PERANAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
DALAM PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH
KOTA MEDAN 2011-2015
Skripsi
Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Oleh :
KARTIKA AYU NATALIA HUTAPEA
070903045
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan salah satu bagian dari perencanaan pembangunan. Dan setelah dilantiknya Walikota Medan yang baru dengan visi dan misi yang baru, maka disusun pula RPJMD yang baru. Dan dalam penyusunan RPJMD tersebut merupakan penjabaran dari visi dan misi Kepala daerah. Serta dalam penyusunan RPJMD maka koordinasi yang paling utama ada pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Dengan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan”. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :”bagaimana
peranan Badan Perencanaan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan?”
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Mengenah Daerah Kota Medan dan melihat peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggambarkan fakta sebagaimana adanya dan diberikan interpretasi yang secukupnya berdasarkan hasil penelitian, sehingga menjawab permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditentukan. Adapun unit analisis data dalam penelitian ini adalah invidu sebagai Kepala atau Staf pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bahwa Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan diawali dengan penyiapan rancangan awal RPJMD, kemudian penyiapan rancangan Renstra-SKPD, kemudian penyusunan rancangan RPJMD, kemudian penyelenggaraan Musrenbang RPJMD, kemudian penyusunan rancangan akhir RPJMD dan yang terakhir adalah penetapan peraturan daerah tentang RPJMD. Dan dalam penyusunan RPJMD kota medan juga melalui pendekatan politik, teknokratik dan juga partisipatif. Namun dalam hal pelaksanaannya belum seutuhnya dapat terlaksana dengan baik, masih banyak kekurangannya. Peranan Bappeda dalam penyusunan RPJMD Kota Medan dapat lihat dari penyusunan rancangan awal, penghimpunan laporan SKPD, penyelenggaraan Murenbang, penyusunan rancangan akhir dan penetapan peraturan daerah.
Oleh karena itu perlu Pelaksanaan yang baik dan tepat setiap tahapan penyusunan RPJMD sehingga nantinya penetapan Perda RPJMD tidak terhambat atau terlalu lama dan Bappeda dan juga SKPD melaksanakan semua peranannya dengan disiplin dan tanggung jawab kerja untuk pelaksanaan setiap tahapan penyusunan RPJMD.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “PERANAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA MEDAN”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan teristimewa kepada Papa tersayang (M. Hutapea) dan Mama tersayang (Rosdiana Sinaga, S.Pd.) serta saudara-saudara tersayang Eska Murniati, S. Pd.(kak Eska), Resky Sunanda Mardiansa Hutapea(dek Kiky), Elsa Damayanti Hutapea(dek Chaca) dan Sovranitha Theodora Hutapea(dek Opha), karena telah memberikan cinta dan kasih saying kepada penulis dan yang membimbing, memberi dukungan baik moril dan materil. Dan berkat ketulusan doa mereka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Tak lupa juga seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan, yaitu :
1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera
Utara Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si.
2. Bapak Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan Drs.
Zulkarnain, M.Si. yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian Skripsi.
3. Bapak Drs. M. Husni Thamrin NST, M. Si., selaku Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
4. Ibu Dra. Elita Dewi, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah banyak
memberikan dukungan dan juga semangat bagi penulis.
5. Bapak M Arifin Nasution, S.Sos., M.S.P., selaku Dosen Pembimbing yang
telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penyelesaian
6. Ibu Dra. Februati Trimurni, M.Si., selaku Dosen Wali yang telah
memberikan arahan dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.
7. Untuk Dosen-dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara.
8. Untuk Kak Dian dan juga Kak Mega yang telah membantu penulis dalam
urusan surat menyurat sampai Skripsi ini selesai dan juga kepada seluruh
pegawai administrasi FISIP USU.
9. Untuk pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan
yang telah membatu ketika melakukan penelitian dan wawancara serta
seluruh informan yang telah meluangkan waktu.
10. Terkhusus dan teristimewa kepada KARTIKA AYU NATALIA
HUTAPEA (nama yang bagus,,,hahhahahaa…) yang telah berjuang jatuh
bangun, mengorbankan banyak hal, dan akhirnya semua “INDAH PADA
WAKTUNYA Tika Tika Tika”
11. Untuk sahabat-sahabat tercinta, Esttela Perangin-angin (thank u buat
kuliner dan kegilaan selama kuliah), Selvia Febrieni Manalu, S.Sos.
(duluan ente S.Sos. Lek……hehehhee….thanks buat semuamuamuanyaaa
selama ini…..), Christin Silalahi (wooowww,,,,,,,perumpamaan buat penyu
atau kura-kura itu mencapai FINISH juga setelah melalui banyak aral
rintangannn sampai pada MEMBABU bersama…hahhahahah) thank you
yah sahabat-sahabat quh tercinta. Tak ada yang bisa menggantikan kalian
dalam hari-hari Tika selama ini. Luphhhhhhh youuuuuu so
muchhhhhhhh………. Semoga MIMPI dan SEMANGAT kita bisa
12. Buat sahabat SMA Tika, Natalia Hutajulu, S. H., Pitri Hutagaol, S. E. dan
Sannur Siagian, thank u yah saying buat semuanya dan juga buat doa dan
dukungannya. Kelak beberapa tahun lagi kita REUNI dengan impian kita
dulu…hehhehee…
13. Buat TEAM SEBELAS,,,,, Lintang Simorangkir, S.Sos. (Tank), Bobby
Pratama, S. Sos.(Bob), Selvia Febrieni Manalu, S. Sos.(Viya), Christin
Silalahi(Titin), Dewi Safitri(Mami Dewi), Afaf(Kebab Arab), Dewi
Triastuti(Bulek Tuti), Achmad Fauzi Ichan(Kojek), M Ilham Maulana
Nasution(Ustad), Doddy Syahdianto(Lek ruk…hahhah), thank you buat
kegilaan kita selama ini, koro-koro sama-sama, sedih-sedihan, begado
sama-sama, merajokk, sekil menyekil,,,,dan semuanyalahhhh….
14. Buat teman-teman ARISAN dulu (Bang Boris,,,,,Bang Boy….Bang
Tantri) thank you yah abang-abang buat semua pembelajaran hidupnya
dan juga buat nasehat-nasehat dan hari-harinya….semua tetap “jauh
dimata dekat di hatii……(asssekkk)”
15. Buat Administrasi Negara 2007 thank you yah buat semuanya dan buat
hari-hari selama perkuliahan. Ayoo semangatt kawan-kawan yar S. Sos.
semua anak 2007.
16. Buat anak-anak 2008, Echo (tuan Putri duluan yahhhh), Nawir (makasihh
buat semua cerita dan pengalaman di alam), Mawan (adekkk makasih buat
COKLAT waktu GALAUnya yahhh,,,,,, Leo (ehh,,,cucu….makasih buat
semua yahh), Lita, Tomo (hidup detektorr….), Zipang(Hidup OTB….),
Zikri Gendut (jangan sering baca SMS yahh,,,hahhaha), Denot (thank u
dah sering dulu ngantar waktu di pancing), John.,,, (kocokk,,,,,semangat
yah adek quhh sayang ), ivri (hahhaha,,,,acem jodohmu), Alex (sayyy…..),
dan buat semua-muanya anak 2008.
17. Buat adek-adek 2009, Tika, Icha, Yunitha, Uul, Nico, Fahmi, Diqhi, thank
you yahh buat semua lucu-lucuannya adekkk,,,dan juga buat adek-adek
2010 (Agri, Adit. Yanan, Oky,, dan semua-muanya) thank you buat
semuanya yahh…
18. Buat Generasi SPARTA,,,semangat terus dan tetap berkarya dan mengukir
prestasi.
19. Buat PEMA FISIP USU 2009-2010 , kak Rani, bang Nanta, bang Ary,
Kumkum, Suci, Alez, Dino, Tino, dan buat semuanya thank you yahhh…
20. Buat team TST dan juga Black ‘n White Team.. thank you yah semua,
21. Dan buat semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan
dan semangat kepada penulis, terima kasih saya ucapkan.
Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini mempunyai banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun bahasa dan penulisan yang digunakan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.Akhir kata penulis berharap Skripsi ini membawa manfaat dan dapat berguna bagi semua pihak yang membaca.
Medan, Mei 2011
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1. 1. Latar Belakang Masalah ... 1
1. 2. Rumusan Masalah ... 8
1. 3. Tujuan Penelitian ... 8
1. 4. Manfaat Penelitian ... 9
1. 5. Kerangka Teori ... 9
1. 6. Defenisi Konsep ... 38
1. 7. Sistematika Penulisan ... 39
BAB II METODE PENELITIAN ... 41
2. 1. Bentuk Penelitian... 41
2. 2. Lokasi Penelitian ... 41
2. 3. Informan Penelitian ... 41
2. 4. Teknik Pengumpulan Data ... 42
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 45
3. 1. Gambaran Umum Kota Medan ... 45
3. 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan ... 46
BAB IV PENYAJIANDATA ... 61
4. 1. Karakteristik Informan ... 61
4. 2. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan ... 62
4. 3. Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan ... 65
BAB V ANALISIS DATA ... 72
5. 1. Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan ... 72
5. 2. Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... 98
BAB VI PENUTUP ... 108
6. 1. Kesimpulan ... 108
6. 2. Saran ... 109
DAFTAR PUSTAKA ... 110
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Penyusunan dan Penetapan RPJM ... 27
Gambar 2. Bagan Alir Tahapan Penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota ... 37
Gambar 3. Susunan Orgnanisasi ... 54
Gambar 4. Pendekatan RPJMD ... 91
ABSTRAK
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan salah satu bagian dari perencanaan pembangunan. Dan setelah dilantiknya Walikota Medan yang baru dengan visi dan misi yang baru, maka disusun pula RPJMD yang baru. Dan dalam penyusunan RPJMD tersebut merupakan penjabaran dari visi dan misi Kepala daerah. Serta dalam penyusunan RPJMD maka koordinasi yang paling utama ada pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Dengan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan”. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :”bagaimana
peranan Badan Perencanaan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan?”
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Mengenah Daerah Kota Medan dan melihat peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggambarkan fakta sebagaimana adanya dan diberikan interpretasi yang secukupnya berdasarkan hasil penelitian, sehingga menjawab permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditentukan. Adapun unit analisis data dalam penelitian ini adalah invidu sebagai Kepala atau Staf pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bahwa Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan diawali dengan penyiapan rancangan awal RPJMD, kemudian penyiapan rancangan Renstra-SKPD, kemudian penyusunan rancangan RPJMD, kemudian penyelenggaraan Musrenbang RPJMD, kemudian penyusunan rancangan akhir RPJMD dan yang terakhir adalah penetapan peraturan daerah tentang RPJMD. Dan dalam penyusunan RPJMD kota medan juga melalui pendekatan politik, teknokratik dan juga partisipatif. Namun dalam hal pelaksanaannya belum seutuhnya dapat terlaksana dengan baik, masih banyak kekurangannya. Peranan Bappeda dalam penyusunan RPJMD Kota Medan dapat lihat dari penyusunan rancangan awal, penghimpunan laporan SKPD, penyelenggaraan Murenbang, penyusunan rancangan akhir dan penetapan peraturan daerah.
Oleh karena itu perlu Pelaksanaan yang baik dan tepat setiap tahapan penyusunan RPJMD sehingga nantinya penetapan Perda RPJMD tidak terhambat atau terlalu lama dan Bappeda dan juga SKPD melaksanakan semua peranannya dengan disiplin dan tanggung jawab kerja untuk pelaksanaan setiap tahapan penyusunan RPJMD.
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Masalah
Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang
mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap
masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping, tetap mengejar akselerasi
pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan
kemiskinan (Todaro, 2000 : 20). Dan pada hakekatnya pembangunan harus
mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial
secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan
keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya,
untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang lebih serba baik,
secara material maupun spritual.
Dan pembangunan nasional pada hakekatnya adalah untuk membangun
manusia Indonesia seutuhnya dan bertujuan mencapai masyarakat adil dan
makmur. Dan pembangunan nasional dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan
pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah
berkewajiban mengarahkan. Artinya, pelaksanaan pembangunan baru akan
berhasil secara optimal apabila melibatkan seluruh masyarakat.
Sebagai suatu proses, pembangunan dilaksanakan secara terus menerus
dan berkesinambungan. Kegiatan pembangunan dilakukan secara berencana, baik
yang dilaksanakan pemerintah maupun dari masyarakat. Pembangunan meliputi
pertahanan keamanan nasional baru akan berhasil bila semua pihak baik itu
masyarakat, pemerintah dan setiap elemen dan badan dalam pembangunan.
Oleh karena itu, pembangunan masyarakat untuk mencapai cita-cita
kemerdekaan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 haruslah
diselenggarakan dengan seksama, efektif, efisien, dan terpadu. Tujuan
pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 tersebut adalah untuk (1) Melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia; (2) Memajukan kesejahteraan umum; (3)
Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Dari keempat tujuan ini, tiga di antaranya secara eksplisit menyatakan kualitas
kehidupan yaitu butir pertama, kedua, dan ketiga yaitu kehidupan masyarakat
yang terlindungi, sejahtera, dan cerdas. Sedangkan untuk distribusi dan
pemerataan kualitas hidup tersebut dirumuskan dalam sila Kelima Pancasila yaitu
“mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Intinya adalah
keterlindungan, kesejahteraan, dan kecerdasan masyarakat, haruslah terdistribusi
secara adil.
Ada dua arahan yang tercakup dalam perencanaan. Pertama, arahan dan
bimbingan bagi seluruh elemen bangsa untuk mencapai tujuan bernegara seperti
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Arahan ini dituangkan dalam rencana
pembangunan nasional sebagai penjabaran langkah-langkah untuk mencapai
masyarakat yang terlindungi, sejahtera, cerdas dan berkeadilan dan dituangkan
dalam bidang-bidang kehidupan bangsa: politik, sosial, ekonomi, budaya, serta
fungsinya untuk mencapai tujuan pembangunan nasional baik melalui intervensi
langsung maupun melalui pengaturan masyarakat/pasar.
Dan di dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun pembangunan guna
merealisasikan berbagai kebijaksanaan dan program yang secara formal
merupakan tugas pokok pemerintah. Berbagai pelaksanaan program dan
pencapaian sasaran pembangunan yang ada merupakan kegiatan yang bersifat
antar sektor dan antar lembaga.
Di dalam melakukan pembangunan, setiap pemerintah daerah memerlukan
perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap
pembangunan yang dilakukan. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan
bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan
indikator-indikator pembangunan yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat
kabupaten/kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan
adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Kunci utama keberhasilan sebuah pembangunan terletak pada kualitas
perencanaan pembangunan tersebut. Seorang pembuat rencana harus mampuuntuk
merumuskan pembangunan di berbagai sektor. Dengan demikian seorang pembuat
rencana pembangunan dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang
luas dalam pembangunan sebuah daerah berdasar segala potensi yang dimiliki
oleh daerah tersebut. Sektor yang harus memperoleh perhatian dari seorang
pembuat rencana mencakup sektor sumber daya alam yang terkandung di daerah
Ketiga sektor ini haruslah dapat dikembangkan secara bersama atau
setidaknya berurutan berdasar atas skala prioritas yang ditetapkan oleh pembuat
rencana. Dalam pengembangan ketiga sektor tersebut, seorang perencana
pembangunan dituntut untuk mampu melakukan analisa wilayah, manajemen
prospek pembangunan, merencanakan serta membuat program yang layak untuk
dijalankan, dan melaksanakan rencana, mengawasi serta mengevaluasi
pelaksanaan rencana tersebut.
Sejak diberlakukannya UU 32 Tahun 2004 maka pemerintahan serta
pembangunan yang sentralistik atau top down berubah menjadi suatu sistem yang
desentralisasi. Dimana menurut UU tersebut daerah mempunyai kewajiban untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan salah satunya kewajiban
tersebut adalah mengurus dan mengatur masalah pembangunan. Dimana
pembangunan merupakan proses perubahan dari kondisi yang kurang baik
menjadi lebih baik dan atau dari yang belum ada menjadi ada.
Perencanaan pembangunan di Indonesia didasarkan pada suatu
undang-undang tersendiri, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Pembangunan yang
berdasarkan pada undang-undang merupakan suatu keadaan baru bagi Indonesia
karena sebelumnya dasarnya adalah suatu Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara, tetapi setelah ada amandemen
Undang-Undang Dasar 1945 di Indonesia, maka terjadi pula perubahan pada dasar
mengkoordinasikan seluruh upaya pembangunan yang dilaksanakan oleh berbagai
pelaku pembangunan sehingga menghasilkan sinergi yang optimal dalam
mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Di dalam undang-undang
Nomor 25 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, diatur bahwa sistem perencanaan pembangunan
memiliki 4 tahapan pokok sebagai siklus perencanaan yaitu : penyusunan
rancangan awal, pelaksanaan musrembang, penyusunan rancangan akhir dan
penetapan rencana.
Sebagai suatu kesatuan proses perencanaan yang mencakup berbagai
perubahan yang mendasar atas struktur sosial, pembangunan juga merupakan
proses untuk melakukan perubahan sikap-sikap masyakat dan institusi-institusi
masyarakat ke arah yang lebih baik, dengan meminimalisir terjadinya
ketimpangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.
Pada era manajemen strategis seperti sekarang ini, perencanaan di daerah
harus didahului dengan penetapan visi terlebih dahulu. Kepala daerah
memberikan visi pembangunan didepan DPRD, namun visi kepala daerah belum
tentu akan menjadi visi pembangunan daerah otonom. Hal ini disebabkan DPRD
yang menjadi wakil rakyat harus melihat apakah visi pembangunan yang
direncanakan oleh kepala daerah sesuai dengan keadaan masyarakat dan didukung
oleh sumber daya manusia yang baik atau tidak. Selain itu juga dampak
golongan saja. Jadi untuk menentukan visi pembangunan daerah otonom belum
tentu sama dengan masa jabatan Kepala Daerah.
Dalam perencanaan pembangunan mempunyai tugas pokok dan fungsi
yang vital yaitu : menyiapkan rancangan RPJP Daerah, menyelenggarakan
Musrembang RPJPD, menyusun rancangan akhir RPJP Daerah, menyiapkan
Rancangan Awal RPJM Daerah, menyusun Rancangan RPJM Daerah dengan
menggunakan rancangan Renstra SKPD, menyelenggarakan Musrembang RPJM
Daerah (2 bulan setelah Kepala Daerah dilantik), menyusun Rancangan Akhir
RPJM Daerah (3 bulan setelah Kepala Daerah dilantik), menyiapkan Rancangan
Awal RKPD, mengkoordinasikan penyusunan Rancangan RKPD dengan
menggunakan Renja SKPD, menyelenggarakan Musrembang penyusunan RKPD,
menyusun Rancangan Akhir RKPD (dengan peraturan Kepala Daerah),
menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana
pembangunan berdasarkan hasil evaluasi kinerja pelaksanaan recana
pembangunan dari masing-masing SKPD, menyusun evaluasi kinerja pelaksanaan
rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan SKPD, membantu
Kepala Daerah dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah.
Dan pada tanggal 19 Juli 2010 dilaksanakannya pelantikan Walikota dan
Wakil Walikota Medan Terpilih hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah
(Pemilukada) Kota Medan putaran ke II dengan visi “kota metropolitan yang
berdaya saing, nyaman, peduli, dan sejahtera. Misinya, meningkatkan kualitas
pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan, dan akuntabel”(
nantinya yang akan disinkronisasikan dalam perencanaan pembangunan Kota
Medan dan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
Salah satu badan yang mempunyai peran sangat penting dalam
perencanaan pembangunan adalalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
dimana badan inilah yang akan membantu Kepala Daerah dalam menentukan
kebijakan dibidang perencanaan pembangunan daerah serta penilaian atas
pelaksanaannya. Hal ini merupakan peranan yang sangat penting dalam setiap
perencanaan pembangunan setiap daerah. Disamping itu, adapun yang menjadi
tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
setelah revisi UU Nomor 22 Tahun 1999 menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan
terbitnya UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional diantaranya adalah melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi
perencanaan pembangunan kabupaten/kota terutama pada lintas batas untuk
mencapai keserasian pembangunan daerah sesuai dengan tujuan rencana
pembangunan jangka panjang, mengah dan tahunan.
Mekanisme Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Medan dikoordinasikan oleh Bappeda sebagai koordinator tunggal yang
mempunyai peranan penting dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan
sesuai dengan tugasnya membantu Kepala Daerah dalam menentukan
kebijaksanaan dalam perencanaan pembangunan. Dan hal ini adalah hal yang
paling penting dalam pembangunan suatu daerah untuk mencapai apa yang
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan
judul “ Peranan BAPPEDA dalam Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kota Medan.”
1. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang
menjadi perhatian penulis dalam penelitian adalah : “Bagaimana Peranan
BAPPEDA dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Medan ?”
1. 3. Tujuan Penelitian
Setiap penerlitian dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai
atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya tidak jelas diketahui
sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Medan.
2. Untuk mengetahui peranan Bappeda dalam penyusunan Rencana
1. 4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
a) Secara Subjektif
Sebagai suatu sarana dalam melatih dan mengembangkan kemampuan
berpikir secara elmiah, sistematis dan metodologi dalam menyusun karya
ilmiah.
b) Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik dalam menambah bahan kajian perbandingan bagi
yang menggunakan
c) Secara Praktis
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang peran Bappeda
dalam RPJMD bagi yang membaca.
1. 5. Kerangka Teori
Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi, dan
proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antara konsep (Singarimbun, 2006:37).
Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel
atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2000:92).
Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah
referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan memberikan
pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang di
teliti.
1. 5. 1.Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1. 5. 1. 1. Peranan
Dalam pengertian umum, peranan dapat diartika sebagai perbuatan
seseorang atas sesuatu pekerjaan. Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian (Poerwadarminta,
1987:768).
Menurut Soerjono Soekamto (1997:54) peranan adalah pertama, perilaku
seseorang atas kedudukan tertentu dan hubungannya dengan masyarakat. Kedua,
peranan adalah suatu kelompok penghargaan manusia terhadap cara bersikap dan
berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi social. Ketiga,
peranan adalah pola tingkah laku yang didasarkan atas kedudukan tertentu dalam
kolektivitas dari keadaan social tertentu.
Dan menurut Miftah Thoha (1990:25) peranan dirumuskan suatu
rangkaian perilaku yang tujuan ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu atau
karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal.
Dengan demikian, suatu peranan paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu :
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
2. Peranan adalah suatu konsep atau perihal apa yang didapat oleh individu di
dalam masyarakat dan di dalam organisasi tertentu.
3. Peranan juga dapat dikatakan perilaku individu dalam struktur sosial
tertentu.
Sehingga dalam disimpulkan peranan adalah aspek dinamis kedudukan
(status) yang di dalamnya melekat unsur hak dan kewajiban, tugas dan
wewenang, serta fungsi seseorang atau kelompok di dalam masyarakat sebagai
suatu organisasi.
1. 5. 1. 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Arah pembangunan yang terencana dengan baik dan dinamis sangat
dipengaruhi adanya peran serta masyarakat maupun unsur-unsur dalam
masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini jelas diatur dalam UU Nomor 25 tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menjelaskan
bahwa tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintah/perangkat daerah di pusat dan
daerah dengan melibatkan masyarakat.
“BAPPEDA”, adalah akronim dari Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah yang merupakan unsur pemerintahan di daerah yang mempunyai tugas
perencanaan, penyelenggaraan pembangunan, serta penilaian atas pelaksanaannya
yang langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah staf yang bertugas
membantu kepala daerah dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan
pembangunan serta memberikan penelitian atas pelaksanaan pembangunan di
daerah. Dan Badan perencanaan adalah sebuah organisasi yang terpisah, dengan
kantor dan badan stafnya sendiri. Tanggung jawab secara kemitraan untuk badan
tersebut berbeda-beda disetiap negara. Sering badan tersebut bekerja di bawah
Kementerian Keuangan. Ini bukan pemecahan terbaik, karena pandangan
pejabat-pejabat keuangan dan pejabat-pejabat-pejabat-pejabat perencanaan tidak sama. Seorang pejabat-pejabat
perencanaan harus lebih tertarik dengan pembuatan kebijaksanaan-kebijaksanaan
dan menetapkan tujuan-tujuan baru.( W. Arthur Lewis, 1994:316).
Menurut Permen Nomor 54 Tahun 2010 Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Bappeda atau sebutan
lain adalah unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan
tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
Berdasarkan Permendagri 57/2007 tentang Juknis Penataan Organisasi
Perangkat Daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah sebagai
unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan, melaksanakan tugas :
2. Koordinasi penyusunan rencana yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan masing-masing satuan
kerja perangkat daerah.
Untuk pencapaian sasaran dengan baik yang nantinya akan menjadi hasil
akhir, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah harus memiliki tahapan
yang harus dilaksanakan.
Adapun yang menjadi tahapan Bappeda adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana
a. Penyusunan rancangan rencana pembangunan daerah.
b. Musyawarah perencanaan pembangunan daerah.
c. Rancangan akhir rencana pembangunan daerah.
2. Pengendalian pelaksanaan rencana
Pada tahap ini Kepala Daerah menghimpun dan menganalisis hasil
pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing
SKPD sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
3. Evaluasi pelaksanaan rencana
a. Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan
berdasarkan hasil evaluasi pimpinan SKPD.
b. Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan
daerah untuk periode berikutnya.
Oleh karena itu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sangat berperan
dalam manjalankan otonomi daerah. Dalam menjalankan fungsinya sebagai badan
aktif, efektif dan efisien dalam meletakan kerangka dasar pembangunan di daerah
yang kokoh untuk dapat mewujudkan keberhasilan pembangunan. Maka dapat
dikatakan bahwa Bappeda merupakan hal yang sangat berperan penting dalam
pembangunan dan hal yang menentukan arah kebijaksanaan pemerintah daerah
dalam bidang perencanaan pembangunan di daerah.
1. 5. 2.Perencanaan Pembangunan Daerah 1. 5. 2. 1. Perencanaan
Pengertian perencanaan sangat beraneka ragam. Keanekaragaman
pengertian dan defenisi perencanaan dipengaruhi pandangan dari sudut-sudut
pandangan tertentu sesuai kepentingan yang diharapkan.
Dalam arti sempit perencanaan merupakan kegiatan persiapan dalam
perumusan kebijaksanaan; sedang dalam arti yang luas perencanaan itu mencakup
perumusan kebijaksanaan, penetapan kebijaksanaan dan pelaksanaan
kebijaksanaan tersebut. Pemikiran demikian timbul dari adanya bermacam teori
perencanaan.
Dan juga defenisi sangat sederhana mengatakan bahwa perencanaan
adalah menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut George R. Terry “Planning is the
selection and relating of facts and making and using of assumption regarding the future in the visualization and formulation of proposed activities believed necessary to achieve desired result.” Artinya, perencanaan adalah “suatu proses
berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu di masa yang akan dating.” (Tarigan, 2003:6).
Dan menurut UU Nomor 25 Tahun 2004 perencanaan adalah suatu proses
untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Atau perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia. Dan menurut defenisi di atas ada 4 dasar perencanaan, yaitu :
1. Perencanaan berarti memilih,
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya,
3. Perencanaan merupakan alat pencapaian tujuan, dan
4. Perencanaan berorientasi ke masa depan.
Serta menurut Friedman mengatakan bahwa perencanaan merupakan
“suatu strategi untuk pengambilan keputusan sebelumnya sebagai suatu aktivitas
tentang keputusan dan implementasi.” (Hadi, 2001:19).
Menurut Sondang P. Siagian ciri-ciri rencana yang baik (Nasution,
2008:22-23) adalah :
1. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
2. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami
tujuan organisasi.
3. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami
4. Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang diteliti.
5. Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan.
6. Rencana harus bersifat sederhana.
7. Di dalam rencana terdapat tempat pengambilan resiko.
8. Rencana harus bersifat praktis (pragmatis).
9. Rencana harus merupakan forecasting.
Dan dalam pencapaian suatu tujuan tersebut perencanaan menjadi pondasi
yang sangat penting untuk dijadikan landasan dalam melakukan segala kebijakan
yang telah dirumuskan. Sebab jika dalam penyusunan rencana salah, maka apa
yang akan dicapai atau dihasilkan juga akan salah dan tidak sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
1. 5. 2. 2. Pembangunan
Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan
orang lain, daerah yang satu dengan yang lain, negara yang satu dengan
melakukan perubahan. Dan penting bagi kita untuk dapat memiliki defenisi sama
dalam mengartikan pembangunan.
Menurut Sondang P. Siagian pembangunan adalah “suatu usaha atau
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan
secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam
rangka pembangunan bangsa (nation building). Sedangkan menurut Ginanjar
proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana.” (Riyadi dan Bratakusumah, 2005:4).
Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk
menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga Negara
untuk memenuhi dan mencapai aspirasi yang paling manusiawi.
Sedangkan menurut Hadi (2001:21) pembangunan memiliki makna ganda,
yaitu :
1. Tipe pembangunan yang pertama lebih berorientasi pada pertumbuhan
ekonomi dimana fokusnya adalah pada masalah kuantitatif dari produksi
dan penggunaan sumber daya.
2. Tipe kedua, pembangunan yang lebih memperhatikan pada perubahan dan
pendistribusian barang-barang dan peningkatan hubungan sosial. Dan
fokusnya ada pada kualitatif dan pendistribusian perubahan dalam struktur
dari masyarakat yang diukur dari berkurangnya diskriminasi dan
eksploitasi dan meningkatnya kesempatan yang sama dan distribusi yang
seimbang dari keuntungan pembangunan seluruh masyarakat.
Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pembangunan Nasional adalah
upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai
tujuan bernegara. Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi
dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan
masyarakat, ekonomi, social. Budaya, politik yang berlangsung pada level makro
(nasional) dan mikro (community/group). Makna penting dari pembangunan
adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh para ahli di atas, pembangunan adalah
semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan
terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara
alami sebagai dampak dari adanya pembangunan.
Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah memiliki beberapa aspek
penting yang harus diperhatikan. Beberapa aspek penting yang dihadapi tersebut
adalah penentuan kebutuhan yang dihadapi oleh daerah serta pengembangan
daerah yang akan dituju. Dengan kata lain, analisa yang tepat memungkinkan
daerah untuk melakukan pembangunan sesuai dengan visi dan misi daerah
tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek serta
keterbatasan yang dimiliki daerah tersebut. Analisa yang dilakukan terhadap
informasi yang diperoleh yang kemudian diwujudkan dengan program
pengembangan daerah akan sulit untuk dirasakan oleh penduduk daerah
mengingat program yang dibuat oleh pemerintah daerah pada umumnya
merupakan program jangka panjang. Kondisi ini memberikan konsekuensi kepada
pemerintah mampu merumuskan model pengembangan daerah yang tepat, di
mana satu sisi model yang dirumuskan melakukan usaha pembangunan (terutama
dalam jangka panjang) dan pada sisi lain menjaga motivasi masyarakat untuk
masyarakat agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Dan tujuan dari
pembangunan itu sendiri adalah :
1. Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan antar daerah dan
antar sub daerah serta antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).
2. Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.
3. Menciptakan atau menambah lapangan kerja.
4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah.
5. Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya alam agar
bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi masa datang
(berkelanjutan).
1. 5. 2. 3. Perencanaan Pembangunan Daerah
Dalam perencanaan maupun pembangunan mempunyai arti yang berbeda.
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan
pembangunan adalah suatu proses perubahan dari kondisi yang kurang baik
menjadi lebih baik dan atau dari yang belum ada menjadi ada.
Dengan demikian perencanan pembangunan merupakan tahapan awal
dalam proses pembangunan. Sebagai tahapan awal perencanaan pembangunan
akan menjadi bahan/pedoman/acuan dasar bagi pelaksana kegiatan pembangunan
(action plan). Karena itu, perencanaan pembangunan hendaknya bersifat
implementatif (dapat dilaksanakan) dan aplikatif (dapat diterapkan). (Riyadi &
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses perencanaan
pembangunan yang dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah
perkembangan yang lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah dan
lingkungannya dalam wilayah atau daerah tertentu, dengan memanfaatkan atau
mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi
yang bersifat menyeluruh, lengkap dan tetap berpegang pada asas prioritas.
Menurut Soekartawi (1990:77-78), Perencanaan Pembangunan Daerah
adalah suatu proses pemikiran dan penentuan yang menyeluruh yang sudah
dipertimbangkan sedemikian rupa, dibuat secara sistematik untuk mencapai tujuan
tertentu pada waktu yang telah ditetapkan untuk masa mendatang.
Secara umum, unsur-unsur pokok dalam perencanaan pembangunan terdiri
dari enam unsur, yaitu sebagai berikut:
1. Adanya kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan,
yang sering pula disebut tujuan, arah, dan prioritas pembangunan. Pada
unsur ini perlu ditetapkan tujuan-tujuan rencana;
2. Adanya kerangka rencana yang menunjukkan hubungan variabel-variabel
dalam pembangunan dan implikasinya;
3. Adanya perkiraan sumber-sumber pembangunan terutama pembiayaan;
4. Adanya kebijaksanaan yang konsisten dan serasi, seperti kebijaksanaan
fiskal, moneter, anggaran, sektoral, dan pembangunan daerah;
5. Adanya program investasi yang dilakukan secara sektoral, seperti
6. Adanya administrasi pembangunan yang mendukung perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan.
Dalam pelaksanaanya sesuai dengan PP Nomor 8 Tahun 2008 perencanaan
pembangunan daerah mempunyai prinsip :
1. Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nasional.
2. Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama
para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan
masing-masing.
3. Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang
dengan rencana pembangunan daerah.
4. Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan
potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika
perkembangan daerah dan nasional.
Dan faktor-faktor yang mempengaruhi Perencanaan Pembangunan Daerah
menurut pendapat yang dikeluarkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN)
dan Deutsche Stiftung fur Internationale entwicklung (DSE) yang dituangkan
dalam Modul Diklat Perencanaan Pembangunan Wilayah (1991) adalah :
a. Kestabilan politik dan keamanan dalam negeri
b. Dilakukan oleh orang-orang yang ahlu di bidangnya
c. Realistis, sesuai dengan kemampuan sumber daya dan dana
d. Koordinasi yang baik
f. Sistem pemantauan dan pengawasan yang terus menerus
g. Transparansi dan dapat diterima oleh masyarakat
Dalam praktek, proses pemikiran dan penentuan recana tersebut perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut (Soekartawi, 1990:78) :
1. Keadaan sumber daya dan sumber dana yang tersedia, misalnya factor
alam, tenaga kerja dan pendapatan masyarakat.
2. Keadaan atau aspirasi masyarakat dari segala lapisan, apakah lapisan
masyarakat bawah, menengah atau atas.
Dan berdasarkan kerangka teoritis yang dibangun dari teori perencanaan
pembangunan nasional dan teori perencanaan pembangunan daerah, perencanaan
pembangunan berdasarkan cakupan wilayahnya secara umum dapat di defenisikan
sebagai (Wrihatnolo & Nugroho, 2006:70-71)
1. Perencanaan pembangunan nasional, yaitu perencanaan yang mencakup
pembangunan semua sektor secara kompetitif dalam wilayah suatu negara
untuk kepentingan seluruh warga negara yang diselenggarakan oleh
pemerintah nasional.
2. Perencanaan pembangunan daerah, yaitu perencanaan yang mencakup
pembangunan semua sektor secara komprehensif dalam wilayah suatu
daerah (provinsi atau kabupaten/kota) untuk kepentingan seluruh warga
negara di suatu daerah tertentu yang diselenggarakan oleh pemerintah
3. Perencanaan pembangunan regional, yaitu perencanaan yang mencakup
pembangunan semua sektor secara komprehensif dalam wilayah lebih dari
satu daerah (beberapa provinsi atau beberapa kabupaten/kota) untuk
kepentingan seluruh warga negara di daerah-daerah yang menjadi cakupan
perencanaan yang diselenggarakan oleh beberapa pemerintah tertentu saja,
atau koordinasi dengan pemerintah nasional.
4. Perencanan pembangunan kawasan, yaitu perencanaan yang mencakup
pembangunan sektor tertentu saja dalam wilayah satu daerah atau lebih
(beberapa provinsi atau beberapa kabupaten/kota) untuk sebagian warga
negara di daerah-daerah yang menjadi cakupan perencanaan yang
diselenggarakan oleh beberapa pemerintah daerah tertentu saja atau
dikoordinasikan oleh pemerintah nasional.
Sedangkan dilihat dari segi waktunya, maka perencanaan pembangunan adalah :
1. Rencana pembangunan jangka panjang
Diwujudkan dalam visi dan misi jangka panjang, yang mencerminkan
cita-cita kolektif yang akan dicapai oleh masyarakat beserta strategi untuk
mencapainya. Kurun waktu jangka panjang dapat 10 tahun, 15 tahun, atau
20 tahun. (Wrihatnolo & Nugroho, 2006:165-166).
2. Rencana pembangunan jangka menengah
Adalah perencanaan yang dibuat dalam jangka waktu lima tahunan, baik
skala nasional maupun regional. (Soekartawi, 1990:79).
Adalah perencanaan yang dibuat jangka waktu setahun atau kurang dari
setahun.Biasanya program kegiatan yang dilakukan bersifat
“proyek-proyek” pembangunan yang mendesak untuk dilakukan. (Soekartawi,
1990:79).
Sesuai dengan UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk :
1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan,
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah,
antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan
Daerah.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan.
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat, dan
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan.
Dan dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan ini terdapat
tahapan-tahapan yang tentunya sangat menunjang dan membantu kelancaran suatu
perencanaan pembangunan agar dapat berjalan dengan baik dan lancer serta tepat
sasaran yang diharapkan. Sesuai dengan UU No 25 Tahun 2004 maka Tahapan
Perencanaan Pembangunan Nasional meliputi :
1. Penyusunan rencana,
2. Penetapan rencana,
4. Evaluasi pelaksanaan rencana.
1. 5. 3.Peranan Bappeda dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,
transparan, akuntabel, efisien dan efektif di bidang perencanaan pembangunan
daerah, diperlukan adanya tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan
evaluasi perencanaan pembangunan daerah. Penerapan peraturan perundangan
yang berkaitan dengan perencanaan daerah merupakan alat untuk mencapai tujuan
pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah
perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat
melalui perencanaan pembangunan daerah agar demokratisasi, transparansi,
akuntabilitas dapat terwujud.
Penyelenggaraan tahapan, tata cara penyusunan pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah dimaksudkan untuk:
1. Meningkatkan konsistensi antarkebijakan yang dilakukan berbagai
organisasi publik dan antara kebijakan makro dan mikro maupun antara
kebijakan dan pelaksanaan;
2. Meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam proses perumusan
kebijakan dan perencanaan program;
4. Meningkatkan akuntabilitas pemanfaatan sumber daya dan keuangan
publik;
5. Terwujudnya penilaian kinerja kebijakan yang terukur, perencanaan, dan
pelaksanaan sesuai RPJMD, sehingga tercapai efektivitas perencanaan.
Menurut UU Nomor 25 Tahun 2004 RPJM Daerah merupakan penjabaran
dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman
pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan
keuangan daerah, strategi pernbangunan Daerah, kebijakan umum, dan program
Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan
program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Materi utama RPJMD Visi dan Misi Kepala Daerah, Arah Kebijakan
Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum serta
Program Kepala Daerah yang sudah dijabarkan dalam format Program SKPD dan
Program Lintas SKPD, program Kewilayahan dan rencana-rencana kerja dalam
pendanaan yang bersifat indikatif.
Rencana Pembagunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Medan
merupakan penjabaran visi dan misi dan program Walikota Medan dengan tetap
mengacu pada RPJM Nasional sebagai landasan dan dokumen perencanaan
nasional secara menyeluruh berdasarkan kondisi daerah Kota Medan. Dimana
Gambar 1. Penyusunan dan Penetapan RPJM
Maksud dan tujuan penetapan Rencana Pembangunan Kota Medan adalah
untuk memberikan arah dan pedoman penyelenggaranaan pemerintahan,
pengelolaan pembangunan, dan penyampaian pelayanan kepada masyarakat di
Kota Medan dengan tujuan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih demokratis,
berkeadilan sosial, serta melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi
hokum dalam tatanan masyarakat yang beragama, beradab, berakhlak mulia,
mandiri, bebas, maju dan sejahtera dalam prinsip-prinsip tata pemerintahan yang
baik (Good Governance).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota disusun dalam rangka
Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian/Lembaga, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP/D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM/D) dan Rencana
Kerja Pemerintah (RKP/D) sebagai rencana tahunan. Penyusunan dokumen
rencana pembangunan tersebut dilakukan melalui proses koordinasi administrasi
pemerintah dalam suatu forum Musyawah Perencanaan Pembangunan
(Musrembang).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan
pedoman dan acuan bagi Dinas, Badan, Biro dan Kantor dalam menyusun
Rencana Strategis Dinas, Badan, Biro dan Kantor di lingkungan Pemerintah Kota
Medan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) juga
merupakan acuan Pemerintah Daerah di dalam menyusun Rencana Kerja
Pemerintah Daerah setiap tahunnya atau yang disebut dengan RKPD.
Sejalan dengan Undang-Undang 25/2004 maka penyusunan RPJMD perlu
memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Startegis
Dokumen RPJMD pada dasarnya merupakan suatu proses pemikiran
strategis. Kualitas dokumen RPJMD sangat ditentukan oleh seberapa jauh
tersebut. Perencanaan strategis erat kaitannya dengan proses menetapkan
ke mana daerah akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak
dicapai dalam lima tahun mendatang; bagaimana mencapainya; dan
langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai.
Alur pemikiran strategis (strategic thinking process) pada dasarnya
mencakup elemen-elemen sebagai berikut:
a. Ada rumusan isu dan permasalahan pembangunan yang jelas
b. Ada rumusan prioritas isu sesuai dengan urgensi dan kepentingan dan
dampak isu terhadap kesejahteraan masyarakat banyak
c. Ada rumusan tujuan pembangunan yang memenuhi kriteria
SMART(specific, measurable, achievable, reliable, time bound)
d. Ada rumusan alternatif strategi untuk pencapaian tujuan
e. Ada rumusan kebijakan untuk masing-masing strategi
f. Ada pertimbangan atas kendala ketersediaan sumber daya dan dana
(kendala fiskal daerah)
g. Ada prioritas program
h. Ada tolok ukur dan target kinerja capaian program
i. Ada pagu indikatif program
j. Ada kejelasan siapa bertanggung jawab untuk mencapai tujuan,
sasaran, dan hasil, dan waktu penyelesaian termasuk review kemajuan
pencapaian sasaran
k. Ada kemampuan untuk menyesuaikan dari waktu ke waktu terhadap
l. Ada evaluasi terhadap proses perencanaan yang dilakukan
m. Ada komunikasi dan konsultasi berkelanjutan dari dokumen yang
dihasilkan
n. Ada instrumen, metodologi, pendekatan yang tepat digunakan untuk
mendukung proses perencanaan
2. Demokratis dan Partisipatif
Ini bermakna bahwa proses penyusunan RPJMD perlu dilaksanakan secara
transparan, akuntabel, dan melibatkan masyarakat (stakeholder) dalam
pengambilan keputusan perencanaan di semua tahapan perencanaan:
a. Ada identifikasi stakeholder yang relevan untuk dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan perencanaan
b. Ada kesetaraan antara government dan non government stakeholder
dalam pengambilan keputusan
c. Ada transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan
d. Ada keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen masyarakat,
terutama kaum perempuan dan kelompok marjinal
e. Ada sense of ownership masyarakat terhadap RPJMD
f. Ada pelibatan dari media
g. Ada konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting
pengambilan keputusan seperti perumusan prioritas issues dan
permasalahan, perumusan tujuan, strategi dan kebijakan, dan prioritas
3. Politis
Ini bermakna bahwa penyusunan RPJMD melibatkan proses konsultasi
dengan kekuatan politis terutama Kepala Daerah Terpilih dan DPRD:
a. Ada konsultasi dengan KDH Terpilih untuk penerjemahan yang tepat
dan sistematis atas visi, misi, dan program Kepala Daerah Terpilih ke
dalam tujuan, strategi, kebijakan, dan program pembangunan daerah
b. Ada keterlibatan DPRD dalam proses penyusunan RPJMD
c. Ada pokok-pokok pikiran DPRD dalam proses penyusunan RPJMD
d. Ada naskah akademis untuk mendukung proses pengesahan RPJMD
e. Ada review dan evaluasi dari DPRD terhadap rancangan RPJMD
f. Ada review, saran dan masukan Gubernur Provinsi berkaitan terhadap
rancangan RPJMD
g. Ada pembahasan terhadap Ranperda RPJMD
h. Ada pengesahan RPMJD sebagai Peraturan Daerah yang mengikat
semua pihak untuk melaksanakannya dalam lima tahun ke depan.
4. Perencanaan Bottom- Up
Ini bermakna bahwa proses penyusunan RPJMD perlu memperhatikan
aspirasi dan kebutuhan masyarakat:
a. Ada penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk melihat
konsistensi dengan visi, misi dan program Kepala Daerah Terpilih
b. Memperhatikan hasil proses musrenbang dan kesepakatan dengan
c. Memperhatikan hasil proses penyusunan Renstra SKPD
5. Perencanaan Top- Down
Ini bermakna bahwa proses penyusunan RPJMD perlu bersinergi dengan
rencana strategis di atasnya dan komitmen pemerintahan atasan berkaitan:
a. Ada sinergi dengan RPJP dan RPJM Nasional
b. Ada sinergi dan konsistensi dengan RPJPD
c. Ada sinergi dan konsistensi dengan RTRWD
d. Ada sinergi dan komitmen Pemerintah terhadap tujuan-tujuan
pembangunan global seperti Millenium Development Goals,
Sustainable Development, pemenuhan Hak Asasi Manusia,
pemenuhan air bersih dan sanitasi, dsb.
(Modul Bahan Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, USAID LGSP, Jakarta,
2008)
Dan dalam penyusunan RPJMD dilakukan dengan tahapan atau proses
dan jadwal sebagai berikut :
Dan perencanaan pembangunan daerah itu menggunakan pendekatan :
1. Politis
Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Presiden/Kepala Daerah
adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan
masing-masing calon Presiden/Kepala Daerah. Oleh karena itu, rencana
pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang
ditawarkan Presiden/Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana
pembangunan jangka menengah.
Dalam pemilihan langsung Presiden dan Kepala Daerah menghasilkan
rencana pembangunan hasil proses politik (publik choice theory of
planning). Dan nantinya akan menjabarkan visi dan misi dalam RPJM.
2. Teknokratis
Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan
menggunakan metoda dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan
kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu.
Perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional, atau oleh
lembaga / unit organisasi yang secara fungsional melakukan perencanaan.
Dan dalam pemantapan peran, fungsi dan kompetensi lembaga perencana.
3. Partisipatif
Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan
semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan.
Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa
memiliki. Antara lain melalui pelaksanaan Musrenbang.
4. Buttom-up dan Top-down
Sedangkan pendekatan atas-bawah dan, bawah-atas dalam perencanaan
dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah
dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik di
Dan tahapan penyusunan RPJMD adalah :
1. Penyiapan Rancangan Awal RPJM Daerah
Kegiatan ini menjadi tanggung jawab kepala Bappeda, dilakukan guna
mendapatkan gambaran awal arti jabaran visi, misi dan program kepala
daerah terpilih, dengan masukan berupa RPJPD dan RPJM
Nasional/Provinsi. Sewaktu mengalokasikan program dan kegiatan
indikatif menurut SKPD dilakukan dengan konsultasi atau rapat kerja
bersama para kepala SKPD.
2. Penyiapan Rancangan Renstra-SKPD
Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh di bawah koordinasi masing-masing
SKPD yang bersangkitan sekaligus merupakan langkah awal SKPD
menyusun Renstra SKPDnya. Penyusunan rencana Renstra SKPD
bertujuan untuk merumuskan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tugas dan fungsi
SKPD, agar selaras dengan program prioritas Kepala daerah terpilih.
Dalam kesempatan ini pula kepal SKPD merincikan kegiatan dan program
strandar pelayanan minimum yang sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD
yang bersangkutan ke dalam RPJM serta semua kegiatan yang diperlukan
untuk mempertahankan kinerja pelayanan yang sudah tercapai pada
periode sebelumnya. Dengan demikian RPJMD merupakan dokumen
perencanaan yang berkesinambungan, khususnya dalam pelayanan kepada
masyarakat.
Tahap ini merupakan tanggung jawab kepala Bappeda, merupakan upaya
mengintegrasikan rancangan awal rpjm daerah dengan rancangan renstra
SKPD, yang menghasilkan rancangan RPJM Daerah. Rancangan rpjmd
diharapkan sudah menjabarkan visi, misi dan program kepala daerah
menjadi program dan kegiatan indikatif jangka menengah yang berisi
rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan. RPJMD
juga merincikan program dan kegiatan indikatif dalam selang tahunan
selama lima tahun. Diharapkan integrasi tersebut membuat RPJMD
mengakomodasikan : 1. Kepentingan visi, misi dan program Kepala
Daerah yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, 2. Maksud
mempertahankan hasil pembangunan melalui program/kegiatan
mempertahankan kinerja pelayanan yang dicapai pada periode sebelumnya
dan, 3. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui penerapan
SPM yang sudah ditetapkan oleh kementrian/lembaga pada tingkat
nasional.
4. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Jangka Menengah
Daerah
Kegitan ini dilaksankan dalam koordinasi kepala bappeda. Kegiatan ini
dilaksanakan guna memperoleh berbagai masukan dan komitmen dari
seluruh pemangku kepentingan pembangunan atas rancangan RPJM
5. Penyusunan Rancangan Akhir RPJM Daerah
Kegitan ini menjadi tanggung jawab kepala Bappeda. Seluruh masukan
dan komitmen hasil Musrembang jangka menengah daerah menjadi
masukan utama penyempurnaan rancangan RPJMD, menjadi rancangan
akhir RPJM DAERAH. Rancangan akhir RPJM Daerah disampaikan oleh
kepala Bappeda Kepada Kepala daerah terpilih
6. Penetapan peraturan daerah tentang RPJM Daerah
di bawah koordinasi kepala satuan kerja perangkat daerah yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi hokum.
Rancangan akhir rpjm daerah beserta lampirannya disampaikan kepada
dprd sebagai inisiatif pemerintah daerah, untuk diproses lebih lanjut
menjadi peraturan daerah tentang rpjm daerah (Modul Bahan Pelatihan
dan Pendampingan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Gambar 2. Bagan Alir Tahapan Penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota
Sumber : Permen No 25 Tahun 2004
PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMD PENYUSUNAN
RANCANGAN RPJMD MUSRENBANG
RPJMD PERUMUSAN RANCANGAN AKHIR RPJMD PENETAPAN RPJMD
Rancangan Perda ttg RPJMD beserta Rancangan
akhir RPJMD Kabupaten/ Kota
Perda tentang RPJMD
Persiapan Penyusunan RPJMD Kab/ Kota Penelaahan RJPMN, RPJMD Provinsi dan RPJMD kab/ kota lainnya Perumusan Strategi dan arah kebijakan Telaahan terhadap RPJPD Kabupaten/ kota Perumusan Kebijakan umum dan program pembangunan daerah Kabupaten/Kota Analisis isu-isu strategis Pembangunan jangka menengah Kabupaten/Kota
VISI, MISI dan Program KDH Pengolahan data dan informasi Perumusan Penjelasan visi dan misi
Perumusan Tujuan dan Sasaran Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah Kabupaten/ Kota Hasil evaluasi capaian RPJMD Pembahasan dengan SKPD kabupaten/kota Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik Perumusan Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan Rancangan RPJMD
• Pendahuluan
• Gambaran umum kondisi daerah
• Gambaran pengelolan keuangan daerah serta kerangka pendanaan
• Analisis isu-isu srategis,visi, misi, tujuan dan sasaran
• Strategi dan arah kebijakan
• Kebijakan umum dan program pembangunan daerah
• Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan
• Penetapan indikator kinerja Daerah
• Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan. Naskah Kesepakatan Musrenbang RPJMD Penyiapan data dan kegiatan Perumusan hasil Musrenbang Pelaksanaan Musrenbang RPJMD Penyusunan SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD Penyajian Rancangan RPJMD Verifikasi Rancangan RENSTRA SKPD Persetujuan Rancangan akhir RPJMD oleh Bupati/Walikota Penetapan Perda tentang RPJMD kabupaten/kota Konsultasi rancangan akhir RPJMD ke PemProv Rancangan Awal Renstra SKPD RPJMD • Pendahuluan
• Gambaran umum kondisi daerah
• Gambaran pengelolan keuangan daerah serta kerangka pendanaan
• Analisis isu-isu srategis,
• visi, misi, tujuan dan sasaran
• Strategi dan arah kebijakan
• Kebijakan umum dan program pembangunan daerah
• Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan
• Penetapan indikator kinerja Daerah
• Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Rancangan Akhir RPJMD
• Pendahuluan
• Gambaran umum kondisi daerah
• Gambaran pengelolan keuangan daerah serta kerangka pendanaan
• Analisis isu-isu srategis,
• visi, misi, tujuan dan sasaran
• Strategi dan arah kebijakan
• Kebijakan umum dan program pembangunan daerah
• Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan
• Penetapan indikator kinerja Daerah
• Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Perumusan Rancangan Akhir RPJMD Penyampaian Rancangan Akhir RPJMD Pembahasan Rancangan Akhir RPJMD Konsultasi rancangan akhir RPJMD Penyempurnaan rancangan akhir RPJMD Penyelarasan Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Penelaahan RTRW Kab/ Kota & RTRW
[image:47.842.114.754.125.460.2]Kab/Kota lainnya Analisis Gambaran umum kondisi daerah kabupaten/kota Analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan Pembahasan dengan DPRD utk memperoleh masukan dan saran
Rancangan Awal RPJMD
• Pendahuluan
• Gambaran umum kondisi daerah
• Gambaran pengelolan keuangan daerah serta kerangka pendanaan
• Analisis isu-isu srategis,visi, misi, tujuan dan sasaran
• Strategi dan arah kebijakan
• Kebijakan umum dan program pembangunan daerah
• Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan
• Penetapan indikator kinerja Daerah
• Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.
Penetapan Indikator Kinerja
1. 6. Defenisi Konsep
Adapun defenisi konsep yang penulis kemukakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Peranan adalah rangkaian perilaku yang tujuan ditimbulkan karena suatu
jabatan tertentu atau karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal.
2. Badan Perencanaan Pembanganan Daerah adalah staf yang bertugas
membantu kepala daerah dalam menentukan kebijaksanaan di bidang
perencanaan pembangunan serta memberikan penelitian atas pelaksanaan
pembangunan di daerah.
3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah adalah penjabaran dari
visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman
pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah
kebijakan keuangan daerah, strategi pernbangunan Daerah, kebijakan
umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja
Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
1. 7. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan
keseluruhan hasil penelitian ini secara singkatdapat diketahui sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakng masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesa, defenisi konsep, defenisi operasional
dan sistematika penulisan.
BAB II : METODE PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, teknik penentuan skor, dan teknik analisa data.
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini memuat gambaran umum tentang gambaran atau karakteristiklokasi
penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, kedudukan, tugas dan fungsi.
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat penyajian data yang diperoleh selama penelitian dilapangan atau
berupa dokumen-dokumen yang akan diteliti.
BAB V : ANALISA DATA
Bab ini memuat pembahasan dari data-data yang telah diperoleh kemudian
BAB VI : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang dilakukan.
BAB II
METODE PENELITIAN 2. 1. Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) penelitian dengan menggunakan
metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan
gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai
sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung
tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini adalah penelitian yang
diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian
secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi serta menganalisa
kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.
2. 2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Medan Jl. Kapten Maulana Lubis No. 2 Medan Kantor Walikota Medan
Lantai III.
2. 3. Informan Penelitian
Sesuai dengan penjelasan di atas, bentuk penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian
yang dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus
penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian inilah yang akan menjadi
informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama
proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi informan kunci dan informan
biasa. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau i