• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Toksoplasmosis di Poliklinik Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umun Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Toksoplasmosis di Poliklinik Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umun Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR

TENTANG TOKSOPLASMOSIS DI POLIKLINIK GINEKOLOGI DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010

Oleh :

NORYAUZIEHA YAUDZA

070100411

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR

TENTANG TOKSOPLASMOSIS DI POLIKLINIK GINEKOLOGI DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

NORYAUZIEHA YAUDZA

070100411

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Toksoplasmosis di Poliklinik Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umun Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010

Nama: Noryauzieha Yaudza NIM: 070100411

Pembimbing Penguji I

………. ….……… (dr. Nurfida Khairina Arrasyid, M.Kes) (dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes) NIP: 19700819 1999 03 2 001 NIP:19690609 199903 2 001

Penguji II

………. (dr. Dewi Masyitah Darlan, DAP&E, MPH)

NIP: 19740730 2001 12 2 003

Medan, 24 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

...

(4)

ABSTRAK

Latar Belakang Secara global diperkirakan 30-60% penduduk dunia terinfeksi oleh Toxoplasma gondii. Angka kejadian toksoplasmosis di Indonesia ditunjukkan dengan adanya zat anti T. gondii pada manusia yaitu 2-63%. Infeksi penyakit ini mempunyai prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan makan daging mentah atau kurang matang. Di Indonesia faktor-faktor tersebut disertai dengan keadaan sanitasi lingkungan dan banyaknya sumber penularan terutama kucing dan famili Felidae. Terdapat penelitian sebelumnya yang mengevaluasi tingkat pengetahuan wanita usia subur di Jakarta Selatan tehadap toksoplasmosis. Hal ini dipantau menerusi pengetahuan, sikap dan perilaku mereka terhadap penyakit toksoplasmosis. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur sangat rendah yaitu 18,1% yang mengetahui akan toksoplasmosis.

Tujuan Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang cara penularan, tanda dan gejala serta pengetahuan pencegahan terhadap toksoplasmosis di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

Metodologi Penelitian potong lintang yang dilakukan di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan ini melibatkan wanita usia subur yang ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan di Poliklinik Ginekologi. Responden yang terlibat adalah sebanyak 100 orang. Data diambil secara teknik consecutive sampling, sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dengan memakai instrumen kuesioner termasuk soalan mengenai cara penularan, tanda dan gejala serta pengetahuan pencegahan terhadap toksoplasmosis. Data kemudiannya di analisa dan diuji menggunakan program SPSS.

Hasil Mayoritas wanita usia subur mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang, yaitu sebanyak 82% (n=82) dan 2% daripada wanita usia subur berada dalam kelompok tingkat pengetahuan tinggi.

Kesimpulan Tingkat pengetahuan wanita usia subur di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan tentang toksoplasmosis adalah sedang.

(5)

ABSTRACT

Background There is estimation of 30-60% of the world population that are infected by toxoplasmosis gondii. In Indonesia 2-63% of cases are detected by the presence of anti T.gondii. Infection caused by T. gondii has a high prevalence rate especially in people that have a habit of consuming raw meat, as well as poor sanitation and hygiene. Toxoplasmosis is mainly transmitted by the Felidae family especially cats. Previous research evaluated the level of knowledge, attitude and habit of women within the reproductive age in southern part of Jakarta. Results shows that only 18.1% of the population has aware of the toxoplasmosis which is very low.

Objective This study was conducted to determine the level of knowledge of women within reproductive age about modes of transmission , signs and symptoms as well as prevention of toxoplasmosis in Gynaecology Clinic, Department of Obstetrics and Gynecology, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

Method A cross sectional study were conducted at the Gynecology Clinic, Department of Obstetrics and Gynecology, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan which involving women within reproductive age that come to the to get treatment there. Respondents who are involved are as many as 100 people. Data taken using consecutive sampling technique, based on inclusion and exclusion criteria and using questionnaire instruments including qestions about modes of transmission, signs and symptoms as well as prevention of toxoplasmosis. The data was then analyzed and tested using SPSS. Results The majority of women of reproductive age have a medium level of knowledge, as many as 82% (n = 82) and 2%, from the overall respondent are in a high knowledge level group.

Conclusion The level of knowledge of reproductive age women in the Gynecology Clinic, Department of Obstetrics and Gynecology, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan about toxoplasmosis is moderate.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayahnya, sampai saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul :

“ Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Toksoplasmosis di Poliklinik Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umun Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010”

Proses penulisan KTI ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. dr. Nurfida Khairina Arrasyid, M.Kes selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahanya.

2. Dosen-dosen dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran USU, dr. Rina Amelia, MARS, dr Arlinda Sari Wahyuni, Mkes., dan dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc.CM-FM, Mpd.Ked yang banyak memberikan tunjuk ajar.

4. Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih untuk kasih dan doanya.

5. Rekan-rekan para mahasiswa Fakultas Kedokterasn USU, angkatan 2007 dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu, atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penulisan proposal penelitian ini.

Saya menyadari bahwa penyusunan KTI ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa maupun isinya, sehingga saran dan masukan sangat diharapkan untuk kesempurnaan KTI ini.

Penang, 17 Desember 2010. Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

BAB 3: KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 11

(8)

4.5 Metode Analisa Data... 16

BAB 5 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 17

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 17

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 17

5.3. Hasil Analisa Data... 17

5.3.1. Karakteristik Responden... 17

5.3.2. Pengetahuan Tentang Penyebab Toksoplasmosis... 18

5.3.3. Gejala Pada Orang yang Terkena Toksoplasmosis... 18

5.3.4. Cara Penularan Toksopasmosis... 19

5.3.5. Gejala Pada Bayi/Anak-anak Akibat Infeksi Toksoplasmosis Pada Ibu Selama Kehamilan... 19

5.3.6. Akibat Dari Toksoplasmosis Pada Ibu Hamil... 20

5.3.7. Faktor Resilo Untuk Tertular Toksoplasmosis... 21

5.3.8. Cara Pencegahan Toksoplasmosis... 21

5.3.9. Riwayat Melakukan Skrining Antibodi Anti- Toksoplasmosis... 22

5.4. Pembahasan... 23

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN... 26

6.1. Kesimpulan... 26

6.2. Saran... 26

DAFTAR PUSTAKA... 27

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1. Gambaran karekteristik responden berdasarkan umur. 17 5.2. Gambaran karekteristik responden berdasarkan tahap pendidikan. 18 5.3. Distribusi pengetahuan responden mengenai penyebab toksoplasmosis. 18

5.4. Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang gejala 19 Toksoplasmosis

5.5. Distribusi frekuensi pengetahuan responden mengenai cara penularan 19 Toksoplasmosis.

5.6. Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang gejala pada bayi 20 dan anak - anak akibat infeksi Toksoplasmosis pada ibu selama kehamilan.

5.7. Distribusi frekuensi pengetahuan responden mengenai akibat dari 20 Toksoplasmosis pada ibu hamil

5.8. Distribusi frekuensi pengetahuan responden mengenai faktor resiko 21 untuk tertular Toksoplasmosis

5.9. Distribusi frekuensi pengetahuan responden mengenai cara pencegahan 21 Toksoplasmosis

5.10. Distribusi frekuensi riwayat responden dalam melakukan skrining 22 antibodi Anti-Toksoplasmosis

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Surat Izin Penelitian dari Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Sumatera Utara.

2 Surat Izin Penelitian dari Departemen Kesehatan, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. 3 Informed Consent

4 Informed Consent 5 Kuesioner Penelitian

6 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas 7 Data Responden

8 Output SPSS

(12)

ABSTRAK

Latar Belakang Secara global diperkirakan 30-60% penduduk dunia terinfeksi oleh Toxoplasma gondii. Angka kejadian toksoplasmosis di Indonesia ditunjukkan dengan adanya zat anti T. gondii pada manusia yaitu 2-63%. Infeksi penyakit ini mempunyai prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan makan daging mentah atau kurang matang. Di Indonesia faktor-faktor tersebut disertai dengan keadaan sanitasi lingkungan dan banyaknya sumber penularan terutama kucing dan famili Felidae. Terdapat penelitian sebelumnya yang mengevaluasi tingkat pengetahuan wanita usia subur di Jakarta Selatan tehadap toksoplasmosis. Hal ini dipantau menerusi pengetahuan, sikap dan perilaku mereka terhadap penyakit toksoplasmosis. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur sangat rendah yaitu 18,1% yang mengetahui akan toksoplasmosis.

Tujuan Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang cara penularan, tanda dan gejala serta pengetahuan pencegahan terhadap toksoplasmosis di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

Metodologi Penelitian potong lintang yang dilakukan di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan ini melibatkan wanita usia subur yang ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan di Poliklinik Ginekologi. Responden yang terlibat adalah sebanyak 100 orang. Data diambil secara teknik consecutive sampling, sesuai kriteria inklusi dan eksklusi dengan memakai instrumen kuesioner termasuk soalan mengenai cara penularan, tanda dan gejala serta pengetahuan pencegahan terhadap toksoplasmosis. Data kemudiannya di analisa dan diuji menggunakan program SPSS.

Hasil Mayoritas wanita usia subur mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang, yaitu sebanyak 82% (n=82) dan 2% daripada wanita usia subur berada dalam kelompok tingkat pengetahuan tinggi.

Kesimpulan Tingkat pengetahuan wanita usia subur di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan tentang toksoplasmosis adalah sedang.

(13)

ABSTRACT

Background There is estimation of 30-60% of the world population that are infected by toxoplasmosis gondii. In Indonesia 2-63% of cases are detected by the presence of anti T.gondii. Infection caused by T. gondii has a high prevalence rate especially in people that have a habit of consuming raw meat, as well as poor sanitation and hygiene. Toxoplasmosis is mainly transmitted by the Felidae family especially cats. Previous research evaluated the level of knowledge, attitude and habit of women within the reproductive age in southern part of Jakarta. Results shows that only 18.1% of the population has aware of the toxoplasmosis which is very low.

Objective This study was conducted to determine the level of knowledge of women within reproductive age about modes of transmission , signs and symptoms as well as prevention of toxoplasmosis in Gynaecology Clinic, Department of Obstetrics and Gynecology, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

Method A cross sectional study were conducted at the Gynecology Clinic, Department of Obstetrics and Gynecology, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan which involving women within reproductive age that come to the to get treatment there. Respondents who are involved are as many as 100 people. Data taken using consecutive sampling technique, based on inclusion and exclusion criteria and using questionnaire instruments including qestions about modes of transmission, signs and symptoms as well as prevention of toxoplasmosis. The data was then analyzed and tested using SPSS. Results The majority of women of reproductive age have a medium level of knowledge, as many as 82% (n = 82) and 2%, from the overall respondent are in a high knowledge level group.

Conclusion The level of knowledge of reproductive age women in the Gynecology Clinic, Department of Obstetrics and Gynecology, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan about toxoplasmosis is moderate.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Toksoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma

gondii, merupakan golongan Protozoa yang bersifat parasit obligat intraseluler.

Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan oleh Nicole dan Splendore pada tahun

1908 pada limfa dan hati hewan pengerat Ctenodactylus gundii di Tunisia Afrika dan pada seekor kelinci di Brazil (Gandahusada, 2003). Di Indonesia, toksoplasmosis mulai diteliti oleh Durfee sejak tahun 1971 dan 1972 yang dilaporkan pada tahun 1976 (Sasmita, 2006).

Diperkirakan 30-60% penduduk dunia terinfeksi oleh Toxoplasma gondii (Hendri, 2008). Menurut Rasmaliah (2003), infeksi ini tersebar di seluruh dunia, dimana manusia berperan sebagai hospes perantara, kucing dan famili Felidae lainnya merupakan hospes definitif. Angka kejadian toksoplasmosis di Indonesia ditunjukkan dengan adanya zat anti T. gondii, pada manusia adalah 2-63%, pada kucing 35-73%, babi 11-36%, kambing 11-61%, anjing 75% dan pada ternak lain kurang dari 10% (Gandahusada, 2003). Menurut Ma’ruf dan Soemantri (2003), angka kejadian infeksi toksoplasmosis di Sumatera Utara mencapai 69,86%. Infeksi penyakit ini mempunyai prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan makan daging mentah atau kurang matang. Di Indonesia faktor-faktor tersebut disertai dengan keadaan sanitasi lingkungan dan banyaknya sumber penularan terutama kucing dan famili Felidae (Hendri, 2008).

(15)

Menurut Gilbert (2001) dalam Indrawati (2002) bahawa ibu hamil yang menderita toksoplasmosis 25% akan menular ke janinnya. Penularan toksoplasmosis kongenital terjadi apabila infeksi pada saat gestasi dan menyebabkan abortus pada trimester pertama kehamilan (Smith dan Rebuck, 2001).

Resiko penularan terhadap janin pada trimester pertama adalah 15%, 25% pada trimester kedua dan 65% pada trimester ketiga (Widjanarko, 2009). Namun derajat infeksi terhadap janin paling besar adalah bila infeksi terjadi pada trimester pertama. Sekitar 75% kasus yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala saat persalinan namun 25-50% bayi yang dilahirkan akan mengalami hidrosefalus, korioretinitis, mikrosefali, mikroptalmia, hepatosplenomegali, kalsifikasi serebral, adepati, konvulsi dan perkembangan mental terganggu.

Menurut Ma’ruf dan Soemantri (2003) penyuluhan terhadap masyarakat untuk lebih hygiene sangat penting terutama bagi ibu-ibu hamil muda (pada kehamilan 3 bulan pertama) bagi menghindari sumber-sumber penularan seperti vektor kucing dan makanan yang tidak dimasak. Namun, untuk menyusun model penyuluhan toksoplasmosis pada wanita usia subur, penyuluh harus terlebih dahulu mengidentifikasi karakteristik dan tingkat pengetahuan masyarakat sasaran (Padri, 2002).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pencegahan terhadap infeksi

Toxoplasma gondii perlu dilakukan terutama bagi wanita yang ingin hamil

sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pengetahuan wanita usia subur tentang toksoplasmosis.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang cara penularan, tanda dan gejala serta pencegahan terhadap toksoplasmosis di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan?

(16)

Untuk mengetahui pengetahuan wanita usia subur tentang toksoplasmosis di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus,

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang cara penularan, tanda dan gejala serta pencegahan terhadap toksoplasmosis di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

2. Untuk mengetahui karakteristik wanita di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan dari aspek usia dan tingkat pendidikan.

3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden berdasarkan usia dan tingkat pendidikan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Sebagai bahan informasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan untuk upaya peningkatan dan perbaikan sistem surveilans epidemiologi serta dapat dirumuskan strategi yang efisien, efektif dan komprehensif dalam penanggulangan toksoplasmosis di Kota Medan.

2. Menambahkan wawasan pengetahuan wanita usia subur yang datang berobat ke Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan tentang cara penularan, tanda dan gejala serta cara pencegahan terhadap toksoplasmosis.

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Toksoplasmosis

2.1.1. Definisi Toksoplasmosis

Toksoplasmosis, suatu penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, merupakan penyakit parasit pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia (Hiswani, 2005). Parasit ini merupakan golongan Protozoa yang bersifat parasit obligat intraseseluler. Menurut Wiknjosastro (2007), toksoplasmosis menjadi sangat penting karena infeksi yang terjadi pada saat kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan atau kelahiran anak yang dalam kondisi abnormal atau disebut sebagai kelainan kongenital seperti hidrosefalus, mikrosefalus, iridosiklisis dan retardasi mental.

2.1.2. Morfologi

Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler, terdapat dalam tiga bentuk yaitu takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista (berisi sporozoit) (Hiswani, 2005). Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain agak membulat. Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi (Sasmita, 2006). Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes perantara seperti burung dan mamalia termasuk manusia dan kucing sebagai hospes definitif. Takizoit ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh. Takizoit juga dapat memasuki tiap sel yang berinti.

(18)

Ookista berbentuk lonjong, berukuran 11-14 x 9-11 mikron. Ookista mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas. Pada perkembangan selanjutnya ke dua sporoblas membentuk dinding dan menjadi sporokista. Masing-masing sporokista tersebut berisi 4 sporozoit yang berukuran 8 x 2 mikron dan sebuah benda residu. Toxoplasma gondii dalam klasifikasi termasuk kelas Sporozoasida, berkembang biak secara seksual dan aseksual yang terjadi secara bergantian.

2.1.3. Siklus hidup

Daur hidup T. gondii melalui dua siklus yaitu siklus enteroepitel dan siklus ekstraintestinal. Siklus enteroepitelial di dalam tubuh hospes definitif seperti kucing. Siklus ekstraintestinal pula di dalam tubuh hospes perantara seperti manusia, kambing dan domba. Pada siklus ekstraintestinal, ookista yang keluar bersama tinja kucing belum bersifat infektif. Setelah mengalami sporulasi, ookista akan berisi sporozoit dan menjadi bentuk yang infektif. Manusia dan hospes perantara lainnya akan terinfeksi jika tertelan bentuk ookista tersebut.

Di dalam ileum, dinding ookista akan hancur sehingga sporozoit bebas. Sporozoit-sporozoit ini menembus mukosa ileum dan mengikuti aliran darah dan limfa menuju berbagai organ tubuh seperti otak, mata, hati dan jantung.

Sporozoit bebas akan membentuk pseudokista setelah berada dalam sel organ-organ tersebut. Pseudokista tersebut berisi endozoit atau yang lebih dikenal sebagai takizoit. Takizoit akan membelah, kecepatan membelah takizoit ini berkurang secara berangsur kemudian terbentuk kista yang mengandung bradizoit. Bradizoit dalam kista biasanya ditemukan pada infeksi menahun (infeksi laten).

2.1.4. Diagnosa Klinik

(19)

Bila tidak dapat ditemukan zat anti IgM, maka bayi yang tersangka menderita toksoplasmosis kongenital harus di follow up. Zat anti IgG pada neonatus yang secara pasif didapatkan dari ibunya melalui plasenta, berangsur-angsur berkurang dan menghilang pada bayi yang tidak terinfeksi T. gondii. Pada bayi yang terinfeksi T. gondii, zat anti IgG mulai dibentuk sendiri pada umur 4-6 bulan, dan pada waktu ini titer zat anti IgG naik.

Untuk memastikan diagnosis toksoplasmosis akuista, tidak cukup bila hanya sekali menemukan titer zat anti IgG T. gondii yang tinggi, karena titer zat anti T. gondii yang ditemukan dengan tes-tes tersebut diatas dapat ditemukan bertahun-tahun dalam tubuh seseorang. Diagnosis toksoplasmosis akut dapat dibuat, bila titer meninggi pada pemeriksaan kedua kali dengan jangka waktu 3 minggu atau lebih atau bila ada konversi dari negatif ke positif. Diagnosis juga dapat dipastikan bila ditemukan zat anti IgM, disamping adanya titer tes warna atau tes IFA yang tinggi.

2.1.5. Cara penularan

Manusia dapat terinfeksi oleh T. gondii dengan berbagai cara. Pada toksoplasmosis kongenital, transmisi toksoplasma kepada janin terjadi melalui plasenta bila ibunya mendapat infeksi primer waktu hamil. Pada toksoplasmosis akuista, infeksi dapat terjadi bila makan daging mentah atau kurang matang ketika daging tersebut mengandung kista atau trofozoit T. gondii. Tercemarnya alat-alat untuk masak dan tangan oleh bentuk infektif parasit ini pada waktu pengolahan makanan merupakan sumber lain untuk penyebaran T. gondii.

(20)

orang yang bekerja dengan binatang percobaan yang diinfeksi dengan T. gondii yang hidup. Infeksi dengan T. gondii juga dapat terjadi waktu mengerjakan autopsi.

Gambar 2.1 Cara Penularan Toksoplasmosis Sumber: American Family Physician (2003)

2.1.6. Patogenesis

(21)

kedua setelah terjadinya infeksi. Tahap ketiga rnerupakan fase kronik, terbentuk kista-kista yang menyebar di jaringan otot dan saraf, yang sifatnya menetap tanpa menimbulkan peradangan lokal.

Infeksi primer pada janin diawali dengan masuknya darah ibu yang mengandung parasit tersebut ke dalam plasenta, sehingga terjadi keadaan plasentitis yang terbukti dengan adanya gambaran plasenta dengan reaksi inflamasi menahun pada desidua kapsularis dan fokal reaksi pada vili. Inflamasi pada tali pusat jarang dijumpai.Kemudian parasit ini akan menimbulkan keadaan patologik yang manifestsinya sangat tergantung pada usia kehamilan.

2.1.7. Manifestasi Klinis

Pada garis besarnya sesuai dengan cara penularan dan gejala klinisnya, toksoplasmosis dapat dikelompokkan atas: toksoplasmosis akuisita (dapatan) dan toksoplasmosis kongenital. Baik toksoplasmosis dapatan maupun kongenital, sebagian besar asimtomatis atau tanpa gejala. Keduanya dapat bersifat akut dan kemudian menjadi kronik atau laten. Gejalanya nampak sering tidak spesifik dan sulit dibedakan dengan penyakit lain. Toksoplasmosis dapatan biasanya tidak diketahui karena jarang menimbulkan gejala. Tetapi bila seorang ibu yang sedang hamil mendapat infeksi primer, ada kemungkinan bahwa 50% akan melahirkan anak dengan toksoplasmosis kongenital. Gejala yang dijumpai pada orang dewasa maupun anak-anak umumnya ringan. Gejala klinis yang paling sering dijumpai pada toksoplasmosis dapatan adalah limfadenopati dan rasa lelah, disertai demam dan sakit kepala (Gandahusada, 2003).

Pada infeksi akut, limfadenopati sering dijumpai pada kelenjar getah bening daerah leher bagian belakang. Gejala tersebut di atas dapat disertai demam, mialgia dan malaise. Bentuk kelainan pada kulit akibat toksoplasmosis berupa ruam makulopapuler yang mirip kelainan kulit pada demam titus, sedangkan pada jaringan paru dapat terjadi pneumonia interstisial.

(22)

fetalis dan triad klasik yang terdiri dari hidrosefalus, korioretinitis dan perkapuran intrakranial atau tetrad sabin yang disertai kelainan psikomotorik (Gandahusada, 2003). Toksoplasmosis kongenital dapat menunjukkan gejala yang sangat berat dan menimbulkan kematian penderitanya karena parasit telah tersebar luas di berbagai organ penting dan juga pada sistem saraf penderita.

Gejala susunan syaraf pusat sering meninggalkan gejala sisa, misalnya retardasi mental dan motorik. Kadang-kadang hanya ditemukan sikatriks pada retina yang dapat kambuh pada masa anak-anak, remaja atau dewasa. Korioretinitis karena toksoplasmosis pada remaja dan dewasa biasanya akibat infeksi kongenital. Akibat kerusakan pada berbagai organ, maka kelainan yang sering terjadi bermacam-macam jenisnya.

Kelainan pada bayi dan anak-anak akibat infeksi pada ibu selama kehamilan trimester pertama, dapat berupa kerusakan yang sangat berat sehingga terjadi abortus atau lahir mati, atau bayi dilahirkan dengan kelainan seperti ensefalomielitis, hidrosefalus, kalsifikasi serebral dan korioretinitis. Pada anak yang lahir prematur, gejala klinis lebih berat dari anak yang lahir cukup bulan, dapat disertai hepatosplenomegali, ikterus, limfadenopati, kelainan susunan syaraf pusat dan lesi mata.

2.1.8. Pencegahan Toksoplasmosis

Peranan kucing sebagai hospes definitif merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya toksoplasmosis, karena kucing mengeluarkan berjuta juta ookista dalam tinjanya, yang dapat bertahan sampai satu tahun di dalam tanah yang teduh dan lembab. Untuk mencegah hal ini, maka dapat di jaga terjadinya infeksi pada kucing, yaitu dengan memberi makanan yang matang sehingga kucing tidak berburu tikus atau burung.

(23)

(Gandahusada, 2003). Anak balita yang bermain di tanah atau ibu-ibu yang gemar berkebun, juga petani sebaiknya mencuci tangan yang bersih dengan sabun sebelum makan. Di Indonesia, tanah yang mengandung ookista T. gondii belum diselidiki (Chahaya, 2003). Sayur-mayur yang dimakan sebagai lalapan harus dicuci bersih, karena ada kemungkinan ookista melekat pada sayuran, makanan yang matang harus di tutup rapat supaya tidak dihinggapi lalat atau kecoa yang dapat memindahkan ookista dari tinja kucing ke makanan tersebut.

Kista jaringan dalam hospes perantara (kambing, sapi, babi dan ayam) sebagai sumber infeksi dapat dimusnahkan dengan memasaknya sampai 66 0C. Daging dapat menjadi hangat pada semua bagian dengan suhu 650C selama empat sampai lima menit atau lebih, maka secara keseluruhan daging tidak mengandung kista aktif, demikian juga hasil daging siap konsumsi yang diolah dengan garam dan nitrat (Chahaya, 2003). Setelah memegang daging mentah (tukang potong, penjual daging, tukang masak) sebaiknya cuci tangan dengan sabun sampai bersih.

Yang paling penting dicegah adalah terjadinya toksoplasmosis kongenital, yaitu anak yang lahir cacat dengan retardasi mental dan gangguan motorik, merupakan beban masyarakat. Pencegahan dengan tindakan abortus artefisial yang dilakukan selambatnya sampai kehamilan 21-24 minggu, mengurangi kejadian toksoplasmosis kongenital kurang dari 50 %, karena lebih dari 50 % toksoplasmosis kongenital diakibatkan infeksi primer pada trimester terakhir kehamilan (Chahaya, 2003).

(24)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Karakteristik

-Umur -Pendidikan

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang

Toksoplasmosis Pengetahuan

(25)

3.2 Definisi Operasional

3.2.1. Wanita usia subur adalah wanita yang berusia 15-49 tahun (WHO, 2001). Cara ukur : Kuesioner

Alat ukur : Wawancara

Hasil Ukur : Menurut Hurlock (2001), tahap perkembangan manusia pada usia subur dapat di kategorikan seperti berikut:

1. Masa remaja awal : 15-17 tahun 2. Masa remaja akhir : 18-21 tahun 3. Masa dewasa awal : 22-40 tahun 4. Masa setengah baya : 41-49 tahun Skala Pengukuran : Ordinal

3.2.2. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang pernah dijalani oleh responden.

Cara ukur : Kuesioner Alat ukur : Wawancara

Hasil Ukur : 1. Tidak Tamat SD 2. Tamat SD 3. Tamat SLTP 4. Tamat SLTA 5. Tamat PT/D3

(26)

3.2.3. Pengetahuan adalah kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan tentang pengetahuan umum, cara penularan, tanda dan gejala serta cara pencegahan toksoplasmosis.

Cara ukur : Kuesioner, pengetahuan dinilai dari 8 pertanyaan (no. 1-8). Ditentukan bahwa setiap jawaban yang betul diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Skor tertinggi adalah 21.

Alat ukur : Wawancara

Hasil Ukur : Pengetahuan wanita usia subur tentang toksoplasmosis dapat diukur dengan metode skoring terhadap setiap pertanyaan yang berlainan skor dengan kriteria baik dan kurang baik yaitu:

Pertanyaan terdiri 8 nomor dengan skor tertinggi 21. Berdasarkan jumlah skor yang telah diperoleh, maka ukuran tingkat pengetahuan responden menurut Pratomo 1990:

1. Baik, apabila jawaban responden benar >75% dari nilai tertinggi

2. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-75% dari nilai tertinggi

3. Kurang, apabila jawaban responden benar kurang dari 40% dari nilai tertinggi

Skala Pengukuran : Ordinal

Nomor Soal Skor Pengetahuan Baik Kurang baik

1, 8 1 1 0

5, 6 2 >1 ≤1

7 3 ≥2 <2

(27)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study, dimana dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dengan penelusuran daftar pustaka, survei awal, konsultasi dengan dosen pembimbing, mempersiapkan proposal penelitian, merancang kuesioner, pelaksanaan penelitian sampai dengan penyusunan laporan akhir. Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 2 bulan dari Juni – Agustus 2010. Penelitian dilakukan di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Lokasi ini dipilih kerana populasinya memenuhi kriteria sampel penelitian ini.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh wanita usia subur di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Survei awal dilakukan untuk memperoleh rata-rata jumlah pengunjung Poliklinik Ginekologi pertahun. Didapati jumlah populasi keseluruhan adalah 7151 orang (data tahun 2009).

Penentuan ukuran sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Notoatmodjo, 2005) :

N n =

1 + N (d²) Keterangan:

(28)

d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,1)

7151 n =

1 + 7151 (0,1²)

7151 =

72.51

= 98.62

100

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling, sesuai kriteria inklusi dan eksklusi.

a) Kriteria inklusi adalah :

i. Pasien di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan mulai bulan Juni – Agustus 2010

ii. Wanita usia subur, 15-49 tahun

iii. Wanita yang bersedia mengikuti penelitian

b) Kriteria eksklusi adalah : i. Ada gangguan jiwa

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Sumber data

Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung pada responden menggunakan kuesioner.

(29)

4.4.2. Metode Pengumpulan Data a.

1. Untuk pengumpulan data primer digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang sebelum dipakai, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Instrumen Pengumpulan Data.

2. Kuesioner yang sudah selesai diuji coba akan digunakan langsung pada responden di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan yang memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.

b.

Pengumpulan data dikerjakan oleh peneliti dibantu 2 orang yang Tenaga Pengumpul Data.

sebelumnya dilatih terlebih dahulu terutama tentang cara pengukuran dan wawancara yang baik, pemahaman isi kuesioner dan cara mengisinya.

4.5. Metode Analisis Data

Data diperoleh dari penilaian jawaban kuosiner responden.Kemudian data akan diolah dengan bantuan sistem perangkat lunak program komputer SPSS. Setelah itu, dilakukan analisa dengan cara deskriptif dengan melihat persentase data yang terkumpul dan disajikan dalam table-tabel distribusi frekuensi.

(30)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik (RSUP H. Adam Malik) yang terletak di jalan Bunga Lao no. 17 Medan. Rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit Umum Kelas A yang berada di Kota Medan menjadi rumah sakit rujukan bagi masyarakat umum.

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian ini memperoleh hasil mayoritas pasien di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik yang ikut serta dalam mengisi kuesioner berada dalam kelompok usia 22-40 tahun, yaitu sebesar 58% (tabel 5.1).

Tabel 5.1. Gambaran karekteristik responden berdasarkan umur.

Umur (tahun) Jumlah Persen (%)

15-17 2 2

18-21 7 7

22-40 58 58

41-49 33 33

Total 100 100.0

(31)

Tabel 5.2. Gambaran karekteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan.

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

Tidak tamat SD 6 6

Tamat SD 15 15

Tamat SLTP 24 24

Tamat SLTA 41 41

Tamat PT/D3 14 14

Total 100 100.0

5.3. Hasil Analisa Data.

5.3.1. Uji silang tingkat pengetahuan berdasarakan karakteristik responden Pada table 5.3. tampak mayoritas dari responden dengan tingkat pengetahuan tinggi berada dalam kelompok usia 41-49 tahun, yaitu sebesar 3 orang (3%)

Tabel 5.3. Gambaran uji silang tingkat pengetahuan berdasarkan umur responden.

Umur

Tingkat Pengetahuan (%)

Total Tinggi Sedang Rendah

15-17 0 0 2 2

18-21 0 1 6 7

22-40 2 50 6 58

41-49 3 29 1 33

Total 5 80 15 100

(32)

Tabel 5.4. Gambaran uji silang tingkat pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan responden.

Tingkat pendidikan

Tingkat Pengetahuan (%)

Total Tinggi Sedang Rendah

Tidak tamat SD 0 6 0 6

Tamat SD 3 11 1 15

Tamat SLTP 0 20 4 24

Tamat SLTA 2 30 9 41

Tamat PT/D3 0 13 1 14

Total 5 80 15 100

5.3.2. Pengetahuan tentang Toksoplasmosis

Pengetahuan wanita usia subur tentang toksoplasmosis dinilai berdasarkan 8 pertanyaan yang mencakup pengetahuan tentang cara penularan, tanda dan gejala serta pengetahuan pencegahan.(tabel 5.5.)

Tabel 5.5. Distribusi pengetahuan responden mengenai toksoplasmosis.

No Item

Pengetahuan Baik Kurang baik (n) (%) (n) (%)

1 Penyebab Toksoplasmosis 86 86 14 14

2 Gejala pada orang yang terkena toksoplasmosis 4 4 96 96 3 Cara penularan toksoplasmosis 36 36 64 64 4 Gejala pada bayi dan anak-anak akibat infeksi

toksoplasmosis pada ibu selama kehamilan

20 20 80 80 5 Akibat dari toksoplasmosis pada ibu hamil 44 44 56 56 6 Faktor resiko untuk tertular toksoplasmosis 84 84 16 16 7 Cara pencegahan toksoplasmosis 65 65 35 35 8 Riwayat melakukan skrining antibodi anti –

toksoplasmosis

(33)

Berdasarkan table 5.5. dapat dilihat bahwa pengetahuan wanit usia subur yang paling baik adalah mengenai penyebab toksoplasmosis yaitu sebanyak 86 (86%) orang yang menjawab benar, sedangkan pengetahuan wanita usia subur yang paling kurang adalah mengenai gejala pada orang yang terkena toksoplasmosis yaitu sebanyak 4 (4%) orang yang memperoleh tingkat pengetahuan baik

5.3.3. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang cara penularan, tanda dan gejala serta pengetahuan pencegahan terhadap toksoplasmosis

Tabel 5.6. menunjukkan bahwa dari 100 responden yang mengisi kuesioner, mayoritas memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori sedang, yaitu sebesar 80% (n=80).

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi keseluruhan tingkat pengetahuan wanita usia

subur tentang cara penularan, tanda dan gejala serta pengetahuan pencegahan terhadap toksoplasmosis

5.4. Pembahasan

Mayoritas pasien yang menjadi responden pada penelitian ini berada dalam kelompok usia 22-40 tahun. Hasil ini sesuai dengan kriteria dari wanita usia subur yaitu usia 15-49 tahun yang berisiko untuk hamil (WHO, 2001). Penelitian ini juga mendapatkan kebanyakan responden berpendidikan tamat SLTA. Perolehan ini berbeda dengan pernyataan Padri (2002) yaitu mayoritas wanita usia subur di Jakarta Selatan yang menjadi respondennya adalah tamatan SD (74,06%). Perbedaan ini mungkin karena umumnya pasien yang datang berobat ke Poliklinik

Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Tinggi 5 5

Sedang 80 80

Rendah 15 15

(34)

Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan adalah penduduk yang berasal dari pusat kota dengan tingkat kesadaran untuk menperoleh pendidikan yang lebih baik sudah cukup tinggi. Hasil uji silang mendapatkan bahwa tingkat pengetahuan responden tidak ditentukan oleh tingkat pendidikan mereka namun oleh informasi dan wawasan yang diperoleh baik melalui media elektronik, media massa maupun dari tenaga kesehatan.

Seluruh responden sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang gejala pada orang yang terkena toksoplasmosis dimana mereka semua memilih sekurang-kurangnya satu gejala pada pilihan jawaban, namun mereka berbeda persepsi tentang gejala pada orang yang terkena toksoplasmosis sehingga tidak dijumpai gejala spesifik yang mereka ketahui. Walaupun semua pilihan jawaban adalah benar namun gejala yang paling sering dijumpai pada toksoplasmosis dapatan adalah rasa lelah disertai demam dan sakit kepala serta limfadenopati (Sasmita, 2006).

Pengetahuan responden mengenai cara penularan toksoplasmosis umumnya sama yaitu melalui ookista yang dikeluarkan bersama tinja kucing ataupun me makan daging kurang masak yang mengandung kista. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Partono (2000) dalam Chahaya (2003), di beberapa daerah di Jawa Tengah yang menyatakan adanya korelasi antara toksoplasmosis dengan adanya kucing atau kebiasaan makan daging mentah atau kurang matang di daerah-daerah tersebut.

Berbeda dengan penelitian prospektif yang dilakukan oleh Widyantoro di Jakarta yaitu sekitar 60% bayi yang terinfeksi in-utero ternyata asimptomatik pada saat kelahiran, selebihnya yaitu 40% mengalami abortus, lahir mati, simptomatik dan lahir premature (Rasmaliah, 2003), hasil penelitian ini mendapatkan kebanyakan responden (89%) menyatakan akibat toksoplasmosis pada janin/bayi yang dikandung oleh penderita toksoplasmosis adalah bayi lahir tidak cukup bulan berbanding bayi tampak normal pada waktu lahir yaitu 22%.

(35)

dengan pernyataan Sarjono (2002) dalam Sasmita (2006) yang melaporkan hasil penelitian terhadap 4 wanita dengan titer positif > 1:64 dengan hasil tiga wanita pernah mengalami keguguran dengan titer masing-masing 1:64, 1:256, 1:2048, sedangkan seorang lagi bertiter 1:1024 pernah melahirkan bayi mati.

Sejalan dengan laporan Istiana (2007) tentang adanya hubungan antara kebiasaan makan makanan mentah dengan tingginya prevalensi toksoplasmosis pada manusia, 78% responden menjawab bahwa makan sate yang di masak kurang matang dapat menyebabkan toksoplasmosis.

Mayoritas dari responden (83%) lebih memilih mengurus tempat-tempat penampungan air minimal sekali seminggu sebagai pencegahan toksoplasmosis kemungkinan karena responden lebih sering mendapat penyuluhan tentang pencegahan demam berdarah dengue (DBD) dibandingkan toksoplasmosis. Kemungkinan ini didukung oleh tingginya prevalensi DBD di Sumatera Utara (1940 kasus pada tahun 2009).

Menurut Smith dan Rebuck (2001), penularan toksoplasmosis kongenital terjadi apabila infeksi terjadi pada saat gestasi dan dapat menyebabkan abortus pada trimester pertama kehamilan. Namun, hanya 19% dari responden pernah melakukan skrining toksoplasmosis. Kurangnya responden yang melakukan skrining ini kemungkinan karena biaya yang mahal dan kurang pengetahuan tentang bahaya toksoplasmosis pada ibu saat hamil terutama pada trimester pertama.

(36)
(37)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan.

Hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang toksoplasmosis ini menyimpulkan bahwa:

1.Sebagian besar responden berada dalam kelompok usia 22-40 tahun, yaitu 58% (n=58) dan hanya 2% (n=2) responden berusia antara 15-17 tahun. 2. Dari sudut pendidikan didapati bahwa mayoritas responden tamatan SLTA, yaitu sebesar 41% dan 6% tidak tamat SD.

3.Mayoritas dari responden dengan tingkat pengetahuan tinggi adalah dari kelompok usia 41-49 tahun dan merupakan tamatan SD yaitu sebanyak 3% . 4.Secara keseluruhan setelah dilakukan teknik skoring menurut Notoatmodjo, kebanyakan wanita usia subur di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan yang menjadi responden 82% sudah mempunyai tingkat pengetahuan dengan kategori sedang mengenai toksoplasmosis dan 2% responden berada dalam kelompok tingkat pengetahuan tinggi.

6.2. Saran

Terdapat banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki penelitian ini seperti membuat penelitian ini dengan metode analitik dimana dapat dilakukan perbandingan antara tingkat pengetahuan responden dengan pendidikan yang berbeda.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Chahaya, I., 2003. Epidemiologi “ Toxoplasma Gondii ”. Digital Library Universitas Sumatera Utara. Diambil dari:

[Diakses pada 20 Mac 2010]

Gandahusada, S., Ilahude, H.H., dan Pribadi, W., 2003. Parasitologi Kedokteran. Edisi ke-3. Jakarta: FKUI.

Hendri, 2008. Parasit Toksoplasma Menyerang 30-60% Penduduk Dunia. The Future of Nutrition Today. Diambil dari:

[Diakses pada 23 Mac 2010]

Hiswani, 2005. Toksoplasmosis Penyakit Zoonosis yang Perlu Diwaspadai. Dalam: Hassan, W. (ed). 2005. Info Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan: 43-50

Hurlock, E.B., 2001. Developmental Psychology: a life span approach. Fifth edition. Tata McGraw-Hill.

Indrawati, A., 2002 . Toksoplasmosis, Aspek Kesehatan dan Penatalaksanaannya. Makalah Falsafah Sains, Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Diambil dari:

[Diakses pada 23 Mac 2010]

Istiana, 2007. Faktor Risiko yang berhubungan dengan Seroprevalensi

Toksoplasmosis pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Banjarmasin Barat

Kota Banjarmasni. Digital Library badan Litbang Kesehatan. Diambil dari:

(39)

[Diakses pada 23 Mac 2010]

Jones, J.L., et al., 2003. Toxoplasmosis-related Knowledge and Practices among Pregnant Women in the United States. Infect Dis Obstet Gynecol

11(1): 139-145.

Ma’ruf, S. & Soemantri, S., 2003. Toksoplasmosis Ibu Hamil di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran. Diambil dari:

[Diakses pada 23 Mac 2010]

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14_ToksoplasmosisIbuHamil.pdf

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Padmasutra, L., 1996. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. Cetakan Pertama. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Rasmaliah, 2003. Toksoplasmosis dan Upaya Pencegahannya. Digital Library Universitas Sumatera Utara. Diambil dari:

[Diakses pada 20 Mac 2010]

Padri, 2002. Pengembangan Model Penyuluhan Toksoplasmosis pada Wanita

Usia Subur di Jakarta Selatan Tahun 2002/2004. Digital Library badan

Litbang Kesehatan. Diambil dari:

[Diakses pada 23 Mac 2010]

(40)

Sastroasmoro, S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-3. CV. Sagung Seto.

Smith, J.E. & Rebuck, N., 2001. Toxoplasma Gondii Strain Variation and

Pathogenicity. In: Cary, J.W., Linz,J.E. & Bhatnagar, D., eds. Mechanism of

Pathogenesis and Toxin Synthesis. Technomic Publishing Company: USA,

405-423.

Subekti, D.T., 2007. Teknik Diagnosis Toksoplasmosis. Jurnal Ilmu Ternak dan

Veterinar 9(2): 13-14.

Suyasa, I.N.G., 2006. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat

dengan Keberadaan Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah

Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan. Program Doktor Ilmu Kedokteran

Program Pascasarjana Unud: 13-15

Soedarto, 2008. Parasitologi Klinik. Cetakan Pertama. Surabaya: Airlangga University Press.

Widjanarko, B., 2009. Toksoplasmosis dalam Kehamilan. Informasi Reproduksi. Diambil dari:

[Diakses pada 30 Mac 2010]

Wiknjosastro, H., 2007 . Ilmu Kebidanan .Edisi ke-3 . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

World Health Organization , 2001. WHO Regional Strategy on Sexual and

(41)
(42)
(43)

LAMPIRAN 3 (Informed Consent)

Kepada Yth : Calon Responden Penelitian

Wanita di Poliklinik Ginekologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Noryauzieha binti Yaudza NIM : 070100411

Alamat : Jl. Intan, No.15, Medan.

Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan yang sedang melakukan penelitian dengan judul " Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Toksoplasmosis di Poliklinik Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umun Pusat Haji Adam Malik Medan" Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudari sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudari tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman bagi saudari, serta memungkinkan untuk mengundurkan diri untuk tidak ikut dalam penelitian ini.

Apabila saudari menyetujui, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya buat. Atas perhatian dan kesediaan saudari menjadi responden, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2010 Peneliti

(44)

LAMPIRAN 4 (Informed Consent)

Saya yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang bernama Noryauzieha binti Yaudza, NIM 070100411, dengan judul " Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Toksoplasmosis di Poliklinik Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umun Pusat Haji Adam Malik Medan"

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Medan, Juni 2010 Responden

( )

(45)

LAMPIRAN 5

KUESIONER PENELITIAN

No Responden : ______________________________________________ Alamat Responden : ______________________________________________

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Umur : 1. 15-17 tahun 2. 18-21 tahun

3. 22-40 tahun 4. 41-49 tahun

2. Pendidikan : 1. Tidak Tamat SD 2. Tamat SD 3. Tamat SLTP 4. Tamat SLTA 5. Tamat PT/D3

TOKSOPLASMOSIS

Toksoplasmosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, merupakan penyakit parasit pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia dan

membawa akibat buruk bila tertular ke janin pada saat hamil.

II. PENGETAHUAN

1) Menurut ibu,apakah hal yang menyebabkan toksoplasmosis? 1. Keracunan makanan

(46)

2) Manakah antara berikut merupakan gejala pada orang yang terkena toksoplasmosis? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Sering tidak sakit (tanpa gejala) 2. Pembengkakan pada daerah leher 3. Rasa lelah, demam dan sakit kepala 4. Kelainan pada kulit

3) Menurut ibu,bagaimanakah penularan toksoplasmosis dapat terjadi? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Adanya kontak dengan tinja kucing

2. Memakan daging yang dimasak kurang matang 3. Memakan lalapan yang tidak dicuci bersih 4. Melalui transfusi darah

4) Apakah gejala pada bayi dan anak-anak akibat infeksi toksoplasmosis pada ibu selama kehamilan? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Bayi lahir tidak cukup bulan (prematur)

2. Bayi tampak normal pada waktu lahir dan gejala klinisnya baru timbul setelah setelah lahir beberapa minggu sampai beberapa tahun

(47)

5) Apakah akibat dari toksoplasmosis pada ibu hamil? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Bayi lahir mati 2. Keguguran 3. Sulit melahirkan

4. Bayi lahir dengan gejala kuning

6) Manakah antara berikut yang berisiko untuk tertular toksoplasmosis?

1. Anak balita yang bermain di tanah atau ibu-ibu yang berkebun 2. Makan sate yang dimasak kurang matang

3. Sering menggantung pakaian di rumah

7) Bagaimanakah cara pencegahan toksoplasmosis? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Mengurus tempat-tempat penampungan air minimal sekali seminggu

2. Menyiram tinja kucing dan bekas tempat tinja kucing dengan air mendidih ataupun baham kimia seperti formalin, amonia dan iodin dalam bentuk larutan

3. Memakai sarung tangan pada saat mencuci tempat kotoran kucing dan saat berkebun

4. Memasak daging sehingga matang

8) Apakah ibu pernah melakukan skrining antibodi anti toksoplasmosis? 1. Ya

2. Tidak

(48)

LAMPIRAN 6

Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0.732 Valid 0.793 Reliabel

2 0.771 Valid Reliabel

3 0.550 Valid Reliabel

4 0.559 Valid Reliabel

5 0.715 Valid Reliabel

6 0.576 Valid Reliabel

7 0.601 Valid Reliabel

8 0.850 Valid Reliabel

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

LAMPIRAN 8

OUTPUT SPSS

Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 15-17 2 2.0 2.0 2.0

18-21 7 7.0 7.0 9.0

22-40 58 58.0 58.0 67.0

41-49 33 33.0 33.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TIDAK TAMAT SD 6 6.0 6.0 6.0

TAMAT SD 15 15.0 15.0 21.0

TAMAT SLTP 24 24.0 24.0 45.0

TAMAT SLTA 41 41.0 41.0 86.0

TAMAT PT/D3 14 14.0 14.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Penyebab Toksoplasmosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 14 14.0 14.0 14.0

1 86 86.0 86.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

(55)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 32 32.0 32.0 32.0

2 64 64.0 64.0 96.0

3 4 4.0 4.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Cara penularan toksoplasmosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 24 24.0 24.0 24.0

2 40 40.0 40.0 64.0

3 28 28.0 28.0 92.0

4 8 8.0 8.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Gejala pada bayi/anak-anak akibat infeksi Toksoplasmosis pada ibu

selama kehamilan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 32 32.0 32.0 32.0

2 48 48.0 48.0 80.0

3 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Akibat dari toksoplasmosis pada ibu hamil

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(56)

1 48 48.0 48.0 56.0

2 44 44.0 44.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Faktor resiko untuk tertular toksoplasmosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 16 16.0 16.0 16.0

1 47 47.0 47.0 63.0

2 37 37.0 37.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Cara Pencegahan toksoplasmosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 8 8.0 8.0 8.0

1 27 27.0 27.0 35.0

2 19 19.0 19.0 54.0

3 46 46.0 46.0 99.0

Total 100 100.0 100.0

Skrining antibodi anti-toksoplasmosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 81 81.0 81.0 81.0

1 19 19.0 19.0 100.0

(57)

Tingkat Pengetahuan tentang toksoplasmosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TINGGI 5 5.0 5.0 5.0

SEDANG 80 80.0 80.0 85.0

RENDAH 15 15.0 15.0 100.0

(58)

LAMPIRAN 9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Noryauzieha Yaudza

Tempat/Tanggal Lahir : Terengganu/ 23 November 1988

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan : 1) Sekolah Kebangsaan Seri Iman, Kemamaman, Terengganu (1995-2000)

2) Sekolah Menengah Sains Dungun, Dungun, Terengganu (2001-2005).

3) Allianze College of Medical Sciences (2006-2007).

Gambar

Gambar 2.1 Cara Penularan Toksoplasmosis
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 5.1. Gambaran karekteristik responden berdasarkan umur.
Tabel 5.2. Gambaran karekteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Segala kegiatan yang dilakukan di masjid menjadi tugas dan tanggung jawab pengurus masjid untuk mengaturnya baik kegiatan ibadah rutin ataupun kegiatan lainnya. Pengurus

The •rmier hopes this suggested course design and materials of English for Telemarketing cou:d bs use!ui both for teachers and students who are interested ;n tne

Analisis penetapan Ru dalam cuplikan rasa air hasil ekstraksi campuran rutenium-uranium dapat dilakukan dengan metoda nyala spektrofotometri serapan atom yaitu dengan metoda

Kualitas layanan merupakan suatu kunci yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan, terutama bergerak di bidang jasa seperti salon Johnny Andrean Tunjungan Plaza di

Sollten auch Materialien enthalten sein, welche unter den Anwen- dungsbereich des LEATHER STANDARD by OEKO ‑ TEX® fallen, müs- sen diese mindestens die Anforderungen der

Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah

Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Pemilik lahan hendaknya membatasi terjadinya alih gunaahan sawah menjadi nn sawah, serta meningkatkan prduktivitas padi

Disajikan ilustrasi dan gambar permukaan papan berbentuk segitiga siku-siku, siswa dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan keliling jika diketahui luas, alas, dan