• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRAKTIKUM DAN DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI MAN 1 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRAKTIKUM DAN DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI MAN 1 MEDAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRAKTIKUM DAN DEMONSTRASI DALAM

PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI MAN I MEDAN

Oleh

Aprilia Handayani NIM 4113131087

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Metode Praktikum dan Demonstrasi dalam Pembelajaran

Kooperatif Berbasis Masalah pada Materi Hidrolisis Garam di MAN I Medan

Aprilia Handayani NIM. 4113131087

ABSTRAK

(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar pengesahan i

Riwayat Hidup Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi

ii iii iv vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Rumusan Masalah 4

1.4 Batasan Masalah 4

1.5 Tujuan Penelitian 4

1.6 Manfaat Penelitian 4

1.7 Definisi Operasional 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 7

2.2 Model Pembelajaran 8

2.3 Pembelajaran Kooperatif berbasis masalah 9

2.4 Metode Praktikum 12

2.5 Metode Demonstrasi 12

2.6 Hidrolisis Garam 13

2.7 Kerangka Berfikir 19

(5)

vii

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 21

3.1.1 Lokasi Penelitian 21

3.1.2 Waktu Penelitian 21

3.2 Populasi dan Sampel 21

3.2.1 Populasi Penelitian 21

3.2.2 Sampel Penelitian 21

3.3 Variabel Penelitian 22

3.3.1 Variabel Bebas 22

3.3.2 Variabel Terikat 22

3.3.3 Variabel Kontrol 22

3.4 Instrumen Penelitian 22

3.4.1 Validitas Item Tes 3.4.2 Reabilitas Tes

3.4.3 Tingkat Kesukaran Tes 3.4.4 Daya Pembeda

3.5 Rancangan Penelitian 3.6 Prosedur Penelitian

3.7 Teknik Pengolahan Data 3.7.1 Uji Normalitas 3.7.2 Uji Homogenitas

3.7.3 Uji Hipotesis

22 23 24 25 26 27 29 30 30 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Data Instrument Penelitian

4.1.2. Data Hasil Penelitian 4.2. Analisis Data Hasil Penelitian

4.2.1.Uji Normalitas Postest 4.2.2. Uji Homogenitas Postest 4.3. Pengujian Hipotesis

(6)

viii

4.4 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

38

42 42

(7)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Klasifikasi Uji Reliabilitas

Tabel 3.2 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Soal Tabel 3.3 Rancangan Penelitian

Tabel 4.1 Hasil Perolehan Rata-Rata Postest Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Postest

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis

24 25 26 35 36

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Desain Penelitian 29

(9)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 46

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 48

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes sebelum validasi Lampiran 4a Instrumen Soal sebelum validasi

Lampiran 4b Instrumen Soal setelah validasi Lampiran 5a Kunci Jawaban sebelum validasi Lampiran 5b Kunci Jawaban setelah validasi

Lampiran 6 Format Lembar Jawaban

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa

Lampiran 8 Jawaban LKS

Lampiran 9 Kuisioner

Lampiran 10 Perhitungan Validitas Tes

Lampiran 11 Tabel Validitas Instrumen Penelitian Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas tes

Lampiran 13 Tabel Reliabilitas Instrumen Penelitian Lampiran 14 Perhitungan Tingkat kesukaran

Lampiran 15 Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian Lampiran 16 Perhitungan Daya Pembeda

Lampiran 17 Tabel Daya Pembeda Instrumen Penelitian

Lampiran 18 Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Penelitian Lampiran 19 Tabulasi Nilai Hasil Belajar

Lampiran 20 Standar Deviasi Lampiran 21 Uji Normalitas Lampiran 22 Uji Homogenitas

Lampiran 23 Pengujian hipotesis Lampiran 24 Tabel F

Lampiran 25 Tabel t

(10)

xii

Lampiran 26 Tabel Chi kuadrat Lampiran 27 Product Moment

Lampiran 23 Jadwal Penelitian Lampiran 24 Dokumentasi

143 144

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya melalui membaca, menulis atau mendengarkan saja. Mempelajari ilmu kimia bukan hanya menguasai kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan penguasaan prosedur atau metode ilmiah. Dengan demikian pembelajaran ilmu kimia tidak tepat jika dilakukan hanya dengan monoton ceramah, melainkan perlu metode yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan suatu proses kerja ilmiah

(Jahro, 2009).

Observasi yang dilakukan di sekolah MAN 1 Medan pada pertengahan bulan Desember tahun 2014 mengenai keadaan proses pembelajaran di kelas, khususnya pembelajaran kimia. Dari hasil observasi lapangan diketahui bahwa guru tidak pernah menggunakan metode pembelajaran lain selain metode ceramah dan tanya jawab, siswa cenderung hanya diam dan kurang aktif dalam mengikuti

pembelajaran di kelas. Selain itu, kegiatan praktikum jarang dilakukan, sedangkan kegiatan demonstrasi tidak pernah dilakukan di kelas tersebut. Untuk materi kimia yang terdapat hitungannya, siswa cenderung sulit untuk memahami konsep materi sehingga membutuhkan waktu lebih banyak hanya untuk menghapalkan rumus. Proses pembelajaran masih sangat teoritis dan kurang menerapkan model yang

sudah banyak dikembangkan oleh para ahli saat ini. Dengan kata lain para pengajar masih mengandalkan model konvensional serta jarang mengevaluasi keefektifan dari model yang digunakannya dalam proses peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini berefek pada prestasi hasil belajar siswa yang tidak maksimal.

Hidrolisis Garam merupakan salah satu materi kimia yang masih

(12)

2

dengan basa yang membentuk garam beserta sifat-sifat dan identifikasinya. Materi yang berisi konsep dan rumus ini dianggap siswa masih sulit untuk dipahami

sehingga perlu diberikan suatu metode pembelajaran yang cocok untuk menyampaikan materi tersebut. Maka perlu inovasi model dan metode pembelajaran dalam mengatasi kesulitan siswa menguasai materi hidrolisis garam guna mencapai target-target pembelajaran.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yusof dkk (2011), menunjukkan bahwa dengan penggunaan pembelajaran kooperatif berbasis masalah telah terjadi

efektivitas belajar serta peningkatan hasil belajar siswa yang mana sebanyak 97 % siswa mengalami peningkatan pada hasil belajarnya dan hanya 3 % siswa yang tidak mengalami peningkatan. Pembelajaran kooperatif berbasis masalah adalah pembelajaran hasil penggabungan antara pembelajaran berbasis masalah dengan

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif berbasis masalah dikembangkan dengan mengambil kelebihan yang ada pada pembelajaran berbasis masalah yang digabung dengan kelebihan yang ada pada pembelajaran kooperatif.

Dalam pembelajaran kooperatif berbasis masalah, siswa dihadapkan pada permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Dengan adanya

permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran maka secara langsung siswa akan aktif belajar. Dari aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa saat belajar itu, maka pengajar akan menemukan nilai - nilai yang tumbuh dan berkembang pada diri setiap siswa yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa. (Suharta dan Luthan P.L.A, 2013).

Selain dibutuhkan model pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan dan rasa senang kepada siswa, konsep-konsep hidrolisis garam tersebut dapat dipahami siswa dengan melakukan aktivitas belajar. Diantara aktivitas belajar yang dapat dilakukan berupa motor activities, yaitu melakukan percobaan (praktikum) atau demonstrasi. Dalam kegiatan belajar, segala

(13)

3

menganalisis serta menarik kesimpulan sehingga akan diperoleh konsep-konsep yang bukan sekedar bersifat hafalan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ma’rifatun (2014) disimpulkan bahwa metode eksperimen memberikan prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan metode demonstrasi pada penerapan model pembelajaran POE untuk pokok bahasan larutan penyangga dengan thitung = 1,77 > ttabel = 1,67. Penelitian Sunartadi (2014) menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) disertai media percobaan memberikan hasil prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan penggunaan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan media demonstrasi pada materi pokok asam, basa dan garam dengan thitung = 1,88 > ttabel = 1,67. Dan penelitian Latifah (2014) menjelaskan bahwa metode problem solving dilengkapi praktikum lebih

efektif dibanding metode problem solving dilengkapi demonstrasi terhadap

prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t pihak kanan dimana thitung = 2,915 > ttabel = 1,67 dengan taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud untuk melakukan

penelitian dengan judul: “PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA

YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRAKTIKUM DAN DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI MAN I MEDAN”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas,

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Model dan metode yang diterapkan masih konvensional

2. Siswa yang masih kurang aktif dalam proses belajar mengajar dikarenakan pembelajaran masih berpusat pada guru.

(14)

4

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode praktikum lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah?

1.4. Batasan Masalah

Bertitik tolak dari masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, beberapa hal dibatasi sebagai berikut:

1. Sekolah yang diteliti adalah MAN 1 Medan, kelas XI IPA, semester genap tahun ajaran 2014/2015.

2. Pokok bahasan yang diajarkan adalah Hidrolisis Garam.

3. Model yang digunakan adalah pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah. 4. Metode yang digunakan adalah metode praktikum dan demonstrasi.

5. Hal yang diamati yaitu hasil belajar kognitif siswa yang diukur melalui tes

berupa tes akhir (posttest).

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang

dibelajarkan dengan menggunakan metode praktikum lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah.

1.6. Manfaat Penelitian

(15)

5

1. Manfaat bagi siswa

Membantu siswa dalam proses belajar sehingga pemahaman siswa terhadap

materi hidrolisis garam meningkat dan hasil belajar siswa juga meningkat.

2. Manfaat bagi guru

Memberikan wawasan berpikir bagi guru mengenai penggunaan model dan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.

3. Manfaat bagi Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran kimia.

4. Manfaat bagi Mahasiswa Peneliti.

Memperoleh pengalaman serta pengetahuan mengenai model dan metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

5. Manfaat bagi Peneliti lain

Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya

1.7.Defenisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini didefenisikan secara operasional sebagai berikut:

1. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah rata-rata hasil post-tes pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yang sudah dihomogenkan dan

dinormalkan. Secara umum merupakan hasil yang diperoleh berupa kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai aktivitas dalam belajar (Djamarah, 2006).

2. Pembelajaran kooperatif berbasis masalah adalah suatu kombinasi dari

pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran berbasis masalah yang

(16)

6

3. Metode pratikum adalah suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan, dan peralatan

laboratorium baik secara perorangan maupun kelompok (Hamdani, 2011).

4. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan

dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Istarani, 2012).

(17)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode praktikum lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah pada materi pokok Hidrolisis Garam di kelas XI

MAN 1 Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Rataan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode praktikum dalam pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah pada materi pokok Hidrolisis Garam sebesar 77,857±6,83.

3. Sedangkan rataan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Kooperatif Berbasis

Masalah pada materi pokok Hidrolisis Garam sebesar 68,611±8,13.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka peneliti menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan metode praktikum

dalam pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah pada materi pokok

Hidrolisis Garam dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk pokok bahasan yang berbeda yang dapat digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan mutu pendidikan

(18)

42

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh model dan metode belajar dalam penelitian ini terhadap aspek hasil belajar afektif dan

(19)

43

DAFTAR PUSTAKA

Brady, J.E dan Humiston., (1999), General Chemistry Principle and Structure, 4th Edition, New York: John Willey & Sons,Inc.

Demircioğlu G. (2003) Preparation and implementation of guide materials

concerning the unit Acids and Bases_ at Lycee II level. PhD Thesis, Karadeniz Technical University, Trabzon, Turkey.

Dimyati, dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran,Rineka Cipta,

Jakarta.

Djamarah, S.B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Bhineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B., (2011), Psikologi Belajar (Edisi Revisi), Rineka Cipta, Jakarta.

Hamdani., (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.

Hart, C., Mulhall, P., Berry, A., Loughran, J. and Gunstone, R. (2000). What is this purpose of this experiment? Or can students learn something from doing experiments? Journal of Research in Science Teaching, 37, 655-675. 2011 The Effect of Laboratory Method on High School Students’ Understanding of the Reaction Rate 516 Western Anatolia Journal of Educational Sciences (WAJES), Dokuz Eylul University Institute, Izmir, Turkey ISSN 1308-8971.

Iskandar., (2009), Psikologi Pendidikan, Gaung Persada (GP), Ciputat.

Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Jahro, I.S., (2009), Desain Praktikum Alternatif Sederhana (PAS) Wujud Kreatifitas dalam Pelaksanaan Kegiatan Praktikum pada Pembelajaran Kimia, Jurnal Pendidikan Kimia, ISSN : 2085-3653.

Kozcu, N. (2006). Fen Bilgisi Dersinde Laboratuar Yöntemiyle Öğretimin

Öğrenci Başarısına, Hatırda Tutma Düzeyine ve Duyuşsal Özellikleri Üzerine Etkisi, Yüksek Lisans Tezi, Muğla Üniversitesi, Fen Bilimleri

Enstitüsü, Muğla.

(20)

44

Lazarowitz, R. and Tamir P. (1994). Research on using laboratory instruction in

science. In: Gabel D. (ed) Handbook of research on science teaching and learning (pp 94-128). MacMillan, New York.

Markow, P.G. and Lonning, R.A. (1998). Usefulness of concept maps in college chemistry laboratories: students_ perceptions and effects on achievement. Journal of Research in Science Teaching, 35, 1015-1029.

Ma’rifatun, D, Kus S.M, Suryadi, B.U., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Predict Observe Explaint (POE) Menggunakan Metode Eksperimen Dan Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga Kelas XI SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran

2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3, Program Studi

Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.

Özmen, H., Demircioğlu, G. and Coll, R. (2009). A comparative study of the

effects of a concept mapping enhanced laboratory experience on Turkish high school students’ understanding of acid-base chemistry. International Journal of Science and Mathematics Education, 7(1), 1-24.

Petrucci, R. H. (2000)., Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 1, Jakarta: Erlangga.

Purba, M., (2006), Kimia SMA, Erlangga, Jakarta.

Roestiyah, N.K., (2008), Strategi Belajar Mengajar, Cetakan Ketujuh, Rineka Cipta, Jakarta.

Sadiman, Arief S., (2009), Media Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta.

Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Silitonga, P.M., (2011), Statistik, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Suharta dan Luthan,P.L.A., (2013), Application of Cooperative Problem-Based Learning Model to Develop Creativity and Foster Democracy, and Improve Student Learning Outcomes in Chemistry in High School, Journal of Education and Practice, ISSN 2222-1735 Vol.4, No.25. Department of Chemistry, Science Faculty, State University of Medan, Indonesia.

Sudarmo, U., 2014, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Erlangga, Surakarta

Sukardjo., (1990), Ikatan Kimia, Yogyakarta: Rineka Cipta.

(21)

44

Sutresna, N., (2012), Advanced Learning Chemistry 2B, Grafindo, Bandung.

Tezcan, H. and Bilgin, E. (2004). Liselerde Çözünürlük Konusunun Öğretiminde

Laboratuvar Yönteminin ve Bazı Faktörlerin Öğrenci Başarısına Etkileri. Gazi Üniversitesi Eğitim Fakültesi Dergisi, 24(3), 175-191.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovativ Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana, Jakarta.

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.

Venneman, S. S., Westphal, R. M., & Perez, J. K. (2009). “Cheap But Not Too Dirty The Value of Chemistry Demonstrations in Teaching Neuronal

Physiology to Psychology Majors”. European Journal of Social Sciences.

12(1).

Gambar

Tabel 3.1  Klasifikasi Uji Reliabilitas
Gambar 3.1 Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Adapun teknik konservasi tanah yang disarankan adalah penggunaan teras bangku yang terawat baik dengan tanaman keras serta kerapatan yang tinggi...

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang perbedaan kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan

tidak langsung berhubungan dengan laju pertumbuhan uang beredar yang. sering dikaitkan dengan tingkat inflasi (Widodo,

Judul “Kontribusi Pelayanan Akademis, Sarana Prasarana, dan Administrasi terhadap Motivasi Belajar Materi Memperbaiki Sistem Rem (Studi Kasus di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Sampel penelitian ini berjumlah 25 siswa (10% dari jumlah populasi). Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah Tingkat pendidikan orang tua di SD

9.Surat Setoran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang

kasus asuhan keperawatan pada Tn.S di Bangsal Sakura RSUD Sragen..

Pramesthiningtyas (2011) dengan judul penelitian Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, melalui komitmen organisasi dan motivasi sebagai variabel