• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Pembudidayaan Ikan Lele Sangkuriang Terhadap Perekonomian Anggota Kelompok: Studi Kasus Pokdakan Budi Ilma Sejahtera Kelurahan Rorotan Jakarta Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Pembudidayaan Ikan Lele Sangkuriang Terhadap Perekonomian Anggota Kelompok: Studi Kasus Pokdakan Budi Ilma Sejahtera Kelurahan Rorotan Jakarta Utara"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGOTA KELOMPOK: STUDI KASUS POKDAKAN

BUDI ILMA SEJAHTERA KELURAHAN ROROTAN

JAKARTA UTARA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

LILIS YUNENGSIH

NIM: 1110054000005

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lilis Yunengsih Nim : 1110054000005

Dengan ini saya menyatakan bahwa, skripsi yang berjudul “DAMPAK PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE SANGKURIANG TERHADAP PEREKONOMIAN ANGGOTA KELOMPOK: STUDI KASUS POKDAKAN BUDI ILMA SEJAHTERA KELURAHAN ROROTAN JAKARTA UTARA”

adalah benar merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah tercantum sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jika dikemudian hari

terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 29 Juni 2016

(3)
(4)
(5)

LILIS YUNENGSIH

Dampak Pembudidayaan Ikan Lele Sangkuriang Terhadap Perekonomian Anggota Kelompok: Studi Kasus Pokdakan Budi Ilma Sejahtera Kelurahan Rorotan Jakarta Utara

Saat ini, kemiskinan sudah menjadi masalah sosial yang sangat serius di Indonesia. Setiap tahunnya angka kemiskinan mengalami perubahan, angka pengangguranpun semakin bertambah di setiap wilayah, tidak menutup kemungkinan Jakarta yang menjadi pusat kota.

Untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan pengangguran, dalam hal ini Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera yang berada di kelurahan Rorotan Jakarta Utara mencoba menciptakan lapangan pekerjaan yang diharapkan dapat membantu Pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran, selain itu terciptanya kelompok ini adalah untuk meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat di wilayah tersebut.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pembudidayaan ikan lele berdampak pada perekonomian anggota kelompoknya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi kualitatif, yaitu dengan menggunakan pengamatan, wawancara dan penelaahan dokumen. Metode penelitian kualitatif ini juga bertujuan untuk penulis bisa menghimpun data dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera dan kemudian mengelola dan menganalisis dari hasil temuan di lapangan agar dapat memperoleh informasi yang akurat dan mendalam tentang program atau kegiatan yang menjadi penelitian.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, kegiatan pembudidayaan ikan lele yang dilakukan anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera, sedikit banyak bisa membantu perekonomian para anggotanya. Besar harapan dari para anggota bahwa kegiatan semacam ini akan tetap bertahan, karena bisa menjadi cara alternatif bagi masyarakat yang tidak atau belum mempunyai pekerjaan, terlebih untuk masyarakat yang berada di wilayah pusat kota seperti Jakarta ini.

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil ‘alamin...

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat,

hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga hanya karena limpahan

nikmat-nikmat itu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Dampak Pembudidayaan Ikan Lele Sangkuriang Terhadap Perekonomian Anggota Kelompok: Studi Kasus Pokdakan Budi Ilma Sejahtera Kelurahan Rorotan Jakarta Utara”. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang tiada terhitung jasanya bagi umat manusia, dengan

membawa umatnya dari alam kegelapan (kebodohan) kepada alam yang terang

benderang yang bertabur ilmu pengetahuan.

Skripsi ini bermula dari keresahan penulis sebagai generasi yang besar di

pinggir utara Kota Jakarta. Kebanyakan tetangga dan keluarga penulis mengalami

masalah ekonomi di dalam rumah tangganya, solusi yang saat ini dilakukan warga

di Kelurahan Rorotan, salah satu kelurahan yang ada di Jakarta Utara adalah

dengan melakukan kegiatan budidaya ikan. Ini membuat penulis tertarik untuk

membahas bagaimana dampak pembudidayaan itu berpengaruh terhadap

perekonomian anggota kelompok budidaya ikan tersebut.

Selanjutnya, sehubungan dengan telah selesainya penulisan skripsi ini.

(7)

kepada penulis pada masa pencarian data dan referensi demi terselesaikannya

penulisan skripsi ini. Kepada mereka, penulis mengucapkan rasa terima kasih

yang mendalam. Oleh karena itu, tiada kata seindah doa dan ucapan terima kasih

penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi beserta jajaran pembantu Dekan I, II, III Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Wati Nilamsari M.Si, selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

(PMI).

4. M. Hudri, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

(PMI).

5. Nurul Hidayati S.Ag, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang rela membagi

waktu disela-sela kesibukannya dalam rangka memberikan perhatian berupa

saran, kritik, bimbingan serta motivasinya untuk penulis guna selasainya

skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PMI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang selalu memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada

penulis selama berada dibangku kuliah.

7. Rasa terima kasih yang mendalam untuk kedua orang tua tercinta Abah Hayul

(8)

maupun materil, perhatian, pengertian, kasih sayang dan doa-doanya yang

tidak henti-hentinya kepada penulis, dan terima kasih atas nasihatnya untuk

segera menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebaikan apapun yang telah kalian

berikan dihitung sebagai amal ibadah oleh Allah SWT.

8. Perempuan-perempuan tersayangku, yang selalu memberikan suntikan

semangat. Terima kasih adikku Nur Fajar Wati (Teteh Nuri) untuk

kesediaanya antar jemput penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Farah

Fadilah (Kaka Wawa) dan Shafa Farhani (Dede Babon) untuk tingkah dan

permainan konyolnya yang selalu sukses memberi kebahagiaan dan keceriaan

pada penulis saat mengalami kejenuhan. Terima kasih malaikat kecilku.

Semoga kalian tumbuh menjadi perempuan cerdas.

9. Untuk sepupuh sekaligus sahabat penulis Khusnul Khotima (Radha) yang

sudah membantu penulis dalam hal apapun, mulai dari masa awal perkuliahan

sampai masa akhir perkuliahan. Terima kasih juga untuk kebersamaannya

selama ini, semoga kebikannya dihitung sebagai amal ibadah oleh Allah

SWT.

10.Kepada seluruh anggota Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma

Sejahtera. Bang Ahmad Ganin selaku ketua, yang telah mengizinkan serta

memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi di

Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera. Serta anggota

yang lainnya, Amroini (Cang Ama), H.A. Kurtubi (Bang Haji), Muhajir

(Mang Ajir), Hayul Qoyum (Abah Hayul), Burhanudin (Abeh Sobur),

Rustono (Mas Tono) dan terakhir Sobarih (Bang Barih), atas ketersediaan

(9)

kebersamaannya selama ini yang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan

perkuliahan ini, serta terima kasih untuk semangat yang diberikan meskipun

dalam jarak yang berjauhan. Selanjutnya saya ucapkan terima kasih untuk

Nur Handayani dan Anisa Fatonah teman satu pembimbing, yang berjuang

bersama selama proses penyelesaian skripsi ini. Semoga apa yang kita

perjuangkan selama ini bisa kita dapatkan manfaatnya untuk masa depan kita.

Terima kasih atas segala bantuan yang tidak ternilai harganya. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan

demi perbaikan-perbaikan kedepan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 29 Juni2016

Lilis Yunengsih

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR………... ii

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah………... 12

C. Tujuan Penelitian………... 12

D. Manfaat Penelitian………... 13

E. Metodologi Penelitian………... 14

F. Tinjauan Pustaka……….... 21

G. Sistematika Penulisan………. 25

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Dampak………... 27 B. Pemberdayaan ………..………...

1.Pengertian Pemberdayaan 28

2.Tahapan Pemberdayaan 31

C. Pemberdayaan Ekonomi ...

1.Pengertian Ekonomi 34

2.Pemberdayaan Ekonomi 35

D. Pembudidayaan Ikan ...

(11)

A. Letak Geografis Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera………...

45

B. Sejarah Singkat Kelompok Budidaya Ikan Budi Ilma

Sejahtera………...

49

C. Visi dan Misi Kelompok Budidaya Ikan Budi Ilma Sejahtera………...

53

D. Struktur Organisasi Kelompok Budidaya Ikan Budi Ilma Sejahtera………...

54

E. Anggota Kelompok Budidaya Ikan Budi Ilma Sejahtera... 55

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS A. Pelaksanaan Pembudidayaan Ikan Lele Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera... 56 B. Dampak Pembudidayaan Ikan Lele Terhadap Perekonomian Anggota Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera... 80 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………. 89

B. Saran………... 91

DAFTAR PUSTAKA………... 92

(12)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Status Penduduk Wilayah Kelurahan Rorotan ... 46

2. Tabel 2 Status Pendidikan Penduduk di Wilayah Kelurahan Rorotan ... 47

3. Tabel 3 Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kelurahan Rorotan ... 48

4. Tabel 4 Fasilitas Kelompok Budidaya Ikan Budi Ilma Sejahtera ... 52

5. Tabel 5 Nama dan Alamat Anggota Pokdakan Budi Ilma Sejahtera ... 55

6. Tabel 6 Harga Pakan ... 71

7. Tabel 7 Jenis dan Ukuran Lele... 75

8. Tabel 8 Hasil Panen I dan II ... 77

9. Tabel 9 Matrik Proses Pembudidayaan Ikan Lele ... 79

(13)

1. Gambar 1 Ikan Lele Sangkuriang ... 41

2. Gambar 2 Ikan Lele Sangkuriang Hasil Panen Kelompok Budi Ilma

Sejahtera ... 41

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan masalah sosial yang bersifat global. Artinya,

kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian banyak

orang di dunia ini. Meskipun dalam tingkatan yang berbeda, tidak ada satu pun

negara di jagat raya ini yang “kebal” dari kemiskinan.1

Bahkan Negara maju

seperti Amerika juga tidak luput dari masalah sosial.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data mengenai tingkat

kemiskinan di Indonesia. Pada Maret 2014, jumlah penduduk miskin (penduduk

dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia

mencapai 28,28 juta orang (11,25%), berkurang sebesar 0,32 juta orang

dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2013 yang sebesar 28,60

juta orang (11,46%), dan bertambah sebesar 0,11 juta orang dibandingkan dengan

penduduk miskin pada Maret 2013 yang sebesar 28,17 juta orang (11,36%).

Selama periode September 2013 sampai Maret 2014, jumlah penduduk miskin di

daerah perkotaan turun sebanyak 0,17 juta orang (dari 10,68 juta orang pada

September 2013 menjadi 10,51 juta orang pada Maret 2014), sementara di daerah

pedesaan turun sebanyak 0,15 juta orang (dari 17,92 juta orang pada September

2013 menjadi 17,77 juta orang pada Maret 2014). Persentase penduduk miskin di

1

Edi Suharto, Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia Menggagas Model Jaminan

(15)

daerah perkotaan pada September 2013 sebesar 8,55%, turun menjadi 8,34% pada

Maret 2014. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun

dari 14,37% pada September 2013 menjadi 14,17% pada Maret 2014.2

Dari data yang ada menunjukan penurunan dalam persentase jumlah

penduduk miskin. Antara bulan Maret 2013 sampai Maret 2014 jumlah penduduk

miskin berkurang sebesar 0,11 juta orang. Data penduduk miskin perkotaan juga

mengalami penurunan sebanyak 0,17 juta orang. Meskipun data yang ada

menunjukan jumlah penduduk miskin berkurang, ini tidak membuat masalah

sosial yang ada di Indonesia terselesaikan karena setiap tahunnya jumlah

penduduk miskin tidak selalu stabil atau dengan kata lain jumlah ini bisa saja

bertambah.

Sementara untuk wilayah DKI Jakarta tingkat kemiskinan pada Maret

2015 sebesar 398,92 ribu orang (3,93%). Dibandingkan dengan September 2014

(412,79 ribu orang atau 4,09%), jumlah penduduk miskin turun sebesar 13,87 ribu

atau turun 0,16 poin. Sedangkan dibandingkan dengan Maret 2014 dengan jumlah

penduduk miskin sebesar 393,98 ribu orang (3,92%), jumlah penduduk miskin

meningkat 4,94 ribu atau meningkat 0,01 poin.3

Data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik setiap tahunnya tidak selalu

stabil. Setiap tahunnya data kemiskinan yang dikeluarkan bisa menurun atau

2

Badan Pusat Statistik, “Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2014,” artikel diakses pada 1

Juli 2014 dari http:/bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20141209145524.pdf 3

Badan Pusat Statistik, “Tingkat Kemiskinan di DKI Jakarta Maret 2015,” artikel diakses

(16)

3

bahkan naik. Tidak dapat dipungkiri, meskipun data kemiskinan di Indonesia atau

di daerah-daerah menurun, akan tetapi kemiskinan masih menyelimuti masyarakat

Indonesia sampai saat ini dan masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan

kesejahteraan hidupnya.

Kemiskinan dapat menunjuk pada kondisi individu, kelompok, maupun

situasi kolektif masyarakat. Sebuah bangsa atau negara secara keseluruhan bisa

pula dikategorikan miskin.4 Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya

kemiskinan, jarang ditemukan kemiskinan yang hanya disebabkan oleh faktor

tunggal. Seseorang atau keluarga miskin bisa disebabkan oleh beberapa faktor

yang saling terkait satu sama lain, seperti mengalami kecacatan, memiliki

pendidikan rendah, tidak memiliki modal atau keterampilan untuk berusaha, tidak

tersedianya kesempatan kerja, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), tidak

adanya jaminan sosial (pensiun, kesehatan, kematian), atau hidup di lokasi

terpencil dengan sumberdaya alam dan infrastruktur yang terbatas.5

Di Indonesia, faktor yang sering dijumpai sebagai penyebab terjadinya

kemiskinan adalah karena tidak tersedianya kesempatan kerja sehingga

masyarakat Indonesia banyak yang menjadi pangangguran.

Menurut Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan

kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep

ini sering sekali diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka. Begitu pula

4

Edi Suharto, Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia Menggagas Model Jaminan

Sosial Universal Bidang Kesehatan, h. 16 5

(17)

dengan yang dikatakan Dumairy, dijelaskan bahwa pengangguran adalah orang

yang tidak mempunyai pekerjaan lengkap. Lengkapnya orang yang tidak berkerja

dan masih atau sedang mencari pekerjaan.6

Saat ini kemiskinan dan pengangguran masih menjadi masalah serius yang

dihadapi Indonesia. Memang, antara kemiskinan dan pengangguran adalah dua

masalah yang saling berkaitan satu sama lain. Karena kemiskinan itu salah

satunya lahir dari adanya pengangguran atau dengan kata lain tidak tersedianya

kesempatan kerja bagi masyarakat.

Pengangguran di kota meningkat seiring dengan urbanisasi dan

meningkatnya pendidikan. Akan tetapi sektor industri tidak berkembang sejalan

dengan pertumbuhan tenaga kerja, sehingga memperbesar pengangguran.

Disamping itu ada pula pengangguran yang berpendidikan. Mereka gagal

mendapatkan pekerjaan karena kerasnya persaiangan dan tiadanya perencanaan

tenaga kerja. Dengan tingkat rata-rata tahunan penduduk kota sebesar 4,5%, 20%

adalah pengangguran. Akan tetapi pengangguran tersembunyi merupakan ciri

utama sebagian besar Negara terbelakang. Pengangguran seperti itu tampil secara

terpaksa, setiap orang bersedia kerja tetapi mereka tidak mendapatkan kerja

karena tiadanya faktor pendukung.7

6 Ahmad Rifki Fathurrohman, “Peran Abah Nasrudin

dalam Pemberdayaan Masyarakat

Melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang di Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor,” (Skripsi S1

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), h. 1 7

M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),

(18)

5

Pada tahun 2015 ini, angka pengangguran di Indonesia bertambah 300

Ribu orang. Penyebab bertambahnya pengangguran pada tahun ini disebabkan

oleh perlambatan ekonomi. Melambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia

belakangan ini ternyata mambawa dampak buruk bagi sektor tenaga kerja. Badan

Pusat Statistik melaporkan, Februari 2014 sampai Februari 2015 jumlah

pengangguran meningkat 300 ribu orang yang totalnya mencapai 7,45 juta orang.8

Untuk mengurangi tingkat pengangguran, peran pemerintah sangatlah

dibutuhkan dalam hal ini. Pemerintah harus bisa membuat kebijakan yang dapat

menciptakan lapangan pekerjaan. Karena pada dasarnya Negara wajib

menyediakan lapangan pekerjaan dan memberikan kesempatan bagi masyarakat

untuk bekerja dan hal tersebut sudah ditetapkan di dalam undang-undang. Sesuai

UUD 1945, pasal 27 ayat 2 bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Sebenarnya upaya pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan

mengurangi angka pengangguran sudah banyak dilakukan. Untuk meningkatkan

kesejahteraan dan perekonomian masyarakat bukan hanya kewajiban pemerintah

semata, melainkan juga kewajiban seluruh masyarakat untuk dapat

mensejahterakan kehidupannya sendiri. Kebijakan pemerintah atau program yang

dibuat untuk masyarakat miskin sering kali kurang tepat sasaran. Program seperti

Bantuan Langsung Tunai (BLT), BBM bersubsidi dan Kartu Jakarta Pintar (KJP)

8

Siswanto dan Dian Kusumo Hapsari, “BPS: 2015, Pengangguran Indonesia Bertambah 300

Ribu Orang,” artikel diakses pada 29 September 2015 dari

(19)

nyatanya bukan hanya masyarakat miskin yang menikmati, melainkan masyarakat

yang mampu dari segi ekonomi juga ikut menikmatinya sehingga manfaat dari

program yang sudah dibuat tidak semua masyarakat miskin menikmati dan

program-program seperti itu juga terkesan memanjakan masyarakat sehingga

mereka hanya menunggu datangnya bantuan tanpa ada usaha dari diri mereka

sendiri. Karena itulah mengapa harus adanya kesadaran dan kemauan dari

masyarakat untuk bisa bangkit dari jurang kemiskinan tanpa menunggu dan

berharap program atau bantuan dari pemerintah yang sering kurang tepat sasaran.

Masyarakat Indonesia jelas sadar akan keadaan ekonomi di tanah air.

Untuk bisa keluar dari lingkaran kemiskinan mereka juga harus berusaha mencari

pekerjaan yang layak, yang bisa menghidupi dirinya beserta keluarganya demi

mengubah keadaan hidupnya agar menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.

Usaha untuk mencari pekerjaan salah satunya tercermin dalam QS.

At-Artinya: dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”9

9

Departemen Agama, Al–Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV. Penerbit Di Ponogoro,

(20)

7

Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai orang-orang mukmin agar

bersungguh-sungguh dalam mencari pekerjaan dan apa yang sudah kita kerjakan

itu akan mendapatkan balasan yang setimpal. Islam juga mengajarkan kepada

umatnya untuk bekerja atau mencari pekerjaan dengan bersungguh-sungguh dan

tidak mudah putus asa. Dalam mencari pekerjaan sebaiknya sesuaikan dengan

kemampuan dan minat yang dimiliki, agar apa yang dikerjakan dapat berhasil dan

bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

Akan tetapi kadang kala mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah,

terlebih untuk di daerah perkotaan seperti Jakarta yang banyak persaingan dalam

hal mendapatkan pekerjaan mulai dari persaingan dalam tingkat pendidikan dan

keahlian yang dimiliki.

Tingkat pendidikan pengangguran didominasi tamatan SMU ke bawah

mengindikasikan sulitnya penyerapan angkatan kerja. Tindakan yang dapat

dilakukan pemerintah misalnya perbaikan layanan pendidikan, khususnya

pendidikan formal, dan mengurangi angka siswa putus sekolah.10

Sedangkan cara lain untuk bisa mengurangi jumlah pengangguran adalah

dengan berwirausaha. Wirausaha relatif bisa bertahan dalam menghadapi

permasalahan ekonomi yang sering terjadi. Keberadaannya juga memiliki peluang

yang cukup besar dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat

Indonesia.

10

Tim Website, “Perkembangan dan Solusi Masalah Pengangguran di Indonesia,” artikel

(21)

Selain itu kehadiran dan peranan wirausaha akan memberikan pengaruh

terhadap kemajuan perekonomian dan perbaikan pada keadaan ekonomi. Karena

wirausaha dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas hidup

masyarakat, meningkatkan pemerataan pendapatan, memanfaatkan dan

memobilisasi sumberdaya untuk meningkatkan produktivitas nasional. Sektor

informal merupakan alternatif yang dapat membantu menyerap pengangguran.11

Buchari Alma, memberikan definisi yang luas mengenai wirausaha, dalam

definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat

adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan

peluang tersebut. Pengertian wirausaha disini menekankan pada setiap orang yang

memulai suatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua

kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan

menciptakan suatu organisai.12

Ada berbagai macam jenis usaha yang bisa digarap, yaitu usaha ekstraktif,

agraris, industri, perdagangan, dan jasa. Salah satu jenis usaha yang sering

digarap oleh masyarakat yang notabennya belum pernah berwirausaha adalah

usaha di bidang agraris. Usaha agraris mencakup berbagai usaha pengelolaan

kebun, perdagangan hasil-hasil pertanian (agrobisnis) yang dapat diusahakan

11

Ibid

12

(22)

9

untuk setiap produk yang dihasilkan oleh pertanian atau perkebunan dan

perternakan.13

Berwirausaha di sektor perikanan juga tidak kalah menguntungkannya

dengan berwirausaha di sektor pertanian. Selain bisa menguntungkan,

berwirausaha di sektor perikanan juga bisa memanfaatkan sumber daya alam yang

dimiliki Indoneisa.

Perikanan mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan

perekonomian nasional, terutama dalam meningkatkan perluasan kesempatan

kerja, pemerataan pendapatan, dan peningkatan taraf hidup bangsa pada

umumnya, nelayan kecil, pembudidaya ikan kecil, dan pihak-pihak pelaku usaha

di bidang perikanan dengan tetap memelihara lingkungan, kelestarian, dan

ketersediaan sumber daya ikan.14

Dari sektor perikanan, biasanya masyarakat menjalankan usaha budidaya

lele. Usaha budidaya lele merupakan salah satu usaha yang dapat ditekuni oleh

masyarakat yang baru memulai usaha sekalipun. Ikan lele merupakan ikan yang

habitatnya di air tawar, ciri-ciri ikan lele adalah memiliki tubuh yang licin dan

mempunyai kumis di sekitar mulutnya. Permintaan akan ikan ini pasti selalu ada

karena banyak peminatnya, terutama untuk dijadikan lauk pauk.

13

Ibid, h. 137 14

Undang-Undang Perikanan 2004, UU RI No. 31 Th. 2004 Tentang Perikanan, (Jakarta:

(23)

Kebutuhan ikan lele untuk konsumsi semakin hari semakin meningkat.

Baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, untuk lauk jamuan pernikahan,

maupun untuk memenuhi kebutuhan rumah makan dan restoran.15 Dengan

meningkatnya kebutuhan konsumsi ikan lele, itu bisa dijadikan salah satu peluang

melakukan usaha.

Dengan melihat permasalahan kemiskinan dan pengangguran yang tak

kunjung teratasi di Indonesia terutama untuk wilayah Jakarta dan dengan melihat

adanya peluang usaha yang besar dari meningkatnya kebutuhan ikan lele

konsumsi, Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera

memanfaatkan peluang ini menjadi sebuah usaha yang terorganisir.

Lahirnya Kelompok Budidayaan Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera

adalah diawali dari keinginan untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang

diharapkan dapat membantu Pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran,

selain itu terciptanya kelompok ini adalah untuk meningkatkan perekonomian dan

taraf hidup masyarakat di wilayah tersebut.16

Kelompok Budi Ilma Sejahtera, memfokuskan budidaya dengan dua

kegiatan yaitu, pembibitan dan pembesaran. Kelompok ini sudah berdiri dari

tahun 2010, selama rentang waktu tersebut sudah banyak pengalaman yang

kelompok ini rasakan. Mulai dari pengalaman kegagalan karena ikan yang mereka

15

Warsino dan Kres Dahana, Meraup Untung dari Beternak Lele Sangkuriang, (Yogyakarta:

Lily Publisher, 2009), h. 1 16

(24)

11

budidayakan hampir semuanya mati, kekurangan pasokan bibit induk, pakan lele

yang mahal dan sampai akhirnya keberhasilanlah yang mereka peroleh dengan

mengalirnya pundi-pundi rupiah setiap kali panen.17

Kegiatan budidaya yang kelompok ini lakukan di bawah binaan dua

lembaga terkait, yaitu Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta

Utara dan Astra Autopart. Banyak pembelajaran yang kelompok ini dapatkan,

mulai dari pelatihan pembudidayaan dan alternatif pemberian pakan lele. Semua

kegiatan yang dilakukan mempunyai satu tujuan yang sama yaitu masyarakat

ekonomi mandiri.18

Dengan binaan yang diberikan Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan

Kelautan Jakarta Utara dan Astra Autopart ini jelas menggambarkan bahwa, baik

dari instansi pemerintahan ataupun swasta memberikan perhatian yang lebih

terhadap kegiatan usaha yang sedang dijalankan Kelompok Budidaya Ikan

(Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera dengan memberikan bantuan peralatan ataupun

pelatihan untuk pembudidayaan ikan lele.

Dengan melihat latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian di Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma

Sejahtera karena di Kelurahan Rorotan banyak melakukan pemberdayaan

ekonomi melalui kegiatan budidaya ikan. Kelompok Budi Ilma dipilih karena dari

beberapa pokdakan yang ada, kelompok inilah yang masih aktif melakukan

17

Ibid

18

(25)

pemberdayaan. Maka peneliti hendak mengadakan penelitian tentang apakah

kegiatan budidaya ikan lele berdampak pada meningkatnya perekonomian

anggota kelompok. Maka dengan ini penulis mengambil judul “DAMPAK

PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE SANGKURIANG TERHADAP

PEREKONOMIAN ANGGOTA KELOMPOK : STUDI KASUS POKDAKAN

BUDI ILMA SEJAHTERA KELURAHAN ROROTAN JAKARTA UTARA”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dan akan dibahas pada penulisan skripsi

ini lebih terarah dan tidak meluas. Maka peneliti membatasi penelitian pada

pelaksanaan kegiatan budidaya ikan lele yang dilakukan oleh Kelompok

Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera, serta dampak ekonomi yang

dirasakan anggota kelompok dari kegiatan budidaya ikan lele yang dilakukan.

Rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembudidayaan ikan lele yang dilakukan Kelompok

Budidaya ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera?

2. Bagaimana dampak pembudidayaan ikan lele terhadap perekonomian anggota

kelompok?

C. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada batasan dan perumusan masalah sebagaimana yang

telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini

(26)

13

1. Mengetahui pelaksanaan pembudidayaan ikan lele yang dilakukan Pokdakan

Budi Ilma Sejahtera.

2. Mengetahui dampak dari pelaksanaan pembudidayaan ikan lele terhadap

perekonomian anggota kelompok.

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

pengembangan khazanah dalam bidang ilmu pengetahuan dan sosial

khususnya tentang pemberdayaan masyarakat kepada mahasiswa/i, terutama

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi instansi

atau kelompok lainnya yang melakukan pemberdayaan di bidang yang sama

seperti pembudidayaan ikan lele yang dilakukan Kelompok Budi Ilma

Sejahtera.

3. Mengenalkan lebih jauh eksistensi Kelompok Budi Ilma Sejahtera sebagai

salah satu kelompok yang melakukan pemberdayaan di wilayah Kelurahan

Rorotan, Jakarta Utara.

4. Dapat dijadikan bahan evaluasi dan acuan untuk meningkatkan kesejateraan

anggota dengan melihat peningkatan pendapatan dari anggota kelompok Budi

(27)

E. Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan metodologi

penelitian yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Pendekatan Penelitian

Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan bahwa pendekatan kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau tulisan dari orang-orang atau prilaku yang diamati secara langsung.19

Penelitian ini sendiri menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu

dengan melakukan pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen.20

Penggunaan metode penelitian kualitatif ini juga bertujuan untuk peneliti bisa

menghimpun data dari hasil pengamatan. Wawancara dilakukan dengan pengurus

dan anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera, ada sembilan informan dan

kemudian mengelola serta menganalisis dari hasil temuan di lapangan agar dapat

memperoleh informasi yang akurat dan mendalam tentang kegiatan yang menjadi

penelitian.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis mengambil lokasi penelitian ini di Kelompok Budi Ilma Sejahtera,

yang beralamat di Kampung Malaka II, Jalan Rorotan 6 gang 5. RT.02 RW.05,

19

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001),

cet. Ke-15, h. 3 20

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),

(28)

15

Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Peneliti memilih

kelompok Budi Ilma Sejahtera sebagai tempat penelitian karena salah satu

wilayah di Jakarta Utara yang banyak melakukan pemberdayaan ekonomi melalui

pembudidayaan ikan lele adalah di wilayah Rorotan dan karena hal tersebut saat

ini wilayah Rorotan sering disebut sebagai Kampung lele. Dengan banyaknya

Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) di wilayah ini peneliti ingin melihat apakah

Pokdakan ini bisa berdampak bagi perekonomian setiap anggotanya.

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif, dimana penelitian

deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan

data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin

berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen

pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.21

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara akurat, peneliti mengadakan penelitian

dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu:

21

(29)

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai “perhatian yang

terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu”. Adapun observasi ilmiah

menurut Garayibah adalah “perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian

atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan

faktor-faktor penyebabnya, dengan menggunakan kaidah-kaidah yang

mengaturnya.22

Jadi dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung yang

mendalam dan fokus terhadap kegiatan pemberdayaan melalui

pembudidayaan ikan lele yang dilakukan Kelompok Budi Ilma Sejahtera.

b. Wawancara

Dalam wawancara, peneliti melakukan metode wawancara terbuka, yaitu

wawancara yang dilakukan peneliti dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabanya.23

Menurut Patton, pertanyaan terbuka dan teliti hasil tanggapan mendalam

tentang pengalaman, persepsi, pendapat, perasaan, dan pengetahuan orang.

Data terdiri dari kutipan yang sama persis dengan konteks yang cukup

untuk dapat diinterpretasi.24

22

Emizir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2012), cet. Ke-3, h. 37 23

Ibid, h. 51 24

(30)

17

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti ditujukan kepada pengurus dan

anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera, dan mengajukan pertanyaan

kepada anggota dan pengurus yang tergabung dalam Kelompok Budi Ilma

Sejahtera.

Anggota yang peneliti wawancarai adalah Ahmad Ganin sebagai ketua,

H.A Kurtubi sebagai Bendahara, Amroini sebagai Sekretaris, Muhajir

sebagai Humas, dan Rustono, Sobari, Burhanudin, Hasan Basri, Hayul

Qoyum sebagai anggota. Total dari informan yang diwawancarai adalah

sebanyak sembilan orang, serta informasi yang dikaji adalah bagaimana

pelaksanaan pembudidayaan ikan lele yang kelompok Budi Ilma Sejahtera

lakukan dan bagaimana dampak ekomoni yang dihasilkan dari kegiatan

tersebut.

c. Metode Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.25

Pengumpulan data yang peneliti lakukan dengan cara mengumpulkan

data-data berupa tulisan, gambar atau informasi yang diperoleh dari

pengurus dan anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera.

25

(31)

5. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengategorikannya

sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin

dijawab.26

Pada prinsipnya analisis data merupakan sejumlah aktivitas yang

dilakukan oleh peneliti ketika proses pengumpulan data atau informasi

berlangsung, sampai pada penarikan kesimpulan berupa konsep atau hubungan

antar konsep.27

6. Teknik Penentuan Subjek Penelitian

Dalam menentukan informan pada penelitian ini dipilih dengan teknik

snowball, yaitu dari informan satu memperkenalkan keinforman yang lain.

Penentuan informan pada penelitian kualitatif yang terpenting bukanlah jumlah

informannyanya, tetapi potensi tiap informan untuk memberikan pemahaman

mengenai aspek yang diteliti.28

Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah pengurus dan anggota

dari Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Budi Ilma Sejahtera. Informan yang

diwawancarai oleh peneliti sebanyak sembilan anggota dari sepuluh anggota yang

26

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), h. 209. 27

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, (Malang: UMM Press, 2010), cet. Ke-2, h. 97

28 Siti Noor Havidah, “Upaya

Pemberdayaan Petani yang Dilakukan Gabungan Kelompok

Tani (Gapoktan) Silih Asih di Kec. Cigombong Kab. Bogor,” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan

(32)

19

ada di Pokdakan Budi Ilma Sejahtera. Sembilan anggota itu di antaranya adalah

Ahmad Ganin sebagai ketua, H.A Kurtubi sebagai Bendahara, Amroini sebagai

Sekretaris, Muhajir sebagai Humas, dan Rustono, Sobari, Burhanudin, Hasan

Basri, Hayul Qoyum sebagai anggota. Serta untuk satu anggota yang tidak

peneliti wawancarai itu karena keterbatasan pemahaman yang lamban dari

informannya. Informasi yang peneliti kaji adalah bagaimana pelaksanaan

pembudidayaan ikan lele yang kelompok Budi Ilma Sejahtera lakukan dan

bagaimana dampak ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan tersebut.

Dari paparan tersebut jelas bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif, pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara mendalam,

bergulir dari satu subjek (informan yang memenuhi kriteria, selected informan) ke

subjek penelitian yang lain dan berhenti ketika sudah mengalami titik jenuh

informasi (sampling bola salju).29

7. Teknik Keabsahan Data (Triangulasi)

Triangulasi data digunakan sebagai proses memantapkan drajat

kepercayaan (kredibilitas/validitas) dan konsistensi (reliabilitas) data, serta

bermanfaat juga sebagai alat bantu analisis data di lapangan. Kegiatan triangulasi

dengan sendirinya mencakup proses pengujian hipotesis yang dibangun selama

pengumpulan data. Triangulasi menurut Mantja, dapat digunakan untuk

memantapkan konsistensi metode silang, seperti pengamatan dan wawancara atau

penggunaan metode yang sama, seperti wawancara dengan beberapa informan.

29

(33)

Kredibilitas (validitas) analisis lapangan dapat juga diperbaiki melalui triangulasi.

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data.30

Ada empat macam triangulasi yang dikemukakan Dezin. Empat macam

triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi peneliti dan

triangulasi teoritik.31

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi metode. Dimana dalam triangulasi sumber peneliti mencoba

membandingkan (mengecek ulang) informasi yang diperoleh dari sumber data

yang berbeda. Seperti, membandingkan hasil pengamatan dengan hasil

wawancara, dokumen tertulis yang dimiliki tempat penelitian, arsip, dan

selanjutnya gambar atau foto yang ada.

Selanjutnya adalah triangulasi metode, dimana triangulasi metode adalah

metode yang dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan

data untuk mendapatkan data yang sama. Untuk memperoleh kebenaran informasi

yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi yang ingin diteliti,

peneliti menggunakan wawancara dan observasi atau pengamatan bahkan

menggunakan informan berbeda untuk mengecek kebenarannya. Triangulasi

tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau

informan penelitian diragukan kebenarannya. Dalam tahapan ini peneliti merasa

ada keraguan dari beberapa informan dalam menyampaikan informasi yang ada,

30

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h. 218

31

(34)

21

maka dari itu peneliti mencoba menggunakan triangulasi metode ini untuk

mendapatkan informasi yang akurat.

Teknik ini sengaja dipilih peneliti bertujuan untuk bisa meningkatkan

pemahaman peneliti terhadap data dan fakta yang dimiliki dari hasil observasi,

wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan dengan pengurus dan anggota

Kelompok Budi Ilma Sejahtera.

8. Teknik Penulisan Skripsi

Pedoman yang peneliti gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah buku

CeQDA (Center for quality development and assurance) 2007 “Pedoman

penulisan karya ilmiah (Skripsi, tesis, dan disertasi)” skripsi atau disertasi

mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya mahasiswa/i Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan

mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk penyusunan dan

penulisan skripsi ini.

Adapun setelah peneliti mengadakan kajian kepustakaan, akhirnya

menemuka beberapa karya tulisan hasil penelitian yang memiliki tema dan judul

(35)

perbandingan dan bahan kajian dalam penyusunan skripsi ini, maka judul-judul

tersebut antara lain:

1. Dalam skripsi yang berjudul: Dampak Bank Sampah Terhadap Kesejahteraan

Masyarakat dan Lingkungan (Studi Kasus Bank Sampah Cempaka II di

Kelurahan Pondok Petir RW 09) Bojongsari Kota Depok. Disusun oleh Jean

Anggraini. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Lulus Tahun 2013. 32

2. Dalam skripsi yang berjudul: Dampak Program Corporate Social

Responsibility (CSR) Pertamina Terhadap Kesejahteraan Masyarakat: Studi

“Satu Aksi Untuk Ciliwung” Di Lenteng Agung Kecamatan Jagakrsa Jakarta

Selatan. Disusun oleh Siti Innayah. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Lulus Tahun 2012.33

Kedua tulisan Jean Anggraini dan Siti Innayah sama-sama mengambil

judul mengenai dampak yang dihasilkan dari suatu kegiatan atau program. Skripsi

Jean Anggraini membahas dampak bank sampah terhadap kesejahteraan

masyarakat dan lingkungan. Sedangkan skripsi Siti Innayah membahas dampak

32 Jean Anggraini, “Dampak Bank Sampah Ter

hadap Kesejahteraan Masyarakat dan Lingkungan (Studi Kasus Bank Sampah Cempaka II di Kelurahan Pondok Petir RW 09) Bojongsari

Kota Depok,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013)

33 Siti Innayah, “Dampak Program Corporate Social Responsibil

ity (CSR) Pertamina

Terhadap Kesejahteraan Masyarakat: Studi “Satu Aksi Untuk Ciliwung” Di Lenteng Agung

(36)

23

dari program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat.

Antara skripsi peneliti dengan dua skripsi ini jelas terlihat perbedaan.

Skripsi peneliti mencoba melihat dampak ekonomi yang dirasakan anggota

kelompok Budi Ilma Sejahtera melalui pelaksanaan kegiatan pembudidayaan ikan

lele. Sedangkan dua skripsi Jean Anggraini dan Siti Innayah mencoba melihat

kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan bank sampah dan program CSR.

Dengan kata lain, antara objek dan subjek yang diteliti jelas berbeda.

3. Dalam skripsi yang berjudul: Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui

Program Kelompok Usaha Bersama Lembaga Keuangan Mikro Sosial Taruna

Sejahtera di Cengkareng Jakarta Barat. Disusun oleh Putri Nurul Lita. Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulus

Tahun 2012. 34

4. Dalam skripsi yang berjudul: Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus

Kelompok UUPKS Cut Nyak Dien di Kelurahan Pondok Pacung, Kota

Tanggerang Selatan. Disusun oleh Erna Milana. Jurusan Pengembangan

34

Putri Nurul Lita, “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Program Kelompok Usaha

Bersama Lembaga Keuangan Mikro Sosial Taruna Sejahtera di Cengkareng Jakarta Barat,” (Skripsi S1

(37)

Masyarakat Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulus Tahun 2012. 35

Kedua skripsi dari Putri dan Erna membahas mengenai pemberdayaan

ekonomi yang dilakukan melalui suatu program atau kegiatan. Kedua skripsi ini

peneliti jadikan reverensi sebagai bahan bacaan dan perbandingan dengan skripsi

yang akan peneliti teliti mengenai pemberdayaan ekonomi, dengan begitu antara

skripsi penulis dengan kedua skripsi ini tidak akan ada kesamaan, baik kesamaan

dalam tempat penelitian, objek, subjek dan pembahasan yang akan diteliti.

5. Dalam skripsi yang berjudul: Peran Abah Nasarudin dalam Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang di Kecamatan

Megamendung Kabupaten Bogor. Disusun oleh Ahmad Rifki Fathurrohman.

Jurusan Kesejahteraan Sosial. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulus Tahun 2014. 36

Skripsi dari Ahmad Rifki Faturrohman ini membahas upaya

pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan lele sangkuriang yang

dilakukan Abah Nasarudin untuk mengangkat harkat dan martabat para

pengangguran, korban PHK, dan anak putus sekolah. Skripsi ini peneliti jadikan

reverensi dalam pembuatan karya ilmiah yang peneliti teliti. Perbedaan skripsi ini

35

Erna Milana, “Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Kelompok UUPKS Cut

Nyak Dien di Kelurahan Pondok Pacung, Kota Tanggerang Selatan,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012) 36 Ahmad Rifki Fathurrohman, “Pera

n Abah Nasarudin dalam Pemberdayaan Masyarakat

Melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang di Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor,” (Skripsi S1

(38)

25

dengan skripsi yang peneliti teliti terletak di subjek dan objek penelitian,

keduanya berbeda karena penelitian yang peneliti lakukan membahas mengenai

dampak ekonomi dari suatu kegiatan yang dilakukan kelompok masyarakat.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ditujukan untuk mempermudah pembaca dalam

memahami penelitian ini, maka peneliti membagi skripsi ini menjadi lima bagian

yang terdiri dari bab per bab yang berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang

utuh dari skripsi ini. Adapun laporan tugas akhir ini disusun dengan sistematika

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini akan membahas mengenai pengertian dampak, pengertian

pemberdayaan, tahapan pemberdayaan, pengertian ekonomi,

pemberdayaan ekonomi, pengertian pembudidayaan ikan, dan ikan

(39)

BAB III GAMBARAN UMUM KELOMPOK BUDIDAYA IKAN (POKDAKAN) BUDI ILMA SEJAHTERA

Pada bab ini membahas mengenai sejarah singkat Kelompok Budi

Ilma Sejahtera, visi dan misi, struktur organisasi Kelompok Budi Ilma

Sejahtera, anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera, dan peta geografis

Kelompok Budi Ilma Sejahtera.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

Bab ini membahas mengenai hasil dan temuan data yang telah

ditemukan, yaitu bagaimana pelaksanaan pembudidayaan ikan lele

yang dikalukan Pokdakan Budi Ilma Sejahtera. Serta bagaimana

dampak pembudidayaan ikan lele terhadap perekonomian anggota

kelompok.

BAB V PENUTUP

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran yang didapatkan

(40)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Dampak

Pengertian dampak dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah benturan,

pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif), benturan

yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang

berarti dalam momentum (pusa) sistem yang mengalami benturan itu.1

Menurut Oto Soemarnoto, dampak adalah pengaruh suatu kegiatan.

Sedangkan pengertian dampak menurut Hari Sabari adalah sesuatu yang muncul

setelah adanya suatu kejadian. Pengertian dampak secara sederhana bisa diartikan

sebagai pengaruh atau akibat, dalam setiap keputusan yang diambil biasanya

mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan

pengawasan internal.2

Menurut penulis pengertian dampak adalah perubahan yang terjadi baik

positif atau negatif terhadap suatu aktifitas yang dilakukan, yang dapat

berpengaruh dalam kehidupan masyarakat yang melakukan aktifitas tersebut, baik

pengaruh yang dihasilkan itu berdampak besar atau pun kecil.

1

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2005), h.234 2

(41)

Dari beberapa pengertian tersebut, terdapat dua kata kunci yang muncul

yaitu akibat dan perubahan yang terjadi dari suatu dampak. Akibat sendiri dalam

buku Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu yang merupakan akhir atau

hasil suatu peristiwa (perubahan, keputusan); persyaratan atau keadaan yang

mendahuluinya. Sedangkan perubahan sendiri berasal dari kata ubah, yang berarti

menjadi lain (berbeda) dari semula. Jadi perubahan adalah hal (keadaan) berubah;

peralihan; pertukaran.3

Jadi, dampak yang akan timbul dari kegiatan pembudidayaan ikan lele

sangat berpengaruh terhadap perubahan ekonomi setiap anggotanya, baik

perubahan itu besar atau pun kecil.

B. Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu

empowerment yang secara harfiah berarti pemberkuasaan. Pemberkuasaan itu

sendiri dapat dipahami sebagai upaya memberikan atau meningkatkan kekuasaan

(power) kepada pihak yang lemah atau kurang beruntung (disadvantaged).

Pemberdayaan merupakan upaya untuk membangun eksistensi sesorang dalam

3 Azhar Firdaus, “Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Masyarakat Sekitar Situ Akibat

(42)

29

kehidupannya dengan memberi dorongan agar memiliki kemampuan atau

keberdayaan.4

Secara teknis, istilah pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya

diserupakan dengan istilah pengembangan. Dalam pengertian lain, pemberdayaan

atau pengembangan atau tepatnya pengembangan sumber daya manusia adalah

upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat. Ini berarti masyarakat

diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya.

Dengan memakai logika ini, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya

adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mengadakan

pilihan-pilihan.5

Menurut Kartasasmita, pemberdayaan sebagai strategi pembangunan

adalah upaya untuk membangun daya dengan mendorong, memotivasi dan

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk

mengembangkannya. Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi

sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan

keterbelakangan.6

Merangkum dari beberapa pengertian pemberdayaan yang sudah

disebutkan. Menurut penulis, pemberdayaan itu ialah suatu upaya yang dilakukan

4

Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga penelitian UIN

Syarif Hidayatullah, 2008), h.232 5

Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Dari

Idiologi, Strategi Sampai Tradisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.41-42 6

(43)

baik pemerintah ataupun masyarakat sendiri dengan cara mendorong,

memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dari

masing-masing individu masyarakat atau potensi yang ada dilingkungan (alam)

serta berupaya untuk mengembangkannya. Dalam prosesnya pemberdayaan juga

memerlukan waktu yang cukup panjang dan dilakukan secara terus menerus, agar

dampak yang dihasilkan dari pemberdayaan itu maksimal dan dapat mengubah

masyarakat yang tidak berdaya menjadi masyarakat yang berdaya.

Menurut Ife, ketidakberdayaan mengacu kepada konsep ketidak

beruntungan (disadvantage), yang di kelompokan ke dalam tiga kategori, yaitu:

1) Kelompok lemah secara struktur (kelas, gender dan etnis yang meliputi orang

miskin, pengangguran, wanita, masyarakat lokal dan kelompok minoritas)

2) Kelompok lemah khusus (lanjut usia, anak dan remaja, penyandang cacat,

gay, lesbian, masyarakat terasing)

3) Kelompok lemah secara personal (mereka yang mengalami masalah pribadi

dan keluarga)7

Secara teoritis ketidakberdayaan merupakan sebuah kondisi yang

kompleks, berasal dari individu dan masyarakat sebagai faktor internal dan

lingkungan sebagai faktor eksternal. Individu dan kelompok bukan berarti tidak

memiliki potensi, pengetahuan atau sumber material, akan tetapi mereka belum

7

Ismet Firdaus, dkk, Pengamalam AL-QUR’AN Tentang Pemberdayaan Dhu’afa, (Jakarta:

(44)

31

atau tidak memiliki kemampuan, pengetahuan untuk mengelola potensi. Pada sisi

lain ketidakberdayaan justru berasal dari luar dirinya seperti lingkungan yang

menilai lemah tidak berdaya yang akan menjadi beban. Mereka terpaksa pasrah

kepada kondisi yang ada. Mereka tidak berdaya karena tidak mendapatkan

kesempatan, atau mereka tidak mengetahui sumber-sumber potensi yang ada

disekitar mereka atau tidak mengetahui potensi-potensi yang ada dari diri mereka

sendiri.8

2. Tahapan Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui beberapa tahapan. Adapun

tahapan-tahapan pemberdayaan yang umum digunakan, antara lain sebagai

berikut:9

a. Tahap Persiapan.

Tahap persiapan ini di dalamnya adalah tahap (a) Penyiapan petugas.

Penyiapan petugas ini terutama diperlukan untuk menyamakan persepsi antara

anggota tim agen perubah (change agent) mengenai pendekatan apa yang

akan dipilih dalam melakukan pengembangan masyarakat. (b) Penyiapan

lapangan. Sedangkan tahapan penyiapan lapangan, petugas (community

worker) pada awalnya melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan

dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal.

8

Ibid, h. 163

9

Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat, ( Jakarta: PT

(45)

b. Tahap Assesmenet.

Proses assessment yang dilakukan di sini adalah dengan mengidentifikasi

masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya yang dimiliki

klien. Dalam proses assesment ini masyarakat sudah dilibatkan secara aktif

agar mereka dapat merasakan bahwa permasalahan yang sedang dibicarakan

benar-benar permasalahan yang keluar dari pandangan mereka sendiri.

c. Tahapan Perencanaan Alternative Program atau Kegiatan.

Pada tahap ini petugas (community worker) secara partisipatif mencoba

melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan

bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang

ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan

kegiatan yang dapat mereka lakukan.

d. Tahap Formulasi Rencana Aksi.

Pada tahap ini agen perubahan (community worker) membantu

masing-masing kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam

bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal

kepada pihak penyandang dana.

e. Tahapan Pelaksanaan (Implementasi) Program atau Kegiatan.

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling krusial

(46)

33

direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di

lapangan bila tidak ada kerja sama antar petugas, maupun kerja sama antar

warga.

f. Tahap Evaluasi.

Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap

program yang sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya

dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga pada tahap

ini diharapkan akan terbentuk suatu sistem dalam komunitas untuk melakukan

pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan

dapat membentuk suatu sistem dalam masyarakat yang lebih „mandiri’ dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada. Akan tetapi kadang kala dari hasil

pemantauan dan evaluasi ternyata hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Bila hal ini terjadi maka evaluasi proses di harapkan akan dapat

memberikan umpan balik yang berguna bagi perbaikan suatu program ataupun

kegiatan.

g. Tahapan Terminasi.

Tahap ini merupakan tahap „pemutusan’ hubungan secara formal dengan

komunitas sasaran. Terminasi dilakukan seringkali bukan karena masyarakat

sudah dapat dianggap „mandiri’, tetapi tidak jarang terjadi karena proyek

(47)

sebelumnya, atau karena anggrakan sudah selesai dan tidak ada penyandang

dana yang dapat dam au meneruskan.

C. Pemberdayaan Ekonomi

1. Pengertian Ekonomi

Ekonomi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu economy.

Sementara kata economy itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomike

yang berarti pengelolaan rumah tangga. Adapun yang dimaksud dengan ekonomi

sebagai pengelolaan rumah tangga adalah suatu usaha dalam pembuatan

keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian

sumberdaya rumah tangga yang terbatas di antara berbagai anggotanya, dengan

mempertimbangkan kemampuan usaha, dan keinginan masing-masing.10

Pengertian secara terminologi dikatakan bahwa ekonomi adalah pengaruh

tentang peristiwa dan pesoalan yang berkaitan dengan upaya manusia secara

peseorangan dan kelompok dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang

dihadapkan pada sumber yang terbatas.11

Pengertian lain dikemukakan oleh Anshori, dimana ia mengartikan

ekonomi adalah kegiatan manusia dan kegiatan masyarakat untuk

10

Damsar dan Indrayani, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 9

11

Anfal, “Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok Pembuat Assesoris di

Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug Kota Tangerang,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu

(48)

35

mempergunakan unsur-unsur produksi seperti kekayaan alam, modal, tenaga kerja

dan skill dengan sebaik-baiknya guna memenuhi berbagai macam kebutuhan.12

Ekonomi juga merupakan suatu tata cara aturan yang ada dalam

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap alat pemuas

kebutuhannya yang bersifat langka. Cara yang dimaksud di sini berkait dengan

aktifitas orang dan masyarakat yang berhubungan dengan produksi, distribusi,

pertukaran dan konsumsi jasa-jasa dan barang-barang langka.13

Dengan demikian, ekonomi merupakan suatu usaha dalam pembuatan

keputusan dan pelasanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian

sumberdaya masyarakat (rumah tangga dan pebisnis/perusahaan) yang terbatas

diantara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha,

dan keinginan masing-masing. Atau dengan kata lain bagaimana masyarakat

(termasuk rumah tangga dan pebisnis/perusahaan) mengelola sumber daya yang

langka melalui suatu pembuatan kebijakan dan pelaksanaannya.14

2. Pemberdayaan Ekonomi

Pengembangan ekomoni masyarakat adalah gabungan dari tiga unsur kata

pembentuk istilah tersebut yakni, pertama, pengembangan yang mempunyai arti

proses, cara, perbuatan mengembang. Kedua, ekonomi ialah tata cara atau aturan

dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ketiga, masyarakat definisi

12 Ibid

13

Ismet Firdaus, dkk, Pengamalan AL-QUR’AN Tentang Pemberdayaan Dhu’afa, h. 221

14

(49)

yang ada tentang masyarakat merujuk pada area, kumpulan dan sosial ekonomi

interaksi. Berdasarkan telaahan terhadap kata-kata pembentuknya tersebut, maka

istilah pengembangan ekonomi masyarakat dapat didefinisikan sebagai suatu

program kegiatan yang dilakukan LSM atau pemerintah dalam meningkatkan

ketrampilan hidup, permodalan sekelompok orang agar dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya, membuat kondisi hidupnya lebih baik atau mengembangkan

usaha yang dimilikinya.15

D. Pembudidayaan Ikan

1. Pengertian Pembudidayaan Ikan

Merriam, mendefinisikan perikanan sebagai kegiatan, industri atau musim

pemanenan ikan atau hewan laut lainnya. Definisi yang lebih luas diberikan oleh

Lackey, yang mengartikan perikanan sebagai suatu sistem yang terdiri dari tiga

komponen yakni biota perairan, habitat biota, dan manusia sebagai pengguna

sumber daya tersebut.16

Perikanan budi daya (Akuakultur) adalah kegiatan memproduksi ikan

dalam suatu wadah terkontrol dan berorientasi kepada keuntungan. Berbeda

dengan perikanan tangkap yang hanya memanen (Capturing) ikan dari perairan.

Pada akuakultur, pemanen (harvesting) dilakukan setelah kegiatan pemeliharaan

15

Ismet Firdaus, dkk, Pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa. H. 226

16

(50)

37

ikan yang mencakup persiapan wadah pemeliharaan, penebaran benih, pembelian

pakan, pengolaan kualitas air, serta penanganan hama dan penyakit.17

Budidaya ikan adalah istilah bioteknis sebagai terjemahan dari istilah

kultur ikan yang artinya penggalian, pembangunan dan pembinaan untuk sesuatu

tujuan. Dalam bahasa Indonesia kegiatan budidaya sering dipakai bahasa

“pengelolaan” yang menyangkut juga segi-segi ketatalaksanaannya

(management). Mengingat hal tersebut, maka yang termasuk dalam usaha

budidaya ikan adalah kegiatan dalam pengadaan benih dan membesarkan sampai

ukuran konsumsi.18

Dalam Undang-undang Nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas

undang-undang nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan pasal satu point keenam,

menjelaskan bahwa pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara,

membebaskan, dan atau membiakan ikan serta memanen hasilnya dalam

lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk

memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan

atau mengawetkan.19

17

Irzal Effendi dan Wawan Oktariza, Menajemen Agribisnis Perikanan, (Jakarta: Penebar

Swadaya, 2006), h. 10 18

Tasripin Djiwakusumah, Budidaya Perikanan Air Tawar, (Jakarta: T.pn., 1980), h. 1

19

Hukumonline.com, “Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang

Perikanan,” artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari

(51)

Sedangkan menurut penulis pembudidayaan ikan adalah kegiatan

memelihara dan memproduksi ikan dari mulai penebaran benih sampai musim

pemanenan ikan dalam satu wadah yang terkontrol.

2. Pengertian Ikan Lele

Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus

hidupnya berada di dalam lingkungan perairan.20

Ikan lele merupakan jenis ikan yang habitatnya di air tawar. Lele dikenal

sebagai ikan yang memiliki tubuh yang licin, sedikit pipih memanjang dan

mempunyai kumis panjang yang terdapat di sekitar area mulutnya. Di Negara kita

ini Ikan lele memiliki beragam nama, tergantung daerahnya hidup. Ikan lele biasa

disebut dengan ikan kalang di Padang, ikan maut di Gayo Aceh, ikan cepi di

Bugis, ikan lele atau lindi di Jawa Tengah. Ikan lele hidup di air tawar dan tidak

pernah ditemukan pada air asin atau laut.21

Ikan lele merupakan jenis ikan konsumsi yang sangat diminati oleh

masyarakat luas. Oleh karena itu banyak orang membudidayakan lele yang

bertujuan untuk menjaga kelestarianya serta memenuhi minat dari masyarakat.

Jenis ikan lele yang paling banyak dibudidaya ialah lele lokal, lele dumbo, dan

lele sangkuriang.22

20

Ibid, h. 2

21Satwa Flora dan Fauna Indonesia, “Jenis, Manfaat

dan Budidaya Ikan Lele,” artikel diakses

pada 9Aguatus 2015 dari http://www.satwa.net/572/ikan-lele-jenis-manfaat-dan-budidaya-ikan-lele.html/

22

Gambar

Gambar 1 Ikan Lele Sangkuriang
Tabel 1 Status Penduduk di Wilayah Kelurahan Rorotan
Tabel 2 Status Pendidikan Pendudukdi Wilayah Kelurahan Rorotan
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait