• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 BOGOREJO GEDONGTATAAN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 BOGOREJO GEDONGTATAAN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2013/2014"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 BOGOREJO GEDONGTATAAN PESAWARAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh

RIA FITRIANI

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IV SDN 2 Bogorejo. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) di kelas IV SDN 2 Bogorejo.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan melalui dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes menggunakan soal tes dan nontes menggunakan lembar observasi yang kemudian dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model PBL pada pembelajaran IPS kelas IV SDN 2 Bogorejo dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I (63,00%) dan siklus II (89,00%). Sementara itu nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I (68,67) dan siklus II (77,67).

Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, PBL

(2)
(3)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 BOGOREJO GEDONGTATAAN PESAWARAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

(Skripsi)

Oleh

Ria Fitriani

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Siklus PTK …...……….……… 22

4.1. Grafik rekapitulasi kinerja guru per siklus ... 51

4.2. Grafik rekapitulasi aktivitas belajar siswa per siklus ... 52

4.3. Grafik rekapitulasi hasil belajar per siklus ... 54

(5)

DAFTAR ISI

(6)

a. Pengertian IPS SD ... 16

b. Tujuan Pembelajaran IPS SD ... 17

2.3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) …... 17

2.3.1. Pengertian Problem Based Learning ... 17

2.3.2. Tujuan Model Problem Based Learning ... 19

2.3.3. Kelebihan Model Problem Based Learning ... 19

2.3.4. Kelemahan Model Problem Based Learning ... 19

2.3.5. Langkah-langkah Problem Based Learning ... 20

2.4. Hipotesis Tindakan ………...… 21

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Setting Penelitian …...…...………. 31

4.2. Penetapan Kelas dan Waktu Penelitian ... 31

4.3. Hasil Penelitian …...…………...…..……….. 32

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ……….……...……….. 57

5.2. Saran ………..………...……… 58

DAFTAR PUSTAKA ……….………….. 59

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat izin penelitian ………. 61

2. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian ……… 62

3. Surat kesediaan sebagai teman sejawat ……….. 63

4. Surat pernyataan teman sejawat ……….. 64

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……… 65

6. LKS Siklus I ... 69

7. Soal- post test Siklus I ……..………. 74

8. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran Siklus II ……….. 77

9. LKS Siklus II ... 81

10. Soal post test Siklus II …………..……..………..……… 86

11. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ……..……….. 89

12. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ……..……….. 90

13. Hasil Belajar Siswa Siklus I ……… 91

14. Hasil Belajar Siswa Siklus II ……… 92

15. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I ………. 99

16. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II ……….101

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Tahap-tahap Pembelajaran PBL …...……..……….…. 20

3.1. Kriteria aktivitas belajar siswa …...….……….….. 29

4.1. Jadwal pertemuan (pembelajaran) IPS kelas IV SDN 2 Bogorejo ... 32

4.2. Data aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I ... 38

4.3. Kinerja guru pada pembelajaran siklus I ... 39

4.4. Nilai Hasil belajar siswa pada siklus I ... 39

4.5. Data aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II ... 47

4.6. Kinerja guru pada pembelajaran siklus II ... 48

4.7. Nilai Hasil belajar siswa pada siklus II ... 48

4.8. Rekapitulasi kinerja guru per siklus ... 50

4.9. Rekapitulasi aktivitas belajar siswa per siklus ... 51

4.10. Rekapitulasi hasil belajar siswa per siklus ... 54

(9)
(10)
(11)
(12)

MOTO

“uthlubul „ilmi minal mahdi ilal lahdi”

Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat

(13)

PERSEMBAHAN

Skripsi sederhana ini kupersembahkan kepada:

Suami dan anak-anak tersayang, kedua orang tua serta

keluarga besarku

Terimakasih atas do’a, semangat, dan dukungan moral spiritual,

materiil maupun immateriil sehingga saya bisa menyelesaikan

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ria Fitriani dilahirkan di Negeri Sakti pada

tanggal 11 Agustus 1979, sebagai anak keempat dari enam

bersaudara dari pasangan Bapak Nurdin AR (Alm) dan Ibu Suyah.

Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SDN 1 Negeri Sakti pada tahun 1992,

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SMP Nurul Iman Gedong Tataan

lulus pada tahun 1995, dan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Andini Bhakti

Gedong Tataan lulus pada tahun 1998. Sedangkan pada tahun 2010 Penulis

terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program S1 PGSD Dalam

Jabatan di Universitas Lampung. Sejak tahun 2006 Penulis menjadi guru di SDN

(15)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil„aalamiin atas Rakhmat dan Hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul: “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

IPS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI SISWA

KELAS IV SDN 2 BOGOREJO GEDONGTATAAN PESAWARAN TAHUN

PELAJARAN 2013/2014”, sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S-1 PGSD FKIP

Universitas Lampung sekaligus sebagai Dosen Pembimbing, terimakasih atas

bimbingan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., sebagai Pembahas terimakasih atas masukan

(16)

5. Kepala Sekolah dan dewan guru SDN 2 Bogorejo yang telah memberikan ijin

dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian

6. Rekan-rekan mahasiswa S-1 Dalam Jabatan, dan

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

kita semua. Amiin

Bandar lampung, Juni 2014

Penulis

(17)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa yang

akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin

ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut

dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Pendidikan

bagi umat manusia merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang

hayat. Tanpa adanya pendidikan, suatu kelompok manusia tidak akan dapat

hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera,

dan bahagia menurut konsep pandangan hidup. Undang-undang RI Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa

pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Maju mundurnya bangsa tergantung pada kemajuan pendidikannnya dan

guru sebagai ujung tombak kemajuan pendidikan tersebut. Sebagai guru

(18)

2

antara guru dan siswa harus lebih baik agar pembelajarannya tercapai serta

mutu pendidikan lebih meningkat.

Pendidikan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan siswa sampai

setinggi yang dia bisa. Sejalan dengan Johnson dan Smith (Lie, 2010: 5)

yang menyatakan bahwa kegiatan pendidikan adalah suatu proses sosial

yang tidak dapat terjadi tanpa adanya interaksi antar pribadi. Interaksi yang

terjadi antar pribadi tersebut sangat erat kaitannya dengan pembelajaran di

sekolah yang berkaitan dengan masalah sosial dan masalah-masalah

tersebut merupakan bahan kajian dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Guru adalah orang yang berperan penting dalam memberi motivasi kepada

siswa dalam melakukan aktivitas pembelajaran khususnya di sekolah.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi dari diri siswa yaitu

melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, dengan

demikian guru sebagai pemberi motivasi kepada siswa harus dapat memilih

model pembelajaran yang tepat, yang mampu meningkatkan aktivitas

belajar siswa di dalam kelas maupun di luar kelas.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di SDN 2 Bogorejo

dalam mata pelajaran IPS, diperoleh data dan informasi bahwa

pembelajaran IPS yang dilakukan masih berpusat pada guru (teacher

centered). Pembelajaran berlangsung monoton karena guru kurang tepat

dalam menggunakan model pembelajaran. Pembelajaran kurang bervariasi

karena guru hanya menyampaikan materi melalui ceramah, mencatat dan

(19)

3

juga penggunaan waktu yang kurang efisien dalam penyajian materi IPS

yang rata-rata berbentuk naratif memakan waktu yang cukup lama sehingga

membuat siswa jenuh dan bosan. Hal ini menyebabkan aktivitas belajar

siswa rendah. Siswa terlihat pasif dalam mengikuti pembelajaran dan

cenderung melakukan kegiatan-kegiatan diluar pelajaran seperti mengobrol

dengan teman sebangkunya sehingga kurang memperhatikan materi yang

sedang disampaikan oleh guru. Rendahnya aktivitas belajar siswa

menyebabkan belum maksimalnya nilai siswa atau hasil belajar masih

dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 61. Dari

20 siswa yang terdapat di kelas IV SDN 2 Bogorejo, 15 siswa atau 75%

dengan nilai rata-rata 54,0 masih dibawah KKM dan sisanya 5 siswa atau

25% dengan nilai rata-rata 66,2 sudah mencapai KKM.

Mencermati adanya permasalah di atas, perlu adanya perbaikan model

pembelajaran yang dapat menjadikan siswa lebih aktif dan berada dalam

suasana belajar yang menyenangkan. Hal ini dilakukan agar siswa mampu

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Salah satu model

pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa adalah model Problem Based Learning

(Pembelajaran Berbasis Masalah). PBL menurut Kamdi (2007: 1) adalah

suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan

masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat

mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan

(20)

4

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan tersebut perlu

diidentifikasi sebagai berikut:

a. Penyampaian materi IPS dalam praktiknya selalu monoton dan masih

berpusat pada guru (teacher centered)

b. Rendahnya aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS.

c. Rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 2 Bogorejo, yaitu dari

20 siswa yang terdapat di kelas IV SDN 2 Bogorejo, 15 siswa atau 75%

dengan nilai rata-rata 54,0 masih dibawah KKM dan sisanya 5 siswa

atau 25% dengan nilai rata-rata 66,2 sudah mencapai KKM.

d. Kurangnya penggunaan model pembelajaran pada proses belajar

mengajar.

e. Pembelajaran kurang bervariasi sehingga terkesan membosankan bagi

siswa.

f. Penggunaan waktu penyajian materi IPS yang kurang efisien.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimanakah penerapan model PBL pada pembelajaran IPS, sehingga

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2 Bogorejo

tahun pelajaran 2013/2014?

b. Apakah penerapan model PBL pada pembelajaran IPS dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Bogorejo tahun

(21)

5

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukaan di atas maka

tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan:

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2 Bogorejo pada

pembelajaran IPS melalui model PBL.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Bogorejo pada

pembelajaran IPS melalui model PBL.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:

1. Bagi Siswa

Dapat membangkitkan minat siswa dan menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan menggunakan model PBL, sehingga

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN

2 Bogorejo tahun pelajaran 2013/2014.

2. Bagi Guru

Diharapkan dapat mengetahui strategi pembelajaran yang tepat demi

peningkatan pembelajaran di kelas, sehingga masalah yang dihadapi

guru yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPS dapat

ditanggulangi melalui penggunaan model PBL.

3. Bagi Sekolah

Memberi sumbangan dan masukan dalam usaha perbaikan proses

pembelajaran bagi siswa maupun guru sehingga mutu pendidikan di

(22)

6

4. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman saat penulis melaksanakan

kegiatan pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki dan menciptakan

pembelajaran yang menarik, tidak membosankan dan sesuai dengan

(23)

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Belajar

2.1.1. Pengertian Belajar

Istilah belajar sudah dikenal luas di berbagai kalangan walaupun

sering disalahartikan atau diartikan secara pendapat umum saja.

Untuk memahami konsep belajar secara utuh perlu digali lebih dulu

bagaimana para pakar pendidikan mengartikan konsep belajar.

Pengertian belajar secara komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler

(dalam Winataputra, 2008: 1.5) yang menyatakan bahwa belajar

adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan

aneka ragam kemampuan, keterampilan, dan sikap. Seseorang

dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu

aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat

diamati relatif lama. Perubahan tingkah laku itu tidak muncul begitu

saja, tetapi sebagai akibat dari usaha orang tersebut. Oleh karena itu,

proses terjadinya perubahan tingkah laku dengan tanpa adanya

usaha tidak disebut belajar.

2.1.2. Aktivitas Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah

(24)

8

adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru

dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas

yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab

dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan

berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para

ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman

(2004: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan

siswa yang digolongkan ke dalam 8 kelompok :

1. Visual Activities, meliputi kegiatan seperti: membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)

2. Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.

4. Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman. 5. Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

6. Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, strategi, mereparasi, bermain dan berternak.

7. Mental Activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

8. Emotional Activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Aktivitas yang akan diamati atau diteliti dalam penelitian tindakan

kelas ini adalah aktivitas bertanya, aktivitas menjawab pertanyaan,

aktivitas mempelajari bahan ajar, aktivitas dalam diskusi kelompok

(25)

9

Berdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, maka yang dimaksud

dengan aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa untuk

memperoleh pengalaman dalam proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan indikator

pelibatan fisik, mental, dan emosi siswa.

2.1.3. Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan.

Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai

subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang

seharusnya dilakukan seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep

belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam

satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru.

Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja

harus bisa mendapatkan hasil, bisa juga melalui kreatifitas

seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.

Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang

telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun

kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak

melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan

perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan

keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa

optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya. Menurut

(26)

10

prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator

adanya derajat perubahan tingkah laku siswa. Sedangkan menurut

Dimyati dan Mudjiono (2002: 36) hasil belajar adalah hasil yang

ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya

ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Hasil belajar

dalam penelitian ini diperoleh melalui tes yang diberikan pada

setiap akhir siklus.

Menurut Hamalik (2001: 30), berdasarkan Teori Taksonomi Bloom

hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah,

yaitu:

1. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif

meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab

atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu

nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor, meliputi keterampilan motorik, manipulasi

benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan,

(27)

11

2.2. Pembelajaran

2.2.1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran menurut Corey dalam Ruminiati (2007: 14) adalah

suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola secara disengaja

untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu,

sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respons

terhadap situasi tertentu juga. Sedangkan pembelajaran menurut

Gagne, Briggs, dan Wager dalam Winataputra (2008:1.19),

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sementara

dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 20

berbunyi tentang Sisdiknas dirumuskan bahwa, “Pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam konsep tersebut

terkandung 5 konsep, yakni interaksi, peserta didik, pendidik,

sumber belajar, dan lingkungan belajar. Pembelajaran dalam arti

luas merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan

kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Proses pembelajaran dipengaruhi oleh pemahaman guru terhadap

aliran atau teori belajar. Ada beberapa jenis aliran atau paham yang

dapat dijadikan inspirasi untuk melakukan proses pembelajaran,

(28)

12

a. Teori Belajar Behaviorisme

Keberhasilan belajar menurut teori ini ditentukan oleh adanya

interaksi antara stimulus dan respon yang diterima oleh manusia.

Mengajar atau mendidik dilakukan dengan cara memperbanyak

stimulus dan respon yang diberikan kepada siswa. Salah satu

indikasi keberhasilan belajar menurut teori ini adalah adanya

perubahan tingkah laku yang nyata dalam kehidupan masyarakat

(Muchith, 2008:56).

Sugiyanto (2010: 14) menjelaskan bahwa dalam persepsi guru,

pembelajaran biasanya dimaknai sebagai berbagai pengetahuan

bidang studi dengan siswa lain secara efektif dan efisien,

mencipta dan memelihara relasi antara pribadi, guru dan siswa

serta menerapkan kecakapan teknis dalam mengelola sekaligus

sejumlah siswa yang belajar. Implikasi dan aplikasi dalam

pembelajaran teori ini adalah merancang kondisi belajar yang

efektif dengan merumuskan tujuan belajar dan langkah-langkah

pembelajaran yang jelas, menggunakan ganjaran dan hukuman

sebagai penguat perilaku yang dihasilkan.

b. Teori Belajar Kognitivisme

Sugiyanto (2010: 22), pada hakekatnya teori kognitif mengacu

pada wacana psikologi kognitif, yang didasarkan pada kegiatan

kognitif dalam belajar. Tekanan utama psikologi kognitif adalah

(29)

13

individu yang mencakup ingatan jangka panjang (long term

memory).

Secara umum proses pembelajaran harus didasarkan atas asumsi

umum (Muchith, 2008: 69).

a). Proses pembelajaran adalah suatu realitas sistem. Artinya, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh satu aspek/faktor saja, tetapi lebih ditentukan secara simultan dan komprehensif dari berbagai faktor yang ada.

b). Proses pembelajaran adalah realitas kultural/natural. Artinya dalam proses pembelajaran tidak diperlukan adanya berbagai paksaan dengan dalil membentuk kedisiplinan.

c). Pengembangan materi harus benar-benar dilakukan secara kontekstual dan relevan dengan realitas kehidupan peserta didik.

d). Metode pembelajaran tidak dilakukan secara monoton, metode yang bervariasi merupakan tuntutan mutlak dalam proses pembelajaran.

e). Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, sehingga proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. f). Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada menghafal. g). Pembelajaran harus memperhatikan perbedaan individual

siswa, karena sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.

David Ausubel yang merupakan salah satu tokoh ahli psikologi

berpendapat bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan

oleh kebermaknaan bahan ajar yang dipelajari. (Ruminiati, 2007:

10).

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran adalah membantu

siswa memproses informasi dengan efektif, dengan cara

menyusun materi pembelajaran dengan sistematis dan akurat

membuat hubungan antara pengetahuan baru dengan struktur

(30)

14

c. Teori Belajar Humanisme

Pada hakekatnya teori humanistik lebih menekankan pada proses

untuk memanusiakan manusia atau peserta didik, yaitu suatu

pemahaman atau kesadaran untuk memahami potensi, perbedaan,

kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh setiap peserta didik

(Muchith, 2008: 94).

Sedangkan Sugiyanto (2010: 43) menjelaskan bahwa teori ini

didasarkan pada pemikiran bahwa belajar merupakan kegiatan

yang dilakukan seseorang dalam upayanya memenuhi kebutuhan

hdupnya. Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar akan

kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta

dari orang lain. Dalam proses pembelajaran,

kebutuhan-kebutuhan tersebut perlu diperhatikan agar siswa tidak merasa

dikecewakan. Apabila siswa merasa upaya pemenuhan

kebutuhannya terabaikan maka besar kemungkinan di dalam

dirinya tidak akan tumbuh motivasi berprestasi dalam belajarnya.

Winataputra (2008:4.1), para pendukung teori ini yakin bahwa

perilaku harus dipahami bukan sekadar dikendalikan atau

direkayasa. Teori ini mementingkan pilihan pribadi, kreativitas

dan aktualisasi diri setiap individu yang belajar. Belajar

merupakan suatu proses di mana siswa mengembangkan

(31)

15

lingkungan sekitar. Dengan kata lain, siswa tersebut

mengembangkan kemampuan terbaik dalam diri pribadinya.

d. Teori Belajar Konstruktivisme

Konsep dasar belajar menurut teori belajar konstruktivisme

adalah pengetahuan baru dikonstruksi sendiri oleh peserta didik

secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh

sebelumnya (Sugiyanto, 2010: 25). Pembelajaran harus mampu

memberikan pengalaman nyata bagi siswa, sehingga model

pembelajarannya dilakukan secara natural. Penekanan teori

konstruktivisme bukan pada membangun kualitas kognitif, tetapi

lebih pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari

realitas lapangan.

Muchith (2008: 95) juga mengatakan belajar bukanlah proses

teknologi (robot) bagi siswa, melainkan proses untuk

membangun penghayatan terhadap suatu materi yang

disampaikan. Sehingga proses pembelajaran tidak hanya

menyampaikan materi yang bersifat normatif (tekstual) tetapi

juga menyampaikan materi yang bersifat kontekstual.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran adalah mendorong

siswa bersikap lebih otonom dalam menterjemahkan

pengetahuan yang diperoleh, melalui memecahkan masalah yang

(32)

16

belajar bersama, bimbingan dalam proses pembentukan

pemahaman.

2.2.2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian IPS SD

IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia

sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya.

Dalam kehidupannya manusia harus menghadapi

tantangan-tantangan yang berasal dari lingkungannya maupun sebagai

hidup bersama. IPS memandang manusia dari berbagai sudut

pandang (Hidayati, 2007: 19).

Pada jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,

Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,

peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara

Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga

dunia yang cinta damai (BSNP, 2006: 174).

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi

tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu

mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran

IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,

dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat

(33)

17

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan

terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan

keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan

pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh

pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu

yang berkaitan.

b. Tujuan Pembelajaran IPS SD

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut (BSNP, 2006:175):

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global

2.3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) 2.3.1 Pengertian Problem Based Learning

Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran

yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui

tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan

yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki

(34)

18

Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat

diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi

pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti

kerjasama dan interaksi dalam kelompok, di samping pengalaman

belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti

membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan,

mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan,

mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat laporan. Keadaan

tersebut menunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan

pengalaman yang kaya pada siswa. Dengan kata lain, penggunaan

PBL dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka

pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam

kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari.

Secara umum penerapan model ini dimulai dengan adanya masalah

yang harus dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh siswa.

Masalah tersebut dapat berasal dari siswa atau mungkin juga

diberikan oleh guru. Masalah yang diberikan kepada siswa bisa

berupa soal atau pertanyaan yang mengarah pada materi yang akan

dipelajari. Siswa akan memusatkan perhatiannya di sekitar masalah

tersebut. Dengan begitu siswa belajar teori dan metode ilmiah agar

dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat perhatiannya.

Model pembelajaran PBL adalah cara penyajian bahan pembelajaran

(35)

19

kegiatan belajar, dan kemudian hasil pelaksanaan tugas dilaporkan

kepada guru (Abimanyu, 2008: 6.26).

2.3.2 Tujuan Model Problem Based Learning

Tujuan penggunaan model pembelajaran ini adalah:

a. memperdalam bahan ajar yang ada;

b. untuk mengecek penguasaan siswa terhadap bahan yang telah

dipelajari;

c. untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2.3.3 Kelebihan Model Problem Based Learning Kelebihan dari model pembelajaran ini adalah:

a. pengetahuan yang dipelajari lebih meresap, tahan lama, dan lebih

otentik.

b. melatih siswa untuk berani mengambil inisiatif, bertanggung

jawab, dan berdiri sendiri.

c. tugas yang diberikan guru dapat memperdalam, memperkaya

atau memperluas wawasan siswa tentang apa yang dipelajari.

d. siswa dilatih kebiasaan mencari dan mengolah informasi sendiri.

e. model ini jika dilakukan berbagai variasi dapat menggairahkan

siswa belajar.

2.3.4 Kelemahan Model Problem Based Learning Kelemahan model pembelajaran ini adalah:

a. bagi siswa yang malas cenderung melakukan kecurangan atau

(36)

20

b. ada kalanya tugas itu dikerjakan orang lain sehingga siswa tidak

memperoleh hasil belajar apa-apa.

c. jika tugas yang diberikan siswa terlalu berat dapat menimbulkan

stress pada siswa.

d. ada kalanya guru memberikan tugas tanpa menyebutkan

sumbernya, akibatnya siswa sulit untuk menyelesaikannya.

2.3.5 Langkah-langkah/Tahap-tahap Problem Based Learning :

Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahapan utama yang

dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi

masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa

(Kamdi: 2007: 2).

Tabel 2.1. Tahap-tahap pembelajaran Problem Based Learning

Tahapan Kegiatan Guru dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah

Tahap 2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informsi yang sesuai, melaksanakan

Guru membantu siwa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka berbagai tugas dengan temannya. Tahap 5

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

(37)

21

2.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah bahwa pembelajaran IPS menggunakan metode PBL dengan

langkah-langkah atau cara yang tepat maka dapat meningkatkan:

a. aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2 Bogorejo pada Mata Pelajaran

IPS tahun pelajaran 2013/2014.

b. hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Bogorejo pada Mata Pelajaran IPS

(38)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu Action

Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas (Wardhani,

2007:1.3). dalam setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok yang dirangkai

menjadi satu kesatuan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dipilih dan

berkolaborasi dengan rekan sejawat.

Siklus penelitian ini dapat dilihat dalam diagram berikut:

(39)

23

3.2. Setting Penelitian a Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Bogorejo, Kecamatan Gedong

Tataan, Kabupaten Pesawaran.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2013/2014.

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 2 Bogorejo tahun

pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 orang terdiri atas 9 orang laki-laki

dan 11 orang perempuan.

3.4. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

merupakan suatu bentuk penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Sesuai

dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Hopkins dalam

Aqib (2009:30), yang berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang

berikutnya. Setiap siklus meliputi rencana (planning), tindakan (action)

pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Siklus ini akan

dihentikan jika hasil penelitian ini sudah memenuhi indikator kinerja yang

telah ditetapkan. Pelaksanaan penelitian direncanakan akan berlangsung

(40)

24

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan meliputi :

a. Menyiapkan bahan pembelajaran

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran termasuk membuat

skenario pembelajaran materi permasalahan sosial.

c. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi

untuk aktivitas belajar siswa dan kinerja guru.

d. Menyiapkan lembar kerja siswa.

e. Menyusun instrumen evaluasi pembelajaran berupa soal-soal tes.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah dibuat pada mata pelajaran IPS yang dilaksanakan dalam dua

kali pertemuan. Alokasi waktu untuk satu kali pertemuan adalah 2 x 35

menit menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem

Based Learning) dengan topik permasalahan sosial. Adapun secara garis

besar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Kegiatan Awal

1. Mengkondisikan kelas.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui

(41)

25

3. Memotivasi siswa dengan cara menginformasikan cara belajar yang

ditempuh dengan model PBL

4. Melaksanakan apersepsi sebelum memulai pembelajaran untuk

mengecek kemampuan awal siswa

Kegiatan Inti

1. Siswa dibagi dalam empat kelompok

2. Guru mengajukan permasalahan menggunakan LKS yang harus

dikerjakan secara berkelompok.

3. Siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS

4. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan

kelompok lain menanggapinya

5. Guru menjelaskan materi untuk meluruskan jawaban siswa pada saat

diskusi kelompok

6. Siswa mengerjakan soal tes formatif

Kegiatan Akhir

1. Guru bersama semua siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

2. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dilaksanakan

3. Guru memberi tindak lanjut dalam bentuk tugas (PR).

c. Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran.

Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat yang diminta menjadi

(42)

26

pelaksanaan pembelajaran oleh guru sebagai peneliti yang

masing-masing dicatat melalui lembar observasi (pengamatan) yang telah

disediakan dengan memberi skor pada lembar observasi aktivitas belajar

siswa dan kinerja guru.

d. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat

kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran.

Dengan melihat hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan

hasil belajar siswa ditarik kesimpulan tentang perkembangan, kemajuan,

dan kelemahan serta kekurangan yang terjadi. Kegiatan yang dilakukan

dalam refleksi meliputi analisis data yang telah diperoleh untuk

menentukan langkah tindakan yang lebih baik pada pembelajaran

selanjutnya, mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa, mengevaluasi

aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar.

Refleksi pada setiap siklus akan dijadikan acuan untuk perbaikan pada

siklus berikutnya.

Siklus II

Pelaksanaan penelitian siklus II bergantung pada hasil refleksi pada siklus I.

Jika hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I belum memenuhi indikator

keberhasilan yang ditetapkan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II,

(43)

27

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu:

1. Observasi

Observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru

selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam pengumpulan data

aktivitas siswa dan kinerja guru digunakan lembar observasi yang

dilakukan dengan cara memberikan tanda cecklist ( ) jika aktivitas yang

diamati dilakukan oleh guru dan siswa.

Aspek penilaian aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian

ini adalah:

1. Aktivitas bertanya

2. Aktivitas menjawab pertanyaan

3. Mempelajari bahan ajar

4. Aktif dalam diskusi kelompok

5. Mengerjakan tugas

Untuk kinerja guru yang diamati diadopsi dari Lembar Penilaian IPKG

Pelaksanaan Program PKM S-1 Dalam Jabatam Universitas Lampung

yang terdiri dari 4 aspek yang diamati, yaitu:

(1) Pra pembelajaran

(2) Membuka pelajaran

(3) Kegiatan inti pembelajaran

(44)

28

2. Tes

Tes dalam penelitian ini merupakan alat ukur untuk mengetahui hasil

belajar dan keberhasilan siswa pada setiap kompetensi dasar yang harus

tertuntaskan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal

yang harus dijawab secara tertulis.

3.6. Teknik Analisis Data 1. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari aktivitas siswa dan kinerja guru. Setiap

siswa diamati aktivitasnya secara klasikal dalam setiap pertemuan.

Pengamatan dilakukan dengan cara memberikan tanda cecklist ( ) pada

lembar observasi yang telah disediakan sesuai dengan indikator yang

telah ditentukan.

Proses analisis yang dilakukan terhadap data aktivitas belajar siswa

sebagai berikut:

a. Setiap siswa memperoleh skor dari aktivitas yang dilakukan sesuai

dengan aspek yang diamati. Jika aspek yang diamati dilakukan

oleh siswa maka diberi tanda cecklist ( ).

b. Skor perolehan per siswa adalah penjumlahan dari tanda cecklist

( ) yang diperoleh siswa dari setiap aspek yang diamati.

c. Nilai aktivitas setiap siswa diperoleh dengan rumus:

(Skor perolehan per siswa : 5) x 100

d. Untuk menentukan persentase aktivitas siswa secara klasikal

(45)

29

Rata-rata aktivitas belajar siswa = Nilai aktivitas Siswa

Tabel 3.1. Kriteria aktivitas belajar siswa

No Tingkat Keberhasilan Kriteria aktivitas 1. > 80% Sangat aktif

Analisis data kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan

kemampuan belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi

yang diajarkan guru. Data kuantitatif siswa diperoleh dari nilai tes

formatif pada setiap akhir siklus yang harus dikerjakan secara tertulis oleh

siswa. Soal tes formatif berjumlah 15 butir soal. Skor tiap butir adalah 1.

Sehingga skor maksimal keseluruhan adalah 15.

Proses analisis yang dilakukan terhadap data hasil belajar siswa sebagai

berikut:

a. Nilai yang diperoleh siswa berupa nilai tes formatif yang dikerjakan

secara tertulis pada setiap akhir siklus.

b. Skor perolehan diperoleh dari penjumlahan seluruh skor yang

diperoleh siswa dalam mengerjakan soal.

c. Nilai akhir diperoleh dengan rumus:

(46)

30

d. Keterangan diisi dengan ketentuan sesuai dengan KKM yang

ditetapkan yaitu 61. Jika nilai akhir ≥61 maka dinyatakan tuntas, jika

nilai akhir <61 maka dinyatakan belum tuntas.

e. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dihitung menggunakan rumus:

Nilai rata-rata= nilai siswa siswa

f. Ketuntasan belajar dihitung menggunakan rumus:

% ketuntasan belajar= siswa yang tuntas belajar x 100% siswa

3.7. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas ini

adalah:

1. adanya peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2 Bogorejo

pada mata pelajaran IPS dari siklus ke siklus.

2. adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Bogorejo pada

mata pelajaran IPS di setiap siklusnya. Peneliti mentargetkan penelitian

ini dinyatakan berhasil jika 75% dari jumlah siswa telah mencapai

(47)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan pembelajaran menggunakan model PBL pada pelajaran IPS

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 2

Bogorejo Pesawaran. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang

dilakukan observer terhadap aktivitas belajar siswa yang telah dilakukan

mulai siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan di setiap

siklusnya, yaitu nilai aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai

63,00, meningkat pada siklus II menjadi 89,00, terjadi peningkatan

sebesar 26,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa model PBL berhasil

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS.

2. Penerapan pembelajaran menggunakan model PBL pada pelajaran IPS

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo

Pesawaran. Hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang diperoleh

siswa pada siklus I dan II. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar

mencapai 68,67 dan meningkat pada siklus II menjadi 77,67. Apabila

dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dari

20 siswa sebanyak 13 siswa (65,00%), meningkat pada siklus II menjadi

16 siswa (80,00%).

(48)

58

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitan dan kesimpulan, bahwa pembelajaran

menggunakan model PBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

pada pelajaran IPS, siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo Pesawaran, maka

penulis menyarankan:

1. Guru harus mampu memotivasi siswa dengan memberi penguatan yang

tepat sehingga siswa lebih bergairah dalam mengikuti proses

pembelajaran.

2. Permasalahan yang diajukan hendaknya berhubungan dengan dunia

nyata siswa, sehingga pesan yang disampaikan kepada siswa lebih

menarik dan menyenangkan bagi siswa.

3. Kepala sekolah hendaknya dapat memberikan fasilitas pembelajaran

yang memadai serta memotivasi guru-guru untuk berinovasi dalam

melaksanakan pembelajaran, antara lain seperti penggunaan model PBL

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli., dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta

Aqip, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bina Aksara. Jakarta

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Prestasi Belajar dan Kompetensi Mengajar. Usaha Nasional. Surabaya.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Hidayati. 2007. Bahan Ajar Cetak Pengembangan Pendidikan IPS SD. Depdiknas. Jakarta

Junaidi. 2014. Aktivitas Belajar. http://www.bukuhalus.com/2011/74/definisi-aktivitas-belajar.html. Diakses tanggal 6 Maret 2014.

Kamdi. 2007. Model Pembelajaran Problem Based Learning. http://www.sekolahdasar.net/2011/10/model-pembelajaran-problem-based.html. Diakses tanggal 11 Desember 2012.

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Grasindo. Jakarta

Muchith, M. Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. RaSAIL Media Group. Semarang.

Ruminiati. 2007. Bahan Ajar Cetak Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Depdiknas. Jakarta.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada. Jakarta.

(50)

60

Sunyono. 2011. Modul 34 Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2011 Rayon 07 Universitas Lampung. FKIP Unila. Lampung.

Wardhani, I.G.A.K., dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Gambar

Tabel 2.1. Tahap-tahap pembelajaran Problem Based Learning
Gambar 3.1. Siklus PTK (Kemmis dalam Sunyono: 2011:46)
Tabel 3.1. Kriteria aktivitas belajar siswa

Referensi

Dokumen terkait

Koordinasi di bidang Statistik dilaksanakan antara Pemerintah Kota Semarang dengan Badan Pusat Statistik (BPS), sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis)

Aplikasi Buku Kenangan Elektronik ini dapat menjawab masalah tersebut.Dengan aplikasi ini data â data tentang teman â teman dan kenalan, khususnya data teman â teman 3 KC 39

Dan juga pada kesempatan ini penulis pun menggunakan program aplikasi tersebut untuk membuat sebuah iklan animasi sebuah produk minuman kaleng yang di kemas rapi dan di susun

[r]

Instrumen EDM ini khusus dirancang untuk digunakan oleh TPM dalam melakukan penilaian kinerja Madrasah terhadap Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar

[r]

Sehubungan dengan penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Kementerian Agama Tahun 2017, bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu guru untuk mengikuti