• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan minuman dengan Kategori Industri Barang dan Konsumsi di BEI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan minuman dengan Kategori Industri Barang dan Konsumsi di BEI)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI

PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DENGAN KATEGORI INDUSTRI BARANG

KONSUMSI DI BEI)

OLEH

Parlindungan R 090522043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diuji secara parsial dan simultan.

Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2009-2011 yang aktif menerbitkan laporan keuangan selama tahun pengamatan dan tidak pernah disuspend selama tahun pengamatan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 perusahaan.

Hasil penelitian ini memberikan hasil bahwa rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham baik secara parsial maupun secara simultan.

(3)

ABSTRACT

The aim of the research is to examined the impact of liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio and profitability ratio to stock return of companies listed on the Indonesian Stock Exchange (ISX) who tested partially and simultaneously.

The object of this research is all of the food and beverage company with consumer goods industry categories enlisted in Indonesian Stock Exchange (ISX) since 2009-2011, and publish the financialstatement and was never suspended during the years of observation. The Sample has taken to observated by 16 company.

The results of this research give the information that liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio and activity ratio, don’t have the significant effect to the stock return either partially or simultaneously.

(4)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Adapun skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengangkat judul “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas,

Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi pada

Perusahaan Makanan dan minuman dengan Kategori Industri Barang dan Konsumsi

di BEI).

Penulis juga tidak lepas dari berbagai rintangan dan hambatan dalam

penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua tercinta Alm B. Ritonga dan H. Munthe dan Kakak serta

Abang-abang saya yang dengan sabar memberikan doa, dukungan dan semangat

hingga kiranya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis

berterima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Azhar Maksum, Msc, Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, AK, selaku Ketua

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi

(5)

4. Bapak Drs. Rustam, Msi, Ak, selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih

atas kesabaran dan perhatian bapak yang selalu menyertai dan

membantu dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, sebagai Dosen Pembaca Penilai yang

telah memberikan banyak masukan dan perbaikan dalam penulisan

skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama menjalani

proses perkuliahan.

7. Kedua orang tua Alm. B. Ritonga dan Ibu H. Munthe yang selalu

memberikan doa, dukungan dan batuan batuan materil.

8. Buat Kel. Pak Ben Ritonga, abang Dirlan Ritonga, Kel. Tomi Ritonga

dan Kel. Mucthar Nababan yang selalu memberikan doa, semangat, dan

materil dalam penulisan skripsi ini.

9. Pihak-pihak lain yang yang ikut membantu dalam penulisan ini,

Feronika Sijabat, Erwin Pandapotan Nababan, Hernalom Panjaitan,

Sundar Bolonk Purba dan seluruh teman-teman yang tidak dapat saya

sebutkan namanya satu persatu yang selalu meberikan perhatian yang

tulus, bantuan, informasi dan semangat kepada penulis sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan.

Penulis berharap agar skripsi dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

(6)

keterbatasan, penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang

membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Oktober 2013

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 9

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 10

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 10

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan ... 12

2.1 Rasio Likuiditas ... 13

2.2 Rasio Leverage ... 15

2.3 Rasio Aktivitas... 17

2.4 Rasio Profitabilitas... 18

2.2 Saham ... 20

2.2.1 Pengertian Saham. ... 20

2.2.2 Return Saham... ... 21

2.2.3 Harga saham... 22

2.2.4 Analisis Saham ... ... 23

2.2.4.1 Analisis Fundamental ... ... 24

2.2.4.1 Analisis Teknikal ... ... ... 25

2.3 Penelitian Terdahulu ... ... 26

2.5 Kerangka Konseptual ... 33

2.6 Hipotesis... ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 38

3.3 Batasan Operasional ... 38

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel ... 39

3.4.1 Variabel Independen... 39

3.4.2 Variabel Devenden ... 41

3.5 Skala Pengukuran Variabel... 42

3.6 Populasi dan Sampel... ... 42

(8)

3.8 Metode Pengumpulan Data... . 44

3.9 Teknik Analisis Data... 44

3.9.1 Uji Asumsi Klasik ... 44

3.9.1.1 Normalitas Data ... 44

3.9.1.2 Uji Multikoliniearietas... 46

3.9.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 46

3.9.1.4 Uji Autokorelasi ... 47

3.9.2 Uji Regresi Berganda ... 48

3.9.3 Pengujian Hipotesis ... 49

3.9.3.1 Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t) ... 49

3.9.3.2 Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F)... 50

3.9.3.2 Uji Koefisien Determinasi R2... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.1.1 Statistik Deskriptif ... 52

4.1.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 53

4.1.2.1 Hasil Uji Normalitas... 53

4.1.2.2 Hasil Uji Multikolinearitas ... 56

4.1.2.3 Hasil Uji Autokorelasi... 58

4.1.2.4 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 59

4.1.3 Hasil Pengujian Analisis Berganda ... 61

4.1.3.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 61

4.1.3.2 Hasil Uji Signifikan Simultan (F-Test) ... 61

4.1.3.3 Hasil Uji Signifikan Parsial (T-Test)... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu... 35

3.1 Defenisi Operasional ... 45

3.2 Sampel Penelitian ... 47

4.1 Statistik Deskriptif ... 56

4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 58

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 61

4.4 Tingkat Autokorelasi (Durbin Watson) ... 62

4.5 Hasil Uji Durbin Watson ... 62

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 65

4.7 Hasil Uji Signifikan Simultan (F-Test) ... 66

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Sampel Perusahaan Kategori Barang Konsumsi Makanan

dan Minuman ... 47

Lampiran ii Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 56

Lampiran iii Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 58

Lampiran iv Hasil Uji Normalitas dengan Histogram... 59

Lampiran v Hasil Uji Normalitas dengan Plot ... 60

Lampiran vi Hasil Uji Multikolinearitas ... 61

Lampiran vii Hasil Uji Durbin Watson ... 62

Lampiran viii Hasil Uji Heterokedastisitas ... 64

Lampiran ix Hasil Uji Koefisien Determinasi / Regresi (R2)... .... 65

Lampiran x Hasil Uji Signifikan Simultan (F-Test)... 66

(12)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diuji secara parsial dan simultan.

Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2009-2011 yang aktif menerbitkan laporan keuangan selama tahun pengamatan dan tidak pernah disuspend selama tahun pengamatan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 perusahaan.

Hasil penelitian ini memberikan hasil bahwa rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham baik secara parsial maupun secara simultan.

(13)

ABSTRACT

The aim of the research is to examined the impact of liquidity ratio, leverage ratio, activity ratio and profitability ratio to stock return of companies listed on the Indonesian Stock Exchange (ISX) who tested partially and simultaneously.

The object of this research is all of the food and beverage company with consumer goods industry categories enlisted in Indonesian Stock Exchange (ISX) since 2009-2011, and publish the financialstatement and was never suspended during the years of observation. The Sample has taken to observated by 16 company.

The results of this research give the information that liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio and activity ratio, don’t have the significant effect to the stock return either partially or simultaneously.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat

membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional

perusahaan. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan

modal adalah dengan menawarkan kepemilikan perusahaan tersebut kepada

masyarakat/publik (go public).

Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal

dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat/publik. Keterlibatan

masyarakat/publik dalam pasar modal adalah dengan cara membeli saham yang

ditawarkan dalam pasar modal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

terjadi transaksi jual-beli dalam pasar modal layaknya pasar barang dan jasa

pada umumnya. Pada dasarnya, pasar modal memiliki dua fungsi yaitu fungsi

ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah

menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki

kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi keuangan pasar

modal adalah menyediakan dana yang dibutuhkan oleh pihak-pihak lainya

tanpa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan operasi perusahaan

(Husnan, 2005).

(15)

kepentingan yang berbeda. Bagi emiten, pasar modal adalah salah satu

alternatif untuk mendapatkan tambahan dana tanpa perlu menunggu hasil dari

kegiatan operasional, sedangkan bagi investor pasar modal adalah salah satu

alternatif untuk melakukan investasi dan mendapatkan keuntungan yang

optimal. Suatu investasi tentunya memiliki resiko tersendiri. Investor tidak

dapat secara pasti mengetahui resiko apa yang akan diterimanya dalam

melakukan suatu investasi. Oleh karena itu seorang investor memerlukan

analisis dalam menginvestasikan dananya dan meminimalkan resiko

(Restiyani, 2006).

Bagi seorang investor, investasi dalam sekuritas yang dipilih tentu

diharapkan memberikan tingkat pengembalian (return) yang sesuai dengan

resiko yang harus ditanggung oleh para investor. Bagi para investor, tingkat

return ini menjadi faktor utama karena return adalah hasil yang diperoleh dari

suatu investasi (Jogiyanto, 2000).

Salah satu jenis sekuritas yang paling populer di pasar modal adalah

sekuritas saham. Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau

pemilikan individu atau institusi dalam perusahaan (Ang, 1997). Sedangkan

menurut Husnan, (2005), saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau

peserta dalam perusahaan terbuka (PT). Saham yang dinilai baik adalah saham

yang mampu memberikan return realisasi yang tidak terlalu jauh dari return

(16)

Investor yang memilih untuk berinvestasi di pasar modal dalam bentuk

sekuritas saham berarti berinvestasi dalam prospek perusahaan tersebut.

Perusahaan yang tergabung dalam pasar modal harus mampu meningkatkan

nilai perusahaannya karena nilai perusahaan yang tinggi tentu memberikan

gambaran yang baik dan peluang return yang besar. Apabila perusahaan

menganggap semua investor adalah investor yang rasional maka dengan return

ekspektasi yang tinggi tentu saja akan semakin banyak investor yang tertarik

untuk membeli sekuritas yang dikeluarkan oleh perusahaan emiten sehingga

tujuan pendanaan yang diinginkan perusahaan melalui pasar modal juga

terpenuhi.

Pada dasarnya nilai return dari setiap sekuritas berbeda-beda satu sama

lainnya. Tidak semua sekuritas akan memberikan return yang sama bagi para

investor. Return dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak hal seperti kinerja

perusahaan dan strategi perusahaan mengelola laba yang dimiliki. Perusahaan

dianggap gagal keuangannya jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar

kewajibannya pada waktu jatuh tempo meskipun total aktiva melebihi total

kewajibannya pada waktu jatuh tempo. Kondisi yang membuat para investor

dan kreditor merasa khawatir jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan

(financial distress) yang mengarah pada kebangkrutan. Apabila perusahaan

tersebut diindikasikan gagal keuangannya berarti perusahaan tersebut tidak

mampu menghasilkan return yang menguntungkan bagi pihak investor dan

(17)

Pendapatan dari investasi saham atau return dapat berupa deviden dan

capital gain. Deviden merupakan penerimaan dari perusahaan yang berasal dari

laba yang dibagikan, sementara capital gain merupakan pendapatan yang

diperoleh dari selisisih harga saham. Apabila selisish harga tersebut negatif

berarti investor mengalami capital loss dan sebaliknya. Para investor seringkali

menginginkan keuntungan dengan segera sehingga mereka lebih menginginkan

keuntungan dalam bentuk capital gain dibandingkan deviden (Jogiyanto,

2000).

Dalam pasar modal, tidak pastinya return yang akan diterima oleh

seorang investor membuat seorang investor harus memilih dengan sangat

hati-hati alternatif investasi yang harus dipilih. Dalam pasar modal, tidak semua

saham dari perusahaan yang memiliki profil yang baik akan memberikan return

yang baik pada investor sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam

mengenai perusahaan tersebut. Sebuah perusahaan mungkin saja mengalami

return yang fluktuatif setiap saat karena berbagai macam faktor baik yang

bersifat mikro maupun makro.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, dapat dikatakan bahwa banyak faktor

yang mempengaruhi pergerakan return saham. Para investor perlu melakukan

analisis yang mendalam mengenai perubahan tersebut. Salah satu caranya

adalah dengan melakukan analisis fundamental yang berbasis rasio keuangan.

Menurut Jogiyanto (2000), analisis fundamental adalah analisis untuk

(18)

perusahaan, nilai intrinsik perusahaan dapat diwujudkan dengan harga saham.

Selain analisis fundamental investor dapat melakukan analisis teknikal.

Analisis teknikal adalah analisis yang menggunakan data pasar dari suatu

saham untuk menentukan nilai saham (Jogiyanto, 2000). Jika prospek suatu

perusahaan kuat dan baik, maka harga saham akan merefleksikan kekuatan itu

dan meningkat seiring dengan peningkatan kondisi finansial suatu perusahaan,

harus diperhatikan bahwa nilai suatu efek ekuitas tidak hanya ditentukan oleh

tingkat kembalian yang mungkin terjadi (expected return), namun tingkat

resiko di dalamnya (Huda, 2007).

Rasio keuangan yang dihasilkan dari laporan keuangan merupakan faktor

fundamental perusahaan. Rasio keuangan ini digunakan untuk melakukan

analisis fundamental. Bagi perusahaan yang go public diharuskan memberikan

laporan keuangan yang relevan mengenai rasio-rasio keuangannya, hal tersebut

tercantum dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 yang

dikeluarkan pada tanggal 17 Januari 1996.

Bagi para investor, laporan keuangan merupakan faktor penting untuk

menentukan sekuritas mana yang akan dipilih sebagai pilihan investasi. Selain

itu, laporan keuangan merupakan alat analisis yang paling mudah dan murah

untuk didapat para investor/calon investor. Di samping itu, laporan akuntansi

sudah cukup menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi

perusahaan dan apa saja yang telah dicapainya (Tandelilin, 2001). Laporan

(19)

dapat digunakan untuk meprediksi kesulitan keuangan yang dialami

perusahaan, hasil kegiatan operasional, kinerja keuangan perusahaan di masa

yang lalu dan yang akan datang, juga sebagai pedoman bagi investor mengenai

kinerja perusahaan di masa lalu dan masa mendatang.

Pada analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat

mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Ang (1997)

membagi rasio keuangan menjadi 5 rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio

profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio pasar. Rasio-rasio

keuangan tersebut digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan

kondisi keuangan perusahaan serta untuk memprediksi return saham di pasar

modal (Restiyani, 2006).

Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini meliputi rasio likuiditas,

rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Daya tarik utama bagi

pemilik perusahaan (pemegang saham) dalam suatu perseroan adalah

profitabilitas. Dalam konteks ini profitabilitas berarti hasil yang diperoleh

melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik perusahaan.

Menurut Machfoedz (1989) profitabilitas adalah hasil dari kebijakan dan

keputusan yang diambil manajemen. Rasio profitabilitas pada penelitian ini

diasosiaikan dengan rasio return on asset (ROA).

Studi mengenai hubungan ROA dengan return saham sering

(20)

penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006), Natarsyah (2000), dan

Ardhiastari (2008).

Dalam manajemen keuangan perusahaan, penggunaan hutang yang baik

diyakini akan meningkatkan pendapatan pemilik perusahaan karena

pengembalian dari dana akan melebihi bunga yang harus dibayarkan dan akan

menjadi hak pemilik, yang berarti akan meningkatkan ekuitas pemilik. Akan

tetapi dari sudut pemberi pinjaman, apabila suatu perusahaan tidak memiliki

kemampuan untuk memenuhi kewajibannya bahkan untuk memenuhi

kewajiban atas bunga maka perusahaan tersebut tidak bisa dikatakan baik,

maka itu dibutuhkan manajemen hutang yang baik. Rasio solvabilitas (leverage

ratios) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban jangka panjangnya (Ang, 1997). Rasio Solvabilitas biasanya

diasosiasikan dengan rasio Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Helfert

(1998), DER adalah suatu upaya untuk memperlihatkan proporsi relatif dari

klaim pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan, dan digunakan sebagai

ukuran peranan hutang.

Studi empiris mengenai hubungan DER dengan return saham

digambarkan sebagai hubungan yang signifikan terhadap nilai return saham.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah

(2000) dan Budi Prasetyo (2005). Hal yang berlawanan diungkapkan oleh

Ulupui (2006), Widyarini (2006), dan Anastasia (2009) yang mengatakan

(21)

Rasio likuiditas sering diasosiasikan dengan Current Ratio (CR) suatu

cara untuk menguji tingkat proteksi yang diperoleh pemberi pinjaman berpusat

pada kredit jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk mendanai

kegiatan operasional perusahaan (Helfert, 1997).

Beberapa bukti empiris mengenai pengaruh CR terhadap return saham

menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Menurut Ulupui, CR memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai return saham. Penelitian

yang berbeda dilakukan oleh Restiyani (2006), Widyarini (2006), dan

Anastasia (2009) yang menjelaskan bahwa rasio CR tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap nilai return saham.

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

efektif perusahaan dalam mengelola aktivanya. Jika perusahaan memiliki

terlalu banyak aktiva maka perusahaan akan membutuhkan biaya modal yang

tinggi pula, hingga akhirnya menyebabkan laba menurun (Brigham, 1998).

Rasio aktivitas sering diasosiasikan dengan Total Assets Turnover (TAT).

Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva perusahaan.

Studi empiris mengenai hubungan TAT dengan return saham

digambarkan sebagai hubungan yang tidak signifikan dengan return saham.

Hasil penelitian ini didukung oleh Restiyani (2006). Penelitian yang berbeda

dilakukan oleh Tuasikal (2001), Ulupui (2006), Anastasia (2009) dan

Widyarini (2006) yang menyatakan bahwa TAT tidak memiliki pengaruh yang

(22)

Mengingat pentingnya faktor fundamental maka tidak mengherankan

bila banyak peneliti yang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor

fundamental yang dipandang mempengaruhi nilai return saham. Namun

penelitian yang telah dilakukan tersebut banyak yang masih mengalami

inkonsistensi satu dengan yang lainnya. Adanya inkonsistensi dalam penelitian

tersebut menyebabkan munculnya research gap. Oleh karena itu perlu

dilakukan penelitan yang lebih lanjut mengenai pengaruh ROA, DER, CR, dan

TAT terhadap return saham.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul:

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Barang Konsumsi di BEI).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka

peneliti dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Apakah Current ratio (CR) berpengaruh terhadap return saham?

2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham?

3. Apakah Total Assets Turnover (TAT) berpengaruh terhadap return saham?

4. Apakah On Assets (ROA) berpengaruh terhadap return saham?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

(23)

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh rasio likuiditas yang diwakili oleh

Current Ratio terhadap return saham?

2. Untuk menganalisis pengaruh rasio leverage yang diwakili oleh

Debt to Equity Ratio terhadap return saham?

3. Untuk menganalisis pengaruh rasio aktivitas yang diwakili oleh Total

Assets Turnover terhadap return saham?

4. Untuk menganalisis pengaruh rasio profitabilitas yang diwakili oleh

Return On Assets terhadap return saham?

1.2.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi para investor, penelitian ini bisa dijadikan sebagai alat bantu

analisis terhadap saham yang diperjualbelikan di bursa melalui

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini sehingga para investor

dapat memilih pilihan investasi yang dinilai paling tepat.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini bermamfaat sebagai masukan dan

referensi dalam menganalisis kinerja perusahaan dan menentukan

kebijakan-kebijakan keuangan perusahaan, khususnya untuk

meningkatkan kinerja yang dapat menarik minat investor terhadap

saham perusahaan terkait.

3. Bagi masyarakat, penelitian ini bisa digunakan sebagai alat analisis

untuk mengukur kinerja perusahaan-perusahaan yang didasarkan pada

(24)

4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rasio Keuangan

Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan memberikan

gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu (dalam jangka

waktu periode setahun), prestasi operasi dalam suatu rentang waktu, serta

informasi-informasi lainnya yang berkaitan dengan perusahaan itu sendiri. Dari

sudut pandang manajemen, laporan keuangan adalah media bagi mereka untuk

mengkomunikasikan performance keuangan perusahaan yang dikelolanya kepada

pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai,

diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam

praktek bisnis yang sehat. Dalam menilai kondisi keuangan dan prestasi

perusahaan, diperlukan beberapa tolok ukur, antara lain adalah rasio yang

menghubungkan data-data keuangan yang satu dengan lainnya.

Analisis rasio keuangan adalah sebuah instrumen analisis dalam menilai

prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan,

yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau

prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan tren pola perubahan

tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada

perusahaan yang bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam

praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subjektif tergantung kepada untuk apa

(26)

Meskipun pelaporan keuangan memiliki tujuan sosial yang luas, akan tetapi

orientasinya terletak pada investor dan kreditor, karena dengan memenuhi

kebutuhan mereka maka hampir semua kebutuhan dari para pemakai eksternal

lainnya akan terpenuhi (Warsidi, 2000).

Rasio keuangan dapat dikelompokkan dalam 5 (lima) jenis, yaitu: rasio

likuditas (liquidity ratios), rasio aktivitas (activity ratios), rasio profitabilitas

(profitability ratios), rasio leverage (levareges ratios), dan rasio pasar (Ang, 1997).

Dalam penelitian ini akan digunakan rasio current ratio/CR (rasio likuiditas), debt

to equity ratio/DER (rasio leverage), total assets turnover/TAT (rasio aktivitas) dan

return on assets/ROA (rasio profitabilitas).

2.1.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas memberikan gambaran posisi keuangan dalam jangka

waktu yang pendek, tetapi juga digunakan untuk mengecek efisiensi modal

kerja yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini sering disebut sebagai rasio

modal kerja. Tidak hanya Bank dan para kreditor jangka pendek saja yang

tertarik dengan angka-angka rasio likuiditas, rasio likuiditas juga berguna bagi

kreditor jangka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau setidaknya

ingin mengetahui prospek dari deviden dan pembayaran bunga di masa yang

akan datang (Munawir, 2001).

Lebih lanjut, menurut Munawir (2001) ada beberapa kriteria sehingga

(27)

1. Mampu memenuhi kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya, yaitu pada waktu ditagih (kewajiban perusahaan terhadap pihak eksternal).

2. Mampu memelihara modal kerja yang cukup baik untuk operasi yang optimal (kewajiban keuangan pada pihak internal).

3. Mampu membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan. 4. Mampu memelihara tingkat kredit yang menguntungkan.

Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal

kerja suatu perusahaan (likuiditas) adalah dengan menggunakan current ratio

(CR). Rasio ini menunjukkan perbandingan nilai kekayaan lancar (yang segera

dapat dijadikan uang) dengan hutang jangka pendek (Munawir, 2001).

Menurut Husnan (2002), current ratio adalah rasio yang mengukur

sejauh mana kemampuan aktiva lancar perusahaan biasa dipergunakan untuk

memenuhi kewajiban lancarnya. Secara matematis CR dapat dirumuskan

sebgai berikut:

Aktiva Lancar

Current Ratio = x 100% Kewajiban Lancar

Alasan digunakannya CR secara luas sebagai ukuran likuiditas karena

kemampuannya untuk menggambarkan (Wild, 2005):

1. Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancarnya. 2. Kemampuan perusahaan dalam menyangga kerugian.

(28)

2.1.2 Rasio Leverage

Perusahaan untuk mendanai biaya operasional yang terus meningkat,

kerapkali perusahaan memakai dana pinjaman yang dikenal dengan leverage

keuangan. Leverage keuangan adalah penggunaan pembiayaan dengan hutang.

Leverage keuangan akan mempengaruhi laba per lembar saham, tingkat risiko

dan harga saham. Nilai perusahaan yang tidak mempunyai hutang untuk

pertama kalia akan naik pada saat kebutuhan akan tambahan modal dipenuhi

hutang dan nilai tersebut kemudian akan mencapai puncaknya dan akhirnya

nilai itu akan menurun setelah penggunaan hutang berlebihan.

Brigham dan Houston (1998) menjelaskan bahwa leverage keuangan

adalah rasio yang memberikan suatu ukuran sampai sejauh mana sekuritas

berpenghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur

modal perusahaan. Para investor yang rasional cenderung untuk menghindari

resiko, akan tetapi apabila suatu perusahaan menggunakan hutang dalam

struktur modalnya maka para pemodal perusahaan tersebut akan menanggung

resiko finansial (financial risk). Resiko finansial adalah resiko tambahan yang

ditanggung oleh investor karena perusahaan menggunakan leverage keuangan.

Robert Ang (1997) menyatakan bahwa rasio leverage adalah

kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjangnya, rasio

ini sering disebut sebagai rasio solvabilitas. Rasio leverage ini dibedakan

menjadi 8 (delapan) rasio yaitu: debt ratio, debt to equity ratio, long term debt

to equity ratio, long term debt to capitalization ratio, time interest earned, cash

(29)

leverage yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio

(DER).

Debt to Equity Ratio selain digunakan untuk melihat struktur

permodalan perusahaan juga bisa digunakan untuk melihat tingkat solvabilitas

(penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity (Ang, 1997). DER

yang tinggi menandakan modal usaha lebih banyak dibiayai oleh hutang

dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri. Secara matematis DER dapat

dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997):

Total Hutang

Debt to Equity Ratio = x 100% Total Ekuitas

Salah satu hal yang mempengaruhi tingkat return yang diperoleh oleh

investor adalah financial risk. Tingkat financial risk menyatakan variabilitas

laba yang akan diterima pemegang saham. Financial leverage adalah salah satu

faktor yang mempengaruhi tingkat financial risk. Semakin banyak penggunaan

financial leverage maka semakin banyak penggunaan biaya tetap (jangka

panjang) yang dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga laba operasional akan

semakin kecil karena digunakan untuk menutup biaya jangka panjang dan

beban bunganya. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai rasio DER

maka akan menyebabkan meningkatnya nilai hutang yang akan menyebabkan

penurunan laba bersih yang pada akhirnya akan mengurangi laba yang diterima

oleh pemegang saham (Sartono, 2001).

(30)

Salah satu tujuan manajer keuangan adalah menentukan seberapa besar

efisiensi investasi pada berbagai aktiva. Dengan kata lain rasio aktivitas

menunjukkan bagaimana suatu sumber daya sudah dimanfaatkan secara

optimal, kemudian dengan membandingkan rasio aktivitas dengan standar

industri maka akan diketahui efisiensi perusahaan (Sartono, 2001).

Rasio aktivitas meliputi: perputaran persediaan (inventory turnover),

periode pengumpulan piutang (average collection period), perputaran aktiva

tetap (fixed asset turnover), dan perputaran total aktiva (total asset turnover).

Rasio aktivitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Total Asset

Turnover (TAT) (Sartono, 2001).

Total Asset Turnover menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan

menggunakan keseluruhan aktiva untuk meningkatkan nilai penjualan dan

meningkatkan laba (Sartono, 2001).

Secara matematis nilai Total Asset Turnover (TAT) dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Pendapatan Bersih

Total Assets Turnover = x 1 Total Aktiva

TAT dipengaruhi oleh nilai penjualan bersih yang dilakukan oleh

perusahaan dibandingkan dengan nilai aktiva total yang dimiliki oleh

perusahaan. Apabila nilai TAT ditingkatkan berarti terjadi kenaikan penjualan

bersih perusahaan, peningkatan penjualan bersih perusahaan akan mendorong

(31)

perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham perusahaan

(Sartono, 2001).

2.1.4 Rasio Profitabilitas (profitablity Ratios)

Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dalam

suatu perseroan adalah profitabilitas. Dalam konteks ini profitabilitas berarti

hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan

pemilik perusahaan. Menurut Machfoedz (1989) profitabilitas adalah hasil dari

kebijakan dan keputusan yang diambil manajemen. Pemilik juga tertarik pada

pembagian laba yang menjadi haknya yaitu, seberapa banyaknya yang

diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibagikan sebagai deviden

kepada mereka. Pada akhirnya, pemilik juga berkepentingan dengan dampak

hasil perusahaan terhadap nilai pasar investasi mereka, khususnya jika saham

dijual kepada umum (Helfert, 1997).

Dalam melakukan investasi, investor maupun calon investor akan

memperhatikan faktor profitabilitas dan resiko. Hal ini disebabkan karena

kestabilan harga saham akan berpengaruh pada deviden dan return yang akan

diterima oleh investor pada masa yang akan datang. Bila kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba tergolong tinggi, maka harga saham akan

juga akan mengalami peningkatan yang akan berdampak pada peningkatan

return saham di masa yang akan datang (Husnan, 2000).

Kemakmuran (wealth) investor akan sangat tergantung pada return

(32)

Laporan keuangan perusahaan menggambarkan hasil masa lalu telah cukup

dijadikan pedoman aktivitas di masa yang akan datang, namun analisis

profitabilitas yang didasarkan pada rate of return di masa lampau dapat

memberikan gambaran dan informasi yang berguna bagi manajemen dan para

analis di luar perusahaan (Ardhiastari, 2006). Apabila pasar modal

menganggap seluruh investor adalah investor yang rasional maka para investor

tersebut akan selalu memilih untuk berinvestasi pada perusahaan yang

memiliki profitabilitas yang tinggi. Karena dengan kemungkinan perusahaan

menghasilkan laba tinggi maka return ekspektasi juga tinggi. Rasio

Profitabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rasio Return on

Asset (ROA).

Return on Asset sering disebut juga sebagai Return on Investment

(ROI). Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan

memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba. ROA

diperoleh dengan cara membandingkan nilai pendapatan bersih setelah pajak

(Net Income After Tax / NIAT) terhadap rata-rata total aktiva/asset (avegae

total asset). NIAT adalah nilai pendapatan / laba bersih setelah dikurangi

dengan pajak. Average total asset adalah rata-rata jumlah asset dari awal tahun

hingga akhir tahun. Semakin tinggi nilai ROA maka kinerja perusahaan

(33)

Secara umum ROA dapat dirumuskan sebagai berikut: (Machfoedz,

1989)

NIAT

ROA = x 1 Total Assets

NIAT = Net Income After Tax (laba bersih sesudah pajak).

Tot. Assets = Total Aset perusahaan pada periode laporan akhir tahun.

Nilai ROA dipengaruhi oleh Net Income After Tax (pendapatan bersih

sesudah pajak. Dengan meningkatnya ROA maka kemampuan perusahaan

dalam meningkatkan kemampuan menghasilkan laba tinggi. Investor akan

merasa aman dengan melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki

karakteristik seperti ini.

2.2 Saham

2.2.1 Pengertian saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan

seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (Fakhruddin, 2001:6). Wujudnya

adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut

adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Ada dua tipe

saham yang diperdagangkan, yaitu saham preferen (preferrend stock) dan

saham biasa (common stock) (Kusumarsono, 2005 : 22). Saham preferen

adalah saham yang membayarkan deviden secara reguler/teratur kepada

pemilik saham. Sedangkan saham biasa lebih memberikan semacam perluasan

(34)

akan dibeli oleh investor tergantung kepada tujuannya untuk memiliki saham

tersebut.

2.2.2 Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat

berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum

terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto,

2003:109).

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi.

Return realisasi dihitung berdasarkan data histori. Return realisasi penting

karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return

histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected

return) dan risiko di masa mendatang.

Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan

diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi

yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi

(realized return) yang merupakan capital gain/capital loss yaitu selisih antara

harga saham periode saat ini (Pt) dengan harga saham pada periode sebelumnya

(Pt-1). Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut

(Jogiyanto, 2003:110) :

Pt Pt−1 RS =

(35)

Dimana:

Pt = harga saham penutupan pada periode ke-t Pt-1 = harga saham penutupan pada periode ke t-1

Apabila harga saham sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham

periode lalu (Pt-1) maka terjadi keuntungan modal (capital gain), dan

sebaliknya apabila harga saham sekarang (Pt) lebih rendah dari harga saham

periode lalu (Pt-1) maka terjadi kerugian modal (capital loss).

2.2.3. Harga Saham

Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan

dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham

tersebut akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat banyak orang

menjual saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami

penurunan.

Market Price merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga yang

paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar

yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah

harga penutupannya (closing price) (Anoraga, 2006:59).

Harga sebuah saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan yang

begitu cepat. Harga tersebut dapat berubah dalam hitungan menit, bahkan

dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya pesanan

yang dimasukkan ke sistem JATS (Jakarta Automated Trading System). Pada

lantai perdagangan Bursa Efek Indonesia terdapat lebih 400 terminal komputer

(36)

nasabah. Pada monitor-monitor yang memantau perdagangan saham, tertera

beberapa istilah harga saham yaitu (Darmadji, 2006:131):

a. Previous Price menunujukkan harga pada penutupan hari sebelumnya.

b. Open atau Opening Price menunjukkan harga pertama kali pada saat

pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30.

c. High atau Highest Price menunjukkan harga tertinggi atas suatu saham yang

terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

d. Low atau Lowest Price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang

terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

e. Last Price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham.

f. Change menunjukkan selisih antara harga pembukaan dengan harga terakhir

yang terjadi.

g. Close atau Closing Price menunjukkan harga penutupan suatu saham pada

saat akhir sesi II yaitu jam 16.00 sore.

2.2.4 Analisis Saham

Analisis saham merupakan salah satu dari sekian tahapan dalam proses investasi yang berarti melakukan analisis terhadap individual atau kelompok

sekuritas. Analisis yang sering digunakan dalam menilai suatu saham yaitu

analisis fundamental dan analisis teknikal.

(37)

Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada

fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada

rasio finansial dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak

langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagaian pakar

berpendapat bahwa teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat

keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka

panjang.

Analisis fundamental menurut Hamzah (2006) merupakan pendekatan

yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik.

Nilai intrinsik merupakan fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang

dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu

resiko yang melekat pada saham tersebut. Analisis fundamental mempelajari

semua informasi yang berhubungan dengan saham dan pasar yang dituju

dengan mencoba melihat di masa yang akan datang dan perkembangan

keuangan/finansial, termasuk pergerakan dari harga saham itu sendiri.

Analisis fundamental merupakan analisis historis atau kekuatan

keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis.

Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan

mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan

keadaan keuangan yang sebenarnya. Para analis fundamental mencoba

memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi

(38)

datang dan menempatkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh

taksiran harga saham.

2.2.4.2 Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan analisis yang mendasarkan diri pada

berbagai data tentang pola pergerakan harga saham dari waktu ke waktu

(Tandelilin, 2008). Model teknik analisis lebih menekankan pada perilaku

pasar modal dimasa datang berdasarkan kebiasaan dimasa lalu. Analisis ini

berupaya memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati

perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu lalu.

Analisis teknikal mengamati pembentukan grafik harga dengan berbagai

varian yang mungkin terjadi dibandingkan dengan perilaku harga sebelumnya.

Sekalipun analis teknikal mempertimbangkan data-data statistik lainnya,

namun perangkat utama analisis adalah pada grafik harga yang dianggap dapat

memenuhi prediksi harga terkini dan kecenderungannya.

Para penganut analisis ini menyatakan bahwa :

1. Harga saham mencerminkan informasi yang relevan.

2. Informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga saham diwaktu lalu.

3. Karena perubahan harga saham akan mempunyai pola, maka pola tersebut

akan berulang.

Sasaran yang ingin dicapai dari analisis adalah ketepatan waktu dalam

(39)

informasi yang berasal dari faktor-faktor teknis sangat penting bagi pemodal

untuk menentukan kapan suatu saham dibeli atau harus dijual.

2.3 Penelitian Terdahulu 1. Adhiastari (2006)

Melakukan penelitian mengenai analisis fundamental dan resiko

sistematik perusahaan terhadap nilai return saham. Objek penelitian ini

adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 selama

periode pengamatan tahun 2002-2004. Variabel penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah ROA, DTA (Debt to Total Asset), EPS (Earning

Per Share) dan sebagai variabel independen penelitian. Variabel dependen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham.

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil

penelitian ini membuktikan bahwa ROA dan EPS berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel DTA

berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap nilai return saham.

2. Restiyani (2006)

Melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor fundamental

terhadap return saham. Objek penelitian ini adalah perusahaan otomotif dan

komponennya. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini

pada tahun 2001-2004. Variabel penelitian yang digunakan adalah current

(40)

asset turnover (TAT) sebagai variabel independen dan return saham sebagai

variabel dependen.

Peneliitan ini membuktikan variabel CR, DER, dan PBV secara

individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai return saham

sedangkan variabel TAT secara individu berpengaruh secara signifikan

terhadap return saham. Penelitian ini juga membuktikan bahwa variabel

CR, DER, PB, dan TAT secara bersa-sama berpengaruh secara signifikan

terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan metode regresi linear.

3. Natarsyah (2000)

Melakukan penelitian mengenai analisis fundamental terhadap return

saham. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang tergabung dalam Bursa Efek Jakarta. Variabel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA), return

on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), devidend payout ratio (DPR),

i variabel dependen dan return saham sebagai

variabel dependen.

Penelitian kali ini menggunakan metode analisis log linier. Hasil dari

penelitian ini membuktikan bahwa variabel DPR tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap nilai return saham sedangkan variabel ROA, ROE,

BVES, DER, dan Beta berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

(41)

4. Tuasikal (2001)

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh informasi akuntansi dalam

upaya memprediksi return saham. Penelitian ini meneliti pengaruh

informasi akuntansi yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan yang go

public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah CR, DY, DER, NPM, PBV, PER, QR, ROA, ROI,

ROE, SAR, STA, TUTA, dan ULTA sebagai variabel independen penelitian

dan variabel return saham sebagai variabel dependen penelitian.

Hasil penelitian membuktikan bahwa satu tahun ke depan seluruh

variabel tersebut tidak dapat digunakan dalam memprediksi return saham

akan tetapi pada dua tahun ke depan seluruh variabel tersebut berguna untuk

memprediksi return saham yang akan terjadi di masa yang akan datang.

5. Prastyo (2006)

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh faktor-faktor fundamental

dan faktor makroekonomi terhadap nilai return saham pada perusahaan

perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta. Variabel independen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital adequency ratio (CAR),

ROA, non performing loan (NPL), net interest margin (NIM), loan deposit

ratio (LDR), tingkat inflasi, dan tingkat nilai tukar. Variabel dependen

sebagai objek penelitian adalah return saham.

Hasil metode statistik regresi berganda yang digunakan dalam

penelitian ini membuktikan bahwa variabel inflasi dan nilai tukar

(42)

CAR, ROA, LDR, NPL, BOPO, NIM tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap nilai retrun saham.

6. Widyarani (2006)

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh faktor-faktor fundamental

dan makro eknomi terhadap nilai return saham. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah CR, TAT, net profit margin (NPM), retun on

equity (ROE), DER, earning per share (EPS), price earning ratio (PER),

dan price to book value (PBV) sebagai variabel independen. Variabel

dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham.

Sampel penelitian yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan

yang bergerak dalam miscellaneous industries pada periode pengamatan

2002-2003. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regesi

berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa CR, TAT, NPM, ROE, EPS,

PER, PBV tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham

sedangkan variabel DER berpengaruh secara signifikan terhadap return

saham.

7. Ulupui (2006)

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh rasio-rasio keuangan seperti

likuiditas, leverages, aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham.

Sampel penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

di BEJ. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi

(43)

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CR,

DER, TAT, dan ROA sebagai variabel independen dan return saham

sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini membuktikan CR dan ROA

berpengaruh positif dan sigifikan. DER berpengaruh positif tetapi tidak

signifikan. TAT berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Secara simultan,

semua variabel berpengaruh terhadap return saham secara signifikan.

8. Prasetyo (2005)

Penelitian ini meneliti pengaruh rasio-rasio keuangan yang diwakili

oleh ROE, DER, price earning ratio (PER), price to book value (PBV), dan

economic value added (EVA) terhadap nilai return saham. Objek penelitian

ini adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 di

BEJ pada tahun 1999-2003.

Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda dan

menyimpulkan bahwa variabel-variabel ROE, PER, DER, PBV

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai return saham sedangakan

variabel EVA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai return

saham.

9. Anastasia (2003)

Penelitian ini meneliti pengaruh rasio-rasio keuangan yang diwakili

oleh ROA, ROE, DER, TAT, CR, PBV, dan resiko sistematik saham

terhadap nilai return saham. Penelitian ini memiliki objek penelitian

perusahaan-perusahaan properti yang tergabung dalam Bursa Efek Jakarta.

(44)

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan

menyimpulkan bahwa hanya variabel PBV saja yang berpengaruh secara

sigifikan terhadap return saham secara parsial dan seluruh variabel secara

simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

10. Suharli (2005)

Penelitian ini meneliti tentang pdua faktor fundamental yaitu

solvabilitas dan resiko sistematik perusahaan dalam mempengaruhi return

saham. Objek penelitian ini adalah perusahaan food & beverages. Rasio

saham. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda. Hasil

penelitian ini menyatakan bahwa variabel DER

berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Secara ringkas, penelitian-penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat

[image:44.596.134.532.524.750.2]

pada tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Variabel Metode Hasil

Ardhiastari (2006)

X: ROA, DTA, EPS,

Y: Return saham

Analisis Regresi berganda

ROA dan EPS berpengaruh positif signifikan

DTA dan Beta tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham

Restiyani (2006)

X: CR, DER, TAT, PBV Y: Return saham

Analisis Regresi

CR, DER, dan PBV berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham.

TAT berpengaruh secara

signifikan terhadap return saham. Secara simultan variabel

(45)

Nama Variabel Metode Hasil Natarsyah

(2000)

X: ROA, ROE, DER, DPR, BVES, beta

Y: Return saham

Analisis log linier

DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

ROA, ROE, DER, DPR, BVES, beta berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return saham.

Tuasikal (2001)

X: CR, DY, LTDTA, DER, NPM, PBV, PER, QR, ROA, ROE, ROI, SAR, STA, TUTA, ULTA

Y: Return

saham

Analisis Regresi

Satu tahun kedepan rasio tersebut tidak berguna memprediksi return saham, 2 tahu ke depan beberapa rasio berguna untuk memprediksi return saham.

Prasetyo (2006)

X: CAR, ROA, NPL, NIM, BOPO, LDR, inflasi, dan kurs Y: Return saham

Analisis Regeresi berganda

Inflasi dan kurs berpengaruh signifikan terhadap return saham. ROA, NPL, NIM, BOPO, LDR tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap return saham.

Widyarani (2006)

X: CR,TAT, NPM, ROE, DER, EPS, PER, PBV Y: Return saham

Analisis Regresi Berganda

CR, TAT, NPM, ROE, EPS, PER, PBV tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham DER berpengaruh secara

signifikan terhadap return saham

Ulupui (2006)

X: CR, ROA, DER, dan TAT Y: Return saham

Analisis Regresi berganda

CR dan ROA berpengaruh positif dan sigifikan.

DER positif tetapi tidak signifikan.

TAT berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

Secara simultan, semua variabel berpengaruh terhadap return saham secara

signifikan. Prasetyo

(2005)

X: ROE, DER, PER, PBV, EVA Y: Return saham

Analisis Regresi berganda

ROE, DER, PER, PBV memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai return saham

(46)

Anastasia (2003)

X: ROA, ROE, PBV, CR, TAT, resiko sistematik Y: Perubahan Harga Saham

Analisis Regresi Berganda

Secara Parsial hanya PBV yang berpengaruh signifikan terhdap perubahan harga saham

Secara simultan seluruh variabel tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham Suharli

(2003)

X: DER dan Beta Saham Y: Return Saham

Analisis Regresi Berganda

Secara parsial maupun simultan, DER dan beta tidak berpengaruh terhadap return saham.

2.4 Kerangka Konseptual

Investasi yang dilakukan pada surat berharga oleh seorang pemodal

diharapkan mendapat keuntungan/return. Namun, mungkin saja potensi

keuntungan tersebut bisa berbalik menjadi sebuah kerugian yang tidak diduga

sebelumnya. Dunia pasar modal memang tidak terlepas dari dua sisi yaitu risk

dan return. Investasi dalam bentuk saham mempunyai risiko tinggi karena

harga saham sangat peka terhadap banyak faktor, baik faktor eksternal maupun internal perusahaan. Di samping itu berlaku pula suatu prinsip yaitu ”high

risk-high return”. Hal ini menggambarkan semakin tinggi tingkat keuntungan

(return) yang diharapkan investor maka akan semakin tinggi pula risiko yang

harus dihadapi. Melihat kondisi ini maka investor sangat perlu melakukan

analisis untuk menilai kinerja dari perusahaan dimana investor melakukan

investasi. Dalam melakukan analisis untuk memutuskan investasi suatu jenis

saham Investor perlu menganalisis risiko (risk) yang dihadapi dan keuntungan

(return) yang diharapkan. Salah satu alat analisis yang digunakan adalah

analisis fundamental berupa laporan keuangan. Semakin baik kinerja suatu

(47)

Likuiditas (CR) Leverage

(DER) Return Saham

(RS) Aktivitas

(TAT) Profitabilitas

(ROA)

Begitu juga sebaliknya, semakin menurun kinerja suatu perusahaan maka

semakin kecil kemungkinan return yang akan diterima oleh investor.

Kinerja suatu perusahaan dapat dianalisis dengan menggunakan rasio

keuangan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio

likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas. Rasio likuiditas menggunakan

current ratio (CR), rasio leverage menggunakan debt to equity ratio (DER),

rasio aktivitas dengan total asset turnover (TAT) dan rasio profitabilitas diukur

dengan return on asset (ROA).

Gambar 2.1.

Kerangka Konseptual

[image:47.596.112.511.328.580.2]
(48)

a. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return Saham

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio (CR)

didapatkan dengan membandingkan nilai aktiva lancar dengan kewajiban

lancar perusahaan. Semakin tinggi nilai CR berarti semakin baik kemampuan

perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Semakin baik

kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya berarti semakin kecil

resiko likuidasi yang dialami perusahaan dengan kata lain semakin kecil

resiko yang harus ditanggung oleh pemegang saham perushaan. Sangat

penting bagi para investor untuk mengetahui nilai CR, walaupun nilai CR

hanya bersifat sementara atau jangka pendek. Investor akan menganggap

perusahaan beroperasi dengan baik dan menutupi kewajiban jangka

pendeknya sehingga ketika CR meningkat maka nilai return saham juga akan

mengalami peningkatan. Hipotesis CR berpengaruh terhadap return saham

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005). Dengan

demikian hubungan antara pengaruh current ratio (CR) terhadap return

saham dihipotesiskan sebagai berikut:

H 1 : Current ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham.

b. Pengaruh Deb to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham

Semakin tinggi rasio DER menunjukkan tingkat pengembalian yang

semakin kecil. Resiko yang ditanggung oleh investor akan semakin tinggi

karena tingkat hutang yang tinggi berarti beban bunga yang semakin tinggi

(49)

1997). Hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Restiyani

(2006) dan Suharli (2005). Dengan demikian hubungan antara pengaruh debt

to equity ratio (DER) terhadap return saham dapat dihipotesiskan sebagai

berikut:

H 2 : Debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap return

saham.

c. Pengaruh Total Assets Turnover (TAT) terhadap Return Saham Peningkatan pada nilai TAT akan menyebabkan meningkatnya

penjualan netto (penjualan bersih) yang dicapai perusahaan yang akan

mendorong terjadinya peningkatan laba. Peningkatan laba akan mendorong

terjadinya peningkatan return saham dengan kata lain peningkatan nilai TAT

akan menyebabkan peningkatan return saham. Rasio TAT sangat berguna

bagi para kreditur dan pemilik perusahaan (pemegang saham) karena dapat

mengetahui efisiensi perusahaan untuk meningkatkan penjualan akan tetapi

TAT sangat berguna bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui seberapa

efektifkah perusahaan mengelola aktivanya sehingga mampu meningkatkan

nilai perusahaan yang akan berakibat pada meningkatnya nilai return saham

yang akan diterima investor (Sartono, 2001). Hipotesis bahwa TAT

berpengaruh terhadap return saham didukung oleh Restiyani (2006). Dengan

demikian hubungan antara pengaruh total assets turnover (TAT) terhadap

Return Saham dihipotesiskan sebagai berikut:

H 3 : Total assets turnover (TAT) berpengaruh positif terhadap return

(50)

d. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham

Meningkatkan ROA berarti di sisi lain juga meningkatkan nilai

pendapatan bersih yang berarti meningkatkan nilai penjualan. Perusahaan

yang penjualannya meningkat akan mendorong terjadinya peningkatan laba

yang menunjukkan operasional perusahaan sehat dan baik. Hal ini akan

disukai oleh para investor. Investor yang rasional tentu saja akan memilih

investasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, sehingga akan

mendorong peningkatan harga saham yang pada akhirnya akan mendorong

peningkatan return saham yang akan diterima investor. Hipotesis ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardhiastari (2006), Natarsyah

(2002), dan Ulupui (2005). Dengan demikian hubungan antara pengaruh

return on assets (ROA) terhadap Return Saham dihipotesiskan sebagai

berikut:

H 4 : Return on assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Return

Saham.

e. Pengaruh Current Ratio (CR), Deb to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TAT) dan Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham

Semakin tinggi nilai CR berarti semakin baik kemampuan perusahaan

untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Sehingga semakin kecil

resiko likuidasi yang dialami perusahaan dan nilai return saham juga akan

mengalami peningkatan. Sedangkan semakin tinggi rasio DER, maka

(51)

hutang yang tinggi berarti beban bunga yang semakin tinggi yang akan

menambah resiko, dan berakibat menurunkan return saham.

Peningkatan pada nilai TAT akan menyebabkan meningkatnya laba

yang menyebabkan peningkatan terhadap return saham. Peningkatan

rasio ROA akan meningkatkan pendapatan bersih perusahaan, yang dapat

menarik minat investor dalam dalam menginvestasikan modalnya pada

perusahaan. Hal ini mendorong peningkatan harga saham yang pada

akhirnya akan mendorong peningkatan return saham. Dengan demikian

dapat disimpulkan sebuah hipotesis sebagai berikut :

H5 : Current Ratio (CR), Deb to Equity Ratio (DER), Total Assets

Turnover (TAT) dan Return On Assets (ROA) berpengaruh positif

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi empiris yang dilakukan untuk m

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1.
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

promosi ini dilakukan apabila ada produk baru yang dimiliki oleh BMT Al-hidaya dan dengan cara sistem jemput bola karena hal ini merupakan langkah awal yang akan

[r]

PEMBANGUNAN DI ERA DESENTRALISASI Studi Kritis Realitas Pembangunan Dan Kelembagaan Di Kabupaten Blitar Ahmad Imron Rozuli... ADLN Perpustakaan

1. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran. Kerjasama antar sesama siswa akan terwujud dengan dinamis. Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh

Penulis sudah menyelesaikan Kuliah Lapang dengan judul “Manajemen Pasokan. Dan Pemasaran Buah Pada Pedagang Pengecer ( Studi Kasus Pada Kk

Hum, selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Surakarta yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan bagi penyusun selama menempuh pendidikan

Kecelakaan kerja yang terjadi di PT Kertas Leces (Persero) dikategorikan menjadi 2 macam yaitu, kecelakaan di dalam plant adalah kecelakaan kerja yang terjadi

Gambar 4.6 MSE pengujian sistem yang hanya menggunakan pemodelan psychoacoustic Dari Gambar 4.6 dapat dilihat nilai MSE dari pengujian dengan hanya menggunakan pemodelan