• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Biaya Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Biaya Modal"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Biaya Modal

Modal (capital) merupakan faktor produksi yang dibutuhkan dan seperti faktor-faktor produksi lainnya, modal mempunyai biaya. Biaya setiap komponen disebut biaya komponen dari jenis modal tertentu.

Modal yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan terdiri atas modal asing dan modal sendiri. Modal asing adalah modal yang berasal dari pinjaman para kreditur supplier dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik perusahaan (pemegang saham) maupun laba yang tidak dibagikan (laba ditahan). Apabila perusahaan menjual surat berharga kepada investor, maka perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return) yang dikehendaki oleh investor tersebut, bagi perusahaan merupakan biaya yang disebut biaya modal seperti: biaya bunga, biaya penurunan surat berharga, dan biaya lain yang berkaitan dengan perolehan modal tersebut.

Biaya modal (cost of capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.

2.1 Asumsi-Asumsi Dasar

Menurut Warsono (2002) sebagai suatu konsep keuangan maka terdapat asumsi-asumsi dalam model biaya modal, diatnaranya:

a. Risiko Bisnis Bersifat Konstan

Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen investasi. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.

b. Risiko Keuangan Bersifat Konstan

(2)

istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi struktur keuangan berjalan.

c. Kebijakan Dividen Bersifat Konstan

Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.

2.3 Konsep Dasar

Banyak perusahaan menggabungkan antara pembiyaan dengan hutang maupun pembiayaan dengan modal sendiri secara optimal. Penggabungan ini disebut target struktur modal (target capital structure). Target struktur modal (target capital structure) adalah penggabungan optimal yang diinginkan dari pembiayaan dengan hutang dan modal sendiri yang diusahakan oleh perusahaan untuk dicapai dan dipelihara.

2.4 Sumber Modal

Biaya modal dihitung untuk sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan sebab sumber tersebut menyediakan pembiayaan yang permanen. Pembiayaan jangka panjang mendukung investasi dalam aktiva tetap, yang diasumsikan dipilh dengan menggunakan teknik ‘capital budgeting’ yang sesuai.

Budget merupakan laporan resmi mengenai sumber-sumber keuangan yang telah disediakan untuk membiayai pelaksanaan aktivitas tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan. Budget adalah sarana yang digunakan paling luas untuk perencanaan dan pengendalian aktivitas di tiap-tiap nagian perusahaan. budget mengindikasi pengeluaran, penghasilan atau laba yang direncanakan dalam kurun waktu tertentu dikemudian hari. Angka-angka yang direncanakan menjadi standar untuk pencapaian prestasi kerja dimasa mendatang.

2.5 Faktor-Faktor yang Menentukan Biaya Modal

Menurtut Warsono (2002), besar kecilnya biaya modal baik untuk perusahaan atau proyek khusus dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:

a. Keadaan-keadaan umum perkonomian

Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko. b. Kondisi pasar (daya jual saham suatu perusahaan)

Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaan akan rendah.

(3)

Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.

d. Besarnya pembiyaan yang diperlukan

Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan

2.5 Jenis-Jenis Biaya Modal

1. Biaya Modal Pinjaman Jangka Panjang (Cash of Debt)

Biaya modal pinjaman jangka panjang (cash of debt) adalah biaya sesudah pajak saat ini untuk mendapatkan dana jangka panjang melalui pinjaman. Contoh: dana yang diperoleh melalui penerbitan dan penjualan obligasi.

Permintaan dana jangka panjang umumnya berasal dari perusahaan yang dilakukan dengan menerbitkan instrumen keuangan (sekuritas) berjangka panjang, seperti saham dan obligasi. Dikatakan berjangka panjang karena dana yang tertanam dalam saham berarti akan tertanam selamanya dalam perusahaan tersebut, sedangkan untuk obligasi umumnya paling tidak memerlukan waktu lima tahun baru dilunasi. Saham menunjukkan bukti kepemilikan, sedangkan obligasi merupkan surat tanda hutang jangka panjang yang diterbikan oleh perusahaan dengan nilai nominal tertentu, jangka waktu tertentu, dan memberikan bunga.

Tipe hutang akan sangat ditentukan oleh asset yang akan didanai serta kondisi pasar modal dalam satu periode. Dengan demikian, manajer keuangan diharapkan mampu memahami tipe hutang yang cocok dengan bidang usaha perusahaan. Biaya hutang setelah pajak (Kd) dihitung dengan formula Kd(1-T).

Kdb = i.N + (N-P) : n (N-P) : 2 Kd = Kdb (1-T)

Ki = Kd

1-f i = bunga bersih

N = nilai pinjam pada pelunasan (nilai nominal)

P = Nilai bersih pinjaman setelah dipotong biaya flotasi (harga emisi) n = umur pinjaman

2.6 Biaya Modal Saham Preferen

(4)

Saham preferen sebagian besar membayar dividen tetap pada interval waktu yang teratur (setahun, setengah tahun, kwartalan atau bulanan). Saham preferen tidak mempunyai batasan waktu (jatuh tempo) dan memberi pembayaran dividen. Oleh karena itu, digunakan pendekatan dalam penilaian saham preferen.

Saham preferen adalah saham yang memberikan dividen yang tetap besarnya. Besarnya dividen tidak dipengaruhi oleh laba yang diperoleh oleh perusahaan. Sayangnya pembayaran

Biaya saham preferen adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham preferen atau rp/Kp.

rp/KP = Dp / Pp Dimana :

rp/Kp = biaya saham preferen Dp = dividen saham preferen Pp = harga saham preferen 2.7 Biaya Modal Marjinal

Biaya Modal Marjinal (Marginal Cost of Capital=MCC) Adalah biaya untuk setiap rupiah/dolar tambahan modal, MCC merupakan biaya rata-rata tertimbang dari setiap rupiah dan dolar terakhir yang ditam-bahkan ke dalam modal. . Pada umumnya marginal cost of capital akan meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan modal. Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menambah modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian diperlukan suatu titik dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi dengan penjualan saham biasa baru.

Hubungan Antara WACC dan MCC Tambahan modal akan dapat mengakibatkan kenaikan marginal cost of capital (MCC), sehingga WACC-nya naik, apabila tambah-an modal tersebut begitu besarnya sehingga perusahaan harus melakukan emisi saham baru. Agar supaya tambahan modal tidak menaikan WACC, maka tambahan modal harus memperhatikan besarnya laba ditahan pada periode tersebut.

2.8 Contoh Kasus

1. Contoh Kasus Biaya Modal Pinjaman Jangka Panjang (Cost of Debt)

PT. Indrajati mengeluarkan obligasi yang berumur 4 tahun, dengan nilainominal Rp.500.000 per lembar, Bunga 20% per tahun. harga jual obligasi sebesaar Rp.460.000 per lembar dengan biaya emisi 2%. Tentukan biaya hutang/obligasi yang ditanggung perusahaan jika perusahaan termasuk kelompok pembayar pajak 30%!

(5)

10.6 Biaya Saham Biasa Baru (r )ₑ

Perusahaan biasanya menggunakan bankir investasi ketika menerbitkan saham biasa atau preferen,dan terkadang untuk menerbitkan obligasi. Dengan imbalan komisi,bankir investasi membantu perusahaan menyusun persyaratan-persyaratan dan menentukan harga emisi,kemudian menjual emisi tersebut kepada investror. Komisi bankir disebut biaya emisi,dan total biaya modal dihimpun mencerminkan pengembalian yang diminta oleh investor ditambah biaya emisi.

Sering kali bagi kebanyakan perusahaan,jumlah biaya emisinya tidak terlalu tinggi untuk dicemaskan karena :

1. Sebagian besar ekuitas berasal dari laba ditahan.

2. Sebagian besar utang dihimpun dari bank dan penempatan pribadi sehingga tidak melibatkan biaya emisi.

3. Jarang digunakan saham preferen.

Menambahkan Biaya Emisi dalam Biaya Proyek

Jika perusahaan fasilitas umum dikeluarkan,biaya emisi akan menjadi sedikit lebih tinggi. Biaya utang juga lebih tinggi untuk utang yang dihimpun menggunakan bankir investasi. Kebanyakan utang pada kenyataannya diperoleh dari bank dan kreditor-kreditorlainnya,dan biaya emisi di sana pada umumnya kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.

Bahwa proyek-proyek penganggaran modalbiasanya melibatkan suatu pengeluaran kas di muka yang diikuti oleh serangkaian arus kas masuk. Kita dapatmenambahkan biaya emisi yang dibutuhkan,dihitung dari jumlah biaya emisi untuk utang,saham preferen,dan saham biasa yang digunakan untuk mendanai proyek,ke dalam biaya investasi awal. Biaya investasi yang sekarang lebih tinggi,maka tingkatpengembalian yang diharapkan dan NPV proyek akan turun.

Contoh Kasus

(6)

Namun,jika proyek mengharuskan perusahaan menghimpun modal baru sebesar $100 juta dengan estimasi biaya emisi sebesar $2 juta,total biaya dimuka akan naik menjadi $102 juta,dan tingkat pengembalian yang diharapkan akan turun menjadi $115/$102 – 1=0,1275=12,75%.

Kenaikan Biaya Modal

Jika terdapat biaya emisi,perusahaan emiten hanya menerima sebagian modal yang diberikan investor,sisanya akan diterima oleh dijamin. Untuk memberikan tingkat pengembalian yang diminta investor,mengingat jumlah uang yang tersedia bagi perusahaan lebih kecil dibandingkan jumlah yang diberikan oleh investor,maka setiap dolar yang diterima harus “bekerja lebih keras” yang artinya,perusahaan harus mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari yang diminta oleh investor atas dana yang mereka berikan.

Contoh Kasus

Investor meminta pengembalian 10 persen atas investasi mereka,tetapi perusahaan sebenarnya hanya menerima dan menginvestasikan 90 persen dari jumlah yang diberikan oleh investor. Dalam hal ini perusahaan hanya mendapatkan sekitar 11 persen atas dana yang tersedia agar dapat memberikan pengembalian 10 persen yang diminta oleh investor atas investasi mereka. Tingkat pengembalian yang lebih tinggi ini adalah biaya ekuitas yang disesuaikan dengan biaya emisi.

Pendekan DCF dapat diadaptasi untuk memperhitungkan biaya emisi,dengan menggunakan persamaan berikut ini untuk biaya saham biasa baru r .ₑ

Biaya ekuitas dari saham biasa baru = r =ₑ Pₒ(1−FD )+g

F adalah persentase biaya emisi yang dibutuhkan untuk menjual saham baru,sehingga P (1-F)ₒ adalah harga bersih per lembar saham yang diterima oleh per lembar saham yang diterima oleh perusahaan.

Dengan asumsi Allied memiliki biaya emisi sebesar 10 persen,maka biaya ekuitas biasa baru r akan dihitung sebagai berikut :ₑ

r = $1,24 : $23(1-0,10) + 8%ₑ

(7)

=6% + 8%

=14%

Investor meminta pengembalian sebesar r =13,4% atas saham. Namun,karena biaya emisiˢ perusahaan harus menghasilkan lebih besar 13,4 persen atas dana bersih yang diterimanya agar dapat memberikan pengembalian kepada investor sebesar 13,4 persen yang diminta atas uang mereka.

Kapan Ekuitas Eksternal Harus Digunakan?

Oleh karena adanya biaya emisi,dolar yang dihimpun dengan menjual saham baru harus “bekerja lebih keras” dibandingkan dolar yang dihasilkan dari laba ditahan. Terlebih lagi,karena tidak ada biaya emisi yang terlibat,biaya laba ditahan lebih kecildibandingkan saham baru. Jadi,sebaiknya perusahaan sebisa mungkin memanfaatkan laba ditahan. Akan tetapi,jika suatu perusahaan memiliki lebih banyak peluang investasi yang baik dapat didanaidengan laba ditahan ditambah utang yang didukung oleh laba ditahan tersebut,perusahaan mungkin perlumenerbitkan saham biasa baru. Jumlah total modal yang dihimpun selanjutnya harus diterbitkan saham baru dinyatakansebagai titik puncak laba ditahan (retained earnings breakpoint),dan dapat dihitung sebagai berikut :

Titik puncak laba ditahan = Tambahan atas laba ditahan

Pecahan Ekuitas

Tambahan Allied atas laba ditahan pada tahun 2006 diperkirakan sebesar $68 juta,maka dan sasaran struktur modalnya terdiri atas 45 persen utang,2 persen saham preferen,dan 53 persen ekuitas. Jadi titik laba ditahannya adalah :

Titik puncak laba ditahan = $68/0,53 =$128 juta

Jika anggaran modal Allied hanya dibutuhkan untuk jumlah sampai dengan $128 juta.,maka 0,45($128)$57,6 jutadidanai dengan utang ,0,02($128)=$2,6 juta dengan saham preferen,dan 0,53($128)=$67,8 juta dengan ekuitas yang dihimpun dari laba ditahan. Akan tetapi,jika anggaran modal melebihi jumlah $128 juta,perusahaan harus mendapatkan ekuitas dengan menerbitkan saham biasa baru yang biayanya tinggi.

(8)

Sasaran struktur modal Allied meminta utang sebesar 45 persen,saham preferen 2 persen,dan ekuitas biasa 53 persen. Sebelumnya kita telah melihat bahwa Allied memeiliki biaya utang sebelum pajak sebesar 10 persen;biayautang setelah pajaknya adalah r (1-T)=10%(0,6)=6%;ᵈ biaya saham preferennya adalah 10,3 persen;biaya ekuitas biasanya dari laba ditahan sebesar 13,4 persen;dan tarif pajak marginal sebesar 40 persen.

WACC = w r ( 1-T ) + w r + w rᵈ ᵈ ᵖ ᵖ ᶜ ˢ

= 0,45(10%)(0,6) + 0,02 (10,3%) + 0,53 (13,4%)

=10%

Dalam kondisi seperti ini,setiap dolar modal baru yang dihimpun Allied akan terdiri atas 45 sen utang denganbiaya setelah pajak sebesar 6persen,2 sen saham preferen dengan biaya 10,3 persen,dan 53 sen ekuitas biasa (yang seluruhnya berasal dari tamabhan atas laba ditahan) dengan biaya 13,4 persen. Biaya rata-rata untuk setiap dolar,atau WACC akan sebesar 10 persen.

Selama Allied menjaga struktur modalnya sesuai sasaran utangnya akan memilikibiaya setelah pajak sebesar 6 persen,saham preferen memiliki biaya sebesar 10,3 persen,dan ekuitas biasanya berasal dari laba ditahan dengan biaya 13,4 persen,maka WACC perusahaan menjadi sebesar 10 persen. Setiap dolar yang dihimpun sebagian terdiri atas utang,sebagian saham preren,dan sebagian ekuitas biasa,dan biaya setiap dolar secara keseluruhanakan sebesar 10 persen.

Estimasi kita atas WACC Allied berasumsi bahwa akuitas biasa Allied seluruhnya berasal dari laba ditahan. Jika Allied sebagai gantinya menerbitkan saham biasa baru maka WACC –nya akan sedikit lebih tinggi karena tambahan biaya emisi.

10.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi WACC

Biaya modal dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Beberapa berada diluar kendali perusahaan,tetapi beberapa faktor yang lain dipengaruhi oleh keputusan-keputusan pendanaan dan invastasi perusahaan.

(9)

Jika tingkat bunga dalam perekonomian meningkat,maka biaya utang akan naik karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi lebih tinggi ketika melakukan pinjaman. Tingkat bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan biaya ekuitas biasa dan preferen. Selama beberapa tahun terakhir ini inflasi,dan akibatnya,tingkat bunga,mengalami tren yang menurun. Hal ini telah mengurangi biaya modal bagi seluruh perusahaan,dan mendorong investasi pada perusahaan.

2. Tingkat Pajak

Tarif pajak digunakan dalam perhitungan komponen biaya utang dan memiliki pengaruh penting pada biaya modal. Secara tidak langsung pajak juga mempengaruhi biaya modal. Misalnya,penurunan tarif pajak atas deviden dan keuntungan modal yang baru-baru ini terjadi relatif terhadap tarif pajak atas penghasilan bunga mmbuat saham relatif leih menarik,dan hal ini menurunkan biaya ekuitas relatif dan WACC. Pajak atas deviden dan keuntungan modal yang lebih rendah telah mengarah pada struktur modal yang optimal ke arah lebih banyak ekuitas dan lebih sedikit utang.

Faktor-Faktor Yang Dapat Dikendalikan Perusahaan

Suatu perusahaan dapat secara langsung mempengaruhi biaya modalnya melalui tiga cara utama,yaitu :

1. Mengubah struktur modal perusahaan 2. Mengubah pembayarandividen

3. Dengan mengubah keputusan modalnya untuk menerima proyek-proyek dengan resiko yang lebh tinggi atau lebih rendah dibandingkan di masa lalu.

Kebijakan deviden mempengaruhi jumlah laba ditahan yang tersedia bagi perusahaan,sehingga timbul kemungkinan untuk menjual saham baru dan menanggung biaya emisi. Ini menunjukan bahwa makin tinggi rasio pembayaran dividen,makinkecil tambahan atas laba ditahan dan biaya ekuitas akan makin tinggi,demikian pula dengan WACC-nya. Namun,investor mungkin menginginkan perusahaan membayarkan dividen yang lebih tinggi,dan penurunan dalam rasiopembayaran mungkin mengarah pada kenaikan tingkat pengembalian yang diminta atas ekuitas.

(10)

kita telah berasumsi bahwa modal baru akan diinvestasikan pada jenis aset yang sama dan dengan tingkat resiko yang sama seperti aset yang ada sekarang. Asumsi ini pada umumnya benar,karena sebagian besar perusahaan memang berinvestasi pada aset yang mirip dengan aset yang saat ini dioperasikan. Namun,jika perusahaan memutuskan untuk berinvestasi dalam lini usaha yang sangat baru dan berisiko,maka biaya komponen utang dan ekuitas perusahaan,dan WACC akan meningkat.

Contoh Kasus

ITT Corporation baru-baru ini menjual divisi keuangannya dan membeli Caesar World,yang mengoperasikan kasino-kasino judi. Pergeseran fokus perusahaan yang dramatis ini hampir dapat dipastikan akan mempengaruhi biaya modal ITT. Pengaruh keputusan investasi pada biaya modal akan dibahas secara lebih rinci pada bagian berikutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan

Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang diisyaratkan atau diharapkan oleh pemegang saham preferen..

Biaya Modal adalah biaya nil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba

 Biaya modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu

Sutrisno (2009) berpendapat bahwa biaya modal atau cost of capital adalah semua biaya yang secara riil dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mendapakan sumber

Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari utang, saham preferen,

Cost of Capital Biaya modal atau sering disebut dengan cost of capital adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang,

Contoh soal 5 Saham preferen dijual dengan harga Rp.12.500/lbr, dengan memberikan dividen secara tetap sebesar Rp 1.800/lbr, dan biaya emisi Rp 250/lbr... Biaya Modal Saham Biasa