pasien, secara keseluruhan didominasi oleh pasien dengan status umum yaitu sebesar 78.0%.

(12)

sebanyak 9 pasien (9.4%) dengan dosis dan rute terbanyak adalah 3x500mg secara IV Drip, penggunaan metronidazol secara tunggal pada luka gangren kurang efektif karena metronidazol merupakan antibiotik yang hanya selektif terhadap bakteri anaerob, sedangkan infeksi pada luka gangren terjadi akibat polimikrobial yaitu bakteri anaerob dan bakteri aerob sehingga perlu ditambahkan antibiotik yang memiliki spektrum pada bakteri aerob agar infeksi dapat diatasi. Selanjutnya penggunaan antibiotik kombinasi terbanyak adalah kombinasi metronidazol (3x500mg) dan seftriaxon (2x1g) yaitu sebesar 60.2% dalam hal ini penggunaan kombinasi antibotik telah sesuai untuk mengatasi infeksi pada luka gangren khususnya pada grade III dan IV, dimana seftriaxon merupakan antibiotik yang aktif terhadap bakteri aerob gram positif dan negatif sedangkan metronidazol dapat digunakan untuk mengatasi infeksi yang terjadi akibat bakteri anaerob, sebagian besar pasien mengalami pemulihan yang cepat dengan menggunakan dua kombinasi antibiotik ini. Penggunaan metronidazol yang diberikan pada pasien DM gangren rawat inap di RSUD Sidoarjo, terkait dosis, rute, frekuensi, interval, dan lama pemberian sudah sesuai dengan guideline yang ada.

Saran yang dapat penulis berikan adalah diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode prospektif agar peneliti dapat mengamati kondisi pasien dan permasalahan terkait terapi obat secara langsung, dapat berinteraksi dengan pasien, dokter dan para klinisi selain itu seharusnya dilakukan pemeriksaan secara berkala terkait sensitifitas antibiotik terhadap bakteri penginfeksi sehingga dihasilkan profil penggunaan obat yang lebih representatif.

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pengujian……….. .. iii

Kata Pengantar… ... iv

Ringkasan… ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Bagi Peneliti ... 4

1.4.2 Bagi Rumah Sakit ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pankreas ... 5

2.1.1 Anatomi Pankreas ... 5

2.1.2 Fisiologi Pankreas Dalam Mengatur Metabolisme Glukosa………... 6

2.2 Diabetes Mellitus ... 6

2.2.1 Definisi ... 6

2.2.2 Epidemiologi ... 7

(14)

2.2.4 Patofisiologi ... 8

2.2.5 Manifestasi Klinik ... 10

2.2.6 Komplikasi Diabetes Mellitus ... 11

2.2.6.1 Komplikasi Akut ... 11

2.2.6.2 Komplikasi Kronik ... 12

2.2.7 Penatalaksanaan Terapi ... 13

2.2.7.1 Nonfarmakologi ... 13

2.2.7.2 Farmakologi ... 14

2.3 Diabetic Foot Ulcer (Gangren) ... 18

2.3.1 Definisi ... 18

2.3.2 Epidemiologi ... 18

2.3.3 Klasifikasi Gangren ... 19

2.3.4 Etiologi dan patofisiologi ... 20

2.3.5 Manifestasi Klinik ... 21

2.3.6 Penatalaksanaan Terapi ... 22

2.3.6.1 Terapi Nonfarmakologi…. ... 22

2.3.6.1 Terapi Farmakologi…. ... 23

2.4 Tinjauan Tentang Antibiotik... 24

2.4.1 Definisi ... 24

2.4.2 Klasifikasi ... 24

2.4.3 Pendekatan Terapi Antibiotik Pada Gangren ... 25

2.5 Tinjauan Tentang Metronidazol ... 30

2.5.1 Definisi ... 30

2.5.2 Mekanisme Kerja ... 30

2.5.3 Indikasi dan Efek Samping ... 30

2.5.4 Farmakokinetik ... 31

2.5.5 Analisis Pengunaan Metronidazol Pada Gangren ... 31

(15)

BAB IV METODE PENELITIAN ... 35

4.1 Rancangan Penelitian... 35

4.2 Populasi Penelitian... 35

4.2.1 Populasi ... 35

4.2.2 Sampel ... 35

4.2.3 Kriteria Data Inklusi ... 35

4.2.4 Kriteria Data Ekslusi ... 36

4.3 Bahan Penelitian ... 36

4.4 Instrument Penelitian ... 36

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

4.6 Definisi Operasional ... 36

4.7 Metode Pengumpulan Data... 37

4.8 Analisis Data ... 38

BAB V HASIL PENELITIAN………. . 39

5.1 Data Demografi Pasien… ... 40

5.1.1 Jenis Kelamin….. ... 40

5.1.2 Usia…. ... 40

5.1.3 Status Pasien….. ... 41

5.2 Klasifikasi DM Gangren….. ... 41

5.3 Diagnosis Penyerta Pasien DM Gangren…... 42

5.4 Kultur Kuman Pasien DM Gangren…. ... 43

5.5 Penggunaan Antibiotik Pada Pasien DM Gangren… ... 44

5.6 Distribusi dan Pola Terapi Utama Pasien DM Gangren.. ... 48

5.7 Lama Masuk Rumah Sakit……….. ... 49

5.8 Kondisi Keluar Rumah Sakit………..… ... 50

5.9 Profil Pasien DM Gangren dengan Kondisi KRS Meninggal….. ... 50

(16)
(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Perbedaan Insulin Tiap Spesies ... 15

II.2 Farmakokinetik Berbagai Insulin ... 16

II.3 Obat Antidiabetik Oral ... 17

II.4 Klasifikasi Gangren Berdasarkan Tingkat Infeksi ... 19

II.5 Klasifikasi Antibiotik Berdasarkan Mekanisme Kerja ... 24

II.6 Klasifikasi Antibiotik Berdasarkan Pola Aktifitas ... 25

II.7 Penggunaan Antibiotik Pada Luka Gangren ... 27

II.8 Mekanisme Serta Spektrum Antibiotik Untuk Gangren ... 28

V.1 Jenis Kelamin Pasien DM Gangren ... 40

V.2 Usia Pasien………. ... 41

V.3 Status Pasien……… .. 41

V.4 Klasifikasi DM Gangren………... .... 42

V.5 Diagnosis Penyerta DM Gangren……… .. 42

V.6 Kultur Kuman pada Pasien DM Gangren……….. 43

V.7 Sensitivitas Antibiotik Terhadap Bakteri Hasil Kultur Pus dan Darah... 43

V.8 Pola Penggunaan Terapi Antibiotik Metronidazol……… 44

V.9 Penggunaan Metronidazol Tunggal………... 44

V.10 Penggunaan Kombinasi Dua Antibiotik Pada Pasien DM Gangren…… 45

V.11 Penggunaan Kombinasi Tiga dan Empat Antibiotik………46

V.12 Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Grade Infeksi Gangren…………47

V.13 Terapi Utama DM Gangren…... 48

V.14 Terapi Utama DM Gangren…... 49

V.15 Lama MRS Pasien DM Gangren…. ... 49

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Anatomi Pankreas ... 5

2.2 Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 1 ... 8

2.3 Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 2 ... 9

2.4 Struktur Proinsulin Manusia ... 14

2.5 Kaki Gangren ... 18

2.6 Klasifikasi Gangren ... 20

2.7 Patofisiologi Gangren... 20

2.8 Struktur Kimia Metronidazol ... 30

3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 33

3.2 Skema Kerangka Operasional ... 34

5.1 Skema Inklusi dan Ekslusi Penelitian Pada Pasien DM gangren… ... 39

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 81

2. Surat Pernyataan ... 82

3. Surat Rekomendasi Penelitian Bakesbangpol Provinsi ... 83

4. Surat Rekomendasi Penelitian Bakesbangpol Sidoarjo………... 86

5. Keterangan Kelaiakan Etik……….. .... 87

6. Daftar Nilai Normal Data Klnik dan Data Laboratorium……… .... 88

7. Lembar Pengumpul Data……….. ... 89

8. Lembar Tabel Induk………..… .. 99

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Achilles, Sheilla., Butler, Karen., Danielson, Jerry., Delaney, Catherine., Betty, Council., Flahr, Donna., Foster,Kate., Gander, Laurie., Hassler, Sandy., Ironstand, Laurie., Juma, Hugh., Kernohan, Beverley., Laubscher, Tessa., Law, Linda., Mooney, Dianne., Parcher, Myra., Robinson, Brenda., Scott, Marci., Spelay, Jodi., Stationwala, Ata., Sunchild, Yvette., Wilmot, Jane., Regina Qu’Appelle, Marlene Chapellaz., 2008. Clinical Practice Guidelines for the Prevention and Management of Diabetes Foot Complications.Saskatchewan Ministry of Healty PP: 18-19, 40-50.

Agwu,Ezera., Ephraim., Whare, Dafie., Ekanem, Peter E., 2011. Global Impact of Diabetic Foot Complications.InTech,. PP.6-7

American Diabetes Association. 2011. Standards of Medical Care in Diabetes.vol 34: PP 511-512

Andarwanti, Lina.,Khasanah, Uswatun., 2011. PengarusSenam Kaki Diabetes terhadapNeuropatiSensorikpada Kaki Pasien Diabetes Mellitus di Wilayah KerjaPuskesmasTegalrejo, JMI Vol. 6, PP 3-12

Andreson, Sharon.,Komers, Radko. 2004 Pathogenesis of Diabetic Glomerulopathy (The Role of Glomerular Hemodynamic Factor): The Kidney and Hypertension in Diabetes Mellitus. UK: imprint of the Taylor & Francis group, 6th EditionPP: 362-372

Bader, Mazen S. 2008.Diabetic Foot Infection: American Academy of Family Physicians. Vol: 78 PP: 71-76

Boulton, Andrew J.M., Cavanagh, Peter R., Rayman Gerry. 2006. The Foot in Diabetes, England: 4th Edition PP: 160-165

(21)

Cunha,Bruke A. 2008. Sepsis and Septic Shock: Selection of Empiric Antimicrobial Therapy, Critical Care Clinics PP: 313-318

Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta: ErlanggaPP 266-269 Dipiro, J.T., Talbert., Yee., Matzke., Wells., Posey., (Eds.), 2008.

Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, New York: McGraw-hill, PP 1206 – 1215

Ekanem, Peter E., Ephraim.,Whare, Dafie., Agwu,Ezera., 2013. Impact Assessment of Diabetic GangrenIn Western Uganda. InTech,. Chapter: 2 PP.16-25

Fatmawati, Ni Nengah Dwi., Cucunawangsih., 2009. Konsep Terapi Antibiotika Dalam Optimalisasi Terapi Penyakit Infeksi, Medicinus, Vol. 3 No. 2, PP: 26-33

Fitra, Nanang. 2008. PolaKumanAerob Dan SensitifitasPadaGangrenDiabetik. Tesis: Department PatologiKlinikFakultasKedoteran USU/ RSUP H. Adam Malik Medan.

Fauziyah, Siti.,Radji, Maksum., A, Nurgani. 2011. Hubungan Penggunaan Antibiotika Pada Terapi Empiris Dengan Kepekaan Bakteri Di ICU RSUP Fatmawati Jakarta.JurnalFarmasi Indonesia Vol. 5 No. 3 PP: 156-157 Frykberg, Robert G., Zgonis, Thomas., Amstrong, David G., Driver, Vickie R.,

(22)

Girish, M, B., Kumar1.,Srinivas, R. 2010. Pattern Of Antimicrobials Used To Treat Infected Diabetic Foot In A Tertiary Care Hospital In Kolar. International Journal of Pharmaceutical And Biomedical Research PP 48-52

Goudarzi, Mehdi.,Goudarzi, Hossein., Alebouyeh, Masoud., Azimi, Masoumeh Rad., 2013. Antimicrobial Susceptibility of Clostridium Difficile Clinical Isolates in Iran.Iranian Red Crescent Medical Journal PP: 704-709

Grace, Pierce A., Borley, Neil R., 2006. At a Glance ILMU BEDAH, edisiketiga. Jakarta: ErlanggaPP 150-151

Greenstein, Ben., Wood, Diana., At a Glance SISTEM ENDOKRIN, edisikedua, Jakarta: Erlangga, PP 80-87

Grayson, M Lindsay., Crow, Suzanne M., McCarth, James S., Mill, John., Mouton, Johan W., Norrby, S Ragnar., Paterson, David L., Pfaller, Michael A., 2010. Kucers’ The Use Of Antibiotics, London :Hodder Arnold, PP 1211

HermansenKjeld and madsbad Sten., 2007. Insulin and New Insulin Analogues with Focus on Type 2 Diabetes: Pharmacotherapy of Diabetes, USA: Springer Science + Business Media PP: 42-62

Ikpeme, I A., Udosen, M A., Ngim, E., Amah, P., Bello, S., Oparah, S. 2010. FootcarePractices Among Nigerian Diabetic Patients Presenting with Foot Gangrene: African Journal of Diabetes Medicine. PP: 15, 16, 17

Jalava, Jari and Seppala, Helena., 2009. Gram-Positive Bacterial Drug Resistance-Clinical In Antimicrobial Drug Resistance, Vol 2. London: Humana Press PP: 700

(23)

Jose, RL., 2011. Penatalaksaan Diabetes Mellitus padaAnak. In: Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I(Eds), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu, Jakarta: BadanPenerbit FK UI, PP 187-203

Katsilambros, Nicholas.,Dounis, Elftherios., Makrilakis, Konstantinos., Tentolouris, Nicholas., Tsapogas, Panagiotis. 2010. Heel Ulcer, Atlas Of Diabetic Foot , 2nd Edition. Singapore: Blackwell publishing

Katzung, Betram G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi 8. Jakarta: Salemba MedikaPP 674-689

Katzung, Betram G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi 8. Jakarta: Salemba MedikaPP 243

Kollef, Marin. 2006. Is Antibiotic Cycling the Answer to Preventing the Emergence of Bacterial Resistance in the Intensive Care Unit? Supplement Article, PP: 84-85

Kumar, Vinay.,Cotran, Ramzi S., Robbins, Stanley L., 2007. Robbins: BukuAjarPatologi, Volume 2, Ed. 7. Jakarta: EGC, PP 727-730

Kroon, A,L., Mitra, A., and Betsy, A,C., Diabetes Mellitus. 2009. AppliedTherapheutics: The Clinical Use Of Drugs, 9th Edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins, PP 580-520

Leese, Graham., Nathwani, Dilip., Young, Matthew., Seaton, Andrew., Kennon, Brian., Hopkinson, Helen., Stang, Duncan., Lipsky, Benjamin., Jeffcoate, William., Berendt, Tony., 2009. Use of Antibiotics in People with Diabetic Foot Disease: A Consensus Statement, The Diabetic Foot Journal, Vol 12 No. 12, PP 1-10

(24)

Lipsky A Benjamin., Berendt , Anthony R., Cornia, Paul B., Pile, James C., Edgar., Peters., Armstrong, David G., Deery, Gunner., Embil, John M., Joseph, Warren S., Karchmer, Adolf W., Pinzur, Michael S., Senneville, Eric. 2002. IDSA Guidline. America: 2012 Infectious Diseases Society of America Clinical Practice Guideline for the Diagnosis and Treatment of Diabetic Foot Infections.

Mabrey Melanie E., Cox Mary E., Lien Lillian F. 2011. Glycemic Control in the

Hospitalized Patient: A Comprehensive Clinical Guide. London: Springer Science+Business Media LLC. PP: 91-95

Maidina, Tria, Sefty.,Djallalluddin., Yasmina, Alfi. 2013. Hubungan Kadar HbA1C DenganKejadian Kaki Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus, Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 2 PP 213

Misniadirly. 2006. Gangren Ulcer Infeksi Diabetes Mellitus Mengenal Gejala, Menanggulangi dan Mencegah Komplikasi. Edisi 1. Jakarta: Pustaka Populer Obor, PP 39-43

Mohammadhosseini, Negar., Alipanahi, Zahra., Alipour,Eskandar., Emami,Saeed., Faramarzi, Mohammad Ali., Samadi,Nasrin., Khoshnevis,Nika., Shafiee,Abbass., Foroumadi,Alireza.2012. SynthesisAnd Antibacterial Activity of Novel Levofloxacin Derivatives Containing a SubstitutedThienylethyl Moiety. Daru Journal of Pharmaceutical Sciences.PP: 1-6

Mycek, Marry J., Harvey, Richard A., Champe, Pamela C., 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi 2. Jakarta: Widya Medika PP: 199

(25)

NHS., 2012

http://www.nhs.uk/conditions/Gangren/Pages/new_Treatment.aspx, diakses

tanggal 1 Desember 2013

Paterson, David L and Kim, Baek-Nam. 2009. Gram Negative Bacterial Drug Resistance-Clinical: In Antimicrobial Drug Resistance, Vol 2. London: Humana Press PP: 812-813

Permana, Hikmat., 2011. Pengelolahan Hipertensi pada Diabetes Mellitus Tipe 2.Skripsi: Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran

PERKENI., 2009. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.PP: PERKENI., 2011. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.

PERMENKES., 2011. Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Jakarta: Mentri Kesehatan Republik Indonesia

Purnamasari, Dyah., 2009. Ilmu Penyakit Dalam edisi ketiga. Jakarta: Interna Publishing PP: 1880-1881

Pramana, Ida Bagus Putra., Yasa, KetutPutu., 2012. Penyembuhan Luka Pada Ulkus Diabetik. Ikhtiar Pustaka PP: 49-53

Reboledo, Aguilar., Soto, Terán., Escobedo, Jorge., 2011. The Pathogenesis of the Diabetic Foot Ulcer: Prevention and Management. Intech PP: 170-173 RISKESDAS., 2007. Laporan Nasional Riskesdes. Jakarta: Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI

Rodrigues, Jude., Mitta, Nivedita., 2012. Diabetic Foot and Gangren., Shanghai : In tech.

(26)

Setiabudy, Rianto., 2009. Farmakologi dan Terapi, edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, PP: 718-722

Singh, nalini., Armstrong, David G., Lipsky, Benjamin A., 2005. Preventing Foot Ulcers In Patients With Diabetes. vol 293 PP: 217

Siswandono and Soekardjo, Bambang., 2000. Kimia Medisinal. Edisi: II. Surabaya: Airlangga University Press. PP: 126-135

Snow, Vincenza., Aronson, Mark D., Hornbake, E. Rodney., Christel., Weiss Kevin B. 2004. Lipid Control in the Management of Type 2 Diabetes Mellitus: A Clinical Practice Guideline from the American College of Physicians. Ann Intren Med. PP 644-648

Soewondo, Pradana.,Hendarto, Hari. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V. Jakarta: Internal Publishing, PP: 1917-1921

Soewondo, Pradana. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V. Jakarta: Internal Publishing, PP: 1900-1912

Sukandar, ErlinYulinah., Andrajati, Retnosari., Sigit, Joseph I., Adnyana, I Ketut., Setiadi, A AdjiPrayitno., Kusnandar. 2009. Iso Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan, PP 26-42

Syaifuddin., 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba MedikaPP 299-300

Syarif, Amir.,Elysabeth., 2009. Farmakologi danTerapi edisi kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, PP 551-553

Tarwoto.,Aryani, Ratna., Wartonah., 2009. Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta: Trans Info Media, PP 145-147

Tjay, Tan Hoan., Rahardja, Kirana., 2007. Obat-ObatPenting, edisi keenam. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, PP 191-194, 618-619

(27)

Veves, Aristidis., Malik, Rayaza A., 2007. Diabetic Neuropathy Clinical Management, edisi kedua. New Jersey : Humana press, PP 1-5

Waspadji, Sarwono. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V. Jakarta: Internal Publishing, PP 1961-1965

Wiely, John and Sons. 2006. Infection of the Foot in Persons with Diabetes: Epidemiology, Pathophysiology, Microbiology, Clinical Presentation and Approach to Therapy. 4th Edition. England: West Sussex PO19 8SQ, PP: 159-164

Referensi

Dokumen terkait

Peranan LPTK sebagai lembaga penyelenggara program pendidikan bagi calon guru yang pada akhirnya diharapkan mewujudkan guru yang profesional mendapat tantangan, betapa tidak dengan

Fraksi larut air ekstrak etanolik pisang kapas dosis 0,25 g/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus yang dibebani glukosa sebesar 22,28 ± 0,76 % dengan senyawa

Pada bagian ini ditunjukan respon dari frekuensi tegangan terbangkit generator set terhadap perubahan beban, arus beban untuk menunjukkan perubahan beban dan

Dalam hukum Islam, baik otoritas wahyu dan kesaksian ahli bukanlah se- suatu yang harus ditel1ma begitu saja. Kesaksian ahli harus disikapi secara klitis, sementara otoritas

Berikut ini adalah contoh kalimat efektif berdasarkan ciri kesepadanan yang ditemukan padaposter yang dipasang di Kota Bandar Lampung periode Juni s.d. Kalimat pada

Sakit Wirosaban atau Rumah Sakit Jogja merupakan Rumah Sakit Pemerintah yang berhasil melakukan pengolahan limbah dengan baik, sehingga perlu diekplorasi untuk

Hal ini berarti bahwa penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja sama-sama meningkatkan pengetahuan dan sikap baik siswa maupun siswi serta jurusan IPA maupun

Kondisi optimal proses (variasi IV) dilakukan tanpa pemurnian awal dan delignifikasi dengan hasil uji: derajat substitusi (DS) 0,55, viskositas 1750 cps pada