• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Informasi Kepegawaian Pada Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Metrologi Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Sistem Informasi Kepegawaian Pada Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Metrologi Bandung"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Program Studi

Strata Satu di Program Studi Sistem Informasi

Oleh :

Rusmiati Adawiah 10507542

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

ABSTRAK

Direktorat Metrologi Bandung merupakan institusi yang menangani kegiatan metrologi legal di bawah Diektorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departmen Perdagangan dan Perindustrian. Salah satu tujuan dari direktorat metrologi adalah untuk memberikan perlindungan dan pengabdian kepada umum tentang pengawasan dan kebenaran suatu pengukuran, selain itu juga memberikan pelayanan terhadap pegawai. Salah satu divisi atau bagian yang bertugas sebagai penyedia layanan tersebut ada di sub bagian tata usaha yang didalamnya mengurusi kepegawaian. Untuk setiap pengolahan data di setiap bagian yang ada di subbag tata usaha sering mengalami kesulitan, maupun kesalahan serta keterlambatan dalam hal pembuatan laporan, ataupun data-data yang diperlukan. Dikarenakan sistem yang sedang berjalan saat ini masih cenderung lambat serta kurang akurat karena belum terkomputerisasi sepenuhnya.

Dalam perancangan sistem informasi ini, penulis menggunakan metode prototype serta menggunakan metode pendekatan terstruktur sebagai alat bantu analisis sistem. Perangkat yang digunakan dalam sistem informasi ini adalah Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai bahasa pemrogramannya dan media penyimanan (database) dengan menggunakan Microsoft SQL Server.

Dari hasil penelitian ini, peneliti akan merancang sebuah sistem informasi yang dapat mengolah data kepegawaian yang saling terintegrasi antar satu sama lain sehingga diharapkan dapat memudahkan dalam mengolah data dan mengurangi kesalahan dalam pembuatan laporannya dan dalam penyampaian informasi data yang cepat.

(3)

ABSTRACT

Bandung Directorate of Metrology is an institution which handles legal metrology activities under Diektorat General of Domestic Trade Ministry of Trade and Industry. One of the objectives of the directorate of metrology is to provide protection and service to the public about the truth of a monitoring and measurement, while also providing services to the employee. One of the divisions or sections that served as the provider of such services in sub-section which includes taking care of administrative personnel. For each data processing in each section in Part administrators often have difficulty, as well as errors and delays in reporting, or data that is needed. Because the system is running today still tend to be slow and less accurate because it has not been fully computerized.

In designing this information system, the writer uses prototype method and uses structure method for analisis system tool. The devices used in this information system is Microsoft Visual Basic 6.0 programming language and as a storage medium (database) by using Microsoft SQL Server.

From these results, researchers will design an information system that can process an integrated personnel data among each other so that is expected to facilitate the process data and reduce errors in making its report and in the rapid delivery of data information.

(4)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, karena hanya atas izin, kehendak dan kasih sayang-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PERANCANGAN

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA SUB BAGIAN TATA

USAHA DI DIREKTORAT METROLOGI BANDUNG ”.

Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang Sarjana Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa laporan skripsi yang telah disusun ini masih

banyak kekurangannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu, dan pemahaman

yang dimiliki oleh penulis. Walaupun demikian, penulis berusaha untuk

menyusun laporan Skripsi ini sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki.

Adapun dalam penyusunan skripsi ini tidak semata-mata hasil kerja penulis

sendiri, melainkan juga berkat bimbingan dan dorongan dari pihak-pihak yang

telah membantu, baik secara materi maupun secara spiritual. Maka dari itu penulis

ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga serta penghargaan yang

(5)

Komputer UNIKOM.

3. Bapak Dadang Munandar, SE, M.Si, selaku ketua jurusan Manajemen

Informatika dan selaku Dosen Wali yang selalu memberikan dukungan dan

semangat selama ini.

4. Ibu Sintya Sukarta, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing yang banyak

membantu dengan membimbing dan memberikan saran kepada penulis

selama penyusunan skripsi ini.

5. Para Dosen Manajemen Informatika UNIKOM Bandung yang telah menjadi

sumber ilmu bagi penulis selama ini.

6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungannya, Bapak dan

mamah yang memberikan dukungan doa dan semangat, adik-adik ku tercinta

yang selalu memberikan doa dan semangat, tanpa kalian mungkin penyusun

tidak dapat melanjutkan penyusunan skripsi ini dengan baik.

7. Ibu Dian Mayasari, A.Md., selaku pembimbing di Direktorat Metrologi

Bandung yang selalu memberi dukungan serta banyak membantu dan

memberikan kemudahan dalam kegiatan penelitian..

8. Seluruh staff subbag tata usaha di Direktorat Metrologi Bandung yang telah

membantu dalam memberikan banyak informasi.

9. Teman – teman seperjuangan widy, yani, rinda, cindy, mey, santi dan nina

(6)

12. Bapak Agus Permana dan keluarga yang selalu memberikan masukan dan

support selama ini.

13. Guntur Apriandy Gunawan yang selalu memberikan semangat, doa yang

tulus dan selalu mendampingi ketika ada kesulitan, meski jarak memisahkan.

Akhir kata semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan

mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.Amin…. Penulis berharap

semoga hasil dari Skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis,

umumnya bagi pembaca.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Bandung, Juni 2011

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan kemajuan ilmu teknologi dan informasi yang sangat pesat

akhir-akhir ini telah membawa banyak perubahan hampir di seluruh bidang kehidupan

manusia. Perkembangan teknologi tidak lepas dari kebutuhan akan informasi. Bisa

dikatakan era sekarang adalah era dimana informasi menjadi kebutuhan utama di

suatu instansi baik instansi swasta, pemerintah atau perusahaan yang berskala kecil,

menengah ataupun atas.

Salah satu pemanfaatan teknologi informasi adalah menggunakan komputer

sebagai alat atau sarana untuk melakukan pemrosesan data yang cepat, tepat, dan

akurat, sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat. Maka, tidak heran apabila

banyak perusahaan-perusahaan maju yang menggunakan komputer sebagai sarana

untuk pengolahan data.

Direktorat Metrologi Bandung adalah institusi yang menangani kegiatan

metrologi legal dibawah Direktotar Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen

Perindustrian dan Perdagangan. Kegiatan metrologi legal di Indonesia secara resmi

dimulai sejak tahun 1923 yaitu mulai diberlakukannya Ordonansi Tera 1923.

Kegiatan metrologi kemudian mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir

(8)

untuk menjamin kebenaran pengukuran, serta adanya ketertiban dan kepastian hukum

dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan metode pengukuran dan alat-alat

ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP).

Salah satu unit kerja yang ada di Direktorat Metrologi Bandung adalah sub

bagian tata usaha yang mengelola kepegawaian yang tugasnya menangani masalah

kepegawaian seperti absensi, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan

penggajian. Pengolahan data yang akurat akan berpengaruh terhadap kecepatan dan

ketepatan dalam menyampaikan informasi selain itu juga berpengaruh dalam

menentukan mutu dan hasil pelayanan terhadap pegawai. Pada saat ini pengurusan

data kepegawaian pada subbag tata usaha di Direktorat Metrologi Bandung ada yang

sudah menggunakan komputer. Tapi ada juga yang tidak menggunakan komputer

seperti sistem absensi untuk perhitungan gaji masih menggunakan sebuah sistem

absensi yang menggunakan tanda tangan sehingga, perhitungan kehadiran masih

dilakukan secara manual. Pada data kepegawaiannya pun masih menggunakan

Microsoft excel serta pengajuan kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala masih

menggunakan Microsoft word. Walaupun sudah menggunakan komputer namun hal

tersebut belum dikatakan efektif, karena mengakibatkan keterlambatan dalam

penerimaan informasi dan data yang masuk jika suatu saat data tersebut diperlukan.

Oleh karena sistem yang sedang berjalan sekarang ini proses penyimpanannya belum

terstuktur, dan belum terintegrasi antar satu sama lain, maka dibutuhkan satu sistem

yang terpusat yang bisa memuat penyimpanan dan menghubungkan semua data

(9)

rancangan sistem informasi kepegawaian yang berbasiskan client-server, sehingga

setiap bagian akan terhubung antara satu sama lain. Bertitik tolak dari permasalahan

tersebut maka judul yang penulis ambil dalam skripsi ini adalah “PERANCANGAN

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA SUB BAGIAN TATA USAHA

DI DIREKTORAT METROLOGI BANDUNG ”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Identifikasi masalah adalah upaya untuk melakukan pencarian dan pendataan

masalah-masalah yang akan dibahas. Masalah perlu dirumuskan dengan tujuan agar

permasalahan jelas dan tidak menimbulkan keragu-raguan atau tafsir yang

berbeda-beda.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan

masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan sistem informasi kepegawaian pada sub

bagian tata usaha di direktorat metrologi bandung antara lain :

1. Belum adanya satu tempat penyimpanan data-data kepegawaian yang terpusat

yang dapat menampung dan menghubungkan data-data tersebut seperti data

rekap absen, data SKKP (Surat Keputusan Kenaikan Pangkat), data SKKGB

(Surat Keputusan Kenaikan Gaji Berkala).

2. Adanya keterlambatan dalam penerimaan data patokan perhitungan gaji

seperti rekap absen, SKKP (Surat Keputusan Kenaikan Pangkat) dan SKKGB

(10)

pula dalam pengolahan data dan berakibat informasi yang dibutuhkan akan

diterima dengan lambat.

3. Masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pencarian data-data

pegawai karena masih berbentuk file folder dan arsip.

4. Proses rekap absen pegawai masih dilakukan secara manual dengan cara

menghitung kehadiran pegawai dari buku daftar hadir dan pembuatan daftar

urut kepangkatan masih dilakukan pengurutan secara manual dengan cara

mencari kemudian membandingkan pangkat pegawai dari yang tertinggi

sampai terendah.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penulis dapat

merumuskan masalah-masalah yang teridentifikasi, diantaranya :

1. Bagaimana sistem informasi yang sedang berjalan pada urusan kepegawaian

terutama di sub bagian tata usaha di Direktorat Metrologi Bandung.

2. Bagaimana Perancangan Sistem Informasi Kepegawaian Pada Sub Bagian

Tata Usaha di Direktorat Metrologi Bandung.

3. Bagaimana Evaluasi Sistem Informasi Kepegawaian Pada Sub Bagian Tata

Usaha di Direktorat Metrologi Bandung.

4. Bagaimana Implementasi Sistem Informasi Kepegawaian Pada Sub Bagian

(11)

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan tujuan akhir yang

akan dicapai oleh peneliti setelah penelitian selesai dilakukan.

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem informasi

kepegawaian pada subbag tata usaha di direktorat metrologi bandung yang saling

terhubung dan terintegrasi antar bagian sehingga dapat membantu dan mempermudah

pegawai dalam penyampaian data yang di perlukan di subbag tata usaha urusan

kepegawaian.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui sistem informasi Kepegawaian yang sedang berjalan

pada Sub Bagian Tata Usaha di Direktorat Metrologi Bandung.

2. Untuk merancang Sistem Informasi Kepegawaian Pada Sub Bagian Tata

Usaha di Direktorat Metrologi Bandung.

3. Untuk mengevaluasi Sistem Informasi Kepegawaian Pada Sub Bagian Tata

Usaha di Direktorat Metrologi Bandung.

4. Untuk mengimplementasikan Sistem Informasi Kepegawaian Pada Sub

(12)

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah untuk menjelaskan manfaat dan kontribusi yang

akan didapat dari hasil penelitian dan siapa saja yang mendapat manfaat tersebut.

1.4.1. Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu

diharapkan dapat membantu sistem pengolahan data kepegawaian pada sub bagian

tata usaha menjadi lebih terintegrasi antar satu sama laim, sehingga berdampak pada

peningkatan kinerja pegawai.

1.4.2. Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan berguna bagi bidang keilmuan dan penulis

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan ilmu, sebagai penerapan teori perancangan sistem informasi

yang di terapkan pada pengolahan data kepegawaian berbasis terstruktur.

2. Bagi penulis, menambah wawasan pengetahuan yang di dapat di bangku

kuliah untuk diaplikasikan di dunia nyata.

1.5. Batasan Masalah

Dari penelitian yang telah dilakukan untuk penyusun membatasi permasalahan

yang ada sehingga dalam pembuatan aplikasi ini lebih terfokus, adapaun batasan

(13)

1. Penulis hanya membatasi masalah pengolahan data pegawai yang meliputi

pemasukan biodata pegawai, data absensi, data kenaikan pangkat, data

kenaikan gaji berkala, dan penggajian. Sehingga menghasilkan laporan

berupa data urut kepangkatan , rekap absen, daftar gaji.

2. Pada bagian kenaikan pangkat hanya membahas kenaikan pangkat regular.

3. Untuk surat masuk dan surat keluar tidak di bahas dalam penelitian ini.

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Direktorat Metrologi Bandung pada sub.bag tata usaha

urusan kepegawaian, penelitian dilakukan dari tanggal 28 Februari 2011 sampai

dengan Mei, atau kurang lebih 4 bulan. Adapun jadwal penelitian tersebut meliputi :

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

NO Waktu Kegiatan

Tahun 2011

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Survei Objek Penelitian

2 Usulan Penelitian

3 Identifikasi kebutuhan

pemakai

4 Membuat prototipe

5 Menguji prototipe

6 Memperbaiki prototipe

7 Mengembangkan versi

(14)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Menurut Al-Bahra (2005 : 2) dalam mendefinisikan system terdapat dua

kelompok pendekatan system, yaitu system yang lebih menekankan pada prosedur

dan elemennya. Menurut Gerald. J.,(1991) yang di kutip dari Al-Bahra (2005:2),

prosedur didefinisikan sebagai suatu urutan-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan

instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan,

kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Menurut Davis (1985) yang

dikutip dari Al-Bahra (2005:2), penganut pendekatan elemen adalah yang

mendefinisikan sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi

bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan menurut Lucas

(1989) yang di kutip dari Al-Bahra (2005:2) mendefinisikan sistem sebagai suatu

komponen atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung, satu

sama lain dan terpadu. Begitu pula menurut Robert G. Murdick (1993) yang dikutip

dari Al-Bahra (2005:2), mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen-elemen

yang terintegrasi dengan kasus yang sama untuk mencapai tujuan bersama.

2.1.1 Karakteristik Sistem

Menurut Al-Bahra (2005:4) , suatu system mempunyai karakteristik atau

(15)

a. Komponen-komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang

artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen - komponen

atau elemen – elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian

dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk

menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses secara keseluruhan.

b. Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan

sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini

memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan

ruang lingkup dari sistem tersebut.

c. Lingkungan luar sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang

mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat

menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan

merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus dijaga dan dipelihara.

Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika

tidak maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem.

d. Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan

(16)

e. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat

berupa masukan perawatan dan masukan sinyal maintenance input adalah energi

yang dimasukan agar sistem tersebut dapat berjalan. Sinyal input adalah energi

yang diproses untuk mendapatkan keluaran dari sistem.

f. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran

yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.

g. Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri

sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, jika sistem tidak mempunyai

sasaran maka sistem tidak aka nada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila

mengenai sasaran atau tujuannya.

2.1.2 Klasifikasi Sistem

Menurut Al-Bahra (2005:6), Klasifikasi sistem di bagi menjadi :

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa

(17)

yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer, sistem operasi, sistem

penjualan dan lain sebagainya.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem Alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam tidak dibuat oleh

manusia (ditentukan dan tunduk kepada kehendak sang pencipta alam), misalnya

sistem perputaran bumi, sistem pergantian siang dengan malam. Sedangkan sistem

buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan

manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut dengan

human-machine system misalnya sistem komputer.

3. Sistem Tertentu (deterministic system) dan Sistem Tak Tentu (probabilistic

system)

Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu sistem yang operasinya

dapat diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer. Sedangkan sistem

probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang tidak dapat diprediksi

dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya sistem sosial, sosial

politik, dan sistem demokrasi, dalam sistem politik kondisi masa depannya tidak

bisa diprediksi bahkan dalam waktu beberapa jam saja sudah berubah.

4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh

lingkungan luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya

tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed

(18)

terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan

luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk

lingkungan luar atau subsistem yang lain. Karena sistem sifatnya terbuka dan

terpengaruh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu

pengendalian yang baik.

2.2 Pengertian Informasi

Menurut Al-Bahra (2005:8) Dalam menganalisis dan merencanakan

perancangan suatu system harus mengerti telebih dahulu komponen-komponen yang

ada dalam system tersebut. Darimana data dan informasi tersebut diperoleh dan

kemana hasil pengolahan data dan informasi tersebut diperlukan. Menurut Gordon. B.

(1985) yang dikutip dari Al-Bahra (2005:8), mendefinisikan informasi sebagai data

yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya

untuk mengambil keputusan masa kini maupun masa yang akan datang. Informasi

mempunyai ciri yaitu benar atau salah, baru, tambahan dan kolektif. Menurut

Raymond McLeod (1995) yang dikutip dari Al-Bahra (2005:8), mendefinisikan

informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi

penerimanya. Alat pengolah informasi dapat meliputi elemen komputer, elemen non

komputer atau kombinasinya.

Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan

(19)

ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan.

Informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umunya digunakan untuk

beberapa kegunaan. Informasi digunakan tidak hanya oleh satu otang pihak di dalam

organisasi. Nilai sebuah informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya

untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih

efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.

2.2.1 Kualitas Informasi

Tidak semua informasi memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu , sudah

seharusnya dilakukan penyaringan terhadap informasi yang beredar. Menurut

Al-Bahra (2005:11), kualitas informasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Relevan (Relevancy)

Seberapa jauh tingkat relevansi informasi tersebut terhadap kenyataan kejadian

masa lalu, kejadian hari ini, dan kejadian yang akan datang. Informasi yang

berkualitas akan mampu menunjukan benang merah relevansi kejadian masa lalu,

hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan

mampu dilaksanakan, dan dibuktikan oleh siapa saja.

2. Akurat (Accuracy)

Suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut

telah tersampaikan (Completeness), seluruh pesan telah benar/sesuai

(Correctness), serta pesan yang disampaikan sudah lengkap atau hanya sistem

(20)

3. Tepat Waktu (Timeliness)

Berbagai proses dapat diselesaikan dengan tepat waktu, laporan-laporan yang

dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu.

4. Ekonomis (Economy)

Informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya

operasional untuk menghasilkan informasi tersebut minimal, informasi tersebut

juga mampu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi

dan teknologi informasi.

5. Efisien (Efficiency)

Informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang sederhana

(tidak berbelit-belit, tidak juga puitis, bahkan romantic), namun mampu

memberikan makna dan hasil yang mendalam, atau bahkan menggetarkan setiap

orang atau benda apapun yang menerimanya.

6. Dapat dipercaya (Reliability)

Informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber tersebut

juga tealh teruji tingkat kejujurannya. Misalkan output suatu program komputer,

bisa dikategorikan sebagai reliability, karena program komputer akan

memberikan output sesuai dengan input yang diberikan, dan outputnya tidak

(21)

2.2.2Nilai Informasi

Menurut Al-Bahra (2005 : 12), Suatu informasi dikatakan bernilai jika

memiliki manfaat yang lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkan

informasi tersebut sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir

keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektifitas

informasi tersebut.

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Informasi merupakan hal yang fundamental bagi manajemen dalam

mengambil keputusan. Informasi tersebut dapat diperoleh dari sistem informasi. Ada

beberapa pendapat yang dikemmukakan menegnai definisi dari sistem informasi.

Pendapat yang pertama menurut Al-Bahra (2005:13) sistem infromasi dapat

didefinisikan sebagai berikut :

1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen –komponen

dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.

2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan

informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organsasi.

3. Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan

strategi dari suatau organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan

(22)

Menurut Turban, McLean dan Wetherbe (1999) yang dikutip dari Abdul Kadir

(2003:11), sistem informasi adalah suatu kumpulan atau susunan kesatuan dari

komponen-komponen yang saling berkaitan, saling berhubungan dan bekerja sama

untuk mengintegrasikan serta mengolah data menjadi suatu informasi, kemudian

menyimpan data dan informasi, serta mendistribusikannya ke tiap entitas maupun

departemen yang membtuhkan demi mencapai tujuan yang spesifik.

2.3.1 Komponen Sistem Informasi

Menurut Billy N Mahamudu dalam situsnya

(http://apr1l-si.comuf.com/komponen.php:10 Mei 2011), Sistem informasi terdiri dari

komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen

input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen

hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua

komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu

kesatuan untuk mencapai sasaran.

1. Komponen input

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk

metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat

(23)

2. Komponen model

Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang

akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara

yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Komponen output

Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang

berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.

4. Komponen teknologi

Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan

untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,

menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari

sistem secara keseluruhan.

5. Komponen hardware

Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem

informasi.Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih

mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan

mempermudah kerja dari sistem informasi.

6. Komponen software

Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan

memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu

(24)

7. Komponen basis data

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan

berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan

menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan

dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di

dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang

dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk

efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi

menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database

Management System).

8. Komponen kontrol

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,

temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu

sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian

perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat

merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan

dapat langsung cepat diatasi.

2.4 Perancangan Sistem Informasi

Perancangan sistem adalah tahap yang dilakukan setelah melakukan analisis

(25)

persiapan untuk merancang bangun implementasi sistem dengan menggambarkan

sistem yang akan dibangun. Perancangan sistem dimulai dengan memahami sistem

yang sedang berjalan dan kriteria–kriteria sistem yang akan dibangun biasanya

menggunakan pemodelan secara terstruktur yang digambarkan oleh grafik atau

diagram. Hal–hal yang harus diperhatikan dalam merancang dan membangun sebuah

sistem adalah :

1. Kebutuhan perusahaan, organisasi, atau lembaga, yaitu dengan cara memahami

bidang yang akan dikembangkan, sasaran yang dibidik serta media yang akan

digunakan.

2. Kebutuhan operator, yaitu kebutuhan operator untuk memperoleh system yang

mudah dipahami dan dioperasikan serta tampilan yang interaktif. Kebutuhan

operator dapat diperoleh melalui proses wawancara atau kuisioner.

3. Kebutuhan pemakai, yaitu keinginan – keinginan dari si pemakai system

informasi, seperti jaminan keamanan, standarisasi tampilan, kecepatan akses, dan

kemudahan dalam pengoperasian.

4. Kebutuhan teknis, yaitu meliputi arsitektur dan konfigurasi sistem. Secara teknis

peralatan dan teknologi yang digunakan, termasuk pertimbangan penggunaan

peralatan yang tidak standar, seperti peralatan multimedia, kebutuhan interface,

database, dan perangkat lunaknya.

2.4.1 Tahap Perancangan Sistem Informasi

Tahap perancangan disebut juga tahap pemecahan masalah, yaitu dengan

(26)

database. Proses perancangan diperlukan untuk menghasilkan suatu rancangan sistem

yang baik, karena dengan rancangan yang tepat akan menghasilkan sistem yang stabil

dan mudah dikembangkan di masa mendatang. Berikut ini akan dijelaskan rangkaian

atau ruang lingkup system yang akan dirancang dengan memanfaatkan alat bantu

seperti :

1. Flowmap

Flowmap adalah suatu diagram alir yang menggambarkan bagian-bagian apa saja

yang terlibat dalam suatu system dan kegiatan apa saja yang dilakukan sistem

dimulai dari penginputan sampai menghasilkan output yang dibutuhkan dan

mengambarkan tentang gerakan dokumen yang dipakai didalam suatu sistem.

2. Diagram Konteks

Diagram konteks merupakan pola penggambaran yang berfungsi untuk

memperlihatkan interaksi tersebut dengan lingkungan dimana sistem tersebut

ditempatkan. Dalam diagram konteks, sistem dianggap sebuah objek yang tidak

dijelaskan secara rinci karena yng ditekankan adalah interaksi sistem dengan

lingkungan yang akan mengaksesnya.

3. Data Flow Diagram

DFD merupakan peralatan untuk menggambarkan secara rinci mengenai sistem

sebagai jaringan kerja antar fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan

menunjukan dari dan ke mana data mengalir serta penyimpanannya. Secara

umum, tahapan dimulai dari level 0, 1, 2, dan seterusnya. Level 0

(27)

database yang akan menampung aliran data, namun semua proses hanya

digambarkan sebagai sebuah sistem secara umum dan tidak terinci. Setiap

penurunan ke tahapan yang lebih rendah, yaitu level 1, 2, dan seterusnya, maka

proses – proses tersebut akan diuraikan lebih rinci dengan spesifikasi yang lebih

jelas.

4. Kamus Data

Kamus data adalah peralatan yang ikut berperan dalam perancangan dan

pembangunan sistem informasi karena berfungsi untuk menjelaskan arti aliran

data dan penyimpanan dalam penggambaran pada data flow diagram,

mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran, dan

menjelaskan spesifikasi nilai dan satuan yang relevan terhadap data yang

mengalir dalam sistem tersebut.

2.5 Pengertian Basis Data

Menurut Abdul Kadir (2003 : 254), Basis data (database) adalah suatu

pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan

aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis data dimaksudkan untuk mengatasi

problem pada sistem yang memakai pendekatan berbasis berkas.

Menurut Fatansyah Ir (2007 : 2), Basis data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan

Data. Basis kurang lebih daoat diartikan sebagia markas atau gudang , tempat

(28)

mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, dll) yang direkam

dalam bentuk angka, huruf, symbol teks, gambar, bunyi dan kombinasinya.

Menurut (http://id.wikipedia.org/wiki/Basis_data : 10 Mei 2011), Basis data

(database) atau sering pula di sebut basisdata, adalah kumpulan informasi yang

disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa

menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data

tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri

(query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management

system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi. Istilah "basis

data" berawal dari ilmu komputer.

Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau

potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari

jenis fakta yang tersimpan di dalamnya penjelasan ini disebut skema. Skema

menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek

tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur

basis data ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum

digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah lamanya mewakili

semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap

tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi

(29)

nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model

jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.

2.6 Pengertian Kepegawaian

Pada hakekatnya kepegawaian secara yuridis tidak mempunyai perbedaan arti

yang dalam kaitannya dengan kehadirannya dalam perusahaan, hanya berbeda

lingkungan penggunaanya.

2.6.1 Pengertian Kenaikan Pangkat

Pangkat adalah kedudukan yg menunjukan tingkat seorang PNS berdasarkan

jabatan dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar

penggajian. Pangkat mempunyai peranan penting bagi pegawai, sebab dengan adanya

pangkat maka pegawai akan lebih giat bekerja untuk mendapatkan hasil yang lebih

baik lagi, dan juga diharapkan bertambahnya loyalitas atau kesetiaan pegawai

terhadap instansi tempat pegawai tersebut mengabdikan diri. Di dalam PP Nomor 99

Tahun 2000 menjelaskan kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan

kepada PNS atas dasar prestasi kerja dan pengabdian terhadap negara. Masa kenaikan

pangkat diaksanakan setiap bulan April dan Oktober.

2.6.2 Pengertian Kenaikan Gaji Berkala

Kenaikan Gaji Berkala yang selanjutnya disebut KGB adalah Kenaikan Gaji

bagi setiap PNS, sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan secara berkala pada

(30)

2.6.3Pengertian Gaji

Gaji adalah salah satu hal yang penting bagi setiap karyawan yang bekerja dalam

suatu perusahaan, karena dengan gaji yang diperoleh seseorang dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Menurut Hasibuan (2002) yang dikutip dalam situs

(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/gaji-definisi-peranan-fungsi-dan-tujuan.html:09Mei 2011)

menyatakan bahwa “Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada

karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti”. Pendapat lain dikemukakan

oleh Handoko (1993) dalam situs

(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/gaji-definisi-peranan-fungsi-dan-tujuan.html:09Mei 2011), “Gaji adalah pemberian

pembayaran finansial kepada karyawan sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang

dilaksanakan dan sebagai motivasi pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang”.

2.6.4Komponen Gaji

Setiap pegawai berhak untuk menerima gaji mereka sebagai bukti hasil karya

mereka di perusahaan tersebut. Komponen-komponen gaji yang terdiri dari

penerimaan dan potongan yang terdapat pada Direktorat Metrologi Bandung adalah

sebagai berikut :

1. Gaji Pokok

Gaji pokok merupakan jumlah uang yang sudah ditetapkan bagi pegawai dalam

perusahaan sebagai dasar perhitungan gaji dan diberikan berdasarkan golongan

(31)

2. Tunjangan Suami / Istri diberikan kepada pegawai yang sudah menikah dan

berstatus Suami / Istri. Besar tunjangan yang akan diterima sebesar 10 % dari

Gaji Pokok Pegawai.

3. Tunjangan anak akan diberikan kepada pegawai yang memiliki anak. Besar

tunjangan ini yaitu 2 % dari gaji pokok.

4. Tunjangan jabatan ini terdiri dari tunjangan jabatan struktural dan tunjangan

jabatan fungsional. Besar tunjangan jabatan diatur dengan keputusan presiden.

5. Tunjangan umum

Diberikan kepada pegawai yang tidak memangku jabatan struktural ataupun

fungsional. Besaran tunjangan umum sudah ditetapkan dan diatur oleh keputusan

presiden.

6. Tunjangan beras

Tunjangan yang diberikan kepada pegawai yang diberikan berupa uang yang

besarnya adalah perjiwa Rp. 49.500.

7. Uang makan

Diberikan kepada pegawai yang masuk kerja dimana besar dari uang makan

tersebut Rp. 10.000/hari kerja.

Selain itu juga ada potongan – potongan gaji pokok, antara lain :

1. Iuran Wajib Pegawai (IWP)

Iuran wajib pegawai yang diberikan pegawai kepada perusahaan. Besar iuran ini

(32)

2. Tabungan Perumahan (TAPERUM)

Bagi pegawai yang belum atau tidak pernah menerima fasilitas bantuan uang

muka pembelian rumah atau bantuan sebagaian biaya pembangun rumah, apabila

pegawai yang bersangkutan berhenti atau meninggal dunia atau sebab lainnya,

yang bersangkutan atau ahli warisnya berhak menerima kembali pokok

tabungannya. Besarnya tabungan dilihat dari golongan.

3. Pph

Potongan atau pajak Penghasilan sebesar 5 % dari gaji pegawai.

2.7 Perangkat Lunak Pendukung

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang dilakukan di Direktorat

Metrologi Bandung, dapat disimpulkan bahwa perangkat lunak pendukung yang

dibutuhkan pada proses pengembangan system yang akan dilakukan terdiri dari dua

jenis aplikasi. Aplikasi yang dibutuhkan yaitu SQL Server 2000 yang digunakan

untuk pengelolaan database server dan Visual Basic 6.0 sebagai aplikasi bahasa

pemrograman yang digunakan untuk membangun aplikasi visual sebagai interface

yang menghubungkan antara database dengan aplikasi yang akan dibangun. Hal ini

dilakukan agar dapat mengembangkan aplikasi dengan sistem client server pada

sistem komputerisasi yang akan di bangun.

2.7.4 Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0

Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman yang paling banyak

(33)

membangun berbagai bentuk aplikasi. Visual Basic lebih banyak digunakan sebagai

developer dibanding bahasa pemrograman lain.

Tidak seperti bahasa pemrograman lainnya, seperti PASCAL misalnya,

dimana anda harus menuliskan kode program untuk segala sesuatunya, Visual Basic

mampu menambahkan sendiri sebagian kode program secara otomatis kedalam

program sehingga pekerjaan programmer menjadi semakin mudah.

Visual Basic adalah bahasa pemrograman event-driven yang berasal dari

bahasa pemrograman BASIC (Beginners All-purpose Symbolic Instruction Code).

Karena bahasa BASIC cukup mudah dipelajari dan popular maka hampir setiap

programmer menguasai bahasa ini. Event-driven artinya program menunggu sampai

adanya respon dari pemakai berupa kejadian tertentu, misalnya tombol diklik, atau

menu dipilih. Ketika event terdeteksi, event yang berhubungan akan melakukan aksi

sesuai dengan kode yang di berikan.

Tahun 1980-an sistem operasi DOS cukup popular dikalangan pemakai PC

karena di dalamnya disertakan bahasa BASIC yang dikenal dengan QBASIC (Quick

BASIC). Sistem tersebut sekarang sudah jarang digunakan. Di era Windows,

Microsoft menciptakan Visual Basic yang terus mengalami penyempurnaan hingga

Visual Basic 6.0.

Microsoft, perusahaan pencipta Visual Basic, mengeluarkan tiga edisi Visual

(34)

a. Standard Edition

Standard edition sangat direkomendasikan bagi pemula yang ingin mempelajari

Visual Basic 6.0, mempunyai fasilitas sebagai berikut :

1. Kemampuan aplikasi 32 bit yang berjalan di Microsoft Windows 9x dan

Windows NT untuk para pemula.

2. Terdiri atas kontrol-kontrol, seperti grid, tab dan data bound.

3. Termasuk Learn Visual Basic Now dan Online Help

b. Professional Edition

Professional Edition umumnya digunakan oleh para profesional yang sudah

cukup mendalami Visual Basic 6.0. Tidak terlalu banyak perbedaan dengan standard

edition, hanya ada beberapa tambahan, diantaranya :

1. Activex Control. Termasuk Internet Control.

2. IIS (Internet Information Server)

3. Dynamic HTML Page Designer

c. Enterprise Edition

Lebih ditekankan untuk membuat aplikasi yang bersifat server based, tapi

program-program aplikasi standar dapat berjalan dengan baik jika menggunakan versi

ini, fasilitas tambahannya ialah :

1. Application Performance Explorer

2. IIS (Internet Information Server)

3. Support for Microsoft Tansaction Server 2.0

(35)

5. Visual Componen Manager

6. Visual Database Tool

2.7.2 Microsoft SQL Server 2000

Microsoft SQL Server 2000 adalah salah satu nama database yang paling

populer di kalangan pengembang perangkat lunak. SQL server memiliki sistem

berarsitektur terbuka yang memungkinkan para pengembang program memperluas

dan menambahkan fungsi – fungsi ke dalam databse tersebut.

SQL Server adalah sistem manajemen database relasional (RDBMS) yang

dirancang untuk aplikasi dengan arsitektur client server. Istilah client, server, dan

client/server dapat digunakan untuk merujuk kepada konsep yang sangat umum atau

hal spesifik dari perangkat keras atu perangkat lunak. Pada level yang sangat umum,

sebuah client adalah setiap komponen dari sebuah sistem yang meminta layanan atau

sumber daya (resources) dari komponen sistem lainnya. Sedangkan sebuah server

adalah setiap komponen sistem yang menyediakan layanan sumber daya ke

komponen sistem lainnya.

2.7.2.1 Fasilitas-fasilitas penting SQL Server 2000

Menurut Vicky Angga (2007) SQL Server lengkap dengan fasilitas- fasilitas

yang mempermudah pengguna menangani database, diantaranya adalah:

1. Web Assistant Wizard

SQL Server menyediakan cara untuk bekerja dengan internet menggunakan Web

Assistant Wizard dan Interoperability dengan Microsoft Internet Information

(36)

Server data untuk digunakan dengan web page. Web Assistant Wizard membuat

file html dari query SQL Server, sehingga membuat kita mudah untuk

mempublikasikan data SQL Server di Internet.

4. SQL Server Profiler

SQL Profiler adalah utility grafis yang mengijinkan administrator database dan

pengembang aplikasi untuk memonitor dan merekam aktivitas database. SQL

Profiler ialah perangkat yang penting untuk menyesuaikan (tuning) dan melacak

kesalahan aplikasi, mengaudit dan memprofil penggunaan SQL Server.

5. SQL Server Manager

SQL Server Service Manager mengatur seluruh objek dari SQL Server, SQL

Server Agent dan MS DTC. SQL Server Service Manager menyediakan cara yang

mudah untuk memulai, berhenti atau mencek keadaan dari layanan yang ada.

6. SQL Query Analyzer

SQL Query Analyzer berfungsi untuk memasukan perintah query untuk melihat

data.

2.8 Jaringan Komputer

Menurut situs (http://fadel05.tripod.com/network/jaringan.html: 12 Mei 2011)

kutipan dari Yuhefizar, Sejarah Komputer, IlmuKomputer.com dan Prihanto, Harry,

Membangun Jaringan Komputer, IlmuKomputer.com. Jaringan komputer adalah

sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu

(37)

memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data,

mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan

hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau

periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer

dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

2.8.1 Jenis Jaringan Komputer

Secara umum jaringan komputer dibagi atas lima jenis, yaitu;

1. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah

gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali

digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation

dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama

sumberdaya (misalnya printer) dan saling bertukar informasi.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang

berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan

LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan

atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta)

atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan

dengan jaringan televisi kabel.

3. Wide Area Network (WAN)

(38)

seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan

mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi)

pemakai.

4. Internet

Sebenarnya terdapat banyak jaringan didunia ini, seringkali menggunakan

perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda. Orang yang terhubung

ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang

terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar

jaringan yang seringkali tidak kampatibel dan berbeda. Biasanya untuk

melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang disebut gateway guna

melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik

perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang

terinterkoneksi inilah yang disebut dengan internet.

5. Jaringan Tanpa Kabel

Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komunikasi yang tidak bisa

dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya orang yang ingin

mendapat informasi atau melakukan komunikasi walaupun sedang berada diatas

mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karena

koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat ini

jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit

dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan

(39)

2.8.2Topologi Jaringan Komputer

Menurut Budhi Irawan (2005 :26) topologi secara fisik dari suatu jaringan lokal

adalah merujuk kepada konfigurasi kabel, komputer dan perangkat lainnya. Topologi

adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya

sehingga membentuk jaringan. Cara yang saat ini banyak digunakan adalah bus,

token-ring, star dan tree (pohon). Masing-masing topologi ini mempunyai ciri khas,

dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Dibawah ini macam-macam topologi

jaringan komputer :

1. Topologi Bus

Gambar 2.1. Topologi Bus

(Sumber : Budhi Irawan, “Jaringan Komputer” 2005:26)

Topologi bus terlihat pada skema di atas. Topologi ini terdiri dari satu jalur kabel

utama dimana pada masing – masing ujungnya diberikan sebuah terminator.

Semua nodes pada jaringan (server, workstation, dan perangkat lainnya)

terkoneksi sebuah kabel utama (backbone). Terdapat kelebihan dan kerugian dari

(40)

perangkat lain ke dalam sebuah kabel utama, hemat kabel dan kerugiannya adalah

seluruh jaringan akan mati jika ada kerusakan pada kabel utama, sulit dalam

mengidentifikasi permasalahan jika jaringan sedang jatuh atau rusak.

2. Topologi Token Ring

Gambar 2.2. Topologi Token Ring

(Sumber : Budhi Irawan, “Jaringan Komputer” 2005:26)

Topologi Token RING terlihat pada skema di atas. Metode token-ring (sering

disebut topologi cincin/lingkaran) menggunakan teknik konfigurasi yang sama

dengan topologi star tetapi pada topologi ini terlihat bahwa jalur media transmisi

menyerupai sutau lingkaran tertuup menyerupai cincin (lingkaran). Terdapat

keuntungan dan kerugian dari tipe ini yaitu keuntungannya hemat kabel dan

(41)

3. Topologi STAR

Gambar 2.3. Topologi Star

(Sumber : Budhi Irawan, “Jaringan Komputer” 2005:26)

Topologi model ini dirancang, yang mana setiap nodes (file server, workstation,

dan perangkat lainnya) terkoneksi ke jaringan melewati sebuah concentrator /

hub. Data yang dikirim ke jaringan lokal melewati concentrator sebelum

melanjutkan ke tempat tujuannya. Concentrator akan mengatur dan

mengendalikan keseluruhan fungsi jaringan dan bertindak sebagai repeater

(penguat aliran data). Konfigurasi pada jaringan ini menggunakan kabel twisted

pair, dan bisa menggunakan kabel coaxial atau kabel fiber optic. Terdapat

kelebihan dan kerugian dari tipe ini yaitu kelebihannya adalah mudah dalam

pemasangan dan pengkabelannya, tidak mengakibatkan gangguan pada jaringan

ketika akan pemasangan atau memindahkan perangkat jaringan lainnya. Mudah

mendeteksi kesalahan dan memindahkan perangkat perangkat lainnya.

Kerugiannya adalah membutuhkan lebih banyak kabel, membutuhkan

(42)

yang terkoneksi tidak dapat terdeteksi, lebih mahal dari pada topologi bus karena

biaya untuk pengadaan concentrator.

4. Topologi Tree

File Server

Gambar 2.4. Topologi Tree

(Sumber : Budhi Irawan, “Jaringan Komputer” 2005:26)

Topologi ini perpaduan antara topologi bus dan star, terdiri dari kelompok –

kelompok dari workstation dengan konfigurasi star yang terkoneksi ke kabel

utama yang menggunakan topologi bus. Topologi ini memungkinkan untuk

pengembangan jaringan yang telah ada, dan memungkinkan untuk

mengkonfigurasi jaringan sesuai dengan kebutuhan. Adapun kelebihan dan

kekurangan dari tipe ini kelebihannya adalah proses konfigurasi jaringan

dilakukan dari titik ke titik pada masing – masing segmen, didukung oleh banyak

perangkat keras dan perangkat lunak. Kekurangannya adalah keseluruhan panjang

kabel pada tiap – tiap segmen dibatasi oleh tipe kabel yang digunakan, jika

(43)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Direktorat Metrologi Bandung yang

beralamat di Jl. Pasteur No.27 Bandung dan yang menjadi objek penelitian adalah sub

bagian tata usaha urusan kepegawaian.

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Permasalahan mengenai sesuatu bentuk dalam ukur-mengukur, takar-menakar

dan timbang-menimbang secara luas yang lazim disebut permasalahan “metrologi”

mencakup semua teori maupun praktek yang berhubungan dengan pengukuran yaitu

macamnya, sifatnya, keseksamaan dan kebenaran.

Metrologi yang berhubungan dengan satuan-satuan ukuran, cara-cara atau

pengukuran dan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya dan syarat-syarat

teknik serta peraturan-peraturan pelengkap yang ditetapkan dalam atau berdasarkan

undang-undang yang bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengabdian

kepada umum tentang pengawasan dan kebenaran pengukuran disebut “metrologi

legal” (legal metrology atau metrologie legale).

Pengaturan tentang metrologi menjadi semakin penting karena tertib ukur, di

segala bidang menyangkut juga segi keamanan bagi manusia sendiri, antara lain:

1. Dosis obat-obatan, penyinaran, suntikan;

(44)

3. Pengukuran dalam navigasi dan lain sebagainya.

Selain itu, tertib ukur juga meliputi usaha penyeragaman Sistem Satuan dalam

ukuran, takaran, timbangan dan perlengkapannya dengan menggunakan Satuan

Sistem International (SI) adalah satuan ukuran yang sistemnya bersumber pada suatu

ukuran yang didapat berdasarkan atas satuan dasar yang disahkan oleh Konferensi

Umum untuk ukuran dan timbangan.

Usaha penyeragaman itu di Indonesia sudah dilakukan sejak tahun 1923

secara bertahap. Dengan masa peralihan selama 10 (sepuluh) tahun, yang dalam

pelaksanaannya adalah 15 (lima belas) tahun, maka di Indonesia sejak 1 Januari 1938

secara resmi berlaku Satuan Sistem Metrik dalam ukuran, takaran, timbangan dan

perlengkapannya yang menggantikan Satuan Sistem tradisional seperti elo, kati dan

lain sebagainya.

Direktorat Metrologi adalah institusi yang menangani kegiatan metrologi legal

di bawah Diektorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departmen Perdagangan dan

Perindustrian. Kegiatan metrologi legal di indoensia secara resmi dimulai sejak tahun

1923 yaitu mulai diberlakukannya Ordonasi Tera 1923, yang kemudian setelah

mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir adalah Undang-undang RI

N0.2 Tahun 1981 tentang Metrologi legal sebagai sarana untuk menjamin kebenaran

pengukuran serta adanya ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan

ukuran, standar satuan metode pengukuran dan Alat-alat ukur, Takar, Timbang dan

(45)

Secara kronologis sejarah perkembangan Direktorat Metrologi dapat

digambarkan sebagai berikut :

1. Tanggal 23 Februari 1923, Ordonasi Tera 1923 Stbl No. 57 berlaku, bersamaan

dengan dibentuknya Diesnt Van Het Ijkwesen (Jawatan Tera). Masa transisi

pelaksanaan Ordonisasi Tera 1923 adalah 10 tahun.

2. Tanggal 1 Januari 1928, Ordonasi Tera 1928 Stbl No. 255 berlaku, antara lain

merubah masa transisi pelaksanaan Ordonasi Tera 1923 menjadi 15 tahun.

3. Tanggal 1 Januari 1938, dilenyapkannya secara hukum sistem ukuran-ukuran

lama(kuno) di Indonesia.

4. Tanggal 12 Juli 1949, Ordonasi Tera 1949 Stbl No.175 berlaku sebagai ganti

undang-undang tera sebelumnya yang perlu disempurnakan sesuai perkembangan

zaman.

5. Tanggal 21 Desember 1954, nama Jawatan Tera diganti menjadi Jawatan

Metrologi dengan pertimbangan anatar lain tugas Jawatan Tera tidak hanya

pekerjaan menera dan menera ulang ukuran-ukuran dan timbangan yang

digunakan dunia perniagaan, tetapi pekerjaannya meluas sampai lapangan

pekerjaan penyelidikan mengenai teknik mengukur atas dasar pengetahuan dan

perniagaan.

6. Tanggal 22 November 1962, nama Jawatan Metrologi diganti menjadi Direktorat

Metrologi.

7. Tanggal 11 September 1968, nama Direktorat Metrologi diganti menjadi

(46)

8. Tanggal 29 Mei 1975, nama Direktorat Metrologi, Standarisasi dan Normalisasi

diganti kembali menjadi Direktorat Metrologi.

9. Tanggal 1 April 1981, Ordonisasi Tera 1949 diganti dengan Undang-undang No.

2 tahun 1981 dengan pertimbangan Sistem Internasional.

Tabel 3.1 Riwayat Direktorat Metrologi

PERUNDANG – UNDANGAN INSTITUSI

ORDONASI TERA 1923 STBL. NO.57 24 Februari 1923

(mulai berlaku sistem metrik di indonesia) masa transisi 10 tahun

JAWATAN TERA

(DIENST VAN HET IJKWEZEN)

ORDONASI TERA 1928 STBL. NO.255 1 JANUARI 1928

DIENST VAN HET IJKWEZEN

GOUVERMENT BESLUIT NO. 21 STBL. NO. 103

9 Maret 1933

(perpanjangan masa transisi dari 10 tahun menjadi 15 tahun)

DIENST VAN HET IJKWEZEN

1 JANUARI 1938

(hari berakhirnya penggunaan sistem satuan non metrik di indonesia/secara resmi berlakunya sistem metrik di

indonesia)

(47)

ORDONASI TERA 1949 STBL. NO. 175

1 Juli 1949

(pengganti Ordonasi Tera sebelumnya yang

perlu disempurnakan)

DIENST VAN HET IJKWEZEN

21 DESEMBER 1954 JAWATAN METROLOGI

TANGGAL 30 OKTOBER 1960 INDONESIA MENJADI ANGGOTA METROLOGI LEGAL DUNIA

(Organization Internationale de Metrology Legale, Konvensi Meter OIPM)

NOVEMBER 1962-11 SEPTEMBER 1968 DIREKTORAT METROLOGI,

STANDARDISASI dan NORMALISASI

29 MEI 1975 DIREKTORAT METROLOGI dan

DIREKTORAT STANDARDISASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.2

TAHUN 1981 TENTANG METROLOGI LEGAL

(LNRI TH 1981 NO.3193) 1 APRIL 1981

DIREKTORAT METROLOGI

Secara garis besar tugas pokok dan fungsi Direktorat Metrologi dan unit-unit

metrologi di daerah adalah mengelola standar satuan ukuran, melaksanakan tera dan

tera ulang alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP), melakukan

pengawasan UTTP dan Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) serta

(48)

Indonesia menjadi anggota Organisation Internationale de Metrologie Legale

(OIML) sejak September 1960 dan menjadi anggota Asia Pasific Legal Metrology

Forum(APLMF) sejak pembentukannya pada tahun 1994.

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan misi adalah sasaran dan tujuan didirikannya perusahaan atau instansi

tersebut. Setiap perusahaan atau instansi pasti memiliki visi dan misi masing-masing

untuk menjalankan aktivitas perusahaan yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan

tersebut. Adapun visi dan misi yang dimiliki oleh Direktorat Metrologi Bandung

adalah :

3.1.2.1 Visi

Visi Direktorat Metrologi Bandung yaitu :

“ Terwujudnya Sistem Metrologi Legal yang efektif dan efisien guna

meningkatkan daya saing barang dan jasa serta perlindungan konsumen dan produsen

di era pasar global “.

3.1.2.2 Misi

Pada dasarnya misi merupakan penjabaran dari visi yang lebih aplikabel

sifatnya, yaitu sebagai pedoman untuk implementasi secara pragmatis dari kebijakan

yang akan diambil dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pelaksanaan program.

Dalam proses mewujudkan visi di atas, maka misi Direktorat Metrologi

(49)

1. Mengembangkan sarana, kelembagaan dan pelayanan serta meningkatkan

kerjasama kemetrologian.

2. Mengembangkan dan membina sarana dan prasarana standar ukuran dan

laboratorium kemtrologian.

3. Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana teknik kemetrologian.

4. Meningkatkan dan mengembangkan jumlah dan mutu SDM kemetrologian

berbasis kompetensi.

5. Meningkatkan dan mengembangkan pengawasan dan penyuluhan kemetrologian.

3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan.

Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan

antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi

dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan

wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang

akan di kerjakan. Gambar di bawah ini merupakan struktur orgasnisasi di Direktorat

(50)
(51)

3.1.4. Deskripsi Tugas

Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Direktorat Metrologi dibagi menjadi

beberapa subdirektorat, berikut ini akan dijelaskan mengenai deskripsi tugas dari

masing-masing bagian yang ada di Direktorat Metrologi Bandung yaitu :

1. Sub Direktorat dan Kerjasama Kemetrologian

Sub Direktorat Sarana dan Kerjasama Kemtrologian mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar,

norma, kriteria, prosedur, bimbingan dan pelaksanaan teknis serta pengawasan dan

evaluasi di bidang sarana dan kerjasama kemtrologian.

Dalam melaksanakan tugas diatas, Sub Direktorat Sarana dan Kerjasama

Kemetrologian menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sarana dan kerjasama

kemetrologian;

b. Penyiapan penyusunan pedoman, standar, norma, criteria dan prosedur di

bidang sarana dan kerjasama kemetrologian;

c. Penyiapan bimbingan dan pelaksanaan teknis di bidang sarana dan kerjasama

kemetrologian;

d. Penyiapan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan di bidang sarana dan

(52)

Sub Direktorat Sarana dan Kerjasama Kemetrologian terdiri dari :

1) Seksi Piranti Kemetrologian

Seksi Piranti Kemterologian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, norma, criteria, prosedur,

bimbingan dan pelaksanaan teknis serta pengawasan dan evaluasi pelaksanaan

dibidang piranti kemetrologian.

2) Seksi Kerjasama Kemetrologian

Seksi Kerjasama Kemetrologian mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan penyusunan pedoman, standar, norma, criteria, prosedur, bimbingan dan

pelaksanaan teknis serta pengwasan dan evaluasi pelaksanaan di bidang

kerjasama kemetrologian nasional dan internasional.

2. Sub Direktorat Standar Ukuran dan Laboratorium Kemetrologian

Sub Direktorat Standar Ukuran dan Laboratorium Kemetrologian mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, strandar,

norma, kriteria, prosedur, bimbingan dan pelaksanaan teknis serta pengawasan dan

evaluasi di bidang standar ukuran dan laboratorium kemetrologian.

Dalam melaksanakan tugas diatas, Subdirektorat Standar Ukuran dan

Laboratorium Kemetrologian menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang standar ukuran dan laboratorium

(53)

b. Penyiapan penyusunan pedoman, standar, norma, criteria dan prosedur di bidang

standar ukuran da laboratorium kemetrrologian;

c. Penyiapan bimbingan dan pelaksanaan teknis di bidang standar ukuran dan

laboratorium kemetrologian;

d. Penyiapan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan di bidang standar ukuran dan

laboratorium kemetrologian.

Sub Direktorat Standar Ukuran dan Laboratorium Kemetrologian terdiri dari :

1) Seksi Standar Massa, Listrik, Tekanan dan Suhu

Seksi Standar Massa, Listrik, Tekanan dan Suhu mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, norma,

criteria, prosedur, bimbingan dan pelaksanaan teknis serta pengawasan dan

evaluasi pelaksanaan di bidang standar massa, listrik, tekanan dan suhu.

2) Seksi Standar Alat Ukur Arus, Panjang dan Volume

Seksi Standar Alat Ukur Arus, Panjang dan Volume mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan pedoman, standar, norma, kriteria,

prosedur, bimbingan dan pelaksanaan teknis serta pengawasan dan evaluasi

pelaksanaan di bidang standar alat ukur arus, panjang dan volume.

3. Sub Direktorat Teknik Kemetrologian

Sub Direktorat Teknik Kemetrologian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

Gambar

Gambar 2.1. Topologi Bus                        (Sumber : Budhi Irawan, “Jaringan Komputer” 2005:26)
Gambar 2.2. Topologi Token Ring
Gambar 2.3. Topologi Star
Tabel 3.1 Riwayat Direktorat Metrologi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini, peneliti akan merancang sebuah sistem informasi yang dapat mengolah data barang seperti, data barang alat-alat kesehatan, penjualan dan

Menurut Azhar Susanto ( 2004 : 15 ) Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama

DFD ( Data Flow Diagram ) digunakan untuk membuat sebuah model sistem informasi dalam bentuk jaringan kerja antar proses yang saling terhubung satu sama lain dengan dokumen-dokumen

Maksud dari penelitian ini adalah untuk membuat sistem informasi pengarsipan dan penggajian yang terintegrasi dengan database pada instansi Direktorat Metrologi

Sistem informasi kepegawaian Dinas Perhubungan Kabupaten Tanah Datar merupakan sebuah sistem yang dapat menangani proses pengolahan data kepegawaian, laporan data

Berkaitan dengan masalah yang telah diuraiakan, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk merancang sistem informasi kepegawaian terutama untuk mengolah

Dalam penulisan skripsi ini penulis merancang dan membangun sebuah aplikasi sistem informasi pelayanan kenaikan pangkat pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah merancang sistem informasi produksi yang terkomputerisasi dan terintegrasi antar departemen pencampuran, departemen pengkapsulan