• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DAERAH

DALAM PENYUSUNAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

DAERAH

KOTA MEDAN 2011-2015

Skripsi

Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

KARTIKA AYU NATALIA HUTAPEA

070903045

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan salah satu bagian dari perencanaan pembangunan. Dan setelah dilantiknya Walikota Medan yang baru dengan visi dan misi yang baru, maka disusun pula RPJMD yang baru. Dan dalam penyusunan RPJMD tersebut merupakan penjabaran dari visi dan misi Kepala daerah. Serta dalam penyusunan RPJMD maka koordinasi yang paling utama ada pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Dengan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan”. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :”bagaimana

peranan Badan Perencanaan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan?”

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Mengenah Daerah Kota Medan dan melihat peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggambarkan fakta sebagaimana adanya dan diberikan interpretasi yang secukupnya berdasarkan hasil penelitian, sehingga menjawab permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditentukan. Adapun unit analisis data dalam penelitian ini adalah invidu sebagai Kepala atau Staf pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bahwa Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan diawali dengan penyiapan rancangan awal RPJMD, kemudian penyiapan rancangan Renstra-SKPD, kemudian penyusunan rancangan RPJMD, kemudian penyelenggaraan Musrenbang RPJMD, kemudian penyusunan rancangan akhir RPJMD dan yang terakhir adalah penetapan peraturan daerah tentang RPJMD. Dan dalam penyusunan RPJMD kota medan juga melalui pendekatan politik, teknokratik dan juga partisipatif. Namun dalam hal pelaksanaannya belum seutuhnya dapat terlaksana dengan baik, masih banyak kekurangannya. Peranan Bappeda dalam penyusunan RPJMD Kota Medan dapat lihat dari penyusunan rancangan awal, penghimpunan laporan SKPD, penyelenggaraan Murenbang, penyusunan rancangan akhir dan penetapan peraturan daerah.

Oleh karena itu perlu Pelaksanaan yang baik dan tepat setiap tahapan penyusunan RPJMD sehingga nantinya penetapan Perda RPJMD tidak terhambat atau terlalu lama dan Bappeda dan juga SKPD melaksanakan semua peranannya dengan disiplin dan tanggung jawab kerja untuk pelaksanaan setiap tahapan penyusunan RPJMD.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “PERANAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA MEDAN”.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan teristimewa kepada Papa tersayang (M. Hutapea) dan Mama tersayang (Rosdiana Sinaga, S.Pd.) serta saudara-saudara tersayang Eska Murniati, S. Pd.(kak Eska), Resky Sunanda Mardiansa Hutapea(dek Kiky), Elsa Damayanti Hutapea(dek Chaca) dan Sovranitha Theodora Hutapea(dek Opha), karena telah memberikan cinta dan kasih saying kepada penulis dan yang membimbing, memberi dukungan baik moril dan materil. Dan berkat ketulusan doa mereka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Tak lupa juga seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan, yaitu :

1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera

Utara Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si.

2. Bapak Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan Drs.

Zulkarnain, M.Si. yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian Skripsi.

3. Bapak Drs. M. Husni Thamrin NST, M. Si., selaku Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

4. Ibu Dra. Elita Dewi, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi

Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah banyak

memberikan dukungan dan juga semangat bagi penulis.

5. Bapak M Arifin Nasution, S.Sos., M.S.P., selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penyelesaian

(4)

6. Ibu Dra. Februati Trimurni, M.Si., selaku Dosen Wali yang telah

memberikan arahan dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

7. Untuk Dosen-dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara.

8. Untuk Kak Dian dan juga Kak Mega yang telah membantu penulis dalam

urusan surat menyurat sampai Skripsi ini selesai dan juga kepada seluruh

pegawai administrasi FISIP USU.

9. Untuk pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan

yang telah membatu ketika melakukan penelitian dan wawancara serta

seluruh informan yang telah meluangkan waktu.

10. Terkhusus dan teristimewa kepada KARTIKA AYU NATALIA

HUTAPEA (nama yang bagus,,,hahhahahaa…) yang telah berjuang jatuh

bangun, mengorbankan banyak hal, dan akhirnya semua “INDAH PADA

WAKTUNYA Tika Tika Tika”

11. Untuk sahabat-sahabat tercinta, Esttela Perangin-angin (thank u buat

kuliner dan kegilaan selama kuliah), Selvia Febrieni Manalu, S.Sos.

(duluan ente S.Sos. Lek……hehehhee….thanks buat semuamuamuanyaaa

selama ini…..), Christin Silalahi (wooowww,,,,,,,perumpamaan buat penyu

atau kura-kura itu mencapai FINISH juga setelah melalui banyak aral

rintangannn sampai pada MEMBABU bersama…hahhahahah) thank you

yah sahabat-sahabat quh tercinta. Tak ada yang bisa menggantikan kalian

dalam hari-hari Tika selama ini. Luphhhhhhh youuuuuu so

muchhhhhhhh………. Semoga MIMPI dan SEMANGAT kita bisa

(5)

12. Buat sahabat SMA Tika, Natalia Hutajulu, S. H., Pitri Hutagaol, S. E. dan

Sannur Siagian, thank u yah saying buat semuanya dan juga buat doa dan

dukungannya. Kelak beberapa tahun lagi kita REUNI dengan impian kita

dulu…hehhehee…

13. Buat TEAM SEBELAS,,,,, Lintang Simorangkir, S.Sos. (Tank), Bobby

Pratama, S. Sos.(Bob), Selvia Febrieni Manalu, S. Sos.(Viya), Christin

Silalahi(Titin), Dewi Safitri(Mami Dewi), Afaf(Kebab Arab), Dewi

Triastuti(Bulek Tuti), Achmad Fauzi Ichan(Kojek), M Ilham Maulana

Nasution(Ustad), Doddy Syahdianto(Lek ruk…hahhah), thank you buat

kegilaan kita selama ini, koro-koro sama-sama, sedih-sedihan, begado

sama-sama, merajokk, sekil menyekil,,,,dan semuanyalahhhh….

14. Buat teman-teman ARISAN dulu (Bang Boris,,,,,Bang Boy….Bang

Tantri) thank you yah abang-abang buat semua pembelajaran hidupnya

dan juga buat nasehat-nasehat dan hari-harinya….semua tetap “jauh

dimata dekat di hatii……(asssekkk)”

15. Buat Administrasi Negara 2007 thank you yah buat semuanya dan buat

hari-hari selama perkuliahan. Ayoo semangatt kawan-kawan yar S. Sos.

semua anak 2007.

16. Buat anak-anak 2008, Echo (tuan Putri duluan yahhhh), Nawir (makasihh

buat semua cerita dan pengalaman di alam), Mawan (adekkk makasih buat

COKLAT waktu GALAUnya yahhh,,,,,, Leo (ehh,,,cucu….makasih buat

semua yahh), Lita, Tomo (hidup detektorr….), Zipang(Hidup OTB….),

(6)

Zikri Gendut (jangan sering baca SMS yahh,,,hahhaha), Denot (thank u

dah sering dulu ngantar waktu di pancing), John.,,, (kocokk,,,,,semangat

yah adek quhh sayang ), ivri (hahhaha,,,,acem jodohmu), Alex (sayyy…..),

dan buat semua-muanya anak 2008.

17. Buat adek-adek 2009, Tika, Icha, Yunitha, Uul, Nico, Fahmi, Diqhi, thank

you yahh buat semua lucu-lucuannya adekkk,,,dan juga buat adek-adek

2010 (Agri, Adit. Yanan, Oky,, dan semua-muanya) thank you buat

semuanya yahh…

18. Buat Generasi SPARTA,,,semangat terus dan tetap berkarya dan mengukir

prestasi.

19. Buat PEMA FISIP USU 2009-2010 , kak Rani, bang Nanta, bang Ary,

Kumkum, Suci, Alez, Dino, Tino, dan buat semuanya thank you yahhh…

20. Buat team TST dan juga Black ‘n White Team.. thank you yah semua,

21. Dan buat semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan

dan semangat kepada penulis, terima kasih saya ucapkan.

Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini mempunyai banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun bahasa dan penulisan yang digunakan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.Akhir kata penulis berharap Skripsi ini membawa manfaat dan dapat berguna bagi semua pihak yang membaca.

Medan, Mei 2011

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. 1. Latar Belakang Masalah ... 1

1. 2. Rumusan Masalah ... 8

1. 3. Tujuan Penelitian ... 8

1. 4. Manfaat Penelitian ... 9

1. 5. Kerangka Teori ... 9

1. 6. Defenisi Konsep ... 38

1. 7. Sistematika Penulisan ... 39

BAB II METODE PENELITIAN ... 41

2. 1. Bentuk Penelitian... 41

2. 2. Lokasi Penelitian ... 41

2. 3. Informan Penelitian ... 41

2. 4. Teknik Pengumpulan Data ... 42

(8)

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 45

3. 1. Gambaran Umum Kota Medan ... 45

3. 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan ... 46

BAB IV PENYAJIANDATA ... 61

4. 1. Karakteristik Informan ... 61

4. 2. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan ... 62

4. 3. Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan ... 65

BAB V ANALISIS DATA ... 72

5. 1. Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan ... 72

5. 2. Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ... 98

BAB VI PENUTUP ... 108

6. 1. Kesimpulan ... 108

6. 2. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penyusunan dan Penetapan RPJM ... 27

Gambar 2. Bagan Alir Tahapan Penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota ... 37

Gambar 3. Susunan Orgnanisasi ... 54

Gambar 4. Pendekatan RPJMD ... 91

(10)

ABSTRAK

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan salah satu bagian dari perencanaan pembangunan. Dan setelah dilantiknya Walikota Medan yang baru dengan visi dan misi yang baru, maka disusun pula RPJMD yang baru. Dan dalam penyusunan RPJMD tersebut merupakan penjabaran dari visi dan misi Kepala daerah. Serta dalam penyusunan RPJMD maka koordinasi yang paling utama ada pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Dengan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan”. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :”bagaimana

peranan Badan Perencanaan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan?”

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Mengenah Daerah Kota Medan dan melihat peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggambarkan fakta sebagaimana adanya dan diberikan interpretasi yang secukupnya berdasarkan hasil penelitian, sehingga menjawab permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditentukan. Adapun unit analisis data dalam penelitian ini adalah invidu sebagai Kepala atau Staf pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bahwa Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan diawali dengan penyiapan rancangan awal RPJMD, kemudian penyiapan rancangan Renstra-SKPD, kemudian penyusunan rancangan RPJMD, kemudian penyelenggaraan Musrenbang RPJMD, kemudian penyusunan rancangan akhir RPJMD dan yang terakhir adalah penetapan peraturan daerah tentang RPJMD. Dan dalam penyusunan RPJMD kota medan juga melalui pendekatan politik, teknokratik dan juga partisipatif. Namun dalam hal pelaksanaannya belum seutuhnya dapat terlaksana dengan baik, masih banyak kekurangannya. Peranan Bappeda dalam penyusunan RPJMD Kota Medan dapat lihat dari penyusunan rancangan awal, penghimpunan laporan SKPD, penyelenggaraan Murenbang, penyusunan rancangan akhir dan penetapan peraturan daerah.

Oleh karena itu perlu Pelaksanaan yang baik dan tepat setiap tahapan penyusunan RPJMD sehingga nantinya penetapan Perda RPJMD tidak terhambat atau terlalu lama dan Bappeda dan juga SKPD melaksanakan semua peranannya dengan disiplin dan tanggung jawab kerja untuk pelaksanaan setiap tahapan penyusunan RPJMD.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang

mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap

masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping, tetap mengejar akselerasi

pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan

kemiskinan (Todaro, 2000 : 20). Dan pada hakekatnya pembangunan harus

mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial

secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan

keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya,

untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang lebih serba baik,

secara material maupun spritual.

Dan pembangunan nasional pada hakekatnya adalah untuk membangun

manusia Indonesia seutuhnya dan bertujuan mencapai masyarakat adil dan

makmur. Dan pembangunan nasional dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan

pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah

berkewajiban mengarahkan. Artinya, pelaksanaan pembangunan baru akan

berhasil secara optimal apabila melibatkan seluruh masyarakat.

Sebagai suatu proses, pembangunan dilaksanakan secara terus menerus

dan berkesinambungan. Kegiatan pembangunan dilakukan secara berencana, baik

yang dilaksanakan pemerintah maupun dari masyarakat. Pembangunan meliputi

(12)

pertahanan keamanan nasional baru akan berhasil bila semua pihak baik itu

masyarakat, pemerintah dan setiap elemen dan badan dalam pembangunan.

Oleh karena itu, pembangunan masyarakat untuk mencapai cita-cita

kemerdekaan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 haruslah

diselenggarakan dengan seksama, efektif, efisien, dan terpadu. Tujuan

pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam

Pembukaan UUD 1945 tersebut adalah untuk (1) Melindungi segenap bangsa dan

seluruh tumpah darah Indonesia; (2) Memajukan kesejahteraan umum; (3)

Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Dari keempat tujuan ini, tiga di antaranya secara eksplisit menyatakan kualitas

kehidupan yaitu butir pertama, kedua, dan ketiga yaitu kehidupan masyarakat

yang terlindungi, sejahtera, dan cerdas. Sedangkan untuk distribusi dan

pemerataan kualitas hidup tersebut dirumuskan dalam sila Kelima Pancasila yaitu

“mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Intinya adalah

keterlindungan, kesejahteraan, dan kecerdasan masyarakat, haruslah terdistribusi

secara adil.

Ada dua arahan yang tercakup dalam perencanaan. Pertama, arahan dan

bimbingan bagi seluruh elemen bangsa untuk mencapai tujuan bernegara seperti

tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Arahan ini dituangkan dalam rencana

pembangunan nasional sebagai penjabaran langkah-langkah untuk mencapai

masyarakat yang terlindungi, sejahtera, cerdas dan berkeadilan dan dituangkan

dalam bidang-bidang kehidupan bangsa: politik, sosial, ekonomi, budaya, serta

(13)

fungsinya untuk mencapai tujuan pembangunan nasional baik melalui intervensi

langsung maupun melalui pengaturan masyarakat/pasar.

Dan di dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun pembangunan guna

merealisasikan berbagai kebijaksanaan dan program yang secara formal

merupakan tugas pokok pemerintah. Berbagai pelaksanaan program dan

pencapaian sasaran pembangunan yang ada merupakan kegiatan yang bersifat

antar sektor dan antar lembaga.

Di dalam melakukan pembangunan, setiap pemerintah daerah memerlukan

perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap

pembangunan yang dilakukan. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan

bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan

indikator-indikator pembangunan yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat

kabupaten/kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan

adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Kunci utama keberhasilan sebuah pembangunan terletak pada kualitas

perencanaan pembangunan tersebut. Seorang pembuat rencana harus mampuuntuk

merumuskan pembangunan di berbagai sektor. Dengan demikian seorang pembuat

rencana pembangunan dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang

luas dalam pembangunan sebuah daerah berdasar segala potensi yang dimiliki

oleh daerah tersebut. Sektor yang harus memperoleh perhatian dari seorang

pembuat rencana mencakup sektor sumber daya alam yang terkandung di daerah

(14)

Ketiga sektor ini haruslah dapat dikembangkan secara bersama atau

setidaknya berurutan berdasar atas skala prioritas yang ditetapkan oleh pembuat

rencana. Dalam pengembangan ketiga sektor tersebut, seorang perencana

pembangunan dituntut untuk mampu melakukan analisa wilayah, manajemen

prospek pembangunan, merencanakan serta membuat program yang layak untuk

dijalankan, dan melaksanakan rencana, mengawasi serta mengevaluasi

pelaksanaan rencana tersebut.

Sejak diberlakukannya UU 32 Tahun 2004 maka pemerintahan serta

pembangunan yang sentralistik atau top down berubah menjadi suatu sistem yang

desentralisasi. Dimana menurut UU tersebut daerah mempunyai kewajiban untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan salah satunya kewajiban

tersebut adalah mengurus dan mengatur masalah pembangunan. Dimana

pembangunan merupakan proses perubahan dari kondisi yang kurang baik

menjadi lebih baik dan atau dari yang belum ada menjadi ada.

Perencanaan pembangunan di Indonesia didasarkan pada suatu

undang-undang tersendiri, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Pembangunan yang

berdasarkan pada undang-undang merupakan suatu keadaan baru bagi Indonesia

karena sebelumnya dasarnya adalah suatu Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara, tetapi setelah ada amandemen

Undang-Undang Dasar 1945 di Indonesia, maka terjadi pula perubahan pada dasar

(15)

mengkoordinasikan seluruh upaya pembangunan yang dilaksanakan oleh berbagai

pelaku pembangunan sehingga menghasilkan sinergi yang optimal dalam

mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Di dalam undang-undang

Nomor 25 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah, diatur bahwa sistem perencanaan pembangunan

memiliki 4 tahapan pokok sebagai siklus perencanaan yaitu : penyusunan

rancangan awal, pelaksanaan musrembang, penyusunan rancangan akhir dan

penetapan rencana.

Sebagai suatu kesatuan proses perencanaan yang mencakup berbagai

perubahan yang mendasar atas struktur sosial, pembangunan juga merupakan

proses untuk melakukan perubahan sikap-sikap masyakat dan institusi-institusi

masyarakat ke arah yang lebih baik, dengan meminimalisir terjadinya

ketimpangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.

Pada era manajemen strategis seperti sekarang ini, perencanaan di daerah

harus didahului dengan penetapan visi terlebih dahulu. Kepala daerah

memberikan visi pembangunan didepan DPRD, namun visi kepala daerah belum

tentu akan menjadi visi pembangunan daerah otonom. Hal ini disebabkan DPRD

yang menjadi wakil rakyat harus melihat apakah visi pembangunan yang

direncanakan oleh kepala daerah sesuai dengan keadaan masyarakat dan didukung

oleh sumber daya manusia yang baik atau tidak. Selain itu juga dampak

(16)

golongan saja. Jadi untuk menentukan visi pembangunan daerah otonom belum

tentu sama dengan masa jabatan Kepala Daerah.

Dalam perencanaan pembangunan mempunyai tugas pokok dan fungsi

yang vital yaitu : menyiapkan rancangan RPJP Daerah, menyelenggarakan

Musrembang RPJPD, menyusun rancangan akhir RPJP Daerah, menyiapkan

Rancangan Awal RPJM Daerah, menyusun Rancangan RPJM Daerah dengan

menggunakan rancangan Renstra SKPD, menyelenggarakan Musrembang RPJM

Daerah (2 bulan setelah Kepala Daerah dilantik), menyusun Rancangan Akhir

RPJM Daerah (3 bulan setelah Kepala Daerah dilantik), menyiapkan Rancangan

Awal RKPD, mengkoordinasikan penyusunan Rancangan RKPD dengan

menggunakan Renja SKPD, menyelenggarakan Musrembang penyusunan RKPD,

menyusun Rancangan Akhir RKPD (dengan peraturan Kepala Daerah),

menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana

pembangunan berdasarkan hasil evaluasi kinerja pelaksanaan recana

pembangunan dari masing-masing SKPD, menyusun evaluasi kinerja pelaksanaan

rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan SKPD, membantu

Kepala Daerah dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah.

Dan pada tanggal 19 Juli 2010 dilaksanakannya pelantikan Walikota dan

Wakil Walikota Medan Terpilih hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah

(Pemilukada) Kota Medan putaran ke II dengan visi “kota metropolitan yang

berdaya saing, nyaman, peduli, dan sejahtera. Misinya, meningkatkan kualitas

pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan, dan akuntabel”(

(17)

nantinya yang akan disinkronisasikan dalam perencanaan pembangunan Kota

Medan dan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

Salah satu badan yang mempunyai peran sangat penting dalam

perencanaan pembangunan adalalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,

dimana badan inilah yang akan membantu Kepala Daerah dalam menentukan

kebijakan dibidang perencanaan pembangunan daerah serta penilaian atas

pelaksanaannya. Hal ini merupakan peranan yang sangat penting dalam setiap

perencanaan pembangunan setiap daerah. Disamping itu, adapun yang menjadi

tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

setelah revisi UU Nomor 22 Tahun 1999 menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan

terbitnya UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional diantaranya adalah melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi

perencanaan pembangunan kabupaten/kota terutama pada lintas batas untuk

mencapai keserasian pembangunan daerah sesuai dengan tujuan rencana

pembangunan jangka panjang, mengah dan tahunan.

Mekanisme Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Medan dikoordinasikan oleh Bappeda sebagai koordinator tunggal yang

mempunyai peranan penting dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan

sesuai dengan tugasnya membantu Kepala Daerah dalam menentukan

kebijaksanaan dalam perencanaan pembangunan. Dan hal ini adalah hal yang

paling penting dalam pembangunan suatu daerah untuk mencapai apa yang

(18)

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan

judul “ Peranan BAPPEDA dalam Penyusunan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Kota Medan.”

1. 2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang

menjadi perhatian penulis dalam penelitian adalah : “Bagaimana Peranan

BAPPEDA dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kota Medan ?”

1. 3. Tujuan Penelitian

Setiap penerlitian dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai

atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya tidak jelas diketahui

sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kota Medan.

2. Untuk mengetahui peranan Bappeda dalam penyusunan Rencana

(19)

1. 4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

a) Secara Subjektif

Sebagai suatu sarana dalam melatih dan mengembangkan kemampuan

berpikir secara elmiah, sistematis dan metodologi dalam menyusun karya

ilmiah.

b) Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik dalam menambah bahan kajian perbandingan bagi

yang menggunakan

c) Secara Praktis

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang peran Bappeda

dalam RPJMD bagi yang membaca.

1. 5. Kerangka Teori

Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi, dan

proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara

merumuskan hubungan antara konsep (Singarimbun, 2006:37).

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan

penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel

atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2000:92).

Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah

(20)

referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan memberikan

pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang di

teliti.

1. 5. 1.Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1. 5. 1. 1. Peranan

Dalam pengertian umum, peranan dapat diartika sebagai perbuatan

seseorang atas sesuatu pekerjaan. Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa

Indonesia, peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian (Poerwadarminta,

1987:768).

Menurut Soerjono Soekamto (1997:54) peranan adalah pertama, perilaku

seseorang atas kedudukan tertentu dan hubungannya dengan masyarakat. Kedua,

peranan adalah suatu kelompok penghargaan manusia terhadap cara bersikap dan

berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi social. Ketiga,

peranan adalah pola tingkah laku yang didasarkan atas kedudukan tertentu dalam

kolektivitas dari keadaan social tertentu.

Dan menurut Miftah Thoha (1990:25) peranan dirumuskan suatu

rangkaian perilaku yang tujuan ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu atau

karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal.

Dengan demikian, suatu peranan paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu :

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

(21)

2. Peranan adalah suatu konsep atau perihal apa yang didapat oleh individu di

dalam masyarakat dan di dalam organisasi tertentu.

3. Peranan juga dapat dikatakan perilaku individu dalam struktur sosial

tertentu.

Sehingga dalam disimpulkan peranan adalah aspek dinamis kedudukan

(status) yang di dalamnya melekat unsur hak dan kewajiban, tugas dan

wewenang, serta fungsi seseorang atau kelompok di dalam masyarakat sebagai

suatu organisasi.

1. 5. 1. 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Arah pembangunan yang terencana dengan baik dan dinamis sangat

dipengaruhi adanya peran serta masyarakat maupun unsur-unsur dalam

masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam

penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini jelas diatur dalam UU Nomor 25 tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menjelaskan

bahwa tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana

pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang

dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintah/perangkat daerah di pusat dan

daerah dengan melibatkan masyarakat.

“BAPPEDA”, adalah akronim dari Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah yang merupakan unsur pemerintahan di daerah yang mempunyai tugas

(22)

perencanaan, penyelenggaraan pembangunan, serta penilaian atas pelaksanaannya

yang langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah staf yang bertugas

membantu kepala daerah dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan

pembangunan serta memberikan penelitian atas pelaksanaan pembangunan di

daerah. Dan Badan perencanaan adalah sebuah organisasi yang terpisah, dengan

kantor dan badan stafnya sendiri. Tanggung jawab secara kemitraan untuk badan

tersebut berbeda-beda disetiap negara. Sering badan tersebut bekerja di bawah

Kementerian Keuangan. Ini bukan pemecahan terbaik, karena pandangan

pejabat-pejabat keuangan dan pejabat-pejabat-pejabat-pejabat perencanaan tidak sama. Seorang pejabat-pejabat

perencanaan harus lebih tertarik dengan pembuatan kebijaksanaan-kebijaksanaan

dan menetapkan tujuan-tujuan baru.( W. Arthur Lewis, 1994:316).

Menurut Permen Nomor 54 Tahun 2010 Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Bappeda atau sebutan

lain adalah unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan

tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

Berdasarkan Permendagri 57/2007 tentang Juknis Penataan Organisasi

Perangkat Daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah sebagai

unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan, melaksanakan tugas :

(23)

2. Koordinasi penyusunan rencana yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,

kebijakan, program dan kegiatan pembangunan masing-masing satuan

kerja perangkat daerah.

Untuk pencapaian sasaran dengan baik yang nantinya akan menjadi hasil

akhir, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah harus memiliki tahapan

yang harus dilaksanakan.

Adapun yang menjadi tahapan Bappeda adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana

a. Penyusunan rancangan rencana pembangunan daerah.

b. Musyawarah perencanaan pembangunan daerah.

c. Rancangan akhir rencana pembangunan daerah.

2. Pengendalian pelaksanaan rencana

Pada tahap ini Kepala Daerah menghimpun dan menganalisis hasil

pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing

SKPD sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

3. Evaluasi pelaksanaan rencana

a. Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan

berdasarkan hasil evaluasi pimpinan SKPD.

b. Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan

daerah untuk periode berikutnya.

Oleh karena itu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sangat berperan

dalam manjalankan otonomi daerah. Dalam menjalankan fungsinya sebagai badan

(24)

aktif, efektif dan efisien dalam meletakan kerangka dasar pembangunan di daerah

yang kokoh untuk dapat mewujudkan keberhasilan pembangunan. Maka dapat

dikatakan bahwa Bappeda merupakan hal yang sangat berperan penting dalam

pembangunan dan hal yang menentukan arah kebijaksanaan pemerintah daerah

dalam bidang perencanaan pembangunan di daerah.

1. 5. 2.Perencanaan Pembangunan Daerah 1. 5. 2. 1. Perencanaan

Pengertian perencanaan sangat beraneka ragam. Keanekaragaman

pengertian dan defenisi perencanaan dipengaruhi pandangan dari sudut-sudut

pandangan tertentu sesuai kepentingan yang diharapkan.

Dalam arti sempit perencanaan merupakan kegiatan persiapan dalam

perumusan kebijaksanaan; sedang dalam arti yang luas perencanaan itu mencakup

perumusan kebijaksanaan, penetapan kebijaksanaan dan pelaksanaan

kebijaksanaan tersebut. Pemikiran demikian timbul dari adanya bermacam teori

perencanaan.

Dan juga defenisi sangat sederhana mengatakan bahwa perencanaan

adalah menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang diperlukan

untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut George R. Terry “Planning is the

selection and relating of facts and making and using of assumption regarding the future in the visualization and formulation of proposed activities believed necessary to achieve desired result.” Artinya, perencanaan adalah “suatu proses

(25)

berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu di masa yang akan dating.” (Tarigan, 2003:6).

Dan menurut UU Nomor 25 Tahun 2004 perencanaan adalah suatu proses

untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,

dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Atau perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa

depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya

yang tersedia. Dan menurut defenisi di atas ada 4 dasar perencanaan, yaitu :

1. Perencanaan berarti memilih,

2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya,

3. Perencanaan merupakan alat pencapaian tujuan, dan

4. Perencanaan berorientasi ke masa depan.

Serta menurut Friedman mengatakan bahwa perencanaan merupakan

“suatu strategi untuk pengambilan keputusan sebelumnya sebagai suatu aktivitas

tentang keputusan dan implementasi.” (Hadi, 2001:19).

Menurut Sondang P. Siagian ciri-ciri rencana yang baik (Nasution,

2008:22-23) adalah :

1. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

2. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami

tujuan organisasi.

3. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami

(26)

4. Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang diteliti.

5. Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan.

6. Rencana harus bersifat sederhana.

7. Di dalam rencana terdapat tempat pengambilan resiko.

8. Rencana harus bersifat praktis (pragmatis).

9. Rencana harus merupakan forecasting.

Dan dalam pencapaian suatu tujuan tersebut perencanaan menjadi pondasi

yang sangat penting untuk dijadikan landasan dalam melakukan segala kebijakan

yang telah dirumuskan. Sebab jika dalam penyusunan rencana salah, maka apa

yang akan dicapai atau dihasilkan juga akan salah dan tidak sesuai dengan tujuan

yang diharapkan.

1. 5. 2. 2. Pembangunan

Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan

orang lain, daerah yang satu dengan yang lain, negara yang satu dengan

melakukan perubahan. Dan penting bagi kita untuk dapat memiliki defenisi sama

dalam mengartikan pembangunan.

Menurut Sondang P. Siagian pembangunan adalah “suatu usaha atau

rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan

secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam

rangka pembangunan bangsa (nation building). Sedangkan menurut Ginanjar

(27)

proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara

terencana.” (Riyadi dan Bratakusumah, 2005:4).

Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk

menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga Negara

untuk memenuhi dan mencapai aspirasi yang paling manusiawi.

Sedangkan menurut Hadi (2001:21) pembangunan memiliki makna ganda,

yaitu :

1. Tipe pembangunan yang pertama lebih berorientasi pada pertumbuhan

ekonomi dimana fokusnya adalah pada masalah kuantitatif dari produksi

dan penggunaan sumber daya.

2. Tipe kedua, pembangunan yang lebih memperhatikan pada perubahan dan

pendistribusian barang-barang dan peningkatan hubungan sosial. Dan

fokusnya ada pada kualitatif dan pendistribusian perubahan dalam struktur

dari masyarakat yang diukur dari berkurangnya diskriminasi dan

eksploitasi dan meningkatnya kesempatan yang sama dan distribusi yang

seimbang dari keuntungan pembangunan seluruh masyarakat.

Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pembangunan Nasional adalah

upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai

tujuan bernegara. Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi

dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan

lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan

(28)

Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan

masyarakat, ekonomi, social. Budaya, politik yang berlangsung pada level makro

(nasional) dan mikro (community/group). Makna penting dari pembangunan

adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.

Sebagaimana dikemukakan oleh para ahli di atas, pembangunan adalah

semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan

terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara

alami sebagai dampak dari adanya pembangunan.

Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah memiliki beberapa aspek

penting yang harus diperhatikan. Beberapa aspek penting yang dihadapi tersebut

adalah penentuan kebutuhan yang dihadapi oleh daerah serta pengembangan

daerah yang akan dituju. Dengan kata lain, analisa yang tepat memungkinkan

daerah untuk melakukan pembangunan sesuai dengan visi dan misi daerah

tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek serta

keterbatasan yang dimiliki daerah tersebut. Analisa yang dilakukan terhadap

informasi yang diperoleh yang kemudian diwujudkan dengan program

pengembangan daerah akan sulit untuk dirasakan oleh penduduk daerah

mengingat program yang dibuat oleh pemerintah daerah pada umumnya

merupakan program jangka panjang. Kondisi ini memberikan konsekuensi kepada

pemerintah mampu merumuskan model pengembangan daerah yang tepat, di

mana satu sisi model yang dirumuskan melakukan usaha pembangunan (terutama

dalam jangka panjang) dan pada sisi lain menjaga motivasi masyarakat untuk

(29)

masyarakat agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Dan tujuan dari

pembangunan itu sendiri adalah :

1. Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan antar daerah dan

antar sub daerah serta antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).

2. Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.

3. Menciptakan atau menambah lapangan kerja.

4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah.

5. Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya alam agar

bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi masa datang

(berkelanjutan).

1. 5. 2. 3. Perencanaan Pembangunan Daerah

Dalam perencanaan maupun pembangunan mempunyai arti yang berbeda.

Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan

pembangunan adalah suatu proses perubahan dari kondisi yang kurang baik

menjadi lebih baik dan atau dari yang belum ada menjadi ada.

Dengan demikian perencanan pembangunan merupakan tahapan awal

dalam proses pembangunan. Sebagai tahapan awal perencanaan pembangunan

akan menjadi bahan/pedoman/acuan dasar bagi pelaksana kegiatan pembangunan

(action plan). Karena itu, perencanaan pembangunan hendaknya bersifat

implementatif (dapat dilaksanakan) dan aplikatif (dapat diterapkan). (Riyadi &

(30)

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses perencanaan

pembangunan yang dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah

perkembangan yang lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah dan

lingkungannya dalam wilayah atau daerah tertentu, dengan memanfaatkan atau

mendayagunakan berbagai sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi

yang bersifat menyeluruh, lengkap dan tetap berpegang pada asas prioritas.

Menurut Soekartawi (1990:77-78), Perencanaan Pembangunan Daerah

adalah suatu proses pemikiran dan penentuan yang menyeluruh yang sudah

dipertimbangkan sedemikian rupa, dibuat secara sistematik untuk mencapai tujuan

tertentu pada waktu yang telah ditetapkan untuk masa mendatang.

Secara umum, unsur-unsur pokok dalam perencanaan pembangunan terdiri

dari enam unsur, yaitu sebagai berikut:

1. Adanya kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan,

yang sering pula disebut tujuan, arah, dan prioritas pembangunan. Pada

unsur ini perlu ditetapkan tujuan-tujuan rencana;

2. Adanya kerangka rencana yang menunjukkan hubungan variabel-variabel

dalam pembangunan dan implikasinya;

3. Adanya perkiraan sumber-sumber pembangunan terutama pembiayaan;

4. Adanya kebijaksanaan yang konsisten dan serasi, seperti kebijaksanaan

fiskal, moneter, anggaran, sektoral, dan pembangunan daerah;

5. Adanya program investasi yang dilakukan secara sektoral, seperti

(31)

6. Adanya administrasi pembangunan yang mendukung perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan.

Dalam pelaksanaanya sesuai dengan PP Nomor 8 Tahun 2008 perencanaan

pembangunan daerah mempunyai prinsip :

1. Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem

perencanaan pembangunan nasional.

2. Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama

para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan

masing-masing.

3. Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang

dengan rencana pembangunan daerah.

4. Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan berdasarkan kondisi dan

potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika

perkembangan daerah dan nasional.

Dan faktor-faktor yang mempengaruhi Perencanaan Pembangunan Daerah

menurut pendapat yang dikeluarkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN)

dan Deutsche Stiftung fur Internationale entwicklung (DSE) yang dituangkan

dalam Modul Diklat Perencanaan Pembangunan Wilayah (1991) adalah :

a. Kestabilan politik dan keamanan dalam negeri

b. Dilakukan oleh orang-orang yang ahlu di bidangnya

c. Realistis, sesuai dengan kemampuan sumber daya dan dana

d. Koordinasi yang baik

(32)

f. Sistem pemantauan dan pengawasan yang terus menerus

g. Transparansi dan dapat diterima oleh masyarakat

Dalam praktek, proses pemikiran dan penentuan recana tersebut perlu

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut (Soekartawi, 1990:78) :

1. Keadaan sumber daya dan sumber dana yang tersedia, misalnya factor

alam, tenaga kerja dan pendapatan masyarakat.

2. Keadaan atau aspirasi masyarakat dari segala lapisan, apakah lapisan

masyarakat bawah, menengah atau atas.

Dan berdasarkan kerangka teoritis yang dibangun dari teori perencanaan

pembangunan nasional dan teori perencanaan pembangunan daerah, perencanaan

pembangunan berdasarkan cakupan wilayahnya secara umum dapat di defenisikan

sebagai (Wrihatnolo & Nugroho, 2006:70-71)

1. Perencanaan pembangunan nasional, yaitu perencanaan yang mencakup

pembangunan semua sektor secara kompetitif dalam wilayah suatu negara

untuk kepentingan seluruh warga negara yang diselenggarakan oleh

pemerintah nasional.

2. Perencanaan pembangunan daerah, yaitu perencanaan yang mencakup

pembangunan semua sektor secara komprehensif dalam wilayah suatu

daerah (provinsi atau kabupaten/kota) untuk kepentingan seluruh warga

negara di suatu daerah tertentu yang diselenggarakan oleh pemerintah

(33)

3. Perencanaan pembangunan regional, yaitu perencanaan yang mencakup

pembangunan semua sektor secara komprehensif dalam wilayah lebih dari

satu daerah (beberapa provinsi atau beberapa kabupaten/kota) untuk

kepentingan seluruh warga negara di daerah-daerah yang menjadi cakupan

perencanaan yang diselenggarakan oleh beberapa pemerintah tertentu saja,

atau koordinasi dengan pemerintah nasional.

4. Perencanan pembangunan kawasan, yaitu perencanaan yang mencakup

pembangunan sektor tertentu saja dalam wilayah satu daerah atau lebih

(beberapa provinsi atau beberapa kabupaten/kota) untuk sebagian warga

negara di daerah-daerah yang menjadi cakupan perencanaan yang

diselenggarakan oleh beberapa pemerintah daerah tertentu saja atau

dikoordinasikan oleh pemerintah nasional.

Sedangkan dilihat dari segi waktunya, maka perencanaan pembangunan adalah :

1. Rencana pembangunan jangka panjang

Diwujudkan dalam visi dan misi jangka panjang, yang mencerminkan

cita-cita kolektif yang akan dicapai oleh masyarakat beserta strategi untuk

mencapainya. Kurun waktu jangka panjang dapat 10 tahun, 15 tahun, atau

20 tahun. (Wrihatnolo & Nugroho, 2006:165-166).

2. Rencana pembangunan jangka menengah

Adalah perencanaan yang dibuat dalam jangka waktu lima tahunan, baik

skala nasional maupun regional. (Soekartawi, 1990:79).

(34)

Adalah perencanaan yang dibuat jangka waktu setahun atau kurang dari

setahun.Biasanya program kegiatan yang dilakukan bersifat

“proyek-proyek” pembangunan yang mendesak untuk dilakukan. (Soekartawi,

1990:79).

Sesuai dengan UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk :

1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan,

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar daerah,

antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan

Daerah.

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan.

4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat, dan

5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,

berkeadilan dan berkelanjutan.

Dan dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan ini terdapat

tahapan-tahapan yang tentunya sangat menunjang dan membantu kelancaran suatu

perencanaan pembangunan agar dapat berjalan dengan baik dan lancer serta tepat

sasaran yang diharapkan. Sesuai dengan UU No 25 Tahun 2004 maka Tahapan

Perencanaan Pembangunan Nasional meliputi :

1. Penyusunan rencana,

2. Penetapan rencana,

(35)

4. Evaluasi pelaksanaan rencana.

1. 5. 3.Peranan Bappeda dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis,

transparan, akuntabel, efisien dan efektif di bidang perencanaan pembangunan

daerah, diperlukan adanya tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan

evaluasi perencanaan pembangunan daerah. Penerapan peraturan perundangan

yang berkaitan dengan perencanaan daerah merupakan alat untuk mencapai tujuan

pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah

perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat

melalui perencanaan pembangunan daerah agar demokratisasi, transparansi,

akuntabilitas dapat terwujud.

Penyelenggaraan tahapan, tata cara penyusunan pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan daerah dimaksudkan untuk:

1. Meningkatkan konsistensi antarkebijakan yang dilakukan berbagai

organisasi publik dan antara kebijakan makro dan mikro maupun antara

kebijakan dan pelaksanaan;

2. Meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam proses perumusan

kebijakan dan perencanaan program;

(36)

4. Meningkatkan akuntabilitas pemanfaatan sumber daya dan keuangan

publik;

5. Terwujudnya penilaian kinerja kebijakan yang terukur, perencanaan, dan

pelaksanaan sesuai RPJMD, sehingga tercapai efektivitas perencanaan.

Menurut UU Nomor 25 Tahun 2004 RPJM Daerah merupakan penjabaran

dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman

pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan

keuangan daerah, strategi pernbangunan Daerah, kebijakan umum, dan program

Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan

program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka

regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Materi utama RPJMD Visi dan Misi Kepala Daerah, Arah Kebijakan

Keuangan Daerah, Strategi Pembangunan Daerah, Kebijakan Umum serta

Program Kepala Daerah yang sudah dijabarkan dalam format Program SKPD dan

Program Lintas SKPD, program Kewilayahan dan rencana-rencana kerja dalam

pendanaan yang bersifat indikatif.

Rencana Pembagunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Medan

merupakan penjabaran visi dan misi dan program Walikota Medan dengan tetap

mengacu pada RPJM Nasional sebagai landasan dan dokumen perencanaan

nasional secara menyeluruh berdasarkan kondisi daerah Kota Medan. Dimana

(37)
[image:37.595.116.484.145.428.2]

Gambar 1. Penyusunan dan Penetapan RPJM

Maksud dan tujuan penetapan Rencana Pembangunan Kota Medan adalah

untuk memberikan arah dan pedoman penyelenggaranaan pemerintahan,

pengelolaan pembangunan, dan penyampaian pelayanan kepada masyarakat di

Kota Medan dengan tujuan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih demokratis,

berkeadilan sosial, serta melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi

hokum dalam tatanan masyarakat yang beragama, beradab, berakhlak mulia,

mandiri, bebas, maju dan sejahtera dalam prinsip-prinsip tata pemerintahan yang

baik (Good Governance).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota disusun dalam rangka

(38)

Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang

Rencana Kerja Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian/Lembaga, Pemerintah dan

Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP/D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM/D) dan Rencana

Kerja Pemerintah (RKP/D) sebagai rencana tahunan. Penyusunan dokumen

rencana pembangunan tersebut dilakukan melalui proses koordinasi administrasi

pemerintah dalam suatu forum Musyawah Perencanaan Pembangunan

(Musrembang).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan

pedoman dan acuan bagi Dinas, Badan, Biro dan Kantor dalam menyusun

Rencana Strategis Dinas, Badan, Biro dan Kantor di lingkungan Pemerintah Kota

Medan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) juga

merupakan acuan Pemerintah Daerah di dalam menyusun Rencana Kerja

Pemerintah Daerah setiap tahunnya atau yang disebut dengan RKPD.

Sejalan dengan Undang-Undang 25/2004 maka penyusunan RPJMD perlu

memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Startegis

Dokumen RPJMD pada dasarnya merupakan suatu proses pemikiran

strategis. Kualitas dokumen RPJMD sangat ditentukan oleh seberapa jauh

(39)

tersebut. Perencanaan strategis erat kaitannya dengan proses menetapkan

ke mana daerah akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak

dicapai dalam lima tahun mendatang; bagaimana mencapainya; dan

langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai.

Alur pemikiran strategis (strategic thinking process) pada dasarnya

mencakup elemen-elemen sebagai berikut:

a. Ada rumusan isu dan permasalahan pembangunan yang jelas

b. Ada rumusan prioritas isu sesuai dengan urgensi dan kepentingan dan

dampak isu terhadap kesejahteraan masyarakat banyak

c. Ada rumusan tujuan pembangunan yang memenuhi kriteria

SMART(specific, measurable, achievable, reliable, time bound)

d. Ada rumusan alternatif strategi untuk pencapaian tujuan

e. Ada rumusan kebijakan untuk masing-masing strategi

f. Ada pertimbangan atas kendala ketersediaan sumber daya dan dana

(kendala fiskal daerah)

g. Ada prioritas program

h. Ada tolok ukur dan target kinerja capaian program

i. Ada pagu indikatif program

j. Ada kejelasan siapa bertanggung jawab untuk mencapai tujuan,

sasaran, dan hasil, dan waktu penyelesaian termasuk review kemajuan

pencapaian sasaran

k. Ada kemampuan untuk menyesuaikan dari waktu ke waktu terhadap

(40)

l. Ada evaluasi terhadap proses perencanaan yang dilakukan

m. Ada komunikasi dan konsultasi berkelanjutan dari dokumen yang

dihasilkan

n. Ada instrumen, metodologi, pendekatan yang tepat digunakan untuk

mendukung proses perencanaan

2. Demokratis dan Partisipatif

Ini bermakna bahwa proses penyusunan RPJMD perlu dilaksanakan secara

transparan, akuntabel, dan melibatkan masyarakat (stakeholder) dalam

pengambilan keputusan perencanaan di semua tahapan perencanaan:

a. Ada identifikasi stakeholder yang relevan untuk dilibatkan dalam

proses pengambilan keputusan perencanaan

b. Ada kesetaraan antara government dan non government stakeholder

dalam pengambilan keputusan

c. Ada transparasi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan

d. Ada keterwakilan yang memadai dari seluruh segmen masyarakat,

terutama kaum perempuan dan kelompok marjinal

e. Ada sense of ownership masyarakat terhadap RPJMD

f. Ada pelibatan dari media

g. Ada konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting

pengambilan keputusan seperti perumusan prioritas issues dan

permasalahan, perumusan tujuan, strategi dan kebijakan, dan prioritas

(41)

3. Politis

Ini bermakna bahwa penyusunan RPJMD melibatkan proses konsultasi

dengan kekuatan politis terutama Kepala Daerah Terpilih dan DPRD:

a. Ada konsultasi dengan KDH Terpilih untuk penerjemahan yang tepat

dan sistematis atas visi, misi, dan program Kepala Daerah Terpilih ke

dalam tujuan, strategi, kebijakan, dan program pembangunan daerah

b. Ada keterlibatan DPRD dalam proses penyusunan RPJMD

c. Ada pokok-pokok pikiran DPRD dalam proses penyusunan RPJMD

d. Ada naskah akademis untuk mendukung proses pengesahan RPJMD

e. Ada review dan evaluasi dari DPRD terhadap rancangan RPJMD

f. Ada review, saran dan masukan Gubernur Provinsi berkaitan terhadap

rancangan RPJMD

g. Ada pembahasan terhadap Ranperda RPJMD

h. Ada pengesahan RPMJD sebagai Peraturan Daerah yang mengikat

semua pihak untuk melaksanakannya dalam lima tahun ke depan.

4. Perencanaan Bottom- Up

Ini bermakna bahwa proses penyusunan RPJMD perlu memperhatikan

aspirasi dan kebutuhan masyarakat:

a. Ada penjaringan aspirasi dan kebutuhan masyarakat untuk melihat

konsistensi dengan visi, misi dan program Kepala Daerah Terpilih

b. Memperhatikan hasil proses musrenbang dan kesepakatan dengan

(42)

c. Memperhatikan hasil proses penyusunan Renstra SKPD

5. Perencanaan Top- Down

Ini bermakna bahwa proses penyusunan RPJMD perlu bersinergi dengan

rencana strategis di atasnya dan komitmen pemerintahan atasan berkaitan:

a. Ada sinergi dengan RPJP dan RPJM Nasional

b. Ada sinergi dan konsistensi dengan RPJPD

c. Ada sinergi dan konsistensi dengan RTRWD

d. Ada sinergi dan komitmen Pemerintah terhadap tujuan-tujuan

pembangunan global seperti Millenium Development Goals,

Sustainable Development, pemenuhan Hak Asasi Manusia,

pemenuhan air bersih dan sanitasi, dsb.

(Modul Bahan Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah, USAID LGSP, Jakarta,

2008)

Dan dalam penyusunan RPJMD dilakukan dengan tahapan atau proses

dan jadwal sebagai berikut :

Dan perencanaan pembangunan daerah itu menggunakan pendekatan :

1. Politis

Pendekatan politik memandang bahwa pemilihan Presiden/Kepala Daerah

adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan

(43)

masing-masing calon Presiden/Kepala Daerah. Oleh karena itu, rencana

pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang

ditawarkan Presiden/Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana

pembangunan jangka menengah.

Dalam pemilihan langsung Presiden dan Kepala Daerah menghasilkan

rencana pembangunan hasil proses politik (publik choice theory of

planning). Dan nantinya akan menjabarkan visi dan misi dalam RPJM.

2. Teknokratis

Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan

menggunakan metoda dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan

kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu.

Perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional, atau oleh

lembaga / unit organisasi yang secara fungsional melakukan perencanaan.

Dan dalam pemantapan peran, fungsi dan kompetensi lembaga perencana.

3. Partisipatif

Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan

semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan.

Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa

memiliki. Antara lain melalui pelaksanaan Musrenbang.

4. Buttom-up dan Top-down

Sedangkan pendekatan atas-bawah dan, bawah-atas dalam perencanaan

dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah

dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik di

(44)

Dan tahapan penyusunan RPJMD adalah :

1. Penyiapan Rancangan Awal RPJM Daerah

Kegiatan ini menjadi tanggung jawab kepala Bappeda, dilakukan guna

mendapatkan gambaran awal arti jabaran visi, misi dan program kepala

daerah terpilih, dengan masukan berupa RPJPD dan RPJM

Nasional/Provinsi. Sewaktu mengalokasikan program dan kegiatan

indikatif menurut SKPD dilakukan dengan konsultasi atau rapat kerja

bersama para kepala SKPD.

2. Penyiapan Rancangan Renstra-SKPD

Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh di bawah koordinasi masing-masing

SKPD yang bersangkitan sekaligus merupakan langkah awal SKPD

menyusun Renstra SKPDnya. Penyusunan rencana Renstra SKPD

bertujuan untuk merumuskan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program dan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tugas dan fungsi

SKPD, agar selaras dengan program prioritas Kepala daerah terpilih.

Dalam kesempatan ini pula kepal SKPD merincikan kegiatan dan program

strandar pelayanan minimum yang sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD

yang bersangkutan ke dalam RPJM serta semua kegiatan yang diperlukan

untuk mempertahankan kinerja pelayanan yang sudah tercapai pada

periode sebelumnya. Dengan demikian RPJMD merupakan dokumen

perencanaan yang berkesinambungan, khususnya dalam pelayanan kepada

masyarakat.

(45)

Tahap ini merupakan tanggung jawab kepala Bappeda, merupakan upaya

mengintegrasikan rancangan awal rpjm daerah dengan rancangan renstra

SKPD, yang menghasilkan rancangan RPJM Daerah. Rancangan rpjmd

diharapkan sudah menjabarkan visi, misi dan program kepala daerah

menjadi program dan kegiatan indikatif jangka menengah yang berisi

rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan. RPJMD

juga merincikan program dan kegiatan indikatif dalam selang tahunan

selama lima tahun. Diharapkan integrasi tersebut membuat RPJMD

mengakomodasikan : 1. Kepentingan visi, misi dan program Kepala

Daerah yang dipilih secara langsung oleh masyarakat, 2. Maksud

mempertahankan hasil pembangunan melalui program/kegiatan

mempertahankan kinerja pelayanan yang dicapai pada periode sebelumnya

dan, 3. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui penerapan

SPM yang sudah ditetapkan oleh kementrian/lembaga pada tingkat

nasional.

4. Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Jangka Menengah

Daerah

Kegitan ini dilaksankan dalam koordinasi kepala bappeda. Kegiatan ini

dilaksanakan guna memperoleh berbagai masukan dan komitmen dari

seluruh pemangku kepentingan pembangunan atas rancangan RPJM

(46)

5. Penyusunan Rancangan Akhir RPJM Daerah

Kegitan ini menjadi tanggung jawab kepala Bappeda. Seluruh masukan

dan komitmen hasil Musrembang jangka menengah daerah menjadi

masukan utama penyempurnaan rancangan RPJMD, menjadi rancangan

akhir RPJM DAERAH. Rancangan akhir RPJM Daerah disampaikan oleh

kepala Bappeda Kepada Kepala daerah terpilih

6. Penetapan peraturan daerah tentang RPJM Daerah

di bawah koordinasi kepala satuan kerja perangkat daerah yang

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi hokum.

Rancangan akhir rpjm daerah beserta lampirannya disampaikan kepada

dprd sebagai inisiatif pemerintah daerah, untuk diproses lebih lanjut

menjadi peraturan daerah tentang rpjm daerah (Modul Bahan Pelatihan

dan Pendampingan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(47)

Gambar 2. Bagan Alir Tahapan Penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota

Sumber : Permen No 25 Tahun 2004

PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMD PENYUSUNAN

RANCANGAN RPJMD MUSRENBANG

RPJMD PERUMUSAN RANCANGAN AKHIR RPJMD PENETAPAN RPJMD

Rancangan Perda ttg RPJMD beserta Rancangan

akhir RPJMD Kabupaten/ Kota

Perda tentang RPJMD

Persiapan Penyusunan RPJMD Kab/ Kota Penelaahan RJPMN, RPJMD Provinsi dan RPJMD kab/ kota lainnya Perumusan Strategi dan arah kebijakan Telaahan terhadap RPJPD Kabupaten/ kota Perumusan Kebijakan umum dan program pembangunan daerah Kabupaten/Kota Analisis isu-isu strategis Pembangunan jangka menengah Kabupaten/Kota

VISI, MISI dan Program KDH Pengolahan data dan informasi Perumusan Penjelasan visi dan misi

Perumusan Tujuan dan Sasaran Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah Kabupaten/ Kota Hasil evaluasi capaian RPJMD Pembahasan dengan SKPD kabupaten/kota Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik Perumusan Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan Rancangan RPJMD

• Pendahuluan

• Gambaran umum kondisi daerah

• Gambaran pengelolan keuangan daerah serta kerangka pendanaan

• Analisis isu-isu srategis,visi, misi, tujuan dan sasaran

• Strategi dan arah kebijakan

• Kebijakan umum dan program pembangunan daerah

• Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan

• Penetapan indikator kinerja Daerah

• Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan. Naskah Kesepakatan Musrenbang RPJMD Penyiapan data dan kegiatan Perumusan hasil Musrenbang Pelaksanaan Musrenbang RPJMD Penyusunan SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD Penyajian Rancangan RPJMD Verifikasi Rancangan RENSTRA SKPD Persetujuan Rancangan akhir RPJMD oleh Bupati/Walikota Penetapan Perda tentang RPJMD kabupaten/kota Konsultasi rancangan akhir RPJMD ke PemProv Rancangan Awal Renstra SKPD RPJMD • Pendahuluan

• Gambaran umum kondisi daerah

• Gambaran pengelolan keuangan daerah serta kerangka pendanaan

• Analisis isu-isu srategis,

• visi, misi, tujuan dan sasaran

• Strategi dan arah kebijakan

• Kebijakan umum dan program pembangunan daerah

• Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan

• Penetapan indikator kinerja Daerah

• Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Rancangan Akhir RPJMD

• Pendahuluan

• Gambaran umum kondisi daerah

• Gambaran pengelolan keuangan daerah serta kerangka pendanaan

• Analisis isu-isu srategis,

• visi, misi, tujuan dan sasaran

• Strategi dan arah kebijakan

• Kebijakan umum dan program pembangunan daerah

• Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan

• Penetapan indikator kinerja Daerah

• Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Perumusan Rancangan Akhir RPJMD Penyampaian Rancangan Akhir RPJMD Pembahasan Rancangan Akhir RPJMD Konsultasi rancangan akhir RPJMD Penyempurnaan rancangan akhir RPJMD Penyelarasan Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Penelaahan RTRW Kab/ Kota & RTRW

[image:47.842.114.754.125.460.2]

Kab/Kota lainnya Analisis Gambaran umum kondisi daerah kabupaten/kota Analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan Pembahasan dengan DPRD utk memperoleh masukan dan saran

Rancangan Awal RPJMD

• Pendahuluan

• Gambaran umum kondisi daerah

• Gambaran pengelolan keuangan daerah serta kerangka pendanaan

• Analisis isu-isu srategis,visi, misi, tujuan dan sasaran

• Strategi dan arah kebijakan

• Kebijakan umum dan program pembangunan daerah

• Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanan

• Penetapan indikator kinerja Daerah

• Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.

Penetapan Indikator Kinerja

(48)

1. 6. Defenisi Konsep

Adapun defenisi konsep yang penulis kemukakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Peranan adalah rangkaian perilaku yang tujuan ditimbulkan karena suatu

jabatan tertentu atau karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal.

2. Badan Perencanaan Pembanganan Daerah adalah staf yang bertugas

membantu kepala daerah dalam menentukan kebijaksanaan di bidang

perencanaan pembangunan serta memberikan penelitian atas pelaksanaan

pembangunan di daerah.

3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah adalah penjabaran dari

visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman

pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah

kebijakan keuangan daerah, strategi pernbangunan Daerah, kebijakan

umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja

Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan

rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang

(49)

1. 7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan

keseluruhan hasil penelitian ini secara singkatdapat diketahui sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakng masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesa, defenisi konsep, defenisi operasional

dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, teknik penentuan skor, dan teknik analisa data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memuat gambaran umum tentang gambaran atau karakteristiklokasi

penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, kedudukan, tugas dan fungsi.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat penyajian data yang diperoleh selama penelitian dilapangan atau

berupa dokumen-dokumen yang akan diteliti.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan dari data-data yang telah diperoleh kemudian

(50)

BAB VI : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang dilakukan.

(51)

BAB II

METODE PENELITIAN 2. 1. Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) penelitian dengan menggunakan

metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan

gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai

sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung

tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis.

Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini adalah penelitian yang

diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian

secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi serta menganalisa

kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

2. 2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Medan Jl. Kapten Maulana Lubis No. 2 Medan Kantor Walikota Medan

Lantai III.

2. 3. Informan Penelitian

Sesuai dengan penjelasan di atas, bentuk penelitian ini adalah deskriptif

(52)

kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian

yang dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus

penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian inilah yang akan menjadi

informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama

proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi informan kunci dan informan

biasa. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai

informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau i

Gambar

Gambar 1. Penyusunan dan Penetapan RPJM
Gambaran Analisis
Gambar 5. Hubungan RPKMD dan Renstra SKPD

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini para peserta pelatihan akan didampingi dalam menyempurnakan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Makamhaji sampai pada draft yang siap

Penulis memilih BAPPEDA Propinsi Sumatera Barat karena disanalah penulis mengetahui bagaimana sebenarnya penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Propinsi

bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Barito Selatan merupakan arah Pembangunan yang ingin dicapai dalam kurun waktu masa bakti Bupati dan

Selanjutnya, di dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 pada pasal 5 ayat (2), dijelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan penjabaran

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan Kota Tarakan periode 5 (lima) tahunan yang

pe rmasalahan yang menjadi kajian peneliti yaitu “Bagaimana keterlibatan Badan Musyawarah Nagari dalam proses penyusunan Rencana pembangunan Jangka. Menengah Nagari

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Perubahan merupakan pedoman untuk memberikan arah terhadap kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,

Mekanisme Penyusunan RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka