• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Makanan dan Air Minum Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli pada Makanan dan Air Minum Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran I

KUESIONER PENELITIAN PADA PENJAMAH MAKANAN RUMAH MAKAN DI KELURAHAN PAYAGELI KECAMATAN SUNGGAL KOTA

MEDAN TAHUN 2016

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

1. Apakah bapak/ibu mencuci tangan sebelum mengolah makanan? a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak

2. Apakah bapak/ibu pada saat mengelola makanan menggunakan alat bantu (sarung tangan, penjepit makanan)?

a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak

3. Apakah bapak/ibu pada saat bekerja memakai celemek? a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak

4. Apakah bapak/ibu pada saat bekerja memakai tutup kepala? a. Ya

(3)

c. Tidak

6. Apakah bapak/ibu menggunakan perhiasaan saat bekerja (cincin,gelang) kecuali

cincin kawin? a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak

7. Apakah bapak/ibu sesudah keluar dari kamar mandi mencuci tangan pakai sabun?

a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak

8. Apakah bapak/ibu memakai pakaian kerja yang bersih? a. Ya

(4)

Lampiran II

KUESIONER PENGAWASAN RUMAH MAKAN

1. Terdapat pemeriksaan lapangan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun oleh

petugas Dinas Kesehatan dan assosiasi setempat

a. Ya

b. Tidak

2. Terdapat izin usaha rumah makan yang masih aktif yang dikeluarkan oleh dinas

terkait

a. Ya

b. Tidak

3. Terdapat uji kelaikan secara berkala oleh dinas kesehatan setempat dengan

pengambilan contoh dan spesimen dari jenis makanan secara berkala

a. Ya

(5)

Lampiran III

LEMBAR OBSERVASI

HYGIENE SANITASI DAN PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia Coli PADA MAKANAN DAN AIR MINUM RUMAH MAKAN DI KELURAHAN PAYAGELI KECAMATAN SUNGGAL KOTA MEDAN (Sumber : Kepmenkes No. 1098 tahun 2003 tentang persyaratan hygiene dan

sanitasi rumah makan dan restoran)

Nama rumah makan : pencemaran debu, asap, bau, dan cemaran lainnya. b. Tidak berada pada jarak

<100 meter dari sumber pencemaran debu, asap, bau dan cemaran lainnya

6

4

2. Bangunan

2

a. Terpisah dengan tempat tinggal termasuk tempat tidur. 3. Pembagian ruang

1

a. Terdiri dari dapur dan ruang makanan

b. Ada toilet/jamban

(6)

4. Lantai

a. Tersedia dan berfungsi baik b. Menghilangkan bau tak 7. Pencahayaan/penerangan

1

a. Tersebar merata di setiap ruangan

b. Intensitas cahaya 10 fc c. Tidak menyilaukan

a. Tidak menjadi sarang tikus dan serangga

a. Tinggi minimal 2,4 meter b. Rata dan bersih

c. Tidak terdapat lubang- lubang

a. Rapat serangga dan tikus b.Menutup dengan baik dan

a. Jumlah mencukupi

b.Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna c. Angka kuman tidak

(7)

12. Pembuangan air limbah

2

b. Air limbah mengalir dengan lancar

b. Terdapat grease trap. c. Saluran kedap air. d. Saluran tertutup

3 sampah tersedia tempat sampah

g. Dibuat dari bahan kedap air dan mempunyai tutup h. Kapasitas tempat sampah

terangkat oleh seorang petugas sampah

4 3

2 1

15. Tempat cuci tangan

2

a. Tersedia air cuci tangan yang memadai

b.Tersedia sabun/detergent dan alat pengering/lap c. Jumlahnya cukup untuk

pengunjung dan karyawan 5 3 2 16. Tempat mencuci

(8)

kuat, aman, dan halus c. Air pencuci yang dipakai

mengandung larutan cuci hama

2

18. Locker karyawan

1

a. Tersedia locker karyawan dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, dan mempunyai tutup rapat b.Jumlahnya cukup

c. Letak locker dalam ruang tersendiri

d.Locker untuk karyawan pria terpisah dengan locker untuk wanita.

2

3 3 2

19. Peralatan pencegah masuknya serangga dan tikus

2

e. Setiap lubang ventilasi dipasang kawat kassa serangga

f. Setiap lubang ventilasi dipasang terali tikus g. Persilangan pipa dan

dinding tertutup rapat h. Tempat tandon air

mempunyai tutup dan bebas jentik nyamuk

3

h. Ada fasilitas penyimpanan makanan (kulkas, freezer) i. Tersedia fasilitas

penyimpanan makanan panas (thermos panas, kompor panas, heater) j. Ukuran dapur cukup

memadai

k. Ada cungkup dan cerobong asap

(9)

5

minimal 0,85 m2 per kursi tamu

h. Pintu masuk buka tutup otomatis

i. Tersedia fasilitas cuci tangan yang memenuhi estetika.

j. Tempat peragaan makanan jadi tertutup. selain bahan makanan. b. Tersedia rak-rak

penempatan bahan makanan sesuai dengan ketentuan

c. Kapasitas gudang cukup memadai

d. Rapat serangga dan tikus

4 makanan dalam keadaan baik terdaftar pada Depkes. RI

3

a. Kondisi fisik makanan jadi dalam keadaan baik b.Angka kuman dan bahan

kimia makanan jadi memenuhi persyaratan yang ditentukan

c. Makanan jadi kemasan tidak ada tanda-tanda kerusakan dan terdaftar pada Depkes RI

4 3

(10)

5

dan cara kerja yang bersih b.Pengambilan makanan jadi

menggunakan alat yang khusus

c. Menggunakan peralatan dengan benar

3

2 26. Ketentuan peralatan

15 b.Peralatan dalam keadaan

baik dan utuh

c. Permukaan alat yang kontak langsung dengan makanan tidak ada sudut mati dan halus

d.Peralatan makan tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi ambang batas

e. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak mengandung zat beracun

27. Pengetahuan/sertifikat hygiene sanitasi makanan

4

a. Pemilik/pengusaha pernah mengikuti kursus/temu karya

b.Supervisor pernah mengikuti kursus

c. Semua penjamah makanan pernah mengikuti kursus d.Salah seorang penjamah

pernah mengikuti kursus

2

b.Tersedia pakaian kerja seragam 2 stel atau lebih c. Penggunaan khusus waktu

kerja saja

(11)

29. Pemeriksaan kesehatan

2

a. Karyawan/penjamah 6 bulan sekali check up kesehatan

b.Pernah divaksinasi chotypha/ thypoid

c. Check up penyakit khusus. d.Bila sakit tidak bekerja dan

berobat ke dokter

e. Memiliki buku kesehatan karyawan

a. Setiap karyawan/penjamah makanan berperilaku bersih dan berpakaian rapi b.Setiap mau kerja cuci bahan makanan dan makanan jadi dengan persyaratan jenis makanan

b.Ketebalan penyimpanan sesuai dengan persyaratan jenis makanan

c. Penempatannya terpisah dengan makanan jadi. d.Tempatnya bersih dan

32. Penyimpanan makanan jadi

5

a. Suhu dan waktu penyimpanan dengan persyaratan jenis makanan

(12)

33.

Penyajian makanan

Cara penyajian

5

a. Suhu penyajian makanan hangat tidak kurang dari 60oC

b.Pewadahan dan penjamah

makanan jadi

menggunakan alat yang bersih

c. Cara membawa dan menyajikan makanan dengan tertutup

d.Penyajian makanan harus pada tempat yang bersih

3

2

2

(13)

Lampiran III

LEMBAR OBSERVASI

HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN

BERDASARKAN KEPMENKES NO 1098 TAHUN 2003

No. Variabel Bobot Komponen

yang dinilai

Besar nilai

1 2 3 4

1.

A. Lokasi dan bangunan

Lokasi

2

a. Tidak berada pada arah angin dari sumber pencemaran debu, asap, bau, dan cemaran lainnya. b. Tidak berada pada jarak

<100 meter dari sumber pencemaran debu, asap, bau dan cemaran lainnya 2. Bangunan

2

a. Terpisah dengan tempat tinggal termasuk tempat tidur.

b. Kokoh/kuat/permanen c. Rapat serangga d. Rapat tikus 3. Pembagian ruang

1

a. Terdiri dari dapur dan ruang makanan

b. Ada toilet/jamban

c. Ada gudang bahan makanan

d. Ada ruang karyawan e. Ada ruang administrasi f. Ada gudang peralatan 4. Lantai

0,5

(14)

5. Dinding

a. Tersedia dan berfungsi baik b. Menghilangkan bau tak

enak

c. Cukup menjamin rasa nyaman

7. Pencahayaan/penerangan

1

a. Rapat serangga dan tikus b. Menutup dengan baik dan

B. Fasilitas sanitasi

Air bersih

3

a. Jumlah mencukupi

b. Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna

c. Angka kuman tidak melebihi nilai ambang batas.

d. Kadar bahan kimia tidak melebihi nilai ambang batas.

12. Pembuangan air limbah

2

a. Air limbah mengalir dengan lancer

(15)

1 sampah tersedia tempat sampah

c. Dibuat dari bahan kedap air dan mempunyai tutup d. Kapasitas tempat sampah

terangkat oleh seorang petugas sampah

15. Tempat cuci tangan

2

d. Tersedia air cuci tangan yang memadai

e. Tersedia sabun/detergent dan alat pengering/lap f. Jumlahnya cukup untuk

pengunjung dan karyawan 16. Tempat mencuci peralatan

1 kuat, aman dan halus d. Terdiri dari tiga bilik/bak

mengandung larutan cuci hama

(16)

1 pria terpisah dengan locker untuk wanita.

19. Peralatan pencegah masuknya serangga dan tikus

2

a. Setiap lubang ventilasi dipasang kawat kassa serangga

b. Setiap lubang ventilasi dipasang terali tikus

c. Persilangan pipa dan dinding tertutup rapat d. Tempat tandon air

mempunyai tutup dan bebas jentik nyamuk

20.

C. Dapur, ruang makan dan gudang bahan makanan

Dapur

7

a. Bersih

b. Ada fasilitas penyimpanan makanan (kulkas, freezer) c. Tersedia fasilitas

penyimpanan makanan panas (thermos panas, kompor panas, heater) d. Ukuran dapur cukup

memadai

e. Ada cungkup dan cerobong asap

f. Terpasang tulisan pesan-pesan hygiene bagi penjamah / karyawan 21. Ruang makan

5

a. Perlengkapan ruang makan selalu bersih

b. Ukuran ruang makan minimal 0,85 m2 per kursi tamu

(17)

e. Tempat peragaan makanan jadi tertutup.

22. Gudang bahan makanan

3

a. Tidak terdapat bahan lain selain bahan makanan. b. Tersedia rak-rak

penempatan bahan makanan sesuai dengan ketentuan

c. Kapasitas gudang cukup memadai

d. Rapat serangga dan tikus

23.

D. Bahan makanan dan makanan jadi

Bahan makanan

5

a. Kondisi fisik bahan makanan dalam keadaan baik terdaftar pada Depkes. RI 24. Makanan jadi

6

a. Kondisi fisik makanan jadi dalam keadaan baik b. Angka kuman dan bahan

kimia makanan jadi memenuhi persyaratan yang ditentukan

c. Makanan jadi kemasan tidak ada tanda-tanda kerusakan dan terdaftar pada Depkes RI

25.

E. Pengolahan makanan

Proses pengolahan

5

a. Tenaga pengolah memakai pakaian kerja dengan benar dan cara kerja yang bersih b. Pengambilan makanan jadi

(18)

26.

F. Tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi dengan persyaratan jenis makanan

b. Ketebalan penyimpanan sesuai dengan persyaratan jenis makanan

c. Penempatannya terpisah dengan makanan jadi. d. Tempatnya bersih dan

terpelihara

e. Disimpan dalam aturan sejenis dan disusun dalam rak-rak

27. Penyimpanan makanan jadi

5

a. Suhu dan waktu penyimpanan dengan persyaratan jenis makanan jadi

b. Cara penyimpanan tertutup 28.

G. Penyajian makanan

Cara penyajian

5

a. Suhu penyajian makanan hangat tidak kurang dari 60oC

b. Pewadahan dan penjamah

makanan jadi

menggunakan alat yang bersih

c. Cara membawa dan menyajikan makanan dengan tertutup

(19)

kontak langsung dengan makanan tidak ada sudut mati dan halus

d. Peralatan makan tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi ambang batas

e. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak mengandung zat beracun

30.

I. Tenaga Kerja

Pengetahuan/sertifikat hygiene sanitasi makanan

4

a. Pemilik/pengusaha pernah mengikuti kursus/temu karya

b. Supervisor pernah mengikuti kursus

c. Semua penjamah makanan pernah mengikuti kursus d. Salah seorang penjamah

pernah mengikuti kursus 31. Pakaian kerja

2

a. Bersih

b. Tersedia pakaian kerja seragam 2 stel atau lebih c. Penggunaan khusus waktu

kerja saja

d. Lengkap dan rapi e. Tidak tersedia pakaian

kerja seragam 32. Pemeriksaan kesehatan

2

a. Karyawan/penjamah 6 bulan sekali check up kesehatan

b. Pernah divaksinasi chotypha/ thypoid

c. Check up penyakit khusus. d. Bila sakit tidak bekerja dan

berobat ke dokter

e. Memiliki buku kesehatan karyawan

(20)

sapu tangan bila batuk-batuk atau bersin

(21)

KUESIONER PENGAWASAN RUMAH MAKAN

1. Terdapat pemeriksaan lapangan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun oleh petugas Dinas Kesehatan dan assosiasi setempat.

a. Ya b. Tidak

2. Terdapat izin usaha rumah makan yang masih aktif yang dikeluarkan oleh dinas terkait.

a. Ya b. Tidak

3. Terdapat uji kelaikan secara berkala oleh dinas kesehatan setempat dengan pengambilan contoh dan spesimen dari jenis makanan secara berkala.

a. Ya b. Tidak

4. Tersedia peraturan-peraturan yang berhubungan dengan hygienitas dan sanitasi sebelum melakukan pengolahan makanan.

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

Gambar 1

(37)

Gambar 2

(38)

Gambar 3

(39)

Gambar 4

(40)
(41)

Gambar 6

(42)

Gambar 7

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Agmalia, D., Hamidy, R., Anita, S., 2013. Uji Escherichia coli dan Fluoride Air Minum Bungkusan Plastik pada Rumah Makan di Kecamatan

Rumbai Pesisir Pekanbaru. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup

Universitas Riau.

Arlita, Y., Rares, F., Soeliongan, S., 2014. Identifikasi Bakteri Escherichia coli dan Salmonella Sp. Pada Makanan Jajanan Bakso Tusuk di Kota

Manado. Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Bagian Mikrobiologi Fakultas Ke Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

Albiner, 2002. Mikroba Patogen pada Makanan dan Sumber

Pencemarannya. USU Digital Library.

Arisman, 2009. Keracunan Makanan : buku ajar ilmu gizi. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.

Candra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.

Depkes RI, 1988. Petunjuk Pelaksanaan Grading Rumah Makan dan Restoran. Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyakit

Lingkungan Pemukiman, Jakarta.

________, 1991. Kepmenkes RI No. 715//2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga. Jakarta.

________, 1999. Tentang Penyehatan Makanan dan Minuman. Jakarta.

________, 2001. Kumpulan Modul Khusus penyehatan Makanan Bagi Pengusaha Makanan dan Minuman. Yayasan Pelayanan Sanitasi

Lingkungan, Jakarta.

________, 2003. Kepmenkes RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta.

(44)

_________, 2004. Bakteri Pencemar Makanan dan Penyakit Bawaan Makanan, Modul 4, Jakarta.

_________, 2007. Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit. Direktorat Jendral Bina Gizi Kesehatan Masyarakat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

_________, 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/ MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum. Jakarta.

_________, 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/ MENKES/PER/VI/2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga.

Jakarta.

Fathonah, S. 2005. Higiene dan Sanitasi Makanan, Semarang: UNNES Press. Ganiswarna S. G, 1995. Farmakologi dan Terapi, ed. 4, UI-Fakultas

Kedokteran, Jakarta.

Jenie, 1996. Pengantar Sanitasi Makanan yang di akses 10 Mei 2009. http://digilab.ampl.or.id/detail. Diakses Juli 2009.

Kusmayadi, 2008. Cara Memilih dan Mengolah Makanan untuk Perbaikan Gizi Masyarakat. Diakses dari http://database.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 27 Desember 2014.

Mubarrak, 2009. Hygiene Penjamah Makanan. Airlangga University Press. Surabaya.

Mukhtar, 2006. Syarat Hygiene dan Sanitasi Pengelola Dapur. Rineka Cipta. Jakarta.

Mukono, J. H., 2004. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press. Surabaya.

Mulia, Ricki M., 2005. Kesehatan Lingkungan. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Slamet, Juli Soemirat, Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Bandung, 1994.

(45)

Buah-Supardi, H. I. dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. Alumni. Bandung.

WHO, 2005. Penyakit Bawaan Makanan. Fokus Pendidikan Kesehatan ECG. Jakarta.

Widyati, R. danYuliarsih, 2002. Higiene dan Sanitasi Umum dan Perhotelan. PT Grasindo. Jakarta.

Wikipedia, 2010. Escherichia Coli. http://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia Coli. (diakses tanggal 22 Oktober 2010).

Wirakusumah, E.S. 1999. Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan Bagi Staf Pengajar. Pusat Studi Pangan dan Gizi IPB dan Dirjen Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Bogor, 2-14 Agustus 2014. Yunus, S. P., Umboh, J. M., dan Pinontoan, O., 2015. Hubungan Personal

Higiene dan Fasilitas Sanitasi dengan Kontaminasi Escherichia Coli

Pada Makanan di Rumah Makan Padang Kota Manado Dan Kota

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan survei bersifat deskriptif, dengan melihat

gambaran hygiene sanitasi dan analisa laboratorium untuk mengetahui kandungan

bakteri Escherichia coli pada makanan dan air minum yang dijual di rumah

makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel dan observasi terhadap rumah makan dilaksanakan di

Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Alasan memilih

Desa Paya Geli sebagai lokasi penelitian karena :

a. Penyediaan fasilitas sanitasi rumah makan di Desa Paya Geli seperti penyediaan

tempat sampah masih kurang diperhatikan.

b. Lokasi bangunan rumah makan berdekatan dengan jalan raya sehingga mudah

terkontaminasi

3.2.2 Waktu Penelitian

(47)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi yang dimaksud adalah rumah makan yang terdapat di Desa Paya

Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dengan luas ruang makan

minimal 5x5 mserta mempunyai kapasitas tempat duduk minimal 10 kursi yaitu

sebanyak 8 rumah makan.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian berupa 2 sampel makanan yaitu daging ayam goreng

dan sayur berkuah serta satu sampel air minum. Jumlah sampel keseluruhan 24

sampel. Pemeriksaan dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh dari hasil observasi langsung ke lokasi menggunakan

lembar observasi dan mengadakan wawancara langsung ke rumah makan serta

data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap makanan dan

air minum yang dijual di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli

Serdang.

3.5 Defenisi Operasional

1. Makanan dan air minum rumah makan adalah makanan dan air minum pada

rumah makan harus bebas dari kontaminasi bakteri.

2. Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor

makanan, orang, tempat dan perlengkapan yang dapat atau mungkin dapat

(48)

4. Fasilitas sanitasi adalah sarana fisik, bangunan yang digunakan untuk

memelihara kualitas lingkungan rumah makan dan mengendalikan

faktor-faktor lingkungan yang dapat merugikan kesehatan manusia anatara lain air

bersih, jamban, peturasan, saluran limbah, tempat sampah, tempat cuci tangan,

kamar mandi dan peralatan kebersihan.

5. Dapur, ruang makan, gudang makanan adalah tempat yang harus dijaga

kebersihannya, tidak terjangkau tikus, serangga, dan binatang pengganggu

lainnya.

6. Bahan makanan dan makanan jadi adalah bahan makanan dan makanan jadi

yang berada di rumah makan harus dalam kondisi baik, tidak rusak, dan tidak

busuk.

7. Pengolahan makanan adalah proses pengolahan bahan makanan menjadi

makanan jadi.

8. Penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi adalah penyimpanan bahan

makanan dan makanan jadi pada tempat yang tertutup rapat, tidak terjangkau

tikus, serangga dan binatang pengganggu lainnya.

9. Penyajian makanan adalah penyajian makanan terhindar dari pencemaran dan

dijaga kebersihan.

10. - Memenuhi syarat kesehatan bila hasil pemeriksaaan sesuai dengan

Kepmenkes RI No.1098/Menkes/SK/VII/2003.

- Tidak memenuhi persyaratan kesehatan adalah bila hasil pemeriksaan tidak

(49)

11. Angka bakteri Escherichia coli dalam makanan jadi dan air minum

berdasarkan Permenkes RI No. 1098/Menkes/Per/IV/2003 disyaratkan 0 per

gram contoh makanan dan 0 per 100 ml air minum.

3.6 Metode Pengukuran

Aspek pengukuran adalah melihat gambaran hygiene sanitasi rumah

makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang yaitu :

1. Menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada penjamah makanan di rumah

makan dengan pilihan jawaban “Ya”, “Kadang-kadang”, dan “Tidak”.

2. Menggunakan kuesioner yang ditujukan untuk pengawasan rumah makan

dengan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”.

3. Observasi hygiene sanitasi rumah makan diukur melalui Kepmenkes No. 1098

tahun 2003 yaitu :

a) Variabel (Kolom 2)

Setiap bagian atau kegiatan dari variabel yang akan dinilai.

b) Bobot (Kolom 3)

Nilai dari masing-masing variabel yang dinilai.

c) Komponen yang akan dinilai (Kolom 4)

Komponen yang akan diobservasi dan dinilai sesuai dengan kenyataan yang ada.

d) Nilai (Kolom 5)

Apabila kenyataan yang ada tidak memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum

pada komponen yang dinilai, maka nilainya adalah 0 (nol), sebaliknya apabila

(50)

e) Skor (Kolom 6)

Skor adalah perkalian antara bobot dengan nilai yang diperoleh. Misalnya :

Variabel yang akan dinilai adalah variabel lokasi (Kolom 2). Jumlah bobot dari

variabel lokasi adalah 2 (kolom 3). Nilai pada variabel lokasi adalah 6 (kolom 5).

Komponen yang dinilai apabila sesuai dengan persyaratan bernilai 6, maka skor

yang diperoleh dari variabel lokasi adalah bobot x nilai yaitu 2 x 6 = 12. Apabila

tidak sesuai dengan persyaratan bernilai 0. Adapun batas laik hygiene sanitasi

rumah makan adalah bila jumlah skor seluruh variabel >700 (form terlampir).

4. Pemeriksaan bakteri Escherichia coli pada makanan dan air minum rumah

makan. Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1098/Menkes/SK/VII/2003 apabila hasil

pemeriksaaan diperoleh data yang menunjukkan bahwa terdapat bakteri

Escherichia coli dalam makanan dan air minum yang dijual oleh rumah makan,

maka makanan dan air minum tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan. Hasil

pemeriksaan tidak diperoleh data yang menunjukkan terdapat bakteri Escherichia

coli maka makanan dan air minum tersebut memenuhi syarat kesehatan.

3.7 Pemeriksaan Escherichia coli

3.7.1 Teknik Pengambilan Sampel

1. Persiapkan segala sesuatu untuk mengambil sampel seperti peralatan alat tulis,

plastik steril, botol steril dan catatan pada formulir pemeriksaan tentang lokasi

pengambilan sampel dan tanggal pengambilan.

2. Sampel makanan dan air minum diambil pada jam 12.00-14.00 WIB.

(51)

Ayam goreng diambil secara acak oleh pekerja rumah makan lalu

dimasukkan kedalam plastik steril. Plastik diberi tanda atau kode.

b. Sampel sayur berkuah

Sayur berkuah akan diambil oleh pekerja rumah makan lalu dimasukkan

kedalam botol steril. Plastik diberi tanda atau kode.

c. Sampel air minum

Air minum bungkusan plastik rumah makan diambil secara acak oleh

pekerja rumah makan.

3. Sampel kemudian dimasukkan ke dalam termos es.

4. Sampel dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan keberadaan Escherichia

coli, jangka waktu pengambilan dengan pemeriksaan sampel tidak boleh lebih

dari 1x24 jam.

3.7.2 Metode Pemeriksaan Sampel

Pemeriksaan Most Probable Number (MPN) terhadap sampel makanan

dan air minum rumah makan yang diambil yang menunjukkan keberadaan

Escherichia coli dilakukan dengan metode tabung ganda menggunakan 3 seri

tabung. Pemeriksaan tabung ganda terdiri dari tes perkiraan dan tes penegasan.

a. Tes Prakiraan

1. Tiga tabung reaksi yang masing-masing berisi media Lactose Broth sebanyak 5

ml disiapkan yang di dalamnya terdapat tabung durham terbalik. Tabung disusun

pada rak tabung reaksi, masing-masing tabung diberi tanda atau kode kemudian

(52)

2. Sampel yang telah disiapkan diambil dengan mikropipet kemudian dimasukkan

ke dalam tabung reaksi dengan pengenceran 1 ml, 10 ml, dan 100 ml (tiap

pengenceran pergunakan pipet yang baru dan steril).

3. Simpan semua tabung dalam lemari pengeram (incubator) pada suhu 350 C-370

C selama 24 jam.

4. Setelah 24 jam kemudian jumlah tabung yang membentuk gas pada

masing-masing pengenceran dan simpan lagi tabung yang tidak membentuk gas.

b. Tes Penegasan

1. Pindahkan sebanyak 1 ose dari tiap tabung yang membentuk gas pada media

Lactose Brothe dalam tabung yang berisi 10 ml Briliant Green Lactose Bile Broth

(BGLBB) 2%.

2. Masukkan semua tabung ke dalam lemari pengeram (inkubator) pada suhu

35°C-37°C selama 24-48 jam. Adanya pada tabung BGLBB memperkuat adanya

bakteri Escherichia coli.pada sampel.

3. Catat jumlah tabung yang positif gas pada tes penegasan.

4. Angka paling mungkin dari Escherichia coli dapat dilihat pada tabel MPN.

3.8 Metode Analisis Data

Analisa data diperoleh dari hasil observasi hygiene sanitasi rumah makan serta dianalisa secara deskriptif. Data pemeriksaan bakteri Escherichia coli yang diperoleh dari hasil analisa laboratorium untuk mengetahui berapa angka

(53)

BAB IV

HASIL

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Geografi dan Demografi Desa Paya Geli

Desa Paya Geli termasuk dalam Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli

Serdang. Desa Paya Geli terletak 4 km dari Kecamatan Sunggal dengan luas

wilayah sebesar 3,4 km2. Desa Paya Geli memiliki 7 dusun.

Data BPS menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Paya Geli 20.212

jiwa dengan penduduk laki-laki sebesar 10.093 (49,9%) jiwa dan selebihnya

merupakan penduduk dengan jenis kelamin perempuan sebesar 10.119 (50,1%).

Jumlah penduduk dewasa berjenis kelamin laki-laki di Desa Paya Geli sebanyak

7057 jiwa dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 7257. Jumlah penduduk

anak-anak berjenis kelamin laki-laki di Desa Paya Geli sebanyak 3032 jiwa dan

jenis kelamin perempuan sebanyak 2860 jiwa. Jumlah rumah tangga di Desa Paya

Geli sebanyak 4.759. (BPS, 2014).

4.1.2 Gambaran Rumah Makan

Gambaran lokasi Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal

(54)

Tabel 4.1 Gambaran Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

11.00-21.00 WIB Sumur Bor Air Galon Isi

(55)

Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah rumah makan di Desa Paya Geli yang telah berdiri ≥5 tahun sebanyak 7 rumah makan (87,5 %) dan <5 tahun

sebanyak 1 rumah makan (12,5 %). Hari kerja rumah makan di Desa Paya Geli

rata-rata Senin-Minggu tetapi 1 rumah makan buka dari Senin-Sabtu (12,5 %).

Sumber air bersih rumah makan berasal dari air PAM dan sumur bor. Rumah

makan yang menggunakan air PAM sebanyak 7 rumah makan (87,5 %) dan sumur

bor sebanyak 1 rumah makan (12,5 %). Sumber air minum rumah makan berasal

dari air PAM yang dimasak terlebih dahulu 4 rumah makan (50 %) sebanyak dan

air galon sebanyak 4 rumah makan (50 %). Seluruh rumah makan mencuci ember

atau wadah air minum bungkusan plastik sekali sehari.

Kondisi pengawasan seluruh rumah makan di Desa Paya Geli Kecamatan

Sunggal Kabupaten Deli Serdang yaitu seluruh rumah makan tidak terdapat

pemeriksaan lapangan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun oleh petugas

Dinas Kesehatan dan assosiasi setempat, tidak terdapat izin usaha rumah makan

yang masih aktif yang dikeluarkan oleh dinas terkait, dan tidak terdapat uji

kelaikan secara berkala oleh dinas kesehatan setempat dengan pengambilan

contoh dan spesimen dari jenis makanan secara berkala.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik penjamah makanan

Karakteristik penjamah makanan rumah makan di Desa Paya Geli

Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang berdasarkan jenis kelamin dan umur

(56)

Tabel 4.2 Distribusi penjamah makanan rumah makan berdasarkan umur, jenis kelamin dan pendidikan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

Variabel Jumlah

Kabupaten Deli Serdang adalah laki-laki sebanyak 8 orang (33 %) dan perempuan

sebanyak 16 orang (67 %).

Pendidikan dari penjamah makanan dengan pendidikan terendah SD

(57)

4.2.2 Observasi Hygiene Sanitasi Rumah Makan

4.2.2.1 Lokasi dan Bangunan

Hasil observasi terhadap Lokasi dan Bangunan pada rumah makan di Desa

Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel

4.3.

Tabel 4.3 Kondisi Lokasi dan Bangunan Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

No. Variabel Memenuhi

Syarat

Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa variabel lantai, dinding, ventilasi,

pencahayaan/penerangan, atap, dan langit-langit seluruh rumah makan di Desa

Paya Geli sudah memenuhi syarat. Variabel lokasi seluruh rumah makan sudah

memenuhi syarat namun lokasi rumah makan tidak berada pada jarak <100 meter

dari sumber pencemaran debu, asap, bau dan cemaran lainnya. Variabel bangunan

memenuhi syarat tetapi rumah makan yang terpisah dengan tempat tinggal

termasuk tempat tidur sebanyak 6 rumah makan (75 %). Seluruh rumah makan

(58)

4.2.2.2 Fasilitas Sanitasi

Hasil observasi terhadap fasilitas sanitasi pada rumah makan di Desa Paya

Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 4.4

berikut :

Tabel 4.4 Kondisi Fasilitas Sanitasi Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

No. Variabel Memenuhi

Syarat a.Air limbah mengalir

dengan lancar b. Terdapat grease trap c. Saluran kedap air d. Saluran tertutup

c.Tersedia air bersih yang cukup d.Tersedia sabun dan

alat pengering e.Toilet untuk pria

terpisah dengan a.Sampah diangkut tiap

24 jam b.Di setiap ruang

penghasil sampah tersedia tempat sampah

(59)

Lanjutan tabel 4.4

6. Tempat mencuci peralatan

a.Tersedia air dingin yang cukup memadai b.Tersedia air panas

yang cukup memadai c.Terbuat dari bahan

yang kuat, aman dan halus

d.Terdiri dari tiga bilik/bak pencuci

9. Peralatan pencegah masuknya serangga dan tikus

a.Setiap lubang ventilasi dipasang kawat kassa serangga

b.Setiap lubang ventilasi dipasang terali tikus c.Persilangan pipa dan

dinding tertutup rapat d.Tempat tandon air

mempunyai tutup dan

Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa untuk variabel fasilitas sanitasi yang

hanya memenuhi syarat untuk kedelapan rumah makan adalah variabel air bersih,

toilet, tempat cuci tangan, tempat mencuci peralatan, tempat mencuci bahan

makanan. Variabel yang tidak memenuhi syarat memenuhi syarat untuk seluruh

rumah makan adalah variabel tempat sampah dan locker karyawan. Variabel

pembuangan air limbah hanya 5 rumah makan (62,5 %) yang memenuhi syarat.

Variabel peralatan pencegah masuknya seranggan dan tikus sudah memenuhi

(60)

4.2.2.3 Dapur, Ruang Makan, dan Gudang Bahan Makanan

Hasil observasi terhadap dapur, ruang makan, dan gudang bahan makanan

pada rumah makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli

Serdang dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini :

Tabel 4.5 Kondisi Dapur, Ruang Makan, dan Gudang Bahan Makanan Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

No. Variabel Memenuhi

Syarat kompor panas, heater) d.Ukuran dapur cukup

memadai b. Ukuran ruang makan

minimal 0,85 m2 per kursi tamu

c. Pintu masuk buka tutup otomatis d. Tersedia fasilitas cuci

(61)

Tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa variabel dapur yang memenuhi syarat

hanya 75 % dan yang tidak memenuhi syarat sebesar 25 %. Hal ini disebabkan

karena kondisi dapur yang tidak bersih, tidak ada cerobong asap, dan tidak

terpasang pesan–pesan hygiene bagi penjamah. Rumah makan sudah memenuhi

syarat untuk variabel ruang makan. Hal ini dikarenakan pada ruang makan pintu

masuk tidak buka tutup otomatis dan tempat peragaan makanan tidak tertutup.

Sedangkan variabel gudang bahan makanan semua rumah makan tidak memenuhi

syarat karena seluruh rumah makan tidak terdapat gudang bahan makanan.

4.2.2.4 Pemilihan Bahan Makanan dan Makanan Jadi

Hasil observasi terhadap pemilihan bahan makanan pada rumah makan di

Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada

Tabel 4.6 dibawah ini :

Tabel 4.6 Kondisi Bahan Makanan dan Makanan Jadi Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

No. Variabel Memenuhi

Syarat

% Tidak

Memenuhi Syarat

%

1. Bahan makanan 8 100 % 0 0 %

2. Makanan Jadi 8 100 % 0 0 %

Tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa seluruh variabel bahan makanan

seluruh rumah makan memenuhi syarat. Variabel makanan jadi seluruh rumah

(62)

4.2.2.5 Pengolahan Makanan

Hasil observasi terhadap pengolahan makanan pada rumah makan di Desa

Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel

4.7 dibawah ini :

Tabel 4.7 Kondisi Pengolahan Makanan Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

No

b.Tersedia pakaian kerja seragam 2 stel atau lebih

c. Penggunaan khusus waktu kerja saja d.Lengkap dan rapi e. Tidak tersedia pakaian

kerja seragam

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel personal hygiene seluruh rumah

makan sudah memenuhi syarat pengolahan makanan namun hanya 4 rumah

makan memenuhi syarat (50 %) yang menggunakan peralatan dengan benar.

Variabel ketentuan peralatan hanya 6 rumah makan (75 %) yang memenuhi syarat

(63)

. Variabel pakaian kerja hanya 7 (87,5 %) rumah makan yang

menggunakan lengkap dan rapi sedangkan untuk variabel pengetahuan/sertifikat

hygiene sanitasi makanan dan pemeriksaan kesehatan tidak ada rumah makan

yang memenuhi syarat.

4.2.2.6 Penyimpanan Bahan Makanan dan Makanan Jadi

Hasil observasi terhadap penyimpanan bahan makanan pada rumah makan

di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada

tabel 4.8 dibawah ini :

Tabel 4.8 Kondisi Tempat Penyimpanan Bahan Makanan pada Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Medan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

No. Variabel Memenuhi

Syarat

% Tidak Memenuhi

Syarat

%

1. Penyimpanan bahan makanan a. Suhu dan kelembaban

penyimpanan sesuai d. Tempatnya bersih dan

terpelihara

e. Disimpan dalam aturan sejenis dan disusun dalam rak-rak

2. Penyimpanan Makanan Jadi a. Suhu dan kelembaban

(64)

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel penyimpanan bahan makanan

yang memenuhi syarat sebesar 62,5 % dan tidak memenuhi syarat sebesar 37,5 %

dikarenakan penempatan bahan makanan tidak terpisah dengan makanan jadi,

tidak disimpan aturan sejenis dan disusun dalam rak-rak. Variabel ketebalan

penyimpanan sesuai dengan persyaratan penyimpanan jenis makanan yang

memenuhi syarat hanya 75 % sedangkan yang tidak memenuhi syarat sebesar 25

%. Penyimpanan makanan jadi hanya 7 rumah makan (87,5 %) yang memenuhi

syarat dalam penyimpanan secara tertutup.

4.2.2.7 Penyajian Makanan

Hasil observasi terhadap penyajian makanan pada rumah makan di Desa

Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel

4.9 dibawah ini :

Tabel 4.9 Kondisi Penyajian Makanan Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

No. Variabel Memenuhi

Syarat c. Cara membawa dan

(65)

Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa variabel cara membawa dan

menyajikan makanan dengan tutup tidak ada rumah makan yang memenuhi

syarat.

4.2.3 Tabulasi Silang Kategori Rumah Makan Dengan Kontaminasi Bakteri

Escherichia coli

Kategori rumah makan dengan kontaminasi bakteri Escherichia coli

dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut :

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Kategori Rumah Makan Dengan Kontaminasi Bakteri Escherichia coli

Kategori Rumah Makan Kontaminasi Bakteri Escherichia coli Jumlah Terkontaminasi Tidak

Terkontaminasi Laik Hygiene Sanitasi

Rumah Makan

6 1 7

Tidak Laik Hygiene Sanitasi Rumah Makan

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa rumah makan yang laik hygiene sanitasi

rumah makan berdasarkan lembar observasi Kepmenkes No. 1098 tahun 2003

ada 7 rumah makan (87,5 %) yaitu rumah makan A dengan total skor 768, B

dengan total skor 702, C dengan total skor 711, D dengan total skor 748, E dengan

total skor 718, F dengan total skor 765, dan H dengan total skor 771 sedangkan

rumah makan yang tidak laik hygiene sanitasi rumah makan ada 1 (12,5 %) rumah

makan yaitu rumah makan G dengan total skor 686.

Jumlah rumah makan yang makanan dan air minum terkontaminasi bakteri

(66)

Tabel 11 Jumlah Bakteri Escherichia coli Pada Makanan Dan Air Minum Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2016

No. Rumah

Makan

Jumlah Bakteri Escherichia coli pada sampel

Ayam Goreng Sayur Berkuah

Air Minum Bungkusan Plastik

1. A 0 0 2

2. B 0 0 2

3. C 0 430 0

4. D 0 0 21

5. E 11 0 4

6. F 13 0 15

7. G 70 0 70

8. H 0 0 0

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa sampel ayam goreng yang tercemar

bakteri Escherichia coli terdapat pada sampel rumah makan E, F, dan G

sedangkan pada sampel ayam goreng yang berasal dari rumah makan yang lain

tidak tercemar bakteri Escherichia coli. Sampel sayur berkuah yang tercemar

bakteri Escherichia coli hanya terdapat pada sampel rumah makan C dan pada

rumah makan yang lain sampel sayur berkuah tidak tercemar bakteri Escherichia

coli. Sampel air minum bungkusan plastik yang tidak tercemar bakteri

Escherichia coli ada 6 sampel (75 %) kecuali sampel air minum bungkusan

(67)

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

5.1.1 Lokasi dan Bangunan

Lokasi rumah makan di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten

Deli Serdang dekat dengan sumber pencemaran yaitu jalan raya (<100 m) jadi

tidak terhindar dari pencemaran debu, asap, bau. Bangunan rumah makan yang

terpisah dengan bangunan tempat tidur sebanyak 6 rumah makan (65 %) tetapi

seluruh bangunan rumah makan permanen. Pembagian ruangan rumah makan

belum memenuhi syarat karena seluruh rumah makan belum memiliki gudang

bahan makanan, ruang karyawan, ruang administrasi, dan gudang peralatan.

Kondisi lantai terlihat bersih walaupun ada beberapa rumah makan yang

lantainya sedikit kotor dan licin. Pembersihan lantai di beberapa rumah makan

dilakukan sekali sehari. Dinding kedap air, rata, dan bersih. Ventilasinya alami

dan pencahayaannya berasal dari alam dan buatan. Pencahayaan/penerangan di

rumah makan sudah memenuhi syarat karena tersebar merata di setiap ruangan dengan intensitas cahaya 10 fc dan tidak menyilaukan. Untuk atap semua rumah

makan tidak bocor dan tidak menjadi sarang tikus dan serangga, sedangkan langit-

langit juga rata, bersih, dan tidak terdapat lubang-lubang. Pintunya juga rapat

(68)

Bangunan harus terpisah dari ruang yang lainnya, kokoh/kuat/permanen,

rapat serangga dan rapat tikus (Depkes, 2003). Pintu dapur membuka arah luar

berguna untuk menahan kemungkinan masuknya lalat pada saat pintu dibuka,

karena terjadinya dorongan angin sehingga lalat menjauh dari pintu dan untuk

mempermudah penyelamatan diri pada waktu keadaan darurat seperti kebakaran

(Depkes, 1998b).

5.1.2 Fasilitas Sanitasi

Rumah makan yang menggunakan air PAM sebagai sumber air bersih

sebanyak 7 dan hanya ada 1 rumah makan yang menggunakan sumur bor sebagai

sumber air bersih sehingga untuk variabel air bersih seluruh rumah makan sudah

memenuhi syarat.

Pembuangan air limbah rumah makan hanya 5 rumah makan yang

memenuhi syarat sedangkan 3 rumah makan lainnya tidak memenuhi syarat

karena tidak terdapat grease trap dan saluran tidak tertutup. Kondisi tempat

sampah belum memenuhi syarat karena tempat sampah tidak tersedia di setiap

ruang penghasil sampah, dan tempat sampah tidak terbuat dari bahan kedap air

yang tidak mempunyai tutup. Variabel cuci tangan belum memenuhi syarat karena

tidak tersedia air cuci tangan yang memadai dan tidak tersedia sabun. Seluruh

rumah makan tidak mempunyai loker karyawan dan tidak mempunyai peralatan

mencegah masuknya serangga dan tikus.

Seluruh rumah makan memiliki toilet yang bersih, tidak berhubungan

(69)

mencuci bahan makanan sudah memenuhi syarat karena tersedia air yang cukup,

terbuat dari bahan yang kuat, aman, dan halus.

Kualitas dan kuantitas air dengan kaitannya dalam hal persediaan air

bersih sangat berpengaruh bagi kehidupan mannusia (Slamet, 1994). Air bersih

harus memenuhi persyaratan Permenkes No. 416/Menkes/Per/1990 yaitu (1)

Kuantitas : tersedia air bersih minimal 60 liter/orang/hari (2) kualitas : tersedia air

bersih yang memenuhi syarat kesehatan (fisik, kimia, dan bakteriologis) (3)

kontinuitas : air bersih tersedia pada setiap kegiatan yang membutuhkan air secara

berkesinambungan.

Keberadaan kamar mandi tidak harus ada untuk rumah makan/restoran

namun harus ada kamar kecil. Kamar mandi tersebut tidak boleh digunakan untuk

mencuci bahan atau alat yang berhubungan dengan makanan dan minuman

(Mukono, 2004).

5.1.3 Dapur, Ruang Makan, dan Gudang Bahan Makanan

Dapur seluruh rumah makan sudah tersedia fasilitas penyimpanan

makanan (kulkas, freezer), fasilitas penyimpanan makanan panas (thermos panas,

kompor panas, heater), dan ukuran dapur cukup memadai. Rumah makan yang

memiliki dapur yang bersih hanya 7 sedangkan untuk 1 rumah makan tidak bersih

dikarenakan dapur berhubungan langsung dengan kandang ayam. Seluruh rumah

makan tidak memiliki cungkup, cerobong asap, dan tidak terpasang tulisan

pesan-pesan hygiene bagi penjamah/karyawan.

(70)

tersedia fasilitas cuci tangan yang memenuhi estetika. Pintu masuk ruang makan

untuk seluruh rumah makan tidak buka tutup otomatis. Seluruh rumah makan

tidak memiliki gudang bahan makanan.

Luas dapur sekurang-kurangnya 40% dari ruang makan atau 27% dari luas

bangunan, tungku dapur dilengkapi dengan sungkup asap (hood), alat perangkap

asap, cerobong asap, saringan dan saluran serta pengumpul lemak. Ruang dapur

harus bebas dari serangga, tikus, dan hewan lainnya. Dapur tidak boleh

berhubungan langsung dengan jamban/WC, peturasan/urinoir, kamar mandi dan

tempat tinggal (Depkes, 2003).

5.1.4 Pemilihan Bahan Makanan dan Makanan Jadi

Variabel pemilihan bahan makanan sudah memenuhi syarat karena kondisi

fisik bahan makanan dalam keadaan baik, bahan makanan kemasan terdaftar pada

Departemen Kesehatan, angka kuman dan bahan kimia pada bahan makanan

memenuhi persyaratan, bahan makanan berasal dari sumber resmi. Variabel

makanan jadi seluruh rumah makan memenuhi persyaratan karena kondisi fisik

makanan jadi dalam keadaan baik, angka kuman dan bahan kimia makanan jadi

memenuhi persyaratan yang ditentukan, makanan jadi kemasan tidak ada

tanda-tanda kerusakan dan terdaftar pada Depkes RI.

Bahan makanan yang akan diolah terutama yang mengandung protein

hewani seperti daging, susu, ikan/udang dan telur harus dalam keadaan baik dan

segar. Demikian pula sayur harus dalam keadaan segar dan tidak rusak. Bahan

(71)

5.1.5 Pengolahan Makanan

Observasi yang dilakukan terhadap variabel pengolahan makanan hanya

ada 4 rumah makan yang memenuhi syarat (50 %) dan 4 rumah makan yang tidak

memenuhi syarat (50 %) karena tenaga pengolah tidak menggunakan peralatan

dengan benar. Variabel ketentuan peralatan hanya 6 rumah makan (75 %) yang

memenuhi syarat karena 2 rumah makan (25 %) tidak memenuhi syarat dalam

cara pencucian, pengeringan, dan penyimpanan peralatan. Beberapa rumah makan

mengeringkan peralatan dengan menggantung peralatan seperti kuali di dinding

dan ada sebuah rumah makan yang menyimpan peralatan memasak dekat kandang

ayam.

Tidak tersedia pakaian kerja seragam 2 stel atau lebih, penggunaan tidak

khusus waktu kerja saja, dan tidak tersedia pakaian kerja seragam. Pemilik,

supervisor, penjamah makanan seluruh rumah makan tidak pernah mengikuti

kursus hygiene sanitasi makanan dan melakukan pemeriksaan kesehatan.

Pencucian peralatan secara baik akan menghasilkan alat pengolahan

makanan yang bersih dan sehat serta membantu mencegah terjadinya pencemaran

makanan karena peralatan yang digunakan (Depkes,1991). Tersedia bak untuk

mencuci alat-alat yang kotor dengan air dan sabun untuk tempat cuci peralatan

dan tempat untuk mengeringkan peralatan dan almari untuk menyimpan peralatan

yang sudah bersih (Mukono, 2004).

(72)

plastik sekali pakai, penjepit makanan dan sendok garpu. Sedangkan untuk

melindungi pencemaran terhadap makanan digunakan celemek, tutup rambut dan

sepatu dapur.

Hasil observasi dengan menggunakan kuesioner terhadap penjamah

makanan yaitu seluruh penjamah makanan mencuci tangan sebelum mengolah

makanan, mencuci tangan setelah keluar kamar mandi dan menggunakan pakaian

kerja yang bersih. Penjamah makanan yang menggunakan alat bantu pada saat

mengelola makanan hanya 1 orang (4,167 %) yang kadang-kadang

menggunakannya dan 23 orang menggunakannya. Penjamah makanan yang

menggunakan celemek saat bekerja hanya 11 orang (45,83 %), yang

kadang-kadang menggunakan celemek sebanyak 7 orang (9,167 %), dan tidak

menggunakannya sebanyak 6 orang (25 %). Penjamah makanan yang

menggunakan tutup kepala hanya 7 orang (29,167 %), kadang-kadang

menggunakan sebanyak 2 orang (8,3 %), dan yang tidak menggunakan sama

sekali sebanyak 15 orang (62,5 %). Penjamah makanan yang kadang-kadang

bekerja sambil merokok sebanyak 1 orang (4,167 %) dan yang tidak sebanyak 23

orang (95,83 %). Penjamah makanan yang menggunakan perhiasan saat bekerja

kecuali cincin kawin sebanyak sebanyak 7 orang (29,167 %) dan yang tidak

sebanyak 17 orang (70,83 %).

5.1.6 Penyimpanan Bahan Makanan dan Makanan Jadi

Suhu dan kelembaban penyimpanan bahan makanan pada rumah makan

(73)

makanan terpisah dengan makanan jadi, disimpan dalam aturan sejenis dan

disusun dalam rak-rak hanya 62,5 % yang sudah memenuhi syarat. Variabel

penyimpanan makanan jadi hanya 7 rumah makan (87,5 %) yang memenuhi

syarat karena penyimpanan tidak tertutup pada 1 rumah makan.

Ruang penyimpanan bahan makanan perlu mendapat perhatian dalam

penjagaannya, yaitu bahan makanan yang disimpan dan ruang penyimpanannya.

Bahan makanan yang akan disimpan harus dalam keadaan bersih, ruang

penyimpanan dibersihkan secara rutin. Seandainya ada bahan makanan yang

busuk harus cepat dibuang (Widyati dan Yuliarsih, 2002). Penyimpanan makanan

jadi harus terlindung dari debu, bahan berbahaya, serangga, tikus, dan hewan

lainnya (Depkes, 2003).

Penyimpanan makanan bertujuan untuk mencegah makanan makanan agar

tidak lekas rusak. Makanan yang rusak adalah makanan yang apabila dikonsumsi

oleh manusia menyebabkan tidak sehat terhadap tubuh. Kerusakan pada bahan

makanan merupakan kejadian yang wajar sebagai suatu proses alamiah

(Sumoprastowo, 2000).

5.1.7 Penyajian Makanan

Pada variabel penyajian makanan dengan membawa dan menyajikan

makanan dengan tertutup tidak ada yang memenuhi syarat. Tetapi penyajian

makanan pada rumah makan dalam keadaan hangat, penjamah makanan jadi

menggunakan alat yang bersih, dan penyajian makanan di tempat yang bersih.

(74)

dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian bersih (Depkes, 2003).

Menurut Mukhtar (2006) evaluasi terhadap makanan yang disajikan pada saat

makanan disajikan kepada tamu, perlu diadakan pengevaluasian atau penilaian

terhadap hasil masakan oleh pihak penyaji tersebut, seperti tidak tercemar

pestisida tidak terdapat bakteri Escherichia coli, tidak terdapat logam berat.

5.2 Tabulasi Silang Kategori Rumah Makan Dengan Kontaminasi Bakteri Escherichia coli

Total skor variabel rumah makan menyatakan bahwa rumah makan yang

laik hygiene sanitasi sebanyak 7 rumah makan (87,5 %) dan yang tidak laik

sebanyak 1 rumah makan (12,5 %). Batas laik hygiene sanitasi rumah makan dan

restoran adalah bila jumlah skor seluruh variabel > 700 termasuk uji laboratorium

(Depkes, 2003).

Seluruh rumah makan di desa Paya Geli sudah memenuhi syarat untuk

variabel lantai, dinding, ventilasi, pencahayaan/penerangan, atap, langit-langit, air

bersih, toilet, tempat cuci tangan, tempat mencuci peralatan, tempat mencuci

bahan makanan tetapi seluruh rumah makan tidak memenuhi syarat dimana lokasi

rumah makan <100 meter dari jalan raya, tidak memiliki gudang bahan makanan,

pintu tidak membuka arah luar.

Kondisi dapur yang merupakan tempat pengolahan makanan rumah makan

bersih dan seluruh rumah makan memiliki fasilitas penyimpanan makanan seperti

kulkas dan memiliki fasilitas penyimpanan makanan panas seperti thermos panas.

(75)

Pekerja seluruh rumah makan berpakaian bersih tetapi seluruh pekerja

tidak melakukan pemeriksaan kesehatan. Sebagian penjamah makanan tidak

menggunakan peralatan dengan benar sehingga tangan penjamah makanan kontak

langsung dengan makanan yang beresiko makanan terkontaminasi bakteri

Escherihia coli.

Hasil pemeriksaan terhadap bakteri Escherichia coli, ada 4 sampel

makanan (25 %) yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli dimana 3 sampel

berupa ayam goreng yang berasal dari rumah makan E, F, dan G, dan 1 sampel

berupa sayur berkuah yang berasal dari rumah makan C.

Hasil pemeriksaan terhadap bakteri Escherichia coli, ada 6 sampel air

minum bungkusan plastik (75 %) terkontaminasi bakteri Escherichia coli yang

berasal dari rumah makan A, B, D, E, F, G.

Rumah makan A yang tergolong laik hygiene sanitasi rumah makan hanya

sampel air minum bungkusan plastik terkontaminasi bakteri Escherichia coli

dengan jumlah bakteri 2. Sumber air minum rumah makan A berasal dari air galon

isi ulang dimana air galon isi ulang dituang ke ember besar lalu dimasukkan ke

dalam plastik dengan gayung yang setelah digunakan akan ditelungkupkan diatas

tutup ember tersebut tetapi gayung tersebut tidak dicuci tiap hari. Rumah makan B

yang tergolong laik hygiene sanitasi rumah makan hanya sampel air minum

bungkusan plastik terkontaminasi bakteri Escherichia coli dengan jumlah bakteri

2 dimana sumber air minum rumah makan B dari air PAM yang telah dimasak

(76)

Rumah makan C tergolong laik hygiene sanitasi rumah makan. Rumah

makan C hanya sampel sayur berkuah terkontaminasi bakteri Escherichia coli dan

merupakan jumlah bakteri yang paling banyak terdapat pada semua sampel

makanan dan air minum bungkusan plastik dengan jumlah 430. Sampel ayam

goreng dan sayur berkuah rumah makan C tidak terkontaminasi bakteri

Escherichia coli. Rumah makan D hanya sampel air minum bungkusan plastik

terkontaminasi bakteri Escherichia coli dengan jumlah bakteri 21 sedangkan

sampel yang lain tidak terkontaminasi dimana sumber air minum rumah makan D

berasal dari air PAM yang telah dimasak dan dituang ke teko dan plastik dengan

menggunakan gayung atau mangkuk yang tidak dicuci terlebih dahulu.

Rumah Makan E, F dan G adalah rumah makan yang sampel ayam goreng

dan sayur berkuah terkontaminasi bakteri Escherichia coli. Rumah makan E dan F

tergolong laik hygiene sanitasi dan rumah makan G tergolong tidak laik hygiene

sanitasi rumah makan. Jumlah bakteri pada sampel ayam goreng dan air minum

paling banyak juga terdapat pada sampel ayam goreng dari rumah makan G

dengan jumlah masing-masing 70. Jumlah bakteri pada sampel ayam goreng

rumah makan E sebanyak 11 dan jumlah bakteri pada sampel air minum

bungkusan plastik 4. Jumlah bakteri pada sampel ayam goreng rumah makan F

sebanyak 13 dan pada sampel air minum bungkusan plastik sebanyak 15. Sumber

air minum rumah makan E, F, dan G berasal dari air galon isi ulang yang

dimasukkan ke dalam ember besar dan dituang ke teko dan plastik menggunakan

(77)

Rumah makan H adalah rumah makan yang tidak terdapat kontaminasi

Escherichia coli baik pada sampel ayam goreng, sayur berkuah, dan air minum

bungkusan plastik. Hal ini didukung dengan hygiene sanitasi rumah makan yang

tergolong laik dengan total skor 771.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arlita, dkk (2014) menyatakan

bahwa sampel daging bakso tusuk goreng yang terkontaminasi bakteri

Escherichia coli sebanyak 17 (85%) dari 20 sampel yang diperiksa.

Sumber air minum rumah makan yang berasal dari PAM yang

terkontaminasi bakteri Escherichia coli ada 2 rumah makan (50%) yaitu rumah

makan A dan D. Hal ini bisa disebabkan karena peralatan memasak air yang

kurang bersih dan air minum tidak dimasak pada suhu 600 selama 30 menit

(Depkes RI, 1991).

Kandungan bakteri Escherichia coli pada makanan diharapakan memenuhi

standar yaitu 0 gram per sampel. Kandungan bakteri Escherichia coli pada air

(78)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Rumah makan yang laik hygiene sanitasi berdasarkan Kepmenkes No. 1098

tahun 2003 yaitu 87,5 % dan tidak laik hygiene sanitasi sebanyak 12,5 %.

2. Makanan yang dijual di Desa Paya Geli Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli

Serdang terkontaminasi bakteri Escherichia coli sebanyak 25 % yaitu 18,75 %

ayam goreng dan 6,25 % sayur berkuah dan tidak terkontaminasi dan

memenuhi syarat sebanyak 75 %.

3. Air minum bungkusan plastik rumah makan di Desa Paya Geli Kecamatan

Sunggal Kabupaten Deli Serdang terkontaminasi bakteri Escherichia coli

sebanyak 75 % dan yang tidak terkontaminasi sebanyak 2 sampel (25 %).

6.2 Saran

1. Pihak rumah makan hendaknya memperhatikan fasilitas sanitasi rumah makan

seperti pembuangan air limbah agar dilengkapi dengan grease trap dan

menyediakan tempat sampah yang kedap air dan memiliki tutup di setiap

ruang penghasil sampah.

2. Penjamah makanan rumah makan diharapkan menggunakan peralatan dengan

benar sehingga tidak terjadi kontak langsung tangan penjamah makanan

dengan makanan dan memakai pakaian kerja yang bersih.

3. Dinas Kesehatan perlu melakukan pelatihan hygiene sanitasi pengolahan

(79)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman

2.1.1 Pengertian Hygiene

Hygiene mencakup upaya kesehatan dengan cara memelihara dan

melindungi kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan

sabun untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk kebersihan

piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan

makanan secara keseluruhan (Depkes RI, 2004). Hygiene juga mencakup upaya

perawatan kesehatan diri, termasuk ketepatan sikap tubuh dan juga perlindungan

bagi pekerja yang terlibat dalam proses pengolahan makanan agar terhindar sakit,

baik yang disebabkan oleh penyakit pada umumnya, penyakit kerja yang tidak

memadai. Apabila ditinjau dari segi kesehatan lingkungan pengertian hygiene itu

sendiri adalah usaha kesehatan yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan

terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnnya penyakit karena

pengaruh faktor lingkungan.

Praktek hygiene menurut (Depkes RI, 2001) adalah suatu sikap yang

otomatis terwujud untuk upaya kesehatan dengan cara memelihara dan

melindungi kebersihan individu dan subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk

melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring,

membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan

(80)

2.1.2 Pengertian Sanitasi

Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memlihara dan melindungi

kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih

untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah agar sampah tidak

dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004). Sanitasi adalah suatu cara untuk

mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan mata

rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang

menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang

mempengaruhi derajat kesehatan (Arifin, 2009).

2.1.3 Pengertian Makanan dan Minuman

Makanan merupakan unsur lingkungan yang dapat meningkatkan derajat

kesehatan. Makanan dapat pula menjadi sumber penularan penyakit, bilamana

makanan tersebut tidak dikelola secara higienis (Depkes RI, 2001). Menurut

definisi WHO (1956) mengenai makanan, ditegaskan bahwa dalam batasan

makanan tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang

dipergunakan untuk tujuan pengobatan.

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum

(Depkes, 2010).

Proses penyehatan makanan dan minuman adalah upaya untuk

mengendalikan faktor yang memungkinkan terjadinya kontaminasi yang

(81)

disajikan tidak menjadi rantai penularan penyakit dan gangguan kesehatan. Proses

penanganan makanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan

pengadaan bahan makanan, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian makanan

dan minuman.

2.2 Rumah Makan

Tempat pengolahan makanan dikategorikan menjadi 3 golongan dalam

Peraturan Menteri Kesehatan RI NO.1096/MENKES/PER/VI/2011 yakni :

1. Golongan A

a. Golongan A1

Jasaboga yang jangkauan penyajiannya terbatas dan dapur pengolahan

makanannya masih merupakan dapur rumah tangga, serta tidak mempunyai

karyawan yang membantu. Hal ini seperti usaha sambilan yang hanya beroperasi

pada waktu-waktu tertentu.

a. Golongan A2

Pada golongan ini walaupun penyajiannya masih terbatas dan masih

merupakan dapur yang pengolahan makanannya masih bercampur dengan dapur

rumah tangga tetapi sudah memperkerjakan karyawan dan seringkali masih

merupakan usaha insidentil.

b. Golongan A3

Dapur golongan ini sudah terpisah dengan dapur rumah tangga dan sudah

memperkerjakan karyawan yang merupakan bentuk usaha penuh yang bersifat

(82)

makanan yang diinginkan sesuai selera. Contohnya adalah restoran yang

menyediakan masakan yang sudah matang dan siap saji, tetapi ada juga restoran

yang menunggu pesanan konsumen baru dimasak.

2. Golongan B

Jasa boga golongan B menggunakan dapur khusus dan memperkerjakan karyawan

dan melayani kebutuhan khusus untuk :

a) Asrama penampungan Jemaah haji

b) Asrama transito atau asrama lainnya

c) Perusahaan

d) Pengeboran lepas pantai

e) Angkutan umum dalam negeri

f) Sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.

3. Golongan C

Jasa boga yang melayani kebutuhan alat angkutan umum internasional dan

pesawat udara. Jasa boga golongan C ini sudah menngunakan dapur khusus dan

memperkerjakan karyawan atau tenaga kerja.

Rumah makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup

kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat

usahanya. Rumah makan adalah usaha penyediaan makanan dan minuman

dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses penyimpanan dan

penyajian, didalam 1 (satu) tempat tetap yang tidak berpindah (Depkes, 2003).

(83)

meter persegi serta mempunyai kapasitas tempat duduk minimal 10 kursi (Depkes,

1988).

2.3 Indikator Hygiene dan Sanitasi Rumah Makan

Hygiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena

erat kaitannya. Misalnya hygiene sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi

sanitasinya tidak mendukung karena tidak cukup tersedia air bersih, maka

mencuci tangan tidak sempurna (Depkes RI, 2004).

Aspek hygiene sanitasi rumah makan meliputi sanitasi pengolahan

makanan, hygiene pekerja, sanitasi peralatan, sanitasi ruang produksi, sanitasi air,

sanitasi hama dan lingkungan. Pengolahan makan adalah kegiatan yang meliputi

penerimaan bahan mentah atau minuman terolah, pembuatan, pengubahan bentuk,

pengemasan, dan pewadahan makanan.

2.3.1 Indikator Hygiene Rumah Makan

Hygiene sering dikaitkan dengan proses produksi/pengolahan suatu

produk pangan. Hygiene rumah makan dapat dilihat dari penjamah makanan atau

pekerja rumah makan.

Pengertian penjamah makanan adalah orang yang secara langsung

berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan,

pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian (Kepmenkes,

2003). Penjamah makanan yang menangani bahan makanan sering menyebabkan

kontaminasi mikrobiologis. Mikroorganisme yang hidup di dalam maupun pada

Gambar

Gambar 1 Tempat Sampah Rumah Makan
Gambar 2 Ember Atau Tempat Air Minum
Gambar 3 Tempat Pencucian Peralatan
Gambar 4 Tempat Penyimpanan Makanan Jadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang higiene sanitasi pengelolaan makanan dan pemeriksaan bakteri Escherichia coli pada peralatan makan di instalasi gizi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran hygiene sanitasi dan kandungan Escherichia coli dalam sop buah yang dijual di Pusat Pasar Kabanjahe Kabupaten

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui gambaran mengenai penerapan hygiene sanitasi dan kandungan bakteri Escherichia coli pada es krim yang dijajakan

Penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan sanitasi lingkungan, personal higiene dengan Jumlah bakteri Escherichia coli pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kawasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Higiene Sanitasi Penyelenggaraan Makanan dan pemeriksaan bakteri Escherichia coli pada peralatan makan di

Angka kuman dan bahan kimia bahan makanan memenuhi persyaratan yang ditentukane. Bahan makanan berasal dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi higiene dan sanitasi instalasi gizi serta pemeriksaan Escherichia coli pada peralatan makan di Rumah Sakit Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui higiene sanitasi pengelolaan makanan dan pemeriksaan bakteri Escherichia coli pada peralatan makan serta kejadian diare