• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM DISKUSI DAN RELEVANSINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA SISWA SMA NEGERI 1 SIBOLGA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESANTUNAN BERBAHASA DALAM DISKUSI DAN RELEVANSINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA SISWA SMA NEGERI 1 SIBOLGA."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM DISKUSI DAN RELEVANSINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA SISWA SMA NEGERI 1 SIBOLGA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

HERIYAWAN HUTAGALUNG 8136191006

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

TESIS

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM DISKUSI DAN RELEVANSINYA PADA PEMBELAJARAN B AH ASA SISWA SMA N E G E R I1 SIBOLGA

Disusun dan diajukan oleh Heriyawan Hutagalung

NIM 8136191006

Telah dipertahankan di depan Pantia Ujian Tesis Pada Tanggal 27 Januari 2017 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Medan, 27 Januari 2017

Menyetujui Pembimbing,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Wisman Hadi. M.Hum. Dr. Maftrivunf. M.Hum. NIP 197802012003121003 NIP 1>6406021992032002

Mengetahui.

KetuaProgram Studi Pendidikan Bahasa dan

Program Pascasaijana Negeri Medan,

(3)

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI UJIAN TESIS MAGISTER PENDI0IK AN PROGRAM

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

No. Nama Tanda Tangan

Dr. Wisman Hadi, M.Hum. 1. NIP. 197802012003121003

Pembimbing 1.

Dr. Mahriyuni, M.Hum. 2. NIP. 196406021992032002

Pembimbing 11.

Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd. 3. N IP 19610420 1987032 002

Narasumber I.

Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D. 4. NIP. 19550113 198203 1 002

Narasumber II.

Prof. Dr. Sumarsih, M.Pd. 5. N I P .19581021983032002

Narasumber HI.

(4)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Heriyawan Hutagaiung

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

NIM :8136191006

Angkatan : 1/ Reguler

Judul Tesis : Kesantunan Berbahasa dalam Diskusi dan Relevansinya pada Pembelajaran Bahasa Siswa SMA Negeri 1 Sibolga

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang saya tulis adalah karya ilmiah hasil dari pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa tesis tersebut merapakan Plagiat, maka saya bersedia gelar dan ijazah yang telah saya peroleh ditinjau kembali.

Demikian surat pemyataan ini saya perbuat dengan pikiran yang sehat, tanpa tekanan dari siapa pun.

Medan, 20 Januari 2017 Yang Membuat Pemyataan,

(5)

i ABSTRAK

Heriyawan Hutagalung (8136191006), Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2017. Judul Tesis, Kesantunan Berbahasa dalam Diskusi dan Relevansinya pada Pembelajaran Bahasa Siswa SMA Negeri 1 Sibolga.

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan prinsip kesantunan yang digunakan dalam diskusi, (2) mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam diskusi berdasarkan prinsip kesantunan, (3) mendeskripsikan prinsip kesantunan dalam diskusi, (4) relevansi prinsip kesantunan dalam diskusi pada pembelajaran bahasa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini merupakan diskusi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sibolga. Tahapan analisis menggunakan rekaman, lalu ditranskipsikan, kemudian dikelompok menurut jenisnya. Setelah itu, data dipaparkan kemudian mengambil kesimpulan akhir.

Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa prinsip kesantunan yang digunakan dalam diskusi pada pembelajaran bahasa indonesia khususnya pada kelas X.1, X.3, X.7 SMA Negeri 1 Sibolga terdapat 94 tuturan. Yang terdiri dari maksim kearifan sebanyak 27 tuturan, maksim kedermawanan sebanyak 5 tuturan, maksim pujian sebanyak 8 tuturan, maksim kesepakatan sebanyak 36 tuturan, dan maksim pujian sebanyak 3 tuturan. Kesantunan berbahasa dalam diskusi pada pembelajaran bahasa indonesia masih tergolong kurang santun. Prinsip kesantunan digunakan untuk mengetahui tingkat kesantunan siswa dalam diskusi. Prinsip kesantunan dalam diskusi memiliki relevansi pada pembelajaran bahasa, dengan menerapkan prinsip kesantunan dalam pembelajaran bahasa siswa akan lebih santun dalam berbicara.

(6)

ii ABSTRACT

Heriyawan Hutagalung (8136191006), a course of education Indonesia language and literature, graduate school of the State University of Medan, 2017. The title of the thesis, Politeness Language in the discussion and its relevance to the study of Language Sman 1 Sibolga.

The purpose of this study is to (1) describe the principle of politeness that is used in the discussion, (2) describe the politeness language in discussions based on the principle of politeness, (3) describe the principle of politeness in the discussion, (4) the relevance of the principle of politeness in the discussion on language learning.

The methods used in this research is qualitative, descriptive methods. The source of the data in this study is the discussion grade X SMA Negeri 1 Sibolga. Stages of analysis using the tape, then ditranskipsikan, then dikelompok according to its kind. After that, the data is displayed then take the final conclusions.

Analysis results can be concluded that the principle of politeness that is used in a discussion on language learning in indonesia, especially on class X 1, X 3, X 7 SMA Negeri 1 Sibolga there are 94 speech. Consisting of maksim wisdom as much as 27 speech, maksim generosity as much as 5 speech, maksim compliments as much as 8 speech, maksim deal as much as 36 speech, and maksim compliments as much as 3 speech. Politeness language in discussions on learning bahasa indonesia still belongs to the less polite. Politeness principle is used to find out the level of politeness students in discussion. Politeness principle in the discussion has relevance to the study of language, by applying the principle of politeness in language learning students will be more polite in talking.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ”Kesantunan Berbahasa dalam Diskusi dan Relevansinya pada Pembelajaran Bahasa Siswa SMA Negeri 1 Sibolga”.

Tesis ini membahas tentang prinsip kesantunan dalam diskusi siswa dan relevansinya pada pembelajaran bahasa. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan tesis ini, antara lain:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 4. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., selaku pembimbing I yang telah banyak membantu

memberikan arahan, masukan dan saran dalam penyusunan tesis ini.

5. Dr. Mahriyuni, M.Hum., selaku pembimbing II yang telah banyak membantu memberikan arahan, masukan dan saran dalam penyusunan tesis ini.

6. Prof. Amrin Saragih, M.A, Ph.D., selaku narasumber II yang telah memberikan arahan, masukan dan saran dalam penyusunan tesis ini.

(8)

iv

8. Gunung Lubis, S.Pd. M.M., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sibolga yang telah memberikan izin dan membantu dalam pelaksanaan penelitian tesis.

9. Teristimewa kepada Ayah tercinta Rekbin Hutagalung dan Ibunda tersayang Gusniwarti Ginting, atas doa, nasihat dan sayang yang tiada henti selalu diberikan kepada penulis mengikuti pendidikan sampai selesai.

10.Terimakasih kepada Abangda Hendra Irawan Hutagalung, S.Pi., Kakanda Herni Waty Hutagalung, A.Md.Kep., dan Adinda Herlina Hutagalung, atas saran yang membangun semangat untuk menyelesaikan tesis ini.

11.Terimakasih kepada Adinda Fitri Wahyuni, S.Pd., yang telah banyak membantu menyelesaikan tesis ini.

12.Terimakasih yang tulus penulis sampaikan kepada para sahabat khususnya kelas Reguler 1-A stambuk 2014 yang telah bersama menuntut ilmu di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan diperhatikan sebagai bahan masukan demi kesempurnaan tesis ini.

Akhirnya penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa sekarang dan yang akan datang.

Medan, 20 Februari 2017 Penulis,

(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak………

.i

Abstract………...ii

Kata Pengantar…….………iii

DAFTAR ISI ... v

Daftar Tabel……….viii

Daftar Gambar………...xi

Daftar Lampiran………xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang………. ... 1

1.2Fokus Penelitian... ... 6

1.3Rumusan Masalah………. ... 6

1.4Tujuan Penelitian….. ... 7

1.4.1 Tujuan Umum….. ... 7

1.4.2 Tujuan Khusus…… ... 7

1.5Manfaat Penelitian….. ... 8

1.5.1 Manfaat Teoretis…... ... 8

1.5.2 Manfaat Praktis….. ... 9

BAB II. LANDASAN TEORETIS ……… ... 10

2.1 Landasan teoretis…...10

(10)

vi

2.1.1.1Pengertian Kesantunan Berbahasa ... 13

2.1.1.2 Prinsip Kerja Sama………. .. ... 17

2.1.1.3 Teori Kesantunan Leech…………. ... 22

2.1.1.3.1 Prinsip Kesantunan ... 22

2.1.1.4 Parameter Kesantunan Berbahasa ... 27

2.1.2 Pengertian Diskusi………. ... 32

2.1.3 Pembelajaran Bahasa……….. ... 36

2.1.3.1Perencanaan Pembelajaran Bahasa ... 38

2.1.4 Relevansi Prinsip Kesantunan dalam Diskusi pada Pembelajaran Bahasa………... ... 41

2.2 Kajian Relevan……… ... 44

2.3 Kerangka Konseptual…….. ... 49

BAB III. METODE PENELITIAN ... 52

3.1Rancangan Penelitian... ... 52

3.2Subjek Penelitian ... .… ... 52

3.3Instrumen Penelitian………... 53

3.4Teknik Pengumpulan Data ... ... 53

3.5Analisis Data………. ... 56

3.6Keabsahan Penelitian... ... 57

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..58 4.1 Hasil Penelitian………..58

(11)

vii

4.1.2 Penyimpangan Terhadap Prinsip Kesantunan yang Ditemukan

dalam Diskusi Kelas X SMA Negeri 1 Sibolga ………..98

4.1.3 Skala Kesantunan Leech ………126

4.2 Pembahasan ………..141

4.2.1 Prinsip Kesantunan yang Digunakan dalam Diskusi ……….141

4.2.1.1Maksim Kearifan ………141

4.2.1.2Maksim Kedermawanan ……….142

4.2.1.3Maksim Pujian ………143

4.2.1.4Maksim Kerendahan Hati ………...144

4.2.1.5Maksim Kesepakatan ……….144

4.2.1.6Maksim Simpati………..144

4.2.2 Kesantunan Berbahasa dalam Diskusi Berdasarkan Prinsip Kesantunan ……….145

4.2.3 Prinsip Kesantunan itu Digunakan dalam Diskusi……… 146

4.2.4 Relevansi Prinsip Kesantunan dalam Diskusi pada Pembelajaran Bahasa Indonesia ………...148

4.3 Diskusi………...150

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………...………152

5.1 Simpulan ………..152

5.2 Saran ………153

DAFTAR PUSTAKA ...155

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman 4.1.1. Pematuhan Terhadap Prinsip Kesantunan yang Ditemukan dalam

Diskusi Kelas X SMA Negeri 1 Sibolga

Tabel 4.1 Maksim Kearifan dalam Diskusi Kelas X.1 pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia………61

Tabel 4.2 Maksim Kedermawanan dalam Diskusi Kelas X.1 pada Pembelajaran Bahasa Indonesia……….66 Tabel 4.3 Maksim Pujian dalam Diskusi Kelas X.1 pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia………..67

Tabel 4.4 Maksim Kerendahan Hati dalam Diskusi Kelas X.1 pada Pembelajaran Bahasa Indonesia……….68 Tabel 4.5 Maksim Kesepakatan dalam Diskusi Kelas X.1 pada

Pembelajaran Bahasa Indonesia……….69 Tabel 4.6 Maksim Simpati dalam Diskusi Kelas X.1 pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia………72

Tabel 4.7 Maksim Kearifan dalam Diskusi Kelas X.3 pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia………73

Tabel 4.8 Maksim Kedermawanan dalam Diskusi Kelas X.3 pada Pembelajaran Bahasa Indonesia……….80 Tabel 4.9 Maksim Pujian dalam Diskusi Kelas X.3 pada Pembelajaran

(13)

ix

Tabel 4.10 Maksim Kerendahan Hati dalam Diskusi Kelas X.3 pada Pembelajaran Bahasa Indonesia………..82 Tabel 4.11 Maksim Kesepakatan dalam Diskusi Kelas X.3 pada

Pembelajaran Bahasa Indonesia………84 Tabel 4.12 Maksim Simpati dalam Diskusi Kelas X.3 pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia………90

Tabel 4.13 Maksim Kearifan dalam Diskusi Kelas X.7 pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia………..91

Tabel 4.14 Maksim Kedermawanan dalam Diskusi Kelas X.7 pada Pembelajaran Bahasa Indonesia……….93 Tabel 4.15 Maksim Pujian dalam Diskusi Kelas X.7 pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia………94

Tabel 4.16 Maksim Kerendahan Hati dalam Diskusi Kelas X.7 pada Pembelajaran Bahasa Indonesia……….95 Tabel 4.17 Maksim Kesepakatan dalam Diskusi Kelas X.7 pada

Pembelajaran Bahasa Indonesia……….96 4.1.2. Prinsip Kesantunan Berbahasa Tidak Santun yang Ditemukan dalam Diskusi Kelas X SMA Negeri 1 Sibolga

Tabel 4.18 Maksim Kearifan dalam Diskusi Kelas X.1 pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia………..98

Tabel 4.19 Maksim Pujian dalam Diskusi Kelas X.1 pada Pembelajaran

(14)

x

Tabel 4.20 Maksim Kesepakatan dalam Diskusi Kelas X.1 pada Pembelajaran Bahasa Indonesia……….101 Tabel 4.21 Maksim Kearifan dalam Diskusi Kelas X.3 pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia………103

Tabel 4.22 Maksim Kedermawanan dalam Diskusi Kelas X.3 pada Pembelajaran Bahasa Indonesia………111 Tabel 4.23 Maksim Pujian dalam Diskusi Kelas X.3 pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia………112

Tabel 4.24 Maksim Kerendahan Hati dalam Diskusi Kelas X.3 pada Pembelajaran Bahasa Indonesia………115 Tabel 4.25 Maksim Kesepakatan dalam Diskusi Kelas X.7 pada

Pembelajaran Bahasa Indonesia……….116 Tabel 4.26 Maksim Kearifan dalam Diskusi Kelas X.7 pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia……….120

Tabel 4.27 Maksim Kedermawanan dalam Diskusi Kelas X.7 pada Pembelajaran Bahasa Indonesia………123 Tabel 4.28 Maksim Kesepakatan dalam Diskusi Kelas X.7 pada

(15)

xi

DAFTAR GAMBAR

(16)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Pedoman Observasi I ...157

Lampiran 2 Pedoman Observasi II ...158

Lampiran 3 Pedoman Observasi III ...159

Lampiran 4 Format Pertanyaan Wawancara untuk Narasumber I ...160

Lampiran 5 Format Pertanyaan Wawancara untuk Narasumber II ...161

Lampiran 6 Jawaban Wawancara untuk Narasumber I ...162

Lampiran 7 Jawaban Wawancara Narasumber II ...163

Lampiran 8 Gambar Siswa Diskusi Kelas X.1 ...165

Lampiran 9 Gambar Siswa Diskusi Kelas X.3 ...166

Lampiran 10 Gambar Siswa Diskusi Kelas X.7 ...167

Lampiran 11 Teks Rekaman Siswa Diskusi Kelas X.1 ...168

Lampiran 12 Teks Rekaman Siswa Diskusi Kelas X.3 ...184

Lampiran 13 Teks Rekaman Siswa Diskusi Kelas X.7 ...215

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Kesantunan dalam berbahasa di lingkungan masyarakat dan sekolah sangatlah penting, karena dengan bertutur dan berkomunikasi dengan santun dapat menjaga nilai diri sebagai makhluk sosial, pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Agar kita dapat hidup bersama–sama dalam masyarakat dan diterima oleh masyarakat tersebut, maka kita juga harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sesuai dengan norma–norma dan nilai–nilai sosial dan saling menghormati yang dianut oleh masyarakat tersebut termasuk diantaranya nilai kesantunan dalam berbicara. Penelitian tentang kesantunan sangatlah penting, seperti yang dikemukakan (Prayitno dalam Riyanto, 2011: 2) bahwa penelitian kesantunan itu pada dasarnya mengkaji penggunaan bahasa dalam suatu masyarakat bahasa tertentu.

(18)

2

Contoh bahasa yang disengaja oleh siswa dalam diskusi sebagai berikut: Siswa (1) : “Hei… Anto, da siap kau disuruh ibu guru maju kedepan!”

Siswa (2) : “Untuk apa?”

Siswa (3) : “Kau lupa kita hari ini disuruh ibu guru untuk maju kedepan untuk memperkenalkan diri.”

Siswa (2) : “Oh ia aku lupa”

Siswa (1) : “ Kog kau bisa lupa itukan PRnya sudah lama dikasih ibu guru.”

Siswa (3) : “ Entah nih si anto ini lupa aja kerja ni terus, tak ada pun kerjanya di

rumah.”

Siswa (2) : “Maaf deh teman-teman, lain kali aku nggak akan lupa lagi soal PR kita.”

Dari contoh penggalan dialog di atas dapat dilihat sering sekali siswa menggunakan bahasa-bahasa yang tidak sopan. Adapun penggunaan bahasa yang tidak sopan sebagai berikut: penggunaan bahasa kau, kog, entah ni, nggak.

Contoh bahasa yang tidak di sengaja oleh siswa dalam diskusi sebagai berikut: Siswa (1) : “ Eeh sini dulu kau pauk!”

Siswa (2) : “Apa sih !”

Siswa (3) : “Ngomong apa sih klen kog bising kali!”

Siswa (1) : “Suka-suka kamilah mau ngomong apa, kog marah kau!”

Siswa (2) : “Entah nih ikut campur aja”

Dari contoh penggalan dialog di atas dapat kita lihat sering sekali siswa menggunakan bahasa-bahasa yang tidak sopan. Adapun penggunaan bahasa yang tidak sopan sebagai berikut: penggunaan bahasa pauk, kau, kog, bising kali, suka-suka kamilah, entah ni.

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia

mempergunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Berbahasa berkaitan

dengan pemilihan jenis kata, lawan bicara, waktu dan tempat diperkuat dengan

(19)

3

ini, masyarakat sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap

perubahan masyarakat melahirkan konsekuensi-konsekuensi tertentu yang

berkaitan dengan nilai dan moral, termasuk pergeseran bahasa dari bahasa santun

menuju kepada bahasa yang tidak santun.

Kesantunan berbahasa terkait langsung dengan norma yang dianut oleh

masyarakatnya. Jika masyarakat menerapkan norma dan nilai secara ketat, maka

berbahasa santun pun menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat. Dalam kaitan

dengan pendidikan, maka masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kesantunan

akan menjadi berbahasa santun sebagai bagian penting dari proses pendidikan,

khususnya pendidikan persekolahan.

Pembelajaran di kelas merupakan salah satu peristiwa tutur yang dapat

diamati. Peristiwa tutur ini melibatkan peran aktif guru dan siswa dalam

berinteraksi. Seorang guru diharapkan dapat menyampaikan idenya secara

singkat, jelas, lengkap dan benar, serta tertata, sedangkan siswa diharapkan dapat

berkomunikasi dengan baik sebagai respon terhadap apa yang disampaikan oleh

guru. Kualitas, kuantitas, relevansi, dan kejelasan pesan akan terganggu jika guru

dan siswa kurang memerhatikan hal tersebut. Hal ini akan berakibatkan tidak

maksimalnya berkomunikasi yang dilakukan sehingga interaksi menjadi kurang

efektif.

Dalam berkomunikasi akan terjadi interaksi jika ada yang bertanya dan

yang menjawab, ada yang meminta dan ada yang memberi, ada yang memerintah

dan ada yang melakukan, ada yang memberi tahu dan ada yang menanggapi, dan

(20)

4

terjalin dengan baik jika syarat-syarat tertentu terpenuhi, salah satunya adalah

kesadaran akan bentuk sopan santun. Bentuk sopan santun dapat diungkapkan

dengan berbagai hal. Salah satu penanda sopan santun adalah penggunaan bentuk

pronominal dalam percakapan (Kushartanti dalam Yuni, 2005: 706).

Sopan santun berbahasa disebut pula tata krama berbahasa atau etiket

berbahasa. Dasar terciptanya sopan santun berbahasa adalah sikap hormat penutur

kepada mitratutur yang terwujud dalam penggunaan bahasanya. Sopan santun

berbahasa merupakan sikap hormat penutur kepada mitratutur yang diwujudkan

dalam tuturan yang sopan dilahirkan dari sikap yang hormat pula. (Suwadji dalam

Yuni, 2013: 707) mengemukakan bahwa sopan santun berbahasa adalah

seperangkat prinsip yang disepakati oleh masyarakat bahasa untuk menciptakan

hubungan yang saling menghargai antara anggota masyarakat pemakai bahasa

yang satu dengan anggota yang lain.

Bentuk lain dari sopan santun adalah pengungkapan suatu hal dengan cara

tidak langsung. Salah satu bentuk ketidaklangsungan dapat ditemukan di dalam

maksud yang tersirat di dalam suatu ujaran. Di dalam hal ini, ketidaklangsungan

mensyaratkan kemampuan seseorang untuk menangkap maksud yang tersirat,

misalnya menanggapi sebuah kalimat yang diujarkan orang lain sebagai sebuah

perintah. Maksud yang terkandung di dalam ujaran itu disebut implikatur

(Kushartanti dalam Yuli, 2013: 707).

Memahami apa yang terjadi di dalam sebuah percakapan, misalnya, kita

perlu mengetahui siapa saja yang terlibat di dalamnya, bagaimana hubungan dan

(21)

5

dalam percakapan juga harus berusaha agar apa yang dikatakannya relevan

dengan situasi di dalam percakapan itu, jelas dan mudah dipahami oleh

pendengarnya. Sehingga orang lain juga dapat menangkap maksud tersirat yang

terkandung di dalam ujaran tersebut.

Kegiatan berbahasa dengan santun sangatlah bermanfaat dalam proses

interaksi dalam berbagai kegiatan komunikasi yang santun, maka berjalannya

komunikasi akan terasa membosankan dan menyedihkan bahkan membuat lawan

tutur menjadi marah, dari sekian banyak interaksi komunikasi yang terjadi melalui

kegiatan berbahasa, komunikasi yang santun merupakan hal yang sangat penting

dalam memperoleh pengetahuan yang maksimal. Seseorang dikatakan santun

apabila dalam berkomunikasi bisa (1) menjaga suasana perasaan lawan tutur, (2)

mempertemukan perasaan dengan perasaan lawan tutur, (3) menjaga agar tuturan

dapat diterima oleh lawan tutur, (4) menjaga posisi lawan tutur (Chaer dalam

Zahid, 2015: 2).

Berdasarkan contoh percakapan Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sibolga,

(22)

6

keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia, dapat digunakan untuk melatih kesantunan berbahasa siswa ketika melakukan kegiatan berdiskusi atau berbicara kepada orang lain. Dengan penjelasan di atas tersebut peneliti tertarik untuk meneliti kesantunan berbahasa oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sibolga dilihat dari prinsip kesantunan dan relevansinya pada pembelajaran bahasa.

1.2Fokus Penelitian

Untuk mempermudah dalam mengadakan penelitian, maka permasalahan dalam penelitian ini perlu difokuskan secara terperinci hal ini dilakukan agar masalah dalam penelitian ini lebih terarah. Berdasarkan hal di atas, maka fokus penelitian ini adalah Prinsip Kesantunan dalam Diskusi dan Relevansinya pada Pembelajaran Bahasa Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sibolga.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas, masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Prinsip kesantunan apakah yang digunakan oleh siswa dalam diskusi? 2. Bagaimana kesantunan berbahasa dalam diskusi oleh siswa berdasarkan

prinsip kesantunan?

3. Mengapa prinsip kesantunan itu digunakan dalam diskusi?

(23)

7

1.4Tujuan Penelitian

Sejalan dan sekaitan dengan masalah penelitian di atas, tujuan penelitian ini dapat dibedakan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Kedua tujuan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini ialah menemukan, mendeskripsikan, dan menganalisis penggunaan bahasa yang dilakukan oleh siswa dalam berdiskusi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada guru dan siswa bahwa penggunaan bahasa semestinya mengikuti aturan yang ada. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu siapa mitra tuturnya, topik apa yang sedang dibicarakan, dan di mana mereka melakukan komunikasi.

1.4.2 Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:

(1) Mendeskripsikan prinsip kesantunan yang digunakan oleh siswa dalam diskusi.

(2) Mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam disukusi oleh siswa berdasarkan prinsip kesantunan.

(3) Mendeskripsikan prinsip kesantunan digunakan dalam diskusi.

(24)

8

1.5Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh data dan informasi yang dapat dipergunakan untuk menguji kesantunan berbahasa siswa di lingkungan sekolah, sehingga penelitian ini dapat memberi manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara rinci manfaat teoretis dan praktis tersebut disampaikan berikut ini:

1.5.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu

pengetahuan terutama dalam bidang Pragmatik khususnya dalam kajian kesantunan berbahasa.

(2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melaksanakan penelitian lainnya.

(25)

9

1.5.2 Manfaat Praktis

Sedangkan secara praktis Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagi peserta didik, hasil penelitian ini dapat membantu peserta didik

meningkatkan kesantunan berbahasa di lingkungan sekolah pada saat proses pembelajaran bahasa.

(2) Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan masukan bagi guru dalam proses pembelajaran di kelas.

(26)

152 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut ini.

(1) Prinsip kesantunan yang digunakan dalam kegiatan diskusi pada pembelajaran bahasa indonesia khususnya pada kelas X1, X3, X7 SMA Negeri 1 Sibolga terdapat 94 tuturan. Prinsip kesantunan yang digunakan dalam diskusi kelas X1, X3, X7 terdapat maksim kearifan sebanyak 27 tuturan, maksim kedermawanan sebanyak 5 tuturan, maksim pujian sebanyak 8 tuturan, maksim kerendahan hati sebanyak 6 tuturan, maksim kesepakatan sebanyak 36 tuturan, dan maksim pujian sebanyak 3 tuturan.

(27)

153

prinsip kesatunan (tidak santun). Maka dapat diketahui dalam diskusi siswa SMA Negeri 1 Sibolga tergolong santun atau kurang santun.

(4) Prinsip kesantunan dalam diskusi berhubungan dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Karena dari hasil penelitian bisa diketahui tuturan dalam diskusi memenuhi prinsip kesantunan. Prinsip kesantunan perlu diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia ditingkat sekolah menengah atas. Apabila prinsip kesantunan diterapkan dengan baik pada pembelajaran bahasa Indonesia maka tuturan yang digunakan siswa akan santun. karena siswa tersebut sudah memahami bagaimana santun dalam berbicara. Dalam hal ini, Prinsip kesantunan berhubungan dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia menerapkan santun dalam berbahasa maka dari itu prinsip kesantunan perlu diterapkan pada pembelajaran bahasa Indonesia.

5.2 Saran

Penelitian ini hanya mendeskripsikan prinsip kesantunan dalam diskusi dan relevansinya pada pembelajaran bahasa Indonesia. Maka dari itu peneliti menyerankan :

(1) Para peserta diskusi harus mematuhi prinsip kesantunan sehingga terjalin percakapan yang baik.

(28)

154

(3) Bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, diharapkan materi prinsip kesantunan digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Agar siswa lebih santun dalam berbicara.

(29)

155

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, C. 2002. Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Jaya

Brown, F dan Levinson, S. 1987. Politeness, Some Universals of Language Usage: Cambrige University Press

Chaer, A. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Djajasudarma, F. 1993. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian, Bandung: PT. ERESCO

Kurniawan , O. 2012. Analisis Pemanfaatan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Kegiatan Diskusi Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta

Leech, G. 1993. Prinsip- Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia

Murni, S.M. 2008. Kesantunan Linguistik dalam Ranah Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara. Disertasi Universitas Sumatera Utara

Moleong, J.L. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Mahsun, M.S. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT. Raja Gravindo Perseda

Muslich, M. 2006. Kesantunan Berbahasa. Malang

Nababan, PWJ. 1986. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Oktavianus. 2006. Analisis wacana Lintas Bahasa. Padang: Andalas University Press

(30)

156

Riyanto, U. 2013. Realisasi Kesantunan Berbahasa pada Percakapan Siswa dengan Guru di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Rosanti, M, dkk. 2013. Realisasi Kesantunan Berbahasa Guru dan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Sungai Pinyuh. FKIP Untan Pontianak

Silalahi, P.R. 2012. Analisis Kesantunan Berbahasa Siswa/i di Lingkungan Sekolah SMP Negeri 5 Binjai. Jurnal FBS Universitas Negeri Medan

Simpen, I.W. 2008. Kesantunan Berbahasa Pada Penutur Bahasa Kambera di Sumba Timur. Disertasi Universitas Udayana Denpasar

Sosiowati, I. 2013. Kesantunan Bahasa Politis dalam Talk Show di Metro Tv. Disertasi Udayana Denpasar

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Syahrul, R. 2008. Pragmatik: Kesantunan Berbahasa Menyimak Fenomena Berbahasa Indonesia Guru dan Siswa. Padang: UNP Press

Yenni, E. 2010. Kesantunan Berbahasa dalam Acara Debat Kontroversi Surat Keputusan Bersama Ahmadiyah di Tv One. Universitas Sumatera Utara

Gambar

Tabel   4.1      Maksim Kearifan dalam Diskusi Kelas X.1 pada Pembelajaran
Tabel 4.11 Maksim Kesepakatan dalam Diskusi Kelas X.3 pada
Tabel    4.21   Maksim Kearifan dalam Diskusi Kelas X.3 pada Pembelajaran
Gambar 1. Kerangka Konseptual……………………………………………..51

Referensi

Dokumen terkait

Seperti terlihat pada gambar, ujung bawah salah satu kaki Folded Dipole harus diisolir dari kaki matching stub, dan sebagai bahan untuk isolator ini bisa dipakai acrylic, pertinax,

Mediasi jika diterapkan dengan efektif tentu sangat menguntungkan bagi para pihak yang bersengketa atau berselisih, terutama dalam perkara perceraian, karena dengan terwujudnya

Energi yang diperlukan juga tidak terlalu banyak untuk perubahan wujud zat jika dibandingkan harus merubah dari cair ke gas.. Berkebalikan dengan mencair, ada membeku yaitu

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu vulkanisasi dan komposisi alkanolamida terhadap bentonite claysebagai bahan pengisi yang baik terhadap sifat

5.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 sebagaimana telah diubah

Untuk mengidentifikasi wilayah dunia di mana beberapa garis keturunan kosmopolitan berasal, peneliti menghitung (1) jumlah saudara garis keturunan, (2) jumlah kisaran dibatasi

Menganalisis laba dan arus kas yang digunakan untuk menjadi alat pertimbangan oleh investor agar dapat melihat kondisi kinerja perusahaan dalam bisnis dan pengembalian

Pada suatu malam yang gelap gulita, empat orang anak harus melewati sebuah jembatan darurat yang cukup panjang dan diantara mereka hanya membawa sebuah lampu senter.. Anak A