• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Pada Proyek Pembangunan Jembatan Rel Kereta Api

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Pada Proyek Pembangunan Jembatan Rel Kereta Api"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

87

KUISIONER PENELITIAN

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN REL KERETA API DI KUALA TANJUNG

Dalam rangka penelitian tugas akhir ini mengenai penerapan SMK3 pada proyek pembangunan jembatan rel kereta api di kuala tanjung, maka saya melakukan penelitian:

Nama : ERSAWATY LIMBONG Jurusan : Teknik Sipil

Universitas Sumatera Utara

Memohon Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk mengisi kuisioner ini, karena tanpa partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari, penelitian tidak dapat dilaksanakan.

Petunjuk Pengisian:

I. DATA RESPONDEN (Lingkari jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara pilih)

1. Nama :

2. Umur :

3. Jabatan :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Sudah berapa lama berkecimpung di dunia proyek : a. 1 s/d 5 tahun b. > 5 tahun

II. DATA PROYEK (Lingkari jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara pilih)

1. Apakah proyek ini dibiayai oleh pemerintah atau swasta : a. Proyek pemerintah b. Proyek swasta

2. Menurut Bapak/Ibu/Saudara/Saudari, apakah dalam pelaksanaan proyek sering mengalami kecelakaan kerja :

a. Jika ya, sebutkan contohnya: b. Tidak

III. KUISIONER

(2)

88

STS : Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju. Artinya responden sangat tidaksetuju dengan pertanyaan karena sesuai dengan keadaan yang dirasakan responden.

TS : Untuk jawaban Tidak Setuju. Artinya responden tidak setuju dengan pertanyaan karena sesuai dengan keadaan yang dirasakan responden.

N : Untuk jawaban Netral. Artinya responden tidak dapat menentukan dengan pasti apa yang dirasakan responden.

S : Untuk jawaban Setuju. Artinya responden setuju dengan pertanyaan karena sesuai dengan keadaan yang dirasakan responden.

SS : Untuk jawaban Sangat Setuju. Artinya responden sangat setuju dengan pertanyaan karena sesuai dengan keadaan yang dirasakan responden.

A. Variabel performance

No. Pernyataan STS TS N S SS

1. Saya mengetahui karakteristik peralatan yang digunakan dalam proyek

2. Saya mengetahui fungsi peralatan kerja yang disediakan di proyek

3. Saya mampu mengoperasikan peralatan kerja sesuai prosedur kerja

4. Saya mampu memenuhi target pekerjaan saya 5. Saya selalu masuk kerja dengan tepat waktu 6. Saya selalu teliti dalam melaksanakan pekerjaan

saya

7. Dengan program-program yang disediakan di proyek menambah semangat kerja saya

8. Saya patuh terhadap peraturan yang ada di proyek

9. Saya merasa pekerjaan saya sesuai dengan kemampuan saya

10. Di proyek terjalin komunikasi yang baik 11. Saya melapor jika terjadi kecelakaan B. Variabel Kesehatan Pekerja

No. Pernyataan STS TS N S SS

12. Beban pekerja layak dan seimbang dengan kemampuan

(3)

89 kecil

14. Adanya jaminan kesehatan bagi setiap pekerja 15. Adanya pelatihan kepada pekerja untuk bekerja

secara aman

16. Saya sering diperintahkan untuk melaksanakan pekerjaan yang tidak aman

17. Saya merasa lelah fisik setelah bekerja 18. Saya merasa lelah fikiran setelah bekerja C. Variabel Keselamatan Kerja

No. Pernyataan STS TS N S SS

19. Diberikannya alat pelindung kerja seperti helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, dll.

20. Di proyek semua bagian peralatan yang berbahaya diberi tanda / rambu-rambu

21. Adanya pengawasan secara intensif terhadap keselamatan pekerja

22. Adanya metode/petunjuk keselamatan yang dapat menjaga keselamatan pekerja

D. Variabel Pekerjaan / Fasilitas

No. Pernyataan STS TS N S SS

23. Alat berat berada di tempat seharusnya 24. Bahan material diatur rapi

25. Peralatan kerja yang ada di lapangan masih layak digunakan

26. Adanya alat pemadam kebakaran

27. Adanya pengatur lalu lintas di sekitar area proyek

28. Potongan baja dan besi ditempatkan dengan aman

29. Instalasi peralatan listrik beraturan

E. Variabel Lingkungan

No. Pernyataan STS TS N S SS

(4)

90 Tabel di atas menunjukan hasil kuesioner dari responden yang belum diolah ke

program SPSS.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

R1

4 4 4 3 3 3 3 5 4 4 5 4 5 4 5 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 129

R2

3 3 3 3 4 4 5 5 3 4 3 3 4 5 4 2 3 5 4 5 5 3 4 4 5 4 4 3 2 2 2 3 116

R3

5 5 5 5 4 5 2 2 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 3 2 5 3 3 129

R4

5 5 3 5 4 3 4 4 4 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 5 4 3 3 4 2 5 128

R5

5 5 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 5 3 4 5 4 4 5 3 4 4 4 3 3 123

R6

5 4 3 3 3 4 4 5 5 3 3 3 4 2 4 2 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 5 117

R7

3 5 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 3 3 3 5 5 3 4 4 4 3 4 5 5 4 3 3 4 122

R8

4 4 3 4 3 3 4 5 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 3 3 3 4 127

R9

5 5 3 5 4 4 3 4 4 5 5 4 3 5 5 3 3 3 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 3 4 131

R10

5 4 3 5 4 3 4 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 3 4 130

R11

4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 5 4 3 5 4 3 4 4 5 5 5 4 4 2 5 5 4 3 3 4 3 4 122

R12

5 4 3 5 4 3 5 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 5 3 4 133

R13

4 4 3 2 2 3 3 5 4 3 4 3 3 5 3 2 3 4 3 3 5 3 4 4 3 5 5 4 2 4 4 3 112

R14

5 4 3 4 5 4 4 4 5 4 3 3 4 5 3 2 4 4 5 4 4 5 4 4 3 5 3 3 3 4 4 3 124

R15

4 5 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 2 5 3 3 2 4 4 3 103

R16

5 5 2 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 2 4 3 5 4 4 4 4 2 2 4 3 3 2 4 2 3 101

R17

4 3 2 4 4 4 4 5 5 3 4 3 3 2 4 2 3 3 4 3 5 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 108

R18

3 5 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 2 3 4 2 4 3 3 3 4 2 4 5 3 3 2 4 2 3 104

R19

3 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3 3 2 5 1 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 2 2 2 3 91

R20

5 2 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 105

R21

4 4 4 4 4 2 3 5 3 3 4 3 5 2 4 2 3 3 3 5 3 3 4 3 4 4 5 4 2 4 2 3 111

R22

4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 1 3 4 4 5 5 4 4 4 2 4 5 4 2 3 4 3 4 118

R23

3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 2 4 4 3 3 5 4 3 4 4 2 3 4 4 2 3 4 3 4 104

R24

4 3 3 3 2 2 3 4 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 5 5 3 3 4 4 4 4 2 2 3 2 2 4 103

R25

4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 5 4 4 2 3 3 4 3 5 5 4 4 4 3 3 4 2 2 3 4 3 4 114

R26

3 4 5 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 2 1 3 3 3 5 5 3 5 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 107

R27

5 4 5 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 2 3 2 4 3 4 5 5 5 4 2 4 4 4 2 4 4 3 3 115

R28

3 5 3 4 4 4 2 4 3 4 2 3 4 3 3 2 4 4 5 5 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 2 3 109

R29

5 2 3 3 3 4 2 5 4 5 3 3 4 2 2 2 4 3 4 5 5 4 4 2 3 3 4 2 2 3 2 3 105

R30

4 4 3 3 4 5 3 4 5 4 5 4 5 3 1 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 2 3 4 3 4 125

Pertanyaan

(5)

1 Correlations x1. 1 x1. 2 x1. 3 x1. 4 x1. 5 x1. 6 x1. 7 x1. 8 x1. 9 x1. 10 x1. 11 x2. 1 x2. 2 x2. 3 x2. 4 x2. 5 x2. 6 x2. 7 x3. 1 x3. 2 x3. 3 x3. 4 x4. 1 x4. 2 x1 .1 Pearson Correlatio n

1 .05 7 .07 1 .36 8* .19 5 .02 7 .20 6 .13 8 .32 6 .25 8 .14 7 .25 8 .16 9 -.00 5 .07 9 -.01 1 .51 9** -.03 2 -.03 5 .15 9 .49 0** .32 3 .43 5* .05 7 Sig. (2-tailed) .76 4 .71 0 .04 5 .30 3 .88 6 .27 5 .46 7 .07 9 .16 9 .43 7 .16 8 .37 3 .97 7 .67 6 .95 5 .00 3 .86 7 .85 6 .40 1 .00 6 .08 2 .01 6 .76 4 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x1 .2 Pearson Correlatio n .05 7

1 .24 3 .50 9** .06 5 .21 0 -.12 8 -.08 2 -.22 1 -.01 0 -.00 9 .42 5* .11 4 .21 6 .21 6 .26 8 .12 9 -.02 8 .15 4 .07 8 -.13 3 .31 3 .19 0 .19 0 Sig. (2-tailed) .76 4 .19 6 .00 4 .73 4 .26 6 .50 0 .66 7 .23 9 .95 8 .96 3 .01 9 .54 8 .25 1 .25 2 .15 1 .49 6 .88 2 .41 7 .68 3 .48 4 .09 3 .31 4 .31 4 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x1 .3 Pearson Correlatio n .07 1 .24 3

1 .12 8 .20 9 .14 8 -.18 9 .04 4 .13 0 .10 8 .22 8 .21 2 .48 3** .07 2 .11 4 .21 8 .21 2 .18 5 .13 4 .58 4** -.07 0 .30 5 -.14 9 .16 7 Sig. (2-tailed) .71 0 .19 6 .49 9 .26 7 .43 4 .31 8 .81 6 .49 5 .56 9 .22 6 .26 0 .00 7 .70 7 .54 8 .24 7 .26 1 .32 8 .48 1 .00 1 .71 4 .10 1 .43 3 .37 7 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x1 .4 Pearson Correlatio n .36 8* .50 9** .12 8

1 .43 5* .17 7 .11 1 -.13 5 -.03 7 .27 4 .03 8 .27 8 .14 2 .18 5 .28 2 .38 0* .08 4 -.03 1 .30 5 .12 5 .10 6 .41 4* .43 9* .33 7 Sig. (2-tailed) .04 5 .00 4 .49 9 .01 6 .34 9 .56 0 .47 7 .84 4 .14 2 .84 0 .13 7 .45 4 .32 8 .13 1 .03 8 .65 9 .87 0 .10 2 .51 2 .57 7 .02 3 .01 5 .06 9 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x1 .5 Pearson Correlatio n .19 5 .06 5 .20 9 .43 5*

1 .41 0* .20 9 .08 5 .28 3 .19 6 -.01 8 .04 8 .28 3 -.04 9 -.02 3 .10 6 .14 5 .08 8 .09 6 .21 6 .12 8 .41 7* .02 5 .37 2* Sig. (2-tailed) .30 3 .73 4 .26 7 .01 6 .02 5 .26 8 .65 6 .13 0 .29 8 .92 4 .80 3 .12 9 .79 6 .90 4 .57 7 .44 5 .64 3 .61 5 .25 1 .49 9 .02 2 .89 7 .04 3 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x1 .6 Pearson Correlatio n .02 7 .21 0 .14 8 .17 7 .41 0*

(6)

2 Sig. (2-tailed) .88 6 .26 6 .43 4 .34 9 .02 5 .83 0 .81 0 .06 3 .37 6 .75 8 .83 9 .39 4 .98 6 .39 0 .43 1 .54 5 .61 6 .09 5 .23 0 .76 7 .05 8 .24 3 .07 8 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x1 .7 Pearson Correlatio n .20 6 -.12 8 -.18 9 .11 1 .20 9 -.04 1

1 .51 6** .21 5 .06 3 .00 9 .09 7 .08 5 .22 6 .32 5 .19 5 .10 0 .17 9 .00 0 .01 1 .45 3* .10 7 .48 8** .08 2 Sig. (2-tailed) .27 5 .50 0 .31 8 .56 0 .26 8 .83 0 .00 4 .25 4 .74 1 .96 2 .61 2 .65 4 .22 9 .08 0 .30 2 .60 0 .34 4 1.0 00 .95 3 .01 2 .57 3 .00 6 .66 5 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x1 .8 Pearson Correlatio n .13 8 -.08 2 .04 4 -.13 5 .08 5 .04 6 .51 6**

1 .28 8 .16 9 .08 2 .21 6 .50 8** .13 7 .17 1 -.05 4 .22 3 .21 4 -.17 3 .15 0 .47 4** .00 0 .25 2 .08 2 Sig. (2-tailed) .46 7 .66 7 .81 6 .47 7 .65 6 .81 0 .00 4 .12 2 .37 3 .66 6 .25 2 .00 4 .47 1 .36 7 .77 5 .23 6 .25 7 .35 9 .43 0 .00 8 1.0 00 .18 0 .66 7 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x1 .9 Pearson Correlatio n .32 6 -.22 1 .13 0 -.03 7 .28 3 .34 4 .21 5 .28 8

1 .09 4 .15 4 .06 7 .22 9 .01 1 .04 7 .02 3 .21 7 .06 7 .21 7 .16 6 .32 3 .30 0 -.17 5 .23 9 Sig. (2-tailed) .07 9 .23 9 .49 5 .84 4 .13 0 .06 3 .25 4 .12 2 .62 3 .41 7 .72 3 .22 3 .95 2 .80 4 .90 5 .25 0 .72 6 .25 0 .38 0 .08 2 .10 8 .35 6 .20 4 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x1 .1 0 Pearson Correlatio n .25 8 -.01 0 .10 8 .27 4 .19 6 .16 8 .06 3 .16 9 .09 4

1 .18 0 .47 3** .16 5 .52 7** .06 9 .33 2 .45 3* .19 5 .29 6 .09 7 .41 0* .13 1 .45 0* .16 9 Sig. (2-tailed) .16 9 .95 8 .56 9 .14 2 .29 8 .37 6 .74 1 .37 3 .62 3 .34 1 .00 8 .38 4 .00 3 .71 6 .07 3 .01 2 .30 2 .11 2 .60 9 .02 5 .48 9 .01 3 .37 1 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x1 .1 1 Pearson Correlatio n .14 7 -.00 9 .22 8 .03 8 -.01 8 -.05 9 .00 9 .08 2 .15 4 .18 0

1 .54 2** .19 0 .25 1 .20 7 .51 2** .14 3 .17 1 .24 7 .04 3 .21 2 -.16 6 .16 1 .14 0 Sig. (2-tailed) .43 7 .96 3 .22 6 .84 0 .92 4 .75 8 .96 2 .66 6 .41 7 .34 1 .00 2 .31 5 .18 0 .27 3 .00 4 .45 2 .36 6 .18 8 .82 3 .26 1 .37 9 .39 5 .46 1 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x2 .1 Pearson Correlatio n .25 8 .42 5* .21 2 .27 8 .04 8 -.03 9 .09 7 .21 6 .06 7 .47 3** .54 2**

(7)

3 Sig. (2-tailed) .16 8 .01 9 .26 0 .13 7 .80 3 .83 9 .61 2 .25 2 .72 3 .00 8 .00 2 .14 4 .02 3 .25 2 .02 3 .01 1 .10 8 .39 1 .20 5 .12 0 .59 5 .00 3 .27 3 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x2 .2 Pearson Correlatio n .16 9 .11 4 .48 3** .14 2 .28 3 .16 1 .08 5 .50 8** .22 9 .16 5 .19 0 .27 3

1 .09 2 .27 8 -.00 8 .23 4 .41 1* .19 1 .63 3** .11 4 .10 6 .17 2 .41 1* Sig. (2-tailed) .37 3 .54 8 .00 7 .45 4 .12 9 .39 4 .65 4 .00 4 .22 3 .38 4 .31 5 .14 4 .62 7 .13 7 .96 7 .21 2 .02 4 .31 2 .00 0 .54 9 .57 9 .36 3 .02 4 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x2 .3 Pearson Correlatio n -.00 5 .21 6 .07 2 .18 5 -.04 9 .00 3 .22 6 .13 7 .01 1 .52 7** .25 1 .41 5* .09 2

1 .20 8 .26 2 .09 3 .55 1** .14 4 -.18 0 .26 7 -.11 5 .43 4* .32 7 Sig. (2-tailed) .97 7 .25 1 .70 7 .32 8 .79 6 .98 6 .22 9 .47 1 .95 2 .00 3 .18 0 .02 3 .62 7 .27 0 .16 2 .62 4 .00 2 .44 8 .34 2 .15 4 .54 5 .01 7 .07 8 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x2 .4 Pearson Correlatio n .07 9 .21 6 .11 4 .28 2 -.02 3 .16 3 .32 5 .17 1 .04 7 .06 9 .20 7 .21 6 .27 8 .20 8

1 .14 0 -.19 4 .15 8 .08 6 .18 9 .24 2 -.02 7 .21 5 .22 8 Sig. (2-tailed) .67 6 .25 2 .54 8 .13 1 .90 4 .39 0 .08 0 .36 7 .80 4 .71 6 .27 3 .25 2 .13 7 .27 0 .46 1 .30 4 .40 4 .65 3 .31 6 .19 7 .88 9 .25 3 .22 5 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x2 .5 Pearson Correlatio n -.01 1 .26 8 .21 8 .38 0* .10 6 .14 9 .19 5 -.05 4 .02 3 .33 2 .51 2** .41 3* -.00 8 .26 2 .14 0

1 .20 7 .03 8 .45 0* .15 1 .06 7 .33 1 .41 2* .11 8 Sig. (2-tailed) .95 5 .15 1 .24 7 .03 8 .57 7 .43 1 .30 2 .77 5 .90 5 .07 3 .00 4 .02 3 .96 7 .16 2 .46 1 .27 3 .84 3 .01 3 .42 7 .72 4 .07 4 .02 4 .53 5 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x2 .6 Pearson Correlatio n .51 9** .12 9 .21 2 .08 4 .14 5 .11 5 .10 0 .22 3 .21 7 .45 3* .14 3 .45 9* .23 4 .09 3 -.19 4 .20 7

1 .15 5 .27 9 .30 2 .25 8 .33 6 .40 0* -.07 6 Sig. (2-tailed) .00 3 .49 6 .26 1 .65 9 .44 5 .54 5 .60 0 .23 6 .25 0 .01 2 .45 2 .01 1 .21 2 .62 4 .30 4 .27 3 .41 4 .13 5 .10 5 .16 8 .07 0 .02 9 .68 8 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x2 .7 Pearson Correlatio n -.03 2 -.02 8 .18 5 -.03 1 .08 8 .09 5 .17 9 .21 4 .06 7 .19 5 .17 1 .30 0 .41 1* .55 1** .15 8 .03 8 .15 5

(8)

4 Sig. (2-tailed) .86 7 .88 2 .32 8 .87 0 .64 3 .61 6 .34 4 .25 7 .72 6 .30 2 .36 6 .10 8 .02 4 .00 2 .40 4 .84 3 .41 4 .52 6 .13 9 .07 6 .82 7 .21 6 .01 9 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x3 .1 Pearson Correlatio n -.03 5 .15 4 .13 4 .30 5 .09 6 .31 0 .00 0 -.17 3 .21 7 .29 6 .24 7 .16 2 .19 1 .14 4 .08 6 .45 0* .27 9 .12 0

1 .30 0 -.03 2 .40 6* .00 0 .15 4 Sig. (2-tailed) .85 6 .41 7 .48 1 .10 2 .61 5 .09 5 1.0 00 .35 9 .25 0 .11 2 .18 8 .39 1 .31 2 .44 8 .65 3 .01 3 .13 5 .52 6 .10 7 .86 5 .02 6 1.0 00 .41 7 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x3 .2 Pearson Correlatio n .15 9 .07 8 .58 4** .12 5 .21 6 .22 6 .01 1 .15 0 .16 6 .09 7 .04 3 .23 8 .63 3** -.18 0 .18 9 .15 1 .30 2 .27 7 .30 0

1 -.02 2 .34 2 .01 5 .15 2 Sig. (2-tailed) .40 1 .68 3 .00 1 .51 2 .25 1 .23 0 .95 3 .43 0 .38 0 .60 9 .82 3 .20 5 .00 0 .34 2 .31 6 .42 7 .10 5 .13 9 .10 7 .90 7 .06 4 .93 9 .42 2 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x3 .3 Pearson Correlatio n .49 0** -.13 3 -.07 0 .10 6 .12 8 .05 7 .45 3* .47 4** .32 3 .41 0* .21 2 .29 0 .11 4 .26 7 .24 2 .06 7 .25 8 .32 9 -.03 2 -.02 2

1 .22 2 .33 8 .04 1 Sig. (2-tailed) .00 6 .48 4 .71 4 .57 7 .49 9 .76 7 .01 2 .00 8 .08 2 .02 5 .26 1 .12 0 .54 9 .15 4 .19 7 .72 4 .16 8 .07 6 .86 5 .90 7 .23 9 .06 7 .82 9 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x3 .4 Pearson Correlatio n .32 3 .31 3 .30 5 .41 4* .41 7* .35 0 .10 7 .00 0 .30 0 .13 1 -.16 6 .10 1 .10 6 -.11 5 -.02 7 .33 1 .33 6 .04 2 .40 6* .34 2 .22 2

1 .05 2 .00 6 Sig. (2-tailed) .08 2 .09 3 .10 1 .02 3 .02 2 .05 8 .57 3 1.0 00 .10 8 .48 9 .37 9 .59 5 .57 9 .54 5 .88 9 .07 4 .07 0 .82 7 .02 6 .06 4 .23 9 .78 4 .97 3 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x4 .1 Pearson Correlatio n .43 5* .19 0 -.14 9 .43 9* .02 5 -.22 0 .48 8** .25 2 -.17 5 .45 0* .16 1 .51 8** .17 2 .43 4* .21 5 .41 2* .40 0* .23 3 .00 0 .01 5 .33 8 .05 2

(9)
(10)

6 Sig. (2-tailed) .03 4 .01 6 .02 4 .13 9 .18 2 .32 2 .73 7 .80 3 .46 5 .50 2 .11 4 .22 7 .42 8 .96 7 .93 1 .02 8 .01 1 .86 2 .57 2 .30 6 .55 5 .01 6 .42 2 .60 0 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x5 .2 Pearson Correlatio n .15 9 .28 7 .20 2 .00 4 .15 5 .23 1 .03 8 -.05 7 .16 6 -.02 8 .14 6 .01 6 .14 2 .30 2 .17 1 .16 7 .00 7 .15 8 .17 1 -.02 0 .17 9 .37 3* .00 8 .17 8 Sig. (2-tailed) .40 2 .12 5 .28 5 .98 1 .41 4 .22 0 .84 1 .76 5 .38 1 .88 4 .44 2 .93 3 .45 4 .10 4 .36 5 .37 9 .96 9 .40 4 .36 6 .91 8 .34 5 .04 3 .96 5 .34 8 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x5 .3 Pearson Correlatio n .16 2 .09 4 -.00 9 .12 7 -.06 0 .01 4 .37 6* .23 2 .38 6* .14 1 .38 3* .45 5* .22 1 .04 4 .29 4 .56 3** .20 9 .08 0 .34 8 .34 0 .22 1 .23 5 .36 2* .13 1 Sig. (2-tailed) .39 3 .61 9 .96 3 .50 5 .75 4 .94 2 .04 1 .21 8 .03 5 .45 7 .03 6 .01 1 .24 1 .81 8 .11 4 .00 1 .26 8 .67 3 .05 9 .06 6 .24 1 .21 2 .04 9 .48 9 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 sk ort ot Pearson Correlatio n .42 0* .37 8* .39 2* .49 3** .39 1* .34 2 .40 6* .39 0* .38 0* .51 9** .44 9* .63 5** .53 3** .55 3** .47 3** .53 7** .40 9* .45 0* .36 1* .38 8* .48 9** .39 1* .52 1** .49 6** Sig. (2-tailed) .02 1 .03 9 .03 2 .00 6 .03 3 .06 5 .02 6 .03 3 .03 8 .00 3 .01 3 .00 0 .00 2 .00 2 .00 8 .00 2 .02 5 .01 3 .05 0 .03 4 .00 6 .03 3 .00 3 .00 5 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(11)
(12)

85

DAFTAR PUSTAKA

Adzim, Hebbie Ilma. 2013. Pengertian dan Elemen Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Ahli K3 Umum. (Online), (sistemmanaejmenkeselamatankerja.blogspot.com, diakses 20 september 2014).

Bakti, Zainal. 2014. Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3) sesuai PP No. 50 Tahun 2012,

Endroyo, Bambang. 2006. Peranan Manajemen K3 dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja Konstruksi. Semarang : Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Print ,S.H, Darwan. 1994. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Budi Laksito. 2005. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Ridley, John. 2008. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : Erlangga.

Rijanto, Boedi. 2010. Pedoman Praktis Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Jakarta : Mitra Wacana Media.

Suma’mur, Dr. 1987. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV Haji masagung.

Wicaksono, Iman Kurniawan dan Moses L. Singgih. 2011. Manajemen Risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Permai Surabaya, Program Studi Magister Manajemen Teknologi.

(13)

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendahuluan

Metodologi penelitian adalah suatu kerangka pendekatan pola pikir dalam rangka menyusun dan melaksanakan suatu penelitian. Tujuan dari adanya suatu metodologi penelitian adalah untuk mengarahkan proses berfikir dan proses kerja untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut.

Sebuah penelitian dilakukan untuk memperoleh jawaban atas sesuatu yang saat ini terjadi, sehingga dalam melakukan sebuah penelitian, perlu dibuat suatu sistem penelitian yang sistematis dan mudah untuk dilakukan secara efektif agar penelitian tersebut dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai dan menjawab permasalahan yang diinginkan. Dalam bab ini, akan dijelaskan bagaimana penulis melakukan metode penelitian yang dapat mencapai tujuan dan sasaran penelitian.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kuala Tanjung, Batubara Sumatera Utara pada proyek pembangunan jembatan rel kereta api.

3.3. Tahap dan Prosedur Penelitian

Penelitian ini dapat dilihat dari beberapa tahap sebagai berikut: a) Penetapan sasaran studi.

(14)

60 c) Pengumpulan data primer melalui kuesioner untuk mencari jumlah

responden dalam setiap kriteria dan data sekunder melalui perolehan data dari proyek.

d) Analisis data primer dengan uji validitas dan reabilitas menggunakan software SPSS dan metode pembobotan (scoring) untuk mencari persentase dari setiap kriteria.

e) Hasil analisis data disajikan dalam bentuk persentase yang didapat dari rumus pemusatan.

3.4. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner mengenai SMK3 dan permasalahan K3 yang terdapat di lapangan. Sumber data yang diperoleh terdiri dalam 2 bagian yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber asli (langsung dari informan) yang memiliki informasi atau data tersebut. (Idrus, 2009) Data primer diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner.

Kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna. Struktur kuesioner terbagi dalam tiga bagian:

(15)

61 Berisi mengenai informasi identitas responden yaitu nama, pendidikan, terakhir, umur, dan jabatan (spesifikasi pekerjaan).

b. Petunjuk Pengisian Kuesioner

Pada bagian ini, responden diberi petunjuk pengisian kuesioner, sehingga responden tidak salah dalam pengisian jawaban kuesioner.

c. Kuesioner

Pertanyaan yang digunakan adalah jenis pertanyaan tertutup. Untuk

mempermudah responden menjawab pertanyaan dan memfokuskan jawaban yang diharapkan penulis.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua (bukan orang pertama, bukan asli) yang memiliki informasi atau data tersebut. (Idrus, 2009). Data sekunder dapat diambil dari bacaan, buku-buku refrensi dan informasi lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.4.2. Teknik Pengolahan Data

3.4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas menggunakan software SPSS (Statistical

Package for Social Science)

c. Uji Validitas

(16)

62 Cara untuk menguji validitas adalah sebagai berikut:

5. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, yaitu dengan (1) mencari definisi dan merumuskan tentap konsep yang akan diukur yang telah ditulis para ahli dalam literatur, (2) kalau sekiranya tidak ditemukan dalam literatur maka untuk lebih mematangkan definisi dan rumusan tersebut peneliti harus mendiskusikannya dengan para ahli. (3) menanyakan langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang akan diukur. Dari jawaban yang diperoleh peneliti dapat membuat kerangka konsep dan kemudian menyusun pertanyaan yang operasional.

6. Melakukan uji coba skala pengukuran yang dihasilkan dari langkah pertama kepada sejumlah responden. Responden diminta untuk menjawab apakah mereka setuju atau tidak setuju dari masing-masing pertanyaan. Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang agar distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurve normal. 7. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

8. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi produk moment. Adapun rumusnya adalah:

Keterangan :

(17)

63 Y : produktivitas pekerja

Xi : elemen variabel bebas n : jumlah data

( Masri Singarimbun, 1987 : 124 – 137 )

Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat validitas adalah jika r hitung > r tabel dan taraf signifikasinya sebesar 5 % ( Suharsimi Arikunto, 1996 : 150-160 ).

d. Uji Reliabilitas

Pengukuran reliabilitas adalah pengukuran tentang stabilitas dan

konsintensi dari alat pengukuran. Reabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen reliabel

sebenarnya yang mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya.

Untuk dapat memahami cara kerja software SPSS, berikut dikemukakan kaitan antara cara kerja komputer dengan SPSS dalam mengolah data. Cara kerja proses perhitugan dengan SPSS adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Cara Kerja Proses Perhitungan dengan SPSS ( Sumber : Singgih Santoso, 2001)

(18)

64 1. Data yang akan diproses dimasukan lewat menu DATA EDITOR

yang otomatis muncul dilayar saat SPSS dijalankan

2. Data yang telah diinput kemudian kemudian diproses, juga lewat menu DATA EDIT

3. Hasil pengolahan data muncul dilayar (Window) yang lain dari SPSS, yaitu OUTPUT NAVITGATOR

Pada menu Output Navigator, informasi atau output statistic dapat ditampilkan secara:

a. Teks atau tulisan. Pengerjaan (perubahan bentuk huruf, penambahan, pengurangan dan lainnya) yang berhubungan dengan output teks dapat dilakukan lewat menu Teks Output Editor.

b. Tabel Pengerjaan (pivoting label, penambahan, pengurangan label dan lainnya) yang berhubungan dengan output berbentuk label dapat dilakukan lewat menu Pivot table Editor.

(19)

65 Gambar 3.2 Diagram analisa statistik dengan program SPSS

Sumber : Bryman dan Cramer (1997)

3.4.2.2. Analisis Kuesioner Menggunakan Metode Pembobotan (Scoring)

(20)

66 Dari data kuesioner yang nantinya didapatkan, maka dapat ditentukan jumlah skor kriterium dengan Skala Likert yaitu :

Jumlah Skor kriterium:

skor item x jumlah responden (1)

keefektifan dan efisiensi penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) responden dapat dihitung dengan:

Jumlah skor kuesioner:

������������������������������

������������������

x

100%

(2)

Data yang sudah didapat kemudian diolah dengan metode pembobotan (scoring) yaitu dengan cara menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden. Adapun langkah-langkah perhitungan yaitu sebagai berikut:

5. Kuesioner yang telah disebarkan kepada responden, kemudian direkapitulasi berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden.

6. Menghitung skor kriterium 7. Interpretasikan skor perhitungan

8. Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor tertinggi (X) dan angka terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus sebagai berikut:

Y = Skor tertinggi likert x jumlah responden

X = Skor terendah likert x jumlah responden 5. Menghitung jumlah skor kuesioner

(21)

67 • Angka 0% – 19,99% = Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)

• Angka 20% – 39,99% = Tidak setuju / Kurang baik) • Angka 40% – 59,99% = Cukup / Netral

• Angka 60% – 79,99% = (Setuju/baik/suka) • Angka 80% – 100% = Sangat (setuju/baik/suka)

7. Menentukan kategori dari skor yang dihitung yaitu dengan cara melihat skor kuesioner berada pada kategori apa.

Pembobotan (Scoring) merupakan teknik pengambilankeputusan pada suatu proses yang melibatkan berbagaiindikator secara bersama-sama dengan cara memberbobot pada masing-masing indikator tersebut.Skor adalah hasil pekerjaan menyekor(memberikan angka) yang diperoleh dari angka-angkadari setiap pertanyaan yang telah dijawab olehresponden dengan benar, dengan

mempertimbangkanbobot. Pertanyaan pada kuesioner yang disebarkanmenjadi indikator yang digunakan untuk mengetahuipenerapan SMK3. Indikator ini diberi bobot (m) yang nilainya ditentukan berdasarkan hasil kompilasi data kuesioner yang telah direkapitulasi sebelumnya danberdasarkan hasil wawancara dan observasi. Indikator nilai bobot (n), yang nilainya ditentukan dari jumlah 100 % dibagi dengan jumlah pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner tersebut. Nilai bobot merupakan nilai tetap yang menunjukkan persentase yang diberikan pada setiap indikator.

x

= Σ

���

���

(3)
(22)

68

=

∑ ��

=

��+ �+�+⋯+�

(4)

dimana:

�= Rata-rata persentase

Σxi = Jumlah keseluruhan persentase

x1 + x2 + x3 + ….+xn= Jumlah masing- masing persentase terhadap kriteria

n = Jumlah criteria

3.5. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau suatu kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulannya .

Variabel dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Variabel Independen (bebas), variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel Dependen (terikat), variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

NO

Nomor Variabel

Variabel

1 X1 Performance

2 X2 Kesehatan Pekerja

3 X3 Keselamatan Kerja

(23)

69

5 X5 Lingkungan

Sumber : berdasarkan dari pengolahan.

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan sesuatu alat yang dapat membantu peneliti untuk mengumpulkan informasi yang diperlukannya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian.

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian

NO Jenis Metode Jenis Instrumen

1 Angket (questionaire) a. Angket (questionaire) b. Daftar cocok (checklist) c. Skala (scale)

d. Inventori (inventory)

2 Wawancara (interview) a. Pedoman wawancara (interview guide) b. Daftar cocok (checklist)

3 Pengamatan (observasi) a. Lembar pengamatan b. Panduan pengamatan

c. Panduan observasi (observation sheet atau observation schedule)

d. Daftar cocok (checklist) 4 Ujian/Tes (test) a. Soal ujian (test)

b. Inventory (inventory) 5 Dokumentasi a. Daftar cocok (checklist)

(24)

70

Sumber : Drs. Riduwan, MBA, “Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian”, Alfabeta,

Bandung, 2007.

3.7. Hasil Analisis Data

Hasil analisis data berdasarkan rata-rata untuk setiap persentase yang ada dalam 5 variabel penerapan SMK3 tersebut yang sudah diperoleh dari hasil evaluasi, sehingga mendapatkan kesimpulan untuk tingkat pencapaian keberhasilan penerapan SMK3 di proyek pembangunan jembatan rel kereta api ini berdasarkan penentuan nilai keberhasilan yang tertulis dalam Permenaker Nomor: 05/MEN/1996. Keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di tempat kerja dapat diukur menurut Permenaker Nomor: 05/MEN/1996 sebagai berikut:

a. Untuk tingkat pencapaian 0-59% dan pelanggaran peraturan perundangan (nonconformance) dikenai tindakan hukum.

b. Untuk tingkat pencapaian 60-84% diberikan sertifikat dan bendera perak.

(25)

71

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Penelitian

Pada penelitian ini respondennya adalah Manajer proyek, Manajer Lapangan, Supervisor, Pelaksana dan Pekerja yang menangani proyek yang sedang berlangsung, sehingga diharapkan jawabannya lebih aktual. Dengan alasan itulah kuesioner disebarkan kepada responden yang sudah direncanakan yang sedang melaksanakan pembangunan jembatan rel kereta api di Kuala Tanjung.

Adapun jumlah penyebaran kuesioner yang direncanakan di Kuala Tanjung secara umum bisa terpenuhi. Dalam prakteknya responden sangat sulit meluangkan waktu untuk wawancara karena kesibukan proyek. Sebelum melakukan pengisian kuesioner, terlebih dahulu akan dijelaskan maksud dan tujuan dari penelitian ini, peneliti mengadakan langsung dengan Responden dilapangan.

4.2. Hasil Kuesioner

(26)

72 Tabel 4.1 Profil Responden

No. Jabatan Responden Jumlah Responden

1 Manajer Proyek 3

2 Manajer Lapangan 6

3 Supervisor 8

4 Pelaksana 4

5 Pekerja 9

6 Jumlah 30

Setelah menyebarkan kuesioner ke responden didapatkan hasilnya yang bisa dilihat dari tabel 4.2. Hasil tersebut memiliki butir pertanyaan yang dinilai dengan Skala Likert yaitu 1-5, dimana kriteria masing – masing skala dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.2 Skala Penilaian Kuesioner

Skala Penilaian Skala

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Netral/ Tidak Tahu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Skala Likert

(27)

73 tersebut dilakukan uji validitas, uji korelasi dan uji Reliabilitas. Tabel dari tabulasi data dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Tabulasi Kuesioner A. Variabel performance

No. Pernyataan 1 2 3 4 5 N

1. Saya mengetahui karakteristik peralatan yang digunakan dalam proyek

0 0 7 11 12 30 2. Saya mengetahui fungsi peralatan kerja yang

disediakan di proyek

0 2 6 13 9 30

3. Saya mampu mengoperasikan peralatan kerja sesuai prosedur kerja

0 6 16 6 2 30

4. Saya mampu memenuhi target pekerjaan saya 0 1 13 11 5 30 5. Saya selalu masuk kerja dengan tepat waktu 0 5 9 14 2 30 6. Saya selalu teliti dalam melaksanakan pekerjaan

saya

0 4 15 9 2 30

7. Dengan program-program yang disediakan di proyek menambah semangat kerja saya

0 6 14 8 2 30

8. Saya patuh terhadap peraturan yang ada di proyek

0 3 4 12 11 30 9. Saya merasa pekerjaan saya sesuai dengan

kemampuan saya

0 2 19 16 3 30 10. Di proyek terjalin komunikasi yang baik 0 0 9 17 4 30 11. Saya melapor jika terjadi kecelakaan 0 2 9 12 7 30

B. Variabel Kesehatan Pekerja

No. Pernyataan 1 2 3 4 5 N

12. Beban pekerja layak dan seimbang dengan kemampuan

0 2 14 12 7 30 13. Disediakannya pertolongan pertama pada

kecelakaan (P3K) apabila terjadi kecelakaan kecil

0 4 9 14 3 30

14. Adanya jaminan kesehatan bagi setiap pekerja 0 12 3 5 10 30 15. Adanya pelatihan kepada pekerja untuk bekerja

secara aman

5 3 9 9 4 30

16. Saya sering diperintahkan untuk melaksanakan pekerjaan yang tidak aman

(28)

74

18. Saya merasa lelah fikiran setelah bekerja 0 1 5 12 2 30 C. Variabel Keselamatan Kerja

No. Pernyataan 1 2 3 4 5 N

19. Diberikannya alat pelindung kerja seperti helm, sepatu boots, sarung tangan, masker, dll.

0 2 11 17 0 30 20. Di proyek semua bagian peralatan yang

berbahaya diberi tanda / rambu-rambu

0 4 7 19 0 30 21. Adanya pengawasan secara intensif terhadap

keselamatan pekerja

0 9 9 12 0 30 22. Adanya metode/petunjuk keselamatan yang

dapat menjaga keselamatan pekerja

0 7 19 4 0 30

D. Variabel Pekerjaan / Fasilitas

No. Pernyataan 1 2 3 4 5 N

23. Alat berat berada di tempat seharusnya 0 1 24 5 0 30

24. Bahan material diatur rapi 0 7 6 15 2 30

25. Peralatan kerja yang ada di lapangan masih layak digunakan

0 3 10 13 4 30 26. Adanya alat pemadam kebakaran 0 0 6 12 12 30 27. Adanya pengatur lalu lintas di sekitar area

proyek

0 2 7 14 7 30 28. Potongan baja dan besi ditempatkan dengan

aman

0 9 12 8 1 30 29. Instalasi peralatan listrik beraturan 0 12 13 5 0 30 E. Variabel Lingkungan

No. Pernyataan 1 2 3 4 5 N

30. Pencahayaan yang cukup di lokasi proyek 0 11 16 3 0 30 31. Adanya kerusuhan penduduk di sekitar proyek 0 11 16 3 0 30 32. Tempat kerja licin, tidak rata dan berminyak 0 16 12 2 0 30 Keterangan:

1-5 : skala penilaian yang dipilih responden N : jumlah responden

(29)

75 SPSS 17. Uji yang akan dilakukan adalah Uji Validitas, Uji Korelasi dan Uji Reliabilitas.

4.3. Uji Validitas dan Korelasi

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik dengan menggunakan pendekatan validitas konstruk metode Pearson Correlation

dengan alat analisis berupa Statistical Product and Service Solution 17 (SPSS 17). Dengan menggunakan rumus product Moment dari Pearson dengan rumus

tersebut, akan didapat angka korelasi (nilai r) yang dapat digunakan untuk

(30)

76 Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Korelasi

Item Koefisian

Korelasi

Syarat Kesimpulan

X1.1 0,424 r > 0,361 Valid

X1.2 0,389 r > 0,361 Valid

X1.3 0,369 r > 0,361 Valid

X1.4 0,504 r > 0,361 Valid

X1.5 0,398 r > 0,361 Valid

X1.7 0,524 r > 0,361 Valid

X1.8 0,414 r > 0,361 Valid

X1.9 0,414 r > 0,361 Valid

X1.10 0,499 r > 0,361 Valid

X1.11 0,470 r > 0,361 Valid

X2.1 0,631 r > 0,361 Valid

X2.2 0,536 r > 0,361 Valid

X2.3 0,526 r > 0,361 Valid

X2.4 0,492 r > 0,361 Valid X2.5 0,429 r > 0,361 Valid X2.6 0,411 r > 0,361 Valid X2.7 0,395 r > 0,361 Valid X3.2 0,394 r > 0,361 Valid X3.3 0,447 r > 0,361 Valid X3.4 0,376 r > 0,361 Valid X4.1 0,492 r > 0,361 Valid X4.2 0,473 r > 0,361 Valid X4.3 0,536 r > 0,361 Valid X4.5 0,410 r > 0,361 Valid X4.6 0,501 r > 0,361 Valid X4.7 0,431 r > 0,361 Valid X5.1 0,455 r > 0,361 Valid X5.2 0,579 r > 0,361 Valid X5.3 0,436 r > 0,361 Valid Dari tabel hasil uji validitas terhadap 30 responden dapat diketahui bahwa 29 item pertanyaan memiliki koefisien korelasi product moment pearson lebih besar dari pada tabel r tabel (r > 0,361). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya 29 item pertanyaan yang valid. Hasil dari uji korelasi dapat dilihat dilembar lampiran.

(31)

77 Uji reliabilitas dilakukan untuk memuji kestabilan dan kekonsiten item pertanyaan apabila dilakukan pengukuran kembali dengan subjek yang sama. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach’s alpha. Dari hasil pengujian dilakukan analisa dengan perbandingan terhadap r tabel yang dicari deengan interpolas jumlah butir pertanyaan koefisien reliabilitas.

[image:31.595.204.417.282.371.2]

Hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Tabel Hasil Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.867 .875 32

Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:

• Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna

• Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi • Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat • Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah

Tabel 4.6 Tabel Hasil Statistik Data

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

(32)

78 x1.4 2.30 .750 30

x1.5 2.67 .844 30 x1.6 2.60 .770 30 x1.7 2.73 .828 30 x1.8 1.90 .803 30 x1.9 2.23 .728 30 x1.10 2.17 .648 30 x1.11 2.20 .887 30 x2.1 2.60 .675 30 x2.2 2.47 .860 30 x2.3 2.63 1.351 30 x2.4 2.87 1.279 30 x2.5 3.43 .626 30 x2.6 2.37 .490 30 x2.7 2.43 .626 30 x3.1 1.50 .630 30 x3.2 1.53 .730 30 x3.3 1.93 .828 30 x3.4 2.10 .607 30 x4.1 1.87 .434 30 x4.2 2.63 .890 30 x4.3 2.40 .855 30 x4.4 1.70 .596 30 x4.5 2.13 .860 30 x4.6 3.03 .850 30 x4.7 3.23 .728 30 x5.1 2.40 .770 30 x5.2 3.33 .606 30 x5.3 2.50 .572 30

Dapat dilihat untuk nilai Cronbach’s Alpha dengan jumlah variabel sebanyak 32 buang adalah sebesar 0,867.

4.5. Metode Pembobotan (Scoring)

(33)

79 Tabel 4.7 Hasil Tabulasi kuesioner dengan Metode Scoring

Variabel Item Skor Kategori

Responden (m)

Performance

Pertanyaan 1 86,21%

Pertanyaan 2 82,07%

Pertanyaan 3 64,82%

Pertanyaan 4 75,17%

Pertanyaan 5 71,03%

Pertanyaan 7 66,21%

Pertanyaan 8 82,76%

Pertanyaan 9 75,86%

Pertanyaan 10 79,31%

Pertanyaan 11 78,62%

Variabel Item

Skor Kategori

Responden (m)

Kesehatan Pekerja

Pertanyaan 12 70,345%

Pertanyaan 13 73,1%

Pertanyaan 14 71,03%

Pertanyaan 15 64,828%

Pertanyaan 16 54,48%

Pertanyaan 17 75,17%

(34)

80 Keselamatan Pekerja

Pertanyaan 20 92,41%

Pertanyaan 21 84,83%

Pertanyaan 22 80,69%

Pekerjaan/Fasilitas

Pertanyaan 23 85,52%

Pertanyaan 24 69,66%

Pertanyaan 25 74,483%

Pertanyaan 27 80%

Pertanyaan 28 62,759%

Pertanyaan 29 57,241%

Lingkungan

Pertanyaan 30 75,172%

Pertanyaan 31 56,552%

[image:34.595.106.540.476.659.2]

Pertanyaan 32 73,103%

Tabel 4.8 Tabel Rekapitulasi Penilaian hasil Evaluasi penerapan SMK3

Variabel

x

= Σ

���

���

Range

Performance 76,206% Setuju/baik

Kesehatan Pekerja 68,769% Setuju/baik

Keselamatan Pekerja 85,976% Sangat (Setuju/baik)

Pekerjaan/Fasilitas 62,07% Setuju/baik

Lingkungan 68,264% Setuju/baik

(35)

81 Dari hasil evaluasi tersebut dapat diperoleh keberhasilan penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang diambil dari rata-rata

penjumlahan semua variabel adalah sebesar 72.257 %.

Keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di tempat kerja dapat diukur menurut Permenaker Nomor: 05/MEN/1996 sebagai berikut:

a. Untuk tingkat pencapaian 0-59% dan pelanggaran peraturan perundangan (nonconformance) dikenai tindakan hukum.

b. Untuk tingkat pencapaian 60-84% diberikan sertifikat dan bendera perak.

c. Untuk tingkat pencapaian 85-100% diberikan sertifikat dan bendera emas. Dari ketentuan permenaker tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa hasil dari evaluasi keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di proyek pembangunan jembatan rel kereta api yang mencapai nilai 72,257% tergolong dalam kategori nomor 2 yaitu tingkat pencapaian penerapan 60-84% yang pengertiannya layak untuk diberi sertifikat dan peringkat bendera perak.

Ditinjau dari pelaksanaan dan tingkat keberhasilan penerapan SMK3 di proyek ini yang tidak mencapai tingkat kesempurnaan atau 100 % dikarenakan beberapa faktor, yaitu:

(36)

82 b) Dilihat dari segi kesehatan pekerja, sedikitnya pelatihan kepada pekerja

untuk bekerja secara aman demi pengetahuan dan peningkatan penerapan SMK3 yang ada di proyek.

c) Dilihat dari segi pekerjaan/ fasilitas di proyek, masih kurangnya kesadaran para pekerja memperhatikan potongan baja dan besi serta instalasi peralatan listrik sehingga bisa berakibat kecelakaan kerja di proyek.

(37)

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil evaluasi dan analisis penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada proyek pembangunan jembatan rel kereta api, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai tingkat keberhasilan penerapan untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

Performance 76,206%

Kesehatan Pekerja 68,769%

Keselamatan Pekerja 85,976%

Pekerjaan/Fasilitas 62,07%

Lingkungan 68,264%

2. Berdasarkan hasil penelitian, total penerapan SMK3 keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di proyek pembangunan jembatan rel Kereta Api yang mencapai nilai 72.257% tergolong dalam kategori nomor 2 yaitu tingkat pencapaian penerapan 60-84% yang pengertiannya layak untuk diberi sertifikat dan peringkat bendera perak.

(38)

84  Dilihat dari segi performance para pekerja masih kurang mampu mengoperasikan peralatan kerja sesuai standar kerja sehingga kecelakaaan kerja bisa terjadi.

 Dilihat dari segi kesehatan pekerja, sedikitnya pelatihan kepada pekerja untuk bekerja secara aman demi pengetahuan dan peningkatan penerapan SMK3 yang ada di proyek.

 Dilihat dari segi pekerjaan/ fasilitas di proyek, masih kurangnya kesadaran para pekerja memperhatikan potongan baja dan besi, bahan material serta instalasi peralatan listrik sehingga bisa berakibat kecelakaan kerja di proyek.

5.2. Saran

1. Sebaiknya di proyek pembangunan jembatan rel kereta api ditingkatkan

pengawasan terhadap penerapan SMK3 pada proyek agar penerapan SMK3 dapat lebih efektif sehingga senantiasa diperoleh tempat kerja yang aman, sehat dan produktifitas dapat ditingkatkan.

(39)

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum

Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3 yang berlaku. Karakteristik Kegiatan Proyek Konstruksi :

a. Memiliki masa kerja terbatas

b. Melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar

c. Melibatkan banyak tenaga kerja kasar (labour) yang berpendidikan relatif rendah

d. Memiliki intensitas kerja yang tinggi e. Bersifat multi disiplin dan multi crafts

f. Menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya

g. Memerlukan mobilisasi yang tinggi (peralatan, material dan tenaga kerja)

2.1.1. Tempat Kerja

(40)

22 dalam air maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Kemudian dalam penjelasannya pada pasal 1 ayat (1), dengan perumusan ini, maka ruang lingkup dari UU tersebut jelas ditentukan oleh 3 unsur yaitu:

a. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha. b. Adanya tenaga kerja yang bekerja.

c. Adanya bahaya dan resiko kerja yang ada di tempat kerja.

2.1.2. Keselamatan kerja

Menurut Widodo Siswowardojo (2003), keselamatan kerja adalah keselamatan dan kesehatan kerja secara definitif dikatakan merupakan daya dan upaya yang terencana untuk mencegah terjadinya musibah kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja. Menurut Suma’mur (1996), keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Pendapat-pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa keselamatan kerja merupakan suatu program perlindungan terhadap karyawan pada saat bekerja dan berada didalam lingkungan tempat kerja dari resiko kecelakaan dan kerusakan mesin atau alat kerja untuk berusaha mencegah dan menimbulkan atau bahkan menghilangkan sebab terjadinya kecelakaan.

2.1.3. Kesehatan Kerja

(41)

23 baik fisik, mental maupun sosial, mencegah dan melindungi tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja dan faktor-faktor lain yang berbahaya, menempatkan tenaga kerja dalam suatu lingkungan yang sesuai dengan fatal dan jiwa serta pendidikannya, meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitas, serta mengusahakan agar masyarakat lingkungan sekitar perusahaan terhindar dari bahaya pencemaran akibat proses produksi, bahan bangunan, dan sisa produksi.

Sedangkan menurut Suma’mur (1996), berpendapat bahwa kesehatan kerja adalah spesialisasi dari ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja ataupun masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap faktor-faktor pekerjaan, lingkungan kerja dan terhadap penyakit umum.

Pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan kerja merupakan suatu kondisi di lingkungan kerja yang bebas dari penyakit fisik dan mental.

2.1.4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(42)

24 pencegahan terhadap munculnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dari setiap pekerjaan yang dilakukan”.

Secara hukum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja diartikan sebagai “Suatu upaya perlindungan agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja senantiasa dalam keadaan yang sehat dan selamat serta sumber-sumber proses produksi dapat dijalankan secara aman, efisien dan produktif”. Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan skala prioritas, karena dalam pelaksanaannya, selain dilandasi oleh peraturan perundang-undangan tetapi juga dilandasi oleh ilmu-ilmu tertentu, terutama ilmu keteknikan dan ilmu kedokteran. Adapun tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja menurut Suma’mur 1989 antara lain:

a.Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.

b. Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja. c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman.

2.2. Defenisi Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)

(43)

25 terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif. (Permen: 2008).

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: 05/MEN/1996 Bab 1 Pasal 1, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Pada dasarnya SMK3 merupakan implementasi ilmu dan fungsi manajemen dalam melakukan perencanaan, implementasi, maupun evaluasi program K3 di tempat kerja dalam suatu sistem.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) mencakup hal-hal sebagai berikut: struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

Berdasarkan Pasal 4 Permenaker tentang Sistem Manajemen K3, terdapat 5 (lima) ketentuan yang harus perusahaan/pengusaha laksanakan, yaitu:

(44)

26 2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja.

4. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.

2.2.1. Pentingnya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Terdapat beberapa alasan yang mengungkapkan pentingnya Sistem Manajemen K3 diterapkan dalam suatu perusahaan/laboratorium. Alasan tersebut dapat dilihat dari aspek manusiawi, ekonomi, UU dan Peraturan, serta nama baik (Adrian, dkk, 2009). Berikut adalah argumentasi betapa pentingnya Sistem Manajemen K3.

(45)

27 kewajiban untuk melindungi pekerja dengan cara menyediakan lapangan kerja yang aman.

2. Alasan Ekonomi. Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan menimbulkan kerugian ekonomi, seperti kerusakan mesin, peralatan, bahan dan bangunan, biaya pengobatan, dan biaya santunan kecelakaan. Oleh karena itu, dengan melakukan langkah-langkah pencegahan kecelakaan, maka selain dapat mencegah terjadinya cedera pada pekerja, kontraktor juga dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan.

3. Alasan UU dan Peraturan. UU dan peraturan dikeluarkan oleh pemerintah atau suatu organisasi bidang keselamatan kerja dengan pertimbangan bahwa masih banyak kecelakaan yang terjadi, makin meningkatnya pembangunan dengan menggunakan teknologi modern, pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja dan pentingnya arti tenaga kerja di bidang konstruksi.

(46)

28 Manfaat penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bagi perusahaan menurut Tarwaka (2008) adalah :

a. Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur sistem operasional sebelum timbul gangguan operasional, kecelakaan, insiden dan kerugian-kerugian lainnya.

b. Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap tentang kinerja K3 di perusahaan.

c. Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundangan bidang K3.

d. Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran tentang K3, khususnya bagi karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit. e. Dapat meningkatkan produktivitas kerja.

2.2.2. Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan, harus diambil tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar tenaga kerja memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah terjadinya kecelakaan.

(47)

29 mencegah perilaku yang tidak aman dan memperbaiki kondisi lingkungan yang tidak aman.

2.3.Prinsip Dasar SMK3 dalam Perundang-undangan

Sesuai dengan Bab III pasal 3 ayat 1, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996 tentang penerapan SMK3 diwajibkan yang kepada perusahaan dengan syarat:

1. Setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3.

2. Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilaksanakan oleh pengurus, pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan.

Keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di tempat kerja dapat diukur menurut Permenaker Nomor: 05/MEN/1996 sebagai berikut:

1. Untuk tingkat pencapaian 0-59% dan pelanggaran peraturan perundangan (nonconformance) dikenai tindakan hukum.

(48)

30 Sedangkan pada undang-undang No.13 tahun 2003 terdapat prinsip dasar SMK3 yang diatur dalam pasal 87 tentang ketenagakerjaan yang diantaranya berisi:

1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. 2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manjemen keselamatan dan

kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Setelah peraturan SMK3 dalam undang-undang, maka dikeluarkan peraturan pelaksanaan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja PER. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Peraturan pelaksanaan ini ditujukan untuk kegiatan industri yang terdiri dari ayat (b), (c) dan (d) sebagai berikut:

a) Ayat (b) menyatakan bahwa untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan aman, maka perlu penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

b) Ayat (c) menyatakan bahwa dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat mengantisipasi hambatan teknis dalam era globalisasi perdagangan.

(49)

31

2.4. Acuan/Elemen-elemen Penerapan SMK3

Dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan SMK3. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan, dan sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

4. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3.

(50)

32

2.4.1. Komitmen dan Kebijakan K3

Pengurus dan pengusaha menunjukkan komitmen terhadap K3 sehingga mengeluarkan suatu kebijakan K3 demimemulai sebuah aturan terhadap pelaksanaan SMK3 di proyek konstruksi. Kebijakan K3 suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh pengusaha dan pengurus yang memuat seluruh visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasinal (Permenaker, 1996). Adapun persyaratan kebijakan K3 yang diatur dalam Permen Nomor: 09/PRT/M/2008 adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.

b. Pimpinan Penyedia Jasa harus mengesahkan Kebijakan K3.

c. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) Sesuai dengan sifat dan kategori resiko K3 bagi Penyedia Jasa.

b) Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3.

c) Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3.

d) Sebagai kerangka untuk menyusun dan mengkaji sasaran K3. e) Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara.

f) Dikomunikasikan kepada semua personil yang bekerja dibawah pengendalian Penyedia Jasa agar peduli K3.

(51)

33 h) Dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa kebijakan K3 masih

relevan dan sesuai.

2.5. Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Risiko

(IBPR)

Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko dari kegiatan produk, barang dan jasa harus dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk memenuhi kebijakan K3. Untuk itu harus diterapkan dan dipelihara prosedurnya sebagai berikut yang diatur dalam Permen Nomor: 09/PRT/M/2008 berikut:

1) Penyedia Jasa harus menetapkan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan.

2) Prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya harus mempertimbangkan:

a) Mengakomodasi kegiatan rutin. b) Mengakomodasi kegiatan non rutin.

c) Kegiatan semua orang yang memiliki akses di tempat kerja. d) Perilaku manusia, kemampuan dan factor manusia lainnya.

e) Mengidentifkasi bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan dan krselamatan personil di tempat kerja.

(52)

34 g) Sarana dan prasarana, peralatan dan bahan di tempat kerja yang

disediakan oleh penyedia jasa atau pihak lain.

h) Modifikasi pada SMK3 termasuk perubahan sementara dan dampaknya pada operasi, proses dan kegiatannya.

i) Beberapa kewajiban perundangan yang digunakan terkait dengan penilaian resiko dan penerapan dan pengendaliannya.

j) Desain lokasi kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi dan instruksi kerja termasuk penyesuaian terhadap kemampuan manusia.

3). Penyedia Jasa harus menerapkan prosedur untuk identifkasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan.

4). Penyedia Jasa harus memelihara prosedur untuk identifkasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan.

5) Penyedia Jasa harus mendokumentasikan dan menjaga rekaman hasil identifkasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan.

Identifikasi potensi bahaya merupakan suatu proses aktivitas yangdilakukan untuk mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagaipenyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul ditempat kerja.

(53)

35 1. Bekerja di dalam penggalian:

• Air yang merembes masuk ke dalam galian dari dinding atau dasar galian

• Air permukaan masuk ke dalam galian atau berakumulasi pada permukaan tanah dekat penggalian

• Heaving atau swelling tanah di dasar galian

• Permukaan tanah yang turun (amblas) sepanjang tepi galian

• Mesin dioperasikan dekat tepi galian (pengaruh berat dan vibrasi)

• Tidak disiplin dalam menggunakan pakaian atau peralatan pengamanan pribadi

2. Bekerja di permukaan tanah:

• Tidak ada pagar pengaman di sekeliling penggalian

• Tangga akses di dalam penggalian yang tidak aman

• Lubang yang tidak diproteksi0diidentifikasi

• Penyimpanan materil konstruksi yang melintas di atas orang

• Pergerakan beban crane yang melintas di atas trotoar, jalan akses, gudang dan fasilitas lainnya

• Tidak disiplin dalam menggunakan pakaian atau peralatan pengaman pribadi

3. Bekerja di ketinggian:

• Bukaan/lubang yang tidak diidentifikasi atau diberi pagar pengaman

• Bagian tepi bangunan yang tidak diberi pengaman

(54)

36

• Penggunaan tangga yang tidak tepat

• Tidak adanya pegangan tangan

• Tidak disiplin dalam menggunakan peralatan pribadi

4. Pekerjaan strukur yang bersifat sementara (penahan galian, bekisting, scaffolding):

• Penahan galian yang kurang kuat

• Pembongkaran penahan galian yang premature

• Tidak adanya penahan galian

• Pmbongkaran penahan galian secara tidak aman

• Tidak disiplin dalam menggunakan pakaian atau peralatan pengaman pribadi

• Kesalahan desain, seperti asumsi desain yang buruk atau tidak tepat

• Kualitas material yang cacat (defect), seperti kurang homogeny

• Kerusakan fisik material sehingga kekuatan dan dimensinya berubah

• Pembebanan pada saat pelaksanaan tidak sesuai desain

• Pemeliharaan, penggunakan dan inspeksi material yang buruk

• Ketidakstabilan tanah di bawah base plate scaffolding

• Pembongkaran penyangga yang premature

• Kesalahan penempatan kembali dari penyangga ulang

• Kendaraan dan peralatan yang bergerak berada terlalu dekat dengan berkisting/scaffolding

• Penuangan beton yang tidak tepat

• Pemasangan komponen bekisting secara tidak tepat

(55)

37

• Bracing dan ikatan (ties) yang tidak memadai

• Drat (thread) dari adjustable jack yang karatan/usang

• Training yang tidak memadai yang berakibat paktek kerja yang tidak aman

• Pengawasan yang tidak memadai berakibat praktek kerja yang tidak aman

5. Penanganan Material:

• Overloading pada alat pengangkat

• Kegagalan akibat instabilitas tumpuan (tidak rata, menyudut, kasar, dsb) sehingga terguling

• Pemasangan pembongkaran dan pemeliharaan yang tidak tepat

• Keterbatasan daya pandang selama operasi

• Penggunaan sling yang tidak tepat

• Material sling yang tidak memenuhi syarat

• Mulut kait yang melebar akibat beban berulang

• Tidak ada pengunci pada mulut kait

• Penyimpanan/penumpukan material yang tidak tepat

• Beban yang sedang diangkut/diangkat berada dalam kondisi tidak stabil

• Kegagalan pada komponen control, seperti alat pengangkat, rem dan stir

• Pengoperasian kendaraan/peralatan yang terlalu cepat

• Overlapping antara tower crane satu dengan lainnya

(56)

38

• Tidak adanya pengetesan peralatan sebelum digunakan

• Modifikasi dari peralatan sehingga timbul kondisi tidak aman

• Tidak membuat prosedur kerja yang aman atau memberikan pekerja informasi yang berhubungan dengan penggunaan peralatan yang aman

• Kurangnya prosedur kerja berkaitan dengan inspeksi, pemeliharaan dan/atau perbaikan

• Membuka/melepaskan alat pengaman (safeguard) pada peralatan

• Bekerja pada peralatan yang sedang bergerak atau berbahaya

• Mengoperasikan peralatan tanpa adanya perintah

• Training yang tidak memadai yang berakibat praktek kerja tidak aman

• Tidak disiplin dalam menggunakan pakaian atau peralatan pengaman pribadi

6. Bekerja pada lapangan yang berhubungan dengan sumber/arus listrik:

• Instalasi, pembongkaran dan pemindahan scaffolding dalam jarak yang dekat dengan arus listrik

• Memasang kawat (leads) dan kabel listrik tegangan tinggi pada scaffolding

• Mengoprasikan peralatan dalam jarak yang cukup dekat dengan kabel listrik tegangan tinggi

• Instalasi dan/atau peralatan listrik yang tidak aman

• Konektivitas/sambungan yang buruk

• Arus listrik yang melalui sebuah kabel /konduktor melebihi kapasitas

(57)

39

• Tidak disiplin dalam menggunakan pakaian atau peralatan pengaman pribadi

7. Kondisi lapangan (site) secara umum:

• Akses yang terbatas untuk pekerja material dan peralatan serta kendaraan

• Cuaca yang buruk

• Penerangan yang tidak memadai dan memuaskan

• Instalasi public bawah tanah (PAM, gas, listrik, dan sebagainya) yang tidak diketahui posisinya

• Kontrol lalu lintas yang kurang baik

• Penyimpanan/penempatan material membuat kondisi lapangan menjadi padat

2.5.1. Pemeriksaan (Evaluasi)

Pemeriksaan merupakan pengukuran, pemantauan dan evaluasi kinerja SMK3 dan hasilnya harus dianalisis guna menentukan keberhasilan atau untuk melakukan identifikasi tindakan perbaikan.

2.5.2. Pengukuran dan Pemantauan

Adapun syarat dalam pengukuran dan pemantauan adalah sebagai berikut: 1) Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk pengukuran dan

(58)

40 b) Pemantauan lebih luas terhadap keseuaian dengan sasaran K3

penyedia jasa.

c) Pemantauan efektivitas.

d) Pemantauan penyakit, insiden (termasuk kecelakaan, hampir kena) dan bukti historis.

e) Pencatatan data, hasil pemantauan dan pengukuran harus dapat mencukupi kebutuhan untuk analisa tindakan perbaikan dan pencegahan.

2) Merencanakan memelihara prosedur kalibrasi peralatan.

2.5.3. Evaluasi Kepatuhan

Adapun syarat dalam evaluasi kepatuhan adalah sebagai berikut:

a. Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur secara berkala sehingga dapat mengevaluasi kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. b. Mengevaluasi kepatuhan terhadap persyaratan lainnya yang diikuti.

c. Penyedia jasa dapat menggabungkan evaluasi ini dengan evaluasi kepatuhan terhadap peraturan yang mengacu dalam prosedur terpisah.

2.5.4. Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan &

Pencegahan

a. Penyelidikan Insiden

Adapun syarat/peraturan dalam hal penyelidikan insiden adalah:

(59)

41 a) Identifikasi kebutuhan tindakan dan perbaikan.

b) Identifikasi peluang untuk tindakan pencegahan. c) Identifikasi peluang untuk peningkatan berkelanjutan.

d) Mengkomunikasikan hasil penyelidikan kepada pemangku kepentingan.

2) Penyelidikan harus tepat waktu.

3) Beberapa identifikasi memerlukan tindakan perbaikan atau peluang tindakan pencegahan harus sesuai dengan klausul.

b. Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

Semua hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan, audit dan tinjauan ulang SMK3 didokumentasi dan digunakan untuk identifikasi tindakan perbaikan dan pencegahan serta pihak manajemen menjamin pelaksanaannya secara sistematik dan efektif. Adapun syarat untuk membuat dan memelihara prosedur untuk menentukan potensi ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan pencegahan ialah:

1) Memperbaiki ketidaksesuaian dan mengambil tindakan untuk mencegah resiko K3.

2) Menyelidiki ketidaksesuaian, menentukan penyebab dan mengambil keputusan untuk menghindari terjadi kembali.

3) Mengevaluasi tindakan perbaikan dan pencegahan agar tidak terjadi ketidaksesuaian.

(60)

42 5) Mengakaji ulang keefektifan tindakan perbaikan dan pencegahan yang

diambil.

Gambar

Tabel di atas menunjukan hasil kuesioner dari responden yang belum diolah ke program SPSS.
Gambar 3.1 Cara Kerja Proses Perhitungan dengan SPSS
Gambar 3.2 Diagram analisa statistik dengan program SPSS
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan diterapkannya K3 di PT Ferron Par Pharmaceuticals untuk melindungi dan menjamin keselamatan dan kesehatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja,

13 tahun 2003 pasal 87 ayat 1 tentang ketenagakerjaan yang berisi bahwa “Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Angka ini memberikan arti bahwa secara umum responden memandang sistem manajemen keselamatan kerja (SMK3) penting untuk menghindari kecelakaan kerja pada sebuah

Keselamatan dan Kesehatan Kerja suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja, dan manusia pada

SMK3 bertujuan menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi

13 tahun 2003 pasal 87 ayat 1 tentang ketenagakerjaan yang berisi bahwa “Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tinjauan Umum Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja SMK3.... Standar Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja SMK3

Pada prinsipnya peraturan resmi ini bermaksud menjamin dan melindungi kegiatan keselematan dan kesehatan kerja melalui upaya pengendalian resiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat