• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Stroberi Di Desa Dolat Rayat Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Stroberi Di Desa Dolat Rayat Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR

PRODUKSI PADA USAHATANI STROBERI DI DESA DOLAT

RAYAT KECAMATAN DOLAT RAYAT KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Oleh :

ROVILINO FRISTAMA

070304059

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR

PRODUKSI PADA USAHATANI STROBERI DI DESA DOLAT

RAYAT KECAMATAN DOLAT RAYAT KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Oleh :

ROVILINO FRISTAMA

070304059

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

Ketua Pembimbing Anggota Pembimbing

(Prof.Dr.Ir.Kelin Tarigan, MS) (

NIP. 130 365 300 NIP. 195702171986032001 Dr.Ir. Salmiah, MS)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

Rovilino Fristama (070304059/Agribisnis) Judul Skripsi Analisis Efisensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Stroberi di Desa Dolat Rayat Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo, di bawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS sebagai Ketua Pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS sebagai Anggota Pembimbing.

Tanaman stroberi cocok diusahakan di daerah Tanah Karo, salah satunya terdapat di desa Dolat Rayat. Usahatani stroberi di daerah penelitian menggunkan faktor/input produksi yang terdiri dari lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan.

Metode penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive

(sengaja). Penentuan dan penarikan sampel dilakukan secara sensus. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dai data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh melalui instansi-instansi yang terkait seperti BPS, penyuluh pertanian dan monografi Desa Dolat Rayat, sedangkan data primer diperoleh melalui daftar kuisioner dan hasil wawancara langsung dengan petani. Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Produksi dan produktivitas stroberi di daerah penelitian adalah 62.384 Kg dan 6033,3 Kg/Ha masih jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan produktivitas menurut literatur/anjuran yaitu sebesar 57.142,85 Kg/Ha. Artinya produksi dan produktivitas stroberi di daerah penelitian masih tergolong rendah.

2. Faktor produksi lahan, bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja di daerah penelitian mempengaruhi produksi usahatani stroberi secara serempak dan secara parsial tidak mempengaruhi.

3. Penggunaan faktor produksi di daerah penelitian belum optimal. Hal ini dikarenakan faktor bibit, pupuk daun, pupuk kandang dan tenaga kerja melebihi optimal, agar penggunannya menjadi optimal pemakaian faktor tersebut harus dikurangi, sedangkan luas lahan, NPK, insektisida dan fungsida belum optimal, agar penggunannya menjadi optimal pemakaian faktor tersebut harus ditambah.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Rovilino Fristama, lahir di Kabupaten Agam pada tanggal 23 Juni 1989 anak dari Bapak Hendri dan Ibu Frima Meliza. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1995 masuk Sekolah Dasar Negeri Cijagra 01 Bandung tamat tahun

2001.

2. Tahun 2001 masuk Sekolah Lanjut Tingkat Pertama Negeri 2 Bandar

Lampung tamat tahun 2004.

3. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Atas Swasta Panca Budi Medan tamat tahun 2007.

4. Tahun 2007 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Desa Sei Balai Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara tahun 2011.

Selama perkuliahan penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan organisasi

yaitu :

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Stroberi Di Desa Dolat Rayat Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS selaku Ketua

Pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Anggota Pembimbing yang telah meluangkan waktunya membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Salmiah MSi, selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis MEc, selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis FP USU yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam

hal kuliah dan administrasi kegiatan organisasi di kampus.

2. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Agribisnis FP USU yang selama ini telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.

3. Seluruh pegawai di FP USU khususnya pegawai Program Studi Agribisnis.

Segala hormat dan terima kasih khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda

(6)

kuliah, tak lupa kepada para adinda Bayu Aditama dan Ichsan Febrian atas

semangat yang diberikan.

Terima kasih juga penulis ucapkan khususnya kepada Eva Yulia Sari yang

telah banyak membantu saya baik susah maupun senang, juga teman-teman saya Reza, Ilham, Dendi, Randy, Irfandi, Romanto, Ronny, Badar, Faisal, Abdi, Evan, Halim, Leo, Herman, Arpan, Rizki, Holong, Nailul, Purnama juga teman-teman

kelompok PKL Desa Sei Balai Kabupaten Batubara Adolf, Dita dan Gisca serta seluruh teman-teman di Program Studi Agribisnis angkatan 2007 yang tidak bias

saya sebutkan satu-satu namanya yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan Semoga apa yang kita cita-citakan dapat terwujud dan semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi kita

semua.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2012

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 7

2.1. Tinjauan Agronomis ... 7

2.2. Lingkungan Stroberi ... 15

2.3. Landasan Teori ... 17

2.4. Kerangka Pemikiran ... 22

2.5. Hipotesis Penelitian ... 25

III. METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 26

3.2. Metode Penentuan Sampel ... 26

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 26

3.4. Metode Analisis Data ... 27

3.5. Definisi dan Batasan Operasional ... 30

3.5.1. Definisi Operasional ... 30

(8)

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

PETANI SAMPEL ... 33

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 33

4.1.1. Letak geografis, Batas dan Luas Wilayah Desa Penelitian ... 33

4.2. Tata Guna Tanah ... 33

4.2.1. Tata Guna Tanah Desa Dolat Rayat ... 33

4.3. Keadaan Penduduk ... 34

4.3.1. Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 34

4.3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 35

4.3.3. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 35

4.4. Sarana dan Prasarana ... 36

4.5. Karakteristik Petani Sampel ... 36

4.5.1. Umur ... 36

4.5.2. Pendidikan ... 37

4.5.3. Pengalaman Bertani ... 37

4.5.4. Jumlah Tanggungan Keluarga... 37

4.6. Penggunaan Faktor/Input Produksi di Daerah Penelitian ... 39

4.6.1. Lahan ... 39

4.7. Rata-rata Penggunaan Faktor/Input Produksi pada Usahatani Stroberi ... 41

4.7.1. Penggunaan Lahan ... 42

4.7.2. Penggunaan Bibit ... 42

4.7.3. Penggunaan Pupuk ... 42

4.7.4. Penggunaan Tenaga Kerja... 43

4.7.5. Obat-obatan ... 44

(9)

4.6.2. Fungisida ... 44

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

5.1. Jumlah Produksi dan Produktivitas Usahatani Stroberi ... 45

5.2. Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Stroberi ... 46

5.2.1. Secara Serempak ... 47

5.2.2. Secara Parsial ... 48

5.3. Analisis Efisensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Stroberi ... 51

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

6.1. Kesimpulan ... 55

6.2. Saran ... 55

Kepada Petani Stroberi ... 55

Kepada Pemerintah ... 56

Kepada Peneliti Selanjutnya ... 56

(10)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Jumlah Tanaman Stroberi Menghasilkan di Kabupaten

Karo Tahun 2009 ... 4

2. Spesifikasi Pengumpulan Data ... 27

3. Keadaan Tata Guna Tanah ... 33

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 34

5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 35

6. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 35

7. Umur Petani Responden di Desa Dolat Rayat Berdasarkan Tahun 2011 ... 36

8. Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Desa Dolat Rayat Berdasarkan Tahun 2011 ... 37

9. Klasifikasi Petani Sampel Berdasarkan Pengalaman Bertani di Desa Dolat Rayat Berdasarkan Tahun 2011 ... 38

10. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Sampel di Desa Dolat Rayat Berdasarkan Tahun 2011 ... 38

(11)

12. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Stroberi di

Daerah Penelitian per Musim Tanam Tahun 2011... 43 13. Produksi dan Produktivitas Usahatani Stroberi di Desa

(12)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. Karakteristik Petani Stroberi Desa Dolat Rayat ...

2. Luas Lahan dan Biaya Sewa Lahan ... 3. Jumlah Bibit, Harga Bibit dan Total Harga Bibit ... 4. Penggunaan Pupuk dan Biaya pupuk ...

5. Jumlah Tenaga Kerja dan Upah Tenaga Kerja ... 6. Penggunaan Insektisida, Biaya Insektisida dan Total

Biaya Insektisida... 7. Penggunaan Fungisida, Biaya Fungisida dan Total Biaya

Fungisida ...

8. Penggunaan Obat-obatan, Biaya Obat-obatan dan Total Biaya Obat-obatan ...

9. Jumlah Produksi, Produktivitas, Harga Jual dan Total Harga Jual ... 10. Penggunaan Input Produksi dan Hasil Produksi Stroberi

per Hektar di Desa Dolat Rayat ... 11. Analisis Regresi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani

Stroberi di Desa Dolat Rayat ... 12. Analisis Regresi Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi

Usahatani Stroberi di Desa Dolat Rayat ...

(14)

14. Penentuan Nilai Efisiensi Ekonomi Penggunaan Input

(15)

ABSTRAK

Rovilino Fristama (070304059/Agribisnis) Judul Skripsi Analisis Efisensi Ekonomi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Stroberi di Desa Dolat Rayat Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo, di bawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS sebagai Ketua Pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS sebagai Anggota Pembimbing.

Tanaman stroberi cocok diusahakan di daerah Tanah Karo, salah satunya terdapat di desa Dolat Rayat. Usahatani stroberi di daerah penelitian menggunkan faktor/input produksi yang terdiri dari lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan.

Metode penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive

(sengaja). Penentuan dan penarikan sampel dilakukan secara sensus. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dai data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh melalui instansi-instansi yang terkait seperti BPS, penyuluh pertanian dan monografi Desa Dolat Rayat, sedangkan data primer diperoleh melalui daftar kuisioner dan hasil wawancara langsung dengan petani. Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Produksi dan produktivitas stroberi di daerah penelitian adalah 62.384 Kg dan 6033,3 Kg/Ha masih jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan produktivitas menurut literatur/anjuran yaitu sebesar 57.142,85 Kg/Ha. Artinya produksi dan produktivitas stroberi di daerah penelitian masih tergolong rendah.

2. Faktor produksi lahan, bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja di daerah penelitian mempengaruhi produksi usahatani stroberi secara serempak dan secara parsial tidak mempengaruhi.

3. Penggunaan faktor produksi di daerah penelitian belum optimal. Hal ini dikarenakan faktor bibit, pupuk daun, pupuk kandang dan tenaga kerja melebihi optimal, agar penggunannya menjadi optimal pemakaian faktor tersebut harus dikurangi, sedangkan luas lahan, NPK, insektisida dan fungsida belum optimal, agar penggunannya menjadi optimal pemakaian faktor tersebut harus ditambah.

(16)

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penghasil stroberi (Fragaria chiloensis L.) terbesar di dunia adalah negara Amerika Serikat, disusul Polandia, Italia, Jepang dan Meksiko. Keberhasilan industri stroberi di Amerika Serikat khususnya California, terutama karena ditemukannya kultivar-kultivar baru yang unggul, sistem penanaman dan teknik

budi daya yang tepat, telah menempatkan Amerika Serikat (AS) menjadi negara penghasil stroberi terbesar di dunia. Berkebun stroberi merupakan salah satu

usaha di bidang agribisnis yang dapat ditekuni dan menjanjikan keuntungan. Permintaan buah stroberi cukup tinggi baik untuk dikonsumsi langsung, maupun

diolah kembali menjadi produk makanan (Gunawan, 1996).

Tanaman stroberi di Indonesia sebenarnya telah lama ditanam semenjak jaman penjajahan dahulu tetapi sampai saat ini penyebaran dan budidaya stroberi

belum meluas ke daerah-daerah di seluruh Indonesia padahal tanaman lainnya seperti: komoditi jeruk, apel, dan anggur sudah berkembang. Manfaat stroberi selain sumber vitamin dan mineral untuk memenuhi kebutuhan gizi manusia juga

mempunyai nilai ekonomi yang patut di perhitungkan (Gunawan, 1996).

Stroberi merupakan tanaman buah yang hanya dapat tumbuh baik di daerah

pengunungan yang berhawa sejuk. Bentuk buah segar jarang dijumpai di pasaran di daerah dataran rendah yang jauh dari pegunungan kecuali di tempat-tempat tertentu seperti: pasar swalayan, hotel-hotel, restoran-restoran bertaraf

(17)

Tanaman stroberi di Indonesia dapat di tanam sepanjang tahun tanpa

terganggu oleh adanya pergantian musim kontras setiap tahunnya seperti yang terjadi di negara-negara yang mempunyai empat musim yaitu: Belanda, Amerika,

dan Australia (Soemadi, 1997).

Tanaman stroberi juga berguna bagi kesehatan bahwa selain rendah lemak dan kalori juga stroberi secara alami mengandung serat vitamin C, asam fospat,

kalium, dan antioksi dalam jumlah yang tinggi. Kandungan vitamin dalam buah stroberi menjadikan stroberi sebagai bahan alternatif yang bagus untuk

meningkatkan kesehatan seperti: jantung, mengurangi resiko terserang beberapa jenis kanker, dan memberikan dorongan positif terhadap kesehatan tubuh manusia. Orang yang mengkonsumsi stroberi diuntungkan oleh kandungan

nutrisinya yang banyak, dapat mempertahankan jantung serta bisa membantu meningkatkan fungsi ingatan, dan mengatasi peradangan sendi atau lebih dikenal

dengan istilah rematik (Gunawan, 1996).

Tanaman stroberi merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Daya pikatnya terletak pada warna buah

yang merah mencolok dengan bentuk yang mungil, menarik, serta rasa yang manis segar (Soemadi, 1997).

Lingkungan tanaman stroberi membutuhkan temperatur rendah,

pembudidayaan di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi. Lembang, Cianjur (Jawa Barat), Karo (Sumatera Utara) adalah daerah sentra pertanian yang

(18)

wilayah tersebut adalah wilayah sebagai sentra penanaman stroberi di Indonesia

(Budiman, 2006).

Suhu yang cukup dingin di malam hari dibutuhkan untuk memicu proses

inisiasi bunga, sedangkan di siang hari tanaman stroberi, membutuhkan cukup cahaya matahari untuk proses fotosintensis dan pematangan buah

(Gunawan, 1996).

Kondisi lingkungan tempat tanaman dapat mempengaruhi rasa dan aroma buah stroberi, walaupun hal ini dipengaruhi oleh sifat genetik tanamannya.

Varietas stroberi yang tumbuh pada malam harinya akan mempunyai rasa lebih enak dibandingkan yang tumbuh di bawah udara berawan. Lembab dan panas malam hari (Budiman., 2006).

Menurut Ken Suratiyah, 2008 sebagian orang mengartikan pertanian sebagai kegiatan manusia dalam membuka lahan dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman semusim maupun tanaman tahunan dan tanaman pangan

maupun non-pangan serta digunakan untuk memelihara ternak maupun ikan. Pengertian tersebut sangat sederhana karena tidak dilengkapi dengan berbagai

tujuan dan alasan mengapa lahan dibuka dan diusahakan oleh manusia.

Usahatani pada umumnya dilaksanakan pada areal sempit, dimana

tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Teknologi yang digunakan sangat sederhana.Umumnya cara permodalannya lebih banyak padat karya daripada padat modal sehingga petani tidak mampu membeli teknologi

(19)

Petani stroberi harus menghasilkan produksi yang lebih tinggi sehingga

dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar setelah dikurangkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani selama proses produksi. Dalam

pengusahaan tanaman stroberi ini, petani harus benar-benar mengusahakan teknologi budidaya stroberi dalam usahataninya. Usahatani stroberi membutuhkan biaya selama proses produksinya berlangsung yang meliputi: biaya perawatan,

biaya tenaga kerja, biaya pupuk, biaya pajak, dan biaya obat-obatan yang dinilai dengan rupiah. Buah stroberi dimanfaatkan sebagai makanan dalam keadaan segar

atau olahannya. Produk makanan yang terbuat dari stroberi telah banyak dikenal misalnya sirup, jus, selai, dll.

Daerah Sumatera Utara yang cocok diusahakan tanaman stroberi adalah di

daerah Tanah Karo. Untuk melihat perkembangan stroberi tahun 2009 di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 1 :

Tabel 1. Jumlah Tanaman Stroberi Menghasilkan di Kabupaten Karo Tahun 2009

NO Kecamatan Jumlah Tanaman Menghasilkan (pohon)

(20)

Tabel 1 menunjukkan jumlah tanaman menghasilkan di Kabupaten Karo

pada tahun 2009 dengan total jumlah tanaman menghasilkan sebesar 1.372.451 pohon dan kecamatan Dolat Rayat sebagai salah satu daerah penghasil stroberi

terbesar ke 2 setelah Berastagi dengan jumlah tanaman menghasilkan sebanyak 339.840 pohon.

Pengolahan usahatani di daerah penelitian ini sudah lama dilaksanakan,

namun dari pengamatan peneliti minat petani terhadap usahatani stroberi ini masih rendah. Hal ini terbukti masih sedikitnya jumlah petani yang mengusahakan

tanaman stroberi yaitu hanya 40 orang dari 567 KK yang terdapat di Desa Dolat Rayat . Sementara harga jual buah stroberi cukup tinggi dimana harga jual stroberi ke pasar Rp 25.000-35.000/Kg, dan untuk yang petik sendiri harga jual ke

konsumen Rp 75.000-80.000/Kg. Berdasarkan keadaan ini peneliti ingin meneliti bagaimana efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi usahatani stroberi di

daerah penelitian.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjabaran di atas maka masalah yang perlu di teliti adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana produksi dan produktivitas usahatani stroberi di daerah

penelitian ?

2. Apakah faktor produksi (lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan) mempengaruhi produksi usahatani stroberi di daerah penelitian ?

(21)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut yaitu untuk :

1. Menganalisis berapa produksi dan produktivitas stroberi di daerah

penelitian.

2. Menganalisis apakah faktor produksi lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan mempengaruhi produksi usahatani stroberi di daerah

penelitian.

3. Menganalisis tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor produksi

usahatani stroberi di daerah penelitian.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai:

1. Bahan informasi bagi pemerintah maupun lembaga lainnya dalam mengambil kebijaksanaan khususnya dalam bidang analisis usahatani tanaman stroberi.

2. Bahan masukan bagi para pembaca dan khalayak ramai yang ingin mengetahui sampai sejauh mana perkembangan usahatani tanaman

stroberi.

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Agronomis

Tanaman stroberi telah dikenal sejak zaman Romawi, tetapi bukan jenis yang dikenal saat ini. Stroberi yang dibudidayakan sekarang disebut sebagai

stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Fragaria xananassa var duchenes. Stroberi ini adalah hasil persilangan antara Fragaria virginiana L. var duschenes dari Amerika Utara dengan Fragaria chiloensis L. var duschenes dari Chili, Amerika Selatan. Persilangan kedua jenis stroberi tersebut dilakukan pada tahun 1750. Persilangan-persilangan lebih lanjut menghasilkan jenis stroberi

dengan buah berukuran besar, harum, dan manis (Gunawan, 1996).

Tanaman stroberi dalam tata nama (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan

sebagai berikut (Gunawan, 1996). : Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae Keluarga : Rosaceae

Genus : Fragaria Spesies : Fragaria spp.

Sifat dan ketahanan buah stroberi untuk masing-masing varietas

berbeda-beda. Kondisi ini mengakibatkan buah stroberi yang dipanen, baik waktu maupun tingkat kesegaran dan kekerasan buah tidak sama. Oleh karena itu, perlakuan yang

(23)

rasa (manis-agak asam-asam), kemulusan kulit dan luka mekanis akibat benturan

atau hama-penyakit (Budiman, 2006).

Bunga stroberi berbentuk klaster (tandan) pada beberapa tangkai bunga.

Biasanya bunga mekar tidak bersamaan, bunga yang terbuka awal biasanya lebih besar ukurannya. Bunga berwarna putih, berdiameter 2,5 - 3,5 cm, terdiri dari 5 – 10 kelopak bunga berwarna hijau, 5 mahkota bunga, sejumlah tangkai putik dan 2

– 3 lusin benang sari. Benang sari tumbuh pada 3 lingkaran kedudukan. Jika benang sari berisi tepung sari fertile, benang sari tersebut berwarna kuning emas.

Sementara itu, cairan nectar dihasilkan di daerah tangkai buah, bagian dasar benang sari atau disebelah luar bunga betina (Budiman, 2006).

Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan

600- 700 mm/tahun dengan lama penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan yaitu sekitar 8–10 jam setiap harinya. Stroberi adalah tanaman subtropis yang

dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17-20°C dengan kelembaban udara antara 80-90% (Budiman., 2006).

Tempat yang cocok untuk bertanam stroberi adalah lahan berpasir yang

mengandung tanah liat, subur dan gembur, serta mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara yang baik. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi adalah sekitar 6.5-7.0 dengan ketinggian tempat

(24)

Berdasarkan ukuran buah, warna dan kematangan buah, menurut

Gunawan, 1996 buah stroberi dibagi atas 3 kelas: 1. Kelas Ekstra:

a. buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies, b. warna merah dan kematangan buah seragam. 2. Kelas I:

a. buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies, b. bentuk dan warna buah bervariasi.

3. Kelas II:

a. tidak ada batasan ukuran buah,

b. sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih dalam keadaan baik.

Batang tanaman stroberi beruas-ruas pendek dan berbuku-buku, banyak mengandung air, serta tertutupi pelepah daun, sehingga seolah-olah tampak seperti

rumpun tanpa batang. Buku-buku batang yang tertutup oleh sisi daun mempunyai kuncup (gemma). Kuncup ketiak dapat tumbuh menjadi anakan atau stolon. Stolon

biasanya tumbuh memanjang dan menghasilkan beberapa calon tanaman baru

( Kalie, 1992).

Stolon adalah cabang kecil yang tumbuh mendatar atau menjalar di atas permukaan tanah. Penampakan stolon secara visual mirip dengan sulur. Tunas dan akar stolon tumbuh membentuk generasi tanaman baru. Stolon yang tumbuh segera dipotong atau dipisahkan dari rumpun induk sebagai bahan tanaman (bibit).

(25)

Struktur akar tanaman stroberi terdiri atas pangkal akar (collum), batang akar (corpus), ujung akar (apeks), bulu akar (pilus radicalis), dan tudung akar (calyptras). Tanaman stroberi berakar tunggang (radix primaria), akarnya terus tumbuh memanjang dan berukuran besar. Panjang akarnya mencapai 100 cm, namun akar tersebut hanya menembus lapisan tanah atas sedalam 15-45 cm,

tergantung jenis dan kesuburan tanahnya (Rahardi, 1999).

Masa hidup tanaman stroberi bisa mencapai dua tahun. Stroberi dapat menghasilkan buah pada usia tanam empat hingga lima bulan. Setelah buah

dipetik, tanaman Stroberi akan berbuah kembali dan dapat dipanen setelah lima belas hari kemudian. Saat peralihan musim hujan ke musim kemarau, tanaman

akan mengalami penurunan produksi sekitar 30% (Budiman, 2006 ).

Stroberi merupakan buah daerah sub tropik. Oleh karena itu, stroberi yang dibudidayakan di Indonesia merupakan hasil introduksi. Varietas introduksi yang

dapat ditanam di Indonesia antara lain : 1. Sweet Charlie (asal Amerika Serikat).

Varietas ini ditanam secara luas di dunia karena cepat berbuah, buah besar

dengan warna jingga sampai merah, aroma tergolong kuat, sangat produktif dan tahan terhadap serangan Colletotrichum.

2. Oso Grande (asal California).

(26)

3. Tristar (asal Amerika Barat).

Varietas ini memerlukan panjang hari netral. Ukuran buah medium sampai kecil, buah cocok untuk pengolahan makanan, dan tahan terhadap serangan

penyakit red stele dan embun tepung. 4. Nyoho (asal Jepang Selatan dan Korea).

Secara umum, varietas ini memiliki penampilan buah sangat menarik,

mengkilap, buah padat, sangat manis, sangat cocok untuk bahan baku kue. 5. Hokowaze (asal Jepang Utara).

Varietas ini memiliki hasil panen tinggi, aroma tajam, sedikit lunak, sangat rentan terhadap serangan Verticillium dan antraknosa, dan tahan terhadap serangan penyakit embun tepung.

6. Rosa Linda (asal Florida).

Varietas ini memiliki hasil panen tinggi dengan aroma buah yang kuat. Varietas ini digunakan sebagai buah meja dan olahan.

7. Chandler (asal California).

Varietas ini telah ditanam secara luas di dunis. Ukuran buah besar, hasil

panen tinggi dan tahan terhadap serangan virus. Varietas- varietas tersebut telah banyak dibudidayakan, khususnya di daerah dataran tinggi seperti Lembang, Cianjur, Cipanas dan Sukabumi (Jawa Barat), Batu dan Situbondo

(Jawa Timur), Magelang dan Purbalingga (Jawa Tengah), Bedugul (Bali), dan Berastagi (Sumatera Utara). (Kurnia, 2005).

(27)

kebun tidak kalah menarik dengan menanamnya di pot. Ada beberapa hal harus

yang dilakukan untuk penanaman stroberi, yaitu: 1. Pengolahan lahan.

Pengolahan tanah bertujuan untuk menciptakan kondisi fisik tanah yang baik bagi pertumbuhan awal tanaman. Pengolahan ini tergantung pada tanahnya, jenis tanah yang tidak gembut dibajak atau dicangkul sebanyak dua kali,

sedangkan bila tanahnya cukup gembur maka pengolahan cukup dilakukan satu kali. Pengolahan tanah dilakukan 1 (satu) bulan sebelum penanaman, sehingga

dapat memberikan waktu yang cukup bagi bahan organik terurai secara sempurna. Tanah yang sudah diolah kemudian dibuat menjadi bedengan berukuran panjang dan lebar tergantung kebutuhan dan kondisi lahan. Lubang tanam dibuat setelah

petani selesai melakukan bedengan. Petani membuat beberapa lubang tanam yang mempunyai kedalaman 10 cm. Jarak antara baris dan lubang tanaman adalah 20-30 cm, biasanya setiap bedengan dibuat 1-2 barisan lubang tanam

(Seomedi, 1997). 2. Pemberian Pupuk

Pupuk adalah sumber nutrisi bagi tanaman, sumber nutrisi ini dapat berupa pupuk kimia seperti: NPK, Urea, dan KCL. Penggunaan pupuk kimia harus memperhatikan kondisi tanah, cuaca, dan harga pupuk. Penggunaan pupuk urea

pada musim hujan sebagai sumber nitrogen sebaiknya dihindari dan menggantikannya dengan sumber nitrogen berbentuk nitrit seperti: NPK atau

KNO3.

Pupuk alami diberikan beberapa hari sebelum dilakukan penanaman, yaitu

(28)

dari kotoran ternak babi, kambing, kelinci, kerbau, kuda, sapi, dan unggas

(Kurnia, 2005).

3. Pemberian Air

Stroberi adalah tanaman yang tidak tahan kekeringan. Ciri umum tanaman yang mengalami kekeringan adalah dengan daunnya yang layu. Kekeringan dapat berpengaruh terhadap menurunnya produksi buah stroberi. Pengairan sebaiknya

dilakukan secara rutin. Para petani stroberi di Tanah Karo melakukan penyiraman dengan cara manual yaitu dengan menggunakan gembor (Kurnia, 2005).

4. Penanaman Bibit

Ada beberapa sistem penanaman stroberi di kebun seperti: a. Sistem Baris Acak

Stroberi dimulai dengan tanpa bedengan pada sistem ini tanaman stroberi ditanam dengan beberapa anakan yang muncul dari setiap sulur dan dibiarkan

tumbuh tidak teratur. b. Sistem Pagar

Sistem pagar sama seperti sistem baris acak, tetapi pertumbuhan anakan diatur

sedemikian rupa sehingga sejajar dengan barisan tanaman induk. c. Sistem Baris Teratur

Sistim baris teratur digunakan untuk varietas yang kurang dapat menghasilkan anakan. Tanaman induk ditanam pada jarak yang sudah diatur sampai dihasilkan anakan dari tanaman tersebut (Soemadi, 1997).

5. Pemberian Mulsa

(29)

diperkirakan dapat mempertahankan kelembaban tanah dengan curah hujan

sebanyak 5 cm.

Tujuan pemberian mulsa adalah:

a. Menjaga kelembaban tanah.

b. Menjaga temperatur tanah pada tanah subtropis. c. Mencegah tumbuhnya gulma.

d. Menjaga agar buah tetap bersih dan tidak langsung terletak di atas tanah. (Soemadi, 1997).

6. Penyiangan

Tanaman stroberi umumnya tidak tahan bersaing dengan gulma. Gulma bisa mengganggu pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Penyiangan tanaman

stroberi harus hati-hati agar tidak terlalu banyak mematahkan perakaran, sebab akar yang terluka terinfeksi oleh penyakit. Kegiatan ini harus dilakukan sesering mungkin agar tanaman dapat terhindar dari tanaman penganggu

7. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan terhadap tanaman yang daunnya terlalu rimbun

atau terkena penyakit. Pemangkasan daun dilakukan agar tanaman efisien dalam melakukan suatu fotosintesis dan menghindari terjadi dehidrasi akibat laju transpirasi. Pemangkasan juga memudahkan dan pengamatan terhadap keadaan

makanan secara keseluruhan serta meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen. Pemangkasan dilakukan secara teratur terutama melakukan dalam

(30)

8. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Tanaman stroberi termasuk tanaman yang sering diserang hama dan penyakit. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit sering berdampak

buruk karena dapat menggagalkan panen. Penyakit utama tanaman stroberi adalah cendawan yang kebanyakan menular dari tanah. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan penyemprotan dengan pestisida.

9. Panen

Tanaman buah stroberi dapat di panen setelah berumur 2-2,5 bulan.

Tanaman buah stroberi yang dapat di panen memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Buah sudah agak kenyal.

b.Kulit buah didominasi warna merah, merah kekuningan, hijau kemerahan atau

kuning kemerahan.

Petani melakukan pemanenan pada pagi hari sebelum buah terpengaruh udara panas, jika terlalu siang suhu udara yang panas akan merangsang laju

metabolisme buah menjadi lebih cepat, sehingga mengurangi waktu simpan buah. Pemanenan dapat dilakukan dua kali seminggu atau setiap tiga hari

(Kurnia, 2005).

2.2. Lingkungan Stroberi

Lingkungan tanaman stroberi membutuhkan temperatur rendah, pembudidayaan di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi, seperti Lembang, Cianjur, Cipanas, Sukabumi (Jawa Barat), Karo (Sumatera Utara), Bedugul (Bali),

(31)

wilayah tersebut adalah wilayah sebagai sentra penanaman stroberi di Indonesia

(Budiman, 2006).

Suhu yang cukup dingin di malam hari dibutuhkan untuk memicu proses

inisiasi bunga, sedangkan di siang hari tanaman stroberi, membutuhkan cukup cahaya matahari untuk proses fotosintensis dan pematangan buah Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600- 700

mm/tahun dengan lama penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan yaitu sekitar 8–10 jam setiap harinya. Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat

beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17-20°C dengan kelembaban udara antara 80-90% (Gunawan, 1996).

Tempat yang cocok untuk bertanam stroberi adalah lahan berpasir yang

mengandung tanah liat, subur dan gembur, serta mengandung banyak bahan organik, tata air dan udara yang baik. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang

ideal untuk budidaya stroberi adalah sekitar 6.5-7.0 dengan ketinggian tempat sekitar 1000-1.300 mdpl (Budiman, 2006).

Ketinggian tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan

pembungaan tanaman. Tanaman berbuah yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal dibandingkan dengan yang ditanam pada dataran tinggi.

Faktor lingkungan akan mempengaruhi proses-proses fisiologi dalam tanaman. Semua proses fisiologi akan dipengaruhi oleh suhu dan beberapa proses akan tergantung dari cahaya. Suhu optimum diperlukan tanaman agar dapat

(32)

demikian juga sebaliknya suhu yang terlalu rendah. Sedangkan cahaya merupakan

sumber tenaga bagi tanaman (Budiman, 2006).

Kondisi lingkungan tempat tanaman dapat mempengaruhi rasa dan aroma

buah stroberi, walaupun hal ini dipengaruhi oleh sifat genetik tanamannya. Varietas stroberi yang tumbuh pada malam harinya akan mempunyai rasa lebih enak dibandingkan yang tumbuh di bawah udara berawan. Lembab dan panas

malam hari (Kurnia, 2005).

2.3. Landasan Teori

Produksi adalah suatu kegiatan dalam penciptaan nilai tambah dari input

atau masukan untuk menghasilkan output berupa barang dan jasa yang diperoleh dengan suatu kegiatan yang namanya proses produksi, dengan sasaran menetapkan cara yang optimal dalam menggabungkan masukan untuk

meminimumkan biaya, sehingga perusahaan dapat mampu menciptakan kualitas produk yang lebih baik dan efisien yang lebih tinggi dalam proses produksinya

(Hernanto, 1991).

Proses produksi diartikan sebagai kaidah-kaidah atau yang dapat digunakan dalam sumber daya yang terbatas dalam proses produksi agar tercapai

hasil maksimum. Ukuran dari terjadinya peningkatan produksi pertanian secara nasional adalah nilai pertumbuhan produksi hasil-hasil pertanian dalam harga

konstan. Kemampuan tanaman memberikan suatu hasil produksi ditentukan oleh bibit, iklim dan lahan (Simanjuntak, 2004).

Petani stroberi akan menghasilkan produksi. Produksi menurut

(33)

sangat tinggi dapat kita lihat jumlah produksi dengan luas lahan 1400 m adalah

4000 Kg dengan jumlah bibit yang digunakan petani sebanyak 8000 batang. untuk mendapatkan total pendapatan harus terlebih dahulu menghitung total biaya yang

dikeluarkan petani terdiri dari: biaya, tenaga kerja, biaya pengolahan lahan, biaya bibit, biaya pupuk, biaya obat-obatan, dan biaya pajak.

Faktor produksi adalah input produksi seperti, alam, tenaga kerja, modal,

pengelolaan (manajemen) yang akan mempengaruhi produksi usahatani stroberi. Faktor produksi alam dan tenaga kerja sering disebut faktor produksi primer,

faktor produksi modal dan pengelolaan disebut faktor produksi sekunder. Ada literatur yang menambahkan faktor produksi teknologi sebagai faktor ke lima. Namun di sini dinyatakan bahwa faktor teknologi itu bukan terpisah, melainkan

masuk ke masing-masing faktor produksi di atas. Maksudnya ada teknologi yang berhubungan dengan alam, ada teknologi tersendiri dalam tenaga kerja, dalam modal dan dalam manajemen. Dengan demikian faktor-faktor produksi tetap

empat (Tarigan, 2007).

Mubiyarto (1995), mengatakan suatu fungsi produksi akan berfungsi

ketika terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi (output), dalam sektor pertanian terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi (output) yaitu sebagai berikut :

1. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Pertanian

Lahan sebagai salah satu faktor yang merupakan pabriknya hasil pertanian

(34)

2. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Produksi Pertanian

Tenaga Kerja merupakan penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaaan dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah

dan mengurus rumah tangga. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia masih menggantungkan hidupnya di sector pertanian. Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga sendiri yang terdiri dari ayah sebagai

kepala keluarga, istri dan anak-anak petani. Tenaga kerja dari dalam keluarga petani merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara

keseluruhan dan tidak pernah dinilai dengan uang.

3. Pengaruh Penggunaan Pupuk Terhadap Produksi Pertanian

Pemberian dosis pupuk yang tepat akan menghasilkan produk berkualitas.

Pupuk yang sering digunakan adalah pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik berasal dari penguraian bagian-bagian atau sisa-sisa tanaman dan binatang, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk kompos.

Sementara itu pupuk anorganik adalah pupuk yang sudah mengalami proses di pabrik misalnya urea, TSP dan KCL.

4. Pengaruh Pestisida Terhadap Produksi Pertanian

Pestisida dapat menguntungkan usahatani namun disisi lain pestisida dapat merugikan petani. Pestisida dapat kerugian bagi petani jika terjadi kesalahan

pemakaian baik dari cara maupun komposisi. Kerugian tersebut antara lain pencemaran lingkungan, rusaknya buah, keracunan. Penggunaan pestisida

(35)

5. Pengaruh Bibit Terhadap Produksi Pertanian

Bibit menentukan keunggulan dari suatu komoditas. Bibit yang unggul cenderung menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, sehingga

semakin unggul bibit maka semakin baik produksi yang akan dicapai.

Fungsi produksi adalah sebuah deskripsi matematis atau kuantitatif dari berbagai macam kemungkinan-kemungkinan produksi teknis yang dihadapi oleh

suatu perusahaan (Soekartawi, 1995).

Di dalam ilmu ekonomi dikenal dengan yang namanya fungsi produksi

yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik dengan faktor-faktor produksi. Dalam bentuk matematika sederhana fungsi produksi ini ditulis sebagai berikut:

Pada regresi sederhana : Y = f (X)

Pada regresi berganda : Y = f (X1, X2, X3,……, Xn) Dimana :

Y = hasil produksi fisik X, X1, …, Xn = faktor-faktor produksi (Mubyarto,1995).

Dalam teori ekonomi diambil satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi

(36)

Produk Total (TP) menunjukkan tingkat produksi total pada berbagai tingkat

penggunaan input variabel. Produk Rata-rata (AP) merupakan hasil rata-rata persatuan input variabel pada berbagai tingkat persamaan input itu, atau produk

total dibagi dengan jumlah satuan dari input variabel.

Gambar 1. Kurva Law Of Diminishing Returns

Gambar 1 menunjukkan pada kurva TPP titik A merupakan titik inflection point, titik B merupakan titik optimum point dengan nilai EP = 1 dan pada saaat tenaga kerja bernilai 5 pada kurva TPP dikatakan maximum point dengan nilai EP = 0. Bagian 1 menunjukkan bahwa elastisitas produksinya (EP) > 1, kondisi tersebut dikatan tidak efisien, bagian 2 menunjukkan bahwa kondisi tersebut dikatakan efisien karena daerah tersebut berada pada garis optimum dan maximum point dengan nilai 0 ≥ EP ≤ 1, sedangkan bagian 3 menunjukkan nilai EP < 0 karena semakin jauh nilai dari titik maksimum maka nilai nya akan semakin kecil.

(37)

Situasi yang demikian akan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya

kalau nilai produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input atau dapat ditulis NPM= Px (Soekartawi, 2003).

Prinsip optimalisasi penggunaan faktor produksi pada prinsipnya adalah bagaimana menggunakan faktor produksi tersebut seefisien mungkin. Pengertian efisien ini dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Efisiensi Teknis yaitu suatu kondisi yang jumlah pemakaian input tertentu

mempunyai average product dalam keadaan maksimum.

2. Efisiensi Ekonomi yaitu jika nilai produk marginal sama dengan harga faktor

produksi (Tarigan, K dan L. Sihombing, 2007).

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu dan

efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber tersebut

menghasilkan pengeluaran yang melebihi masukan (Soekartawi, 1995).

2.4. Kerangka Pemikiran

Tanaman stroberi merupakan tanaman yang memiliki prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan karena selain memberikan hasil yang memuaskan juga

membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat pedesaan.

Usahatani tanaman stroberi memiliki beberapa input produksi yang

(38)

oleh jumlah input yang digunakan dan tingkat harga masing-masing input yang

pada akhirnya secara bersama-sama akan mempengaruhi besarnya total biaya produksi per proses produksi.

Produksi merupakan suatu proses transformasi input menjadi output. Input dalam usaha tani stroberi adalah luas lahan, tenaga kerja, pupuk, pestisida dan bibit. Sementara output dari usaha tani stroberi adalah produksi stroberi. Input

dalam usaha tani tersebut mempunyai pengaruh terhadapproduksi stroberi.

Penggunaan faktor-faktor produksi yaitu luas lahan, tenaga kerja, pupuk,

pestisida dan bibit perlu dianalisis untuk mengetahui efisiensi ekonomi dari penggunaan faktor-faktor produksi tersebut terhadap jumlah produksi dengan cara membandingkan tiap-tiap faktor produksi terhadap jumlah produksi stroberi.

Usahatani stroberi dikatakan memiliki efisiensi ekonomi apabila nilai efisiensi ekonomi sama dengan 1 dan dikatakan tidak efisien apabila nilai efisienis ekonominya lebih kecil ataupun kurang dari. Di dalam setiap kegiatan usahatani

diperlukan analisis tingkat efisiensi. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah usahatani stroberi sudah tergolong efisien dari segi penggunaan faktor-faktor

(39)

Secara sistematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar skema berikut

ini:

Gambar 2 : Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Ada Hubungan

Petani

Usahatani Stroberi

Produksi Faktor-faktor

produksi :

1. Luas Lahan

2. Bibit

3. Pupuk

4. Tenaga Kerja

5. Pestisida Produktivitas

Melebihi Optimal

< 1

Optimal

= 1

Belum Optimal

(40)

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian pada landasan teori dan identifikasi masalah, maka hipotesis dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Produksi dan produktivitas stroberi di daerah penelitian tergolong rendah.

2. Faktor luas lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan mempengaruhi produksi

usahatani stroberi di daerah penelitian.

(41)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) yaitu Desa Dolat Rayat Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo. Alasan penentuan dan penetapan daerah tersebut sebagai daerah penelitian karena desa Dolat Rayat Kecamatan Dolat Rayat merupakan salah

satu sentra produksi tanaman stroberi di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, dan dengan mempertimbangkan jarak, dan waktu dan ke daerah penelitian.

3.2. Metode Pangambilan Sampel

Penduduk yang terdapat di desa Dolat Rayat pada tahun 2009 sebesar 2.517 orang. Populasi petani yang mengusahakan stroberi di Desa Dolat Rayat Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo sebanyak 40 petani. Penentuan sampel dilakukan secara sensus karena

semua populasi petani dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Hal ini sesuai pendapat Singarimbun (1989) menyatakan jika subjek penelitian sedikit, maka seluruh subjek

dijadikan sebagai sampel.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani tanaman stroberi di Desa

Dolat Rayat melalui survei kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh melalui instansi yang terkait seperti BPS, Ketua Gapoktan dan PPL

Kecamatan Desa Dolat Rayat. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

Tabel 2. Spesifikasi Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber Data Metode

1 Identitas Petani Responden Wawancara

2 Data Populasi dan Sampel Responden Wawancara

3 Produksi Tanaman Stroberi PPL Wawancara

(42)

3.4. Metode Analisis Data

Analisis yang dilakukan dalam hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis 1 dianalisis secara deskriptif, dengan membandingkan produksi dan produktivitas yang dihasilkan petani di daerah penelitian dengan produktivitas menurut anjuran (literatur).

b. Hipotesis 2 dianalisis dengan menggunakan analisis fungsi produksi, yaitu regresi linier berganda dengan menganalisa apakah faktor luas lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan

obat-obatan mempengaruhi produksi stroberi di daerah penelitian. Dalam bentuk matematika fungsi produksi ini ditulis sebagai berikut:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5 X5 + b6X6+ b7X7+ b8X8

= Luas lahan usahatani stroberi (Ha) 2

X

= Penggunaan bibit (batang) 3

X

= Penggunaan pupuk daun (Kg) 4

X

= Penggunaan pupuk NPK (Kg) 5

X6 = Penggunaan Tenaga Kerja (HKO) = Penggunaan Pupuk Kandang (Kg)

X7 = Penggunaan Insektisida (Kg) X8 = Penggunaan Fungisida (ml) bo = Intercept

b1…bn

u = Faktor Pengganggu = Koefisien Regresi

Menurut Agustira (2004), untuk menguji apakah variabel bebas yakni input

produksi Xi bersama-sama (serempak) berpengaruh terhadap variabel tidak bebas (Y) digunakan uji –F. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah :

H0 H

: bi = 0

(43)

F

hitung

=

=

R

2

=

=

Keterangan :

MSR = Mean Square Regression (Rata-rata Kuadrat Regresi) MSE = Mean Square Error (Rata-rata Kuadrat Sisa)

SSR = Sum Square Regression (Jumlah Kuadrat Regresi) SST = Sum Square Total (Jumlah Kuadrat Total)

R2

Kesimpulan statistik :

= Koefisian Determinasi

Bila nilai Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, artinya variabel bebas yakni input produksi (Xi) secara serempak berpengaruh nyata terhadap tingkat produksi (Y). Sedangkan bila nilai Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, artinya variabel bebas yakni input produksi (Xi)

secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat produksi (Y).

Menurut Agustira (2004), untuk menguji apakah pengaruh bebas yakni input (Xi) yang digunakan dari usahatani stroberi secara parsial berpengaruh nyata terhadap hasil produksi (Y) digunakan uji-t. Semua variabel bebas (Xi

H

) diuji satu persatu. Hipotesis yang

(44)

bi = Koefisien Regresi

Se = Simpangan Baku Kesimpulan statistik :

Jka thitung > ttabel maka H0 ditolak, artinya variabel bebas (Xi) secara nyata berpengaruh terhadap produksi. Sedangkan jika thitung < ttabel maka H0 diterima, artinya variabel bebas (Xi) secara nyata tidak berpengaruh terhadap produksi. Selanjutnya untuk

mengetahui sejauh mana variabel bebas (Xi) dapat menjelaskan variabel tak bebas (Y) digunakan nilai koefisien determinasi (R2

c. Hipotesis 3 dianalisis dengan menggunakan analisis efisiensi penggunaan faktor produksi yaitu efisiensi ekonomi. Efisiensi Ekonomi yaitu nilai produk marginal input (NPMXi) sama dengan harga input (PXi). Rumus perhitungan efisiensi ekonomi adalah

:

b = elastisitas produksi Y = output rata-rata X = input rata-rata

Py = harga output rata-rata Pxi = harga input rata-rata Dengan kriteria penilaian :

Jika NPMXi/PXi = 1 maka penggunaan faktor/input produksi sudah

optimal,

(45)

NPMXi/PXi < 1 maka penggunaan faktor/input produksi belum

optimal dan harus dikurangi.

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Penelitian ini perlu dibuat definisi dan batasan operasional untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran sebagai berikut:

3.5.1. Definisi Operasional

1. Petani sampel adalah petani yang mengusahakan tanaman stroberi dalam lahannya dengan menanam dalam poybag dan mulsa.

2. Usahatani Stroberi adalah suatu kegiatan untuk mengembangkan dan membudidayakan

usaha tanaman stroberi.

3. Produksi tanaman stroberi adalah semua hasil panen buah tanaman stroberi dalam satu

kali musim tanam selama 2 tahun (Kg).

4. Produktivitas adalah banyaknya stroberi yang dihasilkan persatuan luas lahan (Kg/Ha). 5. Faktor produksi adalah komponen utama yang mutlak harus diperlukan dalam

melaksanakan proses produksi untuk menghasilkan barang, pada usahatani tanaman stroberi terdiri dari lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan.

6. Jumlah tenaga kerja efektif adalah semua tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani stroberi baik tenaga kerja keluarga maupun tenaga kerja luar. Semua tenaga kerja dikonversikan kedalam tenaga kerja laki-laki dan diukur dalam satuan hari kerja orang

(HKO), sedangkan harga tenaga kerja dinilai berdasarkan upah per hari orang kerja saat penelitian dilakukan dan dinyatakan dalam rupiah per HKO.

7. Luas lahan adalah luas lahan yang digunakan petani untuk menanam stroberi. Satuan yang digunakan untuk mengukur luas lahan adalah meter persegi (m2).

8. Pupuk adalah jumlah pupuk buatan yang digunakan untuk menanam stroberi dalam

(46)

9. Obat-obatan adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat,

atau membasmi organisme pengganggu (ml dan Kg).

10. Bibit adalah jumlah pemakaian bibit stroberi yang digunakan pada sekali musim tanam.

Bibit yang digunakan petani adalah stolon (Batang).

11. Efisiensi adalah upaya penggunaan faktor-faktor produksi sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi stroberi yang sebesar-besarnya.

3.5.2. Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah di Desa Dolat Rayat, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo.

2. Sampel penelitian ini adalah petani yang mengusahakan tanaman stroberi di Desa Dolat Rayat, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo.

(47)

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

PETANI SAMPEL

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1. Letak Geografis, Batas, dan Luas Wilayah Desa Penelitian

Desa Dolat Rayat di Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara berada pada ketinggian 1192 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata 28º

C. Luas wilayah Desa Dolat Rayat 4 Km² dan berjarak ±13 Km dari kantor Bupati. Gambaran batas wilayah daerah penelitian dapat dilihat di bawah ini.

Utara : Hutan Lindung

Selatan : Desa Melas dan Desa Ujung Sampun Barat : Desa Peceran

Timur : Desa Basam

4.2. Tata Guna Tanah

4.2.1. Tata Guna Tanah Desa Dolat Rayat

Pola penggunaan tanah Desa Dolat Rayat secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini :

Tabel 3. Keadaan Tata Guna Tanah

No Jenis penggunaan Tanah Luas(Ha) Persentase(%)

1 Tanah Sawah - -

2 Tanah Kering 393 98.25

3 Bangunan/Pekarangan 7 1.75

4 Lainnya - -

Jumlah 400 100

Sumber : Data Monografi Desa 2010

Tabel 3 menunjukkan bahwa keadaan tata guna tanah di Desa Dolat Rayat sebagian

(48)

4.3. Keadaan penduduk

4.3.1. Komposisi Penduduk Menurut Umur

Jumlah penduduk di Desa Dolat Rayat tahun 2009 adalah 2317 jiwa dengan

perincian laki-laki 1090 jiwa (47%) dan perempuan 1227 jiwa (53%). Data ini diperoleh dari Data Monografi Desa Dolat Rayat Tahun 2010. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini :

Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

No Golongan Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 0-5 80 3.17

Sumber : Data Monografi Desa 2010

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk paling banyak terdapat pada golongan umur 22-59 tahun yaitu sebesar 1.195 jiwa (47,60%), dan jumlah golongan paling

sedikit adalah pada golongan umur ≥60 tahun yaitu sebesar 77 jiwa (3,06%). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di daerah penelitian dominan berada pada usia produktif.

4.3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk Desa Dolat Rayat berjumlah 2512 jiwa dengan jumlah kepala keluarga

sebanyak 567 KK. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini :

Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki-Laki 1281 51

2 Perempuan 1231 49

Jumlah 2512 100

Sumber : Data Monografi Desa 2010

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan

(49)

4.3.3. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Desa Dolat Rayat adalah dalam bidang pertanian. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Lapangan Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 487 92.5

2 Industri 2 0.4

3 PNS/ABRI 35 6.7

4 Lainnya 2 0.4

Jumlah 526 100

Sumber : Data Monografi Desa 2010

Tabel 6 menunjukkan bahwa komposisi penduduk yang terbesar menurut mata

pencaharian di Desa Dolat Rayat adalah sebagai petani sebesar 487 jiwa dengan persentase sebesar 92,5% dan mata pencaharian terkecil adalah industri dan lainnya sebesar 2 jiwa

dengan persentase sebesar 0,4%.

4.4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Dolat Rayat cukup tersedia dengan baik, seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, dan sarana pasar. Kondisi

jalan yang ada di Desa Dolat Rayat cukup baik sehingga memudahkan petani dalam mengangkut hasil panennya dan sararan transportasi juga cukup tersedia.

4.5. Karakteristik Petani Sampel

Petani sampel yang dimaksud disini adalah seluruh petani stroberi yang mengusahakan tanaman stroberi dengan luas lahan < 1 Ha yang berada di Desa Dolat Rayat

Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Karo.

4.5.1. Umur

Umur petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan

(50)

banyak mengandalkan fisik. Keadaan umur petani responden dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 7. Umur Petani Responden di Desa Dolat Rayat Berdasarkan Tahun 2011

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 20-40 17 42.5

2 41-50 21 52.5

3 ≥50 2 5

Jumlah 40 100

Sumber : Analisa Data Primer, Lampiran 1

Berdasarkan Tabel 7 persentase terbesar di daerah penelitian berada pada kisaran umur 41-50 sebanyak 21 orang dengan persentase sebesar 52,5 % dan persentase terkecil berada pada kisaran umur ≥50 sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 5%. Artinya

petani sampel di daerah penelitian berada pada usia yang produktif yang masih berpotensi dalam mengoptimalkan usahataninya.

4.5.2. Pendidikan

Pendidikan formal merupakan salah satu faktor penting dalam mengelola usahatani. Respon petani dalam hal menerima teknologi untuk mengoptimalkan usahataninya sangat

erat dengan pendidikan formal. Karakteristik petani sampel dari segi pendidikan dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini :

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Desa Dolat Rayat Berdasarkan Tahun 2011

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Pendidikan Dasar (SD) 1 2.5

2 Pendidikan Menengah Pertama (SMP) 8 20 3 Pendidikan Menengah Atas (SMA) 30 75

4 Sarjana 1 2.5

Jumlah 40 100

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1

(51)

4.5.3. Pengalaman Bertani

Faktor yang cukup berpengaruh terhadap kemampuan pengelolaan usahatani adalah pengalaman bertani. Semakin tinggi tingkat pengalaman bertani maka akan semakin baik

pula pengelolaan usahataninya. Rata-rata pengalaman bertani petani responden tanaman stroberi dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini :

Tabel 9. Klasifikasi Petani Sampel Berdasarkan Pengalaman Bertani di Desa Dolat Rayat Berdasarkan Tahun 2011

No Pengalaman Bertani (Tahun)

Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa persentase jumlah yang mempunyai pengalaman bertani paling besar di daerah penelitian berada pada kisaran 0-5 tahun sebanyak 38 orang dengan persentase sebesar 95% dan yang mempunyai pengalaman bertani paling kecil

berada pada ≥5 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 5%. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani sangat bervariasi, sehingga masih ada pemula dan

sebagian lagi sangat berpengalaman.

4.5.4. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga pada petani sampel rata-rata 3,3 orang, interval 0-5

orang. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga pada petani sampel di daerah penelitian berkisar pada kelompok tanggungan 3-4 orang yaitu sebanyak 33 orang. Jumlah

tanggungan keluarga petani sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 10. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Sampel di Desa Dolat Rayat Berdasarkan Tahun 2011

No Kelompok Jumlah Tanggungan (Jiwa)

(52)

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa persentase jumlah tanggungan keluarga yang

terbesar ada pada kelompok 3-4 orang sebanyak 33 orang dengan persentase sebesar 82,5% dan yang terkecil terdapat pada kelompok ≥5 orang sebanyak 2 orang dengan persentase

sebesar 5%.

4.6. Penggunaan Faktor Produksi di Daerah Penelitian

Ketersediaan faktor produksi di daerah penelitian secara tidak langsung ikut mempengaruhi tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi. Adapun faktor produksi yang

dimaksud disini adalah lahan, bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Secara keseluruhan faktor produksi cukup tersedia di daerah penelitian, dengan demikian cukup

memudahkan petani dalam menjalankan usahataninya.

4.6.1. Lahan

Ketersediaan lahan di daerah penelitian cukup tersedia, dengan demikian para petani

dapat dengan mudah menjalankan usahataninya tanpa harus menyewa lahan dengan orang lain. Adapun luas lahan rata-rata yang digunakan untukusahatani stroberi oleh petani sampel adalah sebesar 0,26 Ha.

4.6.2. Bibit

Bibit stroberi di daerah penelitian cukup tersedia dikarenakan bibit berasal dari hasil penelitian Hortikultura dengan jenis varietas “sweet charlie dan oso grance”. Bibit tersebut dapat dibeli dengan harga Rp.1500 per batang, lalu bibit tersebut diletakkan pada polybag

yang telah disediakan para petani.

4.6.3. Pupuk

Pupuk dapat diperoleh petani dengan mudah di toko pertanian yang ada di daerah

(53)

4.6.4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja cukup tersedia di daerah penelitian.Tenaga kerja yang digunakan berasal dari dalam dan luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga biasanya diambil dari

penduduk setempat. Tenaga kerja tersebut dibayar dengan upah Rp.40.000 per HKO.

4.6.5. Obat-obatan

Tanaman juga harus dijaga dari serangan hama dan penyakit karena dapat mempengaruhi naik dan turunnya produksi stroberi sehingga dalam mencegah serangan

hama dan penyakit maka harus dilakukan pencegahan dengan cara menyemprotkan dengan obat-obatan. Obat-obatan yang digunakan di daerah penelitian terdiri dari Insektisida

berupa Insek dan Prevaton, Fungisida berupa Fungi dan Policur.

4.6.5.1. Insektisida

Insektisida dapat diperoleh petani dengan mudah di toko pertanian yang ada di

daerah penelitian. Insektisida yang digunakan antara lain Insek dengan harga Rp 75.000 per 250 ml dan Prevaton dengan harga Rp 240.000 per 1000 ml.

4.6.5.2. Fungisida

Fungisida dapat diperoleh petani dengan mudah di toko pertanian yang ada di

daerah penelitian. Fungisida yang digunakan adalah Fungi dengan harga jual Rp 84.000 per Kilogram dan Policur dengan harga Rp. 120.000 per Kilogram.

4.7. Rata-rata Penggunaan faktor Produksi pada Usahatani Stroberi

Faktor produksi yang digunakan dalam usahatani stroberi di daerah penelitian ini terdiri dari lahan, bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Besarnya penggunaan dari

(54)

Tabel 11. Rata-rata Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Stroberi di Daerah Penelitian per Musim Tanam Tahun 2011

No Jenis Input

Ket : *). Biaya Sewa jika diperhitungkan

Dari Tabel 11 dapat dilihat besarnya rata-rata penggunaan faktor produksi dan harga

faktor produksi yang paling besar adalah pada lahan dengan harga sebesar Rp. 3.000.000 per Ha.

4.7.1. Penggunaan Lahan

Lahan yang digunakan petani di daerah penelitian adalah lahan milik sendiri dan

adapula yang hak pakai. Adapun rata-rata penggunaan lahan di daerah penelitian adalah sebesar 0.2585 Ha dengan rentang antara 0,04 Ha sampai dengan 0,6 Ha.

Dalam usahatani, luas lahan akan menentukan besar kecilnya produksi, disamping kesuburan tanah, penerapan teknologi baru yang lebih baik, pengelolaan usahatani, dan status kepemilikan lahan.

4.7.2. Penggunaan Bibit

Rata-rata penggunaan bibit usahatani stroberi dalam satu musim tanam di daerah penelitian adalah sebesar 4017,5 batang dengan rentang 1.000 sampai dengan 11.000

(55)

4.7.3. Penggunaan Pupuk

Pupuk sangat berperan penting dalam usahatani stroberi di daerah penelitian. Pemberian pupuk dalam usahatani stroberi ada 2 macam. Pertama, pupuk dasar yang

diberikan sebelum bibit ditanam, yaitu pupuk kandang. Besar ratar-rata pemberian pupuk ini dalam satu musim tanam yaitu sebesar 1587,5 Kg. Pemberian kedua yaitu pupuk daun dan pupuk NPK, besarnya rata-rata pemberian pupuk untuk pemupukan kedua ini adalah

pupuk daun sebesar 6.4 Kg dan pupuk NPK sebesar 80,45 Kg. Harga rata-rata pupuk-pupuk tersebut di daerah penelitian adalah sebagai berikut, pupuk kandang sebesar Rp. 500 per

Kg, pupuk daun sebesar Rp. 15.000 per Kg dan NPK sebesar Rp. 7.000 per Kg.

4.7.4. Penggunaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam usahatani stroberi di daerah penelitian berasal dari dalam dan luar keluarga. Semua tenaga kerja dikonversikan kedalam tenaga kerja laki-laki dan diukur

dalam satuan hari kerja orang (HKO), sedangkan harga tenaga kerja dinilai berdasarkan upah per hari orang kerja saat penelitian dilakukan dan dinyatakan dalam rupiah per HKO.

Biaya tenaga kerja tersebut dibayar dengan upah Rp.40.000 per hari. Untuk melihat besarnya penggunaan tenaga kerja dalam setiap proses produksi dalam satu musim tanam dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 12. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Stroberi di Daerah Penelitian per Musim Tanam Tahun 2011

No Jenis Kegiatan Penggunaan Tenaga Kerja (HKO)

Sumber : Data diolah, Lampitan 5

(56)

keluarga sebanyak 439 HKO atau 72,6%. Penggunaan tenaga kerja terbesar terdapat pada

kegiatan pengolahan lahan yaitu sebanyak 160 HKO atau 26,4% dan yang terkecil terdapat pada kegiatan pengendalian hama yaitu sebanyak 71 HKO atau 11,74%.

4.7.5. Penggunaan Obat-obatan

Penggunaann obat-obatan bertujuan untuk mencegah serangan hama dan penyakit yang dapat mengakibatkan turunnya produksi dan kualitas buah stroberi yang dihasilkan.

4.7.5.1. Insektisida

Penggunaan insektisida adalah untuk membasmi hama yang menyerang areal tanaman stroberi. Insektisida yang digunakan adalah Insek dan Prevaton. Rata-rata

penggunaan insektisida tersebut dalam satu musim tanam adalah Insek sebesar 1.037,5 ml dengan rentang antara 250 ml sampai dengan 2.500 ml dan Prevaton sebesar 293,75 ml

dengan rentang antara 250 ml sampai dengan 500 ml. Harga rata-rata insektisida adalah Insek Rp. 300/ml dan Prevaton Rp. 240/ml.

4.7.5.2. Fungisida

Penggunaan fungisida adalah untuk membasmi penyakit pada tanaman yang menyerang areal tanaman stroberi. Penyakit yang menyerang seperti jamur. Fungisida yang

digunakan adalah Fungi dan Policur. Rata-rata penggunaan fungisida tersebut dalam satu musim tanam adalah Fungi sebesar 2,5 Kg dengan rentang 1 Kg sampai dengan 6 Kg dan Policur sebesar 0,91 Kg dengan rentang 0,5 Kg sampai dengan 2 Kg. Harga rata-rata

(57)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Jumlah Produksi dan Produktivitas Usahatani Stroberi

Stroberi mulai menghasilkan buah atau dapat dipanen pada umur 3-4 bulan. Umur produktif dari tanaman ini adalah 3-24 bulan. Pada umur 12 bulan ke atas produktivitas

sudah menurun. Tidak hanya produktivitas, tetapi juga kualitasnya. Hal ini disebabkan pada umur tanaman yang semakin tua hama dan penyakit sudah mulai menyerang. Oleh karena itu banyak petani yang menjual langsung buah stroberinya ke pabrik selai jika umur

stroberinya sudah tua.

Umur 3-12 bulan merupakan periode tanaman yang menghasilkan produksi optimal.

Pada periode ini banyak petani yang menjual stroberinya langsung ke pasar ataupun menjualnya ke luar kota, dan ada juga yang membuat kebun stroberinya dengan usaha agrowisata kebun stroberi petik sendiri, karena harga stroberi petik sendiri memiliki nilai

jual 3 kali lipat lebih tinggi dari harga yang di jual petani ke pasar. Jumlah produksi dan produktivitas stroberi di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 13. Produksi dan Produktivitas Usahatani Stroberi di Desa Dolat Rayat Tahun 2011

Sumber : Data Diolah dari Lampiran 2,9

Tabel 13 di atas menunjukkan total luas lahan usahatani stroberi di daerah penelitian adalah sebesar 10.34 Ha dengan luas lahan rata-rata sebesar 0.2585 Ha. Dengan luas lahan

tersebut petani memiliki jumlah produksi sebanyak 62.384 Kg dan produktivitasnya adalah 6033.3 Kg/Ha.

Menurut Agus Kurnia (2005) bahwa total produksi dengan luas lahan 0,14 Ha menghasilkan produksi 4.000 Kg/tahun dengan jumlah bibit 8.000 batang, jadi produksi selama musim tanam (2 tahun) akan menghasilkan 8.000 Kg dengan total produktivitas

(58)

Dari Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa produksi dan produktivitas tergolong

rendah apabila dibandingkan dengan produktivitas menurut literatur/anjuran. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nomor 1 yaitu “produksi dan

produktivitas stroberi di daerah penelitian tergolong rendah” diterima.

5.2. Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Stroberi

Faktor produksi adalah komponen utama yang mutlak harus diperlukan dalam melaksanakan proses produksi untuk menghasilkan barang. Di daerah penelitian, digunakan berbagai input produksi untuk menunjang kegiatan usahatani stroberi. Input-input produksi tersebut antara lain luas lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan. Tujuan penulis adalah untuk menganalisis sejauh mana pengaruh faktor produksi tersebut terhadap besarnya produksi dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda.

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam model fungsi penduga variabel yang tidak bebas yaitu produksi stroberi (Y), dan variabel-variabel bebas yang diduga mempengaruhi produksi stroberi (X) yang terdiri dari luas lahan (X1), bibit (X2), pupuk daun (X3), NPK (X4), pupuk kandang (X5), tenaga kerja (X6), insektisida (X7) dan fungisida (X8).

Dari data penelitian yang dilakukan di lapangan dan telah diolah dengan menggunakan SPSS didap

at hasil pada Tabel 14 berikut :

Tabel 14. Hasil Analisis Fungsi Produksi Stroberi

Variabel Koefisien Regresi thitung Sig.

Konstanta -305,639 -1,013

Gambar

Tabel 1. Jumlah Tanaman Stroberi  Menghasilkan di Kabupaten Karo Tahun 2009
Gambar 1. Kurva Law Of Diminishing Returns
Gambar 2 : Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 2. Spesifikasi Pengumpulan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran individual berbantuan modul dan siswa.. yang diajar dengan

Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah sagu hasil pengolahan pati sagu oleh masyarakat petani di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan

tahun terakhir ini memperlihatkan bahwa penelitian bahan alam tidak menghasilkan keanekaragaman molekul yang sejajar dengan usaha penemuan dan pengembangan obat baru termasuk

Seiring perkembangan jaman yang maju di tahun 1977-1978 terbentuk Radio Siaran Swasta Indonesia (RSSI), radio dipimpin oleh pusat dari situ radio berkembang pesat dengan metode

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu kejadian kecelakaan yang tak terduga tidak direncanakan dan diharapkan yang terjadi dijalan raya atau sebagai akibat dari kesalahan

contoh hewan yang dapat melindungi diri dari musuh dengan benar.. Dengan melakukan tanya jawab dengan guru, siswa dapat

Dalam kisah Sunan Kalijaga menampilkan tiga potongan kisah terpilih yang menceritakan mengenai media dakwah Sunan Kalijaga dalam bidang seni dan budaya seperti gamelan, wayang,

Ho : Tidak terdapat peningkatan yang signifikan kontrol diri melalui bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulai pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh. Hi :