• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA N 1 UJUNG PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN T.P. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA N 1 UJUNG PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN T.P. 2014/2015."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Erlina Dewi Gita NIM 4112121005

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Skripsi berjudul “ Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Mata Pembelajaran Fisika SMAN 1 Ujung Padang Kabupaten Simalungun T.A. 2014 /2015.” Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan..

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Sahyar,M.S,M.M. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Prof.Dr. M. Bangun Harahap, M.S, Bapak Drs.Khairul Amdani, M.Si dan Bapak Drs.Abdul Hakim S, M.Si sebagai dosen penguji I, II, III yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Purwanto, S.Si, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan, Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis

selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Budi Wicaksono, M.Pd selaku kepala sekolah SMAN 1 Ujung Padang, Bapak

(4)

Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda Kasto dan Ibunda tercinta Kasiyah Sinaga yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang tak pernah henti, dan doa yang tulus kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat terdekat penulis, terutama Arivatussaqdiyah, Ayu Syaputri, Ageng Prasetiawati, Devi Permata Sari, Emelia Rosa Purba, Puteri

Lestari, Rizky Andriani dan Siti Aisyah yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. Teman – teman Fisika : semua fisika dik C 2011, adik kos tercinta Rina Rizky yang selalu menemani pembuatan skripsi ini setiap malamnya dan tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pacar penulis yaitu Ali Muhammad Yunus Rangkuti yang selalu memberikan motivasi dan semangat.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juli 2015

Penulis,

(5)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP K E T E R M PI L A N P R O S E S S A I N S S I S W A P A D A M A T A

PE L A J A R A N FI S I K A DI SMAN 1 UJUNG PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN T.P. 2014/2015

ERLINA DEWI GITA (NIM: 4112121005) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi Suhu dan Kalor di kelas X Semester II di SMAN 1 Ujung Padang Kabupaten Simalungun T.A. 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester genap SMAN 1 Ujung Padang yang terdiri dari empat kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas X-1 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas X-2 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 32 siswa yang ditentukan dengan teknik Simple Random Sampling, yaitu teknik pengambilan sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tes essay,jumlah soal 15 item yang telah divalidkan oleh validator.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 46,16 dan kelas kontrol adalah 43,34, setelah pembelajaran selesai diberikan postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 74,46 dan kelas kontrol 52,81. Dari hasil uji t diperoleh thitung = 9,77 sedangkan ttabel = 1,34. Karena thitung > ttabel (9,77 >1,34) maka Ho ditolak. Melalui uji t tersebut diperoleh hasil signifikan bahwa hasil belajar menggunakan model pembelajaran inquiry training lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 5

1.4 Rumusan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Manfaat Penelitian 6

1.7 Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Model Pembelajaran Inquiry Training 8 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran 8 2.1.1.2 Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Training 8 2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran Inquiry Training 10 2.1.1.4 Langkah-Langkah Pembelajaran Inquiry Training 11 2.1.1.5 Sistem Sosial Model Pembelajaran Inquiry Training 12

2.1.1.6 Peran / Tugas Guru 12

2.1.1.7 Dampak Instruksional 13

2.1.1.8 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry Training 14 2.1.1.9 Keterampilan Proses Sains 15

2.1.1.10Teori Behavior 18

2.1.2 Pembelajaran Konvensional 20

2.2 Belajar dan Pembelajaran 21

2.2.1 Pengertian Belajar 21

2.2.2 Prinsip - Prinsip Belajar 22

2.2.3 Hasil Belajar 23

2.2.3.1 Ranah Kognitif 24

2.2.3.2 Ranah Afektif 24

2.2.3.3 Ranah Psikomotorik 24

2.3 Materi 25

2.3.1 Suhu dan Termometer 25

2.3.2 Kalor 29

(7)

2.4 Peneliti Yang Relevan 42

2.5 Kerangka Konseptual 45

2.6 Hipotesis 46

BAB III METODE PENELITIAN 47

3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 47

3.2 Populasi dan Sampel 47

3.3 Variabel Penelitian 47

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 48

3.4.1 Jenis Penelitian 48

3.4.2 Desain Penelitian 48

3.5 Prosedur Penelitian 48

3.6 Alat dan Pengumpulan Data 51

3.6.1 Pretes 51

3.6.2 Postes 51

3.6.3 Instrumen Penelitian 51

3.7 Validitas Tes 52

3.7.1 Validitas isi 52

3.8 Teknik Analisis Data 52

3.8.1 Menghitung mean dari pretes dan postes 52

3.8.2 Uji Normalitas 53

3.8.3 Uji Homogenitas 53

3.8.4 Uji Hipotesis 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57

4.1 Hasil penelitian 57

4.1.1 Data Hasil Penelitian 57

4.1.2 Hasil Belajar KPS Aspek Pengetahuan Kelas Eksprimen 59 4.1.3 Hasil Belajar KPS Aspek Pengetahuan Kelas Eksprimen 60 4.1.4 Uji Persyaratan Analisa Data 60

4.1.5 Pengujian Hipotesis 61

4.1.6 Hasil Belajar 62

4.2 Observasi 68

4.3 Pembahasan 84

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 89

5.1 Kesimpulan 89

5.2 Saran 89

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 : Langkah-langkah Model Pembelajaran Inquiry Training 11 Tabel 2.2 : Komponen dan Indikator KPS 17

Tabel 2.3 : Perbandingan Skala 26

Tabel 2.4 : Koefisien Muai Panjang Beberapa Jenis Zat Padat 35 Tabel 2.5 : Koefisien Muai Volume Beberapa Jenis Zat Cair 38

Tabel 2.6 : Titik Didih Suatu Zat 40

Tabel 2.7 : Titik Lebur Suatu Zat 41

Tabel 2.8 : Penelitian Yang Relevan 42 Tabel 3.1 : Two Group Pretest-Posttest Desain 48 Tabel 3.2 : Spesifikasi Tes Hasil Belajar 51 Tabel 4.1 : Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 57 Tabel 4.2 : Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 58 Tabel 4.3 : Ringkasan Hasil Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi,

dan Varians 59

Tabel 4.4 : Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 60

Tabel 4.5 : Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas 61 Tabel 4.6 : Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Awal/

Pretes Siswa 61

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 : Dampak Intruksional dan Pengiring 14 Gambar 2.2 : Jenis-Jenis Termometer 26 Gambar 2.3 : Perbandingan Termometer Suhu Celsius, Fahrenheit

Reamur dan Kelvin 26

Gambar 2.4 : Perpindahan Kalor Secara Konduksi 30 Gambar 2.5 : Konveksi Kalor di dalam Air 31

Gambar 2.6 : Peristiwa Konveksi 31

Gambar 2.7 : Radiasi 32

Gambar 2.8 : Pertambahan Panjang Logam 34 Gambar 2.9 : Logam Berbentuk Persegi Jika dipanaskan Akan Memuai 36

Gambar 2.10 : Aplikasi Pemuaian 40

Gambar 2.11 : Diagram Perubahan Wujud Zat 41 Gambar 3.1 : Skema Rancangan Penelitian 50 Gambar 4.1 : Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 58 Gambar 4.2 : Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 59 Gambar 4.3 : Hasil Belajar KPS Aspek Pengetahuan Kelas

Eksperimen dan Kontrol 63

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP I) 92 Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP II) 110 Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP III) 128 Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa (LKS I) 146 Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa (LKS II) 149 Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa (LKS III) 153 Lampiran 7 : Tabel Kisi-Kisi Instrumen Test Hasil Belajar 159 Almpiran 8 : Soal Pretes dan Postes Siswa 169 Lampiran 9 : Jawaban Soal Pretes dan Postes Siswa 175 Lampiran 10 : Rekapitulasi Pretes Kelas Ekperimen 178 Lampiran 11 : Rekapitulasi Pretes Kelas Kontrol 180 Lampiran 12 : Rekapitulasi Postes Eksperimen 182 Lampiran 13 : Rekapitulasi Postes Kontrol 184 Lampiran 14 : Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Varians 186

Lampiran 15 : Uji Normalitas 189

Lampiran 16 : Uji Homogenitas 192

Lampiran 17 : Uji Hipotesis 195

Lampiran 18 : Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 199 Lampiran 19 : Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 200 Lampiran 20 : Lembar Penilaian Afektif Siswa Kelas Eksperimen 201 Lampiran 21 : Lembar Penialain Psikomotorik Kelas Ekperimen 203 Lampiran 22 : Lampiran Hasil Belajar KPS Aspek Pengetahuan 205 Lampiran 23 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 207

Lampiran 24 : Dokumentasi 213

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu bangsa

menjadi lebih maju. Melalui pendidikan sumber daya manusia yang berkualitas dicetak untuk menjadi motor penggerak kemajuan dan kemakmuran bangsa. Proses pendidikan sudah dimulai sejak manusia itu dilahirkan dalam lingkungan keluarga dilanjutkan ke jenjang pendidikan formal, terstruktur dan tersistematis dalam lingkungan sekolah. Di sekolah akan terjadi interaksi secara langsung antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik dalam suatu proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan jantung dari keseluruhan proses

pendidikan formal, karena melalui sebuah proses pembelajaran terjadi transfer

ilmu dari guru ke siswa yang berisi berbagai tujuan pendidikan. Guru dalam

pembelajaran baiknya memberikan bimbingan dan kesempatan bagi siswa untuk

berkembang secara mandiri melalui latihan penelitian agar siswa memiliki

keterampilan tersendiri.

Suhu dan kalor merupakan salah satu konsep fisika yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada konsep suhu dan kalor siswa dituntut untuk dapat mengamati perubahan suhu pada termometer, membuat hipotesis mengenai perpindahan kalor, menginterpretasi data antara suhu dan waktu yang menyebabkan perubahan wujud dan mengkomunikasikan grafik perubahan wujud

tersebut. Peristiwa-peristiwa tersebut hanya dapat ditemukan dan diselidiki dengan menggunakan keterampilan proses siswa.

(12)

menjadi bermakna bagi siswa jika guru bisa memberikan keterampilan-keterampilan tertentu dalam kegiatan pembelajaran fisika. Salah satu keterampilan-keterampilan dalam pembelajaran fisika adalah keterampilan proses sains (KPS).

Hasil observasi di SMA Negeri 1 Ujung Padang Kabupaten Simalungun menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran fisika yang dilaksanakan belum bisa memfasilitasi siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sainsya. Hal ini

dikarenakan guru masih menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran fisika masih cenderung berbasis hafalan teori, konsep-konsep dan rumus serta tidak didasarkan pada pengalaman siswa yang menyebabkan rendahnya keterampilan proses sains (KPS) siswa. Pengembangan KPS siswa tidak dapat diajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Alasan guru masih menggunakan metode ceramah karena metode ini mudah untuk dilaksanakan baik dari segi persiapan, waktu dan peralatan dan guru beranggapan bahwa siswa hanya bisa mengerti bila dijelaskan secara panjang lebar. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran, aktifitas percobaan (eksperimen) dilaksanakan hanya pada tiap kenaikan kelas untuk keperluan nilai praktek dan itu hanya untuk siswa kelas XII.

Selain itu, selama proses pembelajaran di sekolah guru hanya menekankan

pada sistem percobaan, yang mana pada sistem ini guru hanya menjelaskan,

kemudian memberikan contoh dan kemudian memberikan soal latihan pada siswa.

Sehingga pada proses pembelajaran hanya 37 % siswa yang mengerti materi

pembelajaran yang di jelaskan oleh guru dan 63 % siswa tidak mengerti materi

pembelajaran yang dijelaskan oleh guru. Hasil observasi juga di temukan bahwa

hasil belajar siswa di sekolah masih rendah. Hasil wawancara juga dengan guru

bahwa KKM di sekolah itu adalah 70. Banyak siswa tidak mencapai KKM adalah

62 % dengan nilai rata rata adalah 65 dan siswa yang lulus KKM adalah 38%

dengan nilai rata rata 72.

(13)

terbentuknya hukum, teori dan rumus yang sudah ada sebelumnya melalui percobaan; (2) sains (fisika) berubah seiring dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa dari sekian mata pelajaran. Siswa perlu dibekali keterampilan yang dapat membantu siswa menggali dan menemukan informasi dari berbagai sumber bukan dari guru saja; (3) siswa akan lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan

abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang konkrit; (4) Siswa akan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran dan mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

Menurut Harlen dan Elstgeest (1992) keterampilan proses dapat dibedakan menjadi dua jenis ; Pertama keterampilan proses sains dasar yang meliputi keterampilan-keterampilan mengamati, menyimpulkan, mengukur/menghitung, mengkomunikasikan, mengklasifikasi dan memprediksi, Kedua KPS terpadu meliputi keterampilan merumuskan hipotesa, menafsirkan data dan bereksperiment. Komponen-komponen keterampilan proses sains yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) mengamati (observasi), 2) merumuskan hipotesis, 3) memprediksi, 4) menemukan pola dan hubungan, 5) berkomuniasi secara efektif, 6) merancang percobaan, 7) mengukur dan menghitung. Keterampilan tersebut dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum di sekolah. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan kognitif sekaligus mengembangkan keterampilan proses sains siswa.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meyelesaikan masalah masalah diatas adalah dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training dalam pengajaran fisika. Menurut Joyce (2009: 201), model pembelajaran inquiry

training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam

(14)

Menurut Dahlan (1990:35) dalam (Trianto:2009) menyatakan bahwa Suchman berkeyakinan bahwa siswa akan lebih menyadari tentang proses penyelidikannya dan mereka dapat diajarkan tentang prosedur ilmiah secara langsung. Selanjutnya Suchman berpendapat tentang pentingnya membawa siswa pada sikap bahwa semua pengetahuan bersifat tentative.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratni Sirait (2010) menunjukkan

bahwa: hasil belajar siswa kelas dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training memiliki rata – rata 6,29 dan hasil belajar siswa kelas dengan menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki rata – rata 5,64. Menurut Ratni, (2010 : 42 ) hasil penelitian ini memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil belajar yang diberi model pembelajaran inquiry training pada pelajaran fisika.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “ Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Di

SMA N 1 Ujung Padang Kabupaten Simalungun T.A.2014/2015

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Kegiatan pembelajaran fisika yang dilaksanakan belum bisa memfasilitasi siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sainsya

2. Proses pembelajaran fisika masih cenderung berbasis hafalan teori, konsep-konsep dan rumus serta tidak didasarkan pada pengalaman siswa

yang menyebabkan rendahnya keterampilan proses sains (KPS) siswa 3. Alasan guru masih menggunakan metode ceramah karena metode ini

(15)

4. Kegiatan pembelajaran, aktifitas percobaan (eksperimen) dilaksanakan hanya pada tiap kenaikan kelas untuk keperluan nilai praktek dan itu hanya untuk siswa kelas XII

5. Hasil belajar Fisika yang masih rendah dengan standar kelulusan

minimum 70.

6. Kurangnya kegiatan praktikum di Sekolah.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis membatasi masalah ini yaitu:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Inquiry

Training terhadap keterampilan proses sains siswa

2. Materi pokok yang akan di berikan adalah materi pokok Suhu dan Kalor

3. Hasil belajar yang diukur adalah keterampilan proses sains siswa

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Bagaimana keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas

X semester II SMA N 1 Ujung Padang Kab. Simalungun?

2. Bagaimana keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan

Pembelajaran Konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X

semester II SMA N 1 Ujung Padang Kab. Simalungun?

3. Apakah keterampilan proses sains siswa yang diajar dengan model

Pembelajaran Inquiry Training lebih tinggi dari pada siswa yang diajar

dengan pembelajaran Konvensianal pada materi pokok Suhu dan Kalor di

(16)

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan

model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Suhu dan Kalor

di kelas X semester II SMA N 1 Ujung Padang Kab. Simalungun

2. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan

Pembelajaran Konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X

semester II SMA N 1 Ujung Padang Kab. Simalungun

3. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa yang diajar dengan

model Pembelajaran Inquiry Training lebih tinggi dari pada siswa yang

diajar dengan pembelajaran Konvensianal pada materi pokok Suhu dan

Kalor di kelas X semester II SMA N 1 Ujung Padang Kab. Simalungun

1.6Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan

penelitian ini adalah:

Manfaat Praktis :

1. Bagi siswa, dengan penggunaan model pembelajaran Inquiry Training ini

siswa terlibat untuk meningkatkan pertanyaan-pertayaan dan pencarian

jawaban yang terpendam dari rasa keingintahuan mereka.

2. Bagi guru dan sekolah memberikan alternatif kemampuan berfikir tingkat

tinggi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Selain itu lebih

membuka wawasan guru akan keberagaman model pembelajaran yang

dapat dipilih dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran

Manfaat Teoritis :

1. Bagi peneliti, memotivasi dan menambah wawasan untuk

mengembangkan penelitian dalam pembelajaran fisika

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan

sebagai bahan perbandingan ataupun referensi bagi penelitian yang

(17)

1.7 Defenisi Operasional

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka dibuat suatu defenisi operasional sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Inquiry Training adalah upaya pengembangan para pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan

hasrat yang besar untuk tumbuh berkembang. Model pembelajaran Inquiry Training memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa, memberikan siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi bidang-bidang baru secara efektif. (Joyce,2009 )

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran secara Konvensional sebelum diberikan perlakuan rata-rata

pretes sebesar 43,34 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 52,81, dan termasuk dalam katerogi kurang

2. Pembelajaran dengan model Inquiry Training sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 46,16 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 74,46, dan dalam kategori cukup. Nilai postes yang diberikan kpada kelas eksperimen mencapai KKM yaitu 70.

3. Dari hasil uji hipotesis didapat hasilnya signifikan, sehingga hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training memiliki efek yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Hendaknya menguasai semua sintaks dalam Pembelajaran Inquiry Training dan mengatur waktu untuk melaksanakan semua sintaks tersebut dengan tepat waktu dan siswa tersebut tidak merasa kesulitan di dalam mengikuti semua sintaks tersebut.

2. Hendaknya melakukan simulasi sebelum mencobakan model ini terhadap

siswa agar siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara kerja model pembelajaran ini ketika melakukan penelitian,sehingga model pembelajaran

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arends,R.I. 2009. Belajar Untuk Mengajar (Learning To Teach) Buku 2 Edisi 9. Salemba Humanik

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mujdiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamid, Abdul. 2011. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Medan.

Hannum, Fatima.2014. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Tekanan Kelas VIII Semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan T.A 2013/2014. Skripsi FMIPA UnimedI

Harahap, F, dan Sinuraya, J. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Pengukuran Kelas VII Semester I MTs N 2 Medan. Jurnal INPAFI

Harlen, W., Elsgeest,J. (1992). ENESCO Sourcebook for Science in the Primary School. France. Imprimerie de ls Manutention

Hayati, dan Dwi, RS. 2013. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis MultimediaDan Motivasi Terhadap Hasil belajar Fisika Siswa. Jurnal Online Pendidikan Fisika.

Joyce,B.; Weil,M. & Calhoun, E. (2009), Model-Model Pembelajaran, Edisi Delapan, Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Kangenan,Marten. 2014. Fisika Kelas X. Jakarta : Erlangga

Pandey,A. K,Nanda G, and Ranjan,V. 2011. Effectiveness of Inquiry Training Model over Conventional Teaching Method on Academic Achievement of Science Students in India. Journal of Innovative Research in Education 1(1),

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta : Pustaka Belajar

Sagala, S. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfa Beta

(20)

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Susanti, Ana. Sajidan. Sugiyarto. 2014. Pembelajaran Biologi Menggunakan Inquiry Training Models Dengan Vee Diagram Dan KWLChart Ditinjau Dari Ketrampilan Berfikir Kritis Dan Kemampuan Penalaran Formal. Jurnal INKUIRI

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Trisno. Kendek,Y. Pasaribu,M. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Kalor Siswa SMP N 9 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dapat mengembangkan pengetahuan, ilmu dan teori yang miliki penulis untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi. Bagi

[r]

 Melakukan permainan peran tentang pelaksanaan bentuk kepatuhan terhadap kebiasaan, tata tertib, tradisi,dan adat dalam kehidupan di sekolah,keluarga, dan masyarakat sekitar

The writer will use a psychoanalytic approach theory as the approach to analyze this movie because the major character Walter Black that suffers major

TITANAT DARI TITANIA TEKNIS SEBAGAI ELEKTRODA BATERAI ION LITIUM ” belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar belakang ... Rumusan Masalah ... Tujuan penelitian .... Manfaat penelitian ... Laporan keuangan dan Kinerja Keuangan ... Definisi laporan keuangan...

2 Mahasiswa dapat memahami dan membuat berbagai konsep dasar Perencanaan dan Pengendalian Laba (PPL), penerapan PPL dalam kegiatan manajemen, , serta Penerapan PPL dalam