• Tidak ada hasil yang ditemukan

KECENDERUNGAN PESAN DAKWAH DI MEDIA SOSIAL TWITTER Analisis Isi Twitter Ustadz Yusuf Mansur Tanggal 09 Juli 2013  08 Agustus 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KECENDERUNGAN PESAN DAKWAH DI MEDIA SOSIAL TWITTER Analisis Isi Twitter Ustadz Yusuf Mansur Tanggal 09 Juli 2013  08 Agustus 2013"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

KECENDERUNGAN PESAN DAKWAH DI MEDIA SOSIAL TWITTER

Analisis Isi Twitter Ustadz Yusuf Mansur Tanggal 09 Juli 2013 08 Agustus 2013

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :

Novianne Sukma Permana

09220286

Dosen Pembimbing :

1.

Himawan sutanto, S.Sos, M.Si

2.

Isnani Dzuhrina, S.Sos, M.Adv

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT. Sholawat serta salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, atas terselesaikannya tugas akhir ini.

Dengan perjuangan keras dan dukungan dari banyak pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan studi di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Dengan terselesaikannya Skripsi ini yang berjudul “

KECENDERUNGAN

PESAN DAKWAH DI MEDIA SOSIAL TWITTER (Analisis Isi Twitter

Ustadz Yusuf Mansur Tanggal 09 Juli

08 Agustus 2013)

”.

Maka selesai sudah

masa studi Strata 1 peneliti.

Akhir kata, walaupun masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini, peneliti berharap semoga hasil penelitian ini berguna dan bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Komunikasi khususnya dalam bidang Studi Media atau Dakwah. Selain itu semoga penelitian ini juga bisa menjadi acuan awal serta motivasi untuk penelitian sejenis yang selanjutnya. Amiiin.

Malang, Januari 2014

(7)

Lembar Persembahan

Atas terselesainya skripsi ini, peneliti ingin mengungkapkan beberapa ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu baik secara materi, moral maupun spiritual.

Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada:

1.

ALLAH SWT, tempat berdo’a untuk memohon petunjuk demi kelancaran

dan kemudahan hidup.

2.

Nabi Muhammad SAW, nabi terakhir yang mengakhiri masa-masa Jahiliyah

dan meluruskan mana yang seharusnya benar dan mana yang salah.

3.

Kedua orang tua, Ibu Sukar Nani dan Bapak Agus Permana, serta kakak

saya yang telah membesarkan dan mendidik dengan sabar, serta mendukung

penuh segala kegiatan baik secara moril maupun materiil.

4.

Terimakasih kepada Rektor Universitas Muhammadyah, Bapak Drs.Muhajir

Effendi, MAP.

5.

Bapak Nurudin selaku Dosen Wali yang telah membimbing, mengingatkan,

dan mengarahkan masalah perkuliahan selama ini.

6.

Bapak Himawan Sutanto sebagai pembimbing I yang telah dengan sabar

mengarahkan penelitian ini ke arah yang lebih baik serta ilmu-ilmu

bermanfaat yang telah diberikan.

7.

Ibu Isnani sebagai Pembimbing II yang juga telah dengan sabar

mengarahkan penelitian ini ke arah yang lebih baik, serta atas waktu yang

disempatkan di sela-sela kesibukan.

8.

Keluarga Besar Mahmud Surya Dinata dan Keluarga Besar Soekemi

Muksin.

9.

Sahabat-sahabat saya, Inunk, Virna, Vitri, Ratna, dan Riana. Dan semua

teman-teman Ilmu Komunikasi Ikom D, serta teman-teman konsentrasi

Public Relation 2009 atas perjuangan menuntut ilmu dan berkarya bersama

hingga menjelang akhir masa perkuliahan. Nanad, prety, bokir, sisil, tasya

atas dukungan dan diskusi kecil seputar penelitian. Bambang dan Riski

yuliana yang sudah mau membantu menjadi coder saya.

(8)

DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINILITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 5

C.

Tujuan Penelitian ... 6

D.

Manfaat Penelitian ... 6

E.

Tinjauan Pustaka ... 6

E.1.1 Komunikasi Dakwah ... 6

E.1.2 Unsur-Unsur Dakwah ... 7

E.1.2.1 Da`i (Pelaku Dakwah) ... 8

E.1.2.2 Mad`u (Mitra Dakwah atau Penerima Dakwah) ... 9

E.1.2.3 Materi/ Isi Pesan Dakwah ... 10

E.1.2.4 Metode dakwah ... 12

E.1.2.5 Media Dakwah ... 14

E.1.2.6 Efek Dakwah (Atsr) ... 17

E.1.2.7 Tujuan Dakwah ... 18

E.1.3 Macam-Macam Dakwah ... 21

E.1.4 Strategi Dakwah ... 22

E.1.5 Kode Etik Dakwah ... 24

E.1.6 Dakwah Melalui Internet (e - Dakwah) ... 25

E.1.6.1 Twitter Sebagai Media Dakwah ... 27

E.1.6.2 Teori Model Logika Desain Pesan ... 28

(9)

F.

Metode Penelitian ... 34

F.1. Tipe dan Dasar Penelitian ... 34

F.2 Ruang Lingkup ... 35

F.3 Unit Analisis & Satuan Ukur ... 35

F.4 Struktur Kategori ... 36

F.5 Teknik Pengumpulan Data ... 37

F.6 Teknik Analisis Data ... 39

F.7 Uji Reliabilitas ... 40

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 42

A.

Dakwah Ustadz Yusuf Mansur di Twitter ... 42

B.

Profile Singkat Ustadz Yusuf Mansur ... 43

BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 46

1.

Masalah Keimanan (Aqidah) ... 48

2.

Masalah Keislaman (syariat) ... 60

3.

Masalah Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah) ... 76

A.

Uji Reliabilitas ... 90

A.1 Uji Reliabilitas Kategori Keimanan (aqidah) ... 93

A.2. Uji Reliabilitas Kategori Keislaman (syariat) ... 95

A.3. Uji Reliabilitas Kategori Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah) .. 97

BAB IV PENUTUP ... 100

A.

Kesimpulan ... 100

B.

Saran ... 102

1.

Saran Akademis ... 102

2.

Saran Praktis ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Lembar Coding Kecenderungan Pesan Dakwah di Media Sosial

Twitter (Analisis Isi Twitter Ustadz Yusuf Mansyur Tanggal

09 Juli- 08 Agustus 2013) ... 38

Tabel 2 Kecenderungan Pesan Dakwah di Media Sosial Twitter

(Analisis Isi Twitter Ustadz Yusuf Mansyur Tanggal

09 Juli- 08 Agustus 2013) ... 40

Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Kategori Materi/Isi Pesan

Dakwah Menurut Peneliti ... 47

Tabel 3.2 Kategorisasi KeImanan (Aqidah) ... 48

Tabel 3.3 Kategorisasi KeIslaman ... 61

Tabel 3.4 Kategorisasi Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah) ... 77

Tabel 3.5 HASIL PENGKODINGAN ... 91

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I ... 106

Lampiran II ... 405

Lampiran III ... 534

Lampiran IV ... 580

Lampiran V ... 581

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Al-Qusyairi, Abdul Karim. 1986. Makna Tersembunyi di balik Nama-Nama

Indah (Asmaul Husna). Surabaya: Media Idaman.

Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Sinar Grafika Offset

Asmuni, Yusran. 1993. Ilmu Tauhid. Jakarta: Citra Niaga Rajawali Pers.

Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Anees. 2007.

Filsafat Ilmu Komunikasi.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Aziz, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.

Bulaeng, Andi. 2004.

Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer.

Yogyakarta: Andi

Dominick, Joseph R, dan Wimmer, Roger D, 2000. Mass Media Research :

An Introduction USA : wads worth publishing company.

Effendy, Onong Uchjana. 2003.

Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.

Bandung: Pt. Citra Aditya Bakti

Eriyanto. 2011.

Analisis Isi: Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Ilaihi, Wahyu. 2010.

Komunikasi Dakwah. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya

Krippendorff, Klaus. 2004. Analisis isi pengantar teori dan metodologi.

Jakarta: CV.Rajawali

Nasution, Harun. 1975.

Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan

Gerakan

. Jakarta: Bulan Bintang.

Rousydiy, Lathief. 1984. Dzikir dan Do`a Rasulullah S.A.W. Medan:

Rimbow

Shihab, Umar. 2003. Kontekstualitas Al-Qur`an, Kajian Tematik Atas

Ayat-Ayat Hukum dalam A-Qur`an. Jakarta: PENAMADANI.

Suma, Muhammad Amin. 2004. Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wahid, Fathul. 2004.

e-Dakwah - Dakwah Melalui Internet

. Yogyakarta:

GAVA MEDIA.

(13)

Non Buku:

Azwar, Azrul. 2012. Keutamaan dan Faedah Surat Al-Mulk. Hal: 3 dan 5

Marzuki. 2011.

Pembinaan Akhlak Mulia dalam Berhubungan antar Sesama

Manusia dalam Perspektif Islam. Modul Pendidikan Agama Islam dan

Hukum Islam UNY (11): 13-14

________. 2012.

Konsep Akhlak Islam. Buku PAI Universitas Negeri

Yogyakarta - Bab 10: 178-180.

Maskhuri. 2011. Sedekah dan Gerakan Dakwah Islam (Studi Pemikiran Yusuf

Mansur). Skripsi. Hal: 75-81

Internet:

Twitter Resmi Yusuf Mansyur. Diakses pada 09 Juli 2013 pukul 20.00 Wib,

dari https://twitter.com/Yusuf_Mansur

Website a World of Tweet http://aworldoftweets.frogdesign.com/ (diakses 23

juli 2013, pukul 15.10 Wib)

Harianhaluan. (2012, 29 September). Penting, Modernisasi Dakwah. Diakses

pada

18

September

2013

pukul

15..00

Wib,

dari

http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article

&id=6222:penting-modernisasi-media-dakwah&catid=13:haluan-kita&Itemid=81

Website Dompet Dhuafa Hong Kong News. (2012, 10 Agustus). Facebook

dan Twitter Efektif untuk Dakwah. Diakses pada 17 September 2013 pukul

23.00 wib dari:

http://www.ddhongkong.org/facebook-dan-twitter-efektif-untuk-dakwah/

Bambang. (2013, 14 Maret). Infografis: Indonesia Peringkat kelima pengguna

Twitter terbanyak. Diakses pada 24 Juli 2013 pukul 21.38 Wib dari

http://gadgetan.com/infografis-indonesia-peringkat-kelima-pengguna-twitter-terbanyak/42052

Mukhijab. (2012, 07 Agustus). Ustad Yusuf Mansur dan Twitter Dakwah.

Diakses pada 11 September 2013 pukul 22.25 Wib dari

http://www.pikiran-rakyat.com/node/198718

(14)

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/07/21/ustadz-yusuf-mansur-antara-dakwah-bil-qouli-dan-dakwah-bil-haali-575339.html

Tim Kajian Dakwah Al Hikmah. (2012). Mengajarkan Al-Quran. Diakses

pada 12 Desember 2013 pukul 17.30 Wib dari

http://alhikmah.ac.id/2012/mengajarkan-al-qur%E2%80%99an/

Mulawacana. (2008, 08 Oktober). Kewajiban Atas Kaum Mustadh`afin.

Diakses pada 13 Desember 2013 pukul 11.12 Wib dari

http://www.akarpadi.com/?p=338

Badrul Tamam. (2011, 03 Agustus). 9 Amal Ibadah Utama di Bulan

Ramadhan. Diakses pada 15 Desember 2013 pukul 21.00 Wib dari

http://www.voa-islam.com/read/ibadah/2011/08/03/15713/9-amal-ibadah-utama-di-bulan-ramadhan/#sthash.J9lEZE3J.dpbs

Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, M.A. (2013, 10 April). Keutamaan

Surat Al-Mulk. Diakses pada 16 Desember 2013 pukul 07.00 Wib dari

http://www.tafsir.web.id/2013/04/keutamaan-surat-al-mulk.html

Limmulyono. (2013, 21 Oktober). Fadilah Membaca Surat Al Waaqi`Ah,

Surat Yasin, Ar Rahman, Al Mulk, Al Kahfi. Diakses pada 16 Desember

2013 pukul 09.00 Wib dari

http://limmulyono.com/763/

Heri Ruslan. (2012, 09 Juli). Inilah Enam Amalan Penolak Bala. Diakses

pada 16 Desember 2013 pukul 10.00 Wib dari

http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/07/08/m6upos-inilah-enam-amalan-penolak-bala

Rikza Maulan. (2007, 03 Oktober). Memaknai Hari Raya Iedul Fitri (Bagian

2). Diakses pada 16 Desember 2013 pukul 13.00 Wib dari

http://www.dakwatuna.com/2007/10/03/273/memaknai-hari-raya-iedul-fitri-bagian-2/#axzz2nkX2OSCa

Ahmad Arif Nurahman. (2008, 10 April). Manajemen Ikhlas. Diakses pada

17 Desember 2013 pukul 07.00 Wib dari

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Didalam komunikasi penyampaian pesan saat ini tidak hanya terpaku saling bertemu langsung, melainkan juga dapat dilakukan melalui media-media dan teknologi-teknologi yang sudah tersedia. Saat ini cara seseorang menyampaikan pesan mulai berubah seiring berjalannya waktu dan adanya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi dapat merubah cara penyampaian pesan dalam berkomunikasi, berperilaku dan bersosialisasi seseorang.

Perkembangan pesat teknologi komunikasi dalam era informasi saat ini telah melahirkan media-media komunikasi baru untuk menyampaikan pesan, tentunya hal ini dapat mempermudah dan menyebabkan perubahan pola penyampaian pesan dalam berkomunikasi yang terjadi dalam masyarakat. Terlebih lagi dengan hadirnya media internet yang dapat

memberikan kepuasan kepada penggunanya dalam memperoleh informasi pesan dengan cepat dan praktis (Severin & Tankard, 2009 : 443).

Sama halnya dengan cara penyampaian pesan dakwah yang dahulu digunakan oleh seorang Da`i untuk menyampaikan pesan kepada para jamaahnya yaitu dengan bertatap muka secara langsung. Dengan memberikan ceramah dari masjid satu ke masjid yang lain, dari pengajian yang satu ke- perkumpulan pengajian yang lainnya (Amin, 2009:112).

(16)

2 aktifitas Dakwah, dimana saat ini Dakwah dalam penyebarannya dapat menggunakan bantuan internet, inilah yang kita sebut dengan e-dakwah (Wahid, 2004: 33).

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Sampaikanlah dari diriku walau hanya satu ayat.” Ujaran yang sangat terkenal tersebut berintikan ajakan untuk senantiasa melakukan aktivitas dakwah dan berbagi pengetahuan bagi sesama, kapanpun dan dimanapun. Tidak hanya dengan bertatap muka secara langsung saja, tetapi dengan perkembangan pesat teknologi penyampaian pesan dakwah juga dapat dilakukan melalui media internet khususnya dimedia social facebook dan juga twitter.

Media sosial sangat efektif untuk berdakwah, namun menggunakan media tersebut harus dengan cara yang bijak. Perlu keindahan seni dalam merangkai kata di facebook dan twitter. Jangan sampai media ini dijadikan media kemaksiatan. Maka dari itu kita sebagai pengguna media sosial harus berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media yang ada. Hal itu

disampaikan pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Ustadz Adian Husaini dalam ceramah tarawih bertema “Efektifitas Dakwah dengan Media Jejaring Sosial”di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (9/8/2012) (Dompet Dhuafa Hong Kong, 2010).

(17)

3 ketinggalan menggunakan Twitter. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan jumlah pengguna Twitter di Indonesia yang mencapai 29.000.000 user seperti berita yang dirilis oleh Komunitas Gadget Indonesia Gadget.com pada 14 Maret 2013 yang lalu.

Twitter sendiri merupakan alat komunikasi berupa jejaring sosial yang biasa disebut sebagai sms dalam internet (karena memiliki keterbatasan hanya 140 karakter). Twitter muncul tahun 2006 oleh Jack Dorsey, saat ini twitter telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia dan saat ini memiliki lebih dari 100 juta pengguna. Salah satu masyarakat pengguna twitter terbesar adalah Indonesia. Karena menurut aworldoftweets.com dalam Top 20 countries chart, Indonesia menduduki peringkat ke 3 di dunia setelah Amerika Serikat dan Brazil, serta menduduki posisi 1 di benua Asia dengan presentase 49,21% .

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dari beberapa akun da`i yang cukup dikenal dan menggunakan twitter sebagai salah satu media

(18)

4 kontroversial ini resmi terdaftar menggunakan twitter pada 27 Mei 2011. Dan sudah men-tweets sebanyak 28,800 kali tweet per-tanggal 25 Juli 2013, pukul 09. 40 WIB. dan pengikkutnyamencapai 1,025,498 followers.

Ustadz Yusuf Mansyur sendiri sangat antusias terhadap teknologi informasi sebagai sarana dakwah. Beliau memanfaatkan teknologi informasi yang sudah ada dengan membuka jaringan sosial, diantaranya twitter, yang dianggapnya efektif sebagai media dakwah. Banyak pesan-pesan dakwah yang beliau tulis dalam akunnya. Salah satu pesan dakwah yang beliau sampaikan adalah mengenai ajakan berselawat 100 kali setiap harinya. Tweet tersebut mendapat respon yang baik karena banyak yang bertanya mengenai ajakan pesan tersebut dari para followernya.( Mukhijab, 2012)

Di dalam twitter ustadz Yusuf Mansur tidak hanya menyampaikan dakwah dengan cara satu arah tetapi beliau juga menggunakan komunikasi dua arah dengan berinteraksi terhadap followers-nya. Terbukti dimana dalam pengamatan, peneliti melihat adanya hubungan timbal balik antara Ustadz

(19)

5 Gambar. 1

Gambar. 2

Dari penjelasan singkat diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti

Kecenderungan Pesan Dakwah Dimedia Sosial Twitter (Analisis Isi Pada Twitter Ustadz Yusuf Mansyur Pada Tanggal 09 Juli- 08 Agustus 2013)”.

B. Rumusan Masalah

(20)

6 C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

kecenderungan isi pesan apa yang paling sering muncul tanggal 09 Juli – 08 Agustus 2013 dalam pesan dakwah Ustadz Yusuf Mansyur pada media Twitter

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Akademis :

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dan refrensi bagi para mahasiswa dalam kajian penyampaian pesan dakwah pada media internet kususnya media sosial twitter.

2. Secara Praktis :

Dapat memberikan informasi baru bagi masyarakat pada umumnya, mengenai apa saja kecenderungan pesan dakwah dalam media sosial

twitter ustadz Yusuf Mansur, dan diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis dalam lingkungan sosial, serta dapat menjadi wawasan barutentang perkembangan media dakwah saat ini.

E. Tinjauan Pustaka

E.1.1 Komunikasi Dakwah

(21)

7 maupun kelompok. Secara teknis, dakwah adalah komunikasi dai (komunikator) dan mad`u (komunikan). Semua hukum yang berlaku dalam ilmu komunikasi berlaku juga dalam dakwah, hambatan komunikasi adalah hambatan dakwah, dan bagai mana mengungkapkan apa yang tersembunyi dibalik prilaku manusia dakwah sama juga dengan apa yang harus dikerjakan pada manusia komunikan (Ilaihi, 2010: 24).

Komunikasi dakwah adalah proses penyampaian informasi atau pesan dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang lainnya yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis dengan menggunakan lambang-lambang baik secara verbal maupun nonverbal dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain yang lebih baik sesuai ajaran agama islam, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media (Ilaihi, 2010 : 26).

Komunikasi dakwah dapat juga diartikan sebagai cara seorang komunikator (orang yang menyampaikan pesan dakwah, seperti: Ustadz,

Ulama, Kiai, Buya, atau Mubaligh) dalam mengkomunikasikan atau menyampaikan pesan-pesan Al-Quran dan Hadis kepada umat (khalayak) agar umat dapat mengetahui, memahami, dan mengamalkan apa yang sudah disampaikan dalam kehidupan sehari-hari serta menjadikan Al-Quran dan Hadis pedoman dan pandangan dalam kehidupan.

E.1.2 Unsur-Unsur Dakwah

(22)

8 tersebut adalah da`i (pelaku dakwah), mad`u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek dakwah). (Aziz, 2004 : 75).

Sednagkan didalam buku Komunikasi Dakwah bahwa unsur-unsur dakwah dibagi menjadi 6 yaitu Da`i sebagai komunikator, mad`u sebagai komunikan, pesan dakwah, media dakwah, efek dakwah, dan metode dakwah (Ilaihi, 2010: 19).

E.1.2.1 Da`i (Pelaku Dakwah)

Yang dimaksud da`i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Seorang Da`i juga harus memiliki pengerahuan dari kandungan dakwah yang disajikan mengenai dakwah dari sisi akidah, syari`ah, akhlak, maupun tentang Allah, alam semestas, dan kehidupan serta apa yang dihadirkan dakwah untuk memberikan solusi, terhadap problema yang dihadapi manusia, juga metode-metode yang

dihadirkannya untuk menjadikan agar pemikiran dan prilaku manusia tidak salah dan tidak melenceng. (Aziz, 2004: 75;78).

Di dalam buku komunikasi dakwah selain dai merupakan orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau bentuk organisasi atau lembaga. Da`i sendiri dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

(23)

9 yang melekat, tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut Islam, sesuai dengan perintah: “sampaikanlah walau satu ayat”. 2. Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus

(mutakhasis) dalam bidang agama islam, yang dikenal dengan panggilan ulama (Ilaihi, 2010: 19).

E.1.2.2 Mad`u (Mitra Dakwah atau Penerima Dakwah)

unsur dakwah yang kedua adalah mad`u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama islam maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Mereka yang menerima dakwah ini lebih tepat disebut mitra dakwah daripada sebutan objek dakwah.

Mad`u sendiri dapat di golongkan menjadi beberapa golongan berdasarkan respon:

1. Golongan simpati aktif, yaitu mad`u yang menaruh simpati dan secara aktif memberi dukungan moril dan materil terhadap

kesuksesan dakwah.

2. Golongan pasif, yaitu mad`u yang masa bodoh terhadap dakwah, tidak merintangi dakwah.

3. Golongan antipati, yaitu mad`u yang tidak rela atau tidak suka akan terlaksananya dakwah. (Aziz, 2004: 90; 92)

Sedangkan didalam komunikasi dakwah menurut Muhammad Abduh membagi mad`u menjadi tiga golongan yaitu:

(24)

10 2. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-pengertian tinggi.

3. Golongan yang berbeda dengan golongan diatas adalah mereka yang senang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup mendalami benar (Ilaihi, 2010: 20).

E.1.2.3 Materi/ Isi Pesan Dakwah

Pada dasarnya pesan dakwah islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu:

1. Masalah Keimanan ( aqidah)

Aqidah dalam Islam adalah bersifat I’tiqad bathiniyah yang mencakup masalah masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukkan oleh Rasulullah.

Sabda Rasulullah:

“Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat`nya,

kitab-kitab`nya, rasul-rasul`nya, hari akhir dan percaya adanya

ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk. (HR. Muslim)

(25)

11 2. Masalah Keislaman (syariat)

Syariat dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya.

Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi:

“Islam adalah bahwasanya engkau menyembah kepada Allah, dan

janganlah engkau mempersekutukan-nya dengan sesuatu pun,

mengerjakan shalat, membayar zakat-zakat yang wajib, berpuasa pada

bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji di Mekah

(Baitullah).(HR.Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut mencerminkan hubungan antara manusia dengan Allah. Pengertian syariah mempunyai dua aspek hubungan yaitu:

a. Hubungan antara manusia dengan Tuhan (vertikal) yang disebut ibadah, contohnya: thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji.

b. Hubungan antara manusia dengan sesama manusia (horizontal) yang

disebut muamalat, contohnya:

 Hukum Perdata meliputi: Hukum Niaga, Hukum Nikah, dan

Hukum Waris.

 Hukum Publik meliputi: Hukum Pidana, Hukum Negara, Hukum

Perang dan Damai (Amin, 2009: 90-91). 3. Masalah Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah)

(26)

12 bukan berarti masalah akhlaq kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlaq adalah sebagai penyempurna keimanan dan keislaman.

Dalam surat Al-Ahzab ayat 21 disebutkan:

“Sungguh pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagi kamu, bagi

orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari kemudian dan banyak

mengingat Allah”

Ajaran akhlak atau budi pekerti dalam islam termasuk kedalam materi dakwah yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat penerima dakwah. Contohnya: akhlak terhadap Allah Swt dan Akhlak

terhadap makhluk yang meliputi akhlak terhadap manusia dan juga akhlak terhadap bukan manusia. (Amin, 2009: 90-92).

E.1.2.4 Metode dakwah

Metode dakwah adalah cara-cara yang dilakukan oleh seorang da`i (komunikator) untuk mencapai suatu tujuan tertentu atas dasar hikmah dan kasih sayang. Dengan kata lain, pendekatan dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan (human oriented) bahwa Islam sebagai agama yang menebarkan rasa damai menempatkan manusia dalam prioritas yang utama, artinya manusia itu tidaklah dibeda-bedakan dalam berbagai hal (Amin, 2009: 149).

(27)

13 ada niat sedikitpun untuk memaksakan kehendaknya, kendati hal itu mungkin saja dapat dilakukannya.

Dalam kedudukannya sebagai juru dakwah, maka seorang da`i itu benar-benar hanya menyampaikan fakta (statement of fact) terhadap audiensinya. Cobalah perhatikan beberapa ayat Al-Quran , yang mengokohkankedudukan da`i yang hanya concern atas penyampaian fakta semata-mata dan tidak ada kewajiban bagi dirinya untuk memaksa.

Firman Allah :

“Jika mereka tetap berpaling maka sesungguhnya kewajibanmu hanyalah

menyampaikan yang terang dan nyata. (QA. An-Nahl (16):82)” Juga firman Allah :

“maka sesungguhnya kewajibanmu hanyalah menyampaikan dan

kewajibanku adalah membuat perhitungan” (QS. Ar-Ra`d (13): 40). Dari ayat diatas, dapat disimpulkan beberapa prinsip metode dakwah, sebagai berikut:

(28)

14 E.1.2.5 Media Dakwah

Dalam (Amin, 2009: 112-113) Aktifitas dakwah islam saat ini tidak cukup dengan menggunakan media-media tradisional, seperti melalui ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian yang masih menggunakan media komunikasi tatap muka saja. Penggunaan media-media komunikasi modern sesuai dengan perkembangan Zaman dan daya pikir manusia harus dimanfaatkan sedemikian rupa, agar dakwah islam lebih mengena sasran dan tidak out of date.

Media dakwah pada zaman Rasulullah dan sahabat sangat terbats, yakni berkisar pada dakwah qauliyyah bi al-lisan dan dakwah fi`liyyah bi al-uswah, ditambah dengan media penggunaan surat (rasil) yang sangat terbatas. Satu abad kemudian, dakwah menggunakan media, yaitu: qashash (tukang cerita) dan muallafat (karangan tertulis) diperkenalkan. Media yang disebut terakhir ini berkembang cukup pesat dan dapat bertahan sampai saat ini.

Pada abad ke-14 Hijriah, kita menyaksikan perkembangan dibidang

(29)

15 Diera informasi canggih seperti sekarang ini, tidak mungkin dakwah masih hanya menggunakan pengajian di mushalla yang hanya diikuti oleh mereka yang hadir disana. Penggunaan media-media komunikasi modern adalah sebuah keniscayaan yang harus dimanfaatkan keberadaannya untuk kepentingan menyampaikan ajaran-ajaran Islam atau dakwah Islam. Seorang da`i sudah tentu memiliki tujuan yang hendak dicapai, agar mencapai tujuan yang efektif dan efisien, da`i harus mengorganisir komponen-komponen (unsur) dakwah secara baik dan tepat. Salah satu komponen adalah media dakwah.

Dengan banyaknya media yang ada maka da`i harus dapat memilih media yang paling efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Tentunya dengan pemilihan yang tepat atau dengan menetapkan prinsip-prinsip pemilihan media.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu memilih media adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk keseluruhan masalah atau tujuan dakwah. Sebab setiap media memiliki karakteristik (kelebihan, kekurangan, keserasian) yang berbeda-beda. 2. Media yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang hendak

dicapai

3. Media yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran dakwah 4. Media yang dipilih sesuai dengan materi dakwah

(30)

16 6. Kesempatan dan ketersediaan media perlu mendapat perhatian 7. Efektivitas dan efisiensi harus diperhatikan

Masalah teknologi komunikasi menjadi penting untuk diupayakan agar para dai menguasainya, karena pada hakekatnya dakwah adalah proses komunikasi baik media visual, audio, media audio visual, maupun media internet (Amin, 2009: 114-115).

Media visual mencakup : film slide, OHP, gambar dan foto Media audio mencakup: radio dan tape recorder,

Media audio visual mencakup: televisi, film atau sinetron, dan video, Media internet mencakup: websaite, blog, facebook, twitter, dll .

Sedangkan didalam buku Komunikasi Dakwah Media Dakwah yang dipakai untuk menyampaikan ajaran islam. Menurut Hamzah Ya`qub membagi media dakwah menjadi lima:

1. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk pidato,

ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya. 2. Tulisan, buku majalah, surat kabar, korespondensi (surat, email,

smas), spanduk, dll

3. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.

(31)

17 5. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam, yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad`u (Ilaihi, 2010:20-21).

E.1.2.6 Efek Dakwah (Atsr)

Setiap aksi dakwah akan menimbulkan reaksi. Demikian jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da`i dengan materi dakwah, wasilah, thariqah tertentu maka akan timbul respons dan efek (atsar) pada mad`u (mitra/ penerima pesan). Atsar itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Arab yang berarti bekasan, sisa, atau tanda.

Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari proses dakwah ini sering kali dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da`i. Kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah disampaikan maka selesailah dakwah. Padahal, atsar sangat besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah selanjutnya (Aziz, 2004:138).

Untuk mengetahui sejauh mana efek keberhasilan dakwah dapat dilihat dari tiga aspek yaitu:

(32)

18 berfikir seseorang tentang ajaran agama sesuai dengan pemahaman yang sebenarnya.

B. Efek Efektif, merupakan pengaruh dakwah berupa perubahan sikap komunikan (mitra dakwah) setelah menerima pesan. Sikap adalah sama dengan proses blajar dengan tiga variabel sebagai penunjangnya, yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan. C. Efek Bihavioral, merupakan suatu bentuk efek dakwah yang

berkenaan dengan pola tingkah laku mitra dakwah dalam merealisasikan materi dakwah yang telah diterima sehari-hari. Efek ini muncul setelah melalui proses kognitif dan efektif. Tingkah laku dan prilaku yang diharapkan dari efek ini adalah perilaku yang sesuai dengan pesan dakwah, yakni perilaku positif sesuai dengan ajaran islam baik bagi individu maupun masyarakat.

Jika dakwah telah dapat menyentuh aspek behavioral yaitu

telah dapat mendorong manusia melakukan secara nyata ajaran-ajaran islam yang telah dipesankan dalam dakwah maka dakwah dapat dikatakan berhasil dengan baik dan inilah tujuan final dakwah (Aziz, 2004: 140-142).

E.1.2.7 Tujuan Dakwah

(33)

19 tujuan dari aktivitas dakwah tersebut, maka dakwah tidak akan mempunyai makna apa-apa bagi juru dakwah maupun bagi umatnya (Amin, 2009: 58).

Setiap melakukan suatu dakwah harus mempunyai tujuan yang pasti dan jelas. Tanpa adanya tujuan tertentu yang harus diwujudkan, maka penyelenggaraan dakwah tidak mempunyai arti apa-apa. Bahkan hanya merupakan pekerjaan sia-sia yang akan menghamburkan pikiran, tenaga, dan biaya saja.

Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup manusia didunia dan diakhirat yang diridhai oleh Allah. Adapun tujuan dakwah, pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua macam tujuan, yaitu:

1. Tujuan Umum Dakwah (Mayor Objective)

Tujuan umum dakwah (mayor objective) merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam seluruh aktivitas dakwah. Ini berarti tujuan dakwah yang masih bersifat umum atau utama, dimana seluruh gerak langkahnya

proses dakwah harus ditujukan dan diarahkan kepadanya. 2. Tujuan Khusus Dakwah (Minor Objective)

(34)

20 a. Mengajak umat manusia yang telah memeluk agama islam untuk selalu meningkatkan taqwa kepada allah. Tujuan khusus dakwah (minorobjective) ini secara operasional dapat dibagi menjadi beberapa tujuan lebih khusus, yakni:

1. Menganjurkan dan menunjukan perintah-perintah Allah. Perintah Allah secara garis besar ada dua, yakni islam dan iman.

2. Menunjukan larangan-larangan Allah. Larangan ini meliputi larangan-larangan yang bersifat perbutan (amaliyyah) dan perkataan (qauliyyah)

3. Menunjukan keuntungan-keuntungan bagi kaum yang mau bertaqwa kepada Allah.

4. Menunjukkan ancaman Allah bagi kaum yang ingkar kepada-nya. b. Membina mental agama (islam) bagi kaum yang masih muallaf.

Penanganan terhadap masyarakat yang masih muallaf jauh berbeda dengan kaum yang sudah beriman kepada Allah (berilmu agama),

sehingga rumusan tujuannya tak sama. Artinya disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan.

c. Mengajak manusia agar beriman kepada allah (memeluk agama islam). Tujuan ini berdasarkan atas firman Allah:

“hai sekalian manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah

menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu

(35)

21 d. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya. Anak-anak adalah penerus generasi masa depan. Mendidik dan mengajar anak-anak adalah suatu amal nyata bagi masa depan umat. Dalam al-Quran dan Hadis telah disebutkan bahwa manusia sejak lahir membawa fitrahnya yakni beragama islam (agama tauhid) sebagai manifestasi dari ajaran faith in the unity of god.

Kemudian tujuan ini bisa dijabarkan lagi menjadi beberapa tujuan khusus atau lebih khusus lagi yaitu:

1.Menanamkan rasa keagamaan kepada anak 2.Memperkenalkan ajaran-ajaran islam

3.Melatih untuk menjalankan ajaran-ajaran islam 4.Membiasakan berakhlak mulia

5.Mengajarkan dan mengamalkan Al-Quran 6.Berbakti kepada orang tua

7.Aspek-aspek lain yang intinya mengajarkan ajaran islam kepada anak

(Amin, 2009: 60-65).

E.1.3 Macam-Macam Dakwah

Dalam (Amin, 2009: 11) Secara umum dakwah islam itu dapat dikategorikan kedalam tiga macam, yaitu:

1. Dakwah bi Al-Lisan

(36)

22 sering dilakukan oleh para juru dakwah, dakwah melalui lisan ini sudah cukup banyak dilakukan oleh para juru dakwah ditengah-tengah masyarakat.

2. Dakwah bi Al-Hal

Dakwah bil al-hal adalah dakwah yang dilakukan dengan perbuatan nyata yang meliputi keteladanan. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata yang dari karya nyata tersebut hasilnya dapat dirasakan secara nyata dan baik oleh masyarakat sebagai objek dakwah.

3. Dakwah bi Al-Qalam

Dakwah bil al-qalam, yaitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan dengan keahlian menulis surat kabar, majalah, buku, maupun internet. Jangkauan yang dapat dicapai oleh dakwah bi al qalam ini lebih luas dari pada melalui media lisan, demikian pula metode yang digunakan tidak membutuhkan waktu secara khusus

untuk kegiatannya. Kapan saja dan dimana saja mad`u atau objek dakwah dapat menikmati sajian dakwah bi al-qalam ini.

E.1.4 Strategi Dakwah

(37)

23 a. Asas filosofis: asas ini membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau aktivitas dakwah.

b. Asas kemampuan dan keahlian da`i (Achievement and professionalis): asas ini menyangkut pembahasan mengenai kemampuan dan profesionalisme da`i sebagai subjek dakwah.

c. Asas sosiologis: asas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintah setempat, mayoritas agama disutau daerah, filosofis sasaran dakwah, sosiokultural sasaran dakwah dan sebagainya.

d. Asas psikologis: Asas ini membahas masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seorang da`i adalah manusia, begitu pula sasaran dakwah yang memiliki karakter unik dan berbeda satu sama lain. Pertimbangan-pertimbangan masalah psikologis harus diperhatikan dalam proses pelaksanaan dakwah.

e. Asas efektifitas dan efisiensi: maksud asas ini adalah didalam aktivitas dakwah harus diusahakan keseimbangan antara biaya, waktu, maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya. Sehingga hasilnya dapat maksimal.

Dengan mempertimbangkan asas-asas diatas, seorang da`i hanya butuh menerapkan strategi dakwah yang sesuai dengan kondisi mad`u sebagai objek dakwah (Amin, 2009: 107-108).

(38)

24 “ Ajaklah kepada jalan tuhanmu dengan jalan hikmah (bijaksana) dan

ajran-ajaran (nasihat-nasihat) yang baik, dan bertukar pikiranlah

dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu lebih mengetahui

orang yang sesat dari jalan-Nya, dan lebih mengetahui siapa

orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl (16): 125).

Sebagai mana telah disebutka dalam ayat diatas, jelas ada tiga strategi yang dilakukan untuk melaksanakan dakwah, yaitu:

a.Hikmah (dengan kebijaksanaan)

b.Mau`izhah Hasanah (nasihat-nasihat yang baik)

c.Mujadalah bil latii hiya ahsan (diskusi dengan cara yang baik)

Menurut Ali Musthafa Yakub, strategi pendekatan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad setidaknya ada enam, yaitu:

1.Pendekatan personal (manhaj As-Sirri) 2.Pendekatan pendidikan (Manhaj At-Ta`lim) 3.Pendekatan penawaran (Manhaj Al-ardh) 4.Pendekatan missi (Mnhaj Al-Bi`tsaah)

5.Pendekatan korespondensi (Manhaj Al-Mukatabah) 6.Pendekatan diskusi (Manhaj Al-Mujadalah)

E.1.5 Kode Etik Dakwah

(39)

25 untuk kepentingan dakwah itu sendiri agar tidak terjadi benturan atau hal yang tidak diinginkan dalam proses penyebaran agama.

Beberapa etika dakwah yang hendak dilakukan oleh para juru dakwah dalam melakukan dakwahnya antara lain sebagai berikut:

a. Sopan b. Jujur

c. Tidak menghasut

Adapun dakwah yang disampaikan seorang da`i harus dilakukan dengan bijaksana dalam menyampaikan pesan dakwah, yang dimaksud bijaksana meliputi:

a. Tidak menggunakan kekerasan

b. Tidak dengan cara membuka aib seseorang didepan umum c. Tidak bersifat memaksa

d. Tidak mengandung perpecahan e. Tidak menimbulkan kekerasan

f. Tidak bersifat konfrontatif

g. Menjaga kerukunan hidup antarumat beraga h. Tidak bersifat menghina

i. Tidak menggunakan kata-kata kotor (Amin, 2009:237-238).

E.1.6 Dakwah Melalui Internet (e - Dakwah)

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern memasuki dunia

Islam, terutama sesudah pembukaan abad kesembilan belas, yang dalam

(40)

26 Kontak dengan dunia Barat selanjutnya membawa ide-ide baru ke

dunia Islam seperti rasionalisme, nasionalisme, demokrasi, dan sebagainya.

Semua ini menimbulkan persoalan-persoalan baru, dan pemimpin-pemimpin

Islam pun mulai memikirkan cara mengatasi persoalan-persoalan baru itu

Menurut Harun Nasution di dunia Islam juga timbul pikiran dan

gerakan untuk menyesuaikan faham-faham keagamaan Islam dengan

perkembangan baru yang ditimbulkan ilmu pengetahuan dan teknologi

modern itu. Dengan jalan demikian, pemimpin-pemimpin Islam modern

mengharap akan dapat melepaskan umat Islam dari suasana kemunduran

untuk selanjutnya dibawa kepada kemajuan. (Nasution, 1975: 11).

Dakwah melalui Internet (e-Dakwah) adalah salah satu pemanfaatan teknologi informasi sebagai respon aktif-kreatif terhadap perkembangan yang ada. Respon kreatif ini muncul dari kesadaran akan sisi positif teknologi informasi. Alasan mengapa e-Dakwah menjadi perlu adalah bahwa penyebaran dakwah konvensional di batasi ruang dan waktu, sedangkan

dakwah digital atau e-Dakwah dapat dilakukan melintasi batas ruang dan waktu. Semua pengguna Internet dapat tersentuh oleh dakwah jenis ini. Terdapat tiga alasan mengapa e-Dakwah menjadi penting:

1. Muslim telah menyebar keseluruh dunia.

2. Citra Islam yang baru akibat pemberitaan satu sisi oleh banyak media barat perlu diperbaiki.

(41)

27 perkembangan peradaban yang ada selama itu tidak bertentangan dengan akidah.(wahid, 2004: 27-30).

Indikasi yang bisa diperhitumgkan sebagai tolak ukur keberhasilan e-dakwah jika dikunjungi oleh banyak pengguna internet. Semakin banyak pengunjung, semakin berhasil sebuah usaha e-dakwah, karena inilah ukuran tingkat penyebaran nilai-nilai islam (Wahid, 2004: 85).

E.1.6.1 Twitter Sebagai Media Dakwah

Dakwah di zaman modern seperti sekarang ini tak lepas dari ikut campurnya kecanggihan teknologi. Dakwah menjadi tak cukup ‘hanya’ melalui majelis taklim di dunia nyata. Sekarang ini adalah zaman internet. Dakwah bisa dilakukan melalui fasilitas internet; melalui makalah yang disajikan di web, blog, secara live streaming, dan lain sebagainya. Begitu pula di berbagai media jejaring sosial yang semakin akrab dalam kehidupan masyarakat saat ini, dakwah bisa dilakukan di dalamnya.

Menurut menteri Kominfo, Tifatul Sembiring bahwa dakwah bisa dilak sanakan melalui situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Ketika para dai memahami dan menguasai penggunaan teknologi informasi, maka bisa digunakan sebagai salah satu sarana dakwah kepada masyarakat. Pada masa sekarang dengan penguasaan teknologi informasi yang baik, seorang da`i bisa memanfaatkan situs jejaring sosial sebagai salah satu sarana dakwah (Harianhaluan, 2012).

(42)

28 evolusi pemikiran dari cendikia-cendikia muslim, jejaring sosial tersebut bisa dimanfaatkan sebagai media dakwah. Jejaring sosial seperti twitter bisa menjadi salah satu media penyampai pesan dakwah yang efektif mengingat pengguna twitter di indonesia sangat banyak, sehingga penyampaian pesan dakwah melalui media twitter sangat mungkin dilakukan.

Fenomena modernisasi dalam berdakwah ini sah-sah saja. Karena pada dasarnya dakwah adalah menyeru kepada kebaikan, di manapun berada. Dalam QS. An-Nahl ayat 125 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, yang artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Karenanya dalam konteks dakwah melalui media internet, khususnya dalam media sosial twitter, sejalan dengan kecepatan penyebaran (diffusion)

Internet di semua sudut bumi, termasuk Indonesia, e-dakwah memang sudah seharusnya di kelola secara serius. (Wahid, 2004: 88).

E.1.6.2 Teori Model Logika Desain Pesan

(43)

29 untuk merujuk pada bagaimana kebutuhan yang kompleks ini diatur dalam suatu interaksi.

Logika Desain Pesan juga menyatakan bahwa setiap orang mempunyai alur pikiran berbeda yang digunakan dalam mengurus tujuan-tujuan yang saling bertentangan. O’Keefe menyimpulkan, variasi strategi manajemen tujuan yang diamati merupakan hasil dari variasi dalam sebuah sistem prinsip yang digunakan untuk mendasari makna komunikatif, yang berbeda dalam definisi komunikasi yang dibentuk dan diusahakan seseorang.

Barbara O’Keefe menunjukkan tiga logika dasar desain pesan, yaitu ekspresif, konvensional, dan retoris. Tiga desain logis pesan :

1. The expressive logic, melihat komunikasi sebagai cara seseorang mengekspresikan perasaan dan pemikirannya

2. The conventional logic, melihat komunikasi sebagai hal yang hrus “dimainkan” dengan mengikuti aturan-aturan tertentu

3. The rhetorical logic, memandang komunikasi sebagai cara yang fleksibel,

memiliki perspektif terhadap pihak yang diajak berkomunikasi (person centered) (Ardianto & Bambang Q-Anees, 2007:164).

E.1.7 Analisis Isi

(44)

30 statistik untuk menggambarkan isi komunikasi, menarik kesimpulan dan memberikan konteks, baik produksi ataupun konsumsi.

Ada empat desain analisis isi yang umumnya dipakai untuk menggambarkan karakteristik pesan yaitu:

1. Analisis yang dipakai untuk menggambarkan pesan dari sumber yang sama tetapi dalam waktu yang berbeda.

2. Analisis isi dipakai untuk melihat pesan pada situasi yang berbeda. Situasi disini dapat berupa konteks yang berbeda budaya, sosial, dan politik.

3. Analisis isi dipakai untuk melihat pesan pada khalayak yang berbeda. Khalayak disini merujuk pada pembaca, pendengar, atau pemirsa media yang mempunyai karakteristik berbeda.

4. Analisis isi dipakai untuk melihat pesan dari komunikator yang berbeda (Eriyanto, 2011: 34-39).

Pokok-pokok dalam analisis isi pesan (Message System Analysis) :

1. Meneliti isi keseluruhan dari kecenderungan pendapat dalam penyajian

2. Meneliti teknik-teknik spesifik yang dipergunakan oleh komunikator untuk menonjolkan aspek-aspek yang dianggap penting.

Meneliti sifat khas struktur penyusunnan bahan yang disajikan terutama dalam hubungan sosial yang ingin dicapai atau melandasi penyajian.

(45)

31 isi merupakan metode penelitian yang ingin mengungkap gagasan penulis yang termanifestasi maupun yang laten. Oleh karenanya, secara praksis metode ini dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, seperti; menjembatani isi dari komunikasi internasional, membandingkan media atau ‘level’ dalam komunikasi, mendeteksi propaganda, menjelaskan kecendrungan dalam konten komunkasi, dan lain-lain menurut Weber (dalam Krippendorff, 2004). Dengan demikian, analisis isi lebih akrab digunakan di bidang komunikasi.

Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel, dan dapat direplikasi (Eriyanto, 2011: 15).

ada beberapa langkah dalam analisis isi untuk mengumpulkan data diantaranya:

a. Menetapkan unit yang terekam, hal ini sangat penting dalam proses pengategorian data. Dalam metode ini dapat dilakukan dengan

beberapa level.

b. Kata, yaitu mengklasifikasi masing-masing kata

c. Paragraf, kalau sumberdaya manusia atau komputer yang tersedia terbatas, peneliti dapat mereduksinya dengan melakukan pengkodeaan berdasarakan paragraf. Namun hal ini sulit mendapatkan hasil yang reliable karena cakupannya terlalu luas.

(46)

32 Menyusun kategori harus dilakukan secara baik dan berhati-hati. Paling tidak terdapat tiga prinsip penting dalam penyusunan kategori yaitu:

1. Kategori haruslah mutually Exclusive (terpisah satu sama lain). 2. Harus Exhaustive (Lengkap)

3. Kategori tidak tumpang tindih. 4. Reliabel

Tujuan dari analisis isi adalah mengukur dan menghitung aspek-aspek tertentu dalam suatu isi media. Lembar coding (coding sheet) adalah alat yang dipakai untuk menghitung atau mengukur aspek tertentu dari isi media. Selain lembar coding, analisis juga membutuhkan sebuah protokol. Ini yang membedakan antara kuesioner (dalam penelitian survei) dan lembar coding (dalam analisis isi).

Dalam analisis isi, selain lembar coding, peneliti harus membuat sebuah panduan dalam mengisi lembar coding. Protokol ini menyediakan panduan apa saja yang ingin diteliti, bagai mana mengategorikan isi kedalam

kategori tertentu yang dipakai dalam penelitian. Ada dua tujuan utama dari pembuatan protokol. (Riffe, et al., 1998: 109), dalam (Eriyanto, 2011: 222) pertama, protokol menyediakan panduan dalam melakukan analisis isi. Kedua, protokol juga berguna sebagai arsip penelitian. Protokol penelitian adalah, dokumen yang tidak terpisah dari hasil analisis isi.

(47)

33 1. Menilai akurasi atau reabilitas

2. Merevisi aturan pengkodingan

Validitas dalam analisis isi agak berbeda dengan penelitian yang lain, validitas di sini bukan bermakna hubungan antara dua variabel atau teori. Menurut Eriyanto (dalam Krippendorf, 2004: 313), arti penting validitas ini dikatakan sebagai “kualitas hasil penelitian yang membawa seseorang untuk meyakini fakta-fakta yang ada tidak dapat ditentang.

Ada beberapa jenis validitas yang dikenal dalam analisis isi. Sejumlah buku menyajikan uraian mengenai beragam validitas dalam analisis isi. Dari berbagai validitas yang ada, paling tidak ada lima validitas utama yang biasanya dipakai dalam analisis isi, masing-masing: validitas muka (face validity), validitas kecocokan (concurrent validity), validitas konstruk (constructvalidity) validitas prediktif, dan validitas isi.

Dari kelima validitas yang disebutkan, dapat dipilih kedalam tiga bagian besar. Pertama, validitas yang berorientasi pada data (data oriented).

Kedua, validitas yang berorientasi pada hasil (product oriented). Ada dua jenis validitas yang ter masuk dalam validitas yang berorientasi pada hasil ini, yakni validitas keccocokan dan validitas prediktif. Ketiga, validitas yang berorientasi pada proses (process oriented) (Krippendorf, 1980: 249-252) dalam (Eriyanto, 2011: 260).

(48)

34 memproses data dengan pengkodingan dan menghitungnya, cara ini popular di dalam pendekatan kuantitatif. Namun jangan lupa, kita juga menganalisis konteks yang ini merupakan tradisi kualitiatif. Dengan begitu, analisis isi adalah jenis penelitian yang dapat menggunakan pendekatan mix-method.

F. Metode Penelitian

F.1. Tipe dan Dasar Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe deskriptif. Yang menggambarkan isi pesan yang terkandung dalam twitter Ustadz Yusuf Mansur. Dengan tipe ini, penelitian ingin mencoba melukiskan secara sistematis karakteristik bidang tertentu secara faktual.

Metode yang dipakai adalah analisis isi sematik dengan mengamati, megklasifikasi tanda menurut maknanya dan mengukur frekuensi isi pesan dakwah yang terkandung dalam twitter Ustadz Yusuf Mansur. Dengan metode ini peneliti diharapkan akan mengetahui kategori pesan dakwah apa

saja yang dimuat dalam twitter Ustadz Yusuf Mansur dan seberapa sering kemunculannya. Pada awal masuk bulan ramadhan di akun ustad yusuf mansur, 09 Juli 2013 sampai dengan 08 Agustus 2013. Selain itu diharapkan dapat mengetahui kecenderungan tema pesan dakwah apa yang disampaikan Ustad yusuf mansur melalui akun twitternya.

(49)

35 dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, seperti; menjembatani isi dari komunikasi internasional, membandingkan media atau ‘level’ dalam komunikasi, mendeteksi propaganda, menjelaskan kecendrungan dalam konten komunkasi, dan lain-lain menurut Weber (dalam Krippendorff, 2004).

F.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Tweet ustadz Yusuf Mansyur pada bulan ramadhan mulai 9 Juli 2013 sampai dengan 8 Agustus 2013, yang berjumlah 944 tweet. Data tersebut diambil dari akun twitter resmi Ustadz Yusuf Mansyur.

F.3 Unit Analisis & Satuan Ukur

Unit analisis secara sederhana dapat digambarkan sebagai bagian apa dari isi yang kita teliti dan kita pakai untuk menyimpulkan isi dari suatu teks. Bagian dari isi ini dapat berupa kata, kalimat, foto, secene (potongan adegan),

paragraf (Eriyanto, 2011:59).

(50)

36 F.4 Struktur Kategori

Materi/Isi Pesan Dakwah

Pada dasarnya pesan dakwah islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu:

1. Masalah Keimanan (aqidah)

Mengacu pada pendapat dari Amin bahwa jika mana terdapat kalimat yang mengandung permasalahan rukun iman maka kalimat tersebut dapat termasuk dalam kategorisasi keimanan (Aqidah). Seperti Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman kepada Kitan Allah, Iman kepada Rasul, Iman kepada Hari Akhir, dan Iman kepada Qada dan Qadarr.

2. Masalah Keislaman (syariat)

Kalimat yang termasuk dalam kategorisasi Keislaman (syariat) adalah kalimat yang didalamnya mengandung dua aspek hubungan

antara manusia dengan Tuhan (Habluminaullah) seperti shalat, zakat, puasa, haji, dll dan juga hubungannya dengan sesama manusia (Habluminannas) seperti hukum niaga dan hukum perdata.

3. Masalah Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah)

(51)

37 F.5 Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari akun twitter resmi Ustadz Yusuf Mansur pada 9 Juli 2013 samapi 8 Agustus 2013. Sejumlah 944 tweet. Data tersebut dikumpulkan dengan cara mengcapture seluruh tweet Ustadz Yusuf Mansur, lalu kalimat-kalimat dalam tweet dimasukkan kedalam tabel yang dibuat berdasarkan katagori yang ditetapkan pada tahap pembuatan alat ukur.

Setelah kategori dan pengukuran dibuat, langkah selanjutnya dalam analisis isi adalah mengisi lembar coding. Proses mengisi lembar coding disebut sebagai coding, sementara orang yang mengisi lembar coding disebut sebagai coder. Coder membaca teks dan mengisi ke dalam lembar coding yang telah disediakan (Eriyanto, 2011:239).

Sebagai coder, peneliti menentukan tiga orang yaitu saya sebagai

peneliti, lalu Bambang sebagai Coder I, dan juga Risky Yuliana Sebagai

Coder II. Peneliti mensyaratkan coder merupakan person atau orang yang

(52)
[image:52.612.110.580.156.423.2]

38 Tabel 1

Lembar Coding

Kecenderungan Pesan Dakwah di Media Sosial Twitter

(Analisis Isi Twitter Ustadz Yusuf Mansyur Tanggal 09 Juli- 08 Agustus 2013)

No Tanggal Isi Tweet

Kategorisasi

Aqidah Syariat

Akhlaqul Karimah

A1 A2 A3 A4 A5 A6 B1

B2 C1 C2

a b

Total

Keterangan : Aqidah:

(53)

39 Syariat:

B1 : Hubungan Manusia dengan Tuhan B2 : Hubungan Manusia dengan Sesama

a : Hukum Perdata b : Hukum Pidana Akhlaqul Karimah:

C1 : Akhlak Kepada Allah C2 : Akhlak Kepada Sesama

Kemudian data dimasukkan kedalam tabel frekuensi untuk memudahkan perhitungan guna mengetahui banyaknya frekuensi kemunculan dari masing-masing kategori.

F.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (AI), dimana menurut Eriyanto (2011) analisa isi adalah, sebuah

teknik penelitian yang ditujukkan untuk mengtahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi. Analisis ditujukkan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak (manifes), dilakukan secara objektif, valid, reliabel, dan dapat direplikasi.

(54)
[image:54.612.130.512.133.266.2]

40 Tabel 2

Kecenderungan Pesan Dakwah di Media Sosial Twitter

(Analisis Isi Twitter Ustadz Yusuf Mansyur Tanggal 09 Juli- 08 Agustus 2013)

Kategori Pesan Dakwah Frekuensi Persentase

Aqidah

Syariat

Akhlaqul Karimah Total

F.7 Uji Reliabilitas

Dalam penelitian untuk keakuratan data yang dihasilkan penelti menggunakan tehnik reliabilitas observasi (pengamatan) yang dibantu oleh dua orang pengamat untuk mencari tingkat persetujuannya. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:

Mula-mula Koder I dan Koder II bersama-sama melakukan koder dengan menggunakan sebuah format pengamatan dan diisi bersama-sama. Format isian yang dimaksud hanya terdiri dari dua kolom yang memuat

alternative jawaban “ “ dan “-”. Untuk mencapai tingkat reabilitas yang

(55)

41 C.R = 2 1 2 N N M

Keterangan :

C.R : Coofisien Reliability

M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua pengkode

N1, N2 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkode dan peneliti dari hasil yang diperoleh, akan ditemukan observed agreement

yang diperoleh dari penelitian.

Hasil selanjutnya kemudian menurut Scott dikembangkan dalam ‘Index of Reliability” yang bukan hanya mengoreksi dalam suatu kelompok kategori, tetapi juga kemungkinan frekuensi yang timbul. Rumus Scott adalah sebagai berikut:

Pi =

reement ExpectedAg reement ExpectedAg reement ObservedAg % 1 % %  

Pi : Nilai keterhandalan.

Gambar

Gambar. 1
Tabel 1 Lembar Coding
Tabel 2

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan anggaran yang telah dialokasikan dalam Rencana Kinerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-KL) pada tahun 2018, lingkup BPTP Nusa Tenggara Timur

Pada persalinan normal, saat melewati jalan lahir kepala janin dalam Pada persalinan normal, saat melewati jalan lahir kepala janin dalam keadaan flexi dalam keadaan tertentu

Menurut Munawir (2010:5) (dalam Wau, 2017:64), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama perode tertentu dimana profitabilitas suatu

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, wujud kesantunan pada iklan radio berbahasa Jawa ditemukan berupa: a) pemenuhan maksim kearifan (taxt maxim),

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan sebagai kapasitor dalam menyampaikan

1.1 Muatan Kampanye melalui Media Cetak untuk Terlaksananya Penggunaan Air dan Daya Air sebagai Materi dengan Memperhatikan Prinsip Penghematan Penggunaan dan

mencatat jumlah kematian di rumah sakit, sedangkan menurut teori trimodal kematian jumlah kematian lebih banyak terjadi di tempat kejadian yang biasanya tidak dapat diselamatkan

difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang