• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP

KINERJA PEGAWAI PADA PDAM TIRTANADI

CABANG PADANG BULAN

TESIS

Oleh

ZUHRINA IMATAMA NIM : 097019092/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PDAM TIRTANADI

CABANG PADANG BULAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

ZUHRINA IMATAMA NIM : 097019092/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PDAM TIRTANADI CABANG PADANG BULAN

Nama Mahasiswa : Zuhrina Imatama

Nomor Pokok : 097019092

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, M.Si.)

Ketua Anggota

(Dr. Khaira Amalia F, MBA, Ak)

Ketua Program Studi, Direktur,

(4)

Tanggal lulus: 02 Februari 2012 Telah diuji pada

Tanggal : 02 Februari 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, M.Si.

Anggota : 1. Dr. Khaira Amalia F, MBA, Ak

2. Prof. Dr. Paham Ginting, MS

3. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA PDAM TIRTANADI CABANG PADANG BULAN

adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun .

sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Februari 2012

Yang membuat pernyataan

(6)

ABSTRAK

Sumber daya manusia sampai sekarang masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi perusahaan untuk tetap eksis di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan, oleh karena itu perlu adanya dukungan sumber daya yang kompeten untuk kelangsungan hidup perusahaan yang semakin kompetitif. Tuntutan perusahaan untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkinerja baik semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah.

Penelitian ini bertujuan menganalisis sejauh mana kompetensi yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap serta motivasi kerja secara analisis berpengaruh terhadap kinerja pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah variabel kompetensi dan motivasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dan apakah variabel kompetensi dan motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia, yang berkaitan tentang kompetensi, motivasi dan kinerja. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survey. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai di kantor PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan yang berjumlah 46 orang. dan langsung menjadi sampel penelitian dengan memakai metode sensus. Data dikumpulkan dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dan dianalisis dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dan motivasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, dan secara parsial pengetahuan dan keterampilan lebih dominan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai.

(7)

ABSTRACT

Up to now, human resources are still the focus of attention and the basis for a company to survive in the era of globalization. Human resources play an important role in any activity done by a company, therefore, competent human resources is needed to support the continuity of company’s more competitive life. The demand of a company to obtain, develop and maintain human resources with good performance becomes more urgent in line with the dynamics of the environment which keeps changing.

The purpose of this study was to analyze to what extent the competency comprising knowledge, skill and attitude and the work motivation had influence on the performance of the employees of PDAM Tirtanadi Padang Bulan Branch Office.

The research questions to be answered in this study were whether the variables of competency and motivation simultaneously and partially had a significant influence on the performance of the employees.

This causal study with survey approach employed the Human Resources theory related to competency, motivation and performance. The population of this study was all of the 46 employees of PDAM Tirtanadi Padang Bulan Branch Office and all of them were selected to be the samples for this study through census sampling technique. The data for this study were obtained through documentation study and questionnaire-based interviews. The data obtained were processed through SPSS program and then descriptively analyzed. The hypothesis was tested through multiple linear regression tests.

The result of this study showed that competency and motivation simultaneously had significant influence on the performance of the employees of PDAM Tirtanadi Padang Bulan Branch Office, and partially knowledge and skill had more dominant influence on the employees’ performance.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang hanya dengan

izin dan rahmat- Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini guna memenuhi salah

satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu

Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penelitian yang

dilakukan penulis berjudul: “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan’’

Selama menjalani proses perkuliahan dan melakukan penelitian serta

penyusunan tesis, penulis menerima bimbingan, bantuan moril dan materil dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih terutama kepada :

.

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, MSc, (CTM), Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan juga selaku

Anggota Komisi Pembanding yang telah meluangkan waktu untuk memberi

(9)

4. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing yang

membimbing dan memberikan masukan hingga selesainya penulisan tesis ini.

5. Ibu. Dr. Khaira Amalia F, MBA, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

membimbing dan memberikan masukan hingga selesainya penulisan tesis ini.

6. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

7. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, MSi, dan Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim,

M.Sc, selaku Anggota Komisi Pembanding yang telah meluangkan waktu untuk

memberi masukan dan kritikan serta saran guna kesempurnaan tesis ini.

8. Bapak dan Ibu staf pengajar beserta pegawai di Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Ayahanda Drs. H. Zulkarnain Usman, dan Ibunda Dra. Hj. Zubaidah Arsyad,

yang telah banyak mendoakan penulis agar berhasil menyelesaikan pendidikan

magister ini.

10. Abangda Boby Cahyady, S.Si, M.Si, dan Muhammad Fadly, ST, kakanda

Zunaira Imataya, SE, MSi, dan Adinda Zhilli Izzadati Khairuni, ST, atas

kesabaran, motivasi, dan doa yang diberikan kepada penulis dalam

menyelesaikan pendidikan magister ini.

11. Bapak Direksi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara yang telah

memberikan izin atas penelitian yang dilakukan penulis

12. Ibu Kepala Cabang Padang Bulan, beserta pegawai yang telah memberikan

(10)

13. Seluruh rekan-rekan Angkatan XVIII Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan kerjasamanya selama

penulis menempuh studi dan penyelesaian tesis ini.

14. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam

penyelesaian tesis ini.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan karuniaNya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan moril maupun materil kepada penulis. Penulis

menyadari tesis ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.

Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh pembaca.

Semoga kiranya Allah SWT selalu memberikan taufik dan rahmatNya kepada kita

semua. Amin.

Medan, Februari 2012

Penulis,

(11)

RIWAYAT HIDUP

Zuhrina Imatama, dilahirkan di Medan pada tanggal 27 Mei 1984, anak kedua

dari tiga bersaudara dari Ayahanda Drs. H. Zulkarnain Usman dan ibunda Dra. Hj.

Zubaidah Arsyad.

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Swasta Al-Azhar Medan,

tamat dan lulus pada tahun 1996. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah

Pertama di SMP Negeri 10 Medan, tamat dan lulus pada tahun 1999. Menyelesaikan

pendidikan Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 1 Medan, tamat dan lulus pada

tahun 2002. Tahun 2002 melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Sumatera Utara, tamat dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2009

melanjutkan studi di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Dari tahun 2007 sampai dengan sekarang bekerja di PDAM Tirtanadi Cabang

(12)

DAFTAR ISI

2.2.4 Hubungan Kompetensi, Motivasi dan Kinerja ... 39

2.3. Kerangka Konseptual ... 41

2.4. Hipotesis Penelitian... 42

BAB III METODE PENELITIAN... 43

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 46

3.6.1. Identifikasi Variabel ………....… 46

(13)

3.8.2. Uji Koefisien Determinasi (R2

3.9. Pengujian Asumsi Klasik ... 54

) ... 54

3.9.1. Uji Normalitas ………...……….. 54

3.9.2. Uji Multikolinieritas………. 55

3.9.3. Uji Heteroskedatisitas ……….. 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1. Hasil Penelitian ... 57

4.1.1. Gambaran Umum PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara . 57 4.1.2. Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan .. 60

4.1.3 Karakteristik Responden ... 62

4.1.3.1. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 63

4.1.3.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. 63 4.1.3.3. Karakteristik responden berdasarkan golongan ... 64

4.1.3.4. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja.. 65

4.1.3.5. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir... 66

4.1.4. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 67

4.1.4.1. Variabel Pengetahuan (X1 4.1.4.2. Variabel Keterampilan (X )... 67

2 4.1.4.3. Variabel Sikap (X )... 68

3 4.1.4.4. Variabel Motivasi Kerja (X )... 70

4.1.5.2 Hasil uji multikolinearitas ... 80

4.1.5.3 Hasil uji heteroskedastisitas ... 81

4.1.6. Pengujian Hipotesis... 83

4.1.6.1. Persamaan Regresi Berganda ... 83

4.1.6.2. Koefisien Determinasi (R2 4.1.6.3. Uji Secara Serempak (Uji F) ... 86

) ... 85

4.1.6.4. Uji Secara Parsial (Uji t) ... 87

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 88

4.2.1. Pembahasan Jawaban Kuesioner Responden……… 88

4.2.2. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai 91 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1. Kesimpulan ... 94

5.2. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(14)

DAFTAR TABEL

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 48

3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Tiap Pertanyaan ... 50

3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 51

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 63

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan ... 64

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 65

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir ... 66

4.6 Deskripsi Variabel Pengetahuan (X1 4.7 Deskripsi Variabel Keterampilan (X ) ... 67

2 4.8 Deskripsi Variabel Sikap (X ) ... 69

3 4.9 Deskripsi Variabel Motivasi Kerja (X ) ... 71

4 4.10 Deskripsi Variabel Kinerja Pegawai (Y) ... 75

) ... 73

4.11 Uji Kolmogorov . Smirnov (K-S) ... 80

4.12 Hasil Uji Multikolinearitas ... 81

4.13 Hasil Uji Glesjer ……….. 82

4.14 Koefisien Regresi ... 83

4.15 Koefisien Determinasi……….. 85

4.16 Hasil Uji Simultan (Uji F)... 86

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Motivasi sebagai Pembangkit Dorongan ... 21

2.2 Maslow’s Need Hirerarchy ... 22

2.3 Istilah-istilah Ekspektansi dipandang dari Sudut Perspektif Manajerial... 25

2.4 Model Ekspektansi ... 27

2.5 Ciri-ciri Orang yang Termotivasi ... 28

2.6 Karakteristik Dasar Kompetensi ... 40

2.7 Kerangka Konseptual ……….. 42

4.1. Uji Normalitas Histogram ... 78

4.2. Uji Normalitas P.Plot ... 79

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ……… 99

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas……….. 102

3. Tabulasi Skor Jawaban Responden ………. 104

4. Deskriptif Variabel ………. 106

5. Pengujian Hipotesis……….. 113

6. Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara ………….. 119

(17)

ABSTRAK

Sumber daya manusia sampai sekarang masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi perusahaan untuk tetap eksis di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan, oleh karena itu perlu adanya dukungan sumber daya yang kompeten untuk kelangsungan hidup perusahaan yang semakin kompetitif. Tuntutan perusahaan untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkinerja baik semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah.

Penelitian ini bertujuan menganalisis sejauh mana kompetensi yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap serta motivasi kerja secara analisis berpengaruh terhadap kinerja pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah variabel kompetensi dan motivasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dan apakah variabel kompetensi dan motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia, yang berkaitan tentang kompetensi, motivasi dan kinerja. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survey. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai di kantor PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan yang berjumlah 46 orang. dan langsung menjadi sampel penelitian dengan memakai metode sensus. Data dikumpulkan dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dan dianalisis dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dan motivasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, dan secara parsial pengetahuan dan keterampilan lebih dominan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai.

(18)

ABSTRACT

Up to now, human resources are still the focus of attention and the basis for a company to survive in the era of globalization. Human resources play an important role in any activity done by a company, therefore, competent human resources is needed to support the continuity of company’s more competitive life. The demand of a company to obtain, develop and maintain human resources with good performance becomes more urgent in line with the dynamics of the environment which keeps changing.

The purpose of this study was to analyze to what extent the competency comprising knowledge, skill and attitude and the work motivation had influence on the performance of the employees of PDAM Tirtanadi Padang Bulan Branch Office.

The research questions to be answered in this study were whether the variables of competency and motivation simultaneously and partially had a significant influence on the performance of the employees.

This causal study with survey approach employed the Human Resources theory related to competency, motivation and performance. The population of this study was all of the 46 employees of PDAM Tirtanadi Padang Bulan Branch Office and all of them were selected to be the samples for this study through census sampling technique. The data for this study were obtained through documentation study and questionnaire-based interviews. The data obtained were processed through SPSS program and then descriptively analyzed. The hypothesis was tested through multiple linear regression tests.

The result of this study showed that competency and motivation simultaneously had significant influence on the performance of the employees of PDAM Tirtanadi Padang Bulan Branch Office, and partially knowledge and skill had more dominant influence on the employees’ performance.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi

perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia

mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Walaupun didukung

dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa

dukungan sumber daya manusia yang andal kegiatan perusahaan tidak akan

terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia

merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya.

Sumber daya manusia sebagai kunci pokok akan menentukan keberhasilan

pelaksanaan kegiatan perusahaan. Tuntutan perusahaan untuk memperoleh,

mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas

semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah.

Perubahan perlu mendapat dukungan manajemen puncak sebagai langkah pertama

yang penting untuk dilakukan bukan hanya sekedar janji manis tanpa tindakan saja.

Kinerja pegawai adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi

kemajuan perusahaan. Semakin tinggi atau semakin baik kinerja pegawai maka tujuan

perusahaan akan semakin mudah dicapai, begitu pula sebaliknya yang terjadi apabila

kinerja pegawai rendah atau tidak baik. Kinerja merupakan suatu hal yang tidak dapat

(20)

pengarahan, dukungan sumber daya seperti, memberikan peralatan yang memadai

sebagai sarana untuk memudahkan pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam

pendampingan, bimbingan, pelatihan serta pengembangan akan lebih mempermudah

penilaian kinerja yang obyektif.

Faktor-faktor subyektif cenderung berupa opini seperti menyerupai sikap,

kepribadian, penyesuaian diri dan sebagainya. Faktor-faktor subyektif seperti

pendapat dinilai dengan meyakinkan bila didukung oleh kejadian-kejadian yang

terdokumentasi. Kinerja pegawai diukur melalui evaluasi perilaku yang

mencerminkan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Penilaian kinerja memberikan

feed back yang tepat terhadap perubahan perilaku ke arah peningkatan produktivitas

kinerja yang diharapkan.

Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek

pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang

ditetapkan. kompetensi merupakan kombinasi dari keterampilan (skill), pengetahuan

(knowledge), dan perilaku (attitude) yang dapat diamati dan diterapkan secara kritis

untuk suksesnya sebuah organisasi dan prestasi kerja serta kontribusi pribadi

karyawan terhadap organisasinya (Watson Wyatt dalam Ruky, 2003:106).

Pegawai juga harus memiliki kemampuan ataupun kompetensi yang tepat di

dalam melakukan pekerjaannya untuk mewujudkan kinerja dan keberhasilan kerja

pegawai dalam jangka panjang. Peningkatan kinerja pegawai secara perorangan akan

mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan, yang direkfleksikan

dalam kenaikan produktivitas. Pada manajemen kinerja kompetensi lebih berperan

(21)

Kompetensi kinerja dapat diartikan sebagai perilaku-perilaku yang ditunjukkan dari

pegawai yang memiliki kinerja yang sempurna, konsisten dan efektif dibandingkan

dengan karyawan yang memiliki kinerja rata-rata.

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara sebagai perusahaan yang berupaya

untuk memenuhi kebutuhan air bersih kepada masyarakat di tiap daerah tertentu.

PDAM Tirtanadi disamping menangani Air Bersih juga ditugaskan mengelola Air

limbah. Sebagai penyalur air bersih, PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

melakukan distribusi air bersih di berbagai daerah yang membebani kewajiban secara

pasti kepada masyarakat berupa memenuhi kebutuhan air bersih bagi pelanggan,

sedangkan kewajiban pelanggan adalah membayar iuran.

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara mengembangkan model

kompetensi yang berintegrasi dengan tolak ukur penilaian kinerja berdasarkan

pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), perilaku (attitude) yang dimiliki oleh

setiap pegawai agar dapat mempermudah di dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawab secara efektif yang dapat dijadikan dasar pengembangan Sumber Daya

Manusia.

PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara menerapkannya sistem kompetensi

salah satu alasannya yaitu dengan adanya peningkatan tingkat pendidikan pegawai

menyebabkan pegawai PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara semakin kritis

menuntut haknya antara lain, karyawan menuntut adanya transparansi pada jenjang

karir dan pengakuan atas ilmu dan kemampuan yang mereka miliki melalui kebijakan

pengelolaan Sumber Daya Manusia. Selanjutnya, dengan melihat peluang perusahaan

(22)

perencanaan strategis perusahaan. Karena pelaku bisnis seringkali memfokuskan pada

masalah keuangan, pasar dan operasional.

Kinerja yang baik secara produktivitas dihasilkan harus dilengkapi dengan

kompetensi yang berhubungan dengan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill)

dan perilaku (attitude). Dengan menerapkan sistem kompetensi ini dibutuhkan

mendapatkan pegawai yang mempunyai kompetensi spesifik untuk dikembangkan

yaitu pegawai yang sesuai dengan kompetensi yang diperlukan pada posisi

masing-masing jabatan guna mencapai keberhasilan kerja dan tujuan organisasi.

Motivasi merupakan masalah kompleks dalam perusahaan, karena kebutuhan

dan keinginan setiap pegawai berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda

karena setiap pegawai suatu perusahaan adalah unik secara biologis maupun

psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula

(Suprihanto dkk., 2003:41). Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah

kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh

karena bekerja dengan pegawai yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan

dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam

skala waktu yang sudah ditentukan, serta pegawai senang melakukan pekerjaannya.

PDAM Tirtanadi membutuhkan pegawai yang memiliki kompetensi mutlak

karena meningkatnya peran dan fungsi PDAM Tirtanadi ke depan. Pentingnya

kompetensi bagi PDAM Tirtanadi menuntut perusahaan untuk menghilangkan

ketidaksesuaian kompetensi dengan jabatan. Alternatif solusi yang dapat ditempuh

adalah dengan membuat perencanaan karir bagi para pegawai. Fokus utama

(23)

kesempatan-kesempatan yang secara realistis tersedia. Perencanaan karir sepatutnya tidak hanya

terkonsentrasi pada kesempatan-kesempatan promosi. Perencanaan karir perlu pula

terfokus pada pencapaian keberhasilan psikologis yang tidak harus selalu

memerlukan promosi.

Perusahaan dalam meningkatkan kompetensi salah satu solusi yang dilakukan

ialah dengan melaksanakan program pelatihan yang diberikan sesuai dengan bidang

tugas dan kompetensi yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan sehingga

kompetensi pegawai dapat meningkat. Persoalan yang terjadi dalam pelaksanaan

program pelatihan ialah para pegawai di dalam organisasi belum memperoleh

kesempatan yanga sama untuk mengikuti program pelatihan. Peserta yang mengikuti

program pelatihan cenderung adalah peserta yang sama. Kejadian ini mengakibatkan

peningkatan kompetensi tidak merata, atau dengan kata lain pegawai yang tidak

diberikan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan tidak dapat meningkatkan

kompetensi pegawai bagi jabatan yang sedang para pegawai jalani.

Berdasarkan pengamatan di lapangan terlihat bahwa kinerja pegawai PDAM

Tirtanadi cabang Padang Bulan belum optimal, penjualan dan konsumsi air

mengalami penurunan setiap bulannya yang dapat mengakibatkan penurunan kinerja

(24)

Tabel 1.1. Data Prestasi yang Dicapai PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Juli – Desember 2011

NO URAIAN SATUAN JULI AGUST SEPT OKT NOV DES

1 Penjualan air M3 1.208.272 1.183.777 1.162.138 1.193.172 1.164.739 1.189.102

2 Konsumsi Air Perpelanggan M

3

35,83

/NPA 35,04 30,97 32,56 31,42 31,83

3 Jumlah

pelanggan NPA 42.395 42.471 42.728 42.911 43.331 76.158,57

4 Pasang baru

yang dibayar NPA 145 209 187 180 140 235

5 Pasang baru

yang dipasang NPA 276 243 136 133 280 289

Sumber : PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2011 *NPA : Nomor Pelanggan Aktif

*M3 : Kubikasi

Angka penilaian kinerja setiap bulan juga mengalami penurunan. Hal ini dapat

(25)

Tabel 1.2. Angka Penilaian Kinerja PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Juli – Desember 2011

No. Kriteria Penilaian Kriteria Nilai JULI AGUST SEPT OKT NOV DES

2. Target Sambungan Baru Air Bersih

7. Penyampaian Laporan Bulanan Cabang

(26)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai PDAM Tirtanadi Cabang

Padang Bulan tersebut, antara lain adalah kompetensi dan motivasi. Kompetensi

pegawai belum seperti yang diharapkan, ini terlihat dari masih banyaknya pegawai

yang kurang disiplin menjalankan peraturan dan prosedur kerja yang ditetapkan

perusahaan. Pegawai kurang mau bekerja keras, dan bahkan kurang jujur dalam

melaporkan hasil pekerjaannya. Keadaan yang demikian itu dapat menimbulkan

persoalan dalam proses produksi.

Motivasi juga turut mempengaruhi kinerja pegawai PDAM Tirtanadi Cabang

Padang Bulan. Sebagian pegawai masih menganggap pekerjaan yang dilakukan

sebagai suatu hal yang membebani diri, pekerjaan dilakukan sebagai bentuk

keterpaksaan, dan pekerjaan dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas semata. Ini

terlihat dari kurangnya semangat kerja sebagian pegawai dalam melaksanakan

pekerjaannya, kurangnya kemauan sebagian pegawai untuk meningkatkan kualitas

dan prestasi kerjanya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka

dapat dirumuskan permasalahan penelitian adalah, ”Bagaimana pengaruh kompetensi

yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap serta motivasi terhadap kinerja

(27)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

kompetensi yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap serta motivasi

terhadap kinerja pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai sumbangan ilmiah dan diharapkan dapat dijadikan informasi yang

bermanfaat dalam meningkatkan kinerja pegawai PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara melalui pengelolaan sumber daya manusia yang

berkaitan dengan kompetensi dan motivasi.

2. Menambah dan memperluas pengetahuan peneliti dalam hal manajemen

khususnya yang berhubungan dengan masalah kompetensi, motivasi dan

kinerja pegawai.

3. Sebagai informasi bagi kalangan pendidikan atau akademisi untuk

merangsang pihak lain yang akan mengadakan penelitian dengan kajian

(28)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian dikemukakan Fitriyadi (2002) dengan judul Pengaruh Kompetensi

Skill, Knowledge, Ability dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap

Kinerja Operator PD. Bangun Banua Propinsi Kalimantan Selatan. Hasil penelitian

menunjukkan Variabel Kompetensi Skill Teknis, kompetensi skill non teknis,

knowledge dan ability mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan

kinerja karyawan. Secara parsial variabel yang paling besar memberikan pengaruh

terhadap peningkatan kinerja karyawan adalah variabel kompetensi knowledge.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Daulay (2011) dengan judul Pengaruh

Etos Kerja, Kepuasan Kerja dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai

Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara .Hasil penelitian

menggunakan regresi berganda, uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa etos kerja,

kepuasan kerja dan motivasi berprestasi secara serempak berpengaruh sangat

signifikan terhadap kinerja pegawai di Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirtanadi

Provinsi Sumatera Utara. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa insentif dan

lingkungan kerja secara serempak berpengaruh sangat signifikan terhadap kepuasan

(29)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Kompetensi

Menurut Boulter et al. (dalam Rosidah, 2003:11), kompetensi adalah

karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan pegawai mengeluarkan

kinerja superior dalam pekerjaannya. Berdasarkan uraian di atas makna kompetensi

mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan

perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Prediksi

siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau standar

yang digunakan.

Analisis kompetensi disusun sebagian besar untuk pengembangan karier,

tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui efektivitas tingkat

kinerja yang diharapkan. Menurut Boulter et al. (dalam Rosidah, 2003:11) level

kompetensi adalah sebagai berikut : Skill, Knowledge, Self-concept, Self Image, Trait

dan Motive. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik

misalnya seorang progamer computer. Knowledge adalah informasi yang dimiliki

seseorang untuk bidang khusus (tertentu), misalnya bahasa komputer. Social role

adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang dan ditonjolkan dalam

masyarakat (ekspresi nilai-nilai diri), misalnya : pemimpin. Self image adalah

pandangan orang terhadap diri sendiri, merekflesikan identitas, contoh : melihat diri

sendiri sebagai seorang ahli. Trait adalah karakteristik abadi dari seorang

karakteristik yang membuat orang untuk berperilaku, misalnya : percaya diri sendiri.

(30)

perilaku seperti hal tersebut sebagai sumber kenyamanan, contoh : prestasi

mengemudi.

Kompetensi Skill dan Knowledge cenderung lebih nyata (visible) dan relatif

berada di permukaan (ujung) sebagai karakteristik yang dimiliki manusia. Social role

dan self image cenderung sedikit visibel dan dapat dikontrol perilaku dari luar.

Sedangkan trait dan motive letaknya lebih dalam pada titik sentral kepribadian.

Kompetensi pengetahuan dan keahlian relatif mudah untuk dikembangkan, misalnya

dengan program pelatihan untuk meningkatkan tingkat kemampuan sumber daya

manusia. Sedangkan motif kompetensi dan trait berada pada kepribadian sesorang,

sehingga cukup sulit dinilai dan dikembangkan. Salah satu cara yng paling efektif

adalah memilih karakteristik tersebut dalam proses seleksi. Adapun konsep diri dan

social role terletak diantara keduanya dan dapat diubah melalui pelatihan, psikoterapi

sekalipun memerlukan waktu yang lebih lama dan sulit.

Spencer dan Spencer (dalam Moeheriono, 2009:3) menyatakan bahwa

kompetensi merupakan karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan

efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang

memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan

acuan, efektif atau berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi

tertentu. Berdasarkan dari definisi ini, maka beberapa makna yang terkandung di

dalamnya adalah sebagai berikut:

a. Karakteristik dasar (underlying characteristic), kompetensi adalah bagian

dari kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang serta

(31)

mempunyai perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan tugas

pekerjaan.

b. Hubungan kausal (causally related), berarti kompetensi dapat

menyebabkan atau digunakan untuk memprediksikan kinerja seseorang,

artinya jika mempunyai kompetensi yang tinggi, maka akan mempunyai

kinerja yang tinggi pula (sebagai akibat).

c. Kriteria (criterian referenced), yang dijadikan sebagai acuan, bahwa

kompetensi secara nyata akan memprediksikan seseorang dapat bekerja

dengan baik, harus terukur dan spesifik atau terstandar.

Kompetensi berdasarkan penjelasan tersebut merupakan sebuah karakteristik

dasar seseorang yang mengindikasikan cara berpikir, bersikap, dan bertindak serta

menarik kesimpulan yang dapat dilakukan dan dipertahankan oleh seseorang pada

waktu periode tertentu. Dari karakteristik dasar tesebut tampak tujuan penentuan

tingkat kompetensi atau standar kompetensi yang dapat mengetahui tingkat kinerja

yang diharapkan dan mengkategorikan tingkat tinggi atau di bawah rata-rata.

Hutapea dan Thoha (2008:28) mengungkapkan bahwa ada tiga komponen

utama pembentukan kompetensi yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang,

kemampuan, dan prilaku individu. Pengetahuan (knowledge) adalah informasi yang

dimiliki seseorang karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

sesuai dengan bidang yang digelutinya (tertentu), misalnya bahasa komputer.

Pengetahuan karyawan turut menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas

yang dibebankan kepadanya, karyawan yang mempunyai pengetahuan yang cukup

(32)

mempunyai pengetahuan cukup, maka akan bekerja tersendat-sendat. Pemborosan

bahan, waktu dan tenaga serta faktor produksi yang lain akan diperbuat oleh

karyawan berpengetahuan kurang. Pemborosan ini akan mempertinggi biaya dalam

pencapaian tujuan organisasi. Atau dapat disimpulkan bahwa karyawan yang

berpengetahuan kurang, akan mengurangi efisiensi.

a. Aspek-aspek yang Terkandung pada Konsep Kompetensi

Beberapa aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah sebagai

berikut (Gordon dalamSutrisno, 2010: 204):

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. Misalnya

seorang karyawan mengetahui cara melakukan identifikasi belajar, dan

bagaimana melakukan pembelajaran yang baik sesuai dengan kebutuhan yang

ada di perusahaan.

2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang

dimiliki oleh individu. Misalnya, seorang karyawan dalam melaksanakan

pembelajaran harus mempunyai pemahaman yang baik tentang karakteristik

dan kondisi kerja secara efektif dan efisien.

3. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara

psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya, standar perilaku

para karyawan dalam melaksanakan tugas (kejujuran, keterbukaan,

demokratis, dan lain-lain).

4. Kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk

(33)

Misalnya standar perilaku para karyawan dalam memilih metode kerja yang

dianggap lebih efektif dan efisien.

5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau

reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi

terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji.

6. Minat (interest), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu

perbuatan. Misalnya melakukan suatu aktivitas kerja.

b. Tingkatan Kompetensi SDM

Spencer dan Spencer (dalam Wibowo, 2007:96) mengelompokkan tiga

tingkatan kompetensi yaitu:

1. Behavioral Tools

a. Knowledge merupakan informasi yang digunakan orang dalam bidang

tertentu, misalnya membedakan antara akuntan senior dan junior.

b. Skill merupakan kemampuanorang untuk melakukan sesuatudengan baik.

Misalnya, mewawancara dengan efektif, dan menerima pelamar yang

baik.

2. Image Attribute

a. Social Role merupakan pola perilak orang yang diperkuat oleh kelompok

social atau organisasi. Misalnya menjadi pemimpin atau pengikut, menjadi

agen perubahan atau menolak perubahan.

b. Self Image merupakan pandangan orang terhadap dirinya sendiri, identitas,

kepribadian, dan harga dirinya. Misalnya melihat dirinya sebagai

(34)

3. Personal Charasteristic

a. Traits merupakan aspek tipikal berprilaku Misalnya, menjadi pendengar

yang baik.

b. Motive merupakan apa yang mendorong perilaku seseorang dalam bidang

tertentu (prestasi, afiliasi, kekuasaan). Misalnya, ingin mempengaruhi

perilaku orang lain untuk kebaikan organisasi.

c. Dimensi Kompetensi Individu

Ada lima dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh semua individu

(Moeheriono, 2009:15) yaitu sebagai berikut:

1. Keterampilan menjalankan tugas (Task-skills), yaitu keterampilan untuk

melaksanakan tugas-tugas rutin sesuai dengan standar di tempat kerja.

2. Keterampilan mengelola tugas (Task management skills), yaitu keterampilan

untuk mengelola serangkaian tugas yang berbeda yang muncul di dalam

pekerjaan.

3. Keterampilan mengambil tindakan (Contingency management skills), yaitu

keterampilan mengambil tindakan yang cepat dan tepat bila timbul suatu

masalah di dalam pekerjaan.

4. Keterampilan bekerja sama (Job role environment skills), yaitu keterampilan

untuk bekerja sama serta memelihara kenyamanan lingkungan kerja.

5. Keterampilan beradaptasi (Transfer skill), yaitu keterampilan untuk

(35)

d. Manfaat Penggunaan Kompetensi

Konsep kompetensi sudah mulai diterapkan dalam berbagai aspek dari

manajemen sumber daya manusia walaupun yang paling banyak adalah pada bidang

pelatihan dan pengembangan, rekrutmen dan seleksi, dan sistem remunerasi.

Ruky (dalam Sutrisno, 2010:2008), mengemukakan konsep kompetensi menjadi

semakin popular dan sudah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar

dengan berbagai alasan yaitu:

1. Memperjelas standar kerja dan harapan yang ingin dicapai.

Dalam hal ini, model kompetensi akan mampu menjawab dua pertanyaan

mendasar: keterampilan, pengetahuan, dan karakteristik apa saja yang

dibutuhkan dalam pekerjaan, dan perilaku apa saja yang berpengaruh

langsung dengan kinerja. Kedua hal tersebut akan banyak membantu dalam

mengurangi pengambilan keputusan secara subjektif dalam bidang sumber

daya manusia.

2. Alat seleksi karyawan

Penggunaan kompetensi standar sebagai alat seleksi dapat membantu

organisasi untuk memilih calon karyawan yang terbaik. Dengan kejelasan

terhadap perilaku efektif yang diharapkan dari karyawan, kita dapat

mengarahkan pada sasaran yang selektif serta mengurangi biaya rekrutmen

yang tidak perlu. Caranya dengan mengembangkan suatu perilaku yang

dibutuhkan untuk setiap fungsi jabatan serta memfokuskan wawancara seleksi

(36)

3. Memaksimalkan produktivitas

Tuntutan untuk menjadikan suatu organisasi .ramping. mengharuskan kita

untuk mencari karyawan yang dapat dikembangkan secara terarah untuk

menutupi kesenjangan dalam keterampilannya sehingga mampu untuk

dimobilisasikan secara vertikal maupun horizontal.

4. Dasar untuk pengembangan sistem remunerasi

Model kompetensi dapat digunakan untuk mengembangkan sistem remunerasi

(imbalan) yang akan dianggap lebih adil. Kebijakan remunerasi akan lebih

terarah dan transparan dengan mengaitkan sebanyak mungkin keputusan

dengan suatu set perilaku yang diharapkan yang ditampilkan seorang

karyawan

5. Memudahkan adaptasi terhadap perubahan

Dalam era perubahan yang sangat cepat, sifat dari suatu pekerjaan sangat

cepat berubah dan kebutuhan akan kemampuan baru terus meningkat. Model

kompetensi memberikan sarana untuk menetapkan keterampilan apa saja yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan yang selalu berubah.

6. Menyelaraskan perilaku kerja dengan nilai-nilai organisasi

Model kompetensi merupakan cara yang paling mudah untuk

mengkomunikasikan nilai-nilai dan hal-hal apa saja yang harus menjadi fokus

dalam unjuk kerja karyawan.

e. Peran Kompetensi pada Organisasi

Konsep dasar kompetensi berawal dari konsep individu yang bertujuan untuk

(37)

bekerja dengan prestasi yang luar biasa. Individu merupakan komponen utama yang

menjadi pelaku dalam organisasi. Oleh karena itu, kemampuan organisasi tergantung

dari kemampuan individu-individu yang bekerja dalam organisasi.

Perusahaan dapat berprestasi unggul apabila orang-orang yang bekerja dalam

perusahaan dapat memberikan kontribusi maksimal kepada perusahaan sesuai dengan

tugas dan kemampuannya. Atau dengan kata lain, orang-orang tersebut mampu

bekerja dengan prestasi yang terbaik artinya mampu berprestasi pada saat ini dan

pada masa yang akan datang, baik pada situasi yang stabil maupun pada situasi yang

berubah-ubah, tanpa mengganggu pekerjaan orang lain. Dengan demikian, ukuran

prestasi organisasi mencakup dimensi waktu, situasi, dan kontribusi serta dampaknya

pada pekerjaan orang lain atau perusahaan.

Kompetensi yang tepat merupakan faktor yang menentukan keunggulan

prestasi dapat dimiliki oleh organisasi apabila organisasi tersebut memiliki fondasi

yang kuat, yang tercermin pada seluruh proses yang terjadi dalam organisasi. Artinya,

organisasi harus memiliki kompetensi inti (core competency) yang kuat dan sesuai

dengan bisnis intinya (core business). Kompetensi inti adalah yang selayaknya

dimiliki oleh semua anggota organisasi yang membuat anggota organisasi tersebut

berbeda dari organisasi lainnya. Kompetensi inti biasanya merupakan komponen

pembentuk misi dan budaya organisasi. Kompetensi inti harus diperkuat oleh

kompetensi departemen atau bagian yang ada di organisasi.

2.2.2. Motivasi Kerja

Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan

(38)

berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun

psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula

(Suprihanto dkk., 2003:41).

a. Pengertian Motivasi Kerja

Sperling (dalam Mangkunegara, 2002:94) mengemukakan bahwa motif di

definisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan

dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dikatakan

untuk memuaskan motif. Stanton (dalam Mangkunegara, 2002:94) mendefinisikan

bahwa motif adalah kebutuhan yang di stimulasi yang berorientasi kepada tujuan

individu dalam mencapai rasa puas.

Motivasi didefinisikan oleh Stanford (dalam Mangkunegara, 2002:94) sebagai

suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu. Berdasarkan

pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu

dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai tersebut

dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan motivasi adalah kondisi

yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motif tersebut,

motivasi dikatakan juga sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri

(drive arousal). Dalam hubungannya dengan lingkungan kerja, McCormick (dalam

Mangkunegara, 2002:94) mengemukakan bahwa motivasi kerja didefinisikan sebagai

kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku

(39)

*) Sumber : Mangkunegara (2002:94)

Gambar 2.1

Motivasi sebagai Pembangkit Dorongan b. Teori Motivasi Kerja

b.1. Teori Kebutuhan (Maslow's Model)

Model Maslow Ini sering disebut dengan model hierarki kebutuhan. Karena

menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukkan

kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar individu tersebut termotivasi untuk

kerja., yang dapat dilihat pada Gambar 2.2 :

Sumber : Ishak & Hendri (2003:26)

Gambar 2.2

Maslow's Need Hierarchy

Drive GOAL

Unsatisfied Need

(40)

1. Kebutuhan fisiologik (physiological needs), misalnya makanan, minuman,

istirahat atau tidur, seks. Kebutuhan inilah yang merupakan kebutuhan

pertama dan utama yang wajib dipenuhi pertama-tama oleh tiap individu.

Karena dengan terpenuhinya kebutuhan ini, orang dapat mempertahankan

hidup dari kematian. Kebutuhan utama inilah yang mendorong setiap

individu untuk melakukan pekerjaan apa saja, karena ia akan memperoleh

imbalan, baik berupa uang atau pun barang yang akan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan utama ini.

2. Kebutuhan aktualisasi diri, yakni senantiasa percaya kepada diri sendiri.

Pada puncak hirarki, terdapat kebutuhan untuk realisasi diri, atau aktualisasi

diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut berupa kebutuhan-kebutuhan individu

untuk merealisasi potensi yang ada pada dirinya, untuk mencapai

pengembangan diri secara berkelanjutan, untuk menjadi kreatif.

b.2. Teori Penguatan (Reinforcement Theory)

Motivasi seseorang bekerja tergantung pada reward yang diterimanya dan

punishment yang akan dialaminya nanti (Ishak & Hendri, 2003:35-37). Penguatan

adalah segala sesuatu yang digunakan seorang pimpinan untuk meningkatkan atau

mempertahankan tanggapan khusus individu. Jadi menurut teori ini, motivasi

seseorang bekerja tergantung pada penghargaan yang diterimanya dan akibat dari

yang akan dialaminya nanti.

Teori ini menyebutkan bahwa perilaku seorang di masa mendatang dibentuk

(41)

1. positive reinforcement (penguatan positif), yaitu penguatan yang dilakukan

ke arah kinerja yang positif.

2. negative reinforcement (penguatan negatif), yaitu penguatan yang dilakukan

karena mengurangi atau mcnghentikan keadaan yang tidak disukai.

Misalnya, berupaya cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan karena tidak tahan

mendengar atasan mengomel terus-menerus.

3. extinction (peredaan), yaitu tidak mengukuhkan suatu perilaku, sehingga

perilaku tersebut mereda atau punah sama sekali. Hal ini dilakukan untuk

mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.

4. punishment, yaitu konsekuensi yang tidak menyenangkan dari tanggapan

perilaku tertentu.

b.3. Teori Harapan (Expectacy Theory)

Teori ekspetansi menyatakan bahwa motivasi kerja dideterminasi oleh

keyakinan individual sehubungan dengan hubungan upaya kinerja, dan di

dambakannya berbagai macam hasil kerja yang berkaitan dengan tingkat kinerja yang

berbeda-beda. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa teori tersebut berlandaskan

logika: "Pegawai akan melakukan apa yang dapat pegawai lakukan, apabila pegawai

berkeinginan untuk melakukannya".

Vroom (dalam Winardi, 2002:109-110) berpendapat bahwa motivasi terhadap

kerja merupakan hasil dari ekspektansi kali instrumentalitas, kali valensi. Hubungan

antara motivasi seseorang melakukan suatu kegiatan dengan kinerja yang akan

(42)

*) Sumber : Schermerhon et al. (dalam Winardi, 2002:110)

Gambar 2.3

Istilah-istilah Ekspektansi dipandang dari Sudut Perspektif Manajerial

Motivasi merupakan interaksi antara harapan setelah dikurangi prestasi,

dengan kontribusi penilaian yang dikaitkan dengan prestasi dikurangi hasil. Karena

kebutuhan di atas merupakan generalisasi karena kenyataannya kebutuhan orang

tidak sama, maka dikenai The Expectacy Model yang menyatakan, "Motivasi adalah

fungsi dari berapa banyak yang diinginkan dan berapa besar kemungkinan

pencapaiannya" (lihat Gambar 2.4).

Berdasarkan teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan

motivasi, maka seorang seorang manajer harus :

1. Mengakui bahwa setiap karyawan memiliki kebutuhan yang berbeda dan

preferensi yang berbeda pula. Tidak ada dua orang yang benar-benar

memiliki kebutuhan yang sama.

2. Mencoba memahami kebutuhan utama seorang karyawan. Memahami apa

yang dibutuhkan apalagi kebutuhan utama karyawan, merupakan perilaku

(43)

3. Membantu seorang pegawai menentukan upaya mencapai kebutuhannya

melalui prestasi. Hal ini tidak sulit jika dilakukan dengan ketulusan, bukan

pamrih.

b.4. Teori Penetapan Tujuan Locke

Suprihanto dkk. (2003:52-53) menyatakan bahwa teori penetapan tujuan

(goal-setting theory) ini merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa tujuan-tujuan

yang sifatnya spesifik atau sulit cenderung menghasilkan kinerja (performance) yang

lebih tinggi. Pencapaian tujuan dilakukan melalui usaha partisipasi. Meskipun

dcmikian pencapaian tujuan belum tentu dilakukan oleh banyak orang. Dalam

pencapaian lujuan yang partisipatif mempunyai dampak positif bcrupa timbulnya

penerimaan (acceptance), artinya sesulit apapun apabila orang telah menerima suatu

pekerjaan maka akan dijalankan dengan baik. Sementara itu dalam pencapaian tujuan

yang partisipatif dapat pula berdampak negatif yaitu timbulnya superioritas pada

orang-orang yang memiliki kemampuan lebih tinggi.

Teori Penetapan Tujuan Locke mengatakan bahwa tujuan dan maksud

individu yang disadari adalah determinan utama perilaku. Perilaku orang akan terus

berlangsung sampai perilaku itu mencapai tingkat prcstasi yang lebih tinggi. Menurut

teori ini, prestasi akan tergantung pada tingkat kesukaran tujuan, kerincian tujuan,

dan komitmen seseorang terhadap tujuan. Tujuan yang lebih sukar akan membuat

orang frustrasi sehingga prestasinya juga rendah. Perincian tujuan akan

mempengaruhi pemahaman seseorang terhadap tujuan di mana seseorang lebih

menyadari dan mcmahami tujuannya akan berprestasi lebih baik. Sedangkan variabel

(44)

Seseorang yang memiliki komitmen tinggi bisa diharapkan akan berprestasi lebih

baik.

*) Sumber: Ishak & Hendri (2003:33)

Gambar 2.4 Model Ekspektansi c. Manfaat Motivasi Kerja

Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga

produktivitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja

dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan

tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala

waktu yang sudah ditentukan, serta orang senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu

yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang

senang mengerjakannya. Orang pun akan merasa dihargai, hal ini terjadi karena

pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi, schingga orang

tersebut akan bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi

menghasilkan sesuai target yang pegawai tetapkan. Kinerjanya akan dipantau Oleh Kemampuan

Lingkungan

Motivasi Usaha Prestasi

Hasil 1

Hasil 2

Hasil 3

Hasil 4

(45)

individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan

serta semangat juangnya akan tinggi (Ishak & Hendri, 2003:16-17).

*) Sumber : Ishak & Hendri (2003:17)

Gambar 2.5

Ciri-Ciri Orang yang Termotivasi d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Menurut Herzberg (dalam Novitasari, 2003:35) mengembangkan teori

hierarki kcbutuhan Maslow menjadi teori dua factor tentang motivasi. Dua faktor itu

dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfier atau

intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang disebut dengan

disatisfier atau extrinsic motivation. Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang

merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam

diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain:

1. Prestasi yang diraih (achievement)

2. Pengakuan orang lain (recognition)

3. Tanggungjawab (responsibility)

4. Peluang untuk maju (advancement)

5. Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self) Orang yang termotivasi

(46)

6. Kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth)

Faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga hygiene factor

merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara

keberadaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman dan kesehatan.

Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat

pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor

ekstrinsik, meliputi : kompensasi, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja,

status, prosedur perusahaan dan mutu dari supevisi teknis dari hubungan interpersonal

di antara teman sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan.

2.2.3. Kinerja

Mathis dan Jackson (2002), mendefinisikan bahwa kinerja pada dasarnya

adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah

yang mempengaruhi seberapa banyak karyawan memberikan kontribusi kepada

organisasi yang antara lain termasuk: kuantitas keluaran, kualitas keluaran, jangka

waktu keluaran, kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif.

Pekerjaan hampir selalu memiliki lebih dari satu kriteria pekerjaan atau

dimensi. Kriteria pekerjan adalah faktor yang terpenting dari apa yang dilakukan

orang di pekerjaannya. Dalam artian, kriteria pekerjaan menjelaskan apa yang

dilakukan orang di pekerjaannya. Oleh karena itu kriteria-kriteria ini penting, kinerja

individual dalam pekerjaan haruslah diukur, dibandingkan dengan standar yang ada,

(47)

a. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan suatu proses organisasi untuk menilai kinerja

pegawainya. Tujuan dilakukannya penilaian kinerja secara umum adalah untuk

memberikan umpan balik kepada karyawan dalam upaya memperbaiki kinerjanya dan

meningkatkan produktivitas organisasi, khususnya yang berkaitan dengan

kebijaksanaan terhadap karyawan seperti untuk tujuan promosi, kenaikan gaji,

pendidikan dan latihan. Saat sekarang ini dengan lingkungan bisnis yang bersifat

dinamis penilaian kinerja merupakan suatu yang sangat berarti bagi organisasi.

Organisasi haruslah memilih kriteria secara subyektif maupun obyektif. Kriteria

kinerja secara obyektif adalah evaluasi kinerja terhadap standar-standar spesifik,

sedangkan ukuran secara subyektif adalah seberapa baik seorang karyawan bekerja

keseluruhan.

Penilaian kinerja (performance appraisal, PA) adalah proses evaluasi

seberapa baik karyawan mengerjakan, ketika dibandingkan dengan satu set standar

dan kemudian mengkomunikasikannya dengan para karyawan. Penilaian kinerja

merupakan landasan penilaian kegiatan manajemen sumber daya manusia seperti

perekrutan, seleksi, penempatan, pelatihan, penggajian, dan pengembangan karir.

Kegiatan penilaian kinerja sangat erat kaitannya dengan kelangsungan organisasi.

Data atau informasi tentang kinerja karyawan terdiri dari tiga kategori (Mathis dan

Jackson, 2002 ), yaitu :

1. Informasi berdasarkan ciri-ciri seperti kepribadian yang menyenangkan,

inisiatif atau kreatifitas dan mungkin sedikit pengaruhnya pada pekerjaan

(48)

2. Informasi berdasarkan tingkah laku memfokuskan pada perilaku yang

spesifik yang mengarah pada keberhasilan pekerjaan. Informan perilaku

lebih sulit diidentifikasikan dan mempunyai keuntungan yang secara jelas

memberikan gambaran akan perilaku apa yang ingin dilihat oleh pihak

manajemen.

3. Informasi berdasarkan hasil mempertimbangkan apa yang telah dilakukan

karyawan atau apa yang telah dicapai karyawan. Untuk

pekerjaan-pekerjaan dimana pengukuran itu mudah dan tepat, pendekatan hasil ini

adalah cara yang terbaik. Akan tetapi, apa-apa yang akan diukur

cenderung ditekankan, dan apa yang sama-sama pentingnya dan tidak

merupakan bagian yang diukur mungkin akan diabaikan karyawan. Sebagi

contoh, seorang tenaga penjualan mobil yang hanya dibayar berdasarkan

penjualan mungkin tidak berkeinginan untuk mengerjakan tugas-tugas

administrasi atau pekerjaan lain yang tidak berhubungan secara langsung

dengan penjualan mobil. Lebih jauh lagi, masalah etis atau legal bisa jadi

timbul ketika hasilnya saja yang ditekankan dan bukannya bagaimana

hasil itu diperoleh.

Rahmanto (2002) mengemukakan bahwa sistem penilaian kinerja mempunyai

dua elemen pokok, yakni :

1. Spesifikasi pekerjaan yaang harus dikerjakan oleh bawahan dan criteria

yang memberikan penjelasan bagaimana kinerja yang baik (good

performance) dapat dicapai, sebagai contoh : anggaran operasi, target

(49)

2. Adanya mekanisme untuk pengumpulan informasi dan pelaporan

mengenai cukup tidaknya perilaku yang terjadi dalam kenyataan

dibandingkan dengan kriteria yang berlaku sebagai contoh laporan

bulanan manager dibandingkan dengan anggaran dan realisasi kinerja

(budgeted and actual performance) atau tingkat produksi dibandingkan

dengan angka penunjuk atau meteran suatu mesin.

Penilaian kinerja dapat terjadi dalam dua cara, secara informal dan secara

sistimatis (Mathis dan Jackson, 2002). Penilaian informal dapat dilaksanakan setiap

waktu dimana pihak atasan merasa perlu. Hubungan sehari-hari antara manajer dan

karyawan memberikan kesempatan bagi kinerja karyawan untuk dinilai. Penilaian

sistimatis digunakan ketika kontak antara manajer dan karyawan bersifat formal,dan

sistemnya digunakan secara benar dengan melaporkan kesan dan observasi manajerial

terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja

merupakan bagian integral dari proses penilaian yang meliputi : penerapan sasaran

kinerja yang spesifik, terukur, memiliki tingkat perubahan, terbatas waktu, adanya

pengarahan dan dukungan atasan. Karyawan bersama atasan masing-masing dapat

menetapkan sasaran dan standar kinerja yang harus dicapai dalam kurun waktu

tertentu. Peningkatan kinerja karyawan perseorangan pada gilirannya akan

mendorong kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan. Menurut Handoko

(50)

1. Rating Scale, evaluasi hanya didasarkan pada pendapat penilai, yang

membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan kriteria yang dianggap

penting bagi pelaksanaan kerja.

2. Checklist, yang dimaksudkan dengan metode ini adalah untuk mengurangi

beban penilai. Penilai tinggal memilih kalimat-kalimal atau kata-kata yang

menggambarkan kinerja karyawan. Penilai biasanya atasan langsung.

Pemberian bobot sehingga dapat di skor. Metode ini bias memberikan

suatu gambaran prestasi kerja secara akurat, bila daftar penilaian berisi

item-item yang memadai.

3. Metode peristiwa kritis (critical incident method), penilaian yang

berdasarkan catatan-catatan penilai yang menggambarkan perilaku

karyawan sangat baik atau jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan

kerja. Catatan-catatan ini disebut peristiwa kitis. Metode ini sangat

berguna dalam memberikan umpan balik kepada karyawan, dan

mengurangi kesalahan kesan terakhir.

4. Metode peninjauan lapangan (field review method), seseorang ahli

departemen main lapangan dan membantu para penyelia dalam penilaian

karyawan. Spesialis personalia mendapatkan informasi khusus dari atasan

langsung tentang kinerja karyawan. Kemudian ahli itu mempersiapkan

evaluasi atas dasar informasi tersebut. Evaluasi dikirim kepada penyelia

untuk di review, perubahan, persetujuan dan serubahan dengan karyawan

yang dinilai. Spesialis personalia bisa mencatat penilaian pada tipe

(51)

5. Tes dan observasi prestasi kerja, bila jumlah pekerja terbatas, penilaian

irestasi kerja bisa didasarkan pada tes pengetahuan dan ketrarnpilan. Tes

mungkin tertulis atau peragaan ketrampilan. Agar berguna tes harus

reliable dan valid. Metode evaluasi kelompok ada tiga: ranking, grading,

point allocation method.

6. Method ranking, penilai membandingkan satu dengan karyawan lain siapa

yang paling baik dan menempatkan setiap karyawan dalam urutan terbaik

sampai terjelek. Kelemahan metode ini adalah kesulitan untuk

menentukan faktor-faktor pembanding, subyek kesalahan kesan terakhir

dan halo effect, kebaikannya menyangkut kemudahan administrasi dan

penjelasannya. Grading, metode penilaian ini memisah-misahkan atau

menyortir para karyawan dalam berbagai klasifikasi yang berbeda,

biasanya suatu proposi tertentu harus diletakkan pada setiap kategori.

Point location, merupakan bentuk lain dari grading penilai dibenkan

sejumlah nifai total dialokasikan di antara para karyawan dalam

kelompok. Para karyawan diberi nilai lebih besar dan pada para karyawan

dengan kinerja lebih jelek. Kebaikan dari rnetode ini, penilai dapat

mengevaluasi perbedaan rclatif di antara para karyawan, meskipun

kelemahan-kelemahan efek halo (halo effect) dan bias kesan terakhir

(52)

Manfaat penilaian kinerja yaitu :

1. Perbaikan prestasi kerja atau kinerja.Umpan balik pelaksanaan kerja

mernungkinkan karyawan, manajer dan departemen personalia dapat

memperbaiki kegiatan-kegiatan karyawan, manajer dan departemen

personalia untuk meningkatkan prestasi.

2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi. Evaluasi prestasi keja membantu

para pengambil keputusan dalam mcnentukan kenaikan upah, pemberian

bonus dan bentuk kompensasi lainnya.

3. Keputusan-keputusan penempatan. Promosi dan transfer biasanya

didasarkan atas prestasi kerja atau kinerja masa lalu atau antisipasinya.

4. Perencanaan kebutuhan latihan dan pengembangan. Prestasi kerja atau

kinerja yang jelek mungkin menunjukkan perlunya latihan. Demikian pula

sebaliknya, kinerja yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus

dikembangkan.

5. Perencanaan dan pengembangan karir. Umpan balik prestasi mengarahkan

keputusan-keputusan karir, yaitu tentang jalur karir tertentu yang harus

diteliti.

6. Mendeteksi penyimpangan proses staffing. Prestasi kerja yang baik atau

buruk adaiah mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing

departemen personalia.

7. Melihat ketidakakuratan informasional. Prestasi kerja yanng jelek

mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis

(53)

sistem informasi manajemcn personalia. Menggantungkan pada informasi

yang tidakakurat dapat rnenyebabkan keputusan-kcpulusan personalia

tidak tepat.

8. Mendeteksi kesalahan-kesalahan desain pekerjaan. Prestasi kerja yang

jelek mungkin merupakan tanda kesalahan dalam desain pekerjaan.

Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut.

9. Menjamin kesempatan kerja yang adil. Penilaian prestasi kerja yang

akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil

tanpa diskriminasi.

10. Melihat tanlangan-tantangan ekternal. Kadang-kadang prestasi seseorang

dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar lingkungan kerja, seperti keluarga,

kesehatan, dan masalah-masalah pribadi lainnya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbcdaan kinerja antara

satu karyawan dengan karyawan, lainnya yang berada di bawah pengawasannya.

Walaupun karyawan-karyawan bekerja pada tempat yang sama namun produktifitas

karyawan tidaklah sama. Menurut Gibson, et al. (dalam Novitasari, 2003:39-40), ada

tiga perangkat variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja,

yaitu:

1. Variabel individual, terdiri dari:

a. Kemampuan dan ketrampilan: mental dan fisik

b. Latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian

(54)

2. Variabel organisasional, terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan,

imbalan, struktur dan desain pekerjaan.

3. Variabel psikologis, terdiri dari: persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan

motivasi.

Menurut Tiffin dan Me. Cormick (dalam Novitasari, 2003:36-37) ada dua

variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu:

1. Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat

dan motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pcndidikan, serta faktor

individual lainnya.

2. Variabel situasional:

a. Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri dari ; metode kcrja, kondisi dan

desain perlengkapan kerja, penataan ruang dan lingkungan fisik

(penyinaran, temperatur, dan fentilasi)

b. Faktor sosial dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan organisasi,

sifat organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan

lingkungan sosial.

2.2.4. Hubungan Kompetensi, Motivasi dan Kinerja

Pola hubungan yang menghasilkan perilaku yang kompeten secara sederhana

dapat dikatakan sebagai suatu pola yang melibatkan hasrat atau keinginan yang

memberikan inspirasi dalam bertindak untuk menghasilkan perilaku yang kompeten.

Karyawan dalam suatu lingkungan perusahaan adalah sebagai mahluk sosial yang

unik, semenjak pertumbuhannya mengalami banyak pembelajaran dengan

(55)

kegagalan dia akan bangkit untuk meraih kemenangan dari kegagalan itu, dan hampir

semua hasrat dan keinginannya dipenuhi dengan tindakan demi tindakan. Dengan

pengalamannya itu, dia akan mengulanginya dengan perbuatannya yang sama.

Karyawan dalam memenuhi keinginannya melakukan dengan cara yang lebih

variatif seiring dengan pertumbuhan fisik maupun mentalnya, sesuai pengetahuan dan

keterampilan baru yang mulai dia pelajari dan kuasai. Keterampilan dasar, seperti

membaca, menulis, dan berhitung menambah wawasan pengetahuan dan

keterampilannya, sehingga menimbulkan hasrat dan keinginan yang jauh lebih besar

lagi. Keinginan tersebut kemudian diolah atas dasar keseimbangan pikiran rasional

dan pikiran emosional yang menghasilkan tindakan tertentu untuk mendapatkan hasil

tertentu. Sehingga gabungan dari ketiga unsur tersebut merupakan dasar bagi perilaku

yang kompeten dan dengan adanyanya motivasi maka kinerja karyawan akan

terpengaruhi. Jika salah satu unsur tersebut hilang, manusia tidak dapat menghasilkan

apa-apa. Pola hubungan dalam kompetensi terhadap kinerja karyawan tersebut, ada

beberapa unsur yang saling berhubungan membentuk ketiga unsur diatas (input,

Gambar

Tabel 1.1. Data Prestasi yang Dicapai PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Juli – Desember 2011
Tabel 1.2. Angka Penilaian Kinerja PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan  Juli – Desember 2011
Gambar 2.1 Motivasi sebagai Pembangkit Dorongan
Gambar 2.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis pengaruh variabel motivasi dan kompetensi terhadap kinerja pegawai Biro Keuangan Sekretariat Provinsi Jawa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan, kompetensi, motivasi dan kompensasi secara bersama – sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai.. Hasil lain menunjukkan

Skripsi ini adalah hasil penelitian kuantitatif untuk menguji hipotesisnya apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan sejauh mana pengaruh

(2011:123) kompetensi adalah perpaduan keterampilan, pengetahuan, kreativitas, dan sikap positif terhadap pekerjaan tertentu yang diwujudkan dalam kinerja. Untuk

1. Kompetensi adalah suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan, pengetahuan atau wawasan, dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam melakukan tanggung jawab

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan dari (1) kompetensi intelektual dan motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai, (2)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi sumber daya manusia yang terdiri dari Pengetahuan, Keterampilan dan Perilaku terhadap kinerja karyawan