GAMBARAN FAKTOR RISIKO PASIEN PENYAKIT
JANTUNG KORONER YANG MENJALANI OPERASI
BYPASS DI RUMAH SAKIT JANTUNG HARAPAN KITA
PERIODE JANUARI -DESEMBER TAHUN 2009
Laporan Penelitian ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Oleh:
ARIANTI ARIFIN
NIM 107103000019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 3 Oktober 2010
Arianti Arifin
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
GAMBARAN FAKTOR RISIKO PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER YANG MENJALANI OPERASI BYPASS DI RS JANTUNG HARAPAN KITA
PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked)
Oleh: Arianti Arifin
NIM 107103000019
Pembimbing Penelitian
Menyetujui Menyetujui
dr. Muniroh drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan penelitian berjudul GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER YANG MENJALANI OPERASI BYPASS DI RS JANTUNG HARAPAN KITA PERIODE JANUARI – DESEMBER 2009 yang diajukan oleh Arianti Arifin (107103000019), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 6 Oktober 2010. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Jakarta, 6 Oktober 2010
DEWAN PENGUJI
Pembimbing Penguji
drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D dr. Bisatyo Mardjikoen, Sp.OT
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Faktor Risiko Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Menjalani Operasi Bypass di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Periode Januari - Desember Tahun 2009”. Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Syarif Hidayatullah.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan penelitian ini sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan penelitian ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib, MA, selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib, MA, selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Drg.Laifa Annisa Hendarmin dan dr.Muniroh, selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan penelitian ini.
3. Seluruh dosen – dosen dan staf UIN Syarif Hidayatullah yang telah mengajarkan dan membimbing saya selama menimba ilmu.
4. Tiara Bunga M.J, mbak Asnah, mbak Lia, dan pihak Rumah Sakit Jantung Harapan Kita yang banyak membantu dalam usaha memperoleh data.
vi
6. Teman kelompok riset, anak-anak puri laras, dan teman-teman PSPD 2007, terimakasih atas semangat, dukungan, dan kebersamaan dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu demi satu.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan saudara-saudara semua. Dan semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran dan kesehatan serta dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.
Jakarta, Oktober 2010
Penulis
Arianti Arifin
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah , saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Arianti Arifin
NIM : 107103000019
Program studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Jenis karya : Laporan Penelitian
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Hak Bebas Royalti Non- Eksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Gambaran Faktor Risiko Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Menjalani Operasi Bypass di RS Jantung Harapan Kita Periode Januari –Desember Tahun 2009”
beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),
mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta sebagai pemilik Hak Cipta. Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah ini menjadi tanggung jawab saya pribadi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 6 Oktober 2010 Yang menyatakan
viii ABSTRAK
Nama : Arianti Arifin Program Studi : Pendidikan Dokter
Judul : Gambaran Faktor Risiko Pasien Penyakit Jantung Koroner yang Menjalani Operasi Bypass di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Periode Januari - Desember Tahun 2009.
PJK telah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Angka kematian karena penyakit ini tergolong tinggi. Penelitian ini untuk mengetahui gambaran faktor risiko pasien PJK yang menjalani operasi bypass di RS Jantung Harapan Kita pada Tahun 2009. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang, menggunakan 637 data sekunder dari rekam medik pasien yang menjalani operasi bypass di RS Jantung Harapan Kita pada bulan Januari - Desember 2009. Hasilnya menunjukkan mayoritas pasien PJK yang dioperasi adalah pria diatas 50 tahun yaitu 466 orang, mempunyai faktor resiko utama merokok, hipertensi, dan dislipidemia.
Dari penelitian ini peneliti menyimpulkan faktor risiko terbesar pada pria diatas 50
tahun adalah merokok, hipertensi, dan dislipidemia, sedangkan secara keseluruhan pada pria maupun wanita faktor risiko terbesar dislipidemia, hipertensi, dan merokok. Merokok merupakan faktor risiko yang signifikan perbedaannya pada pria dibanding
wanita.
Kata kunci. Penyakit Jantung Koroner, operasi bypass, dislipidemi, hipertensi,
ix ABSTRACT
Name : Arianti Arifin
Study Program : Doctor of Education
Title : Overview of Risk Factors for Coronary Heart Disease
Patients who Undergo Bypass Surgery Heart Hospital Harapan Kita Period January-December 2009.
CHD has become a worldwide health problem. The death rate from this disease is high. Study was to describe the risk factors of CHD patients who underwent heart bypass surgery in the Harapan Kita Hospital in 2009. The study was conducted with a cross-sectional design, using secondary data from 637 medical records of patients who underwent heart bypass surgery in the Harapan Kita Hospital in January-December 2009. The results show the majority of CHD patients who were operated on men over 50 years is 466 people, has the major risk factors of smoking, hypertension, and dyslipidemia.
From this study the researcher concluded the biggest risk factor in men above
50 years are smoking, hypertension, and dyslipidemia, whereas the overall male and female biggest risk factors of dyslipidemia, hypertension, and smoking. Smoking is a significant risk factor for the difference in men than women.
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PULIKASI vii
ABSTRAK
1.4.1. Manfaat bagi Peneliti 3
1.4.2. Manfaat bagi Perguruan Tinggi 3
1.4.3. Manfaat bagi Masyarakat 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1.Kerangka Teori 4
2.1.1. Anatomi dan Fisiologi Jantung 4
2.1.2. Penyakit Jantung Koroner 7
2.1.3. Operasi Bypass 13
2.2. Kerangka Konsep 16
2.3. Definisi Operasional 17
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 18
3.1. Desain Penelitian 18
3.2. Tempat dan Waktu 18
3.3. Populasi dan Sampel 18
3.3.1. Populasi 18
3.3.2. Sampel 18
3.4. Cara Kerja 18
3.4.1. Pengumpulan Data 18
3.4.2. Pengolahan Data 18
3.4.3. Interpretasi Data 18
3.4.4. Pelaporan Hasil Penelitian 18
3.5. Alur Analisis Data 19
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 20
xi
4.2. Faktor Risiko Terbesar PJK 21
4.3. Gambaran Faktor Risiko PJK pada Pria > 50 th 23 4.4. Perbedaan Faktor Risiko Terbesar pada Pria dan Wanita 24
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 26
5.1. Kesimpulan 26
5.2. Saran 26
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Jantung 4
Gambar 2.2 Struktur Internal Jantung 5
Gambar 2.3 Pembuluh Darah Koroner 7
Gambar 2.4 Operasi Bypass 15
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Gambaran Usia dan Jenis Kelamin 19
Grafik 4.2 Faktor Risiko PJK 20
Grafik 4.3 Faktor Risiko PJK pada Pria > 50 th 22 Grafik 4.4 Perbedaan Faktor Risiko PJK pada Pria dan Wanita 24
DAFTAR TABEL
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia, angka kematian karena penyakit ini tegolong tinggi, seperti yang dilaporkan American Heart Association, setiap tahun di USA ada sekitar 700.000 penderita baru
masuk rumah sakit karena kejadian koroner, sekitar 500.000 akan mengalami kekambuhan, artinya setiap 26 detik, di Amerika ada yang menderita kejadian koroner, dan setiap menit satu diantaranya meninggal. (Kathryn, 2005)
Begitu juga di Indonesia, Burdiarso dkk, 1989, melaporkan prevalensi PJK adalah 18,3/100.000 penduduk pada golongan usia 15-24, meningkat menjadi 174,6/100.000 penduduk pada golongan usia 45-54, dan meningkat tajam menjadi 461,9/100.000 penduduk pada usia > 55 tahun. (Peter Kabo, 2008)
Pada pertengahan abad ke-20, National Health Institute di Amerika melakukan sebuah studi di kota Framingham, Massachustts, yang melibatkan 2.421
wanita dan 1.980 laki-laki yang ditindaklanjuti selama 6 tahun. Ternyata hasilnya menunjukkan bahwa hipertensi, merokok, dan kadar kolesterol yang tinggi merupakan faktor utama penyebab PJK. (Peter Kabo, 2008)
PJK juga merupakan penyebab tersering terjadinya gagal jantung di negara barat yaitu sekitar 70% kasus. Mayoritas pasien yang dirawat dengan gagal jantung akut memiliki penyakit jantung koroner, yang secara independen memiliki prognosis buruk. Pada penelitian yang dilakukan oleh Purek, dkk, didapatkan bahwa PJK merupakan prediktor independen dan kuat terhadap mortalitas pasien dengan gagal jantung akut kongestif. Secara umum, PJK dapat meningkatkan mortalitas pasien gagal jantung akut. (Eni Indrawati, 2009)
2
Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini, diharapkan masyarakat dan petugas kesehatan lebih peduli dan memperhatikan lagi untuk pola hidup sehat dalam rangka mengendalikan faktor-faktor risiko PJK sehingga diusahakan mengurangi angka kejadian PJK atau tidak berlanjut menjadi lebih parah yang menyebabkan tingginya angka operasi bypass atau angka kematian karena PJK. RS Jantung Harapan Kita sebagai Rumah Sakit Jantung rujukan utama di Indonesia dianggap dapat mewakili gambaran keadaan ini untuk keadaan masyarakat di Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran faktor risiko pasien PJK yang menjalani operasi bypass di RSJHK pada Tahun 2009?
1.3. Tujuan Penelitan 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran faktor risiko pasien PJK yang menjalani operasi bypass di RSJHK pada Tahun 2009.
1.3.2. Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran jenis kelamin pasien PJK yang menjalani operasi bypass di
RSJHK Tahun 2009.
Mengetahui gambaran usia pasien PJK yang menjalani operasi bypass di RSJHK
Tahun 2009.
Mengetahui gambaran faktor resiko pada pasien PJK yang menjalani operasi
bypass di RSJHK Tahun 2009.
Mengetahui faktor risiko terbesar pada pasien PJK yang menjalani operasi bypass
di RSJHK Tahun 2009.
3
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti
Sebagai salah satu prasyarat kelulusan dalam menyelesaikan program sarjana
kedokteran.
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan peneliti tentang PJK,
sehingga dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai PJK.
Memperoleh pengetahuan dan pengalaman belajar dalam membuat suatu
penelitian.
Mengaplikasikan ilmu-ilmu kedokteran yang telah dipelajari ke dalam sebuah penelitian yang dapat berguna bagi masyarakat.
1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi
Mewujudkan tridarma perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsi dan tugas
perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian dalam masyarakat.
Mewujudkan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah sebagai research
university dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Memberikan data dan masukan untuk penelitian selanjutnya yang lebih
mendalam.
1.4.3. Bagi Masyarakat
Dengan membaca laporan penelitian ini, diharapkan masyarakat dapat
4 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KERANGKA TEORI
2.1.1. ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG
Gambar 2.1. Anatomi jantung (sumber: http://www.google.co.id/images)
Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah cardiak berarti berhubungan dengan jantung. Jantung adalah salah satu organ
yang berperan dalam sistem peredaran darah. (Peter Kabo, 2008)
Permukaan Jantung
5
Jantung terletak di dalam rongga torak, di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri. (Tortora, 2009)
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung. (Tortora, 2009)
Struktur Internal Jantung
Gambar 2.2. Struktur internal jantung (sumber : http://www.nhlbi.nih.gov)
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir
6
Dinding atrium jauh lebih tipis dibandingkan dinding ventrikel karena ventrikel harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa darah dari bawah ke atas, khususnya di aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah. Atrium dan ventrikel di masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara atrium kanan dan ventrikel kanan disebut katup trikuspid. Sedangkan katup yang ada di antara atrium kiri dan ventrikel kiri disebut katup mitral. (Tortora, 2009)
Cara Kerja Jantung
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastolik). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistolik). Kedua atrium mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. (Kathryn, 2005)
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena besar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. (Kathryn, 2005)
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup semilunaris ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. (Kathryn, 2005)
Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. (Kathryn, 2005)
7
2.1.2 PENYAKIT JANTUNG KORONER Definisi
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan penyempitan arteri koroner karena terdapat timbunan plaque di dalam arteri koroner, plaque yang terbentuk dari lemak, kalsium, dan substansi lainnya yang terdapat di
darah. Kondisi saat plaque tertimbun di dalam lumen arteri disebut aterosklerosis. (www.nhlbi.nih.gov)
Gambar 2.3 Pembuluh darah aterosklerosis (sumber : http://www.nhlbi.nih.gov)
8
(Egyptians’ Papyrus) di mana sudah ada uraian tentang iskemia koroner yang berbunyi sebagai berikut : “ if thou examines a man for illness in his cardia and he
has pains in his arms, and in his breast and in one side of his cardia… it is death
threatening him.” Atau dalam bahasa Indonesia bunyinya kira-kira demikian: “ jikalau kamu memeriksa seseorang karena penyakit jantung dan dia merasa nyeri di tangan, dan di dada dan juga dalam jantung… hal ini menunjukkan bahwa kematian sudah mengancam dia.” (Peter Kabo, 2008)
Epidemiologi
Manusia yang hidup dalam zaman modern sekarang ini harus melakukan perubahan pola hidup yang rawan terhadap terjadinya PJK. Menurut laporan American Heart Association, setiap tahun di USA ada sekitar 700.000 penderita baru
masuk rumah sakit karena kejadian koroner (coronary event). Empat puluh persen (40%) dari jumlah ini meninggal dunia. Persentase ini sama besarnya di beberapa negara maju. Di Indonesia Budiarso dkk, (1989) melaporkan prevalensi PJK adalah 18,3/100.000 penduduk pada golongan usia 15-24, meningkat menjadi 174,6/100.000
penduduk pada golongan usia 45-54, dan meningkat tajam menjadi 461,9/100.000 penduduk pada usia > 55 tahun. (Peter Kabo, 2008)
Gambaran Frekuensi dan Distribusi Penyakit Jantung Koroner
Menurut Bustan (2007), penyakit ini terdistribusi dalam masyarakat berdasarkan karakteristik masyarakat dan lingkungannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa distribusi PJK adalah:
1. Lebih banyak pada masyarakat negara berkembang dibandingkan negara sedang berkembang.
2. Lebih banyak ditemukan di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan.
9
4. Lebih banyak mengenai pria dari pada wanita, namun justru banyak yang meninggal adalah wanita.
5. Meninggi setelah umur 40 tahun. Risiko tinggi sudah terjadi jika memasuki umur 50 tahun.
6. Tinggi angka kematiannya, lebih banyak yang meninggal dibandingkan yang selamat.
Faktor Risiko
Pada awal abad ke-20, angka kematian akibat PJK meningkat tajam. Tetapi, karena kurangnya data-data penelitian berskala besar, penyebab penyakit ini pada saat itu masih bersifat spekulatif. Sampai pada pertengahan abad ke-20, National Health Institute di Amerika melakukan sebuah studi di kota Framingham, Massachustts,
yang melibatkan 2.421 wanita dan 1.980 laki-laki yang ditindaklanjuti selama 6 tahun. Ternyata hasilnya menunjukkan bahwa hipertensi (darah tinggi), merokok, dan kadar kolesterol yang tinggi merupakan faktor utama penyebab PJK. Hasil studi ini kemudian dimuat di Annuals of Internal Medicine 1961, dan memperkenalkan konsep
baru mengenai faktor risiko di dunia kedokteran. Dalam kaitannya dengan PJK, faktor risiko adalah faktor yang memacu timbulnya aterosklerosis. (Peter Kabo,2008) Faktor PJK, digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu faktor risiko yang dapat
dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Tidak Dapat Dimodifikasi :
10
jawab atas kejadian ini. Sedangkan pada wanita dengan usia diatas 50 tahun, terjadinya PJK lebih berhubungan dengan naiknya serum kolesterol. (Kathryn, 2006)
Usia juga merupakan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Semakin lanjut usia, semakin tinggi kemungkinan terjadinya PJK. Beberapa buku mengatakan bahwa PJK juga bisa diakibatkan oleh faktor genetis. (Kathryn, 2006)
Dapat Dimodifikasi : a. Stres (kecemasan)
Respons tubuh terhadap stres adalah keluarnya hormon-hormon dan neurotransmiter, di antaranya yang paling dominan adalah pengeluaran adrenalin dan noradrenalin. Selain itu, stres juga merangsang otak mengeluarkan hormon adenokortikotropik, kortisol, aldosteron, vasopressin, dan thyroid stimulating hormone. Apabila substansi-substansi ini meningkat di dalam tubuh, maka denyut jantung akan bertambah cepat dan kuat, pembuluh darah mengadakan vasokonstriksi, kolesterol darah meningkat, gula darah meningkat, sel-sel darah cenderung bergumpal. (Peter Kabo, 2008)
Di negara-negara berkembang, stres sebagai faktor risiko PJK,
mungkin tidak dianggap terlalu penting, karena tingkat sosio-ekonomi masyarakat barat sudah sejahtera, teknologi dan semuanya memudahkan kehidupan mereka, sehingga tingkat stres diduga tidak begitu kentara. Tapi di
Indonesia, sebagai negara berkembang, dan dengan tingkat sosio-ekonomi yang bisa digolongkan pra-sejahtera, belum lagi bencana alam yang bertubi-tubi akhir-akhir ini, maka stres sebagai faktor risiko PJK tidak bisa dianggap remeh.
b. Diabetes Mellitus
Peter Kabo (2008) menyatakan, peningkatan kadar gula darah dapat menimbulkan berbagai macam akibat yang berefek terhadap jantung, antara lain:
11
menyebabkan afinitas hemoglobin untuk mengikat oksigen meningkat, sehingga suplai oksigen ke jaringan berkurang. Hal ini menjadi salah satu faktor pemacu terjadinya aterosklerosis. (Peter Kabo, 2008)
Kerusakan struktur pembuluh darah; kerusakan pada tingkat
molekuler terutama diakibatkan oleh adanya disfungsi endotel pembuluh darah. Disfungsi endotel mengakibatkan pembuluh darah kurang mampu berdilatasi yang dimediasi oleh asetilkolin maupun Nitric Oxide (NO). Sebaliknya terjadi peningkatan pembentukan
prostanoid, zat-zat yang berperan dalam vasokonstriksi pembuluh darah, meningkatnya agregasi trombosit dan proliferasi sel otot polos. Kesemua ini berperan terhadap kejadian thrombosis dan PJK.
Resistensi insulin; insulin sendiri telah diketahui berperan dalam
menghasilkan NO, zat yang berperan dalam vasodilatasi pembuluh darah dan menghambat pembentukan molekul adhesi sehingga menghambat agregasi trombosit. Pada penderita DM, resistensi insulin menyebabkan penurunan produksi NO.
Pada DM terjadi peningkatan C-reacrive protein (CRP) dan interleukin-6, suatu pertanda peradangan dan dislipidemia yang turut
memacu proses aterosklerosis.
Sebagian pakar menyetarakan DM dengan PJK. Orang yang DM tanpa PJK juga memiliki risiko kematian karena kejadian kardiovaskular sama
dengan orang yang menderita PJK tanpa DM. Wanita dengan diabetes memiliki risiko terkena PJK 3-7 kali pada semua kelompok umur. (Kathryn, 2006)
c. Hipertensi
12
Hipertensi dan aterosklerosis seperti lingkaran setan. Aterosklerosis menyebabkan hipertensi, sebaliknya hipertensi juga dapat memacu terjadinya aterosklerosis. Tekanan darah yang tinggi bisa menimbulkan daya regang yang dapat mencederai endotel arteri, terutama di daerah percabangan atau belokan. Cedera yang berulang-ulang menimbulkan peradangan yang akhirnya terjadi plak dengan segala konsekuensinya. (Peter Kabo, 2008) d. Rokok dan Merokok
Menurut WHO, konsumsi rokok di Indonesia mencapai 199 miliar batang / tahun. Jumlah ini merupakan urutan ke-5 setelah RRC, AS, Jepang dan Rusia. Seorang ahli polusi udara dari London bernama Ivan Vince mengatakan bahwa rokok mengeluarkan lebih banyak partikel dibanding mesin diesel. Apabila kita merokok, iritan yang ada dalam asap rokok selain berpengaruh langsung pada paru-paru, juga masuk ke dalam darah yang mengakibatkan antara lain: denyut jantung lebih cepat, pembuluh darah cepat kaku dan mudah spasme, sel-sel darah lebih gampang menggumpal, ditambah lagi oksigen di dalam darah berkurang karena tempatnya diambil alih oleh
karbon monoksida. (Peter Kabo, 2008) e. Kolesterol Tinggi
Kadar kolesterol yang tinggi membuatnya lebih mudah tertimbun
(melekat) pada dinding pembuluh darah sehingga menjadi plak dengan segala konsekuensinya. Kolesterol LDL yang teroksidasi paling berbahaya karena mudah terjebak masuk ke dalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan plak ateroma, dan bilamana plak ateroma tersebut mengalami peradangan, maka dinding pembuluh darah mudah menjadi tidak stabil. (Peter Kabo, 2008) f. Inflamasi
Ridker, dkk, pada tahun 2000 melaporkan di majalah Circulation bahwa ternyata sepertiga dari semua pasien yang mengalami kejadian atherotombosis pembuluh darah tidak memiliki faktor risiko tradisional
13
Zat inflamasi yang dibebaskan dalam proses inflamasi antara lain adalah high sensitivity C-reactve Protein (hsCRP), cell adhesion molecules, E-selectin, dan sitokin lainnya. Ternyata pada proses aterosklerosis termasuk
PJK, stroke iskemik dan penyakit vaskular perifer, kadar hsCRP dalam darah meningkat. Peningkatan kadar CRP saat ini diketahui berkaitan dengan keadaan inflamasi yang kronis, yang mana keadaan ini memacu proses pembentukan aterosklerosis, dan memungkinkan terjadinya proses kerusakan plak yang tadinya stabil menjadi tidak stabil sehingga rentan terhadap kejadian penyakit koroner. (Peter Kabo, 2008)
Faktor risiko untuk PJK yang semula tiga buah terus bertambah. Saat ini, usia, jenis kelamin, stres, penyakit kencing manis, kegemukan, kurang gerak, asam urat, kekurangan estrogen, peningkatan fibrinogen, peradangan, dan masih banyak yang lain sudah tercatat sebagai faktor risiko. (Peter Kabo, 2008)
Gambaran faktor risiko ini sangat membantu untuk mengidentifikasi orang-orang yang perlu mendapatkan tindakan pencegahan, dan juga termasuk penatalaksanaan bagi mereka yang sudah menderita PJK.
2.1.3 OPERASI BYPASS
Pada Tahun 1957, Mason Sone mendemonstrasikan cine coronary angiography, suatu cara untuk mengetahui letak penyempitan arteri koroner secara
tepat. Hal ini memungkinkan para ahli bedah untuk melakukan pembedahan, yaitu menyambungkan pembuluh darah baru dari pangkal aorta ke distal penyempitan, sehingga darah tetap dapat mengalir melalui bypass. Tujuan operasi bypass adalah untuk meningkatkan suplai darah ke miokard sehingga dapat meredakan keluhan nyeri dada, menurunkan kejadian serangan jantung, dan memperpanjang hidup pasien. (Cohn, 2008)
14
pada mesin jantung paru (heart lung machine). Dengan demikian dokter ahli bedah dapat dengan tenang menggunakan sepotong vena atau arteri untuk membuat bypass (jalan pintas) pada bagian arteri koroner yang tersumbat atau yang sakit. Jadi, jalan pintas yang mulus ini memungkinkan darah dan oksigen dapat mengalir kembali ke otot jatung. Pembuluh darah yang dipakai untuk bypass ini disebut graft; ujung yang satu dihubungkan dengan aorta asenden sedangkan ujung yang lain akan disambungkan ke arteri koroner di bagian bawah dari daerah penyempitan (gambar 2.4) Operasi bypass membutuhkan waktu kurang lebih 4-6 jam. (Cohn, 2008)
Gambar 2.4 Operasi Bypass (sumber: http://www.google.co.id/images)
Pada tahun 1967, Favoloro orang pertama menggunakan vein graft. Pembuluh darah yang digunakan adalah vena dari tungkai bawah karena ukurannya hampir sama dengan ukuran arteri koroner. Kemudian, dikembangkan dengan menggunakan arteri, misalnya arteri dinding toraks, atau arteri radialis yang dilaporkan memberikan harapan hidup yang lebih baik bagi pasien. Namun, survival sangat tergantung dari tipe penyempitan, kondisi pasien sendiri, fasilitas kamar bedah, dan yang terakhir adalah pengalaman tangan dokter. (Cohn, 2008)
Peter Kabo (2007) dan Cohn (2008) menuliskan, pasien PJK yang dianjurkan menjalani operasi bypass adalah mereka yang berdasarkan hasil kateterisasi jantung ditemukan adanya:
15
ada penyempitan di bagian proximal dari arteri anterior desenden dan arteri circumflex.
b. Penderita dengan 3 vessel disease (tiga arteri koroner semuanya mengalami penyempitan yang bermakna) sehingga fungsi jantung mulai menurun (ejection fraction < 50%).
c. Penderita yang gagal dilakukan balonisasi dan stent.
d. Penyempitan 1 atau 2 pembuluh, namun pernah mengalami henti jantung. e. Anatomi pembuluh darah suitable (sesuai) untuk operasi bypass. Sedangkan
pasien PJK yang tidak dianjurkan untuk operasi bypass adalah : usia lanjut, tidak ada gejala angina, fungsi ventrikel kiri jelek < 30%, struktur arteri koroner yang tidak memungkinkan untuk disambung.
Komplikasi operasi bypass yang sering terjadi adalah perdarahan, infeksi, serangan jantung, atau gangguan irama sampai pasien meninggal, gagal ginjal, stroke, dan gangguan pernapasan. Pasien yang sudah dilakukan operasi bypass perlu mengikuti program rehabilitasi. (Cohn, 2008)
2.2. KERANGKA KONSEP
FAKTOR RISIKO: Hipertensi Dislipidemia Merokok Diabetes Jenis kelamin Usia
Riwayat
PJK OPERASI
16
2.3. DEFINISI OPERASIONAL 1) PJK
Pasien yang terdiagnosis PJK berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dari diagnosis yang tertera di dalam rekam medik. 2) Operasi Bypass
Pasien PJK yang menjalani operasi bypass di RSJHK pada bulan Januari – Desember tahun 2009 berdasarkan data yang tertera di dalam rekam medik. 3) Usia
Berdasarkan tanggal kelahiran yang tertera di dalam KTP dan dituliskan di dalam rekam medik.
4) Faktor Risiko
17 BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini merupakan desain cross sectional.
Populasi pada penelitian ini adalah pasien PJK yang menjalani operasi bypass di RS Jantung Harapan Kita pada bulan Januari - Desember tahun 2009.
3.3.2 Sampel
Semua populasi pada penelitian ini dijadikan sampel.
3.4Cara Kerja
3.4.1 Pengumpulan Data
Data diperoleh dari rekam medik pasien operasi jantung di RS Jantung Harapan Kita tahun 2009.
3.4.2 Pengolahan Data
Pengolahan data menggunakan program komputer Microsoft excel 2007, SPSS for windows 16.0, dan Microsoft office acces 2007. Data disajikan dalam bentuk tekstular, tabular, dan grafikal.
3.4.3 Interpretasi Data
Interpretasi data dilakukan secara deskriptif. 3.4.4 Pelaporan Hasil Penelitian
18
3.5. Alur Analisis Data
DATABASE
DATA ENTRI BENAR EKSKLUSI
DATA
TIDAK
YA
EKSKLUSI DATA
TIDAK
BENAR
YA
ANALISIS DATA
19 BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Distribusi Pasien PJK yang Menjalani Operasi Bypass di RSJHK Tahun 2009 Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Grafik 4.1
Distribusi pasien PJK yang menjalani operasi bypass di RSJHK tahun 2009 berdasarkan usia dan jenis kelamin
Dari 637 pasien PJK yang menjalani operasi bypass di RSJHK Tahun 2009, mayoritas adalah pria (466 orang), dengan usia paling banyak diatas 50 tahun. Tingginya angka kejadian pada pria berusia diatas 50 tahun ini sesuai dengan yang ditulis Bustan dalam bukunya yang berjudul “Epidemiologi Penyakit Tidak Menular”
menyebutkan distribusi pasien PJK yaitu lebih banyak pada pria dibanding wanita dan meninggi setelah umur 40 tahun, risiko tinggi disebutkan sudah terjadi saat
memasuki usia 50 tahun.
20
Tingginya angka kejadian pada pria mungkin karena pria memiliki kebiasaan merokok yang merupakan salah satu faktor utama PJK. Hal ini akan terlihat pada pembahasan selanjutnya.
Tingginya angka kejadian setelah berusia 50 tahun kemungkinan hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap faktor-faktor aterogenik. (Heru Sulastomo, 2010)
Rendahnya angka kejadian operasi pada wanita kemungkinan pertama karena rendahnya angka kejadian PJK pada wanita dibanding pria, disebutkan bahwa hormon esterogen memiliki daya proteksi terhadap vaskular, sehingga wanita baru banyak menderita PJK setelah menopause, namun beberapa studi menyebutkan pemberian esterogen pada wanita pasca menopause tidak mengurangi risiko terkena PJK. (Kathryn, 2005)
Kemungkinan kedua adalah tidak terdiagnosisnya wanita yang menderita PJK, karena itu disebutkan PJK adalah pembunuh nomor satu pada wanita-wanita di Amerika dan lebih dari 50.000 wanita dibanding pria yang meninggal karena PJK setiap tahunnya. Tidak terdiagnosisnya dan tidak tertanganinya PJK pada wanita,
21
4.2 Faktor Risiko Terbesar pada Pasien PJK yang Dioperasi Bypass di RSJHK Tahun 2009
Grafik 4.2
Faktor risiko terbesar pada pasien PJK yang menjalani operasi bypass di RSJHK tahun 2009
Dari sampel didapatkan 3 faktor risiko utama pada pasien PJK adalah hiperkolesterol (65,9%), hipertensi (64,8%), dan merokok (61,2%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh National Health Institute di Amerika pada pertengahan abad ke-20, studi dilakukan di kota Framingham, Massachustts, yang melibatkan 2.421 wanita dan 1.980 laki-laki yang ditindaklanjuti selama 6 tahun. Ternyata hasilnya menunjukkan bahwa dislipidemia, hipertensi, dan merokok merupakan faktor utama penyebab PJK. (Peter Kabo, 2008)
Peranan faktor risiko utama ini pernah diteliti, jika hanya satu faktor saja akan meningkatkan risiko 2-4 kali insiden PJK. Kombinasi 2 faktor akan meningkatkan risiko 9 kali dan kombinasi ketiganya akan meningkatkan risiko sampai 16 kali. (Bustan, 2007)
Dalam hal ini, dislipidemia memiliki persentase yang tinggi karena kadar kolesterol yang tinggi, membuatnya lebih mudah tertimbun (melekat) pada dinding pembuluh darah sehingga menjadi plak dengan segala konsekuensinya. (Kathryn,
2005)
22
Dapat diterima hipertensi menjadi 3 faktor risiko utama PJK, disebabkan karena hipertensi dan aterosklerosis seperti lingkaran setan. Aterosklerosis menyebabkan hipertensi, sebaliknya hipertensi juga dapat memacu terjadinya aterosklerosis. Tekanan darah yang tinggi bisa menimbulkan daya regang yang dapat mencederai endotel arteri, terutama di daerah percabangan atau belokan. Cedera yang berulang-ulang menimbulkan peradangan yang akhirnya terjadi plak dengan segala konsekuensinya. (Kathryn, 2005)
Karena itu dikatakan hipertensi meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis 2-3 kali. Menurunkan tekanan sistolik 12-13 mmHg saja bisa menurunkan risiko terkena PJK sebanyak 21%. (Kathryn,2005)
Sedangkan merokok memiliki persentase tinggi dan menjadi 3 faktor risiko utama PJK karena menurut seorang ahli polusi udara dari London bernama Ivan Vince mengatakan bahwa rokok mengeluarkan lebih banyak partikel dibanding mesin diesel. Apabila kita merokok, iritan yang ada dalam asap rokok selain berpengaruh langsung pada paru-paru yang menyebabkan batuk-batuk, sesak, dan kanker paru juga masuk ke dalam darah yang mengakibatkan antara lain: denyut jantung lebih
cepat, pembuluh darah cepat kaku dan mudah spasme, sel-sel darah lebih mudah menggumpal, ditambah lagi oksigen di dalam darah berkurang karena tempatnya diambil alih oleh karbon monoksida. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa
23
4.3 Gambaran Faktor Risiko pada Pasien PJK Berjenis Kelamin Pria yang Dioperasi Bypass di RSJHK Tahun 2009
Grafik 4.3
Faktor risiko pada pasien PJK pria
yang menjalani operasi bypass di RSJHK tahun 2009
24
4.4 Gambaran Perbedaan Faktor Risiko Terbesar PJK pada Pria dan Wanita
Tabel 4.1
Perbandingan faktor risiko terbesar PJK pada pria dan wanita yang menjalani operasi bypass di RSJHK tahun 2009
Pria (n=562) Wanita (n=75)
Hipertensi 363 50
Merokok 387 3
Dislipidemia 369 51
25
Grafik 4.4
Perbandingan faktor risiko terbesar PJK pada Pria dan Wanita yang Menjalani Operasi Bypass Di RSJHK Tahun 2009
Dari grafik dapat terlihat faktor risiko hipertensi dan dislipidemia hampir sama pada wanita dan pria, namun faktor risiko merokok jauh lebih tinggi yaitu 69% pada pria dan 4% pada wanita. Hal ini memungkinkan faktor risiko merokok berkontribusi besar dalam tingginya angka kejadian PJK pada pria dibanding wanita. Disebutkan setelah berhenti merokok, risiko terkena PJK berkurang sebanyak 50% dalam satu tahun. (Kathryn, 2005)
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%
hipertensi merokok dislipidemia 65%
69%
66% 67%
4%
68%
26 BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Dari 637 pasien PJK yang dioperasi bypass pada tahun 2009 di RSJHK, mayoritas (466) adalah laki-laki berusia > 50 th.
2. Faktor risiko terbesar penyebab PJK adalah dislipidemia, hipertensi, dan merokok.
3. Dari 3 faktor terbesar itu, merokok merupakan faktor risiko yang signifikan perbedaannya pada pria bila dibandingkan dengan wanita.
5.2. Saran
1. Berdasarkan penelitian ini dan penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa faktor risiko utama untuk terjadinya PJK adalah faktor risiko yang bisa dikendalikan, maka dalam upaya mencegah, mengendalikan, atau mengurangi PJK perlu diarahkan kepada bagaimana mengurangi terjadinya faktor-faktor risiko ini.
27
DAFTAR PUSTAKA
Bedah Bypass Arteri Koroner. Available from http://www.heartlungsurgery.com. sg/ind/services.htm
Bickley, Lynn S. Bates’ Guide to Physical Examination And History Taking. 10th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins. 2009
Budiyanto, Cakro. Kriteria Diagnostik Penyakit Jantung Koroner. Available from http://focusinmedic.blogspot.com/2009/02/kriteria-diagnostik-penyakit-jantung.html
Bustan, M.N. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta, 2007
Cameron, John R. Fisika Tubuh Manusia. Edisi 2. Jakarta: EGC.2006
Congestive Heart Failure. Available from http://www.emedicinehealth.com /congestive_heart_failure /article_em.htm
Coronary Artery Disease. 2009. Available from http://www.nhlbi.nih.gov /health/dci /Diseases/Cad/CAD_WhatIs.html\
Djohan, T. Patofisiologi Dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner. FK USU. Available from http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-bahri8.pdf
Ejection Fraction and Heart Failure. Available from http://americanstroke.com /presenter.jhtml?identifier=3065321
Gagal Jantung. Available from http://medicastore.com /penyakit/3/ Gagal_Jantung. html
Harrison TR and Fauci AS. Princples of Internal Medicine. 16th edition. New York : MC Graw Hill.2005
Heart Failure. Available from http://www.heart.org/HEARTORG /Conditions /HeartFailure/AboutHeartFailure/About-Heart-Failure_UCM_002044_Article.jsp
How Is Coronary Artery Disease Treated? Available from http://www.nhlbi.nih.gov /health/dci/Diseases/Cad/CAD_Diagnosis.html
28
Community Health. 2007 September. Available from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2660009/pdf/833.pdf
Kabo, Peter. Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2008
Kumar V, Cotran RS, Robbin SL. Buku Ajar Patologi. vol 1. edisi 7. Jakarta : EGC. 2007
Longmore, Murray. Oxford Handbook of Clinical Medicine. 8th ed. New York: Oxford University Press. 2010
McCance L Kathryn. Pathophysiology The Biologic Basis for Disease in Adult and Children. 5th. USA: Elsevier Mosby. 2006
Nababan, Donal. Tesis Hubungan Faktor Resiko dan Karakteristik Penderita dengan Kejadian PJK di RSU Dr.Pringadi Medan Tahun 2008
Nafrialdi. Obat Kardiovaskular dalam buku Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008
Profil Penyakit Jantung Koroner. Available from http://library.usu.ac.id /index.php /component/journals/index.php?option=com_journal_review&id=6101&task=view
Serwood, Laurale. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistim. Edisi 2.Jakarta : EGC 2001
Setiati, Siti. Lima Puluh Masalah Kesehatan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Imu Penyakit Dalam FKUI. 2008
Signs and Symptoms of Heart Problems Linked to Coronary Artery Disease. Available from http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/Cad/CAD_SignsAnd Symptoms.html
Systolic Heart Failure. Available from http://hearthealthywomen.org/cardiovascular-disease/heart-failure/systolic.html
Tortora, Gerard J. Principles of Anatomy and Physiology. 12th ed. Vol 2. USA: Wiley. 2009
Werdha S, Asri. Profil Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan Faktor Risiko PJK pada Penduduk Miskin Perkotaan di Jakarta. Puslitbang Biomedis dan Farmasi, Badan Litbang Kesehatan. Available from http://www.litbang.depkes.go.id/risbinkes /Buku%20Laporan%20Penelitian%202006/penyakit%20jantung%20koroner.htm
29
Lampiran no.1
FAKTOR RISIKO PJK
KETERANGAN JUMLAH/637 PERSEN/637
LAKI-LAKI 562 88,2%
PEREMPUAN 75 11,8%
FAKTOR RESIKO
Merokok 390 61,2%
Riwayat PJK di keluarga 162 25,4%
Hiperkolesterol 420 65,9%
Diabetes mellitus 220 34,5%
Gagal ginjal 29 4,5%
Hipertensi 413 64,8%