• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA AWAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA AWAL"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK

DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA AWAL

SKRIPSI

Oleh :

Denise Permatasari 08810055

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA AWAL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Denise Permatasari 08810055

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Hubungan Antara Komunikasi Orang Tua dan Anak dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja Awal 2. Nama Peneliti : Denise Permatasari

3. NIM : 08810055

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 17 Januari – 20 April 2012

7. Tanggal Ujian : 7 Mei 2012

Malang, 11 Mei 2012

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji Pada tanggal 7 Mei 2012

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si

Anggota Penguji : 1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si

2. Adhyatman Prabowo, S.Psi, M.Psi

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Denise Permatasari

NIM : 08810055

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul :

Hubungan antara Komunikasi Orang Tua dan Anak dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja Awal

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, 11 Mei 2012

Ketua Program Studi Yang menyatakan

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Komunikasi Orang Tua dan Anak dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja Awal”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Ibu Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan, pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi.

3. Bapak Ari Firmanto, S.Psi selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi.

4. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M.Si dan Ibu Dr. Dra. Diah Karmiyati, M.Si. selaku Dosen Wali kelas F 2008 yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

5. Ibu Lindayani Pusfiyaningsih S.Psi., M.Si atas referensi buku, referensi jurnal, curhatan dan bimbingannya selama ini.

6. Bapak Drs. H.M. Bambang Sugeng, S.H., M.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 11 Malang atas izinnya memperbolehkan penulis melakukan penelitian. 7. Ibu Titik Widiastuti, S. Pd selaku koordinator Bimbingan Penyuluhan/Bimbingan

(7)

8. Siswa-siswi SMP Negeri 11 Malang khususnya kelas VIII yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi subjek penelitian.

9. Penuntun hidupku Papa Ir. Agus Indrakso, matur nuwun papa telah menuntun setiap langkahku sehingga aku seperti sekarang ini.

10. Surga duniaku Mama Dra. Lilik Budi Sri Hindaryani matur nuwun yang tak terhingga buat mama untuk doa, kasih sayang dan kesabaran yang tanpa ujung. 11.Mas Donny Indrasworo B.Ec B.Ba dan Mas Dodiet Probo Kusumo S.E tersayang

atas semua kasih sayang dan dengan sabar banyak memberikan waktu, perhatian, serta dukungan yang sangat besar kepada penulis.

12.Mbak Richa Vidya Yustikaningrum S.IP, M.Si dan Mbak Sari Sukmawati S.E, M.M tercinta telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis.

13.Achmad Nizar, Larasati Marendra, Baiq Anggun, Eingrit Permaitiyas, Putri Ayu atas segala doa, dukungan, perhatian serta canda tawa selama menggali ilmu di fakultas psikologi ini.

14.Priska, Ratri, Emma, Juju, Uun, Mbak Indah dan juga banyak lagi teman-teman angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan doa dan dukungannya.

15.Kunti Wulandari partner skripsiku tersayang, susah senang selalu bersama. Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya peneliti selanjutnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 11 Mei 2012 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Orang Tua dan Anak ... 7

B. Kecerdasan Emosional ... 15

C. Remaja ... 21

(9)

E. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 29

F. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 31

B. Variabel Penelitian ... 31

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 34

E. Uji Coba Instrumen Penelitian... 40

F. Prosedur Penelitian ... 44

G. Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 47

B. Hasil Analisis Data ... 55

C. Pembahasan ... 56

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 59

B. Saran-saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 3.1 : Kategori pemberian skor ... 36

Tabel 3.2 : Blue print uji coba komunikasi orang tua dan anak ... 38

Tabel 3.3 : Blue print uji coba kecerdasan emosional ... 38

Tabel 3.4 : Distribusi penyebaran item valid dan gugur skala komunikasi orang tua dan anak ... 42

Tabel 3.5 : Distribusi penyebaran item valid dan gugur skala kecerdasan emosional ... 43

Tabel 3.6 : Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ... 46

Tabel 4.1 : Data subjek penelitian ... 47

Tabel 4.2 : Kategori skala komunikasi orang tua dan anak ... 48

Tabel 4.3 : Kategori skala komunikasi orang tua dan anak berdasarkan jenis kelamin ... 49

Tabel 4.4 : Kategori skala komunikasi orang tua dan anak berdasarkan urutan posisi anak ... 49

Tabel 4.5 : Kategori skala komunikasi orang tua dan anak berdasarkan pendidikan orang tua ... 50

Tabel 4.6 : Kategori skala komunikasi orang tua dan anak berdasarkan pekerjaan orang tua ... 51

Tabel 4.7 : Kategori skala kecerdasan emosional ... 51

Tabel 4.8 : Kategori skala kecerdasan emosional berdasarkan jenis kelamin ... 52

(11)

Tabel 4.10 : Kategori skala kecerdasan emosional berdasarkan pendidikan orang tua ... 53

Tabel 4.11 : Kategori skala kecerdasan emosional berdasarkan pekerjaan orang tua ... 54

Tabel 4.12 : Tabulasi data komunikasi orang tua dan anak dengan kecerdasan emosional ... 55

Tabel 4.13 : Rangkuman analisa korelasi product moment ... 56

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran 1 Uji coba skala komunikasi orang tua dan anak ... 65

Uji coba skala kecerdasan emosional ... 68

Skala penelitian ... 70

Lampiran 2 Data kasar uji coba skala komunikasi orang tua dan anak ... 75

Data kasar uji coba skala kecerdasan emosional ... 81

Lampiran 3 Data korelasi uji coba skala komunikasi orang tua dan anak ... 84

Data korelasi uji coba skala kecerdasan emosional ... 86

Lampiran 4 Reliabilitas komunikasi orang tua dan anak ... 87

Reliabilitas kecerdasan emosional ... 88

Lampiran 5 Daftar identitas subjek penelitian ... 89

Lampiran 6 Data kasar skala komunikasi orang tua dan anak ... 91

Data kasar skala kecerdasan emosional ... 94

Lampiran 7 Data pengkategorian T-score ... 96

Lampiran 8 Crosstab komunikasi orang tua dan anak dengan kecerdasan emosional 97 Lampiran 9 Korelasi komunikasi orang tua dan anak dengan kecerdasan emosional98 Lampiran 10 Surat Keterangan ... 99

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Afrilia, F., & Kurniati, N., (2008). Hubungan antara komunikasi efektif orang tua – anak dengan kenakalan remaja pada remaja di rumah tahanan pondok bambu Jakarta timur. Jurnal Penelitian Psikologi Vol 13 No 2. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Azwar, Saifuddin. (1997). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (1999). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chaplin. (2011). Kamus lengkap psikologi (Cetakan keempatbelas). Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Darta, Hanny Muchtar. (2011). Six pillars of positive parenting. Jakarta: Cicero Publishing.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2004). Pola komunikasi orang tua dan anak dalam keluarga. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Goleman, Daniel. (2002).Kecerdasan emosional: mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Hamidi. (2007). Metode penelitian dan teori komunikasi. Malang: UMM Press. Handayani, M., Suminar, D., Hendriani, W., Alfian, I., & Hartini, N. (2008).

Psikologi keluarga. Surabaya: Unit Penelitian dan Publikasi Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.

Hurlock, Elizabeth B. (1990). Perkembangan anak (Ed. keenam). Jakarta: Erlangga. Hurlock, Elizabeth B. (1996). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan (Ed. kelima). Jakarta: Erlangga.

Indriyati. (2007). Hubungan komunikasi orang tua dan anak dengan rasa percaya diri remaja putri awal (Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Psikologi

Universitas Negeri Semarang, Jawa tengah).

Kartono, K. (1985). Peran keluarga memandu anak. Jakarta: CV. Rajawali.

(15)

Melianawati, F.X., Prihanti S., & Tjahjoanggoro, A.J. (2001). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan. Anima: Indonesian Psychological Journal.17(1). 57-62.

Ramadhani, Savitri. (2008). The art of positive communicating. Yogyakarta: Bookmarks.

Sarwono, Sarlito W. (2002). Psikologi remaja (Ed. revisi). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Setiadi, Aryaguna., (2001). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan keberhasilan bermain games. Anima: Indonesian Psychological Journal. 17(1). 42-56.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk penelitian (Cetakan kesembilanbelas). Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. (1996). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UGM Pers.

Winarsunu, Tulus. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan (Cetakan keempat). Malang: UMM Press.

Yuliawati, Livia. (2008). Karakteristik kedekatan emosional orang tua sebagai model dan mentor kecerdasan emosional remaja. Sosiohumaniora Vol 10, No 2. Surabaya: Program Studi Psikologi Universitas Ciputra.

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Hurlock, 1996). Pada masa remaja menggambarkan dampak perubahan fisik dan pengalaman emosi yang mendalam.

Remaja pada saat ini banyak yang mengalami masalah perkembangan emosional yang bermacam-macam. Pada dasarnya emosi yang dirasakan oleh para remaja merupakan emosi yang tidak jauh berbeda dengan emosi pada saat mereka masih anak-anak. Perbedaan tersebut terletak pada saat remaja, remaja mulai mengenal lingkungan luar seperti lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat sehingga orang tua atau keluarga bukanlah satu-satunya pembentuk karakter pada remaja. Masalah perkembangan emosional yang terjadi pada remaja saat ini adalah mudah sekali terpancing amarahnya, tidak dapat mengendalikan emosi dan menempatkan emosi yang baik, apabila di beri suatu pekerjaan atau tanggung jawab dan ia tidak mampu menyelesaikannya maka ia akan mudah sekali untuk berputus asa.

(17)

2

Kecerdasan emosional sangatlah penting bagi perkembangan remaja, namun pada era globalisasi saat ini remaja lebih diwajibkan untuk menjadi seseorang yang cerdas dan pintar. Semua orang tua beranggapan bahwa dengan menjadi cerdas dalam hal intelektual anak akan tumbuh menjadi orang yang sukses nantinya, sehingga para orang tua saat ini berlomba-lomba untuk dapat menyekolahkan anaknya di sekolah yang bermutu tinggi meskipun dengan biaya yang sangat tinggi. Selama ini kecerdasan intelektual seringkali dijadikan patokan untuk memprediksi kesuksesan seseorang di masa depan, sehingga orang tua lebih menekankan kepada anak mereka bahwa belajar adalah hal yang sangat penting dibanding dengan yang lain seperti bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya. ”Biasanya malah orang tua melarang anaknya bergaul dan menyuruhnya belajar terus di rumah. Tindakan ini malah salah. Anak bisa menjadi tertekan,” ujar psikolog Tika Bisono dalam seminar plus Jurus Jitu Mengembangkan Potensi Anak yang diselenggarakan Penerbit Erlangga di News Cafe’- Kemang, Jakarta Selatan. (http://dianutami-tamariwi.blogspot.com/2009_03_01_archive.html)

Memang benar bahwa kecerdasan intelektual akan membuat seseorang menjadi sosok yang berhasil. Namun dalam menentukan keberhasilan seseorang tidak hanya membutuhkan kecerdasan intelektual yang tinggi saja, melainkan masih ada faktor penentu keberhasilan lain yang memiliki pengaruh lebih besar daripada kecerdasan intelegensi salah satunya adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan intelektual tidaklah cukup bisa menjamin karier masa depan anak jika tak diimbangi dengan kecerdasan emosi, selain tidak dapat bersosialisasi seseorang juga kurang mampu untuk mengendalikan emosinya bila menghadapi masalah.

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dari seorang ahli pencetus kecerdasan emosional yaitu (Goleman, 2002), kecerdasan intelektual hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.

(18)

3

faktor mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Pembelajaran emosi dimulai pada saat-saat paling awal kehidupan, dan terus berlanjut sepanjang masa.

Berkomunikasi sangatlah penting bagi kita karena melalui komunikasi beberapa kebutuhan kita terpenuhi. Sebagai contoh, melalui komunikasi kita mendapatkan informasi penting untuk menyelesaikan tugas tertentu. Melalui komunikasi, kita memperoleh kepuasan psikologis seperti terpenuhinya perasaan cinta, perhatian dan kasih sayang. Begitu juga dengan anak, mereka sangat membutuhkan sentuhan komunikasi yang hangat dan penuh empati.

Khususnya pada lingkungan keluarga, hubungan orang tua dan anak sangat berpengaruh. Guna mendapatkan kecerdasan emosi yang berguna untuk keberhasilan hidup dimasa mendatang sangatlah perlu orang tua berperan aktif dalam proses pembentukan. Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam melaksanakan proses sosialisasi pada anak. Di tengah keluarga remaja belajar mengenal makna cinta kasih, loyalitas, simpati, bimbingan, pendidikan dan bermasyarakat. Oleh karena itu untuk menciptakan hubungan yang lebih mendalam antara orangtua dan anak perlu adanya komunikasi sebagai cara efektif dalam menentukan kesejahteraan dan keharmonisan. Semua pergaulan kecil antara orang tua dan anak mempunyai makna emosional tersembunyi dan pesan-pesan dalam pergaulan tersebut yang berlangsung selama bertahun-tahun akan membentuk inti pandangan serta kemampuan emosional anak-anak, hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang menegaskan bahwa kemampuan anak mengelola emosinya bisa ditingkatkan dengan cara berkomunikasi antara orang tua dengan anak Elias dkk, (dalam Ramadhani, 2008).

(19)

4

konflik, membangkitkan rasa humor, memotivasi diri bila menghadapi saat-saat yang sulit, menghadapi situasi yang sulit dengan percaya diri, dan menjalin keakraban.

Namun banyak orang tua saat ini yang menganggap bahwa dengan tercukupinya kebutuhan-kebutuhan materiil menjadi jaminan seorang anak akan bahagia sehingga mereka tidak mau tahu kepentingan dan kebutuhan anak secara emosional. Komunikasi yang kurang karena kesibukan orang tua dalam bekerja akan mengakibatkan anak tidak memiliki kesempatan untuk menceritakan dan mengungkapkan perasaannya sehingga menyebabkan anak-anak menjadi nakal dan menjadi pribadi yang kurang toleransi, kurang dapat berkomunikasi dan cenderung minta diperhatikan. Menurut Idrus (dalam Kartono, 1985) terlebih lagi kesulitan komunikasi antara remaja dengan orangtua dalam keluarga karena adanya jurang komunikasi antar generasi, di satu pihak generasi tua mengeluh bahwa remaja sekarang tidak bisa dimengerti, di lain pihak generasi remaja juga mengeluh, bahwa orang tua tidak bisa mengerti dirinya dan remaja akan melakukan suatu hal yang menurut mereka adalah benar.

(20)

5

Dengan memiliki kecerdasan emosional yang baik diharapkan remaja akan mampu mengembangkan aspek-aspek kecerdasan yang lain ditengah lingkungannya, sebab aspek kecerdasan emosi memegang peranan penting dalam membangun hubungan interpersonal (Suryabrata, 1996).

Oleh karena itu, dalam kaitan pentingnya komunikasi orang tua dan anak sebagai salah satu faktor untuk meningkatkan kecerdasan emosional pada remaja, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis berminat untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara komunikasi orang tua dan anak dengan kecerdasan emosional pada remaja awal”.

Pada penelitian ini peneliti mengungkap aspek komunikasi orang tua dan anak dengan cara melihat perspektif anak atau sikap anak terhadap perlakuan orang tua mereka khususnya dalam hal berkomunikasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara komunikasi orang tua dan anak dengan kecerdasan emosional pada remaja awal.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara komunikasi orang tua dan anak dengan kecerdasan emosional pada remaja awal.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat diadakannya penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis

(21)

6

2. Manfaat praktis

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, karena perila ku mencari variasi merupakan faktor determinan dalam perpindahan merek maka diujikan pengaruh ketidakpuasan konsumen dan karakteristik kategori produk yang

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh volume ekstrak jahe dan lama perendaman terhadap kadar protein terlarut daging sapi..

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Xo merupakan parameter yang menunjukkan jumlah urea yang dapat tersimpan pada bead gel, dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa bead gel berbasis karagenan – CMC memiliki nilai Xo yang

58 Moh. 59 Wahyu Ilaihi dkk, Komunikasi Dakwah, h. 60 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, h. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hh.. memudahkan penyampaian pesan

Dari hasil pengamatan langkah – langkah perbaikan atau perancangan ulang untuk fasilitas yang digunakan di produsen kerajinan rotan adalah terhadap alat steaming oven yaitu

Kendala yang dihadapi oleh kedua UKM krupuk diatas adalah proses pembuatan adonan krupuk yaitu proses pelumatan/pencampuran (melumat sekaligus mencampur) masih manual dengan

Menurut Houglum (2005), prinsip rehabilitasi harus memperhatikan prinsip- prinsip dasar sebagai berikut: 1) menghindari memperburuk keadaan, 2) waktu, 3) kepatuhan, 4)