94
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dimulai dari perkembangan teknologi di dunia, PT Telkom melalui divisinya yaitu Divisi Wireless Broadband, yang sebelumnya bernama Divisi Telkom Flexi, memperkenalkan teknologi data baru yang bernama Indonesia WiFi atau WiFi ID. WiFi ID telah berkembang dan sudah memiliki ribuan titik access point, termasuk di Area Yoyakarta. Perkembangan Indonesia WiFi ini membawa dampak yang baik bagi keberlangsungan hidup organisasi. Bisnis baru ini dapat mempertahankan keberadaan organisasi ditengah masa krisis perusahaan telekomunikasi, khususnya perusahaan yang bermain di jaringan CDMA. Usaha yang dilakukan oleh organisasi dengan memberikan inovasi-inovasi baru sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan organisasi yang juga ikut berubah tercermin dalam salah satu teori yang mendasari teori yang dipakai peneliti yaitu Teori Evolusi Sosiokultural Darwin.
95 Broadband dalam hal pengembangan Indonesia WiFi atau WiFi ID. Untuk mengembangkan WiFi ID, organisasi biasanya melibatkan semua unit terkait dalam sesi bersama. Sesi bersama ini membahas potensi-potensi lokasi yang memungkinkan untuk dipasang WiFI ID. Sesi bersama ini dihadiri oleh unit yang menangani masalah akses jaringan, ketersediaan jaringan, izin lokasi hingga Delivery Channel yang bertugas untuk mengumpulkan informasi. Seluruh unit ini bekerjasama dalam hal pengembangan WiFi ID di suatu lokasi.
Teori besar yang menjadi dasar penelitian ini dan digunakan untuk menganalisis proses informasi organisasional di Divisi Wireless Broadband yaitu Teori Informasi Organisasi. Teori ini memandang organisasi sebagai suatu sistem yang mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan informasi dari lingkungannya lalu informasi ditafsir dan dikomunikasikan sehingga menjadi informasi yang masuk akal. Proses informasi organisasi mengacu pada hal mengumpulkan, mengelola dan menggunakan informasi. Ada tiga bagian dalam memproses suatu informasi agar dapat dipahami yaituenactment, seleksi dan retensi.
Ada sejumlah asumsi mendasar dalam teori ini yang menjadi acuan dalam menganalisis proses informasi yang terjadi dalam suatu organisasi. Sejumlah asumsi tersebut antara lain
96 dalam hal ketidakjelasan atau samar-samar bagi perusahaan. Oleh karena itu, organisasi harus dapat melakukan proses memahami informasi yang baik dan berguna bagi organisasi. Di dalam Divisi Wireless Broadband, asumsi pertama ini sesuai dengan tahap mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan perkembangan WiFi ID khususnya di Area Yogyakarta. Informasi tentang potensi-potensi lokasi datang dari berbagai pihak, baik dari pihak internal maupun eksternal. Divisi ini memiliki satu unit khusus untuk mengumpulkan informasi tentang lokasi-lokasi yang berpotensi untuk pengembangan WiFi ID yaituDelivery Channel.Delivery Channel yang dimiliki oleh divisi ini terbagi menjadi empat bagian sesuai segmen pasarnya di lingkungan internal maupun eksternal organisasi.
97 3. Organisasi manusia terlibat di dalam pemrosesan informasi untuk mengurangi ketidakjelasan informasi. Dalam asumsi ini, organisasi harus dapat menggunakan suatu cara atau metode yang tepat dalam menangani ketidakjelasan informasi. Jika ketidakjelasan informasi terjadi di Divisi Telkom Flexi, organisasi ini akan bertindak dengan mencari solusi melalui koordinasi antarpeeratau secara horizontal dan melakukanbenchmarkdengan divisi dari daerah lain. Hal ini dilakukan Divisi Wireless Broadband Area Yogyakarta untuk meminimalisasi keadaan atau situasi buruk yang akan terjadi apabila ketidakjelasan informasi terjadi. Organisasi juga akan menganalisis informasi yang diterima itu berguna atau tidak dengan cara mengaitkan informasi dengan tujuan dan filosofi perusahaan. Jika permasalahan sudah dapat diselesaikan oleh pihak-pihak tertentu maka tahap terakhir dalam menggunakan dan mengkomunikasikan informasi yang telah diputuskan ini melalui media rapat danmailing list saja serta melibatkan pihak ketiga dalam proses tindak lanjut pengembangan WiFi ID.
98 organisasi. Informasi yang samar-samar tersebut mayoritas berasal dari para pelanggannya dan dapat ditemui jalan tengah untuk membuat informasi yang samar-samar menjadi informasi yang masuk akal bagi organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Jika dikaitkan dengan asumsi dari teori yang melandasi penelitian ini dapat disimpulkan bahwa organisasi yang ingin mempertahankan keberadaannya ditengah-tengah lingkungan masyarakat harus siap dengan berbagai informasi yang datang. Demikian karena organisasi tidak bisa lepas dari lingkungan informasi yang bisa saja menimbulkan ketidakjelasan dalam proses menerimanya. Organisasi dituntut harus dapat memahami informasi tersebut melalui pemrosesan informasi sehingga dapat ditemukan informasi yang berguna bagi organisasi dan dapat dilakukan umpan balik terhadap informasi tersebut.
99 B. Saran
Selama menjalankan penelitian dan melakukan wawancara terkait proses informasi organisasi dengan isu perkembangan Indonesia WiFi di Area Yogyakarta, ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan sesuai dengan manfaat penelitian yang telah disampaikan sebelumnya. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti meliputi saran akademis dan praktis.
1. Saran Akademis
Penelitian ini menggunakan Teori Informasi Organisasi sebagai kerangka teoritis dalam menjelaskan suatu organisasi yang mengumpulkan, mengelola, hingga menggunakan informasi dari lingkungan. Model pengorganisasian dan umpan balik merupakan sebuah siklus dalam memproses sebuah informasi. Penelitian ini menggunakan model tersebut dan menemukan bahwa proses yang dilalui organisasi dalam memahami informasi lebih kompleks dari model pengorganisasian yang dikemukakan oleh Kreps. Jadi berdasarkan hal tersebut maka model pengorganisasian informasi perlu dikembangkan lebih lanjut agar siklus dalam memahami ketidakjelasan informasi dapat lebih tampak.
2. Saran Praktis
100 para anggota yang telah mendapatkan pelatihan mampu untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut sehingga tercipta suatu solusi yang baik bagi perusahaan. Training ini perlu untuk dilakukan mengingat dari sejak berdirinya divisi ini belum ada pelatihan bagi anggota. Anggota organisasi hanya mengandalkan pengalaman mereka saja dalam menghadapi suatu situasi.
Divisi ini pun perlu untuk membuat suatu sesi bersama dengan berbagai unit untuk menggabungkan pengalaman setiap individu sebagai bentuk interpretasi dalam proses memahami suatu informasi. Kegiatan ini dapat menghasilkan suatu kesepahaman bersama bagi para anggota dalam mengelola hingga memahami informasi yang membingungkan melalui sharing pengalaman setiap anggota sehingga informasi menjadi masuk akal dan berguna dalam mencapai tujuan organisasi.
101
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Bungin, Burhan. 2008.Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Creswell, John W. 2010. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Cutlip, Center, Broom. 2007. Effective Public Relations Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Davis Gordon B. 1997. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial : Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Edisi Kedua. Yogyakarta: UII Press
Littlejohn, Stephen W & Foss, Karen A. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika
102 Mulyana, Deddy. 2005.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Pace, R Wayne and Faules, Don F. 1993. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Purwanto, Djoko. 2006.Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga
Salim, Agus. 2006.Teori & Paradigma Penelitian Sosial Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana
S. Sunarjo, Djoenaesih. 1991. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Penerbit Liberty
103 Uchjana Effendy, Onong. 2011.Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
West and Turner. 2008.Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi Edisi 3. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika
Wijaya, H. A.W. 1997.Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Yin, Robert K. 1996.Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sumber Penelitian :
Wardhani, Irene Wisnu. 2012. Skripsi.Pelaksanaan Sosialisasi Konsep Baru “Garuda Indonesia Experience” PT Garuda Indonesia Tahun 2009-2011. Yogyakarta. Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Yohana, Anastasia Fanny. 2013. Skripsi:Proses Konstruksi Kebijakan Hubungan Komunitas PT. Badak NGL (Studi Deskripstif Kualitatif Berdasarkan Teori Enactment Karl Weick). Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Sumber Internet :
http://www.telkomflexi.com/profil/ (diakses pada tanggal 17 Februari 2013)
104 http://www.indonesiawifi.com/id/about-indonesia-wifi(diakses pada tanggal 17 Februari 2013)
http://telkomspeedy.com/Indonesia-wifi(diakses pada tanggal 17 Februari 2013) http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/SUSAN
TI_KURNIAWATI/MAKALAH/iNOVASI_ORGANISASI.pdf(diakses pada tanggal 3 Maret 2013)
http://bangka.tribunnews.com/2012/02/24/persaingan-operator-telekomunikasi-sudah-hiperkompetisi(diakses pada tanggal 3 Maret 2013)
http://marsnewsletter.wordpress.com/persaingan-flexi-dan-esia-di-pasar-cdma/ (diakses pada tanggal 6 Maret 2013)
Interview Guide
Daftar pertanyaan yang akan diajukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
A.
Equivocality
(Ketidakjelasan)
1. Bagaimana proses organisasi dalam menangani ketidakjelasan informasi
dari lingkungan internal dan eksternal?
2. Hal seperti apa yang biasanya membuat suatu informasi tidak jelas bagi
perusahaan?
B. Proses Informasi Organisasi (
Probing
)
I.
Mengumpulkan Informasi
1. Darimana sumber informasi organisasi diperoleh (lingkungan internal
dan eksternal)?
2. Apakah organisasi memiliki cara-cara khusus untuk mendapatkan
informasi dari lingkungan eksternal?
3. Bagaimana proses informasi itu diterima dan diinterpretasikan oleh
organisasi?
II.
Mengelola Informasi
2. Bagaimana proses seleksi informasi yang berguna dan tidak berguna
bagi organisasi?
3. Apakah ada aturan dalam melakukan seleksi informasi?
III. Menggunakan Informasi
1. Bagaimana cara atau strategi organisasi untuk mengkomunikasikan
dan mengkoordinasikan informasi yang sudah dikelola kepada
lingkungan organisasi?
2. Apakah cara atau strategi tersebut tercantum dalam peraturan
perusahaan?
C. Indonesia WiFi (WiFi ID)
1. Bagaimana proses terbentuknya bisnis Indonesia WiFi di perusahaan?
2. Bagaimana perkembangan Indonesia WiFi sejak berdirinya hingga saat ini
di Area Yogyakarta?
3. Perubahan apa saja yang terjadi di lingkungan organisasi dengan
dikelolanya bisnis baru ini?
Transkrip Wawancara
Wawancara ke
: 1
Nama Narasumber : Yogo Santoso
Jabatan
:
Manager
Wireless Broadband Area Yogyakarta
Waktu
: Jumat, 24 Mei 2013. Pukul 09.00-09.20 WIB
Tempat
: Divisi Telkom Flexi Wilayah Yogyakarta
Baris
Pelaku
Uraian Wawancara
1
Peneliti
Mengapa terjadi pergantian nama Divisi Telkom Flexi
menjadi Divisi Wireless Broadband?
2
Narasumber Jadi awalnya itu disebabkan karena bisnisnya Telkom
Flexi itu oleh direksi ya pimpinannya Telkom itu dianggap
sudah masuk ke masa
retrechment,
itu artinya upaya yang
dilakukan perusahaan dengan sengaja untuk mengurangi
sumber dayanya untuk mencegah kerugian lebih lanjut
perusahaan. Kenapa begitu? Karena bisnis CDMA ini
dibandingin bisnis GSM gitu ya itu perkembangannya
tidak secepat GSM karena pertama dukungan mitra
handset
ya dukungan penyediaan terminal
handphone
-nya,
modemnya, begitu itu tidak sebanyak GSM. Karena
memang tidak banyak negara yang menggelar layanan
CDMA kan?! Nah, oleh karena itu direksi itu pengen fokus
hanya GSM lewat Telkomsel. Jadi CDMA tidak akan
dikembangkan lebih lanjut. Tidak akan dikembangkan itu
bukan bisnisnya ditutup bukan, karena basis pelanggannya
kita masih juga banyakkan masih 16 juta gitu, tapi tidak
akan kedepannya dibangun lagi gitu. Tidak dibangun lagi
itu maksudnya kita nggak akan nambah BTS, kita ngga
akan memperluas jangkauan. Pelanggan yang sudah ada itu
kita
retensi
kita
pelihara
tetapi
kita
tidak
akan
membesarkan dan itu kayaknya semua pemain CDMA
seperti itu. Sekarangkan Esia ngga mengembangkan diri,
Flexi juga ngga mengembangkan diri, Starone juga ngga,
Smartfren juga ngga. Smartfren itu sekarang hanya
mengembangkan di sisi data aja tapi dia sebenarnya
sekarang juga tidak menambah BTS. Semua pemain
CDMA seperti itu. Nah kayaknya kedepan pemain CDMA
itu mereka akan
marger
gitu jadi satu pemain kedepannya,
itu diprediksikan akan seperti itu. Nah padahal yang
sedang berkembang sekarang itu kan data jadi
voice
sama
sms itu r
evenue
-nya turun, tapi yang berkembang luar
biasa itu sekarang orang beralih dari teknologi sms dari
voice
itu ke data. Orang sekarang lebih senang bbm-an,
texting
ya, lebih senang pake
whats app
, pake
line
daripada
makin keliatan trennya
traffic
-nya naik makanya kedepan
semua akan lari ke arah data. Nah cuman semua pemain
seluler itu punya keterbatasan kalo main di data karena
bandwitch
data itu terbatas. Jadi misalkan ada kata-kata
gitu ya 3G itu sampai dengan 3 Mega, itu
up to
sebenarnya. Kalo satu orang pake di satu BTS itu
sendirian, dia dapat 3 Mega tapi kalo 300 orang pake itu ya
3 Mega dibagi 300. Akhirnya kan sekarang banyak
keluhan apapun ya, GSM ataupun CDMA gitu akses
internet
mobile
itu lamban. Nah untuk mengatasi itu, itu
satu-satunya cara yang dianggap efektif saat ini adalah kita
membangun banyak titik WiFi. Banyak sekali titik WiFi
yang apabila pelanggan seluler masuk ke wilayah WiFi
tersebut bisa langsung pindah koneksi datanya dari BTS ke
WiFi. Jadi layanannya bersifat
sameless, sameless
itu
maksudnya pelanggan ga harus meregistrasi lagi tapi
secara otomatis, kalau misalkan mbaknya pake ini kan
pake GSM gitu kan pake Telkomsel misalkan
speed
-nya
rendah nih tapi trus tiba-tiba masuk mall, pas masuk mall
itu
speed
dapat kencang lagi kenapa? Karena koneksi
datanya di putus dari tadinya masuk lewat BTS masuk ke
lewat WiFi. Nah ini dianggap sebagai suatu solusi untuk
untuk
pelanggan
mobile
.
Nah
caranya
itu
kita
memperbanyak titik WiFi, makanya direksi Telkom bikin
program satu juta WiFi. Untuk mengelola satu juta WiFi
itu perlu ada unit yang mengelola, nah unit yang mengelola
itu diserahkan ke Divisi Telkom Flexi. Nah karena Divisi
Telkom Flexi sekarang ngurusi satu bisnis baru, wireless
broadband WiFi tadi, makanya terus dirubah namanya
tidak lagi Divisi Telkom Flexi tetapi diubah namanya
menjadi Divisi Wireless Broadband. Nah itu dirubah per-1
November 2011.
3
Peneliti
Berarti sudah jalan hampir dua tahunan ya.
4
Narasumber Ehmm.. sori 1 November 2012
5
Peneliti
Oh jadi baru tahun lalu ya.
6
Narasumber Baru, baru tahun lalu. Nah 1 Desember 2012 itu
pengawakan Divisi Wireless Broadband itu komplit. Jadi
berjalan secara efektif itu per-1 Desember 2012. Nama
Divisi Wireless Broadbandnya itu sendiri diperkenalkan di
1 November, 1 Desember organisasinya sudah berjalan.
7
Peneliti
Berarti sekarang Telkom Flexi ini mengurusi fokusnya itu
ke wirelessnya ya, tapi tetap dengan produk-produk flexi
itu tetap ada dengan melayani pelanggan yang kemarin.
8
Narasumber Iya, jadi Divisi Wireless ini mengelola dua produk, satu
9
Peneliti
Itu kerjasamanya sama Indonesia WiFi bagaimana? Apa
itu punya Telkom?
10
Narasumber Iya, punya Telkom. Jadi Telkom kerjasama sama
mitra-mitra WiFi yang ditunjuk yang kita kerjasama strategis itu
Sisco,
kita
kerjasama
dengan
Sisco.
Tapi
yang
membangun,
yang
melakukan
pemasangan
dan
pemeliharaan Indonesia WiFi ini yaitu Divisi Wireless
Broadband.
11
Peneliti
Untuk sekarang udah banyak belum pak spot-spotnya
untuk WiFi ID di Jogja ini?
12
Narasumber Di Jogja sekarang kurang lebih sekitar 1000 titik ya, untuk
wilayah Jogja saja.
13
Peneliti
Pak, ini kan dari penjelasan bapak tadi tentang berubahnya
nama Divisi Telkom Flexi ini kan pasti ada ketidakjelasan
informasi itu pak. Kan di penelitian saya, saya ini
mengandaikan Telkom Flexi sebagai organisasi yang
berdiri sendiri, dia itu internal dan eksternalnya itu
eksternal Telkom di wilayah Yogyakarta. Dari organisasi
Telkom Flexi ini menerima ngga seperti ketidakjelasan
informasi berkaitan tentang WiFi ID dari Telkom. Apakah
para
pihak
dari
direksi
Telkom
itu
secara
berkesinambungan memberi informasi atau bagaimana?
informasi itu kurang jelas bagi Telkom Flexi.
14
Narasumber Ya, awalnya itu, jadi gini awalnya itu Divisi Telkom Flexi
ini kan dimandirikan ya. Divisi Telkom Flexi ini awalnya
dimandirikan disiapkan untuk menjadi satu perusahaan
yang berdiri sendiri gitu, tetapi ternyata perkembangan
berikutnya dianggap bisnis ini kedepan tidak akan
berkembang sehingga Divisi Telkom Flexi ini tidak jadi
dimandirikan
kemudian
diberikan
tugas
lain
untuk
mengelola WiFi ID gitu ya. WiFi ID dan Telkom Flexi itu
satu hal yang berbeda sekali. Jadi butuh
skill
yang beda,
butuh cara komunikasi dan promo yang berbeda yang
orang-orang kita waktu itu belum punya
experience
sama
sekali. Jadi itu sifatnya
given
aja dan direksi bilang bahwa
DTF (Divisi Telkom Flexi) diminta mengelola dua produk,
yang satu Indonesia WiFi gitu dan Indonesia WiFi itu
seperti apa, butuh kualifikasi orang seperti apa, butuh
knowledge
seperti apa orang didalamnya itu kita ga tahu.
Jadi kita berjalan begitu saja, begitu. Kita belajar sambil
bekerja gitu, ga ada ini disiapin dulu orangnya, ini di
training
dulu orangnya, engga. Diputusin suruh
nge-running
bisnis gitu dan direksi kita ngomong bahwa orang
Telkom itu harus mampu nge-
running
bisnis apapun
15
Peneliti
Ada kesulitan ngga pak?
16
Narasumber Oh banyak, banyak kesulitan
17
Peneliti
Dari Internalnya sendiri ya
18
Narasumber Ya, kesulitannya kalo di internal yang jelas ya pertama
masalah kapabilitas, masalah kompetensi ya. Ini sesuatu
yang beda yang butuh kompetensi yang harus disiapkan
sebelumnya. Ini banyak
lack of competens
lah, ketauan
disitu. Yang kedua mungkin yang tingkat kesulitan yang
lain adalah mengkomunikasikan perubahan ini ke
teman-teman mitra AD (
Authorized Dealer
). Kita kan punya mitra
AD untuk dealer ya, dealer ini yang pihak pertama yang
bertransaksi,
transaksi
penjualan
Telkom
Flexi
dari
Telkom
langsung
gitu.
Teman-teman
ini
yang
mendistribusikan kartu, mendistribusikan
voucher
. Pasti
kesulitannya adalah menjawab pertanyaan yang
teman-teman dari dealer gitu. Pertanyaannya sederhana, “Pak,
Telkom ini masih mau mengembangkan Flexi atau ngga?”.
Kan kalo kita ini jadi produsen kemudian ada distributor
kita, distributor kita kan butuh penjelasan, bisnis dia
kedepan akan seperti apa. Nah ini yang sulit gitu, karena
mereka denger bahwa Flexi tidak akan dikembangkan gitu.
Mereka kan juga secara.. apa ya.. secara normal gitu akan
yang kesulitan meyakinkan teman-teman AD bahwa bisnis
ini masih cukup layak untuk mereka teruskan gitu.
19
Peneliti
Berarti ini kan istilahnya seperti Telkom memberikan Flexi
ini untuk langsung mengelola ini secara gamblang seperti
itu, terus nanti yang membentuk sumber daya manusianya
dan apa-apanya dari Telkom Flexi sendiri. Itu pernah ngga
terjadi misalnya tumpang tindih atau ketidakjelasan
informasi yang disampaikan Telkom kepada Flexi gitu?
20
Narasumber Pernah. Jadi gini, harusnya kan organisasi itu begitu
dibentuk itu kan harus ada
listing job
. Mestinya kan ada
listing job
karena misalkan posisi tertentu Asman wireless
broadband itu tugas utamanya mengelola apa gitu kan
tugas tambahannya mengelola apa. Waktu organisasi ini
pertama didirikan itu ngga ada namanya
listing job
manual.
Ada organisasi tapi orang ga tau yang ada di organisasi itu
orang harus melakukan apa. Nah itu yang membuat awal
organiasai
ini
berdiri
itu
agak
sedikit
ngalamin
kebingunganlah. Nah kita harus ngatur disini supaya fungsi
itu jalan, akhirnya fungsi-fungsi itu dijalankan matriks
tidak sesuai dengan
job title
-nya. Kan ada ya
job title
-nya
ya misalkan harusnya si A itu nama posisinya itu adalah X
dan X itu mengerjakan Y gitu, itu akhirnya ga terjadi
kita sih sudah tidak relevan. Harusnya yang dibutuhkan
adalah dia meng-
handle
pekerjaan ini tapi ada pekerjaan
yang tidak ada
job title
-nya tidak ada pengampunya seperti
itu.
21
Peneliti
Iya, jadi cara menanganinya seperti itu ya.
22
Narasumber Ya akhirnya kita ya operasional coba untuk beradaptasi ya.
23
Peneliti
Untuk menangani yang bukan
jobdesk
dan menangani
supaya perusahaan tetap berjalan.
Pak, ke awal tadi lagi tentang perkembagan teknologi itu,
Telkom Flexi dapat informasinya darimana ya? Dari
media-media atau dari perusahaan lain atau dari mana
gitu?
24
Narasumber Kalo untuk masalah teknologi, portofolio kedepan itu kita
dikantor pusat ada teman yang ngurusi hal seperti itu. Jadi
ada yang ngurusi masalah portofolio,
strategic investment
.
Mereka dapat infonya darimana? Ada dari
benchmark
operator diluar gitu ya kayak British Telkom ngapain,
Sintel ngapain gitu ya. Trus juga mereka dapat dari
benchmark
sih biasanya ya,
benchmark
yang dilakukan
operator,
benchmark
juga apa yang dilakukan oleh
negara-negara lain gitu. Biasanya sih studi cukup banyak ya dari
buku sama dari internet gitu. Jadi ada bagian yang
trennya
kira-kira
akan
bergerak
kemana
termasuk
sebenarnya mutusin kenapa kita mengeluarkan Indonesia
WiFi itu, karena di Cina udah bangun 3 juta, kemudian di
Inggris sudah bangun, Australi sudah bangun. Kalo kita ga
lakukan ini, kita pasti ketinggalan karena tren ini orang
lain sudah melakukan itu
25
Peneliti
Jadi semua ini disosialisasikan dari atasan ke telkom flexi?
26
Narasumber Iya seperti itu.
27
Peneliti
Untuk masalah seleksi informasi yang tadi dari
benchmark
segala macam itu ada dari sini apa semuanya dari pusat?
28
Narasumber Dari pusat dan kita tinggal menjalani. Jadi yang di level
daerah itu kita hanya eksekusi saja. Kalo s
trategic
thinking, strategic
inisiatif semua dari kantor pusat.
29
Peneliti
Untuk di Flexi ini kan semenjak pergantian nama ini harus
mengkoordinasikan ini kepada semua karyawan disini. Itu
caranya bagaimana?
30
Narasumber Kita kalo kordinasi ada rapat trus disini kan teknologi udah
berkembang ya. Teman-teman biasanya pakai
whats app
,
ga semua pake bb ya. Kalo
whats app
kan bisa multi
platform
gitu ya. Kordinasi juga lebih banyak lewat
teknologilah. Lewat
whats app
terus lewat email. Kalo
rapat itu sebenarnya kita punya media setiap hari rabu itu
silaturahmi lah kita semuanya itu. Setiap hari rabu itu
teman-teman di Telkom itu mereka kumpul untuk
briefing
sekitar paling lambat satu jam gitu untuk
sharing
informasi.
31
Peneliti
Semenjak pergantian ini apakah ada aturan yang berubah
yang mempengaruhi budaya organisasi?
32
Narasumber Kalo aturan sih ga ada yang berubah, cuma memang
budaya organisasi sekarang itu ada yang dinamakan
Great
Spirit
. Jadi ketika direksi itu berubah termasuk wakil
direksi berubah ini merubah nama Divisi Telkom Flexi
menjadi Divisi Wireless Broadband ini kan bawaan dari
perubahan manajemen puncaknya Telkom gitu ya. Mereka
mengenalkan
culture
baru yaitu
Great Spirit
3S. 3S itu
Solid, Speed, Smart
. Jadi kalo mungkin dibilang tidak ada
perubahan aturan tetapi
culture
-nya dibawa ke arah sana.
Jadi menghadapi situasi yang kayak gini dituntut
teman-teman solidlah. Jadi kekompakan itu diminta jadi hal yang
utamalah di kita, karena
listing job
manual tidak ada. Kalo
teman-teman diperparah lagi mereka saling berantem itu
kan mungkin berat, jadi diangkat masalah solid. Kalo kita
solid kita bisa
speed
. Kalo sekarang itu kita ga butuh orang
pinter dan perfeksionis, kita butuh orang yang cepat
solid, bisa
speed
kita butuh semangat. Tiga hal itu
mungkin ya perubahan budaya yang sekarang lagi
didengungkan. Tidak merubah budaya dasarnya Telkom
cuma itu ada
Great Spirit
3S itu saja yang kita miliki.
33
Peneliti
Kalo pengaruhnya positif atau negatif dari perubahan ini
apa?
34
Narasumber Pengaruhnya pasti ada ya. Kalo pengaruh yang positifnya
itu
mungkin
yang
paling
keliatan
adalah
Telkom
mencarikan jalan keluarlah untuk mitra dealernya. Ketika
dia me-
retrechment
bisnis ini dia coba mencarikan
alternatif yang lain untuk mitra bisnisnya lewat Indonesia
WiFi. Karena sebenarnya Indonesia WiFi ini bisa diakses
lewat pelanggan Flexi, bisa diakses oleh pelanggan
Telkomsel, bisa juga diakses lewat kartu. Jadi sebenarnya
Indonesai WiFi ini adalah jalan keluar gitu bagi
teman-teman
mitra
AD
gitu
ketika
bisnis
Flexi
tidak
dikembangkan lebih lanjut tetapi dicarikan bisnis lain,
bisnis Indoensia WiFi ini sebagai jalan keluarlah agar
bisnisnya mitra AD tetap berkelanjutan. Terus sebenarnya
Indonesia WiFi ini memberikan penguatan ke anak
perusahaan kita
yaitu Telkomsel, karena Telkomsel
sekarang
juga
mulai
merasakan
kesulitan
dalam
ini apa? Kekurangannya transformasi ini dilakukan dalam
waktu yang cukup cepat gitu ya yang tidak dibarengi
dengan memperkuat basis kompetensi karyawannya karena
disini tidak hanya masalah
marketing
ya yang harus
dikuasai teman-teman tetapi juga masalah teknis. Masalah
teknis itu pasti butuh waktu karena teman-teman pasti
butuh
training
, tanpa
training
kalo untuk urusan teknis
kayaknya lama. Kalo
marketing
itu biasanya orang udah
biasa ngurusi
marketing
ngurusi yang lain ketika beda
yang dijual itu ga lama sih adaptasinya. Tapi kalo teknis
teknologinya beda banget itu teman-teman perlu di
training,
ga bisa hanya berdasarkan pengalaman
35
Peneliti
Untuk
training
sendiri sudah dijalankan?
36
Narasumber Untuk
training
teknis belum, rata-rata teman-teman belum
Wawancara ke
: 2
Nama Narasumber : Yogo Santoso
Jabatan
:
Manager
Wireless Broadband Area Yogyakarta
Waktu
: Kamis, 30 Mei 2013. Pukul 08.20-08.40 WIB
Tempat
: Divisi Telkom Flexi Wilayah Yogyakarta
Baris
Pelaku
Uraian Wawancara
1
Peneliti
Sejak Divisi Wireless Broadband ini berjalan dengan
bisnis barunya Indonesia WiFi (WiFi), bagaimana sih pak
perkembangan Indonesia WiFi dari awal dikelola sampai
saat ini di Area Jogja?
2
Narasumber
Ya, awalnya kan kita masih bersifat divisi waktu itu.
Awalnya kita dari Divisi Telkom Flexi berubah menjadi
Divisi Wireless Broadband. Ada satu yang saya lupa, abis
itu di transformasi lagi. Teman-teman wireless broadband
area kayak saya itu di transformasi dari Divisi Wireless
Broadband ke Divisi Telkom Timur. Jadi ada transformasi
sekali lagi, teman-teman yang ada di wireless broadband
area itu tadinya menginduk ke Divisi Wireless Broadband
itu sekarang dilebur ke Divisi Telkom Timur. Divisi
Wireless Broadband ini masih ada tapi dia hanya divisi
fungsional.
Jadi
secara
struktural
kita
disini
bertanggungjawab ke GM Witel Jogja dibawah Divisi
Divisi Wireless Broadband sekarang kita dilepas, kita
dimasukin ke Divisi Telkom Timur. Divisi Wireless
Broadband ini masih ada tetapi dia hanya fungsional. Dia
netapin strategi segala macam, eksekusinya kita dibawah
Divisi Telkom Timur. Ini cerita awalnya begitu dulu
masalah strukturnya. Nah terus awalnya Indonesia WiFi
itu dikelola oleh kita dibawah komando Divisi Wireless
Broadband. Nah pada saat awalnya dulu Indonesia WiFi
ngga seperti ini. Dulu kita masih menggunakan teknologi
yang berbeda. Yang membedakan teknologi yang dulu kita
pake sama sekarang itu hanya masalah
sameless. Sameless
itu maksudnya gini, kalo pelanggan Telkomsel itu yang
kemarin saya cerita, jadi itu kalo masuk ke daerah yang
ada Indonesia WiFi dia langsung pindah. Nah teknologi
yang dulu tidak bisa seperti itu, makanya kita ubah
teknologinya,
sekarang
kita
pake
teknologi
yang
memungkinkan
sameless
. Nah awalnya itu waktu kita
sebagai Divisi Wireless Broadband gitu ya belum masuk
ke Divisi Telkom Timur, kita itu kan susah ya kordinasi
karena
kita
dengan
teman-teman
di
akses
yang
menyediakan jaringan itu kita beda divisi sama
teman-teman di bisnis servis yang bantu ngurusi izin lokasi kita,
minta tolong teman bantu ngurus izin lokasi aja beda
divisi, lama. Kita ga bisa ng-
push
target kita ke mereka,
begitu juga penyediaan jaringan karena kita beda divisi.
Yang dilayani divisi akses juga banyak ga cuma kita. Nah
waktu itu perjalanannya agak tersendat sebenarnya. Ketika
kita punya masalah kita mengeskalasi harus ke
teman-teman di Jakarta karena divisi kita di Jakarta. Nah karena
itu dianggap ga efektif maka semenjak 1 Januari itu berdiri
Divisi Telkom Timur. Telkom itu hanya dibagi dua divisi
ya, Divisi Telkom Barat itu mulai dari Bandung ke barat
sampai ke Aceh kemudian Divisi Telkom Timur mulai dari
Jawa Tengah sampai ke KTI. Nah kita sekarang dibawah
Divisi
Telkom
Timur. Kalo
dulunya
sebelum
kita
bergabung ke Divisi Telkom Timur itu paling kita bangun
Indonesia WiFi itu baru di level sekitar angka 500 titik
access point
(AP). Tapi semenjak ini kita sudah bisa
mengakselerasi sampai dua kali lipat, jadi sekarang itu kita
udah punya 1000 AP hanya dalam waktu kurang lebih dari
Februari sampe bulan Mei gitu.
3
Peneliti
Telkom timur itu pusatnya dimana?
4
Narasumber
Di Surabaya
5
Peneliti
Oh jadi kordinasinya sekarang kesana semua?
7
Peneliti
Pak, untuk masalah sumber informasi berkaitan dengan
titik-titik
access point
yang di Jogja ini biasanya Telkom
Flexi dapat informasi darimana? Apakah dari majalah atau
media atau bagian khusus yang menangani tentang
informasi
access point
atau potensi-potensinya?
8
Narasumber
Oh saat ini mbak, ini media komunikasinya ya, kita media
komunikasinya ada web, webnya
www.indonesiawifi.com
itu ada. Terus media komunikasi yang lain sekarang kita
belum main media online, jadi kita belum main di tv segala
macam. Promonya masih lewat brosur atau lewat apa gitu.
9
Peneliti
Berarti disini ngga ada bagian khusus yang nangani untuk
mencari potensi-potensi lokasi WiFi ID di sekitar Jogja
sini?
10
Narasumber
Oh kalau mencari potensinya ada. Jadi gini, untuk
mengurusi masalah
set acuitition
, masalah izin lokasi,
masalah
market
itu yang mengelola adalah teman-teman
yang ada di
Delivery Channel
bahasa kita ya DC.
Delivery
channel-
nya Indonesia WiFi-nya kita siapa sih? 1.
Teman-teman di bisnis servis, bisnis servis itu mengelola segmen
small medium enterprise
, UKM segala macem itu yang
ngelola bisnis servis, terus ada lagi
delivery channel-
nya
itu di divisi enterprise servis, DES namanya, kalo tadi DBS
misalnya ada koperasi, sekolah segala macam itu lewatnya
bisnis servis, terus ada divisi enterprise servis itu ngelola
pelanggan-pelanggan korporasi. Jadi kalau misalnya Bank
Mandiri, banking segala macam itu minta itu larinya ke
teman-teman enterprise. Terus Indonesia WiFi itu juga
dipasang di public servis yang kayak restoran, kafe segala
macam itu yang ngelola
delivery channel
itu adalah
teman-teman divisi
consumer
servis (DCS). Nah ada pelanggan
yang sifatnya personal, pelanggan personal itu misalnya
dia pelanggan flexi dia punya komunitas, dia pengen
komunitasnya dipasang Indonesia WiFi, itu teman-teman
WiBro. Jadi
delivery channel-
nya itu banyak yang
Indonesia WiFi itu. Didalamnya ada DBS, DCS, DES, ada
WiBro. Jadi itu yang mengelola potensi pasar sesuai
segmennya. Jadi ngga ada satu unit khusus yang dia
ditugasi untuk ngelola
delivery channel
secara khusus itu
ngga, tapi tergantung segmennya gitu.
11
Peneliti
Ini berarti cara-cara khusus utnuk mendapatkan informasi
dari lingkungan eksternal dari
channel-channel
tadi ya.
Terus bagaimana sih pak proses informasi dari
delivery
channel
itu diterima sama diinterpretasikan oleh organisasi
ini?
kebutuhannya
dan
usulan
kandidatnya.
Usulan
kandidatnya misal DBS itu ngusulin minta dipasang ini
ada 500 sekolah yang menurut kita potensial gitu ya. Kita
punya program namanya indi
school
. Jadi indi
school
itu
adalah suatu program yang kita bangun Indonesia WiFi di
seluruh sekolah di Indonesia. Jadi targetnya ada sekitar
100 ribu sekolah di Indonesia itu yang harus kita pasang
Indonesia WiFi. Nah di Jogja ini kita dapat target sekitar
3000an sekolah yang harus kita pasang sampai 17 Agustus
besok. Itu 3000 sekolah itu kalau dihitung sih sampai SD
pun harus dipasang. Tapi itukan sebenarnya program
mandatorilah yang pemerintah bikin ke BUMN yang harus
dijalain itu namanya MP3EI (
Master Plan
Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia), Dahlan Iskan MeNeg
BUMN bikin gitu ya, dia punya program kalo mau
perekonomian tumbuh itu ya harus dibangun infrastruktur
jalan, termasuk internet karena ada studinya kalau
penetrasi
internet
itu
tumbuh
3
persen
aja
itu
perekonomian tumbuh 1,8 persen. Nah itu kayaknya di
pegang
sama
pemerintah
kita,
jadi
kalau
mau
perekonomian Indonesia tumbuh itu lengkapi infrastruktur
internet mulai dari sekolah, daerah terpencil segala macam.
kita punya program indi
school
merah putih itu kita harus
bangun Indoensia WiFi itu di pulau-pulau yang terluar
segala macam gitu. Jadi ini ga semua nuansa bisnis karena
memang
ada
program
mandatori
program
wajib
pemerintah yang dititipin ke kita gitu, harus dijalani.
13
Peneliti
Terus kalau tahap-tahap mengelola informasi dari
dealer-dealernya setelah diusulkan itu bagaimana?
14
Narasumber
Jadi kita menyusun yang namanya
Join Planning Session
ya. Jadi begitu usulan masuk kita bikin sesi bersama
dengan
teman
yang
mengusulkan,
teman
yang
menyediakan infrastruktur itu kita kumpulin. Dari situ ntar
kita bikin skala prioritas, skala prioritas itu yang pertama
berdasarkan estimasi
market-
nya gitu. Kedua berdasarkan
urgensi
-nya, ketiga berdasarkan ketersediaan jaringannya.
Jadi itu penting kita gelar tapi ngga ada jaringannya secara
bisnis kalo kita tarik jaringan tidak layak gitu ya. Itu juga
kita geser prioritasnya jadi semua usulan itu ada sesi
berikutnya itu namanya
Join Planning Session
.
Join
Planning Session
itu artinya kita usulkan ke teman-teman
di Divisi Wireless Broadband di Jakarta untuk penyediaan
access point-
nya, seperti itu. Modemnya segala macam,
nanti setelah itu semua selesai baru kita tunjuk pihak
15
Peneliti
Lalu, bagaimana cara menyeleksi informasi yang berguna
dan tidak berguna bagi organisasi? Contohnya seperti apa?
16
Narasumber
Jadi sesuatu yang baru itu kan kadang belum tentu
dipahami baik gitu ya oleh pihak-pihak terkait. Jadi
misalkan program indi
school
-lah yang tadi saya ceritakan,
program indi
school
itu kita punya program untuk bangun
3000 sekolah, itu harus kita pasang. Nah informasi yang
menurut saya itu kadang tidak berguna adalah informasi
yang dipahami salah gitu. Ujungnya itu sebenarnya bukan
cuma
masang.
Ujungnya
itu
kan
sebenarnya
ada
penggunaan karena hanya dengan itulah kita kembali
modal. Kadang itu teman-teman bias informasinya hanya
dipegang satu sisi aja “oh kita harus pasang 3000”
sehingga prioritasnya bergeser, misalkan kan harusnya kita
sasar dulu kita habisin dulu segmen SMA sederajat gitu ya
SMA, MA gitu ya SMK gitu, ini ngga gitu pokoknya
semua sekolah kita pasang dulu, SD pun
even
dipasang.
Jadi kalo menurut saya sih itu yang harus kita
filter
. Kita
sampaikan program ini, misalnya
Indi School,
filosofinya
apa tujuannya apa gitu, kemudian ya kita perlu ada
filter
informasi gitu untuk menyaring informasi yang tidak
berguna.
18
Narasumber
Ngga ada sih. Jadi ini kelemahan organisasi kita ini kan
semua tidak ada yang tertulis gitu kan. Jadi kita gini aja,
dibalik semua ini jadi intinya adalah
revenue
. Berapa sih
yang bisa kita dapat karena target kita disini itukan kita
mengelola pendapatan dan beban. Jadi kita kembalikan aja
ke kontrak manajemen kita ke KPI kita. KPI kita
ending
-nya adalah
revenue
, sesuatu aktivitas yang kita lakukan
pada akhirnya itu harus kembali ke
revenue
.
19
Peneliti
KPI itu apa ya?
20
Narasumber
Key Performance Indicator
.
21
Peneliti
Oh gitu, berarti tahap-tahap itu secara langsung gitu ya
pak?
22
Narasumber
Iya. Jadi kita kerja setahun itu kita punya namanya kalo di
Telkom kita punya namanya SKI (Sasaran Kerja Individu)
itu bahasa umumnya kan itu di perusahaan ada KPI ya
Key
Performance Indicator. Key performance indicator
itu
biasanya indikator yang paling tinggi yang bobotnya
paling besar adalah indkator
financial performance
ya,
revenue
, beban, laba itu jadi indikator yang paling besar
biasanya sih porsinya sekitar 50 persen. Dibawahnya itu
ada indikator
market, sales
kita segala macam, jumlah
pelanggan kita itu indikator kedua. Terus yang indikator
revenue
itu harus didapat dengan cara yang benar. Ada
namanya internal bisnis proses. Yang keempat itu ada
learning and growth
di KPI. Di
learning and growth
itu
kita diwajibkan untuk bisa belajar dari aktivitas yang udah
kita lakukan. Jadi di Telkom itu kita, teman-teman itu
punya kewajiban untuk nulis kampium ya, menulis
kampium itu bikin seperti makalah gitu kemudian di
upload
di sistem, ada
expert
nanti yang akan
meng-approve
yang akan menilai gitu. Kalau dia ga lakukan
penulisan karya tulis dan tidak di
approve
oleh
expert
gitu
teman-teman ga bisa dapat nilai tertentu unutk penilaian
KPI nya. Nah nilai tertenu itu mempengaruhi apakah tahun
depan dia bisa promo apa ngga, dia bisa promosi apa ngga,
dia bisa dapat penghargaan haji, ziarah atau apa gitu.
23
Peneliti
Oh jadi setiap tahun itu berubah KPI-nya?
24
Narasumber
KPI-nya berubah tapi biasanya ga berubah empat hal itu ga
pernah berubah, jadi
revenue
-nya
, financial indicator
,
gitu-gitu ga berubah.
25
Peneliti
Lalu, bagaimana sih cara organisasi mengkomunikasikan
dan
mengkoordinasikan
informasi
ke
lingkungan
organisasi, ke internal ke eksternal juga?
26
Narasumber
Kalau kordinasi itu kita lakukan dua ya, satu itu kordinasi
email segala macam. Tapi ada lagi satu kordinasi yang kita
lakukan itu kordinasi
by
sistem itu jadi kordinasi
berdasarkan
order.
Jadi kordinasi yang sifatnya email,
rapat segala macam itu kan apa ya. Memantaunya itu
manual gitu. Nah hasil kordinasinya itu kita masukin ke
book order
. Ada sistemnya lah, kita punya sistem untuk
memasukkan
order
lah.
Order
itu yang memantau, jadi
kordinasinya ga terus-terusan lewat rapat. Tapi ada emang
sistem gitu. Kita bikin
order
ke teman-teman,
order-
nya
itu udah kita kerjakan atau belum kita bisa mantau. Mereka
sudah ambil
order
-nya belum, sudah di
close
belum, ada
kendala apa. Ada seperti itu juga.
27
Peneliti
Berkaitan tentang ketidakjelasan informasi, bagaimana sih
proses
organisasi
dalam
menangani
ketidakjelasan
informasi dari lingkungan eksternal internal?
28
Narasumber
Kita biasanya gini, kordinasinya itu dengan
peer
dulu. Jadi
jarang gitu kita ada masalah langsung kita kasih ke atas
29
Peneliti
Peer
itu apa ya?
30
Narasumber
Peer
itu maksudnya teman yang sederajatlah.
Peering
gitu
horizontal dululah. Kita kan disini ada manajer ada
delapan. Ketika ada masalah itu ngga langsung kita
eskalasi ke GM kita. Kita kordinasi dulu antar
peer
gitu
mensolusikannya, ini ada
miss
komunikasi kayak gini kita
ngomong dulu. Jadi kalo di level
peer
masalah udah
selesai kan ga perlu juga kita eskalasi karena organisasi
kita kan sentralistik sekarang ya. Kita punya GM disini,
GM kita itu ngelola mulai dari pelanggan sampai dengan
ngelola
network
, pasti dia sendiri udah pusing. Waktu ini
dibawa ke Surabaya, di Surabaya sama juga ini dia ngelola
dari Jawa Tengah sampe ke KTI kan sampe ke Papua, pasti
dia lebih pusing. Jadi biasanya sih kita lebih coba
menyelesaikan masalah itu horizontal dulu. Kalo dengan
peer
kita di Jogja ini ga selesai, kita coba
compare best
practice
apa, kita coba
benchmark
-lah apa yang coba
dilakukan Solo, apa yang dilakukan Semarang, apa yang
dilakukan Bali, apa yang dilakukan Makasar kan gitu ya.
Nanti kita sudah coba ga tersolusikan baru kita coba
eskalasi.
31
Peneliti
Contoh kejelasan informasi seperti apa ya?
32
Narasumber
Nah misalkan gini, di kita itu belum
clear
ni masalah
penanganan gangguannya, wifi, wifi ini sekarang sudah
banyak sudah 1000 titik gitu ya. Belum dibikin bisnis
proses penanganan gangguannya seperti apa. Nah ini kalo
kita eskalasi ke bos kita, kita tanya “Pak, gimana sih
ga tau wong kita yang tiap hari nangani aja ga tau. Nah
kayak gitu itu kita coba rembug dengan misalkan
teman-teman di jaringan akses karena gangguan itu bisa juga
terjadi
jaringan
akses.
Kita
coba
kordinasi
sama
manajernya infratel karena mungkin gangguan ada di
infrastruktur seperti itu. Kalo misalkan di kita belum
pernah punya
experience
, kita coba nih nanya ke Semarang
gimana sih. Kalo Semarang juga sama “Wah sama mas,
Semarang juga ga punya
experience
”, ini Indonesia WiFi
pertama kali didirikan dimana sih, di Jakarta sama di Bali.
Kita tanya dulu kesana. Nah
best practice
mereka apa
pengalaman-pengalaman terbaik mereka itu kita coba
adopt
gitu kita coba tulisin, kita coba rumusin, kita coba
sosialisasiin dengan teman-teman yang lain. Besok kalo
ada gangguan kita begini ya, kita begini ya gitu karena
Wawancara ke
: 3
Nama Narasumber : Nur Yamin, S.T
Jabatan
: Asman Wireless Broadband Area Yogyakarta
Waktu
: Senin, 17 Juni 2013. Pukul 10.20-11.00 WIB
Tempat
: Divisi Telkom Flexi Wilayah Yogyakarta
Baris
Pelaku
Uraian Wawancara
1
Peneliti
Begini pak, kan sejak Divisi Wireless Broadband ini
berjalan dari bulan desember dan dengan produk barunya
WiFi ID. Bagaimana sih perkembangan WiFi ID dari
mulai terbentuk hingga saat ini khususnya di wilayah
Yogyakarta?
2
Narasumber
Cepat, pesat. Jadi kita sudah sekitar seribu lima ratusan ya,
kurang lebih seribuan lima ratus AP (
Access Point
). Yang
terpasang prioritas adalah indi
school
, ada
public area
, ada
yang tempat umum ya
public area
. Macam-macamlah.
3
Peneliti
Kalau masalah teknologi tentang WiFi ID berkembang apa
ngga dari awal hingga saat ini? Misalnya kalau orang ke
tempat wifi harus pake
password
, ini untuk hal-hal tertentu
dia langsung
connect
gitu, gimana?
4
Narasumber
Oh iya, jadi macem-macem
login
-nya. Jadi tergantung
market
-nya juga. Kalau di
public area
karena di tempat
umum itu WiFi ID, tapi yang di tempat sekolah itu indi
beda. Kalau indi
school
seribu rupiah perhari, tempat
umum lima ribu rupiah perhari. Itu bisa menggunakan
terutama Telkom Grup. Jadi bisa menggunakan sms bisa
pake pin
card
, bisa kalau punya
login
Speedy bisa pake
login
Speedy. Ada juga yang pinnya gitu.
5
Peneliti
Nah inikan saya pake Telkomsel. Jadi sewaktu saya disini
dan di Telkom coba wifinya itu saya langsung
connect
, apa
itu karena saya pengguna Telkomsel?
6
Narasumber
Jadi kalo telkomsel ada dua, bisa menggunakan sms ke
8108. Jadi net 8000 kirim ke 8108 atau kalau pengguna
data telkomsel itu pake
sameless
. Jadi menggunakan
login
password-
nya yang dataya telkomsel itu. Jadi ngga usah
lagi masuk
login.
Jadi
login
-nya itu di set pake WAP.
Begitu ke
setting
langsung WAP dan bisa langsung masuk.
Itu namanya
sameless
.
7
Peneliti
Waktu saya masuk ke wifi itu ada WiFi ID sama
Free@WiFi.ID
. Itu berbeda ya?
8
Narasumber
Iya kalau
free
kan bebas ngga berbayar cuma ada
batasannya, misalnya ga bisa
download
, terus yang
kecepatannya maksimal 512 kbps, terus setiap 20 menit dia
akan
log out
.
9
Peneliti
Kalau yang
free@wifi.id
itu sudah ada dimana?
diluar area sekolah semua ada.
11
Peneliti
Untuk pemasangan WiFi ID, misalnya di indi
school
itu,
apa ada syarat-syarat atau ketentuan khusus?
12
Narasumber
Ya syaratnya ada jaringan atau siap ditarik jaringan karena
kalau jaringan tidak ada ya tidak bisa.
13
Peneliti
Ditarik jaringan itu maksudnya?
14
Narasumber
Maksudnya ditarik jaringan misalnya dari situ dekat, ada
jaringan kosong, dia belum punya nomor telepon. Prioritas
utama adalah dimana dia dekat dengan
viber optic
kita.
Karena standar WiFi ID pake
viber
supaya kecepatannya
tinggikan. Kalau dia tidak ada, dia harus deket dengan
jaringan kita dan kosong dan siap dipake. Kalo misalnya
ada DP untuk telepon itu penuh ga bisa atau dia punya
nonor telepon
existing,
kita numpang dinomor telepon
yang dia pake.
15
Peneliti
DP itu apa pak?
16
Narasumber
Distribution point
. Jadi kotak pembagi untuk telepon itu.
Yang ada di tiang-tiang itukan ada kotak. Nah itu ditarik
kerumah-rumah. Kalo dia ada ga jauh dari situ bisa ditarik
maksimal 150 meter itu bisa dipasang, tapi kalau yang
jauhkan kita pasang sampai pelosok-pelosok gitukan,
misalnya Kulon Progo. Itu selama jaringan teleponnya ada
juga bisa dipake. Apalagi yang ga bisa kita pasang. Tidak
ada syaratnya, syaratnya kalo dia mau dipasang dan
jaringan kabelnya ada, jaringannya ada, jaringan FO atau
jaringan kabelnya ada.
17
Peneliti
Kalau bedanya Speedy sama WiFi ID apa?
18
Narasumber
Kalau Speedy berbayar bulanan
flat
, kalau ini tidak
berbayar
flat
sesuai kebutuhan. Tadikan kalau saya mau
pake bisa sms. Sms itu ke 8108 itu pake flexi atau pake
telkomsel. Net harian atau indi
school,
net
indi school
seribu kirim ke 8108. Keluar
login password
dia bisa
masuk. Kalau Speedy kan bulanan nih atau pake pin
card
yang digosok itu, cuma dia begitu masuk ke WiFi ID itu
pilih cara bayarnya pake pin
card
atau pake
login
Speedy
kita atau pake sms Flexi atau Telkomsel, jadi tinggal pilih
saja.
19
Peneliti
Kalau untuk PC?
20
Narasumber
Ya kalau untuk PC kan harus ada wifi dan harus pasang
usb wifi nya.
21
Peneliti
Kalau dalam tahap-tahap pemasangan WiFi ID pak
bagaimana? Dari perusahaan sampai terjun ke lokasi untuk
pemasangan.
22
Narasumber
Jadi gini, tahap-tahapannya itu pertama satu oh ini
bagaimana dipasangkan, baik FO maupun kabel. Yang
kedua syaratnya itu ada nokes (nota kesepakatan) dia siap
ga boleh ga dipasang. Nantikan ngeluarin
power
, ada
satuan, satuan itukan harus 13 volt 1 AP, kalau dia masang
4 berarti harus sekolah itu atau lokasi itu harus siap
memberi
power
buat wifinya. Jadi tanggungan yang
tempat yang kita pasang, kalau itu udah kita buat nota
kesepakatan baru kita instal, kita pasang wifinya, itu aja
sih sebenernya, ga ada apa-apa. Jadi kalau saya minta
dipasang, oke, nanti kita bikin di list terus kita cek
jaringannya ada terus buat nota kesepakatan. Jadi gitu aja.
23
Peneliti
Saya ingin tahu nih pak, darimana sih sumber-sumber
informasi tentang potensi lokasi khususnya di Yogyakarta
ini?
24
Narasumber
Ya satu, tergantung program. Sekarangkan program indi
school
kita punya data sekolah. Data sekolah itu biasanya
lewat Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Kota.
Boleh ga kita ada rencana gini. Kalau pas yang paling
gampang adalah mereka lagi ada pertemuan kita datang,
kita nyampein, kita langsung nota kesepakatan gitu. Jadi
dari
list-list
itu atau kita datang satu-satu, oh ini jaringan
ada nih, kita datengin mau ga dipasang, mau, ya sudah kita
internet ada data sekolah DIY gitu kita pilih. Ada
berdasarkan yayasan, ada ma’srif, muhammadiyah gitu.
Oh iya sekolah-sekolah tempat saya dipasang, cuma mana
yang bisa dipasang mana yang tidak nanti kesiapan
jaringannya. Nah itu kalo ditempat indi
school
sekolah.
Nah kalo ditempat umum macem-macem lagi yang
menurut kita potensial, tapi prioritas semua juga akan
dipake, misal Jogjatronik bagus nih kita buat nota
kesepakatan nanti kita pasang, kayak Ramai misalnya,
Malioboro Street kita kerjasama sama Pemda kita pasang
disepanjang Malioboro.
25
Peneliti
Kalau tentang
delivery channel
yang mengumpulkan
informasi dari agen-agennya itu gimana pak?
26
Narasumber
Ya
delivery channel
dari agen-agennya itukan
delivery
channel
itukan punya
Authorized dealer
(AD), AD itukan
minta dipasang. Jadi semua sumber itu diambil lalu
dirapatkan untuk yang tempat-tempat umum, kecuali di
sekolah-sekolahkan tidak pandang bulu itu potensial atau
tidak ngga ngerti kitakan. Pokoknya nokes ada jaringan
ada kita pasang. Tapi kalo tempat umum kita lihat ini
kira-kira potensial apa tidak. Kalo ada masukan kafe ini
dipasang, jaringannya ada potensial ga kita pasang.
nota kesepakatan pihak dari sana membayar ya?
28
Narasumber
Tidak, gratis. Selama dia menyiapkan kita perlu satuan aja.
Kayak Jogjatronik mau masang nih untuk fasilitas
toko-toko disana atau untuk fasilitas pengunjung mau pasang
wifi, nanti urusan yang masang mereka ga usah investasi.
Fasilitas di Jogjatronik ga bisa di investasi dari Jogjatronik
yang penting siapin saya perlu satuan aja. Selesai. Tapi
tidak semua, tidak segampang itu karena merekakan
polanya bisnis. Kadang-kadang minta bayaran tapi
lama-lama dengan begitu kita pasang di Jogjtaronik
tempat-tempat lainkan iri jugakan, oh disini ada dengan kecepatan
tinggi, akhirnya mereka minta. Sekarang lebih banyak
orang banyak minta,
kita bukan mencari. Tapi kalau
publik area itu, saya minta dipasangin dong, sudah mulai
banyak yang minta.
29
Peneliti
Jadi
pekerjaannya
flexi
untuk
mencari
itu
sedikit
berkurang ya.
30
Narasumber
Berkurang.
31
Peneliti
Kalau mereka minta kesini itu prosedurnya bagaimana
pak? Langsung datang kesini atau gimana?
32
Narasumber
Oh ngga, sekarang kita
jadi PO (
Product Online
) jadi
pemilik aja, pemilik
product
program aja. Jadi nanti ada
Tapi kalo indi
schoo
l dari DBS. Jadi pintunya dari sana.
Pintunya
delivery channel
atau dari divisi
customer service
yang menangani pelanggan yang langsung datang ke
kantor. Tapi ga menutup kemungkinan kita juga bisa
memasukkan.
Jadi
dibagi-bagi
tugas
dan
tanggung
jawabnya. Tergantung publik area itu miliknya punya
siapa,
DBS,
Enterprise.
Kalau
hotel-hotel
besarkan
Enterprise biasanya yang punya, Enterprise yang minta
sama kita. DBS pelanggan-pelanggan potensial, DCS retail
biasa. Jadi kita cuma tugasnya sebetulnya nantinya
awalnya aja kita yang dari mulai masang, dari nyari
jaringan gitukan. Sekarang ditata bahwa setelah gabung
lagi jadi Kandatel mereka yang meng-
collect
permintaan.
33
Peneliti
Untuk hotel-hotel di Jogja berarti sudah banyak yaa
dipasang WiFi ID?
34
Narasumber
Ada beberapa. Dari hotel kelas melati sampai berbintang
sudah ada. Mulai melati yang ecek-ecek juga ada, yang di
Jalan Solo Grand Aston sudah ada.
35
Peneliti
Kalau universitas itu masuknya ke program indi
school
ya?
36
Narasumber
Kalau universitas ngga indi
school,
biasa. Udah banyak
juga yang dipasang. Kalau sekarang kopertis-kopertis yang
kecil-kecil. Yang besarnya yang banyak dipasang itu di
37
Peneliti
Pak, bagaimana sih proses informasi itu diterima dari
delivery channel
terus diinterpretsikan perusahaan?
38
Narasumber
Ya dilihat, contoh misalnya di kafe kita survey kesana,
penggunanya berapa banyak. Kadang-kadang kafekan
sudah punya Speedy kan?! Saya pernah misalnya survey
kesana yang datang kesana 14 meja yang dia diduduki
sama bawa laptop,
browsing
, salah satunya potensial gitu.
Ada sih sebenarnya ada
form survey
sebenarnya. Jadi
berapa pengunjungnya jangan sampai kita pasang lalu
pengunjungnya tidak ada.
39
Peneliti
Oh berarti interpretasinya itu dengan survey langsung ke
lokasi?
40
Narasumber
Betul.
41
Peneliti
Yang survey itu dari pihak sini?
42
Narasumber
Iya dari pihak sini semua. Mereka,
delivery channel
mengusulkan saja, nanti kita survey kesana. Nanti berapa
banyak dipasang, satu atau dua atau tiga gitu.
43
Peneliti
Untuk pemasangan satu atau dua atau tiga selain dilihat
dari pengunjungnya, dilihat dari mana lagi?
44
Narasumber
Dari areanya, luas areanya karena satu AP itukan kurang
lebih radiusnya 25 meter, kadang kalau dinding tebal dia
ga bisa tembus. Jadi harus pasang sini sini sini gitu, itu kita
45
Peneliti
Biasanya dalam satu area bisa dipasang sampai berapa
pak?
46
Narasumber
Tergantung.
47
Peneliti
Kalau saat ini yang paling banyak dipasang itu dimana?
48
Narasumber
Paling banyak itu ya universitas itu yang sehabis SMP 60
apa ya. Pokoknya universitas karena luas dan juga karena
pengguna komputer dan internet, jadi iya.
49
Peneliti
Pak, untuk mengelola informasi dari
delivery channel
-nya
itu apakah ada tahap-tahapnya pak? Tahap-tahap lain
selain
survey
dan ada jaringan itu apakah ada lagi?
50
Narasumber
Ya tahapannya cuma itu aja, jaringan. Kalau udah dapat
masukan dari
delivery channel
atau dari teman-teman
depan itu terus kita survey, jaringannya ada ngga. Kalau
jaringannya ada nanti penggunanya akan ada atau tidak
gitukan. Sebatas itu aja.
51
Peneliti
Pernah ngga pak ada ketidakjelasan informasi atau
informasi yang samar-samar dari
delivery channel
ke
perusahaan?
52
Narasumber
Kecuali yang sekolah ya dan hotel biasanya. Kalau
permintaannya
rombongan
gitu
ada
yang
kelewat
surveynya sehingga efektivitasnya tidak dijaminkan gitu.
Kalo dari DC kan hanya menginformasikan. Contoh di
Atau telkomsel minta dipasang di daerah mrican, sampai
sekarang belum dipasang sih karena belum ada jaringan,
jaringannya yang susah. Oh tapi kalau lihat lingkungan
sepintas aja, mrican, banyak teman-teman di kampus terus
kalau saya maghrib kesana oh orang pada makan sambil
nongkrong
gitu.
Oh
itu
udah
potensial
gitu
kan.
Sebenarnya kalau
delivery channel
samar-samar sih
menginformasikan saja.
53
Peneliti
Pernah
terjadi
kesalahpahaman
gitu
dalam
menginformasikannya ke perusahaan?
54
Narasumber
Kalau kesalahpahaman relatif tidak ada karena banyak
koordinasi ya. Kalaupun salah tidak jelaskan koordinasi
terus ya. Yang penting koordinasi sih.
55
Peneliti
Pak, misalnya
delivery channel
sudah menunjukkan
potensi lokasi yang cocok terus dari pihak perusahaan
sudah melakukan survey, lalu pasti ada koordinasi lagi dari
pihak dalam untuk pemasangannya itu. Biasanya cara yang
dilakukan untuk mengkoordinasikan atau menggunakan
informasinya itu lewat apa pak?
56
Narasumber
Lewat
dilakukan
biasanya
untuk
resmi
pemberitahuan gitukan, terus
discuss
-nya juga ada, terus
informasi
by
orang langsung. Nanti di diskusikan kalau ada
57
Peneliti
Pak, untuk pemasangannya sendiri pihak yang terkait itu
seluruhnya atau ada bagian-bagian khususnya?
58
Narasumber
Kalau itu ya bagian-bagian tertentu, ngga
broadcast
ke
semua. Nanti dari sini oh unit ini yang ada hubungannya
nanti kita kirim ke situ. Nanti kalau wifikan mau masang
disini ya ke
delivery channel
, ya ke jaringan, unit jaringan,
ya kita, unit terkait.
59
Peneliti
Semua inikan koordinasinya ke Telkom Timur ya?
60
Narasumber
Oh kalau itunya iya. Jadi gini, Telkom itu sekarang dibagi
dua yaitu Telkom Barat dan Telkom Timur. Telkom Timur
nanti ada datel-datel. Salah satunya Datel Jogja gitu. Kalau
dari satu unitnya itu ya dari Datel Jogja ke timur, timur
nanti ke pusat, pusatnya yang ngurus direktorat apa. Ya ke
unit-unit terkaitnya dapat informasinya.
61
Peneliti
Pak, untuk persyaratan pemasangan WiFi ID seperti
jaringan tadi, itu ada aturan tertulis untuk syarat-syaratnya
itu?
62
Narasumber
Aturan tertulisnya sih mungkin ga tertulis ya karena syarat
utama itu. Jadi udah jelaslah kalau pasang ini harus ada ini.
Tapi aturan main misalnya di jaringan di rapat misalnya
ada sih. Yang utama pakai ini, jaringannya seperti ini,
misalnya pake FO jaringannya nanti OLT, OND masuk ke
seperti ini SOP-nya ada. Ada aturannya.
63
peneliti
Jadi kalau boleh saya simpulkan, perkembangan WiFi ID
saampai saat ini sudah cepat dan pesat ya pak. Telkom
Flexi sudah mengurangi untuk mencari tetapi sudah
banyak yang minta. Artinya untuk wilayah Yogyakarta
sudah tahu bahwa ada program WiFi ID.
64
Narasumber
Saya belum tahu ya belum saya survey semua tapi sudah
tahu gitu. Contoh paling gampang misalnya sekolah,
sekolah itu sekarang itu sudah minta dipasangin tahu dari
sekolah yang lain. Jadi informasi itu udah nyampe. Terus
misalnya kafe-kafe juga minta tolong dipasangin nih.
65
Peneliti
Berarti itu memudahkan jugakan?
66
Narasumber
Secara promosi lebih mudah jadinya karena banyak