• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI LAMPUNG"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE PROVINCIAL ECONOMIC GROWTH LAMPUNG

By

ASTRI NURUL INSANI

The purpose of this research was to determine Influence of the Human Development Index, Domestic Investment (DI), and Labor to Economic Growth in Lampung Province.The data used are time series of annual data from the years 1996-2012. Hypothesis testing is performed by multiple linear regression approach, Ordinary Least Squares (OLS) and the assumption klasik.Hasil study showed that overall all the independent variables used in the model have a significant effect on economic growth in the province of Lampung.However, the partial result that the variable Human Development Index (HDI) with a regression coefficient of 4.050842 positive effect influence on economic growth in the province Lampung. Variable Domestic Investment (DI) with a regression coefficient of 0.009025 and has negative and significant effect on economic growth in Lampung Province. Variable labour coefficient postive significant 0.714642 has influence on economic growth in the province of Lampung.

(2)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI LAMPUNG

Oleh

ASTRI NURUL INSANI

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Lampung. Data yang digunakan adalah runtun waktu data tahunan dari tahun 1996-2012. Pengujian hipotesis dilakukan dengan pendekatan uji regresi linier berganda, Ordinary Least Square (OLS) dan uji asumsi klasik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan semua variabel bebas yang digunakan dalam model berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. Namun secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan koefisien regresi sebesar 4.050842 memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung.Variabel Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan koefisien regresi 0.009025 memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. Variabel tenaga kerja dengan koefisien 0.714642 memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung.

(3)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI LAMPUNG

Oleh

ASTRI NURUL INSANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI LAMPUNG

Oleh

ASTRI NURUL INSANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

ASTRI NURUL INSANI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, PMDN, Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(7)

i

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 13

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Kerangka Pemikiran ... 14

E. Hipotesis ... 15

II.TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pembangunan Ekonomi ... 16

B. Pertumbuhan Ekonomi 1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi ... 17

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 19

C. Investasi 1. Pengertian Investasi ... 25

2. Teori Investasi ... 28

3. Penanaman Modal Dalam Negeri... 32

D. Pengaruh PMDN terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 33

E. Tenaga Kerja 1. Pengertian Tenaga Kerja ... 34

2. Pengertian Angkatan Kerja ... 35

F. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 35

G.Pengertian Indeks Pembangunan Manusia... 36

H. Pengaruh IPM terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 38

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data ... 44

B. Batasan Peubah Variabel ... 44

C.Alat Analisis ... 46

D. Uji Asumsi Klasik ... 47

(8)

ii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 53

B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas ... 54

2. Uji Multikolinearitas ... 55

3. Uji Heteroskedastisitas ... 56

4. Uji Autokorelasi ... 56

C. Pengujian Hipotesis 1. Koefisien Determinasi (R2) ... 58

2. Uji Parsial (t-statistik) ... 58

3. Uji F-statistik ... 60

D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... ... .... 61

2. Pengaruh PMDN terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 62

3. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 62

V.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA

(9)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

(10)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. PDRB Provinsi Lampung Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1996-2012 ... 3

2. Jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Provinsi Lampung 1996-2012 ... 6

3. Nilai IPM Provinsi Lampung Tahun 1996-2012 ... 8

4. Kondisi Ketenagakerjaan Provinsi Lampung Tahun 1996-2012 ... 11

5. Hasil Uji Multikolinearitas ... 55

6. Hasil Uji White No Cross Term ... 56

7. Hasil Uji Autokorelasi Dengan Menggunakan LM test ... 57

8. Hasil Uji t Statistik ... 58

(11)
(12)
(13)
(14)

MOTTO

Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa tidak

(15)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Kedua orang tuaku, yang selalu memberikan cinta, kasih sayang,

dukungan, semangat, serta selalu berdoa untuk kebahagiaan dan

kesuksesanku.

Almamater tercinta. Jurusan Ekonomi Pembangunan

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 10 Februari 1993, sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Drs. Amril dan Ibu Ir. Sugiarti M.Si

Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1997 di TK Pertiwi Bandar Lampung, kemudian pada tahun 1998 penulis melanjutkan pendidikannya di SD Kartika II-5 Bandar Lampung. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 9 Bandar Lampung yang

(17)

SANWACANA

Dengan nama ALLAH SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Alhamdulillahi rabbalalamin.Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat sehat, berkah, ridho dan hidayah-Nya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan sebuah skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung berserta jajarannya.

2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 3. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E., selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas dan Pembimbing Akademik penulis.

(18)

dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini, serta dukungan yang sangat berharga bagi Penulis.

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

6. Staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah membantu kelancaran proses penyelesaian skripsi ini.

7. Kedua orang tuaku, untuk Bapak Drs. Amril dan Ibu Ir. Sugiarti M.Si. yang telah memberikan cinta dan kasih sayang, semangat, dan selalu berdoa untuk kebahagiaan dan kesuksesanku. Terimakasih atas segala yang Bapak dan Ibu berikan, semoga kelak penulis akan membanggakan dan membahagiakan Bapak dan Ibu.

8. Adikku, Dwi Febrina yang selalu memberikan keceriaan, tawa, dan canda dalam kehidupanku. Semoga kelak kita dapat membanggakan orang tua. 9. Sepupu - sepupu tercinta Kevin, Fanny, Uni Ia, Ivone, Era. Terima kasih atas

keceriaan, canda tawa, semangat, perhatian dan dukungannya.

10. Sahabat-sahabat tercinta Uut, Shey, Riani, Putri, Widya, Raessa , Tari , Ratu, Anti, Desta, Mae, Mia, Ines, Zelta, Romi, Randy, Mirzan. Terima kasih atas keceriaan, canda tawa, semangat, dan dukungannya.

11. Sahabat seperjuangan Eci, Citra, Ata, Gege, Claudya, Nia, Inaya, Tika yang selalu memberikan keceriaan,canda tawa, dan saling memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

(19)

13. Teman-teman KKN Tematik Desa Gumuk Mas Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu, terima kasih atas pengalaman hidup selama 40 harinya.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun materil, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.

Penulis berharap Allah SWT membalas kebaikan mereka yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis selanjutnya.

Bandar Lampung, 31 Oktober 2014 Penulis,

(20)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap

masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan (Todaro dan Smith, 2006).

Pembangunan ekonomi daerah sebagai bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan tercapainya tujuan nasional. Menurut Arsyad (1999), pembangunan ekonomi daerah diartikan sebagai suatu proses dimana pemerintah daerah dan

masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk

menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi di daerah tersebut.

(21)

2

panjang dari suatu negara untuk menyediakan berbagai jenis barang dan jasa kepada penduduk. Dengan demikian, manifestasi dari pertumbuhan ekonomi diwujudkan dalam peningkatan output jangka panjang atau secara

berkesinambungan (Todaro, 2000).

Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untung menghasilkan barang dan jasa juga akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu

mengalami pertumbuhan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan menjadi berkembang.

Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk dan pengalaman kerja yang menambah keterampilan kerja mereka.

(22)

3

Kegiatan pembangunan nasional tidak lepas dari peran seluruh Pemerintah Daerah yang berperan penting dalam menyukseskan perekonomian daerahnya melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara optimal. Selain itu, sebagai upaya meningkatkan peran dan kemampuan daerah dalam pembangunan nasional, maka pemerintah daerah dituntut untuk lebih mandiri dalam membiayai kegiatan operasionalnya terutama dalam era otonomi luas sekarang ini.

Sebagai bagian dari pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional,

pembangunan ekonomi Provinsi Lampung juga berperan penting terhadap sukses tidaknya pembangunan ekonomi nasional secara keseluruhan. Masing-masing provinsi di Indonesia termasuk Provinsi Lampung harus mampu menghadapi tantangan perekonomian global yaitu mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta mampu mengatasi permasalahan pembangunan yang terjadi terutama dalam era reformasi dimana masing-masing daerah memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk mengelola kekayaan daerah yang dimiliki dan memanfaatkannya untuk kegiatan pembangunan di daerah tersebut.

Tabel 1.PDRB Provinsi Lampung Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1996-2012 (dalam jutaan)

Tahun

PDRB Propinsi Lampung Atas Dasar Harga Konstan

(23)

4

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013

Berdasarkan Tabel 1. PDRB Provinsi Lampung atas dasar harga konstan periode 1996-2012 gambaran positif. PDRB Provinsi lampung mengalami kenaikan setiap tahun nya.Dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung, maka diperlukan evaluasi lebih lanjut mengenai faktor-faktor utama yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut dalam menentukan pertumbuhan ekonomi daerah. Hasil penelitian mengenai pengaruh faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi tersebut akan dijadikan sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/ Kota di Provinsi Lampung.

Dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi tidak lepas akan kebutuhan

penanaman modal atau Investasi, karena Investasi adalah kebutuhan utama dalam pembangunan yang menghendaki adanya tingkat pertumbuhan. Menyadari

penting nya Investasi dalam pembangunan ekonomi maka pemerintah berusaha meningkatkan pengeluaran serta kebijaksanaan guna mendorong sektor-sektor

untuk ikut dalam memperkuat tumbuhnya perekonomian nasional. Investasi atau penanaman modal adalah motor suatu perekonomian,

banyaknya investasi yang direalisasikan didalam suatu negera yang bersangkutan,

(24)

5

ekonomi (Rosyidi,1991)

Menurut Sukirno Sadono (2000) kegiatan investasi memungkinkan suatu

masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran

masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni (1). investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat , pendapatan nasional serta kesempatan kerja. (2). Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi (3).Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

(25)

6

Tabel 2. Jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Provinsi Lampung 1996-2012 (dalam jutaan rupiah)

Tahun PMDN

Sumber: BPMD Provinsi Lampung

Berdasarkan tabel 2 jumlah penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Provinsi Lampung berfluktuasi dari tahun 1996 hingga 2012 berfluktuatif. Oleh karena itu pemerintah harus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif serta sarana yang memadai.

(26)

7

Menurut Solow pertumbuhan ekonomi selalu bersumber dari satu ataulebih dari tiga faktor kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja (melalui pertubuhan jumlah penduduk dan perbaikan pendidikan), penambahan modal dan teknologi. Sedangkan salah satu alat untuk mengukur pembangunan kualitas dan kuantitas tenaga kerja adalah IPM (Todaro, 2003).

Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembagian manusia yang dianggap sangat mendasar yaitu kesehatan yang diukur dari rata-rata usiaharapan hidup, pengetahuan dan

pendidikan yang diukur dari rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf dan standar hidup layak (kesejahteraan) secara keseluruhan . IPM berperan penting dalam pembangunan perekonomian modern sebab pembangunan manusia yang baik akan menjadikan faktor-faktor produksimampu di maksimalkan. Mutu penduduk yang baik akan mampu untuk berinovasi mengembangkan faktor-faktor produksi yang ada. Selain dari pada itu pembangunan manusia yangtinggi mengakibatkan jumlah penduduk akan tinggi pula sehingga akanmenaikkan tingkat konsumsi. Hal ini akan mempermudah untuk menggalakkan pertumbuhan ekonomi (Sukirno Sadono,2006).

(27)

8

manusia. Gagasan ini sejalan dengan pemikiran United Nations Development Programme (UNDP) yang diterjemahkan ke dalam beberapa indikator sosial-ekonomi yang menggambarkan kualitas hidup dalam beberapa ukuran kuantitatif, seperti kemampuan ekonomi, kemampuan dalam pengetahuan dan keterampilan. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel.3 Nilai IPM Provinsi Lampung Tahun 1996-2012

Tahun IPM (%)

Sumber: BPS Provinsi Lampung

(28)

9

Kualitas modal manusia ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan dan kesehatan, yang mana hal tersebut dapat dicerminkan melalui nilai indeks pembangunan manusia (IPM). Oleh sebab itu, dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi perlu pula dilakukan pembangunan manusia, termasuk dalam konteks ekonomi daerah. Kebijakan pembangunan yang tidak mendorong peningkatan kualitas manusia hanya akan membuat daerah yang bersangkutan tertinggal dari daerah yang lain, termasuk dalam hal kinerja ekonominya.

Tingkat pembangunan manusia yang relatif tinggi akan mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi melalui kapabilitas penduduk dan konsekuensinya adalah peningkatan produktivitas dan kreativitas masyarakat. Dengan meningkatnya produktivitas dan kreativitas tersebut, penduduk dapat menyerap dan mengelola sumberdaya yang penting bagi pertumbuhan ekonomi (Brata, 2004).

Selain investasi dan IPM,tenaga kerja merupakan suatu faktor yang

mempengaruhi output suatu daerah. Jumlah penduduk yang besar akan berdampak pada peningkatan jumlah angkatan kerja yang besar. Namun,peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk dikhawatirkan akan menimbulkan efek yang buruk terhadap pertumbuhan ekonomi, karena pertumbuhan penduduk yang cepat mendorong timbulnya masalah keterbelakangan dan membuat prospek pembangunan menjadi semakin jauh.

(29)

10

kota (Todaro,2000). Namun demikian jumlah penduduk yang cukup dengan tingkat pendidikan yang tinggi dan memiliki skill akan mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Dari jumlah penduduk usia produktif yang besar maka akan mampu meningkatkan jumlah angkatan kerja yang tersedia dan pada akhirnya akan mampu meningkatkan produksi output di suatu daerah.

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan dalam bidang ekonomi adalah sumberdaya manusia. Sumber daya manusia (SDM) merupakan subyek dan sekaligus obyek pembangunan, mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak dalam kandungan hingga akhir hidupnya. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata tergantung pada jumlah sumberdaya manusia saja, tetapi lebih menekankan pada efisiensi mereka (Jhingan, 2004). Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dapat berdampak pada rendahnya tingkat produktivitas dan tingkat partisipasi sumberdaya manusia yang terlibat dalam dunia kerja atau tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dalam dunia kerja atau tenaga kerja yang ikut terlibat dalam proses produksi, akan menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah, sehingga mengakibatkan tingkat pendapatan suatu daerah ikut meningkat akibat barang dan jasa yang diproduksikan dalam

masyarakat bertambah, dan hal ini akan memberi dampak terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.

(30)

11

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Adapun menurut ILO (International Labour Organization) tenaga kerja adalah penduduk usia kerja yang berusia antara 15–64 tahun. Namun, kebiasaan yang dipakai di Indonesia adalah seluruh

penduduk berusia 10 tahun ke atas karena pada usia tersebut seorang penduduk sudah dianggap mulai dapat bekerja. Penduduk usia kerja ini dibedakan lagi menjadi angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja (not in the labor force).

Permasalahan dalam ketenagakerjaan dan pertumbuhan ekonomi baik dalam skala nasional maupun regional mendapat perhatian banyak orang. Pertumbuhan

ekonomi yang tinggi mmbutuhkan penambahan investasi dan kebijakan ekonomi yang kondusif merupakan suatu hal penting.dengan penambahan investasi baru diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya juga dapat menciptakan lapangan kerja baru.Tabel 4. Menunjukkan kondisi ketenagakerjaan Provinsi Lampung tahun 1996-2012

Tabel 4. Kondisi Ketenagakerjaan Provinsi Lampung ( Dalam Juta Jiwa) Tahun 1996-2012

Tahun Tenaga Kerja

(31)

12

Sumber: Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Provinsi Lampung,2013

Dari Tabel 4 diatas dapat kita lihat penduduk Provinsi Lampung tahun 1996 berjumlah 3.121.320 dan mengalami kenaikan pada tahun 2002 berjumlah 6.787.654 dan terus mengalami kenaikan pada tahun 2003 berjumlah 6.852.998 jiwa terdiri dari 4.113.736 jiwa angkatan kerja. Pada tahun 2004 jumlah

penduduk meningkat menjadi 6.915.951 jiwa, jumlah penduduk yang meningkat juga diiringi jumlah angkatan kerja yang meningkat yaitu 4.303.123 jiwa. Pada tahun 2011 jumlah penduduk di Provinsi Lampung meningkat menjadi 7.691.007 jiwa, dan angkatan kerja mengalami penurunan yaitu3.761.621 dari tahun sebelum nya. Begitu pula pada tahun 2012 jumlah penduduk mengalami peningkatan yaitu 7.691.097 jiwa dan jumlah angkatan kerja pun menurun yaitu 3.632.415 jiwa.

(32)

13

tahun, sehingga daya produksi barang dan jasa akan meningkat secara signifikan yang mana bisa di katakan bisnis berkembang dan maju.

Penting sekali Departemen Tenaga Kerja juga perlu membuat wadah training bagi para masyarakat yang hendak bekerja agar sesuai dengan kebutuhan sebuah perusahaan sehingga bisa menyerap tenaga kerja dengan baik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung?

2. Bagaimana pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung?

3. Bagaimana pengaruh Tenaga Kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung.

(33)

14

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tenaga Kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung.

D. Kerangka Pemikiran

(34)

15

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, PMDN, Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Lampung

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada,dimana keadaan masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul,berdasarkan perumusan masalah diatas hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Diduga Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi .

3. Diduga Tenaga Kerja mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Indeks Pembangunan Manusia

PMDN

Tenaga Kerja

(35)

16

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pembangunan Ekonomi

Sukirno Sadono (2001) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang.

Pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam lapangan industri dan

(36)

17

laju pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah.

Dalam pengertian pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman adalah sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang.

B. Pertumbuhan Ekonomi

1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon Kuznets ( Jhingan, 2000), adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya.

(37)

18

aspek, yaitu proses, output perkapita, dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses, bukan gambaran ekonomi atau hasil pada saat itu.

Boediono (1999) menyebutkan secara lebih lanjut bahwa Pertumbuhan ekonomi

juga berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”. Dalam pengertian ini teori

tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat.

(38)

19

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Menurut ekonom Klasik,Adam Smith, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk (ArsyadLincolin,1999).

Laju pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas sektor-sektor dalam menggunakan faktor-faktor produksinya. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan, pelatihan dan manajemen yang lebih baik. Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik,pertumbuhan ekonomi bergantung pada faktor-faktor produksi (SukirnoSadono,2004).

Unsur pokok dari faktor produksi suatu negara ada tiga :

1. Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah sumber daya alam yang tersedia mempunyai batas maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian.

2.Sumber daya insani (jumlah penduduk) merupakan peran pasif dalam proses pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja.

(39)

20

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Robert Solow dan Trevor Swan (1956) dalam Boediono (1985) secaras endiri-sendiri mengembangkan model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama Model Pertumbuhan Neo Klasik Model Solow-Swan memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi.

Model neo klasik Solow-Swan secara umum berbentuk fungsi produksi, yang bisa menampung berbagai kemungkinan substitusi antar kapital (K) dan tenaga kerja (L).

Dalam model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow (Solow Neo Classical Growth Model), pertumbuhan ekonomi tergantung kepada faktor-faktor produksi (Sukirno Sadono, 2004). Dalam persamaan,pandangan ini dapat dinyatakan dalam persamaan yakni:

∆Y =f (∆K,∆L,∆T) (2.1)

∆Y = Tingkat pertumbuhan ekonomi

∆K = Tingkat pertambahan modal

∆L = Tingkat pertumbuhan tenaga kerja

∆T= Tingkatkemajuanteknologi

(40)

21

penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja (Sadono Sukirno,2004)

Teori Harrod-Domar

Teori ini dikembangkan oleh Roy F. Harrod (1948) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957) di Amerika Serikat. Teori ini melengkapi teori yang telah dikemukakan terlebih dahulu oleh Keynes, dimana Keynes melihatnya dalam jangka pendek (kondisi statis) sedangkan Harrod- Domar melihatnya dalam jangka panjang (kondisi dinamis). Teori Harrod-Domar didasarkan pada asumsi : 1. Perekonomian bersifat tertutup,

2. Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan,

3. Proses produksi memiliki koefisien yang tetap (constant return scale), serta tingkat pertumbuhan angkatan kerja (n) adalah konstan dan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk (Tarigan, 2006).

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, Harrod-Domar membuat analisa dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap (seluruh

kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut.

g = k = n (2.2)

Dimana :

g = Growth (tingkat pertumbuhan output) k = Capital (tingkat pertumbuhan modal) n = tingkat pertumbuhan angkatan kerja

(41)

22

terdapat kaitan yang saling menyeimbangkan, padahal peran k untuk

menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh v (capital output ratio = rasio modal output).Apabila tabungan dan investasi adalah sama (I = S), maka:

Agar pertumbuhan tersebut mantap, harus dipenuhi syarat yaitu g = n = s/v. Karena s, v, dan n bersifat independen maka dalam perekonomian tertutup sulit tercapai kondisi pertumbuhan yang mantap. Harrod- Domar mendasarkan teorinya berdasarkan mekanisme pasar tanpa campur tangan pemerintah. Akan tetapi, kesimpulannya menunjukkan bahwa pemerintah perlu merencanakan besarnya investasi agar terdapat keseimbangan dalam sisi penawaran dan sisi permintaan barang (Tarigan, 2006).

Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi Rostow

Model pembangunan tahapan pertumbuhan yang dikemukakan oleh Rostow (1960) dalam Todaro (2004) menjelaskan bahwa pada perubahan dari

(42)

23

merumuskan serangkaian aturan pembangunan untuk tinggal landas, mereka akansegera bergerak menuju ke proses pertumbuhan ekonomi yang pesat dan berkesinambungan..

Rostow dan Musgrave (1960) dalam Guritno Mangkoesobroto (1999) menghubungkan model tahap-tahap pembangunan dengan pengeluaran

pemerintah, sehingga kemudian dibedakan antara tahap awal, tahap menengah,dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, jumlah investasi yang dikeluarkan pemerintah untuk pembangunan sangat dominan dan dalam jumlah yang besar, hal ini disebabkan pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana, seperti misalnya pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi, dan sebagainya.

Pada tahap kedua, peran pengeluaran pemerintah dalam pembangunansudah mulai tergeser dengan adanya investasi yag dilakukan oleh sektor swasta,namun

demikian pada tahap ini pemerintah tetap memiliki peran yang cukup besardalam pembangunan, hal ini disebabkan jika peran swasta dibiarkan mendominasi pembangunan akan berdampak pada munculnya kekuatan monopoli dan

(43)

24

hal ini diperlukan campur tangan pemerintah untuk meminimalisasi dampak buruk dari pembangunan ekonomi yang semakin maju.

Pada tingkat yang lebih lanjut, Rostow (1960) dalam Todaro (2004) mengatakan bahwa dalam pembangunan ekonomi aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan sarana dan prasarana menjadi pengeluaran-pengeluaran yangbersifat sosial seperti halnya, program kesejahteraan hari tua, program pelayanan masyarakat dan sebagainya.

Teori Pertumbuhan Baru (New Growth Theory)

Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen, pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam sistem ekonomi. Menurut Romier (1994) dalam Todaro (2004), teori ini menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan oleh sistem produksi, bukan berasal dari luar sistem. Kemajuan teknologi merupakan hal yang endogen, pertumbuhan merupakan bagian dari keputusan pelaku-pelaku ekonomi untuk berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih besar dari sekedar bagian daripendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja tapimenyangkut modal manusia.

Akumulasi modal merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi.

Definisi modal diperluas dengan memasukkan model ilmu pengetahuan dan modal sumber daya manusia. Perubahan teknologi bukan sesuatu yang berasaldari luar model atau eksogen tapi teknologi merupakan bagian dari proses

(44)

25

modal fisik dan modal manusia turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Tabungan dan investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan (Mankiw, 2000).

C. Investasi

1. Pengertian Investasi

Investasi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh para penanam modal yang menyangkut penggunaan sumber-sumber seperti peralatan, gedung, peralatan produksi dan mesin-mesin baru lainnya atau persediaan yang diharapkan akan memberikan keuntungan dari investasi tersebut. Kekuatan ekonomi utama yang menentukan investasi adalah hasil biaya investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa depan (Samuelson, Paul A.dan William D. Nordhaus, 1998).

Dalam ekonomi makro investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran

masyarakat untuk memperoleh alat-alat kapital baru. oleh karena itu investasi total yang terjadi di suatu perekonomian sebagian berupa pembelian alat-alat baru untuk menggantikan alat-alat kapital yang tidak ekonomis untuk dipakai lagi dan sebagian lain berupa pembelian alat-alat kapital yang baru untuk memperbesar stock kapital. Di sisi lain investasi diartikan sebagai pengeluaran dari

(45)

26

Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam GNP. Investasi memiliki peran penting dalam permintaan aggregat. Pengeluaran investasi lebih tidak stabil apabila dibandingkan dengan pengeluaran konsumsisehingga fluktuasi investasi dapat menyebabkan resesi.

Pengertian investasi yaitu (Komarudin, 1983)

a. Suatu tindakan membeli barang-barang modal

b. Pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan di masa yang akan datang

c. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau surat penyertaanlainnya.

Investasi menghimpun akumulasi modal dengan membangun sejumlah

gedung dan peralatan yang berguna bagi kegiatan produktif, maka outputpotensial suatu bangsa akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang juga akan meningkat. Jelas dengan demikian bahwa investasi memainkan

perananpenting dalam menentukan jumlah output dan pendapatan. Adam Smith menyatakan bahwa investasi dilakukan karena para pemilik modal mengharapkan untung dan harapan masa depan keuntungan bergantung pada iklim investasi pada hari ini dan pada keuntungan nyata. Smith yakin keuntungan cenderung menurun dengan adanya kemajuan ekonomi. Pada waktu laju pemupukan modalmeningkat, persaingan yang meningkat antar pemilik modal akan menaikkan upahdan

(46)

27

Sedangkan menurut Nanga (2001) mengatakan bahwa investasi dapat

didefinisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok kapital yang ada atau bisa juga disebut akumulasi modal. Menurut Schumpeter dalam Nanga (2001), ia tidak menjelaskan pengertian investasi tetapi membagi investasi menjadi 2 jenis yaitu:1. Investasi terpengaruh, yaitu investasi yang besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh perubahan di dalam pendapatan nasional, volume penjualan, keuntungan

perusahaan dan lain-lain. 2. Investasi otonom, yaitu investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan tetapi lebih banyak ditentukan oleh perubahan-perubahan yang bersifat jangka panjang seperti adanya penemuan baru, perkembangan teknologi dan sebagainya.

Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Halim ,2003). Sehingga investasi dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Investasi pada financial assets, investasi ini dilakukan di pasar uang misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, atau di lakukan di pasar modal misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lain-lain. 2. Investasi pada real assets, diwujudkan dalam bentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan dan perkebunan dan lain-lain.

(47)

28

perumahan. Dan yang ketiga adalah investasi persediaan (Dorbusch,Fischer, 1990)

Investasi swasta adalah investasi yang dilakukan oleh swasta , dengan tujuan mendapat manfaat berupa laba . investasi jenis ini disebut juga denagn istilah investasi dengan profit motif, investasi dengan karakteristik seperti ini dapat dilakukan oleh pribadi, perusahaan seperti : Usaha mikro atau rumah tangga biasanya belum punya badan hukum , serta skala usahanya relatif kecil yang bergerak dibidang industri dagang, ataupun jasa.

2. Teori Investasi

Teori Investasi Keynes

Teori investasi Keynes berkaitan dengan apakah suatu proyek penanaman modal atau investasi layak untuk dilakukan atau tidak. Teknik untuk mengetahui apakah suatu proyek itu menguntungkan atau tidak, yaitu dengan membandingkan profitabilitas relatif proyek-proyek dengan mendiskontir hasil-hasil dimasa depan adapun teknik-teknik mendiskontir yang dikemukakan Keynes yaitu:

1) Nilai di Masa Depan dari Sejumlah Nilai Sekarang

(48)

29

untuk nilai dimasa depan dari sejumlah nilai sekarang adalah sebagai berikut (Soediyono, 1992 )

C = P (1 + i/m )n

Dimana:

C adalah Nilai masa depan dari sejumlah nilai sekarang

P adalah Jumlah pokok pada tahun pertama

i adalah Tingkat bunga tahunan

m adalah Berapa kali bunga ditawarkan dalam satu tahun

n adalah Jumlah periode dimana bunga diterima

Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika tingkat bunga mengalami

kenaikan nilai C juga akan naik sedangkan jika tingkat bunga nol, berarti tidak ada manfaat dimasa depan dari dana yang di investasikan. Nilai dimasa depan dari sejumlah nilai sekarang dapat diketahui dengan menggunakan tabel compounding faktor.

2) Marginal Efficiency Of Capital (MEC)

(49)

30

biasanya usulan-usulan investasi disusun secara berurutan berdasarkan tingkat hasil dari hasil yang terbesar kehasil yang terkecil.

3) Perubahan-perubahan MEC

MEC dapat berubah karena ada beberapa faktor antara lain:

a) Biaya aktiva sekarang

b) Jumlah dana yang dihasilkan selama umur aktiva yang dapat digunakan.

c) Distribusi jumlah dana-dana yang dihasilkan.

Gambar 2. Kurva Marginal Effecienty of Capital

Kurva MEC naik jika biaya aktiva turun, maka jumlah dana yang dihasilkan kurva MEC berlereng negatif jika biaya aktiva naik. Jumlah dana-dana yang dihasilkan terpusat sepanjang periode bekerjannya aktiva tersebut. Faktor-faktor yang menentukan bentuk kurva MEC dipengaruhi oleh tindakan permintan, kekuatan-kekuatan pasar dan pengharapan - pengharapan. .

0 r2

I I2

r1

MEC

(50)

31

4) Marginal Efficiency Of Invesment (MEI)

Dalam skedul Marginal Eficiency Of Capital terkandung asumsi bahwa industri barang modal mampu menawarkan peralatan dalam jumlah yang tidak terbatas pada biaya rata-rata yang konstan. Tetapi sangat mungkin bahwa rata-rata biaya akan barang modal baru akan naik akibat

peningkatan penggunaan fasilitas produksi, maka Marginal Efficiency Of Capital dari seluruh usulan investasi akan turun dan marjinal efisiensi capital akan menjadi lebih curam dari pada jika biaya penawaran barang modal baru dalam keadaan konstan.

5) Skedul Permintaan Investasi

Banyak yang menganggap bahwa perusahaan menambah persediaan barang modal mereka bila tambahan modal tersebut menaikkan tingkat keuntungan. Yaitu perusahaan menambah persediaan barang modal meeka bila harapan tingkat keuntungan ( r ) dari suatu investasi lebih tinggi dari biaya pinjam ( i ) atau penggunaan dana yang diperlukan untuk membeli peralatan-peralatan baru. Perilaku ini dapat digambarkan

(51)

32

3. Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN)

Menurut Undang-Undang nomor 25 Tahun 2007 penanaman modal dalam negeri adalah Kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan .menggunakan modal dalam negeri.

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebagai sumber domestik merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional. Disatu pihak, ia mencerminkan permintaanefektif, dilain pihak ia menciptakan efisiensi produktif bagi produksi di masa depan. Proses penanaman modal ini menghasilkan output nasional dalam berbagai cara. Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga meningkatkantenaga kerja. Pembentukan atau penanaman modal ini akan membawa menuju kearah kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi pada gilirannya membawa kearah spesialisasidan penghematan produksi skala luas. Jadi, PMDN menghasilkan kenaikan besarnyaoutput nasional, pendapatan dan pekerjaan, dengan demikian memecahkan masalah inflasi dan neraca pembayaran. Serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar negeri.

(52)

33

sebagainya. Sumber domestik yang paling efektif yaitu tabungan.Tabungan pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam pembentukan modal.

D.Pengaruh PMDN Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Penanaman Modal Dalam Negeri atau PMDN memiliki korelasi dengan PDRB.Ini dapat dinyatakan karena ketika PMDN memiliki nilai yang tinggi itu akan

berpengaruh terhadap PDRB. Ketika investor domestik menanamkan modalnya di suatudaerah maka dari investasi tersebut dipastikan akan mempengaruhi nilai PDRB yang semakin meningkat. PMDN sebagai sumber domestik merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Di satu sisi ia mencerminkan permintaan yang efektif dan di sisi lain ia

menciptakan efisiensi produktif bagi produksi di masa depan. Penanaman modal diperlukan untuk memenuhi permintaan penduduk yang meningkat dinegara tersebut. Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja. Pembentukan atau penanaman modal ini juga membawa pada kemajuan teknologi. Sumber yang dapat dikerahkan untuk pembentukan modal ini diperoleh dari kenaikan pendapatan nasional,

pengurangan konsumsi, peningkatan nilai tabungan, meningkatkan keuntungan dan lain-lain. Dari sumber-sumber di atas maka tabungan lah yang merupakan sumber domestik yang paling efektif. Tabungan pemerintahdan masyarakat sangat penting dalam pembentukan modal. Tabungan pemerintah berasal dari

(53)

34

yang menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung. (sulistiawati sinta,2013)

E. Tenaga Kerja

1. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk berumur 10 tahun atau lebih yang bekerja, mencari pekerjaan, dan sedang melakukan kegitatan lain, seperti sekolah maupun mengurus rumah tangga dan penerima pendapatan

(PayamanSimanjuntak,1985).

Menurut BPS penduduk berumur 10 keatas terbagi sebagai tenaga kerja.Dikatakan tenaga kerja bila mereka melakukan pekerjaan dengan maksud

memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 (satu) jam secara kontinu selama seminggu yang lalu.

Tenaga kerja menurut UU N0. 13 Tahun 2003 adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Adapun menurut ILO (International Labour Organization) tenaga kerja adalah penduduk usia kerja yang berusia antara 15–64 tahun. Namun, kebiasaan yang dipakai di Indonesia adalah seluruh

(54)

35

menjadi angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja (not in the labor force).

2. Pengertian Angkatan Kerja

Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (10 tahun ke atas) yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok penduduk ini disebut juga penduduk yang aktif secara ekonomi (economically active population). Adapun yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang tidak bekerja karena alasan masih dalam proses pendidikan, mengurus rumah tangga dan lainnya seperti mereka yang pensiun, atau cacat jasmani. Kelompok penduduk ini disebut juga kelompok penduduk yang tidak aktif secara ekonomi (non-economically active population).

F. Hubungan Antara Tenaga Kerja dengan Pertumbuhan Ekonomi

Todaro (2000) menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk dan

pertumbuhan tenaga kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran domestiknya lebih besar. Meski demikian hal

tersebut masih dipertanyakan apakah benar laju pertumbuhan penduduk yang cepat benar-benar akan memberikan dampak positif atau negatif dari

(55)

36

perekonomian daerah tersebut dalam menyerap dan secara produktif memanfaatkan pertambahan tenaga kerja tersebut.

Menurut Lewis (1954) dalam Todaro (2004) angkatan kerja yang

homogen dan tidak terampil dianggap bisa bergerak dan beralih dari sektor tradisional ke sektor modern secara lancar dan dalam jumlah terbatas. Keadaan demikian, penawaran tenaga kerja mengandung elastisitas yang tinggi.

Meningkatnya permintaan atas tenaga kerja (dari sektor tradisional) bersumber pada ekspansi kegiatan sektor modern. Dengan demikian salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah tenaga kerja.

G. Pengertian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Pembangunan manusia mencakup konsep yang relatif luas. Salah satu pelopor pendekatan pembangunan manusia dalam Ilmu Ekonomi Pembangunan adalah Sen Amartya (1999) melalui konsep human capabilities approach. Pendekatan ini menekankan pada gagasan kemampuan (capabilities) manusia sebagai tema sentral pembangunan. Sebelumnya, Ul Haq (1998) juga telah menegaskan, manusia harus menjadi inti dari gagasan pembangunan, dan hal ini berarti bahwa semua sumberdaya yang diperlukan dalam pembangunan harus dikelola untuk meningkatkan kapabilitas manusia. Gagasan ini sejalan dengan pemikiran UNDP yang diterjemahkan ke dalam beberapa indikator sosial-ekonomi yang

(56)

37

Indeks Pembangunan Manusia (IPM), secara khusus mengukur capaian

pembanguanan manusia menggunakan beberapa komponen dasar kualitas hidup. IPM dihitung berdasarkan data yang dapat menggambarkan ke empat komponen: yaitu capaian umur panjang dan sehat yang mewakili bidang kesehatan; angka melek huruf, partisipasi sekolah dan rata-rata lamanya bersekolah

mengukurkinerja pembangunan bidang pendidikan; dan kemampuan daya beli masyarakatterhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnyapengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuandan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor didalamnya. Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka umur harapan hidup. Selanjutnya untuk mengukurdimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli (PurchasingPower Parity).

1. Umur Harapan Hidup

Angka harapan hidup dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan tak langsung (indirect estimation). Ada dua jenis data masukan yang

digunakan untukmenghitung angka umur harapan hidup; yaitu Angka Lahir Hidup (ALH) danAnak Masih Hidup (AMH). Paket program Mortpack digunakan untukmenghitung angka harapan hidup dengan nilai input data ALH dan AMH.

2. Tingkat Pendidikan

Untuk mengukur dimensi pengetahuan penduduk digunakan dua

(57)

38

melek huruf.Selanjutnya rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal.Sedangkan angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atasyang dapat membaca dan

menulis huruf latin dan atau huruf lainnya. Proses penghitungannya, kedua indikator tersebut digabung setelah masing-masing diberikan bobot. Rata-rata lama sekolah diberi bobot sepertiga dan angka melek huruf diberi bobot dua pertiga.

4. Standar Hidup Layak

Selanjutnya dimensi ketiga dari ukuran kualitas hidup manusia adalahstandar hidup layak. Dalam cakupan labih luas standar hidup layakmenggambarkan tingkat kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagaidampak semakin membaiknya ekonomi. UNDP mengukur standar hidup layak menggunakan GDP riil yang disesuaikan, sedangkan BPS dalam menghitung standar hidup layak menggunakan rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan.

H. Hubungan Antara Indeks Pembangunan Manusia dengan Pertumbuhan Ekonomi

(58)

39

Pengaruh pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi melalui

peningkatan kualitas sumberdaya manusia atau dalam ilmu ekonomi lazim disebut mutu modal manusia (Ranis, 2004). Konsep mutu modal manusia sendiri

mengacu pada suatu komoditi yang dapat dihasilkan dan diakumulasi, serta biaya untuk menghasilkan suatu mutu modal manusia baru dapat memberikan hasilnya pada masa yang akan datang (Ananta, 1986). Peningkatan kualitas modal manusia dapat tercapai apabila memperhatikan 2 faktor penentu yang disebutkan dalam beberapa literatur, yaitu pendidikan dan kesehatan.

Pendidikan dalam arti luas, baik pendidikan dalam arti formal maupun pelatihan-pelatihan mempengaruhi kualitas modal manusia, baik pada level mikro maupun level makro. Pada level mikro, peningkatan pendidikan seseorang dikaitkan dengan peningkatan pendapatan atau upah yang diperoleh. Apabila upah

(59)

40

I. Penelitian Terdahulu

Judul

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2000-2008

Penulis Yunan/ 2009

Tujuan

− Mengetagui pengaruh jumlah kredit terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

− Mengetahui pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

− Mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

− Mengetahui pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia

Variabel dan Alat Analisis

− PDB

− Ekspor

− Pengeluaran Pemerintah

− Jumlah tenaga kerja Jenis Data Time Series

Hasil dan Kesimpulan

− Ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

− Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di inndonesia

− Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Judul

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi Indonesia Periode 1983-2007 dengan Pendekatan Error Corection Model

Penulis Stefanus Aditya Eko/ 2009

Tujuan

− Mengetahui pengaruh utang luar negeri pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

− Mengetahui pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

− Mengetahui pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia Variabel dan

(60)

41

− Utang luar negeri pemerintah

− Ekspor

− Jumlah tenaga kerja

− ECM

Jenis Data Time Series

Hasil dan Kesimpulan

− Utang luar negeri tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

− Ekspor tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka pendek namun signifikan dan positif dalam jangka panjang

− Tingkat partisipasi angkatan kerja tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalan jangka pendek namun berpengaruh positif dalam jangka panjang

Judul

Analisis pertumbuhan ekononomi dan faktor faktor yang mempengaruhinya (Kabuppate/ Kota Jawa Tengah)

Penulis Eko Wicaksono Pambudi/ 2013

Tujuan

− Mengetahui pengaruh agllomerasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

− Mengetahui pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

− Mengetahui pengaruh angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

− Mengetahui pengaruh human capital investmet terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Variabel dan Alat Analisis

− PDB

− aglomerasi

− Jumlah tenaga kerja

− Human capital investment Jenis Data Time Series

Hasil dan Kesimpulan

− Aglomerasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

− Investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertuumbuhan ekonomi jawa tengah

(61)

42

terhadap pertumbuhan ekonomi di jawa tengah

− Human capital investment berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi jawa tengah

Judul

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Labuhan Ratu Sumatera Utara

Penulis Akhirul Saleh Siregar/ 2010

Tujuan

− Mengetahui pengaruh pengeluaran pemerinntah terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten labuhan ratu

− Mengetahui pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten labuhan ratu

− Mengetahui pengaruh jumlah angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten labuhan ratu

Variabel dan Alat Analisis

− PDB

− Jumlah angkatan kerja

− Investasi

− Jumlah angkatan kerja

− OLS

Jenis Data Time Series

Hasil dan Kesimpulan

− Investasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten labuhan ratu

− Jumlah angkatan kerja berpengaruh positif dan signiffikan terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten labuhan ratu

− Pengeluaran pemerintah berhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten labuhan ratu

Judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru

(62)

43

Tujuan

− Mengetahui pengaruh PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru

− Mengetahui pengaruh Ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru

− Mengetahui pengaruh Tenaga Kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru

− Mengetahui pengaruh Infrastruktur (Jalan)

terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Pekanbaru

Variabel dan Alat Analisis

− PMDN

− Ekspor

− Jumlah tenaga kerja

− Infrastruktur (jalan) Jenis Data Time Series

Hasil dan Kesimpulan

− PMDN berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru.

− Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru.

− Tenaga Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru.

(63)

44

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time series periode 2001-2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, BadanPenanaman Modal Daerah (BPMD) Provinsi Lampung, serta berbagai sumber lain baik jurnal, makalah, internet,dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

B. Batasan Variabel

Variabel penelitian ini adalah sesuatu yang akan menjadi objek penelitian, sedangkan definisi oprasional adalah sesuatu yang di berikan kepada sustu vaeriabel dengan memberi arti. Jadi variabel penelitian ini meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis variabel data yaitu dependen.

Variabel Dependen : Pertumbuhan Ekonomi

(64)

45

menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukimo, 1994). Data yang dipakai adalah data PDRB atas dasar harga konstan 2000 periode 2001-2012 dalam satuan rupiah yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.

Variabel Independen :

Indeks Pembangunan Manusia

IPM (menurut BPS) dinyatakan dalam indeks yang diukur dengan

memadukan unsure pendidikan,kesehatan, dan tingkat pengeluaran perkapita. Secara khusus IPM mengukur pencapaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen atas kualitas hidup. Data IPM yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Lampung periode 1996-2012 dalam satuan persen yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.

PMDN

(65)

46

Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk usia kerja yaitu antara 15-64 tahun. Penduduk dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Data tenaga kerja yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data jumlah angkatan kerja Provinsi Lampung periode 1996-2012 dalam satuan jiwa yang bersumber dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung.

C.Alat Analisis

Untuk mengetahui pengaruh Indeks Pembangunan manusia, PMDN, dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi digunakan analisis kuantitatif yaitu dengan

menggunakan regresi linier berganda atau teknik metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square) dengan menggunakan eviews 4.1. Data-data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisa statistik yaitu persamaan regresi linier berganda. Bentuk persamaannya adalah:

Di aplikasi kan dalam variabel menjadi :

(66)

47

Dimana:

PDRB = Pertumbuhan Ekonomi (rupiah)

β0 = Konstanta

β1,β2,β3 = Koefisien Regresi Masing-MasingVariabel

PMDN=Penanaman Modal Dalam Negeri (rupiah) IMP = Indeks Pembangunan Manusia (persen) TK = Tenaga Kerja (Jiwa)

et = eror term

D. Uji Asumsi Klasik

Gujarati (2003) mengemukakan beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk suatu hasil estimasi regresi liner agar hasil tersebut dapat dikatakan baik dan efisien. Adapun asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain:

1. Model regresi adalah linier, yaitu linier di dalam parameter

2. Residual variabel pengganggu (U) mempunyai nilai rata-rata nol (zero mean value of disturbance ,u).

3. Homokedastisitas atau varian dari µ adalah konstan. 4. Tidak ada autokorelasi antara variabel pengganggu (µ) 5. Kovarian antara µ dan variabel independen (XI) adalah nol.

6. Jumlah data (observasi) harus lebih bnyak dibandingkan dengan jumlah parameter yang diestimasi.

(67)

48

8. Variabel pengganggu harus berdistribusi normal atau stokastik.

Berdasarkan kondisi tersebut di dalam ilmu ekonometrika, agar sesuatu model dikatakan baik maka dilakukan beberapa pengujian.

1. Uji Asumsi Normalitas

Uji normalitas residual metode OLS secara normal dapat dideteksi dari metode yang dikembangkan oleh Barque-Berg (J-13). metode JB ini didasarkan pada sampel besar yang diasumsikan bersifat asymptotic. Uji statistik dari JB ini menggunakan

perhitungan skewness dan kurtosis, adapun formula uji statistik JB adalah sebagai berikut (Gujarati,2003:148-149).

Dimana, S adalah koefisien skewness dan K adalah koefisien kurtosis. Jika suatu variabel didistribusikan secara normal maka nilai koefisien S=O danK=3. Oleh karena itu, jika residual terdistribusi secara normal maka diharapkan statistik JB akan sama dengan nol.

2. Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan salah satu penyimpangan terhadap asumsi kesamaan varians (homoskedastisitas), yaitu bahwa varians error bernilai sama untuk setiap kombinasi tetap dari XI, X2, ..., Xp. Masalah Heterokedastisitas timbul apabila variabel gangguan mempunyai varian yang tidak konstan. Jika asumsi ini tidak

(68)

49

akurat dan akan menyesatkan (misleading).

Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji White. Langkah uji White :

a. Estimasi Persamaan dan dapatkan residualnya.

b. Lakukan regresi auxialiry: yaitu regresi auxialiry tanpa perkalian antar variabel independen (no cors term) dan juga regresi auxialiry dengan perkalian antar variabel independen (cors term).

c. Hipotesis nol dalam uji ini adalah tidak ada heterokedastisitas. Uji white didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2 yang akan mengikuti distribusi chi-square dengan degree of freedom sebanyak variabel independen tidak termasuk konstanta dalam regresi auxialiry.

Kriteria pengujiannya adalah :

HO : Tidak ada masalah heterokedastisitas Ha : Ada masalah Heterokedastisitas

Ho ditolak dan Ha diterima ; Jika chi-square hitung (n.R2) lebih besar dari nilai j kritis

dengan derajat kepercayaan tertentu (a) atau ada heterokedastisitas

Ho diterima dan Ha ditolak ; jika chi-square hitung lebih kecil dari nilai kritis atau

tidak ada heterokedastisitas.

3.Uji Asumsi Autokorelasi

(69)

50

runtun waktu, asumsi ini menyatakan bahwa suatu peningkatan error term dalam periode i=1 sama sekali tidak mempengaruhi error term pada periode waktu lainnya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Serial Correlation LM test . Test yang disebut juga dengan Breusch-Godfrey test sebagai penyempurnaan uni yang dibuat oleh Durbin yaitu htest untuk menguji serial korelasi.

Kriteria pengujiannya adalah : H0: Tidak ada masalah Autokorelasi

Ha : Ada masalah Autokorelasi

H0 ditolak dan H1 diterima jilts Obs* R-square yang merupakan chi-square (X) hitung

lebih besar dari nilai kritis chi-squares (X) pada derajat kepercayaan tertentu (a), Ini menunjukkan adanya masalah autokorelasi dalam model.

H0 diterima dan Ha ditolak Jika Obs* R-square yang merupakan chi-square (X) hitung

lebih kecil dari nilai kritis chi-squares (X) pada derajat kepercayaan tertentu (a), Ini menunjukkan tidak adanya masalah autokorelasi dalam model (Pratomo dan Hidayat, 2007).

4. Uji Asumsi Multikolinearitas

Uji asumsi multikolinieritas adalah untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar peubah bebas. Multikolinieritas adalah keadaan jika suatu variabel bebas berkorelasi dengan satu atau lebih variabel bebas yang lainnya. Jika ter adi korelasi, maka dinamakan problem multikolinieritas.

(70)

51

Factors (VIF). Apabila nilai VIF > 1 maka ter adi korelasi antar peubah bebas. Semakin besar nilai VIF menunjukkan bahwa masalah kolinieritas semakin besar.

Kriteria pengujian adalah :

H0 ditolak dan Ha diterima, jika nilai VIF > 1

H0 diterima dan Ha ditolak, jika nilai VIF <1

E. Pengujian Hipotesis

1. Uji Partial (Uji-t)

Pengujian hipotesis untuk setiap koefisien regresi dilakukan dengan uji-t (t statistik) pads tingkat kepercayaan 95 persen dan derajat kebebasan df = n-k-1

H0 :β1 = 0 : tidakberpengaruh

Ha :β1 ≠ 0 : berpengaruh

Apabila :

t hitung < t tabel H0 diterima dan Ha ditolak t hitung > t tabel Ho ditolak dan Ha

diterima

Jika H0ditolak, berarti peubah bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap peubah

terikat.

2. Uji Keseluruhan (Uji-F)

Pengujian hipotesis dengan menggunakan indikator koefisien determinasi (R2)

(71)

52

Apabila :

f hitung < f tabel H0 diterima dan Ha ditolak f hitung > f tabel H0ditolak dan Ha

diterima.

Jika H0 diterima, berarti peubah bebas tidak berpengaruh nyata terhadap peubah

terikat. Sebaliknya, jika H0 ditolak berarti peubah bebas berpengaruh nyata terhadap

(72)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal di

bawah ini.

1. Variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan variabel IPM maka pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung juga akan mengalami peningkatan.

2. Variabel (PMDN) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan variabel PMDN maka pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung akan mengalami penurunan.

3. Variabel Tenaga Kerja (TK) pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan variabel TK maka akan pula meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung.

B. Saran

(73)

65

dapat mengingkatkan angka Indeks Pembangunan manusia. Peningkatan angka tersebut dapat dilakukan melalui beberapa hal antara lain investasi bidang pendidikan dan kesehatan. Dengan terselenggaranya pendidikan dan kesehatan yang baik maka produktivitas juga akan mengingkat dan akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung.

2. Melihat pengaruh variabel PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung, peranan PMDN sesuai dengan semangat otonomi daerah harus dipacu dengan peningkatan situasi kondusif berinvestasi, pembuatan peta potensi daerah dan pembentukan unit pelayanan terpadu di daerah untuk mempermudah pelayanan pembuatan ijin usaha dan investasi. Hal lain yang juga penting dilakukan untuk meningkatkan pengaruh PMDN adalah dengan dengan cara memperbaiki infrastruktur yang masih kurang baik, terutama sarana transportasi yang menunjang untuk mendirikan usaha-usaha baru di Provinsi Lampung.

(74)

66

(75)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Halim. 2003. Analisis Investasi . Salemba Empat, Jakarta

Ananta, Aris. 1986. Masalah Dan Prospek Ekonomi Indonesia1986. Jakarta: UI Pres

Arsyad, Lincolin . 1999. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta : BPFE

Barata , Atep , Adya. 2004. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Boediono . 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi . Yogyakarta: BPFE. Deliarnov, 2003, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Dornbusch, Rodiger and Fisher, S. 1997. Ekonomi Makro, Terjemahan ,Erlangga Jakarta

Fahri Avanda . 2013. Analisis Pengaruh Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi sektor Industri Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah

Jhingan, ML . 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Jhingan, M.L. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta

Gujarati, Damodar N. 2003. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Komaruddin . 1983 . Pengantar Menejemen Perusahaan .Jakarta: Bumi Aksara

Mankiw, N. Greorgy. 2000. Teori Makro Ekonomi . Edisi Keempat. Alih Bahasa : Imam Nurmawam. Jakarta : Erlangga

Muana, Nanga. 2001. Makro Ekonomi, Masalah dan Kebijakan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

(76)

Rosyidi,S.1991. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Grafindo Prasada. Jakarta.

Rustiono, Deddy. 2008 . Analisi Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah

Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan. LPEF-UI Bima Grafika, Jakarta

Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern. Rajawali Pers. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2004. Teori Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan (Proses, Masalah, dan Dasar Kebijaksanaan). Jakarta: Fakultas Ekonomi UI

Suryana . 2000. Ekonomi Pembangunan: Problematika dan Pendekatan. Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat.

Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus William D. 1998. Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga Sen, Amartya . 1999 . Development as freedom. New York: A Division of Random House, Inc.

Setyowati, Eny dan Fatimah Siti N.H. 2007. “ Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Dalam Negeri di Jawa Tengah tahun

1980-2002”, Jurnal Ekonomi Pembangunan.

Soediyono . 1992 . Ekonomi Makro; Analisa IS-LM dan Permintaan Penawaran Agregatif. Yogyakarta.

Tarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Edisi Revisi. Bandung: PT Bumi Aksara

Todaro P Michael. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ke-3 Jilid 1. Jakarta PenerbitErlangga.

Gambar

Tabel 1.PDRB Provinsi Lampung Atas Dasar Harga Konstan  Tahun 1996-2012 (dalam jutaan)
Tabel 2. Jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Provinsi Lampung 1996-2012 (dalam jutaan rupiah)
Tabel.3 Nilai IPM Provinsi Lampung Tahun 1996-2012
Tabel 4. Kondisi Ketenagakerjaan Provinsi Lampung ( Dalam Juta Jiwa)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat terlihat jelas pada saat pesta perkawinan etnis batak di daerah Desa Tangga Batu, di mana Tortor diadakan tidak lagi menjadi media

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “

 Pengangkatan staf ahli untuk mendukung kinerja dewan; dll. Dari kondisi yang demikian, memang sepertinya sangat sulit untuk berharap banyak adanya kesetaraan

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas izinNya dan segala kemudahan serta limpahan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyeleseaikan Penulisan Hukum

Riset mengenai profitabilitas dan sales growth terhadap penghindaran pajak atau tax avoidance, terlihat bahwa masih terdapat perbedaan hasil penelitian (research gap) antara

seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.Kesiapan belajar dapat diperoleh siswa jika siswa tersebut

Fungsi create iris templates merupakan fungsi utama, yang akan memanggil fungsi fungsi lainnya untuk diproses, Hasil keluaran dari create iris templates adalah image berupa

80.000/jepit Dari kedua saluran pemasaran yang ada di Kelurahan Girian Atas yang terbaik pemasarannya yaitu saluran 1, karena produsen memasarkannya langsung ke konsumen