Hubungan Kebiasaan Belajar Dengan Tingkat Kecemasan Siswa-Siswi SMA AL-AZHAR Medan Dalam Menghadapi Persiapan Ujian Nasional
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
NABILA AL FISTA 100100152
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
Abstrak
Hubungan Kebiasaan Belajar Dengan Tingkat Kecemasan Siswa-Siswi dalam Menghadapi Persiapan Ujian Nasional
Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap
anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang
sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas
sosial mereka
Ujian Nasional (UN) adalah salah satu bentuk evaluasi yang dilakukan
secara nasional dalam dunia pendidikan dan disesuaikan dengan standar
pencapaian hasil secara nasional (Keeves,1994).Sesorang dikatakan lulus atau
kompeten bila telah melewati nilai batas tersebut berupa nilai batas antara peserta
didik yang sudah menguasai kompetensi tertentu dengan peserta didik yang belum
menguasai kompetensi tertentu. Bila itu terjadi pada ujian nasional atau sekolah
maka nilai batas berfungsi untuk memisahkan antara peserta didik yang lulus dan
tidak lulus di sebut batas kelulusan. Tidak terdapat responden yang sangat cemas
dengan hasil belajar yang buruk sekali. Terdapat 1 responden yang merasa cemas
dengan hasil belajar yang buruk sekali. Tidak terdapat responden yang kurang
cemas dengan hasil belajar yang buruk sekali.
Kata kunci : kebiasaan belajar , kecemasan siswa , ujian nasional
Abstract
Relationship Study Habits With Anxiety Level Students in Facing the National Exam Preparation
Education is all influences that enabled the school to children and
adolescents who handed him the ability to have a complete and full awareness of
relationships and social tasks.National Exam (UN) is one form of evaluation
conducted nationally in education and adapted to the national standard of
achievement (Keeves, 1994). Someone said to pass or incompetent when it has
passed the limit value a limit value between learners who have mastered certain
competencies with students who have not mastered certain competencies. If it
happens on the national exams or school then the limit value serves to separate the
learners who pass and do not pass the boundary is called passing. None of the
respondents are very anxious to learn the results are catastrophic. There is one
respondent who felt anxious to learn the results are catastrophic. None of the
respondents less anxious to learn the results are catastrophic.
Keywords: study habits, student anxiety, the national exam
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil penelitian ini. Sebagai salah satu
area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan
hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan
pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, diantaranya:
1. Kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Kepada dosen pembimbing dalam penulisan penelitian ini, dr.Elmeida
Effendi, Sp.KJ., yang dengan sepenuh hati telah meluangkan segenap
waktu untuk membimbing dan mengarahkan saya, mulai dari awal
penyusunan penelitian, pelaksanaan di lapangan, hingga selesainya laporan
hasil penelitian ini.
3. Kepada dosen penguji dr. Hemma Yulfi, DAP&E dan dr. Kristo A.
Nababan, SpKK yang dengan penuh perhatian telah menguji Karya Tulis
Ilmiah ini dan telah memberikan banyak nasehat,saran, dan petujuk
4. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. dr. H. Aznan Lelo,
Sp.FK, Ph.D., yang telah menjadi dosen penasehat akademik selama
menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5. Kepada kedua orangtua saya, Ayahanda Drs.Ridwan., dan Ibunda
hj.Marfuah., adik saya M.Iqbal Al Zarefi., yang senantiasa mendukung
6. Kepada Ardika Ermansah Putra yang telah membantu dalam pengerjaan
Karya Tulis Ilmiah saya dan memberikan semangat bagi saya selama ini
7. Sahabat-sahabat saya Yulisa Afriani Ninasara, Citra Mega Kharisma,
Derizkalia Syahputri, Jannatun Naimah, Tita Rizki Utami, Nova
Tantya,Monika Ayuningrum terima kasih atas bantuan dan dukungan
semangat yang selalu diberikan selama ini.
Semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khusunya di bidang ilmu kedokteran.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan proposal penelitian ini masih
belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan laporan proposal penelitian ini di kemudian
hari.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN... i
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR GAMBAR... v
DAFTAR LAMPIRAN... vi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan Masalah... 4
1.3. Tujuan Penelitian... 4
1.3.1. Tujuan Umum... 4
1.3.2. Tujuan Khusus... 4
1.4. Manfaat Penelitian... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar... 6
2.1 .1 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dan prestasi Belajar……… 7
2.1.2 Hubungan Perilaku Penyesuaian Sosial dan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar……… 7
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep... 9
3.2. Definisi Operasional... 9
3.3. Hipotesis... 11
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian... 12
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian... 12
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian... 12
4.4. Teknik Pengumpulan Data... 14
4.5. Pengolahan dan Analisa Data... 14
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 16
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel Penelitian... 17
5.2. Pembahasan... 31
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan... 33
6.2. Saran... 34
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
5.1. Gambaran karakteristik usia reponden………... 17
5.2. Gambaran karakteristik jenis kelamin responden………… 18
5.3. Gambaran karakteristik jurusan responden………... . 18
5.4. Gambaran kecemasan siswa dalam menghadapi ujian
Nasioal……… 18
5.5. Gambaran kebiasaan belajar siswa dalam menghadapi
DAFTAR LAMPIRAN 1. Riwayat Hidup
2. Lembar Penjelasan Penelitian
3. Lembar Persetujuan (Informed Consent) Penelitian 4. Data Induk
5. Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Sampel
6. Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
7. Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jurusan
8. Tabel Kuesioner Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional
Abstrak
Hubungan Kebiasaan Belajar Dengan Tingkat Kecemasan Siswa-Siswi dalam Menghadapi Persiapan Ujian Nasional
Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap
anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang
sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas
sosial mereka
Ujian Nasional (UN) adalah salah satu bentuk evaluasi yang dilakukan
secara nasional dalam dunia pendidikan dan disesuaikan dengan standar
pencapaian hasil secara nasional (Keeves,1994).Sesorang dikatakan lulus atau
kompeten bila telah melewati nilai batas tersebut berupa nilai batas antara peserta
didik yang sudah menguasai kompetensi tertentu dengan peserta didik yang belum
menguasai kompetensi tertentu. Bila itu terjadi pada ujian nasional atau sekolah
maka nilai batas berfungsi untuk memisahkan antara peserta didik yang lulus dan
tidak lulus di sebut batas kelulusan. Tidak terdapat responden yang sangat cemas
dengan hasil belajar yang buruk sekali. Terdapat 1 responden yang merasa cemas
dengan hasil belajar yang buruk sekali. Tidak terdapat responden yang kurang
cemas dengan hasil belajar yang buruk sekali.
Kata kunci : kebiasaan belajar , kecemasan siswa , ujian nasional
Abstract
Relationship Study Habits With Anxiety Level Students in Facing the National Exam Preparation
Education is all influences that enabled the school to children and
adolescents who handed him the ability to have a complete and full awareness of
relationships and social tasks.National Exam (UN) is one form of evaluation
conducted nationally in education and adapted to the national standard of
achievement (Keeves, 1994). Someone said to pass or incompetent when it has
passed the limit value a limit value between learners who have mastered certain
competencies with students who have not mastered certain competencies. If it
happens on the national exams or school then the limit value serves to separate the
learners who pass and do not pass the boundary is called passing. None of the
respondents are very anxious to learn the results are catastrophic. There is one
respondent who felt anxious to learn the results are catastrophic. None of the
respondents less anxious to learn the results are catastrophic.
Keywords: study habits, student anxiety, the national exam
BAB 1
Pendahuluan
1.1Latar Belakang .
Di era reformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, perbaikan kegiatan
belajar dan mengajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan
meningkat, hal ini dilakukan karena majunya pendidikan membawa implikasi
meluas terhadap pemikiran manusia dalam berbagai bidang sehingga setiap
generasi muda harus belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai
dengan tuntunan zaman. Menurut Mudyahardjo (2002), arti pendidikan ada dua
yaitu definisi pendidikan secara luas yaitu segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Pendidikan adalah segala situasi yang mempengaruhi pertumbuhan
individu. Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap selama ada
pengaruh lingkungan baik yang khusus diciptakan untuk pendidikan maupun yang
ada dengan sendirinya. Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman
belajar, tidak ditentukan dari luar yaitu pertumbuhan, sama dengan tujuan hidup.
Definisi pendidikan secara sempit adalah sekolah dimana pengajaran yang
diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan
adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang
diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan
kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial merek
Ujian Nasional (UN) adalah salah satu bentuk evaluasi yang
dilakukan secara nasional dalam dunia pendidikan dan disesuaikan dengan
standar pencapaian hasil secara nasional (Keeves,1994). Berdasarkan
Kepmendiknas UU Nomor 20 Tahun 2003, UN merupakan kegiatan penilaian
hasil belajar siswa yang telah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan pada jalur
sekolah atau madrasah yang diselenggarakan secara nasional. Ujian Nasional
dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada hari yang sama. Soal-soal Ujian
Guru-guru ini ditunjuk oleh panitia pelatihan guru mata pelajaran UN dalam
kesepakatan musyawarah guru mata pelajaran. Pada pelaksanaan Ujian
Nasional tahun 2012 terdapat sedikit perubahan dari tahun sebelumnya dalam
hal penilaian Di tahun ini , nilai kelulusan ditentukan dari nilai akhir yang
terdiri dari 60% nilai Ujian Nasional dan 40% nilai Ujian Sekolah. Siswa
dinyatakan lulus apabila rata-rata nilai akhir paling rendah adalah 5,5
dengan nilai akhir mata pelajaran paling rendah 4,0. Prosedur penilaian ini
dilaksanakan seragam di seluruh Indonesia. Ujian Nasional merupakan salah
satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Siswa harus mampu mencapai standar nilai tertentu
sebagai syarat kelulusan. UN yang telah dilaksanakan dalam beberapa tahun
terakhir bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu yang masuk dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, pentingnya UN yang
dilaksanakan saat ini adalah sebagai alat untuk memantau kualitas
pendidikan disekolah dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya di
jenjang pendidikan yang sama. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian
Mardapi (2000), yang menyatakan
bahwa hasil UN berfungsi untuk memantau kualitas pendidikan baik antar
wilayah
antarwaktu, memotivasi siswa, guru, sekolah agar lebih berprestasi dan
sebagai
umpan balik bagi pengelola pendidikan.
Ujian Nasional menimbulkan fenomena yang selalu dibahas setiap
tahunnya oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah, guru, orang
tua, dan siswa sendiri. Ujian Nasional menimbulkan tekanan dan stres pada
diri siswa. Bagi merekayang gagal dalam Ujian Nasional sering dihinggapi
rasa tidak berdaya, malu, stres, bahkan sampai berujung pada kasus yang
dramatis seperti percobaan bunuh diri. Jumlah kasus ini meningkat signifikan
pada masa menjelang dilaksanakannya ujian nasional dan setelah hasil ujian
percobaan bunuh diri dan beberapa di antaranya mengalami akibat fatal
sehingga nyawanya tidak dapat diselamatkan (Purwanto,2012). Ujian
Nasional bagi sebagian siswa sering dirasakan sebagai stressor yang dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang timbul pada saat Ujian Nasional
diperkirakan dapat mengganggu konsentrasi dankemampuan dalam berpikir
serta bertindak saat ujian. Sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap hasil
yang dicapai pada saat ujian tersebut (Purwanto, dalam sPrawitasari, 2012).
Sejalan dengan itu, menurut Harti (2007), siswa mengalami
kecemasan jika mereka tidak mampu mencapai standar kelulusan yang telah
ditetapkan. Di dalam kehidupan sehari-hari, individu tidak akan lepas dari
berbagai persoalan yang terkadang sulit diatasi, sehingga dapat menimbulkan
perasaan gelisah, tidak aman, dan cemas. Oleh karena itu, tidak mengherankan
apabila setiap individu pernah mengalami kecemasan. Kecemasan adalah suatu
keadaan atau kondisi emosi yang tidak menyenangkan dan merupakan
pengalaman yang samar-samar yang disertai dengan perasaan tidak berdaya dan
tidak menentu. Kecemasan biasanya bersifat subjektif yang ditandai dengan
adanya perasaan tegang, khawatir,takut, dan disertai dengan adanya perubahan
fisiologis (Lazarus,1976).Kecemasan (Anxiety), dalam psikologi didefinisikan sebagai perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai
masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut serta bersifat
individual (Chaplin,2008). Nevid (2005) menjelaskan bahwa kecemasan adalah
suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis,
perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan apprehensive bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Untuk bertahan terhadap stres dan kecemasan,
sistem dukungan sering kali diperlukan. Salah satu yang dibutuhkan siswa, selain
belajar yang lebih intensif, adalah adanya dukungan sosial untuk mengurangi
kecemasan yang dihadapinya (Santrock,2003). Keterikatan yang dekat dan positif
dengan orang lain, terutama dengan keluarga dan teman secara konsisten
ditemukan sebagai pertahanan yang baik terhadap stres dalam kehidupan remaja
(Gottlieb, dalam Santrock,2003) Pada penelitian yang dilakukannya, O’Brien
dukungan yang menyeluruh bagi remaja. Sebagai remaja, mereka dapat
memperoleh dukungan sosial dari berbagai sumber, seperti dari keluarga, guru,
orang tua, pasangan, sahabat, dan teman sebayanya (peers).
1.2 Rumusan Masalah
Adakah pengaruh kebiasaan belajar terhadap kecemasan dalam menghadapi Ujian
Nasional pada siswa-siswi SMA AL-AZHAR di MEDAN.
1.2Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kebiasaan belajar terhadap
tingkat kecemasan siswa-siswi dalam menghadapi Ujian Nasional pada siswa
kelas
XII SMA AL-AZHAR di MEDAN
Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh belajar siswa dalam menghadapi persiapan
ujian nasional
2. Untuk mengetahui tingkat konsentrasi belajar siswa dalam menghadapi
ujian nasional
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa: memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada siswa-siswi
mengenai pentingnya belajar dengan baik, serta dapat saling memberi dukungan
secara positif kepada teman.
2. Menjadi studi awal untuk penelitian dalam bidang Psikologi Pendidikan
khususnya yang berfokus pada kecemasan UN maupun kebiasaan belajar.
psikologi dan memperkaya kajian teoritis, khususnya bidang Psikologi Sosial dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Kebiasaan Belajar dan Ujian Nasional 2.1 Pengertian Belajar
Belajar menurut Slameto (2003:2) secara psikologis adalah”Suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.
Skinner dalam Dimyati (2002:9) menyatakan “belajar adalah suatu perilaku pada
saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik”.
Kata belajar oleh Hilgard yang disadur oleh Ahmadi didefinisikan bahwa
seseorang yang belajar, kelakuaannya akan berubah dari pada sebelumnya.
Skinner mendefinisikan belajar sebagaimana yang dikutip oleh Barlow adalah
suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara
progresif. Sedangkan Wittig mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang
relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku
organisme sebagai hasil pengalaman.Sebagai hasil perubahan subjek didik,
prestasi belajar ditengarai dengan evaluasi belajar, dalam konteks ini, evaluasi
belajar adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
keberhasilan belajar seseorang, setelah mengalami proses belajar selama satu
periode tertentu. Evaluasi (penilaian) hasil belajar adalah pengukuran dan
penilaian terhadap kemampuan warga belajar berdasarkan atas materi pelajaran
yang sedang dan telah dipelajari.
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi belajar, sehingga perlu
diperhatikan sejumlah faktor esensial bagi terjadinya proses belajar yang efektif.
Diantaranya,
(1) kematangan mental,
(2) intensitas bimbingan guru kearah tercapainya tujuan pengajaran,
(3) transfer belajar,
(4) latihan-latihan dan persepsi siswa terhadap hasil belajarnya,
(5) motivasi yang dapat membangkitkan, mengarahkan, dan
mempertahankan serta menentukan intensitas masalah belajar, dan
(6) kondisi emosional yang memungkinkan siswa bebas dari rasa cemas
dalam menghadapi tugas-tugas belajarnya.
2.1.2 Hubungan Perilaku Penyesuaian Sosial dan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi
Belajar
1. Hubungan perilaku penyesuaian sosial dengan prestasi belajar
Di lingkungan budaya Amerika, para orang tua dan guru sangat menaruh
perhatian terhadap aspek penyesuaian diri di lingkungan sosial yang dilakukan
anak. Bagi masyarakat Amerika, popular atau tidaknya seorang anak begitu
penting. Meskipun budaya Amerika berbeda dengan budaya di Indonesia, pada
hal-hal tertentu terdapat persamaan pandangan. Bahkan dalam hal peningkatan
usaha-usaha pendidikan, bangsa Indonesia masih lebih banyak meniru dan
mengadopsi strategi yang dipergunakan di Amerika.
2. Hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar
Pada dasarnya kebiasaan belajar seseorang bukanlah bakat yang dibawah
sejak kecil tetapi merupakan sesuatu yang diperoleh melalui usaha dan
pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh seseorang dari waktu ke waktu sehingga menjadi
sesuatu menetap dan terus menerus dapat dikembangkan lagi sampai pada puncak
kebiasaan belajar yang dapat mendukung prestasi belajar seseorang.
Ujian nasional sistem evaluasi standard pendidikan dasar dan menengah
secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang
dilakukan oleh pusat penilaian pendidikan , depdiknas di indonesia berdasarkan
undang-undang Republik Indonesia 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam
rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai
bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Lebih lanjut di nyatakan bahwa evaluasi di lakukan oleh lembaga
mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai
pencapaian standar nasional pendidikan dengan proses pemantauan evaluasi
tersebut harus di lakukan secara berkesinambungan.
Sesorang dikatakan lulus atau kompeten bila telah melewati nilai batas
tersebut berupa nilai batas antara peserta didik yang sudah menguasai kompetensi
tertentu dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi tertentu. Bila itu
terjadi pada ujian nasional atau sekolah maka nilai batas berfungsi untuk
memisahkan antara peserta didik yang lulus dan tidak lulus di sebut batas
kelulusan.
Standar nasional pendidikan
Selama ini penentuan batas kelulusan ujian nasional ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara mengambil keputusan saja. Batas kelulusan itu
ditentukan sama untuk setiap mata pelajaran. Padahal karakteristik mata pelajaran
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
a. Kerangka konsep
Variabel independen Variabel dependen
b. Definisi operasional
1. Umur adalah lama waktu perjalanan hidup sejak di lahirkan sampai
sekarang yang di nyatakan dalam satuan waktu
2. Jenis kelamin adalah perbedaan perempuan dan laki-laki secara
biologis sejak lahir
3. Jurusan adalah pembelajaran siswa-siswi untuk menghasilkan lulusan
di bidangnya IPA atau IPS
4. Belajar adalah proses atau usaha yang di lakukan tiap siswa-siswi
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk
pengetahuan ataupun keterampilan
5. Kecemasan dalam menghadapi ujian nasional adalah suatu respon dari
pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan diikuti perasaan
gelisah,khawatir,dan takut dalam menghadapi ujian nasional.
7. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap,keyakinan,perilaku,
dan karakteristik beberapa orang utama di dalam orgnisasi yang bisa
terpengaruh oleh sistem yang di ajukan atau oleh sistem yang sudah
ada yang akan dijawab siswa-siswi.
8. Alat ukur: kuesioner , pertanyaan kuesioner pertama 30 pertanyaan
yang diajukan,dan kuesioner yang kedua sebanyak 12 pertanyaan yang
diajukan dengan 5 pilihan jawaban Pada kuesioner pertama :
1. SS (Sangat Sesuai) = 1
Pada kuesioner pertama:
0%-20% -> 30-59 = Sangat Cemas 21%-405 -> 60-89= Cemas
41%-60% ->90-119=Kurang Cemas 61%-80% ->120-149= Tidak Cemas
81%-100% -> 150 = Semakin Tidak Cemas
0%-20% -> 12-23= Buruk Sekali 21%-40% -> 24-35= Buruk 41%-60% -> 36-47= Sedang 61%-80% -> 48-59= Baik 81%-100% -> 60 = Sangat Baik
7. Skala pengukuran : ordinal
3.3 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya perbedaan tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi ujian nasional berdasarkan dukungan dari
BAB IV
METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui hubungan kebiasaan belajar dengan tingkat kecemasan siswa-siswi SMA AL-AZHAR Medan dalam menghadapi Ujian
Nasional.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan juli sampai bulan oktober 2013
4.2.2Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Atas di Medan yaitu SMA
AL-AZHAR Medan. Pemilihan lokasi ini dipilih secara purposive sampling dengan alasan :
1. Karena termasuk salah satu sekolah favorit di kota Medan
2. Lokasi penelitian terjangkau dengan peneliti
4.2.3Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA AL-AZHAR Medan
kelas XII yang berjumlah 188 siswa
4.2.4Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel dihitung dengan rumus Slovin
untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N)
pada taraf signifikansi α adalah:
Dimana : N = Besar Populasi n = Besar Sampel
α = Tingkat kepercayaan/nilai presisi ketepatan yang diinginkan 95% atau (0,05)
Maka :
355 355 , 5
355
, 5
355
, 5
Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel yang akan diambil dalam
penelitian ini sebanyak 188 siswa.
Untuk pengambilan jumlah sampel dari tiap-tiap kelas dilakukan dengan cara
proposional sampling. Dari perbandingan jumlah sampel yang dibutuhkan dengan
jumlah populasi, diperoleh sample fraction dengan rumus :
Sample Fraction
4.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data di lakukan dengan kuesioner oleh peneliti untuk
mengetahui hubungan kebiasaan belajar dengan tingkat kecemasan siswa-siswi
SMA Al-Azhar dalam menghadapi persiapan ujian nasional. Prosedur
pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat permohonan
izin penelitian ke pihak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan
mengajukan surat permohanan izin melaksanakan penelitian di SMA Al-Azhar.
Selanjutnya , menentukan responen penelitian. Setelah itu,melakukan koordinasi
dengan pengelolah sekolah tentang rencana kegiatan penelitian. Menjelaskan
tujuan penelitian ,pengumpuln data dan meminta kesediaan responden untuk ikut
serta dalam mengisi surat pernyataan persetujan yang telah disediakan.
Melakukan analisis data pada setiap data yang dikumpulkan. Setelah semua data
terkumpul kemudian di lakukan entry data dan selanjutnya melakukan
penyusunan laporan penelitian
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dlakukan dengan metode statistik secara komputerisasi. Data
yang dikumpulkan ditabulasi dalam bentuk distribusi frekuensi. Pengolahan data
adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan
dengan ,menggunakan cara-cara tertentu (Wahyuni,2008) yaitu:
1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data
2. Coding
Data yang telah dikumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapanya
kemudian diberi kode secara manual sebelum diolah dengan computer
3. Entry
Data dibersihkan kemudian di masukkan ke program computer,
4. Cleaning Data
Pemeriksaan semua data yang telah di masukkan ke dalam program
komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data
5. Saving
Penyimpanan data untuk di analisa
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di perguruan Al-Azhar.Perguruan Al-Azhar
didirikan sebagai salah satu upaya Yayasan Hajjah Rachmah Nasution dalam
mewujudkan visi dan misinya dalam bidang sosial, pendidikan dan keagamaan.
Pendiriannya Yayasan Hajjah Rachmah Nasution tidak terlepas dari rasa syukur
keluarga besar H. Abdul Manan Muis atas keberhasilan operasi (open heart) jantung ibu Hajjah Rachmah Nasution. Sebagai wujud dari syukur itu, keluarga
besar berniat mendirikan sebuah mesjid yang diberi nama Mesjid Ar Rahmah
yang berlokasi di tanah keluarga Jalan Pintu Air IV Kuala Berkala, Padang Bulan
Medan.
Yayasan Hajjah Rachmah Nasution didirikan tanggal 24 Januari 1983
dengan Akte Notaris Raskami Sembiring SH No. 39 tanggal 24 Januari 1983 dan
diubah dengan Akte Notaris Raskami Sembiring SH No. 17 tanggal 18 November
1997 lalu diubah kembali dengan Akte Notaris Adi Pinem SH No. 36 tanggal 21
Juli 2001.
Visi dan misi yayasan ini adalah melahirkan intelektual muslim dan
muslim intelektual yaitu insan yang memiliki dua muatan dan satu ciri khas.
Pertama bermuatan iman dan taqwa di kalbunya. Kedua bermuatan ilmu dan
teknologi dalam akal pikirannya.
Kurikulum “two in one” yaitu perpaduan secara utuh kurikulum nasional dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (secara Depdiknas) dan kurikulum
Diniyah dari Departemen Agama. Dengan penggabungan dua kurikulum ini
lulusan Al-Azhar di targetkan mempunyai muatan iman dan taqwa dalam
qalbunya dan mempunyai bobot akademis sebagai dasar ilmu dan teknologi dalam
Sedangkan satu ciri khas adalah berakhlakul karimah dalam mengamalkan
hablum minallah dan hablum minannas. Tujuan Pendidikan Al-Azhar adalah
melahirkan generasi muda yang berakhlakul karimah, unggul dalam prestasi,
cemerlang dalam gagasan, menarik dalam penampilan, tanggap terhadap
perubahan dan amanah dalam bertugas dan mempunyai daya saing tinggi.
Pada tanggal 16 Juli 1984 Yayasan Hajjah Rachmah Nasution mendirikan
Perguruan Al-Azhar yang menyelenggarakan jenjang pendidikan pra sekolah,
dasar dan menengah. Sedangkan Universitas Al-Azhar yang dibuka tanggal 27
Desember 1986 menyelenggarakan pendidikan tinggi. Nama Al-Azhar merupakan
usulan dari seorang tokoh pengusaha Bapak Abdul Hakim Nasution (abang
kandung Ibu Hajjah Rachmah Nasution) sebagai pengganti nama Perguruan Indra
Utama. Maksud pendirian Perguruan/Universitas Al-Azhar adalah sebagai wadah
untuk mendukung program pemerintah mendidik generasi penerus guna mencapai
kualitas Insan Kamil.
5.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi dari SMA Al-Azhar
Medan yaitu berjumlah 188 responden. Pada penelitian ini, perbandingan
berdasarkan usia, jenis kelamin, dan jurusan dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Usia Responden
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden berusia 17 tahun adalah yang terbanyak, yaitu sebanyak 130 orang (55.8%) responden, sedangkan responden berusia 15 tahun adalah yang paling sedikit, yaitu sebanyak 3 orang (1.3%).
No. Usia Jumlah Responden % Responden
1 15 3 1.3
2 16 44 18.9
3 17 130 55.8
4 18 11 4.7
Tabel 5.2 Gambaran Karakteristik Jenis Kelamin Responden
T abel
5.2 diatas memperlihatkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 131 orang (69.7%) sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 57 orang (30.3%) responden.
Tabel 5.3 Gambaran Karakteristik Jurusan Responden
Tabel 5.3 diatas memperlihatkan bahwa mayoritas responden adalah
jurusan IPA, yaitu sebanyak 101 orang (53.7%) sedangkan responden jurusan IPS
sebanyak 87 orang (46.3%) responden.
5.4 Gambaran Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Persiapan Ujian Nasional No. Jenis Kelamin Jumlah Responden % Responden
1 Laki Laki 57 30.3
2 Perempuan 131 69.7
Total 188 100
No. Jurusan Jumlah Responden % Responden
1 IPA 101 53.7
2 IPS 87 46.3
Total 188 100
No. Pertanyaan Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5
1 Saya sulit
2 Ketika belajar, saya sulit saya dapat tidur lelap nasional dipercepat
mengetahui adanya percepatan ujian nasional pada tahun ini soal ujian nasional
19 10.1 54 28.7 59 31.4 35 18.6 21 11.2
13 Saya senang ujian nasional dipercepat
12 6.4 24 12.8 38 20.2 38 20.2 76 40.4
16 Saya selalu teringat percepatan ujian nasional pada saat belajar
nasional tidak lama lagi nasional yang lebih cepat dari tahun sebelumnya
23 Saya seakan mau
24 Saya selalu teringat akan percepatan nasional tahun ini
17 9.0 51 27.1 33 17.6 40 21.3 47 25.0
26 Saya merasa santai saja dalam
menyikapi percepatan ujian nasional
10 5.3 47 25.0 37 19.7 46 24.5 48 25.5
27 Pikiran saya selalu teringat akan masalah percepatan ujian nasional
Table 5.4 kuesioner kecemasan menghadapi persiapan ujian nasional di
atas dapat dilihat pertanyaan nomor 10 yang bertuliskan ‘ meskipun ujian nasional
di percepat, saya tetap berkonsenterasi dalam belajar’ yang menjawab sesuai
terdapat 106 orang (56,4%), dan 2 orang (1,1%) menjawab sangat tidak sesuai
5.5 Gambaran Mengenai Kebiasaan Belajar Siswa Dalam Menghadapi Ujian Nasional
waktu guru bahan yang sedang saya pelajari
4 1.7 29 12.4 64 27.5 77 33.0 14 6.0
Tabel 5.4 Kuesioner tentang gambaran mengenai kebiasaan belajar
siswa dalam menghadapi ujian nasional di pada tabel di atas dapat dilihat
mayoritas pertanyaan yang paling banyak dijawab adalah tidak setuju pada
pertanyaan nomor 1, sebanyak 110 orang (47.2%), sedangkan sebanyak 2
orang (9%) menjawab setuju
5.4.1 Tabulasi Silang Kuesioner Kecemasan
5.4.1.1 Tabulasi Silang Antara Kuesioner Cemas dan Jenis Kelamin Dapat
Dilihat Pada Tabel Dibawah ini
Sangat cemas Cemas Kurang cemas Total
Jenis baik kalau sambil makan makanan
pelajaran atau guru tertentu, hal ini menganggu hasil belajar saya.
Tabel 5.4.1.1 diatas memperlihatkan bahwa mayoritas responden
perempuan sebanyak 93 orang merasa cemas, sedangkan tidak ada
responden laki-laki yang merasa sangat cemas.
5.4.1.2 Tabulasi Silang Antara Kuesioner Cemas dan Umur Dapat
Dilihat Pada Tabel Dibawah ini
Tabel 5.4.1.2 memperlihatkan bahwa responden berumur 15 tahun,
terdapat 3 orang responden yang merasa cemas. Responden yang berumur 16
tahun, terdapat 34 orang responden yang merasa cemas,dan 9 orang responden
yang merasa kurang cemas. Responden yang berumur 17 tahun terdapat 94 orang
responden yang merasa cemas, dan 37 orang responden merasa kurang cemas.
Responden berumur 18 tahun terdapat 1 orang responden yang merasa sangat
cemas,6 orang responden merasa cemas dan 3 orang responden merasa kurang
cemas.
5.4.1.3 Tabulasi Silang Antara Kuesioner Cemas dan Jurusan Dapat
Dilihat Pada Tabel Dibawah ini
Sangat cemas Cemas Kurang cemas Total
jurusan IPA 0 70 29 99
IPS 1 68 20 89
Sangat cemas Cemas Kurang cemas Total
Umur 15 0 3 0 3
16 0 35 9 44
17 0 94 37 131
18 1 6 3 10
Total 1 138 49 188
Tabel 5.5.3 Tabel di atas memperlihatkan bahwa mayoritas jurusan
IPA merasa cemas,yaitu sebanyak 70 responden. Responden yang
berjurusan IPS terdapat 1 responden yang merasa sangat cemas
Tabel 5.4.1.4 Tabulasi Silang Antara Cemas dan Kebiasaan Belajar Dapat
Dilihat Pada Tabel Dibawah ini
Hasil Kecemasan
Hasil Sangat cemas Cemas Kurang cemas Total
Belajar Buruk sekali 0 1 0 1
Buruk 0 38 19 57
Sedang 1 85 29 115
Baik 0 14 1 15
Total 1 138 49 188
Tabel 5.4.1.4 diatas menunjukan bahwa tidak terdapat responden yang
sangat cemas dengan hasil belajar yang buruk sekali. Terdapat 1 responden yang
merasa cemas dengan hasil belajar yang buruk sekali. Tidak terdapat responden
yang kurang cemas dengan hasil belajar yang buruk sekali.
Tidak terdapat terdapat responden yang sangat cemas dengan hasil belajar yang
buruk. Terdapat 38 responden yang merasa cemas dengan hasil belajar yang
buruk. Terdapat 19 responden yang kurang cemas dengan hasil belajar yang
Terdapat 1 responden yang sangat cemas dengan hasil belajar yang sedang.
Terdapat 85 responden yang merasa cemas dengan hasil belajar yang
sedang.Terdapat 29 responden yang kurang cemas dengan hasil belajar yang baik.
Tidak terdapat responden yang sangat cemas dengan hasil belajar yang baik.
Terdapat 14 orang responden yang merasa cemas dengan hasil belajar yang baik.
Terdapat 1 responden yang kurang cemas dengan hasil belajar yang baik.
5.5.1 Tabulasi Silang Kebiasaan Belajar
5.5.1.1 Tabulasi Silang Antara Kebiasaan Belajar dan Jenis Kelamin Dapat
Dilihat Pada Tabel Dibawah ini
Kebiasaan belajar
Buruk
sekali
Buruk Sedang Baik Total
Jenis
kelamin
Laki-laki 0 22 33 2 57
perempuan 1 35 82 13 131
Total 1 57 115 15 188
Tabel 5.5.1.1 diatas menunjukan Tidak terdapat responden laki-laki
dengan kebiasaan belajar yang buruk sekali.Terdapat 22 responden laki-laki
dengan kebiasaan belajar buruk.Terdapat 33 responden laki-laki dengan kebiasaan
belajar sedang. Terdapat 2 responden laki-laki dengan kebiasaan belajar baik.
Terdapat 1 responden perempuan dengan kebiasaan belajar yang buruk
sekali.Terdapat 35 responden perempuan dengan kebiasaan belajar
buruk.Terdapat 85 responden perempuan dengan kebiasaan belajar sedang.
5.5.1.2 Tabulasi Silang Antara Kebiasaan Belajar dan Umur Dapat Dilihat Pada
Tabel Dibawah ini
Kebiasaan Belajar
Buruk sekali Buruk Sedang Baik Total
Umur 15 0 1 2 0 3
16 0 10 27 7 44
17 1 41 80 8 130
18 0 5 6 0 11
total 1 57 115 15 188
Tabel 5.5.1.2 diatas menunjukan mayoritas responden umur 17 tahun
dengan kebiasaan belajar sedang terdapat 80 orang responden dan terdapat 1
orang responden dengan kebiasaan belajar yang buruk sekali.
Tabel 5.5.1.3 Tabulasi Silang Antara Kebiasaan Belajar dan Umur
Dapat Dilihat Pada Tabel Dibawah ini
Kebiasaan Belajar
Buruk sekali Buruk Sedang Baik Total
Jurusan IPA 1 31 61 8 101
IPS 0 26 54 7 87
Total 1 57 115 15 188
Tabel 5.5.1.3 diatas menunjukan mayoritas responden adalah
jurusan IPA yang berjumlah 101 orang, dengan kebiasaan belajar sedang
dengan jumlah 61 0rang responden. Responden jurusan IPS dengan
5.3. Pembahasan 5.3.1 Usia
Dari 188 mayoritas responden berusia 17 tahun sebanyak 130 orang
(55,8%) dan paling sedikit berusia 15 tahun sebanyak 3 orang (1,3%)
5.3.2 Kecemasan ujian nasional dengan jurusan
Pada penelitian yang saya lakukan mayoritas jurusan IPA merasa
cemas,yaitu sebanyak 70 responden. Responden yang berjurusan IPS
terdapat 1 responden yang merasa sangat cemas.
5.3.4 Kecemasan ujian nasional dengan kebiasaan belajar
Dari hasil penelitian yang saya lakukan anak dengan hasil belajar yang
sedang merasa cemas dalam menghadapi ujian nasional hal ini juga
diungkapkan pada penelitian sebelumnya bahwa semakin tinggi
kecerdasan siswa maka akan cenderung semakn rendah tingkat
kecemasanya menghadapi ujian nasional, dan sebaliknya ,semakin rendah
tingkat kecerdasan siswa maka tingkat kecemasan menghadapi ujian
nasional akan cenderung semakin tinggi.
5.3.5 Kebiasaan belajar dengan usia
Dari hasil survey mayoritas responden umur 17 tahun dengan kebiasaan
belajar sedang terdapat 80 orang responden dan terdapat 1 orang
responden dengan kebiasaan belajar yang buruk sekali. Pengalaman
belajar menentukan reaksi potensial mana yang di gunakan untuk
menyerap semua ilmu yang diberikan. Belajar adalah faktor yang lebih
dapat dikendalikan
5.3.6 Kebiasaan belajar dengan jenis kelamin
Pada penelitian ini mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, yaitu
laki-laki yaitu sebanyak 57 orang (30.3%) responden. dari penelitian
Tirmiji dan Dewinta di sebutkan bahwa perempuan lebih mempunyai rasa
ingin tau yang besar dibandingkan dengan laki-laki meskipun
perbandingannya tidak begitu signifikan.
5.3.7 Kebiasaan belajar dengan jurusan
Dari hasil survei mayoritas responden adalah jurusan IPA yang
berjumlah 101 orang, dengan kebiasaan belajar sedang dengan jumlah 61
Orang responden. Responden jurusan IPS dengan kebiasaan belajar yang
baik terdapat 7 orang responden. Hal ini sama dengan yang telah di
tetapkan oleh sekolah bahwa jurusan IPA harus mempunyai nilai yang
tinggi untuk bidang eksakta. Dan rata-rata jurusan IPA paling tekun belajar
dikarenakan pelajarannya yang cukup sulit
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan mengenai hubungan kebiasaan belajar dengan tingkat kecemasan siswa-siswi SMA Al-Azhar Medan berdasarkan kuesioner kecemasan menghadapi ujian nasional dengan cara belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi dari SMA Al-Azhar Medan yaitu berjumlah 188 responden. bahwa responden berusia 17 tahun adalah yang terbanyak, yaitu sebanyak 130 orang (55.8%) responden,
sedangkan responden berusia 15 tahun adalah yang paling sedikit,
yaitu sebanyak 3 orang (1.3%). Selanjutnya menurut jenis kelamin
mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 131
orang (69.7%) sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki
yaitu sebanyak 57 orang (30.3%) responden.Mayoritas responden
adalah jurusan IPA, yaitu sebanyak 101 orang (53.7%) sedangkan
responden jurusan IPS sebanyak 87 orang (46.3%) responden.
2. Tidak terdapat responden yang sangat cemas dengan hasil belajar yang buruk sekali. Terdapat 1 responden yang merasa cemas dengan hasil
belajar yang buruk sekali. Tidak terdapat responden yang kurang
cemas dengan hasil belajar yang buruk sekali.
Tidak terdapat terdapat responden yang sangat cemas dengan hasil
belajar yang buruk. Terdapat 38 responden yang merasa cemas dengan
hasil belajar yang buruk. Terdapat 19 responden yang kurang cemas
dengan hasil belajar yang buruk.T
Terdapat 1 responden yang sangat cemas dengan hasil belajar yang
sedang. Terdapat 85 responden yang merasa cemas dengan hasil
belajar yang sedang.Terdapat 29 responden yang kurang cemas dengan
Tidak terdapat responden yang sangat cemas dengan hasil belajar yang
baik. Terdapat 14 orang responden yang merasa cemas dengan hasil
belajar yang baik. Terdapat 1 responden yang kurang cemas dengan
hasil belajar yang baik.
6.2 Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang
mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini.
Adapun saran tersebut, yaitu:
1. Bagi siswa : sebagai responden sebaiknya lebih kooperatif
dalam mengisi kuesioner yang di berikan oleh peneliti sehingga
mendapatkan hasil yang sebenar-benarnya. Melatih diri untuk
persiapan ujian nasional dngan cara mengulang pelajaran yang
telah diberikan guru disekolah.
2. Orang tua : membimbing dan mengawasi anak untuk belajar
dirumah, karena waktu anak lebih banyak di habiskan dirumah
dari pada disekolah
3. Bagi peneliti : selain sebagai sayarat untuk meraih gelar S1 di
bidang Ilmu Kedokteran. Karya tulis ilmiah ini tentunya
merupakan pengalaman yang sangat berarti, dapat menghadapi
kecemasan dalam menghadapi ujian nasional. Semoga ini dapat
menjadi ilmu yang berguna yang dapat digunakan oleh peneliti
4. Bagi institusi pendidikan diharapkan hasil penelitian ini dapat
menambah studi kepustakaan dan diharapkan menjadi suatu
masukan yang berarti dan bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas
DAFTAR PUSTAKA
Azwan, S ., 2009. Penyusun skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka pelajar
Baron,R.A & Byrne,D., 1994. Social Psychology. Understanding Human
Interaction . Boston : Allyn & Bacon,inc
Calhoun, J.F & Accocella, 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Ed. Ketiga. Penerjemah, R.S. Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press.
James H.Mc Millan., 2008. Assessment Essentialsfor Standards-Based Education.
Corwin Press
Keeves, J.P., 1994. National examinations: design, procedures and reporting.
Paris: UNESCO, International Institute for Educational Planning.
Maentiningsih,D., 2008. Hubungan antara secure attachment dengan motivasi berprestasi pada remaja : Universitas Gunadarma
Mardapi, Djemari., dkk., 2000. Sistem ujian akhir dalam otonomi daerah.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Margono., 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Misra, R. & McKean, M. 2000. Collage student’s academic stress and its relation
to their anxiety, time management, and leisure satisfaction. American journal of
health studies
Nevid, J. S., & Rathus, S. A., 2005. Psychology and the Challenges of Life:
Adjustment and growth
Prawitasari ,E.J. 2012. Stres dan Kecemasan, simposium stres dan kecemasan,
Surini., 2010. Hubungan motivasi belajar dengan disiplin belajar siswa. Semarang
:proposal skripi
Widanarti, N., 2002. Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan self efficacy pada remaja.Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
Zagranski, R. , Wigham, W. T., , Patrice.L., 2007. Understanding Standards-based
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nabila Al Fista
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 5 Agustus 1992
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kapten Muslim, Setia Luhur No.100 Medan
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1998 lulus taman kanak-kanak Hasanuddin, Medan
2. Tahun 2004 lulus sekolah dasar Ikal, Medan
3. Tahun 2007 lulus sekolah menengah pertama Kartika 1-2, Medan
LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN
Dengan hormat
Saya yang bernama Nabila Al Fista, mahasiswi semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini sdang melakukan penelitian yang berjudul “ Hubungan dukungan social dengan tingkat kecemasan siswa-siswi SMA AL-AZHAR Medan dalam menghadapi persiapan ujian nasional “. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa-siswi dalam menghadapi ujian nasional.
Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari saudara-saudari untuk memberikan jawaban jawban yang sebenar-benarnya dalam penelitian ini. Jawaban yang saudara-saudari berikan hanya akan di gunakan untuk kepentingan penelitian ini dan informasi yg saudari berikan akan terjaga kerahasiaanya. Keikutsertaan saudara-saudari ini bersifat bebas dan tidak ada paksaan. Saudara saudara-saudari berhak untuk menolak partisipasinya dalam keikutsertaan penelitian tersebut. Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasinya dan perhatian saudara-saudari saya ucapkan terima kasih
Medan , 2013
LAMPIRAN
PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Kelas : No Hp :
Setelah mendapat keterangan yang jelas mengenai tujuan,manfaat dan prosedur penelitian Hubungan Kebiasaan Belajar Dengan Tingkat Kecemasan Siswa-Siswi SMA
AL-AZHAR Medan Dalam Persiapan Menghadapi Ujian Nasional
Menyatakan bersedia untuk berperan serta dalam penelitian ini dengan memberikan data yang sebenarnya.
Medan, ………2013
LAMPIRAN
DATA INDUK
Kuesioner kecemasan
P1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
P4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Valid 1 46 24.5 24.5 24.5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 12 6.4 6.4 6.4
2 24 12.8 12.8 19.1
4 38 20.2 20.2 59.6
5 76 40.4 40.4 100.0
Total 188 100.0 100.0
P14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
P17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
2 36 19.1 19.1 25.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
P26
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Valid 1 51 27.1 27.1 27.1
2 77 41.0 41.0 68.1
3 23 12.2 12.2 80.3
4 22 11.7 11.7 92.0
5 15 8.0 8.0 100.0
Total 188 100.0 100.0
P30
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 16 8.5 8.5 8.5
2 24 12.8 12.8 21.3
3 44 23.4 23.4 44.7
4 29 15.4 15.4 60.1
5 75 39.9 39.9 100.0
Kuesioner kecemasan
P01
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Total 188 80.7 100.0
P02
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Total 188 80.7 100.0
P03
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
P04
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Total 188 80.7 100.0
P05
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Total 188 80.7 100.0
P06
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Total 188 80.7 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Total 188 80.7 100.0
P08
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Total 188 80.7 100.0
P09
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Total 188 80.7 100.0
P10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 43 18.5 22.9 22.9
2 51 21.9 27.1 50.0
4 22 9.4 11.7 91.5
5 16 6.9 8.5 100.0
Total 188 80.7 100.0
P11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Total 188 80.7 100.0
P12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Total 188 80.7 100.0
Distribusi frekuensi dari usia
usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Distribusi frekuensi dari jenis kelamin
jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki - laki 57 30.3 29.8 29.8
perempuan 131 69.7 70.2 100.0
Total 188 100.0 100.0
Distribusi frekuensi dari jurusan
jurusan
Frequency Percent Valid Percent
Tabulasi silang kecemasan dengan usia
usia * HasilCem Crosstabulation
Count
HasilCem
Total Sangat Cemas Cemas Kurang Cemas
umur 15 0 3 0 3
16 0 35 9 44
17 0 94 37 131
18 1 6 3 10
Total 1 138 49 188
Tabulasi silang kecemasan dengan jenis kelamin
jeniskelamin * HasilCem Crosstabulation
Count
HasilCem
Total Sangat Cemas Cemas Kurang Cemas
jeniskelamin laki - laki 0 45 11 56
perempuan 1 93 38 132
Total 1 138 49 188
Tabulasi silang kecemasan dengan jurusan
jeniskelamin * HasilCem Crosstabulation
Count
HasilCem
Total Sangat Cemas Cemas Kurang Cemas
jeniskelamin laki - laki 0 45 11 56
perempuan 1 93 38 132
Tabulasi silang kecemasan dengan kebiasaan belajar
hasill * HasilCem Crosstabulation
Count
HasilCem
Total Sangat Cemas Cemas Kurang Cemas
hasill Buruk Sekali 0 1 0 1
Buruk 0 38 19 57
Sedang 1 85 29 115
Baik 0 14 1 15
Total 1 138 49 188
Tabulasi silang kebiasaan belajar dengan usia
Umur * hasill Crosstabulation
Count
Tabulasi silang kebiasaan belajar dengan jenis kelamin
Jeniskelamin * hasill Crosstabulation
Tabulasi silang kebiasaan belajar dengan jurusan
Jurusan * hasill Crosstabulation
Count
hasill
Total Buruk Sekali Buruk Sedang Baik
Jurusan IPA 1 31 61 8 101
IPS 0 26 54 7 87
Total 1 57 115 15 188