iii ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh Susmiyati
Berbicara tentang proses pembelajaran di sekolah kita sering merasa kecewa, apalagi jika dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Walaupun kita mengetahui bahwa banyak siswa yang mampu menyajikan hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, pada kenyataannya mereka betul-betul tidak memahami secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar atau mungkin juga guru). Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran, maka sedapat mungkin dalam penyampaian pesan (isi/materi ajar) dibantu dengan bantuan alat peraga berupa gambar. Diharapkan dengan pendekatan yang dilakuakan dengan alat peraga berupa gambar, proses pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih efektif dan efisien.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA dengan menggunakan bantuan alat peraga berupa gambar pada siswa kelas V SD Negeri 5 Bagelen Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan instrument berupa lembar pengamatan (observasi) guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan alat peraga berupa gambar dapat meningkatkan aktivitas pada siklus I dengan katagori Sangat Aktif sebesar 0 %, Aktif 10 %, Cukup Aktif 15 %, Kurang Aktif 37,5 % dan Tidak Aktif Sebesar 37,5 %, dan siklus II peningkatan aktivitas belajar siswa dengan katagori Sangat Aktif sebesar 20 %, Aktif 72,5 %, Cukup Aktif 7,5 %, Kurang Aktif 0 % dan Tidak Aktif Sebesar 0 %. dan hasil belajar siswa pada siklus I dalam katagori Tuntas sebesar 15 % dan Tidak Tuntas sebesar 85 % dan meningkat pada siklus II dengan perolehan nilai katagori Tuntas sebesar 90 % dan Tidak Tuntas sebesar 10 %.
ii
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
S U S M I Y A T I
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM STUDI S1 PGSD DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
i
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
OLEH S U S M I Y A T I NPM. 1013109060
PROGRAM STUDI S1 PGSD DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar Model PTK ... 21 2. Grafik aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA
pada siklus I (satu) ... 43 3. Grafik hasil belajar siswa pada pelajaran IPA pada siklus I (satu) ... 45 4. Grafik aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA
pada siklus II (dua) ... 57 5. Grafik hasil belajar siswa pada pelajaran IPA pada siklus II (dua) ... 58 6. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus I sampai
Siklus II ... 63 7. Grafik Peningkatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran dari Siklus I
sampai Siklus II ... 64 8. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Siklus I sampai
xii
1.5.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1.Aktivitas Belajar Siswa ... 7
2.7.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 20
xiii BAB III. METODE PENELITIAN
3.1.Setting Penelitian ... 24 3.2.Prosedur Penelitian ... 26
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 33 4.2.Hasil Penelitian ... 34 4.3.Pembahasan ... 62
BAB V. PENUTUP
5.1.Kesimpulan ... 66 5.2.Saran ... 67
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Siklus I (satu) ... 28 2. Keadaan siswa SD Negeri 5 Bagelen Kec. Gedongtataan ... 33 3. Keadaan Guru SD Negeri 5 Bagelen Kec. Gedongtataan ... 34 4. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA pada
Siklus I (satu) ... 42 5. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA pada
Siklus I (satu) ... 44 6. Aktivitas kegiatan guru pada siklus I (satu) ... 45 7. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA pada
Siklus II (dua) ... 56 8. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA pada
viii MOTTO
“ Orang yang kuat bukanlah mereka yang selalu menang, tetapi adalah orang yang tegar k e t i k a j a t u h ”.
v
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Penguji : Drs. Sarengat, M.Pd. (………..)
Penguji
Buka Pembimbing : Drs. Tambat Usman, M.Pd. (………..)
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
vi
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :
1. Tugas akhir dengan judul Peningkatan aktivitas dan hasil belajar melalui
penggunaan alat peraga gambar pada siswa kelas V SD Negeri 5 Bagelen
Gedungtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012, adalah
karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas
karya penuis lain dengan cara yang tidak sesuai dengan etika ilmiah yang
berlaku dalam masyarakat akademik atau yang disebut Plagiatisme.
2. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepada
Universitas Lampung.
Atas pernyataan ini apabila dikemudian hari ternyata ditemukan adanya ketidak
benaran, saya bersedia menanggung akibat dan sanksi yang diberikan kepada
saya, saya bersedia dan sanggup dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.
Bandar Lampung, Februari 2012 Pembuat Pernyataan,
SUSMIYATI
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segenap cinta, aku persembahkan karya sederhana ini untuk:
Suamiku tercinta Sutaryadi, yang selalu mendampingi dan memberi
motivasi demi keberhasilanku.
Ibunda dan Ayahanda yang selalu membimbing dan mendo’akan
keberhasilanku.
Anak-anakku yang kusayangi fajar adi Susilo, Melati Dwi Jayanti,
Tri Sujatmiko, Rahmad Darmawan, terima kasih atas dukungannya
kepada ibunda.
Rekan-rekan satu angkatan yang tidak sempat saya sebutkan
namanya satu-persatu, terima kasih atas perhatian yang diberikan.
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Laporan : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama Mahasiswa : SUSMIYATI
NPM : 1013109060
Program Studi : S.I PGSD Dalam Jabatan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung
Drs. Baharrudin Risyak, M.Pd. NIP. 195105071981031002
Dosen Pembimbing,
ix
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bagelen, Pada tanggal 10 Juni Anak ke 6 dari 10 bersaudara
pasangan Ibu Sa’diyah dan Bapak Purwosuwito
Pendidikan yang pernah penulis tempuh adalah :
1. Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukaraja Gedungtataan
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Gedungtataan
3. Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Pringsewu
4. Diploma Madya (D.II) UT.Gedungtataan
5. Kuliah di Universitas Lampung (UNILA), Fakultas keguruan dan Ilmu
Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi PGSD masuk tahun
x
KATA PENGANTAR
Assalammu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga
dengan ridho–Nya Penulis dapat menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas
pada Program S.1 PGSD Dalam Jabatan Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini perkenankanlah Penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang setulusnya kepada mereka yang telah memberikan bantuan dan saran sampai
selesainya laporan ini, khususnya kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman M.Si., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Drs. Tambat Usman, M.P.d., M.S., selaku Dosen Pembahas.
3. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., selaku Pembimbing.
4. Bapak Drs. Baharrudin Risyak, M.Pd., selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP Unila.
5. Kepala Sekolah SD Negeri 5 Bagelen.
6. Bapak dan Ibu Dewan Guru SD Negeri 5 Bagelen yang telah membantu
pelaksanaan observasi dan perbaikan pembelajaran.
7. Rekan-rekan Mahasiswa S.1 PGSD Dalam Jabatan Unila sebagai rekan
diskusi dalam pelaksanaan pembelajaran dan penyusunan laporan ini.
Kepada mereka Penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian rasa
xi
balasan yang setimpal sesuai dengan amal baiknya. Pada akhirnya Penulis
menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, namun Penulis tetap berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi Penulis khususnya dan bagi para
pembaca umumnya.
Wassalammu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Bagelen, Februari 2012 Penulis,
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas tiga, empat, lima dan
enam pada rentang usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek
perkembangan kecerdasan tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada
umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu
keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara
sederhana namun proses pembelajaran masih bergantung pada objek-objek
konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Oleh karena itu,
pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga
akan berkembang secara optimal.
Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat sesuai
sebagai suatu kesatuan yang utuh (holistik), pelajaran yang menyajikan
secara terpisah dan kurangnya alat bantu pembelajaran akan menyebabkan
kurang berkembangnya anak didik untuk berpikir realistik dan membuat
kesulitan bagi peserta didik memahami pelajaran tersebut. Selain itu, dengan
pelaksanaan pembelajaran yang kurang konkrit dan terpisah akan
memunculkan, berbagai permasalahan, antara lain rendahnya minat dan
motivasi belajar yang berujung pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh
2
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti yang didapatkan bahwa proses
pembelajaran di SD Negeri V Bagelen Gedungtatan masih mengalami
kendala khusunya pada mata pelajaran IPA, masalah tersebut diantaranya :
a. Sebagian siswa Kurang aktif atau sulit menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru
b. Tidak mendengaran penjelasan guru
c. Siswa kurang bergairah belajar khususnya pada mata pelajaran IPA
d. Hasil evaluasi beberapa siswa tidak memenuhi harapan
Berdasarkan atas pemikiran dan kondisi tersebut diatas maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 5
Bagelen Gedungtatan khususnya pada mata pelajaran IPA tidak sesuai
dengan harapan dan masih mengalami beberapa kendala, hal tersebut
terindentifikasi dari motivasi, minat, aktivitas dan hasil belajar siswa yang
masih rendah. Hal ini kemudian yang mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian terhadap proses pembelajaran di kelas V pada mata pelajaran IPA
khususnya di SDN 5 Bagelen Gedungtatan.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat teridentifikasi
bahwa:
1.2.1. Aktivitas belajar siswa kelas V SDN 5 Bagelen Gedungtatan pada mata
3
1.2.2. Hasil belajar siswa kelas V SDN 5 Bagelen Gedungtatan pada mata
pelajaran IPA masih rendah.
1.2.3. Metode dan media yang digunakan masih bersifat konvesional dan tidak
sesuai.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada pendahuluan tersebut, maka rumusan masalah yang
penulis ajukan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :
1.3.1. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui media gambar
pada mata pelajaran IPA kelas 5 SDN V Bagelen Gedungtataan Kabupaten
Pesawaran.
1.3.2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa melalui media gambar pada
mata pelajaran IPA kelas 5 SDN V Bagelen Gedungtataan Kabupaten
Pesawaran.
1.4. Pemecahan Masalah
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 5 Bagelen Gedungtatan
khususnya pada mata pelajaran IPA tidak sesuai dengan harapan, keadaan
tersebut dimungkinkan terjadi karena berbagai hal dan salah satu upaya
yang dapat dilakukan guru adalah menerapkan metode pembelajaran yang
menyenangkan dan efektif bagi siswa yang akan menimbulkan aktivitas
4
Kegiatan pembelajara yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan
menggunakan media gambar.
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dan diharapkan dalam penelitan ini adalah :
a. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan
menggunakan media gambar pada siswa kelas 5 SDN V Bagelen
Gedungtatan Tahun Pelajaran 2011-2012.
b. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
media gambar pada siswa kelas 5 SDN V Bagelen Gedungtatan Tahun
Pelajaran 2011-2012.
1.5.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas tentang penerapan model
pembelajaran penggunaan alat peraga mata pelajaran IPA di kelas 5 SDN V
Bagelen Gedungtataan Kabupaten Pesaawaran adalah sebagai berikut :
a. Manfaat bagi siswa
1) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi nyata, sehingga meningkatkan motivasi dan minat siswa.
2) Siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam kerangka tema yang jelas.
3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
5
4) Siswa dapat meraih nilai yang baik setelah barakhirnya
pembelajaran.
b. Manfaat bagi Guru
1) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang
menggunakan alat peraga dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan
dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan
untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan, dan
merefleksi proses kegiatan pembelajaran.
2) Memberikan keterampilan kepada guru dalam menyusun
perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian dalam
pembelajaran.
3) Memberikan keterampilan kepada guru dalam merefleksi dan
memecahkan masalah yang timbal dalam kegiatan pembelajaran di
kelas.
c. Manfaat bagi Institusi (Sekolah)
1) Memberikan kesempatan kepada sekolah sebagai penyelenggara
pendidikan dalam mengatur dan melaksanakan pendidikan secara
utuh dan mandiri.
2) Memberikan kebebasan yang lebih bagus kepada pelaksana
pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan
6
3) Meningkatkan mutu hasil prestasi siswa, khususnya pada mata
pelajaran IPA.
4) Menciptakan sekolah yang kondusif, aman dan penuh dengan rasa
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Aktivitas Belajar Siswa
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas adalah keaktifan; kegiatan;
kerja yang dilakukan ditiap – tiap bagian. Sedangkan menurut Hornby
(1973:11), aktivitas adalah menjadikan sibuk, atau ketika seseorang selalu
menggunakan waktunya secara penuh. Dari pendapat ini dapat disimpulkan
bahwa aktivitas adalah suatu kegiatan atau kesibukan didalam mengerjakan
suatu pekerjaan, baik jasmani maupun rohani.
Dalam keseluruhan proses pendidikan khususnya disekolah, kegiatan belajar
atau aktivitas belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini bahwa
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Menurut WS. Winkel (1983:48) aktivitas belajar adalah segala kegiatan
belajar siswa yanag menghasilkan suatu perubahan khas yaitu hasil belajar
yang akan tampak melalui proses belajar yang dicapai.
Menurut Abu Ahmadi (1995:81) aktivitas belajar adalah seluruh perasaan
dan kemauan yang dikerahkan agar tetap menjadi giat untuk mendapatkan
8
Berdasarkan pendapat – pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa
aktivitas belajar yaitu seluruh kegiatan siswa yang dilakukan untuk
mendapatkan hasil belajar yang sebanyak–banyaknya melalui pengalaman
dan interaksi dengan lingkungannya. Aktivitas belajar merupakan proses
aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis.
2.2. Belajar
Banyak jenis kegiatan yang oleh kebanyakan orang dapat disepakati sebagai
perbuatan belajar misalnya meniru ucapan kalimat, mengumpulkan
perbendaharaan kata, mengumpulkan fakta-fakta, menghafalkan lagu,
menghitung dan mengedakan soal-soal matematika dan sebagainya. Tidak
semua kegiatan dapat digolongkan sebagai kegiatan belajar. Dengan
kenyataan tersebut, terdapat banyak definisi tentang belajar, antara lain:
Abin Samsudin Makmun (2005 : 160) mengemukakan, bahwa “Belajar
adalah proses memperoleh pengetahuan dalam pengalaman bentuk
pola-pola sambutan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor”. Menurut
Sardiman AM. (1990:23), “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwaraga,
psiko fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang
berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor”.
Dikemukakan pula oleh ahli lain, bahwa “Belajar adalah proses dimana
tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek
9
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan maka dapat
disimpulkan, bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang ada
pada individu berkat pengalaman dan latihan. Belajar merupakan proses
dasar dan perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia
melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah
lakunya berkembang.
2.3. Hasil Belajar
Setiap kegiatan belajar siswa tentu memiliki tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran dapat di lihat dari
hasil belajar siswa. Hasil belajar belajar biasanya digunakan untuk
menunjukkan suatu pencapaian atau keberhasilan dalam tujuan yang di
butuhkan suatu rencana strategi. rencana tersebut adalah suatu proses bukan
diperoleh secara tiba-tiba, tetapi memerlukan kerja yang giat. Untuk lebih
jelasnya diperlukan keterangan dan ahlinya, maka disini ada beberapa
keterangan dari beberapa ahli diantaranya E Mulyasa (2008:212),
menyatakan bahwa hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik
secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan ferajat
perubahan perilaku yang bersangkutan. Menurut Aunurrahman (2009:37)
hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak
semua tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar
10
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
pengertian hasil belajar yaitu hasil usaha yang dicapai dari usaha yang
maksimal yang dikerjakan seseorang setelah mengalami proses belajar
mengajar atau setelah mengalami proses interaksi dengan lingkungannya
guna memperoleh ilmu pengetahuan dan akan menimbulkan perubahan
tingkah laku yang bersifat relatif menetap dan tahan lama.
2.4. Penggunaan Alat Peraga
Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar,
konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran
bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran
penggunaan alat bantu pembelajaran/alat peraga. Pembelajaran penggunaan
alat peraga adalah pembelajaran yang menggunakan alat bantu pembelajaran
pada siswa untuk mengaktualisasikan materi yang bersifat abstrak menjadi
konkrit sehingga memudahkan pemahaman, menaruh minat, motivasi dan
kreativitas serta hasil belajar siswa secara nyata. Melalui alat bantu
pem-belajaran/alat peraga akan banyak memberikan keuntungan di antaranya :
1) Siswa lebih mudah memusatkan perhatian pada suatu mata pelajaran
yang diberikan oleh guru.
2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi dasar mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.
11
4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan
mata pelajaran dengan pengalaman pribadi siswa.
5) Siswa lebih mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena
materi yang disajikan dalam konsep yang jelas.
6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomuniasi dalam situasi
nyata untuk mengembangkan suatu kemampuan satu mata pelajaran
sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.
7) Guru dapat menghemat waktu karena penggunaan alat bantu
pembelajaran memudahkan guru dalam mengkomunikasikan aspek
pembelajaran kepada siswa sekaligus dapat mempersiapkan dan
diberikan dalam dua atau tiga pertemuan waktu selebihnya dapat
digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Di bawah ini ada beberapa hal penting dalam pembelajaran penggunaan alat
peraga, yaitu :
1) Landasan Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga
Landasan pembelajaran menggunakan alat bantu pembelajaran atau alat
peraga pembelajaran berdasarkan landasan-landasan teoritis sebagai
berikut :
a) Landasan Filosofis
Dalam pembelajaran penggunaan alat bantu pembelajaran/alat peraga
sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu progresivisme,
konstruktivisme dan humanisme. Aliran Progresivisme memandang
12
pemberian sebuah kegiatan, suasana yang alamiah (natural) dan
memperhatikan pengalaman. Aliran Konstruktivisme melihat
pengalaman langsung siswa (direct experence) sebagai kunci dalam
pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi
atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya
melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan
lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari
seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh
masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi,
melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan
siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sengat berperan dalam
perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari
segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang
dimilikinya.
b) Landasan Psikologis
Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi
perkembangan pesrta didik dan psikologi belajar. Psikologi
perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi
pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat
keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal
bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan
13
c) Landasan Yuridis
Dalam pembelajaran temtik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau
peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di
sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 tentang
perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak
memperoleh pendidikan sdan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya (Pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal I-b).
2) Arti Penting Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga
Pembelajaran menggunakan alat peraga pada keterlibatan siswa dalam
proses belajar scara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman
langsung siswa akan memperoleh konsep-konsep yang mereka pelajari
dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Teori pembelajaran ini dimotori oleh para tokoh Psikologi Gestalt,
termasuk Pieget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah
bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran menggunakan alat peraga lebih menekankan pada
14
Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman
belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa.
Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar
mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa
akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu,
dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat
membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa
yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
Beberapa ciri khas dari pembelajaran penggunaan alat peraga, antara lain :
a) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;
b) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran
bertolak dari minat dan kebutuhan siswa;
c) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;
d) Membentu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;
e) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya ; dan
f) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama,
15
Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan alat peraga
akan diperoleh beberapa manfaat, yaitu :
a) Dengan menggabungkan beberapa kompetisi dasar dan indikator serta
isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih
materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
b) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab
isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan
tujuan akhir.
c) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian
mengenai proses materi yang tidak terpecah-pecah.
d) Dengan adanya pemanduan antar mata pelajaran maka penguasaan
konsep akan semakin baik dan meningkat.
3) Karakteristik Pembelajajaran Penggunaan Alat Peraga
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, penggunaan alat
peraga memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
a) Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (Studeent Centered ), hal
ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatklan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih
banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
16
b) Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (Direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini
siswa dihadapkan terus pada sesuatu yang nyata (konkrit)
c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menajdi
tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan
tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pebelajaran. Dengan demikian, Siswa
mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapapi dalam kehidupan sehari-hari
e) Bersifat Fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana Guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa-siswa
diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya
sesuai dengan minat dan kebutuhanya.
17
2.5. IPA
IPA merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan
daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang pengetahuan alam dan
saints dewasa ini dilandasi oleh perkembangan IPA di bidang teori fisika,
kimia dan biologi. Untuk menguasai dan mengembangkan pengetahuan di
masa depan diperlukan penguasaan IPA yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran IPA perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir
logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kompetisi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran
pembelajaran IPA yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal,
masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai
cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model
IPA, menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran IPA hendaknya dimulai dengan
18
Dengan mengajukan masalah konsekstual, peserta didik secara bertahap
dibimbing untuk menguasai konsep IPA. Untuk meningkatkan keefektifan
pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. (Standar isi
KTSP, 2007 : 416).
Agar pelaksanaan pembelajaran IPA tersebut menjadi pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif dan menyenangkan (PAKEM), salah satu solusinya adalah
dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan alat peraga.
Dibawah ini beberapa hal penting yang berhubungan dengan IPA SD yang
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model pembelajaran IPA, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
b) Memiliki sikap menghargai kegunaan Ilmu Pengatahuan Alam dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam
mempelajari IPA serta sikap positif dan percaya pada diri dalam
pemecahan masalah.
2.6. Media Gambar
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari
bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau
‘pengantar’ (Arsyad, 2002 : 62). Oleh karena itu, media dapat diartikan
19
Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002 : 62), bahwa media
jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru,
teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang
siswa merupakan media, media merupakan berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Banyak batasan tentang media, media mengandung pengertian tentang
segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan
informasi. Dalam hal ini terkandung pengertian sebagaimedium:
Yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. Sebagai mediator, dapat pula mencerminkan suatu pengertian bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang paling canggih dapat disebut sebagai media.
(Gagne, 1988 dalam http://edukasi.kompasiana.
com/media-pembelajaran-arti-posisi-fungsi-klasifikasi-karakteristiknya/diakses 23 Agustus 2011).
Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media
komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah
media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Oemar
Hamalik (1994 : 264) bahwa “ dengan penggunaan alatbantu berupa media
komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan
dengan hasil yang maksimal.”
Batasan media seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan Gagne (dalam
20
adalah “Segala alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video
recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan
komputer adalah merupakan media pembelajaran.”
Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka
dapat dikatakan bahwa media gambar adalah segala sesuatu yang
menyangkut perangkat-perangkat atau alat yang dapat digunakan untuk
meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau
kelompok) dalam bentuk gambar, yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di
dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
2.7. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PTK (Classroom Action Research), yaitu penelitian yang, dilakukan oleh
guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran.
Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik
pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil
instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi,
meningkatkan efisiensi pengolahan instruksional serta menumbuhkan
21
PTK digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis meliputi aspek
perencanaan. Tindakan, observasi, dan refleksi yang merupakan langkah
berurutan dalam satu siklus atau daur yang berhubungan dengan siklus
berikutnya. Akar pelaksanaan PTK digambarkan dalam bentuk Spiral
Tindakan yang diadaptasi oleh Hopkins dalam Wardani dkk (2007:2.4),
sebagai berikut :
Gambar 1. Model PTK
Dibawah ini beberapa hal penting yang berhubungan dengan PTK, yaitu :
2.7.1. Model-Model PTK
Sebenarnya ada beberapa model yang diterapkan dalam PTKdiantaranya
modelKurt Lewin, model Kemmis, dan Mc. Taggart, modelJohn Ellictdan
model Dave Ebbutt, tetapi yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah
model Kemmis & Mc. Taggart. Adapun model PTK dimaksud
22
a) Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (Perencanaan yang
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan
bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan.
b) Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan, yaitu impelementasi atau penerapan isi
rancangan didalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
c) Tahap 3 : Pengamatan tindakan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh
pengamat.
d) Tahap 4 :Refleksiatau pemantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah terjadi.
Secara keseluruhan keempat tahap dalam PTK ini membentuk suatu siklus
lain secara berkesinambungan seperti sebuah spiral. Namun sebelum
keempat tahap ini berlangsung, biasannya diawali oleh suatu tahapan pra
PTK, yang meliputi identifikasi masalah, analisa masalah tersusun masalah
dan rumusan hipotesis tindakan.
2.7.2. Sasaran atau objek PTK
a) Unsur siswa, dicermati objeknya ketika siswa asik mengikuti proses
pembelajaran.
b) Unsur guru, dicermati objeknya ketika guru sedang melakukan proses
pembelajaran (mengajar).
c) Unsur materi pembelajaran, dapat dicermati sebagai bahan yang
23
d) Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dicermati objeknya ketiga guru
sedang melakukan proses pembelajaran (mengajar) dengan tujuan
meningkatkan mutu hasil belajar.
e) Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah sebagai tujuan
yang harus dicapai.
f) Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas/sekolah maupun di
rumahnya.
g) Unsur pengelolaan, merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur.
2.8. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan tujuan penelitian, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
” Jika pembelajaran IPA dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga dan
dengan langkah-langkah yang tepat maka aktivitas dan hasil belajar IPA
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting Penelitian
3.1.1. Tempat penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan
penulis laksanakan di SD Negeri V Bagelen Gedungtatan.
3.1.2. Waktu penelitian
Pelaksanaan tindakan ini penulis laksanakan pada waktu semester 2 Tahun
Pelajaran 2011/2012.
3.1.3. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah siswa kelas 5 SDN V Bagelen yang berjumlah 20
orang siswa, yang terdiri dari 10 orang siswa perempuan dan 10 orang siswa
laki-laki.
3.1.4. Alat pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi
guru dan siswa, dan lembar tes formatif serta dilengkapi dokumentasi dari
sekolah.
3.1.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan
25
a. Observasi guru
Dengan cara memberikan check list yang dilaksanakan oleh observer
selama proses penelitian.
b. Observasi siswa
Dengan cara melakukan kegiatan pembelajaran dan pengukuran aktivitas
belajar siswa dalam bentuk lembar observasi untuk mengetahui aktivitas
belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA
pada materi ”Pesawat Sedehana”.
c. Tes
Dengan cara melaksanakan kegiatan evaluasi / ulangan dengan
menggunakan instrumen tes berupa pertanyaan dalam bentuk Essay
sesuai dengan materi yang diberikan untuk mengetahui hasil belajar
siswa pada akhir pembelajaran.
3.1.6. Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh data tentang peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa dengan menggunakan media gambar dilakukan dengan menggunakan
Penelitian Kaji Tindak (Penelitian Tindakan Kelas). Analisis data dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menetapkan kategori aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar dalam beberapa
26
2) Menentukan besarnya persentase aktivitas belajar siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar dan
menetapkan persentasenya. Dengan menggunakan rumus :
%
TP % = Tingkat persentase
n = Jumlah skor tiap butir
N = Jumlah skor maksimal (Sudjana, 2005 : 26).
3) Untuk selanjutnya mendeskripsikan data pada setiap siklus setelah
siswa diberi tindakan kelas berupa penggunaan media gambar.
3.2. Prosedur Penelitian
3.2.1. Gambaran umum penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research)yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan
kegiatan pembelajaran menggunakan media gambar. Penelitian ini
dilaksanakan secara kolaboratif dan partisipatif. Kolaboratif artinya
berkolaborasi atau bekerjasama dangan guru mata pelajaran IPA kelas 5.
Sedangkan partisipasi artinya penelitian ini terlibat langsung dalam
penelitian. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini berupa
pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Pelaksanaan tindakan
27
3.2.2. Rincian Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan untuk dilaksanakan dalam tiga
siklus. Jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah partisipan
yaitu peneliti terlibat langsung dalam proses belajar mengajar di kelas.
Dalam penelitian tindakan kelas ada empat langkah yang dapat
dilaksanakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi
(Susilo:19).
a) Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan
Dalam kegiatan perencanaan, peneliti melakukan persiapan-persiapan
untuk tindakan yang dilakukan, seperti melakukan prasurvei untuk
menggali kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa, merencanakan
perbaikan, menyiapkan lembar pengamatan untuk melakukan
observasi dan sebagainya.
b) Tindakan
Melaksanakan tindakan pelaksanaan yang telah direncanakan dalam
praktik yang sesungguhnya dan peneliti mengamati implementasi
tindakan yang dlakukan oleh guru. Pengamatan ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara seperti pengamatan dengan lembar pengamatan
atau dengan alat bantu lainnya.
c) Observasi
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas
dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap
secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran.
28
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peneliti melakukan
refleksi, hasil refleksi merupakan masukan tindakan selanjutnya.
Dengan melakukan refleksi peneliti akan memiliki wawasan yang akan
membantu dalam menafsirkan datanya.
Kemudian secara jelas tahapan pada siklus dapat digambarkan seperti
tabel di bawah ini :
Tabel 1: Siklus penelitian
No SIKLUS KEGIATAN STRATEGI PROSES
PEMBELAJARAN jumlah waktu dan setiap jenis tindakan
29
Observasi Pengumpulan data tahap II
Observasi Pengumpulan data tahap II
Refleksi Evaluasi tahap II
Sumber : Olahan Penulis
Dengan kata lain, paparan siklus di atas terdiri dari tiga siklus,
masing-masing siklus dibagi menjadi tiga pertemuan, tiap siklus terdiri dari tiga
perencanaan, tiga kali tindakan dan tiga kali refleksi. Refleksi pada tiap
pertemuan dirangkum kembali secara keseluruhan agar diperoleh
gambaran secara umum dalam setiap siklusnya, demikian juga rencana
terevisinya. Tiap-tiap langkah tersebut disertai diskusi dan observasi
30
Sementara itu, rancangan kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 1
adalah sebagai berikut:
a) Rencana Tindakan
Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan
dalam penelitian yaitu meliputi prasurvey, menentukan tujuan
pembelajaran, membuat rencana pembelajaran, merancang
instrumen, membuat lembar observasi dan alat eveluasi untuk tiap
pertemuan.
Adapun rincian langkah-langkah yang akan dilakukan sebagai
berikut :
i. Prasurvey dan pengamatan mengenai kondisi sekolah, kondisi
kelas, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang mendukung
pembelajaran, dan metode yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
ii. Merumuskan tujuan pembelajaran yaitu penggunaan alat
peraga dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata
pelajaran IPA.
iii. Mempersiapkan rencana pembelajaran dengan materi cara
hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
iv. Membuat rancangan instrumen.
v. Menyiapkan lembar observasi belajar siswa dan catatan
31
b) Pelaksanaan Tindakan(action)
Pada saat tindakan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pelajaran
IPA. Pelaksanaan tindakan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan. Selain itu, peneliti
mengamati keaktifan siswa dalam proses belajar dengan lembar
pengamatan yang telah dipersiapkan.
c) Observasi
Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan
kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran
lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran.
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, dan
yang menjadi pengamatan dalam observasi adalah proses kegiatan
selama pembelajaran berlangsung yang meliputi aktivitas siswa,
guru dan hasil belajar siswa.
d) Refleksi
Refleksi dilakukan bersama dengan observer. Dalam kegiatan
refleksi, dilakukan diskusi mengenai masalah yang menjadi kendala
saat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, lalau didusun rencana
32
Peneliti melakukan refleksi dari apa yang dilaksanakan. Refleksi
yang dilakukan peneliti diantaranya ; 1) Mencatat hasil observasi, 2)
Mengevaluasi hasil observasi, 3) Menganalisis hasil pembelajaran,
66
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil hasil penelitian tindakan kelas yang telah penulis
lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
5.1.1. Dengan melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga berupa gambar pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan
aktivitas belajar pada siswa kelas V SD Negeri 5 Bagelen Kecamatan
Gedongtataan Kab. Pesawaran-Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012,
pada siklus I didapatkan rata-rata peningkatan aktivitas belajar siswa
dengan katagori Sangat Aktif sebesar 0 %, Aktif 10 %, Cukup Aktif 15 %,
Kurang Aktif 37,5 % dan Tidak Aktif Sebesar 37,5 %. Dan siklus II
peningkatan aktivitas belajar siswa dengan katagori Sangat Aktif sebesar
20 %, Aktif 72,5 %, Cukup Aktif 7,5 %, Kurang Aktif 0 % dan Tidak
Aktif Sebesar 0 %.
5.1.2. Dengan melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga berupa gambar pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil
belajar pada siswa kelas V SD Negeri 5 Bagelen Kecamatan Gedongtataan
Kab. Pesawaran-Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan perolehan
hasil belajar siswa pada siklus I dalam katagori Tuntas sebesar 15 % dan
Tidak Tuntas sebesar 85 % dan meningkat pada siklus II dengan perolehan
67
5.2. Saran
Bertolak dari kesimpulan tersebut, maka penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut :
5.2.1. Guru dapat lebih mengembangkan metode mengajar lebih kreatif lagi
untuk dapat mengingkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
5.2.2. Guru hendaknya dapat menggunakan alat peraga dalam kegiatan
pembelajaran pada kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran ini
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.
5.2.3. Guru dapat lebih mengembangkan inovasi-inovasi dalam kegiatan
pembelajaran sehingga tujuan dati kegiatan belajar yaitu hasil belajar
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 1995,Pengantar Metode Didaktif.Amrico: Bandung.
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, BSNP 2006.
Gagne, R.M., Briggs, L.J & Wager, W.W. 1988.Principles of Instruction Design,
3rd ed. New York: Saunders College Publishing dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/media-pembelajaran-arti-posisi-fungsi-klasifikasi-dan-karakteristiknya/
I.G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit, Noehl Nasoetion. Penelitian Tindakan
Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta 2004.
Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan, Standar Isi, Departemen
Pendidikan Nasional 2007
Oemar Hamalik, 2000, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar,
Bandung: Tarsito.
Sudjana, 2005.Metoda Statistik,Tarsito, Bandung.
Nasution. S. 1998.Sosiologi Pendidikan,Bandung : Remaja Rosdakarya.
Thursan Hakim, Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung
2005.
Victor Cogen, Ed.D., Melejitkan Prestasi Anak (Terjemahan oleh Andi Yuniarto),
Pustakah Hidayah, Bandung 2006.