• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen pembinaan jama'ah haji pada kbih (kelompok bimbingan ibadah haji) ulul albaab-Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen pembinaan jama'ah haji pada kbih (kelompok bimbingan ibadah haji) ulul albaab-Tangerang"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Disusun Oleh : Tirta Wijaya NIM: 107053002743

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh: Tirta Wijaya NIM: 107053002743

Pembimbing

Dr. H.A. Wahib Mu’thi, MA

NIP. 19481212 1978 1 001

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S-1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yan saya gunakan sesuai dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dai orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2011

(4)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Hari Senin, Tanggal 20 juni 2011, Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom, I) pada jurusan Manajemen Dakwah.

Jakarta, 20 Juni 2011 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. Cecep Castrawijaya, MA H. Mulkanasir, B.A, S.Pd, MM NIP. 19670818 199803 1 002 NIP. 19550101 198302 1 001

Anggota

Penguji I Penguji II

Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA Drs. Studi Rizal, LK, MA NIP. 19620303 199203 2 001 NIP. 19640428 199303 1 002

Pembimbing

(5)

iv

Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan nikmat serta karuniaNya sehingga tangan ini masih mampu menorehkan kata demi kata untuk menjadi sebuah karya yang bermakna. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada para Nabi dan Rasul, Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir zaman. Karena beliaulah yang menjadi suri tauladan terbaik bagi seluruh manusia dan alam semesta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil, karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

(6)

iii

meluangkan waktunya untuk memberikan nasihat dan arahan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan perlindungannya.

4. Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA dan Drs. Study Rizal, LK, MA selaku penguji I dan penguji II penulis dalam sidang Munaqosyah, sehingga penulis mendapatkan masukkan dan saran demi kebaikan skripsi penulis.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis dan penulispun dapat mengamalkan kembali ilmu yang telah diberikan.

6. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang banyak membantu penulis dalam memberikan referensi buku-buku dalam penyelesaian skripsi ini.

(7)

iv

8. Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah (Ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji / KBIH Ulul Albaab), Bapak Ir. H. Yudi (bagian umum KBIH Ulul Albaab), Ibu Hj. Soleha Lukman SAG (pembimbing jama’ah haji KBIH Ulul Albaab), dan Ibu Pipit (Sekertaris KBIH Ulul Albaab) yang telah mengijinkan, meluangkan waktu, dan memberikan informasi kepada penulis untuk melakukan penelitian, sehingga penelitian yang penulis lakukan berjalan dengan baik. Semoga Allah SWT memberikan banyak kebarokahan dan kebaikan bagi seluruh pihak yang terdapat di dalam KBIH Ulul Albaab. 9. Adik-adikku yang terbaik (Taufan Maulana dan Teguh Hutomo), kedua

nenekku dan alamarhum kakekku yang telah memberikan berbagai dukungan dan memberikan banyak kebaikan bagi penulis. Semoga Allah SWT senantiasa menyayangi kalian semua.

10. Selly Anggraeni H yang telah memberikan dukungan, do’a, dan semangat yang membuat penulis mantap untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT mencurahkan kasih sayang yang melimpah.

(8)

iii

Akhir kata penulis berharap semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, do’a

dan harapan kita semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi segenap keluarga besar Jurusan Manajemen Dakwah pada khususnya.

Jakarta, Juni 2011

(9)

1 A. Latar Belakang Masalah.

Semua agama menjunjung tinggi kebebasan komunikasi dan informasi diantara umat manusia. Bahkan Tuhan memerintahkan manusia selalu berkomunikasi dengan-Nya, memohon ampunan-Nya, Ridho-Nya atau restu-Nya, perlindungan-restu-Nya, dan petunjuk-Nya adalah merupakan sebuah informasi dari manusia kepada Tuhan-Nya.1Salah satu bentuk komunikasi manusia kepada Tuhannya adalah dengan melakukan ritual ibadah haji. Dengan melakukan ritual ibadah haji merupakan sarana untuk mengungkapkan rasa syukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan kepada manusia.

Haji pada hakikatnya merupakan sarana dan media bagi umat islam untuk melaksanakan ibadah ke Baitullah dan tanah suci. Karena setiap tahun sebagian kaum muslimin dari seluruh dunia datang untuk menunaikan ibadah haji.2

Asal makna kata “haji” adalah menyengaja sesuatu. Haji yang dimaksud menurut syara’ adalah sengaja mengunjungi ka’bah untuk melakukan

1

. A. M uis,Komunikasi Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001 ), cet . Ke-1, h. 180

2

(10)

beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu. Haji diwajibkan atas orang-orang yang kuasa, satu kali seumur hidupnya.3

Firman Allah SWT :

                                 Artinya :

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitulloh, maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (QS : Ali Imran : 97)

Menurut Ibrahim Muhammad Al jamal dalam bukunya “Fiqh AL Mar’at Al

Muslimah” arti haji menurut bahasa adalah menuju suatu tempat yang suci. Sedang menurut syara’ haji berarti berziarah ke Bait Allah al haram, melakukan wukuf di Arafah, dan Sa’I antara bukit Shafa dan Marwah, dengan cara tertentu dalam waktu

dan niat tertentu pula.4

Haji pada hakekatnya merupakan aktifitas suci yang pelaksanaannya diwajibkan oleh Allah kepada seluruh ummat Islam yang telah mencapai (istitho’ah) mampu, disebut aktifitas suci karena seluruh rangkaian kegiatan adalah ibadah. Haji juga disebut sebagai ibadah puncak yang melambangkan ketaatan serta penyerahan diri secara total kepada Allah baik secara fisik-material maupun spiritual.5

Bagi setiap muslim, termasuk muslim di Indonesia, ibadah haji memiliki makna sangat penting. Dalam konteks Indonesia, ibadah haji tidak hanya dilihat

3

.Sulaiman Rasyid,Fiqih Islam, (Bandung : Sinar baru Algensindo, 2002), cet .ke 1, hal.35

4

Ibrahim M uhammad al jamal,Fiqih Wanit a, penerjemah anshori umar sit anggal, (Semarang : CV. Asy-Syifa, 1986), h. 286

5

(11)

sebagai salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan kaum Muslimin bagi mereka yang mampu tetapi juga memiliki makna sosiologis dan historis sangat berarti. Secara sosiologis dan historis, dapat dikatakan bahwa perkembangan Islam Indonesia tidak bisa terlepas dari ibadah haji.6

Oleh karena haji merupakan ibadah rutin tahunan yang melibatkan banyak orang dan unsur, maka perlu dilakukan pembinaan bagi jama’ah haji guna memberikan pengetahuan dan informasi yang penting serta berguna bagi calon jama’ah agar proses pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan baik.

Yayasan / KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) ULUL ALBAAB berdiri sejak tahun 2003 di Tangerang, dan mendapat izin penyelenggaraan haji dan umroh pada tahun 2003. Total Jama’ah yang sudah diberangkatkan sampai dengan tahun 2010 berjumlah 892 orang dan siap diberangkatkan sampai tahun 2015 kurang lebih sebanyak 680 jama’ah, shingga total jama’ah yang siap diberangkatkan sampai dengan tahun 2015 adalah 1572 jama’ah.

Seiring perkembangan dan berjalannya waktu, pengelolaan haji dan umroh mengalami perubahan dalam upaya peningkatan pelayanan, pembinaan, serta perlindungannya. Yayasan Ulul Albaab selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jama’ah dengan menyediakan fasilitas kemudahan, keamanan, kenyamanan, keterbukaan dan kejujuran. Pembinaan yang berkualitas

6

(12)

menjadi salah satu fasilitas yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah haji agar kegiatan haji dapat berjalan dengan baik.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai manajemen dan [rogram-program pembinaan jama’ahhaji di KBIH ulul Albaab, maka penulis akan menuangkan dalam sebuah karya ilmiah “skripsi” yang berjudul, MANAJEMEN PEMBINAAN JAMA’AH HAJI PADA KBIH (KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI) ULUL ALBAAB TANGERANG.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Dalam pembatasan masalah penulis hanya membatasi pada manajemen dan program-program pembinaan jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab

2. Perumusan Masalah

Agar perumusan masalah lebih terarah dan fokus, maka dalam penulisan skripsi ini dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimana manajemen pembinaan jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab-Tangerang ?

b. Apa saja program – program pembinaan yang diberikan KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah haji ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

(13)

a. Untuk mengetahui manajemen pembinaan jama’ah haji di KBIH ulul Albaab.

b. Untuk mengetahui program-program pembinaan yang diberikan KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah haji

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah dibidang manajemen haji, khususnya dalam manajemen pembinaan jamaah haji.

b. Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian yang menarik dan dapat menambah wawasan khasanah keilmuan bagi para pembaca khususnya mahasiswa manajemen dakwah, serta dapat berguna bagi banyak pihak terutama sebagai tambahan referensi atau perbandingan bagi studi-studi yang akan datang.

c. Praktisi

(14)

upaya meningkatkan pelayanan terutama dalam hal pembinaan bagi jamaah haji.

D. Metodologi Penelitian

1) Metode Penelitian

Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Untuk memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu kiranya dikemukan teori menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang perilaku yang dapat diamati.7 Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan metode deskriptif yang mana metode deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau prediksi.8

7

Lexy J. M leong,M et odologi Penelit ian Kualit at if,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2000), cet . Ke 11, h. 3

8

Jalaludin Rahmat ,M et ode Penelit ian Komunikasi dilebfkapi Cont oh Analisis St at ist ik.

(15)

2) Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang dapat memberikan informasi representatif, mereka terdiri dari Pimpinan yaitu Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah dan staff yang di wakili oleh Ir. H Yudi pada KBIH Ulul Albaab Tangerang. Melalui pembinaan terhadapjama’ahhaji yang diberikan. Sedangkan yang dijadikan objek penelitian ini adalah manajemen yang digunakan dan program-program dalam pembinaan jama’ah haji.

3) Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di KBIH Ulul Albaab JL. Gerbang Sinai Raya Depan SMP PGRI, Villa Ilhami Kelapa Dua Tangerang 15830, telf (021) 709 00 878. Waktu Penelitian dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei 2011.

4) Teknik Pengumpulan Data

(16)

Dalam penelitian lapangan ini, penulis juga menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan diantaranya sebagai berikut:

a) Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.9 Penulis melakukan penelitian dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait dengan masalah manjemen pembinaan jamaah calon haji yang dilakukan oleh KBIH Ulul Albaab dimulai sejak bulan februari dan berakhir pada bulan mei.

b) Wawancara

Wawancara (interview) ialah Tanya jawab lisan antara penulis dengan Pimpinan (Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah) dan Staff (Ir. H Yudi) di KBIH Ulul Albaab. Penulis menggunakan teknik interview bebas terpimpin, yaitu penulis menggunakan beberapa pertanyaan kepada Bapak Drs. H. Yana Hadiansyah dan Bapak Ir. H. Yudi yang telah penulis siapkan, lalu dijawab dengan bebas dan terbuka.

9

(17)

c) Dokumentasi

Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.10 Penulis menggunakan data-data dan sumber-sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Sedangkan data-data ini, penulis peroleh dari buku-buku, profile company, arsip-arsip, foto-foto maupun diktat-diktat pembinaan jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab dan lain sebagainya yang dapat mendukung serta berkaitan dengan masalah penelitian.

Selanjutnya dalam menggunakan data-data tersebut, penulis berusaha untuk memaparkan kerangka awal mengenai objek studi yang ditulis dengan memahami seksama, kemudian memberikan interpretasi sesuai kecenderungan danframe of thinking.

d) Teknik analisis data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data; di mana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari pengamatan., kemudian menganalisisnya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.

10

(18)

e) Teknik Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis berpedoman pada buku. Pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), yang disusun oleh tim penulis UIN JAKARTA dan di terbitkan oleh CEQDA UIN Jakarta pada tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya penulis menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang ibadah haji, dan judul-judul skripsi tersebut adalah:

1. Dzul Kifli “Manajemen Pelayanan jamaah haji dan umroh PT. PATUNA TOUR DAN TRAVEL”, dalam skripsi ini pembahasan yang dilakukan adalah manajemen pelayanan haji dan umroh oleh PT. PATUNA TOUR DAN TRAVEL kepada jama’ah dengan memberikan berbagai fasilitas kepada jama’ah.

Persamaan

Dalam skripsi ini sama-sama membahas tentang fasilitas yang diberikan oleh penyelenggara kegiatan Ibadah Haji dan Umroh kepada jama’ah yang bertujuan

untuk memberikan kenyamanan kepada jama’ah haji.

(19)

Dalam skripsi ini saudara Dzulkifli melakukan peneliatian terhadap manajemen pelayanan sedangkan penulis melakukan penelitian terhadap manajemen pembinaan yang diberikan kepada jama’ah haji.

2. Iwan “ Strategi Pelayanan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Barat Terhadap Jamaah Haji Tahun 2009” Skripsi mahasiswa Jurusan Manajemen

Dakwah 2010 yang berisi tentang strategi Kementrian Agama Kota Jakarta Barat dalam melakukan pembinaan dan meningkatkan pelayanan bagi jama’ah haji.

Persamaan

Dalam skripsi ini antara penulis dan saudara Iwan sama-sama membahas tentang kegiatan perhajian yang bertujuan untuk memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik kepada jama’ah.

Perbedaan

Dalam skripsi ini terdapat perbedaan yang jelas antara penulis dengan saudara Iwan, dimana letak perbedaannya adalah tentang apa yang menjadi focus peneliatian. Penulis memfokuskan penelitian pada manajemen pembinaan sedangkan saudara Iwan melakukan penelitian terhadap strategi pelayanan haji kepada jama’ah.

3. Siti Nur Alfisyah,”Manajemen Pembinaan calon Jama’ah Haji pada KBIH Al -Mujahidin, Pamulang ”, skripsi ini berisikan tentang manajemen pembinaan calon

(20)

Persamaan

Persamaan yang penulis dan Saudari Siti Nur Alfisyah adalah tentang manajemen pembinaan yang dilakukan oleh KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji). Perbedaan

Perbedaan penelitian antara penulis dan saudari Siti Nur Alfisyah terdapat pada manejemn pembinaan yang dilakukan, yakni penulis melakukan penelitian tentang pembinaan mulai sejak sebelum berangkat, pada saat menunaikan ibadah haji, dan pasca pelaksanaan ibadah haji. Sedangkan saudari Siti Nur Alfisyah melakukan fokus penelitiannya pada saat sebelum pelaksanaan ibadah Haji

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun pembahasannya secara rinci adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

(21)

Pembinaan Jamaah, Tujuan Pembinaan Jamaah, Pengertian Jamaah Haji, Klasifikasi Jamaah Haji

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG KBIH ULUL ALBAB, TANGERANG.

Profil, visi dan misi, maksud dan tujuan, perkembangan jumlah jama’ah, pembimbing ibadah, fasilitas pelayanan, struktur

organisasi,program-program pembinaan jama’ah KBIH Ulul Albaab,kegiatan dan pembinaan jama‘ah selama di Makkah dan Madinah, pembinaan jama’ah setelah pelaksanaan ibadah Haji.

BAB IV : ANALISIS TENTANG MANAJEMEN PEMBINAAN JAMAAH

HAJI PADA KBIH ULUL ALBAB, TANGERANG

Manajemen Pembinaan Jamaah Haji : Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan, Pengawasan. Program-program Pembinaan jamaah pada KBIH Ulul Albab : Adanya kegiatan Peringatan Hari Besar Islam, Pengajian rutin bulanan pada minggu pertama, Mengadakan sekolah gratis khusus anak yatim dan dhuafa.

BAB V : PENUTUP

(22)

14 A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata kerja bahasa inggris “to manage”

yang berarti mengatur.1selain itu, kata “to manage” mempunyai sinonim antara lain; To hand (mengurus), to control (memeriksa/mengawasi), to guide (menuntun/mengemudikan). Jadi, manajemen berarti mengurus, memeriksa, mengawasi, pengendalian, mengemudikan, membimbing.2

Secara etimologis Abdul Sani mengatakan bahwa manajemen berasal dari kata “manage” yang berarti mengemudikan, memerintah,

memimpin atau dapat juga diartikan sebagai “pengurusan”. Dalam hal ini

pengurusan, memimpin, atau membimbing terhadap orang lain dlam upaya mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.3

Sedangkan secara terminologis, dikatakan bahwa manajemen merupakan proses kerja untuk menentukan , mengimpertrasikan dan hal senada juga diungkapkan oleh Miftah Thoha yang mengatakan bahwa manajemen merupakan pengelolaan suatu organisasi yang dibatasi dengan tertib. dengan kata lain, manajemen harus menjalankan prinsip-prinsip

1

M elayu SP. Hasibuan.M anajemen Dasar: pengert ian dan masalah, (Jakart a : PT. Gunung Agung, 1986) cet .II, h. 2

2

Jhon M , Echols,Kamus Inggris-Indonesia, (Jakart a : PT Gramedia, 1996), h.375 3

(23)

perencanaan, pengaturan, motivasi, dan pengendalian dalam menjalankan roda organisasi.4

Adapun pengertian menurut istilah manajemen ialah suatu proses, dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Sedangkan menurut G.R Terry dan Leslie W. Rue mengatakan

bahwa manajemen ialah : “suatu proses atau kerangka kerja yang

melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional yang nyata.”5 Sedangkan menurut Joseph L. massie manajemen adalah integrasi dan penerapan ilmu serta pendekatan analisis yang dikembangkan oleh banyak disiplin.6

Dalam mencapai suatu tujuan, tercapai atau tidaknya tergantung kepada manajer dalam menerapkan system manajemen dan menggerakan orang-orang sserta memberdayakan sumber-sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam secara efektif dan efisien.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para pakar tersebut diatas dapat saya simpulkan bahwa manajemen adalah :

a. Manajemen adalah aktivitas pengaturan yang dilakukan oleh seorang manajer untuk mengatur kegiatan yang berorientasi pada tujuan.

4

M ift ah Thoha ,Kepemimpinan Dalam M anajemen Suat u Pendekat an Perilaku, (Jakart a : PT. RajaGrafindo Persada, 1993), cet . ke - 5,h.10

5

G.R Terry dan Leslie W. Rue,Dasar-Dasar M anajemen, (Jakart a : Bum i Aksara, 1999), h.14

6

(24)

b. Manajemen mempunyai tujuan organisasional dari suatu kelompok orang-orang.

c. Manajemen merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran dan tujuan dengan menjalankan setiap fungsi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

d. Manajemen adalah system kerjasama yang melibatkan orang lain agar tercapai tujuan bersama

e. Manajemen adalah integrasi dari banyak disiplin ilmu.

Sifat yang khas dari manajemen adalah beberapa keterpaduan (integrasi) dan penerapan dari ilmu-ilmu pengetahuan bersama analitiknya. Dari seorang manajer pun di harapkan dimilikinya kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah melalui tehnik tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi.

2 . Fungsi manajemen

2.1 Planning (perencanaan)

(25)

Didalam buku pengantar ilmu manajemen, bahwa perencanaan mempunyai empat tujuan penting, yaitu :

1). Mengurangi dan mengimbangi ketidak pastian dan perubahan-perubahan diwaktu yang akan datang.

2). Memusatkan perhatian kepada sasaran.

3). Mendapatkan atau menjamin proses pencapaian tujuan. 4). Memudahkan pengawasan.7

Semua fungsi lainnya sangat bergantung pada fungsi ini, dimana fungsi ini tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat, cermat dan kontinyu. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik tergantung dari pelaksanaan efektif tehadap fungsi-fungsi ini.8

Louis Allen didalam buku Manullang mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan pada fungsi perencanaan tediri dari :

1. Prakiraan (forecasting)

Prakiraan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam memperkirakan waktu yang akan datang. Dalam forecasting ini manajer melihat keadaan yang keadaan yang akan datang atas dasar sistematis dan kontinyu serta berdasarkan bagaimana ia bekerja 2. Tujuan (Goals, Objectives, Target)

Tujuan adalah suatu hal yang merupakan arah yang dituju oleh suatu kegiatan yang hendak dicapai atau diingini oleh suatui organisasi atau

7

AM . Kadarm an & Yusuf Udaya,Pengant ar Ilmu M anajemen(buku panduan mahasisw a),(Jakart a : PT Gramedia Pust aka Ut ama,1994), cet IV,h.47

8

(26)

badan usaha. Dengan adanya tujuan kita dapat mengetahui apakah program kita berhasil atau tidak.

3. Kebijakan (policies)

Kebijakan merupakan suatu pernyataan umum yang memberikan pedoman atau saluran pemikiran dan tindakan dalam setiap pengambilan keputusan.9

4. Program (Programimng).

Program adalah suatu deretan kegiatan yang digambarkan untuk melaksanakan kebijakan dalam mencapai suatu tujuan.10

5. Jadwal (Schedule)

Schedule merupakan daftar sat dimulainya suatu pekerjaan dan saat selesainya pekerjaan tersebut.11 Karena itu biasanya schedule merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program. Oleh karena itu manajer harus dapat menentukan waktu yang tepat, karena schedule merupakan suatu ciri dari suatu tindakan-tindakan yang akan berhasil baik.

6. Prosedur (Procedure)

Prosedur ialah rencana yang merupakan metode yang biasa dpakai dalam menangani kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Perbedaannya

9

Djat i julit riarsa & John Supriant o,M anajemen Umum Sebuah Pengant ar, (Yogyakart a:BPPE, 1998), cet . I, h.34

10

EK, M ocht ar Effendy,M anajemen Suat u Pendekat an Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakart a : Bharat a Karya Aksara , 1986), h.9

11

(27)

dengan program yaitu jika program menyatakan apa yang harus dikerjakan, maka prosedur berbicara bagaimana melaksanakannya. 7. Anggaran (Budget)

Anggaran merupakan suatu perkiraan dan taksiran yang harus dikeluarkan di satu pihak dan pendapatan (income) yang diharapkan diperoleh pada masa mendatang di pihak lain.

Dalam sebuah perencanaan, hal yang harus dilakukan oleh seorang manajer antara lain :

1. Menetapkan tujuan organisasi atau lembaga

2. Menentukan strategi secara keseluruhan untuk mencapai tujuan 3. Mengembangkan rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan.12 Dalam hal ini seorang manajer perlu untuk memandang kedepan menetapkan dan merumuskan kebijakan dan tindakan dakwah yang akan dilaksanakan dengan kondisi yang ada dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki.13

2.2 Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian berasal dari kata dasar yaitu organisasi yang berarti alat atau badan. Ada ciri khusus dari orgnisasi yaitu adanya sekelompok manusia yang bekerja secara harmonis dan bekerjasama atas hak, kewajiban, serta tanggung jawab untuk mencapai tujuan.

12

St ephen P. Robin,Prilaku Organisasi, (t er : Hediyana Pujaat mika), (jsksrt s : Prenhallindo, 2000), cet .ke-8 jilid ke-1, h.3

13

(28)

Ahmad fadli HS. Memberikan definisi pengorganisasian yaitu “keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tentukan.”14

Pengorganisasian ini menjadi penting bagi proses kegiatan suatu organisasi sebab dengan adanya oengorganisasian maka rencana menjadi lebih mudah dalam pelaksanaannya. Hal ini disebabkan oleh karena denga dibaginya tindakan atau kegiatan dalam tugas akan lebih terperinci serta diserahkan pelaksanaannya kepada beberapa orang untuk mencegah timbulnya kumulasi pekerjaan hanya pada diri seorang pelaku saja.

Akhirnya dengan pengorganisasian, dimana masing-masing pelaksana menjalankan tugasnya pada kesatuan kerja yang ditentukan dan dengan wewenang yang ditentukan pula, akan memudahkan pimpinan dalam mengendalikan dan mengevaluir penyelenggaraan kegiatan.

2.3 Actuating (penggerakan).

Menurut Ahmad Fadli HS penggerakan adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa

14

(29)

sehingga mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dan ekonomis.15

Fungsi penggerakan berperan sebagai pendorong tenaga pelaksana untuk segera nelaksanakan rencana. Didalam penggerakan mengandung kegiatan member motivasi, directing, koordinasi, komunikasi dan mengembangkan para pelaksana.

2.4 Controlling (Pengawasan)

Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana-rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan.16

Bila terjadi deviasi (penyimpangan), maka manajer segera memberikan peringatan untuk meluruskan kembali langkah-langkah yang telah ditentukan oleh anggota organisasi agar sesuai dengan apa yang direncanakan.17

Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standar atau rencananya, serta melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadi penyimpangan. Jadi, pengawasan dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnyayang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan.

15

Fadli HS ,Organisasi dan Administ rasi, h.30 16

Handoko,M anajemen Edisi II, h.25 17

(30)

Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup 3 unsur, yaitu : 1. Penetapan standar pelaksana

2. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan

3. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.

3. Unsur-Unsur Manajemen

Unsur atau komponen merupakan bagian terpenting yang harus tersedia dalam suatu pelaksanaan kegiatan. Dalam hal ini Abdul syani membagi unsur alat manajemen (tool of manajemen) kedalam enam bagian di antaranya :

a. Man, yakni tenaga kerja manusia, sumber daya manusia (SDM) yang ada pada sebuah lembaga, SDM yang ada akan berpengaruh pada lancer atau tidaknya manajemen lembaga dalam melaksanakan tujuan yang dilaksanakan.

b. Money, yakni pembiayaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemerintah setempat atau dari donator yang secara sukarela memberikan sumbangan demi kemajuan sebuah proses dakwah. Disamping itu, dana juga dapat diperoleh dari lembaga usaha yang dikembangkan.

(31)

d. Materials, yakni bahan-bahan yang diperlukan dalam mencapai tujuan atau misi lembaga. Bahan ini harus mendukung proses pencapaian tujuan yang direncanakan oleh sebuah lembaga.

e. Machines, yakni alat-alat yang diperlukan, dalam hal ini alat-alat yang digunakan bertujuan untuk memaksimalkan bahan-bahan yang tersedia. f. Market, yakni tempat untuk menawarkan hasil produksi dalam hal ini,

misi lembaga dapat diterima oleh masyarakat yang pada gilirannya mereka dapat menerima produk yang telah diciptakan.18

Faktor manusia dalam manajemen merupakan unsur terpenting sehingga berhasil atau gagalnya suatu manajemen tergantung pada kemampuan manajer untuk mendorong dan menggerakkan orang-orang kearah tujuan yang akan dicapai. Karena begitu pentingnya unsur manusia dalam manajemen, melebihi unsure lainnya, maka boleh dikatakan bahwa manajemen itu merupakan proses social yang mengatasi segala-galanya.19

B. Pembinaan jamaah.

1. Pengertian Pembinaan Jamaah.

Pembinaan berasal dari kata “bina” yang artinya bangun. Apabila

diberi awalan me- maka membina, yang artinya membangun, mendirikan, mengusahakan agar lebih baik. Sehingga pembinaan mengandung arti

18

Abdul syani,M anajemen Organisasi. H. 28 19

(32)

proses, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil memperoleh hasil yang lebih baik.20

Badan Penasehat Pembinaan dan pelestarian Perkawinan (BP4) memberikan pengertian pembinaan yaitu segala upaya pengelolaan atau penangana berupa merintis, mengarahkan, serta mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan denan mengadakan dan menggunakan dengan segala dana dan daya yang dimiliki.21

Sedangkan menurut Majdi Hilali, pembinaan adalah membangun dan mengisi akal dengan ilmu yang berguna, mengarahkan hati lewat berbagai zikir, serta memompa dan menguatkan lewat introspeksi diri.22

Menurut Miftah Thoha, pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari pengertian ini yakni pembinaan itu sendiri bisa berupa suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu tujuan dan kedua pembinaan itu bisa menunjukkan kepada perbaikan atas sesuatu.

Apa yang dimaksud dengan jama’ah? Secara bahasa kata ‘jama’ah’ memiliki beberapa pengertian antara lain : berkumpul, berkelompok, bersama-sama dan berserikat. Menurut Drs. E. Ayub, dkk yang dimaksud jama’ah adalah “sejumlah besar manusia” atau “sekelompok manusia yang 20

Depart em en Pendidikan dan Kebudayaan ,Kamus Besar Bahasa Indonesia,( jakart a : Balai Pust aka, 1997), h.134

21

BP4 DKI Jakart a,M embina keluarga Saqinah, (Jakart a : Gema Insani Press, 1999), h.138

22

(33)

berhimpun untuk mencapai tujuan yang sama.”23 Jadi jama’ah adalah kelompok yang terorganisir dan terstruktur dengan baik.24

Menurut Drs. Ibrahim Muhammad bin Abdullah al Buraikan criteria jamaah ada empat, yakni :

a. Orang-orang yang berkumpul. b. Tidak terpecah belah.

c. Manhaj atau konsep yang diikuti. d. Qudwah atau teladan.25

Dengan berdasarkan pengertian pembinaan jama’ah maka pengertian pembinaan jama’ah adalah membangun, mengusahakan, mengembangkan kemampuan secara bersama-sama dalam kegiatan ibadah haji untuk mencapai tujuan haji yang diinginkan dan dicita-citakan.

Dengan demikian pengertian manajemen pembinaan jamaah haji adalah mengkoordinasi, mengarahkan dengan mengembangkan kemampuan secara bersama-sama dalam kegiatan ibadah haji.

2. Tujuan Pembinaan Jamaah.

Mengamati profil jama’ah haji Indonesia dari tahun ke tahun sebagian besar adalah rakyat biasa dari daerah terpencil, berpendidikan rendah, belum berpengalaman bepergian jauh, hidup dalam kultur lokal, tidak dapat membaca dan tidak dapat berbahasa asing. Kondisi pelaksanaan

23

M oh. E. Ayub, dkk,M anajemen M asjid, (Jakart a ; Gem a Insani press, 1996), h. 128 24

Prisma Creat ive,Risalah Penyubur Iman, (Jakart a : prism a Creat ive, 2007) 25

(34)

ibadah haji memaksa mereka untuk berhadapan dengan suatu kenyataan ysng bahkan tidak pernah di bayangkan.

Melihat kondisi tersebut, maka pembinaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan berbagai hal yang menimbulkan kekagetan budaya tersebut sangat diperlukan sejak dini bahkan sebelum calon jama’ah haji mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji.26

Pembinaan dilakukan demi keselamatan, kelancaran, ketertiban, dan kesejahteraan jama’ah haji serta kesempurnaan ibadah haji tanpa dikenakan biaya tambahan diluar BPIH yang telah ditetapkan.

3. Strategi Pembinaan Jama’ah

Pelaksanaan pembinaan haji bisa dilakukan dengan berbagai metode : tatap muka, media cetak dan elektronik, internet, konsultasi telepon, dan penerbitan buku-buku dan leaflet sejak sebelum masa pendaftaran haji, periode pendaftaran, sampai saat pemberangkatan, selama di Arab Saudi sampai setelah kembali ke tanah air.27

Materi pembinaan jama’ah haji dapat dikelompokkan dalam enam bahasan pokok, yaitu manasik haji, bimbingan ibadah, perjalanan,

26

Achm ad Nidjam dan Alat ief Hanan,M anajemen Haji : St udi kasus dan Telaah Implement asi Know ledge Workers, (Jakart a : Zikrul Hakim , 2001) cet . I, h.71-72

27

(35)

pelayanan kesehatan, pembinaan haji mabrur, ukhuwah islamiyah dan ibadah social.28

Materi pembinaan ibadah haji ditetapkan oleh pemerintah dalam bentuk buku bimbingan dan pola pembinaan yang dijadikan sebagai dasar pembinaan dan bimbingan, namun tetap dapat dikembangkan sesuai dengan segmen jama’ah haji yang dibimbingnya. Disamping pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah, juga dapat dilakukan secara mandiri atas inisiatif jama’ah haji sendiri, majelis ta’lim dan merupakan kesatuan sistem bimbingan jama’ah haji yang mengacu kepada kemandirian jamaah dan dititik beratkan kepada pemahaman manasik dan pengetahuan perjalanan ibadah haji.29

C. Pengertian, Hukum, Syarat, Rukun, dan Macam-macam Haji

1. Pengertian Haji

Ibadah haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan

beberapa amalan ibadah pada waktu-waktu tertentu dan tempat-tempat tertentu pula, karena semata-mata memenuhi panggilan Allah dan mengharap keridhan-NYa. Anatara lain, wukuf di arafah, thawaf di Ka’bah, sa’I antara Shafa dan Marwah dan lain sebagainya.30

2. Hukum Haji

28

Achm ad Nidjam dan Alat ief Hanan,M anajemen Haji : St udi kasus dan Telaah Implement asi Know ledge Workers, (Jakart a : Zikrul Hakim , 2001) cet . I, h.73

29

Achm ad Nidjam dan Alat ief Hanan,M anajemen Haji : St udi kasus dan Telaah Implement asi Know ledge Workers, (Jakart a : Zikrul Hakim , 2001) cet . I, h.73

30

(36)

Ibadah haji diwajibkan Allah SWT kepada kaum muslimin yang telah mencukupi syarat-syaratnya, menunaikan ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup yang kedua kali dan seterusnya adalah sunnah. Akan tetapi bagi mereka yang bernazar (berkaul) haji menjadi wajib melaksanakannya.31

Ibadah haji diwajibkan berdasarkan firman Allah SWT yang terkandung dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 27 yang berbunyi :

ð























Artinya : “ Dan berserulah kepada manusia yang mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”.

dan dikatakan pula dalam Firman Allah SWT yang lain dalam Al-Qur’an surat Al-Imron ayat 96-97 yang berbunyi :





































31
(37)

Artinya : “Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitulloh yang Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi manusia, padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (dianataranya makam Ibrahim), barang siapa yang memasukinya (Baitullooh itu menjadi amanlah dia), mengerjakan haji adalah kewajiban manusia kepada Allah SWT, yaitu (bagi) orang yang mampu dan sanggup mengadakan pekerjaan ke Baitulloh, barang siapa yang mengingkari(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam.”

Dengan ayat Al-Qur’an di atas, maka menunaikan ibadah haji bagi seorang muslim atau muslimah yang memenuhi syarat-syaratnya menjadi wajib hukumnya.

Menunaikan ibadah Haji hendaklah sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh Rasulullah. Oleh karena itu, dalam mengerjakannya harus berpedoman pada syarat, rukun, dan sunnahnya

3. Syarat Haji

Dalam melaksanakan ibadah haji terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi, adapun syarat-syarat tersebut adalah :

a. Islam

b. Baligh (dewasa) c. Aqil (berakal sehat)

(38)

e. Istitho’ah (mampu) artinya mampu, yaitu mampu melaksanakan ibadah haji ditinjau dari segi jasmani dan rohani, ekonomi, dan keamanan

- Jasmani, sehat dan kuat agar tidak sulit melakanakan ibadah haji - Rohani, mengetahui dan memahami manasik haji, kemudian

berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk melakukan ibadah haji dengan perjalanan yang jauh

- Ilmu, yakni memahami pengetahuan dan pemahaman yang cukup untuk melaksanakan seluruh rangkain kegiatan ibadah haji.

- Ekonomi, mampu membayar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), adapun biaya tersebut bukan berasal dari satu-satunya sumber kehidupan yang apabila dijual menimbulkan kemudharatan bagi diri dan keluarganya. Sehingga keluarga yang ditinggalkan tetap memiliki biaya hidup

- Keamanan, aman dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji, aman bagi keluarg dan harta benda serta tugas dan tanggung jawab yang ditinggalkan. Kemudian tidak terhalang permasalahan seperti pencekalan/mendapat kesempatan atau izin perjalanan ibadah haj 4. Rukun Haji

Rukun haji ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan tidak dapat diganti dengan yang lain, walaupun dengan dam. Jika ditinggalkan maka hajinya menjadi tidak sah.

(39)

a. Ihram (niat) b. Wukuf di Arafah c. Tawaf ifadah d. Sa’i

e. Cukur f. Tertib 5. Wajib Haji

Wajib Haji meliputi : a. Niat Ihram dari Miqot

b. Mabit (bermalam) di Mudzalifah c. Mabit (bermalam) di Mina

d. Melontar Jumroh ila, wustha dan aqabah

e. Tidak melakukan perbuatan yang dilarang pada saat melaksanakan ibadah Haji

f. Tawaf wada. 6. Macam-macam Haji

a. Ifrad’ yaitu melaksanakan secara terpisah antara haji dan umroh,

(40)

b. Tamattu’ yaitu mengerjakan umroh terlebih dahulu, kemudian baru mengerjakan Haji. Cara ini diwajibkan untuk membayar Dam dengan menyembelih seekor kambing atau berpuasa selama 10 hari dengan rincian 3 hari di tanah suci dan 7 hari di tanah air.

c. Qiran’ yaitu mengerjakan ibadah Haji dan umroh secara bersamaan.

Cara ini diwajibkan juga untuk membayar Dam dengan menyembelih seekor kambing atau bila tidak mampu berpuasa selama 10 hari.

D. Jamaah Haji

1. Pengertian Jama’ah Haji

Jama’ah adalah kata bahasa Arab yang artinya “kompak” atau “bersama-sama”, ungkapan shalat berjama’ah berarti shalat yang dikerjakan secara bersama-sama dibawah pimpinan seorang imam. Jama’ah juga berarti sekelompok manusia yang terikat oleh sikap,

pendirian, keyakinan, dan tugas serta tujuan yang sama. Islam menganjurkan umat Islam menggalang kekompakan dan kebersamaan, yaitu suatu masyarakat yang terdiri dari pribadi-pribadi muslim, yang berpegang pada norma-norma Islam, menegakkan prinsip “ta’awun” (tolong-menolong) dan (kerja sama) untuk tegaknya kekuatan bersama demi tercapainya tujuan yang sama.32

Secara substansial haji merupakan bagian dari ritual keagamaan kaum Muslim yang bersifat personal. Meskipun demikian, sepanjang

32

(41)

sejarahnya pelaksanaan ibadah haji selalu mendapatkan perhatian negara.33

Dalam buku Fiqih Empat Mazhab bagian ibadat (puasa, zakat, haji, kurban), Abdurrahman al-Zaziri menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan “Haji” secara bahasamenuju kemuliaan, sedangkan pengertian

haji secara istilah adalah amalan-amalan tertentu dan cara tertentu pula.34

Sebagai salah satu rukun Islam, ibadah haji diwajibkan satu kali sepanjang hidup setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat utamanya yaitu memiliki kemampuan ekonomi maupun fisik. Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan syarat tersebut adalah keamanan, transportasi, dan akomodasi selama pelaksanaan haji. Seorang muslim yang melakukan ibadah haji akan melaksanakan rangkaian ritual mulai dari memakai ihram, thawaf, wukuf dan sebagainya, berikut larangan-larangan yang berkaitan dengan ibadah.35

Sedangkan pengertian jama’ah haji yaitu Warga Negara Indonesia beragama Islam yang telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.36

2. Klasifikasi Jama’ah Haji

33

M uham m ad M . Basyuni,Reformasi M anajemen Haji, (Jakart a : FDK Press, 2008), hal. 45

34

Abdurrahm an al-Zaziri,Fiqih 4 M azhab Bagian Ibadat (Puasa, Zakat , Haji, Kurban), (Jakart a : Darul Ulum Press, 1996), cet . Ke-1, h. 177

35

Abdul Halim ,Ensiklopedi Haji dan Umroh, (Jakart a : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 84

36

(42)

Adapun ruang lingkup jamaah haji adalah sebagai berikut :

1. Jama’ah haji mandiri adalah jama’ah haji yang memiliki kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji tanpa tergantung kepada bantuan alat/obat dan orang lain.

2. Jama’ah haji observasi adalah jamaah haji yang memiliki kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat dan atau obat.

3. Jama’ah haji pengawasan adalah jama’ah haji yang memiliki kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat dan atau obat dan orang lain.

4. Jama’ah haji tunda adalah jama’ah haji yang kondisi kesehatannya tidak memenuhi syarat untuk mengikuti perjalanan ibadah haji. 5. Jama’ah haji resiko tinggi adalah jamaah haji dengan kondisi

kesehatan yang secara epidemiologi beresiko sakit dan atau mati selama perjalanan ibadah haji, meliputi:

a. Jama’ah haji lanjut usia

b. Jama’ah haji penderita penyakit menular tertentu yang tidak boleh terbawa keluar dari Indonesia berdasarkan peratutan kesehatan yang berlaku.

(43)

d. Jama’ah haji dengan ketidakmampuan tertentu terkait penyakit kronis dan atau penyakit tertentu lainnya.37

37

(44)

36 A. Profil

Yayasan / KBIH ULUL ALBAAB adalah sebuah yayasan yang bergerak pada bidang jasa pelayanan dan penyelenggaraan ibadah haji dan umroh. Berdiri sejak tahun 2003 di Tangerang, dan mendapat izin penyelenggaraan haji dan umroh pada tahun 2003. Yayasan Ulul Albaab beralamat di JL. Gerbang Sinai Raya Depan SMP PGRI, Villa Ilhami Kelapa Dua, Tangerang 15830. Dengan memiliki izin dari keputusan Menteri Agama Nomor 396 Tahun 2003 (SK. DEPAG. R.I :KW.28/I/HJ.01/KPTS/225/2003) dan akte perusahaan untuk mendirikan Yayasan Ulul Albaab.1

Total Jama’ah yang sudah diberangkatkan sampai dengan tahun 2010 berjumlah 892 orang dan siap diberangkatkan sampai tahun 2015 kurang lebih sebanyak 680 jama’ah, sehingga total jama’ah yang siap diberangkatkan sampai dengan tahun 2015 adalah 1572 jama’ah.

Seiring perkembangan dan berjalannya waktu, pengelolaan haji dan umroh mengalami banyak perubahan dalam upaya peningkatan pelayanan, pembinaan, serta

1

[image:44.612.117.536.54.398.2]
(45)

perlindungan terhadap jamaa’ah. Yayasan ulul Albaab selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada jama’ah dengan menyediakan fasilitas kemudahan, keamanan, kenyamanan, keterbukaan dan kejujuran sebagai komitmen dalam memberikan pelayanan yang optimal.

B. VISI DAN MISI

Visi :

“ Pelayanan tamu ALLAH SWT yang amanah dan professional dengan

memberikan makna lebih bagi para jama’ahnya sehingga terbina dan terpeliharanya jama’ah haji yang senantiasa memberikan nilai tambah bagi

lingkungannya. ”

Misi :

- Melayani bimbingan pelaksanaan ibadah haji

- Menggalang persaudaraan haji Ulul Albaab dan Ukhuwah Islamiyah

- Menyelenggarakan ta’limul Islam

- Menyalurkan zakat, infaq, dan shadaqah melalui kegiatan baitul maal.

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan didirikannya KBIH Yayasan Ulul Albaab ini adalah :

(46)

2. Terselenggaranya pelayanan bimbingan haji dan umroh sesuai dengan tuntunan agama Islam.

3. Membekali para calon jamaah haji dengan manasik haji secara optimal, sehingga tercapai kesiapan jasmani dan rohani yang baik.

4. Menjalin tali persaudaraan selama melaksanakan ibadah haji maupun setelah kembali dari tanah suci dan terpeliharanya kemabruran haji dengan mengadakan kegiatan amal sholeh yang terorganisir

D. Perkembangan Jumlah Jamaah

Pada awal Yayasan Ulul Albaab berdiri di tahun 2003, Jumlah Jama’ah Haji yang diberangkatkan sebanyak 13 orang, kemudian di tahun 2004 jamaah yang diberangkatkan berjumlah 21 orang. Di tahun 2005 jumlah jama’ah yang berhasil

diberangkatkan melonjak hingga mencapai 90 orang. Lambat laun jama’ah pun terus

mengalami penambahan jumlah, bahkan di tahun 2007 jama’ah haji yang berhasil di berangkatkan mencapai 172 orang. Namun di tahun 2008 jumlah jama’ah haji yang diberangkatkan mengalami penurunan menjadi 162 jama’ah. Siklus naik turun jumlah

jama’ah yang diberangkatkan oleh KBIH Ulul Albaab memang sangat lumrah terjadi, namun dengan kerja sama tim dan manajemen yang baik, jumlah jama’ah yang siap

(47)

E. Pembimbing Ibadah

 KH. Lukman Halim

 H. Yana Hadiansyah

 H. Irvan Hilmy

 Hj. Soleha Lukman SAG

F. Fasilitas Pelayanan

- Bimbingan

Sebelum keberangkatan untuk pelaksanaan ibadah haji dan umroh calon jamaah haji akan mendapatkan bimbingan manasik haji baik secara teori maupun praktek dari petugas yang berpengalaman dan professional, serta praktek manasik haji ke asrama haji Pondok Gede Jakarta.2

Memberikan bimbingan dan panduan pada saat melaksanakan ibadah haji dan umroh oleh petugas yang berpengalaman dan profesional.

- Pendampingan Ziarah

2

(48)

Mengantarkan jamaah berziarah ketempat-tempat bersejarah di Mekkah, Madinah, Arafah, Mina dan Lain-lain.

- Transportasi

Menyediakan transportasi khusus untuk rombongan jama’ah haji dan khusus untuk barang.

- Pakaian dan Kesehatan

Menyediakan pakaian seragam dan memberikan penyuluhan kesehatan sesuai dengan kondisi di Arab Saudi.

- Umroh

Dilaksankan dalam jangka waktu satu tahun sebanyak 3x keberangkatan. Dengan program umroh maulid Nabi Muhammad SAW, program umroh liburan, dan program umroh ramadhan.

G. Struktur Organisasi

Penasehat : Drs. H. Saleh Asnawi

Dra. Hj. Lutfiah Faqih

Ketua : Drs. H. Yana Hadiansyah

Sekretaris : Hj. Soleha Lukman SAG

Bendahara ; Hj. Saribanun

(49)

Umum : Ir. H. Yudi

Bidang Dakwah : H. Irfan Hilmy

Bidang Pendidikan : Hj. Maya Hendriyani

Bidang Sosial : Solahudin

H. Program-program Pembinaanjama’ahKBIH Ulul Albaab

Pembinaan terhadap para pengurus KBIH dilaksanakan cukup intensif oleh pihak Departemen Agama. KBIH menyadari sebagai mitra pemerintah, KBIH harus dapat menyerap sebanyak mungkin masukan dan informasi terutama berbagai kebijakan penyelenggaraan haji yang telah dilakukan pemerintah.

Evaluasi Penyelenggaraan haji selalu dilakukan oleh Kantor Kementerian Agama setiap tahunnya agar mampu meningkatkan mutu pelayanan bimbingan ibadah haji terhadap jama’ah dari tahun ke tahun.

(50)

1. Pembinaan jama’ah di tanah air

Program pembinaan jama’ah haji pada KBIH(Kelompok Bimbingan Ibadah

Haji) di tanah air berupa bimbingan manasik haji baik teori maupun praktek. Bimbingan manasik haji ini dilakukan langsung di kantor Yayasan, di Masjid Islamic Village dan untuk prakteknya di asrama Pondok Gede Jakarta. Bimbingan manasik haji diselenggarakan setiap hari minggu sebanyak 18x pertemuan, 8 kali pembahasan fiqih, dan 10 kali pertemuan manasik yang meliputi pra manasik dan manasik / teori. Pra manasik merupakan kegiatan yang menjelaskan fiqih ibadah yaitu tentang cara ibadah yang biasa dilakukan di Tanah Suci tetapi jarang dilakukan di Tanah Air, misalnya : Tayamum, Shalat jenazah, shalat jamak, Qashar dan ibadah lainnya. Tatacara ibadah ini langsung dipraktekkan sampai jama’ah memahami dan dapat melakukannya

Manasik teori merupakan kegiatan yang berisi tentang cara memakai pakaian Ihrom, larangan ketika Ihrom, Thawaf, sa’I, wukuf, lontar jumroh, dan amalan -amalan lain yang menyangkut pelaksanaan ibadah Haji. Penjelasan teori ini mengambil dari berbagai sumber dan dipimpin langsung oleh pembimbing KBIH yaitu tim pembimbing Ulul Albaab, yang bertempat di aula haji Islamic Village kelapa dua, Tangerang.

Setelah mendapatkan bimbingan manasik haji dalam bentuk teori, jama’ah

(51)

pada keadaan sebenarnya yaitu dengan membuat miniatur Ka’bah, maqom Ibrohim. Tempat sa’i, jamarot, dan atribut lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan dilapangan sekitar sekretariat KBIH dan dibimbing langsung oleh : Tim pembimbing Ulul Albaab. Selain penjelasan teori dan praktek, dilakukan juga diskusi interaktif seputar kegiatan ibadah haji dan berbagai informasi yang dibutuhkan.3

KBIH Ulul Albaab juga menyediakan buku panduan haji yang dibagikan kepada calon jamaah sebagai bentuk pelayanan untuk para jama’ah dan mempermudah para jama’ah dalam memahami pelaksanaan ibadah haji.

Pemberangkatan

KBIH Ulul Albaab mengadakan pertemuan terakhir sebelum keberangkatan untuk mengevaluasi kesiapan jama’ah baik fisik, mental, maupun kesiapan perlengkapan. Pada pertemuan ini KBIH Ulul Albaab memberikan informasi kepada jama’ah mengenai : Tanggal keberangkatan, tanggal kepulangan, kloter, maktab, nomor rumah, dan pesawat.

Kemudian jamaah berangkat menuju asrama haji di Pondok Gede, Jakarta untuk memperoleh kebutuhan dan kelengkapan persyaratan lain sebelum menuju Bandara Soekarno-Hatta. Kemudian menuju Bandara King Abdul Aziz, Arab Saudi.

3

(52)

2. Pembinaan Selama di Makkah dan Madinah

Setelah sampai di Arab Saudi baik di Mekkah ataupun Madinah tidak ada satupun kegiatan jama’ah yang terlepas dari pengawasan, bimbingan dan pembinaan

oleh pembimbing rombongan dari Ulul Albaab.

Kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing dan jama’ah haji selama di Mekkah antara lain : Thawaf Qudum dan umroh, ibadah di masjidil haram, pemotongan hewan qurban, Ziarah ke jabal tsur, Jabal Nur, jabal Rahmah, dan ARMINA (ARAFAH-MINA), Umroh sunnah Miqot dan Tan’im, membayar DAM karena melakukan Haji Tamattu, Tausiyah, Wukuf, melontar Jumroh Ula, Wustho, dan Aqobah, ceramah agama tentang fathul Mekkah (penakulukan kota Mekkah), belanja oleh-oleh, Thawaf Wada, dan Tahallul.4

Kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing dan jama’ah selama di Madinah antara lain : Sholat Arba’in, Ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, pemakaman baqi’, ziarah ke masjid Quba, Qiblatain, dan Jabal Uhud, Taushiah Agama, berkunjung ke percetakan Al-Qur’an, dan belanja oleh-oleh.

Kemudian apabila seluruh rangkaian kegiatan Haji telah selesai maka jama’ah

akan pulang ke Tanah Air sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan oleh Pemerintah melalui Kementrian Agama.

4

(53)

3. Pembinaan Jama’ah Setelah Pelaksanaan Ibadah Haji

Setelah seluruh rangkaian kegiatan jama’ah selesai di laksanakan dan jama’ah pun sudah kembali kepada keluarga masing-masing. KBIH Ulul Albaab pun merancang berbagai program bagi para alumni untuk merekatkan silaturahmi antara jama’ah dan pengurus KBIH Ulul Albaab. Dan program-program tersebut adalah :

- Program alumni haji yang mencakup:

1. Pertemuan rutin alumni tergantung alumni tahun pada setiap tahunnya.

2. Kegiatan bakti sosial.

3. Pertemuan alumni akbar setiap tahun pada saat halal bihalal.

- Program Dakwah mencakup :

1. Adanya kegiatan Peringatan Hari Besar Islam.

2. Pengajian rutin bulanan pada minggu pertama bagi masing-masing alumni.

- Program Sosial mencakup :

1. Mengadakan kegiatan sunatan massal.

2. Santunan anak yatim sekaligus periksa kesehatan.

3. Mengadakan bazaar murah.

(54)

5. Mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) gratis bagi kaum dhuafa

- Program pemberdayaan dana zakat dan wakaf dari para jamaah mencakup:

1. Mengadakan koperasi Ulul Albaab.

2. Mengadakan sekolah gratis khusus anak yatim dan dhuafa.

3. Membuka wirausaha bagi masyarakat dalam bidang peternakan ikan.5

Berbagai program yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab kepada alumni jama’ah

haji, merupakan upaya untuk dapat terus menjalin silaturahim yang baik. Dari program-program yang diberikan pun dapat dilihat bahwa KBIH Ulul Albaab memiliki program-program alumni yang variatif di banding KBIH lainnya. Seluruh dana untuk merealisasikan kegiatan-kegiatan tersebut berasal dari infaq, zakat, shodaqoh, dan wakaf dari jama’ah dan alumni jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab.6

5

Arsip Kegiat an Program-Program Pembinaanpada KBIH Ulul Albaab

6

(55)

47

PADA KBIH ULUL ALBAAB TANGERANG

A. Manajemen Pembinaan Jama’ah Haji pada KBIH Ulul Albaab 1. Perencanaan (Planning)

Setiap usaha apapun tujuannya hanya dapat berjalan secara efektif dan efisien apabila sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu dengan matang. KBIH Ulul Albaab dalam melakukan aktivitas perencanaannya terhadap pembinaan jama’ah haji menggunakan langkah-langkah kegiatan, seperti : forecasting, objective, policies, programmes, schedule, procedurs, budget.1

a. Perkiraan (Forecasting)

Forecasting merupakan suatu prediksi atau peramalan usaha yang sistematis, yang diharapkan memperoleh sesuatu di masa yang akan datang, dengan dasar perkiraan dan menggunakan perhitungan yang rasional dan fakta yang ada.

Forecasting merupakan suatu hal yang berhubungan dengan masa depan, yaitu suatu keadaan yang belajar dan penuh ketidakpastian kondisi

1

(56)

internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal meliputi keadaan organisasi, tenaga pelaksana, serta persediaan fasilitas sarana dan prasarana lainnya yang diperlukan. Sedangkan kondisi eksternal meliputi lingkungan social (lingkungan pergaulan), pendidikan (sekolah), keluarga, ekonomi, dan sebagainya.

Dari kondisi internal misalnya tentang tenaga pelaksana : ketika akan mengadakan pembinaan jama’ah melalui Bimbingan manasik haji. Apabila pada

saat kegiatan pembinaan ternyata Pembina tersebut sibuk dikarenakan suatu hal yang akhirnya ia tidak dapat melakukan tugas, maka dengan perkiraan dan perhitungan masa depan (forecasting), Pembina jama’ah di KBIH Ulul Albaab dapat memberikan alternatif dengan menugaskan petugas lain agar kegiatan bimbingan manasik haji tersebut dapat dilaksanakan.

Sedangkan kondisi eksternal, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa jama’ah haji berasal dari latar belakang yang berbeda seperti kondisi

lingkungan sosial, pendidikan, dan ekonomi. Melalui forecasting ini diharapakan kondisi tersebut dapat di antisipasi.

b. Penentuan dan penetapan tujuan (objectives)

Tujuan manajemen pembinaan jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab

adalah :

(57)

- Menjalin tali persaudaraan selama melaksanakan ibadah haji maupun setelah kembali dari tanah suci dan terpeliharanya kemabruran haji dengan mengadakan kegiatan amal sholeh yang terorganisir

c. Penentuan Perumusan Sasaran

Penentuan dan perumusan sasaran merupakan hal yang sangat penting, karena rencana pembinaan jama’ah akan berjalan dengan baik, apabila terlebih

dahulu diketahui apa yang menjadi sasaran dari pembinaan tersebut. Dan yang menjadi sasaran dari perencanan pembinaan adalah seluruh jama’ah haji di KBIH Ulul Albaab.

d. Penetapan Kebijakan (policies)

Penetapan kebijakan ini merupakan kebijakan pimpinan dalam rangka menentukan dan mempertimbangkan segala hal penting demi kesempurnaan ibadah yang dilakukan oleh jama’ah haji. Adapun kebijakan tersebut adalah.

d.1 Fiqih Haji

Merupakan ilmu yang menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji baik berupa rukun maupun wajib haji.

- Adapun rukun-rukun haji adalah :

(58)

b. Wukuf di Arafah (hadir di padang Arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu mulai dari tergelincir matahari pada tanggal 9 Dzulhijah sampai terbit fajar di tanggal 10 Dzulhijah)

c. Tawaf ifadah (mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali sambil membaca kalimat talbiyah)2

d. Sa’i, yakni berlari-lari kecil dari bukit Shafa menuju bukit marwah sebanyak 7 kali

e. Tahalul (mencukur rambut paling sedikit 3 helai)

f. Tertib, yakni mengikuti seluruh rangkaian rukun haji sesuai dengan aturan yang ditentukan Al-Qur’an dan Hadits.

- Wajib Haji

Wajib Haji adalah ketentuan atau pekerjaan/perbuatan yang bilamana dilangar ibadah Hajinya tetap syah, tetapi wajib membayar dendam atau Dam.3

Wajib Haji meliputi :

a. Niat Ihram dari Miqot (tempat yang ditentukan pada masa tertentu)

b. Mabit (bermalam) di Mudzalifah sesudah tengah malam, di malam hari raya haji sesudah hadir di padang Arafah.

c. Melontar Jumroh Aqobah pada hari raya haji.

2

Sulaiman Rasyid,Fiqih Islam,(bandung : Sinar Baru Algensindo, 2002), cet .ke-3, h 252-253 3

(59)

d. Melontar tiga jumroh ula, wustha dan aqabah dimana tiap jumroh dilempar dengan 7 batu kecil. Dan waktu melontar adalah sesudah tergelincir matahari.

e. Mabit (bermalam) di Mina

f. Tidak melakukan perbuatan yang dilarang pada saat melaksanakan ibadah Haji

g. Tawaf wada.

a. Perjalanan haji dan umroh. 1. Persiapan Keberangkatan

a). Persiapan Mental : bertaubat, banyak dzikir, mohon petunjuk, bimbingan dan perlindungan Allah SWT, menyelesaikan masalah yang ada sebelum berangkat, silaturahmi dengan keluarga dan lingkungan sekitar.

b).Persiapan material : menyiapkan seluruh barang bawaan dan keperluan secukupnya selama di tanah suci, kemudian menyiapkan bekal dalam bentuk materi atau uang baik untuk bekal selama di tanah suci dan juga untuk keluarga yang ditinggalkan

2. Pemberangkatan.

KBIH Ulul Albaab mengadakan pertemuan terakhir sebelum keberangkatan untuk mengevaluasi kesiapan jama’ah baik fisik,

(60)

Tanggal keberangkatan, tanggal kepulangan, kloter, maktab, nomor rumah, dan pesawat.

Contoh informasi yang diberikan oleh KBIH Ulul Albaab kepada jama’ah sebelum keberangkatan pada tahun 2010 :

Tanggal keberangkatan : 5 November 2010 Tanggal kepulangan : 17 Desember 2010

Kloter : 41

Maktab : Aziziah Syimaliah

Nomor rumah : 82, 83

Pesawat : GA. 7111

Kemudian pada kesempatan tersebut KBIH Ulul Albaab juga memberikan informasi lainnya kepada jama’ah, yaitu :

- Koper jama’ah akan dikumpulkan di sekertariat 2 (dua) hari sebelum keberangkatan

- Jama’ah berkumpul di Masjid “Al-Istighna” Islamic Village untuk acara pelepasan sebelum berangkat menuju asrama haji di Pondok Gede.

- Pakaian seragam nasional dan atribut atau kelengkapan lainnya - Transportasi dari Masjid “Al-Istighna” Islamic Village menuju

(61)

Sebelum menuju Pondok gede, KBIH Ulul Albaab mengadakan acara pelepasan di Masjid “Al-Istighna” Islamic Village yang disaksikan oleh keluarga dan seluruh pihak yang mengantar jama’ah, beserta petugas Kementrian Agama Kabupaten tangerang (Bpk. H. Heri dan kawan-kawan). Calon jama’ah cukup diantar oleh keluarga ke tempat pelepasan.

Kemudian pada pukul 14.00 WIB jama’ah dan seluruh pembimbing

berangkat menuju Asrama haji di pondok gede dan sampai pada pukul 16.30 WIB, selanjutnya jamaah akan melakukan registrasi yang meliputi :

- Surat panggilan masuk asrama haji (SPMA) - Menunjukkan buku kesehatan

- Menerima kupon konsumsi - Pembagian kamar pemondokan

- Jama’ah menerima Living Cost SR. 1500 - paspor, dan gelang identitas

Di Bandara kedatangan Tanah Suci

Setelah seluruh jama’ah dan rombongan tiba di terminal kedatangan Bandara King Abdul Aziz. Jama’ah pria dan wanita berbris

(62)

terminal untuk naik bus sesuai nomor rombongan menuju Maktab (pemondokkan) di Makkah.

Sebelum meninggalkan bandara jama’ah beserta rombongan

mengambil miqot (niat untuk melaksanakan umroh) di bandara King Abdul Aziz, sekaligus berihram. Kemudian jama’ah menuju maktab yang sesuai dengan nomor yang telah ditentukan untuk beristirahat. Selepas beristirahat jama’ah melakukan orientasi linkungan di sekitar Masjidil Haram. Pada hari

berikutnya jama’ah dipersilahkan untuk beribadah di masjidil Haram dan

selama itu jama’ah tetap berkewajiban untuk berihram dan menaati peraturan selama berihram.

Ibadah yang dilakukan oleh jama’ah sebelum kegiatan haji

dilakukan adalah : umroh, pembayaran DAM karena menggunakan Haji Tamattu (Umroh terlebih dahulu baru kemudian Berhaji), pemotongan hewan Qurban, ziarah ke jabal Tsur, jabal Nur, Jabal Rahmah, Orientasi ARMINA (Arafah-Mina), dan ceramah agama.

b. Tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umroh

KBIH Ulul Albaab dalam pelaksanaanya memiliih untuk melakukan ibadah Haji Tamattu, yaitu melaksanakan Umroh terlebih dahulu kemudian melaksanakan ibadah haji.

- Tata cara ibadah Umroh :

(63)

b. Ihram, bagi laki-laki, memakai dua helai kain yang tidak berjahit, dan bagi wanita memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan

c. Melaksanakan sholat sunnah ihram 2 rakaat, dianjurkan surat sunnah yang dibaca pada rokaat pertama adalah surat Al-kafirun dan rakaat kedua membaca surat Al-ikhlas

d. Memasuki Masjidil haram dari pintu mana saja sambil membaca do’a

e. Pada saat melihat ka’bah di sunnahkan untuk terus berdo’a

f. Melakukan Thawaf yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali sambil membaca kalimat talbiyah yang dimulai dan di akhiri dari sudut Hajar Aswad atau Garis Coklat yang terdapat di wilayah sekitar Ka’bah.

g. Berdo’a di Multadzam (tempat antara sudut Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah), tempat ini merupakan tempat yang makbul untuk

berd’oa

h. Sholat sunnah Thawaf 2 rokaat d

Gambar

GAMBARAN UMUM TENTANG KBIH ULUL ALBAAB

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembinaan yang dilakukan KBIH Nurul Huda adalah merupakan strategi korporasi yang diwujudkan dengan pelaksana atau

Adapun kesimpulannya KBIH Al-Ikhwan menerapkan unsur-unsur manajemen yang baik sehingga dalam memberikan pelayanan ibadah haji bisa secara optimal, sehingga dapat memberikan

Memimpin berarti membimbing, melaksanakan, mengarahakan, dan mendahului dalam kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan (Koontz, 1989: 147). Pemimpin dari KBIH Al-Madinah

Sementara manajemen mutu input KBIH yang menjadi objek penelitian ini, terdiri dari input calon jemaah haji, mulai dari kompetensi calon jemaah haji, tingkat

Dalam pelaksanaan bimbingan, baik di tanah air (sebelum berangkat), di Arab Saudi, dan juga di tanah Air (Paska ibadah haji) KBIH NU Kota Semarang juga

Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah merancang Sistem Informasi Geografis Untuk Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Kabupaten Pekalongan Berbasis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Ar – Rahmah Kota Demak dalam menyelenggarakan bimbingan manasik haji dengan sistem pengelompokan