ANGGOTA KELOMPOK: STUDI KASUS POKDAKAN
BUDI ILMA SEJAHTERA KELURAHAN ROROTAN
JAKARTA UTARA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
LILIS YUNENGSIH
NIM: 1110054000005
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Lilis Yunengsih Nim : 1110054000005
Dengan ini saya menyatakan bahwa, skripsi yang berjudul “DAMPAK PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE SANGKURIANG TERHADAP PEREKONOMIAN ANGGOTA KELOMPOK: STUDI KASUS POKDAKAN BUDI ILMA SEJAHTERA KELURAHAN ROROTAN JAKARTA UTARA”
adalah benar merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah tercantum sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jika dikemudian hari
terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 29 Juni 2016
LILIS YUNENGSIH
Dampak Pembudidayaan Ikan Lele Sangkuriang Terhadap Perekonomian Anggota Kelompok: Studi Kasus Pokdakan Budi Ilma Sejahtera Kelurahan Rorotan Jakarta Utara
Saat ini, kemiskinan sudah menjadi masalah sosial yang sangat serius di Indonesia. Setiap tahunnya angka kemiskinan mengalami perubahan, angka pengangguranpun semakin bertambah di setiap wilayah, tidak menutup kemungkinan Jakarta yang menjadi pusat kota.
Untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan pengangguran, dalam hal ini Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera yang berada di kelurahan Rorotan Jakarta Utara mencoba menciptakan lapangan pekerjaan yang diharapkan dapat membantu Pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran, selain itu terciptanya kelompok ini adalah untuk meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat di wilayah tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pembudidayaan ikan lele berdampak pada perekonomian anggota kelompoknya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi kualitatif, yaitu dengan menggunakan pengamatan, wawancara dan penelaahan dokumen. Metode penelitian kualitatif ini juga bertujuan untuk penulis bisa menghimpun data dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera dan kemudian mengelola dan menganalisis dari hasil temuan di lapangan agar dapat memperoleh informasi yang akurat dan mendalam tentang program atau kegiatan yang menjadi penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, kegiatan pembudidayaan ikan lele yang dilakukan anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera, sedikit banyak bisa membantu perekonomian para anggotanya. Besar harapan dari para anggota bahwa kegiatan semacam ini akan tetap bertahan, karena bisa menjadi cara alternatif bagi masyarakat yang tidak atau belum mempunyai pekerjaan, terlebih untuk masyarakat yang berada di wilayah pusat kota seperti Jakarta ini.
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil ‘alamin...
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga hanya karena limpahan
nikmat-nikmat itu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Dampak Pembudidayaan Ikan Lele Sangkuriang Terhadap Perekonomian Anggota Kelompok: Studi Kasus Pokdakan Budi Ilma Sejahtera Kelurahan Rorotan Jakarta Utara”. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang tiada terhitung jasanya bagi umat manusia, dengan
membawa umatnya dari alam kegelapan (kebodohan) kepada alam yang terang
benderang yang bertabur ilmu pengetahuan.
Skripsi ini bermula dari keresahan penulis sebagai generasi yang besar di
pinggir utara Kota Jakarta. Kebanyakan tetangga dan keluarga penulis mengalami
masalah ekonomi di dalam rumah tangganya, solusi yang saat ini dilakukan warga
di Kelurahan Rorotan, salah satu kelurahan yang ada di Jakarta Utara adalah
dengan melakukan kegiatan budidaya ikan. Ini membuat penulis tertarik untuk
membahas bagaimana dampak pembudidayaan itu berpengaruh terhadap
perekonomian anggota kelompok budidaya ikan tersebut.
Selanjutnya, sehubungan dengan telah selesainya penulisan skripsi ini.
kepada penulis pada masa pencarian data dan referensi demi terselesaikannya
penulisan skripsi ini. Kepada mereka, penulis mengucapkan rasa terima kasih
yang mendalam. Oleh karena itu, tiada kata seindah doa dan ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta jajaran pembantu Dekan I, II, III Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Wati Nilamsari M.Si, selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
(PMI).
4. M. Hudri, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
(PMI).
5. Nurul Hidayati S.Ag, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang rela membagi
waktu disela-sela kesibukannya dalam rangka memberikan perhatian berupa
saran, kritik, bimbingan serta motivasinya untuk penulis guna selasainya
skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PMI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang selalu memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada
penulis selama berada dibangku kuliah.
7. Rasa terima kasih yang mendalam untuk kedua orang tua tercinta Abah Hayul
maupun materil, perhatian, pengertian, kasih sayang dan doa-doanya yang
tidak henti-hentinya kepada penulis, dan terima kasih atas nasihatnya untuk
segera menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebaikan apapun yang telah kalian
berikan dihitung sebagai amal ibadah oleh Allah SWT.
8. Perempuan-perempuan tersayangku, yang selalu memberikan suntikan
semangat. Terima kasih adikku Nur Fajar Wati (Teteh Nuri) untuk
kesediaanya antar jemput penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Farah
Fadilah (Kaka Wawa) dan Shafa Farhani (Dede Babon) untuk tingkah dan
permainan konyolnya yang selalu sukses memberi kebahagiaan dan keceriaan
pada penulis saat mengalami kejenuhan. Terima kasih malaikat kecilku.
Semoga kalian tumbuh menjadi perempuan cerdas.
9. Untuk sepupuh sekaligus sahabat penulis Khusnul Khotima (Radha) yang
sudah membantu penulis dalam hal apapun, mulai dari masa awal perkuliahan
sampai masa akhir perkuliahan. Terima kasih juga untuk kebersamaannya
selama ini, semoga kebikannya dihitung sebagai amal ibadah oleh Allah
SWT.
10.Kepada seluruh anggota Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma
Sejahtera. Bang Ahmad Ganin selaku ketua, yang telah mengizinkan serta
memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi di
Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera. Serta anggota
yang lainnya, Amroini (Cang Ama), H.A. Kurtubi (Bang Haji), Muhajir
(Mang Ajir), Hayul Qoyum (Abah Hayul), Burhanudin (Abeh Sobur),
Rustono (Mas Tono) dan terakhir Sobarih (Bang Barih), atas ketersediaan
kebersamaannya selama ini yang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan
perkuliahan ini, serta terima kasih untuk semangat yang diberikan meskipun
dalam jarak yang berjauhan. Selanjutnya saya ucapkan terima kasih untuk
Nur Handayani dan Anisa Fatonah teman satu pembimbing, yang berjuang
bersama selama proses penyelesaian skripsi ini. Semoga apa yang kita
perjuangkan selama ini bisa kita dapatkan manfaatnya untuk masa depan kita.
Terima kasih atas segala bantuan yang tidak ternilai harganya. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan
demi perbaikan-perbaikan kedepan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 29 Juni2016
Lilis Yunengsih
DAFTAR ISI
ABSTRAK………... i
KATA PENGANTAR………... ii
DAFTAR ISI………... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah………... 12
C. Tujuan Penelitian………... 12
D. Manfaat Penelitian………... 13
E. Metodologi Penelitian………... 14
F. Tinjauan Pustaka……….... 21
G. Sistematika Penulisan………. 25
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Dampak………... 27 B. Pemberdayaan ………..………...
1.Pengertian Pemberdayaan 28
2.Tahapan Pemberdayaan 31
C. Pemberdayaan Ekonomi ...
1.Pengertian Ekonomi 34
2.Pemberdayaan Ekonomi 35
D. Pembudidayaan Ikan ...
A. Letak Geografis Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera………...
45
B. Sejarah Singkat Kelompok Budidaya Ikan Budi Ilma
Sejahtera………...
49
C. Visi dan Misi Kelompok Budidaya Ikan Budi Ilma Sejahtera………...
53
D. Struktur Organisasi Kelompok Budidaya Ikan Budi Ilma Sejahtera………...
54
E. Anggota Kelompok Budidaya Ikan Budi Ilma Sejahtera... 55
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS A. Pelaksanaan Pembudidayaan Ikan Lele Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera... 56 B. Dampak Pembudidayaan Ikan Lele Terhadap Perekonomian Anggota Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera... 80 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………. 89
B. Saran………... 91
DAFTAR PUSTAKA………... 92
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Status Penduduk Wilayah Kelurahan Rorotan ... 46
2. Tabel 2 Status Pendidikan Penduduk di Wilayah Kelurahan Rorotan ... 47
3. Tabel 3 Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kelurahan Rorotan ... 48
4. Tabel 4 Fasilitas Kelompok Budidaya Ikan Budi Ilma Sejahtera ... 52
5. Tabel 5 Nama dan Alamat Anggota Pokdakan Budi Ilma Sejahtera ... 55
6. Tabel 6 Harga Pakan ... 71
7. Tabel 7 Jenis dan Ukuran Lele... 75
8. Tabel 8 Hasil Panen I dan II ... 77
9. Tabel 9 Matrik Proses Pembudidayaan Ikan Lele ... 79
1. Gambar 1 Ikan Lele Sangkuriang ... 41
2. Gambar 2 Ikan Lele Sangkuriang Hasil Panen Kelompok Budi Ilma
Sejahtera ... 41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang bersifat global. Artinya,
kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian banyak
orang di dunia ini. Meskipun dalam tingkatan yang berbeda, tidak ada satu pun
negara di jagat raya ini yang “kebal” dari kemiskinan.1
Bahkan Negara maju
seperti Amerika juga tidak luput dari masalah sosial.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data mengenai tingkat
kemiskinan di Indonesia. Pada Maret 2014, jumlah penduduk miskin (penduduk
dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia
mencapai 28,28 juta orang (11,25%), berkurang sebesar 0,32 juta orang
dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2013 yang sebesar 28,60
juta orang (11,46%), dan bertambah sebesar 0,11 juta orang dibandingkan dengan
penduduk miskin pada Maret 2013 yang sebesar 28,17 juta orang (11,36%).
Selama periode September 2013 sampai Maret 2014, jumlah penduduk miskin di
daerah perkotaan turun sebanyak 0,17 juta orang (dari 10,68 juta orang pada
September 2013 menjadi 10,51 juta orang pada Maret 2014), sementara di daerah
pedesaan turun sebanyak 0,15 juta orang (dari 17,92 juta orang pada September
2013 menjadi 17,77 juta orang pada Maret 2014). Persentase penduduk miskin di
1
Edi Suharto, Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia Menggagas Model Jaminan
daerah perkotaan pada September 2013 sebesar 8,55%, turun menjadi 8,34% pada
Maret 2014. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun
dari 14,37% pada September 2013 menjadi 14,17% pada Maret 2014.2
Dari data yang ada menunjukan penurunan dalam persentase jumlah
penduduk miskin. Antara bulan Maret 2013 sampai Maret 2014 jumlah penduduk
miskin berkurang sebesar 0,11 juta orang. Data penduduk miskin perkotaan juga
mengalami penurunan sebanyak 0,17 juta orang. Meskipun data yang ada
menunjukan jumlah penduduk miskin berkurang, ini tidak membuat masalah
sosial yang ada di Indonesia terselesaikan karena setiap tahunnya jumlah
penduduk miskin tidak selalu stabil atau dengan kata lain jumlah ini bisa saja
bertambah.
Sementara untuk wilayah DKI Jakarta tingkat kemiskinan pada Maret
2015 sebesar 398,92 ribu orang (3,93%). Dibandingkan dengan September 2014
(412,79 ribu orang atau 4,09%), jumlah penduduk miskin turun sebesar 13,87 ribu
atau turun 0,16 poin. Sedangkan dibandingkan dengan Maret 2014 dengan jumlah
penduduk miskin sebesar 393,98 ribu orang (3,92%), jumlah penduduk miskin
meningkat 4,94 ribu atau meningkat 0,01 poin.3
Data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik setiap tahunnya tidak selalu
stabil. Setiap tahunnya data kemiskinan yang dikeluarkan bisa menurun atau
2
Badan Pusat Statistik, “Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2014,” artikel diakses pada 1
Juli 2014 dari http:/bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20141209145524.pdf 3
Badan Pusat Statistik, “Tingkat Kemiskinan di DKI Jakarta Maret 2015,” artikel diakses
3
bahkan naik. Tidak dapat dipungkiri, meskipun data kemiskinan di Indonesia atau
di daerah-daerah menurun, akan tetapi kemiskinan masih menyelimuti masyarakat
Indonesia sampai saat ini dan masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan
kesejahteraan hidupnya.
Kemiskinan dapat menunjuk pada kondisi individu, kelompok, maupun
situasi kolektif masyarakat. Sebuah bangsa atau negara secara keseluruhan bisa
pula dikategorikan miskin.4 Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
kemiskinan, jarang ditemukan kemiskinan yang hanya disebabkan oleh faktor
tunggal. Seseorang atau keluarga miskin bisa disebabkan oleh beberapa faktor
yang saling terkait satu sama lain, seperti mengalami kecacatan, memiliki
pendidikan rendah, tidak memiliki modal atau keterampilan untuk berusaha, tidak
tersedianya kesempatan kerja, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak
adanya jaminan sosial (pensiun, kesehatan, kematian), atau hidup di lokasi
terpencil dengan sumberdaya alam dan infrastruktur yang terbatas.5
Di Indonesia, faktor yang sering dijumpai sebagai penyebab terjadinya
kemiskinan adalah karena tidak tersedianya kesempatan kerja sehingga
masyarakat Indonesia banyak yang menjadi pangangguran.
Menurut Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan
kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep
ini sering sekali diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka. Begitu pula
4
Edi Suharto, Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia Menggagas Model Jaminan
Sosial Universal Bidang Kesehatan, h. 16 5
dengan yang dikatakan Dumairy, dijelaskan bahwa pengangguran adalah orang
yang tidak mempunyai pekerjaan lengkap. Lengkapnya orang yang tidak berkerja
dan masih atau sedang mencari pekerjaan.6
Saat ini kemiskinan dan pengangguran masih menjadi masalah serius yang
dihadapi Indonesia. Memang, antara kemiskinan dan pengangguran adalah dua
masalah yang saling berkaitan satu sama lain. Karena kemiskinan itu salah
satunya lahir dari adanya pengangguran atau dengan kata lain tidak tersedianya
kesempatan kerja bagi masyarakat.
Pengangguran di kota meningkat seiring dengan urbanisasi dan
meningkatnya pendidikan. Akan tetapi sektor industri tidak berkembang sejalan
dengan pertumbuhan tenaga kerja, sehingga memperbesar pengangguran.
Disamping itu ada pula pengangguran yang berpendidikan. Mereka gagal
mendapatkan pekerjaan karena kerasnya persaiangan dan tiadanya perencanaan
tenaga kerja. Dengan tingkat rata-rata tahunan penduduk kota sebesar 4,5%, 20%
adalah pengangguran. Akan tetapi pengangguran tersembunyi merupakan ciri
utama sebagian besar Negara terbelakang. Pengangguran seperti itu tampil secara
terpaksa, setiap orang bersedia kerja tetapi mereka tidak mendapatkan kerja
karena tiadanya faktor pendukung.7
6 Ahmad Rifki Fathurrohman, “Peran Abah Nasrudin
dalam Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang di Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor,” (Skripsi S1
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), h. 1 7
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
5
Pada tahun 2015 ini, angka pengangguran di Indonesia bertambah 300
Ribu orang. Penyebab bertambahnya pengangguran pada tahun ini disebabkan
oleh perlambatan ekonomi. Melambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia
belakangan ini ternyata mambawa dampak buruk bagi sektor tenaga kerja. Badan
Pusat Statistik melaporkan, Februari 2014 sampai Februari 2015 jumlah
pengangguran meningkat 300 ribu orang yang totalnya mencapai 7,45 juta orang.8
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, peran pemerintah sangatlah
dibutuhkan dalam hal ini. Pemerintah harus bisa membuat kebijakan yang dapat
menciptakan lapangan pekerjaan. Karena pada dasarnya Negara wajib
menyediakan lapangan pekerjaan dan memberikan kesempatan bagi masyarakat
untuk bekerja dan hal tersebut sudah ditetapkan di dalam undang-undang. Sesuai
UUD 1945, pasal 27 ayat 2 bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Sebenarnya upaya pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan
mengurangi angka pengangguran sudah banyak dilakukan. Untuk meningkatkan
kesejahteraan dan perekonomian masyarakat bukan hanya kewajiban pemerintah
semata, melainkan juga kewajiban seluruh masyarakat untuk dapat
mensejahterakan kehidupannya sendiri. Kebijakan pemerintah atau program yang
dibuat untuk masyarakat miskin sering kali kurang tepat sasaran. Program seperti
Bantuan Langsung Tunai (BLT), BBM bersubsidi dan Kartu Jakarta Pintar (KJP)
8
Siswanto dan Dian Kusumo Hapsari, “BPS: 2015, Pengangguran Indonesia Bertambah 300
Ribu Orang,” artikel diakses pada 29 September 2015 dari
nyatanya bukan hanya masyarakat miskin yang menikmati, melainkan masyarakat
yang mampu dari segi ekonomi juga ikut menikmatinya sehingga manfaat dari
program yang sudah dibuat tidak semua masyarakat miskin menikmati dan
program-program seperti itu juga terkesan memanjakan masyarakat sehingga
mereka hanya menunggu datangnya bantuan tanpa ada usaha dari diri mereka
sendiri. Karena itulah mengapa harus adanya kesadaran dan kemauan dari
masyarakat untuk bisa bangkit dari jurang kemiskinan tanpa menunggu dan
berharap program atau bantuan dari pemerintah yang sering kurang tepat sasaran.
Masyarakat Indonesia jelas sadar akan keadaan ekonomi di tanah air.
Untuk bisa keluar dari lingkaran kemiskinan mereka juga harus berusaha mencari
pekerjaan yang layak, yang bisa menghidupi dirinya beserta keluarganya demi
mengubah keadaan hidupnya agar menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.
Usaha untuk mencari pekerjaan salah satunya tercermin dalam QS.
At-Artinya: dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”9
9
Departemen Agama, Al–Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV. Penerbit Di Ponogoro,
7
Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai orang-orang mukmin agar
bersungguh-sungguh dalam mencari pekerjaan dan apa yang sudah kita kerjakan
itu akan mendapatkan balasan yang setimpal. Islam juga mengajarkan kepada
umatnya untuk bekerja atau mencari pekerjaan dengan bersungguh-sungguh dan
tidak mudah putus asa. Dalam mencari pekerjaan sebaiknya sesuaikan dengan
kemampuan dan minat yang dimiliki, agar apa yang dikerjakan dapat berhasil dan
bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Akan tetapi kadang kala mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah,
terlebih untuk di daerah perkotaan seperti Jakarta yang banyak persaingan dalam
hal mendapatkan pekerjaan mulai dari persaingan dalam tingkat pendidikan dan
keahlian yang dimiliki.
Tingkat pendidikan pengangguran didominasi tamatan SMU ke bawah
mengindikasikan sulitnya penyerapan angkatan kerja. Tindakan yang dapat
dilakukan pemerintah misalnya perbaikan layanan pendidikan, khususnya
pendidikan formal, dan mengurangi angka siswa putus sekolah.10
Sedangkan cara lain untuk bisa mengurangi jumlah pengangguran adalah
dengan berwirausaha. Wirausaha relatif bisa bertahan dalam menghadapi
permasalahan ekonomi yang sering terjadi. Keberadaannya juga memiliki peluang
yang cukup besar dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat
Indonesia.
10
Tim Website, “Perkembangan dan Solusi Masalah Pengangguran di Indonesia,” artikel
Selain itu kehadiran dan peranan wirausaha akan memberikan pengaruh
terhadap kemajuan perekonomian dan perbaikan pada keadaan ekonomi. Karena
wirausaha dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, meningkatkan pemerataan pendapatan, memanfaatkan dan
memobilisasi sumberdaya untuk meningkatkan produktivitas nasional. Sektor
informal merupakan alternatif yang dapat membantu menyerap pengangguran.11
Buchari Alma, memberikan definisi yang luas mengenai wirausaha, dalam
definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat
adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan
peluang tersebut. Pengertian wirausaha disini menekankan pada setiap orang yang
memulai suatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua
kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan
menciptakan suatu organisai.12
Ada berbagai macam jenis usaha yang bisa digarap, yaitu usaha ekstraktif,
agraris, industri, perdagangan, dan jasa. Salah satu jenis usaha yang sering
digarap oleh masyarakat yang notabennya belum pernah berwirausaha adalah
usaha di bidang agraris. Usaha agraris mencakup berbagai usaha pengelolaan
kebun, perdagangan hasil-hasil pertanian (agrobisnis) yang dapat diusahakan
11
Ibid
12
9
untuk setiap produk yang dihasilkan oleh pertanian atau perkebunan dan
perternakan.13
Berwirausaha di sektor perikanan juga tidak kalah menguntungkannya
dengan berwirausaha di sektor pertanian. Selain bisa menguntungkan,
berwirausaha di sektor perikanan juga bisa memanfaatkan sumber daya alam yang
dimiliki Indoneisa.
Perikanan mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan
perekonomian nasional, terutama dalam meningkatkan perluasan kesempatan
kerja, pemerataan pendapatan, dan peningkatan taraf hidup bangsa pada
umumnya, nelayan kecil, pembudidaya ikan kecil, dan pihak-pihak pelaku usaha
di bidang perikanan dengan tetap memelihara lingkungan, kelestarian, dan
ketersediaan sumber daya ikan.14
Dari sektor perikanan, biasanya masyarakat menjalankan usaha budidaya
lele. Usaha budidaya lele merupakan salah satu usaha yang dapat ditekuni oleh
masyarakat yang baru memulai usaha sekalipun. Ikan lele merupakan ikan yang
habitatnya di air tawar, ciri-ciri ikan lele adalah memiliki tubuh yang licin dan
mempunyai kumis di sekitar mulutnya. Permintaan akan ikan ini pasti selalu ada
karena banyak peminatnya, terutama untuk dijadikan lauk pauk.
13
Ibid, h. 137 14
Undang-Undang Perikanan 2004, UU RI No. 31 Th. 2004 Tentang Perikanan, (Jakarta:
Kebutuhan ikan lele untuk konsumsi semakin hari semakin meningkat.
Baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, untuk lauk jamuan pernikahan,
maupun untuk memenuhi kebutuhan rumah makan dan restoran.15 Dengan
meningkatnya kebutuhan konsumsi ikan lele, itu bisa dijadikan salah satu peluang
melakukan usaha.
Dengan melihat permasalahan kemiskinan dan pengangguran yang tak
kunjung teratasi di Indonesia terutama untuk wilayah Jakarta dan dengan melihat
adanya peluang usaha yang besar dari meningkatnya kebutuhan ikan lele
konsumsi, Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera
memanfaatkan peluang ini menjadi sebuah usaha yang terorganisir.
Lahirnya Kelompok Budidayaan Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera
adalah diawali dari keinginan untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang
diharapkan dapat membantu Pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran,
selain itu terciptanya kelompok ini adalah untuk meningkatkan perekonomian dan
taraf hidup masyarakat di wilayah tersebut.16
Kelompok Budi Ilma Sejahtera, memfokuskan budidaya dengan dua
kegiatan yaitu, pembibitan dan pembesaran. Kelompok ini sudah berdiri dari
tahun 2010, selama rentang waktu tersebut sudah banyak pengalaman yang
kelompok ini rasakan. Mulai dari pengalaman kegagalan karena ikan yang mereka
15
Warsino dan Kres Dahana, Meraup Untung dari Beternak Lele Sangkuriang, (Yogyakarta:
Lily Publisher, 2009), h. 1 16
11
budidayakan hampir semuanya mati, kekurangan pasokan bibit induk, pakan lele
yang mahal dan sampai akhirnya keberhasilanlah yang mereka peroleh dengan
mengalirnya pundi-pundi rupiah setiap kali panen.17
Kegiatan budidaya yang kelompok ini lakukan di bawah binaan dua
lembaga terkait, yaitu Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta
Utara dan Astra Autopart. Banyak pembelajaran yang kelompok ini dapatkan,
mulai dari pelatihan pembudidayaan dan alternatif pemberian pakan lele. Semua
kegiatan yang dilakukan mempunyai satu tujuan yang sama yaitu masyarakat
ekonomi mandiri.18
Dengan binaan yang diberikan Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan
Kelautan Jakarta Utara dan Astra Autopart ini jelas menggambarkan bahwa, baik
dari instansi pemerintahan ataupun swasta memberikan perhatian yang lebih
terhadap kegiatan usaha yang sedang dijalankan Kelompok Budidaya Ikan
(Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera dengan memberikan bantuan peralatan ataupun
pelatihan untuk pembudidayaan ikan lele.
Dengan melihat latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian di Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma
Sejahtera karena di Kelurahan Rorotan banyak melakukan pemberdayaan
ekonomi melalui kegiatan budidaya ikan. Kelompok Budi Ilma dipilih karena dari
beberapa pokdakan yang ada, kelompok inilah yang masih aktif melakukan
17
Ibid
18
pemberdayaan. Maka peneliti hendak mengadakan penelitian tentang apakah
kegiatan budidaya ikan lele berdampak pada meningkatnya perekonomian
anggota kelompok. Maka dengan ini penulis mengambil judul “DAMPAK
PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE SANGKURIANG TERHADAP
PEREKONOMIAN ANGGOTA KELOMPOK : STUDI KASUS POKDAKAN
BUDI ILMA SEJAHTERA KELURAHAN ROROTAN JAKARTA UTARA”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan dan akan dibahas pada penulisan skripsi
ini lebih terarah dan tidak meluas. Maka peneliti membatasi penelitian pada
pelaksanaan kegiatan budidaya ikan lele yang dilakukan oleh Kelompok
Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera, serta dampak ekonomi yang
dirasakan anggota kelompok dari kegiatan budidaya ikan lele yang dilakukan.
Rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembudidayaan ikan lele yang dilakukan Kelompok
Budidaya ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera?
2. Bagaimana dampak pembudidayaan ikan lele terhadap perekonomian anggota
kelompok?
C. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada batasan dan perumusan masalah sebagaimana yang
telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini
13
1. Mengetahui pelaksanaan pembudidayaan ikan lele yang dilakukan Pokdakan
Budi Ilma Sejahtera.
2. Mengetahui dampak dari pelaksanaan pembudidayaan ikan lele terhadap
perekonomian anggota kelompok.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
pengembangan khazanah dalam bidang ilmu pengetahuan dan sosial
khususnya tentang pemberdayaan masyarakat kepada mahasiswa/i, terutama
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi instansi
atau kelompok lainnya yang melakukan pemberdayaan di bidang yang sama
seperti pembudidayaan ikan lele yang dilakukan Kelompok Budi Ilma
Sejahtera.
3. Mengenalkan lebih jauh eksistensi Kelompok Budi Ilma Sejahtera sebagai
salah satu kelompok yang melakukan pemberdayaan di wilayah Kelurahan
Rorotan, Jakarta Utara.
4. Dapat dijadikan bahan evaluasi dan acuan untuk meningkatkan kesejateraan
anggota dengan melihat peningkatan pendapatan dari anggota kelompok Budi
E. Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan metodologi
penelitian yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Pendekatan Penelitian
Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan bahwa pendekatan kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau tulisan dari orang-orang atau prilaku yang diamati secara langsung.19
Penelitian ini sendiri menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu
dengan melakukan pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen.20
Penggunaan metode penelitian kualitatif ini juga bertujuan untuk peneliti bisa
menghimpun data dari hasil pengamatan. Wawancara dilakukan dengan pengurus
dan anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera, ada sembilan informan dan
kemudian mengelola serta menganalisis dari hasil temuan di lapangan agar dapat
memperoleh informasi yang akurat dan mendalam tentang kegiatan yang menjadi
penelitian.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis mengambil lokasi penelitian ini di Kelompok Budi Ilma Sejahtera,
yang beralamat di Kampung Malaka II, Jalan Rorotan 6 gang 5. RT.02 RW.05,
19
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001),
cet. Ke-15, h. 3 20
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
15
Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Peneliti memilih
kelompok Budi Ilma Sejahtera sebagai tempat penelitian karena salah satu
wilayah di Jakarta Utara yang banyak melakukan pemberdayaan ekonomi melalui
pembudidayaan ikan lele adalah di wilayah Rorotan dan karena hal tersebut saat
ini wilayah Rorotan sering disebut sebagai Kampung lele. Dengan banyaknya
Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) di wilayah ini peneliti ingin melihat apakah
Pokdakan ini bisa berdampak bagi perekonomian setiap anggotanya.
3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif, dimana penelitian
deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan
data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen
pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.21
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data secara akurat, peneliti mengadakan penelitian
dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu:
21
a. Observasi (Pengamatan)
Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai “perhatian yang
terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu”. Adapun observasi ilmiah
menurut Garayibah adalah “perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian
atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan
faktor-faktor penyebabnya, dengan menggunakan kaidah-kaidah yang
mengaturnya.22
Jadi dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung yang
mendalam dan fokus terhadap kegiatan pemberdayaan melalui
pembudidayaan ikan lele yang dilakukan Kelompok Budi Ilma Sejahtera.
b. Wawancara
Dalam wawancara, peneliti melakukan metode wawancara terbuka, yaitu
wawancara yang dilakukan peneliti dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabanya.23
Menurut Patton, pertanyaan terbuka dan teliti hasil tanggapan mendalam
tentang pengalaman, persepsi, pendapat, perasaan, dan pengetahuan orang.
Data terdiri dari kutipan yang sama persis dengan konteks yang cukup
untuk dapat diinterpretasi.24
22
Emizir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2012), cet. Ke-3, h. 37 23
Ibid, h. 51 24
17
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti ditujukan kepada pengurus dan
anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera, dan mengajukan pertanyaan
kepada anggota dan pengurus yang tergabung dalam Kelompok Budi Ilma
Sejahtera.
Anggota yang peneliti wawancarai adalah Ahmad Ganin sebagai ketua,
H.A Kurtubi sebagai Bendahara, Amroini sebagai Sekretaris, Muhajir
sebagai Humas, dan Rustono, Sobari, Burhanudin, Hasan Basri, Hayul
Qoyum sebagai anggota. Total dari informan yang diwawancarai adalah
sebanyak sembilan orang, serta informasi yang dikaji adalah bagaimana
pelaksanaan pembudidayaan ikan lele yang kelompok Budi Ilma Sejahtera
lakukan dan bagaimana dampak ekomoni yang dihasilkan dari kegiatan
tersebut.
c. Metode Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.25
Pengumpulan data yang peneliti lakukan dengan cara mengumpulkan
data-data berupa tulisan, gambar atau informasi yang diperoleh dari
pengurus dan anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera.
25
5. Teknik Analisa Data
Analisa data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengategorikannya
sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin
dijawab.26
Pada prinsipnya analisis data merupakan sejumlah aktivitas yang
dilakukan oleh peneliti ketika proses pengumpulan data atau informasi
berlangsung, sampai pada penarikan kesimpulan berupa konsep atau hubungan
antar konsep.27
6. Teknik Penentuan Subjek Penelitian
Dalam menentukan informan pada penelitian ini dipilih dengan teknik
snowball, yaitu dari informan satu memperkenalkan keinforman yang lain.
Penentuan informan pada penelitian kualitatif yang terpenting bukanlah jumlah
informannyanya, tetapi potensi tiap informan untuk memberikan pemahaman
mengenai aspek yang diteliti.28
Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah pengurus dan anggota
dari Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera. Informan yang
diwawancarai oleh peneliti sebanyak sembilan anggota dari sepuluh anggota yang
26
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), h. 209. 27
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, (Malang: UMM Press, 2010), cet. Ke-2, h. 97
28 Siti Noor Havidah, “Upaya
Pemberdayaan Petani yang Dilakukan Gabungan Kelompok
Tani (Gapoktan) Silih Asih di Kec. Cigombong Kab. Bogor,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan
19
ada di Pokdakan Budi Ilma Sejahtera. Sembilan anggota itu di antaranya adalah
Ahmad Ganin sebagai ketua, H.A Kurtubi sebagai Bendahara, Amroini sebagai
Sekretaris, Muhajir sebagai Humas, dan Rustono, Sobari, Burhanudin, Hasan
Basri, Hayul Qoyum sebagai anggota. Serta untuk satu anggota yang tidak
peneliti wawancarai itu karena keterbatasan pemahaman yang lamban dari
informannya. Informasi yang peneliti kaji adalah bagaimana pelaksanaan
pembudidayaan ikan lele yang kelompok Budi Ilma Sejahtera lakukan dan
bagaimana dampak ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.
Dari paparan tersebut jelas bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif, pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara mendalam,
bergulir dari satu subjek (informan yang memenuhi kriteria, selected informan) ke
subjek penelitian yang lain dan berhenti ketika sudah mengalami titik jenuh
informasi (sampling bola salju).29
7. Teknik Keabsahan Data (Triangulasi)
Triangulasi data digunakan sebagai proses memantapkan drajat
kepercayaan (kredibilitas/validitas) dan konsistensi (reliabilitas) data, serta
bermanfaat juga sebagai alat bantu analisis data di lapangan. Kegiatan triangulasi
dengan sendirinya mencakup proses pengujian hipotesis yang dibangun selama
pengumpulan data. Triangulasi menurut Mantja, dapat digunakan untuk
memantapkan konsistensi metode silang, seperti pengamatan dan wawancara atau
penggunaan metode yang sama, seperti wawancara dengan beberapa informan.
29
Kredibilitas (validitas) analisis lapangan dapat juga diperbaiki melalui triangulasi.
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data.30
Ada empat macam triangulasi yang dikemukakan Dezin. Empat macam
triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi peneliti dan
triangulasi teoritik.31
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi metode. Dimana dalam triangulasi sumber peneliti mencoba
membandingkan (mengecek ulang) informasi yang diperoleh dari sumber data
yang berbeda. Seperti, membandingkan hasil pengamatan dengan hasil
wawancara, dokumen tertulis yang dimiliki tempat penelitian, arsip, dan
selanjutnya gambar atau foto yang ada.
Selanjutnya adalah triangulasi metode, dimana triangulasi metode adalah
metode yang dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan
data untuk mendapatkan data yang sama. Untuk memperoleh kebenaran informasi
yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi yang ingin diteliti,
peneliti menggunakan wawancara dan observasi atau pengamatan bahkan
menggunakan informan berbeda untuk mengecek kebenarannya. Triangulasi
tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau
informan penelitian diragukan kebenarannya. Dalam tahapan ini peneliti merasa
ada keraguan dari beberapa informan dalam menyampaikan informasi yang ada,
30
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h. 218
31
21
maka dari itu peneliti mencoba menggunakan triangulasi metode ini untuk
mendapatkan informasi yang akurat.
Teknik ini sengaja dipilih peneliti bertujuan untuk bisa meningkatkan
pemahaman peneliti terhadap data dan fakta yang dimiliki dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan dengan pengurus dan anggota
Kelompok Budi Ilma Sejahtera.
8. Teknik Penulisan Skripsi
Pedoman yang peneliti gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah buku
CeQDA (Center for quality development and assurance) 2007 “Pedoman
penulisan karya ilmiah (Skripsi, tesis, dan disertasi)” skripsi atau disertasi
mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya mahasiswa/i Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan
mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk penyusunan dan
penulisan skripsi ini.
Adapun setelah peneliti mengadakan kajian kepustakaan, akhirnya
menemuka beberapa karya tulisan hasil penelitian yang memiliki tema dan judul
perbandingan dan bahan kajian dalam penyusunan skripsi ini, maka judul-judul
tersebut antara lain:
1. Dalam skripsi yang berjudul: Dampak Bank Sampah Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat dan Lingkungan (Studi Kasus Bank Sampah Cempaka II di
Kelurahan Pondok Petir RW 09) Bojongsari Kota Depok. Disusun oleh Jean
Anggraini. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Lulus Tahun 2013. 32
2. Dalam skripsi yang berjudul: Dampak Program Corporate Social
Responsibility (CSR) Pertamina Terhadap Kesejahteraan Masyarakat: Studi
“Satu Aksi Untuk Ciliwung” Di Lenteng Agung Kecamatan Jagakrsa Jakarta
Selatan. Disusun oleh Siti Innayah. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Lulus Tahun 2012.33
Kedua tulisan Jean Anggraini dan Siti Innayah sama-sama mengambil
judul mengenai dampak yang dihasilkan dari suatu kegiatan atau program. Skripsi
Jean Anggraini membahas dampak bank sampah terhadap kesejahteraan
masyarakat dan lingkungan. Sedangkan skripsi Siti Innayah membahas dampak
32 Jean Anggraini, “Dampak Bank Sampah Ter
hadap Kesejahteraan Masyarakat dan Lingkungan (Studi Kasus Bank Sampah Cempaka II di Kelurahan Pondok Petir RW 09) Bojongsari
Kota Depok,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013)
33 Siti Innayah, “Dampak Program Corporate Social Responsibil
ity (CSR) Pertamina
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat: Studi “Satu Aksi Untuk Ciliwung” Di Lenteng Agung
23
dari program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat.
Antara skripsi peneliti dengan dua skripsi ini jelas terlihat perbedaan.
Skripsi peneliti mencoba melihat dampak ekonomi yang dirasakan anggota
kelompok Budi Ilma Sejahtera melalui pelaksanaan kegiatan pembudidayaan ikan
lele. Sedangkan dua skripsi Jean Anggraini dan Siti Innayah mencoba melihat
kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan bank sampah dan program CSR.
Dengan kata lain, antara objek dan subjek yang diteliti jelas berbeda.
3. Dalam skripsi yang berjudul: Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui
Program Kelompok Usaha Bersama Lembaga Keuangan Mikro Sosial Taruna
Sejahtera di Cengkareng Jakarta Barat. Disusun oleh Putri Nurul Lita. Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulus
Tahun 2012. 34
4. Dalam skripsi yang berjudul: Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus
Kelompok UUPKS Cut Nyak Dien di Kelurahan Pondok Pacung, Kota
Tanggerang Selatan. Disusun oleh Erna Milana. Jurusan Pengembangan
34
Putri Nurul Lita, “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Program Kelompok Usaha
Bersama Lembaga Keuangan Mikro Sosial Taruna Sejahtera di Cengkareng Jakarta Barat,” (Skripsi S1
Masyarakat Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulus Tahun 2012. 35
Kedua skripsi dari Putri dan Erna membahas mengenai pemberdayaan
ekonomi yang dilakukan melalui suatu program atau kegiatan. Kedua skripsi ini
peneliti jadikan reverensi sebagai bahan bacaan dan perbandingan dengan skripsi
yang akan peneliti teliti mengenai pemberdayaan ekonomi, dengan begitu antara
skripsi penulis dengan kedua skripsi ini tidak akan ada kesamaan, baik kesamaan
dalam tempat penelitian, objek, subjek dan pembahasan yang akan diteliti.
5. Dalam skripsi yang berjudul: Peran Abah Nasarudin dalam Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang di Kecamatan
Megamendung Kabupaten Bogor. Disusun oleh Ahmad Rifki Fathurrohman.
Jurusan Kesejahteraan Sosial. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulus Tahun 2014. 36
Skripsi dari Ahmad Rifki Faturrohman ini membahas upaya
pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan lele sangkuriang yang
dilakukan Abah Nasarudin untuk mengangkat harkat dan martabat para
pengangguran, korban PHK, dan anak putus sekolah. Skripsi ini peneliti jadikan
reverensi dalam pembuatan karya ilmiah yang peneliti teliti. Perbedaan skripsi ini
35
Erna Milana, “Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Kelompok UUPKS Cut
Nyak Dien di Kelurahan Pondok Pacung, Kota Tanggerang Selatan,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012) 36 Ahmad Rifki Fathurrohman, “Pera
n Abah Nasarudin dalam Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang di Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor,” (Skripsi S1
25
dengan skripsi yang peneliti teliti terletak di subjek dan objek penelitian,
keduanya berbeda karena penelitian yang peneliti lakukan membahas mengenai
dampak ekonomi dari suatu kegiatan yang dilakukan kelompok masyarakat.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ditujukan untuk mempermudah pembaca dalam
memahami penelitian ini, maka peneliti membagi skripsi ini menjadi lima bagian
yang terdiri dari bab per bab yang berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang
utuh dari skripsi ini. Adapun laporan tugas akhir ini disusun dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Bab ini akan membahas mengenai pengertian dampak, pengertian
pemberdayaan, tahapan pemberdayaan, pengertian ekonomi,
pemberdayaan ekonomi, pengertian pembudidayaan ikan, dan ikan
BAB III GAMBARAN UMUM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN (POKDAKAN) BUDI ILMA SEJAHTERA
Pada bab ini membahas mengenai sejarah singkat Kelompok Budi
Ilma Sejahtera, visi dan misi, struktur organisasi Kelompok Budi Ilma
Sejahtera, anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera, dan peta geografis
Kelompok Budi Ilma Sejahtera.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
Bab ini membahas mengenai hasil dan temuan data yang telah
ditemukan, yaitu bagaimana pelaksanaan pembudidayaan ikan lele
yang dikalukan Pokdakan Budi Ilma Sejahtera. Serta bagaimana
dampak pembudidayaan ikan lele terhadap perekonomian anggota
kelompok.
BAB V PENUTUP
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran yang didapatkan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Dampak
Pengertian dampak dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah benturan,
pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif), benturan
yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang
berarti dalam momentum (pusa) sistem yang mengalami benturan itu.1
Menurut Oto Soemarnoto, dampak adalah pengaruh suatu kegiatan.
Sedangkan pengertian dampak menurut Hari Sabari adalah sesuatu yang muncul
setelah adanya suatu kejadian. Pengertian dampak secara sederhana bisa diartikan
sebagai pengaruh atau akibat, dalam setiap keputusan yang diambil biasanya
mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan
pengawasan internal.2
Menurut penulis pengertian dampak adalah perubahan yang terjadi baik
positif atau negatif terhadap suatu aktifitas yang dilakukan, yang dapat
berpengaruh dalam kehidupan masyarakat yang melakukan aktifitas tersebut, baik
pengaruh yang dihasilkan itu berdampak besar atau pun kecil.
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), h.234 2
Dari beberapa pengertian tersebut, terdapat dua kata kunci yang muncul
yaitu akibat dan perubahan yang terjadi dari suatu dampak. Akibat sendiri dalam
buku Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu yang merupakan akhir atau
hasil suatu peristiwa (perubahan, keputusan); persyaratan atau keadaan yang
mendahuluinya. Sedangkan perubahan sendiri berasal dari kata ubah, yang berarti
menjadi lain (berbeda) dari semula. Jadi perubahan adalah hal (keadaan) berubah;
peralihan; pertukaran.3
Jadi, dampak yang akan timbul dari kegiatan pembudidayaan ikan lele
sangat berpengaruh terhadap perubahan ekonomi setiap anggotanya, baik
perubahan itu besar atau pun kecil.
B. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu
empowerment yang secara harfiah berarti pemberkuasaan. Pemberkuasaan itu
sendiri dapat dipahami sebagai upaya memberikan atau meningkatkan kekuasaan
(power) kepada pihak yang lemah atau kurang beruntung (disadvantaged).
Pemberdayaan merupakan upaya untuk membangun eksistensi sesorang dalam
3 Azhar Firdaus, “Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Masyarakat Sekitar Situ Akibat
29
kehidupannya dengan memberi dorongan agar memiliki kemampuan atau
keberdayaan.4
Secara teknis, istilah pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya
diserupakan dengan istilah pengembangan. Dalam pengertian lain, pemberdayaan
atau pengembangan atau tepatnya pengembangan sumber daya manusia adalah
upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat
diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.
Dengan memakai logika ini, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya
adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mengadakan
pilihan-pilihan.5
Menurut Kartasasmita, pemberdayaan sebagai strategi pembangunan
adalah upaya untuk membangun daya dengan mendorong, memotivasi dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk
mengembangkannya. Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi
sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan
keterbelakangan.6
Merangkum dari beberapa pengertian pemberdayaan yang sudah
disebutkan. Menurut penulis, pemberdayaan itu ialah suatu upaya yang dilakukan
4
Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga penelitian UIN
Syarif Hidayatullah, 2008), h.232 5
Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Dari
Idiologi, Strategi Sampai Tradisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.41-42 6
baik pemerintah ataupun masyarakat sendiri dengan cara mendorong,
memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dari
masing-masing individu masyarakat atau potensi yang ada dilingkungan (alam)
serta berupaya untuk mengembangkannya. Dalam prosesnya pemberdayaan juga
memerlukan waktu yang cukup panjang dan dilakukan secara terus menerus, agar
dampak yang dihasilkan dari pemberdayaan itu maksimal dan dapat mengubah
masyarakat yang tidak berdaya menjadi masyarakat yang berdaya.
Menurut Ife, ketidakberdayaan mengacu kepada konsep ketidak
beruntungan (disadvantage), yang di kelompokan ke dalam tiga kategori, yaitu:
1) Kelompok lemah secara struktur (kelas, gender dan etnis yang meliputi orang
miskin, pengangguran, wanita, masyarakat lokal dan kelompok minoritas)
2) Kelompok lemah khusus (lanjut usia, anak dan remaja, penyandang cacat,
gay, lesbian, masyarakat terasing)
3) Kelompok lemah secara personal (mereka yang mengalami masalah pribadi
dan keluarga)7
Secara teoritis ketidakberdayaan merupakan sebuah kondisi yang
kompleks, berasal dari individu dan masyarakat sebagai faktor internal dan
lingkungan sebagai faktor eksternal. Individu dan kelompok bukan berarti tidak
memiliki potensi, pengetahuan atau sumber material, akan tetapi mereka belum
7
Ismet Firdaus, dkk, Pengamalam AL-QUR’AN Tentang Pemberdayaan Dhu’afa, (Jakarta:
31
atau tidak memiliki kemampuan, pengetahuan untuk mengelola potensi. Pada sisi
lain ketidakberdayaan justru berasal dari luar dirinya seperti lingkungan yang
menilai lemah tidak berdaya yang akan menjadi beban. Mereka terpaksa pasrah
kepada kondisi yang ada. Mereka tidak berdaya karena tidak mendapatkan
kesempatan, atau mereka tidak mengetahui sumber-sumber potensi yang ada
disekitar mereka atau tidak mengetahui potensi-potensi yang ada dari diri mereka
sendiri.8
2. Tahapan Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui beberapa tahapan. Adapun
tahapan-tahapan pemberdayaan yang umum digunakan, antara lain sebagai
berikut:9
a. Tahap Persiapan.
Tahap persiapan ini di dalamnya adalah tahap (a) Penyiapan petugas.
Penyiapan petugas ini terutama diperlukan untuk menyamakan persepsi antara
anggota tim agen perubah (change agent) mengenai pendekatan apa yang
akan dipilih dalam melakukan pengembangan masyarakat. (b) Penyiapan
lapangan. Sedangkan tahapan penyiapan lapangan, petugas (community
worker) pada awalnya melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan
dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal.
8
Ibid, h. 163
9
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat, ( Jakarta: PT
b. Tahap Assesmenet.
Proses assessment yang dilakukan di sini adalah dengan mengidentifikasi
masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya yang dimiliki
klien. Dalam proses assesment ini masyarakat sudah dilibatkan secara aktif
agar mereka dapat merasakan bahwa permasalahan yang sedang dibicarakan
benar-benar permasalahan yang keluar dari pandangan mereka sendiri.
c. Tahapan Perencanaan Alternative Program atau Kegiatan.
Pada tahap ini petugas (community worker) secara partisipatif mencoba
melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan
bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang
ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan
kegiatan yang dapat mereka lakukan.
d. Tahap Formulasi Rencana Aksi.
Pada tahap ini agen perubahan (community worker) membantu
masing-masing kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam
bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal
kepada pihak penyandang dana.
e. Tahapan Pelaksanaan (Implementasi) Program atau Kegiatan.
Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling krusial
33
direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di
lapangan bila tidak ada kerja sama antar petugas, maupun kerja sama antar
warga.
f. Tahap Evaluasi.
Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap
program yang sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya
dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga pada tahap
ini diharapkan akan terbentuk suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan
pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan
dapat membentuk suatu sistem dalam masyarakat yang lebih „mandiri’ dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada. Akan tetapi kadang kala dari hasil
pemantauan dan evaluasi ternyata hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Bila hal ini terjadi maka evaluasi proses di harapkan akan dapat
memberikan umpan balik yang berguna bagi perbaikan suatu program ataupun
kegiatan.
g. Tahapan Terminasi.
Tahap ini merupakan tahap „pemutusan’ hubungan secara formal dengan
komunitas sasaran. Terminasi dilakukan seringkali bukan karena masyarakat
sudah dapat dianggap „mandiri’, tetapi tidak jarang terjadi karena proyek
sebelumnya, atau karena anggrakan sudah selesai dan tidak ada penyandang
dana yang dapat dam au meneruskan.
C. Pemberdayaan Ekonomi
1. Pengertian Ekonomi
Ekonomi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu economy.
Sementara kata economy itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomike
yang berarti pengelolaan rumah tangga. Adapun yang dimaksud dengan ekonomi
sebagai pengelolaan rumah tangga adalah suatu usaha dalam pembuatan
keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian
sumberdaya rumah tangga yang terbatas di antara berbagai anggotanya, dengan
mempertimbangkan kemampuan usaha, dan keinginan masing-masing.10
Pengertian secara terminologi dikatakan bahwa ekonomi adalah pengaruh
tentang peristiwa dan pesoalan yang berkaitan dengan upaya manusia secara
peseorangan dan kelompok dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang
dihadapkan pada sumber yang terbatas.11
Pengertian lain dikemukakan oleh Anshori, dimana ia mengartikan
ekonomi adalah kegiatan manusia dan kegiatan masyarakat untuk
10
Damsar dan Indrayani, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 9
11
Anfal, “Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok Pembuat Assesoris di
Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug Kota Tangerang,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
35
mempergunakan unsur-unsur produksi seperti kekayaan alam, modal, tenaga kerja
dan skill dengan sebaik-baiknya guna memenuhi berbagai macam kebutuhan.12
Ekonomi juga merupakan suatu tata cara aturan yang ada dalam
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap alat pemuas
kebutuhannya yang bersifat langka. Cara yang dimaksud di sini berkait dengan
aktifitas orang dan masyarakat yang berhubungan dengan produksi, distribusi,
pertukaran dan konsumsi jasa-jasa dan barang-barang langka.13
Dengan demikian, ekonomi merupakan suatu usaha dalam pembuatan
keputusan dan pelasanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian
sumberdaya masyarakat (rumah tangga dan pebisnis/perusahaan) yang terbatas
diantara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha,
dan keinginan masing-masing. Atau dengan kata lain bagaimana masyarakat
(termasuk rumah tangga dan pebisnis/perusahaan) mengelola sumber daya yang
langka melalui suatu pembuatan kebijakan dan pelaksanaannya.14
2. Pemberdayaan Ekonomi
Pengembangan ekomoni masyarakat adalah gabungan dari tiga unsur kata
pembentuk istilah tersebut yakni, pertama, pengembangan yang mempunyai arti
proses, cara, perbuatan mengembang. Kedua, ekonomi ialah tata cara atau aturan
dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ketiga, masyarakat definisi
12 Ibid
13
Ismet Firdaus, dkk, Pengamalan AL-QUR’AN Tentang Pemberdayaan Dhu’afa, h. 221
14
yang ada tentang masyarakat merujuk pada area, kumpulan dan sosial ekonomi
interaksi. Berdasarkan telaahan terhadap kata-kata pembentuknya tersebut, maka
istilah pengembangan ekonomi masyarakat dapat didefinisikan sebagai suatu
program kegiatan yang dilakukan LSM atau pemerintah dalam meningkatkan
ketrampilan hidup, permodalan sekelompok orang agar dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya, membuat kondisi hidupnya lebih baik atau mengembangkan
usaha yang dimilikinya.15
D. Pembudidayaan Ikan
1. Pengertian Pembudidayaan Ikan
Merriam, mendefinisikan perikanan sebagai kegiatan, industri atau musim
pemanenan ikan atau hewan laut lainnya. Definisi yang lebih luas diberikan oleh
Lackey, yang mengartikan perikanan sebagai suatu sistem yang terdiri dari tiga
komponen yakni biota perairan, habitat biota, dan manusia sebagai pengguna
sumber daya tersebut.16
Perikanan budi daya (Akuakultur) adalah kegiatan memproduksi ikan
dalam suatu wadah terkontrol dan berorientasi kepada keuntungan. Berbeda
dengan perikanan tangkap yang hanya memanen (Capturing) ikan dari perairan.
Pada akuakultur, pemanen (harvesting) dilakukan setelah kegiatan pemeliharaan
15
Ismet Firdaus, dkk, Pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa. H. 226
16
37
ikan yang mencakup persiapan wadah pemeliharaan, penebaran benih, pembelian
pakan, pengolaan kualitas air, serta penanganan hama dan penyakit.17
Budidaya ikan adalah istilah bioteknis sebagai terjemahan dari istilah
kultur ikan yang artinya penggalian, pembangunan dan pembinaan untuk sesuatu
tujuan. Dalam bahasa Indonesia kegiatan budidaya sering dipakai bahasa
“pengelolaan” yang menyangkut juga segi-segi ketatalaksanaannya
(management). Mengingat hal tersebut, maka yang termasuk dalam usaha
budidaya ikan adalah kegiatan dalam pengadaan benih dan membesarkan sampai
ukuran konsumsi.18
Dalam Undang-undang Nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas
undang-undang nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan pasal satu point keenam,
menjelaskan bahwa pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara,
membebaskan, dan atau membiakan ikan serta memanen hasilnya dalam
lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk
memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan
atau mengawetkan.19
17
Irzal Effendi dan Wawan Oktariza, Menajemen Agribisnis Perikanan, (Jakarta: Penebar
Swadaya, 2006), h. 10 18
Tasripin Djiwakusumah, Budidaya Perikanan Air Tawar, (Jakarta: T.pn., 1980), h. 1
19
Hukumonline.com, “Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang
Perikanan,” artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari
Sedangkan menurut penulis pembudidayaan ikan adalah kegiatan
memelihara dan memproduksi ikan dari mulai penebaran benih sampai musim
pemanenan ikan dalam satu wadah yang terkontrol.
2. Pengertian Ikan Lele
Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus
hidupnya berada di dalam lingkungan perairan.20
Ikan lele merupakan jenis ikan yang habitatnya di air tawar. Lele dikenal
sebagai ikan yang memiliki tubuh yang licin, sedikit pipih memanjang dan
mempunyai kumis panjang yang terdapat di sekitar area mulutnya. Di Negara kita
ini Ikan lele memiliki beragam nama, tergantung daerahnya hidup. Ikan lele biasa
disebut dengan ikan kalang di Padang, ikan maut di Gayo Aceh, ikan cepi di
Bugis, ikan lele atau lindi di Jawa Tengah. Ikan lele hidup di air tawar dan tidak
pernah ditemukan pada air asin atau laut.21
Ikan lele merupakan jenis ikan konsumsi yang sangat diminati oleh
masyarakat luas. Oleh karena itu banyak orang membudidayakan lele yang
bertujuan untuk menjaga kelestarianya serta memenuhi minat dari masyarakat.
Jenis ikan lele yang paling banyak dibudidaya ialah lele lokal, lele dumbo, dan
lele sangkuriang.22
20
Ibid, h. 2
21Satwa Flora dan Fauna Indonesia, “Jenis, Manfaat
dan Budidaya Ikan Lele,” artikel diakses
pada 9Aguatus 2015 dari http://www.satwa.net/572/ikan-lele-jenis-manfaat-dan-budidaya-ikan-lele.html/
22