IKLIM KOMUNIKASI DAN KEPUASAN KERJA
(Studi Korelasional tentang Pengaruh Iklim Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. CIMB Niaga Auto FinanceCabang Medan II)
SKRIPSI
Salmi Hengki
090904004
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
IKLIM KOMUNIKASI DAN KEPUASAN KERJA
(Studi Korelasional tentang Pengaruh Iklim Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance Cabang Medan II)
SKRIPSI
Diajukan sebagai saslah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Salmi Hengki
090904004
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:
Nama : Salmi Hengki
NIM : 090904004
Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul : Iklim Komunikasi dan Kepuasan Kerja
(Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Terhadap
Kerja Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance Cabang
Medan II).
Medan Desember 2013
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
Dra. Rusni M.A Dra. Fatma Lubis M.A
NIP.195108941985032001 NIP. 196208281987012001
Dekan FISIP USU
Prof. Dr. Badaruddin, M.Si
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian
hari saya melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diperoses secara hukum yang berlaku.
Nama : Salmi Hengki NIM : 090904004
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas berkat dan
rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera
Utara (USU). Saya menyadari bahwa, tampa bantuan dan bimbingan dari berbagi
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada masa penyusuan skripsi ini sangatlah
sulit bagi saya menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terimakasih yang paling saya sampaikan kepada Kedua otang tua
saya yang tercinta Bapak Nasrul dan Ibu Nurasmi yang telah memeberikan
bantuan dukungan materi, moral, dan doa samapi terselesainya skripsi saya ini.
Dan saya mengucapkan terimakasih kepada:
1) Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2) Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu
Komunikasi FISIP USU.
3) Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku Sekrtaris Depertemen Ilmu Komunikasi
FISIP USU.
4) Ibu Dra. Rusni, M.A selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan fikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan
skripsi ini.
5) Kak Cut dan Kak Maya yang membantu urusan-urusan dalam proses
6) Seluruh dosen dan staf penagaja Departemen Ilmu Komunikasi pada
khususnya dan FISIP USU pada umumnya yang telah mendidik, dan
membantu penulis selama masa perkuliahan.
7) Pimpinan dan seluruh karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance Cabang
Medan II, yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8) Bapak Ir. Zaldi Yendri M.T, selaku Direktur PT. KARYA ALRIZ
UTAMA Engineering yang memberikan dorogan dan fasilitas kantor
dalam proses penelitian.
9) Bapak Markus Nabuala SE, selaku Direktur PT. KARYA WICAKSANA
HAGA yang memberi semangat dan dukungan dalam menyelsaikan
skripsi ini.
10)Kepada kawan-kawan dan adik-adik Ikatan Mahasiswa Imam Bonjol
Universitas Sumatera Utara (IMIB USU).
11)Kepada kakak-kakak saya Elsa Maita, Desi Afrianti, Mardalena Anas yang
selalu memberi dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
12)Kawan-kawan penulis Mutia Rahmi Fijri, Lino Variani, Liza Rahma Fijri,
Mhd. Akmal Nur, Dodi Dermawan, Winda Zulfi, Jehan, Hengki Partogi,
Faisal, Fadli Friendes, Gerry Kristian,
13)Kepada seluruh teman-teman seperjuangan menunut ilmu di Departemen
Ilmu Komunikasi angkatan 2009..
14)Dan kepada semuanya yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah
diberikan oleh semua pihak. Harapan penulis semoga skripsi ini kelak dapat
memberi seluas-luasnya dan jika kesalahan penulis memohon maaf serta
menerima kritik dan saran yang membangun.
Medan, Desember 2013
Penulis
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Salmi Hengki
NIM : 090904004
Depatemen : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas : Sumatera Utara
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non- eksklusif
Royaly- Free Right) atas karya ilmiah saya yang brjudul: Iklim Komunikasi dan
Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Penagaruh Iklim Komunikasi terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance Cabang Medan II)
beserta perangkat yang ada. Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini
Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mangalih media/format-kan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya ini tanpa meminta izin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sabagai penulis/pencipta dan sebagai Hak Cipta.
Demikian peryataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada Tanggal 10 Desember 2013
Yang Menyatakan
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional tentang Penagaruh Iklim Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Iklim Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II. Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi, Jaringan Komunikasi Organisasi, Jenis Komunikasi Organisasi, Iklmi Komunikasi, Kepuasan Kerja dan Pengaruh Iklim Terhadap Kepuasan Kerja. Penelitian ini mengunakan metode penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II yang masih bekerja yakni 32 orang. Mengingat jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka peneliti mengambil keseluruhan populasi sebagai sampel penelitian (total sampling). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis melalui rumus Pearson’s Correlation (Product Moment), dengan mengunakan piranti lunak Statistical Product and System Solution (SPSS) vesi 18.0 dan skala
Guilford. Berdasarkan hasil pencarian SPSS versi 18.0 maka dapat nilai koefesien korelasi sebesar 0,545. Menurut skala Guilford, nilai 0,545 terletak diantara 0,41-0,70 yaitu bermakna memiliki hubungan yang cukup berakti. Ini berarti hipotesis yang diterima adalah Ha yaituTerdapat hubungan antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja di Kalangan Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II.. Dalam hal ini Iklim Komunikasi terdiri dari kepercayaan, pengambilan keputusan bersama,pemberiam dukungan, keterbukaan, tujuan kinerja tinggi dan Kepuasan Kerja yangterdiri dari gaji/upah, pekerjaan, peluang promosi, supervisor, para rekan sekerja.Kemudian berdasarkan perhitungan indeks korelasi, diperoleh hasil Kp 29%, artinya pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 29%,maka 71% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam peneliti.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
LEMBARAN PERSETUJUAN ... iii
LEMBARAN ORISINALITAS ... iv
KATA PENGANTAR ... v
LEMBARAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitan ... 35
3.1.1 Sejarah PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II ... 35
3.1.2 Visi dan Misi PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II ... 37
3.1.3 Logo PT. CIMB Niaga Auto Finance... ... 37
3.1.4 Nilai-Nilai Budaya PT. CIMB Niaga Auto Finance... ... 37
3.1.5 Tugas Pekerjaan PT. CIMB Niaga Auto Finance... ... 38
3.2 Metode Penelitian... ... 39
3.3 Populasi dan Sampel... ... 40
3.3.1 Populasi... ... 40
3.3.2 Sampel... ... 40
4.5 Teknik Pengumpulan Data... ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 45
4.1.1 Tahap Pengumpulan Data ... 45
4.1.2 Tahap Pengolahan Data... 46
4.2 Analisi Tabel Tunggal ... 47
4.2.1 Karakteristik Responden ... 48
4.2.2 Variabel Iklim Komunikasi ... 50
4.2.3 Variabel Kepuasan Kerja ... 57
4.3 Analisis Tabel Silang ... 64
4.4 Uji Hipotesis ... 67
4.5 Pembahasan ... 70
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 51
5.2 Saran ... 74
5.2.1 Saran Responden Penelitian ... 74
5.2.2 Saran Dalam Kaitan Akademis ... 74
5.2.3 Saran Dalam Kaitan Praktis ... 74
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
- Kuesioner Penelitian - Tabel Fotron Cobol
- Skor Karakteristik Responden - Skor Iklim Komunikasi - Skor Kepuasan Kerja - Surat Keterangan Penelitian
- Surat Balasan Izin Penelitian dari PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II
- Biodata Peneliti
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
2.1 Operasional Variabel 31
3.1 Populasi dan Sampel 40
4.1 Jenis Kelamin Responden 48
4.2 Usia Responden 48
4.3 Pendidikan Terakhir 49
4.4 Lama Bekerja 49
4.5 Selalu Memberi Dukungan terhadap Kebijakan yang Dibuat Atasan 50 4.6 Perbedaan Pendapat Antara Karyawan Perusahaan Setuju 50
4.7 Dukungan Sesama Karyawan Dalam Bekerja 51
4.8 Perusahaan Melibatkan Karyawan Dalam Mengambil Keputusan 52
4.9 Mendengarkan Pendapat Karyawan 52
4.10 PT. CIMB Niaga Auto Finance Bersahabat Baik dengan Seluruh
Karyawan 52
4.11 PT. CIMB Niaga Auto Finance Memberi Kepercayaan Penuh Kepada
Karyawan 54
4.12 Kepercayaan Penuh Sangat Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan
4.13 Karyawan Membuka diri Sesama Karyawan 55
4.14 Perusahaan Transparan dalam Kebijakan 55
4.15 Komunikasi Atasan dan Karyawan Berjalan dengan Lancar 56
4.16 Sudah Tercapainya Target Perusahaan Dengan Baik 56
4.17 Prosedur dalam Bekerja Sudah diikuti Oleh Karyawan 57 4.18 Gaji yang Diterima Sudah Sesuai dengan Hasil Kerja 57 4.19 Perusahaan Memberikan Gaji yang Sesuai Pada Masing-Masing
Karyawan 58
4.20 Puaskah Dengan Posisi Yang di berikan Perusahaan 59
4.21 Apresiasi atas Inisiatif Anda Dalam Bekerja 59
4.22 Promosi Jabatan Membuat Karyawan Loyal dengan Terhadap Perusahaan 60 4.23 Setujukah Dengan Janji Peningkatan Jenjang Karir 60 4.24 Atasan Memotivasi Untuk Melakukan Pekerjaan Secara Efektif 61
4.25 Pengawasan Dalam Bekerja 62
4.26 Dorongan Dari Rekan Kerja 62
4.27 Kepedulian Sesama Karyawan dan Dorongan Sesama Karyawan 63 4.30 Melibatkan Karyawan dalam Mengambil Keputusan dan Promosi Jabatan
Berpengaruh Kepada Loyalitas Karyawan 65
4.31 Komunikasi Atasan Berjalan Lancar dan Motivasi dari Atasan Dalam
Bekerja Secara Efektif 66
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1 Model Komunikasi Laswel 8
2.2 Bagan Konsep Penelitian 31
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional tentang Penagaruh Iklim Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Iklim Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II. Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi, Jaringan Komunikasi Organisasi, Jenis Komunikasi Organisasi, Iklmi Komunikasi, Kepuasan Kerja dan Pengaruh Iklim Terhadap Kepuasan Kerja. Penelitian ini mengunakan metode penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II yang masih bekerja yakni 32 orang. Mengingat jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka peneliti mengambil keseluruhan populasi sebagai sampel penelitian (total sampling). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis melalui rumus Pearson’s Correlation (Product Moment), dengan mengunakan piranti lunak Statistical Product and System Solution (SPSS) vesi 18.0 dan skala
Guilford. Berdasarkan hasil pencarian SPSS versi 18.0 maka dapat nilai koefesien korelasi sebesar 0,545. Menurut skala Guilford, nilai 0,545 terletak diantara 0,41-0,70 yaitu bermakna memiliki hubungan yang cukup berakti. Ini berarti hipotesis yang diterima adalah Ha yaituTerdapat hubungan antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja di Kalangan Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II.. Dalam hal ini Iklim Komunikasi terdiri dari kepercayaan, pengambilan keputusan bersama,pemberiam dukungan, keterbukaan, tujuan kinerja tinggi dan Kepuasan Kerja yangterdiri dari gaji/upah, pekerjaan, peluang promosi, supervisor, para rekan sekerja.Kemudian berdasarkan perhitungan indeks korelasi, diperoleh hasil Kp 29%, artinya pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 29%,maka 71% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam peneliti.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri demikian pula
halnya dalam organisasi. Komunikasi merupakan proses yang tidak dapat
dihindari oleh setiap anggota organisasi. Komunikasi penting bagi suatu
organisasi karena komunikasi merupakan alat utama bagi anggota organisasi
untuk dapat bekerja sama dalam melakukan aktivitas manajemen, yaitu untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap organisasi
atau perusahaan mempunyai struktur yang di dalamnya terdiri dari berbagai
tingkat jabatan. Ketika masing-masing orang dari berbagai jabatan itu mulai
berkomunikasi maka akan berkembang dengan sendirinya “ siapa berbicara
dengan siapa ”. Dalam organisasi terdapat atasan, bawahan, atau rekan sejawat.
Saat atasan bicara dengan bawahan akan berbeda saat bawahan berbicara dengan
rekan sejawatnya atasan sesuai dengan jabatannya akan memberikan perintah,
tugas kepada bawahannya. Selain pemberian tugas, atasan juga harus dapat
mendengarkan bagaimana keluhan, tanggapan, atau masalah-masalah yang
dihadapi seorang karyawan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah seringkali
karyawan memiliki keterbatasan untuk memperoleh informasi dalam melakukan
tugasnya ataupun hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi,
dikarenakan karyawan memiliki rasa segan untuk bertanya lebih lanjut ataupun
Dalam hal ini diperlukan iklim komunikasi yang berlangsung dengan baik.
Menurut Denis (1975) dalam Muhammad (2009) iklim komunikasi adalah
merupakan kualita pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan
internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan
dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi dalam organisasi. Iklim
komunikasi dalam sebuah organisasi perlu mendapat perhatian dari setiap anggota
organisasi karena baik pimpinan dan bawahan, semua anggota dalam organisasi
merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan pekerjaan, tugas dan tanggung
jawabnya. Dalam sebuah organisasi iklim komunikasi akan menggambarkan
suasana kerja organisasi atau sejumlah perasaan dan sikap-sikap orang yang
bekerja dalam organisasi. Dalam penelitian ini yang dimaksud iklim organisasi
merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global
yang disebut komunikasi organisasi. Yang menjadi persoalan utama dalam iklim
komunikasi adalah mengenai persepsi, beberapa hal diantaranya bagaimana
persepsi mengenai sumber komunikasi dan hubungannya dalam organisasi,
bagaimana persepsi karyawan mengenai tersedianya informasi bagi anggota
organisasi, dan bagaimana persepsi karyawan mengenai organisasi itu sendiri.
Persepsi-persepsi inilah yang akan mempengaruhi kemudian menentukan
bagaimana iklim komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi.
(Muhammad 2009:86-87).
Iklim komunikasi yang berlangsung dalam organisasi juga akan
berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan-karyawan yang berada dalam
organisasi tersebut. Kepuasan kerja (job satisfaction) mengacu pada sikap
yang berbeda dari setiap karyawan, kepuasan menjadi respon atau tanggapan
seseorang terhadap beragam lingkungan kerja yang dihadapinya. Iklim
komunikasi erat kaitannya dengan iklim organisasi. Iklim komunikasi yang positif
akan menciptakan organisasi yang baik. Iklim organisasi merupakan kualitas yang
relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh
anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam
istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan. organisasi
didefenisikan oleh Payne dan Pugh (1976) sebagai suatu konsep yang
merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku
dan perasaan anggota terhadap suatu system social. Selanjutnya Litwin dan
Stringers (1968) memberikan dimensi iklim organisasi sebagai berikut:
1. Rasa tanggung jawab
2. Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan
3. Ganjaran atau reward
4. Rasa persaudaraan
5. Semangat ti
(dalam Muhammad, 2009 : 82-83)
Jika suatu perusahaan telah terbentuk iklim komunikasi dengan bagus maka
perusahaan tersebut bisa dengan mudah mendapatkan apa yan menjadi target
perusahaan tersebut dengan sumber daya manusia yang berkualitas di dalamnya,
PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II adalah salah satu perusahaan
swasta yang bergerak dibidang pembiayaan otomotif terkemu yang merupakan
anak cabang dari Bank CIMB Niaga Tbk, PT. CIMB Niaga Auto Finance dulunya
pembiayaan selama 30 tahun. Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang
pembiyaan otomotif pastilah membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas di
dalamnya untuk mendapatkan apa yang di inginkan oleh perusahaan tersebut, di
zaman teknologi pada saat ini komunikasi sering dilakukan melalui alat-alat
komunikasi seperti televon, e-mail, surat dan nota dinas perusahaan sehingga
mengakibatkan kurangnya intensitas komunikasi secara lansung yang dilakukan
oleh baik pimpinan dengan karyawan ataupun sesama karyawan tersebut. Untuk
mempertahankan suatu organisasi atau perusahaan sangatlah penting melakukan
komunikasi dua arah atau komunikasi tatap muka agar intensitas komunikasi
interpersonal terjalin dengan baik di dalam suatu organisasi atau perusahaan
tersebut dengan terjalinya komunikasi yang intensif didalam organisasi antara
pimpinan dan karyawan ataupun karyawan dengan karyawan akan membentuk
dengan sendirinya iklim komunikasi yang harmonis sehingga menghasilkan
kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Korelasional tentang Pengaruh Iklim Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. CIMB Niaga Auto Finance Cabang Medan II”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, peneliti dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh iklim komunikasi terhadap
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dengan tujuan
untuk dapat menghasilkan uraian penelitian yang sistematis dan analisa yang
objektif, diperlukan pembtasan masalah. Maka peneliti membuat pembatasan
masalah yang spesifik yaitu dibatasi pada pembahasan tentang iklim Komunikasi
di PT. CIMB Niaga Auto Finance Cabang Medan II dengan penyebaran kuesioner
kepada seluruh karyawan sejumlah 32 responden .
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Iklim Komunikasi di PT. CIMB Niaga Auto Finance
cabang Medan II.
2. Untuk mengetahui Kepuasan Kerja Karyawan PT. CIMB Niaga Auto
Finance cabang Medan II.
3. Untuk mengetahui adanya pengaruh iklim komunikasi terhadap kepuasan
kerja Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya keanekaragaman wacana
penelitian di Depertemen Ilmu Komunikasi FISIP USU diharapkan dapat
2. Secara teoritis
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti
serta mahasiswa Ilmu Komunikasi khususnya FISIP USU.
3. Secara praktis
Penulisan skripsi ini dapat menambah pengetahuan bagi pihak-pihak yang
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.51 Kerangka Teori
Teori merupkan faktor yang sangat penting dalam proses penelitian,
seorang peneliti harus memilih dan menentukan teori apa yang digunakannya
dalam penelitian. Sebagaimana yang didefinisikan oleh Nawawi (2001) dalam
bukunya Metode Penelitian Bidang sosial, mengemukankan bahwa penelitian
memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan dan
menyoroti masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat
pokok-pokok peikiran yang mengambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan
disoroti. Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruksi ( konsep ), defenisi
proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis entang gejala yang
menjabarkan relasi dianta variabel ntuk menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut (Mulyana, 2005: 6 ).
Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah sebagai
berikut: komunikasi, komunikasi organisasi, fungsi dan komunikasi dalam
organisasi, jaringan komunikasi organisasi, jenis komunkasi organisasi, iklim
komunikasi, kepuasan kerja, dimensi kepuasan kerja, teori-teori kepuasan
kerja,pengaruh iklim komunikasi terhadap kepuasan kerja,berikut ini adalah
penjelasanya:
2.1.1 Komunikasi
Menurut Stuart Istilah Komunikasi berpangkal pada perkataan latin
(communis) yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan
Communico yang artinya membagi (Cangara, 2006:18) Sebuah definisi singkat
dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu
tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa
yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.
Seperti yang digambarkan dibawah ini :
Gambar 2.1
Model Komunikasi Lasswell
Sumber: Cangara, 2006:40
Lain halnya dengan dengan Steven, justru ia mengajukan sebuah definisi yang
lebih luas, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi aksi
reaksi terhadap suatu obyek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau
lingkungan sekitarnya, komunikasi yang baik dan bener perlu dihayati dan
digunakan, agar ide, gagasan, harapan serta perintah dapat terealisasinya oleh satu
individu dengan individu lain dapt dimengerti, pahami, dihayati serta
dilaksanakan demi kepentingan individu,kelompok atau organisasi.
2.2.2 Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari –
hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau
dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam
komunikasi. Pentingnya komunikasi tidaklah dapat dipungkiri begitu juga dengan
halnya organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat
tidak adanya komunikasi orrganisasi dapat macet atau berantakan (Kholik (Ed),
2011: 86). Komunikasi dapat mempengaruhi organisasi jika komunikasi berjalan
dengan secara efektif, komunikasi akan mampu memcapai tujuan organisasi.
Komunikasi ibarat sistem yang menjebatangi atau menghubungankan antara satu
individu dengan individu lain dalam organisasi.
Mengenai hubungan organisasi dengan komunikasi, William V. Hanney
menyatakan : “ Organization consists of a number of people; it envolves
interpendence; interpendence calls for cordination; and coordination requires
communication”. Atau dengan kata lain organisasi terdiri dari sejumlah orang; ia
melibatkan keadaan saling tergantung; ketergantungan memerlukan kordinasi;
kordinasi mensyaratkan komunikasi (Effendy, 1988:146). Dalam berbagai
literatur dapat dijumpai arti kordinasi, dimana disebutkan bahwa kordinasi
bersumber pada perkataan bahasa Latin coordination yang berarti “kombinasi
atau interaksi yang harmonis”. Interaksi yang harmonis diantara karyawan suatu
organisasi, baik dalam hubungannya secara timbal balik, maupun secara
horisontal diantara para karyawan secara timbal balik pula.
Menurut Goldhaber defenisi tentang komunikasi organisasi yaitu “
organizational communication is the proces of creating and exchanging messages
within a network of interdependent ralationship to cope with environmental
uncertainly” yang artinya komunikasi organisasi adalah proses memciptakan dan
saling menular pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantungan satu
sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu
berubah-ubah (Goldhaber, 1990: 16). Berakti didalam suatu organisasi pertukaran
bawahan, dan komunikasi yang efektif sangatlah penting untuk menciptakan kerja
sama yang baik dalam memperluas tujuan organisasi tersebut.
2.1.3 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi dilakukan karena setiap orang membutuhkan komunikasi
dalam kehidupannya. Tanpa berkomunikasi seseorang tidak dapat menjalani
kehidupannya sebagaimana mestinya. Dapat dibayangkan jikaseseorang harus
membeli kebutuhan pokok sehari-hari namun tidak dapat berkomunikasi dengan
penjualnya. Manusia tidak dapat hanya diam dan berharap segala kebutuhannya
datang dengan sendirinya. Maka tidak salah apabila para ahli komunikasi seperti
Waltzlawick, Beavin, dan Jackson mengatakan “we cannot not communicate”
(kita tidak dapat tidak berkomunikasi) (Mulyana: 2007).
Saat kita tidak berkomunikasi maka kita tidak bisa melakukan apa-apa.
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi memiliki fungsi yang sangat penting
diantaranya fungsi sosial dan fungsi pengambilan keputusan. Fungsi sosial adalah
untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain,
membangun dan memelihara hubungan. Fungsi pengambilan keputusan adalah
untuk memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat
tertentu, contohnya apakah kita akan memutuskan untuk pergi bekerja atau tidak.
Komunikasi penting dalam setiap hal, begitu pula dalam sebuah organisasi.
Komunikasi dibutuhkan setiap anggota organisasi untukmenjalankan dan
menyelesaikan pekerjaan, tugas dan tanggung jawabnya. Para anggota organisasi
juga yang meneguhkan pentingnya fungsi komunikasi dalam organisasi. Melalui
proses interaksi para anggotaorganisasi memeriksa eksistensi kepercayaan,
(Pace dan Faules 2005:154). Dengan demikian, maka pengaruh
komunikasi dapat bermacam-macam juga berubah-ubah menurut cara pengaruh
komunikasi ini ditentutukan dan diteguhkan melalui interaksi di antara angggota
organisasi. Dalam kehidupan organisasional terdapat empat jenis fungsi
komunikasi yaitu : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian
informasi dan fungsi pengawasan
(dalam Siagian 2003:91). Bagi suatu organisasi komunikasi juga dapat
berfungsi:
a) Menghubungkan semua unsur yang melakukan relasi pada semua lapisan,
sehingga menimbulkan rasa kesetiakawanan, dan loyalitas antarsesama.
b) Semua jajaran pimpinan dapat langsung mengetahui keadaan
bidang-bidang yang dibawahi, sehingga berlangsung pengendalian operasional
yang efisien.
c) Meningkatkan rasa tanggung jawab semua anggota, dan melibatkan
mereka pada kepentingan organisasi. Muncullah kemudian rasa
keterlibatan atau sense of envolvement dan rasa ikut memiliki (melu
handarbeni), serta sense of belonging atau rasa “menjadi bagian” dari
suatu kelompok.
d) Memunculkan saling pengertian dan saling menghargai tugas
masing-masing, sehingga meningkatkan rasa kesatuan dan pemantapan esprit de
corps (semangat korps) (dalam Kartono2010:135).
Sedangkan menurut Sendjaja (1994) dalam suatu organisasi yang
beroreantasi komersial mauun sosial terdapat beberpa fungsi komunikasi
fungsi persuasif dan fungsi integratif. Berikut akan dipaparkan
masing-masing fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Informatif
Organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi, maksudnya
setiap individu yang berada didalam suatu organisasi membutuhkan informasi
yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Setiap individu memebutuhkan
informasi yang banyak yang jelas dalam proses menyelasaikan tugas pekerjaan
mereka. Pimpinan membutuhkan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan
dalam mengatasi konflik dalam suatu organisasi sedangkan karyawan
membutuhkan dan mengaharapkan informasi dalam proses menyelasaikan
tugas-tugas mereka.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif berkaitan kebijakan atau prosen tersedur yang berlaku
dalam suatu organisasi. Komunikasi berguna dalam penyampaian
informasi-informasi yang berkaitan dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
Diperlukan tindakan komunikasi baik secara verbal maupun no verbal dalam
proses pembentukan hingga berjalanya peraturan tersebut.
Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama,
atasan atau orang-orang yang berada pada tataran manajemen, mereka yang
memiliki kewenangan dalam mengendalaikan arus informasi yang akan
disampaikan. Di samping itu mereka juga mempunai wewenang untuk
memberikan intruksi, perintah dan peraturan itu sendiri. Sehingga dalam struktur
dilaksanakan oleh bawahanya. Namun, sikap bawahan dalam menjalankan
perintah banyak tergantung kepada:
a. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah
b. Kekuatan pemimpin daalm memberi sanksi
c. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpi
sekaligus pribadi dan
d. Tingkat krebilitas pesan yang diterima bawaha
Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja, maksudnya bawahan membutuhkan kepastian
mengenai peraturan pekerjaan yang sesuai untuk dipatuhi.
3. Fungsi Persuasif
Komunikasi persuasif merupakan salah satu tindakan berkomunikasi
dengan cara membujuk dan mengajak dengan baik kepada komunikan. Dalam
mengatur suatau organisasi, kekuasaan dan wewenang tidak selamanya
mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapakan. Dalam hal seperti
ini banyak pihak pimpinan yang lebih memilih untuk mempersuasi bawahannya
ketimbang memeberi perintah secara lansung. Karyawan yang melakukan tugas
secara sukarela akan menghasilakan depedulian yang lebih baik dan besar
dibandingkan pimpinan yang sering memperlihatkan kekeuasaan dan
kewenangannya.
4. Fungsi Integritas
Organisasi berusaha menyediakan saluran-saluran yang memungkinkan
setiap individu dapat melaksanakan setiap tugas ataupun pekerjaan dengan lebih
organisasi seperti newsletter dan bulletin serta laporan kemajuan organisasi
melalui nota dinas. Sedangkan saluran komunikasi informasi seperti perbincangan
antar pribadi selama waktu istirahat atau waktu luang di dalam atau di luar kantor.
Pelaksanaan aktivitas seperti ini akan menumbuhkan keinginanan untuk
berpatisispasi dan kedekatan dalam diri setiap individu terhadap organisasi
(Sendjaja, 1994: 136-137).
Adapun Condrad (1995) menyatakan bahwa terdapat fungsi khusus dalam
komunikasi organisasi yaitu:
1. Membuat karyawan melibatkan diri kedalam isu-isu organisasi lalu
menerjemahkan ke dalam tindakan tertentu di bawah sebuah “komando”.
Ada dua tipe komando yang dimaksud yaitu pengarahan dan feedback.
2. Memebuat para karyawan menciptakan dan menangani “ relasi” antara
sesama bagi peningkatan produk organisasi. Tujuan menciptakan relasi di
dalam komunikasi organisasi.
3. Membuat para karyawan memeiliki kemampuan untuk menanggani atau
mengambil keputusan-keputusan dalam suasana yang tidak pasti.
Komunikasi organisasi memiliki keputusan yang kompratif dalam
organisasi (Liliweri, 2004:68)
2.1.4 Jaringan Komunikasi Organisasi
Jaringan dapat dikatakan sebagai sitem dimana elemen-elemennya saling
bergantungan satu dengan yang lainya. Jaringan dalam organisasi membicarakan
tentang sekumpulan manusia dimana mereka memiliki ikatan-ikatan yang saling
berhubungan atau terikat satu sama lain. Jaringan dalam komunikasi memiliki dua
formal adalah apabila itu mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh
hirarki resmi organisasi atau oleh fungsi prkerjaan. Jarinagn komunikasi informal
adalah komunikasi yang bertalian dengan pekerjaan atau tidak ada kaitanya
dengan upaya mencapai tujuan organisasi tetapi dapat dilakukan baik sewaktu
kerja dalam organisasi ataupun diluar organisasi (Sigit, 2003: 160). Komunikasi
formal dapat dibedakan menjadi dua arah yaitu vertikal dan harizontal,
komunikasi vertikal merupakan proses komunikasi yang dilakukan dari atasan ke
bawahan dan sebaliknya. Komunikasi harizontal adalah proses komunikasi yang
dilakukan oleh antar jabatan dengan kedudukan yang sama. Ada tiga bentuk
utama arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti proses
komunikasi organisasi (Muhammad, 2009: 108) yaitu:
1. Komunikasi ke bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah adalah arus pesan yang mengalir dari atasan kepada
bawahannya. Penyampaian pesan di komunikasi ke bawah ini biasanya berkenaan
dengan tugas-tugas pekerjaan dalam organisasi pesan yang mengalir menurut
fungsi dalam organisasi diarahkan secara vertikal dan berhubungan dengan
pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan serta kebijakan umum.
Penyampaian pesan tersebut biasanya dilakuan melalui telepon, e-mail bahkan
lisan. Dalam hal ini atasan bisa melihat dan mengawasi apakah pekerjaan
bawahannya semakin baik atau sebaliknya (Muhammad, 2009: 108).
Tujuan dari komunikasi kebawah ini untuk mengurangi terjadinya
komunikasi yang tidak berkesinambungan. Oleh karena itu komunikasi ini sangat
penting agar menumbuhkan suasana kerja yang menyenangkan dan secara tidak
kebawah berjalan dengan lancar, motivasi bawahan untuk bekerja menjadi lebih
efektif dan efisien. Disinilah peran komunikasi dari atasan ke bawahan sangat
penting tidak hanya dalam kegiatan memnyampaikan persoalan bisnis yang
dihadapi oleh perusahaan tetapi juga tentang keberhasilan usaha yang terkait
dengan prestasi dan kontribusi bawahan dalam perusahaan. Adapun menurut
Sendjaja fungsi arus komuniksi ke bawah ini meliputi:
1. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja (Job instructioan)
2. Penjelasan dari pimpinan kenapa suatu tugas perlu untuk diselesaikan (Job
rationale).
3. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
(Procedures and practices)
4. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik (Sendjaja
1994: 133).
Dengan adanya komunikasi dari atasan ke bawahan ini mampu
mengerakkan motivasi bawahan untuk miningkatkan kinerja. Perusahan banyak
yang berhasil karna komunikasi atasan kebawahan berjalan dengan efektif.
2. Komunikasi ke Atas ( Upward Comunication)
Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada
atasan atau dari tingkat yang rendah ketempat yang lebih tinggi (Muhammad,
2009: 120). Komunikasi dirancang untuk menyidiakan umpan balik seberapa baik
komunikasi telah berfungsi. Komunikasi ini bisa tertulis maupun lisan yang
disampaikan oleh bawahan kepda atasannya, seorang karyawan dapat memberikan
apresiasinya yang tujuannya untuk kemajuan perusahaan. Adapun fungsi dari
1. Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang telah
dilaksanakan
2. Penyampaian informasi mengenai persoalan-persoalan pekerjaan ataupun
tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
3. Penyampaian saran-saran perbaikan oleh bawahan
4. Penyampaian kelhan dari bawahan mengenai dirinya sendiri maupun
pekerjaanya (Sendjaja, 1994: 133).
3. Komunikasi Harizontal (Horizontal Communicatioan)
Komunikasi horizontal adalah komunikasi penyampaian informasi di
antara orang-orang yang memiliki otoritas yang sama dalam organisasi.
Komunikasi horizontal terjadi secara mendatar, antara anggota staf dengan
anggota staf lainnya, antara sesama karyawan. Menurut Goldhaber (1990)
komunikasi jenis ini memainkan peranan yanh sangat penting didalam suatu
organisasi, peranan terrsebut antara lain adalah:
1. Penyelarasan antara bagian dalam meningkatkan produksi
2. Penyelesaian masalah pada tingkat permulaan, meningkatkan moral dn
keyakinan individu yang terlibat dalam penyelesaian masalah
3. Pengumpulan informasi antara bagian-bagian demi membantu
menjalankan tugas dengan lebih efektif
4. Penyelesaian konfik di dalam atau antar bagian tanpa campur tangan dari
pihak luar
5. Pengganti komunikasi menegak ke atas atau ke bawah
6. Memberikan suasana sosial dan bantuan emosi kepada para pekerja
2.1.5 Jenis Komunikasi Organisas
Penyampaian pesan atau informasi kepada komunikasi dapat dibedakan
menurut simbol yang digunakan oleh pengirim pesan. Sebuah organisasi terdapat
beberapa jenis komunikasi yang digunakan, diantaranya:
1. Komunikasi verbal yaitu komunikasi yang menggunakan
kata-katasehingga penafsiran pesan lebih dimengerti. Komunikasi verbal
biasanyanya disampaiakan lansung oleh komunikator dan reaksi yang
diterima atau biasa disebut “ face to face”. Masing-masing yang
berkomunikasi dapat mengetahui apa yang dimaksud, baik itu apa
kekurangannya dan bagaimana cara penyempurnaanya.
2. Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang menggunakan
tanda-tanda atau simbol-simbol misalnya garakan tubuh (gesture) penafsiran
pesanpun lebih sulit diatikan oleh penerima pesan dari pada komunikasi
verbal.
3. Komunikasi tertulis adalah proses penyampaian informasi yang
menggunakan media untuk menafsirkan pesan ke komunikan. Komunikasi
tertulis biasanya mengunkan surat, memo, faksimil dan e-mail (Sigit,
2003:158)
2.1.6 Iklim Komunikasi
Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi-persepsi mengenai
peristiwa komunikasi, perilaku manusia, harapan, konflik ntarpersonal serta
tanggapan pegawai tehadap pegawai lainya (Mulyana (Ed), 2005: 147) iklim
komunikasi dalam suatu organisasi mempunyai arti penting baik atasan maupun
organisasi dapat mempermudah pekerjaan yang ada didalam organisasi tersebut
dan atasan juga dapat memahami tingkah laku dari karayawan mereka. Korelasi
antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjuan yang berfokus
kepada kepada manusia-manusia yang terlibat di dalam mencapai tujuan
organisasi tersebut.
Iklim berawal dari suatu hubungan yang terjadi antara individu-individu
yang berinteraksi di dalam suatu organisasi. Interaksi secara interpersonal yang
sering akan menciptakan iklim positif dalam pencapaian organisasi. Penelitian
yang dilakukan Redding menunjukkan bahwa iklim komunikasi lebih luas dari
persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi dalam organisasi
serta tingkat pengaruh dan keterlibatan.
Ada lima dimensi penting iklim komunikasi menurut Redding yaitu:
1. Supprtiveness atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi
merea dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga
perasaan diri berharga dan penting.
2. Partisipasi menurut keputusan
3. Kepercayaan, dapan dipercaya dan dapat menyimpan rahasia
4. Keterbukaan dan keterusterangan
5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja
dikomunikasikan dengan jelas kepda anggota organisasi
(Muhammad,2009: 85)
Tingkah laku komunikasi tertentu dari anggota organisasi mengarah kepada iklim
1. Deskriptif, setiap anggota organisasi memfokuskan pesan mereka kepada
kejadian yang dapat di amati dari evaluasi secara subjektif atau emosional.
2. Orientasi masalah, setiap anggota organisasi memfokuskan komunikasi
mereka kepada pemecahan kesulitan mereka secara bersama.
3. Spontanitas, setiap anggota organisasi berkomunikasi dengan sopan dalam
merespon terhadap situasi yang terjadi.
4. Empati, setiap anggota organisasi memperlihatkan perhatian dan
pengertian terhadap anggota lainya.
5. Kesamaan, anggota organisasi memperlakukan anggota yang lain sebagai
teman dan tidak menekankan kepada kedudukan dan kekuasaan
6. Profesionalisme, setiap anggota organisasi bersift fleksibel dan
menyesuaikan diri pada situasi komunikasi yang berdeda-beda
(Muhammad. 2009: 85-86).
Iklim komunikasi yang penuh rasa persaudaraan yang mendorong para
anggota organisasi untuk berkomunikasi secara terbuk, rilex dan ramah dengan
anggota lainya. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif menjadikan anggota
organisasi tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan
(Muhammad, 2009:85). Jadi, iklim organisasi mempunyai peran yang sangat
penting untuk membentuk individu-individu yang jujur dan terbuka sehingga
menghasilkan suasana yang mendukung di dalam organisasi. Iklim komunikasi
mencakup bagaimana kepuasan kerja di organisasi terpenuhi, bagaimana interaksi
terhadap intruksi tugas dari atasan kepawa bawahan dalam permasalahan yang di
Redding mengungkapakan bahwa iklim komunikasi di organisasi merupakan
fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada
anggota organisasi tersebut mempercayai mereka dalam keterlibatan mengambil
suatu keputusan untuk kemajuan organisasi, ketrbukaan mengenai organisasi,
seringnya intensitas komunikasi interpersonal yang membuat masing-masing
anggta merasa suasana harmonis (Mulyana (Ed), 2005:154).
Pada akhirnya iklim komunikasi mencakup kepuasan kerja anggota organisasi
intensitas interaksi mereka. Kepuasan kerja yang dimaksud kenyaman para
anggota organisasi terhadap lingkungan dan perkerjaan yang diberikan kepada
anggota organisasi tersebut. Sehingga iklim organisasi itu dapat dipengaruhi oleh
pandangan atau persepsi orang dalam organisasi yang dapat memuaskan
kebutuhan pribadi masing-masing individu di dalam suatu organisasi.
2.1.7 Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi
merasa puas dengan jenis pekerjaan yang diberikan dan kondisi lingkungan
pekerjaan (Kriyantono 2007:312). Kepuasan ini timbul dari persepsi seseorang
mengenai bagaimana pekerjaan mereka. Kepuasan pekerjaan juga berasal dari
faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan seperti misalnya
gaya sang supervisor, kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur, afiliasi
kelompok kerja, kondisi-kondisi kerja, dan imbalan-imbalan lain di luar gaji
(Winardi, 2007:216). Kepuasan dari dalam ekerjaan adalah pekerjaan yang
dinikmati memperoleh hasil kerja, pujian dan penempatan suana yang mendukung
Kepuasan dengan pekerjaan seringkali dihubungkan dengan gaji sebagai
faktor yang utama namun selain gaji masih banyak faktor lain yang berkombinasi
dan cukup berpengaruh sehingga dapat menyebabkan kepuasan kerja pada
seorang karyawan, seperti adanya kepuasan dengan ketepatan informasi, faktor ini
mencakup tentang tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan,
teknik-teknik baru, perubahan administrarif dan staf. Kepuasan lainnya adalah karena
seseorang memiliki kemampuan untuk menyarankan penyempurnaan, faktor ini
mencakup hal-hal sebagai tempat di mana komunikasi seharusnya disempurnakan,
adanya pemberitahuan mengenai perubahan yang tujuannya adalah untuk
penyempurnaan.
Adanya kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi
mencakup melalui mana komunikasi disebarluaskan dalam organisasi, mencakup
peralatan, bulletin, memo dan tulisan kemudian kepuasan dengan kualitas media
dimana faktor ini mencakup berapa baiknya mutu tulisan, nilai informasi yang
diterima, keseimbangan informasi yang tersedia dan ketepatan informasi yang
datang. Lalu masih ada kepuasan karena komunikaiasi dengan teman sekerja
berjalan dengan baik. Faktor ini mencakup komunikasi horizontal, informal dan
tingkat kepuasan yang timbul dari diskusi masalah dan mendapatkan informasi
dan teman sekerja, dan kepuasan selanjutnya adalah kepuasan kerja karena adanya
keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai suatu kesatuan. Rasa puas
dalam komunikasi organisasi dipengaruhi oleh aspek-aspek organisasi seperti
dipercaya, sokongan dan tujuan kinerja yang tinggi. Selanjutnya keseluruhan hal
Seorang karyawan menyukai atau tidak menyukai pekerjaan dapat dilihat dari
sikap terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang di hadapi dalam lingkungan
pekerjaan, karyawan yang mendapatakan kebutuhannya sesuai dengan
pekerjaan yang mereka lakukan akan merasakan kepuasan kerja.
2.1.8 Dimensi Kepuasan Kerja
Menurut Luthan (dalam umur, 2008: 38) untuk mudah dipahami
kepuasan kerja mengacu pada JDI (Job Descriptive Indexs), menurut index ini
kepuasan kerja dibangun atas lima dimensi yaitu:
1. Pembayaran
Merupakan pendapatan karyawan yang diterima dari perusahan. Apabila
pendapatan dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat
keterampilan individu dan standar pendapatan komunitas kemungkinan besar akan
dihasilkan kepuasan. Karyawan mengarapkan imbalan yang sesuai dengan posisi
dan kamampuan mereka di dalam suatu organisasi.
2. Pekerjaan itu sendiri (Work It Self)
Merupakan suatu pekerjaan individu yang memerlukan suatu keterampilan
tentu sesuai dengan bidang atau keahliannya masing-masing yang nantinya akan
mengasilkan kepuasan dari apa yang mereka harapakan.
3. Promosi
Merupakan jenjang kenaikan karir karyawan yang dapat menimbulkan
kepuasan pribadi. Promosi dapat membangkitkan kemauan dan semangat kerja
4. Pengawasan (Supervisi)
Merupakan kemampuan atasannya untuk memeberikanbantuan teknis
dalam motivasi. Supervisi secara lansung mempengaruhi kepuasan kerja dan
prestasi melalui kecermatannya dalam mendisplin dan menerapkan pengawasan
pada organisasi.
5. Hubungan dengan rekan kerja
Merupakan salah satu pemacu timbulnya kepuasan kerja karena dengan
membina hubungan baik dengan rekan kerja akan menimbulakan kepuasan
spikologis seperti dukungan, nasehat, saran dan bantuan sesama rekan kerja.
Hubungan yang baik dengan rekan kerja sangat banyak damapak positifnya dalam
melakukan pekerjaan karna didalam tugas-tugas terkadang membutuhkan kerja
sama tim yang tinggi.
Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan bahwa kepuasan kerja
mengakibatkan komitmen yang tinggi di dalam diri karyawan dan organisasi.
Keterlibatan dengan pekerjaan perbaikan kesehatan fisik dan mental serta
kualiatas kehidupan yang lebih baik meskipun diluar pekerjaannya. Sebaliknya
ketidakpuasan kerja dapat mengakibatkan kemangkiran, perputaran pekerjaan,
masalah-masala tenaga kerja, kesusahan, pembentukan serikat kerja dan suasana
yang tidak mengenak.
2.1.9 Teori-Teori Kepuasan Kerja
Menurut Sigit (2003:119) ada beberapa teori tenatang
“determinan-determinan” yang membuat kepuasan kerja yakni teori pemenuhan, teori imbalan,
1. Teori Pemenuhan (Fullfilment Theory)
Menurut teori ini kepuasan kerja adalah fungsi dari pemenuhan
kebutuhan kebutuhan yang dikmasud adalah kekurangan atau
kekosongan batiniah yang berifat psikologis dan phiologis yang tidak
dapat dipantau.
2. Teori Imbalan (Reward Theory)
Menurut teori ini kepuasan adalah fungsi dari imbalan yang
diterima seseorang. Baik menganai jumlah maupun kapan waktu
diterimanya, berpengaruh terhadap tinggkat kepuasannya, seberapa
besar kepuasannya tergantung pada penilaian yang dilakukan oleh
penerimanya.
3. Teori Kesenjangan (Discrepency Theory)
Teori ini dipolopori oleh Porter (dalam Yuli, 2005:190) yang
mengatakan bahwa kepuasan kerja seseorang diukur dengan
menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang
dirasakan. Maksunya kepuasan kerja dipengaruhi dengan harapan dari
pekerja.
Menurut Locket (1969) kepuasan kerja seeorang tergantung kepada
discrepency antara should be expectation, need or values dengan suatu
yang menurut perasaannya dan persepsinya teah dicapai atau diperoleh
melalui pekerjaanya. Apabila yang didapat teryata lebih besar daripada
yang diinginkan maka karyawan akan merasa lebih puas walalupun
positif. Sebaliknya semakin kecil yang didapat atau dibawah standar
minimum sehingga menimbulkan kesenjangan yang negatif, maka
semakin besarpula ketidak puasan seseorang terhadap pekerjaannya
(dalam Yuli, 2005: 190).
4. Teori Keadilan (Equity Theory)
Menurut teori ini perbandingan dengan orang lain mengenai
korban dan hasil (Sigit, 2003:119). Maksudnya karyawan akan
membandingkan pekerjaan dengan imbalan yang mereka terima, jika
imbalannya yang mereka terima lebih maka akan merasa puas dan
sebaliknya jika imbalanya kurang dari perbandingan maka tidak akan
puas.
Menurut Yulk dan Wexley (1977) terdapt emapat elemen dalam teori
ini yaitu elemen input, outcome, comparison person dan Equity-inquity.
Input adalah sesuatu yang sangat berharga dirasakn oleh karyawan
sebagai sumbangan terhadap pekerjaan atau semua nilai yang diterima
karyawan yang dapat menunjang pelaksanaan kerja. Misalnya
pendidikan, pengalaman, dan keahlian. Outcome adalah semua nilai
yang diperoleh dan dirasakan oleh karyawan sebagai hasil dari
pekerjaan. Misalnya upah, bonus, penghargaan, dan kenaikan pangkat.
Comparison person adalah perasan seseorang yang sama atau ditempat
lain. Maksudnya adalah sebagai perbandingan didirinya sendiri apakah
lebih baik diperusahan dulu dengan perusahaan sekarang.
Equity-in-equity diartikan bahwa karyawan akan membandingkan rasio
Dalam Yuli, 2005: 191). Maksud yang dijelaskan di atas apabila
perbandingan ini adil (equity) maka karyawan kan merasa puas. Jika
perbandingan ini tidak siimbang tetapi menguntungkan bisa
menimbulakn kepusaan dan juga bisa tidak. Akan tetapi jika
perbandingan itu tidak seimbang dan dapat merugikan maka akan
timbul ketidakpuasan.
2.1.10 Pengaruh Iklim Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja
Iklim komunikasi dan kepuasan kerja menunjukkan bahwa karyawan
secara tidak langsung harus mempunyai informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan mereka. Maka jika karyawan hanya mendapat informasi
yang terbatas atau kekurangan informasi itu berarti mereka tidak mempunyai alat
untuk memajukan organisasinya.
Kepuasan adalah suatu konsep yang biasanya berkenaan dengan
kenyamanan, jadi kepuasan dalam komunikasi berarti seseorang memiliki
kenyamanan dengan pesan-pesan, media dan hubungan-hubungan dalam
organisasi. Sama halnya dengan kepuasan kerja bahwa seseorang yang puas
dalam pekerjaannya karena ia nyaman dengan dengan lingkungan pekerjaannya
atau iklim atau suasana pekerjaannya. Tetapi iklim mempunyai implikasi yang
menjangkau panjang, dan penelitian iklim meliputi lebih daripada sekedar
menentukan apakah sebuah perusahaan yang merupakan tempat bekerja adalah
tempat yang menyenangkan.
Iklim juga bukanlah sifat seorang individu melainkan sifat yang dibentuk,
dimiliki bersama dan dipelihara oleh para anggota organisasi iklim suatu
dalam interaksi. Hubungan sehari-hari antar sesama karyawan dapat
menggambarkan bagaimana iklim diciptakan dan dipelihara dalam organisasi
tersebut. Iklim atau suasana yang kondusif ini akan lebih terasa saat percakapan
informal yang biasa dilakukan para karyawan sebagai penghilang kebosanan
dalam bekerja. Hal-hal yang sederhana seperti kebiasaan mengucapkan salam,
istirahat minum kopi, makan siang, bercanda dan membicarakan tentang banyak
hal merupakan cara-cara penting sebuah komunitas memelihara dirinya.
Dengan adanya iklim yang semakin kondusif dalam sebuah perusahaan
maka kemungkinan untuk mencapai kepuasan dalam bekerja semakin besar.
Kembali berbicara mengenai kenyamanan, kenyamanan yang diidentikkan dengan
kepuasan kerja memiliki kecenderungan, kadangkadang dapat menyebabkan
individu lebih menyukai cara-caranpelaksanaan terbaru sehingga seringkali gagal
menghasilkan peningkatankinerja tugas. Beberapa penelitian tentang hubungan
antara komunikasi organisasi dengan kinerja pekerjaan menunjukkan bahwa
kepuasan kecil peranannya dalam perbaikan kinerja pekerjaan.
(Pace dan Faules, 2005).Dengan kata lain iklim komunikasi memang
memilki pengaruh dan andil dalam menimbulkan kepuasan kerja seorang
karyawan, namun hanya sampai pada batas kepuasan saja. Kepuasan ini tidak
serta merta menimbulkan gairah dan semangat kerja pada karyawan untuk
memperbaiki kinerjanya, kecuali ia mendapatkan imbalan untuk pekerjaannya
(Winardi, 2007). Maka kepuasan tidak memacu para individu untuk mencapai
tingkat kinerja yang lebih tinggi, meskipunkepuasan komunikasi yang
ditimbulkan atau berasal dari iklim komunikasi jelas memberi andil dalam
2.2 Kerangka Konsep
Dari beberapa teori yang telah diuraikan pada kerangka teori maka
langkah selanjutnya adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil dari suatu
pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil
penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1995:40).
Konsep adalah penggambaran fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah
dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,
keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial
(Singarimbun, 1995:33). Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang
rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban
sementara dari masalah yang dijui kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat
diteliti secara empiris, maka harus dioperasioanalkan dengan mengubahnya
menjadi variabel. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Variabel bebas (X) atau Independent variabel
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi timbulnya atau berubahnya
variabel trikat sehingga variabel bebas dapat dikatakan sebagai variabel yang
mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Iklim Komunikasi.
2. Variabel terikat (Y) atau Dependent variabel
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karna adanya variabel bebas. Variabel tirikat dalam penelitian ini adalah
3. Karakteristik responden
Dalam penilitian ini karakteristik responden terbagi atas jenis kelamin,
usia,pendidikan,lama bekerja dan devisi responden saat melakukan pengisian
kuesioner.
Gambar 2.2
Bagan Konsep Penelitian
2.3 Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan
diatas,dibuat operasional variabel untuk membentuk suatu kesatuan dan dan
memudahkan pemecahan masalah, yakni sebagai berikut:
Tabel 2.1 Operasional Variabel
Konsep Operasional Operasional Variabel
2.4Definisi Operasional
Defenisi operasioanal merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep
yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasioanal adalah
suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur
variabel-variabel. Defenisi operasional juga merupakaninformasi ilmiah yang amat
membantupeneliti lain yang akan menggunakan variabel sama (Singarimbun,
1995:46). Maka variabel-variabel dalam operasional penelitian didefenisikan
sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X) yaitu iklim komunikasi, yang terdiri dari:
a. Pemeberian dukungan adalah persepsi anggota organisasi terhadap
perhatian atau dukungan organisasi pada karyawannya dan dukungan
karyawan pada organisasinya
b. Partisipasi dan membuat Keputusan adalah persepsi anggota organisasi
terhadap keterlibatannya dalam proses pembuatan keputusan bersama
c. Keterbukaan dan keterusterangan adalah keterbukaan memberi
informasi yang berhungan dengan organsasi baik sesama karyawan
maupun dengan atasan
d. Kepercayaan adalah persepsi anggota organisasi terhadap seberapa jauh
atasan, bawahan, sesama rekan kerja yang dapat dipercaya.
e. kinerja tinggi adalah persepsi anggota organisasi tentang keinginan
anggota organisasi untuk selalu memiliki tingkatan kinerja tinggi.
2. Terikat (Y) yaitu kepuasan kerja terdiri dari:
a. Pemabayaran yaitu adanya pemeberian gaji yang diberikan perusahan
b. Work it self yaitu adanya inisiatif dari karyawan dikarenakan karyawan
itu mampu memotivasi dirinya sendiri agar mempunyai rasa tanggung
jawab untuk memajukan perusahaan.
c. Promosi yaitu adanya peningkatan jenjang karir yang ditawarkan oleh
manajemen kepada karyawan.
d. Pengawasan adalah kemampuan atasan untuk membantu mendukung
pekerjaan karyawan.
e. Hubungan denga rekan kerja adalah dimana kelompok kerja menjaga
hubungan baik sehingga dapat saling memberi dukungan serta bantuan
sesama rekan kerja.
3. Karakteristik Responde
a. Jenis kelamin yaitu pengelompokan responden laki-laki dan responden
perempuan
b. Usia yaitu umur responden ketika mengisi kuesioner
c. Pendidikan yaitu mengelompokkan pendidikan terakhir responden yaitu
dari SMA, Akademi, Sarjana, dan Magister
d. Devisi responden yaitu di bagianmana responden tersebut bekerja
e. Lama bekerja yaitu berapa lama responden tersebut bekerja dikantor
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaaan atau terkaan
mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion,
hipotesis merupakan penghubung antara teori dan dunia empiris (Rakhmat,
2007:14).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha : Terdapat pengaruh antara iklim Komunikasi terahadap Kepuasan
Kerja Karyawan di PT. CIMB Niaga Auto Finace Cabang MedanII
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Iklim Komunikasi terhadap Kepuasan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. CIMB Niaga Auto Finance Cabang Medan II
yang terletak di jalan Tengku Amir Hamzah No. 9C, Sei agul Medan. Penjelasan
secara keseluruhan mengenai PT. CIMB Niaga Auto Finance seperti sejarah
perkembangan, visi dan misi, logo PT. CIMB Niaga Auto Finance, nilai-nilai
budaya dan Struktur PT. CIMB Niaga Auto Finance. Diperoleh dari data yang
bersumber dari
3.1.1 Sejarah PT. CIMB Niaga Auto Finance
CIMB Niaga Auto Finance, dahulu dikenal sebagai Saseka Gelora
Finance, telah berpengalaman dalam pembiayaan selama lebih dari 30 tahun.
Sebagai anak perusahaan Bank CIMB Niaga Tbk, bank peringakat lima besar
dalam asset di Indonesia, CIMB Niaga Auto Finance berhasil meningkatkan
kinerja perusahaan dengan sangat signifikan di tahun 2011 dibanding tahun 2010,
antara lain: pertumbuhan penyaluran kredit otomotif mencapai 165%, peningkatan
profit perusahaan sampai dengan 169%, pertumbuhan total asset hingga 271%,
dengan tetap menjaga NPL dilevel 0,55%. Sebagai perusahaan pembiayaan yang
memfokuskan pada transaksi otomotif, CNAF mendiversifikasikan produknya
menjadi 3 besar yakni: Pembiayaan Mobil, Pembiayaan Sepeda Motor, dan
Pembiayaan Fleet.
Pada Tahun1981 Saseka Gelora Leasing pertama kali didirikan, dengan
fokus bisnis sewa guna usaha. 1993 Saseka mengganti namanya menjadi PT
pembiayaan, dimana Bank Niaga merupakan pemegang saham urutan ketiga
terbesar dengan 18% kepemilikan saham di Saseka setelah Bank Uppindo (38%)
dan Indover (19%). 1996 Bank Niaga menjadi pemegang saham mayoritas dengan
79.65% kepemilikan saham. Pada tahun 2002 Bank Niaga Tbk meningkatkan
kepemilikannya atas Saseka Gelora Finance menjadi 81.96%. 2007 Keseriusan
Bank Niaga Tbk untuk menggarap pasar industri pembiayaan Indonesia secara
fokus dibuktikan dengan menambah porsi kepemilikan saham di Saseka menjadi
95.91%. 2008 Penandatanganan perjanjian merger antara Bank Niaga Tbk dan
Lippo Bank pada bulan Juni 2008, dan secara resmi menjadi Bank CIMB Niaga
pada November 2008 untuk memenuhi kebijakan SPP (Single Presence Policy)
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Dengan kata lain, Saseka pun kini berada dalam naungan Bank CIMB
Niaga Tbk. Pada tahun 2009 Proyek Transformasi di Saseka dimulai pada tanggal
6 Oktober 2009 dalam rangka melanjutkan rencana Bank CIMB Niaga Tbk untuk
terus menggarap industri pembiayaan di Indonesia. Transformasi ini meliputi
perubahan fokus bisnis Saseka (business focus) dari leasing menjadi consumer
finance, serta transformasi model bisnis (business model) Saseka.
Pada 2010 Bank CIMB Niaga Tbk menambah kepemilikan sahamnya atas
Saseka menjadi 99.9%, sedangkan 0.1% saham dipegang oleh NMC. (PT Niaga
Manajemen Citra). Agustus 2010, PT Saseka Gelora Finance secara resmi
berubah namanya menjadi PT CIMB Niaga Auto Finance diikuti dengan
3.1.2 Visi dan Misi PT. CIMB Niaga Auto Finance VISI :
Menjadi perusahaan terkemuka di Indonesia yang bernilai tambah serta
memberikan layanan yang terbaik kepada konsumen dan mitra usaha.
MISI :
Kami berkomitmen untuk menjadi perusahaan pembiayaan kendaraan
terkemuka yang memberikan nilai terbaik bagi seluruh stakeholders, melalui
pelayanan terbaik kepada konsumen, hubungan kemitraan yang kuat dan saling
menguntungkan, SDM yang berkualitas serta berkontribusi kepada masyarakat.
3.1.3 Logo PT. CIMB Niaga Auto Finance Gambar 3.1
Logo PT. CIMB Niaga Auto Finance
Sumber: PT. CIMB Niaga Auto Finance Medan tahun 2013 3.1.4 Nilai-Nilai Budaya PT. CIMB Niaga Auto Finance
Adapun yang menjadi budaya perusahaan atau corporate value di kantor
PT. CIMB Niaga Auto Finance dalam mencapai visi perusahaan adalah sebagai
berikut:
a. Integrity is everything; Kami yakin bahwa kinerja yang dilandasi dengan
prinsip yang kuat akan memberikan hasil yang maksimal kepada semua
b. Put Cutomer first; Prioritas kami adalah mendengarkan dan memberikan
solusi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
c. Passion for Excellence; Kami menerapkan system kinerja yang handal
untuk menunjang kekuatan bisnis.
d. Strong Commitment and Teamwork; Sumber daya manusia berkualitas
menjadi pilihan sebagai tulang punggung perusahaan.
Kempat nilai perusahaan tersebut diperoleh dari peniltian dan pemikiran
yang panjang untuk bisa bersaing di pasar perdadangan dan menjadi perusahaan
yang terpandang di indonesia yang memebri nilai tambah kepada konsumen dan
mitra kerja.
3.1.5 Tugas Pekerjaan PT. CIMB Niaga Auto Finance Cabang Medan II
PT. CIMB Niaga Auto Finance mempunyai banyak cabang yang tersebar
di seluruh Indonesia salah satu diantaranya adalah cabang PT. CIMB Niaga Auto
Finance Medan II. cabang medan II mempunyai beberapa bagian didalamnya dan
sudah mempunyai bagian pekerjaanya masing-masing. PT. CIMB Niaga Auto
Finance Mempunyai bagian diantaranya adalah:
1. Collection Head
Bertanggung jawab atas pencapaian dan kinerja kualitas booking
cabang dengan melakukan perencanaan, monitoring dan evaluasi fungsi
dan pencapaian di area Account Receivable Management untuk memenuhi
target yang ditetapkan perusahaan.
2. Field Collection
Bertanggung jawab atas pencapaian dan kinerja kualitas booking
monitoring dan evaluasi fungsi dan pencapaian di area Account
Receivable Management untuk memenuhi target yang ditetapkan
perusahaan
3. Fleet Account Officer
Bertanggungjawab mencari calon debitur potensial, mengelola data
existing debitur, melakukan dealer relationship, menganalisis dan
memonitor progress bisnis debitur, dan mampu membuat proposal
kredit (Credit Approval Memorandum)
4. Designated Compliance Development Program DCDP
Bertanggungjawab melakukan pemeriksaan audit berdasarkan
parameter dan metodologi yang ditetapkan, membuat laporan audit dan
rekomendasinya.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah metode korelasional yang digunakan untuk
meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat dengan manipulasi satu atau lebih
variabel pada saru kelompok eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan
kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi (Kriyantono, 2010: 62).
Metode penelitian ini digunakan untuk meneliti bagaimana hubungan pengaruh
Iklim Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. CIMB Niaga Auto
Finance Cabang Medan II.