• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL SIKLUS BELAJAR PDEODE PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL SIKLUS BELAJAR PDEODE PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL SIKLUS BELAJAR PDEODE PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP SISWA

Oleh

SITI DESTRIYAH

Ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran berpengaruh pada penguasaan konsep siswa. Seringkali model yang dipakai mendorong siswa menjadi pencatat serta penghafal yang fasih dan pembelajaran kimia seolah-olah hanya sebatas terjadi di dalam sekolah tanpa adanya keterkaitan dengan

lingkungan di sekitar mereka. Oleh karena itu, peneliti menerapkan model siklus belajar PDEODE. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan model

pembelajaran siklus belajar PDEODE yang efektif dalam meningkatkan

penguasaan konsep siswa pada materi pokok kesetimbangan kimia. Model siklus belajar PDEODE terdiri dari 6 tahapan yakni predict-discuss-explain-observe-discuss-explain.

(2)

Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata n-Gain penguasaan konsep untuk kelas kontrol dan eksperimen masing-masing 0,12 dan 0,22.

Berdasarkan uji hipotesis, diketahui bahwa kelas dengan pembelajaran siklus belajar PDEODE menghasilkan n-Gain lebih tinggi dibandingkan kelas dengan pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran siklus belajar PDEODE lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa.

Kata kunci : siklus belajar PDEODE, pembelajaran konvensional, dan penguasaan konsep.

(3)

EFEKTIVITAS MODEL SIKLUS BELAJAR PDEODE PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP SISWA

Oleh

SITI DESTRIYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

EFEKTIVITAS MODEL SIKLUS BELAJAR PDEODE PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP SISWA

(Skripsi)

Oleh

SITI DESTRIYAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)

v DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme ... 8

B. Model Siklus Belajar PDEODE ... 11

C. Penguasaan Konsep ... 14

D. Kerangka Pemikiran ... 15

E. Anggapan Dasar... 17

F. Hipotesis ... 18

III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

(7)

vi

C. Desain Penelitian dan Metode Penelitian ... 20

D. Jenis dan Variabel Penelitian ... 21

E. Instrumen Penelitian dan Validitasnya ... 22

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 23

G. Analisis Data Penelitian ... 25

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 33

B. Pembahasan ... 39

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus dan Sistem Penilaian Kelas Eksperimen ... 69

2. Silabus dan Sistem Penilaian Kelas Kontrol ... 76

3. RPP Kelas Eksperimen ... 84

4. RPP Kelas Kontrol ... 134

5. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ... 139

6. Kisi-kisi Soal Pretest ... 178

7. Kisi-kisi Soal Posttest ... 180

8. Soal Pretest ... 182

9. Soal Posttest ... 188

10. Rubrik Penskoran Pretest ... 194

(8)

vii

12. Tabel data Skor Pretest, Skor Posttest dan n-Gain ... 205

13. Lembar Penilaian Afektif Siswa ... 209

14. Perhitungan dan Analisis Data Penelitian ... 228

(9)
(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Noor Fadiawati, M.Si. ______________

Sekretaris : Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. ______________

Penguji

Bukan Pembimbing : Emmawaty Sofya, S.Si.M.Si. ______________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman ,M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(11)

MOTTO

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum kita ketahui

adalah pintu menuju pengetahuan. (Mario Teguh)

Jadikanlah motivasi diri sebagai bahan bakarmu percaya diri sebagai gas penggerakmu

tahu diri sebagai rem kendalimu kemauan yang kuat sebagai pijakan amal nurani yang jernih sebagai asas keikhlasan

dan kematian sebagai penyemangatmu dalam kebaikan. (the way to win)

Jauhilah sifat menunda-nunda. Nilai dirimu tergantung pada hari ini,

bukan esok.

(Imam Hasan al-Basri)

Pikiran adalah pusat kekuatan yang mengendalikan tindakan-tndakan dan

menciptakan realitas-realitas kita.

(12)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MODEL SIKLUS BELAJAR PDEODE PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN

PENGUASAAN KONSEP SISWA Mahasiswa : Siti Destriyah

Nomor Pokok Mahasiswa : 0713023044 Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Noor Fadiawati, M.Si. Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. NIP 19660824 199111 2 001 NIP 19660824 199111 2 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(13)

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan. Saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan Saya diatas, maka Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandar Lampung, Mei 2012

(14)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, dengan rasa syukurku ku persembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang telah mengisi hati penulis dengan cinta dan kasih sayang,

merekalah orang-orang terkasih. Teristimewa Bapak dan Ibu tercinta;

Sosok mulia yang telah membimbing dan mendidik penulis menemani dengan kelembutan doa dan cinta sucinya dengan ikhlas karena Allah. Terimakasih, atas jerih payah Bapak dan Ibu yang tidak akan terlupakan. Meskipun di akhir pendidikan

penulis tidak bersama Bapak (alm), semoga Bapak bisa merasakan kesuksesan yang ku raih.

Dan Semoga Allah SWT membalas semua jasa dan pengorbanan kalian.

Adik-adikku (danu, dani, dan danawah). Terima kasih atas inspirasi dan semangat

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 29 Agustus 1990 dengan nama Siti Destriyah. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan bapak Drs. Deniadi dengan ibu Sa’adiah.

Penulis mengawali pendidikan formal ke MI. Miftahul Jannah, selesai pada tahun 2001. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan ke SMP N 7 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2004. Tahun 2004, penulis melanjutkan ke SMAN 7 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis mendaftarkan diri ke Universitas Lampung dan diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Kimia melalui jalur SPMB.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi sekertaris bidang pengembangan pada Tim Kerja Sekolah, sebagai anggota Organisasi Himpunan Mahasiswa Eksakta (HIMASAKTA) FKIP Unila. Pada tahun 2011, penulis melakukan Program

(16)

iii SANWACANA

Puji dan syukur penulis haturkan sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan cinta kasih-Nya, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Siklus Belajar PDEODE Pada Materi

Kesetimbangan Kimia Dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa”. Shalawat serta salam juga semoga selalu tercurah pada Rasullulah Muhammad SAW.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis terbatas, maka adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman,M.Si., selaku Dekan FKIP Unila. 2. Bapak Dr. Caswita,M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Ibu Dra. Nina Kadaritna,M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia atas kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi

(17)

iv 5. Ibu Dr. Noor Fadiawati,M.Si., selaku Pembimbing I yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, dan motivasi selama penulisan skripsi ini.

6. Ibu Emmawaty Sofya,S.Si.,M.Si., selaku Dosen Pembahas atas kesediaan, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Hi. Berchah Pitoewas,M.H., selaku kepala SMA YPU Bandarlampung, atas izin yang diberikan untuk melaksanakan untuk melaksanakan penelitian.

8. Ibu Ismita Dewi,S.Pd., selaku guru mitra atas kerja sama dan bimbingannya. 9. Saudaraku khususnya danu, dani, danawah, badru, dadang, imah, indri dan desza

atas dukungan yang selalu diberikan.

10. Teman-temanku di P.Kimia ’07 khususnya Meri, Widia, Vira, Dian, Siwi, dan Yulia, Rosi, Rosa, Elis atas dukungan, doa dan semangat yang diberikan. 11. Teman dan adik tingkat di ROHIS SMA 7 Bandar Lampung atas doa dan

semangat yang diberikan.

12. Kakak dan adik tingkat di Program Studi Pendidikan Kimia serta semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu.

13. Karyawan tata usaha dan petugas kejurusan kimia, atas dukungan yang diberikan.

(18)

v Menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak kekeliruan, sumbangsih dan masukan pembaca menjadi permintaan penulis untuk karya selanjutnya

Bandar Lampung, Juni 2012 Penulis,

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia merupakan mata pelajaran sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ilmu kimia yang diperoleh siswa

seharusnya tidak sekedar untuk memenuhi tuntutan belajar siswa di sekolah saja, tetapi juga dapat melatih cara berfikir siswa untuk memecahkan masalah terutama yang berkaitan dengan ilmu kimia secara ilmiah. Menurut Gallagher (2007) belajar sains merupakan:

Suatu proses memberikan sejumlah pengalaman kepada siswa untuk mengerti dan membimbing mereka untuk menggunakan pengetahuan sains tersebut sehingga dengan belajar sains diharapkan siswa memiliki kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya, atau lebih dikenal dengan keterampilan generik sains.

(20)

2

bersifat abstrak seorang guru dapat menggunakan sistem pembelajaran yang dapat memvisualisasikan konsep abstrak sebagai sesuatu yang mirip atau sejenis

dengan konsep konkrit. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya mampu menciptakan suatu lingkungan belajar sehingga tercipta suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif serta menyenangkan agar tercapai tujuan pembelajaran. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran, salah satunya bergantung pada kegiatan pembelajaran yang dialami oleh siswa dikelas. Untuk dapat memperoleh hasil pembelajaran yang optimal dibutuhkan adanya usaha peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan ini dapat dilihat salah satunya dari proses pembelajaran yang berlangsung pada sekolah tersebut.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA YPU Bandar Lampung pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012, menunjukkan bahwa pembelajar-an di kelas sebenarnya sudah cukup menarik, guru mengajar menggunakpembelajar-an metode ceramah, diskusi dan latihan soal pada setiap pembelajaran materi kimia. Namun, isi pokok bahasan yang disampaikan hanya berupa kumpulan teori-teori disertai contoh-contoh soal yang dapat dijadikan acuan untuk tes formatif bagi siswa. Hal ini justru mendorong siswa menjadi pencatat serta penghafal yang fasih dan pembelajaran kimia seolah-olah hanya sebatas terjadi di dalam sekolah tanpa adanya keterkaitan dengan lingkungan di sekitar mereka. Pada

pembelajaran ini siswa cenderung hanya bertindak sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh guru, tanpa berusaha sendiri untuk memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Mereka tidak dapat menjadi seorang siswa mandiri yang dapat membangun konsep dan

(21)

3

untuk bertanya kepada guru atau kepada teman, memberi pendapat dan

sanggahan, serta menjawab pertanyaan dari guru atau teman. Pembelajaran kimia yang seolah tak berguna untuk kehidupan mereka ini jelaslah membuat siswa tidak tertarik pada pelajaran kimia. Lebih dari itu, dengan maksud memberikan kenyamanan bagi siswa, guru kerap kali memilih mempertahankan gaya

mengajarnya, yakni dengan menekankan pembelajaran pada penguasaan sejumlah konsep, hukum-hukum dan teori-teori saja, seperti halnya pada materi pokok kesetimbangan kimia yang lebih dikondisikan untuk dihafal oleh siswa tanpa memperhatikan bahwa informasi/konsep pada siswa dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru kepada siswa melalui satu arah seperti menuang air ke dalam sebuah gelas (Trianto, 2010).

Pelaksanaan pembelajaran diarahkan untuk pencapaian kompetensi dasar (KD) yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

(22)

4

pembelajaran serta kondisi siswa dan sekolah yang bersangkutan. Salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas dan semangat belajar siswa adalah model pembelajaran siklus belajar PDEODE.

Model siklus belajar PDEODE merupakan model pembelajaran yang penting sebab memiliki atmosfir yang dapat menunjang diskusi dan keragaman cara pandang (Costu, 2008). Oleh karena itu, model ini digunakan sebagai kendaraan untuk dapat membantu siswa memaknai pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari. Model siklus belajar PDEODE terdiri dari 6 tahapan yakni tahap predict, menyajikan peristiwa sains kepada siswa yang dilanjutkan mengarahkan siswa untuk memprediksikan akibat dari peristiwa sains tersebut. Pada tahap ini siswa dianjurkan untuk menggunakan pengetahuan mereka sebelumnya. Kemudian tahap discuss, siswa mendiskusikan tentang prediksinya, saling bertukar gagasan serta mempertimbangkan secara hati-hati prediksi tersebut. Lalu tahap explain, pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk

mencapai suatu kesepakatan tentang prediksi mereka. Selanjutnya observe, tahap ini dilakukan untuk membuktikan prediksinya, siswa dibimbing melakukan kegiatan observasi (pengamatan), selanjutnya discuss dan explain, mendiskusikan dan menjelaskan hasil observasi sampai pada tahap menghadapkan semua

ketidakesuaian antara prediksi dan observasi, sehingga siswa dapat menangulangi kontradiksi-kontradiksi yang mungkin muncul pada pemahaman mereka. Dengan demikian, model siklus belajar ini memberikan kesempatan untuk mengembang- kan berbagai kemampuan siswa, diantaranya kemampuan memprediksi

(23)

5

Kemampuan-kemampuan ini yang nantinya digunakan sebagai pendukung membangun penguasaan konsep siswa. Mengingat belum adanya peneliti yang mengembangkan model siklus belajar ini di daerah Lampung, maka penulis memandang perlu mengadakan penelitian guna melihat efektivitas model siklus belajar ini. Oleh karena itu, penulis mengadakan penelitian yang berjudul: “Efektivitas Model Siklus Belajar

Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain (PDEODE) pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia dalam

Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana efektivitas pembelajaran model siklus belajar PDEODE dalam

meningkatkan penguasaan konsep pada materi pokok kesetimbangan kimia siswa SMA YPU Bandar Lampung ?

C. Tujuan Penelitian

(24)

6

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sekolah, yaitu menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

2. Guru, yaitu sebagai salah satu model yang dapat dipilih untuk meningkatkan efektivitas terutama pada materi pokok kesetimbangan kimia.

3. Siswa, yaitu untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa, terutama pada materi pokok kesetimbangan kimia.

4. Bagi peneliti lain, yaitu sebagai bahan studi literatur untuk dapat

mengembangkan penelitian sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan penafsiran yang berbeda-beda terhadap masalah yang dibahas, maka ruang lingkup penelitian ini yaitu :

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Sampel penelitian adalah kelas XI IPA2 dan XI IPA4 SMA YP Unila Bandar Lampung semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.

2. Pembelajaran konvensional dalam penelitian yang dimaksud adalah pembelajaran yang dipakai oleh guru mitra di SMA YP Unila Bandar Lampung dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan latihan soal. 3. Model pembelajaran siklus belajar PDEODE yang diterapkan dengan

(25)

7

diskusi, latihan dan praktikum dengan tahapan predict-discuss-explain-observe-discuss-explain.

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan di kelompokkan dalam teori pembel-ajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Nur dalam Trianto, 2010).

(27)

9

atau pola tingkah laku. Dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang menjadi perhatian Piaget yaitu struktur, isi dan fungsi.

a. Struktur, Piaget memandang ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental dan perkembangan logis anak-anak. Tindakan menuju pada operasi-operasi dan operasi-operasi menuju pada perkem-bangan struktur-struktur.

b. Isi, merupakan pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang

dihadapinya.

c. Fungsi, adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual.

Menurut Piaget perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu orga-nisasi dan adaptasi. Orgaorga-nisasi memberikan pada organisme kemampuan untuk mengestimasikan atau mengorganisasi proses-proses fisik atau psikologis menjadisistem yang teratur dan berhubungan, sedangkan adaptasi, terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.

Lebih lanjut, Piaget (Dahar, 1988) mengemukakan bahwa dalam proses asimilasi seseorang menggunakan struktur atau kemampuan yang sudah ada untuk

menanggapi masalah yang dihadapinya dalam lingkungannya sedangkan dalam proses akomodasi seseorang memerlukan modifikasi struktur mental yang ada dalam mengadakan respons terhadap tantangan lingkungannya.

Dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skema yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi.

(28)

10

rangsangan itu. Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka terjadilah ketidakseimbangan (disequilibrium). Akibat ketidakseimbangan itu maka terjadilah akomodasi dan struktur kognitif yang ada akan mengalami perubahan atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-equilibrium). Tetapi bila terjadi kesetimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya.

Menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekar-Winahyu (2001) konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita peroleh adalah hasil konstruksi sendiri, maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain.

Agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan, maka diperlukan:

1. Kemampuan siswa untuk mengingat dan mengungkapkan kembali penga-laman, karena pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi individu siswa dengan pengalaman-pengalaman tersebut.

(29)

11

3. Kemampuan siswa untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari yang lain (selective conscience). Melalui “suka dan tidak suka” inilah muncul penilaian siswa terhadap pengalaman, dan menjadi landasan bagi pemben- tukan pengetahuannya.

Prinsip-prinsip konstruktivisme menurut Suparno (1997), antara lain: (1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif;

(2) tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa; (3) mengajar adalah membantu siswa belajar;

(4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir; (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa;

(6) guru adalah fasilitator.

B. Model Siklus Belajar PDEODE

Model siklus belajar PDEODE dianjurkan oleh Savader-Rane dan Kolari (2003) dan untuk pertamakalinya digunakan oleh Kolari et al. (2005) pada pendidikan kejuruan. Costu et al. (2010) mencatat bahwa model pembelajaran ini merupakan pengembangan dan modifikasi dari model siklus belajar Predict-Observe-Explain (POE) yang pada awalnya dikembangkan oleh White dan Gustone (1992).

Model siklus belajar POE ini memiliki tiga tahapan. Pertama, siswa harus mem-prediksi hasil dari suatu peristiwa sains dan harus memberikan alasan terhadap prediksinya (P=Prediction). Kedua, siswa mendeskripsikan apa yang telah terjadi (O=Observation). Terakhir siswa harus menyelesaikan antara prediksi dan

observe (E=Explaination).

(30)

12

pandang (Costu, 2008). Oleh karena itu, model ini digunakan sebagai kendaraan untuk dapat membantu siswa memaknai pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari. Model siklus belajar PDEODE memiliki enam tahapan, yaitu; pada tahapan pertama yaitu prediction (prediksi); guru menyajikan suatu peristiwa sains kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat prediksi

terhadap akibat (outcome) dari peristiwa sains tersebut secara individu dan memberikan alasan terhadap prediksi tersebut. Pada tahapan yang kedua discuss (diskusi), siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang prediksinya dalam kelompok untuk bertukar gagasan dan mempertimbangkannya secara hati-hati prediksi tersebut. Pada tahapan yang ketiga explain (menjelaskan), siswa dari setiap kelompok diminta untuk mencapai suatu kesepakatan tentang peristiwa sains tersebut, dan membaginya dengan kelompok lain pada saat diskusi kelas. Pada tahapan ini observe, setiap siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk melakukan kegiatan hand-on, kemudian secara mandiri mencatat pengamatan mereka. Siswa mengamati perubahan yang terjadi dan guru harus memandu siswa untuk mencapai pada target-target konsep yang diharapkan. Pada tahapan yang kelima discuss, siswa diharapkan dapat mendiskusikan prediksi mereka sebelumnya dengan hasil observasi yang telah dilakukan. Pada tahapan terakhir explain, siswa menghadapkan semua ketidaksesuaian antara prediksi dan observasi. Dengan melakukan hal tersebut siswa mulai bisa menanggulangi kontradiksi-kontradiksi yang mungkin muncul pada pemahaman mereka.

(31)

13

lingkungan dan memacu siswa untuk menyatukan konsepsi mereka dengan teman sekelasnya, kemudian bekerja untuk pemecahan dan perubahan konseptual. Model siklus belajar PDEODE bersesuaian dengan kondisi yang dianjurkan Posner et al. yaitu dimulai dengan memunculkan ide atau gagasan awal dilanjutkan dengan pengujian ulang ide atau gagasan tersebut dengan diskusi kelompok dan diskusi kelas. Sehingga akhirnya berusaha untuk memecahkan kontradiksi yang terjadi antara pemahaman awal dengan hasil observasi.

Model siklus belajar ini telah diterapkan oleh beberapa peneliti dalam melakukan penelitian pendidikan diantaranya Kolari et al. (2005) pada program teknik lingkungan; Costu dan Ayas (2005) pada penelitian konsepsi tentang penguapan pada berbagai zat; Calik et al. (2006) pada konsep kelarutan gas dalam cairan; Costu et al. (2007) pada konsep mendidih pada mahasiswa tingkat satu

pendidikan sains; Costu (2008) pada penelitian perubahan konseptual terhadap peristiwa penguapan dalam kehidupan sehari-hari; Costu et al. (2010) pada penelitian perubahan konseptual mengenai peristiwa penguapan pada mahasiswa tingkat satu pendidikan sains. Penelitian tersebut mencatat bahwa model siklus belajar PDEODE merupakan model pembelajaran yang efektif dalam mem-fasilitasi terjadinya perubahan konseptual.

C. Penguasaan konsep

(32)

14

sehingga dapat digunakan dalam segala situasi dan stimulus yang mengandung konsep tersebut. Jika belajar tanpa konsep, proses belajar mengajar tidak akan berhasil. Hanya dengan bantuan konsep, proses belajar mengajar dapat diting-katkan lebih maksimal. Penguasaan konsep akan mempengaruhi ketercapaian hasil belajar siswa. Suatu proses dikatakan berhasil apabila hasil belajar yang didapatkan meningkat atau mengalami perubahan setelah siswa melakukan aktivitas belajar, pendapat ini di dukung oleh Djamarah dan Zain (2000) yang mengatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Proses belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah pembelajaran yang digunakan guru dalam kelas. Dalam belajar dituntut juga adanya suatu aktivitas yang harus dilakukan siswa sebagai usaha untuk mening-katkan penguasaan materi. Penguasaan terhadap suatu konsep tidak mungkin baik jika siswa tidak melakukan belajar karena siswa tidak akan tahu banyak tentang materi pelajaran. Menurut Sagala (2002) definisi konsep adalah :

Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menghasilkan produk pengetahuan yang meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berpikir abstrak.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit yang timbul dari buah pikiran manusia dan pengalaman manusia serta digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu. Keberhasilan suatu proses pembelajaran di kelas dapat terlihat dari

(33)

15

ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, menyintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Penguasaan konsep yang telah dipelajari siswa dapat diukur dari hasil tes yang dilakukan oleh guru.

D. Kerangka Pemikiran

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran erat kaitannya dengan ketepatan guru dalam memilih model siklus belajar.

Kemampuan guru untuk memilih dan menerapkan model dan media pembelajaran yang tepat akan menentukan tingkat prestasi belajar siswa terhadap konsep yang diberikan dalam proses pembelajaran. Telah disampaikan sebelumnya bahwa penelitian ini akan meneliti bagaimana efektivitas penguasaan materi pokok kesetimbangan kimia antara model pembelajaran siklus belajar PDEODE dengan model pembelajaran konvensional terhadap penguasaan konsep siswa SMA YPU Bandar Lampung.

(34)

16

Melalui model siklus belajar PDEODE terdiri dari 6 tahapan. Tahap pertama predict; guru mengajak siswa untuk membuat prediksi akibat dari peristiwa sains yang disajikan oleh guru; mengamati fenomena alam dan menggunakan

alat/bahan. Pada tahapan ini diharapkan siswa dapat menggunakan kemampuan atau struktur yang sudah ada untuk membuat prediksi (asimilasi). Tahap kedua discuss; guru memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang prediksinya dalam kelompok untuk bertukar gagasan dan mempertimbangkannya secara hati-hati prediksi tersebut. Tahap ketiga explain, guru memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk mencapai suatu kesepakatan tentang prediksi mereka. Tahap keempat observe; guru memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kegiatan observasi dan membuktikan prediksinya; mengamati kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan di LKS berdasarkan data dari tabel atau grafik. Tahap kelima discuss; guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menganalisis prediksi sebelumnya dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Pada tahap ini siswa mulai membangun konsep-konsepnya snediri dengan bantuan LKS dan siswa mengalami ketidaksetimbangan antara prediksi dan hasil observasinya (disequilibrasi), akibat dari ketidakseimbangan maka terjadilah akomodasi. Tahap keenam explain; guru memberikan siswa

(35)

17

Dalam proses pembelajaran model siklus PDEODE, dimulai dengan memuncul-kan ide atau gagasan awal dilanjutmemuncul-kan dengan pengujian ulang ide atau gagasan tersebut dengan diskusi kelompok dan diskusi kelas. Sehingga akhirnya berusaha untuk memecahkan kontradiksi yang terjadi antara pemahaman awal dengan hasil observasi. Hal ini dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menemukan dan mengembangkan fakta, konsep, dan prinsip ilmu atau pengetahuan serta melatih cara berfikir siswa untuk membangun konsep-konsepnya sendiri.

Dengan berpikir apabila pembelajaran model siklus belajar PDEODE diterapkan pada pembelajaran kimia di kelas, diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan pencapaian kompetensi menjadi lebih baik bila dibandingkan dengan penguasaan konsep melalui pembelajaran konvensional.

E. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar materi pokok kesetimbangan kimia siswa kelas XI semester ganjil SMA YPU Bandar Lampung T.A. 2011/2012 diabaikan.

(36)

18

F. Hipotesis Umum

Dengan berpedoman pada kerangka pemikiran dan anggapan tersebut di atas, dirumuskan hipotesis umum dalam penelitian ini adalah:

(37)

III. METODE PENELITIAN

A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YPU Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 195 siswa dan tersebar dalam lima kelas.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2 dan XI IPA4 SMA YPU Bandar Lampung. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling purposif. Pada teknik sampling purposif menurut Sudjana (2002), hanya mereka yang dianggap ahli yang patut memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan. Sampling purposif akan baik hasilnya ditangan seorang ahli yang mengenal populasi dan dapat segera mengetahui lokasi

(38)

20

dari ahli, maka peneliti mendapatkan kelas XI IPA2 dan XI IPA4 sebagai sampel. Kelas XI IPA4 sebagai kelompok eksperimen yang mengalami pembelajaran siklus belajar PDEODE, sedangkan kelas XI IPA2 sebagai kelompok kontrol yang mengalami pembelajaran konvensional

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersifat kuantitatif yaitu data hasil tes sebelum pembelajaran diterapkan (pretest) dan hasil tes setelah pembelajaran diterapkan (posttest) siswa. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

C. Desain dan Metode Penelitian

1. Desain penelitian

[image:38.595.117.420.553.598.2]

Penelitian ini menggunakan Non-equivalent Control Group Design (Sugiyono, 2002). Di dalamnya terdapat langkah-langkah yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian yaitu:

Tabel 1. desain penelitian

Pretest Perlakuan Posttest

Kelas kontrol O1 - O2

Kelas eksperimen O1 X O2

Dengan keterangan O1 adalah pretest yang diberikan sebelum diberikan

perlakuan, O2 adalah posttest yang diberikan setelah diberikan perlakuan. Kelas kontrol tidak diberikan perlakuan, sedangkan X adalah perlakuan berupa

(39)

21

2. Metode penelitian

Untuk menunjang keberhasilan penelitian ini, beberapa metode yang digunakan dalam memperoleh informasi adalah sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan sebagai dasar pijakan untuk membangun landasan teori, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian sehingga peneliti memiliki pemahaman yang lebih luas dan dalam terhadap masalah yang diteliti. b. Wawancara, yaitu tanya jawab langsung kepada beberapa orang di sekolah.

Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah untuk mengetahui keadaan umum sekolah; guru kimia kelas XI untuk mengetahui karakteristik siswa pada semua kelas XI IPA, yang nantinya informasi ini digunakan untuk menentukan kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelitian; beberapa orang siswa untuk mengetahui bagaimana pembelajaran yang biasa dilakukan guru kimia disekolah tersebut.

c. Tes sebagai sumber data primer.

D. Jenis dan Variabel Penelitian

(40)

22

Sebagai variabel terikat adalah penguasaan konsep pada materi kesetimbangan kimia dari siswa SMA YPU Bandar Lampung.

E. Instrumen Penelitian dan Validitas

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa silabus, RPP, LKS, soal pretest, dan soal postest. Dalam pelaksanaannya kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan soal yang sama. Soal pretest adalah materi pokok

sebelumnya yaitu materi pokok laju reaksi yang terdiri dari 20 butir soal pilihan jamak dan 4 soal uraian. Sedangkan soal posttest adalah materi pokok

kesetimbangan kimia yang terdiri dari 20 butir soal pilihan jamak dan 4 soal uraian.

Selain itu peneliti menggunakan lembar instrument keterampilan afektif dengan menggunakan penilaian 2 aspek yakni karakter yang terdiri dari bekerja teliti dan tanggung jawab serta penilaian keterampilan sosial yang terdiri dari bertanya, mengemukakan pendapat, menjadi pendengar yang baik dan kerjasama.

(41)

23

Oleh karena dalam melakukan judgment diperlukan ketelitian dan keahlian penilai, maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya. Dalam hal ini dilakukan oleh Ibu Dr. Noor Fadiawati,M.Si. dan Ibu Dra. Chansyanah Diawati,M.Si. sebagai dosen pembimbing penelitian untuk mengujinya.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Pendahuluan

Tujuan observasi pendahuluan:

a. Peneliti meminta izin kepada Kepala SMA YPU Bandar Lampung untuk melaksanakan penelitian.

b. Peneliti menentukan pokok bahasan yang akan diteliti berdasarkan data nilai kimia tahun pelajaran 2010/2011 yang cukup rendah.

c. Peneliti menentukan populasi dan sampel penelitian sebanyak 2 kelas. 2. Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. Tahap persiapan

Peneliti menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan instrumen tes.

b. Tahap Penelitian

(42)

24

diterapkan model siklus belajar PDEODE sedangkan pada kelas XI IPA2 pembelajaran konvensional.

Urutan prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :

a) Melakukan pretest dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b)Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi pokok kesetimbangan kimia sesuai dengan model pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing kelas.

3.Melakukan posttest dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(43)

25

[image:43.595.136.441.147.582.2]

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan seperti terlihat pada gambar 1 berikut:

Gambar 1. Alur Penelitian

G. Analisis Data

1. Hipotesis Kerja

Dari pengertian hipotesis umum, dikembangkan menjadi hipotesis kerja.

Hipotesis kerja dalam penelitian ini yakni: rata-rata n-Gain penguasaan konsep siswa dengan model siklus belajar PDEODE lebih tinggi dibandingkan

Kelas

kontrol Tes awal (Pretest)

Kelas eksperimen

Pembelajaran konvensional

Pembelajaran dengan model

PDEODE Tes akhir

(Postest)

Analisis data

Temuan

Kesimpulan Tahap persiapan

dan observasi

(44)

26

penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok kesetimbangan kimia.

2. Hipotesis statistik.

Untuk data sampel yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji parametrik (Sudjana, 2002). Dalam

penelitian ini uji parametrik yang digunakan adalah uji-t.

Teknik pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1). Sehingga rumusan hipotesis menjadi :

Hipotesis untuk penguasaan konsep

H0 : Rata-rata n-Gain penguasaan konsep siswa di kelas yang diterapkan model siklus belajar PDEODE lebih rendah atau sama dibandingkan penguasaan konsep siswa di kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional.

H0 : μ1x ≤ μ 2x

H1: Rata-rata n-Gain penguasaan konsep siswa di kelas yang diterapkan model siklus belajar PDEODE lebih tinggi dengan penguasaan konsep siswa di kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional.

(45)

27

Keterangan:

µ1 : Rata-rata n-Gain (x) pada materi pokok kesetimbangan kimia pada kelas yang diterapkan model siklus belajar PDEODE

µ2 : Rata-rata n-Gain (x) pada materi pokok kesetimbangan kimia pada kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional

x: penguasaan konsep

3. Teknik pengujian hipotesis

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Skor pretest dan posttest dirumuskan sebagai berikut:

Nilai siswa = ……….(1)

Data yang diperoleh kemudian dianalisis, dengan menghitung n-Gain yang selanjutnya digunakan untuk uji normalitas dan homogenitas dua varians.

a. Perhitungan n-Gain

Efektivitas model siklus belajar PDEODE dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa dapat diketahui dengan melakukan analisis perolehan skor n-Gain. Rumus n-Gain menurut Meltzer adalah sebagai berikut :

(46)

28

b. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data, yang paling penting adalah untuk menentukan apakah

menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Untuk menguji normalitas data sampel yang diperoleh yaitu n-Gain, dapat digunakan uji Chi-Kuadrat. Uji normalitas ini dilakukan juga untuk melihat apakah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut: a) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah. b) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas. c) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.

d) Membuat tabulasi data kedalam interval kelas.

e) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dalam Sudjana (2002) dengan

rumus: Z= ………..(3)

dengan

Z = ujung batas kelas S = simpangan baku

I = batas kelas = rata-rata n-Gain

(47)

29

g) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dalam Sudjana (2002)

……….…………..………(4)

Dengan:

= Chi–kuadrat

Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan

h) Membandingkan harga Chi–kuadrat dengan tabel Chi–kuadrat dengan taraf signifikan 5% (0,05)

i) Menarik kesimpulan, jika maka data berdistribusi normal

atau terima H0

c. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen atau tidak, yang selanjutnya menjadi acuan untuk menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak.

Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut:

H0 : σ12 = σ22 Data n-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen.

(48)

30

Sedangkan untuk uji homogenitas kedua varians kelas sampel, digunakan uji ke-samaan dua varians, dengan rumusan statistik :

………...(5)

Dengan kriteria uji adalah terima jika : < dengan taraf nyata 5% dan

(Sudjana, 2002)

d) Uji perbedaan dua rata-rata

Pengujian hipotesis untuk data sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal dilakukan dengan uji parametik (Sudjana, 2002). Pengujian hipotesis disini menggunakan rumusan statistik uji perbedaan dua rata-rata. Uji ini berfungsi untuk mengetahui seberapa besar efektivitas model siklus belajar PDEODE dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA YPU Bandar Lampung pada materi pokok kesetimbangan kimia. Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Hipotesis untuk penguasaan konsep

(49)

31

H1: μ 1x > μ 2x : Rata-rata n-Gain penguasaan konsep siswa di kelas yang dite-rapkan model siklus belajar PDEODE lebih tinggi dibandingkan penguasaan konsep siswa di kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional.

Keterangan:

µ1 : Rata-rata (x) pada materi pokok kesetimbangan kimia siswa di kelas yang diterapkan model siklus belajar PDEODE

µ2 : Rata-rata (x) pada materi pokok kesetimbangan kimia siswa di kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional

x: penguasaan konsep

Uji statistik ini sangatlah bergantung pada homogenitas kedua varians data, untuk data yang kedua varians kelas sampelnya homogen (σ12 = σ22

), uji hipotesis dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

………..….(6)

Keterangan:

= Rata-rata n-Gain penguasaan konsep siswa di kelas yang diterapkan model siklus belajar PDEODE

= Rata-rata n-Gain penguasaan konsep siswa di kelas yang diterapkan pembelajaran konvensional.

= Simpangan baku gabungan

(50)

32

= Simpangan baku siswa yang diterapkan model siklus belajar PDEODE = Simpangan baku siswa yang diterapkan pembelajaran konvensional. Dengan kriteria uji :

(51)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Model siklus belajar PDEODE lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi pokok kesetimbangan kimia;

2. Ada perbedaan nilai rata-rata penguasaan konsep kesetimbangan kimia antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siklus belajar PDEODE dengan yang pembelajarannya menggunakan model konvensional; 3. Efektivitas model siklus belajar PDEODE dalam meningkatkan penguasaan

konsep siswa pada materi pokok kesetimbangan kimia melalui setiap

tahapannya, yaitu predict, discuss, explain, observe, discuss dan explain yang melatih siswa dalam menghubungkan pola pikir yang sudah ada/pengetahuan sebelumnya dengan peristiwa sains yang disajikan dan membantu cara berpikir siswa untuk membangun konsep-konsepnya sendiri;

4. Model siklus belajar PDEODE dapat membantu siswa membangun konsepnya terutama pada tahap kelima diskusi dan tahap keenam menjelaskan.

(52)

64

5. Dapat meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, dalam artian siswa lebih mendominasi dibandingkan guru sehingga siswa dapat mengembangkan daya pikir yang mereka miliki.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :

1. Model siklus belajar PDEODE dapat dipakai sebagai alternatif model pembel-ajaran bagi guru dalam membelajarkan materi pokok kesetimbangan kimia dan materi pokok lain yang memiliki karakteristik yang sama;

2. Agar tahap-tahap pembelajaran dalam penerapan model siklus belajar

PDEODE berjalan maksimal, hendaknya guru mempersiapkan lebih awal hal-hal yang menunjang proses prediksi-diskusi-menjelaskan-observasi-diskusi-menjelaskan yang akan dilakukan siswa;

3. Diharapkan guru harus lebih peka terhadap aktivitas siswa, terlebih siswa yang melakukan kegiatan di luar instruksi yang diberikan;

4. Pembelajaran menggunakan model siklus belajar PDEODE memiliki kelemahan yaitu dalam hal pembagian alokasi waktu, sehingga diharapkan bagi calon peneliti yang ingin menerapkan pembelajaraan menggunakan model siklus belajar PDEODE dapat menentukan pembagian alokasi waktu lebih baik lagi berdasarkan tingkat kesukaran dari materi yang akan

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Ali,M. 1992. Strategi Penelitian Pendidiksan. Angkasa. Bandung.

Çalık, et al. (2007). Perubahan Konseptual, Strategi Mengajar PDEODE

(Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) Dan Konsepsi Alternatif Serta Kesulitan Siswa Pada Konsep Ekosistem. Diakses 20 November 2011 dari http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706603_chapter2.pdf. Costu, Bayram. 2008. Learning Sience Through the PDEODE Teaching Strategy:

Helping Students Make Sense of Everyday Situations. International Journal of Mathematics, Science and Technology Education. Diakses 20 November 2011 dari http://ejmste.com

_________________. Perubahan Konseptual, Strategi Mengajar PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) Dan Konsepsi Alternatif Serta Kesulitan Siswa Pada Konsep Ekosistem. Diakses 20 November 2011 dari

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706603_chapter2.pdf. Costu, B. dan Ayas, A. (2005). Perubahan Konseptual, Strategi Mengajar

PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) Dan Konsepsi Alternatif Serta Kesulitan Siswa Pada Konsep Ekosistem. Diakses 20 November 2011 dari

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706603_chapter2.pdf. Costu, et al. 2007. Perubahan Konseptual, Strategi Mengajar PDEODE

(Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) Dan Konsepsi Alternatif Serta Kesulitan Siswa Pada Konsep Ekosistem. Diakses 20 November 2011 dari http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706603_chapter2.pdf. Costu, et al. 2010. Perubahan Konseptual, Strategi Mengajar PDEODE

(Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) Dan Konsepsi Alternatif Serta Kesulitan Siswa Pada Konsep Ekosistem. Diakses 20 November 2011 dari http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706603_chapter2.pdf. Dahar, R.W. 1988. Teori-teori belajar. Erlangga. Jakarta.

(54)

66

Djamarah, S.B. dan Aswan Zein. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Danfar. 2009. Definisi Efektivitas. Diakses 22 November 2011 dari http://danfar.blogspot.com/2009/03/28/definisi-efektifitas Elsyana, Vida. 2007. Peningkatan Aktivitas Dan Penguasaan Konsep

Kesetimbangan Kimia Dengan Penerapan Pendekatan Keterampilan Generik Sains Pada Kelas XI IPA. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak diterbitkan.

Gallagher, JJ. 2007. Teaching Science for Understanding : A Practical Guide for School Teachers. New Jersey. Pearson Merrill Prentice Hall.

Kolari, S., and Savander-Ranne, C. (2003). Perubahan Konseptual, Strategi Mengajar PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) Dan Konsepsi Alternatif Serta Kesulitan Siswa Pada Konsep Ekosistem. Diakses 20 November 2011 dari

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706603_chapter2.pdf. Kolari, et al. 2005. Perubahan Konseptual, Strategi Mengajar PDEODE

(Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) Dan Konsepsi Alternatif Serta Kesulitan Siswa Pada Konsep Ekosistem. Diakses 20 November 2011 dari http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706603_chapter2.pdf. Kuhn, T. S. (1970). Perubahan Konseptual, Strategi Mengajar PDEODE

(Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) Dan Konsepsi Alternatif Serta Kesulitan Siswa Pada Konsep Ekosistem. Diakses 20 November 2011 dari http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706603_chapter2.pdf. Panen, Paulina, D. Mustafa, dan M. Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Dikti. Jakarta.

Posner, et al. (1982). Perubahan Konseptual, Strategi Mengajar PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) Dan Konsepsi Alternatif Serta Kesulitan Siswa Pada Konsep Ekosistem. Diakses 20 November 2011 dari

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_bio_0706603_chapter2.pdf. Purba, M. 2007. KIMIA SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta.

Sagala, S. 2002. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. Setiawan, Pury A. 2011. Efektifvitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk

Meningkatkan Keterampilan Mengelompokkan Dan Penguasaan Konsep Pada Materi Pokok Asam-Basa. (Skripsi). Tidak diterbitkan

(55)

67

Sudjana, N. 2002. Metode Statistika. PT. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Jakarta. Surya, B. 2010. Pengembangan Media Animasi Kimia Dan LKS Praktikum

Berbasis Keterampilan Generik Sains Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Siswa Kelas XI IPA. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak diterbitkan.

Sutresna, N. 2008. Kimia Kelas XI. PT. Grafindo Media Pratama. Bandung. Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta. White, R., & Gustone, R. (1992). Perubahan Konseptual, Strategi Mengajar

PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) Dan Konsepsi Alternatif Serta Kesulitan Siswa Pada Konsep Ekosistem. Diakses 20 November 2011 dari

Gambar

Tabel 1. desain penelitian
Gambar 1. Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian tentang sistem pakar pada bidang pertanian diantaranya yaitu “ An Internet- Based expert system platform for assistant identification of

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI HANDUK DI PT WISKA

Fotocopy halaman depan prosiding atau buku program, serta halaman yang berisi jadwal presentasi dosen... Laporan kegiatan dalam bentuk hard copy dan soft copy dikirim melalui email ke

diundangkan dan mulai berlaku pada tanggal 12 Agustus 2011 merupakan pengganti dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Penelitian tentang profil lemak dan protein jaringan hati puyuh fase grower dan layer telah dilaksanakan pada bulan Januari 2013 hingga Februari 2013, di Kandang

[r]

Research result shows tha the product Shine After Lunch is a radio programme with the English music conten, which was made to accompany the teens during the day, advertisingprice

Pada saat inputan dilakukan, pointer menunjuk alamat dari inputan struct kemudian mengakses value yang berada dalam memori tersebut dengan menggunakan tanda