• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh Eko Ari Sutama

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat rendahnya pretasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas pada pembelajaran IPA mendapatkan nilai rata-rata di bawah KKM. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini terbagi menjadi dua siklus dimana setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Sinar Mulya pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 30 siswa.

Dari hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe stad dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar terhadap pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari jumlah rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I dengan jumlah rata-rata 72,66% dan jumlah rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II dengan jumlah rata-rata 82,66%. Peningkatan prestasi belajar dapat dilihat pada siklus I dengan persentase siswa yang tuntas sebesar 53,33% dan siklus II dengan persentase siswa yang tuntas sebesar 93,33%.

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

EKO ARI SUTAMA

Tugas Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PGSD STRATA I DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Oleh

EKO ARI SUTAMA

NPM 1113119009

PROGRAM STUDI PGSD STRATA I DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(5)

DAFTAR ISI

1.2Identifikasi Masalah ………..………...…………. 4

1.3Rumusan Masalah ………...………..…..………… 5

1.4Tujuan Penelitian ………...………..…..………. 5

1.5Manfaat Penelitian ………...…....…..……... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Model Pembelajaran Kooperatif ………... 8

2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ………... 8

2.1.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ……….…..…... 9

2.1.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ………..………. 9

2.1.4 Model-model Pembelajaran Kooperatif ………. 10

2.2Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ………..………... 10

2.2.1 Tahap-tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .. 11

2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 12 2.3Prestasi Belajar ………...…..…… 13

2.3.1 Pengertian Prstasi Belajar ……….………..………… 13

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar …………... 13

2.4Pembelajaran IPA di SD ………..……….…….. 14

2.4.1 Tujuan dan Fungsi IPA di SD ………….………... 14

2.4.2 Ruang Lingkup IPA di SD ………... 15

2.5Langkah-langkah Pembelajaran IPA di SD Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ……….……... 15

2.6Hipotesis Tindakan …………..………...……… 16

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Rancangan Penelitian ………..……… 17

3.2Setting Penelitian ………...……..………... 17

(6)

3.4.3 Dokumentasi ………...………..……….. 22

3.5Instrumen Penelitian ………..………..…..…. 22

3.6Teknik Analisis Data ………..……….…... 23

3.7Indikator Keberhasilan ………..………..……… 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ………...……….……... 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………..….……….. 43

5.2 Saran ………..………. 44

DAFTAR PUSTAKA ……….. 45

LAMPIRAN 3.2.2 Subjek Penelitian ………..……….. 18

3.3Prosedur Pelaksanaan Tindakan ……….…….... 18

3.4Teknik Pengumpulan Data ……….……….…..……. 22

3.4.1 Teknik Tes …………..………..…….. 22

(7)

LAMPIRAN

8. Lembar Kegiatan Siswa Siklus II ………..………. 63

9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ……….. 65

10. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ……….. 67

11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ………..…... 69

12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ………..…... 71

13. Nilai Aktivitas Siswa Siklus I …..………..……… 73

14. Nilai Aktivita Siswa siklus II ….……… 74

15. Tabel Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 …….….……….... 75

16. Tabel Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 …….….……….... 76

17. Tabel Prestasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1 …….….……….... 77

18. Tabel Prestasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2 …….….……….... 78

19. Foto Media Pembelajaran …….…………..………..… 79

20. Foto Pelaksanaan Penelitian ………..………..……. 84

21. Surat Izin Penelitian Dari FKIP Unila ……… 91

22. Surat Keterangan Penelitian ………... 92

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(9)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan S.1 PGSD dalam jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis telah berusaha secara maksimal untuk menyusun tugas akhir ini, namun sekiranya terdapat kekeliruan dan kekurangan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dimasa mendatang. Penyusun tugas akhir ini tentunya tidak terlepas dari bimbingan, tuntunan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. H. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(10)

5. Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

6. Dra. Hj. Erni Mustakim, M.Pd. selaku Dosen Pembahas Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

7. Bapak Ibu Dosen Pengajar Program S.1 PGSD dalam Jabatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

8. Bapak Suparjan, A.Ma.Pd. selaku Kepala SD Negeri 1 Sinar Mulya sebagai tempat penelitian.

Dalam penelitian tindakan kelas ini banyak kekurangan dan kelemahan yang disebabkan dangkalnya pengetahuan penulis dan keterbatasan waktu, untuk itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan laporan tugas akhir ini senantiasa penulis harapkan.

Semoga tugas akhir ini berguna bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya, dan demi kemajuan Program Studi S.1 dalam jabatan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Pringsewu, 29 April 2014 Penulis,

(11)

MOTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS : Alam Nasyrah : 5 )

“Tidak perlu hebat untuk memulai, tetapi harus memulai untuk menjadi hebat” dan

(12)

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini dipersembahkan kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tersayang atas do`a dan perjuangan yang tak kenal lelah.

2. Semua rekan mahasiswa S 1 Dalam Jabatan angkatan 2011.

(13)
(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Jika seseoarang memiliki pengetahuan dan keterampilan, maka akan memiliki kemampuan bertingkah laku yang mandiri di dalam masyarakat dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan tersebut. Pernyataan ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2009 adalah sebagai berikut :

“Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan bangsa dan menumbuhkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap serta bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa”.

(15)

2

Proses pembelajara adalah proses belajar mengajar antara guru dan murid. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh, sedangkan mengajar adalah kegiatan penyedian kondisi yang mengarahkan kegiatan belajar siswa atau subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi. Konsep pembelajaran pada hakekatnya adalah kegiatan-kegiatan guru dalam membelajarkan siswa. Ini berarti bahwa proses pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar. Tetapi karena pola yang dipakai guru selama ini dikelas masih bersifat pengajaran dan belum membelajarkan siswa. Untuk dapat membelajarkan siswa, hendaknya guru memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan tekhnik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar agar proses pembelajaran IPA lebih bermakna. Guru dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan tekhnik belajar yang efektif, sehingga konsep-konsep pembelajaran IPA dapat dikuasai peserta didik dengan optimal.

(16)

3

bukan membelajarkan siswa, memberikan konsep dan siswa menerima bahan jadi. Guru cenderung menyampaikan materi saja, masalah pemahaman dan kualitas penerimaan materi kurang mendapat perhatian secara serius.

Masalah yang dihadapi guru dikelas IV adalah siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru, banyak siswa yang ngobrol dengan teman satu bangkunya disaat guru sedang menjelaskan, dalam mengerjakan soal siswa kurang percaya diri dengan jawabanya sendiri sehingga siswa cenderung melihat jawaban orang lain. Dalam pembelajaran jarang ada siswa yang bertanya, baik terhadap guru dan temannya. Bila menghadapi soal latihan yang sulit, hanya sebagian siswa yang tertantang untuk menyelesaikannya, siswa lain hanya menunggu guru membahas soal yang diberikan. Diduga hal tersebut menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 1.1. Nilai Ulangan Harian IPA di Kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya dengan KKM = 60 Tahun Pelajaran 2013/2014.

No Rentang Nilai Jumlah

Sumber : Buku Nilai Kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya

(17)

4

Permasalahan tersebut diperlukan solusi pemecahan masalahnya. Agar pembelajaran IPA menjadi lebih efektif dan menyenangkan hal tersebut dimaksudkan untuk menarik perhatian siswa agar lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi masalah tersebut diperlukan pendekatan pembelajaran yang tepat. Guru harus mempunyai strategi agar pembelajaran menjadi menarik dan siswa dapat belajar secara efektif, salah satunya dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri I Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya pada mata pelajaran IPA.

2) Kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

(18)

5

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan Identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1) Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinarmulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun 2013/2014.

2) Bagaimanakah meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinarmulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun 2013/2014.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah :

1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinarmulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun 2013/2014.

(19)

6

1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Siswa

Hasil penelitian diharapkan memberi manfaat bagi siswa agar lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru dan menambah minat belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1.5.2 Bagi Guru

1) Memperbaiki cara mengajar guru.

2) Memperluas pengalaman guru dalam mengajar dikelas.

3) Sebagai acuan proses pembelajaran dan landasan meningkatkan proses pembelajaran dikelas.

4) Dapat menambah wawasan guru tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA.

1.5.3 Bagi Peneliti

(20)

7

1.5.4 Bagi Sekolah

1) Sebagai sumbang yang positif untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah.

(21)
(22)
(23)
(24)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif

2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan belajar dengan didukung komponen lainnya. Seperti kurikulum, fasilitas belajar mengajar. Dalam proses tersebut, terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau pendekatan untuk mencapai hasil pembelaajaran yang diinginkan.

Menurut Ismail dalam Widyantini, (2008 : 4) istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode, atau prosedur. Suatu model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu, yaitu rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan, serta lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Menurut Ibrahim, (2000 : 7) model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

Menurut Slavin dalam Isjoni, (2009 : 74) “pembelajaran kooperatif (Cooperative

Learning) Student Teams Achievement Division (STAD) adalah salah satu tipe

(25)

9

Berdasdarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat penulis jelaskan bahwa belajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Student Teams

Achievement Division (STAD) dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani

mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat orang lain/teman, dan saling memberikan pendapat (sharing ideal), selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan pada latihan soal-soal atau pemecahan masalah. Oleh karena itu pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama dan saling tolong menolong dalam menghadapi tugas yang dihadapi.

2.1.2 Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif

Menurut IIbbrraahhiimm,, ((22000000 :: 66--77)) ppeemmbbeellaajjaarraann yyaanngg mmeenngggguunnaakkaann mmooddeell ccooooppeerraattiivvee l

leeaarrnniinnggppaaddaauummuummnnyyaammeemmiilliikkiicciirrii--cciirriisseebbaaggaaiibbeerriikkuutt: :

a) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

b) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

c) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

d) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

2.1.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

(26)

10

Menurut Riyanto, (2009 : 272) langkah-langkah pembelajaran kooperatif yang harus dilakukan guru sebagai berikut :

a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara hiterogen (campuran prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain).

b. Guru menyajikan pelajaran.

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang tahu menjelaskan kepada anggota-anggota yang lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

e. Memberikan evaluasi/penilaian f. Kesimpulan.

2.1.4 Model-model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Ibrahim, (2000 : 9) Pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantungan satu sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam.

Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Muslim dkk dalam Widyantini (2008) pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

2.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(27)

11

belajar sebagai suatu tindakan pembelajaran yang memunculkan kerja sama antara siswa dalam semua tingkatan untuk saling bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai suatu tim dalam menyelesaikan suatu masalah.

Menurut Ibrahim, (2000 : 20) model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu pembelajaran yang mengacu pada belajar kelompok siswa menyajikan informasi dengan menggunakan presentasi verbal atau teks, dimana di dalamnya siswa diberikan kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebayanya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan.

Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah merupakan suatu pembelajaran untuk menumbuhkan kerjasama tim atau kelompoknya dalam menyelasaikan masalahnya. Sehingga diharapkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa bisa lebih aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar.

2.2.1 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Menurut Ibrahim, (2000 : 10) pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan beberapa tahapan-tahapan sebagai berikut :

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran. 2) Menyampaikan informasi.

3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. 4) Membantu siswa belajar dan bekerja dalam kelompok.

(28)

12

2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad

Menurut Ibrahim, (2000 : 15) yaitu :

1) Memungkinkan pada siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan.

2) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia

3) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik 4) Meningkatkan motivasi belajar intrinsik

5) Meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan pengalaman belajar.

b. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

K

KeekkuurraannggaannddaarriimmooddeellppeemmbbeellaajjaarraannSSTTAADD menurut Ibrahim, (2000 : 15) yaituaaddaallaahh s

seebbaaggaaiibbeerriikkuutt::

1) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakuakan di luar kelas seperti di laboratorium matematika, aula atau di tempat yang terbuka. 2) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa

yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam model pembelajaran kooperatif bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok.

3) Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain.

(29)

13

2.3Prestasi Belajar

2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar

Pengertian prestasi belajar adalah Sumber dari proses pembelajaran adalah prestasi belajar. Beberapa ahli mengemukakan beberapa pengertian prestasi belajar sebagai berikut ini.

Poerwanti (2008 : 24) mengklasifikasikan prestasi belajar menjadi tiga ranah, yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikmotor (psychomotor).

Menurut Hetika ( 2008 : 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.

Harjati ( 2008 : 43 ), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu.

Sedangkan menurut Sanjaya dalam Gohar, (2011 : 1) dalam pengertian prestasi belajar menjelaskan bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Berdasarkan dari pendapat-pendapat diatas prestasi belajar dapat diartikan sebagai penggunaan angka, sebagai penilaian dari kemampuan siswa baik kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotor.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

(30)

14

a) Faktor internal

Yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari: 1. Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh.

2. Faktor psikologis yang meliputi tingkat inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

3. Faktor kelelahan.

b) Faktor eksternal

Yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

1. Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

2. Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3. Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

c) faktor pendekatan belajar (approach to learning)

Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

2.4 Pembelajaran IPA Di SD

2.4.1 Tujuan dan Fungsi IPA Di SD

(31)

15

depdiknas (2003 : 3) bahwa tujuan IPA yaitu untuk memperoleh kompetensi lanjutan iptek serta menumbuhkan berpikir ilmiah serta kritis, kreatif, dan mandiri.

2.4.2 Ruang Lingkup IPA di SD

Suatu pengetahuan tentunya memiliki ruang lingkup yang yang akan dipelajari berdasarkan Depdiknas (2004 : 3) pada dasarnya yang diajarkan meliputi :

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

2.5 Langkah-langkah Pembelajaran IPA di SD Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad

a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang berbeda ) dan pembagian kelompok telah ditentukan oleh guru.

b. Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta memberikan siswa kesempatan sekitar 5 menit untuk memilih nama tim mereka atau ditentukan menurut kesesuaian.

c. Membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi pertanyaan seputar materi yang diajarkan.

d. Siswa diberikan waktu beberapa menit untuk memahami materi diskusi kemudian membantu anggota kelompoknya yang belum memahami bahan diskusi.

(32)

16

f. Guru menugasi tiap-tiap kelompok / tim untuk berdiskusi membuat pertanyaan lemparan kepada tim / kelompok lain.

g. Siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapat poin untuk timnya.

h. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja masing – masing tim.

i. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap tim/ kelompok yang berhasil mendapat skor tertinggi.

j. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif atau belum berpartisipasi aktif dalam tim.

2.6Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah:

Apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu 2013/2014.

(33)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu dengan tujuan dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pendidikan dikelas secara professional.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

(34)

18

3.2.2 Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD SD Negeri 1 Si nar Mul ya Kecam atan Ban yum as”. Sebanyak 30 siswa terdiri atas 20 siswa laki-laki dan 10 siwa perempuan.

3.3 Prosedur Pelaksanaan Tindakan

Secara garis besar prosedur dan pengembangan tindakan penelitian dapat dilakukan dengan 4 tahap yaitu : Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi.

(35)

19

SIKLUS 1

SIKLUS 2

Gambar 3.1. Skema Tahap Pelaksanaan Tindakan (Dimyati dan Mulyono, 2002:124)

Berikut ini disajikan penjelasan singkat tentang prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) di atas sebagai berikut:

Siklus 1

1. Perencanaan

Dalam perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah: a) Membuat perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan.

(36)

20

b) Menyusun skenario pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c) Membuat lembar kerja siswa. d) Mempersiapkan lembar observasi.

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah: a) Penyajian materi.

b) Belajar dalam kelompok.

c) Membagikan lembar kegiatan siswa pada masing-masing kelompok yang membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab pada lembar kegiatan.

d) Memberikan tes individual untuk mengetahui hasil belajar individu.

3. Observasi

Pengamatan dilakukan sejak proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktivitas yang diamati oleh guru, dan lembar aktivitas yang telah disiapkan.

4. Refleksi

(37)

21

Siklus 2

1. Perencanaan

Dalam perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah : a) Membuat perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan.

b) Menyusun skenario pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c) Membuat lembar kerja siswa. d) Mempersiapkan lembar observasi.

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah: a) Penyajian materi.

b) Belajar dalam kelompok.

c) Membagikan lembar kegiatan siswa pada masing-masing kelompok yang membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab pada lembar kegiatan.

d) Memberikan tes individual untuk mengetahui hasil belajar individu.

3. Observasi

(38)

22

4. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan hasil pengamatan setelah siklus II dilaksanakan, peneliti mengevaluasi kelebihan dan kekurangan yang didapat pada siklus II.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Tes

Dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil tes dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe stad.

3.4.2 Teknik Non Tes

Teknik nontes dipergunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dan kinerja guru dengan proses mebelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe stad.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data nama dan jumlah siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

3.5 Instrumen Penelitian

(39)

23

1. Lembar observasi

Lembar observasi siswa dan guru digunakan dalam penelitian untuk mengukur aktivitas siswa dan guru.

2. Tes

Tes dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatiif tipe stad.

Ketercapaian aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata yang dihitung dengan menggunakan rumus:

Tingkat keberhasilan

Tabel 3.1 : Persentase Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru

Rentang Nilai Aktivitas Kriteria

85% - 100% Baik sekali

75% - 84% Baik

65% - 74% Cukup

45% - 64% Kurang 44% Kurang sekali (Modifikasi: Arikunto, 2007: 44)

Keterangan Skor:

(40)

24

menjaring aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan analisisis kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi pembelajaran.

1. Data kualitatif ini diperoleh dari data non-tes yaitu lembar panduan observasi. Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa dan kinerja guru setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Data tersebut diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Data diperoleh dengan pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan memberikan tanda ceklist ( ).

Tabel 3.2 : Penilaian Aktivitas Siswa

2. Memberikan pendapat atas permasalahan yang didiskusikan 3. Menanggapi pertanyaan saat persentasi

4. Berkemampuan bertanya

5. Berkemampuan menjawab pertanyaan

(41)

25

Rumus: Keterangan:

X = Rata-rata Hitung Nilai N = Banyaknya siswa X1 = Nilai siswa

(Herhyanto, dkk. 2009: 4.2)

3.7 Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila :

1) Meningkatnya aktivitas belajar di siklus I kesiklus II.

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan terhadap siswa kelas

IV Sekolah Dasar Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas dapat

disimpulkan:

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

stad dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa hal ini terlihat dari siklus

kesiklus mengalami peningkatan. Siswa yang tuntas pada siklus I

pertemuan 1 dan 2 jumlah rata-rata aktivitas siswa pertemuan 1 sebanyak

66,66% dan pertemuan 2 mengalami peningkatan sebanyak 5% yaitu

dengan jumlah rata-rata 72,66%. Pada siklus II mengalami peningkatan

hal ini terlihat jumlah rata-rata aktivitas siswa pertemuan 1 sebanyak

73,99% dan pertemuan 2 mengalami peningkatan sebanyak 8,67% yaitu

dengan jumlah rata-rata 82,66%. Dengan demikian peningkatan aktivitas

siswa dari siklus I kesiklus II dengan jumlah rata-rata 16%.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada siklus I pertemuan

1 sebanyak 16 siswa yang tuntas dan dapat dipersentasekan 53,33%. Pada

(43)

dipersentasekan 70%. Sedangkan hasil pelaksanakan siklus II pertemuan

1 jumlah siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa dan dapat dipersentasekan

83,33%. Pada siklus II pertemuan 2 jumlah siswa yang tuntas sebanyak 28

siswa dan dapat dipersentasekan 93,33%. Dengan demikian peningkatan

prestasi belajar siswa dari siklus I kesiklus II sebanyak 40%.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang diberikan sebagai berikut:

1. Kepada siswa, sebaiknya mengikuti pelajaran dengan baik, berfikir kritis,

berani mengungkapkan pendapatnya, dan lebih banyak berlatih untuk

mengerjakan soal-soal agar mendapatkan nilai yang lebih baik.

2. Kepada guru, hendaknya memotivasi para siswa agar belajar dengan giat,

dan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga

pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Guru juga perlu menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa

3. Kepada peneliti, untuk lebih memahami tugas seorang guru serta dapat

menigkatkan mutu pembelajaran dengan mengetahui

permasalahan-permasalahan di sekolah.

4. Kepala sekolah, hendaknya melengkapi sarana dan prasarana dengan baik,

sehingga dalam proses pembelajaran mendapatkan hasil sesuai dengan

(44)

RIWAYAT HIDUP

Eko Ari Sutama dilahirkan di Banyumas pada tanggal 23 Desember

1987, merupakan anak ke 1 dari 3 bersaudara pasangan dari Bapak

Ahmad Suparno dan Ibu Istiqomah.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Negeri 4 Banyumas yang

sekarang menjadi SD Negeri 1 Sinar Mulya lulus pada tahun 2001. Kemudian

melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di MTsN Sukoharjo lulus pada tahun

2004. Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah Ma’arif 04 Kalirejo Lampung

Tengah lulus pada tahun 2007.

Pada tahun 2011, penulis tercatat sebagai mahasiswa S 1 PGSD Dalam Jabatan

FKIP UNILA hingga saat ini. Selama penulis menjadi mahasiswa juga berprofesi

sebagai tenaga pengajar di SD Negeri 1 Sinar Mulya Kecamatan Banyumas

(45)

DAFTAR PUST AKA

Dimyati dan Mulyono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Depdiknas, 2004. Kurikulum Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Depdiknas Jakarta.

Ibrahim. M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. UNESA University Press. Surabaya.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Luficha, Ggugut, 2013. Peng ert aian Pr est as i B elaj ar Menur ut P ara Ahli.http:/ / ggugut lufichas epti .bl ogs pot.com/

April 2014)

Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Erlangga. Jakarta.

Poerwanti, dkk, Endang, 2008. Asesmen pembelajaran SD. Direktoran Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sanj a ya, Sutis na, 2011. Peng ert aian Pr es tasi Bel ajar .

http:// sutis na.com/kar yatuli s/arti kel/kependidi kan/pendidik an-umum/pengerti an-prestasi-belaj ar/#_ft nI(Download 3 November 2013)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009. Tentang Tujuan Pendidikan Nasional. Depdiknas. Jakarta.

Widyantini. 2008. Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika SMP. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah PPPG Matematika. Yogyakarta.

Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit SIC. Surabaya.

Gambar

Tabel Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 …….….………....
Tabel 1.1. Nilai Ulangan Harian IPA di Kelas IV SD Negeri 1 Sinar Mulya
Gambar 3.1. Skema Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tabel 3.1 :  Persentase Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru

Referensi

Dokumen terkait

Delivery Hidangan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengiriman makanan, yang kegiatan operasionalnya saat ini menggunakan sebuah sarana informasi pemesanan

Metode evaluasi yang digunakan berdasarkan Kualitas dan Biaya, dimana untuk Evaluasi Kualitas dilakukan terhadap Penawaran File I meliputi administrasi dengan

Rikrik Gemi Setelah dilakukan perhitungan terhadap harga pokok produksi dengan menggunakan metode Konvensional dan metode Activity Based Costing (ABC) maka dapat diambil

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, bersama ini kami sampaikan pengumuman nama-nama guru peserta PLPG tahap I – tahap II yang dinyatakan (a) LULUS, (b) MENGIKUTI

Jika kendala diatas tidak dapat dipecahkan maka akan menghambat kelancaran kegiatan pada bagian keuangan.Pengaturan gaji membutuhkan suatu sistem, dimana sistem penggajian

8.6.1.Guru dapat mengolah hasil penilaian proses pembelajar-an untuk berbagai tujuan pada setiap standar kompetensi teknik Pemelihara-an Mekanik Industri 8.7 Melakukan

Demikian surat tugas ini agar dilaksanakan dengan seksama dan penuh rasa tanggung jawab. Tembusan Yth