• Tidak ada hasil yang ditemukan

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

iii ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh Susmiyati

Berbicara tentang proses pembelajaran di sekolah kita sering merasa kecewa, apalagi jika dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Walaupun kita mengetahui bahwa banyak siswa yang mampu menyajikan hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, pada kenyataannya mereka betul-betul tidak memahami secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar atau mungkin juga guru). Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran, maka sedapat mungkin dalam penyampaian pesan (isi/materi ajar) dibantu dengan bantuan alat peraga berupa gambar. Diharapkan dengan pendekatan yang dilakuakan dengan alat peraga berupa gambar, proses pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih efektif dan efisien.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA dengan menggunakan bantuan alat peraga berupa gambar pada siswa kelas V SD Negeri 5 Bagelen Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan instrument berupa lembar pengamatan (observasi) guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan alat peraga berupa gambar dapat meningkatkan aktivitas pada siklus I dengan katagori Sangat Aktif sebesar 0 %, Aktif 10 %, Cukup Aktif 15 %, Kurang Aktif 37,5 % dan Tidak Aktif Sebesar 37,5 %, dan siklus II peningkatan aktivitas belajar siswa dengan katagori Sangat Aktif sebesar 20 %, Aktif 72,5 %, Cukup Aktif 7,5 %, Kurang Aktif 0 % dan Tidak Aktif Sebesar 0 %. dan hasil belajar siswa pada siklus I dalam katagori Tuntas sebesar 15 % dan Tidak Tuntas sebesar 85 % dan meningkat pada siklus II dengan perolehan nilai katagori Tuntas sebesar 90 % dan Tidak Tuntas sebesar 10 %.

(2)

ii

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

S U S M I Y A T I

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM STUDI S1 PGSD DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)

i

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

OLEH S U S M I Y A T I NPM. 1013109060

PROGRAM STUDI S1 PGSD DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(4)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar Model PTK ... 21 2. Grafik aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA

pada siklus I (satu) ... 43 3. Grafik hasil belajar siswa pada pelajaran IPA pada siklus I (satu) ... 45 4. Grafik aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA

pada siklus II (dua) ... 57 5. Grafik hasil belajar siswa pada pelajaran IPA pada siklus II (dua) ... 58 6. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dari Siklus I sampai

Siklus II ... 63 7. Grafik Peningkatan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran dari Siklus I

sampai Siklus II ... 64 8. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Siklus I sampai

(5)

xii

1.5.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1.Aktivitas Belajar Siswa ... 7

2.7.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 20

(6)

xiii BAB III. METODE PENELITIAN

3.1.Setting Penelitian ... 24 3.2.Prosedur Penelitian ... 26

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 33 4.2.Hasil Penelitian ... 34 4.3.Pembahasan ... 62

BAB V. PENUTUP

5.1.Kesimpulan ... 66 5.2.Saran ... 67

(7)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Siklus I (satu) ... 28 2. Keadaan siswa SD Negeri 5 Bagelen Kec. Gedongtataan ... 33 3. Keadaan Guru SD Negeri 5 Bagelen Kec. Gedongtataan ... 34 4. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA pada

Siklus I (satu) ... 42 5. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA pada

Siklus I (satu) ... 44 6. Aktivitas kegiatan guru pada siklus I (satu) ... 45 7. Distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA pada

Siklus II (dua) ... 56 8. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA pada

(8)

viii MOTTO

“ Orang yang kuat bukanlah mereka yang selalu menang, tetapi adalah orang yang tegar k e t i k a j a t u h ”.

(9)

v

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Sarengat, M.Pd. (………..)

Penguji

Buka Pembimbing : Drs. Tambat Usman, M.Pd. (………..)

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(10)

vi

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1. Tugas akhir dengan judul Peningkatan aktivitas dan hasil belajar melalui

penggunaan alat peraga gambar pada siswa kelas V SD Negeri 5 Bagelen

Gedungtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012, adalah

karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas

karya penuis lain dengan cara yang tidak sesuai dengan etika ilmiah yang

berlaku dalam masyarakat akademik atau yang disebut Plagiatisme.

2. Hak intelektual atas karya ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepada

Universitas Lampung.

Atas pernyataan ini apabila dikemudian hari ternyata ditemukan adanya ketidak

benaran, saya bersedia menanggung akibat dan sanksi yang diberikan kepada

saya, saya bersedia dan sanggup dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku.

Bandar Lampung, Februari 2012 Pembuat Pernyataan,

SUSMIYATI

(11)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segenap cinta, aku persembahkan karya sederhana ini untuk:

Suamiku tercinta Sutaryadi, yang selalu mendampingi dan memberi

motivasi demi keberhasilanku.

Ibunda dan Ayahanda yang selalu membimbing dan mendo’akan

keberhasilanku.

Anak-anakku yang kusayangi fajar adi Susilo, Melati Dwi Jayanti,

Tri Sujatmiko, Rahmad Darmawan, terima kasih atas dukungannya

kepada ibunda.

Rekan-rekan satu angkatan yang tidak sempat saya sebutkan

namanya satu-persatu, terima kasih atas perhatian yang diberikan.

(12)

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Laporan : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : SUSMIYATI

NPM : 1013109060

Program Studi : S.I PGSD Dalam Jabatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung

Drs. Baharrudin Risyak, M.Pd. NIP. 195105071981031002

Dosen Pembimbing,

(13)

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bagelen, Pada tanggal 10 Juni Anak ke 6 dari 10 bersaudara

pasangan Ibu Sa’diyah dan Bapak Purwosuwito

Pendidikan yang pernah penulis tempuh adalah :

1. Sekolah Dasar (SD) Negeri Sukaraja Gedungtataan

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Gedungtataan

3. Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Pringsewu

4. Diploma Madya (D.II) UT.Gedungtataan

5. Kuliah di Universitas Lampung (UNILA), Fakultas keguruan dan Ilmu

Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi PGSD masuk tahun

(14)

x

KATA PENGANTAR

Assalammu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga

dengan ridho–Nya Penulis dapat menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas

pada Program S.1 PGSD Dalam Jabatan Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini perkenankanlah Penulis menyampaikan rasa terima kasih

yang setulusnya kepada mereka yang telah memberikan bantuan dan saran sampai

selesainya laporan ini, khususnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman M.Si., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Drs. Tambat Usman, M.P.d., M.S., selaku Dosen Pembahas.

3. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., selaku Pembimbing.

4. Bapak Drs. Baharrudin Risyak, M.Pd., selaku ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

FKIP Unila.

5. Kepala Sekolah SD Negeri 5 Bagelen.

6. Bapak dan Ibu Dewan Guru SD Negeri 5 Bagelen yang telah membantu

pelaksanaan observasi dan perbaikan pembelajaran.

7. Rekan-rekan Mahasiswa S.1 PGSD Dalam Jabatan Unila sebagai rekan

diskusi dalam pelaksanaan pembelajaran dan penyusunan laporan ini.

Kepada mereka Penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian rasa

(15)

xi

balasan yang setimpal sesuai dengan amal baiknya. Pada akhirnya Penulis

menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, namun Penulis tetap berharap

semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi Penulis khususnya dan bagi para

pembaca umumnya.

Wassalammu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Bagelen, Februari 2012 Penulis,

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas tiga, empat, lima dan

enam pada rentang usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek

perkembangan kecerdasan tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada

umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu

keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara

sederhana namun proses pembelajaran masih bergantung pada objek-objek

konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Oleh karena itu,

pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga

akan berkembang secara optimal.

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat sesuai

sebagai suatu kesatuan yang utuh (holistik), pelajaran yang menyajikan

secara terpisah dan kurangnya alat bantu pembelajaran akan menyebabkan

kurang berkembangnya anak didik untuk berpikir realistik dan membuat

kesulitan bagi peserta didik memahami pelajaran tersebut. Selain itu, dengan

pelaksanaan pembelajaran yang kurang konkrit dan terpisah akan

memunculkan, berbagai permasalahan, antara lain rendahnya minat dan

motivasi belajar yang berujung pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh

(17)

2

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti yang didapatkan bahwa proses

pembelajaran di SD Negeri V Bagelen Gedungtatan masih mengalami

kendala khusunya pada mata pelajaran IPA, masalah tersebut diantaranya :

a. Sebagian siswa Kurang aktif atau sulit menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru

b. Tidak mendengaran penjelasan guru

c. Siswa kurang bergairah belajar khususnya pada mata pelajaran IPA

d. Hasil evaluasi beberapa siswa tidak memenuhi harapan

Berdasarkan atas pemikiran dan kondisi tersebut diatas maka dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 5

Bagelen Gedungtatan khususnya pada mata pelajaran IPA tidak sesuai

dengan harapan dan masih mengalami beberapa kendala, hal tersebut

terindentifikasi dari motivasi, minat, aktivitas dan hasil belajar siswa yang

masih rendah. Hal ini kemudian yang mendorong peneliti untuk melakukan

penelitian terhadap proses pembelajaran di kelas V pada mata pelajaran IPA

khususnya di SDN 5 Bagelen Gedungtatan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat teridentifikasi

bahwa:

1.2.1. Aktivitas belajar siswa kelas V SDN 5 Bagelen Gedungtatan pada mata

(18)

3

1.2.2. Hasil belajar siswa kelas V SDN 5 Bagelen Gedungtatan pada mata

pelajaran IPA masih rendah.

1.2.3. Metode dan media yang digunakan masih bersifat konvesional dan tidak

sesuai.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada pendahuluan tersebut, maka rumusan masalah yang

penulis ajukan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :

1.3.1. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui media gambar

pada mata pelajaran IPA kelas 5 SDN V Bagelen Gedungtataan Kabupaten

Pesawaran.

1.3.2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa melalui media gambar pada

mata pelajaran IPA kelas 5 SDN V Bagelen Gedungtataan Kabupaten

Pesawaran.

1.4. Pemecahan Masalah

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 5 Bagelen Gedungtatan

khususnya pada mata pelajaran IPA tidak sesuai dengan harapan, keadaan

tersebut dimungkinkan terjadi karena berbagai hal dan salah satu upaya

yang dapat dilakukan guru adalah menerapkan metode pembelajaran yang

menyenangkan dan efektif bagi siswa yang akan menimbulkan aktivitas

(19)

4

Kegiatan pembelajara yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan

menggunakan media gambar.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dan diharapkan dalam penelitan ini adalah :

a. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan media gambar pada siswa kelas 5 SDN V Bagelen

Gedungtatan Tahun Pelajaran 2011-2012.

b. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan

media gambar pada siswa kelas 5 SDN V Bagelen Gedungtatan Tahun

Pelajaran 2011-2012.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas tentang penerapan model

pembelajaran penggunaan alat peraga mata pelajaran IPA di kelas 5 SDN V

Bagelen Gedungtataan Kabupaten Pesaawaran adalah sebagai berikut :

a. Manfaat bagi siswa

1) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata, sehingga meningkatkan motivasi dan minat siswa.

2) Siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi

disajikan dalam kerangka tema yang jelas.

3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan

(20)

5

4) Siswa dapat meraih nilai yang baik setelah barakhirnya

pembelajaran.

b. Manfaat bagi Guru

1) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang

menggunakan alat peraga dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan

dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan

untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan, dan

merefleksi proses kegiatan pembelajaran.

2) Memberikan keterampilan kepada guru dalam menyusun

perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian dalam

pembelajaran.

3) Memberikan keterampilan kepada guru dalam merefleksi dan

memecahkan masalah yang timbal dalam kegiatan pembelajaran di

kelas.

c. Manfaat bagi Institusi (Sekolah)

1) Memberikan kesempatan kepada sekolah sebagai penyelenggara

pendidikan dalam mengatur dan melaksanakan pendidikan secara

utuh dan mandiri.

2) Memberikan kebebasan yang lebih bagus kepada pelaksana

pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan

(21)

6

3) Meningkatkan mutu hasil prestasi siswa, khususnya pada mata

pelajaran IPA.

4) Menciptakan sekolah yang kondusif, aman dan penuh dengan rasa

(22)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Aktivitas Belajar Siswa

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas adalah keaktifan; kegiatan;

kerja yang dilakukan ditiap – tiap bagian. Sedangkan menurut Hornby

(1973:11), aktivitas adalah menjadikan sibuk, atau ketika seseorang selalu

menggunakan waktunya secara penuh. Dari pendapat ini dapat disimpulkan

bahwa aktivitas adalah suatu kegiatan atau kesibukan didalam mengerjakan

suatu pekerjaan, baik jasmani maupun rohani.

Dalam keseluruhan proses pendidikan khususnya disekolah, kegiatan belajar

atau aktivitas belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini bahwa

berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada

bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Menurut WS. Winkel (1983:48) aktivitas belajar adalah segala kegiatan

belajar siswa yanag menghasilkan suatu perubahan khas yaitu hasil belajar

yang akan tampak melalui proses belajar yang dicapai.

Menurut Abu Ahmadi (1995:81) aktivitas belajar adalah seluruh perasaan

dan kemauan yang dikerahkan agar tetap menjadi giat untuk mendapatkan

(23)

8

Berdasarkan pendapat – pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa

aktivitas belajar yaitu seluruh kegiatan siswa yang dilakukan untuk

mendapatkan hasil belajar yang sebanyak–banyaknya melalui pengalaman

dan interaksi dengan lingkungannya. Aktivitas belajar merupakan proses

aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis.

2.2. Belajar

Banyak jenis kegiatan yang oleh kebanyakan orang dapat disepakati sebagai

perbuatan belajar misalnya meniru ucapan kalimat, mengumpulkan

perbendaharaan kata, mengumpulkan fakta-fakta, menghafalkan lagu,

menghitung dan mengedakan soal-soal matematika dan sebagainya. Tidak

semua kegiatan dapat digolongkan sebagai kegiatan belajar. Dengan

kenyataan tersebut, terdapat banyak definisi tentang belajar, antara lain:

Abin Samsudin Makmun (2005 : 160) mengemukakan, bahwa “Belajar

adalah proses memperoleh pengetahuan dalam pengalaman bentuk

pola-pola sambutan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor”. Menurut

Sardiman AM. (1990:23), “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwaraga,

psiko fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang

berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor”.

Dikemukakan pula oleh ahli lain, bahwa “Belajar adalah proses dimana

tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek

(24)

9

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan maka dapat

disimpulkan, bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang ada

pada individu berkat pengalaman dan latihan. Belajar merupakan proses

dasar dan perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia

melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah

lakunya berkembang.

2.3. Hasil Belajar

Setiap kegiatan belajar siswa tentu memiliki tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran dapat di lihat dari

hasil belajar siswa. Hasil belajar belajar biasanya digunakan untuk

menunjukkan suatu pencapaian atau keberhasilan dalam tujuan yang di

butuhkan suatu rencana strategi. rencana tersebut adalah suatu proses bukan

diperoleh secara tiba-tiba, tetapi memerlukan kerja yang giat. Untuk lebih

jelasnya diperlukan keterangan dan ahlinya, maka disini ada beberapa

keterangan dari beberapa ahli diantaranya E Mulyasa (2008:212),

menyatakan bahwa hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik

secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan ferajat

perubahan perilaku yang bersangkutan. Menurut Aunurrahman (2009:37)

hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak

semua tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar

(25)

10

Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa

pengertian hasil belajar yaitu hasil usaha yang dicapai dari usaha yang

maksimal yang dikerjakan seseorang setelah mengalami proses belajar

mengajar atau setelah mengalami proses interaksi dengan lingkungannya

guna memperoleh ilmu pengetahuan dan akan menimbulkan perubahan

tingkah laku yang bersifat relatif menetap dan tahan lama.

2.4. Penggunaan Alat Peraga

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar,

konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran

bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran

penggunaan alat bantu pembelajaran/alat peraga. Pembelajaran penggunaan

alat peraga adalah pembelajaran yang menggunakan alat bantu pembelajaran

pada siswa untuk mengaktualisasikan materi yang bersifat abstrak menjadi

konkrit sehingga memudahkan pemahaman, menaruh minat, motivasi dan

kreativitas serta hasil belajar siswa secara nyata. Melalui alat bantu

pem-belajaran/alat peraga akan banyak memberikan keuntungan di antaranya :

1) Siswa lebih mudah memusatkan perhatian pada suatu mata pelajaran

yang diberikan oleh guru.

2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

kompetensi dasar mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.

(26)

11

4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan

mata pelajaran dengan pengalaman pribadi siswa.

5) Siswa lebih mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena

materi yang disajikan dalam konsep yang jelas.

6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomuniasi dalam situasi

nyata untuk mengembangkan suatu kemampuan satu mata pelajaran

sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.

7) Guru dapat menghemat waktu karena penggunaan alat bantu

pembelajaran memudahkan guru dalam mengkomunikasikan aspek

pembelajaran kepada siswa sekaligus dapat mempersiapkan dan

diberikan dalam dua atau tiga pertemuan waktu selebihnya dapat

digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

Di bawah ini ada beberapa hal penting dalam pembelajaran penggunaan alat

peraga, yaitu :

1) Landasan Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga

Landasan pembelajaran menggunakan alat bantu pembelajaran atau alat

peraga pembelajaran berdasarkan landasan-landasan teoritis sebagai

berikut :

a) Landasan Filosofis

Dalam pembelajaran penggunaan alat bantu pembelajaran/alat peraga

sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu progresivisme,

konstruktivisme dan humanisme. Aliran Progresivisme memandang

(27)

12

pemberian sebuah kegiatan, suasana yang alamiah (natural) dan

memperhatikan pengalaman. Aliran Konstruktivisme melihat

pengalaman langsung siswa (direct experence) sebagai kunci dalam

pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi

atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya

melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan

lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari

seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh

masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi,

melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan

siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sengat berperan dalam

perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari

segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang

dimilikinya.

b) Landasan Psikologis

Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi

perkembangan pesrta didik dan psikologi belajar. Psikologi

perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi

pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat

keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan

peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal

bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan

(28)

13

c) Landasan Yuridis

Dalam pembelajaran temtik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau

peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di

sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 tentang

perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak

memperoleh pendidikan sdan pengajaran dalam rangka pengembangan

pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan

bakatnya (Pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan

pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan

bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal I-b).

2) Arti Penting Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga

Pembelajaran menggunakan alat peraga pada keterlibatan siswa dalam

proses belajar scara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat

memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan

sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman

langsung siswa akan memperoleh konsep-konsep yang mereka pelajari

dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Teori pembelajaran ini dimotori oleh para tokoh Psikologi Gestalt,

termasuk Pieget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah

bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran menggunakan alat peraga lebih menekankan pada

(29)

14

Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman

belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa.

Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual

menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar

mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa

akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu,

dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat

membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa

yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

Beberapa ciri khas dari pembelajaran penggunaan alat peraga, antara lain :

a) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;

b) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran

bertolak dari minat dan kebutuhan siswa;

c) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa

sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;

d) Membentu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;

e) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya ; dan

f) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama,

(30)

15

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan alat peraga

akan diperoleh beberapa manfaat, yaitu :

a) Dengan menggabungkan beberapa kompetisi dasar dan indikator serta

isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih

materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

b) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab

isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan

tujuan akhir.

c) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian

mengenai proses materi yang tidak terpecah-pecah.

d) Dengan adanya pemanduan antar mata pelajaran maka penguasaan

konsep akan semakin baik dan meningkat.

3) Karakteristik Pembelajajaran Penggunaan Alat Peraga

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, penggunaan alat

peraga memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

a) Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (Studeent Centered ), hal

ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatklan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih

banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan

(31)

16

b) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa (Direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini

siswa dihadapkan terus pada sesuatu yang nyata (konkrit)

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menajdi

tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan

tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

pelajaran dalam suatu proses pebelajaran. Dengan demikian, Siswa

mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini

diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapapi dalam kehidupan sehari-hari

e) Bersifat Fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana Guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran

lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan

lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa-siswa

diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya

sesuai dengan minat dan kebutuhanya.

(32)

17

2.5. IPA

IPA merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan

daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang pengetahuan alam dan

saints dewasa ini dilandasi oleh perkembangan IPA di bidang teori fisika,

kimia dan biologi. Untuk menguasai dan mengembangkan pengetahuan di

masa depan diperlukan penguasaan IPA yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran IPA perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari

sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir

logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Kompetisi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan

kompetitif.

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran

pembelajaran IPA yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal,

masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai

cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

IPA, menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusinya.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran IPA hendaknya dimulai dengan

(33)

18

Dengan mengajukan masalah konsekstual, peserta didik secara bertahap

dibimbing untuk menguasai konsep IPA. Untuk meningkatkan keefektifan

pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. (Standar isi

KTSP, 2007 : 416).

Agar pelaksanaan pembelajaran IPA tersebut menjadi pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif dan menyenangkan (PAKEM), salah satu solusinya adalah

dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan alat peraga.

Dibawah ini beberapa hal penting yang berhubungan dengan IPA SD yang

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model pembelajaran IPA, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

b) Memiliki sikap menghargai kegunaan Ilmu Pengatahuan Alam dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam

mempelajari IPA serta sikap positif dan percaya pada diri dalam

pemecahan masalah.

2.6. Media Gambar

Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari

bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau

‘pengantar’ (Arsyad, 2002 : 62). Oleh karena itu, media dapat diartikan

(34)

19

Sedangkan menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002 : 62), bahwa media

jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru,

teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang

siswa merupakan media, media merupakan berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.

Banyak batasan tentang media, media mengandung pengertian tentang

segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan

informasi. Dalam hal ini terkandung pengertian sebagaimedium:

Yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar -siswa dan isi pelajaran. Sebagai mediator, dapat pula mencerminkan suatu pengertian bahwa dalam setiap sistem pengajaran, mulai dari guru sampai kepada peralatan yang paling canggih dapat disebut sebagai media.

(Gagne, 1988 dalam http://edukasi.kompasiana.

com/media-pembelajaran-arti-posisi-fungsi-klasifikasi-karakteristiknya/diakses 23 Agustus 2011).

Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media

komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah

media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Oemar

Hamalik (1994 : 264) bahwa “ dengan penggunaan alatbantu berupa media

komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan

dengan hasil yang maksimal.”

Batasan media seperti ini juga dikemukakan oleh Reiser dan Gagne (dalam

(35)

20

adalah “Segala alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi

pengajaran. Dalam pengertian ini, buku/modul, tape recorder, kaset, video

recorder, camera video, televisi, radio, film, slide, foto, gambar, dan

komputer adalah merupakan media pembelajaran.”

Berdasarkan batasan-batasan mengenai media seperti tersebut di atas, maka

dapat dikatakan bahwa media gambar adalah segala sesuatu yang

menyangkut perangkat-perangkat atau alat yang dapat digunakan untuk

meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar (individu atau

kelompok) dalam bentuk gambar, yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di

dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.

2.7. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK (Classroom Action Research), yaitu penelitian yang, dilakukan oleh

guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan pada

penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran.

Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik

pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil

instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi,

meningkatkan efisiensi pengolahan instruksional serta menumbuhkan

(36)

21

PTK digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis meliputi aspek

perencanaan. Tindakan, observasi, dan refleksi yang merupakan langkah

berurutan dalam satu siklus atau daur yang berhubungan dengan siklus

berikutnya. Akar pelaksanaan PTK digambarkan dalam bentuk Spiral

Tindakan yang diadaptasi oleh Hopkins dalam Wardani dkk (2007:2.4),

sebagai berikut :

Gambar 1. Model PTK

Dibawah ini beberapa hal penting yang berhubungan dengan PTK, yaitu :

2.7.1. Model-Model PTK

Sebenarnya ada beberapa model yang diterapkan dalam PTKdiantaranya

modelKurt Lewin, model Kemmis, dan Mc. Taggart, modelJohn Ellictdan

model Dave Ebbutt, tetapi yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah

model Kemmis & Mc. Taggart. Adapun model PTK dimaksud

(37)

22

a) Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (Perencanaan yang

menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan

bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan.

b) Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan, yaitu impelementasi atau penerapan isi

rancangan didalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

c) Tahap 3 : Pengamatan tindakan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh

pengamat.

d) Tahap 4 :Refleksiatau pemantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan

kembali apa yang sudah terjadi.

Secara keseluruhan keempat tahap dalam PTK ini membentuk suatu siklus

lain secara berkesinambungan seperti sebuah spiral. Namun sebelum

keempat tahap ini berlangsung, biasannya diawali oleh suatu tahapan pra

PTK, yang meliputi identifikasi masalah, analisa masalah tersusun masalah

dan rumusan hipotesis tindakan.

2.7.2. Sasaran atau objek PTK

a) Unsur siswa, dicermati objeknya ketika siswa asik mengikuti proses

pembelajaran.

b) Unsur guru, dicermati objeknya ketika guru sedang melakukan proses

pembelajaran (mengajar).

c) Unsur materi pembelajaran, dapat dicermati sebagai bahan yang

(38)

23

d) Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dicermati objeknya ketiga guru

sedang melakukan proses pembelajaran (mengajar) dengan tujuan

meningkatkan mutu hasil belajar.

e) Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah sebagai tujuan

yang harus dicapai.

f) Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas/sekolah maupun di

rumahnya.

g) Unsur pengelolaan, merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur.

2.8. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan tujuan penelitian, maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah :

” Jika pembelajaran IPA dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga dan

dengan langkah-langkah yang tepat maka aktivitas dan hasil belajar IPA

(39)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Setting Penelitian

3.1.1. Tempat penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan

penulis laksanakan di SD Negeri V Bagelen Gedungtatan.

3.1.2. Waktu penelitian

Pelaksanaan tindakan ini penulis laksanakan pada waktu semester 2 Tahun

Pelajaran 2011/2012.

3.1.3. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah siswa kelas 5 SDN V Bagelen yang berjumlah 20

orang siswa, yang terdiri dari 10 orang siswa perempuan dan 10 orang siswa

laki-laki.

3.1.4. Alat pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi

guru dan siswa, dan lembar tes formatif serta dilengkapi dokumentasi dari

sekolah.

3.1.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data tentang hasil belajar siswa dengan menggunakan

(40)

25

a. Observasi guru

Dengan cara memberikan check list yang dilaksanakan oleh observer

selama proses penelitian.

b. Observasi siswa

Dengan cara melakukan kegiatan pembelajaran dan pengukuran aktivitas

belajar siswa dalam bentuk lembar observasi untuk mengetahui aktivitas

belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA

pada materi ”Pesawat Sedehana”.

c. Tes

Dengan cara melaksanakan kegiatan evaluasi / ulangan dengan

menggunakan instrumen tes berupa pertanyaan dalam bentuk Essay

sesuai dengan materi yang diberikan untuk mengetahui hasil belajar

siswa pada akhir pembelajaran.

3.1.6. Teknik Analisis Data

Untuk memperoleh data tentang peningkatan aktivitas dan hasil belajar

siswa dengan menggunakan media gambar dilakukan dengan menggunakan

Penelitian Kaji Tindak (Penelitian Tindakan Kelas). Analisis data dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menetapkan kategori aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar dalam beberapa

(41)

26

2) Menentukan besarnya persentase aktivitas belajar siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar dan

menetapkan persentasenya. Dengan menggunakan rumus :

%

TP % = Tingkat persentase

n = Jumlah skor tiap butir

N = Jumlah skor maksimal (Sudjana, 2005 : 26).

3) Untuk selanjutnya mendeskripsikan data pada setiap siklus setelah

siswa diberi tindakan kelas berupa penggunaan media gambar.

3.2. Prosedur Penelitian

3.2.1. Gambaran umum penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

research)yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil

belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan

kegiatan pembelajaran menggunakan media gambar. Penelitian ini

dilaksanakan secara kolaboratif dan partisipatif. Kolaboratif artinya

berkolaborasi atau bekerjasama dangan guru mata pelajaran IPA kelas 5.

Sedangkan partisipasi artinya penelitian ini terlibat langsung dalam

penelitian. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini berupa

pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Pelaksanaan tindakan

(42)

27

3.2.2. Rincian Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan untuk dilaksanakan dalam tiga

siklus. Jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah partisipan

yaitu peneliti terlibat langsung dalam proses belajar mengajar di kelas.

Dalam penelitian tindakan kelas ada empat langkah yang dapat

dilaksanakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi

(Susilo:19).

a) Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan

Dalam kegiatan perencanaan, peneliti melakukan persiapan-persiapan

untuk tindakan yang dilakukan, seperti melakukan prasurvei untuk

menggali kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa, merencanakan

perbaikan, menyiapkan lembar pengamatan untuk melakukan

observasi dan sebagainya.

b) Tindakan

Melaksanakan tindakan pelaksanaan yang telah direncanakan dalam

praktik yang sesungguhnya dan peneliti mengamati implementasi

tindakan yang dlakukan oleh guru. Pengamatan ini dapat dilakukan

dengan beberapa cara seperti pengamatan dengan lembar pengamatan

atau dengan alat bantu lainnya.

c) Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas

dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap

secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran.

(43)

28

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, peneliti melakukan

refleksi, hasil refleksi merupakan masukan tindakan selanjutnya.

Dengan melakukan refleksi peneliti akan memiliki wawasan yang akan

membantu dalam menafsirkan datanya.

Kemudian secara jelas tahapan pada siklus dapat digambarkan seperti

tabel di bawah ini :

Tabel 1: Siklus penelitian

No SIKLUS KEGIATAN STRATEGI PROSES

PEMBELAJARAN jumlah waktu dan setiap jenis tindakan

(44)

29

Observasi Pengumpulan data tahap II

Observasi Pengumpulan data tahap II

Refleksi Evaluasi tahap II

Sumber : Olahan Penulis

Dengan kata lain, paparan siklus di atas terdiri dari tiga siklus,

masing-masing siklus dibagi menjadi tiga pertemuan, tiap siklus terdiri dari tiga

perencanaan, tiga kali tindakan dan tiga kali refleksi. Refleksi pada tiap

pertemuan dirangkum kembali secara keseluruhan agar diperoleh

gambaran secara umum dalam setiap siklusnya, demikian juga rencana

terevisinya. Tiap-tiap langkah tersebut disertai diskusi dan observasi

(45)

30

Sementara itu, rancangan kegiatan yang akan dilakukan pada siklus 1

adalah sebagai berikut:

a) Rencana Tindakan

Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan

dalam penelitian yaitu meliputi prasurvey, menentukan tujuan

pembelajaran, membuat rencana pembelajaran, merancang

instrumen, membuat lembar observasi dan alat eveluasi untuk tiap

pertemuan.

Adapun rincian langkah-langkah yang akan dilakukan sebagai

berikut :

i. Prasurvey dan pengamatan mengenai kondisi sekolah, kondisi

kelas, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang mendukung

pembelajaran, dan metode yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran.

ii. Merumuskan tujuan pembelajaran yaitu penggunaan alat

peraga dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata

pelajaran IPA.

iii. Mempersiapkan rencana pembelajaran dengan materi cara

hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

iv. Membuat rancangan instrumen.

v. Menyiapkan lembar observasi belajar siswa dan catatan

(46)

31

b) Pelaksanaan Tindakan(action)

Pada saat tindakan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran

sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pelajaran

IPA. Pelaksanaan tindakan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan. Selain itu, peneliti

mengamati keaktifan siswa dalam proses belajar dengan lembar

pengamatan yang telah dipersiapkan.

c) Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan

kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran

lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran.

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, dan

yang menjadi pengamatan dalam observasi adalah proses kegiatan

selama pembelajaran berlangsung yang meliputi aktivitas siswa,

guru dan hasil belajar siswa.

d) Refleksi

Refleksi dilakukan bersama dengan observer. Dalam kegiatan

refleksi, dilakukan diskusi mengenai masalah yang menjadi kendala

saat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, lalau didusun rencana

(47)

32

Peneliti melakukan refleksi dari apa yang dilaksanakan. Refleksi

yang dilakukan peneliti diantaranya ; 1) Mencatat hasil observasi, 2)

Mengevaluasi hasil observasi, 3) Menganalisis hasil pembelajaran,

(48)

66

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil hasil penelitian tindakan kelas yang telah penulis

lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

5.1.1. Dengan melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga berupa gambar pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan

aktivitas belajar pada siswa kelas V SD Negeri 5 Bagelen Kecamatan

Gedongtataan Kab. Pesawaran-Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012,

pada siklus I didapatkan rata-rata peningkatan aktivitas belajar siswa

dengan katagori Sangat Aktif sebesar 0 %, Aktif 10 %, Cukup Aktif 15 %,

Kurang Aktif 37,5 % dan Tidak Aktif Sebesar 37,5 %. Dan siklus II

peningkatan aktivitas belajar siswa dengan katagori Sangat Aktif sebesar

20 %, Aktif 72,5 %, Cukup Aktif 7,5 %, Kurang Aktif 0 % dan Tidak

Aktif Sebesar 0 %.

5.1.2. Dengan melakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga berupa gambar pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil

belajar pada siswa kelas V SD Negeri 5 Bagelen Kecamatan Gedongtataan

Kab. Pesawaran-Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan perolehan

hasil belajar siswa pada siklus I dalam katagori Tuntas sebesar 15 % dan

Tidak Tuntas sebesar 85 % dan meningkat pada siklus II dengan perolehan

(49)

67

5.2. Saran

Bertolak dari kesimpulan tersebut, maka penulis memberikan saran-saran

sebagai berikut :

5.2.1. Guru dapat lebih mengembangkan metode mengajar lebih kreatif lagi

untuk dapat mengingkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

5.2.2. Guru hendaknya dapat menggunakan alat peraga dalam kegiatan

pembelajaran pada kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran ini

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.

5.2.3. Guru dapat lebih mengembangkan inovasi-inovasi dalam kegiatan

pembelajaran sehingga tujuan dati kegiatan belajar yaitu hasil belajar

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 1995,Pengantar Metode Didaktif.Amrico: Bandung.

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan, BSNP 2006.

Gagne, R.M., Briggs, L.J & Wager, W.W. 1988.Principles of Instruction Design,

3rd ed. New York: Saunders College Publishing dalam

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/media-pembelajaran-arti-posisi-fungsi-klasifikasi-dan-karakteristiknya/

I.G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit, Noehl Nasoetion. Penelitian Tindakan

Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta 2004.

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan, Standar Isi, Departemen

Pendidikan Nasional 2007

Oemar Hamalik, 2000, Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar,

Bandung: Tarsito.

Sudjana, 2005.Metoda Statistik,Tarsito, Bandung.

Nasution. S. 1998.Sosiologi Pendidikan,Bandung : Remaja Rosdakarya.

Thursan Hakim, Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung

2005.

Victor Cogen, Ed.D., Melejitkan Prestasi Anak (Terjemahan oleh Andi Yuniarto),

Pustakah Hidayah, Bandung 2006.

Gambar

Gambar
Tabel
Gambar 1. Model PTK
Tabel 1 : Siklus penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Persediaan Bahan Baku yang dilakukan pada PT.Semen Padang. telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

Pada umumya rencana program PPL dapat dilaksanakan dengan baik dan waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana. Semua kegiatan yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Potensi Trichoderma harzianum dan Mikoriza untuk Pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih ( Rigidoporus lignosus

Begitu pentingnya pembelajaran bahasa Arab, maka penelitian ini menggunakan judul Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta yang mengajarkan bahasa

Ganesa 10, Bandung 40132; 2 Center for Atomic, Molecular and Surface Physics, Murdoch University, Perth 6150, Western Australia; 3.. Physics Department, Faculty of Matematical

proses pembelajaran sehingga siswa akan lebih memahami materi matematika yang dipelajari dan menjadikan siswa cinta pada matematika, karena keberhasilan dalam pendidikan

3 Frequency of affiliation and agonistic of six classes macaques in Telaga Warna Nature Reserve and Recreational Park 4 4 Percentage of Macaque-Human interaction

Pada hari ini Jumat Tanggal Dua puluh dua Maret Tahun Dua Ribu Tiga Belas kami yang bertanda tangan dibawah ini Unit Layanan Pengadaan ( ULP ) Rumah Sakit