• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PENEMUAN (DISCOVERY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN 101837 SUKAMAKMUR T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PENEMUAN (DISCOVERY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN 101837 SUKAMAKMUR T.A 2014/2015."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PENEMUAN (DISCOVERY) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV

SDN 101837 SUKAMAKMUR

T.A 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

OLEH:

MAYA SARI BR GINTING

NIM: 111 3 111 043

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI

2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 8

2.1.2 Defenisi Hasil Belajar ... 11

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 12

2.1.4 Aspek yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 13

2.2 Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial ... 15

2.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 15

2.2.2 Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 17

2.2.3 Materi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial... 18

2.3 Metode Pembelajaran Discovery (Penemuan) ... 23

2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran ... 23

2.3.2 Jenis-jenis Metode Pembelajaran ... 24

2.3.3 Pengertian Metode Discovery (Penemuan) ... 25

2.3.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Discovery ... 26

(6)

2.4 Kerangka Berpikir ... 31

2.5 Hipotesis Tindakan ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Subjek Penelitian ... 34

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.4 Operasional Variabel Penelitian ... 34

3.5 Prosedur Penelitian ... 35

3.6 Data dan Sumber Data ... 40

3.7 Tehnik Pengumpulan Data ... 40

3.8 Teknik Analisa Data ... 41

3.9 Indikator Kinerja Penelitian ... 45

3.10 Jadwal Penelitian ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 47

4.1.2 Deskripsi Kondisi Awal (Pre Tes)... 48

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus I ... 51

4.1.4 Deskripsi Siklus II ... 63

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 79

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian... 47

Gambar 4.2 Peneliti Menjelaskan Materi Pembelajaran ... 52

Gambar 4.3 Siswa membuat laporan jenis-jenis sumber daya alam ... 53

Gambar 4.4 Siswa berdiskusi dalam kelompok ... 55

Gambar 4.5 Perwakilan kelompok mempersentasikan hasil kerjanya ... 55

Gambar 4.6 Siswa mengerjakan Soal Post Tes ... 56

Gambar 4.7 Peneliti membimbing siswa berdiskusi ... 64

Gambar 4.8 Siswa Mengajukan Pertanyaan ... 66

Gambar 4.9 Perwakilan kelompok mempersentasikan hasil kerjanya ... 67

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah program. Program melibatkan sejumlah komponen

yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang di programkan. Sebagai

sebuah program, pendidikan merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang diarahkan untuk

mencapai suatu tujuan.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia mengembangkan dirinya

sehingga manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi menuju arah yang lebih

baik. Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk

menghasilkan, menciptakan, pendidikan juga sebagai penghubung dua sisi, disatu sisi

individu yang sedang tumbuh dan sisi lain nilai sosial, intelektual, dan moral. Pendidikan

yang diperolah peserta didik saat ini akan digunakan bagi kehidupan masa depan terutama

masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Undang-undang No. 2 Pasal 13

tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “Pendidikan dasar diselenggarakan

untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan

keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan

untuk mengikuti pendidikan dalam masyarakat dan mempersiapkan untuk mengikuti

pendidikan menengah dalam masyarakat. Upaya mengembangkan sikap, kemampuan,

pengetahuan dari tugas dan tanggung jawab guna untuk melaksanakan proses belajar

mengajar”.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada jenjang pendidikan dasar memfokuskan

(9)

dalam hubungan tersebut. Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dikembangkan melalui

kajian ini ditunjukan untuk mencapai keserasian dan keselarasan dalam kehidupan

masyarakat.

Pembelajaran IPS di Indonesia berpedoman pada kurikulum (Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan) KTSP dimana pemerintah memberikan kewenangan kepada tiap-tiap

sekolah untuk mengembangkan kurikulum semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan

dan keadaan sekolah masing-masing sesuai dengan silabus yang diberikan oleh pemerintah.

Dalam proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang meluas yaitu dimulai dari

peristiwa-peristiwa yang terdekat dengan siswa (keluarga) ke hal yang lebih jauh (global)

(Departemen Agama, 2004:80). Hal ini untuk memberikan pengalaman yang membekas di

benak siswa.

Kurikulum tidak hanya sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi lebih

mengembangkan pikiran, menambah wawasan, serta mengembangkan pengetahuan yang

dimilikinya. Ia lebih mempersiapkan peserta didik atau subjek belajar yang baik dalam

memecahkan masalah individualnya maupun masalah yang dihadapi oleh lingkungannya.

Karena itu kurikulum diberi konotasi sebagai usaha sekolah untuk mempengaruhi anak agar

mereka dapat belajar dengan baik didalam kelas, di halaman sekolah, di luar lingkungan

sekolah atau semua kegiatan untuk mempengaruhi subjek belajar sehingga menjadi pribadi

yang diharapkan.

Pada kenyataannya siswa didik merasa kesulitan dalam menerima pelajaran IPS. IPS

menjadi momok bagi peserta didik karena materi ajar yang begitu banyak dan penyampaian

materi dari guru masih menggunakan metode pembelajaran klasik, seperti ceramah, guru

(10)

belajar karena tidak mengetahui kegunaan mata pelajaran tersebut, dan siswa merasa bosan

yang mengakibatkan turunnya prestasi belajar siswa.

Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan oleh

kemampuan siswa, tetapi juga bisa disebabkan kurang berhasilnya guru dalam mengajar.

Karena salah satu tugas guru adalah sebagai pengajar yang lebih menekankan kepada tugas

dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam hal ini guru dituntut memiliki

seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau

bahan yang akan diajarkan. Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen utama yang saling

berpengaruh dalam proses belajar-mengajar. Ketiga komponen tersebut adalah: (1) kondisi

pembelajaran, (2) metode pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran. Terkait tentang ketiga

komponen tersebut maka guru harus mampu memadukan dan mengembangkannya, supaya

kegiatan pembelajaran menuai hasil yang maksimal. Oleh karena itu, dengan bekal

kemampuan dan keterampilan yang dimiliki guru diharapkan mampu menjadikan

pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, sehingga memperoleh hasil belajar yang

optimal.

Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan guru kelas IV yang peneliti

lakukan di SDN 101837 Sukamakmur Kec. Sibolangit Kab. Deli Serdang pada bulan

November 2014, masih banyak permasalahan yang terjadi saat pembelajaran IPS khususnya

pada pembelajaran Perekonomian Masyarakat pada sub bahasan Aktivitas Ekonomi

Masyarakat. Diantara permasalahan tersebut adalah : Hasil belajar siswa masih rendah, hal ini

dapat dilihat dengan masih banyaknya perilaku belajar siswa yang tidak baik seperti: tidak

serius dalam mengikuti pelajaran, tidak sportif, dan tidak bertanggung jawab dalam

pembelajaran, kurangnya kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran serta mengaitkannya

(11)

dengan standar ketuntasan belajar yang masih dibawah rata-rata KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) yaitu 75. Dari 31 siswa hanya 11 siswa yang mencapai nilai KKM dengan paparan

nilai sebagai berikut 3 siswa mendapat nilai 90, 5 siswa mendapat nilai 85, 3 siswa mendapat

nilai 75, 10 siswa mendapat nilai 70, 8 siswa mendapat nilai 65, 2 siswa mendapat nilai 60.

Sehingga hanya 35,48% ketuntasan yang dicapai, padahal target ketuntasan yang akan

dicapai adalah 80,00%.

Masalah selanjutnya adalah metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang

berfariasi, guru dominan menggunakan metode ceramah, pembelajaran masih bersifat

monoton yaitu pembelajaran berfusat pada guru (Teacher Center) pada pembelajaran pada

setiap kurikulum apapun yang digunakan, padahal seharusnya metode dan proses

pembelajaran yang disyaratkan adalah pembelajaran yang mengedepankan pengamanan

personal, asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan, dimana guru hanya

sebagai fasilitator sehingga pembelajaran berpusat pada siswa (Student Center).

Masalah tersebut membutuhkan penyelesaian, oleh karena itu untuk mengatasi

masalah-masalah dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi Perekonomian Masyarakat

perlu diajarkan dengan metode yang optimal, metode yang dimaksud pastinya harus bersifat

student centered active learning (pembelajaran yang berpusat pada keaktifan siswa) sehingga

siswa lebih tertarik untuk mengeksplorasi pengetahuannya dan semakin termotivasi untuk

meningkatkan hasil belajarnya. Dalam hal ini peneliti bermaksud menerapkan metode

pembelajaran penemuan (Discovery) dalam pembelajaran IPS Menurut peneliti metode ini

dapat mengatasi masalah-masalah tersebut sebab metode discovery sangat signifikan dengan

karakteristik pembelajaran student center, dimana pada metode melibatkan siswa dalam

proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri

(12)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

suatu penelitian tindakan kelas dengan judul : “Penerapan Metode Penemuan (Discovery)

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di Kelas IV SDN

101837 Sukamakmur T.A 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa menganggap IPS sebagai pelajaran yang membosankan.

2. Siswa tidak mengetahui kegunaan dari materi pelajaran IPS.

3. Guru masih menggunakan metodepembelajaran klasik, seperti ceramah.

4. Hasil belajar siswa rendah.

5. Siswa kurang menguasai dan memahami teori serta mengkaitkannya dengan

kehidupan sehari-hari

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasi masalah dalam

penelitian ini hanya terbatas pada “penerapan metode penemuan (Discovery) untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS pada materi Perekonomian

Masyarakat dengan kompetensi dasar : Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan

sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya di kelas IV SDN 101837 Sukamakmur T.A

2014/2015”.

(13)

Berdasarkan batasan masalah di atas, adapun yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah dengan menerapkan metode penemuan (Discovery) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS pada materi Perekonomian

Masyarakat dengan kompetensi dasar : Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan

sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya di kelas IV SDN 101837 Sukamakmur T.A

2014/2015?”

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan di atas, yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan metode penemuan

(Discovery) siswa pada pembelajaran IPS dengan materi Perekonomian Masyarakat dengan

kompetensi dasar : Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam

dan potensi lain di daerahnya di kelas IV SDN 101837 Sukamakmur T.A 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa, siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar sehingga siswa lebih

terampil dalam mencari, mengamati, menjelaskan dan mengenal jenis perekonomian

masyarakat termasuk aktivitas ekonomi masyarakat seperti agraris, perdagangan,

perindustrian, dan jasa serta perubahan dalam aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan

budaya.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan dapat menambah wawasan guru dalam

menerapkan metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien serta dapat

(14)

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapan akan memberikan wawasan perubahan

yang lebih baik serta dapat menjadi contoh dalam pembelajaran

4. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang berguna untuk memahami masalah-masalah

yang terdapat dalam pembelajaran di sekolah dasar, dan dapat menerapkan metode

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan menerapkan

metode penemuan (discovery), dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

a. Dari tes hasil belajar siswa menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar

yaitu:

1) Pada kondisi awal diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 35,48 atau 11

orang siswa mendapatkan nilai dalam kategori tuntas, sedangkan 20 orang siswa

yang lainnya termasuk ke dalam kategori tidak tuntas dengan persentase 64,52%

dan nilai rata-rata kelas sebesar 64,35.

2) Pada siklus I, diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 58,06% atau18 orang siswa

mendapatkan nilai dalam kategori tuntas. Sedangkan 13 orang siswa termasuk

dalam kategori tidak tuntas dengan persentase 41,94% dan nilai rata-rata kelas

sebesar 73,71.

3) Pada siklus II diperoleh ketuntasan klasikal sebesar sebesar 87,1% atau 27 orang

siswa termasuk ke dalam kategori tuntas, sedangkan 4 orang siswa yang lain

belum dinyatakan tidak tuntas dengan persentase 12,9% dan nilai rata-rata kelas

sebesar 83,06.

b. Dari hasil pengamatan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I

diperoleh persentase sebesar 73,22% dan mengalami peningkatan pada siklus II

(16)

c. Dari hasil pengamatan kemampuan guru mengalami peningkatan dari siklus I yang

hanya mendapatkan persentase sebesar 75% meningkat menjadi 90, 91% di siklus II.

d. Penerapan metode penemuan (discovery) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

pelajaran IPS materi pokok pengaruh kondisi alam terhadap kegiatan ekonomi di

kelas IV SDN 101837 Sukamakmur.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka saran dari peneliti

sebagai berikut.

a. Bagi guru, agar mendalami metode penemuan (discovery) sehingga dapat diterapkan

dalam proses pembelajaran untuk menciptakan suasana pembelajaran yang variatif

dan menyenangkan yang dapat meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa.

b. Bagi sekolah, untuk menjadikan metode penemuan (discovery) menjadi metode

pembelajaran yang diterapkan di sekolah.

c. Bagi siswa, hendaknya dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, tertib

sehingga tujuan pembelajaran dapat lebih mudah tercapai.

d. Bagi peneliti lain, sebaiknya melanjutkan penelitian dengan metode ini dengan

mengadakan perbaikan serta dapat ditambahkan dengan memadukan pada model

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Langkah-langkah PBL meliputi 5 fase menurut Arends (2008), yaitu: 1) memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa, yaitu guru membahas tujuan pelajaran dan

Tahapan model discovery diawali dengan (1) stimulation yaitu guru memberikan rangsangan kepada siswa agar muncul keinginan untuk menyelidiki objek yang akan dipelajari,

Kopi Ateng yang dijual dalam bentuk kopi biji memiliki nilai tambah (value. added) berupa

The students are expected to get accustomed to making summary in order to find the main idea of the story and also to avoid copy-paste activity (plagiarism). It proved that

[r]

Peserta didik menyimak penjelasan dan klarifikasi guru mengenai konsep-konsep inti yang berkaitan dengan hakekat kemerdekaan mengemukakan pendapat dan

Ensiklopedi adalah suatu sebuah referensi yang berisikan artikel-artikel dari berbagai macam sumber seperti : ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, tokoh-tokoh dunia,

Tidak terdapat penyedia yang meminta penjelasan terhadap dokumen pengadaan paket pekerjaan Pembangunan Fasilitas Umum (Fasum) Gedung Utama Bertingkat 3 Lantai SPN