• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor Produksi yang Memengaruhi Output Budidaya Udang Vanamei Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-faktor Produksi yang Memengaruhi Output Budidaya Udang Vanamei Indonesia"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMENGARUHI

OUTPUT BUDIDAYA UDANG VANAMEI INDONESIA

ELINDA EGI

ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor-faktor Produksi yang Memengaruhi Output Budidaya Udang Vanamei Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

ELINDA EGI. Faktor-faktor Produksi yang Memengaruhi Output Budidaya Udang Vanamei Indonesia. Dibimbing oleh Ir. Dewi Ulfah Wardani, M.Si

Komoditas utama ekspor perikanan Indonesia adalah udang. Udang vanamei merupakan bibit udang terbanyak yang ditebar dalam budidaya tambak Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi output budidaya udang vanamei Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglass dengan metode analisis engle-granger cointegration dan error correction model (ECM). Hasil dari penelitian ini adalah seluruh variabel cenderung memiliki peningkatan tren untuk periode 1999 sampai 2012. Seluruh variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap output budidaya udang vanamei Indonesia pada jangka panjang, sedangkan pada jangka pendek hanya variabel pupuk yang tidak berpengaruh terhadap output budidaya udang vanamei. Variabel benih merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap output budidaya udang vanamei baik pada jangka pendek dan jangka panjang. Skala usaha budidaya udang vanamei Indonesia berada pada skala usaha Increasing return to scale.

Kata kunci: Engle-granger cointegration, error correction model (ECM), fungsi produksi Cobb-Douglass, increasing return to scale, udang vanamei

ABSTRACT

ELINDA EGI. Production Factors that Influence the Vannamei Shrimp Aquaculture’s output in Indonesia. Supervised by DEWI ULFAH WARDANI.

The major expor commodities of Indonesian fisheries is shrimp. Vannamei shrimp is the largest shrimp seeds are stocked in brackish water pond culture. Because of that, this research focuss in Production Factors that Influence the Vannamei Shrimp Aquaculture’s output in Indonesia. This research uses Cobb-Douglass production function approach with analytical methods of engle-granger cointegration and error correction model (ECM). The result are all variables have increasing trend for 1999 to 2012. All variables have a positive and significant impact on Vannamei Shrimp Aquaculture’s output in long term. In the short term, just variabel of fertilizer that hasn’t impact on Vannamei Shrimp Aquaculture’s output. Seed is the highest variable that influence Vannamei Shrimp Aquaculture’s output not only in long term but also in short term. Besides that, returns to scale of vannamei shrimp aquaculture is in the area of Increasing Return to Scale (IRTS).

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMENGARUHI

OUTPUT BUDIDAYA UDANG VANAMEI INDONESIA

ELINDA EGI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Faktor-faktor Produksi yang Memengaruhi Output Budidaya Udang Vanamei Indonesia

Nama : Elinda Egi NIM : H14100099

Disetujui oleh

Ir. Dewi Ulfah Wardani, M.Si Pembimbing

Diketahui oleh

Dedi Budiman Hakim, Ph.D. Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 ini ialah Faktor-faktor Produksi yang Memengaruhi Output Budidaya Udang Vanamei Indonesia

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan keluarga penulis, yaitu Bapak Ecep Sutisna, Ibu Tati Suhayati, Kakak penulis, Sugeng Supriyanto dan Neneng Mega Lestari S.Kom. serta koko, kiki, baba, maghrib dan michan atas kasih sayang dan segala doa yang selalu diberikan. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Ir. Dewi Ulfah Wardani, M.Si. selaku pembimbing. skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis.

2. Ibu Dr. Sri Mulatsih dan Bapak Deni Lubis, S.Ag, M.A. Selaku dosen penguji yang telah memberikan saran.

3. Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademik Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.

4. Sahabat Penulis Nanda Nur Rafiana, Elli Fitri Rahmawati, Novia Trisnawulan yang telah memberi bantuan dan dukungan kepada penulis 5. Teman-teman satu bimbingan, Shinta, Dessy, Diyane, dan Fitra.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Sektor Perikanan Budidaya 4

Budidaya Udang Vaname Tambak Intensif 5

Teori Fungsi Produksi 5

Fungsi Produksi Cobb-Douglass 6

Penelitian Terdahulu 7

Kerangka Pemikiran 8

Hipotesis 8

METODE PENELITIAN 9

Jenis dan Sumber Data 9

Model Penelitian 9

Uji Stasioneritas Data 10

Engle-Granger Cointegration 10

Spesifikasi Error Correction Model (ECM) 11

Metode Analisis 11

HASIL DAN PEMBAHASAN 12

Perkembangan Budidaya Udang Vanamei 12

Perkembangan Output Budidaya Udang Vanamei 12

Perkembangan Input Budidaya Udang Vanamei 12

Hasil Estimasi Model Engle-Granger Cointegration Budidaya Udang

(10)

Uji Diagnostik Model Engle-Granger Cointegration Budidaya Udang

Vanamei 18

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Output Budidaya Udang

Vanamei Pada Jangka Panjang 19

Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM) 20

Uji Diagnostik Model Error Correction Model (ECM) Budidaya

Udang Vanamei 20

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Output Budidaya Udang

Vanamei Pada Jangka Pendek 21

Skala Usaha (Return to Scale) Budidaya Udang Vanamei 22

SIMPULAN DAN SARAN 23

Simpulan 23

Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

LAMPIRAN 25

(11)

DAFTAR TABEL

1 Nilai produksi perikanan tahun 2007-2011 (Ribu rupiah) 1 2 Analisa produksi budidaya udang vanamei tambak intensif 5 3 Simbol, peubah penelitian, satuan, dan sumber data 9 4 Rata-rata produksi dan penggunaan faktor produksi budidaya udang

vanamei Indonesia tahun 1999-2012 15

5 Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada

level 16

6 Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada

first different 16

7 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya udang

vanamei pada jangka panjang 17

8 Hasil uji augmented dickey fuller residual persamaan pada level 17 9 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya udang

tahun pada jangka pendek 20

DAFTAR GAMBAR

1 Angka konsumsi ikan per kapita per tahun Indonesia tahun 2004-2012 2 2 Share sektor perikanan budidaya terhadap PDB tahun 2009-2011 3 3 Fungsi produksi, elastisitas produksi dan daerah produksi 6

4 Kerangka pemikiran 8

5 Perkembangan output budidaya udang vanamei tahun 1999-2012 12 6 Luas lahan tambak budidaya udang vanamei vanamei tahun 1999-2012 13 7 Tenaga kerja budidaya udang vanamei tahun 1999-2012 13 8 Jumlah pestisida dalam budidaya udang vanamei tahun 1999-2012 14 9 Jumlah pupuk dalam budidaya udang vanamei tahun 1999-2012 14

10 Jumlah benih udang vanamei tahun 1999-2012 15

11 Hasil uji normalitas engle-granger cointegration budidaya udang

vanamei 18

12 Hasil uji normalitas error correction model (ECM) budidaya udang

vanamei 21

DAFTAR LAMPIRAN

1 Variabel yang digunakan dalam penelitian 34

2 Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada

level 35

3 Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada

first different 37

4 Hasil uji augmented dickey fuller residual persamaan pada level 39 5 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya

udang tahun pada jangka panjang 40

(12)

9 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya

udang tahun pada jangka pendek 43

10 Uji autokorelasi Model Error Correction Model (ECM) Budidaya

Udang Vanamei 43

11 Uji heteroskedastisitas Model Engle-Granger Cointegration

(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di dunia, dengan 17.480 pulau dan garis pantai sepanjang 95.181 km. Sebagai negara kepulauan, wilayah maritim merupakan kawasan strategis dengan berbagai keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya sehingga berpotensi sebagai penggerak perekonomian nasional serta pusat kegiatan masyarakat dengan berbagai keunggulan fisik dan geografisnya (KKP 2007). Potensi maritim Indonesia bersumber dari sektor perikanan, dengan 45.96% outputnya berasal dari sektor perikanan budidaya (Table 1.). Sektor perikanan budidaya pun menyerap 3.835% angkatan kerja nasional, hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan budidaya sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Tabel 1. Nilai produksi perikanan tahun 2007-2011 (Ribu rupiah) Tahun Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya Total

2007 48 431 934 804 27 928 287 250 76 360 222 054

Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan 2012

(14)

2

Sumber : KKP 2013

Gambar 1. Angka konsumsi ikan per kapita per tahun Indonesia tahun 2004-2012 Sektor perikanan budidaya diklasifikasikan dalam beberapa jenis budidaya, yaitu budidaya laut, tambak, karamba, minapadi, dan kolam. Komoditas utama ekspor perikanan Indonesia adalah udang. Udang merupakan komoditas yang dibudidayakan di tambak. Tambak menduduki peringkat ke-2 dalam potensi lahan budidaya perikanan Indonesia. Udang vanamei merupakan bibit udang terbanyak yang ditebar dalam budidaya tambak Indonesia. Oleh karena itu komoditas udang vanamei penting bagi pertumbuhan perekonomian maritim Indonesia. Udang vanamei merupakan udang introduksi yang secara resmi ditetapkan sebagai salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya oleh Menteri kelautan dan perikanan pada tahun 2001.

Perumusan Masalah

Share Sektor perikanan budidaya terhadap PDB nasional menunjukkan peningkatan trend (Gambar 2.) namun sektor ini hanya berkontribusi sebesar 4.75% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan budidaya belum secara maksimal berkontribusi besar dalam peningkatan perekonomian Indonesia. Rendahnya kontribusi terhadap PDB pun menunjukkan bahwa mungkin terdapat produktivitas yang rendah disektor perikanan budidaya.

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

A

(15)

3

Sumber : KKP 2013

Gambar 2. Share sektor perikanan budidaya terhadap PDB tahun 2009-2011 Produktivitas merupakan sebuah ukuran efisiensi, yakni konsep teknis yang mengacu pada perbandingan output terhadap input (Supriyanto 2002). Produktivitas yang tinggi merupakan salah satu hal yang harus dicapai oleh sektor perikanan agar output yang dihasilkan semakin tinggi.

Potensi lahan budidaya perikanan Indonesia masih sangat tinggi. Peluang pengembangan usaha budidaya perikanan Indonesia masih sangat tinggi yaitu sebesar 93.66% dari seluruh potensi lahan budidaya perikanan. Peluang usaha pengembangan budidaya tambak masih sangat tinggi. Potensi lahan budidaya tambak di Indonesia sebesar 2.9 juta Ha, namun pemanfaatannya hanya sebesar 657346 Ha. Artinya masih ada 77.82% peluang pengembangan usaha budidaya tambak. Untuk meningkatkan pemanfaatan lahan budidaya perikanan khususnya budidaya tambak media untuk budidaya udang vanamei, maka diperlukan kajian atau analisis tentang faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya udang vanamei. Pengkajian tersebut diharapkan dapat menarik investor ataupun masyarakat untuk lebih memanfaatkan potensi lahan perikanan budidaya yang ada.

Berdasarkan perumusan dan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah yang dapat dibahas dalam penelitian ini, hal tersebut adalah bagaimana perkembangan output serta input budidaya udang vanamei Indonesia tahun 1999 sampai 2012?. Selain itu, faktor-faktor produksi (input) apa sajakah yang memengaruhi output budidaya udang vanamei serta bagaimana skala usaha budidaya udang vanamei Indonesia?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Menganalisis perkembangan output budidaya udang vanamei Indonesia tahun 1999-2012.

(16)

4

3. Menganalisis faktor-faktor produksi yang memengaruhi tingkat output budidaya udang vanamei pada jangka panjang dan jangka pendek.

4. Menganalisis skala usaha budidaya udang vanamei Indonesia.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah: 1. Dapat dijadikan sebagai tambahan informasi, masukan, dan bahan pertimbangan

bagi pemerintah dalam penyusunan kebijakan yang terkait dengan peningkatan output budidaya udang vanamei.

2. Dapat dijadikan sebagai informasi bagi penelitian-penelitian serupa di masa yang akan datang.

3. Sebagai bagian dari proses pembelajaran dan sarana untuk mendalami pengetahuan bagi penulis.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya udang vanamei Indonesia dengan menggunakan data sekunder dari berbagai sumber data yang tersedia. Faktor Produksi yang digunakan adalah jumlah tenaga kerja atau pembudidaya, luas lahan budidaya, benih yang ditebar serta jumlah penggunaan sarana produksi (pupuk dan pestisida) dalam budidaya udang vanamei. Nilai output yang digunakan adalah volume produksi budidaya udang vanamei. Variabel yang digunakan adalah periode tahun 1999 sampai 2012.

TINJAUAN PUSTAKA

Sektor Perikanan Budidaya

Sektor perikanan budidaya adalah sektor perekonomian di Indonesia yang berkegiatan dalam bidang budidaya ikan/binatang lainnya/tanaman air. Budidaya sendiri merupakan kegiatan memelihara ikan atau binatang air lainnya atau tanaman air dengan menggunakan fasilitas buatan. Pada umumnya budidaya perairan yang dikelilingi galengan atau tanggul (seperti tambak, kolam), pagar dan lainnya. (KKP 2012). Perikanan budidaya Indonesia diklasifikasikan atas jenis budidaya berikut:

1. Budidaya laut atau marine culture

2. Budidaya tambak atau brackish water pond culture 3. Budidaya kolam atau freshwater pond culture 4. Budidaya karamba atau cage culture

(17)

5

Budidaya Udang Vanamei Tambak Intensif

Udang Vanamei (Lithopenaeus vannamei) adalah udang yang berasal dari bagian barat pantai Amerika Latin, udang ini telah berhasil dibudidayakan di daerah tropis, di beberapa wilayah Indonesia. Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh udang vanamei antara lain, responsif terhadap pakan, dapat di tebar dengan kepadatan tinggi karena mengisi kolom air dalam pemeliharaannya. Udang vanamei juga memiliki pasaran yang luas di tingkat internasional. Ukuran Pasar dapat dijual pada ukuran 15 - 25 gram/ekor atau pada saat udang berumur sekitar 100 hari. Udang vanamei membutuhkan pakan dengan kandungan protein 25 – 30%, lebih rendah daripada udang windu. Daerah pengembangan usaha pembudidayaan udang vanamei adalah Provinsi Lampung, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Nangroe Aceh Darusalam (NAD), Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan.

Tabel 2. Analisa produksi budidaya udang vanamei tambak intensif No. Faktor Input Penggunaan

atau hasil

Satuan Sumber

1. Padat tebar benih

3000 Ekor/m3 BPTP Sulawesi Selatan 2002

Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material dan kekuatan (input, faktor, sumber daya, atau jasa-jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang atau jasa (Beattie dan Taylor 1994). Produksi membutuhkan faktor-faktor produksi, yaitu alat atau sarana untuk melakukan proses produksi. Lipsey (1995) mengatakan bahwa faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan, seringkali terdiri dari kategori dasar, yaitu tanah, tenaga kerja, dan modal. Meskipun dalam suatu proses produksi terdapat banyak faktor produksi yang digunakan, namun tidak semua faktor produksi digunakan dalam analisis fungsi produksi. Hal ini tergantung dari penting tidaknya pengaruh dari faktor produksi terhadap hasil produksi.

Menurut Nicholson (2002), fungsi produksi suatu barang memperlihatkan jumlah output maksimum yang bisa diperoleh dengan menggunakan berbagai alternatif kombinasi input. Hubungan antara input dan output bisa diformulasikan oleh suatu fungsi produksi secara matematis, yaitu (persamaan 1) :

(18)

6

dimana:

Y = total output yang dihasilkan dalam satu periode tertentu, Xn = input yang digunakan dalam memproduksi output,

F = bentuk hubungan yang mentransformasikan input-input ke dalam output. Fungsi produksi dapat pula dinyatakan dalam bentuk grafik, dengan asumsi bahwa hanya ada satu faktor produksi saja yang berubah sedangkan faktor produksi lainnya dianggap tetap atau ceteris paribus. Grafik fungsi produksi dapat dilihat pada Gambar 3. berikut ini:

Sumber: Nicholson 1994

Gambar 3. Fungsi produksi, elastisitas produksi dan daerah produksi Produk Total (PT) adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara input dengan output. Ketika salah satu faktor produksi meningkat dan faktor produksi lainnya dianggap konstan, maka jumlah output akan meningkat sampai pada batas maksimum. Jika sudah melebihi batas maksimum, maka output yang dihasilkan akan semakin menurun. Kurva produk total dapat diturunkan menjadi kurva produk marjinal (PM) dan kurva produk rata-rata (PR). Produk rata-rata adalah hasil pembagian antara output total dengan input total produksi yang digunakan. Produk Marjinal (PM) adalah keluaran tambahan yang dapat diproduksi dengan menggunakan satu unit tambahan dari masukan tersebut sambil mempertahankan semua masukan lain tetap konstan (Nicholson 1994).

Fungsi Produksi Cobb-Douglass

(19)

7

elastisitas produksi, dapat mengurangi terjadinya heteroskedastisitas, dan jumlah koefisien dapat digunakan untuk menduga skala usaha dari proses produksi.

(2)

dimana:

Y = output (variabel yang dijelaskan) a = intersep

bi = koefisien regresi penduga variabel ke-i

Xi = jenis faktor produksi ke-i (variabel yang menjelaskan)

= residual

e = 2.1782 (logaritma natural)

Untuk memudahkan pendugaan terhadap Ep maka persamaan tersebut diubah menjadi bentuk linier persamaan tersebut seperti berikut:

( 3 )

Penelitian Terdahulu

Penelitian Variabel Keterangan Model Dan Metode

(20)

8

Di Jawa Tengah

Kerangka Pemikiran

Gambar 4. Kerangka pemikiran

Konsep pemikiran penelitian (Gambar 4.) ini berawal dari komoditas utama ekspor perikanan Indonesia adalah udang. Udang merupakan komoditas yang dibudidayakan di 23.65% lahan tambak Indonesia. Udang vanamei merupakan jenis udang yang terbanyak di budidayakan. Budidaya udang vanamei memiliki faktor produksi yang terdiri dari tenaga kerja atau pembudidaya, luas lahan tambak dan jumlah benih, serta sarana produksi (pupuk dan pestisida). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi output serta menganalisis skala hasil usaha budidaya udang vanamei Indonesia.

Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan, dan alur kerangka pemikiran, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Variabel tenaga kerja atau pembudidaya berpengaruh positif terhadap output. Artinya, semakin banyak jumlah tenaga kerja atau pembudidaya maka akan meningkatkan output.

2. Variabel luas lahan tambak berpengaruh positif terhadap output. Artinya, semakin banyak luas lahan tambak maka akan meningkatkan output.

3. Variabel benih berpengaruh positif terhadap output. Artinya, semakin banyak benih yang ditebar maka akan meningkatkan output.

4. Variabel pupuk berpengaruh positif terhadap output. Artinya, semakin banyak jumlah pupuk yang digunakan maka akan meningkatkan output.

Sektor Perikanan Budidaya

Udang Vanamei Input Produksi :

1. Tenaga Kerja (TK) 2. Pupuk (PPK) 3. Pestisida (PES) 4. Lahan tambak (LHN) 5. Benih (B)

(21)

9

5. Variabel pestisida berpengaruh positif terhadap output. Artinya, semakin banyak jumlah pestisida yang digunakan maka akan meningkatkan output. 6. Produksi budidaya udang vanamei masih dapat dioptimalkan karena masih

berada pada daerah Increasing Return to Scale (IRTS).

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk data deret waktu (time series) yang bersifat tahunan (annually) yaitu periode 1999 sampai 2012 di Indonesia. Data diperoleh Kementerian Kelautan dan Perikanan serta berbagai literatur dari media cetak maupun internet. Data yang digunakan terdiri dari data volume output budidaya udang vanamei, luas lahan budidaya udang, jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei, jumlah pupuk dan jumlah pestisida yang digunakan, serta jumlah benih yang ditebar pada budidaya udang Deskripsi data yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk logaritma natural.

Tabel 3. Simbol, peubah penelitian, satuan, dan sumber data

Simbol Deskripsi Satuan Sumber

LnY Volume produksi budidaya udang vanamei Ton KKP

LnTK Jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang

vanamei

orang KKP

LnPPK Jumlah pupuk yang digunakan di budidaya udang vanamei

Kg KKP

LnLHN Luas lahan budidaya udang vanamei Ha KKP

LnPES Jumlah pestisida yang digunakan pada budidaya udang vanamei

Kg KKP

LnB Jumlah benih yang ditebar pada budidaya udang vanamei

Ribu ekor KKP

Model Penelitian

Berdasarkan persamaan Cobb-Douglas (2), maka penelitian ini menggunakan persamaan sebagai berikut :

(4)

Linearisasi persamaan (4) menghasilkan bentuk sebagai berikut :

(5)

dimana :

(22)

10

LnTKt = Jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei periode t LnPPKt = Jumlah pupuk yang digunakan di budidaya udang vanamei periode t LnPESt = Jumlah pestisida yang digunakan di budidaya udang vanamei periode t LnLHNt = Luas lahan tambak yang digunakan di budidaya udang vanamei

periode t

LnBUt = Jumlah benih yang ditebar di budidaya udang vanamei periode t = Parameter yang diduga

= Error term periode t

Uji Stasioneritas Data

Hal penting yang berkaitan dengan studi atau penelitian dengan menggunakan data time series adalah stasioneritas. Data yang tidak stasioner dapat menyebabkan spurious regression, yaitu regresi yang menggambarkan hubungan dua variabel atau lebih yang nampaknya signifikan secara statistik padahal dalam kenyataannya tidak sebesar regresi yang dihasilkan tersebut. Pengujian untuk mengukur stasioneritas dilakukan dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF) test atau uji akar-akar unit (unit root test). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:

H0 = data tidak stasioner (mengandung unit root) H1 = data stasioner (tidak mengandung unit root)

Penolakan H0 menunjukkan data yang dianalisis sudah stasioner. Data dikatakan stasioner jika ADF test statistics lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon.(Gujarati 1993)

Engle-Granger Cointegration

Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang (equilibrium) antara variabel-variabel yang tidak stasioner dan residual dari kombinasi linier tersebut harus stasioner. Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kestabilan jangka panjang antara variabel-variabel yang ada sehingga dapat digunakan dalam sebuah persamaan. Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah metode Engle-Granger Cointegration Test yang biasanya dilakukan pada persamaan tunggal yang searah.

Engle-Granger Cointegration pada dasarnya menggunakan metode Augmented Dickey-Fuller (ADF) yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama dilakukan dengan meregresikan persamaan variabel dependen dengan variabel independen. Output budidaya udang vanamei diregresikan dengan tenaga kerja, luas lahan tambak, benih, pestisida dan pupuk. Kemudian didapatkan residual (u) dari persamaan tersebut.

(23)

11

parameter-parameter yang dihasilkan dari kombinasi tersebut dapat disebut sebagai co-integrated parameters atau koefisien-koefisien jangka panjang. Adapun model yang digunakan untuk menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya udang vanamei pada jangka panjang adalah :

(6)

dimana :

LnYt = Volume produksi budidaya udang vaname periode t

LnTKt = Jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei periode t LnPPKt = Jumlah pupuk yang digunakan di budidaya udang vanamei periode t LnPESt = Jumlah pestisida yang digunakan di budidaya udang vanamei periode t LnLHNt = Luas lahan tambak yang digunakan di budidaya udang vanamei

periode t

LnBUt = Jumlah benih yang ditebar di budidaya udang vanamei periode t = Parameter yang diduga

= Error term periode t

Spesifikasi Error Correction Model (ECM)

Spesifikasi model yang digunakan untuk menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya udang vanamei pada jangka pendek adalah sebagai berikut (dalam logaritma natural):

γut-1 (7)

dimana :

LnYt = Volume produksi budidaya udang vaname periode t

LnTKt = Jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei periode t LnPPKt = Jumlah pupuk yang digunakan di budidaya udang vanamei periode t LnPESt = Jumlah pestisida yang digunakan di budidaya udang vanamei periode t LnLHNt = Luas lahan tambak yang digunakan di budidaya udang vanamei

periode t

LnBUt = Jumlah benih yang ditebar di budidaya udang vanamei periode t = Parameter yang diduga

(24)

12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Budidaya Udang Vanamei

Perkembangan Output Budidaya Udang Vanamei

Gambar 5. memperlihatkan bahwa tren volume produksi budidaya udang vanamei cenderung terus meningkat. Walaupun pada periode 1999 sampai 2006 peningkatan nilai output cenderung rendah namun periode tahun 2006 sampai 2012 terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Pertumbuhan output tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 56.1%. Penurunan output tercatat hanya pada tahun 2006 dan 2009. Sehingga pertumbuhan rata-rata output budidaya udang vanamei pertahun adalah sebesar 13.06%. Rata-rata produksi udang vanamei tahun 2008 sampai 2012 tertinggi terjadi di Provinsi Lampung sebesar 18.36%, Provinsi Sumatera Selatan sebesar 15.25% dan Jawa Barat sebesar 13.00% dari keseluruhan produksi udang vanami Indonesia.

Sumber: KKP 2012, diolah

Gambar 5. Perkembangan output budidaya udang vanamei tahun 1999-2012

Perkembangan Input Budidaya Udang Vanamei

Gambar 6. memperlihatkan bahwa tren luas lahan budidaya udang vanamei cenderung meningkat di tahun 1999 sampai 2003 dan tahun 2004 sampai 2012. Pertumbuhan luas lahan tambak tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 19.5%. Penurunan luas lahan tambak tercatat hanya pada tahun 2004 dan 2012. Sehingga pertumbuhan rata-rata luas lahan tambak budidaya udang vanamei pertahun adalah sebesar 0.528%. Rata-rata pemanfaatan luas lahan tambak untuk budidaya udang vanamei tahun 2008 sampai 2012 tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat, Provinsi lampung, dan sumatera selatan.

0

1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

(25)

13

Sumber: KKP 2012, diolah

Gambar 6. Luas lahan tambak budidaya udang vanamei tahun 1999-2012 Gambar 7. memperlihatkan bahwa tren jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei cenderung meningkat. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 17.52%. Sehingga pertumbuhan rata-rata jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei pertahun adalah sebesar 7.69%.

Sumber: KKP 2012, diolah

Gambar 7. Tenaga kerja budidaya udang vanamei tahun 1999-2012

Gambar 8. memperlihatkan bahwa tren jumlah pestisida yang digunakan dalam budidaya udang vanamei cenderung meningkat. Peningkatan penggunaan pestisida tertinggi terjadi pada tahun 2009. Sehingga, pertumbuhan rata-rata jumlah pestisida yang digunakan dalam budidaya udang vanamei pertahun adalah sebesar 8.27%.

1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

L

1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

(26)

14

Sumber: KKP 2012, diolah

Gambar 8. Jumlah pestisida dalam budidaya udang vanamei tahun 1999-2012 Gambar 9. memperlihatkan bahwa tren jumlah pupuk yang digunakan dalam budidaya udang vanamei cenderung meningkat. Pertumbuhan jumlah pupuk tertinggi terjadi pada tahun 2004. Sehingga pertumbuhan rata-rata jumlah pupuk yang digunakan dalam budidaya udang vanamei pertahun adalah sebesar 18.01%.

Sumber: KKP 2012, diolah

Gambar 9. Jumlah pupuk dalam budidaya udang vanamei tahun 1999-2012 Gambar 10. memperlihatkan bahwa tren jumlah benih udang vanamei cenderung meningkat. Penurunan trend hanya terjadi pada tahun 2006 dan 2007. Sehingga pertumbuhan rata-rata benih udang vanamei yang digunakan dalam budidaya udang vanamei pertahun adalah sebesar 6.78%.

0.0

1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

Ju

1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

(27)

15

Sumber: KKP 2012, diolah

Gambar 10. Jumlah benih udang vanamei tahun 1999-2012

Tabel 6. Menjelaskan rata-rata penggunaan faktor produksi (Input) pada budidaya udang vanamei. Hasil penelitian ini menunjukkan ahwa penggunaan pupuk pada budidaya udang vanamei Indonesia masih dalam skala wajar pemakaian. Hal ini karena secara teknis penggunaan pupuk bagi pengelolaan tambak yang baik adalah 60 Kg per hektar (BPTP Sulawesi Selatan 2011). Benih yang ditebar sebanyak 3755 ribu ekor per hektar area. Hal ini masih dalam skala wajar karena padat tebar yang dianjurkan oleh BPTP Sulawesi Selatan adalah sebesar 3000 ekor per m3. Volume produksi udang vanamei pada lahan tambak Indonesia adalah sebesar 1.23 ton per hektar area. Tabel 4. juga menunjukkan bahwa rata-rata penggunaan pestisida pada budidaya udang vanamei tahun 1999 sampai 2012 adalah sebesar 1.19 Kg per hektar. Hal tersebut masih dalam batas wajar penggunaan. Secara teknis penggunaan pestisida bagi pengelolaan tambak yang baik adalah 12 Kg/Ha/1m atau 7.2 Kg/Ha/60cm kedalaman air (BPTP Sulawesi Selatan 2011).

Tabel 4. Rata-rata produksi dan penggunaan faktor produksi budidaya udang vanamei Indonesia tahun 1999-2012

Faktor Produksi Per Hektar

Pupuk (PPK) 36.25 Kg

Pestisida (PES) 1.19 Kg

Benih (B) 3755 Ribu ekor

Volume Produksi (Y) 1.23 Ton

Sumber: KKP 2012, diolah

Hasil Estimasi Model Engle-Granger Cointegration Budidaya Udang Vanamei

Tahap awal yang dilakukan dalam menganalisis data time series adalah uji kestasioneran data. Hal tersebut dilakukan agar dapat melihat ada tidaknya unit root pada setiap variabel sehingga menyebabkan hubungan diantara variabel menjadi tidak valid. Uji stasioneritas yang digunakan didasarkan pada uji

0

1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014

(28)

16

Augmented Dickey Fuller (ADF) pada tingkat level dan first difference. Kriteria uji dalam ADF ini membandingkan antara nilai statistik dengan nilai kritikal dalam tabel Dickey Fuller. Apabila nilai ADF statistik lebih kecil dari nilai MacKinnon Critical Value maka data bersifat stasioner. Hasil olahan uji stasioner data pada tingkat level dapat dilihat pada lampiran 2.

Tabel 5. Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada level

Variabel Nilai ADF Nilai Kritis MacKinnon Keterangan

t-statistics 1% 5% 10%

LnY -1.885957 -4.886426 -3.828975 -3.362984 Tidak stasioner LnTK -2.349274 -4.886426 -3.828975 -3.362984 Tidak stasioner LnPPK -3.285581 -4.992279 -3.875302 -3.388330 Tidak stasioner LNPES -1.605262 -4.886426 -3.828975 -3.362984 Tidak stasioner LNLHN -2.033282 -4.886426 -3.828975 -3.362984 Tidak stasioner LNB -3.999408 -5.124875 -3.933364 -3.420030 Stasioner* Keterangan: **data stasioner pada taraf nyata 5%, 10%

Tabel 5. Menunjukkan hanya terdapat 1 variabel yang stasioner pada level, dan 5 variabel lainnya tidak stasioner pada level. Variabel yang stasioner hanya variabel benih karena mempunyai nilai ADF t-statistics yang lebih kecil daripada nilai kritis MacKinnon. Berdasarkan hasil tersebut, maka kembali dilakukan pengujian ADF test lanjutan pada tingkat first difference yang dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 6. Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada first different

Variabel Nilai ADF Nilai Kritis MacKinnon Keterangan

t-statistics 1% 5% 10%

LnY -3.671549 -5.124875 -3.933364 -3.420030 Stasioner*** LnTK -2.127799 -2.771926 -1.974028 -1.602922 Stasioner** LnPPK -3.745204 -4.200056 -3.175352 -2.728985 Stasioner** LNPES -2.145950 -2.771926 -1.974028 -1.602922 Stasioner** LNLHN -3.650589 -2.771926 -1.974028 -1.602922 Stasioner* LNB -2.340385 -2.771926 -1.974028 -1.602922 Stasioner**

Keterangan: * data stationer pada taraf nyata 1%, 5%, 10% ** data stasioner pada taraf nyata 5%, 10%

Uji akar unit pada tingkat first difference ini dilakukan sebagai konsekuensi dari tidak terpenuhinya asumsi stasioneritas pada level. Tabel 6. menunjukkan bahwa semua data yang digunakan dalam penelitian ini stasioner pada first difference sehingga terintegrasi pada derajat satu (I(1)). Setelah melakukan uji stasioneritas data, maka dilakukan uji kointegrasi

(29)

17

kointegrasi. Uji kointegrasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah Engle-Granger Cointegration. Engle-Granger Cointegration digunakan untuk mengestimasi hubungan jangka panjang antara Output budidaya udang vanamei dengan tenaga kerja (TK), luas lahan tambak udang vanamei (LHN), benih yang ditebar (B), pestisida (PES), dan pupuk (PPK). Tahap awal dari Engle-Granger Cointegration adalah dengan meregresi persamaan OLS antara variabel dependen dan variabel independen. Kemudian setelah meregresi persamaan didapatkan residual dari persamaan tersebut. Uji ADF pada residual bersifat stasioner pada level atau I(0) sehingga dapat dikatakan bahwa variabel yang digunakan cenderung menuju keseimbangan pada jangka panjang walaupun pada tingkat level terdapat variabel yang tidak stasioner. Adapun hasil outputnya dapat dilihat pada Tabel 7 dan lampiran 5.

Tabel 7. Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya udang tahun pada jangka panjang

Variabel Koefisien Standar error t-statistics Probabilitas

LNPPK 0.12451 0.0392 3.1735 0.0131** Keterangan : * data stationer pada taraf nyata 1%, 5%, 10%

** data stationer pada taraf nyata 5%, 10%

Berdasarkan informasi yang tertuang dalam Tabel 8. diketahui bahwa nilai ADF t-statistic lebih kecil daripada nilai kritis MacKinnon pada taraf nyata 1 persen, 5 persen, maupun 10 persen, sehingga residual persamaan regresi stasioner pada tingkat level (hasil output eviewsdapat dilihat pada lampiran 4.). Hal ini mengindikasikan terdapat hubungan kointegrasi diantara variabel yang digunakan. Berdasarkan hasil Engle-Granger Cointegration terbentuklah persamaan berikut: Tabel 8. Hasil uji augmented dickey fuller residual persamaan pada level

Variabel Nilai ADF Nilai Kritis MacKinnon Keterangan

t-statistics 1% 5% 10%

e -4.994477 -2.754993 -1.970978 -1.603693 Stasioner* Keterangan : * data stasioner pada taraf nyata 1%, 5%, 10%

Berdasarkan estimasi tersebut, maka didapatkan persamaan berikut:

LNYt = – 16.68 + 0.59 LnTKt +0.12 LnPPKt + 0.25 LnPESt + 0.41 LnLHNt +

0.62 LnBt

(30)

18

pada jangka panjang sebesar 99.99%. hal tersebut dikarenakan nilai R-Squared yang bernilai 0.9999.

Uji Diagnostik Model Engle-Granger Cointegration Budidaya Udang Vanamei

Uji diagnostik ekonometrika digunakan untuk mengidentifikasi apakah hasil estimasi Engle-Granger Cointegration terbebas dari permasalahan yang berkaitan dengan asumsi klasik BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator) seperti normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan uji multikolinearitas.

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan linier antar variabel independent. hasil correlation analysis pada lampiran 6. menunjukan bahwa Korelasi antar peubah bebas tidak begitu kuat mendekati 1, maka diasumsikan tidak ada multikolinieritas.

Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breusch- Godfrey Serial Correlation LM Test. Nilai probabilitas (0.4991) yang lebih besar apabila dibandingkan dengan taraf nyata 10% menunjukkan bahwa tidak terdapat permasalahan autokorelasi dalam model persamaan tersebut. Adapun hasil olahannya dapat dilihat dalam Lampiran 7.

Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah White Heteroscedasticity Test (no cross term). Probabilitas Obs*R-squared sebesar 0.4607 yang lebih besar dibandingkan taraf nyata 10% membuat model persamaan tersebut terbebas dari problem heteroskedastisitas. Adapun hasil olahannya dapat dilihat dalam Lampiran 8.

Uji normalitas Jarque-Bera dilakukan untuk memeriksa apakah error term mendekati distribusi normal. Hasil yang diperoleh (Gambar 12.) menunjukkan bahwa error term terdistribusi secara normal karena nilai probabilitas sebesar 0.5426 yang lebih besar dari taraf nyata 10% (α = 10%).

(31)

19

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Output Budidaya Udang Vanamei Pada Jangka Panjang

Hasil estimasi Engle-Granger Cointegration (Tabel 7.) pada persamaan linierisasi fungsi produksi Cobb-Douglas terbukti telah memenuhi asumsi klasik regresi. Estimasi tersebut menjelaskan bahwa, variabel tanaga kerja atau pembudidaya udang vanamei berpengaruh positif dan signifikan terhadap output budidaya udang vanamei pada jangka panjang. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0.0009 yang lebih kecil dari taraf nyata atau yang digunakan, yaitu 1%. Artinya peningkatan yang terjadi pada jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pada volume (output) sebesar 0.59% pada jangka panjang, ceteris paribus. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Suparmono 2008 yang menjelaskan bahwa jumlah tenaga kerja atau pembudidaya berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi atau output perikanan budidaya. Hasil penelitian ini pun sesuai dengan hipotesis awal.

Variabel pupuk yang digunakan dalam budidaya udang vanamei berpengaruh positif dan signifikan terhadap output budidaya udang vanamei pada jangka panjang. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0.0131 yang lebih kecil dari taraf nyata atau yang digunakan, yaitu 2%. Artinya peningkatan yang terjadi pada jumlah pupuk yang digunakan dalam budidaya udang vanamei sebesar 1% menyebabkan peningkatan pada volume (output) sebesar 0.12% pada jangka panjang, ceteris paribus. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Andriyanto et al. 2013 yang menjelaskan bahwa jumlah pupuk berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi atau output perikanan budidaya. Hasil penelitian ini pun sesuai dengan hipotesis awal.

Variabel pestisida yang digunakan dalam budidaya udang berpengaruh positif dan signifikan terhadap output budidaya udang vanamei pada jangka panjang. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas pestisida sebesar 0.0000 yang lebih kecil dari taraf nyata atau yang digunakan, yaitu 1%. Artinya peningkatan yang terjadi pada jumlah pestisida yang digunakan dalam budidaya udang vanamei sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pada volume (output) sebesar 0.25% pada jangka panjang, ceteris paribus. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis awal.

Variabel luas lahan tambak yang digunakan dalam budidaya udang vanamei berpengaruh positif dan signifikan terhadap output budidaya udang pada jangka panjang. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas luas lahan tambak sebesar 0.0001 yang lebih kecil dari taraf nyata atau yang digunakan, yaitu 1%. Artinya peningkatan yang terjadi pada luas lahan tambak yang digunakan dalam budidaya udang sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pada volume (output) sebesar 0.41% pada jangka panjang, ceteris paribus. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis awal dan penelitian suparmono yang menjelaskan bahwa luas kolam berpengaruh signifikan dan positif terhadap output budidaya udang galah.

(32)

20

paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal dan andriyanto et al. yang menjelaskan bahwa padat tebaran berpengaruh positif terhadap output budidaya udang vename di Jawa Timur.

Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM)

Error Correction Model (ECM) digunakan untuk mengestimasi model dinamis jangka pendek dari variabel output budidaya udang vanamei sebagai variabel dependen. Penggunaan metode estimasi ECM dapat menggabungkan efek jangka pendek dan jangka panjang yang disebabkan oleh fluktuasi dan time lag dari masing variabel independen. Dalam penelitian ini, estimasi ECM untuk output budidaya udang vanamei dilakukan dengan cara merestriksi variabel-variabel yang berpengaruh terhadapnya. Hasil estimasi Error Correction Model (ECM) dapat dilihat pada Tabel 9 dan lampiran 9.

Tabel 9. Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya udang pada jangka pendek

Variabel Koefisien Standar error t-statistics Probabilitas

D(LNTK) 0.865737 0.238473 3.630335 0.0110

D(LNPPK) 0.040484 0.042882 0.944076 0.3816

D(LNPES) 0.213059 0.035265 6.041626 0.0009

D(LNLHN) 0.531583 0.054392 9.773183 0.0001

D(LNB) 0.901493 0.045067 20.00345 0.0000

E(-1) -0.970138 0.142807 -6.793370 0.0005

C -0.005730 0.018117 -0.316274 0.7625

R2 = 0.9986 Adjusted R2 = 0.9972 F-statistics = 731.77 Keterangan : * data stationer pada taraf nyata 1%

Berdasarkan hasil Error Correction Model (ECM) terbentuklah persamaan berikut:

LNYt = – 0.006 + 0.866 LnTKt + 0.040 LnPPKt + 0.213 LnPESt + 0.531

LnLHNt + 0.901 LnBt– 0,970 (ECT)t-1

Hasil estimasi tersebut menunjukkan bahwa model ini dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi volume produksi (output) budidaya udang vanamei pada jangka panjang sebesar 99.86%. hal tersebut dikarenakan nilai R-Squared yang bernilai 0.9986.

Uji Diagnostik Model Error Correction Model (ECM) Budidaya Udang Vanamei

Uji diagnostik ekonometrika digunakan untuk mengidentifikasi apakah hasil estimasi Engle-Granger Cointegration terbebas dari permasalahan yang berkaitan dengan asumsi klasik BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator) seperti normalitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

(33)

21

apabila dibandingkan dengan taraf nyata 10% menunjukkan bahwa tidak terdapat permasalahan autokorelasi dalam model persamaan tersebut. Adapun hasil olahannya dapat dilihat dalam Lampiran 10.

Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah White Heteroscedasticity Test (no cross term). Probabilitas Obs*R-squared sebesar 0.2802 yang lebih besar dibandingkan taraf nyata 10% membuat model persamaan tersebut terbebas dari problem heteroskedastisitas. Adapun hasil olahannya dapat dilihat dalam Lampiran 11.

Uji normalitas Jarque-Bera dilakukan untuk memeriksa apakah error term mendekati distribusi normal. Hasil yang diperoleh (Gambar 12.) menunjukkan bahwa error term terdistribusi secara normal karena nilai probabilitas sebesar 0.8107 yang lebih besar dari taraf nyata 10% (α = 10%).

Gambar 12. Hasil uji normalitas error correction model (ECM) budidaya udang vanamei

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Output Budidaya Udang Vanamei Pada Jangka Pendek

Hasil estimasi Error Correction Model (Tabel 9.) pada persamaan linierisasi fungsi produksi Cobb-Douglas terbukti telah memenuhi asumsi klasik regresi. Estimasi tersebut menjelaskan bahwa, variabel tanaga kerja atau pembudidaya udang vanamei berpengaruh positif dan signifikan terhadap output budidaya udang vanamei pada jangka pendek. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0.0110 yang lebih kecil dari taraf nyata atau yang digunakan, yaitu 5%. Artinya peningkatan yang terjadi pada jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pada volume (output) sebesar 0.867% pada jangka pendek, ceteris paribus.

Variabel pupuk yang digunakan dalam budidaya udang vanamei tidak berpengaruh signifikan terhadap output budidaya udang vanamei pada jangka pendek. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0.3816 yang lebih besar dari taraf nyata atau yang digunakan, yaitu 10%.

(34)

22

pendek. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas pestisida sebesar 0.0009 yang lebih kecil dari taraf nyata atau yang digunakan, yaitu 1%. Artinya peningkatan yang terjadi pada jumlah pestisida yang digunakan dalam budidaya udang vanamei sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pada volume (output) sebesar 0.213% pada jangka pendek, ceteris paribus. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis awal.

Variabel luas lahan tambak yang digunakan dalam budidaya udang vanamei berpengaruh positif dan signifikan terhadap output budidaya udang pada jangka pendek. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas luas lahan tambak sebesar 0.0001 yang lebih kecil dari taraf nyata atau yang digunakan, yaitu 1%. Artinya peningkatan yang terjadi pada luas lahan tambak yang digunakan dalam budidaya udang sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pada volume (output) sebesar 0.531% pada jangka pendek, ceteris paribus. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis awal.

Variabel benih udang berpengaruh positif dan signifikan terhadap output budidaya udang pada jangka pendek. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas jumlah benih udang vanamei sebesar 0.0005 yang lebih kecil dari taraf nyata atau yang digunakan, yaitu 1%. Artinya peningkatan yang terjadi pada jumlah benih udang vanamei yang digunakan dalam budidaya sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pada volume (output) sebesar 0.901% pada jangka pendek, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal.

Koefisian Error Correction Term (-1) sebesar -0.9701 menunjukan bahwa disequilibrium periode sebelumnya terkoreksi pada periode sekarang sebesar 0.97 persen. Besar koefisien ini menunjukkan seberapa cepat equilibrium tercapai kembali ke keseimbangan jangka panjang.

Skala Usaha (Return to Scale) Budidaya Udang Vanamei

Skala hasil usaha dalam suatu industri dapat dilihat berdasarkan penjumlahan masing-masing koefisien dari setiap variabel bebas dalam model engle-granger cointegration. Skala hasil usaha menunjukkan seberapa besar pengaruh dari sejumlah proporsi input yang digandakan terhadap sejumlah proporsi output yang dihasilkan. Berdasarkan model Cobb Douglas yang diperoleh dalam penelitian ini, diperoleh skala usaha dari budidaya udang

ditunjukkan oleh Σai sebesar 2.0058. Karena Σai = 2.0058 > 1, maka proporsi

penambahan input produksi jumlah tenaga kerja atau pembudidaya, jumlah pupuk, jumlah pestisida, luas lahan tambak dan jumlah benihakan menghasilkan proporsi penambahan produksi yang lebih besar.

(35)

23

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tren volume produksi (output) budidaya udang vanamei dan jumlah tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei, tren luas lahan tambak, jumlah pestisida yang digunakan serta jumlah pupuk dan benih yang ditebar cenderung meningkat pada tahun 1999 sampai 2012`.

2 . Seluruh variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap output budidaya udang vanamei Indonesia pada jangka panjang. Sedangkan untuk jangka pendek seluruh variabel berpengaruh positif dan signifikan kecuali variabel pupuk. Variabel yang paling besar pengaruhnya pada output budidaya udang vanamei pada jangka pendek maupun jangka panjang adalah variabel benih yang ditebar.

3. Skala usaha budidaya udang vanamei Indonesia berada pada skala usaha Increasing return to scale yang berarti laju pertambahan output lebih besar daripada laju pertambahan inputnya.

Saran

Dari hasil penelitian, maka dapat disampaikan beberapa saran bagi peningkatan volume produksi (output) budidaya udang vanamei Indonesia, diantaranya adalah:

1. Walaupun terjadi peningkatan produksi udang vanamei, disarankan pemerintah untuk memotivasi pembudidaya perikanan untuk membudidaya udang vanamei karena potensi ketersediaan lahan yang masih luas.

2. Faktor produksi masih bisa ditambah untuk meningkatkan output budidaya udang vanamei, seperti faktor benih yang ditebar, tenaga kerja atau pembudidaya udang vanamei, luas lahan tambak, penggunaan pestisida dan pupuk.

3. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dapat menambah variabel independen lain yang masih terkait dengan faktor produksi budidaya udang vaname. Seperti rumah tangga atau perusahaan perikanan budidaya dengan skala besar.

(36)

24

DAFTAR PUSTAKA

[BPTP Sulawesi Selatan] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan 2002. Budidaya Tambak Berwawasan Lingkungan.

[DJPB]Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2011. Budidaya Udang Vaname. . 2012. Budidaya Udang Vaname

Intensif Plastik Mulsa.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2013. Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2013.

. 2012. Statistik Kelautan dan Perikanan 2012

Andriyanto F, et al. 2013. Analisis Faktor-Faktor Produksi Usaha Pembesaran Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur ; Pendekatan Fungsi Cobb-Douglass. Jurnal ECSOFiM Vol. 1(1).

Asmanah, Diah. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Perikanan Budidaya di Jawa Tengah [Tesis]. Bandung(ID): Universitas Padjadjaran.

Beattie, B.R. dan C.R. Taylor. 1994. Ekonomi Produksi. Soeratno Josohardjono [penerjemah]. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2007. Analisis potensi ekonomi maritim dalam rangka perumusan kebijakan ekonomi maritime Indonesia.

Gujarati, D. 1993. Ekonometrika Dasar. Sumarno Zain [penerjemah].Cetakan ke-3.Jakarta [ID]: Erlangga. Deliarnov[penerjemah]. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suparmono. 2008. Analisis Optimasi Faktor Produksi Budidaya Udang Galah di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman. Jurnal ekonomi dan bisnis Vol. 2(2). Supriyanto H. 2002. Dekomposisi dan Dinamika Sumber-sumber Pertumbuhan

Industri Kecil dan Rumah Tangga di Indonesia: Analisis “Total Factor

(37)

25

LAMPIRAN

Lampiran 1 Variabel yang digunakan dalam penelitian

(38)

26

Lampiran 2 Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada level

Null Hypothesis: LNY has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.885957 0.6048 Test critical values: 1% level -4.886426

5% level -3.828975

10% level -3.362984

*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Null Hypothesis: LNTK has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.349274 0.3834 Test critical values: 1% level -4.886426

5% level -3.828975

10% level -3.362984

*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Null Hypothesis: LNPPK has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.285581 0.1160 Test critical values: 1% level -4.992279

5% level -3.875302

10% level -3.388330

(39)

27

Null Hypothesis: LNPES has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.605262 0.7333 Test critical values: 1% level -4.886426

5% level -3.828975

10% level -3.362984

*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Null Hypothesis: LNLHN has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.033282 0.5311 Test critical values: 1% level -4.886426

5% level -3.828975

10% level -3.362984

*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Null Hypothesis: LNB has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.999408 0.0459 Test critical values: 1% level -5.124875

5% level -3.933364

10% level -3.420030

(40)

28

Lampiran 3 Hasil uji augmented dickey fuller data budidaya udang vanamei pada first different

Null Hypothesis: D(LNPES) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.045102 0.0431 Test critical values: 1% level -5.124875

5% level -3.933364

10% level -3.420030

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(LNTK) has a unit root Exogenous: None

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.127799 0.0370 Test critical values: 1% level -2.771926

5% level -1.974028

10% level -1.602922

*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Null Hypothesis: D(LNPPK) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.745204 0.0204 Test critical values: 1% level -4.200056

5% level -3.175352

10% level -2.728985

(41)

29

Null Hypothesis: D(LNPES) has a unit root Exogenous: None

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.145950 0.0357 Test critical values: 1% level -2.771926

5% level -1.974028

10% level -1.602922

*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Null Hypothesis: D(LNLHN) has a unit root Exogenous: None

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.650589 0.0017 Test critical values: 1% level -2.771926

5% level -1.974028

10% level -1.602922

*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Null Hypothesis: D(LNB) has a unit root Exogenous: None

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.340385 0.0241 Test critical values: 1% level -2.771926

5% level -1.974028

10% level -1.602922

(42)

30

Lampiran 4 Hasil uji augmented dickey fuller residual persamaan pada level Null Hypothesis: E has a unit root

Exogenous: Constant, Linear Trend

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.520670 0.0174 Test critical values: 1% level -4.886426

5% level -3.828975

10% level -3.362984

(43)

31

Lampiran 5. Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya udang pada jangka panjang

Dependent Variabel: LNY Method: Least Squares Date: 06/22/14 Time: 04:44 Sample: 1999 2012

Included observations: 14 Weighting series: 1/E^2

Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNPPK 0.124507 0.039233 3.173525 0.0131 LNPES 0.254164 0.015670 16.21936 0.0000 LNLHN 0.411510 0.056435 7.291698 0.0001

LNB 0.629415 0.127782 4.925676 0.0012

LNTK 0.586277 0.115032 5.096657 0.0009

C -16.68489 2.023799 -8.244341 0.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.999988 Mean dependent var 11.54678 Adjusted R-squared 0.999981 S.D. dependent var 22.56139 S.E. of regression 0.005256 Akaike info criterion -7.361285 Sum squared resid 0.000221 Schwarz criterion -7.087403 Log likelihood 57.52900 Hannan-Quinn criter. -7.386638 F-statistic 134954.2 Durbin-Watson stat 1.799006 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

(44)

32

Lampiran 6 Uji multikolinearitas data budidaya udang vanamei Indonesia

LNTK LNPPK LNPES LNLHN LNB

LNTK 1.000000

LNPPK 0.934275 1.000000

LNPES 0.655923 0.761962 1.000000

LNLHN -0.353494 -0.351670 0.067733 1.000000

LNB 0.943089 0.945837 0.759344 -0.386367 1.000000

Lampiran 7 Uji autokorelasi Model Engle-Granger Cointegration Budidaya Udang Vanamei

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.330668 Prob. F(2,6) 0.7308 Obs*R-squared 1.389916 Prob. Chi-Square(2) 0.4991

Lampiran 8 Uji heteroskedastisitas Model Engle-Granger Cointegration Budidaya Udang Vanamei

Heteroskedasticity Test: White

(45)

33

Lampiran 9. Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi output budidaya udang tahun pada jangka pendek

Dependent Variabel: D(LNY) Method: Least Squares Date: 06/22/14 Time: 04:50 Sample (adjusted): 2000 2012

Included observations: 14 after adjustments Weighting series: 1/E^2

Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(LNTK) 0.865737 0.238473 3.630335 0.0110 D(LNPPK) 0.040484 0.042882 0.944076 0.3816 D(LNPES) 0.213059 0.035265 6.041626 0.0009 D(LNLHN) 0.531583 0.054392 9.773183 0.0001 D(LNB) 0.901493 0.045067 20.00345 0.0000 E(-1) -0.970138 0.142807 -6.793370 0.0005

C -0.005730 0.018117 -0.316274 0.7625

Weighted Statistics

R-squared 0.998635 Mean dependent var 0.097596 Adjusted R-squared 0.997271 S.D. dependent var 0.164710 S.E. of regression 0.004224 Akaike info criterion -7.792402 Sum squared resid 0.000107 Schwarz criterion -7.488199 Log likelihood 57.65062 Hannan-Quinn criter. -7.854930 F-statistic 731.7749 Durbin-Watson stat 1.914359 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.693236 Mean dependent var 0.111538 Adjusted R-squared 0.386471 S.D. dependent var 0.154264 S.E. of regression 0.120832 Sum squared resid 0.087602 Durbin-Watson stat 2.816585

Lampiran 10 Uji autokorelasi Model Error Correction Model (ECM) Budidaya Udang Vanamei

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

(46)

34

Lampiran 11 Uji heteroskedastisitas Model Engle-Granger Cointegration Budidaya Udang Vanamei

Heteroskedasticity Test: White

(47)

35

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Elinda Egi, dilahirkan pada tanggal 5 Juli 1992 di Bandung. Penulis merupakan putri bungsu dari bapak Ecep Sutisna dan ibu Tati Suhayati. Jenjang pendidikan penulis dimulai pada tahun 1997 di bangku Taman Kanak-kanak Al-Amanah, kemudian melanjutkan ke SDN Periuk 2 Tangerang pada tahun 1998. Setelah itu, dilanjutkan ke SMPN 5 Tangerang pada tahun 2004 serta pada tahun 2007 melanjutkan ke SMAN 2 Tangerang dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan berhasil diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Gambar

Tabel 1. Nilai produksi perikanan tahun 2007-2011 (Ribu rupiah)
Gambar 1. Angka konsumsi ikan per kapita per tahun Indonesia tahun 2004-2012
Gambar 2. Share sektor perikanan budidaya terhadap PDB tahun 2009-2011
Tabel 2. Analisa produksi budidaya udang vanamei tambak intensif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ekplorasi dimulai dengan mencari tahu atau mempelajari kemampuan apa saja yang tersedia pada feature PC-Dmiss yang bisa dipergunakan untuk efisiensi waktu proses pembuatan

Ketika masjid memiliki tempat di hati masyarakat muslim, dimana orang-orang Islam sudah tidak lagi menunda-nunda kehadirannya untuk melaksanakan shalat berjama’ah, mulailah

Skipsi ini berjudul “PENGARUH PEMBIAYAAN MODAL KERJA, PEMBIAYAAN INVESTASI DAN PEMBIAYAAN KONSUMSI TERHADAP NON PERFORMING FINANCING INDUSTRI BANK SYARIAH DI

7 Perhitungan kadar protein terjerap pada elektroda 21 8 Potensial dan arus oksidasi terhadap variasi pH 22 9 Potensial dan arus oksidasi terhadap pengaruh suhu 22 10

that is normal science, in which Sir Karl’s sort of testing does not occur, rather than extraordinary science which most nearly distinguishes science from other enterprises”

Hasil ini menunjukkan bahwa tidak hanya konsep diri di bidang akademik yang menjadi variabel mediator dari pengaruh persepsi atas keterlibatan orang tua terhadap hasil belajar,

Pada media CYA koloni memiliki ciri-ciri berdiameter 1,9 cm - 2,1 cm, berwarna kuning cerah, memiliki tekstur beludru (seperti kain beludru) , dengan permukaan tidak rata,

Untuk meningkatkan persen perakaran stek nyamplung dari bahan stek yang sudah dewasa dapat dilakukan rejuvenasi. Teknik rejuvenasi bahan stek antara lain dengan cara: 1)