• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Ujian Sarjana Psikologi

Oleh:

DEWI RUMINTANG HUTAGAOL

081301055

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul:

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar

Merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Oktober 2014

(3)

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar

Dewi Rumintang Hutagaol dan Ika Sari Dewi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa di SMA Negeri 1 Pematangsiantar. Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Bentuk dari faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar, salah satunya adalah strategi pembelajaran kooperatif, dan faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar salah satu nya adalah motivasi belajar siswa.

Penelitian ini melibatkan 40 orang siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar sebagai subjek penelitian. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswa di SMA Negeri 1 Pematangsiantar kelas X yang memiliki nilai hasil belajar matematika yang rendah, dan yang belum belajar topik pembelajaran persamaan dan pertidaksamaan kuadrat matematika. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu skala motivasi belajar, yang diadaptasi dari skala penelitian Rangkuti (2005) berdasarkan teori Santrock (2007) memiliki nilai reliabilitas (rxx’ = 0.943) dan tes hasil belajar matematika dengan topik persamaan dan pertidaksamaan kuadrat dengan nilai reliabilitas tes hasil belajar matematika sebesar (rxx’ = 0.884).

Hasil analisa data penelitian menunjukkan ada pengaruh strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar dengan nilai (p = 0.351), dan nilai (p= 0.192) dengan interaksi strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar dengan nilai (p= 0.44), yang menunjukkan tidak ada perbedaan atau pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.

(4)

Effects of Cooperative Learning Strategies and Learning Motivation for Mathematics Learning Outcomes on Students of SMAN 1 Pematangsiantar

Dewi Rumintang Hutagaol dan Ika Sari Dewi

ABSTRACT

This study aims to determine the effect by application of cooperative learning strategies and motivation toward mathematics learning outcomes of students in SMAN 1 Pematangsiantar. Learning outcomes is influenced by external and internal factors. The form of the external factors influencing the learning outcomes that one of which is a cooperative learning strategy, and internal factors that affect learning outcomes is students' motivation.

This reasearch taken 40 students of SMA Negeri 1 Pematangsiantar as subjects. The criteria for the sample used in these research were students at SMAN 1 Pematangsiantar class X which has a low math learning outcomes, and who have not studied the topic of learning maths quadratic equations and inequalities. The reasearch was used by purposive sampling technique. The instrument of measurement in these study is learning motivation scale ,which is adapted from research scale Rangkuti (2005) that based on the theory Santrock (2007) has a value of reliability (rxx '= 0943) and the test results with a topic to learn math equations and quadratic inequality with the value of the reliability test results for mathematics learning (rxx '= 0884).

The results of analysis experimental data was showed no effect of cooperative learning strategies and learning motivation has the value of (p = 0.351), and value (p = 0192) with the interaction of cooperative learning strategies and l the value of learning motivation (p = 0:44), which showed no difference or significant influence impact on student learning outcomes.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar

guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara serta meraih gelar Strata 1 (S1).

Keberhasilan penulisan skripsi ini dapat terwujud tidak hanya hasil kerja keras saya sendiri namun juga berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini dan juga selama menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, yaitu kepada:

1. Prof. Dr. Irmawati, Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi yang telah memberikan dukungan yang terbaik untuk kesuksesan seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Ika Sari Dewi, S. Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing yang telah rela meluangkan waktunya untuk membimbing saya serta memberikan kritik dan juga saran yang membangun bagi penyelesaian skripsi saya ini. Terima kasih banyak ibu, untuk waktu dan semua ilmu yang ibu berikan. 3. Ibu Dian Ulfasari. P. M.Psi., Psikolog dan Ibu Dina, M. A. selaku dosen

(6)

memberikan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan hasil

penelitian saya. Terima kasih banyak kakak, untuk waktu dan semua ilmu

yang kakak berikan.

4. Ibu Ridhoi Meilona Purba M. Psi. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan, dukungan, semangat dan masukan-masukan yang berharga selama masa perkuliahan di Fakultas Psikologi USU. Terima kasih banyak kakak, untuk waktu dan semua ilmu yang kakak berikan.

5. Ibu Rahmi Putri Rangkuti M. Psi. dan Pak Eka Danda Ginting M. A selaku dosen psikologi yang selalu memberikan bimbingan, dukungan, semangat, pengajaran dan masukan-masukan yang berharga selama masa penyelesaiaan skripsi ini. Terima kasih banyak kakak Rahmi dan Pak Eka, yang selalu baik dan sabar membimbing saya, memberikan ilmu dan waktu dalam membantu saya menyelesaikan skripsi ini

6. Untuk kedua orangtua saya Bpk. Jonang Hutagaol dan Ibu. Taruli Silaen, terima kasih Bapak dan Mama yang selalu mengingatkan setiap saat, memberi semangat, berjuang menyelesaikan pendidikan saya ini, terimakasih untuk semua dukungan, semangat, dan doa yang terus mengiringi saya sampai pada akhir nya saya bisa menyelesaikan skripsi dan pendidikan S1 saya ini. Terimakasih banyak bapak dan mama atas segalanya yang diberikan kepada saya.

(7)

memberikan semangat, doa dan dukungan. Terima kasih adek-adek ku tersayang. Semoga kita berhasil dalam mencapai cita-cita dan harapan yang kita inginkan dimasa depan ya, amin.

8. Untuk teman seperjuangan saya Ira Arindhini Sitepu, Satriani Manalu, Erika Sihombing, dan kakak-kakak ku Kak Eky Lubis dan kak Sella, yang selalu memberikan semangat, doa dan dukungan. Terima kasih teman-teman tersayang. Semoga kita berhasil dalam mencapai cita-cita yang kita inginkan dimasa depan.

9. Untuk sahabat saya terkasih Dian Siregar dan Kamarul Zaman. Terima kasih untuk kedua sahabat ku tersayang, yang memberikan motivasi, semangat, doa, dukungan, waktu yang selalu diberikan, dan menjadi tempat untuk mendengarkan keluh kesah saya selama ini. Semoga kita berhasil dan dalam mencapai cita-cita dan harapan yang kita inginkan dimasa depan.

10.Untuk anty Serefhy Silaen dan keluarga besar Silaen, yang selalu memberikan motivasi, dukungan, bantuan, dan doa nya dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini. Makasih ya anty dan family silaen, untuk semua dukungan nya. Semoga kita berhasil dalam mencapai cita-cita yang kita inginkan dimasa depan.

(8)

12.Untuk semua pihak yang membantu saya dalam pembuatan skripsi ini, walaupun tidak saya tuliskan, saya benar-benar berterima kasih banyak karena telah dibantu.

Untuk semuanya, peneliti hanya berharap Tuhan Yang Maha Esa akan membalas semua kebaikan saudara-saudara. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karenanya, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan penelitian ini agar menjadi lebih baik lagi. Atas segala kekurangan dalam penulisan skripsi ini peneliti mohon maaf. Dan semoga skripsi ini membawa manfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2014

(9)

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... ...1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

(10)

BAB II LANDASAN TEORI ... 15

A.Penilaian Hasil Belajar ... 15

1. Definisi Hasil Belajar ... 15

2. Tujuan Penilaian Hasil Belajar ... 16

3. Fungsi Penilaian Hasil Belajar . ... 16

4. Klasifikasi Hasil Belajar ... 17

5. Pengukuran Penilaian Hasil Belajar . ... 23

6. Jenis Tes Penilaian Hasil Belajar . ... 23

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi hasil Belajar . ... 25

B. Motivasi Belajar ... 27

1. Definisi Motivasi Belajar ... 27

2. Peran Motivasi Dalam Belajar ... 29

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar . ... 30

C. Strategi Pembelajaran ... 31

1. Defenisi Strategi Pembelajaran . ... 31

2. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran . ... 33

3. Strategi Pembelajaran Kooperatif . ... 33

4. Manfaat Strategi Pembelajaran Kooperatif . ... 35

(11)

6. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif . ... 38

7. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif . ... 39

D. Profil SMA Negeri 1 Pematangsiantar ... 40

E. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika . ... 42

F. Hipotesis Penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

A. Identifikasi Variabel ... 47

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 47

1. Hasil Belajar Matematika ... 48

2. Strategi Pembelajaran Kooperatif ... 48

3. Motivasi Belajar . ... 49

C .Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

1. Populasi Penelitian ... 50

2. Metode Pengambilan Sampel ... 50

3. Jumlah Sampel Penelitian ... 50

4. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 50

(12)

1. Tes Hasil Belajar Matematika ... 52

2. Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika . ... 53

3. Skala Motivasi Belajar ... 54

4. Hasil Uji Coba Skala Motivasi Belajar . ... 55

E. Validitas dan Reabilitas Alat Ukur ... 56

1. Uji Validitas ... 56

2. Uji Reliabilitas... 57

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 58

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 58

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 59

3. Tahap Pengolahan Data ... 61

H. Metode Analisis Data ... 61

1. Uji Normalitas ... 61

2. Uji Homogenitas ... 62

3. Uji Hipotesis . ... 62

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian . ... 63

(13)

1.Hasil Uji Asumsi ... 64

a. Uji Normalitas Sebaran ... 64

b. Uji Homogenitas ... 65

2. Deskripsi Pengkategorisasian Data Penelitian Motivasi Belajar . 66 3. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 68

C. Pembahasan ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

A. Kesimpulan... 82

B. Saran ... 83

1. Saran Metodologis ... 83

2. Saran Praktis... 85

DAFTAR PUSTAKA

(14)

Halaman

Tabel 1 Pengukuran Penilaian Hasil Belajar ... 23

Tabel 2 Desain Penelitian Quasi Eksperimen Faktorial Desain 2x2 ... 50

Tabel 3 Blue Print Tes Hasil Belajar Matematika Sebelum Uji Coba ... 52

Tabel 4 Blue Print Tes Hasil Belajar Matematika Setelah Uji Coba ... 53

Tabel 5 Blue Print Skala Motivasi Belajar Sebelum Uji Coba ... 54

Tabel 6 Blue Print Skala Motivasi Belajar Setelah Uji Coba ... 55

Tabel 7 Penyusunan Tes Hasil Belajar Matematika dengan Penomoran Baru ... 55

Tabel 8 Penyusunan Skala Motivasi Belajar dengan Penomoran Baru ... 56

Tabel 9 Normalitas Hasil Belajar Matematika dan Motivasi Belajar ... 64

Tabel 10 Homogenitas Hasil Belajar Matematika dan Motivasi Belajar ... 65

Tabel 11 Skor Empirik dan Hipotetik Motivasi Belajar ... 66

Tabel 12 Kategorisasi Motivasi Belajar Matematika ... 68

Tabel 13 Hasil Hipotesis Mayor ... 69

(15)

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar

Dewi Rumintang Hutagaol dan Ika Sari Dewi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa di SMA Negeri 1 Pematangsiantar. Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Bentuk dari faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar, salah satunya adalah strategi pembelajaran kooperatif, dan faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar salah satu nya adalah motivasi belajar siswa.

Penelitian ini melibatkan 40 orang siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar sebagai subjek penelitian. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswa di SMA Negeri 1 Pematangsiantar kelas X yang memiliki nilai hasil belajar matematika yang rendah, dan yang belum belajar topik pembelajaran persamaan dan pertidaksamaan kuadrat matematika. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu skala motivasi belajar, yang diadaptasi dari skala penelitian Rangkuti (2005) berdasarkan teori Santrock (2007) memiliki nilai reliabilitas (rxx’ = 0.943) dan tes hasil belajar matematika dengan topik persamaan dan pertidaksamaan kuadrat dengan nilai reliabilitas tes hasil belajar matematika sebesar (rxx’ = 0.884).

Hasil analisa data penelitian menunjukkan ada pengaruh strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar dengan nilai (p = 0.351), dan nilai (p= 0.192) dengan interaksi strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar dengan nilai (p= 0.44), yang menunjukkan tidak ada perbedaan atau pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.

(16)

Effects of Cooperative Learning Strategies and Learning Motivation for Mathematics Learning Outcomes on Students of SMAN 1 Pematangsiantar

Dewi Rumintang Hutagaol dan Ika Sari Dewi

ABSTRACT

This study aims to determine the effect by application of cooperative learning strategies and motivation toward mathematics learning outcomes of students in SMAN 1 Pematangsiantar. Learning outcomes is influenced by external and internal factors. The form of the external factors influencing the learning outcomes that one of which is a cooperative learning strategy, and internal factors that affect learning outcomes is students' motivation.

This reasearch taken 40 students of SMA Negeri 1 Pematangsiantar as subjects. The criteria for the sample used in these research were students at SMAN 1 Pematangsiantar class X which has a low math learning outcomes, and who have not studied the topic of learning maths quadratic equations and inequalities. The reasearch was used by purposive sampling technique. The instrument of measurement in these study is learning motivation scale ,which is adapted from research scale Rangkuti (2005) that based on the theory Santrock (2007) has a value of reliability (rxx '= 0943) and the test results with a topic to learn math equations and quadratic inequality with the value of the reliability test results for mathematics learning (rxx '= 0884).

The results of analysis experimental data was showed no effect of cooperative learning strategies and learning motivation has the value of (p = 0.351), and value (p = 0192) with the interaction of cooperative learning strategies and l the value of learning motivation (p = 0:44), which showed no difference or significant influence impact on student learning outcomes.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang telah berkembang pesat di negara-negara maju. Matematika dianggap penting karena menjadi dasar ilmu dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat untuk kemajuan kehidupan masa kini. Indonesia juga mempersiapkan generasi muda untuk siap menjadi tenaga terampil dan pandai matematika melalui penerapan pendidikan bidang sains dan matematika sejak dini (Hudoyo dalam Nawangsari, 2000).

(18)

lulus Ujian Akhir, dan pada tahun 2013/2014 sebanyak 7.811 siswa dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional.

Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Edy Tri Baskoro (Suara Pembaharuan, 2014), menjelaskan dengan perbandingan hasil ujian nasional 2013, nilai rata-rata siswa yang lulus ujian nasional siswa SMA pada tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 7.811 siswa dinyatakan tidak lulus ujian akhir untuk semua sekolah yang ada se-Indonesia. Rendahnya tingkat kelulusan dikarenakan pencapaian nilai pelajaran matematika, maupun bahasa indonesia tidak memenuhi standar kelulusan ujian nasional, dimana sebanyak 2,391 siswa tidak lulus Ujian Nasional (UN) karena nilai matematika (Republika, 2014).

(19)

Hasil wawancara yang diperoleh peneliti dari guru matematika dan kepala sekolah di SMA Negeri 1, yang mengatakan

“ sekarang ini sangat sulit meningkatkan hasil belajar matematika siswa, karena dari sebagian besar perolehan nilai rata-rata kumulatif ulangan yang sudah dikumpulkan guru, siswa hanya mampu mencapai nilai lima atau enam untuk pelajaran matematika, bahkan untuk beberapa topik matematika yang kompleks guru akan menurunkan standar nilai kelulusan materi untuk menolong siswa agar siswa bisa melanjut untuk topik pembelajaran berikutnya, dan agar program pembelajaran yang sudah dirancang tetap berjalan lancar dan tepat waktu, dan sangat terlihat jelas nilai matematika selalu menjadi nilai yang lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lainnya” (Wawancara personal, 20 Juni 2013).

Hal lain yang memungkinkan menjadi faktor yang mempengaruhi penurunan perolehan nilai atau prestasi belajar adalah persepsi siswa akan lingkungna belajarnya, ketika siswa mampu mempersepsikan lingkungan belajar yang positif, maka sikap siswa untuk belajar matematika juga akan positif, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang tinggi. Kondisi kegiatan pembelajaran yang tidak merangsang ketertarikan siswa dalam belajar matematika baik dari kognitif, afektif, maupun psikomotorik, selama proses belajar mengajar seperti perlakuan, hubungan guru dengan siswa maupun hubungan antar siswa dapat menimbulkan perasaan maupun pemikiran tertentu dibenak siswa (Blomm dalam Uno, 2009),

(20)

siswa menjadikan pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dipahami siswa, tidak merasakan manfaat pelajaran matematika dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari sehingga pelajaran matematika sehingga pelajaran yang dianggap kurang penting, sehingga minat siswa dalam mempelajari menjadi kurang, begitu juga dengan cara pengajaran yang membosankan dan kaku. Pembelajaran yang pasif menjadikan pelajaran dianggap sulit dan membosankan (Sanjaya, 2007).

Kondisi lingkungan pembelajaran yang dialami siswa menunjukkan bahwa lingkungan kelas menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku dan karakteristik pribadi siswa terhadap matematika (Suprapto, 2013). Mengacu pada karakteristik tujuan pembelajaran, isi bidang studi serta karakteristik siswa, sehingga penerapan strategi pembelajaran yang tepat juga mempertimbangkan materi atau sifat pelajaran pelajaran dan sesuai dengan kemampuan maupun kebutuhan dari siswa agar tujuan (sasaran) yang diharapkan dari proses belajar dapat tercapai (Maulana, 2010).

(21)

penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya maupun kekuatan dalam pembelajaran. Bentuk pembelajaran yang mengaktifkan siswa sebagai subjek utama dalam proses belajarnya, terdiri dari beberapa strategi pembelajaran, seperti: strategi pembelajaran inkuiri, strategi pembelajaran berbasis masalah, strategi pembelajaran kontekstual, strategi pembelajaran ekspositori, strategi pembelajaran kooperatif, maupun strategi pembelajaran afektif (Sanjaya, 2007).

Strategi pembelajaran kooperatif menjadi salah satu strategi pembelajaran yang sekarang ini banyak diperhatikan, dan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran disekolah-sekolah untuk berbagai bidang pendidikan, salah satu nya untuk pelajaran matematika. Strategi pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2007) adalah strategi pembelajaran yang terdiri dari kelompok-kelompok belajar kecil, yang menitikberatkan pembelajaran siswa kedalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang siswa yang heterogen baik dari segi kemampuan akademik yang bervariasi, suku, ras maupun jenis kelamin yang berbeda.

(22)

dengan penyajian informasi melalui bacaan,ceramah, membentuk siswa kedalam kelompok belajar, mengawasi atau mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa didalam kelompok, memberikan evaluasi untuk menguatkan pemahaman siswa dan meluruskan pemahaman siswa yang salah terhadap materi pelajaran yang dipelajari, dan memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok belajar dengan pujian terhadap usaha dan kesuksesan siswa dalam kelompok belajar masing-masing (Sanjaya, 2007)

Penerapan strategi kooperatif banyak dipilih dan digunakan pada pelajaran matematika karena melalui hasil-hasil penelitian pendidikan yang berfokus pada strategi pembelajaran kooperatif, menunjukkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif memberikan banyak manfaat pada guru dan siswa pada pembelajaran matematika, baik dalam meningkatkan keaktifan siswa, ketertarikan siswa dalam mengembangkan pembelajaran matematika, melalui pemilihan metode pembelajaran yang kreatif, interaktif, efektif dan efisien, juga membantu siswa terhindar dari kebosanan (Kushandayani, 2008).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2010) menunjukkan manfaat dari pembelajaran kooperatif mengaktifkan siswa dalam berbagai aktivitas bermain yang penuh kesenangan, membuat pelajaran matematika menjadi lebih mudah dimengerti siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu dan kreativitas siswa, serta mengembangkan pemikiran siswa dalam pemecahan masalah terhadap pelajaran matematika.

(23)

bentuk diskusi unjuk kerja pada kelompok-kelompok kecil yang heterogen, secara tidak langsung mampu meningkatkan pemahaman siswa secara merata pada pelajaran matematika, melalui penelitian yang dilakukan oleh Djuanda (2010) juga menegaskan bahwa dalam strategi pembelajaran kooperatif, kemajuan dalam kemampuan siswa belajar mencapai 80%.

Strategi pembelajaran adalah Banyaknya kemajuan yang dilakukan dalam bidang strategi pembelajaran yang menunjang pencapaian hasil belajar yang optimal ternyata belum dirasakan oleh semua siswa dalam berbagai bidang pendidikan, terkhusus matematika, seperti yang dirasakan oleh siswa di SMA Negeri 1 yang sampai saat ini masih menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dimana kegiatan pembelajaran matematika masih banyak diisi dengan kegiatan guru yang aktif dalam mencari, mengali dan mengajarkan, sedangkan siswa pasif dalam strategi pembelajaran yang membosankan (Sanjaya, 2009) yang pada akhinya berdampak pada penilaian siswa yang rendah.

(24)

instrumental seperti kurikulum atau strategi pembelajaran, sarana, prasarana, dan faktor dari dalam diri siswa yang dapat berasal dari faktor psikologis seperti minat, bakat, kecerdasan, motivasi, kognitif, dan faktor fisiologis siswa yang meliputi fisk dan panca indra (Purwanto, 2007).

Faktor psikologis juga menjadi faktor penting dari dalam diri siswa yang secara internal dan terdapat beberapa faktor penting dalam psikologis siswa yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa, salah satunya adalah motivasi (Sudjana, 2005). Motivasi dikenal sebagai dorongan maupun semangat yang mengarahkan usaha seseorang dalam mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan yang dilakukan, Motivasi didefenisikan oleh para peneliti dengan bahasa yang beragam. Santrock (2008) mengartikan motivasi sebagai proses yang memberikan semangat, arah, dan kegigihan perilaku, sedangkan Sardiman (2003) mengartikan motivasi dalam belajar sebagai keseluruhan daya penggerak atau dorongan dari dalam diri yang menggerakkan, dan mengarahkan siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

(25)

Kondisi yang dialami siswa SMA Negeri 1 menunjukkan rendahnya semangat siswa dalam mempelajari matematika terlihat dari kebosanan, atau kemalasan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika, siswa yang mudah menyerah ketika menyelesaikan soal matematika, yang malas belajar memilih mencontek dan mencatat hasil pekerjaan teman, dan malas ketika menemukan pelajaran yang sulit, mengarahkan kepada motivasi belajar siswa yang rendah dalam belajar (Ismail, 2009). Motivasi belajar yang rendah menyebabkan usaha siswa dalam belajar juga mengalami penurunan dan siswa yang tidak memiliki motivasi dapat terlihat dari perilaku cepat bosan dalam proses dan tugas yang monoton, tidak memiliki keyakinan diri, mudah putus asa ketika dihadapkan pada suatu permasalahan dan memilih menghindari terlibat dalam permasalahan yang ada karena adanya perasaan tidak mampu (Santrock, 2008), sehingga pencapaian hasil belajar yang dihasilkan siswa juga rendah.

Motivasi belajar memberikan arahan dan berhubungan positif dengan prestasi belajar siswa (Nigrard dalam Danim 1995). Prestasi belajar yang diperoleh lewat penilaian hasil belajar dapat mendorong motivasi belajar siswa, dan upaya guru dalam meningkatkan dan membangun motivasi dalam belajar dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran yang kreatif, menarik, menantang dan menyenangkan, sehingga faktor dari dalam berupa motivasi belajar siswa yang telah terbangun melalui strategi pembelajaran akan mendukung pengoptimalan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

(26)

maksimal, dimana dari faktor eksternal yang teraplikasi melalui strategi kooperatif dipakai menjadi alat dalam membangun kondisi kegiatan pembelajaran yang kondusif, dan menyenangkan, sedangkan motivasi belajar sebagai faktor internal dari dalam diri siswa, menjadi dorongan internal pribadi siswa dalam melakukan aktivitas belajar secara giat agar memperoleh kesuksesan dibidang akademik (Witono, 2007).

Berdasarkan uraian diatas siswa mengalami masalah dalam memahami dan mempelajari matematika yang salah satunya dikarenakan penerapan pembelajaran matematika dengan strategi ekspositori dengan rendahnya motivasi siswa dalam belajar matematika sehingga lemahnya keinginan siswa dalam mencapai hasil belajar yang maksimal, karenanya peneliti menawarkan strategi pembelajaran kooperatif dan dukungan motivasi belajar yang menjadi faktor penting yang mengarahkan dan menguatkan kegiatan belajar untuk mengoptimalkan pembelajaran matematika dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa SMA Negeri 1.

B. RUMUSAN MASALAH

(27)

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat dari penelitian ini :

a. Memperkaya kajian empiris pengembangan ilmu psikologi terutama bidang ilmu Psikologi Pendidikan mengenai manfaat maupun peranan strategi pembelajaran ekspositori maupun kooperatif dan motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

b. Sebagai kajian oleh peneliti lain yang tertarik maupun menaruh perhatian untuk meneliti lebih lanjut mengenai manfaat dari pengaruh strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa SMA.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Bagi pihak sekolah

(28)

sehingga mampu mengarahkan siswa dalam mencapai tujuan hasil belajar yang maksimal.

b. Bagi siswa

Memberikan masukan informasi mengenai manfaat yang diperoleh siswa dari penerapan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa sebagai sumber belajar yang merasakan aktifitas belajarnya, sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif dalam kondisi belajar untuk meningkatkan hasil belajar

Memberikan masukan informasi bahwa motivasi belajar bermanfaat dalam membantu siswa dalam proses belajarnya, sehingga motivasi belajar mengarahkan, mendorong, dan membantu siswa untuk melakukan usaha untuk mencapai tujuan yang diharapkan atau yang ingin dicapai dari proses belajarnya.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian ini terdiri atas lima bab, dan masing-masing bab terdiri atas beberapa sub bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

(29)

Bab II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tujuan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah. Berisi teori – teori yang berkaitan dengan teori strategi pembelajaran, teori motivasi belajar dan teori hasil belajar matematika. Bab ini juga mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang menjelaskan pengaruh antar strategi pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang uraian singkat mengenai identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional, populasi, metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, validitas, reabilitas alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian, metode analisis data yang dilakukan dalam pengujian hipotesis yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

(30)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penilaian Hasil Belajar

1. Definisi

Hasil belajar dijelaskan dengan berbagai defenisi oleh para peneliti. Hasil belajar menurut Winkel (1996) didefenisikan sebagai pencapaian tujuan intruksional, berupa proses penilaian terhadap suatu objek yang telah dikuasai maupun yang telah dicapai oleh siswa, Djamarah (2006) menjelaskan hasil belajar merupakan hasil dari perubahan perilaku akibat adanya pengalaman melalui proses belajar mencapai tujuan pembelajaran. Sudjana (2005) juga mengatakan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari proses pemberian nilai terhadap pengalaman belajar, dan penilaian terhadap hasil belajar diukur melalui norma, patokan, maupun kriterium tertentu, dan hasil belajar menurut Bloom (dalam Uno, 2009) diklasifikasikan pada tingkat kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(32)

2. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2005), tujuan maupun manfaat dari penilaian terhadap hasil belajar, yakni:

a. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.

b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.

c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem pelaksanaannya.

d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Sudjana (2005) menyatakan beberapa fungsi dari penilaian hasil belajar, yaitu:

(33)

b. Sebagai informasi maupun umpan balik terhadap penilaian dari hasil belajar siswa kepada pihak sekolah, kepada siswa dan kepada orangtua. c. Sebagai acuan untuk memperbaiki proses belajar dan meningkatkan

kegiatan belajar siswa.

d . Sebagai Informasi untuk keperluan seleksi.

4. Klasifikasi Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Uno, 2009) hasil belajar dapat diklasifikasikan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)

Ranah kognitif terdiri dalam kawasan yang membahas tujuan pembelajaran yang berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat evaluasi. Kawasan kognitif terdiri dari enam tingkatan yang saling berurutan dari yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi, yakni:

1. Tingkat Pengetahuan (Knowledge).

Pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengingat atau menggulang kembali pengetahuan yang pernah dipelajari.

2. Tingkat Pemahaman (Comprehension)

(34)

bacaan, maupun kemampuan siswa dalam pemahaman mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu kebentuk lain.

3. Tingkat Penerapan (Application)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan seseorang menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul, mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode yang bekerja pada suatu kasus maupun permasalahan. Tingkat kemampuan dapat dinyatakan dalam pengaplikasian suatu rumus pada proses penyelesaian suatu permasalahan.

4. Tingkat Analisis (Analysis)

Analisis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam menganalisis permasalahan yang dihadapi, dan menganalisis cara apa yang dapat dipakai dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari, analisis mencakup kemampuan utnuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar; bersama dengan hubungan atau relasi antara bagian-bagian tersebut.

5. Tingkat Sintesis (Synthesis)

(35)

analisis dapat dinyatakan dalam penyusunan suatu rencana, seperti penyusunan satuan pelajaran atau proposal penelitian ilmiah, dalam mengembangkan suatu skema dasar sebagai pedoman dalam memberikan ceramah, dan sebagainya.

6. Tingkat Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat keputusan yang tepat berdasarkan kriteria pengetahuan yang dimiliki, evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat tersebut berdasarkan kriteria tertentu. b. Ranah Afektif (Affective Domain)

Ranah afektif adalah suatu kawasan yang berkaitan dengan sikap, nilai interes (ketertarikan), apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian sosial. Ranah afektif ini terdiri dari lima tingkatan yang terdiri dari tingkatan paling rendah sampai tingkatan yang paling tinggi, yakni:

1. Tingkat kemampuan penerimaan (Receiving)

Kemampuan menerima merupakan kemampuan maupun kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan suatu ransangan.

2. Tingkat kemampuan menanggapi (Responding)

(36)

Tingkat partisipasi dalam kemampuan menanggapi dapat dinyatakan dalam memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan. 3. Tingkat penilaian atau penentuan keyakinan dalam sikap (Valuing)

Tingkat penilaian atau penentuan keyakinan dalam sikap berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu.

Tingkat penilaian dapat dinyatakan dalam perkataan maupun tindakan atau sikap, seperti; menerima, menolak, atau mengabaikan, maupun adanya apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu, maupun sikap atau kesungguhan (komitmen) yang sesuai dan konsisten.

4. Tingkat penerapan karya atau organisasi (Organization)

Tingkat penerapan karya atau organisasi berhubungan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pedoman terhadap suatu sistem nilai. Tingkat penerapan karya atau organisasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.

5. Tingkat ketekunan dan ketelitian

(37)

c. Ranah Psikomotorik (Psychomotoric Domain)

Ranah psikomotorik berkaitan dengan keterampilan yang dimiliki seseorang secara manual maupun motorik. Ranah psikomotorik memiliki tingkatan dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, yakni:

1. Tingkat persepsi (Perception)

Persepsi dalam hal ini berhubungan dnegan penggunaan indra dalam melakukan suatu kegiatan, contoh kemampuan dalam persepsi dapat terlihat melalui kemampuan dalam mengetahui kerusakan dari suatu alat melalui suara yang sumbang, atau menghubungkan suara alunan musik dengan suatu gerakan tari tertentu.

2. Tingkat kesiapan (Set)

Kesiapan merupakan adanya kemampuan dalam kesiapan mental, maupun kesiapan fisik serta kesiapan emosi maupun perasaan dalam melakukan suatu tindakan.

3. Tingkat respons terbimbing (Guided Response)

(38)

4. Tingkat mekanisme (Mechanical Response)

Tingkat mekanisme merupakan suatu perilaku respon yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan suatu kemahiran.

5. Tingkat kemahiran

Tingkat kemahiran adalah kemampuan seseorang yang sudah trebiasa menjadi mahir dalam melakukan suatu gerakan yang sesuai, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota-anggota tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat, seperti latihan menari.

6. Gerakan adaptasi (Adaptation Response)

Gerakan adaptasi adalah penampilan gerakan motorik yang terbiasa yang mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menghubungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti berlatih sepak bola.

7. Originalitas atau kreatifitas (Originalitity or Creativity)

(39)

melahirkan pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

5. Pengukuran Penilaian Hasil Belajar

Menurut Winkel (1996), Tingkatan penilaian terhadap hasil belajar pada Tingkat Menegah Atas (SMA) diatur dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau criterion-referenced grading. Penilaian hasil belajar terdiri atas sepuluh langkah dengan menggunakan bilangan sebagai lambang yakni 1 sampai 10. Tabel 1. Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

yang diumum digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Nilai (Angka) Interpretasi Nilai

1 Amat Buruk

2 Buruk

3 Amat Kurang

4 Kurang

5 Tidak Cukup

6 Cukup

7 Lebih dari Cukup

8 Baik

9 Amat Baik

10 Istimewah

6. Jenis Tes Penilaian Hasil Belajar

Sudjana (2005) mengutarakan bahwa alat-alat yang digunakan dalam melakukan penilaian hasil belajar adalah tes. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa. Tes dikategorikan menjadi dua, yaitu tes uraian dan tes objektif.

(40)

memberi alasan, dan bentuk lain yang sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.

2. Tes objektif dibagi lagi menjadi beberapa bentuk soal, yaitu: a. Bentuk soal jawaban singkat

Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat atau simbol dan jawabannya hanya dapat dinilai dari benar-salah. Tes bentuk ini cocok untuk mengukur pengetahuan yang berhubungan dengan istilah terminologi, fakta, prinsip, metode, prosedur dan penafsiran data yang sederhana.

b. Bentuk soal benar-salah

Bentuk soal benar-salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pernyataan yang benar dan sebahagian lagi berupa pernyataan yang salah. Pada umumnya bentuk soal benar-salah dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa tentang fakta, definisi dan prinsip.

c. Bentuk soal menjodohkan

Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang paralel. Kedua pernyataan ini berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soal yang harus dicari jawabannya. Dalam bentuk yang paling sederhana, jumlah soal sama dengan jumlah jawaban. Bentuk soal menjodohkan hanya dapat mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan.

d. Bentuk soal pilihan ganda

(41)

benar atau paling tepat

1. Stem merupakan pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan.

2. Option merupakan sejumlah pilihan atau aternatif jawaban. Alternatif jawaban terbagi menjadi dua, yaitu kunci dan pengecoh (distractor). Kunci merupakan jawaban benar yang paling tepat sedangkan pengecoh (distractor) merupakan jawaban lain selain kunci jawaban.

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Djamarah (2006), juga dipengaruhi faktor – faktor sebagai berikut, yaitu:

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal dapat bersumber dari lingkungan belajar disekolah seperti: 1. Tujuan

Tujuan adalah serangkaian pedoman maupun sasaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran merupakan salah satu bentuk dari keberhasilan dari proses pembelajaran.

2. Pendidik

Tenaga pendidik dalam hal ini adalah guru yang dalam proses pembelajaran bertugas memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada

(42)

3. Anak Didik

Siswa adalah pelaku dalam kegiatan pembelajaran yang melakukan proses belajar yang mengalami perubahan perilaku akibat adanya proses belajar.

4. Kegiatan Pembelajaran

Pola umum kegiatan pembelajaran berupa interaksi antara guru dengan anak didik dan bahan sebagai perantara. Dalam proses pembelajaram guru memberikan kegiatan pembelajaran yang dimana kegiaran pembelajaran akan memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajafran yang tepat akan menentukan kualitas dan pencapaian tujuan dari hasil belajar yang dicapai.

5. Sarana dan Fasilitas

Sarana maupun fasilitas yang mendukung proses pembelajaran, seperti ruangan kelas yang tennag, nyaman, meja kursi yang dipakai siswa dalam kondisi yang baik, maupun alat fasilitas pendukung lainnya yang masih layak dipergunakan oleh siswa selama pembelajaran.

6. Bahan dan Alat Evaluasi

(43)

7. Suasana Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi umumnya dilaksanakan didalam kelas, dengan membagi jumlah anak didik berdasarkan kelas masing-masing. Pembagian jumlah siswa mempengaruhi suasana evaluasi. Selama evaluasi siswa diawasi dengan seorang pengawas yang mengamati sikap, gerak-gerik yang dilakukan oleh anak didik.

b. Faktor Internal

Faktor internal seperti faktor fisiologis berupa faktor kesehatan baik dari segi kondisi fisik maupun dari kondisi panca indera dan faktor psikologis berupa minat, bakat, motivasi, intelegensi, kepribadian, kesiapan, perhatian.

B. Motivasi Belajar

1. Definisi

Pengertian motivasi dijelaskan oleh para peneliti dengan berbagai bahasa, seperti motivasi menurut Djamarah (2006) merupakan suatu perubahan energi dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Purwanto (2000) motivasi dalam belajar adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tindakan yang dilakukan bermanfaat dalam mencapai tujuan tertentu.

(44)

siswa untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan dalam belajar untuk mencapai tujuan tertentu yang diharapkan. Santrock (2008) juga menjelaskan bahwa motivasi berbentuk semangat, kegigihan perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama, serta motivasi belajar terdiri dari dua aspek, yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik melibatkan dorongan untuk melakukan sesuatu atas keinginan sendiri, dimana dalam motivasi intinsik ini memiliki dua tipe, yakni:

1. Motivasi intrinsik berdasarkan penentuan diri dan pilihan personal. 2. Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik dapat berupa usaha dalam melakukan atau mendapatkan suatu tujuan dengan berbagai cara. Motivasi ekstrinsik biasanya dipengaruhi oleh pemberian hadiah maupun hukuman.

(45)

2. Peran Motivasi Dalam Belajar

Menurut Uno (2008) motivasi dalam belajar dan pembelajaran memiliki tiga peranan, yaitu:

a. Motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan sebagai penguat dalam belajar apabila seorang anak diharapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan dan hanya daat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya, dengan kata lain motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar.

b. Motivasi berperan dalam memperjelas tujaun belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajari sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak, dengan pengalaman ini anak akan semakin termotivasi untuk belajar karena sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar itu sendiri. c. Motivasi menentukan ketekunan belajar

(46)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Elliot, dkk.(2000) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut.

a. Kecemasan

Kecemasan yang dimaksud adalah kecemasan situasional, yang diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk merasa cemas pada beberapa situasi tetapi tidak pada situasi lainnya.

b. Sikap

Sikap dapat didefinisikan sebagai cara individu yang relatif permanen dalam hal merasakan, berpikir dan bertingkah laku terhadap sesuatu atau orang lain.

c. Keingintahuan

Keingintahuan sering digambarkan sebagai perilaku yang aktif, suka mengeksplorasi atau memanipulasi sesuatu.

d. Locus of control

Locus of control dapat diartikan sebagai penyebab terjadinya tingkah laku, yang dapat diatribusikan terhadap diri sendiri (internal locus of control) atau dari luar diri (external locus of control).

e. Ketidakberdayaan (Learned helplessness)

(47)

f. Efikasi Diri (self-efficacy)

Efikasi diri merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimiliki untuk mengendalikan seluruh kehidupannya, termasuk perasaan dan kompetensinya.

g. Belajar Bersama

Belajar bersama (kooperatif) diartikan sebagai serangkaian metode instruksional dimana peserta didik didorong untuk bekerjasama dalam menyelesaikan tugas akademik yang bertujuan membantu peserta didik yang satu dengan yang lain untuk belajar.

C. Strategi Pembelajaran

1. Definisi

Strategi pembelajaran dikenal sebagai suatu rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Banyak peneliti yang mendefenisikan strategi pembelajaran dengan bahasa nya masing- masing, seperti Uno (2009) mendefenisikan pembelajaran adalah perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa, proses belajarnya tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi juga berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

(48)

diinginkan, dan pemilhan penetapan dan pengembangan metode didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada.

Selain itu peneliti lain seperti Kemp (dalam sanjaya, 2009) mendefenisikan strategi pembelajaran sebagai bentuk suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Trianto (2011) juga mendefenisikan Strategi pembelajaran adalah perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Peneliti lain seperti Dick dan Carey (dalam Trianto, 2008) strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa, selain itu strategi pembelajaran dapat juga menggunakan beberapa metode, dimana terdapat lima komponen umum dari strategi pembelajaran yakni adanya kegiatan pra pembelajaran, penyajian informasi, partisipasi siswa, tes dan tindak lanjut.

Slavin (2008) mendefenisikan strategi pembelajaran suatu perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebelum memulai proses belajar-mengajar agar segala sumber belajar yang dipakai dapat berfungsi secara optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(49)

belajar agar penggunaan sumber-sumber belajar yang dipakai dapat dipergunakan secara optimal untuk mencapai hasil belajar yang maksimal

2. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran

Menurut Uno (2009) terdapat 3 pedoman atau panduan penggunaan suatu strategi pembelajaran yakni:

a. Tidak ada satu materi pun yang unggul untuk semua tujuan dalam kondisi b. Metode atau strategi pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang

berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran

c. Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisiten pada hasil pengajaran.

3. Strategi Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran terbagi kedalam strategi-strategi pembelajaran seperti strategi pembelajaran ekspositori, kooperatif, inkuiri, strategi pembelajaran berbasis masalah, dan beberapa strategi pembelajaran lainnya. Menurut Sanjaya (2009) strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar secara berkelompok yang disetiap kelompok belajar dengan siswa heterogen yang terdiri dari siswa-siswa yang memiliki tingkat kemampuan akademik yang berbeda didalam satu kelompok. Kelompok – kelompok kecil terbagi kedalam empat sampai enam orang siswa yang mempunya latar belakang kemampuan akademik yang berbeda, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda.

(50)

Slavin (2008) juga mendefinisikan strategi pembelajaran kooperatif sebagai strategi pembelajaran yang selama proses pembelajaran, dimana siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang siswa, dimana setiap anggota kelompok dituntut untuk bekerjasama, belajar berani berargumen dengan menghargai pendapat teman, saling membantu dalam menjelaskan materi yang tidak diketahui oleh teman satu kelompok, dalam memahami, maupun menguasai suatu pokok pembahasan atau materi pelajaran yang diberikan guru.

Sedangkan Trianto (2011) menjelaskan staregi pembelajaran kooperatif sebagai kelompok belajar kecil yang berisikan empat sampai enam orang siswa yang bersifat heterogen, dengan tujuan dibentuknya kelompok adalah memberikan kesempatan pada semua siswa akif dalam proses belajar, setiap kelompok bertugas mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, untuk meningkatkan kinerja dan tanggungjawab siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berfikir kritis.

(51)

Tujuan strategi pembelajaran dapat disimpulkan sebagai bentuk dari salah satu strategi yang dipakai dalam proses belajar-mengajar, dengan menenpatkan siswa yang terdiri dari 4 sampai 6 orang siswa didalam kelompok belajar kecil yang memiliki karaterisitik yang heterogen, dengan aktivitas belajar siswa yang lebih aktif dalam mencari, menjelaskan, dan menggunakan semua sumber belajar, siswa diharapkan mampu memahami dan menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran melalui interaksi dan kerjasama dengan siswa lainnya, memiliki peran dan tanggungjawab yang sama dalam memahami materi pelajaran dan menuntaskan tugas kelompok.

4. Manfaat Strategi Pembelajaran Kooperatif

Menurut Davidson, dkk (dalam Trianto, 2011), strategi pembelajaran kooperatif mempunyai sejumlah manfaat, yakni:

a. Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar.

Dalam kelompok kecil terdapat sikap saling ketergantungan yang pisitif antara siswa, setiap siswa dapat bekerjasama dan saling membantu dalam hal menanyakan pertanyaan yang tidak jelas, mendiskusikan pendapat, belajar memberikan pendapat, maupun kritikan yang membangun kepada oranglain. Setiap anggota adalah bagian dari kelompok yang saling terikat dan bekerjasama untuk mencapai satu tujuan, serta menyimpulkan penemuan mereka dalam bentuk tulisan.

(52)

masalah secara bersama-sama dan saling membantu dalam mencapai sukses.

c. Setiap siswa mempunya keterampilan interpersonal.

Dalam kelompok siswa belajar untuk berinteraksi dalam hal diskusi maupun mengambil sikap dalam membantu dan mencari solusi dalam permasalahan kelompok melalui argumentasi yang logis, bermanfaat dan lebih objektif.

d. Proses kelompok

Dalam proses kelompok setiap siswa mendiskusikan cara dalam mencapai tujuan dan hubungan kerja yang baik dengan ide-ide yang menarik dan lebih menantang.

e. Pencapaian kesuksesan dari pencapaian tujuan diberikan kepada kelompok yang mampu mencapai kriteria yang ditentukan, yakni setiap anggota kelompok mampu menguasai materi pelajaran dan siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan orang lain.

5. Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif

Trianto (2011) menjelaskan ciri-ciri atau karaktersitik dari strategi pembelajaran kooperatif, yakni:

a. Setiap kelompok kecil terdiri dari siswa yang heterogen yang mempunyai tingkatan kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah.

(53)

c. Tujuan dari dibentuknya kelompok-kelompok kecil adalah memberikan kesempatan kepada setiap siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar.

d. Setiap anggota kelompok bertugas mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya dalam ketuntasan belajar.

e. Setiap anggota kelompok berkumpul dalam kelompok dalam beberapa kali pertemuan, dimana dalam kelompok siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar siswa dapat bekerjasama dengan baik didalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan kepada teman kelompok dengan baik, berdisikusi,dan lain sebagainya. f. Dalam proses pembelajaran siswa diberi lembar kegiatan yang berisi

pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan.

(54)

6. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif

Menurut Trianto (2011) ada tahapan atau langkah-langkah dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif, yakni:

a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.

b. Menyajikan Informasi

Pada langkah kedua ini guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan jalan peragaan (demonstrasi), lewat bahan bacaan, maupun lewat tes.

c. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar.

Guru memberi penjelasan bagaimana cara membentuk kelompok-kelompok kecil, sebagai kelompok-kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien.

d. Membantu kerja kelompok dalam belajar.

Guru membimbing kelompok –kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

e. Evaluasi.

(55)

f. Memberikan Penghargaan.

Guru menggunakan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

7. Keunggulan Dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sanjaya (2009) strategi pembelajaran kooperatif memilikisejumlah kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut :

a. Keuntungan Strategi Pembelajaran Kooperatif

1. Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu bergantung pada guru akan tetapi, siswa diarahkan untuk meningkatkan kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menmukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa yang lain.

2. Melalui strategi pembelajaran koooperatif siswa dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide- ide orang lain.

3. Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa dapat membantu untuk respek pada oranglain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

4. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.

(56)

b. Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif

1. Penilaian yang diberikaan dalam strategi pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok, bukan berdasarkan individual. 2. Membutuhkan waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan stategi

pembelajaran yang lain.

3. Bagi siswa yang memiliki kelebihan atau tingkat kecerdasan yang diatas rata-rata siswa lainnya, strategi ini akan menghambat perkembangan mereka yang mampu menyerap informasi selama proses belajar secara lebih cepat dibandingkan teman – teman yang lain.

D. Profil SMA Negeri 1 Pematangsiantar

SMA Negeri 1 Pematangsiantar berdiri tahun 1959, beralamat pada jalan Parsoburan No. 24 Pematangsiantar, Kecamatan Siantar Marihat Kota Pematangsiantar. SMA Negeri 1 Pematangsiantar memiliki jumlah siswa kelas X, XI, XII, sebanyak 445 siswa pada periode tahn 2012/2013. Adapun jumlah ruangan kelas yang dipakai untuk keseluruhan siswa berjumlah 32 kelas, yakni 13 ruangan untuk kelas X, 8 ruangan untuk kelas XI, dan 11 ruangan untuk kelas XII.

(57)

orang, guru Pendidikan Seni 3 orang, guru Penjaskes 3 orang, guru Teknik Informasi Komunikasi (TIK) 4 orang, guru Bimbingan Konseling (BK) 7 orang, dan guru Bahasa Jerman 4 orang.

SMA Negeri 1 Pematangsiantar juga memiliki fasilitas sarana yang mendukung pembelajaran seperti perpustakaan, laboratoriun IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, ruang baca, ruang osis, musholla, kantin, Unit Kesehatan Siswa (UKS). SMA Negeri 1 Pematangsiantar juga merupakan salah satu sekolah yang selalu mengikuti Program Pendidikan Nasional, yakni memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sejak Tahun pelajaran 2008/2009 sebagai pengganti dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

1. Visi dan Misi Sekolah

a. Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar menjadi siswa yang berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar menjadi siswa yang berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.

c. Memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

d. Menyediakan fasilitas belajar yang memadai, lingkungan belajar yang nyaman dan situasi belajar mengajar yang kondusif.

e. Menyediakan fasilitas untuk pengembangan bakat dan kemampuan sebagai bekal bermasyarakat.

f. Menyiapkan sumber daya manusia yang handal mampu dan mengerti kebutuhan pembangunan utntuk mensejahterakan masyarakat.

(58)

dalam bidang imtaq maupun IPTEK.

h. Menyiapkan siswa yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

i. Menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan budi pekerti yang luhur, akhlak mulia dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

E. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar

Terhadap Hasil Belajar Matematika

Matematika termasuk salah satu jenis pembelajaran yang menuntut pemahaman kompleksitas dari siswa, sebab itu pelajaran matematika sampai saat ini menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh sebagian besar pelajar, alasan, yang umumnya melatarbelakanginya seperti matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit sehingga menjadi momok yang menakutkan dan dijauhi kebanyakan siswa di sekolah (Masduki, 2011). Berbagai pembelajaran yang menyenangkan berupaya selalu ditingkatkan untuk menarik ketertarikan siswa untuk belajar dan mengubah konsep siswa yang negatif pada pelajaran metematika. Interaksi yang terjadi selama proses belajar membawa penilaian siswa terhadap pelajaran dan berdampak pada pencapaian tinggi rendahnya nilai hasil belajar. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat bersumber dari faktor internal maupun faktor eksternal (Djamarah, 2006).

(59)

adalah rancangan atau desain pembelajaran yang disusun oleh guru dengan pencapaian tujuan proses pembelajaran yang diharapkan.

Desain pembelajaran dengan suasana belajar yang menyenangkan dapat mengarahkan perhatian siswa, pelajaran menjadi jauh lebih mudah dipahami dan lebih bertahan lama dalam ingatan siswa, (Mahmud, 1989). Pemilihan strategi pembelajaran yang benar dapat mendukung dan meningkatkan hasil belajar tetapi penggunaan strtaegi pembelajaran yang tidak tepat akan memberikan pengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa, karena prestasi belajar seorang siswa salah satunya turut dipengaruhi oleh metode mengajar yang tersusun didalam strategi pembelajaran yang diterapkan (Suryabrata, 1983; Djamarah, 2006).

Strategi pembelajaran yang saat ini sedang digalakkan didalam dunia pendidikan salah satunya adalah strategi pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan pembelajaran lainnya, karena pembelajaran kooperatif memiliki keungguan yakni adanya interdependensi tugas, intesependensi ganjaran, interaksi siswa dengan sumber belajar, dan kompetisi (Suprayekti, 2006). Melalui pembelajaran kooperatif para siswa diharapkan aktif melalui interaksi saling membantu, berdiskusi, berdebat, atau saling menilai pengetahuan dan pemahaman satu sama lain.

(60)

Dorongan dari dalam diri siswa yang menggerakkan usaha dalam melakukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan adalah motivasi. Santrock (2008) mengartikan motivasi sebagai proses yang memberikan semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Motivasi belajar adalah salah satu bagian penting dalam membangun usaha siswa untuk mampu memperoleh nilai hasil belajar yang tinggi.

Motivasi belajar adalah salah satu faktor yang memperkuat suatu perbuatan yang dilakukan, dan tujuan yang jelas dari suatu perbuatan yang dilakukan akan membuat siswa memiliki arah dari kegiatan yang dilakukan (Winkel, 1996), didukung juga oleh Winataputra dan Sardiman (2002,2003) yang menyatakan motivasi belajar akan mendorong keberhasilan dari pencapaian tujuan pembelajaran, dan tanpa motivasi kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil.

Kondisi pembelajaran di Indonesia, pada umunya masih berfokus pada pembelajaran yang berpusat pada guru aktif serta siswa sebagai objek pasif dalam menerika pelajaran menyebabkan kondisi belajar menjadi pasif sehingga pembelajaran menjadi membosankan (Sanjaya, 2008). Kepasifan siswa dalam kondisi belajar yang membosankan dan menurut Masduki (2011) mengakibatkan motivasi belajar siswa rendah.

(61)

sebab itu motivasi belajar mendorong siswa untuk tetap semangat dalam belajar (Winkel, 1996).

Salah satu bentuk dalam hal meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif adalah melalui pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan mendorong ketertarikan, keinginan siswa belajar guna mencapai hasil belajar yang maksimal melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif (Suprapto, 2013), dan pentingnya peranan motivasi memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran dengan kata lain motivasi belajar berhubungan dengan hasil belajar siswa (Purwanto, 2006).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh strategi pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 kelas X di Pematangsiantar.

F.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan landasan teori yang dikemukakan sebelumnya maka peneliti mengajukan tiga hipotesis mayor dan empat hipotesis minor, yaitu

Hipotesis Mayor :

a. Ada pengaruh strategi pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar matematika siswa.

(62)

c. Ada interaksi strategi pembelajaran dan motivasi belajar terhadap yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.

Hipotesis Minor:

a. Ada pengaruh motivasi belajar tinggi terhadap hasil belajar matematika pada siswa yang memakai strategi pembelajaran non-kooperatif.

b. Ada pengaruh motivasi rendah terhadap hasil belajar matematika pada siswa yang memakai strategi pembelajaran non-kooperatif. c. Ada pengaruh motivasi tinggi terhadap hasil belajar matematika

pada siswa yang memakai strategi pembelajaran kooperatif.

(63)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan unsur penting didalam suatu penelitian. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian quasi eksperimen. Metode ini mirip seperti penelitian true experimet, tetapi tidak memiliki satu atau lebih komponen penting dalam eksperiment. Dalam penelitian yang tidak ada adalah randomisasi, yaitu meletakkan subjek secara random kedalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Metode quasi eksperimen dapat digunakan untuk mengekspolari efek dari perbedaan perlakuan dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya (Myers, 2006).

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel Bebas : Strategi pembelajaran kooperatif dan Motivasi belajar 2. Variabel Terikat : Hasil belajar matematika

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Gambar

Tabel 1. Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) yang diumum digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Tabel 2. Desai Penelitian Quasi Eksperimen Factorial Desain 2x2
Tabel 3. Blue Print Penyusunan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat Matematika (Sebelum Uji Coba)
Tabel 4. Blue Print Penyusunan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Persamaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Tuntutan : Upah tidak dibayar selama 5 bulan, Upah dibawah UMK Kota Bekasi dan Uang Service tidak dibayar selama 10 Bulan.. Indonesia

Data dalam penelitian ini berupa data post test hasil belajar matematika siswa pada materi teorema pythagoras yang diberikan kepada kelas VIII-B setelah

Ayat 4: “ Bagi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) yang tugas dan fungsinya tidak mewakili kepentingan pengusaha secara langsung, selain uang

• Bagaimanakah data keanekaragaman hayati di daerah garis Wallace dan Weber, daerah hutan tropis, daerah pesisir dan laut Indonesia berdasarkan informasi dari berbagai

Perhatikanlah salah satu akar yang sudah diketahui adalah berupa bilangan irasional(bilangan bentuk akar), maka salah satu akar yang lainpun juga akan berupa bilangan irasional

Secara teknis, masing-masing gapoktan dan ponpes akan mendapatkan tugas yang sama untuk menanam, memelihara jagung yang diuji dengan standard budidaya yang telah

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui profil miskonsepsi siswa meliputi miskonsepsi apa saja yang dialami siswa SMA di Jepara pada materi bilangan kuantum dan

[r]