ANALISIS EFISIENSI BIAYA INDUSTRI PERBANKAN
SYARIAH DI INDONESIA
( Studi Kasus Perbandingan Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa Periode 2010-2014)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Ekonomi
Oleh:
ABDUL HAYAT NIM : 8136161001
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
ABDUL HAYAT. Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Syariah di
Indonesia. (Studi Kasus Perbandingan Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa Periode 2010-2014). Program Pascasarja Universitas Negeri Medan 2016.
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja, yang secara teoritis mendasari seluruh kinerja sebuah perusahaan. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada, merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Saat ini perbankan dunia mengenal dua jenis perbankan yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank syariah yang kegiatannya di dasarkan atas prinsip syariat Islam, harus menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk menganalisis komponen-komponen input dan output apa yang mempengaruhi nilai efisiensi biaya industri perbankan syariah di Indonesia, (2) untuk menganalisis nilai efisiensi biaya industri perbankan syariah di Indonesia meliputi Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa periode 2010-2014, (3) untuk menganalisis perbedaan nilai efisiensi biaya industri perbankan syariah di Indonesia berdasarkan masing-masing kelompok bank meliputi kelompok Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa periode 2010-2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder bank syariah tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 yang telah dipublikasikan di website Bank Indonesia. Adapun jumlah bank syariah yang diteliti yaitu 10 bank Syariah, yang terdiri dari 4 bank Syariah Devisa dan 6 Bank Syariah Non Devisa. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear dengan Fix Effect Model (FEM) dengan memakai alat analisis software Eviews 6.0, Analisis Efisiensi menggunakan Stochastic Frontier Approach dengan alat analisis Software Frontier 4.0, dan uji beda dengan menggunakan alat analisis SPSS 16. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) variabel biaya bagi hasil (Q1), variabel biaya tenaga kerja (Q2) dan surat berharga yang dimiliki (P2), berpengaruh signifikan terhadap varibel total biaya (TC), sedangkan variabel pembiayaan yang diberikan (P1) tidak berpengaruh terhadap variabel total biaya (TC), (2) Secara rata-rata bank kelompok bank syariah memiliki tingkat efisiensi diatas rata-rata Bank Syariah Non Devisa periode 2010-2014 (3) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat efisiensi masing-masing kelompok Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa.
ii
ABSTRACT
ABDUL HAYAT. The Analysis of cost efficiency on Islamic banking
industry in Indonesia. ( a case study : the comparison between Devisa Islamic Banks and Non Devisa Islamic Banks in the period 2010-2014. Postgraduate School of the State University of Medan 2016.
The efficiency is one of indicators that are theoretically underlies all of company’s performance. The ability to generate maximum output with existing input is a measure of expected performance. Nowdays, the world banking recognizes two type of banks, namely conventional and Islamic banks. Islamic banks and all of the activities which are based on the principles of sharia Islam (syariat Islam) must apply the principles that are consistent and not contradicted with sharia Islam. The aims of this study are : (1) to analyze input and output components which are influencing cost efficiency on Islamic banking industry in Indonesia. (2) to analyze cost on Islamic banking industry in Indonesia including Devisa Islamic Bank and Non Devisa Islamic Bank in the period 2010-2014. (3) to analyze the difference of cost efficiency on Islamic bank in Indonesia based on each bank involving Devisa Islamic Bank and Non Devisa Islamic Bank in the period 2010-2014. This study used the secondary data of Islamic bank from 2010 to 2014 which had been published on the website of bank of Indonesia. Total of Islamic bank which was researched are 10 of Islamic bank, consist of 4 Devisa Islamic Bank and 6 Non Devisa Islamic Bank. This study used regression linear analysis by using Fix Effect Model (FEM) by using device software eviews 6.0, efficiency analysis used Stochastic Frontier Approach by using software frontier 4.0, and different test by using spss 15. Finding of this study shows that (1) profit sharing cost variabel (Q1), labor cost variabel (Q2) and precious properties which are owned (P2), influence significantly total cost variable, while financing provided variable (P1) has no influence on variable, (2) based on average, Islamic bank have cost efficiency above average of Non Devisa Islamic Bank in the period 2010-2014, (3) there is no significant difference of efficiency level on each Devisa Islamic Bank and Non Devisa Islamic Bank.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis
dengan judul “Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Syariah di Indonesia (Studi Kasus Perbandingan antara Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa Periode 2010-2014)”.
Selama melaksanakan penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan
baik moril dan material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dr. Fitrawaty, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Dr. Fitri Ramadhana, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si Selaku Pempimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini.
6. Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si Selaku Pembiming II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
iv
7. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si., Ibu Dr. Fitrawaty, M.Si, dan Ibu Sri Fajar
Ayu, MM, DBA. selaku Penguji, yang telah banyak memberikan masukan
yang sangat berharga bagi penulis dalam penyelesaian tesis ini..
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Ekonomi yang telah
banyak memberikan motivasi dan pengetahuan selama menempuh
pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
9. Ibunda tercinta, Hj. Hanim yang telah memberikan dukungan penuh dalam
hal moril maupun materil, dan juga buat keluarga besar tercinta yang telah
memberi semangat dalam penyelesaian tesis ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 kelas A (Reguler) Program Studi
Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang telah
seiring sejalan dalam menempuh pendidikan dan saling mendukung
termasuk kepada penulis dalam rangka penyelesaian tesis ini.
11. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 kelas B1 dan B2 (Eksekutif)
Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan, yang telah seiring sejalan dalam menempuh pendidikan dan saling
mendukung termasuk kepada penulis dalam rangka penyelesaian tesis ini.
Penulis juga menyadari bahwa walaupun telah mencurahkan segala daya
upaya dan kemampuan yang ada guna menyelesaikan tesis ini, pasti disana-sini
masih banyak kekurangan dan memerlukan koreksi dan masih jauh dari
kesempurnaan, maka dengan tangan terbuka penulis menerima dan mengharapkan
Akhirnya dengan segala kerendahan hati dan segenap kekurangan penulis
berharap semoga Tesis ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan,
pemerintah dan masyarakat.
Medan, Juni 2016
Penulis,
vi 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah... 7
2.1.2. Prinsip Dasar Perbankan Syariah ... 13
2.1.3. Teori Operasional Bank Syariah... 14
2.2. Konsep dan Pengukuran Efisiensi ... 15
2.3. Stochastic Frontier Approach (SFA) ... 19
2.4. Penelitian Terdahulu... 24
2.5. Kerangka Konseptual ... 25
2.6. Hipotesis ... 27
BAB.III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 28
3.2. Jenis dan Sumber Data ... 28
3.3. Desain Penelitian ... 29
3.3.1. Defenisi Operasional ... 29
3.3.2. Model Penelitian... 30
3.4. Uji Ekonometrik dan Uji Statistik ... 32
3.4.1 Uji Signifikansi Koefesien Regresi ... 37
3.4.2. Uji Hipotesis ... 40
4.1.3 Variabel Surat Berharga Yang Dimiliki... 46
4.1.4 Variabel Biaya Bagi Hasil ... 48
4.1.5 Variabel Biaya Tenaga Kerja ... 50
4.2. Hasil Estimasi Regresi Data Panel ... 52
4.2.2. Uji Spesifikasi Model Regresi Data Panel ... 53
4.2.3. Hasil Estimasi Regresi Data Panel Menggunakan Fix Effect Model ... 55
4.2.4. Hasil Uji Statistik Kesesuaian Model ... 57
4.2.5 Pengujian Asumsi ... 59
4.2.6. Pengujian masing-masing variabel bebas Terhadap variabel terikat ... 60
4.3 Analisis Tingkat Efisiensi Bank Syariah ... 64
4.3.1 Tingkat Efisiensi Keseluruhan Bank Syariah ... 64
4.3.2. Tingkat Efisiensi Bank Syariah Devisa ... 65
4.3.3. Tingkat Efisiensi Bank Syariah Non Devisa... 65
4.3.4. Tingkat Perbandingan Efisiensi Kelompok Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa ... 66
4.4. Analisis Independent Test ... 67
BAB.V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 70
5.2. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 26
Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Tingkat Total Biaya (TC) Antara kelompok Bank Syariah Devisa dan
Bank Syariah Non Devisa ... 44
Gambar 4.2 Grafik Perkembangan tingkat pembiayaan
Yang diberikan (Q1) antara Kelompok Bank Syariah
Devisa dan Bank Syariah Non Devisa ... 46
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Surat berharga yang dimiliki (Q2) antara Kelompok Bank Syariah Devisa
dan Bank Syariah Non Devisa ahun 2004-2013 ... 48
Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Biaya Bagi Hasil (P1) antara Kelompok Bank Syariah Devisa
dan Bank Syariah Non Devisa ... 50
Gambar 4.5 Grafik Perkembangan Biaya Tenaga Kerja (P2) Kelompok Bank Syariah Devisa
dan Bank Syariah Non Devisa ... 52
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Tingkat Efisiensi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja, yang secara teoritis
mendasari seluruh kinerja sebuah perusahaan. Kemampuan menghasilkan output
yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang
diharapkan. Pada saat dilakukan pengukuran efisiensi, bank dihadapkan pada
kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input
yang ada, atau menggunakan tingkat input yang minimum dengan tingkat output
tertentu. Dengan diidentifikasi alokasi input dan output, maka dapat dianalisis
lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisienan (Hadad:2003).
Perbankan merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting
peranannya dalam pembangunan ekonomi Indonesia, tidak hanya di Indonesia, di
banyak negara industri perbankan sangat dibutuhkan terutama dalam pembiayaan
aktivitas yang berhubungan dengan uang (Permono:2000). Peranan perbankan
sangat penting terutama dalam menghadapi era pasar bebas dan globalisasi yaitu
sebagai perantara antara sektor defisit dengan sektor surplus maupun sebagai
agent of development, namun dalam hal ini masih dibebankan pada bank-bank
milik pemerintah (Dedy:20003). Bank memiliki fungsi yaitu menarik dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat, oleh karena itu bank harus
2
Saat ini perbankan dunia mengenal dua jenis perbankan yaitu syariah dan
konvensional. Pada dasarnya bank syariah dengan bank konvensional memiliki
kesamaan fungsi yakni menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit
atau pembiayaan, hanya saja terdapat perbedaan mendasar dalam hal imbalan.
Penentuan imbalan yang diinginkan dan yang akan diberikan oleh bank syariah
kepada nasabahnya semata-mata didasarkan pada prinsip bagi hasil (profit
sharing).
Pertama kali perbankan syariah mulai menyebar luas di negara Arab dan
negara muslim seperti Iran, Pakistan dan Bangladesh di tahun 1970 an. Bank
syariah pertama di dunia adalah Dubai Islamic Bank yang berada di Uni Emirat
Arab, yang kemudian diikuti dengan didirikannya Islamic Development Bank di
Jeddah, Arab Saudi.
Di Indonesia sendiri perbankan syariah pertama kali dikenal pada tahun
1991 yang ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai cikal
bakal lahirnya perbankan syariah lainnya. Kehadiran perbankan syariah semakin
semarak dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang mengatur
secara terperinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan
dan diimplementasikan oleh perbankan syariah.
Meski tergolong masih baru, perbankan syariah adalah perbankan yang
memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang cukup signifikan baik di
Indonesia maupun beberapa negara di dunia khususnya negara Islam.
Perkembangan perbankan syariah dapat dilihat dari beberapa indikasi seperti
peningkatan pada besarnya Dana Pihak Ketiga (DPK), aset, dan pembiayaan yang
3
terlihat dari rasio keuangan seperti Non Performing Financing (NPF) dan
Financing Deposit Ratio (FDR) yang semakin tinggi. Seperti terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 1.1 : Perkembangan Aset, DPK, dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2005-2011 (Dalam Milyar Rupiah)
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Aset 20.879 26.722 36.538 49.555 66.090 97.519 145.466
DPK 15.581 24.128 28.011 36.852 52.272 76.037 115.415
Pembiayaan 15.232 20.445 27.944 38.199 46.887 68.181 186.359 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia Tahun 2011: data diolah
Terlihat bahwa selama kurun waktu 7 tahun (tahun 2005 - tahun 2011)
perkembangan asset, DPK, dan pembiayaan perbankan syariah di Indonesia terus
mengalami peningkatan yang signifikan. Demikian pula dengan kinerja perbankan
syariah di Indonesia terus mengalami perbaikan kinerja seperti terlihat dalam tabel
berikut.
Tabel 1.2 : Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2005-2011 (dalam persen)
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 NPF 2,82 4,75 4,05 3,95 4,01 3,02 2,52
FDR 97,75 98,90 99,76 103,65 89,69 89,66 88,94
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia Tahun 2011: data diolah
Dengan paparan beberapa data tersebut, maka pengukuran tingkat efisiensi
semakin dibutuhkan. Hal tersebut dikarenakan dengan mengetahui tingkat
efisiensi suatu bank syariah, maka kita dapat mengetahui seberapa besar
kemampuan bank tersebut dalam mengoptimalkan seluruh sumber daya yang
dimilikinya dan memberikan manfaat yang lebih besar pada masyarakat sebagai
4
Pengukuran tingkat efisiensi dalam industri perbankan syariah juga
menjadi sesuatu yang urgent dengan melihat ketatnya persaingan dalam industri
perbankan syariah, khususnya selama tahun 2005 sampai tahun 2011. Hal tersebut
dapat terjadi disebabkan pesatnya pertumbuhan jumlah bank syariah yang berdiri
selama rentang waktu tersebut. Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa dalam rentang
waktu tersebut terjadi peningkatan yang cukup pesat perihal pertumbuhan jumlah
bank syariah di Indonesia baik pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha
Syariah (UUS). Oleh karena itu dengan pengukuran efisiensi pada bank syariah
dapat menjadi suatu indikator penting dalam melihat kemampuan bank syariah
untuk bertahan dan menghadapi ketatnya persaingan pada industri perbankan
syariah maupun pada persaingan pada industri perbankan nasional di Indonesia.
Tabel 1.3 : Pertumbuhan Bank Syariah Tahun 2005-2011
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bank Umum Syariah 3 3 3 5 6 11 11
Unit Usaha Syariah 19 20 26 27 25 23 24 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia Tahun 2011: data diolah
Tingkat kesehatan bank menjadi salah satu indikator yang digunakan
masyarakat dalam menilai kualitas suatu bank. Menurut Triandaru dan
Budisantoso (2006:51) menyebutkan bahwa: “Kesehatan bank sebagai
kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara
normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang
sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku”.
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis
merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi.
Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada
5
dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output
yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan input yang
minimum dengan tingkat output tertentu.
Pada umumnya para pelaku industri perbankan mengharapkan dapat
mencapai kondisi ideal, yaitu suatu kondisi dengan nilai efisiensi sama dengan 1
(satu) atau 100%. Hal ini berarti jumlah keluaran yang dihasilkan sama dengan
jumlah masukan yang digunakan. Namun, pada kenyataannya kondisi ideal
tersebut sangat sulit tercapai karena terdapat faktor yang mempengaruhi. Salah
satunya adalah tidak sebandingnya output dengan input yang ada.
Karena kondisi efisiensi 100% sangat sulit untuk dicapai, maka dilakukan
pengukuran efisiensi yang bersifat relatif yang dalam hal ini nilai efisiensi suatu
objek tidak dibandingkan dengan kondisi ideal (100%) melainkan dibandingkan
dengan nilai efisiensi objek-objek lain.
Salah satu indikator efisiensi bank secara operasional dapat dilihat dari
rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Semakin
rendah rasio BOPO, semakin efisien bank tersebut dalam operasionalnya
(Mardanugraha dalam Hartono: 2009). Besar rasio BOPO yang dapat ditolerir
oleh Bank Indonesia adalah sebesar 93,52%. Jika angka rasio menunjukkan angka
diatas 90% dan mendekati 100% ini menunjukkan kinerja bank tersebut
menunjukkan tingkat efisiensi yang rendah. Jika rasio BOPO rendah, yaitu
mendekati 75% ini berarti kinerja bank tersebut menunjukkan tingkat efisiensi
yang tinggi (Novarini:2011).
Efisiensi industri perbankan merupakan parameter kinerja yang cukup
6
kesulitan-kesulitan dalam menghitung ukuran kinerja-kinerja perusahaan.
Perhitungan tingkat keuntungan perusahaan biasanya digunakan untuk
menunjukkan hasil kinerja yang baik, tapi perhitungan ini kadang tidak masuk
dalam kriteria bank sehat dari sisi peraturan Bank Indonesia. Industri perbankan
Indonesia adalah industri yang paling banyak diatur oleh peraturan-peraturan dari
Bank Indonesia sekaligus menjadi ukuran kinerja dunia perbankan Indonesia.
Peraturan mengenai Capital Adequacy Ratio (CAR), Reserve Requirement, Legal
Lending Limit, dan kredibilitas para pengelola bank adalah contoh
peraturan-peraturan yang sekaligus menjadi kriteria kinerja di dunia perbankan Indonesia.
Pengukuran efisiensi biaya dengan cara mengidentifikasi komponen input
dan komponen output sehingga dapat dianalisis penyebab ketidakefisiensian
industry perbankan Indonesia. Kompoenen input terdiri dari biaya bagi hasil yang
dibayarkan bank atas simpanan pihak ketiga dan biaya tenaga kerja sedangkan
komponen output terdiri dari total pembiayaan yang diberikan baik kepada pihak
terkait dengan bank dan surat berharga yang dimiliki oleh bank tersebut.
Pendekatan parametrik menghasilkan Stochastic Cost Frontier yang
memperhitungkan random error, dan menghasilkan kesimpulan secara statistika.
Dengan demikian perusahaan perbankan dapat menetapkan strategi usahanya
yang tepat setelah mengetahui tingkat efisiensinya. Analisis efisiensi perbankan
berdasarkan kelompok bank dapat memberikan pengetahuan kelompok bank yang
paling efisien dalam operasionalnya maupun kelompok bank yang tidak efisien,
sehingga bank Indonesia dapat menetapkan dan menerapkan strategi pengawasan
yang tepat pada kelompok bank yang tidak efisien tersebut. Hasil penelitian Fries
7
nya lebih baik daripada bank pemerintah, bank swasta asing efisiensi biaya nya
paling efisien kemudian bank swasta domestik dan bank pemerintah yang paling
tidak efisien.
Dengan melihat permasalahan tersebut, maka penelitian ini mengambil
judul “ Analisis Efisiensi Biaya Industri Perbankan Syariah di Indonesia ( Studi
Kasus Perbandingan antara Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non Devisa
Periode 2010-2014).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian
ini adalah :
a) Komponen-komponen input dan output apa yang mempengaruhi efisiensi
biaya industri perbankan syariah di Indonesia.
b) Bagaimana tingkat efisiensi biaya industri perbankan syariah di Indonesia
meliputi bank syariah devisa dan bank syariah non devisa periode
2010-2014.
c) Apakah terdapat perbedaan nilai efisiensi biaya industri perbankan syariah
di Indonesia berdasarkan masing-masing kelompok bank meliputi bank
8
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk :
a) Menganalisis nilai efisiensi biaya industri perbankan syariah di Indonesia
meliputi bank syariah devisa dan bank syariah non devisa periode
2010-2014.
b) Menganalisis perbedaan nilai efisiensi biaya industri perbankan syariah di
Indonesia berdasakan masing-masing kelompok bank meliputi bank
syariah devisa dan bank syariah non devisa periode 2010-2014.
c) Menganalisis Komponen-komponen input dan output apa yang
mempengaruhi efisiensi biaya industri perbankan syariah di Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
Bagi peneliti dan pembaca, dapat menambah wawasan dan keilmuan,
khususnya tentang perbankan syariah.
a) Bagi perusahaan perbankan syariah, dapat digunakan sebagai salah satu
sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang.
b) Bagi pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia, penilaian efisiensi
perbankan syariah dapat digunakan untuk menetapkan dan menerapkan
9
c) Bagi masyarakat dengan mengetahui efisiensi perbankan syariah maka
masyarakat akan merasa lebih tenang atau aman dalam menempatkan
dananya di perbankan syariah karena yakin bank syariah akan mengelola
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan variabel output Pembiayaan yang diberikan (Q1) kelompok Bank
Syariah devisa memiliki tingkat pembiayaan berada diatas kelompok Bank
Syariah Non Devisa, sedangkan untuk variabel output (Q2) Bank Syariah
Devisa maupun Bank Syariah Non Devisa terjadi variasi setiap tahun nya.
2. Berdasarkan variabel input biaya bagi hasil (P1) kelompok Bank Syariah
Devisa berada di bawah kelompok Bank Syariah non Devisa, sedangkan
untuk variabel tenaga kerja (P2) kelompok Bank Syariah Devisa berada diatas
kelompok Bank Syariah Non Devisa.
3. Untuk variabel total biaya (TC) terhadap aktiva Bank Syariah Devisa
memiliki total bearada diatas kelompok Bank Syariah Non Devisa.
4. Berdasarkan hasil estimasi eviews, terlihat bahwa variabel output pembiayaan
yang diberikan (Q1), variabel input biaya bagi hasil (P1) dan biaya tenaga
71
sedangkan variabel surat berharga yang dimiliki (Q2) memiliki hubungan
negatif terhadap variabel total biaya (TC).
5. Berdasarkan hasil uji frontier 4.1, menunjukkan bahwa Bank Syariah Devisa
memiliki tingkat efisiensi lebih baik dari pada Bank Syariah Non Devisa.
6. Dari hasil uji frontier 4.1, menunjukkan tingkat rata-rata efisiensi Bank
Syariah adalah 86.01 %, hal ini menunjukkan bahwa ada 13.99 % komponen
input yang belum menghasilkan komponen output.
7. Hasil analisis mendapatkan bahwa rata-rata efisiensi biaya dari 10 bank
selama 5 tahun penelitian diperoleh 0.860106 atau 86.10 persen. Adapun
tingkat efisiensi rata-rata bank yang tergabung dalam kelompok Bank Syariah
Devisa berada pada tingkat 0.870496 atau 87.04 %. Sedangkan tingkat
efisiensi rata-rata bank yang tergabung dalam kelompok Bank Syariah Non
Devisa berada pada tingkat 0.853178 atau 85.31 %.
8. Pengujian perbedaan bank Syariah devisan dan Bank Syariah Non Devisa
menunjukkan tidak adanya nilai perbedaan yang signifikan, hal ini
dikarenakan bahwa tingkat input yang di himpun masing-masing kelompok
sebanding dengan tingkat output nya.
9. Hasil uji independent T-Test menunjukkan bahwa ( P > 0.05) yang berarti
tidak ada perbedaan yang signifikan untuk tingkat efisiensi masing-masing
kelompok bank, antara kempok Bank Syariah Devisa dan Bank Syariah Non
72
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh beberapa saran
sebagai berikut :
1. Secara total biaya Bank Syariah Non Devisa lebih baik daripada Bank Syariah
Devisa, hendaknya Bank Syariah Devisa bisa menekan tingkat input guna
menghasilkan output yang maksimal.
2. Bank Syariah Non Devisa harus lebih optimal dalam menigkatkan simpanan,
sehingga lebih optimal menghasilkan tingkat pendapatan dari pembiayaan
yang disalurkan kepada masyarakat.
3. Bank Syariah Non Devisa juga harus meningkatkan jumlah surat berharga,
guna mengurangi jumlah total biaya, yang akan mempengaruhi tingkat
efesiensi bank, ditengah tinggi nya resiko yang harus diambil dalam situasi
ekonomi yang sulit.
4. Bank Syariah Non Devisa harus juga memperhatikan biaya bagi hasil
terhadap simpanan pihak ketiga, terlalu tinggi dalam menentukan bagi hasil
juga akan mengurangi tingkat efesiensi.
5. Bank Syariah Devisa sebaiknya mempertimbangkan biaya tenaga kerja
berlebih, sehingga mampu meningkatkan efesinsi nya dimasa yang akan
73
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Wijaya Tunggal, Drs, MBA.1996. Kamus MBA. Jakarta: Bumi Aksara.
Ansari, Muhammad Sadiq. 2006. An Empirical Investigation of Cost Efficiency in the Banking Sector of Pakistan. Sbp Working Paper Series No. 12 June 2006. State Bank of Pakistan. Karachi.
Bactiar, Usman. 2003. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Bank-Bank di Indonesia. Media Riset Bisnis dan Manajemen. Vol.3, No.1, April 2003. Hal 59-74.
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Dedy, Handoko. 2003. Metode CAMELS Untuk Mengevaluasi Kinerja Bank Hasil Merger (Studi Kasus pada Bank Mandiri dan Bank Central Asia). Jurnal Ekonomi Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, hal:1-19. Malang.
Eugenia, Mardanugraha dalam Hartono. 2009. Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia. Jakarta: Binacipta.
Fries, Steven, dan Taci, Anita. 2004. Cost Efficiency of Banks in Trantisions: Evidence From 289 Banks in 15 Post-Communist Countries. Working Paper No. 86. European Bank for Reconstruction and Development.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar. (Drs. Ak. Sumarno Zain, MBA (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Buku asli diterbitkan tahun 1978.
Hadad, Muliaman D, Santoso, Wimboh, Mardanugraha, Eugine dan Ilyas Daniel. 2003. Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia . Universitas Indonesia.
Inarsunu, Tulus. 2004. Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang. Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Karim, A. A. 2008. Bank Islam Analisis Fiqih dah Keuangan. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Karim, M. Z. A. 2001. Comparative Bank Efficiency Across Select ASEAN Countries. ASEAN Economic Bulletin. Vol. 18 No. 3.
Kumbhakar, SC dan Lovell, CAK. 2003. Stochastic Frontier Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.
Muhammad. 2005. Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
74
Permono, Iswardono S dan Darmawan. 2000. Analisis Efisiensi Industri Perbankan di Indonesia (Studi Kasus Bank-Bank Devisa di Indonesia Tahun 1991-1996). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.15 Hal:1-13.
Rustam, Rinaldi. 2005. Analisis Efisiensi Teknis Bank Devisa Nasional Dengan Menggunakan Metode Non Parametrik: Data Development Analysis DEA. Jurnal Media Ekonomi, Vol. 11 No.2 Agustus 2005. Hal 173-188.
Triandaru, S. & Totok Budisantoso, 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Salemba Empat.
Suseno, Priyonggo.2008 Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi Pada Industri Perbankan Syariah di Indonesia. Juornal of Islamic and Economics.Vol. 2. No.1.