KARYA TULIS AKHIR
UJI EFEK EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L) JENIS SOLO SEBAGAI ANTIMIKROBA TERHADAP Salmonella typhi SECARA
IN VITRO
Oleh :
PUTRI SHOLIH DEWI IRIDANTI 20121033031119
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
ii
UJI EFEK EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L) JENIS SOLO
SEBAGAI ANTIMIKROBA
Salmonella typhi SECARA IN VITRO
KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh:
PUTRI SHOLIH DEWI IRDIANTI 201210330311119
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
24 Februari 2016
Pembimbing I
dr. Irma Suswati, Mkes
Pembimbing II
dr. Andika Maharani Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
iv
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Putri Sholih Dewi Irdianti ini Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji
Pada Tanggal : 24 Februari 2016
Tim Penguji
dr. Irma Suswati, M.Kes , Ketua
dr. Andika Maharani , Anggota
ii
KATA PENGANTAR Assalamualikum wr. wb.
Segala puji bagi Allah SWT atas petunjuk dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir dengan judul “Uji Efek Ekstrak Biji
Pepaya (Carica papaya L) Jenis Solo Sebagai antimikroba Salmonella typhi
secara In Vitro”, sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi Pendidikan
Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiayah Malang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna, walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin serta
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing dalam rangka penyusunan. Tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sangatlah tidak mudah menjalani masa perkuliahan hingga pada penyusunan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dan semoga penelitian ini dapat menabah wawasan serta bermanfaat bagi semua
pihak.
Malang, 24 Februari 2016
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia
kesehatan, kesabaran dan lindungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan islam, membimbing
umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang diterangi oleh cahaya iman, dan sebagai suri tauladan bagi kita semua. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang dan selaku pembimbing 1 yang telah memberikan
kepercayaan, motivasi, semangat kepada penulis serta meluangkan waktu membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 2. dr. Moch Maroef, Sp.OG selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kepercayaan dan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
3. dr. Rahayu, Sp.S selaku Pembantu Dekan 2 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kepercayaan dan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
4. dr. Iwan Sis, Sp.KJ selaku Pembantu Dekan 3 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kepercayaan
dan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 5. dr. Andika Maharani selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran
memberikan bimbingan, motivasi, semangat dan meluangkan waktunya
iv
6. dr. Anung Putri Illahika M.Si selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu, memberi semangat dan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.
7. Seluruh dosen pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan.
8. Seluruh staf laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak membantu dengan tulus baik
secara langsung dan tidak langsung dalam penelitian ini.
9. Seluruh staf Tata Usaha Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Malang lainnya yang telah banyak membantu dalam proses administrasi dan maupun proses lainnya.
10.Ibu Hj. Yusri Yayuk, ayah H. Dwi Supriyono (Alm), saudara drg. Eka
Dewi Sholih Ardiana, dr. Bambang friyambodo, Muhammad Fulan Ardhani yang selama ini telah memberikan kasih sayang, dukungan,
semangat serta doanya selama ini.
11.Keluarga Tarakan mama Hartini, bapak Teguh, Sidik Teghar Sanyadi S.Ked, Yusuf, Fauzi dan Alya atas motivasi dan perhatian yang diberikan.
12.Sahabat Harundina, Dicky, Aisyah, Vindy, Silvi, Tasya, Abrisa, Wilda, Mega, Luluk, kak Pandu, kak Fajar dan kak Malik terima kasih atas
v
13.Semua teman-teman ABDOMEN 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang menjadi teman seperjuangan selama
menempuh pendidikan kedokteran.
14.Senat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah periode
2014-2015 Malang yang memberikan ilmu sosial, pembentukan kepribadian, dan wadah untuk meningkatkan soft skill serta pengalaman yang sangat berharga untuk masa depan.
15.Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini dan juga mendoakan demi suksesnya karya tulis ini yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala kritik dan saran yang
membangun. Semoga karya tulis ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Wassalamualikum wr. wb.
Malang, 24 Februari 2016
vi ABSTRAK
Sholih, Putri, 2016. Uji Efek Ekstrak Biji Pepaya (Carica pepaya L) Jenis Solo Sebagai Antimikroba Salmonella typhi Secara In Vitro. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing : (1) Irma Suswati, (2) Andika Maharani.
Latar Belakang: Salmonella typhi adalah strain bakteri penyebab demam tifoid. Angka kejadian 358-810 per 100.000 setiap tahun dengan kematian 1-5%. Pengobatan menggunakan antibiotik Ampisilin, Amokisislin dan Kloramfenikol sudah banyak resisten. Biji pepaya memiliki efek antimikroba karena mengandung saponin, tannin, flavonoid dan alkaloid.
Tujuan Penelitian: Membuktikan efek ekstrak biji pepaya (Carica pepaya L) jenis Solo terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.
Metode Penelitian: True experimental, dengan post test only control group design. Metode yang dipakai difusi sumuran untuk mengetahui KHM (Kadar Bunuh Minimum) dan dilusi tabung untuk mengetahui KBM (Kadar Hambat Minimum).Sampel penelitian bakteri Salmonella typhi biakan murni. Konsentrasi ekstrak biji pepaya jenis solo usia 5 bulan 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 0,78%, 0%. Analisis data menggunakan one way ANOVA, Korelasi, dan Regresi.
Hasil Penelitian dan Diskusi: KHM pada konsentrasi 3,125% dan KBM pada konsentrasi 6,25%. Analisis one way ANOVA menunjukkan perbedaan bermakna antar perlakuan 0,000 (P<0,05) pada jumlah koloni bakteri. Hasil koefisien korelasi sebesar -0,526, semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin rendah pertumbuhan bakteri dengan korelasi sedang. Hasil uji regresi, R2=0.623, menunjukan pengaruh ekstrak sebesar 62,3%, hal ini menunjukan kandungan biji pepaya mempunyai efek antimikroba.
Kesimpulan: Ekstrak biji pepaya (Carica pepaya L) jenis Solo memiliki efek antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi.
vii ABSTRACT
Sholih, Putri, 2016. An Extract Papaya Seed (Carica pepaya L) Type Solo Effect Testing on Antimicrobial Salmonella typhi In Vitro. Final project in Medical Faculty, University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) Irma Suswati (2) Andika Maharani.
Background: Salmonella typhi, the bacterial strain which ground a typhoid fever. By the current incidence of 358-810 in a 100,000 per year presents the death of1-5%. A medical treatment apply the use of antibiotics such ampicillin, chloramphenicol, amokcicilin and many other resistant. Papaya seeds havean antimicrobial effect by its content like saponins, tannins, flavonoids and alkaloids.
Purpose of the study: Actualize the effect of papaya seed extract (Carica pepaya L) type Solo on Salmonella typhi bacterial growth.
Method: True experimental, post test only control group design. Applied the method of well-diffusion plate to determine the Minimal Bactericidal Concentration (MBC) and tube dilution for determining the Minimal Inhibitory Concentration (MIC). The sample was the pure prolific of Salmonella typhi. 100%, 50%, 25%, 12, 5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 0,78%, 0% concentration of the fifth month of extract solo papaya Seed. Used one way ANOVA, correlation, and regression.
Finding and Discussion: Minimal Inhibitory Concentration (MIC) with the concentration of 6.25%. One way ANOVA analysis presented a significant differences among the 0.000 (p< 0.05) of number of colonial bacteria. The result of coofience correlation is -0,526. By means of higher concentration of the extract caused the lower bacterial growth in moderate correlation. Regression test results, R2=0.623, presented an extract influence of 62,3% while it showed a papaya seed substance have an antimicrobial effects.
Conclusion: papaya seed extract (Carica pepaya L) type Solo possess an antimicrobial effect on Salmonella typhi bacteria.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
LEMBAR PENGUJIAN... iv
KATA PENGANTAR... v
UCAPAN TERIMA KASIH... vi
ABSTRAK... ix
ABSTRACT... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR SINGKATAN ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Umum ... 4
1.3.1 Tujuan Khusus ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.4.1 Akademik ... 4
1.4.2 Bagi Masyarakat ... 4
xii BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Carica Papaya L ... 5
2.1.1 Klasifikasi ... 5
2.1.2 Habitat dan Penyebaran ... 5
2.1.3 Morfologi Tumbuhan... 6
2.1.4 Kandungan Pepaya ... 7
2.1.4.1 Alkaloid ... 7
2.1.4.2 Saponin ... 8
2.1.4.3 Flavonoid ... 8
2.1.4.4 Tanin ... 8
2.1.5 Potensi Ekstrak Biji Pepaya Sebagai Antimikroba... 9
2.2 Salmonella typhi ... 9
2.2.1 Klasifikasi Bakteri (Salmonella typhi) ... 9
2.2.2 Morfologi ... 10
2.2.3 Metabolisme Bakteri ... 13
2.2.4 Epidemiologi... 13
2.2.5 Struktur Antigen ... 14
2.2.6 Daya Tahan ... 15
2.2.7 Patogenitas Salmonella typhi ... 15
2.2.8 Patogenesis ... 15
2.2.9 Manifestasi Klinis Infeksi Salmonella typhi ... 17
2.2.10 Pemeriksaan Penunjang ... 17
xiii
2.3 Tinjauan Umum Zat Antimikroba ... 20
2.3.1 Mekanisme Kerja Antimikroba ... 20
2.3.2 Mekanisme Resistensi Terhadap Antimikroba ... 22
2.3.3 Antimikroba Untuk Salmonella typhi ... 23
2.4 Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba (In Vitro) ... 24
2.4.1 Metode Dilusi Tabung ... 24
2.4.2 Metode Difusi Parit... 24
2.4.3 Metode Difusi Cakram ... 25
2.4.4 Metode Difusi Sumuran ... 25
2.5 Metode Pembuatan Ekstraksi ... 26
2.5.1 Metode Maserasi ... 26
2.5.1 Metode Dekok ... 27
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 28
3.2 Hipotesis ... 29
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 30
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
4.3.1 Populasi ... 30
4.3.2 Sampel ... 30
4.3.3 Besar Sampel ... 31
4.4 Variabel Penelitian ... 31
xiv
4.4.2 Variabel tergantung ... 31
4.5 Definisi Operasional ... 31
4.6 Instrumen Penelitian ... 32
4.6.1 Alat dan Bahan Identifikasi Bakteri ... 32
4.6.2 Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak Biji Pepaya ... 33
4.6.3 Alat dan Bahan Uji Kepekaan Ekstrak Biji Pepaya... 34
4.7 Prosedur Penelitian ... 34
4.7.1 Strerilisasi Alat ... 34
4.7.2 Pembuatan Medium SS Brooth ... 35
4.7.3 Pembuatan Medium SS Agar... 35
4.7.4 Pembuatan Ekstrak Biji Pepaya ... 35
4.7.5 Pembuatan Perbenihan Cair Bakteri ... 36
4.7.6 Uji Kepekaan Ekstrak Biji Pepaya Terhadap Salmonella typhi .. 37
4.8 Skema Alur Penelitian ... 42
4.9 Analisis Data ... 43
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Efek Antimikroba Ekstrak Biji Pepaya terhadap Salmonella typhi ... 45
5.1.1 Kadar Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Biji Pepaya ... 45
5.1.2 Kadar Hambat Minimum (KBM) Ekstrak Biji Pepaya ... 46
5.2 Analisa Data ... 47
5.2.1 Analisis Ragam ... 47
5.2.2 Pengujian Korelasi ... 49
5.2.3 Uji Regresi Linier ... 50
xv
xvi
DAFTAR TABEL
2.1 Kandungan Fitokimia Biji Pepaya Matang dan Muda ... 9
2.2 Kategori Diameter Zona Hambat ... 26 5.1 Zona hambat pada sumuran dalam kelompok perlakuan konsentrasi
ektrak biji pepaya ... 45
5.2 Rata-rata jumlah koloni Salmonella typhi per cawan dalam beberapa
konsentrasi ekstrak biji pepaya dalam atuan koloni ... 46
5.3 Analisis ragam satu arah (One Way Analysis of Variance) untuk
jumlah koloni per cawan ... 47 5.4 Hasil uji Tukey untuk jumlah koloni per cawan ... 48
5.5 Uji korelasi konsentrasi ektrak biji pepaya terhadap jumlah koloni
bakteri Salmonella typhi per cawan ... 50
xvii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Carica pepaya L ... 6
2.2 Biji Pepaya ... 7
2.3 Salmonella typhi ... 10
3.1 Skema kerangka konsep ... 33
xviii
DAFTAR SINGKATAN
CFU : Colony Forming Unit DNA : Deoxyribose Nucleic Acid et al : et alia
HSD : Honest Significant Difference IgM : Imunoglobulin M
KBM : Kadar Bunuh Minimal KHM : Kadar Hambat Minimal
MBC : Minimal Bactericidal Concentration MIC : Minimal Inhibitory Concentration mRNA : Massanger Ribose Nucleic Acid
NCCLS : National Committee Of Clinical Laboratory Standard PABA : Para Amino Benzoic Acid
pH : Power of Hidrogen
RNA : Ribose Nucleic Acid RI : Republik Indonesia RPM : Rotasi Per Menit
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
SPSS : Statistical product and Service Solutions SS : Salmonella-Shigella
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Penelitian Ekstrak Biji Pepaya Terhadap Salmonella typhi 61 Lampiran 2 Analisis Data... 64
60
DAFTAR PUSTAKA
Afolabi I, Marcus G, Olanrewaju T and Vivian, 2011. Biochemical effect of some food processing methods on the health promoting propeties of underutilized Carica papaya seed, Journal of Natural Products, 4, Pp, 17-24
Aru W, Sudoyo, et al. 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed.5, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta
Astrini, 2013, Efek Antimikroba Dekok Biji Pepaya (Carica Papaya) Terhadap Streptococcus pyogenes, Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
Crump J, dkk, 2004, The Global Burden of Thypoid fever, Buletin WHO
Dahlan M, 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3, Uji Korelasi, Salemba Medika, Jakarta
Darmawati A, 2009, Insiden Demam Tifoid di Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Davis W and Stout T, 1971, Disc plate methods of microbiological antibiotic assay, J Microbiology, (4):659-665
Dorland W, 2012, Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 31, Jakarta
Dzen S, Roekistiningsih, Santoso S, Winarsih S, 2010, Bakteriologi Medik, Banyumedia Publishing, Malang
Hanna, 2005, Indentifikasi Bakteri Salmonella typhi Dengan Berbagai metode, Universitas Indonesia. Jakarta
Hartoyo, 2006, Resistensi Antibiotik Salmonella typhi di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin, Banjarmasin
Health Benefits, 2014, Papaya Seeds, http://www.papayaseeds.org/health-benefits/, 9 September 2014
Helmi, 2015, Pengaruh Pemberian Seduhan Biji Pepaya (carica papaya l.) terhadap Kadar Kolesterol low density lipoprotein (LDL) Tikus Putih (rattus norvegicus strain wistar) Hiperkolesterolemia, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Harborne J, 1987, Metode Fitokimia, Institut Teknologi Bandung, Bandung
59
Irwan, 2010, Teknik Spektroskopi dalam Analisis Biologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Jawetz, Melnick, Adelberg. 2008, Mikrobiologi Kedokteran, EGC, Jakarta
Katzung G, 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi keenam, EGC, Jakarta Krishna, 2008, Review on Nutritional, Medicinal and Pharmacological Properties
of Papaya (Carica papaya L.), Indian Journal of Natural Products and Resources Vol.7 (4), pp: 364-373
Lukito H, 1998, Rancangan Penelitian Suatu Pengantar, FKIP, Malang
Luzon, 2010, Caricaceae : Carica papaya,
http://www.phytoimages.siu.edu/imgs/pelserpb/r/Caricaceae_Carica_papay a_20423.html. 9 September 2014
Maria M, 2015, Aktifitas Antimkroba Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya l) Terhadap Escherichia coli Dan Streptococcus pyogenes, Universitas Admajaya, Yogyakarta
Marleni, 2012, Ketepatan Uji Tubex dibandingkan Nested-PCR dalam mendiagnosis demam tifoid, Universitas Sriwijaya, Palembang
Menteri Kesehatan RI, 2011, Indonesia Health Profile 2010, Jakarta Naim R, 2004, Senyawa Antimikroba Dari Tanaman, IPB
Niken, 2013, Ekstraksi Menggunakan Proses Infudasi, Maserasi, dan Perkolasi, Universitas Airlangga, Surabaya
Paull & Duarte, 2011, Tropical Fruits Vol.1 2nd Edition, CAB International, Cambridge. pp: 291-292
Puguh S, 2014, Inihibition Of Pluchea idiaca l Leaves Ekstract With Ethanol Solvent To growth of Staphylococcus aureus And Esherchia coli That aused Mastitis In Dairy Cattle, Brawijaya University, Malang
Rahayu P, 2013, Metode Diagnostik Penegakan Demam Tifoid, Pancar Pelita, Solo
Rukmana R, 2007, Botani Dan Varietas Pepaya dalam Budi Daya Pepaya, Kanusius, Yogyakarta. Pp. 18 – 26
60
Siswandono and Soekarjo, 1995, Antibacterial activities of extract of leaf, fruit, seed, and bark of Carica papaya, Journal of biotechnology Vol. 11 (42), 10021-10025
Sobir, 2009, Pergeseran Tren Konsumsi Pepaya dalam Sukses Bertanam Pepaya Unggul Kualitas Supermarket, Agromedia Pustaka, Jakarta
Sumarsih S, 2003, Mikrobiologi Dasar, Diktat Kuliah Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta
Surya S, 2007. Analisa Pemeriksaan Demam Tifoid Dengan Uji Widal dan Tubex, Gemilang Purwanca, Semarang
Syahrurachman A, 2011, Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi, Binarupa Aksara, Jakarta
Susanto dan Ruga, 2012, Studi Kandungan Bahan Aktif Tumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula) sebagai sumber senyawa antibakteri, Mulawarman Scientifie, Samarinda
Tewari B, 2015, Antimicrobial Properties Of Carica papaya Different leaf Extract against E.coli, S.coccus and c .albicans, University Of Guyana, South America
Utami, Nurul dan Robara, Muhklis, 2008, Identifikasi Senyawa Alkaloid dari ekstrak Heksana Daun Ageratum conyzoides Linn. Seminar hasil penelitian dan pengabdian Masyarakat Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNILA, Lampung
Volk and Wheeler, 2003, Mikrobiologi dasar I, edisi revisi, Erlangga, Jakarta
Widodo D, 2009, Demam Tifoid, Dalam : buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Pepaya merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah pepaya tergolong buah populer, dikenal dan digemari oleh hampir seluruh penduduk dunia (Rukmana, 2007). Di Indonesia ada beberapa jenis pepaya yang
banyak ditanam seperti pepaya Jingga, Cibinong, Solo, Meksiko, Semangka dan Bangkok (Sobir, 2009). Buah pepaya oleh masyarakat dimanfaatkan sebagai
pencuci mulut, selai dan minuman, untuk kulit lebih sering dibuang sedangkan biji digunakan sebagai bibit untuk tanaman baru. Buah pepaya berperan sebagai
obat depresi, penurun tekanan darah tinggi, hipolipidemia, anti bakteri dan anti oksidan (Helmi, 2015). Pada kulit getahnya bisa digunakan sebagai anti bekteri dan anti inflamasi (Afolabi et al, 2011). Biji dapat sebagai larvasida, penurun
kolesterol juga antimikroba (Helmi, 2015).
Antimikroba yang terkandung pada buah daging pepaya adalah papain dan kimopapain yang merupakan komponen alkaloid (Utami et al, 2008), pada kulit
terdapat proteolum eter, methanol dan papain (Naim, 2004) sedangkan biji mengandung senyawa antimikroba yang lebih kompleks yaitu alkaloid, flavonoid,
tannin, saponin, fenol (Afolabi et al, 2011). Mekanisme kerja alkaloid sebagai antibakteri adalah dengan pembentukan ion chanel pada membran mikroba atau hambatan kompetitif adhesi protein mikroba ke reseptor polisakarida inang
(Utami et al, 2008). Saponin dapat meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri sehingga dapat mengubah struktur dan fungsi membran, menyebabkan
2
(Siswandono dan Soekarjo, 2005). Flavonoid yang bersifat lipofilik membentuk
kompleks protein ekstraseluler dengan dinding sel bakteri, serta merusak membran sel bakteri. Tanin berperan sebagai antimikroba menurut Naim (2004)
berhubungan dengan kemampuan tanin dalam menginaktivasi adhesin sel mikroba (molekul yang menempel pada sel inang) yang terdapat pada permukaan sel.
Penelitian tentang potensi biji pepaya sebagai antimikroba pernah dilakukan
pada Escherichia coli, Streptococcus aureus, Candida albicans, Stapilococcus pyogenes (Maria et al, 2015;Tewari, 2015). Pada Salmonella typhi yang
merupakan penyebab demam tifoid, penyakit endemis di Indonesia belum dilakukan. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang tercantum dalam
Undang-undang nomor 6 Tahun 1962 tentang wabah. Kelompok penyakit ini merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah (Widodo, 2009).
Salmonella typhi adalah strain bakteri yang menyebabkan terjadinya demam
tifoid. Angka kejadian demam tifoid termasuk tertinggi di dunia yaitu antara 358-810 per 100.000 penduduk setiap tahun. Penyakit ini mempunyai angka kematian
yang cukup tinggi yaitu 1-5% dari penderita (Darmawati, 2009). Insiden demam tifoid di Indonesia bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi
lingkungan. Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, jumlah pasien demam tifoid di Indonesia pada tahun 2010 adalah 41.081 jumlah pasien wanita jauh lebih banyak 21.375 dibandingkan pria 19.706 dan jumlah kematian akibat dari
3
Sampai saat ini masih dianut trilogi penatalaksanaan demam tifoid yaitu
istirahat, perawatan, diet, terapi penunjang serta pemberian antimikroba. Hasil penelitian di RSUD Ulin Banjarmasin menunjukkan antibiotik golongan
Ciprofloxacin, Cefixime dan Azitromisin masih tergolong sensitif untuk kuman Salmonella typhi sebesar lebih dari 70%, antibiotik Kotrimoksasol, Asam nalidiksat tergolong sensitif menengah dengan senitifitas lebih dari 60%,
sedangkan antibiotik golongan Ampisilin, Amokisislin dan Kloramfenikol sudah resisten (Hartoyo, 2006). Adanya kenyataan bahwa tingkat kebutuhan masyarakat
terhadap pengobatan semakin meningkat. Sementara taraf kehidupan sebagian masyarakat kita masih banyak yang kemampuannya pas-pasan. Maka dari itu, gerakan kembali ke alam (back to nature) yakni pengobatan tradisional yang
ekonomis merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi masalah tersebut (Hudiansyah, 2013).
Ditinjau dari mekanisme kerja hasil fitokimia biji pepaya dalam penelitian sebelumnya dan kasus endemik demam tifoid di Indonesia serta meningkatnya resistensi antibiotik pada Salmonella typhi. Hal ini menimbulkan ketertarikan
peneliti untuk menilai potensi biji pepaya sebagai antimikroba terhadap Salmonella typhi.
1.2 Rumusan Masalah
4
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Membuktikan efek antimikroba ekstrak biji pepaya (Carica Papaya L)
jenis Solo terhadap bakteri Salmonella typhi secara in vitro.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengetahui kadar hambat minimal (KHM) serta kadar bunuh minimal
(KBM) ekstrak biji pepaya (Carica papaya L) jenis Solo terhadap Salmonella typhi secara in vitro.
1.4 Manfaat 1.4.1 Akademik
Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai efektivitas ekstrak biji pepaya (Carica papaya L) jenis Solo yang dapat digunakan sebagai antimikroba terhadap Salmonella typhi.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi kepada masyarakat bahwa biji pepaya (Carica papaya L) jenis Solo dapat digunakan
sebagai antimikroba Salmonella typhi sehingga diaplikasikan untuk pengobatan demam tifoid dalam rangka menurunkan angka kejadian dapat disebarkan melalui
penyuluhan, media informasi elektronik, serta penulisan artikel pada media cetak.
1.4.3 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau landasan