DAFTAR PUSTAKA Buku :
Abdullah, Thamrin. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arthesa, Ade dan Edia Handiman. 2006. Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank, PT Indeks. Jakarta.
Darmawin, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Bumi Aksara Fuady, Munir. 1996. Manajemen Perbankan. Citra Aditya
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana. Kasmir. 2008. Manejemen Perbankan. PT. Rajawali Pers
Kasmir 2012. Manajemen Perbankan Jilid II. PT. Rajawali Pers
Salim HS. 2006. Pengantar Hukum Perdata : Pengantar Hukum Perdata Tertulis. Sinar Grafika
Suyanto, Bagong. (2005).Metode Penelitian Sosial: Bergabai Alternatif Pendekatan. Jakarta : Prenada Media
Erlina. 2011. “Metodologi Penelitian”. Medan: USU PRESS.
Skripsi : Skripsi :
Saduldyn Pato (2013)Judul Skripsi : Analisis Pemberian Kredit Mikro Pada Bank Syariah Mandiri cabang Manado.
Noor M. Jihad (2014)Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Suku Bunga dan Pemberian Kredit terhadap Unit, Tenaga Kerja, dan Omset UMKM.
Sumber Internet :
www.bri.co.id, diakses pada tanggal 26April 2016, 21.30 wib
www.dinamonline.com , diakses pada tanggal 26 April 2016, 21.30 wib www.bps.go.id , diakes pada tanggal 26 April 2016, 21.45 wib
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif eksploratif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini bersifat
deskriptif yaitu dengan menganalisis Prinsip pemberian kredit 5C dan 3R.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai analisis keputusan pemberian kredit mikro, lokasi
penelitian yang diambil yaitu pada Pegadaian Cabang Medan Utama yang
beralamat di Jl. Pegadaian No. 112 Medan
3.3 Narasumber/ InformanPenelitian
Menurut Suyanto (2005:172) informan penelitian meliputi tiga macam yaitu :
1. Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang
diperlukan dalampenelitian
2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi social
yangditeliti
3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak
langsung terlibat dalam interaksi social yang sedang diteliti.
Maka yang menjadi informan penelitian penulis adalah sebagai berikut :
1. Informan kunci : Kepala Kredit Mikro (1orang)
3.4 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data primer dan
sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah wawancara yang dilakukan
langsung dengan pihak Divisi Kredit Mikro dan nasabah pegadaian.Data
primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung
antara pengumpul data dengan sumber data. Data sekunder dalam penelitian
ini berupa dokumen gambaran umum Pegadaian cabang Utama Medan,
dokumen nasabah yang mengajukan permintaan kredit kepada pihak
Pegadaian Cabang Utama Medan, dokumen SOP pengambilan keputusan
kredit mikro dari pihak Pegadaian. Data sekunder dikumpulkan dari tempat
penelitian dimana data sekunder berupa dokumen nasabah dalam pengajuan
kredit mikro.
3.4.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data primer yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah :
a. Wawancara mendalam
Wawancara merupakan cara untuk mengumpulkan data atau informasi
dalam penelitian kualitatif, dimana peneliti ingin mendapatkan secara
lisan dari responden. Wawancara kepada sejumlah informan/narasumber
yang berkaitan dengan penelitian.
a. Studi Dokumentasi
Dalam pengumpulan data sekunder melalui studi dokumentasi
diperoleh data mengenai gambaran umum Pegadaian, dokumen
nasabah dalam pengajuan kredit mikro pada pegadaian, dokumen
SOP Pegadaian dalam proses penilaian kelayakan usaha nasabah
yang mengajukan kredit mikro, dan dokumen penunjang lainnya
dalam penelitian ini.
3.5 Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah mendefinisiskan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cerat terhadap suatu objek atau
fenomena (Alimul Hidayat, 2007).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Indikator
Penilaian Kelayakan
Usaha
Penerapan Prinsip 5C
1. Character (Karakter)
Penilaian dimaksud untuk mengetahui sejauh mana
itikad baik dan kejujuran calon nasabah untuk
membayar kembali kredit yang telah diterimanya.
2. Capacity (Kemampuan)
calon nasabah dalam mengembalikan kredit yang
telah diterimanya.
3. Capital (Modal Usaha)
Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui apakah
calon nasabah memiliki modal yang memadai untuk
menjalankan usahanya. Idealnya jumlah kredit lebih
kecil daripada modal yang dimiliki nasabah
4. Collateral
Penilaian besarnya nilai jaminan kredit untuk
mengantisipasi gagalnya pengembalian kredit.
5. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi)
Kondisi ekonomi suatu daerah tertentu pada saat
diajukan kredit akan mempengaruhi kelancaran
usaha calon nasabah.
Penerapan Prinsip 3R
1. Returns
Kemampuan nasabah mengembalikan modal yang
ditanamkan dalam usaha tersebut
2. Repayment
Kemampuan nasabah dalam membayar seluruh
kewajiban termasuk bunga kredit.
3. Risk Bearing Ability
pemohon kredit mampu menanggung resiko
kegagalan usaha andai kata ada sesuatu hal yang
tidak diinginkan tejadi.
Prosedur pengambilan
keputusan pemberian
kredit mikro
Langkah- langkah yang telah di tetapkan oleh pihak
Pegadain dimana langkah- langkah tersebut dimulai
dari kelengkapan berkas, sampai pengisian akta
peminjama kredit yang harus diisi oleh calon
nasabah peminjam kredit.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data dan informasi yang diperoleh peneliti yang berkaitan
dengan judul penelitian maka peneliti menggunakan teknik analisis :
1. Reduksi data dan Penyajian Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pentransformasian data kasar yang di
dapat di lapangan untuk di ubah atau dipakai sebagai hasil penelitian yang nantinya
dapat dipakai untuk penarikan kesimpulan.
Penyajian data merupakan merupakan sekumpulan data dan informasi yang tersusun
baik dan memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Bentuk penyajian data antara lain : teks naratif, grafik dan bagan.
2. Analisis Deskriptif Kualitatif
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Pegadaian (Persero)
Sejarah Singkat PT. Pegadaian (Persero) Berdasarkan hasil penelitian penulis, terutama melalui penelitian kepustakaan tentang sejarah PT. Pegadaian (Persero), yaitu semenjak mulai berdirinya di Indonesia, sejarah singkat PT. Pegadaian (Persero) disajikan sebagai berikut :
1. Zaman sesudah kemerdekaan
status Pegadaian dari Perusahaan Jawatan (PERJAN) menjadi Perusahaan Umum (PERUM) yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 10/1990 tanggal 10 April 1990.
2. Perubahan nama PERUM menjadi PT (Perseroan Terbatas)
4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan PT. Pegadaian (Persero)
a. Visi PT. Pegadaian (Persero)
Adapun visi dari Pegadaian adalah sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah.
b. Misi PT. Pegadaian (Persero)
Adapun misi yang dimiliki oleh PT. Pegadaian adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
2. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat. 3. Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya perusahaan
c. Tujuan PT. Pegadaian (Persero)
Adapun tujuan yang dimiliki oleh PT. Pegadaian (Persero) adalah :
pada umumnya melalui penyaluran pinjaman uang pinjaman atas dasar hukum gadai.
2. Pencegahan praktek pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar lainnya.
4.1.3 Struktur Organisasi
Adanya struktur organisasi pada kantor wilayah yang menggambarkan tugas dan tanggung jawab dari masing- masing pegawai serta dukungan perlengkapan kantoryang dikelola dengan baik akan menghasilkan kinerja kantor cabang yang produktivitas usaha yang semakin meningkat yang akan berpengaruh terhadap motivasi dari para pegawai kantor cabang pegadaian.
Dalam pemapara struktur organisasi penulis akan menyajikan dua struktur organisasi dimana struktur yang pertama adalah mengenai gambaran umum struktur organisasi kantor Pegadaian secara umum dalam cakupan luas dan gambar yang kedua adalah struktur organisasi dalam, cakupan lebih sempit dimana struktur tersebut untuk unit kantor cabang dimana struktur ini lebih spesifik kepada divisi mikro bisnis pada kantor Pegadaian.
bawahannya adalah Assiten Manajer Usaha Lain. Pada Manajer Cabang akan bertanggung jawab langsung kepada Petugas Fungsional Kredit KUP.
PT. Pegadaian cabang Medan Utama memiliki program kerja kredit fudisial yang dibawah tanggung jawab Pemimpin Wilayah Bidang Bisnis dimana terdapat struktur organisasi lain dalam bidang bisnis tersebut. Dimana Deputi Pemimpin Wilayah Bisnis akan bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin Cabang, Assisten Manajer Mikro, Assisten Manajer Penjualan dan Assisten Manajer Pengelolaan Resiko.
Adanya dua gambaran struktur organisasi yang ditampilkan oleh penulis bertujuan agar penjelasan struktur organisasi Pegadaian dapat digambarkan lebih spesifik dan pembaca akan mendapat gambaran yang lebih jelas lagi mengenai kredit mikro Pegadaian. Dimana melalui struktur organisasi tersebut akan terlihat gambaran secara jelas kepada pihak siapa wewenang dan tanggungjawab mengenai kredit mikro Kreasi pada kantor Pegadaian kanwil I cabang Medan utama.
Sumber : PT. Pegadaian Kanwil I cab. Medan Utama
Gambar 4.1
Sumber : PT. Pegadaian Kanwil I cab. Medan Utama
Gambar 4.2
4.1.4 Deskripsi Tugas dan Wewenang
Berikut ini adalah uraian tugas dan wewenang yang dimiliki pada struktur organisasi pada PT. Pegadaian (Persero), antara lain sebagai berikut :
1. Pemimpin Wilayah
Pemimpin wilayah merupakan pejabat struktural satu level dibawah Direktur yang memimpin suatu Kantor Wilayah dengan wewenang yang dilimpahkan Direksi untuk mencapai tujuan perusahaan. Yang memiliki tugas pokok :
a. Bertanggung jawab membuat rencana kerja tahunan serta rencana jangka panjang (5 tahunan) untuk wilayahnya yang berpedoman pada RPJ Perusahaan atau ketentuan lain yang telah di tetapkan Direksi. b. Meyakini/memastikan bahwa target kerja Kantor Wilayah yang telah di
tetapkan dapat tercapai dengan baik oleh seluruh unit kerja operasional. c. Meyakini/memastikan terselenggaranya dan terkendalinya strategi bisnis yang menjadi acuan bagi para Deputi Pemimpin Wilayah Bidang Bisnis, kegiatan evaluasi berkala terhadap kinerja para Deputi Pemimpin Wilayah Bidang Bisnis dan strategi pemecahan masalah teknis operasional di area.
Wewenang yang dimiliki Pemimpin Wilayah adalah sebagai berikut :
b. Membuat kebijakan masing- masing di bidang wilayah c. Menetapkan target utama di setiap unit kerja di wilayah d. Membimbing, membina dan menyerahkan bawahan
e. Mengambil keputusan pemberian kredit mikro dengan jumlah nominal mencapai 200 juta peminjaman kredit.
2. Deputi Pemimpin Wilayah Bidang Bisnis
Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan operasional, administrasi dan keuangan Kantor Cabang dan UPC yang ada dibawahnya sesuai dengan kewenangannya. Yang memiliki tugas pokok :
a. Meyakini/ memastikan bahwa kantor cabang telah mempunyai rencana kerja dan anggaran kantor cabang dan UPC yang ada dibawahnya berdasarkan acuan yang telah di tetapkan.
a) Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan tahun- tahun lalu dan tahun berjalan.
b) Mengorganisasikan pengumpulan data yang terkait dengan penyusunan rencana kerja dan anggaran.
c) Mengorganisasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran. d) Mengajukan rencana kerja dan anggaran kepada Manajer Area
b. Meyakini/ memastikan bahwa target bisnis (omzet, nasabah, dan lain- lain) yang telah ditetapkan pada cabang dapat tercapai dengan baik oleh seluruh unit kerja operasional di bawahnya.
a) Mengorganisasikan penetapan taksiran dan uang pinjaman sesuai dengan kewenangan.
b) Mengorganisasikan pelaksanaan pelunasan uang pinjaman dan pendapatan sewe modal.
c) Mengontrol pelayanan yang terkait dengan produk non- gadai. d) Melaksanakan pemeriksaan hitungan dan pemeriksaan taksiran
barang jaminan.
e) Melakukan pengawasan melekat (waskat) dalam pengelolaan barang jaminan dan uang.
c. Meyakini/ memastikan bahwa operasional seluruh bisnis usaha (bisnis emas dan produk- produk lainnya) yang telah ditetapkan pada cabang terlaksana dengan baik oleh seluruh unit kerja operasional.
a) Mengorganisasikan pelayanan produk- produk bisnis, emas dan produk- produk lainnya.
b) Melaksanakan pemeriksaan terhadap kebenaran aplikasi prosedur dan hasil dari produk- produk emas dan produk- produk lainnya.
a) Memeriksa dan meneliti barang jaminan yang telah ditaksir oleh petugas yang berwenang.
b) Menentukan besarnya taksiran dan uang pinjaman kredit sesuai wewenangnya.
c) Menandatangani Surat Bukti Kredit (SBK) sesuai batas kewenangannya.
e. Meyakini/ memastikan bahwa lelang telah dilaksanakan di kantor cabang sesuai prosedur.
f. Menyelesaikan dan memberikan laporan kepada Deputi Pemimpin Wilayah Bidang Bisnis tentang status barang jaminan bermasalah (taksiran tinggi, rusak, palsu dan barang polisi) termasuk membantu pengelolaan BPL dan AYD/KPYD/NPL dibawah koordinasi Asisten Manajer Pengelolaan Resiko.
Wewenang yang dimiliki oleh Deputi Pemimpin Wilayah Bidang Bisnis adalah sebagai berikut :
a. Menyusun dan menandatangani rencana kerja dan anggaran Kantor Cabang dan UPC.
b. Menandatangani cek bank.
c. Menandatangani SBK dan Surat Perjanjian lainnya sesuai wewenangnya.
e. Melaksanakan lelang. f. Mengelola modal kerja. 3. Sekretariat
Melaksanakan kegiatan kesekretariatan Direksi dalam rangka menunjang tugas- tugas Direksi. Yang memiliki tugas pokok :
a. Menyiapkan bahan- bahan resume, pengadministrasian surat memo dan disposisi Direksi.
b. Memonitor penyelesaian disposisi Direksi oleh yang berkepentingan agar setiap perihal terselesaikan.
c. Menyiapkan bahan presentasi Direksi baik dengan pihak intern maupun ekstern.
d. Melakukan administrasi surat menyurat dan menjaga kerahasiaan dokumen.
e. Membuat notulen/risala rapat Direksi dan mendistribusikan kepada yang berkepentingan.
f. Meneriman, menyeleksi dan melayani tamu Direksi. g. Menerima dan menjawab telepon yang masuk. h. Membuat agenda kegiatan Direksi.
Wewenang yang dimiliki Sekretariat adalah sebagai berikut :
a. Menyeleksi tamu yang akan menemui Deputi Pemimpin Wilayah Bidang Bisnis
4. Pemimpin Cabang
Tugas- tugas pemimpin cabang adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pembinaan melalui semua bidang tugas dan fungsi kredit mikro (Kreasi) di wilayah kerjanya
b. Memberikan otoritas permodalan kepada Cabang Pelaksana Kredit Mikro (Kreasi)
c. Merencanakan, mengorganisasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan program pemasaran, bina usaha dan pengembangan kredit mikro (Kreasi) di wilayah kerjanya
d. Merecanakan dan mengorganisasikan pembukaan cabang pelaksana kredit mikro (Kreasi) di wilayah kerjanya.
e. Mengawasi pelaksanaan kegiatan kredit mikro (Kreasi) sesuai ketentuan yang telah di tetapkan.
f. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di cabang pelaksana kredit mikro (Kreasi)
g. Menjalin hubungan dengan Kantor Pendaftaran Fidusial, Kepolisian, Notaris, Perusahaan asuransi dan instansi terkait di wilayah kerjanya.
a. Ikut memutuskan pengambilan keputusan pemberian kredit mikro dengan hasil analis dari assisten mikro dengn jumlah peminjaman >25 juta.
b. Menetapkan pencapaian permodalan kredit mikro (Kreasi) di cabang pelaksana
5. Assisten Manajer Mikro
Tugas- tugas dari Assisten Manajer Mikro adalah sebagai berikut :
a. menganalisis berkas nasabah yang mengajukan permohonan kredit mikro kepada Pegadaian.
b. Melakukan survey ke tempat nasabah yang mengajukan kredit mikro (Kreasi) kepada Pegadaian
c. Memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi terkait kredit mikro d. Mengawasi kegiatan kredit mikro (Kreasi) sesuai dengan ketetapan dan
ketentuan yang ada.
Wewenang yang dimiliki oleh Assisten Manajer mikro adalah sebagai berikut :
a. Dapat melihat hasil analisis yang dilakukan oleh pihak PAM (Pegawai Administrasi Mikro) sebagai acuan dalam menganalisis berkas pengajuan kredit nasabah.
6. Assisten Manajer Penjualan
Tugas- tugas dari Assisten Manajer Penjualan adalah sebagai berikut : a. Meneliti, mengkaji kegiatan, mendokumentasikan serta memelihara
sarana promosi pemasaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka meningkatkan pangsa pasar.
b. Melakukan promosi mengenai kredit mikro (Kreasi) kepada masyarakat agar program Pegadaian diketahui oleh masyarakat luas.
Wewenang yang dimiliki oleh Assisten Manaje Penjualan adalah sebagai berikut :
a. Memberikan kebijakan- kebijakan atas rencana penjualan dan pemasaran terkait kredit mikro (Kreasi) Pegadaian.
7. Assisten Manajer Pengelolaan Resiko
Tugas- tugas dari Assisten Manajer Pengelolaan Resiko adalah sebagai berikut :
a. Menganalisis dokumen nasabah yang mengajukan permohonan kredit mikro dan mengidentifikasi kejanggalan dalam dokumen tersebut b. Memberikan solusi atas resiko yang akan dihadapi ataupun yang
sedang dihadapi oleh pihak divisi mikro
a. Menetapkan kebijakan yang berkaitan untuk meminimalisir resiko dalam pengajuan dan penyaluran kredit mikro kepada nasabah
b. Memberikan saran terhadap persetujuan pemberian kredit mikro kepada nasabah yang memiliki keganjilan dalam prosedur pengajuan kredit mikro (Kreasi) pada Pegadaian.
4.2 Gambaran Umum Nasabah Kredit Mikro Pada PT. Pegadaian Cabang Medan Utama
Nasabah kredit mikro pada PT. Pegadaian Cabang Medan Utama per tanggal 31 may 2016 sejumlah 541 dan seluruh nasabah berdomisili di kota medan. Para nasabah yang meminjam kredit mikro pada Pegadaian digunakan sebagai modal usaha untuk UMKM yang sedang mereka jalankan. Para nasabah tersebut memiliki berbagai macam usaha mulai dari berdagang sembako, butik, fotokopi, dan banyak lainnya.
4.3 Produk Mikro Pada PT. Pegadaian
PT. Pegadaian cabang Medan Utama memiliki 2 produk pada bidang mikro yang disediakan bagi para nasabahnya untuk membantu mengembangkan usaha UKM nya, adapun produk tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kredit Kreasi
fidusial. Sistem fidusial berarti agunan untuk pinjaman cukup dengan BPKB sehingga kendaraan masih dapat digunakan untuk usaha. Kreasi merupakan solusi terpercaya untuk mendapatkan fasilitas kredit yang cepat, mudah dan murah. Adapun keunggulan produk kedit mikro kreasi dibandingkan produk kredit mikro lainnya adalah :
1) Prosedur pengajuan kredit sangat cepat dan mudah aguanan cukup BPKB kendaraan bermotor.
2) Pinjaman mulai dari Rp.1.000.000 hingga Rp.200.000.000 3) Proses kredit hanya butuh 3 hari, dan dana dapat segera cair
4) Sewa modal (bunga pinjaman) relatif murah dengan angsuran tetap per bulan
5) Jangka waktu pinjaman fleksibel. Dengan pilihan jangka waktu12, 18, 24, 36 bulan
6) Pelunasan dapat dilakukan sewaktu- waktu dengan pemberian diskon untuk sewa modal
7) Kreasi dapat diperoleh di seluruh outlet Pegadaian di seluruh Indonesia
2. Kredit Krasida
kendaraan bermotor. Adapun keunggulan kredit Krasida dengan sistem gadai adalah sebagai berikut :
1) Layanan KCA (Kantor Cabang Area) tersedia lebih dari 4400 outlet Pegadaian di seluruh Indonesia.
2) Prosedur pengajuan kredit sangat mudah calon nasabah atau debitur hanya perlu membawa agunan emas atau mobil.
3) Pinjaman mulai dari Rp. 1.000.000 hingga 250.000.000. 4) Pinjaman bias mencapai 95% dari nilai taksiran agunan.
5) Sewa modal relatif lebih murah dengan angsuran tetap per bulan. 6) Jangka waktu pinjaman fleksibel. Dengan pilihan jangka waktu 6,
12, 24, 36 bulan.
7) Pelunasan dapat dilakukan sewaktu- waktu dengan pemberian diskon untuk sewa modal.
4.4Penyajian Data
4.4.1Flowchart Prosedur Analisa Kredit Kreasi PT. Pegadaian
Sumber:PT. Pegadaian Kanwil I cab.Medan Utama
Gambar 4.3
Adapun deskripsi dari alur pada gambar 4.3 tentang flowchart prosedur analisa kredit kreasi PT. Pegadaian adalah sebagai berikut :
1.Nasabah
Nasabah haruslah mengisi dan melengkapi dokumen KUMK-1 yang merupakan Formulir Permohonan Kredit, dalam dokumen KUMK-1 nasabah akan mengisi berapa besar dana pinjaman yang akan diajukan dan juga haruslah menyertakan BPKB barang jaminan.
2.PAUL/ Analis Kredit
dilanjutkan dengan pengisian Formulir KUMK-2 dan KUMK-3 yang kemudia di ajukan kepada pihak Assisten Mikro/ Deputi Bidang Bisnis/ Pemimpin Wilayah sesuai dengan pinjaman yang nasabah ajukan.
3.Polres
Pihak Polres bertugas sebagai pihak yang mengecek keabsahan dari BPKB yang dijadikan nasabah sebagai barang jaminan. Pihak Polres haruslah memastikan apakah BPKB tersebut tidak memiliki cacat hokum sama sekali. 4.Asissten Mikro/ Deputi Bidang Bisnis/ Pemimpin Wilayah
Setelah Formuli KUMK-1 dan KUMK-2 telah diisi beserta jumlah nominal peminjaman nasabah telah diketahui oleh pihak Pegadaian maka selanjutnya pihak Asissten Mikro akan melakukan review scoring dimana jika hasil diskusi dan analisis pihak Assisten Mikro menyetujui peminjaman maka pihak Pegadaian akan mengeluarkan SKK (Surat Keputusan Kredit) akan tetapi apabila tidak disetujui maka pihak Pegadaian akan memberi tahu informasi tersebut secara langsung kepada nasabah yang bersangkutan. Dalam keputusan pemberian kredit Assisten Mikro hanya bisa menyetuji peminjaman >25 juta, jika peminjaman mencapai >75 juta maka keputusan berada pada Deputi Bidang Bisnis dan jika peminjaman mencapai 200 juta keputusan berada pada Pemimpin Wilayah Pegadaian.
5.Kantor Cabang
dilengkapi. Dan setelah konfirmasi kepada nasabah akan dilanjurkan dengan Prosedur tanda tanggan Akad dan dilakukannya pencairan dana kredit.
4.4.2Prosedur dan Persyaratan Pengajuan Kredit Mikro
Dalam prosedur analisa kredit terdapat 2 hal yang akan dianalisa oleh pihak Pegadaian mengenai permohonan kredit mikro oleh pihak nasabah. Pertama adalah mengenai persyaratan untuk memperoleh kredit dan yang kedua penilaian kelayakan usaha dalam skim kredit kreasi Pegadaian. Kedua prosedur tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Persyaratan pengajuan Kredit Mikro (Kreasi)
a. Calon nasabah adalah pengusaha mikro atau pengusaha kecil yang memiliki usaha produktif dan mempunyai jaminan kredit. Jika calon nasabah memiliki lebih dari satu jenis usaha maka kedua usaha tersebut dapat diberikan kredit Kreasi asalkan masing- masing usaha di- back up dengan barang jaminan yang berbeda.
b. Identitas calon nasabah yang jelas
1) Kartu Tanda penduduk/KTP, Kartu Keluarga/KK dan Surat Nikah (bila sudah menikah) dengan menunjukkan aslinya.
2) Memiliki tempat tinggal tetap
c. Status usaha calon nasabah adalah usaha perorangan atau badan hukum yang menjalankan usahanya secara sah menurut Undang- Undang Negara Republik Indonesia. Usia usaha sudah lebih dari 1 tahun.
e. Menyerahkan fotocopy Surat Keterangan Usaha dengan menunjukkan aslinya.
f. Menerahkan fotocopy rekening tagihan telepon, listrik, bukti pembayran PBB yang terakhir.
g. Menyerahkan dokumen kepemilikan agunan yang diperlukan.
h. Jarak tempat usaha calon nasabah dengan tempat kedudukan Tim Mikro atau Petugas Administrasi Mikro yang ditempatkan pada outlet penyelenggara mikro adalah maksimal 15km.
2. Penilaian Kelayakan Usaha oleh Pihak Analis Mikro
Penilaian kelayakan usaha dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh itikad (kemampuan) baik calon nasabah dan seberapa besar kemampuannya untuk membayar cicilan sampai dengan pelunasan kredit berikut sewa modalnya. Penilaian kelayakan usaha ini disamping dilakukan melalui analisa terhadap data- data yang terdapat pada formulir permohonan kredit (KUMK-1) yang diajukan calon nasabah juga melalui peninjauan langsung lokasi usahanya. Hal ini mutlak dilakukan untuk menggali informasi lebih lanjut tentang karakter calon nasabah dan data- data keuangannya (penjualan, laba rugi dan kebutuhan modal kerja/ investasi) dikaitkan dengan Repayment
Capacity (RPC) dari calon nasabah tersebut. Hasil analisa kemudian
4.4.3Proses dalam Analisa Kredit Mikro (Kreasi)
Setelah seluruh persyaratan dipenuhi oleh calon nasabah, maka kegiatan selanjutnya adalah menetapkan langkah- langkah yang perlu dilakukan oleh analis kredit. Secara umum, langkah- langkah yang harus dilakukan seorang analis kredit dapat dipelajari pada buku Dasar- dasar Analisa Kredit Kelayakan Kredit Usaha Pegadaian. Namum untuk memberikan gambaran yang lebih kongkrit dan mengikat langkah- langkah dalam analisa kredit Pegadaian Kreasi dapat berpedoman pada bagan berikut :
Tabel 4.1
Langkah- langkah Analisa Kredit Pegadaian Kanwil I cab. Medan Utama
No. Pelaksana Langkah Aktivitas
1 Calon Nasabah 1 Mengisi Formulir Permohonan Kredit (Form KUMK-1).
2 Menyerahkan Form KUMK-1 dengan melampirkan :
a.Fotocopy KTP calon nasabah dan KTP suami/istri serta Kartu Keluarga (KK) b.Menyerahkan keterangan domisili dari
yang alamat KTP-ny berbeda dengan domisili tempat usahanya.
3 c.Menyerahkan fotocopy Surat Keterangan Usaha lainnya.
d.Menyerahkan dokumen kepemilikan agunan yang diperlukan berikut bukti hasil pemeriksaan keaslian dan keabsahan dokumen oleh pejabat berwenang.
e.Dokumen penunjang lainnya akan menambah bobot scoring.
2. Petugas
Administrasi Mikro
1 Menerima berkas permohonan aplikasi kredit dari nasabah/ penjual dan verifikasi berkas kredit.
2 Melakukan input by system sebagai internal checking.
3 Melakukan survei awal untuk memverifikasi kebenaran identitas calon nasabah tempat tinggal/ tempat usaha dan kepemilikan barang jaminan kemudian melakukan input data pada aplikasi. 3. Analis Kredit 1 Menerima berkas permohonan dari Petugas
checking dan hasil survei awal.
2 Melakukan pemeriksaan agunan untuk melihat apakah agunan yang diajukan memenuhi syarat atau tidak
3 Melakukan verifikasi berkas dari Petugas Administrasi Mikro. Periksa detail fotocopy dokumen- dokumen dengan dokumen- dokumen aslinya.
4 Melakukan penggalian informasi lapangan dengan jalan peninjauan lokasi/domisili usaha calon nasabah dan wawancara pada orang- orang kunci/tetangga calon nasabah dan analisis terhadap dokumen pengajuan kredit.
Penggalian informasi kepada calon nasabah dan tetangga sekitar harus benar, cermat dan akurat karena sangat menentukan bobot indicator dalam pengukuran risisko kredit usaha yang akan dibiayai (scoring kredit). Scoring kredit menggunakan analisa kelayakan usaha 5c
condition) yang terangkum dalam criteria
financial dan non- financial dan jaminan. 1.Karakter (character)
Reputasi calon nasabah, usia calon nasabah, status tempat tinggal, lamanya tinggal di tempat sekarang.
2.Permodalan (capital)
Sumber pendanaan, status tempat usaha, kondisi bangunan.
3.Bisnis/ usaha yang dijalankan (condition) Lamanya bisnis yang sama, cara penjualan, lokasi usaha, tingkat pengembalian angsuran, saranadan prasarana, stabilitas pendapatan.
4.Barang jaminan (collateral)
Usia kendaraan, kondisi kendaraan, merk kendaraan, status kepemilikan, perbandingan uang pinjaman terhadap harga pasar setempat kendaraan.
5.Manajemen usaha (capacity)
ketergantungan kepada pemasok.
5 Lakukan pengecekan ke Polres setempat untuk pemeriksaan keabsahan BPKB.
6 Membuat resume hasil analisa kredit dengan menggunakan form KUMK-2 dan melakukan input scoring pada sistem aplikasi.
7 Mengajukan persetujuan kredit pada Assisten Manajer Produk Mikro dan atau Diputi Bidang Bisnis.
3. Assisten manajer Mikro/ Deputi Bidang Bisnis/ Pemimpin Wilayah
1 Memeriksa Dokumen Pengajuan Kredit lakukan audit calon nasabah ke lapangan jika terdapat hal yang dianggap perlu untuk pengambilan keputusan kredit (persetujuan kredit). Review
scoring
3 Membuat Surat Keputusan Kredit (SKK).
Sumber : PT. Pegadaian Kanwil I cab. Medan Utama
Formulir yang terkait :
1.Form KUMK-1 : Formulir Permintaan Kredit KUMK
2.Form KUMK-2 : Formulir Hasil Analisa Kredit dan Taksiran Barang Jaminan
4.5Analisis Data
4.5.1Analisis Deskriptif Penilaian Kelayakan Usaha 5c (character, capital, collateral, capacity, condition of economy)
bergerak seperti mobil, truk, pick up, untuk dapat melakukan proses peminjaman kredit pada Pegadaian. Dalam proses permohonan kredit tersebut Pegadaian juga akan melakukan proses analisis penilaian terhadap permohonan nasabah tersebut berupa penilaian kelayakan menurut prinsip 5c sebagai berikut.
Penilaian kelayakan usaha Kredit Kreasi Menurut PT. Pegadaian Kanwil I cabang Medan Utama :
1. Character (Karakter)
Nasabah yang mengajukan kredit haruslah memiliki sifat dan karakter sebagai berikut :
1) Jujur
2) Memiliki integritas 3) Memiliki moral
Cara Pegadaian dalam melakukan penilaian terhadap karakter nasabah adalah sebagai berikut :
1) Meneliti daftar riwayat hidup nasabah
2) Meneliti reputasi nasabah di lingkungan usahanya
3) Meminta tambahan informasi dari pihak bank dan kreditur lainnya 4) Melihat data dari asosiasi tempat calon debitur bergabung
7) Mengamati cara hidup calon nasabah.
2. Capacity (Kapasitas)
Calon nasabah kredit kreasi haruslah memiliki kemampuan untuk mengembalikan dana kredit kreasi yang nantinya akan dicairkan oleh pihak Pegadaian, selain memiliki kemampuan untuk membayar kembali dana kredit kreasi dari Pegadaian calon nasabah juga haruslah memiliki kemampuan dalam mengelola kas pada usahanya sendiri.
Cara Pegadaian dalam melakukan penilaian terhadap kapasitas nasabah adalah sebagai berikut :
1) Menilai latar belakang calon nasabah
2) Menilai past performance dari calon nasabah 3) Menganalisis kinerja keuangan calon nasabah
4) Menganalisis apakah izin usaha calon nasabah sudah berupa surat izin usaha SIUN
5) Menilai secara yuridis dan menilai kemampuan calon nasabah dalam memanajemen usaha
6) Menilai kemampuan calon nasabah dalam mengelola produksi atau peralatan usaha.
Pegadaian akan menilai seberapa besar modal yang dimiliki oleh calon nasabah untuk mengembangkan usahanya. Modal yang dimiliki oleh calon nasabah akan menggambarkan darimana sumber pembayaran cicilan kredit yang akan dilakukan oleh calon nasabah.
Cara Pegadaian dalam melakukan penilaian kelayakan usaha terhadap modal usaha dari nasabah adalah sebagai berikut :
1) Mencari tahu sumber dana nasabah dapat berupa tabungan di bank, polis asuransi dan sumber lainnya
2) Melihat modal usaha sebagai komitmen dari calon nasabah dalam penempatan modal dalam usaha yang dijalankan untuk meningkatkan nilai usaha yang dijalankan.
4. Condition of Economy (Kondisi ekonomi)
Kondisi eksternal dari usaha calon nasabah seperti peta makro, inflasi, pertumbuhan ekonomi, politik, budaya dan depresiasi akan menjadi pertimbangan penilaian analis pegadaian dalam mengamati dari sisi eksternal usaha. Dan juga melihat bagaimana perkembangan usaha calon nasabah dalam memperngaruhi perekonomian di daerah sekitarnya.
Cara Pegadaian dalam melakukan penilaian kelayakan usaha terhadap condition of economy calon nasabah adalah sebagai berikut :
2) Perlu memahami masalah politik, budaya, moneter, perpajakan dll. 5. Collateral (Jaminan)
Sistem Pegadaian yang bersifat fidusial dimana penilaian kelayakan kredit diukur dari seberapa besar barang jaminan yang akan dijaminkan kepada Pegadaian. Jaminan menjadi bagian yang penting untuk mempertimbangkan dalam memberikan kredit jika suatu skema kredit memiliki kelemahan. Cara Pegadaian melakukan penilaian kelayakan usaha terhadap collateral calon nasabah adalah sebagai berikut :
1) Jaminan yang dimiliki nasabah nilai ekonomis
2) Jaminan yang diberikan nasabah haruslah milik nasabah sendiri
3) Analis melihat apakah kepemilikan jaminan dari calon nasabah dapat dipindahtangankan jika sewaktu- waktu calon nasabah tidak dapat lagi membayar iuran kreditnya
4) Melihat dan mengetahui apakah jaminan memiliki nilai yuridis atau dapat diikat sehingga memberikan hak preferen.
5) Jaminan harus dapat diidentifikasi secara jelas
TABEL 4.2
Prinsip- prinsip Pemberian Kredit Kreasi pada PT. Pegadaian Kanwil I cabang Medan Utama
NO Prinsip- prinsip Pemberian Kredit (prinsip
5c)
Tolak ukur pada PT. Pegadaian Kanwil I cabang Medan Utama
1 Character 1.Daftar riwayat hidup nasabah 2.Usia nasabah maksimal 50 tahun
3.Hasil survey di lapangan mengenai aktivitas nasabah di lingkungan sekitar 4.Hasil wawancara analis dengan nasabah 2 Capital 1.Dilihat sumber dana yang dimiliki nasabah
di bank
2.Dilihat sumber dana lain yang dimiliki nasabah (polis asuransi) dll.
bulannya
2. Dilihat dari surat izin usaha yang sudah dimiliki dari Pemerintah (SIUP)
4 Collateral 1. Dilihat dari kepemilikan BPKP kendaraan bermotor
2. Dilihat dari merek barang jaminan 3. Dilihat dari harga jual jaminan di pasaran 4. Dilihat dari usia barang jaminan
5 Condition of economy 1. Dilihat dari peraturan pemerintah setempat 2. Dilihat dari persaingan penjualan di
sekitar
Sumber : PT. Pegadaian KanwilI cabang Medan Utama
4.5.2 Analisis Kredit Mikro (Kreasi) oleh PT. Pegadaian Kanwil I cabang Medan Utama
Analis kredit mikro dari Pegadaian tidak hanya sekedar melakukan penilaian terhadap kelayakan usaha calon nasabahnya tetapi analis kredit mikro Pegadaian juga melakukan analisa kredit berupa :
1. Pengumpulan data 2. Verifikasi data
4. Analisa proyeksi keuangan 5. Evaluasi kebutuhan keuangan 6. Struktur fasilitas kredit
Dimana analisa laporan keuangan memiliki 2 pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Adapun pembagian dari kedua pendekatan tersebut adalah :
1. Pendekatan Kualitatif
1) Prinsip 5C (character, capacity, capital, collateral, condition of
economy)
2) Kondisi usaha debitur ( manajemen, pemasaran, teknis usaha, hokum dan social)
2.Pendekatan Kuantitatif
1) Kondisi keuangan ( sumber dana, modal usaha, laba/rugi)
1. Analisa data merupakan langkah pertama yang harus dilakukan untuk menilai suatu usaha dimana analisa data berupa :
1) Membuat neraca
2) Memperhitungkan laba/rugi untuk menentukan kemampuan membayar kembali/ Repayment Capacity (RPC)
3) Memperhitungkan kebutuhan kredit sesuai dengan perputaran modal usaha
2. Perhitungan Laba/Rugi dari usaha calon nasabah adapun komponen perhitungan laba/rugi berupa :
1)Komponen pendapatan 2)Komponen biaya
3)Laba/Rugi (selisih pendapatan dan biaya)
Hasil dari pehitungan laba/rugi selanjutnya dipergunakan untukn menetapkan RPC.
3. Pehitungan Kebutuhan Kredit dianalisis berdasarkan jangka waktu peminjaman komponen yang menjadi pertimbangan analis adalah sebagai berikut :
4. Analisis Laporan Keuangan yang dilakukan analis berupa :
1) Neraca (menyajikan ringkasan posisi keuangan pada waktu tertentu) 2) Laporan Laba/Rugi
3) Rasio (melihat perputaran hutang dagang) 4) Analisa sumber dan penggunaan data
Tujuan dari analisa laporan keuangan yang dilakukan analis untuk :
1. Mengetahui kelemahan/ kekuatan posisi keuangan pada periode tertentu dan resiko yang mungkin terjadi
2. Mengevaluasi laporan keuangan
3. Sebagai salah satu pertimbangan pengambilan keputusan pemberian kredit
4.5.3 Prosedur Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Mikro
Dalam pengambilan keputusan pemberian kredit mikro pada nasabah Pegadaian yang melakukan permohonan kredit, pihak Pegadaian memiliki tingkatan- tingkatan persetujuan terhadap jumlah dana kredit yang diajukan oleh nasabah. Adapun tingkatan- tingkatan permohonan kredit mikro Pegadaian adalah sebagai berikut :
2. Dana permohonan kredit >75 juta maka keputusan pemberian kredit mikro tersebut berada pada wewenang Deputi Bidang Bisnis kantor Pegadaian.
3. Dana permohonan kredit >25 juta maka keputusan pemberian kredit mikro tersebut berada pada wewenang Assisten Manajer Mikro.
Dalam pengajuan permohonan kredit kepada pihak Pegadaian dana maksimum permohonan kredit adalah sebesar 200 juta dan dalam hal pencairan dana proses tersebut akan berlangsung sebanyak 2kali proses pencairan dana bukan secara sekaligus pencairan dana sebesar 200 juta kepada nasabah Pegadaian.
Setelah semua proses pengajuan kredit telah berhasil dilengkapi oleh pihak nasabah maka pihak Pegadaian akan masuk kepada tahapan pemantauan usaha setalah pencairan dana kredit dari Pegadaian diterima oleh nasabah tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penulis yaitu untuk mengkaji penilaian kelayakan usaha dalam pengambilan keputusan pemberian kredit dan prosedur pemberian kredit yang dilakukan PT. Pegadaian Kanwil I cab. Medan Utama, maka yang menjadi kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Prosedur permohonan kredit mikro (Kreasi) tergolong cepat dalam melakukan pencairan dana dimana pencairan dana dapat langsung di terima nasabah setelah Surat Keputusan Kredit (SKK) keluar setelah 3 hari permohonan kredit
2. Penerapan prinsip 5c (character, capital, capacity, collateral, condition
of economy) dan 3r (returns, repayment, risk) yang dilakukan Pegadaian
3. Dalam menjalankan prosedur pemberian kredit mikro pihak Pegadaian memberikan kelonggaran bagi nasabah dalam melengkapi dokumen kelengkapan kredit. Pihak pegadaian akan tetap melakukan survei sesuai prosedur sampai sampai survey kedua telah selesai dilaksanakan sampai batas tersebut nasabah masih bisa melengkapi dokumen pendukung kelengkapan pengajuan kredit mikro pada Pegadaian kanwil I cabang Medan Utama.
4. Dalam prosedur pengambilan keputusan pemberian kredit mikro analis Pegadaian akan menyetuji permohonan nasabah jika dokumen nasabah dan BPKB barang jaminan sudah di verifikasi kepada pihak berwajib bahwa barang jaminan tersebut adalah milik pribadi pemohon dan bukan kendaraan yang sedang bermasalah secara hukum.
1.2Saran
Terkait dengan penelitian yang dilakukan pada PT. Pegadaian Kanwil I cabang Medan Utama, maka penulis ingin memberikan saran untuk dijadikan masukan bagi pihak Pegadaian dan pihak- pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai berikut :
kredit haruslah lebih diperhatikan akan mengurangi resiko kredit macet dan permasalahan kredit lainnya.
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1.Lembaga Keuangan
2.1.1. Pengertian Lembaga Keuangan
Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 14/1967 yang kemudian diganti
dengan Undang-Undang No. 7/1992 tentang perbankan di Indonesia bahwa
lembaga keuanganmerupakan badan atau lembaga yang kegiatannya menarik
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat.
2.1.2. Pengertian Lembaga Keuangan Non- Bank
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
KEP-38/MK/IV/1972, lembaga keuangan bukan bank (LKBB) adalah semua
lembaga (badan) yang melakukan kegiatan dalam bidang keuangan yang secara
langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan
surat-surat berharga, kemudian menyalurkan kepada masyarakat terutama
untuk membiayai investasi perusahaan-perusahaan
2.2. Kredit
2.2.1. Pengertian Kredit
Dalam bahasa latin kredit berasal dari kata “credere” yang artinya
percaya. Artinya pihak yang memberikan kredit percaya kepada pihak yang
menerima kredit, bahwa kredit yang diberikan pasti akan terbayar. Dilain
pinjaman sehingga pihak pemimjam berkewajiban untuk mengembalikan
kredit yang telah diterimanya (dalam Ismail Drs, 2010:93)
Menurut Undang- undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setela
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (dalam Ismail Drs, 2010: 94).
Dari berbagai pengertian diatas maka penulis menyimpulkan kredit adalah
penyedia uang atau tagihan, berdasarkan perjanjian dan kesepakatan dan
proses pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang telah di tetapkan.
2.2.2. Unsur- unsur Kredit
Adapun unsur- unsur yang harus harus diperhatikan dalam pemberian kredit
adalah sebagai berikut (dalam Ismail, 2010) :
a)Kreditor
Kreditor merupakan pihak yang memberikan pinjaman (kredit) kepada
pihak lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut bisa perorangan atau
badan usaha.
b) Debitur
Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang
mendapat pinjaman dari pihak lain.
c) Kepercayaan
diperjanjikan. Bank memberikan kepercayaan kepada pihak peminjam,
bahwa pihak peminjam akan dapat memenuhi kewajibannya.
d) Perjanjian
Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang
dilakukan antara bank (kreditur) dengan pihak peminjam (debitur).
e) Resiko
Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya resiko
tidak kembalinya dana. Resiko adalah kemungkinan kerugian yang akan
timbul atas penyaluran kredit bank
f) Jangka waktu
Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur
untuk membayar pinjaman kepada debitur.
g) Balas Jasa
Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditur, maka debitur
akan membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian. Dalam
perbankan kovesional, imbalan tersebut berupa bunga, sementara di dalam
bank syariah terdapat beberapa macam imbalan tergantung pada akadnya.
2.2.3. Prinsip- prinsip Pemberian Kredit
Ada beberapa prinsip- prinsip pemberian kredit yang sering dilakukan yaitu
dengan Analisis 5C, Analisis 7P, 3R, dan 7A.Bank dalam menerapkan pripsi
5C juga menerapkan prinsip 5P (Munir Fuady 1996:24-26) sebagai berikut.
1. Party (Para Pihak)
Mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentu atau golongan-
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya,
sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan
mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
2. Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-
hari maupun di masa lalunya.Personality mencakup sikap, emasi, tingkah
laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
3. Purpose (Tujuan)
Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk kredit
yang diinginkan nasabah.Tujuan pengambilan kreditdapat bermacam-
macam apakah untuk tujuan konsumtif, produktif, atau perdagangan.
4. Payment (Pembayaran)
Mengetahui bagaimana cara nasabah untuk mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur,
akan semakin baik sehingga jika salah satu usahanya merugi akan
ditutupi oleh sector yang lainnya.
5. Profitability (Perolehan Laba)
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama
6. Protection (Perlindungan)
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank,
tetapi melalui suatu perlindungan.Perlindungan dapat berupa jaminan
barang atau orang atau asuransi.
7. Prospect
Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya. Hal ini penting dikarenakan jika usaha tidak memiliki
prospek maka suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa prospek bukan
hanya merugikan bank, tetapi juga nasabah.
Prinsip pemberian kredit dengan analisi 5C adalah sebagai
berikut (menurut Kasmir, 2012:101) :
1. Character (Karakter)
Penilaian sifat atau watak calon debitur dalam meyakinkan pihak
bank bahwa debitur tersebut memiliki sifat dan watak yang
baik.Dimana hal ini dapat tercermin dari latar belakang si nasabah,
baik dalam latar belakang pekerjaan ataupun latar belakang
sifatnya.Karakter merupakan ukuran menilai “kemauan” nasabah
dalam membayar kreditnya.
2. Capacity (Penilaian Kemampuan)
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit
yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta
Untuk mengetahui sumber- sumber pembiayaan yang dimiliki
nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
4. Collateral (Penilaian terhadap Agunan)
Jaminan yang diberikan oleh nasabah baik yang bersifat fisik maupun
nonfisik.Fungsi jaminan sebagai pelindung bank dari risiko kerugian.
5. Condition of econoy (Penilian terhadap Prospek usaha nasabah
debitur)
Peramalan yang dilakukan oleh pihak bank terhadap usaha calon
debitur dimana semakin lama masa jatuh tempo debitur maka
semakin besar risiko naik turunnya kondisi ekonomi usaha
tersebut.berdasarkan hal ini pihak bank haruslah mengetahui
perkembangan usaha- usaha yang mengajukanpermohonan
perkreditan.
Prinsip pemberian kredit dengan analisi 3R adalah sebagai berikut :
1. Returns (Hasil yang diperoleh)
Penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur atau
nasabah setelah dibantu dengan kredit oleh bank.
2. Repayment (Pembayaran kembali)
Berapa lama nasabah peminjam kredit dapat membayar kembali
pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali
(repayment capacity), dan apakah kredit harus diansur/dicicil/atau
dilunasi sekaligus diakhir periode.
Bank harus mengetahui sejauh mana pemohon kredit mampu
menanggung resiko kegagalan andai kata terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.
Selain penerapan ketiga prinsip ini (5P, 5C dan 3R) diperlukan
juga uji kelayakan yang dapat dilakukan dengan melakukan prinsip
7A. Adapun penilian pembelian kredit berdasarkan uji kelayakan
adalah sebagai berikut :
1. Aspek Hukum
Aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen- dokumen
atau surat- surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti akta
notaris, izin usaha atau sertifikat tanah dan dokumen surat
lainnya.
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek untuk menilai prospek usaha nasabah sekarang dan di
masa yang akan datang
3. Aspek Keuangan
Aspek untuk menilai kemampuan calon debitur dalam membiayai
dan mengelola usahanya.Penilaian aspek ini dengan
menggunakan rasio- rasio keuangan.
4. Aspek Operasi/ Teknis
Aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha, dan
kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan
5. Aspek Manajemen
Aspek untu menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh
perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas.
6. Aspek Ekonomi/ Sosial
Aspek untuk menilai dampak ekonomi dan social yang
ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap
masyarakat, apakah lebih benefit atau cost atau sebaliknya.
7. Aspek AMDAL
Aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul
dengan adanya suatu usaha, kemudian cara- cara pencegahan
terhadap dampak tersebut.
2.2.4. Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur pemberian kredit dan penilaian kredit di dunia
perbankan secara umum antarbank yang satu dengan yang lain tidak jauh
berbeda. Yang menjadi perbedaannya mngkin hanya terletak pada
persyaratan dan ukuran- ukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank
dengan pertimbangan masing- masing.
Tujuan dari prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan
kelayakan suatu kredit., diterima atau ditolak. Dalam menentukan
kelayakan suatu kredit maka dalam setiap tahapan selalu dilakukan
penilaian yang mendalam.Apabila dalam penilaian mungkin terdapat
Secara umum Prosedur Pemberian Kredit oleh Badan Hukum
adalah sebagai berikut :
1. Pengajuan Proposal
Tahap pertama dalam pengajuan kredit adalah mengajukan
permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal. Proposal
kredit harus dilapirkan dokumen- dokumen lain yang menjadi
persyaratan suatu kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang :
a. Riwayat perusahaan/ usaha, jenis bidang usaha, nama pengurus
berikut latar belakang pendidikannya, perkembangan usaha/
perusahaan, serta wilaya pemasaran produknya.
b. Tujuan pengambilan kredit haruslah jelas. Apakah untuk
memperbesar usaha, meningkatkan kapasitas produksi atau
mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya.
Kemudian juga perlu diperhatikan kegunaan kredit apakah untuk
modal kerja atau investasi.
c. Besarnya kredit dan jangka waktu. Dalam proposal pemohon
menentukan besar jumlah kredit yang diinginkan dan jangka
waktunya.
d. Dalam pengembalian kredit pemohon harus menjelaskan secara
rinci cara pengembalian kredit apakah dari hasil penjualan atau
dengan cara lainnya.
e. Jaminan kredit yang diberikan dalam bentuj surat atau sertifikat.
2. Penyelidikan Berkas Pinjaman
Tujuan dari tahapan ini adalah mengetahui apakah berkas yang
diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Jika
menurut pihak perbankan masih ada yang belum lengkap atau belum
cukup maka nasabah diminta untuk melengkapi kekurangannya
sampai batas waktu yang telah ditentukan apabilah nasabah tidak
mampu untuk melengkapinya maka permohonan kredit akan ditolak.
Dalam penyelidikan berkas hal- hal yang perlu diperhatikan adalah
membuktikan kebenaran dan keaslian dari berkas- berkas yang
ada.Kemudian jika asli dan benar maka pihak bank mencoba
mengkalkulasi apakah jumlah kredit yang diminta memang relevan
dengan kemampuan nasabah untuk membayarnya.Semua ini dengan
menggunakan perhitungan terhadap angka- angka yang di laporan
keuangan dengan berbagai rasio keuangan yang ada.
3. Wawancara pertama
Tahap ini merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan
berhadapan langsung dengan calon pemimjam.Tujuannya adalah
untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas- berkas tersebut sesuai
dan lengkap seperti yang bank inginkan.Wawancara ini juga untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.
4. Peninjauan ke lokasi (On the Spot)
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan berkas hasil dari
pertama. Tujuan dari peninjauan ke lapangan adalah untuk
memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar- benar ada dan
sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.
5. Wawancara kedua
Hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan dokumen yang ada
serta hasil wawancara satu dalam wawancara kedua.Wawancara
kedua ini merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada
kekurangan- kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di
lapangan.Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat
wawancara pertama dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah
ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
6. Keputusan kredit
Keputusan kredit adalah menentukan apakah kredit layak untuk
diberikan atau ditolak, jika layak, maka dipersiapkan
administrasinya, biasanya keputusan kredit akan mencakup :
a. Akad kredit yang akan ditandatangani
b. Jumlah uang yang diterima
c. Jangka waktu kredit
d. Biaya- biaya yang harus dibayar
Keputusan kredit biasanya untuk jumlah tertentu merupakan
keputusan tim. Begitu pula bagi kredit yang ditolak, maka
hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya
7. Penandatangan Akad Kredit
Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari diputuskannya kredit.
Sebelum kredit dicairkan, maka terlebih dahulu nasabah
menandatangani akad kredit, kemudian mengikat jaminan kredit
dengan hipotek atau surat perjanjian yang dianggap perlu.
Penandatanganan dilaksanakan antara bank dan debitur secara
langsung atau melalui notaries.
8. Realisasi Kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatangan surat- surat yang
diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank
yang bersangkutan. Dengan demikian, penarikan dana kredit dapat
dilakukan melalui rekening yang telah dibuka. Pencairan atau
pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian
kredit dapat diabil sesuai dengan ketentuan dan tujuan kredit.
Pencairan dana kredit tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak
dan dapat dilakukan secara langsung atau secara bertahap.
2.2.5. Analisis Pemberian Kredit
Tujuan utama dari analisis kredit adalah untuk menentukan kesanggupan
dan kesungguhan seseorang peminjam untuk membayar kembali
pinjaman sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian kredit. Dalam
pengertian yang lain, analisis kredit merupakan proses menilai resiko
depan, serta menentukan pinjaman akan dibayar kembali agar kegiatan
bisnis tetap berjalan dengan normal.
Dengan demikian, bank harus menentukan kadar resiko yang akan
dipikulnya dalam setiap kasus dan beberapa jumlah kredit yang dapat
disetujui dengan mempertimbangkan resiko. Resiko kredit mempunyai
dimensi kualitatif dan kuantitatif. Tetapi dimensi kualitatif itu pada
umumnya akan diberikan suatu pinjaman, perlu untuk menentukan syarat
pemberian kredit tersebut.
Langkah- langkah dalam penilaian resiko yang kualitatif meliputi :
a. Mengumpulkan informasi berkenaan dengan catatan tanggung jawab
keuangan calon peminjam
b. Menentukan tujuan si peminjam dalam meminjam dana
c. Mengidentifikasi resiko bisnis si peminjam dalam kondisi industry
dan ekonomi masa datang
d. Memperkirakan tingkat komitmen si peminjam untuk membayar
kembali pinjaman itu.
Dimensi kuantitatif dari penilaian kredit meliputi :
a. Menganalisis data financial historis
b. Memproyeksi hasil analisis keuangannya di masa datang, untuk
mengetahui kemampuannya peminjam dalam membayar kembali
pinjamannya pada waktu yang tepat
c. Kemampuannya bertahan jika terjadi kondisi ekonomi yang
Banyak factor yang dipertimbangkan oleh petugas kredit bank
dalam menganalisis suatu permohonan pinjaman.Sebagai langkah awal
factor- faktortersebut dapat dituntut ke dalam empat pertanyaan dasar,
yang menentukan keyakinan pejabat kredit atas kemampuan dan
kesungguhan peminjam untuk membayar kewajibannya sesuai dengan
persyaratan yang terdapat dalam perjanjian kredit. Ketiga factor tersebut
adalah :
1) Untuk dapat dana kredit itu akan di pergunakan oleh peminjam
2) Sumber dana yang primer untuk melunasi kredit itu
3) Sumber dana sekunder yang akan dipakai untuk membayar kembali
kredit
Dengan memahami tujuan penggunaan kredit itu, akan membantu
analisis kredit untuk memahami apakah permohonan itu wajar dan dapat
di terima. Di atas kertas memang si pemohon telah menyatakan tujuan
penggunaan dana itu, analisis perlu mengujinya, dengan memanfaatkan
pengetahuan akuntansi dan pembelajaran perusahaan. Analisis sumber
pembayaran primer harus dapat memastikan kemampuan si pemohon
untuk mencicil pembayaran kembali kredit itu dari dana yang berasal
dari aliran kas, baik berkenaan dengan timingnya, maupun kecukupan
dan resiko jika aliran kas memburuk. Tetapi kalau dalam permohonan
dinyatakan, bahwa untuk membayar kredit bukan berasal dari aliran kas,
maka harus dilakukan analisis tersendiri.Sedangkan sumber pembayaran
dari penjualan asset, dari sumber keuangan pribadi, dari pihak ketiga
termasuk dari pengikatan hutang yang diperoleh dari pihak lain.
Langkah- langkah lanjutan analisis kredit :
1. Pengumpulan informasi yang mempunyai pengaruh atas evaluasi
kredit
2. Analisis informasi yang dikumpulkan
3. Rekomendasi keputusan kredit
Pada bank yang memiliki departemen kredit, maka departemen
kredit inilah yang memberikan rekomendasi tentang permohonankredit,
tetapi keputusan akhir tentang suatu pinjaman diserahkan kepada pejabat
kredit dan atau panitia kredit.Pada bank kecil pejabat kreditlah biasanya
2.2.6. Metode Antisipasi Risiko
Ada dua metode yang biasa diterapkan untuk mengurangi risiko kredit, yaitu
premi risiko dan penyebaran risiko.
a. Premi Risiko
Yang dimaksud dengan premi risiko adalah suatu biaya tambahan yang
disebarkan kepada peminjam.
Pendekatan “ premi risiko” mencerminkan dua kecenderungan dalam
praktek bank :
a) Menekankan pada terjaminnya kredit
b) Penekanan pada perolehan tambahan keuntungan dengan
peningkatan volume kredit dan bunga
a. Dewasa ini bank mempunyai kemampuan teknis untuk
mengukur besarnya risiko. Komputer telah menambah
kemampuan bank untuk menangani informasi dalam jumlah
yang lebih besar. Analisis informasi itu dibantu lagi dengan
“operation research” dan “system research”. Dengan
informasi yang lebih lengkap dan analisis ilmiah diharapkan
akan diperoleh kesimpulan yang lebih akurat sehinggperanan
“judgement”(pertimbangkan pribadi) yang selama ini
diandalkan dapat dikurangi.
b. Dengan menerapkan premi risiko yang cukup tinggi bagi
Penambahan volume bisnis bisa meningkatkan laba dalam
waktu yang singkat.
c. Penyebaran Risiko
Salah satu teknik pengendalian risiko yang sering dipakai oleh
pihak bank ialah dengan menyebarkan risiko ke dalam suatu
portofolio kredit, sekuritas dan investasi.Tujuannya adalah
memperkecil risiko dan mempermudah pengendalian risiko.
d. Pengawasan Kualitas Kredit
Langkah pengamanan untuk mengurangi timbulnya kredit
bermasalah adalah system pengawasan yang efektif. Banyak
cara yang dilakukan oleh pihak bank dalam mengawasi kredit
yang beredar. Kebanyakan dari cara pengawasan tersebut dapat
dijalankan dengan akal sehat saja. Tiga konsep penting sebagai
dasar control adalah sebagai berikut (menurut Darmawi,
2012:126) :
1. Pertambahan risiko kredit bisa dibatasi dengan memperpendek
jangka waktu kredit.
2. Informasi dipersiapkan oleh perusahaan harus sedemikian rupa,
hingga pihak bank akan selalu dapat mengawasi munculnya
kesukaran- kesukaran uang sedini mungkin.
3. Dalam peristiwa kesukaran uang, bank- bank mengusahakan
2.4 Penelitian Terdahulu
Adapun daftar peneliti yang juga ikut mengangkat tema yang sama
dalam penulisan skripsi bertema Analisis Keputusan Pemberian Kredit Mikro
adalah sebagai berikut :
1. Yusvendy Hardinata (2014)
Judul Skripsi :Analisis Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja terhadap
Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus Bank BRI KCP Sukun Malang)
Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui dan mengkaji tentang factor- factor
(jumlah angguna, umur usaha, dan omzet usaha) terhadap keputusan pemberian
kredit modal kerja (KMK) di BRI KCP Sukun Malang.
Kesimpulan :
1. Faktor-faktor yang terdiri nilai agunan, umur usaha, omset usaha, dan
jumlah tanggungankeluarga calon nasabah secara bersama-sama menjadi
faktor yang mempengaruhi keputusanpemberian kredit oleh BRI Kanca
Sukun.
2. Nilai agunan dan omset usaha secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusanpemberian kredit oleh BRI Kanca Sukun. Omset usaha
memiliki prioritas tertinggi danberikutnya adalah nilai agunan. Hal ini
didasarkan pada analisis bahwa omset usaha merupakanbentuk pengukuran
kinerja usaha sebagai indikator yang mengarah langsung pada
kemampuancalon nasabah dalam mengembalikan. Sementara nilai agunan
menjadi jaminan bagi pihakbank untuk mengurangi resiko kredit jika
mengarah pada NPL.
3. Umur usaha dan jumlah tanggungan keluarga tidak signifikan terhadap
yang mendasari pengambilan keputusan. Dengan kata lain, kedua faktor
tersebut menjadi faktor yang melengkapi omset usaha dan nilai agunan`
2. Saduldyn Pato (2013)
Judul Skripsi : Analisis Pemberian Kredit Mikro Pada Bank Syariah Mandiri
cabang Manado
Tujuan Penelitian : Tata cara pemberian kredit pada Bank Syariah Mandiri
cabang Manado dan Cara pencegahan kredit macet pada Bank Syariah Mandiri
cabang Manado.
Kesimpulan : Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan
bahwa : pihak Bank Mandiri Syariah telah melaksanakan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. Menganalisis dalam rangka meminimalisir dan
mengantisipasi terjadinya kredit macet yang kemengkinan akan dialami oleh
calon debitur.
3. Noor M. Jihad (2014)
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Suku Bunga dan Pemberian Kredit terhadap
Unit, Tenaga Kerja, dan Omset UMKM.
Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui pengaruh suku bunga dan pemberian
kredit terhadap perkembangan unit, tenaga kerja dan omset UMKM.
Kesimpulan:
1. Adanya pengaruh suku bunga kredit terhadap perkembangan umkm
mempunyai pengaruh yang berbanding terbalik. Dengan suku bunga yang
naik akan mempunyai dampak umkm tidak akan mampu membayar
suku bunga, umkm mempengaruhi jumlah produktivitas yang ingin dicapai.
Sehingga penghasilan umkm akan menurun dan berdampak pada
pengurangan tenaga kerja.
3. Tidak adanya pengaruh suku bunga kredit terhadap perkembangan omset
umkm, mempunyai pengaruh yang berbanding terbalik. Selain itu ada
beberapa umkm yang meminjam dana di bank tanpa melihat tingkat suku
bunga, dikarenakan umkm membutuhkan dana untuk memenuhi
permintaan pasar. Adanyan pengaruh pemberian kredit terhadap
perkembangan unit, tenaga kerja dan omset umkm yang mempunyai