KANDUNGAN
NUTRIEN
DAN
PRODUKTMTAS PRIMER
.
PERAIRAN
i)lllARA ANGKE,
TeLUK JAKARTA
PROGRAM !STUD1 ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILIMU
KELAUTAN
APRILIA RIKSAWATL Kandnngan Notrim dan F'mdnktivitaJ Primer Perairan M- Angkc, T d u k Jakarta Dibimbing oleb : HARPASIS
SLAnfET SANUSl dan RICHARDUS KASWADJL
Penelian i~ dildmmkan mulai bulan Mare sampai Juni 2007 di perairan Muara Angke, Tetuk Jakarta S t a s ~ n penelitian berjumlah 3 masing-masing
dengan 2 kedalaman, yakni kedalaman 1.5 m yang mewaldli permukaan pgairao dan kedalaman 3 m yang mewakili dasar perairan P e n g a m b i contoh dilakulian sebanyak 2 kali pada tanggal 28 Maret 2007
dan
27 Mei 2007. Pada pengambilan contoh pertam, perairan dalam kondisi pasang, dangkan pada pengambilan contoh kedua, perairandalam
kondisi nmrt Parameter hgbnganyang
dkmti meliputi dm, salinitas, k e c a a h n , kekeruhaq pH, oksigen terland, fmfat, nitrat, silikat ammonia klorotil. oroduktivitas orimer dan olankton&il peneli&n m ~ j u k k a n bahwa' semua k e rLingkungan di perairan Muara Angke mengalami variasi aniar stasiun maupm antar bulan pertgamatan.
Nilai ki- parameter ihghgan Perairno Muara
Angke,
Teh& J& pada kedua waktu peagambilan contoh yang diperoleh adalah suhu pmnuhaan 29 - 32 OC, salinitas 4 - 29 ?&, kecerahan perairan 8,52 - 30,69 %, kekeruhan perairan 0,6- 35,O NTU, pH 7 - 8, oksigen terlanrt 0,82 - 2,45 mgll, %andungao fosfat antara 0,0087 - 0,1583
U&
kdmgaJI nitrat 0,0458 - 0,1857U&
kambgm s i l i 0.01 56 - 0,9828 @, kandungan ammonia 0.208 1 - 4,2755 u& total klorofd 0.01 28 - 0,1394 mglm3,nilai produldivitas primer 0,7288 - 7,271 7 mgkarbonlm21hari, kelimpahan Moplankton 7613 -95380
indn
dan kelimpabau mopladcon 1248 - 1593 1 indn.Nilai parameter linglcungan (fisika, kimia dan biologi) pada kedua walrtu pengambilan wntoh berada dalam kisaran yang m a d dapai mermnjang kebutuhan organisme 1- ( k h s m y a Moplankton) mtuk pablmbuhan dm perkembangamp Nilai indeks keawkaragaman (H), k e s e p ~ i (E)
dan
dominansi (C) Moplankton pada kedua waldu pengambilan contoh menun-
bahwa perairan Muara we,Tetuk Jakarta mempunyai tingkat keawkaragamao jenis fitopladcon yang sedang, cukup banyak jenis Moplankton yang ditemukan,
hampir tidak ada jenis yadg mendominasi populasi
dan
individu riap jenis cenderung mema. Berdasarkan dai bdmgan numen, total klorofil danproduktivitas primer, maka Perairno Muara me,Teluk Jakarta temrasulr dalam perairan
yang
L Csubur. Hal ini disebabkan karena d a i kdmgaJI mrmen, total klorofil dan produktivitas primeryang
cukup rendah merupakan War pembatas bagi pertumbuhan dan perkembangan MoplanktonPERNYATAAN
MENGENAl SKRIF'SIDAN
SUMBER
I N F O R M S 1Dengan ini saya meoyatakan bahwa Skripsi yang bejudul :
KANIUNGAN
NUTRIEN
DAN
PRODUKTIVITAS PRIMER
PERAIRAN
NZUARA
ANGKE,
TELUK JAKARTA
adalah
benar merupakan hasil karya sendiridan
belum diajukao dalam beotuk apaKANDUNGAN NUTRIEN DAN PRODUKTIMTAS PRIMER
PERAIRAN MUARA ANGKE, TELUK JAKARTA
Sebagai salah satu syarat ontuk mrmperoleh gdar Sa jana Perilcanan Pa& Fakuttas Perikanan &n Umn Kdaotan
Institot Pertaaian Bogor
PROGRAM
STUD1
ILNlli KELAUTAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN
ILMU
KELAUTAiN
Jndnl Slrripsi : KANDUNGAH \'i\'UIWEN DAY P R O D U K T l \ ' l T 6 PRlMIER PERAIRAN MUARA AiiCKE.
TELUK JAKARTA Nama h l a h a s i i a : Aprilia Ril;sa\vati Nomor Pokok : C61103065
Departemen : Ilmn dan Telinologi Kelantan
Pembimbing I Pembimbing I I
-
Pmf. Dr.lr. H a m i s S Sannsi. inSc Dr. Ir. Richardus Kanvadii. h1:k \ ' J . 130 536 669
NIP.
130 367 095KATA
PENGANTAR
segala puji dan syukur permlis panjatkao kepada Tuhao Yang Maha Esa
karena atas berkat, mhmat dan hunk-Nya s e w penulis
dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul "Kandungan Nutrien dan Produb?ivitas Primer Perairank4uara Angke, Teiuk Jab.artan.
Skripsi ini rneaupakan has11 penelitian yang dilahvkan di perairan Muluara
Angke, TeM: Jakarta pada bulan Mar& sanrpai JUN 2007 sebagai salah s a h
syarat unruk memperoleh gelar sarjana pada Fakuhas
Perikaoan
dan Llrnu Kelautan,Innitut
Pertanh Bogor.UCAPAN TERIMA
KASM
P d s mengucapkan terima kas'i kepada ;
1. Bapk
Prof.
Dr. Ir.
Harpasis
S. Samsi,M.Sc.,
selaku pembimbing I atas kesabarannya membimbiog pemlis d a m menyelesaikan &psi.2. Bapat Dr. Ir.
Richardus
Kaswadji, MSc., selaku pembimbing ll atas kritikdan sarao
yang
diberikan3. Bapak Dr.
Ir. Tri
Pmrtono, M.Sc. dan Bapak Dr. Ir. NyomanN.
Naljh, M-Siyang telah bersedia menjadi dosen penguji tamu dan wakil program smdi
sehingga banyak memberikan masukan
dan
saran Mtulr m e n y e n p u n d mpenulisan skripsi ini.
4. Bapak,
Ibu
(Almarhumah) dan Mama yang telah m e m k r h n kasii sayang, doa, kesabaraq pengalaman dan d u h n g a o untuk segala ha].5. S e h h k e l w yang telah membehikan motivasi, terutama adik-adik ha, Rhi,
Rio
dan Anggi.6. Setunth temao dan sahabat yang menemaniku dalarn harChari yang indah,
terutama Lalu Atikdar F
i
Hakim, Anggie Ayuningtyas S.Pi.,dan
I MadeRoyn
S. P.S.Pi.
7. S e h h t m lTK 40, terima kasih atas doa dan duhungannya.
8. S e w pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan selama penyusunan skripsi.
...
2 TIh'JAUAN PUSTAKA 3
-.
2.1
.
Komlisi umum Peraban Teluk Jakarta ... 22.2.Karalitexistik Peraban Muara Angke ... 3
2.3.Karakte1istik k d i t a s perahan ... 4
2.3.1.
Suhu
... 42.3.2. Salinitas ... 5
2.3.3. Derajat keasaman ... 6
2.3.4.
K&&
... 72.3.5. Kecerahan ... 7
2.3.6. Oksigen terianrt ... 8
... 2.3.7. Pasangarnrt 8 2.4. Kandmgm nutrim ... 9
2.4.1. FosEu ... 10
2.4.2.
N i
... 102.4.3. Ammonia ... 11
2.4.4. S i... 11
2.5. Produktivitas primer ... 12
2.6. Planh-ton ... 14
2.6.1. Fitoplankton ... 14
2.6.2. Zooplankton ... 16
3
.
BAHAN DAN hfETODE ... 173.1. Wabrtu dan lokasi penelitian ... 17
. . 3.2. Pewntuao stasiun penelrban ... 17
3.3. Alat dan balm ... 19
3.4. Pengambilan dan penanganan contob air ... 19
3.5. Identifikasi plankton ... 20
3.6. . A d isa
data
... 21...
3.6.3.
Indeks
kesgdgaman plankton Q 2 2 ... 3.6.4.lndeks
dominansi plankton(D)
233.6.5. Analisa pengukYran klomiii a, b, dan c ... 23
... 3.6.6. Analisa penghnn pd&Iivitas primer 24 3.6.7. Hubungan ' primerdengaIl
...
kmhgan=fat, nhd, ammoniadan
saltat) 24 ... 4.
W I L DAN PEiMBAHASAN 26 ... 4.1.Ka~akteristikkualitasperairao 26 ... 4.1.1.Suhu 26 ... 4.1.2. Kedalaman 28 ... 4.1.3. Salinitas 30 4.1.4. Demjat keasaman ... 34... 4.1.5. Kekeruhan 36 ... 4.1.6. Kesaahan 40 ... 4.1.7. Oksigen
terlarut
42 4.1.8.Pasaagsunrt ... 46... 4.2. Kandungan mrbien 48 4.2.1 . Fosfai ... 48
... 4.2.2.
-.
N i 52 4.2.~. A . n m o ~ a ... 554.2.4. Silikat ... 5 8 4.3. Nilai produlaivitas primer ... 61
4.4. Kelimpahan plankton ... 67
4.4.1. Kelimpahan fitoplankton ... 67
4.4.2. Kelimpahaa zooplankton . . . . ... 69
4.5. Kompos~a Jerus plankIon ... 71
4.5.1. Komposisi jeNs titoplankton ... 71
4.5.2. Komposisi jenis zooplankton ... 73
4.6.
Indeks
-
k
(H'), keseragaman (E) dan dominansi (C) fitoplankton dan zooplankton ... 744.7. Hubungan produktivitas primer dengan kadungao nurrien ... 81
... 5
.
K E S W U L A N DAN SARAN 85 5.1. Kesirnpulan ... 855.2. Saian ... 86
2. Parameter fisika-kimia-biologi perairan yang diuhvr beserta
...
Peta
lokasi pewlitian dan titik stasiun p g a m b i l a o contob pada ...Perairan
Muara Angke, TeM: Jakarta 18N
i
a
i
rerata suhu penrmkaao (T)Perairan
M u m Angke, T e r n Jakarta menunrl wakIu pengamatan (28 Mare4 2007dan
27 Mei 2007) ... 26
N
i
a
i
rerata kedalaman (m) Peaairan Muara Angke, Teluk Jabartam e m i waldu pengamataa (28 Marel 2007
dan
27 Mei 2007) ... . . . . 2 9N i
rerata salinitas (%D)Perairan
Muara
Angke, TeM: Jakartamermnrt kedalaman pada
tanggal
28 Maret 2007 ... 30N
i
a
i
rerata dinitas (%)Perairan
Muara Angke, Teluk Jakartam e m kedalaman pada
tanggal
27 Mei 2007 ... 32N i
rerata pHPeaairan
Muara Angke, Teluk Jakarta... m e m kedalamao pada
tanggal
28 Marel 2007 35Nilai
rerata pHPeaairan
Muara Angke, Teluk Jakartamermnrt kedalaman pada tanggal 27 Mei 2007 ... 36 Nilai rerata kekeruhan
0
Perairan
M u m Angke, Teluk Jalcarta m e m kedalaman pada tanggal 28 Maret 2007 ... 36N
i
a
i
rerata kderuhan0
Perairan
Muara Angke, Tduk Jab-arta... m e m kedalamao pada
tanggal
27 Mei 2007 38N
i
a
i
rerata kecemhan (Oh)Peaairan
Muara w e , T e M Jakarta... mermnrt walctu (28 W 2007 dan 27 Mei 2007) 40
Nilai
rerata oksigen tdam: (mgfi)Perairan
Muara Angke,TeM: Jakarta meaurut kedalaman pada tanggal 28 Mare 2007 ... 43
N
i
a
i
rerata oksigen tertamt (@)Peaairan
Muara Angke,TeM: Jakarta memvut kedalamao pada tanggal 27 Mei 2007 ... 44
Ramalan pasang stnut
Peaairan
Muara Angke, Teluk Jakarta...
pada
tanggal
28 Marel 2007 47Ramalao pasang stnut
Peaairan
Muara w e , Teluk Jakarta...
Nilai rerata fosfai
(qJ)
Perairan Muara Angke, Tetuk Jakartamemmd kedalaman pada
tanggal
28Ma&
2007 ... 48 N i rerata fosfat (@) Perairan Muara Angke, Tetuk Jakartamermnrt kedalaman pada
tanggal
27 Mei 2007 ... 50N i rerata
oitm
(@) Perairan h4mra Angke, Tetuk Jakarta... meourut kedalaman pada
tanggal
28 Mare! 2007 52Nilai rerata
oitm
(mg/l) Perairao Muara Angke, Tetuk Jakarta... me-t kedalaman pada
tanggal
27 Mei 2007 53Nilai rema ammonia (mgll) Perairan Muara Angke, Tetuk Jakarta
meuurut kedalaman pada
tanggal
28 Maret 2007 ... 56 Niai rerata ammonia (@I) Perairan Muam Angke, Tetuk Jakartamemrnrt kedalaman pada
tanggal
27 Mei 2007 ... 57 Niai rerata silikat(qJ)
Perairao Muara Anglre, Tetuk Jakartameourut kedalaman pada
tanggal
28 Mare! 2007 ... 58 N~lai rerata silibrat (@) Perairao Muara Angke., Tetuk Jakartam e m t kedalaman pada
tanggal
27 Mei 2007 ... 60 Mlai rerata total klorofil (mglm3 Peaairan Muara Angke,Tetuk
... Jakarta menunrt kedalaman pada tanggal 28 h4am 2007 62 Nilai rerata produktivitas primer (mg~/m2/hari) Perairan Muara
Angke, Teluk Jakarta m m kedalamao pada
tanggal
28 Mare 2007 ... 62
Nlai rerata total klorofl (mglm3 Perairan Mum Angke, Tehk
Jakarta m e w kedalaman pada
tanggal
27 Mei 2007 ... 65Mlai reFata produbrtivitas primer (mg~/m2/hari) Perairan h4uara Angke, Tehk Jakarta m e w kedalaman pada tanggal
...
27 h4ei 2007 65
Histogram kelimpahan titoplankton (id) Perairan Muara Angke, ... Teluk Jakarta meouru! kedalaman pada tanggal 28 Marei 2007 68 Hisrog~am kelimpahan titoplanktoo ( i d ) Perairan Muara Aogke,
Tetuk Jakarta meourut kedalaman pada tanggal 27 Mei 2007 ... 68
Histogram kelimpahan zooplankton
( i i )
Peraimn Muara Aogke,Histogram kelimpahan moplankton (d)
Pgairan
Muara Angke,...
Teluk Jakarta mertrut kedalaman pada
tanggal
27 Mei 2007 70Perrentase
kelimpahan kelas frtoplanldon(Oh)
PPaairao
MuaraAugke, Teluk Jakarta mermrut kedalaman pada
tanggal
28 Maret 2007 ... 72
Persentase
keiimpahan kelas frtoplankton (%)Perairan
MuaraAngke, Teluk Jakarta memrrut kedalaman pada
tanggal
27 Mei 2007 ... 72
Perrentase
kelimpahan kelas tooplankton(Oh)
PPerairan
MuaraAngke, Teluk Jakarta mermnrt kedalaman pada taggal
28 Mar& 2007 ... 74
Persentase
kelirnpahan kelas tooplankton(?A)
Perairan
MuaraAngke, Teluk Jakarta mermrut kedalaman pada
tanggal
27 Mei 2007 ... 74
Histogram keawkaragaman
W),
k ~ ~ e ~ ~ g a m a n (EXdominansi
(C)
6toplanktooPerairan
M mAngke, T e h k Jakarta ... me- kedalaman padatanggal
28 Mar& 2007 75=wP"'
keanekaragamanW),
keseragaman (EX dandominansi
(C)
titoplanktonPerairan
Muara Angke, T e . Jakartam e m kedalaman pada
tanggal
27 Mei 2007 ... 76Histogram keanekaragaman
W),
k w(EX dan - dominansi(C)
tooplankton Pemiran Muara Angke, T e h k Jakartamemtnrt kedalaman pada tanggal 28 Maret 2007 ... 78
keawkaragaman (H'). k w(EX dan
Data pengamatao parameter kuabs
Perairan
Mwa Angke,Teluk Jakarta pada pengambilan coutoh pertama (28 Maret 2007) ... 91 Data pengamatao parameter hvalitas
Perairan
Muara Angke,Teh& Jakarta pada pengambilan coatoh pertama (27 Mei 2007) ... 92
Data
dan
tabel komponen pasut Perairan Muam Angbre,Teluk Jakarta ... 93 Jenis dan jumlab (unit) masing-masing frtoplanbaon Perairan
Muara Angke, Teluk Jakarta pada pengambilan contob patama
(28 Maret 2007) ... 95
Kelimpahan titoplankton (id)
Perairan
Muara Angke,...
Tduk Jakarta pada pengambilan contoh pertama (28 Maret 2007) % Jenis dan jumlab (unit) masing-masing titoplankton Perairan
Muara Angke, T& Jakarta pada pengambilan contoh kedua
(27 Mei 2007) ... 97
Kelimpahan titoplankton (indn)
Perairan
Muara Angke,Teluk Jakarta pada pengambilan contoh kedua (27 Mei 2007) ... 98 Jenis dan jumlah (unit) masing-masing zooplankton Pemimo
Muara Angke, Teluk Jakarta pada pengambilan contoh pertama
(28 Wet 2007) ... 99
Kelimpahan zoopwon (id)
Perairan
Muara Angke,Teluk Jakarta pada pengambilan contoh pertama (28 Maret 2007) ... 100
J e ~ s dan jumlah (unit) masing-masing zoophnkcon Perairan Muara Angke, Teluk Jakarta pada pengambilan contoh kedua
(27 Mei 2007) ... 10 1 Kelimpahan zooplankton (indn)
Perairan
Muara Angke,Teluk Jakarta pada pengambilan contoh kedua (27 Mei 2007) ... 102
Alat yang diguoakan dalam pengarnbilan daia dan
-3
analisa contoh air ... 102
Prosedur analisa contoh air ... 104
1.1 Latar bdakang
Muara
arngai
adalah salah satu wilayah pesisir yang mempunyai bbunganbebas
dengan laut t e h k adan
menerima m a s d m air tawar dari daratan.Sebagian besar rrmara s u e d i d o m h i oleh substrat bertumplrr yang merupakan
endapan material dibawa oleb air tawar dan air laut (Bengen. 2001).
Muara Angke me& contoh peratran yang menggambarkan dengan baik
adanya pausatan behagai macam kegiatan pernanfaatan 5umbe.r daya
alam
seperti kegiatan perilcanan, jalur transportasi pelabuhan d m kawasan indumiBahkan bantaran Muara Angke juga diguMkao oleb penduduk sebagai tempat
Oleh karena itu terfihat sangat jelas bahwa Muam Angke juga menjadi tempat pembuangan limbab ~ m a h tangga, samph-sampah kota dan limbah industri yang beaasal dari sekitar jalur Kali Angke. Akan tetapi ekosistem ini memilibri
kemampuan terbatas yang smga tergmhmg pada vohune dan jenis limbah yaug
mask Apabila limbah teasebut melampaui kemampuan asimilasi wilayah ekosistem terseht, maka
akan
timbul be&@ macam permasalahao lingkunganyang akan menyebabkan kemsakan ekosistem.
Salah satu pennasalahan lingkungan yang
akan
timbul adalah aneamnnyaLualitas lingkungan yang selanjutnya
akan
mempengaruhi kebemdaan sumber . .daya alam hayati di peraira0 tersebut. Jadi walaupun pemanfsatan sumber daya
Penilaian kualitas perairan
seam
biologis dapat didekati melalui analisisstrubhtr
komunitas biota pengtru~nya Biota yang urrmm di- sebagaiindimor biologis sum perahan
adalah
Moplankton Halini
d i m m n l r a nkarma frtoplankton rnerupakan pangkal rantai nrakaMn pada ekosistem peFairaq dimam frtopladton bexpan sebagai produsen primer zat
o@
yang dapat rnengambil secara langsung rmtrien dan eaergi surya melalui proses fotosintesis.. Laju produbrsi zat-zat organ& melalui proses fotosimesis inilah yang lazim d i k e d
sebagai produlctivitas primer.
Nutrien merupakan salah satu uosur
yang
diperlukan untuk pertumbuhan dankelangsungan hidup Moplankton
Kesuburan
perairan menrpakan deslnipsikualhatif yang menyatakan kandungan h e n dan produldrvrtas . . perairaoyang terdapat dalam s u m peaairan.
1.2 Tojnan
Penelitian ini.bertujuan untuk :
a. Menduga kualitas perairan berdasarkan kondisi fisika-kimia-biologi dari
parameter Lingkungan yang diularr.
b. Menduga kesuburan perahan berdasarkan lrandungan nutrieq total klorofil
dan
produbavdas
. . -.--.
primer.2-1 Kondisi umam
Pcrairao
Teluk JakartaSecara geografis, TeM: Jakarta b e d a
di
antara S048'30"LS
-
6°10'30"LS
dao
106*33' - 107O03 ' BT, dengan batas di sebelah Barat adalah Tanjung Pasirdao
di sebelah Timur adalab Tanjung Karawang. Luas perairan Tetuk Jakartaselritar 514 h2
dao
panjaoggaris
paotainya lebii Lmaog 80 km dimana 32 kmmmpakao
garis
pantai DaerahKhusus
Ibukota @KI) Jakarta (S&pemmadan
Nontji 1980).
TeIuk Jakarta merupakao perairan dangkal yang pada umumnya memilib
kedalaman hmaog dari 30 meter (SeriapennaM dan Nootji, 1980). Dasar p;erairan
melandai ke arah Utara mermju Laut Jam. Perairao Teluk Jakarta &pat dibagi dalam tiga zona yaitu zona barat, timur dan targah. Zona barat dipenganrhi oleh
surigai-sungai
yang
sebelum bermuara di perairan tehdc, melalui kota meb-opolitao Jakarta. Zooa tengah selain mendapat peapubdari
sungai-sungai teasebut juga dipengaruhi oleh alrtivitas bebgapa buah pelahban. Sementara itu, zooa timur mendapai pengaruh dari Sungai Citarumdao
beberapa sungai kecilyang
melaluidaerah induscri dan pemukimao Bekasi.
23 Karakterfstik
Perairan
MuaraAogke
Di kawasan perairan Muara Angke terdapat hktuasi perubahan saliniias yang bedangsung
-
taap yang berhubungan dengan gerakan air pasang h4assa air Sang masuk ke dalam daerahestuaria
pada saat surut berasal dariair
tawar,inassa
air masub:
ke dalam estuaria dari lam bercampur dengao air di daerahtsmaria sehingga salinitasnya meningkat.
Peiairan
tsmaria
di Muara A&edapat
dilrategorikan sebaga~ e .positif; yaitu perairan estuaria yartg lapisan bawahnya memilib salinitas yang lebih ti- dibandingkan salinitas kolomair
permukaan dan penguapan yang tidak t d ut i e sewpercampuran dapat tejadi terus meoerus sampai terbenruk
campuran yang homogen (Nybakken, 1992).
Pengaruh
f l u k c i d i n i t a s yangdisebabkan oleh air pasang, juga teijadi suatu permrunan salinitas secara bertahap ketika
air
dariarah
hulu sungai bergerak kearah
hilir sungai.2 3 Karakteristik knalitas perairan
23.1 Soho
Suhu laut adalah d a b s a h ~ fal,-or yang amat pentiog bagi kehidupan
organisme lautan, h e m suhu mempengaruhi baik ah-vitas metabolisme maupun
pertrembangbiakan dari organisme-organisme tersebut. Suhu
dapat
mempengaruhi fotosintesis di laut, baik secara langarng maupun secara tidak
langsung Pengaruh langsung karena rraksi bmia enzimatilr yang berperan dalam
proses fotosintesis d i k e n d a l i h oleh suhu, sedan&n pengaruh secara tidab:
langsung
adalah
karena suhu akan menemukan shuktur hidrologis suahl perairanSuhu dan salinitas mempengaruhi demitas air. Semakin dalam perahn, malra suhunya akan semakin rendah dan salinitasnya semakin meningkat sehingga densitas air juga meningkat yang selanjutnya akan mengurangi laju
penenggelaman fitoplankton (Nontji, 1984).
Menurut Weyl(1970). suhu
air
laut terutama di lapisan permukaan sangatpaling baoyak menesima panas matahari adalah daerah tropis (daerab
rn
t d e t a k pada tintang 00).Suhu
air
penrmkaan biasanya berkisar antara 27 - 7 9 OC untuk damah tropisdan
15 - 20 OC untuk damah subtmpis. Suku ini mernrrunsecara
tersdur sesuai dengan kedalaman. Memtnrtdan
Birowo (1975), suhu lapisanperrrmkaao di perairan Indonesia berkisar antara 26 - 30 OC, lapisan termoklin
berkisaraotara9-260Cdanpadalapisaodalamberkisaramara2-80C.
2-32 Salinitas
Salinitas didefinisikan sebagai jumlah gram seluruh zat yang larut dalam 1 kg air hut, dengan a q p p n bahwa seluruh karbonat tehh diubah menjadi oksida, semua bmm
dan
iod d@i dengan khlor yang setara dan semua zat organik mengalami oksidasi sempurna (Forch el d , 1902 in Sverdrup el d , 1960).Salinitas perrrmkaan air laut sangat erat kaitannya deogan proses penguapan
dirnana garam-garam
akan
terkonsentrasi dan mengemlap. D a d yangmengalami penguapan cubvp ti&
akan
mengakibatkan salinitas yang tinggi. Besbeda dengan keadaan sebaran suhu y m g reiatifkecil variasinya, salinitas airlaut clapat berbeda secara geografi akibat pengaruh
arrah
hujan l o w banyaknya air yang mas& ke lam, penguapan dan edaran massa air (King 1%)).Perubahan salinitas pa& perairan bebas (laut bebas) adalah relatif lebih kecil
d i b a n d i i perairan pantai. Hal ini disebabkan karena perairan pamai banyak memperoleh masukan air tawar dari muara-muara atngai terutama pada uak-
musim hujan (Hela
dan
Lae- 1970).Sebaran salinitas
air
lautsecara
verthl meningkat seiring bertambahnyaeksternal
seperti
presipitasi danarrah
kujan, sedan@ dinitasdi
perairno dalam cendenrng konaan ksrena tidah dipengaruhi fakror ekstemal. Salinitas air laut semakin ke arah laut lepas maka a k a semakin tinggi. Hal ini karena pada d a d litoral mengalami nrn off dariarngai.
Kehidupan behagii jenis Moplankton berganhmg pada salinitas perairan. Kemudian karena
d
i
n
i
t
a
s
besama-sama dengan stdmakan
men- densitas air, maka dinitas ikut mempenpdi penenggelaman fitoplankton.Me-t Nonrji (1993), sebaran verdkal salinitas di but d a p ! tejadi Lrarena
adanya pengadukan lapisan atas air taut (sq&ace m u inyer) ddengan penpub augin di perairan lepas pantai yang dalam se- terberrhtk lapisan pennukaan d- salinitas dan suhu bomogen setebal50 - 70 m tergantung pada intensitas pen@uhn Akibat teajadi lapisan kedua d e w gmdasi densitas yang tajam, hal ini me-bat tercampuroya Lapisan air di perrnukaan dengao lapisan air di
bawahn ya.
2 3 3 Derajat keasarnao
h4cCormaughey (1974) menyatakao bahwa perairan laut memiliki pH yang
relatif ko- yaitu a m7,6 - 8,3. Pada umumnya lin&ngan perairan laut memiliki siaem penyangga yang mampu meacegab terjadinya perubahan pH secara drastis. Nilai pH perairan dipengaruhi oleb proses fotosintesis
dan
respirasi organisme.Memrnrt Pescod (1973), selain oleh proses fotasintesis dan respirasii nilai pH j u g dipengarubj oleh a r b dan kkebemdaaan ion-ion di perairan terrebui.
Nybakken (1992) menyatakan bahwa pH adalah jumlah ion hidrogen dalam suatu
Odum (1993) juga menambahkan bahwa nilai kisaran pH yang layak unhlk kehidupan fitopknldon adalah sebesar 6 - 9. Diatom mulai bertanang
perkembmgaanya pada nilai pH antara 4,6 - 7,5, m ndemikian pada kisaran
pH tenebut masih didapatkao berbagai jenis diatom.
23.4 Kekwnhan
Kek& adalah gunbaran sifat opt& suatu perairan yang diteohrkan
berdasartcan sinar (cahaya) yang dipanearlran dan duesap oleh &el-&el
yang ada di dalamnya Kekerubao tendama
disebabkan
oleh bahan-bahan tenuspenri dan senyawa koloid dalam perairaoseperti
l u m p , pasir, bahanorganik dan anorganik serta organisme mikroskopik nabati dan hewani (Mason, 1981). Kekeauhan air merupakan salab sam fiktor penting untuk mengont~ol produktivitas. Kekeruhan
mempeugamhi
penetrasi cahaya m;rtahari dan olehkarena itu dapat membatasi proses fotosintesis dan p d u b v i t a s primer pemiran
(Wardoyo, 198 1).
23.5 Kecmhan
Kecerahan perairan memnjukkao kemampuan cahaya unhlk d u s lapisan air pada kedalaman tertentu. Pada perairan alami, kecerahao
penting karena erat bitannya dengan aktivitas f o t d e s i s (Parson dan Takahashi,
1977 in Idris, 2003). Kecerahan suatu perairan
dipeagaruhi
oleh padatanterruspensi dan air.
J-h
kecgahan tiilggi maka tinggi pula daya m icahaya matahari sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung dalam lapisan
intensitas cahaya. Hampir semua paygapan cahaya tampak di laut dipengaruhi oleh partilrel-partikel t m n s i daripada zat-zat terlanrt.
2.3.6 Oksigen terlarnt
Kehidupan dalam perairan dapat bertahan jika ada oksigen t- minimal 5 mg/L ( b w i j a y a , 1991 in Yovi, 2003). Konsentrasi oksigen relatiflebih
tinggi pada lapisan p e n d a m , karena di samping teajadi penambahan oksigen
lewat difusi dari atmosfer, juga tajadi penambahan oksigen melalui proses fotosintesis pada waktu siang hari. Deagan bertambahnya kedalaman, proses
fotosintesis akan semakin kurang efektif maka akan tajadi pemrrunao konsentrasi oksigen.
Lapisan atas pemrukaan hut
dalam
keadaan normal mengandung oksigen terknrt sebesar 4.5-
9,O mgn. Berdasarkan baku mutu air laut untuk biota laut yang dikeluarlran oleb Keputusan Menteri Negara Lirgkungan Hidup Nomor 5 1T a h n 2004 in S i a n (2006), oksigen terlarut di dalam
air
harus lebii dari 5 m@. Selain s u b dan salinitas, kelarutan oksigen juga dipengamhi oleh tekananhidrosiatik. Ekbaapa faktm yang mempengaruhi distn'busi vertikal olcsigen dalam
laut adalah
suh;l,
salinitas, tekanan hidrostarik, fotosintesis dan respirasibiodegradasi dan transport massa air bawah laut.
2.3.7 Pasaogsnmt
Pasang smut yang teriihat di pa& adalah merupakan hasil rambatan pasang
smut dari laut.
Proses
perambatan ini menyebabkan tejadinya pergemkan massaair
laut secara mend* yang disebut arus pasang smut yang memungkinkanArus pasut ini dapat menyebabkan hnbulensi dalam air. Jika kedalaman suatu pgairao tidak terlalu besar maka kehlntan arus pasut makin besar dan
berpengaruh terhadap proses percampuran (mhn'ng).
Kandungan h e n di estuaria mengalami perubahan seiring
dan tempat &bat pengaruh kehman dan pemasukao massa air dari aliran air
t a w dan laut @asut).
Davis (1991) menyatakan babwa p e r a ~ n pasang surut terhadap proses-proses
di estuaria ada tiga, y a h :
a. Menyebabkan tefjadimya pexampuran massa air.
b. Mempengamhi proses sedimentasi.
c. Menrpakan zona interaksi antara daerah lautao dan
sungai
secara
tuas khususnyasecara
horizontal.2 4 Kandungan outrim
Organisme laut (kbsusnya titoplankton) dalam perhrmbuhan dan
perkembangannya membutuhkan nutrien Bebempa
unsur
dibutuhkan dalamjumlah relatif besar dan disebut sebagai macnwnmkni, misalnya . C,
H,
0,
P,N,
Si, M g K dan
Ca
Diantara unsur-unsur ini P, N dan Si adalah yang paling seringdijumpai sebagai W o r pembatas perhunbuhan titoplankton Unsur P dan N
diperlukan oleh semua jenis titoplankton, d a r g k a n unsur Si terutama
dibutuhkan oleh jenis-jenis yang dinding selnya mengandung Si, misalnya diatom
dan silicoflagellata Senyawa nitrogen laimya yang diburuhkan oleh f i t ~ p l a ~ o n adalah ammonia. Ammonia menrpalran produk reduksi oibit oleh baktai
dan
14.1 Fosfat
Cadangan fo* terdapat pada bm-bm
U
endapanendapan
m
texbamk pada ja&m dahdu. -ndapan t d u t pertahart-lahan hanyut aau mengalami peugikkan dan melepaskan ~OD-ion fix5 ke ekodsiem
Konse.abasi fosfat
akan
bertambah dengan rneningkalnya kedalaman Sebaranvertilral fosfat
di
laut secara umum rendah pada permukaan perairan dan men@ maksiium pada kedalarnan 50 - 2000 m (Spencer, 1956 in Riley dan Skirmw,1975).
F o s h yang dapat diseaap oleh jasad nabati perairan adalah dalam bentuk orihofo*
sedangkan
total hsfat berperan sebagaiSumber
tefiedianyaorthofosfat. Uusur fosfor (F') yang terdapat dalam berduk h s 5 maupun zat hara anorganik m p a k a n uusur utama yang dipertukan fiioplankton urdulr hrmbuh
d m berlrembartg-biak Zat-zat lain rnungkin dipertukan, namun jumlahnya relatif lebii kecil dibandingkan dengan fosfat (Nybkkeu, 1992).
Kadar fosfat yang optimal untuk permmbuhan titoplankion adalah 0,27 - 5.5 1
mgn dan fosfat merupakan faktor pembatas di bawah 0,22 mgfl ~ e n t u m , 1 %9 in Ariyanii, 2003).
2-42 N i t
Senyawanitrogendalamairlautterdapatdalamtigaberdukutamayang
berada dalam keseimbangan yaim ammonia, nib3
dan
nitrat. Adany-akeseirnbangan tersebut dipengaruhi oleh kandungan oksigen teriarul dalam air, dimana pada saat kadar oksigen rendah maka
akan
bergerak menuju ammonia, dangkan pada saat lradar oksigen ti@ keseimbanganalran
bergerak rnenujumerupakao zat-zat hara aoorganik utama yang d i moleh pemrmbuhan
fitoplanlaon. Senyawa
N w
dan NC?I- di perairan alami garam-garamtehnn, terjuspensi dan
endapan
Memtnrt Pariwono el d(1990) in Arjanti (2003), kandungan nitrat pada Tetuk Jakarta berkisar antara tidak terdeteksi hingga 0,O 13 mgfl.
2.43 Ammonia
Boyd (1982) rneoy;dakan bahwa ammonia di perairao memiliki konsentrasi
yang rendah. Keberadaan ammonia di perairan mermnjukkan adanya p g u i a h bahan organik, tendama pmteip Ammonia yang terukur di perairan ummnya
dalam benruk NH3
Ntt.
N H 3 omqakan be& senyawa ammonia yangtidak terionisasi, sedangkan NI-L,
benbuk
seoyawa ammonia yang terionisasi.h m 0 ~ a mempunyai keuutungan dilihat dari segi peinanf&mmya oleb
fttoplank~on karena langsung dapa! digunakan
dalam
sirdesis asam amino,sedaogkan nitrat dan nitrit pertu direduksi dub menjadi e ~ r n nitrat redukrase dan
ntritreddame.
Sumber ammonia di perairan adalah basil pemecahan w e n organik
(protei~ urea) dan nitrogen anorganik yang tadapat
dalam
tanah dan air s e m berasal dari dekomposisi bahan organik meldui proses ammonifikasi (GoMmandan Home, 1983).
2.4.4 S&t
S i M di laut m p a k a n salah satu &en yang d i
dan
mempunyaisalah satu komponen pentiog flora laut selain membutuhkan nitrat
dan
fosfat, juga membutuhkan silikat &lam jurnlah yang banyak pertlrmbuhandan
pakembangannya (Lund, 1950 in Mudrtar, 1980).
Memrnrt Sverdrup el
4.
(I960), silikat di permukaan b e m d dari diransungai dan kandungan silikat rendah diemukan di lapisan pemnhan Hal ini dib-arenakan adanya aktivitas biologi dan tenggelamnya organisme yang mati
dan
sisa k e m & a
akan
membentuk endapan di dasar lam. Konsentrasi silikat semakintinggi seiring dengan bertambahnya kedalaman.
Kadar silikat di laut berbeda texpnhmg pada lolrasi maupun kedalaman Pada umumnya di pemiran pantai kadar silikat tin&. ha1 ini dikarenakan adanya pengaruh dari daratan. Sumber silikat di laut sebagian besar merupa%an h i 1
pelapulran yang terbawa oleh diran sungai dan angin meldui arus laut (hrlillero dan Sohn, 1991).
2 5 Prodaldivitas primer
ProWvitas primer dalam pengertian umurn addah laju pembenhllran zat organik dari bahan anorganik meldui proses fotosintesis. Produsen primer yang
tespenting di laut adalah d p a plankton&. Reaksi fotosintesis adalab reaksi yang
sangat rumit, tetapi secara keseluruhan dapai disederhanakan
sebagai
berikut :n C & + n H t O
+
(CH20A + n ChDalam proses ini energi sinar diserap oleh pigmen fotosimetik, tendama klorofil,
dan dengan adanya CCh, air dan nutrien akan d i h a s i h senyawa organik yang
mempunyai potensi energi kimiawi yang tinggi dan disimpan dalam sel. Potensi
energi ini kelak dapat diguMkan oleh tumbuhan untuk respimii pextumbuhan dan
sel tumbuhan ini dapat dialihkan ke behagai hewan melalui jarinpan pakan, dan . .
dengan demikian akan menimbulkan p- M e r , t&er dan
setemsaya & dengan possinya dalam trophic i d
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mmgdm produkrrvitas primer di taut, yaitu m o d e oksigen, m o d e C- 14 dan metode penddcalzm klorofil. Metode oksigen yang dipexkenalkan oleh Gaader dan Gran (1927)
(Fogg, 1963 in Riley dan Skirrow, 1975) menguhvr peruhahan kandungan olcsigen dalam botoUmtol bening dan gelap
yang
berisi wntoh air setelah disinari dalamjangka waktu teatentu. Dalam botol bening terjadi proses fotosintesis dan respirasi sedangkan dalam botol gelap hanya terjadi respirasii d e w asumsi babwa respirasi yang terjadi dalam kedua botol itu sama Kelemahan utama teknik olisigen ini adalah karena kepekaannya yang hmmg h i n g q hanya dapat digunakan pada perairao yang produktivitasnya tinggi. Pada perairan samudra
yang umumoya memiliki produktivitas yang rendah, teknik oksigen ini tepal ditaaplran (Smckland, 1960 in Gushing 1975).
Metode pengukuran produtctivitas primer berihmya adalah d e w
rnenggullakan teknik isotop C-14 Telnik ini pertama kali di@eMUran oleh
Steana~-Nielsen pada tahun 1952 (Fogg, 1963 in Riley dan Skirrow. 1975). Dalam t&k ini C-14 dalam bentuk larutan natrium bikarbonat (NaH14C&)
dengan atrtivitas yang diketahui dimaatkkan ke dalam botol permbaan
@ening
dan gelap) berisi titopladson dan diinkubasikan dengan penyinaran hi- jaogkanaktu tertentu. Dalam proses fisiologi yang terjadi pada titoplankton di dalam
Moplankton Pada al&ir penobaao s e l m h fitoplanlcton disaring dengan saringan . .
milipor dm aldrvrtasnya dapai
diukur
d e w "Scintilation Counter".Metode pedekatan klorofil didasarkan pada peagukuran jumlah klorofil
yang
dikaedung oleh titoplankton Teknik secara kimia
dapai
dilakukan secam tepat baik secara spedrtrofotometrik maupun
secam
fluorom&.Selain itu karena klorofil menrpakan reseptor energi surya dalarn proses
fotosintesis maka data klorofil besama-sama dengan data cahaya dapat digunalran untuk memperkirakan produkrivitas primer di lautan (Ryther and Yeutsch, 1957 in
Hill, 1%3).
2.6 Plankton
Plankton adalah o r p i s m e yang melayang dan umgapng serta hidup bebas
di peminn, berg& tehtas, pergerahmya dipeugaruhi a!au terganhmg oleh arus (Odum, 1993). Memmrt Nybakken (1992), plankton tabagi menjadi dua golongan yakni :
26.1 Fitoplankton
Fitopla&on adahh plankton tumbuhan yang berubvran sangat kecil yang
terdiri dari sejumlah besar kelas yang berbeda Mereka memiliki peranan yang sama peatinpya baik di sistem pelagik maupun s e p d yang diperankan juga oleh tumbub-tumbuhan hijau yang lebih tinggi tingkatnya di ekosistem daratan;
mereka adalah produsen utama @rimmypakers) zat-zat o r g a d . Sepati
tumbuhm hijau
yang
lain, titoplankton membuat ikatao-ikatan organ& yangkompleks dari bahao-bahan anorgad yang s e d m Fotosintesis adalah suatu
W o s a
-hidrat) dari ikatan-ib-aran amrganik karbon dioksida (C@) dan air(H20). Kebanyakan tumbubdtmbuhan k e m u d i i meogubah @osa menjadi susunan b h i d r a t
yang
lebib kompleks seperti tepung yang kemudian didmpan sebagai cad- malaam. Energi dibutuhkan untuk melalrulran prosesfotodntesis. Sumber energi yang digunakan adalah sinar matahari yang
dibsorpsi oleb klorofil (pigmen hijau
yang
terdapat dalam tumbubdrmbuhan).Tumbubdlmbuhan juga rnampu membuat dntesa ikatan-ikatan o r g a d lainnya termasuk protein dan lemak selama slrplai uubien terjamin ( h i a b m l
dan
Evans,1984). M-t PtyWdcen (1992), firtoplankton yang biasaoya tertangkap oleh jaring plankton terdiri dari
dua
kelompok besar, yaitu diatom dan dinoflagelataDalam kondisi sangat baik, produksi firtoplankton sangat baik, walaupun tiap u n i t - sangat kecil. Wm, dinitas dan cahaya me& faktor yang penting selain suplai d e n yang jugs sangat dipertukan. Suhu mempengamhi
m b u h a n dan reproduksi yang secara umum m-n sejalan dengan
permrunan s u h . Ketika suhu meninggi akan m e q p m g i viskositas air laut dan densitas- membuat plankton susah untuk melay- di Lapisan permukaan
(King, 1963).
W e d ( 1970) jugs men- bahwa bahan o w k 6 t o p ~ t o n mengardung 25 - 65 % protein, 2 - 10 % lemak, dan 0 - 35 % kiubohidrat. Werial
ini
mengandung elemen Karbon (C), O w e n (0) dao Hidrogen
0.
Sebagait a m m bahan organik frtopladton juga mengadung sejumlah tetap elernen
26.2 Zooplaoktoo
Raymond (1984) membedakan zooplankton menjadi dua kelompok
berdasarkan daur hidupnya yaitu holoplmtkon dan m e r o p h n h i ~ Holophhon
adalab
zooplankton yang seluruh daur hidupnya bersifat planktonikseperti
Copepoda, Rotatoria dan Chaetognata;
sedangkao
m e r o p ~ morganisme yang sebagian daur hidupnya benrpa planldon
seperti
larva ikan, larva CrustaceadanlarvaMohma.Zoopwon sangat beraneka ragam
dan
terdiri dari berbagai macam larva dan b e d dewasa yang rnewakili h a q i u seluruh filum hewan (Nybakken, 1992). Hutabarat dan Evans (1984) menambahkan bahwa zooplankton sebagai kelompokhewan sangat banyak macamnya tennasuk kelompok Protoma, Went- Motudra. Annelida clan Crustacea. Secara menyeluruh zooplankton didominasi oleh jenis-jenis Crustama, baik jumlah individu maupun jumlah spesiesqa
Zooplanhmn memeg;lIlg peranan penting dalam jaring makanan di p m h n
111.
BAHAN DAN
METODE
3.1 Waktu dao lokasi penelitiaa
Penelitiao ini dilakoakan selama 4 bulan dengan 2 kali pengambilan data,
yaitu mulai bulan Maret
sampai
Juni 2007yang
meliputi kegialan di lapmgmdan
di laboratorium. Pengambilaa comoh pertama diiakukan pada Ian&@ 28 Marel2007 yang dimaksudkan sebagai awal bulan peralihan 1 dan pengambilan comoh
kedua dilakukan pada tanggal 27 Mei 2007 yang dimaksudkan sebagai
akhir
bulan peralihan I. Lokasi penelitian terletak di sektar Perairan Muara Anglre, Teh&Jakarta (Gambar 1). Pengukuran tahadap bebe.rapa parameter kualitas perairan dilabvkan langsung di l o k i penelitian, sedangkan analisis contoh air diiakukan
. .
di Laboratorium ProduldMtas Linghngan Departemen Manajemem Su-ya
P
& Fakultas Perilcaoan dan flmu Kelautan, tnstitut Pertanian Bogor dan
analisis plankton dilabvkan di Laboratorium BioMkro m e m e n h j e m e n
Sumberdaya Peiakan, Fahvltas P d a n a n
dan
Ilmu Kelautaq L n s t i ~ PertanianBogor.
3.2 Pmentnan stasinn penditian
Penemuan stasiun penelitian dilahvkan dengan melihat salinitas perrrmkaan Salinitas penrmkaan pada Stasiun 1 memiliki kisaran sebesar 4 - 6 %o, salinitas penrmkaan pada S t a s ~ n 2 memiliki lrisaran sebesar 14 - 16 %o, dan salinitas
permulraan pada Stasiun 3 memiliki kisaran sebesar 24 - 27 %o. Stasiun 1
merupakan daerah dengan pengaruh limbah
indusai
yang
maksimal, pengiruhdilakukan pada dua kedalaman pada setiap stasiunnja ).aim kedalaman I j m
jang dimaksudkan mewakili permukaan perairrm dan kedalaman 3 m yaog
~mewakilidasarperairanPadasetiapstasiunpengamatandilakukan
peng&nm berbagai parameter
oseawgrafi.
Berikut adalab data posiSi siasiun peuelitian (Tabel I) beserta peta lokasi peuelitian (Gambar 1) : [image:33.527.39.473.7.758.2]Alat dan bahm yang digunakan pada peoelitian Kitampilkan dalam Tabel 2 : Tabel 2. Parameter fisikakimia-biologi pgairan yang d i b beserta alat dan
metode peo_mrEruran
3.4 Peogambilan dan pcnanganao contob air
Pengarnbilan contoh air dilakukan dengan menggunakan Botol Van Dom. Botol Van Dom diturunkan pada kedalaman yang diginkao, kemudian messenger yang telah dikaitkan dengan botol melalui sartas tali dijatuhkan ke
dalarn perairan mermju botol sebingga memicu memrtup kedua sisi botol yang akan menyimpan air contoh. Seianjutnya setelah botol oukup pemh dengan air
contoh, botol ditarik ke pemrukaan unruk mernindahkan air contoh ke botol
contoh. Botol contoh yang digunakan untuk menyimpan air conrob untuk d i s a Primer d v
Metode Klorofil Bioiopj
Kelimpahan Plankton
kandungan mtrien dan produlrtivitas primer adalah botol polietilen
yang
telahIodn
Spektrofotometer, Sentrifuge
Botol sampel, Ember, Plankton net, Lamtan
Lugol
dibilas dengan tipol dan alcuades. Botol yang b&i air contoh ini kemudian
dimasukkao ke dalam
cod
bm.
Pengambilan contoh plankton dilakukan dengan m m g g m a h plankton net
nomor 25 yang ujungnya diberi botol c o m h yang diibat kencang, kemudian dilakukan penyariogan
air
laut dengan menggunakan ember berukuran 10 liter&yak
10 kali. Air contoh basil dari penyaringaa dipiiodahkan ke dalam botol film (volume 30 ml). Kemudian ditambahkan Lugol bahan pengawet sebanyak 3 tetes unhlk menghentikan aktivitas mikroosganisme dalam botol.3.5 I d m W W plankton
Identifilrasi plankton dilakukan di Laboratoiium BiohGkm Departemen
k j e m e n Sumberdaya Pemban, FahItas Peiikman
dan
Ilmu Kelmtan, LmtiM Pertanian Bogor. Air contoh diambil sebanyak 1 ml kemudian dituangkaokedalam Sedwick-Roflm C&ng CelL Ukuran kiwi&-Rafier C&ng Cell
adalah 50 mm x 20 mm x 1 mm, maka mempunyai volume sebesar 1000 mm3. Proses i d m a s i dan pencacahan sel plankton dilahkan di bawah m k o s k o p dengan perbesaran 10 x 10 (10 x lema obyekrif dan 10 x lensa okuler) dengan spesifikasi ukuran diameter dalam satu lapang pandang yaitu 1.75 mm, m k a volume total petali
yang
diamati adalah 3,14 x (0,8753 x 10(jumlah
petak) x 1 mm = 24,04063 mm3. Pemacahm plankton dilakvkan dengan 10 lapang pan- Idedlikasi plankton dilakukan sampai tingkat germs d e w bantuan3.6 Analisa data
3.6.1 Kdimpahan plankton OY)
Kelimpahan plankton dihitung berdasarkan metode 10 pandang di atas gelas obyek. Nilai kelimpahan d i n g dengan nrmus sebagai beribvt :
A C 1
N
= nr-r-r-B D E
Dimana :
N = Kelim-jumlah total plankton C i d i )
n = Jumlah individu plankton
yang
tercacahA = Volume Sedgwick-&.hr
Counting
Cell (1000 mm3 B = Volume total petak yang diamati (24,04063 mm3C = Volume contoh yang tenariilg (100 ml) D = Volume d n g cell (1 ml)
E = Volume contoh yang disaring (100 L)
3.63 Lodeks keanekaragaman plankton
(H')
Indeks k- (H') mermnjukkan dishibusi i n d ~ d u - i i d i v i d u antar . spesies
yang
menggambarkan keseimbangan biologi dari organisme dalarnkomunitasnya. Jika Nlai indeks keawkaragamannya ti@, memtnjukkan
keseimbangan yang semakin baik. Keanekaragaman plankton dihitung dengan
me- indeks keanekaragaman Shanon - W~ener in Odum (1993) yaitu
Dimana :
H' = LndekskeanekaragamanShanon- Wiener Pi = niM
N = jumlah individu gewra ke-i
N
= jumlah total individu seluruh genera3.63 Indeks keseragaman plankton Q
Keseragaman dapat d h t a k a n sebagai keseimbangan, yaitu komposisi individu tiap spesies yang terdapat dalam suah~ komunitas. Keseragaman
merupakan perbandingan antara indeks - k dan k e a n e h q a m a n maksimurn. Nilai keseragaman (Odum, 1993) dihitung dengan menggunalran
D i i :
E = Indekskesgagaman
H' = Indeks k- Shanon
-
WienerHmax = N~lai keaoekaragaman maksimum =
Ins
S = Jumlah genus yang diternukan
Xlai indeks keseragaman suah~ populasi akan M s a r antara 0 - 1, pembagiao nilai terrebut memnjukkan keadaan kornunitas sebagai berikut :
Dari kiiarao nilai tenebut dapat kita lihat bahwa semakin kecil nilai
E,
semakio kecil juga keseragaman populasi yang b e r h penyebaran jumlab
individu
setiap
jenis tidak sama dan ada kecenderungm populasi terrebut ..
didominasi oleh jenis spesies teatentu. Dermloan sehlhya, semakin besar nilai E maka populasi tenebut mermnjukkan keseragaman
yang
tinggi, yaitu jumlabindividu setiap jenis sama atau tidak beheda jauh @.egendre dan L.egendre, 1983).
3.6.4 Ind& dorninansi plankton @)
Dominansi jenis ditentukao dengan menggunakan indeks dominami Simpson in(Mum(1993)sebagai beribvt :
Dimam :
D = Indeksdominansi Pi = niM
ni = Jumlab individu g e m ke-i
N = Jumlah total individu seturuh gertera
Nilai indeks dominansi berkisar antara 0 - I. J i i nilainya mendekati 0,
baarti hampir tidak ada individu yang mendominami
dan
biasaoya diikvti d e wnilai keseragaman
yang
besar. Sebaliknya, jika nilainya mendekati I, bexarti ada salah satu genera yang mendominmi dan nilai kya- semakin kecil.V o l m ckmlbi MomJiI b (mg l m ' ) = ( ( 2 5 0 3 ~ ,5647) -(5,43x E664)-(2.666~ E630)) r
Volume air disaring
V o h c ctmatn' Momfl c (mglm') = ((24.52~ E630)-(7.60~ E647)-(567~ E664)) x
V o h c air mmsa7ing
Dimana :
M 3 0 = Niai absorbansi pada panjaog gelombang 630 nm
€647 = Niai absohansi pada panjaog gelombang 647 nm E664 = Niai absorbansi pada panjang gelombang 664 nm Volume Ekstralrsi = Votume larutan -on yang digunakan (L) Volume Air disaring = Volume air contob yang disaring ( m 3
3.6.6 Analisa pmgakoran prodoktivitas primer
Niai konsentrasi klorofil ini kemudian dikonvenikan untuk memperoleh nilai . .
laju produkrrvrtas primer menggunakan r u m Ryther
dan
Yentsch (1957) (Fogg. 1%3 in Riley dan Skirrow, 1975), dengan asumsi bahwa rumus w v i t a s primer, koefisien ekstingsi dangraM:
f o t h e s i s relatif kedalaman bertahv jugaDimana:
Klo =
Total
Klorofil (mglm3 3.7 = Koefisien asimilasik = Koefisien
chi+
(Riley, 1956 in Hill, 1%3) = 0,04+
0,0088klo + 0,054klomR
= Fotosintesis relarifkedalaman yang diukur3.6.7 Hobongan p r o d o h i v h s primer d m g a n kandnngan nntrim (fosfat,
nitrat, ammonia dan silikat)
Untuk mengetahi pengaruh nyata atau tidak nyatanya kandungan numen
rrgresi Linear berganda Secara sistematjs p e ~ m a a n regresi linear berganda
dapat d i l i i seperti di bawah ini (Steel dan Tomie, 1989)
Dimana :
Y
=Patbah
tak bebas Oaju produldivitas primer)bo
= Koefisien konstaatabl,
b,
hr
= Koefisien regresiXl,X2,
X L X
= Peubabbebas(kanduuganmrtrien) (fodat, nitrat, ammoniadan
dikat )Dari penamaan regresi linear bergamla ini dapat d i k e hubungan keeratao
kedua
peubah antara laju p r x & b w k i. .
primer (peubah tidak bebas) dengankandungan mrbien W b a h bebas) deugan mmghhmg nilai koefisien korelasi (r). Jika semakin besar nilai koefisien ko&i (mendekati nilai 1)
oraka
a h
semakinIV.
HASlL DAN PEMBAHASAN
4.1 ffirakteristik kuaIitas perairan
4.1.1 Sobu
Sub permulraan perairan
Muara
Angke pada pengmbilan wntoh pertamamemiliki kisaran antara 29 - 30,S°C dengan rata-rata pada Stasiun 1 sebesar 29,joC, pada Stasiun 2
sebesar
30,S°C dan pada Stasiun 3sebesar
3O,O"C,kemudian pada pengambilan wntoh keduq
suhu
penrmkaan perairan mernilikikisaran antara 29 - 32OC dengan rala-izta pada Stasiun 1 sebesar 29, 7OC, pada
Stasiun 2 sebesar 3 1,3OC, dan pada Stasiun 3 sebesar 3 1, T C (Lampiran 1 dan 2). Nilai maia suhu permukaan dapat dilihat pada h b a r 2, dimana terlihai
f l d c i nilai rgata suhu penrmkaan pada pengambilan cornoh pertama dan kedua. 32.0 31.5 x 31.0 0
a 20.5 a
-
f
g
30.0 0029.5
-
29.0
z
-
a 28.5-
-
28.0
1 2 3
[image:41.530.59.444.42.775.2]Stasiun
Gambar 2. Nilai rema suhu permukaan ("c) Perairan Muara w e , Teluk
Jalrarta
m e m t d m pengamatan (28 h4aret 2007 danGambar 2 mehperlihatlrao bahwd terjadi perbedaan nilai mats suhu antar
stasiun pada kedua waktu pengambilan data. N i rersta suhu pmukaan perairan
Muara
Angke pada pengambilan contoh pwtama mengalami fikhlasi pada ketiga stasiun yang nda, dimana nilai rersta suhu penrmkaan pada Stasiun 2 lebih t h g i dibandingkan pada Stasiun I dan kemudian mengalami pemrnrnanpada Stasiun 3. Nlai rera~a suhu p e a m h a n perairan Muara Angke pada
pengambilan contoh kedua mengalami kenaikan pada k d g a
stasiun
yang ada dariarab
muara ke 11111. N~lai rerata suhu pada pengambilan wntoh kedua inimenunjukkan kecenderungan adanya peningkatan nilai suhu dari
arab
rrmara ke laut. Hal ini disebabkan oleh beberapa -or, seperti kondisi-
dan waktupengambilan data suhu tersebut, mengin* pengambilan data ini dilaksanakan pada puhvl 10:00 - 14:00 WIB d i m intemitas matabari pada saat itu sangat
ting$.
Nilai rerata suhu permukaan pada pengambilan wntoh pertama lebih rendah dibandingkan dengan suhu pennukaan pada pengambilan contoh kedua.
D i w-or
cuaca
menyebabkan turunnya intensitas pams yang diterima di permukaan, akibatnya jumlah panas yang diserap juga sedikit bila dibandingkan dengan bulan pengamatan lainnya. Pehedaan nilai suhu pmukaan perairan yang ada kemungkinan disebabkan juga oleh keadaan awan yang menutup langit sehingga menghalangi jatllhnya sinar matahari ke arah penrmkaan perairaq &pun cuaca pada saat kedua walrtu pengambilan contoh d . w p panas.Selain itu, pengambilan contoh pertama
yang
dilakukao saat perairanmengalami pasang juga menyebabkan lebih derasnya arus laut sehingga terjadi
itu, nilai rrrata sutru permulraan perairan pada pengambilan contoh pertama
mengalami tluktuasi pada keiiga stasiun yang
ada
dariarah
muara ke arah laut.Pada
pengambilan contoh kedua, perairan sedang mengalami sum sehinggaarus
laut yang
ada
sangat kealdan
nilai s u h pmukaan perairan menjadi heterogen. Hal ini dapat d i m dari kenaikan nilai rerata suhu pemnrkaao perairan pada ketiga siasiun yang ada dari arah muara kearah
hut. Akan tetapi perbedamwakm pengambilan contoh (pasang
dan
m i ) tidak m e m b e d a hasil yangberbeda jauh bagi nilai rerata suhu penrmkaan perairan. Hal ini dapat dilihai dari nilai kisaran suhu pemdaan yang tidak berbeda jauh, dimana nilai k i s m pada pengambilan contoh pertama antam 29 - 3 0 . m dan d a i kisaran pada
pengambilan contoh kedua antara 29 - 32OC.
Pada
a ddan akhir bulan p d i h a n I, tertihat dari Gambar 2 bahwa s u hpermukaan perairan mengalami kenailran
dari
tiap pengambilan data. Mermnrt Soegiartodan
B i o w o (19751 suhu lapisan permukaan di perairan Indonesia berkisar antam 26 - 30 OC.Pada
data hasil penguhman, terdapai beberapa hasilp e a g h m i suln~ yang nilainya lebih
dari
30°C. Selain oleh panas m t a h i , variasi suhu penrmkaan perairan juga disebablran oleh adanya faktor lain yaitu keadaan a- iklirn, angin, p e q p q m q amah hujan, aruslauf
dan pertulraran massa air, baik mendatar maupun meaegak.4.13 Kadalaman
Hasii pengukvran kedalaman di sekitar lokasi penelitian menunjuklran L-isaran
kedalarnan pada pengambilan contoh pertama antam 3,86 - 7,95 m dan pada
peagambilan contoh kedua bertjsar antam 3,97 - 8,09 m (Lampiran I dan 2).
bahua Nlai kedalaman terendah terletak pada Stasiun I dan nilai kedalaman tertinggi terletak pada Stasiun 3, baik pada pengambilan contoh pertama maupun kedua. Semakin ke arah laut, maka Nlai kedalaman
a h
se&nrim.
Hal ini didulrung oleh tipe dasar perairan Tetuk Jakarta, dimana dasar perairan akansemakin melandai ke arah Utara mermju Laut Jawa.
[image:44.530.59.443.29.784.2]I
I
Gambar 3. Nilai kedalaman (m) Perairan ~Muara Angke, Teh& Jakarta menurut v . a h pengamatan (28 h4am 2007
dan
27 h4ei 2007) Pengamatan kedalaman perairan Muara Angke pada Stasiun 1.2, dan 3 seharusnya mermnjukkan adanya variasi lrarena perbedaan kondisi pasang dansurut pada wal,?~ pengambilan data. Akan tetapi dari data yang ada, perbedaan kondisi pasang
dan
m i ini tidak mermnjukkan nilai kedalaman yang babeda. Selain karena Fah?or alat tabawa arus (kemiringan tali sampai ke dasar pemimn), perubahan muka laut &bat tingginya gelombang saat pengamatan bisa jugamenjadi penyebab meningkatnya atau memrrunnya tiq@ kedalaman
rn
4.13 Salinitas
Nilai d i n i t a s pada pengambilan contoh pertama berkisar anlam 4- 29 %
dan
pada pengambilan contoh kedua berkisar
antara
4 - 29 %. d i n i t a sperrnukaan pgairan mengalami flu- baik pada biap stasiun maupun pada tiap 4.- pengambilan data, sedangkan nilai salinitas perairan pada kedalaman 1,5 m
dan
3 m tidak mengalami fluktuasi yang sangat besar karena dangkahya perairan tenebut yang menyebabkan perairan menjadi homogen. Ruhhlasi nilai rrratasalinitas perairan Muara Angke pada pengambilan c o m h pertama dapat dilihat pada Gambar 4.
[image:45.527.54.445.239.769.2]Garnbar 4. S l a i rerata d i n i t a s (%) Peiairan h4uara Anglte, T e M Jakarta menurut kedalaman pada tanggal 28 Mares 2007
Gambar 4 memperlihatkan bahwa nilai salinitas penrmkaan S t a s ~ n 1 pada pengambilan contoh pertama M s a r antara 4 - 6 % dengan nilai rerata salinitasnya adalah 5 % (Lampiran 1 dan 2). Mlai salinitas yang rendah ini disebabkan larena masih hvatnya pengaruh air tawar yang dibawa oleh arus
sungai dan juga disebabkan oleh p e n g e m akibat pengaruh dari air sullpai.
Nilai dinitas Stasiun 1 kedalaman 1.5 m berkisar antara 21 - 23 % d a g p nilai
rerata 2%. Rerata nilai salinitas pada Stasiun I kedalaman 3 m juga tidak
berbeda jauh d e w kedalaman 1.5 m, yaitu sebesar 23 %. Hal ini mermnjukkan bahwa salinii rnemiliki fluktuasi yang tidak tdalu besar dengan kedalaman
yangdaogkal-
N'ai dinitas permukaan Stasiun 2 pada pengambilan coutoh pertama berkisar antara 14 - 16 % dengao nilai remta 15 % (Gambar 4). D e q p ~ nilai rerata salinitas sebesar 15 %, maka Stasiun 2 masih termasuk pada perairan p a p . Kisaran dan mata nilai salinitas StasNn 2 kedalaman 1.5 m memiliki nilai
yang sama d e w Stasiun 2 kedalaman 3 m, yaitu sebesar 28
-
29 %o dan 28 %. Menurut lllahude (1980). nilai dinitas di Teluk Jakarta berkisar antara 28 - 32%, yang mermnjukkan bahwa pada Stasiun 2 dengan kedalaman 1,s m dan 3 m ini sudah menrhkung unruk kehidupan f i t ~ p l ~ o n .
Nlai kisaran dinitas penmhan Stasiun 3 pada pengambilan coutoh pertama menrpakan nilai salinitas penrmkaan tertinggi dari seluruh stasiun karena letaknya berada paling j a b dari pa& atau muara dan memperoleh pengaruh laut yang dominan dibandingkan d mstasiun lainnya. Nilai dinitas permukaan pada
s t a s ~ n ini M s a r antara 24 - 27 %o dmgan nilai mata 25 %. N~lai dinitas
pada Stasiun 3 kedalaman
1,s
m berkisarantara
28 - 29 % dengan nilai m t asebesar 29 %, dan oilai salinitas pada StasNn 3 kedalaman 3 m berkisar antara 28
- 2 9 % d ~ ~ l a i r e m t a ~ e b e s a r 2 8 % .
Gambar 4 mermnjukkan bahwa nilai salinitas pemrukaan pada pengambilan cordoh pertarna meogalami kenaikan pada keiiga stasiun yang ada dari arab muara
di d a d muara atau pa& sehingga stasiun pada d a d tersebut memiliki nil&
salinitas yang lebih rendah dibandingkan dengan stasiun yang terleiak pada d a d
hut. dinitas pada kedalaman 1,5
m
dan 3 m tidak rnemnjukkan adanyavariasi yang besar, ha1 ini mermnjukkan bahwa dinitas pada kedalaman 1.5 m dan 3 m rnemiliki fluktuasi yang tidak terlalu besar deogan pgairan yang dangttal.
Hal ini disebabkan karena peraimn pada kedalaman 1.5 m
dan
3 rn bersifd heterogen dan massa air pada pgairan ini telab tercampur dengan baik.1 2 3
[image:47.523.33.453.26.617.2]Stasiun
Gambar 5. Nilai rerata dinitas (%o) Peaaitan X4ua1a Angke, Teluk Jakarta m e m t kedalaman pada tanggal 27 Mei 2007
Flulrtuasi nilai rerata salinitas pemimn lMuaFa Anglie pada pengambilan contoh kedm dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 mempdihatlran bahwa nilai d i n i t a s pemrukaan Stasiun 1 pada penpnbilan contoh kedm berkisar
antara 4 - 6 %o dengan nilai rerata sebesar 5 %o (Lampiran
I
dan
2). Nilai rerata salinitas penrmkaan ini sedikit lebih tinggi dibandillgkan dengan nilai dinitaspengambilan wntoh pertama Pada