• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Determinan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

DETERMINAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN DAIRI

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

HEPPI SUPRIADI TONDANG 070523012

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Heppi Supriadi Tondang NIM : 070523012

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perbankan

Judul : Determinan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi

Tanggal : ___________________ Pembimbing Skripsi

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Heppi Supriadi Tondang NIM : 070523012

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perbankan

Judul : Determinan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi

Tanggal : _________________ Ketua Departemen

(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec) NIP. 132 206 574

Tanggal : _________________ Dekan

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

Hari : Senin

Tanggal : 15 Agustus 2011

Nama : Heppi Supriadi Tondang NIM : 070523012

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perbankan

Judul : Determinan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi

Ketua Departemen Pembimbing Skripsi

BERITA ACARA UJIAN

(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec) (Kasyful Mahali,S.E.,M.Si) NIP. 132 206 574

Penguji I Penguji II

( Drs. Syahril Hakim Nasution ) (Drs. Rahmat Sumanjaya,M.Si)

(5)

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze the determinants Gross Regional Domestic Product (GRDP) Dairi. The independent variable is investment, government spending, labor. This study uses secondary data in the form of time series with the period1990-2009.

In analyzing the level of elasticity and the significance of each veriabel-variaberl observed using a Model Econometrics, whereas the method used is Ordinary Least Square (OLS) using SPSS 16, while the results of regression analysis performed was to test whether each independent variable influence of variables not free. From the results of research using SPSS 16 it is known that the independent variables namely, investment, government spending, labor has a positive effect

(significant) to GRDP Dairi district.

(6)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Determinan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi. Variabel independennya adalah investasi, pengeluaran pemerintah, tenaga kerja. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk time series dengan priode 1990-2009.

Dalam menganalisis besarnya tingkat elastisitas dan signifikansi dari setiap veriabel-variaberl diamati dengan menggunakan Model Ekonometrika, sedangkan yang dipakai adalah Method Ordinary Leas t Square (OLS) dengan menggunakan program SPSS 16, sedangakan analisis dari hasil regresi dilakukan adalah untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas memberikan pengaruh terhadap variabel-variabel tidak bebas.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan program SPSS 16 maka dapat diketahui bahwa variabel independen yaitu, investasi, pengeluaran pemerintah, tenaga kerja berpengaruh positif (signifikan) terhadap PDRB kabupaten Dairi.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih karunia serta kemurahan hati-Nya yang besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Determinan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi dukungan dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc, selaku Ketua dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Irsyad Lubis, SE., M.Soc. Sc., PhD selaku ketua program studi S1 Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Drs. Kasyful Mahali, M.Si selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku dosen pembanding I 6. Bapak Drs Rahmat Sumanjaya, MSi, selaku dosen pembanding II

7. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah mendukung, mendidik, dan membimbing penulis dengan baik.

8. Kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu setia mendoakan penulis, dan memberikan dukungan baik moril maupun material

(8)

10.Teman-teman seperjuangan penulis lainnya yang tetap selalu memberikan motivasi dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan keterbatasan waktu, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki pada penulisan skripsi ini yang tidak terlepas dari kelemahan dan kekurangan. Demi penyempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari semua pihak yang berkompeten dalam bidang ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 2011

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Hipotesis ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Domestik Regional Bruto ... 7

2.1.1 Pengertian PDRB ... 7

2.1.2 Metode Perhitungan PDRB ... 7

2.1.3 Teori-Teori PDRB ... 12

2.2 Investasi ... 14

2.2.1 Pengertian Investasi ... 14

2.2.2 Jenis-Jenis investasi ... 15

2.2.3 Teori investasi ... ... 18

2.2.4 Peranan Sektor Industri... 19

2.3 Pengeluaran Pemerintah ... 21

(10)

2.3.2 Jenis-Jenis Pengeluaran Pemerintah ... 23

2.3.3 Teori Pengeluaran Pemerintah ... 26

2.4 Ketenagakerjaan ... 27

2.4.1 Pengertian Tenaga Kerja ... 27

2.4.2 Teori Ketenagakerjaan ... 28

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian ... 31

3.2 Jenis dan Sumber data ... 31

3.3 Pengolahan Data ... 32

3.4 Model Analisis Data ... 32

3.5 Hipotesa Model ... 33

3.6 Test of Goodness of Fit ( uji kesesuaian ) ... 33

3.6.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 33

3.6.2 Uji F-Statistik ... 34

3.6.3 Uji t-statistik ... 35

3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 37

3.8 Defenisi Operasional ... 39

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Dairi ... 41

4.1.1 Kondisi Geografis ... 41

4.1.2 Kondisi Penduduk ... 42

4.1.3 Mata Pencaharian ... 45

4.2 Gambaran Perekonomian Kabupaten Dairi ... 46

4.2.1 Perkembangan PDRB kabupaten Dairi ... ... 46

4.2.2 Perkembangan Investasi Sektor Pertanian Kabupaten Dairi . 47 4.2.3 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Dairi ... 50

(11)

4.3 Analisis Hasil Penelitian ... 56

4.3.1 Uji Asumsi Klasik ... ... 58

1. Uji Normalitas ... ... 58

2. Uji Multikolinieritas... ... 60

3. Uji Heteroskedastisitas ... ... 61

4. Uji Autokorelasi ... ... 62

4.3.2 Pengujian Hipotesis ... ... 65

1. Uji-t (Uji Parsial) ... ... 65

2. Uji F (Uji Serentak). ... ... 68

3. Uji Determinan (R2) ... ... 69

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 : Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan

Kabupaten Dairi 4

1.2 : Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

Kabupaten Dairi 4

4.1 : Luas Kabupaten Dairi Tahun 2009 42 4.2 : Laju Pertumbuhan dan Sex Ratio Kabupaten Dairi

Tahun 1900-2009 43

4.3 : Jumlah Penduduk Kabupaten Dairi Per Kecamatan

Tahun 2009 44

4.4 : Penduduk Kabupaten Dairi Menurut Kelompok Umur

Dan Jenis Kelamin 2009 45

4.5 : Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan

Kabupaten Dairi Tahun 1990-2009 47 4.6 : Perkembangan Investasi Kabupaten Dairi 49 4.7 : Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

Kabupaten Dairi Tahun 1990-2009 51 4.8 : PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Dairi

(13)

4.9 : Distribusi PDRB Kabupaten Dairi Menurut Lapangan

Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2009 54 4.10 : Perkembangan Ketenagakerjan Kabupaten Dairi 56

4.11 : Regresi Berganda 57

4.12 : One-sample Kolmogorov-Smirnov Test 60

4.13 : Multikolinieritas 61

4.14 : Autokorelasi 63

4.15 : Hasil Uji t-hitung 65

4.16 : Hasil Uji f-hitung 69

4.17 : Pengujian Determinan 70

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 : Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah Menurut Wagner 26

Gambar 3.1 : Kurva Uji F - Statistik 35

Gambar 3.2 : Kurva uji t – Statistik 37

Gambar 3.3 : Uji Durbin – Watson 39

Gambar 4.1 : Grafik Normal P-Plot 59

Gambar 4.2 : Normal Scaterplot 62

Gambar 4.3 : Uji Durbin – Watson 64

Gambar 4.4 : Uji t – Statistik Terhadap Investasi 66 Gambar 4.5 : Uji t – Statistik Terhadap Pengeluaran Pemerintah 67 Gambar 4.6 : Uji t – Statistik Terhadap Tenaga Kerja 67

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Perkembangan Investasi Kabupaten Dairi dari Tahun 1990-2009

LAMPIRAN 2 : Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Dairi Tahun 1990-2009

LAMPIRAN 3 : Perkembangan Ketenagakerjaan Kabupaten Dairi Tahun 1990-2009

(16)

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze the determinants Gross Regional Domestic Product (GRDP) Dairi. The independent variable is investment, government spending, labor. This study uses secondary data in the form of time series with the period1990-2009.

In analyzing the level of elasticity and the significance of each veriabel-variaberl observed using a Model Econometrics, whereas the method used is Ordinary Least Square (OLS) using SPSS 16, while the results of regression analysis performed was to test whether each independent variable influence of variables not free. From the results of research using SPSS 16 it is known that the independent variables namely, investment, government spending, labor has a positive effect

(significant) to GRDP Dairi district.

(17)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Determinan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi. Variabel independennya adalah investasi, pengeluaran pemerintah, tenaga kerja. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk time series dengan priode 1990-2009.

Dalam menganalisis besarnya tingkat elastisitas dan signifikansi dari setiap veriabel-variaberl diamati dengan menggunakan Model Ekonometrika, sedangkan yang dipakai adalah Method Ordinary Leas t Square (OLS) dengan menggunakan program SPSS 16, sedangakan analisis dari hasil regresi dilakukan adalah untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas memberikan pengaruh terhadap variabel-variabel tidak bebas.

Dari hasil penelitian dengan menggunakan program SPSS 16 maka dapat diketahui bahwa variabel independen yaitu, investasi, pengeluaran pemerintah, tenaga kerja berpengaruh positif (signifikan) terhadap PDRB kabupaten Dairi.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sejarah ekonomi telah di katakan seorang pelopor dari mazhab sejarah Friedrick List bahwa perkembangan suatu negara sangat ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Namun pertumbuhan ekonomi seperti kita ketahui belum bisa sebagai faktor utama untuk dijadikan indikator kesejahteraan masyarakat suatu negara. Banyak sekali faktor – faktor yang harus di perhatikan dan diteliti lebih lanjut dalam usaha mengetahui dan meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat tertentu tetapi pertumbuhan ekonomi paling tidak dapat mewakili sebagian besar aktivitas perekonomian masyarakat tersebut.

(19)

adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut (Robinson, 2009).

Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas, subur, strategis memiliki banyak sumber daya yang bisa diandalkan dan hal itu didukung oleh iklim tropis yang begitu banyak membuat iri masyarakat negara lain. Berbagai sumber daya dibuktikan dengan berbagai komponen PDRB yang antara lain berupa hasil pertanian, pertambangan, perikanan dan kelautan, hasil hutan, perdagangan, industri manufaktur, pariwisata, dan komponen lain yang telah dikatakan sebagai sektor PDRB.

(20)

Kabupaten Dairi mempunyai keunggulan komoditi yang lumayan besar dan merupakan merupakan daya saing daerah yang harus dikembangkan. Daya saing daerah sebagai kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada pesaing domestic dan internasional memerlukan dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta (Piter dkk, 2002). Sejalan dengan otonomi daerah berdasarkan UU Republik Indonesia No.22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah dan UU Republik Indonesia No. 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah maka daerah kabupaten dan kota memiliki kewenangan yang cukup luas untuk membuat perencanaan pembangunan di wilayahnya masing-masing. Kewenangan ini mencakup perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan pembangunan wilayah, dan pemanfaatan secara optimal potensi wilayah.

(21)

Dari sektor ekonomi, data terakhir menunjukkan PDRB Kabupaten Dairi mengalami perkembangan yang lumayan baik. Hal ini dapat di lihat pada tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Dairi Tahun 2005-2009

Tahun PDRB

Sumber: Kabupaten Dairi Dalam anggka 2005-2009

Tabel 1.2 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Dairi Tahun 2005-2009

Tahun Pengeluaran Rutin

Sumber: Kabupaten Dairi Dalam Angka 2009

(22)

swasta, lembaga swadaya masyarakat, asosiasi, maupun kelompok – kelompok yang peduli terhadap kegiatan ekonomi rakyat lainnya (Zulkarnain, 2003)

Dari uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik dan berkeyakinan dapat menyelesaikan penelitian tentang PDRB di Kabupaten Dairi yang di tuangkan dalam sebuah skripsi dengan judul “Determinan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Dairi”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh investasi (I) terhadap PDRB di daerah Kabupaten Dairi? 2. Bagaimanakah pengaruh pengeluaran pemerintah (G) terhadap PDRB di

daerah Kabupaten Dairi?

3. Bagaimanakah pengaruh tenaga kerja (L) terhadap PDRB di daerah Kabupaten Dairi?

1.3 Hipotesis

(23)

1. Investasi (I) berpengaruh positif terhadap PDRB di daerah Kabupaten Dairi. 2. Pengeluaran pemerintah (G) berpengaruh positif terhadap PDRB di daerah

Kabupaten Dairi.

3. Tenaga kerja (L) mempunyai pengaruh positif terhadap PDRB daerah Kabupaten Dairi.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh investasi (I) terhadap PDRB di daerah Kabupaten Dairi.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah (G) terhadap PDRB di daerah Kabupaten Dairi.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tenaga kerja (L) terhadap PDRB di daerah Kabupaten Dairi.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Menambah, melengkapi sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada yang menyangkut topik yang sama.

(24)
(25)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto.

2.1.1 Pengertian PDRB

Secara umum pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai peningkatan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Dengan perkataan lain arah dari pertumbuhan ekonomi lebih kepada perubahan yang bersifat kuantitatif (quntitative change) dan bisanya dihitung dengan menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB) atau pendapatan atau nilai akhir pasar (total market value) dari barang akhir dan jasa (final goods and service) yang dihasilkan dari suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu dan biasanya satu tahun.

Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi secara nominal dapat digunakan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). PDRB digunakan untuk berbagai tujuan tetapi yang terpenting adalah untuk mengukur kinerja perekonomian secara keseluruhan. Jumlah ini akan sama dengan jumlah nilai nominal dari konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa, serta ekspor neto.

2.1.2 Metode Perhitungan PDRBa. Metode Langsung 1. Pendekatan Produksi

(26)

adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di daerah tersebut dalam satu periode tertentu (biasanya satu tahun). Dan yang dimaksud dengan biaya-biaya antara (intermediate consumption) adalah barang-barang tidak tahan lama (umur pemakaiannya kurang dari satu tahun atau habis dalam satu kali pemakaian) dan jasa-jasa pihak lain yang digunakan dalam proses produksi. Jadi, apabila nilai output dikurangi dengan biaya-biaya antara, maka akan diperoleh nilai tambah bruto yang terdiri dari biaya faktor produksi (upah/gaji, bunga neto, sewa tanah, keuntungan), penyusutan barang modal dan pajak tak langsung neto.

Nilai output biasanya digunakan data sekunder dari instansi yang bersangkutan. Sedangkan biaya antara diperoleh dari hasil survey khusus pendapatan regional (SKPR). Penghitungan dengan pendekatan produksi ini biasanya digunakan untuk sektor pertanian, industri, gas, air minum, pertambangan dan sebagainya.

2. Pendekatan Pendapatan.

Pendekatan pendapatan (income approach) adalah suatu pendekatan dimana pendapatan nasional diperolah dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagi dari faktor produksi yang menyumbang terhadap proses produksi. Dalam hubungan ini pendapatan nasional adalah penjumlahan dari unsur-unsur atau jenis-jenis pendapatan.

(27)

pensiun dan dana jaminan sosial), dan ini merupakan komponen terbesar dari pendapatan nasional.

b. Keuntungan perusahaan (corporate provit), yang merupakan kompensasi kepada pemilik perusahaan yang mana sebagian dari padanya digunakan untuk mambayar pajak keuntungan perusahaan (corporate profity takes), sebagian lagi dibagikan kepada para pemilik saham (stockholders) sebagai deviden, dan sebagian lagi ditabung perusahaan sebagai laba perusahaan yang tidak dibagikan.

c. Pendapatan usaha perorangan (proprictors income), yang merupakan kompensasi atas penggunaan tenage kerja dan sumber-sumber dari self employeed person, misalnya petani, self employeed profesional, dan lain-lain.dengan perkataan lain proprictors income merupakan pendapatan new korporasi.

d. Pendapatan sewa (rental income of person), yang merupakan kompensasi untuk pemilik tanah, rental businees dan recidential properties, termasuk didalamnya pendapatan sewa dari mereka yang tidak terikat dalam bisnis real estate : pendapatan sewa dihitung untuk rumah-rumah yang non form yang dihuni oleh pemiliknya sendiri; dan royalti yang diterima oleh orang dari hak paten, hak cipta, dan hak terhadap sumber daya alam.

(28)

netto yang diterima dari luar negeri. Bunga yang dibayar oleh pemerintah dan yang dibayar oleh konsumen tidak termasuk di dalamnya.

Pendekatan dengan cara ini dapat dilakukan dengan secara langsung menjumlahkan pendapatan, yaitu jumlah balas jasa faktor produksi berupa upah/gaji, bunga neto, sewa tanah dan keuntungan, sehingga diperoleh produk domestik regional neto, sewa tanah dan keuntungan, sehingga diperoleh produk domestik regional neto atas dasar biaya faktor. Untuk memperoleh produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar, harus ditambah dengan penyusutan dan pajak tak langsung neto.

Penghitungan dengan pendekatan pendapatan (income approach) ini biasanya digunakan untuk kegiatan yang sulit dihitung dengan pendekatan produksi, seperti sektor pemerintah dan jasa yang usahanya tidak mencari untung (non profit).

3. Pendekatan Pengeluaran

(29)

barang-barang dan jasa-jasa (G), dan pengeluaran sektor luar negeri untuk kegiatan ekspor dan impor (X-M). Atau dengan rumus sebagai berikut :

(

X M

)

G I C

Y = + + + −

Dimana :

Y = Pendekatan Pengeluaran C = Konsumsi

I = Investasi

G = Pengeluaran Pemerintah X = Ekspor

M = Impor

Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir barang dan jasa di wilayah domestik. Jadi Produk Domestik Regional dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang membentuk Produk Domestik Regional Bruto tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang dan metode penjualan eceran.

(30)

Pada prinsipnya cara ini dimaksudkan untuk memper-kirakan komponen-komponen permintaan akhir seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal bruto dan perdagangan antar wilayah (termasuk ekspor dan impor).

b. Metode Tidak Langsung

Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah kedalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat regional sebagai alokator digunakan yang paling besar tergantung atau erat kaitannya dengan produktifitas kegiatan ekonomi tersebut melalui PDRB menurut harga berlaku dan harga konstan. Pendapatan regional suatu provinsi dapat diukur untuk menghitung kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Kenaikan ini dapat disebabkan karena dua faktor yaitu:

a. Kenaikan pendapatan yang benar-benar bisa menaikkan daya beli penduduk (kenaikan rill).

(31)

sedangkan pendapatan regional dimana faktor inflasi tidak lagi diperhitungkan disebut dengan pendapatan regional atas dasar harga konstan.

2.1.3 Teori-Teori PDRB

Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefenisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa saja yang menentukan kenaikan out put perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan (Boediono, 1999).

Teori Klasik

Ahli ekonomi klasik yakin dengan adanya perekonomian persaingan yang sempurna maka seluruh sumber ekonomi dapat dimanfaatkan dengan maksimal atau full employment. Para ahli ekonomi klasik menyatakan bahwa full employment itu hanya bisa dapat dicapai apabila perekonomian bebas dari campur tangan pemerintah dan sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar.

(32)

Teori Ricardian

David Ricardo mengungkapkan pandangannya mengenai pembangunan ekonomi dalam bukunya The Principles Of Political Ekonomy And Taxation. David mengungkapkan bahwa faktor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah buruh, pemupukan modal, perdagangan luar negeri.

Seperti ahli ekonomi modern, teori Ricardo menekankan pentingnnya tabungan untuk pembentukan modal. Dibanding pajak David Ricardo lebih menyetujui pemupukan modal melalui tabungan.Tabungan dapat diperoleh dengan penghematan pengeluaran, memproduksi lebih banyak, dan dengan meningkatkan tingkat keuntungan serta mengurangi harga barang.

Teori Harodd – Domar

Model pertumbuhan Harodd – Domar dibangun berdasarkan pengalaman negara maju. Harodd – Domar memberikan peranan kunci kepada investasi didalam proses pertumbuhan ekonomi, mengenai watak ganda yang dimiliki oleh investasi. Pertama ia menciptakan pendapatan, kedua ia memperbesar kapasitas produksi pertanian dengan cara menaikkan stok modal. Karena itu selama investasi neto tetap berjalan , pendapatan nyata dan out put akan senantiasa tambah besar.

(33)

2.2 Investasi

2.2.1 Pengertian Investasi

Investasi (investment)dapat difenisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok capital yang ada. Istilah lain dari investasi adalah akumulasi modal (capital accumulation) pembentukan atau penanaman modal (capital formulation). Dengan kata lain istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi atau menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa dalam perekonomian.

2.2.2 Jenis-Jenis Investasi

Secara umum terdapat empat jenis-jenis investasi yaitu:

1. Investasi Yang terdorong (induced invesment) dan investasi otonom (autonomous investment).

(34)

Investasi otonom (aoutonomous invesmant) adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada diluar pendapatan yaitu tingkat teknogi, kebijaksanaan pemerintah, harapan para pengusaha dan sebagainya. Investasi ini diadakan bukan karena adanya pertambahan permintaan yang efektif tetapi investasi ini terlaksana dengan bebas. Besar kecilnya investasi otonom tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan nasional atau pendaptan daerah. Jadi besar kecilnya pendapatan nasional tidak menentukan besar kecilnya investasi otonom.

2. Public Invesment dan Private Invesment

Public invesment adalah investasi atau penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah. Yang dimaksud dengan pemerintah disini adalah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang sifatnya resmi.

Sedangkan private invesment adalah investasi yang dilaksanakan oleh swasta dimana keuntungan merupakan prioritas yang utama, berbeda dengan investasi yang dilakukan oleh pemerintah dimana bertujuan untuk melayani dan meningkatkan kesejahtraan masyarakat.

3. Domestic Invesment dan Foreign Invesment

(35)

pihak asing dalam suatu negara untuk mengembangkan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh suatu negara.

4. Gross Investment dan Net Investment

Gross investment adalah total seluruh investasi yang diadakan atau dilaksakan pada suatu waktu. Jadi itu mencakup segala sesutu jenis investasi, baik itu autonomous maupaun induced atau private maupaun public investment.atau dengan kata lain gross investment adalah investasi yang dilaksakan disuatu negara atau daerah selama priode tertentu. Nett investment adalah selisih antara investasi bruto dengan penyututan.

Apabila misalnya investasi bruto tahun ini adalah Rp25 juta sedangkan penyusutan yang terjadi tahun yang lalu adalah sebesar Rp10 juta, maka investasi neto yang terjadi adalah sebesar Rp. 15 juta.

Di Indonesia klasifikasi atas investasi dapat dibedakan atas dua yaitu : a. Penanaman Modal Dalam Negeri

Modal dalam negeri adalah bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh negara maupun swasta negara maupun swasta asing yang berdomisili di Indonesia. Pihak swasta yang memiliki modal tersebut , dapat secara perorangan maupun badan hukum berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia. PMDN adalah pengggunaan kekayan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung untuk menjalankan usaha berdasarkan ketentuan Undang-Undang Penanaman Modal.

(36)

Yang dimaksud dengan penanaman modal asing hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung berdasarkan UU No. 1 Tahun 1967 dan yang digunakan menjalakan perusahaan di Indonesia, dengan kata lain pemilik modal langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut.

Pengertian penanaman modal asing adalah alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia. Jadi penanaman modal asing diperlukan untuk mempercepat pembangunan ekonomi.

Modal asing membantu dalam industrialisasi, dalam membangun dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas. Penanaman modal asing yang dilakukan di Indonesia tidak hanya dalam bentuk uang yang ditanamkan tetapi juga dalam bentuk mesin-mesin juga dalam bentuk ketrampilan teknik.

2.2.3 Teori Investasi

Teori Keynesian : Pendekatan Marginal Efisiensi Capital

(37)

Berdasarkan konsep MEI ini dengan stok capital tertentu , investasi bersih (net invesment) berhubungan negatif dengan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga semakin rendah investasi dan apabila semakin rendah tingkat bunga maka investasi akan tinggi. MEC dan MEI digunakan untuk membedakan antara:

1. Jumlah investasi yang seharusnya dilakukan para pengusaha agar semua kegiatan produksi yang baru yang memiliki tingkat pengembalian modal yang lebih atau sama dengan tingkat bunga yang berlaku dapat diwujudkan.

2. Investasi yang seharusnya dilakukan pengusaha pada suatu jangka waktu tertentu (Sadono Sukirno, 2000)

Untuk lebih jelasnya dalam hal ini analisis Keynes menunjukkan faktor-faktor yang menentukan investasi yaitu :

a. Tingkat Bunga

Hubungan antara tingkat bunga dan investasi adalah berbanding terbalik, yaitu apabila tingkat bunga rendah maka gairah perusahaan untuk melakukan investasi akan meningkat. Hubungan antara investasi dan tingkat bunga bersifat demikian karena sifat perusahaan dalam meklakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan, dimana tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan dalam melakukan investasi.

b. Peningkatan aktifitas perekonoimian

(38)

dimasa yang akan datang, walaupun tingkat bunga lebih besar dari tingkat MEC tetapi invetasi tetap akan dilakukan oleh investor karena mereka memiliki insting yang kuat bahwa mereka akan menerima keuntungan yang lebih besar pada masa yang akan datang.

c. Kestabilan politik suatu negara

Kestabilan politik suatu negara merupakan pertimbangan yang sangat menentukan dalam mengadakan investasi, karena dengan stabilnya politik suatu negara maka perkonomian akan berjalan dengan baik karenanya pihak investor dari luar tidak akan merasa kwatir untuk mengadakan penanaman modalnya di negara yang bersangkutan.

d. Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi akan meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi, dengan demikian kemajuan teknologi yang berlaku diberbagai kegiatan ekonomi akan mendorong lebih banyak investasi yang terjadi, semakin besar biaya yang diperlukan untuk mengadakan perombakan dalam teknologi maka semakin banyak investasi yang dilakukan.

Adapun keputusan untuk melakukan investasi tergantung dari ketiga unsur sebagai berikut :

1. Hasil penjualan.

(39)

keseluruhan(GNP). Bila pabrik-pabrik beroperasi dibawah kapasitas normalnya maka perusahaan tidak akan berkeinginan untuk membangun pabrik yang baru atau mengadakaan perluasan kegiatan produksi, jadi dengan kata lain investasi tidak akan terlaksana. Secara umum investasi tergantung dari hasil penjualan yang akan dilaksanakan dari seluruh kegiatan perekonomian.

2. Biaya

Faktor kedua orang melakukan investasi adalah biaya investasi. Karena barang-barang yang berumur panjang maka analisis biaya lebih rumit daripada biaya komoditi yang lain seperti batu bata atau gandum. Apabila kita membeli barang-barang yang berumur panjang kita harus menghitung harga dari modal itu, dalam hal ini dinyatakan dalam tingkat bunga pinjaman. Pemerintah kadang kala memakai kebijakan fiskal untuk mempengaruhi investasi di sektor tertentu, dalam hal ini maka tingkat pajak sangat mempengaruhi biaya investasi yang terjadi.

3. Ekspektasi

(40)

Jadi keputusan mengadakan investasi tergantung juga pada ekspektasi akan kondisi masa yang akan datang namun seperti yang kita ketahui bahwa kondisi masa depan sangat sulit untuk diramalkan. Dunia usaha berusaha keras melakukan analisis investasi dan berusaha memperkecil ketidakpastian investasi mereka.

2.3. Pengeluaran Pemerintah

2.3.1 Pengertian Pengeluaran Pemerintah

Pengertian pengeluaran pemerintah menurut (Kunarjo,1993) mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah berperan untuk mempertemukan permintaan masyarakat dengan penyediaan sarana dan prasarana yang tidak dapat dipenuhi oleh swasta. Dikatakan pula bahwa pengeluaran pemerintah yang dinyatakan dalam belanja pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam proyek-proyek yang mengacu pada pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, peningkatan kesejahteraan, dan program yang menyentuh langsung kawasan yang terbelakang. Pemerintah daerah dituntut dapat berperan aktif dalam mengelola dan mengembangkan sektor publik dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

(41)

pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

Menurut (Budiono,1998) pengeluaran pemerintah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. Pertama, pembelian faktor-faktor produksi (input) dan pembelian produk (output). Kedua, untuk pengeluaran konsumsi pemerintah (belanja rutin) serta untuk investasi pemerintah (belanja pembangunan/barang-barang modal). Pengeluaran pemerintah yang diukur dari pengeluaran rutin dan pembangunan mempunyai peranan dan fungsi cukup besar mendukung sasaran pembangunan dalam menunjang kegiatan pemerintah serta peningkatan jangkauan dan misi pelayanan yang sacara langsung berkaitan dengan pembentukan modal untuk tujuan peningkatan produksi. Layaknya pengeluaran masyarakat, maka pengeluaran pemerintah akan memperbesar permintaan agregat malalui multiplier effec dan selanjutnya akan meningkatkan produksi atau penawaran agregat, sehingga PDRB akan meningkat.

Meningkatnya PDRB merupakan indikasi timbulnya suatu perekonomian yang akan menambah penerimaan. Pengeluaran pemerintah akan meningkat seiring dengan peningkatan kegiatan perekonomian suatu negara. Walaupun demikan, peningkatan pengeluran pemerintah belum tentu berakibat baik terhadap aktivitas perekonomian. Oleh karena itu, perlu juga dilihat efisiensi penggunaan pengeluaran pemerintah tersebut.

(42)

a. Pengeluaran itu merupakan investasi yang menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi di masa-masa yang akan datang.

b. Pengeluaran itu langsung memberikan kesejahteraan dan kegembiraan bagi masyarakat.

c. Pengeluaran merupakan penghematan pengeluaran yang akan datang.

d. Pengeluaran menyediakan kesempatan kerja lebih banyak dan penyebaran tenaga beli yang lebih luas.

2.3.2. Jenis-jenis Pengeluaran Pemerintah a. Pengeluaran Rutin

Pengeluaran rutin yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan atau penyelenggaraan roda pemerintahan sehari-hari, meliputi: belanja pegawai, belanja barang berbagai macam subsidi (subsidi daerah dan subsidi harga), angsuran dan bunga utang pemerintah serta jumlah pengeluaran lain.

(43)

pelaksanaan pembelian barang dan jasa kebutuhan departemen/lembaga negara non departemen dan pengurangan berbagai macam subsidi secara bertahap.

b. Pengeluaran Pembangunan

Pegeluaran pembangunan yaitu pengeluaran yang bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk pembangunan baik prasarana fisik dan non fisik. Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran yang ditunjukan untuk membiayai program-program pembangunan sehingga anggarannya selalu dapat disesuaikan dengan dana yang dimobilisasi. Dana ini kemudian dialokasikan pada berbagai bidang sesuai dengan proritas yang direncanakan.

Pengeluaran pemerintah dalam arti rill dapat dipakai sebagai indikator besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai oleh pengeluaran pemerintah itu. Semakin besar dan semakin banyak kegiatan pemerintah, semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang bersangkutan.

2.3.3 Teori Pengeluaran Pemerintah

a. Model Pembangunan Tentang Teori Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

(44)

ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan guna memacu pertumbuhan agar dapat lepas landas.

Dalam suatu proses pembangunan, menurut Musgrave rasio investasi total terhadap pendapatan nasional akan semakin mengecil. Sementara itu Rostow berpendapat bahwa pada tahap lanjutan pembangunan terjadi peralihan aktivitas pemerintah, dari penyedian prasarana ekonomi ke pengeluaran-pengeluaran untuk pelayanan sosial seperti kesehatan dan pendidikan.

b. Hukum Wagner

Pengamatan empiris oleh Wagner terhadap Negara-negara Eropa, Amerika Serikat dan Jepang pada abad ke-19 menunjukkan bahwa aktivitas pemerintah dalam perekonomian cenderung semakin meningkat. Wagner mengukur perbandingan pengeluaran pemerintah terhadap produk nasional. Wagner menamakan hukum aktivitas pemerintah yang selalu meningkat (law of ever increasing state activity).

(45)

Kurva 2 Kurva 1

Waktu

0 1 2 3 4 5

PPK

Gambar 2.1 Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah menurut Wagner

c. Teori Peacock dan Wisemen

Peacock dan Wisemen adalah dua orang yang mengemukakan teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang terbaik. Pandangan mereka mengenai pengeluaran pemerintah adalah bahwa pemerintah senantiasa berusaha untuk memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut.

Menurut Peacock dan Wiseman, perkembangan ekonomi menyebabkan pungutan pajak meningkat yang meskipun tarif pajaknya mungkin tidak berubah pada gilirannya mengakibatkan pengeluaran pemerintah meningkat pula. Jadi dalam

(46)

keadaan normal, kenaikan pendapatan nasional menaikkan pula baik penerimaan maupun pengeluaran pemerintah.

Apabila keadaan normal jadi terganggu, katakanlah karena perang atau ekstenalitas lainnya maka pemerintah terpaksa harus memperbesar pengeluarannya untuk mengatasi gangguan dimaksud. Konsekuensinya timbul tuntutan untuk memeperoleh penerimaan pajak lebih besar.

d. Teori Mikro

Tujuan dari teori mikro mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang menimbulkan permintaan akan barang publik dan faktor-faktor yang mempengaruhi tersediannya barang publik. Interaksi antara permintaan dan penawaran untuk barang publik menentukan jumlah barang publik yang akan disediakan melalui anggaran belanja. Jumlah barang publik yang akan disediakan tersebut selanjutnya akan menimbulkan permintaan akan barang lain.

Sebagai contoh, misalnya pemerintah akan membuat sebuah pelabuhan udara baru. Pelaksanaan pembuatan pelabuhan udara baru tersebut menimbulkan permintaan akan barang lain yang dihasilkan oleh sektor swasta, seperti semen, baja, alat-alat pengangkutan dan sebagainya.

2.4 Ketenagakerjaan

(47)

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting disamping sumber alam, modal, dan teknologi. Ditinjau dari segi umum pengertian tenaga kerja menyangkut manusia yang mampu menghasilkan barang dan jasa yang mengandung nilai ekonomi yang berguna bagi kebutuhan masyarakat, secara fisik kemampuan bekerja dari usia. Tenaga kerja diartikan sebagai kemampuan untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain (Sagir, 1982).

Berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1969, tenaga kerja difenisikan diartikan dengan orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam meupun diluar hubungan kerja untuk menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.4.2 Teori Ketenagakerjaan

Ada dua teori yang penting yang menyangkut tentang teori ketenagakerjaan yang pertama adalah teori Lewis (1959) yang mengemukakan bahwa kelebihan pekerja merupakan adalah merupakan kesempatan bukan masalah. Kelebihan pekerja dalam satu sektor akan memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan out put dan penyadian pekerja disektor yang lain. Ada dua struktur yang penting dalam negara yang berkembang yaitu sektor kapitalis modern dan sektor subsisten terbelakang.

(48)

subsisten terbelakang mempunyai kelebihan penawaran pekerja dan tingkat upah relatif murah daripada sektor kapitalis modern.

Lebih murahnya biaya upah asal pedesaan akan menjadi pendorong bagi pengusaha dari perkotaan untuk memanfatkan pekerja tersebut untuk mengembangkan indutri perkotaan modern. Selama berlangsungnya proses industrialisasi kelebihan penawaran Dari sektor subsisten terbelakang akan diserap. Bersamaan dengan terserapnya kelebihan pekerja disektor industri modern, maka pada suatu saat tingkat upah di pedesaan akan meningkat, selanjutnya peningkatan tingkat upah ini akan mengurangi perbedaan atau ketimpangan tingkat pendapatan antara perkotaan dan pedesaan.

Dengan demikian menurut Lewis adanya kelebihan penawaran pekerja tidak memberikan masalah pada pembangunan ekonomi sebaliknya kelebihan pekerja justru merupakan modal untuk mengakumulasi pendapatan, dengan asumsi bahwa perpindahan pekerja dari sektor subsisten kesektor kapitalis modern berjalan lancar dan perpindahan tersebut tidak akan pernah menjadi terlalu banyak.

Teori kedua adalah teori Fei-Ranis (1961) yang berkaitan dengan negara berkembang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, kelebihan buruh, sumber daya alamnya belum dapat diolah, sebagian besar penduduknya bergerak disektor pertanian, banyak penganguran, dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi.

(49)

sama. Kedua, tahap dimana pekerja pertanaian menambah output tetapi memproduksi lebih kecil dari upah institusional yang mereka peroleh, dialihkan pula kesektor industri. Ketiga tahap ditandai dengan swasembada pada saat buruh menghasilkan out put lebih besar daripada perolehan upah institusional.

Dan dalam hal ini kelebihan pekerja terserap kesektor jasa dan industri yang meningkat sejalan dengan pertambahan out put dan perluasan usahanya. Tenaga kerja yang tercipta dalam kegiatan perekonomian merupakan salah satu indikasi adanya kemajuan dalam perekonomian.

Kesempatan kerja mengidentifikasi seberapa besar sebenarnya perekonomian membutuhkan pekerja untuk dipekerjakan dalam perekonomian. Hal ini tentunya membutuhkan beberapa kriteria, sehingga tidak semua tenaga kerja dapat diserap oleh kesempatan kerja yang ada. Hal ini akan berdampak terciptanya pengangguran didalam perekonomian.

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut :

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Kabupaten Dairi dengan mengamati determinan produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Dairi. Faktor-faktor itu adalah tingkat investasi, pengeluaran pemerintah dan jumlah tenaga kerja selama kurun waktu 1990-2009 (20 tahun).

3.2 Jenis dan Sumber Data 1. Data Sekunder

(51)

3.3 Pengolahan Data

Penulis menggunakan program komputer SPSS 16 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.

3.4 Model Analisis Data

Model analisis data yang digunakan adalah model ekonometrika, sedangkan metode yang dipakai adalah metode OLS (Ordinary of least squares) atau motode kuadrat terkecil biasa.

Investasi(I), pengeluaran pemerintah (G) dan tenaga kerja (L) sebagai variabel-variabel independent dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai variabel dependent dapat dinyatakan sebagai fungsi sebagai berikut :

Y=f(X1,X2,X3, )

Dengan spesifikasi model ekonometrika sebagai berikut : ∧

Y = α +β1X1+β2X2+β3X3+µ

Dimana :

Y = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) (Rupiah) = Konstanta

X1 = Investasi (I) (Rupiah)

(52)

3 2 1β β

β =Koefisien regresi

Term error

3.5 Hipotesis Model

Berdasarkan model analisis, maka hipotesis yang dapat diambil sebagai berikut :

1. artinya : Jika terjadi kenaikan pada X1 (investasi), maka Y (PDRB)

akan mengalami kenaikan cateris paribus)

2. 0

2 > ∂ X Y

artinya : Jika terjadi kenaikan pada X2 (pengeluaran pemerintah),

maka Y (PDRB) akan mengalami kenaikan cateris paribus.

3. 0

3<

∂∂X Y

artinya : Jika terjadi kenaikan pada X3 (tenaga kerja), maka Y

(PDRB) akan mengalami penurunan, cateris paribus.

3.6 Test of Goodness of fit (Uji kesesuaian)

Untuk melihat goodness of fit dari hipotesa tersebut maka perlu dilakukan uji statistik yaitu :

3.6.1 Koefisien Determinasi (R2)

(53)

fungsi yang tidak pernah menurun (nondecreasing) dari jumlah variabel bebas yang terdapat dalam model regresi. Bertambahnya jumlah variabel bebas, maka R2 akan meningkat dan tidak pernah menurun. Menurut Algifari (1997), untuk menginterpretasikan koefisien determinasi dengan memasukkan pertimbangan banyaknya variabel independen dan sampel yang digunakan dalam penelitian, khususnya dalam model regresi linier berganda, menggunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R2).

Adapun untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat, dilakukan dengan melihat harga koefisien β. Semakin besar koefisien β suatu variabel bebas, maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap

variabel terikat. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0<R2<1).

3.6.2 Uji F-Statistik

Uji F-Statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

: = 0

: 0

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel dengan kriteria sebagai berikut :

(54)

diterima jika < , artinya variabel bebas secara parsial tidak mempengaruhi variabel terikat.

Ho : 0

ditolak jika > , artinya variabel bebas secara parsial mempengaruhi variabel terikat.

Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :

( )

(

R

)

(

n k

)

k R Fhitung

− −

= 2

2

1

1 /

Dimana :

(55)

Gambar 3.1. Kurva Uji F – Statistik

3.6.3 Uji t – statistik

Pengujian tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi digunakan uji t-test yaitu :

- Ho : bi = 0, artinya variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.

- Ha : bi > 0, artinya variabel independen mempengaruhi variabel depanden secara positif.

- Ha : bi < 0, artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara negatif.

(

)

bi i hitung

S b b

(56)

Dimana :

= koefisien variabel independen ke-i

= nilai hipotesis nol

S = Standar deviasi dari variabel independen ke-i bi

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Jika t-hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang berarti antara variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Jika t-hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang berarti antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha diterima

Ha diterima Ho diterima

(57)

Menurut (Gujarati, 2003) mengemukakan beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk suatu hasil estimasi regresi linear agar hasil tersebut dapat dikatakan baik dan efisien. Adapun asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain :

1. Model regresi adalah linear, yaitu linear I dalam parameter.

2. Residual variabel penggangu (µ) mempunyai nilai rata-rata nol

3. Homokedastisitas atau varian dari µ adalah konstan

4. Tidak ada autokorelasi antara vaiabel pengganggu (µ)

5. Kovarian antara µ dan variabel independen ( ) adalah nol

6. Jumlah data harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah parameter yang akan diestimasi

7. Tidak ada multikolinearitas

8. Variabel pengganggu harus berdistribusi normal atau stokastik

Berdasarkan kondisi tersebut di dalam ilmu ekonometrika, agar suatu model dikatakan baik dan sahih maka perlu dilakukan beberapa pengujian seperti di bawah ini :

a. Uji multikolinearitas (Multikolinearity)

(58)

adanya hubungan yang kuat atau sempurna sesama variabel independen dari suatu model estimasi. Terjadinya multikolinearitas ditandai dengan :

1) Standard error tidak terhingga

2) Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 1%, α = 5%, α = 10%

3) Terjadinya perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori

4) R2 sangat tinggi

b. Uji Autokorelasi (Serial Correlation)

Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana variabel gangguan pada periode lain. dengan kata lain variabel gangguan tidak random. Faktor-faktor yang menyebabkan autokorelasi antara lain kesalahan dalam menentukan model, penggunaan log pada model dan tidak memasukkan variabel yang penting. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson sebagai berikut :

Menghitung nilai d dengan rumus:

=

(59)

: ρ = 0 berarti tidak ada autokorelasi

: ρ 0 berarti ada autokorelasi

0

ρ=1

dl du

ρ=0

4-du 4-dl

ρ=-1 Ho diterima

(no serial correlation)

Gambar 3.3. Uji Durbin-Watson Dimana :

Ho : Tidak ada autokorelasi

DW<dl : Tolak Ho (ada korelasi positif) DW>4-dl : Tolak Ho (ada korelasi negatif) du<DW<4-du : Terima Ho (tidak ada autokorelasi) dl≤DW<4-du : Pengujian tidak dapat disimpulkan 4-du≤DW≤4-dl : Pengujian tidak dapat disimpulkan

3.8 Defenisi Operasional Variabel

(60)

2. Investasi adalah modal yang digunakan untuk proses produksi (Rupiah). 3. Pengeluaran pemerintah adalah jumlah realisasi pengeluaran

pembangunan yang di biayai oleh pemerintah (Rupiah).

(61)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Dairi 4.1.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Dairi terletak pada posisi 980 00 – 980 30 LS dan 20 00 – 150 00 LU dengan luas 1.927,82 Ha. Adapun perbatasan kabupaten ini adalah: Sebelah Utara berbatasan dengan :Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten

Tanah Karo

Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Toba Samosir Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Pak-pak Barat Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Aceh Selatan

Kabupaten Dairi terletak pada 700 – 1.600 M di atas permukaan laut, sehingga digolongkan kedalam daerah dataran tinggi. Topografi Kabupaten Dairi bervariasi dan umumnya terdapat banyak gunung dan bukit. Kemiringannya juga bervariasi sehingga memiliki iklim hujan tropis.

(62)

Tabel 4.1 Luas Kabupaten Dairi Tahun 2009

No. Kecamatan Luas (km2) Siempat Nempu Hulu Siempat Nempu Hilir Tiga Lingga

Jumlah 1.927,82

Sumber: Kabupaten Dairi Dalam Angka 2009

4.1.2. Kondisi Penduduk

(63)

Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan dan Sex Ratio Kabupaten Dairi Tahun 1990-2009

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio LPP (%)

Sumber:Kabupaten Dairi Dalam Anggka 2009

(64)

Kecamatan Tanah Pinem (46 jiwa/Km2) dan Kecamatan Silahisambungan (61 jiwa/Km2).

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Dairi per Kecamatan tahun 2009

No. Kecamatan Penduduk

(ribu jiwa)

Kepadatan Penduduk (per km2) Siempat Nempu Hulu Siempat Nempu Hilir Tiga Lingga

Sumber: Kabupaten Dairi Dalam Anggka 2009

(65)

berarti setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 79 orang penduduk non produktif.

Jika dibanding dengan keadaan tahun 2004 angka ini mengalami penurunan, dimana pada tahun tersebut mencapai 78,74 persen. Penurunan angka beban tanggungan tersebut menunjukkan keberhasilan pemerintah menekan angka kelahiran.

Tabel 4.4 Penduduk Kabupaten Dairi Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2009

Kelompok Umur Laki-laki (ribu jiwa)

(66)

4.1.3. Mata Pencaharian

Pada umumnya daerah Kabupaten Dairi adalah daerah potensi yang cukup luas dan sangat besar hasilnya sehingga mata pencaharian penduduk terutama adalah pertanian padi, palawija dan tanaman tahunan/bahan perdagangan ekspor antara lain: a. Tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela rambat, ketela pohon, kacang

tanah, kacang kedelai dan kacang hijau.

b. Tanaman sayur-sayuran seperti cabai, kentang, tomat, buncis, terung, bayam dan sayur-sayuran lainnya sangat baik di Kabupaten Dairi. Sedangkan tanaman bawang merah dan bawang putih di Kecamatan Sumbul yakni di desa Silalahi II dan desa Paropo yang terletak di pinggiran Danau Toba.

c. Tanaman perdagangan bahan ekspor seperti kopi, kelapa, kemenyan, cengkeh, tembakau, jahe dan kemiri serta kulit manis dan nilam. Tanaman tahunan sangat baik diusahakan serta mempunyai hasil yang cukup besar jumlahnya sehingga dapat mempengaruhi perekonomian masyarakat Kabupaten Dairi.

4.2. Gambaran Perekonomian Kabupaten Dairi 4.2.1. Perkembangan PDRB Kabupaten Dairi

(67)

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa secara umum, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Kabupaten Dairi mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Dairi tidak terlepas dari kondisi perekonomian yang terjadi di tingkat nasional dan regional. Seperti yang terjadi pada tahun 1998 dan tahun 1999, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi pada tahun 1998 menurun sebesar 6,61 persen dibandingkan pada tahun 1997 sebesar 10,85 persen. Pada tahun 1999 kondisi perekonomian menjadi semakin buruk sehingga pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dairi menjadi 2,45 persen.

Hal ini disebabkan krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan juga dikarenakan keadaan politik dan keamanan yang tidak setabil. Akibat krisis moneter ini inflasi meningkat dari tahun 1997 yakni sebesar 9,96 persen dan meningkat pada semester I tahun 1998 menjadi sebesar 40,79 persen.

Tabel 4.5 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Dairi Tahun 1990-2009 (Rupiah)

(68)

2003

Sumber: Kabupaten Dairi Dalam anggka 1990-2009

Namun sejak tahun 1999, seiring dengan upaya pemulihan ekonomi baik di tingkat nasional maupun regional di Indonesia terlihat mulai adanya perbaikan ekonomi. Hal tersebut dapat terlihat dari laju pertumbuhan PDRB meningkat dari tahun 1998 yakni sebesar 2,45 persen menjadi 3,6 persen pada tahun 1999 dan keadaan perekonomian menjadi lebih baik pada tahun-tahun berikutnya.

4.2.2 Perkembangan Investasi Sektor Pertanian Kabupaten Dairi

Dari segi nilainya dan proporsinya kepada pendapatan nasional, investasi perusahaan-perusahaan tidaklah sepenting seperti pengeluaran konsumsi rumah tangga namun demikian kenyataan tersebut tidaklah hanya berarti bahwa investasi perusahaan kurang penting perannnya kalau dibandingkan dengan konsumsi rumah tangga yang berlaku adalah sebaliknya, yaitu kerap kali fluktuasi kegiatan investasi.

(69)

Disamping itu kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus meningkatkan pendapatan nasional dan taraf kehidupan masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi utama dari investasi dalam perekonomian. Yang pertama, investasi merupakan salah satu fungsi dari pengeluaran agregat maka kenaikan dari investasi akan meningkatkan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan seperti ini akan selalu diikuti oleh pertumbuhan dalam kesempatan kerja.

Yang kedua, pertambahan barang modal sebagai akibat dari adanya investasi akan menambahkan kapasitas memproduksi dimasa depan dan perkembangan ini akan menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja. Ketiga, investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Perkembangan ini akan memberikan perkembangan kepada kenaikan produktifitas dan pendapatan perkapita masyarakat.

Investasi yang ditanamkan didalam perekonomian salah satunya ditentukan oleh adanya demand dari masyarakat, yaitu berupa konsumsi dari jasa yang dihasilkan oleh perusahaan merangsang tumbuhnya investasi. Karena yang kita ketahui pendapatan yang diterima oleh masyarakat akan digunakan untuk konsumsi dan sebagian lagi akan ditabung sehingga apabila penggunaan pendapatan untuk konsumsi dilambangkan dengan C dan penggunaan untuk tabungan dilambangkan dengan S, sedangkan pendapatan yang diterima dilambangkan dengan Y, maka perumusannya dapat ditulis dengan, Y = C + S.

(70)

dalam negeri sebesar Rp 810 juta, yang mana berarti investasi dalam negeri hanya sekitar 25,31% dari total investasi di kabupaten dairi.

Tabel 4.6 Perkembangan Investasi Kabupaten Dairi

Tahun Total Investasi

(juta rupiah)

1990 3952,193

1991 4540,04

1992 4874,958

1993 3397,546

1994 5217,266

1995 3754,023

1996 7371,969

1997 12041,369

1998 20611,693

1999 10182,587

2000 10814,392

2001 36178,969

2002 44507,733

2003 32294,257

2004 32891,698

2005 30039,144

2006 30413,865

2007 36236,353

2008 56108,943

2009 21311,3

Sumber: Kabupaten Dairi Dalam anggka 2009

4.2.3. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Dairi

(71)

akan semakin besar pula. Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa tahun 1993 sampai tahun 1996 pengeluaran pembangunan lebih besar di bandingkan pengeluaran rutin. Hal ini disebabkan pembangunan daerah Kabupaten Dairi lebih diprioritaskan. Kemudian pada tahun 1997 sampai tahun 2009 pengeluaran rutin lebih besar dibandingkan pengeluaran pembangunan dikarenakan pengeluaran rutin menjadi semakin besar sehingga pengeluaran rutin lebih diprioritaskan dibandingkan pengeluaran pembangunan.

Pengeluaran pemerintah Kabupaten Dairi dari tahun 1993 sampai tahun 2009 mengalami tiga kali penurunan yaitu pada tahun 1998, tahun 2000 dan tahun 2004. Selain dari ketiga tahun tersebut pengeluaran pemerintah mengalami kenaikan. Pada tahun 2008 pengeluaran pemerintah sebesar Rp. 377.962,765 dan

(72)

Tabel 4.7 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Dairi Tahun 1990-2009 (Jutaan Rupiah)

Tahun Pengeluaran Rutin

Sumber: Kabupaten Dairi Dalam Anggka 2009

(73)

persen. Hal ini terjadi dikarenakan sektor-sektor lainnya mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada tabel 4.8.

Sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.244.480.000,. meningkat menjadi Rp.1.292.420.000,. Sektor ini memberikan kontribusi kepada PDRB sebesar 0,07 persen pada tahun 2008 dan tidak berubah pada tahun 2009 yakni sebesar 0,07 persen.

Sektor industri pada tahun 2008 sebesar Rp. 5.479.950.000,. meningkat menjadi Rp. 5.826.830.000,. Sektor ini memberikan kontribusi kepada PDRB sebesar 0,32 persen pada tahun 2008 dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 yakni sebesar 0,33 persen.

Sektor pengolahan listrik, gas dan air bersih pada tahun 2008 sebesar Rp. 5.229.040.000,. meningkat menjadi Rp. 5.463.300.000,. Sektor ini memberikan kontribusi kepada PDRB sebesar 0,23 persen pada tahun 2008 dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 yakni sebesar 0,31 persen.

(74)

Tabel 4.8 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kab. Dairi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2009 (Jutaan Rupiah)

No. Lapangan Listrik, Gas & Air Bersih PDRB 1.551.234,58 1.634.143,37 1.704.131,24 1.789.802,45

Sumber: Kabupaten Dairi Dalam Anggka 2009

Sektor perdagangan pada tahun 2008 sebesar Rp. 229.248.250.000,.

(75)

Tabel 4.9 Distribusi PDRB Kabupaten Dairi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2009 (%)

No. Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 Listrik, Gas & Air Bersih

Persewaan & Jasa Perusahaan

Sumber: Kabupaten Dairi Dalam Anggka 2009

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2008 sebesar Rp. 63.123.010.000,. meningkat menjadi Rp. 67.968.040.000,. Sektor ini memberikan kontribusi kepada PDRB sebesar 3,70 persen pada tahun 20068mengalami peningkatan pada tahun 2009 yakni sebesar 3,80 persen.

(76)

Sektor jasa-jasa pada tahun 2008 sebesar Rp. 128.890.060.000,. meningkat menjadi Rp. 147.055.500.000,. Sektor ini memberikan kontribusi kepada PDRB sebesar 7,56 persen pada tahun 2008 mengalami peningkatan pada tahun 2009 yakni sebesar 8,22 persen.

4.2.4 Perkembangan Ketenagakerjaan Kabupaten Dairi

Pertumbuhan pendudduk yang tinggi di Indonesia sebenarnya memang memiliki segi yang positif, yaitu memberikan sumbangan sumber daya manusia yang besar bagi sektor apapun yang mana sedang tumbuh dan berkembang. Perkembangan yang diharapkan sebagai salah satu pendorong pengangguran diharapkan dapat menyerap jumlah tenaga kerja yang ada sehingga jumlah pengangguran dapat berkurang.

Dalam pembangunan nasional salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam program pembangunan yaitu menempatkan sektor pertanian sebagai penyedia lapangan kerja sebagai titik tolak dalam mengupayakan bangsa Indonesia menjadi kekuatan utama dalam pembangunan. Untuk dapat menampung penyadian tenga kerja yang dimiliki secara produktif maka dibutuhkan pertumbuhan di sektor industri sehingga akan menyerap jumlah tenaga kerja yang tersedia, dimana pengangguran yang ada dapat dikurangi.

(77)

berkisar antara 0,30% sampai dengan 5,7% setiap tahunnya. Jumlah tenaga kerja yang terendah adalah adalah pada tahun 1991 yaitu sebesar 120.589 orang dan jumlah yang tertinggi yaitu pada tahun 2003 yaitu sebesar 366.563 orang. Walaupun jumlah tenaga kerja setiap tahunnya mengalami peningkatan tetapi penyerapan tenaga kerja yang ada masihlah sangat rendah.

Rendahnya penyerapan disebabkan karena investasi yang ditanamkan di sektor ini pada umumnya bersifat capital intensive atau padat modal dan bukan bersifat labour intensive atau padat karya dimana bila intensitasnya bersifat capital intensive maka tenaga kerja yang dibutuhkan pastilah sangat sedikit dibanding dengan labour intensive. .

Tabel 4.10 Perkembangan Ketenagakerjaan Kabupaten Dairi

Tahun Tenaga Kerja (orang)

(78)

2009 160634

Sumber: Kabupaten Dairi Dalam Anggka 2009

4.3. Analisis Hasil Penelitian

Dengan melihat hubungan antara variabel bebas (independent varibel) yaitu investasi, pengeluaran pemerintah dan tenaga kerja di kabupaten dairi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor industri terhadap variabel terikat (dependent variabel) yaitu Determinan PDRB kabupaten dairi, maka digunakan model ekonometrika dengan metode analisis data yang menggunakan kuadrat terkecil biasa.

Analisis pembahasan ini bermaksud untuk mengetahui korelasi antara kedua variabel yakni varaibel bebas dan variabel terikat. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang dibuat, penulis mengajukan dalam bentuk analisis matematik apakah investasi, pengeluaran pemerintah dan tenaga kerja di kabupaten dairi dapat mempengaruhi Determinan PDRB kabupaten dairi, Seberapa jauh tingkat pencapaian data yang tersedia dalam pencapaian kebenaran akan dijelaskan dalam perhitungan serta pengujian terhadap masing-masing koefisien regresi yaitu uji t, uji f yang diperoleh dengan alat bantu computer program SPSS 16.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dan telah diolah dengan mengunakan program komputer SPSS 16 dapat dilihat hasilnya dalam tabel dibawah ini.

(79)

Coefficients(a)

a Dependent Variable: Determinan PDRB

Sumber : Pengolahan Data SPSS Versi 16.00 (2009)

Y = α+β1X1+β2X2+β3X3+µ

Adalah sebagai berikut

µ

1. Investasi mempunyai pengaruh positif terhadap PDRB dengan tingkat kepercayaan 95% dan besar koefisiennya adalah sebesar 0.424 artinya setiap kenaikan investasi sebesar 1 juta pertahun maka akan menyebabkan peningkatan PDRB sebesar Rp 424.000 pertahun. Cateris paribus.

(80)

3. Tenaga kerja mempunyai pengaruh positif terhadap PDRB dengan tingkat kepercayaan 95% dan besar koefisiennya adalah sebesar 0.263 artinya setiap kenaikan investasi sebesar 1 juta pertahun maka akan menyebabkan peningkatan PDRB sebesar Rp 263.000 pertahun. Cateris paribus

4.3.1 Uji Asumsi klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

a. Analisis Grafik

Menurut (Sarwono, 2005) dasar pengambilan keputusan untuk Uji Normalitas sebagai berikut:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan megikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memnuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot

0.6

(81)

Sumber: Pengolahaan Data SPSS Versi 16.00 (2009)

Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, jadi dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Analisis Statistik

Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Menurut (Nugroho, 2005) dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov-Smirnov yaitu nilai value pada kolom Asimp. Sig(2-tailed) > level of significant (α = 5%).

Tabel 4.12

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 20

Normal

Parameters(a,b)

Mean .0000000

Std. Deviation 1.17125765 Most Extreme

Differences

Absolute

.057

Positive .031

Gambar

Tabel 1.2 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Dairi  Tahun 2005-2009
Gambar 2.1 Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah menurut  Wagner
Gambar 3.1.  Kurva Uji F – Statistik
Gambar 3.2. Kurva uji t – statistic
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel Perbandingan antara total asset di neraca ( accounting asset ) dengan perhitungan eksposur Leverage Ratio ( leverage ratio exposure measure ) sebagaimana Tabel

Pada sisi yang lain keberadaan timah yang tidak dikelola dan diatur dengan baik oleh aparat pemerintah daerah, disertai dengan tidak adanya kesadaran untuk menjaga

Percepatan oksidasi lemak pindang dengan asap cair pada hari ke-2 yakni 0,20 lebih rendah dibandingkan dengan pindang tanpa asap cair yakni 1.62 Produksi angka peroksida pada

To reach the purpose of this study, the treatment was conducted to investigate how critical reading strategies were implemented which made the significant

Untuk melihat perubahan gambaran darah tepi sebelum dan sesudah pemberian kemoradioterapi pada penderita karsinoma nasofaring guna untuk menunjang pengambilan

Adanya bank sampah khususnya di desa Rajekwesi yaitu bank sampah Tunas Bintang Pagi adalah salah satu solusi yang di tawarkan masyarakat yang peduli dengan lingkungan

Hal inilah yang perlu mendapat sorotan, bagaimana aplikasi makna syatrah terhadap penentuan arah kiblat di kalangan masyarakat, yang tentunya memaknai lafadz syatrah

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang ”Perilaku Konsumtif: Literasi Keuangan dan Gaya Hidup Ibu Rumah Tangga” baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja,