SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, LEVERAGE, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP
KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH ERWIN SAPUTRA
130522120
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : ERWIN SAPUTRA
NIM : 130522120
JURUSAN : AKUNTANSI EKSTENSI
JUDUL : ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, LEVERAGE, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP
KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
Tanggal : Agustus 2015 Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. Sucipto MM,Ak
NIP. 19511025 198203 1 001
Tanggal : Agustus 2015 Ketua Program Studi S1 Akuntansi
Drs. Firman Syarif, Msi., Ak. NIP . 19670904 199403 1 004
Tanggal : Agustus 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : ERWIN SAPUTRA
NIM : 130522120
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI EKSTENSI
JUDUL : ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, LEVERAGE, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BEI
Medan, Agustus 2015
ERWIN SAPUTRA
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage dan Komite Audit terhadap Kualitas Laba. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara pemilihan sampel bertujuan (Purposive Sampling). Sampel yang digunakan adalah semua Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2012 berjumlah 41 bank dengan teknik analisis linear berganda. Berdasarkan pengujian semua asumsi klasik yang dilakukan menunjukkan hasil yaitu persamaan regresi telah memenuhi asumsi normalitas, tidak ada problem multikolonieritas, heterokedastisitas serta autokorelasi. Hasil analisis dengan uji statistik memperlihatkan bahwa secara parsial Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage dan Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba. dan hasil uji statistik secara simultan variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage dan Komite Audit juga tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba.
ABSTRACT
This research was conducted to find out the influence of Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board of Commissioners are independent, Leverage and the Audit Committee of the quality of Earnings. The technique of sampling is done by means of the selection of the sample of aims (Purposive Sampling). The sample used is all the banking Companies were listed on the Indonesia stock exchange 2011-2012 period totaled 41 banks with multiple linear analysis techniques. Based on the classical assumption that all testing performed indicates that the regression equations have met the assumption of normality, there's no problem multikolonieritas, heterokedastisitas and autocorrelation. The results of the analysis with statistical tests show that the partially Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board of Commissioners are independent, Leverage and the Audit Committee not significant effect on quality. and the results of statistical tests simultaneously variable Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board of Commissioners are independent, Leverage and the Audit Committee is also not significant effect on quality.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis
Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris
Independen, Leverage, dan Komite Audit terhadap Kualitas Laba pada Perusahaan Perbankan yag terdaftar di BEI”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera
Utara. Selama penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA dan Bapak Drs.
Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, S.E.,
M.M., Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Sucipto, M.M, Ak., selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan
5. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak., selaku dosen penguji dan Ibu Dr.
Rina Br Bukit SE, M.Si., Ak selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua orangtua penulis, terima kasih atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang
telah diberikan. Skripsi ini saya persembahkan sebagai wujud pengabdian yang
tulus untuk Ibu saya Erlina Yanti Lubis dan Ayah saya Pahri Siregar, ketiga
saudara penulis: bang Eri, kak Rida, dan adik saya Dedi terima kasih atas
dukungan, perhatian, dan doa yang telah diberikan.
7. Para sahabat, Nanda, Fuad, Hadi, Sofyan, Alif, Arfah, Robert, Gito, Jahrianto, M
Rizky, Satriani, Mora, Ayu, Maya dan rekan-rekan mahasiswa S1 Akuntansi
lainnya terimakasih atas kebersamaannya,semoga dapat menyelesaikan studi
dengan baik dan sukses di kemudian hari.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca
untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, Agustus 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR TABEL
...
v
DAFTAR LAMPIRAN……….. vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori ... 11
2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) ... 11
2.1.2 Kualitas Laba ... 12
2.1.3 Kepemilikan Institusional dan Kualitas Laba ... 13
2.1.4 Kepemilikan Manajerial dan Kualitas Laba ... 16
2.1.5 Dewan Komisaris Independen dan Kualitas Laba ... 18
2.1.6 Leverage dan Kualitas Laba ... 19
2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 22
2.3 Kerangka Konseptual ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
3.3 Batasan Operasional ... 29
3.4 Populasi, Sampel, dan Data Penelitian ... 29
3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel ... 32
3.5.1 Variabel Bebas (Independen Variable) ... 32
3.5.2 Variabel Terikat (Dependet Variable) ... 34
3.6 Metode Analisis Data ... 36
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 36
3.6.1.1 Uji Normalitas ... 37
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas ... 38
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 39
3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 39
3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 40
3.6.2.1 Uji Koefisien Determinan (R2 ) ... 41
3.6.2.2 Uji T (Uji Secara Parsial))... 42
3.6.2.3 Uji F (Uji Secara Serentak) ... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ………. . 44
4.3 Uji Asumsi Klasik ………. 47
4.3.1 Uji Normalitas ……… 47
4.3.2 Uji Multikolinearitas ……… 50
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ……… 51
4.3.4 Uji Autokorelasi ……….. 52
4.4 Uji Hipotesis Penelitian ………. 53
4.4.1 Analisis Regresi Berganda ……… . 53
4.4.2 Uji Statistik F ……….. 56
4.4.3 Uji Statistik T ……….. 58
4.4.4 Uji Koefisien Determinan ……….. 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
5.1 Kesimpulan ……….... 63
5.2 Keterbatasan Penelitian ………... .. 64
5.3 Saran ……….. 65
Daftar Pustaka ... 66
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 23
3.1 Sampel dan Populasi Penelitian ………... 30
4.1 Statistik Deskriptif ... 45
4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov` ... 47
4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ... 50
4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 52
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 53
4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 54
4.7 Hasil Uji F ... 57
4.8 Hasil Uji T ... 59
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 26 4.1 Histogram ... 48 4.2 Grafik P Plot ... 49
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lamp. Judul Lampiran Halaman
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage dan Komite Audit terhadap Kualitas Laba. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara pemilihan sampel bertujuan (Purposive Sampling). Sampel yang digunakan adalah semua Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2012 berjumlah 41 bank dengan teknik analisis linear berganda. Berdasarkan pengujian semua asumsi klasik yang dilakukan menunjukkan hasil yaitu persamaan regresi telah memenuhi asumsi normalitas, tidak ada problem multikolonieritas, heterokedastisitas serta autokorelasi. Hasil analisis dengan uji statistik memperlihatkan bahwa secara parsial Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage dan Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba. dan hasil uji statistik secara simultan variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage dan Komite Audit juga tidak berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Laba.
ABSTRACT
This research was conducted to find out the influence of Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board of Commissioners are independent, Leverage and the Audit Committee of the quality of Earnings. The technique of sampling is done by means of the selection of the sample of aims (Purposive Sampling). The sample used is all the banking Companies were listed on the Indonesia stock exchange 2011-2012 period totaled 41 banks with multiple linear analysis techniques. Based on the classical assumption that all testing performed indicates that the regression equations have met the assumption of normality, there's no problem multikolonieritas, heterokedastisitas and autocorrelation. The results of the analysis with statistical tests show that the partially Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board of Commissioners are independent, Leverage and the Audit Committee not significant effect on quality. and the results of statistical tests simultaneously variable Institutional Ownership, Managerial Ownership, Board of Commissioners are independent, Leverage and the Audit Committee is also not significant effect on quality.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
“Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan
untuk menilai posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari
neraca, laporan rugi laba, dan laporan perubahan ekuitas yang disusun berdasarkan
akrual serta laporan arus kas yang berdasarkan dasar kas” (Wahyuningsih,2009).
Oleh karena itu, dasar akrual dalam laporan keuangan memberikan kesempatan
kepada manajer memodifikasi laporan keuangan untuk menghasilkan jumlah laba
(earnings) yang diinginkan. Para pengguna laporan keuangan (investor, kreditor, dan
stakeholder lainnya) menggunakan informasi tersebut untuk mendukung
pengambilan keputusan mereka. Dengan demikian, para stakeholder mengharapkan agar perusahaan menyajikan laporan keuangan yang relevan dan jujur dalam
penyajiannya, sehingga dapat menggambarkan keadaan perusahaan yang
sesungguhnya.
Ujiyantho dan Pramuka ( 2007) Menyebutkan “Laporan keuangan sebagai
produk informasi yang dihasilkan perusahaan, tidak terlepas dari proses
penyusunannya. Kebijakan dan keputusan yang diambil dalam rangka proses
Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concept) No 1 ,ada dua tujuan dari pelaporan keuangan yaitu Pertama,memberikan informasi yang bermanfaat bagi
investor, investor potensial, kreditor,dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan
investasi ,kredit,dan keputusan serupa lainnya. Kedua, memberikan informasi tentang
prosfek arus kas unuk membantu investor dan kreditor dalam menilai prospek arus
kas bersih perusahaan.
Beberapa penelitian mendukung bahwa manipulasi terhadap earning juga
sering dilakukan oleh manajemen. Penyusunan earnings dilakukan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi di dalam perusahaan. Seperti diketahui ini dapat
menimbulkan masalah karena manajemen sebagai pihak yang memberikan informasi
tentang kinerja perusahaan dievaluasi dan dihargai berdasarkan laporan yang
dibuatnya sendiri. Laba yang kurang berkualitas bisa terjadi karena dalam
menjalankan bisnis perusahaan, manajemen bukan merupakan pemilik perusahaan.
Pemisahan kepemilikan ini akan dapat menimbulkan konflik dalam pengendalian dan
pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang menyebabkan para manajer bertindak tidak
sesuai dengan keinginan para pemilik. Konflik yang terjadi akibat pemisahan
kepemilikan ini disebut dengan konflik keagenan.
Beberapa mekanisme yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
keagenan tersebut adalah dengan meningkatkan kepemilikan manajerial Dengan
meningkatkan kepemilikan saham oleh manajer, diharapkan manajer akan bertindak
fungsi yang positif dari porsi dan independensi dari dewan komisaris eksternal.
Dewan komisaris juga bertanggung jawab atas kualitas laporan yang disajikan.
Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan,
mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal juga
diharapkan dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba (earnings management).
Menurut Siallagan dan Machfoedz (2006) “Konflik keagenan yang
mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen akan mengakibatkan rendahnya kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan
pembuatan keputusan kepada para pemakainya seperti para investor dan kreditor,
sehingga nilai perusahaan akan berkurang.”
Berdasarkan teori keagenan, untuk mengatasi masalah ketidakselarasan
kepentingan antara principal dan agent dapat dilakukan melalui pengelolaan perusahaan yang baik. good corporate governance salah satu cara untuk
mengendalikan tindakan oportunistik yang dilakukan manajemen. Ini dikarenakan “good corporate governance adalah system yang mengatur,mengelola,dan
mengawasi proses pengendalian usaha menaikkan nilai saham, sekaligus sebagai
bentuk perhatian kepada stakeholders, karyawan, kreditor, dan masyarakat sekitar.” (Tangkilisan,2003 : 12-13).
Dengan menerapkan sistem tata kelola perusahaan yang baik maka
lebih melindungi hak dan kepentingan pemegang saham serta dapat meningkatkan
nilai perusahaan.
Struktur kepemilikan sangat penting karena berkaitan erat dengan
pengendalian operasional perusahaan. Antara lain, Kepemilikan institusional berarti
kepemilikan saham oleh pihak institusi lain yaitu kepemilikan oleh perusahaan atau
lembaga lain. Kepemilikan saham perusahaan oleh pihak-pihak yang berbentuk
institusi seperti perusahaan asuransi,bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan
institusi pihak lain. kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan. Adanya kepemilikan oleh investor institusional
akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja
manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat
digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap kinerja manajemen.
“Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham yang
dimiliki oleh institusi. Kepemilikan oleh institusi adalah proporsi kepemilikan saham
perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi,
bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain.” (Tarjo, 2008) dalam
Welim dan Rusiti (2014).
Semakin besar proporsi kepemilikan institusional dalam perusahaan, maka
semakin besar peran institusional dalam memonitor manajer. Pengawasan ini
diharapkan dapat mendorong manajer untuk meningkatkan kinerja manajer. Kinerja
“Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme corporate
governance yang dapat digunakan untuk meminimalkan konflik keagenan.”
(Palestin,2008) . Agar tidak terjadi konflik kepentingan dengan para pemegang saham
sebagai pemilik, dalam mengelola perusahaan, manajemen harus transparan. Oleh
karena itu, kepemilikan manajerial sangat dibutuhkan, kepemilikan manajerial
diartikan sebagai proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajemen. Manajer yang
memiliki saham perusahaan tentunya akan menselaraskan kepentingannnya dengan
kepentingan sebagai pemegang saham. Sementara manajer yang tidak memiliki
saham perusahaan, ada kemungkinan hanya mementingkan kepentingannya sendiri.
Dewan komisaris independen adalah pihak yang mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara independen, semata-mata demi kepentingan perusahaan, tanpa pengaruh dari berbagai pihak lainnya. Keberadaan komisaris independen dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih objektif dan menempatkan kesetaraan (fairness) diantara berbagai kepentingan perusahaan dan kepentingan
stakeholder sebagai prinsip utama dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris. ( Rosyada, 2011).
Adapun yang bertugas sebagai pengawas jalannya operasional perusahaan
yaitu Dewan komisaris independen. Fungsi monitoring dewan komisaris diharapkan
lebih efektif dalam melindungi kepentingan pemegang saham minoritas,dengan
adanya peraturan mengenai dewan komisaris yang berasal dari luar (independen). “Leverage (Strutur Modal) adalah perbandingan nilai hutang dengan nilai
modal sendiri yang tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir tahun.
Variabel ini dinyatakan dalam rasio total hutang dengan penjumlahan total hutang
dan modal sendiri pada neraca akhir tahun” ( Sujoko dan Soebiantoro,2006).
public memiliki sumber pendanaan yang terbatas dari sumber internal sehingga
perusahaan akan memiliki leverage yang besar. Perusahaan yang besar akan diikuti
dengan upaya manajer untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan laba yang
tinggi. Hal tersebut dilakukan agar manajer tetap mendapatkan kepercayaan ketika
akan mencari sumber pendapatan dari pasar hutang. Perusahaan dengan leverage
yang tinggi akan memiliki kecenderungan melakukan manajemen laba dengan
menggunakan akrual untuk melaporkan laba lebih tinggi yang menyebabkan kualitas
laba menjadi lebih rendah.
“Komite audit merupakan salah satu unsur penting dalam mewujudkan
penerapan good corporate governance. Keberadaan komite audit ini merupakan usaha perbaikan terhadap cara pengelolaan perusahaan terutama cara pengawasan
terhadap manajemen perusahaan, karena akan menjadi penghubung antara
manajemen perusahaan dengan dewan komisaris maupun pihak ekstern lainnya”
(Palestin,2008).
Komite audit bukan bersifat wajib (mandatory) dan tidak selalu ada pada perusahaan kecil. Tanggung jawab komite audit meliputi: mengawasi laporan
keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal
(termasuk audit internal).
Tujuan utama perusahaan, adalah meningkatkan nilai perusahaan,termasuk
laba perusahaan. Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau
maupun investor, menggunakan laba untuk: mengevaluasi kinerja manajemen,
memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan
datang.
Kualitas laba merupakan sesuatu yang sentral dan penting dalam dunia akuntansi karena berdasar kualitas laba tersebut profesi akuntansi dipertaruhkan. Investor, kreditor dan para pemangku kepentingan lainnya mengambil kepu-tusan salah satunya berdasar pada laporan keuangan, apa-bila kualitas laba yang disajikan tidak dapat di andalkan maka para pemangku kepentingan tidak dapat percaya lagi pada profesi akuntansi. Oleh karena itu berbagai upaya dan studi terus dilakukan agar dapat menyusun laporan keuangan dengan kualitas laba yang tinggi ( Surifah ,2010)
Dalam literatur penelitian akuntansi, terdapat berbagai pengertian kualitas
laba dalam perspektif kebermanfaatan dalam pengambilan keputusan (decision
usefulness). pengelompokkan konstruk kualitas laba dan pengukurannya berdasarkan cara menentukan kualitas laba, yaitu berdasarkan: sifat runtun-waktu dari laba,
karakteristik kualitatif dalam rerangka konseptual, hubungan laba-kas-akrual, dan
keputusan implementasi.
Kualitas laba dapat mengurangi asimetri informasi antara manajer dengan
investor sehingga dapat mengurangi jumlah cost of equity capital yang dibayarkan perusahaan. Keinginan motivasi dan utilitas yang tidak sama antara manajemen dan
pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen bertindak merugikan
pemegang saham ,antara lain berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan
kecurangan akuntansi Oleh karena itu pengguna laporan keuangan perusahaan harus
melakukan evaluasi terhadap kualitas laba perusahaan sebelum mengambil
Salah satu karakteristik perusahaan yang dapat mempengaruhi respon pasar
adalah struktur modal. Struktur modal yang diproksikan dengan leverage biasanya
menyebabkan investor menjadi kurang percaya terhadap laba yang dilaporkan, yang
menyebabkan respon pasar menjadi relatif rendah. Respon pasar yang relatif rendah
ini menunjukkan laba yang kurang atau tidak berkualitas. Di pihak lain, pertumbuhan
laba merupakan karakteristik perusahaan yang dapat meningkatkan respon pasar
karena prospek perusahaan pada masa yang akan datang lebih baik sehingga memiliki
kesempatan tumbuh yang lebih besar. Dengan adanya pertumbuhan laba
mencerminkan laba yang dimiliki perusahaan semakin berkualitas.
Penelitian ini mencoba melakukan pengembangan terhadap penelitian
terdahulu dengan perbedaan antara lain :
1. Penelitian Christian Paulus (2012) melakukan penelitian kualitas laba
pada perusahaan manufaktur,sedangkan penelitian ini melakukan
penelitian pada perusahaan perbankan.
2. Penelitian ini Menambahkan variabel leverage mengacu pada Glovita Brelian Anggraini (2010) dan Komite Audit yang mengacu pada
Agung Suaryana (2004).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menulis skripsi dengan
judul “Analisis Pengaruh Kepemilikan Instiusional, Kepemilikan Manajerial,
1.2 Perumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian
yang diwujudkan dalam kalimat Tanya sebagai berikut :
1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kualitas laba?
2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kualitas laba?
3. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kualitas
laba?
4. Apakah leverage berpengaruh terhadap kualitas laba?
5. Apakah komite audit berpengaruh terhadap kualitas laba?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan bukti empiris pengaruh kepemilikan institusional
terhadap kualitas laba.
2. Memberikan bukti empiris pengaruh kepemilikan manajerial terhadap
kualitas laba.
3. Memberikan bukti empiris pengaruh dewan komisaris independen
terhadap kualitas laba.
4. Memberikan bukti empiris pengaruh leverage terhadap kualitas laba. 5. Memberikan bukti empiris pengaruh komite audit terhadap kualitas
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada
praktisi terutama investor tentang beberapa factor yang dapat
mempengaruhi kualitas laba. Pemahaman tentang kualitas laba
diharapkan dapat menambah kemampuan investor dalam melakukan
prediksi sehingga keputusan ekonomi yang diambil menjadi lebih
tepat.
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
“Teori keagenan adalah Penetapan beberapa gagasan pengendalian
organisasional yang didasarkan pada keyakinan bahwa pemisahan pemilik
perusahaan dari manajemen menciptakan harapan pemilik yang diabaikan.”
(Pearce and Robinson,2013 : 38). Teori keagenan mengansumsikan bahwa
semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham
sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang
bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen
disumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat
yang menyertai dalam hubungan tersebut.
Perbedaan “kepentingan ekonomis” ini bisa saja disebabkan ataupun
menyebabkan timbulnya informasi asymmetri (Kesenjangan informasi) antara
Pemegang Saham (Shareholders) dan organisasi. Diskripsi bahwa manajer adalah agen bagi para pemegang saham atau dewan direksi adalah benar sesuai
Pandangan teori keagenan dimana terdapat pemisahan antara pihak
agen dan principal yang mengakibatkan munculnya potensi konflik dapat
mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Pihak manajemen yang
mempunyai kepentingan tertentu akan cenderung menyusun laporan laba yang
sesuai dengan tujuannya dan bukan demi untuk kepentingan prinsipal. Dalam
kondisi seperti ini diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang dapat
mensejajarkan perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak. Mekanisme
corporate governance memiliki kemampuan dalam kaitannya menghasilkan suatu laporan keuangan yang memiliki kandungan informasi laba. Hubungan
agensi ini memotivasi setiap individu untuk memperoleh sasaran yang harmonis,
dan menjaga kepentingan masing-masing antara agen dan principal.
2.1.2 Kualitas Laba
“Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan
atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan”
(Parawiyati, 1996) dalam ( Siallagan dan Machfoedz,2006). Baik kreditur
maupun investor, menggunakan laba untuk: mengevaluasi kinerja manajemen,
memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan
Menurut Surifah, (2010) Kualitas laba merupakan sesuatu yang sentral dan penting dalam dunia akuntansi karena berdasar kualitas laba tersebut profesi akuntansi dipertaruhkan. Investor, kreditor dan para pemangku kepentingan lainnya mengambil keputusan salah satunya berdasar pada laporan keuangan, apa-bila kualitas laba yang disajikan tidak dapat di andalkan maka para pemangku kepentingan tidak dapat percaya lagi pada profesi akuntansi. Oleh karena itu berbagai upaya dan studi terus dilakukan agar dapat menyusun laporan keuangan dengan kualitas laba yang tinggi.
Para akuntan publik mengaudit dengan baik, untuk meyakinkan bahwa
laporan keuangan disusun secara wajar sehingga laba yang disajikan berkualitas.
Para akuntan pendidik mengajarkan berbagai ilmu akuntansi agar mahasiswa
mampu menyusun laporan keuangan dengan baik, menggunakan berbagai
pertimbangan yang sehat dan profesional agar laporan keuangan yang disajikan
menyajikan laba yang berkualitas. Begitu juga berbagai pihak atau pemakai
laporan keuangan mengharapkan laporan keuangan mempunyai kualitas laba
yang tinggi karena digunakan sebagai salah satu dasar untuk pengambilan
keputusan kontrak, in vestasi maupun lainnya. Berbagai teknik akuntansi dan
auditing dikembangkan juga dengan tujuan yang bermuara pada penyajian
laporan keuangan atau penyajian laba yang berkualitas.
2.1.3 Kepemilikan Institusional dan Kualitas Laba
“Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham yang
dimiliki oleh institusi. Kepemilikan oleh institusi adalah proporsi kepemilikan
saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan
dalam Welim dan Rusiti (2014). kepemilikan institusional menjadi salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Adanya kepemilikan oleh
investor institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih
optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu
sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya
terhadap kinerja manajemen.
Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi
tindakan manajemen melakukan manajemen laba. Melalui kepemilikan
institusional,efektivitas pengelolaan sumber daya perusahaan oleh manajemen
dapat diketahui dari informasi yang dihasilkan melalui reaksi pasar atas
pengumuman laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki institusi dapat
mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup
kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen
Sujoko dan Soebiantoro (2006) menyatakan bahwa “Kepemilikan
institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi dalam hal ini
institusi pendiri perusahaan, bukan institusi pemegang saham publik yang diukur
dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusi intern.” Ada dua perbedaan pendapat mengenai investor institusional. Pendapat pertama
didasarkan pada pandangan bahwa investor institusional adalah pemilik
earnings). Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan investor institusional. Jika perubahan ini tidak dirasakan menguntungkan oleh
investor,maka investor dapat melikuidasi sahamnya. Investor institusional
biasanya memiliki saham dengan jumlah besar,sehingga jika mereka melikuidasi
sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan. Untuk
menghindari tindakan likuidasi dari investor,manajer akan melakukan earnings management. Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor
yang berpengalaman. Menurut pendapat ini,investor lebih terfokus pada laba
masa datang (future earnings) yang lebih besar relative dari laba sekarang.
Investor institusional menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan
analisis investasi dan mereka memilih akses atas informasi yang terlalu mahal
perolehannya bagi investor lain. Investor institusional akan melakukan
monitoring secara efektif dan tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan
manipulasi yang dilakukan manajer.
Hasil Penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007) menunjukkan bahwa
variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap variabel
discretionary accruals dengan tingkat signifikan 5%. Akibatnya manajer
terpaksa untuk melakukan tindakan yang dapat meningkatkan laba jangka
pendek, misalnya dengan melakukan manipulasi laba.Indikator yang digunakan
untuk mengukur kepemilikan institusional adalah persentase jumlah saham yang
Berdasarkan uraian diatas,maka hipotesis penelitian ini adalah:
H1 : Kepemilikan instiusional berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.
2.1.4 Kepemilikan manajerial dan Kualitas Laba
“Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme corporate
governance yang dapat digunakan untuk meminimalkan konflik keagenan”
(Palestin,2008) .Agar tidak terjadi konflik kepentingan dengan para pemegang
saham sebagai pemilik, dalam mengelola perusahaan, manajemen harus
transparan. Oleh karena itu, kepemilikan manajerial sangat dibutuhkan,
kepemilikan manajerial diartikan sebagai proporsi saham biasa yang dimiliki
oleh manajemen. Para pemegang saham yang mempunyai kedudukan di
manajemen perusahaan baik sebagai kreditur maupun sebagai dewan komisaris
dimasukkan dalam kepemilikan manajerial (managerial ownership). Adanya
kepemilikan saham oleh pihak manajemen akan menimbulkan suatu pengawasan
terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaan.
Kepemilikan manajerial juga dapat diartikan sebagai persentase saham yang
dimiliki oleh manajer dan direktur perusahaan pada akhir tahun untuk
masing-masing periode pengamatan.
Kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan kepentingan
antar manajer dengan pemegang saham. Kepemilikan manajerial akan
manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil
dan ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan
keputusan yang salah. Argumen tersebut mengindikasikan mengenai pentingnya
kepemilikan manajerial dalam struktur kepemilikan perusahaan.
Hasil Penelitian Yonatan (2012) Besar kecilnya persentase kepemilikan
manajerial dapat mempengaruhi kualitas laba suatu perusahaan, karena dengan
semakin besarnya persentase kepemilikan manajerial dalam perusahaan, maka
akan menempatkan manajer sebagai salah satu pemilik perusahaan, sehingga
manajer semakin memiliki peranan untuk meningkatkan kualitas perusahaannya
termasuk kualitas laba dalam perusahaan. Dengan kata lain, semakin besar
kepemilikan saham oleh manajer maka laba yang dilaporkan akan semakin
berkualitas.
Hasil Penelitian Setianingsih (2013) meningkatnya kepemilikan saham
manajerial akan berdampak pada menurunnya rasio tersebut yang menandakan
semakin tinggi kualitas laba sebuah perusahaan. Tingginya kepemilikan saham
oleh pihak manajemen akan berdampaknya tingginya motivasi pihak
manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga laba yang
dilaporkan akan semakin baik dan pihak manajemen tidak perlu memanipulasi
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
H2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kualitas laba
2.1.5 Dewan Komisaris Independen dan Kualitas Laba
Dewan komisaris independen adalah pihak yang mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara independen, semata-mata demi kepentingan perusahaan, tanpa pengaruh dari berbagai pihak lainnya. Keberadaan komisaris independen dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih objektif dan menempatkan kesetaraan (fairness) diantara berbagai kepentingan perusahaan dan kepentingan stakeholder sebagai prinsip utama dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris ( Rosyada, 2011).
Adanya komisaris independen diharapkan mampu meningkatkan peran
dewan komisaris sehingga tercipta good corporate governance di dalam perusahaan. Manfaat corporate governance akan dilihat dari premium yang
bersedia dibayar oleh investor atas ekuitas perusahaan (harga pasar). Jika
ternyata investor bersedia membayar lebih mahal, maka nilai pasar perusahaan
yang menerapkan good corporate governance juga akan lebih tinggi dibanding perusahaan yang tidak menerapkan atau mengungkapkan praktek good corporate governance mereka.
Hasil Penelitian Riswandi,(2014) menyimpulkan bahwa komisaris
independen mampu memainkan perannya khususnya dalam mekanisme
corporate governance yang diharapkan mampu untuk mengurangi perilaku
Hasil penelitian diatas tersebut memberikan simpulan bahwa
perusahaan yang memiliki komposisi anggota dewan komisaris yang berasal
dari luar perusahaan atau outside directur dapat mempengaruhi kualitas laba. Indikator yang digunakan untuk mengukur komposisi dewan komisaris adalah
persentase jumlah anggota dewan yang berasal dari luar perusahaan, dari
seluruh jumlah anggota dewan komisaris perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
H3 : Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Kualitas
Laba.
2.1.6 Leverage dan Kualitas Laba
“Leverage (Strutur Modal) adalah perbandingan nilai hutang dengan nilai modal sendiri yang tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir
tahun. Variabel ini dinyatakan dalam rasio total hutang dengan penjumlahan
total hutang dan modal sendiri pada neraca akhir tahun” ( Sujoko dan
Soebiantoro,2006).
Hasil Penelitian Oktarya et al ( 2014) menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi kualitas informasi laba perusahaan. Hal ini berarti bahwa
struktur modal perusahaan tidak dapat menentukan kualitas informasi laba yang
Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya akan
cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba. Perusahaan
dengan leverage tinggi akan menerapkan standar akuntansi yang menurunkan
atau menaikkan laba yang dilaporkan. Hasil penelitian konsisten dengan
hipotesis bahwa perusahaan dengan leverage yag tinggi cenderung mengatur laba yang dilaporkan. Dengan demikian, disimpulkan bahwa perusahaan dengan
tingkat leverage yang tinggi cenderung mengatur labanya dibandingkan dengan perusahaan degan tingkat leverage lebih rendah.
Berdasarkan uraian di atas,maka hipotesisyang diajukan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
H4 : Leverage berpengaruh negative terhadap kualitas laba
2.1.7 Komite Audit dan Kualitas Laba
Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik
(good corporate governance) BEJ mewajibkan perusahaaan tercatat memiliki komisaris independen dan komite audit. Keanggotaan komite audit
sekurang-kurangnya tiga anggota dan seorang di antaranya komisaris independen
perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite. Sebaliknya, pihak lain
adalah pihak ekstern yang independen dan sekurang-kurangnya salah seorang
Komite audit merupakan sekelompok orang yang dipilih oleh
kelompok yang lebih besar, untuk mengerjakan pekerjaan tertentu untuk
melakukan tugas-tugas khusus. Di dalam perusahaan, komite ini sangat berguna
untuk menangani masalah-masalah yang membutuhkan integrasi dan koordinasi
sehingga dimungkinkan permasalahan-permasalahan yang signifikan atau
penting dapat segera teratasi.
Penelitian Setianingsih (2013) menunjukkan bahwa yang mendorong
tercapainya fungsi komite audit bukanlah jumlah anggota yang ada dalam
komite audit tersebut tetapi efektivitas pengawasan serta independensi para
anggota komite audit tersebut.
Tugas komite audit meliputi menelaah kebijakan akuntansi yang
diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah sistem
pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan. Di dalam pelaksanaan
tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen,
auditor eksternal, dan auditor internal. Adanya komunikasi formal antara komite
audit, auditor internal, dan auditor eksternal akan menjamin proses audit
internal dan eksternal dilakukan dengan baik. Proses audit internal dan eksternal
yang baik akan meningkatkan akurasi laporan keuangan dan kemudian
meningkatkan kepercayaan terhadap laporan keuangan.
Komite audit juga bertugas sebagai pihak penengah apabila terjadi
selisih pendapat antara manajemen dan auditor mengenai interpretasi dan
keseimbangan akhir sehingga laporan lebih akurat. Komite audit yang
beranggotakan pihak independen dan memiliki pengetahuan dalam bidang
keuangan dan akuntansi cenderung mendukung pendapat auditor.
Adanya kewajiban dibentuknya komite audit pada
perusahaan-perusahaan public oleh Bursa Efek Jakarta dalam pengaturan pencatatan No I – A, dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik
menunjukkan bahwa BEJ ingin meningkatkan pengawasan terhadap
pengelolaan perusahaan sehingga dapat mengurangi aktivitas manajemen
melalui akrual diskrisioner. mengenai pengawasan pada audit eksternal
diharapkan dapat meningkatkan independensi auditor sehingga dapat
memperbaiki efektivitas audit. Oleh karena itu, keberadaan komite audit yang
cukup independen dapat membantu dalam mengurangi aktivitas manajemen
laba.
Berdasarkan uraian di atas,maka hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut.
H5 : Komite audit berpengaruh negative terhadap kualitas laba.
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain terletak
penambahan variabel. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat
Penelitian Hasil Penelitian
Pedi Riswandi
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam
suatu masalalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara
variabel-variabel penelitian, yaitu variabel-variabel dependen dan variabel-variabel independen. Kerangka
konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian
terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan
tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan masalah.
Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan
X1
X2 X3
H4 X4
X5
X6 Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, terlihat bahwa hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen adalah hubungan kausatif (sebab akibat).
Di mana variabel independen yang telah ditentukan yaitu Kepemilikan Institusional
(X1), Kepemilikan Manajerial (X2),Dewan Komisaris Independen (X3), Leverage
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL
KEPEMILIKAN MANAJERIAL
DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN
LEVERAGE
KOMITE AUDIT
(X4), dan Komite Audit (X5) dan Kepemilikan Institusional, Kepemilikan
Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit (X6) akan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini digolongkan pada penelitian kausatif.Penelitian kausatif
merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab
akibat antara dua variabel atau lebih.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat
bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perbankan yang sudah tercatat dalam bursa efek
indonesia (BEI). Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan telah
dipublikasikan secara umum kepada masyarakat dan bersumber dari www.idx.com.
Data sekunder berupa laporan keuangan industri perbankan yang tercatat di bursa
efek Indonesia priode tahun 2011-2012. Waktu penelitian dimulai dari Maret 2015
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dari penelitian ini terletak pada perusahaan dan
periodenya dimana dalam penelitian ini peneliti hanya dilakukan pada perusahaan
perbankan dan pada periode 2011– 2012.
3.4 Populasi dan Sampel
“Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
memiliki karakteristik tertentu. Sedangkan sampel merupakan bagian atau
elemen-elemen dari populasi” (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002;115).
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan
keuangan perusahaan perbankan tahun 2011-2012. Data dalam penelitian ini diambil
dengan metode purposive sampling,dengan kriteria : 1. Perusahaan Perbankan.
2. Menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah serta menerbitkan
laporan keuangan yang telah diaudit .
3. Di Listing selama tahun 2011-2012. (www.idx.co.id).
4. Menyajikan data-data yang lengkap terkait dengan semuavariabel yang
diteliti.
Data dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan regresi linier
Tabel 3.1
Pemilihan Sampel Penelitian
No Kode Nama Kriteria Sampel
1 2 3 4
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk √ √ √ × -
2 BABP Bank ICB Bumi Putra Tbk √ √ × - -
3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk √ √ √ √ 1
4 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk √ √ √ × -
5 BBCA Bank Central Asia Tbk √ √ √ √ 2
6 BBKP Bank Bukopin Tbk √ √ √ √ 3
7 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk √ √ × - -
8 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk √ √ √ √ 4
9 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk √ √ √ √ 5
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk √ √ √ × -
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk √ √ √ × -
12 BCIC Bank Mutiara Tbk √ √ √ × -
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk √ √ √ √ 6
14 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk √ √ √ × -
15 BJBR Bank Jabar Banten Tbk √ √ × - -
16 BJTM
Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
Tbk √ √ × - -
17 BKSW Bank Kesawan Tbk √ √ √ × -
18 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk √ √ × - -
20 BNBA Bank Bumi Arta Tbk √ √ √ × -
Bank Mayapada International Tbk √ √ √ √
41 DNAR Bank Dinar Indonesia √ √ × - -
3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel
3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variable)
Penelitian ini menggunakan dua jenis variable, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Adapun definisi “variabel independen
ialah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain.
Sedangkan variabel dependen ialah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen.” (Nur Indriantoro, Bambang
Supomo, 2002:63).
Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Kepemilikan Institusional (X1) merupakan persentase jumlah
kepemilikan lembar saham oleh lembaga atau institusi lain di luar
perusahaan mengacu pada penelitian Boediono (2005)
KI = Jumlah saham Investor Institusional Jumlah saham yang beredar
b. Kepemilikan Manajerial (X2) diproksikan dengan persentase
kepemilikan saham oleh direksi perusahaan mengacu pada penelitian
Boediono (2005)
c. Dewan Komisaris Independen (X3) Merupakan anggota komisaris
yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik, tidak
mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten
atau Perusahaan Publik, tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan
Emiten atau Perusahaan Publik, Komisaris, Direksi, atau Pemegang
Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik, dan tidak memiliki
hubungan usaha baik langsung ataupun tidak langsung yang berkaitan
dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik. Rumus
Perhitungan dewan komisaris independen mengacu pada penelitian
Boediono (2005)
DKI = Jumlah Komisaris Independen Jumlah Komisaris Perusahaan
d. Leverage (X4) merupakan rasio keuangan perusahaan yang
membandingkan antara total hutang dengan total aktiva perusahaan
mengacu pada penelitian Givoly et al (2010)
Leverage = Total Hutang
Total Aktiva
e. Komite Audit (X5), Berdasarkan Surat Edaran dari Direksi PT. Bursa
Efek Jakarta No. SE- 008/BEJ/12-2001 tanggal 7 Desember 2001 serta
Pedoman Pembentukan Komite Audit menurut BAPEPAM perihal
keanggotaan komite audit, disebutkan bahwa jumlah anggota komite
Variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan jumlah
anggota komite audit yang dimiliki perusaahaan. Komite audit
ditentukan dari ada atau tidaknya komite audit dalam perusahaan.
Sehubungan dengan fungsi yang dimiliki komite audit, diindikasikan
bahwa perusahaan yang memiliki komite audit mempunyai aktivitas
manajemen laba yang lebih rendah intensitasnya dari pada perusahaan
yang tidak mempunyai komite audit. Variabel ini merupakan variabel
dummy yaitu dengan menggunakan skala 1 untuk perusahaan yang memiliki komite audit yang memenuhi syarat dan skala 0 untuk
perusahaan yang tidak memiliki komite audit yang memenuhi syarat,
mengacu pada penelitian Suaryana ( 2004).
3.5.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)
“Variabel dependen ialah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen”. (Nur Indriantoro, Bambang
Supomo, 2002:63).
Oleh karena itu, Variabel dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen.
Variabel dependen dalam penelitian ini adal ah kualitas laba.
Kualitas laba merupakan suatu ukuran untuk mencocokkan apakah
laba yang dihasilkan sama dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
target dari rencana awal. Kualitas laba rendah karena dalam menyajikan laba
tidak sesuai dengan laba sebenarnnya sehingga informasi yang di dapat dari
laporan laba menjadi bias sehingga dampaknya menyesatkan kreditor dan
investor dalam mengambil keputusan. Kualitas laba diukur dengan
menyelidiki tingkat akrual diskresioner. Peneliti menggunakan model yang
dimodifikasi (Jones, 1991 dalam Thohir dan Yuyetta.2013 ). Nilai absolut
akrual diskresioner dipandang sebagai langkah kebalikan dari kualitas laba.
Artinya, nilai absolut lebih tinggi dari akrual diskresioner menunjukkan
kualitas laba yang lebih rendah.
TAC = NIit – CFOit ...(1)
Nilai total akrual (TA) diestimasi dengan persamaan regresi OLS sebagai
berikut:
TAit/Ait-1 = β1 (1/Ait-1 ) + β2 (Δ Revit/Ait-1 ) + β3 (PPEit/Ait-1 ) + e …..(2)
Dengan menggunakan koefisien regresi diatas nilai non discretionary accruals.
(NDA) dapat dihitung dengan rumus :
NDAit = β1(1/Ait-1 ) + β2(ΔRevit/Ait-1-ΔRecit/Ait-1) + β3(PPEit/Ait-1) + e
...(3)
DAit = TAit /Ait-1 – NDAit-1 ...(4)
Keterangan:
NI = Net income (laba bersih tahun t) CFO = Cash flow from operation tahun t
Ait-1 = Total aset pada periode t-1
ΔREVit = Perubahan pendapatan antara tahun (t-1) dan tahun t
PPEit = Gross Property, Plant, and Equipment tahun t
ΔRECit = Perubahan piutang bersih antara tahun (t-1) dan tahun t
DAit = Discretionary accruals pada periode t
NDA = Non discretionary accruals
β1, β2, β3 = koefisien regresi
3.6 Metode Analisis Data
Dalam melakukan analisis data digunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu
dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan hasil yang
diperoleh.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik,
yaitu uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, dan pengujian hipotesis.
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
“Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linier yang berbasis ordinary least square (OLS).” Situmorang dan
Lutfi (2011;100). Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model
dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik.
tidak mengandung multikoloniaritas, dan heterokidastisitas. Untuk itu sebelum
melakukan pengujian regresi linier berganda perlu dilakukan lebih dahulu pengujian
asumsi klasik. Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari uji normalitas, uji
multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
3.6.1.1 Uji Normalitas
“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.” (Ghozali,2013
: 160). Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis
data.Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak
normal maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar
data normal.Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti
distribusi normal.Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat
histogram atau pola distribusi data normal.Normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
melihat histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya
adalah:
1. jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2. jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
(K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat
hipotesis:
H0 : data residual berdistribusi normal,
Ha : data residual tidak berdistribusi normal.
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas
“Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).” (Ghozali,2013 :105 ). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam
model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai
Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap
variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jika nilai
tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat
multikolinearitas pada penelitian tersebut. Dan sebaliknya jika tolerance <
0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan multikolinieritas pada penelitian
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. (Ghozali, 2013 :139).
Uji heterokedastisitas dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan
metode grafik, maka hanya perlu melihat adanya tidaknya pola tertentu yang
terdapat pada scatterplot. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan
model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol,
2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah,
3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,
4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu sama lainnya. (Ghozali,2013 :110).
Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada
tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Run Test. Run Test
yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka
dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk
melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
H0 : residual (res_1) random (acak)
HA : residual (res_1) tidak random
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda
karena analisis regresi digunakan untuk meneliti pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat serta menunjukkan arah hubungan variabel-variabel tersebut.
Berdasarkan pembahasan teori, data penelitian, variabel-variabel penelitian,
dan penelitian terdahulu maka bentuk persamaan regresi berganda penelitian ini
menggunakan model sebagai berikut:
Rumus : KL= α+β1 INT+β2 MANJ+β3 DKI+β4 LEV+β5 KAU+e
Keterangan : α : konstanta
β : koefisien regresi
KL : Kualitas Laba
INT : Kepemilikan Institusional
MANJ : Kepemilikan Manajerial
LEV : Leverage
KAU : Komite Audit
e : Error
Persamaan di atas kemudian dianalisis dengan SPSS dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05).
Analisis terhadap hasil regresi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
3.6.2.1 Uji Koefisien Determinan (R2 )
Menurut Ghozali (2013 :83), “Koefisien determinasi pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variable independen.” Koefisien determinasi (R2 )pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan sampai dengan
satu. Nilai adjusted R2 yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Uji Determinasi, untuk melihat besarnya kontribusi pengaruh variabel bebas
dan variabel terikat dapat dihitung dengan rumus :
3.6.2.2 Uji t (Uji Secara Parsial)
Menurut Ghozali (2013 :84),” uji parsial pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variable penjelas /independen secara individual
dalam menerangkan variasi variable dependen.” Tujuan dari uji parsial adalah
untuk menguji koefisien regresi secara individual.
Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
1. H0 diterima bila ttabel > thitung, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila > 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
2. Ha diterima bila thitung> ttabel, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila < 0.05; artinya terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
3.6.2.3 Uji F (Uji Secara Serentak)
“Uji pengaruh simultan pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variable independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen /terikat.”(Ghozali,2013 :84). Rumusan hipotesis yang diuji adalah sebagai
berikut:
1. Terima H0 (tolak Ha) bila Fhitung ≤ Ftabel, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila > 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang
2. Tolak H0 (terima Ha) bila Fhitung> Ftabel, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila < 0.05; artinya terdapat pengaruh yang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Penelitian ini bertujuan untk menguji pengaruh Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit terhadap Kualitas Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode
tahun 2011-2012.
Dengan menggunakan teknik purposive sampling maka diperoleh sampel berjumlah 16 dari 41 perusahaan yang terdaftar di BEI periode tahun 2011-2012.
Perioda dalam penelitian ini meliputi tahun 2011-2012 sebagai penentuan dasar untuk
menghitung kualitas laba.
Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil
dari analisis data berdasarkan pengamatan variabel bebas maupun variabel terikat
yang digunakan dalam model analisis regresi untuk mengetahui pengaruh
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen,
leverage, dan komite audit terhadap kualitas laba pada perusahaan perbankan yang
4.2 Statistik Deskriptif
Menurut Situmorang dan Lutfi (2011 : 20) “Analisis Deskripsi merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan keadaan data secara umum.”
Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai
dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang
bersangkutan. Statistik deskriptif dari data-data dalam penelitian ini disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 32 .3952 .9754 .706006 .1813401
X2 32 .0000 .5643 .102468 .1813650
X3 32 .4444 .7500 .580631 .0778761
X4 32 .8156 .9398 .888149 .0302752
X5 32 0 1 .53 .507
Y
32 -2.9170E4 3.2209
-3.770572E
3
8.0832448E3
Valid N
(listwise)