• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Aromaterapi Mawar Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Aromaterapi Mawar Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN

AROMATERAPI MAWAR TERHADAP PENURUNAN

INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I

SKRIPSI

Oleh

Widyastuti Sitanggang 101101031

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Aromaterapi Mawar Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca, demi kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak – pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut :

1. dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I, Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II, Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Siti Saidah Nasution, SKp, M.Kep, Sp.Mat selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama proses pembuatan skripsi ini.

4. Ibu Nur Asiah, S.Kep, Ns, M.Biomed selaku dosen penguji I dan ibu Siti Zahara Nasution, SKp., MNS selaku penguji II.

5. Ibu R. Sianturi selaku Pimpinan Klinik Bersalin Sally yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan pengambilan data di klinik tersebut. 6. Ibu Nurhayati selaku Pimpinan Klinik Bersalin Husin yang telah memberikan

izin untuk melakukan penelitian dan pengambilan data di klinik tersebut. 7. Kedua orang tua saya, Bapak P. Sitanggang dan ibu H. br Siahaan yang selalu

mendoakan dan memberikan dukungan baik secara moral maupun materil. 8. Kepada kakak saya Kristina Sitanggang, adik saya okta, theresia, Erika, teman

– teman seperjuangan sartika, senova, sri, mahda, indah, elza, tika, priska, ruth, benita, ika serta teman-teman S1 keperawatan stambuk 2010 yang sudah memberikan dukungan.

9. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, 2014

(4)

Judul Penelitian : Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Aromaterapi Mawar Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Peneliti : Widyastuti Sitanggang

Nim : 101101031

Jurusan : Ilmu Keperawatan (S1 keperawatan) Tahun : 2014

ABSTRAK

Rasa nyeri pada persalinan kala I merupakan proses yang fisiologis, bersifat tidak konstan dan intermitten. Salah satu metode nonfarmakologi yang digunakan untuk menurunkan intensitas nyeri persalinan adalah teknik relaksasi nafas dalam dan penggunaan aromaterapi mawar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan pada kala I dengan menggunakan desain penelitian komparasi. Penelitian ini dilaksanakan di klinik bersalin Sally dan klinik bersalin keluarga Husin Medan pada 14 Maret hingga Juni, dengan jumlah sampel yang diteliti adalah 30 orang yang terdiri dari 15 orang ibu bersalin pada kelompok intervensi teknik relaksasi nafas dalam dan 15 orang ibu pada kelompok intervensi aromaterapi mawar dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, yang terdiri dari 2 bagian, yaitu data demografi dan bagian kedua berisi data intensitas nyeri ibu bersalin. Berdasarkanhasil uji statistik paired sample t test didapatkan nilai p adalah 0,000 yang berarti terdapat perbedaan secara signifikan (p<0.05) pada masing – masing kelompok sebelum dan sesudah intervensi. Pada kelompok ibu yang mendapat intervensi teknik relaksasi nafas dalam diperoleh rata-rata penurunan skala nyeri 1,33 sedangkan pada kelompok ibu yang mendapat intervensi teknik aromaterapi mawar diperoleh rata-rata penurunan skala nyeri 2,13. Hasil analisa data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat penurunan intensitas nyeri pada kelompok teknik aromaterapi mawar lebih besar dibandingkan dengan kelompok teknik relaksasi nafas dalam . Perawat dapat menggunakan metode aromaterapi mawar sebagai salah satu intervensi dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase laten.

(5)

Title : Effectiveness of Deep Breathing Relaxation Technique and Rose Aroma Therapy to Decrease the Intensity of Labor Pain Stage I

Name of Student : Widyastuti Sitanggang Student Number : 101101031

Program : Bachelor of Nursing

Year : 2014

ABSTRACT

The pain in childbirth stage I is a physiological process, not constant and intermitten. One of non pharmacology methods used to lower the intensity of labor pain is deep breath relaxation techniques and the use of rose aroma therapy technique. The purpose of this study is to compare the effectiveness of breathing relaxation techniques and the rose aroma therapy to decrease the intensity of labor pain stage I using comparative designs. The research was conducted in Sally Maternity Clinic and Husin Maternity Clinic Medan from March 14 until June with 30 samples consist of 15 maternity mothers in the intervention group of deep relaxation technique and 15 of maternity mothers in the intervention of rose aroma therapy technique. Technique used in this research is purposive sampling. Data collected by using a questioner, which consist of two parts, namely, demographic data and data that consist of pain intensity on maternity mother. Based on the result of statistical test paired sample t test obtained p value is 0.000 meaning there is a significant difference (p<0.05) on every group before and after the interventions. On the group of mothers who received the intervention of deep breath relaxation technique the average decrease of pain scale was 1.33 while on the group of rose aroma therapy was 2.13. Data analysis in this research showed that the level of pain intensity decreased on rose aroma therapy technique is bigger than deep breath relaxation technique. Nurse can use rose aroma therapy method as an intervention to reduce labor pain in stage I latent.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………. i

Lembar Persetujuan..……… ii

Kata Pengantar………. iii

1.1.Latar Belakang……… 1

1.2.Perumusan Masalah……….... 4

1.3.Tujuan Penelitian……….... 4

1.4.Hipotesa Penelitian………. 5

1.5.Manfaat Penelitian……….. 5

Bab 2. Tinjauan Pustaka……… 7

2.1.Nyeri………... 7

2.1.1. Teori Nyeri………... 7

2.1.2. Klasifikasi Nyeri……….. 8

2.1.3. Pengukuran Intensitas Nyeri……… 9

2.2.Persalinan………... 11

2.2.1. Nyeri Persalinan………... 13

2.2.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan………... 14

2.2.3. Manajemen Nyeri Persalinan………... 16

2.3.Relaksasi Nafas Dalam……….. 17

2.4.Aromaterapi………... 20

2.4.1. Aromaterapi Mawar………. 20

Bab 3. Kerangka Penelitian………... 23

3.1.Kerangka Konseptual………... 23

(7)

Bab 4. Metodologi Penelitian………. 26

4.1.Desain Penelitian……… 26

4.2.Populasi, Sampel Penelitian dan Tehnik Sampling……… 26

4.3.Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 28

4.4.Pertimbangan Etik……….. 28

4.5.Instrumen Penelitian……… 29

4.6.Validitas dan Reliabilitas………. 29

4.7.Pengumpulan Data………. 30

4.8.Analisa Data……… 31

Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan………. 34

5.1.Hasil Penelitian……….. 34

5.2.Pembahasan ………...………… 40

Bab 6. Kesimpulan dan Saran ………….………. 46

6.1. Kesimpulan ….……….. 46

5.1. Saran ………...………… 47

Daftar Pustaka………. 48

Lampiran – lampiran………... 50 1. Lembar Penjelasan

2. Lembar Persetujuan 3. Instrumen Penelitian 4. Jadwal Penelitian 5. Taksasi Dana 6. Riwayat Hidup

(8)

DAFTAR SKEMA

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional…….………. 23 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Ibu Inpartu Pada kelompok

teknik relaksasi nafas dalam dan kelompok aromaterapi mawar… 35 Tabel 5.2 Distribusi Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan

Sesudah Teknik Relaksasi Nafas Dalam………. 37 Tabel 5.3 Perbedaan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan

Sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam……… 37 Tabel 5.4 Distribusi Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan

Sesudah Teknik Aromaterapi Mawar……… 38 Tabel 5.5 Perbedaan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan

Sesudah dilakukan Aromaterapi Mawar……… 38 Tabel 5.6 Perbedaan Intensitas Nyeri Selama Persalinan Kala I

(11)

Judul Penelitian : Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Aromaterapi Mawar Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Peneliti : Widyastuti Sitanggang

Nim : 101101031

Jurusan : Ilmu Keperawatan (S1 keperawatan) Tahun : 2014

ABSTRAK

Rasa nyeri pada persalinan kala I merupakan proses yang fisiologis, bersifat tidak konstan dan intermitten. Salah satu metode nonfarmakologi yang digunakan untuk menurunkan intensitas nyeri persalinan adalah teknik relaksasi nafas dalam dan penggunaan aromaterapi mawar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan pada kala I dengan menggunakan desain penelitian komparasi. Penelitian ini dilaksanakan di klinik bersalin Sally dan klinik bersalin keluarga Husin Medan pada 14 Maret hingga Juni, dengan jumlah sampel yang diteliti adalah 30 orang yang terdiri dari 15 orang ibu bersalin pada kelompok intervensi teknik relaksasi nafas dalam dan 15 orang ibu pada kelompok intervensi aromaterapi mawar dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, yang terdiri dari 2 bagian, yaitu data demografi dan bagian kedua berisi data intensitas nyeri ibu bersalin. Berdasarkanhasil uji statistik paired sample t test didapatkan nilai p adalah 0,000 yang berarti terdapat perbedaan secara signifikan (p<0.05) pada masing – masing kelompok sebelum dan sesudah intervensi. Pada kelompok ibu yang mendapat intervensi teknik relaksasi nafas dalam diperoleh rata-rata penurunan skala nyeri 1,33 sedangkan pada kelompok ibu yang mendapat intervensi teknik aromaterapi mawar diperoleh rata-rata penurunan skala nyeri 2,13. Hasil analisa data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat penurunan intensitas nyeri pada kelompok teknik aromaterapi mawar lebih besar dibandingkan dengan kelompok teknik relaksasi nafas dalam . Perawat dapat menggunakan metode aromaterapi mawar sebagai salah satu intervensi dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase laten.

(12)

Title : Effectiveness of Deep Breathing Relaxation Technique and Rose Aroma Therapy to Decrease the Intensity of Labor Pain Stage I

Name of Student : Widyastuti Sitanggang Student Number : 101101031

Program : Bachelor of Nursing

Year : 2014

ABSTRACT

The pain in childbirth stage I is a physiological process, not constant and intermitten. One of non pharmacology methods used to lower the intensity of labor pain is deep breath relaxation techniques and the use of rose aroma therapy technique. The purpose of this study is to compare the effectiveness of breathing relaxation techniques and the rose aroma therapy to decrease the intensity of labor pain stage I using comparative designs. The research was conducted in Sally Maternity Clinic and Husin Maternity Clinic Medan from March 14 until June with 30 samples consist of 15 maternity mothers in the intervention group of deep relaxation technique and 15 of maternity mothers in the intervention of rose aroma therapy technique. Technique used in this research is purposive sampling. Data collected by using a questioner, which consist of two parts, namely, demographic data and data that consist of pain intensity on maternity mother. Based on the result of statistical test paired sample t test obtained p value is 0.000 meaning there is a significant difference (p<0.05) on every group before and after the interventions. On the group of mothers who received the intervention of deep breath relaxation technique the average decrease of pain scale was 1.33 while on the group of rose aroma therapy was 2.13. Data analysis in this research showed that the level of pain intensity decreased on rose aroma therapy technique is bigger than deep breath relaxation technique. Nurse can use rose aroma therapy method as an intervention to reduce labor pain in stage I latent.

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Persalinan merupakan waktu yang ditunggu – tunggu setelah 9 bulan mengandung.Akan tetapi, pada ibu yang akan menghadapi proses persalinan tersebut tidak jarang diikuti dengan perasaan cemas atau takut.Salah satu faktor yang menyebabkan rasa cemas atau takut saat menghadapi proses persalinan adalah bayangan akan rasa nyeri yang dihadapi para ibu saat menjalani proses melahirkan (Mander, 2003).

Nyeri yang muncul pada persalinan kala 1 bersifat tidak konstan dan intermitten, pada pembukaan 0-3 nyeri dirasakan sakit dan tidak nyaman. Pada pembukaan 4-7 nyeri dirasakan agak menusuk. Pada pembukaan 7-10 nyeri terasa menjadi lebih hebat, menusuk dan kaku. Bobak (2004) menyatakan bahwa nyeri pada persalinan diakibatkan oleh kontraksi uterus yang dapat meningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera di atasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress. Apabila nyeri yang dirasakan ibu pada kala 1 tidak diatasi maka akan terjadi waktu persalinan yang memanjang.

(14)

telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagian besar 90% persalinan disertai rasa nyeri (Prawirohardjo, 2002).

Rasa nyeri saat persalinan dapat dikendalikan melaluimetode farmakologi

dan metode nonfarmakologi. Metode nonfarmokologis yang umum digunakan untuk menurunkan nyeri persalinan antara lain teknik relaksasi dan pernafasan, effleurage dan

tekanan sacrum, jet hidroterapi, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS),

dan teknik lain seperti hipnoterapi, masase, acupressure, aromaterapi, yoga dan sentuhan

terapeutik (Bobak, 2004).

Relaksasi nafas dalam merupakan salah satu metode nonfarmakologis yang dapat diajarkan kepada individu untuk mengurangi perasaan nyeri. Dengan tindakan yang sederhana yaitu dengan cara melakukan napas dalam, diikuti dengan napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan menghembuskan napas secara perlahan dapat mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan(Smeltzer & Bare,2002).Yuliati (2011) yang melakukan penelitian dengan memberikan metode relaksasi pernafasan kepada 22 ibu yang memasuki kala I fase aktif di Medan, mendapatkan adanya penurunan intensitas nyeri sebelum dilakukan relaksasi nafas dalam rata – rata intensitas nyeri 6,27 sedangkan setelah dilakukan relaksasi pernafasan intensitas nyeri berkurang menjadi 4,77. Teknik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas reaksi ibu terhadap rasa nyeri tersebut.

(15)

minyak essensial yang berasal dari tanaman yang memiliki khasiat masing - masing. Minyak esensial yang umum dipakai dalam aromaterapi; lavender, geranium, peppermint, clary, neroli, tea tree, cypress, rose, chamomile, rosemary,

eucalyptus dan banyak lagi (Jane, 2013).Penelitian yang dilakukan oleh Amelia

pada tahun 2008 di Klinik Bersalin Sam Medan dengan memberikan aromaterapi lavender kepada 18 ibu yang memasuki kala I persalinan, didapatkan hasil penurunan intensitas nyeri yang signifikan, nilai p=0,000 (p<0,05) dengan nilai mean difference=2,19. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I.

Tumbuhan lain yang dapat dijadikan aromaterapi dan banyak terdapat di Indonesia adalah mawar. Mawar mengandung minyak atsiri yang bersifat anti depresi, meningkatkan rasa nyaman, menurunkan kecemasan dan ketakutan dan juga dapat mengontrol rasa nyeri. Selain itu, bila dibandingkan dengan harga obat yang tinggi, minyak essensial pada hakekatnya tidak begitu mahal dan relatif mudah

penggunaannya(Agusta, 2000).

Survey pendahulu peneliti pada 22 Oktober 2013 di Klinik Bersalin

(16)

persalinan normal kala 1, untuk mengetahui metode yang lebih efektif antarateknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.2.1. Bagaimana intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu pada persalinan kala I

sebelum dan setelah dilakukan intervensi teknik relaksasi nafas dalam ? 1.2.2. Bagaimana intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu pada persalinan kala I

sebelum dan setelah dilakukan pemberian aromaterapi mawar ?

1.2.3. Bagaimana efektivitas penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1 antara teknik relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi mawar ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Membandingkanefektivitas teknik relaksasi nafas dalam dengan aromaterapi mawar terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1 .

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Mengetahui intensitas nyeri pada persalinan kala I sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam.

(17)

1.3.2.3. Membandingkanefektivitas teknik relaksasi nafas dalam dengan aroma terapi mawar terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1.

1.4. Hipotesa Penelitian

Dalam penelitian ini, pernyataan hipotesa null (H0) adalah teknik relaksasi nafas dalam, teknik aromaterapi mawar tidak efektif menurunkan intensitas nyeri selama persalinan kala I dan tidak ada perbedaan penurunan intensitas nyeri antara teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar.

Sedangkan pernyataan hipotesa penelitian (Ha) adalah teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar efektif untuk menurunkan intensitas nyeri selama persalinan kala I dan terdapat perbedaan penurunan intensitas nyeri yang dirasakan ibu setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar. Hipotesa akan diterima atau ditolak tergantung pada hasil hitung uji statistik terhadap data yang diperoleh. Apabila nilai hitung uji statistik dari hasil penelitian lebih kecil dari nilai α (0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Praktek Keperawatan

(18)

1.5.2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan data tambahan untuk penelitian selanjutnya mengenaiefektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala 1.

1.5.3. Bagi Penelitian Keperawatan

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Nyeri

2.1.1. Teori Nyeri

Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri, sehingga apabila seseorang merasakan nyeri, maka perilakunya akan berubah. Association for the Study of Pain menyatakan Nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau menunjukkan adanya kerusakan (NANDA, 2006). Nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan (Smeltzer & Bare, 2002). Nyeri juga merupakan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan jaringan, yang harus menjadi pertimbangan utama keperawatan saat mengkaji nyeri (Clancy & McVicar, 1992 dalam Potter & Perry, 2005).

Salah satu teori nyeri yang paling dapat diterima dan dipercaya adalah Teori Gerbang Kendali Nyeri (Gate Control) yang diajukan oleh Melzak dan Wall tahun 1965. Teori ini menjelaskan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Mekanisme pertahanan dapat ditemukan di sel – sel gelatinosa substansia di dalam kornu dorsalis pada medulla spinalis, thalamus, dan sistem limbic (Clancy & McVicar, 1992).

(20)

pertahanan. Reseptor berdiameter kecil (serabut A delta dan serabut C) berfungsi untuk mentransmisikan nyeri yang sifatnya keras dan reseptor ini biasanya berupa ujung saraf bebas yang terdapat di seluruh permukaan kulit dan pada struktur tubuh lebih dalam seperti tendon, fascia dan tulang serta organ – organ interna. Sedangkan transmitter yang berdiameter besar (serabut A-Beta) memiliki reseptor yang terdapat pada struktur permukaan tubuh dan fungsinya selain mentransmisikan sensasi nyeri, juga lebih berfungsi untuk mentransmisikan sensasi lain seperti getaran, sentuhan, sensasi panas / dingin, serta juga terhadap tekanan halus. Impuls dari serabut A-Beta mempunyai sifat inhibitor (penghambat) yang ditransmisikan ke serabut C dan A-delta. Bila impuls dominan berasal dari serabut A-Beta, maka gerbang nyeri akan menutup. Apabila impuls dominan berasal dari serabut C dan A-delta, maka gerbang nyeri akan terbuka dan klien akan mempersepsikan sensasi nyeri (Potter & Perry, 2005).

2.1.2. Klasifikasi Nyeri

(21)

2.1.3. Pengukuran Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subyektif dan individual, dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Individu merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya dan karenanya harus diminta untuk menggambarkan dan membuat tingkatnya (Brunner & Suddarth, 2001).

Untuk mengkaji intensitas nyeri seseorang digunakan skala sebagai berikut:

1. Skala Deskripsi Intensitas Nyeri Sederhana

Skala ini membagi nyeri dalam kategori tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri hebat, nyeri sangat hebat dan nyeri yang tidak terkontrol.

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Ringan Sedang Berat Sangat Berat Hebat

Gambar 1. Skala Deskripsi Intensitas Nyeri Sederhana

2. Skala Analog Visual (Visual Analog Scale, VAS)

Skala analog visual tidak melabel subdivisi. VAS merupakan suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus-menerus dan memiliki alat

(22)

pendeskripsian verbal pada setiap ujungnya. VAS dapat merupakan pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitive karena klien dapat mengidentifikasikan setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (McGuire,1984).

Gambar 2. Skala Analog Visual (Visual Analog Scale, VAS)

3. Skala Penilaian Numerik (Numeric Rating Scale, NRS)

NRS digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsian nyeri. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala ini paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm (AHCPR, 1992).

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Nyeri Sedang Nyeri Hebat

Gambar 3. Skala Penilaian Numerik (Numeric Rating Scale, NRS)

No Pain Pain as bad as it could

possibly be

Tidak nyeri Nyeri yang tidak

tertahankan

No Pain

Moderate Pain

Worst Possible

(23)

Perawat tidak menggunakan skala nyeri untuk membandingkan satu klien dengan klien lain. Walaupun skala memberikan suatu pengukuran yang relatif objektif, tingkat keparahan nyeri terlalu subyektif untuk digunakan dalam perbandingan nyeri antar-individu.

2.2.Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Bobak, 2004).

Proses persalinan dibagi menjadi empat tahap atau lebih dikenal dengan istilah Kala, yaitu Kala I atau Kala Pembukaan/Pematangan Serviks dari mulai terbukanya saluran leher rahim sampai pembukaan lengkap, Kala II / Pengeluaran yaitu sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi, Kala III / Kala Pelepasan Uri dimulai saat bayi lahir sampai keluarnya plasenta, Kala IV / Observasi Pasca Persalinan yaitu sejak plasenta dilahirkan sampai satu jam setelahnya (Jones, 2006).

(24)

tahap ini akan muncul tanda – tanda sebagai berikut : kontraksi yang datang perlahan dan nantinya semakin sering dan rutin ditahap berikutnya, yang menandakan bahwa jalan lahir sedang membuka, mulut rahim menipis dan melunak sebelum akhirnya menegang dan terbuka, lendir bercampur keluar dengan cepat, keluar cairan ketuban yang terlihat jernih dan tanpa bau serta menetes tidak terkendali, gerakan bayi menjadi lebih jarang karena posisi bayi sudah mantap berada di jalan lahir. Selanjutnya adalah fase transisi yang dimulai dengan pembukaan 9 hingga lengkap. Fase ini merupakan fase yang paling melelahkan dan berat serta merasakan sakit / nyeri yang hebat (Jones, 2006).

Kala II dimulai ketika serviks lengkap sampai lahirnya bayi . Setelah pembukaan lengkap ibu akan mulai mengejan dan seiring dengan turunnya kepala janin, timbul keinginan untuk berdefekasi . Kala 2 disebut juga kala pengeluaran . Perubahan Fisiologis Kala 2 kontraksi uterus bertambah kuat, datang setiap 2-3 menit dan berlangsung antara 50-90 detik. Setiap kali berkontraksi, rongga uterus menjadi lebih kecil dan bagian presentasi/kantong amnion didorong kebawah, kedalam serviks. Serviks pertama-tama menipis, mendatar, kemudian terbuka dan otot pada fundus menjadi lebih tebal (Tamsuri, 2006).

Kala III adalah kala uri atau waktu pelepasan plasenta dari insersinya sampai lahirnya plasenta dan selaput plasenta.Kala tiga persalinan dimulai saat proses kelahiran bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Proses ini dikenal sebagai kala persalinan plasenta. Normalnya pelepasan uri ini berkisar

(25)

Kala IV persalinan adalah waktu setelah plasenta lahir sampai empat jam pertama setelah melahirkan (Bobak, 2004). Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah proses tersebut. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV: tingkat kesadaran, pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.

2.2.1. Nyeri Persalinan

Rasa nyeri pada persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera di atasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress (Bobak, 2004).

(26)

berkontraksi isometrik melawan obstruksi. Kontraksi uterus yang kuat ini merupakan sumber nyeri yang kuat.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Nyeri Persalinan

2.2.2.1. Budaya

Persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan dipengarui oleh budaya individu. Budaya mempengaruhi sikap ibu pada saat bersalin (Pilliteri, 2003). Menurut Mulyati (2002) menjelaskan bahwa budaya mempengaruhi ekspresi nyeri intranatal pada ibu primipara. Penting bagi perawat maternitas untuk mengetahui bagaimana kepercayaan, nilai, praktik budaya mempengaruhi seorang ibu dalam mempresepsikan dan mengekspresikan nyeri persalinan.

2.2.2.2. Emosi (cemas dan takut)

(27)

berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tak terelakkan.

Kondisi tubuh yangrileks pada saat menghadapi persalinan sangat penting, apabila ibu dalam keadaan rileks maka semua lapisan otot dalam rahim akan bekerja sama secara harmonis seperti seharusnya sehingga persalinan akan berjalan lancar, mudah dan nyaman.Apabila ibu sudah terbiasa dengan latihan relaksasi, jalan lahir akan lebih mudah terbuka. Sebaliknya, apabila ibu dalam keadaan tegang, tekanan kepala janin tidak akan membuat mulut rahim terbuka, dan yang dirasakan hanyalah rasa sakit dan sang ibu pun bertambah panik dan stress.

2.2.2.3. Pengalaman Persalinan

Menurut Bobak (2004) pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu yang mempunyai pengalaman yang menyakitkan dan sulit pada persalina sebelumnya, perasaan cemas dan takut pada pengalaman lalu akan mempengaruhi sensitifitasnya rasa nyeri.

2.2.2.4. Support sistem

(28)

2.2.2.5. Persiapan persalinan

Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung tanpa nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi perasaan cemas dan takut akan nyeri persalinan sehingga ibu dapat memilih berbagai teknik atau metode latihan agar ibu dapat mengatrasi ketakutannya.

2.2.3 Manajemen Nyeri Persalinan

Terdapat banyak cara untuk mengatasi nyeri persalinan. Secara umum, cara untuk mengatasi nyeri persalinan dibagi menjadi dua yaitu dengan metode farmakologis (menggunakan obat – obatan) dan cara non-farmakologis (tanpa obat – obatan).

Nyeri pada persalinan yangdirasakan oleh Ibu seringkali tidaktertahankan sehingga mendorong ibubersalin menggunakan obat penawarnyeri seperti

analgetik dan sedatif,sedangkan obat-obat tersebutmemberikan efek samping

yangmerugikan yang meliputi fetal hipoksia,resiko depresi pernapasan

neonatus,penurunan Heart Rate / Central nervussystem (CNS) dan peningkatan

(29)

non-farmakologi yang digunakan adalah teknik relaksasi dan pernafasan, effleurage dan tekanan sacrum, jet hidroterapi, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS),

dan teknik lain seperti hipnoterapi, masase, acupressure, aromaterapi, yoga dan sentuhan

terapeutik (Bobak, 2005).

2.3.Relaksasi Nafas Dalam

Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri (Potter & Perry, 2005). Sejumlah teknik relaksasi dapat dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri ibu dengan meminimalkan aktivitas simpatik dalam system saraf otonom (Sherwood, 1995). Relaksasi pernafasan selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan homeostatis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan.

(30)

menolong menghemat energi, membantu ibu berkomunikasi lebih efektif dengan orang – orang disekitarnya, serta membantu bayi dalam kelahirannya.

Teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri melalui mekanisme yaitu :

1. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemik.

2. Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opioid endogen yaitu endorphin dan enkefalin (Smeltzer & Bare, 2002)

3. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat relaksasi melibatkan sistem otot dan respirasi dan tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu-waktu.

(31)

Langkah pertama menuju relaksasi adalah memilih lingkungan bersalin yang benar – benar nyaman bagi ibu. Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru – paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan – perlahan, melemaskan otot – otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hingga pasien merasa nyaman, tenang dan rileks (Uliyah, 2006).

Prosedur teknik relaksasi napas dalam menurut Priharjo (2003)adalah sebagai berikut :

1. Ciptakan lingkungan yang tenang 2. Usahakan tetap rileks dan tenang

3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3

4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks

5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali

6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan

7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

8. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam 9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri

10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang 11. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.

(32)

2.4.Aromaterapi

Aromaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi. Aroma berarti bau harum atau bau – bauan dan terapi berarti pengobatan. Jadi aromaterapi adalah salah satu cara pengobatan penyakit dengan menggunakan bau – bauan yang umumnya dari tubuh – tumbuhan serta berbau harum dan enak yang disebut dengan minyak atsiri (Agusta, 2000).

2.4.1 Aromaterapi mawar

Salah satu tanaman yang dapat dijadikan aromaterapi adalah mawar. Minyak atsiri mawar dihasilkan dari penyulingan daun bunga mawar, varietas mawar yang paling sering dijadikan minyak essensial aromaterapi adalah mawar tabur karena aromanya yang lebih lembut (Satuhu & Yuliani, 2012). Baunya intensif, manis, dan floral (khas bunga). Aroma bunga mawar bersifat antidepresan, sedatif, dan meringankan stress.

Secara umum ada tiga cara penggunaan minyak essensial aromaterapi, yaitu secara ingesti (memasukkan minyak melalui mulut), inhalasi (mengakses minyak atsiri melalui hidung), dan mengabsorbsi melalui kulit.

(33)

menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa elektrokimia yang menyebabkan euphoria, relaks, atau sedatif.

Penggunaan aromaterapi dengan cara inhalasi dapat dihirup melalui tissue. Kertas tissue diberi tetesan minyak essensialsebanyak1 - 5 tetes, selanjutnya aroma dihirupsecara perlahan dan teratur selama 5 – 10 menit. Untuk mendapatkan efek yang panjang, tissue dapat diletakkan di dada sehingga minyak atsiri yang menguap akibat panas badan tetap terhirup oleh nafas pasien (Jane, 2013).

Minyak atsiri yang berasal dari tumbuhan alami juga dapat memberikan efek negative apabila tidak mengikuti peraturan penggunaannya. Peraturan dasar yang penting dalam penggunaan aromaterapi adalah :

1. Jangan menggunakan minyak sintetik. Minyak buatan dapat menimbulkan aroma serupa tetapi tidak memberikan efek yang sama seperti minyak murni dan dapat mengakibatkan efek samping seperti sakit kepala serta mual,

2. Minyak yang ditolak oleh pasien tetapi tetap digunakan oleh perawat mungkin tidak memberikan efek terapeutik ; proses kejiwaan lebih banyak terlibat dalam cara kerjanya dibandingkan pada pengobatan tradisional,

3. Minyak esensial adalah larutan pekat dan meskipun merupakan bahan alami, tapi bukan berarti tidak berbahaya. Risiko penggunaan minyak essensial mencakup sensitivitas, iritasi, dan kemungkinan pula efek toksik,

4. Jangan sekali – kali menggunakan minyak essensial pada mata,

(34)
(35)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual pada penelitian ini disusun berdasarkan konsep nyeri persalinan kala I dan manajemen nyeri pada kala I. Pada penelitian ini, terdapat 2 metode yang dibandingkan yaitu teknik relaksasi nafas dalam dan metode aromaterapi mawar.

Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Skema3.1. Kerangka Konseptual

Keterangan :

Kelompok I : Kelompok ibu bersalin di klinik bersalin Sally

Kelompok II : Kelompok ibu bersalin di klinik bersalin Husin

Teknik I : Teknik relaksasi nafas dalam

Teknik II : Aromaterapi mawar Kelompok

I

Kelompok II

Pengukuran nyeri sebelum

tindakan

Teknik I

Teknik II

Pengukuran nyeri sesudah

(36)

3.2. Definisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Nyeri kontraksi uterus yang

dialami oleh ibu. Fase laten berlangsung

(37)

juga memengaruhi kesehatan emosional

seseorang. Penggunaan aromaterapi dengan cara inhalasi dihirup

melalui tissue yang telah diberikan minyak essensial mawar sebanyak 3 tetes , dengan 2-3 kali

tarikan nafas dalam – dalamselama 5 - 10

menit setiap kali terjadi kontraksiselama kontraksi pada fase

(38)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian komparasi. Penelitian komparasi merupakan penelitian dimana peneliti bermaksud mengadakan perbandingan kondisi yang ada di dua tempat, apakah kedua kondisi tersebut sama, atau ada perbedaan, dan kondisi apa yang lebih baik (Arikunto, 2010). Penelitian inimembandingkan dua uji coba pada obyek penelitian,yaitu membandingkelompok yang diberi intervensi relaksasi nafas dalam dengan kelompok intervensi aromaterapi mawar untuk mengidentifikasi perbedaan pengaruh teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase laten .

4.2. Populasi, Sampel Penelitian Dan Tehnik Sampling

4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu inpartu kala I fase laten yang fisiologis yang mempunyai keluhan nyeri persalinan dengan partus pervaginam di klinik bersalin Sallydan klinik bersalin Husin Medan. Dari survei pendahuluan, jumlah rata - rata ibu yang melahirkan di klinik bersalin SallyMedan sebanyak 18 orang dan di klinik bersalin Husin sebanyak 14 orang setiap bulan.

(39)

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling

yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan sesuai dengan kriteria inklusi: ibu inpartu yang mengalami nyeri pada proses persalinan kala I fase laten tanpa pengaruh analgesik atau obat anti nyeri ataupun obat-obatan untuk induksi persalinan, ibu inpartu dengan presentasi kepala, tanpa penyulit dan komplikasi. Menentukan sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane / Slovin:

n = N

N . d2+ 1

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (0,05)

Jadi sampel dalam penelitian ini adalah :

Diketahui : N = 32

n = 32

32 . (0,05)2 + 1

n = 32

1,08

n = 30

Sampel yang ditetapkan sebanyak 30 responden yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu 15 responden pada kelompok intervensi relaksasi nafas dalam dan15 responden pada intervensi aromaterapi mawar.

(40)

4.3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Sally Jln. Tempuling no. 83 dan klinik bersalin Husin Jln. Letda Sujono nomor 244 dengan pertimbangan banyaknya ibu bersalin yang dapat dijumpai untuk dijadikan sampel dalam penelitian.

4.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 14 Maret 2014 sampai 7 Juni 2014.

4.4.Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari komite etik penelitian Fakultas Keperawatan, kemudian meminta izin pimpinan klinik bersalin Sallydan klinik bersalin Husin Medan.

Setelah mendapat ijin dari Pimpinan klinik bersalin Sallydan klinik bersalin Husin Medan, peneliti memulai pengumpulan data denganmemberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian dan memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada responden yang akan diteliti. Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani

informed consent. Tetapi responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak

dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.

(41)

yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

4.5.Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian, bagian pertama berisi data demografi dan bagian kedua berisi skala pengukuran intensitas nyeri yang dibuat oleh peneliti berdasarkan literatur yang ada. Data demografi meliputi usia, suku, pendamping persalinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, paritas sedangkan bagian kedua adalah skala nyeri (0-10).

4.6. Validitas Dan Reliabilitas

Alat ukur harus diuji validitas dan realibilitasnya. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2006). Suatu instrument yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Sedangkan reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, maka berapa kali pun diambil, hasilnya tetap akan sama (Notoatmodjo, 2010).

(42)

intensitas nyeri yang digunakan tidak perlu lagi di ujivaliditas dan realibilitasnya karena sudah baku berdasarkan literatur. Alat ukur skala nyeri yang digunakan adalah Numerical Rating Scales (NRS) yaitu alat pendeskripsi dengan skala 0-10 (Bare, B. G.& Smeltzer, S. C., 2002).

4.7. Pengumpulan Data

Prosedur pertama yang dilakukan adalahmengajukan surat permohonan izin penelitian ke Bagian Pendidikan Fakultas Keperawatan dan Komisi Etik Fakultas Keperawatan USU, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di klinik bersalin Sally dan klinik bersalin Husin Medan. Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada ibu inpartu kala I fase laten sesuai kriteria penelitian.Peneliti menemui responden di tempat penelitian, dengan cara peneliti meninggalkan nomor handphone dan menyimpan nomor handphone asisten klinik untuk memperlancar proses pengumpulan data.

(43)

intervensi 1 ataumengajarkan teknik aromaterapi mawar yang dilakukan pada kelompok intervensi 2, dimana intervensi dilakukan selama durasi kontraksi pada fase laten. Kemudian peneliti meminta ibu melakukan teknik relaksasi nafas dalam pada kelompok intervensi 1 dan prosedur aromaterapi mawar pada kelompok intervensi 2 sambil dipandu oleh peneliti setiap kali terjadi kontraksi. Proses intervensi dilakukan selama 5 – 10 menit tiap satu kali kontraksi dan terus dilakukan pada saat kontraksi sampai pembukaan tiga.Kemudian peneliti menilai derajat nyeri ibu dengan bertanya kepada ibu bagaimana tingkat nyeri yang ibu rasakan sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam, sambil menunjukkan skala nyeri kepada ibu supaya ibu memberi tanda skala nyeri berupa angka 0-10 sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam. Peneliti juga mengobservasi skala nyeri yang ibu rasakan sebelum dan sesudah pada kelompok intervensi aromaterapi mawar.

4.8. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa semua kuesioner apakah data dan jawaban sudah lengkap dan benar

(editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam

melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry

(44)

menggunakan bantuan program SPSS yang disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Data yang bersifat kategori dicari frekuensi dan proporsinya yakni data demografi ibu inpartu meliputi usia, paritas dan pendidikan. Sedangkan data yang bersifat numerik dicari mean, dan standar deviasinya yakni skala nyeri persalinan melalui statistik deskriptif. Hasil data dibuat dalam bentuk tabel.

2. Bivariat

(45)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(46)

diberikan teknik aromaterapi mawar (kelompok 2) serta menganalisa perbedaan keefektivan kedua intervensi.

5.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di ruang persalinan di klinik bersalin Sally dan klinik keluarga Husin pada 14 Maretsampai 7 Juni 2014. Jumlah partisipan yang dihimpun dalam penelitian ini berjumlah 30 orang ibu bersalin yang dibagi menjadi dua kelompok intervensi yaitu kelompok yang diberikan teknik relaksasi nafas dalam (kelompok 1), dan kelompok yang diberikan teknik aromaterapi mawar (kelompok 2). Masing – masing kelompok berjumlah 15 orang ibu bersalin.

Hasil penelitian ini menguraikan karakteristik demografi ibu bersalin, perbandingan intensitas nyeri yang dirasakan ibu pada persalinan kala I sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam (kelompok 1), perbandingan intensitas nyeri yang dirasakan ibu pada persalinan kala I sebelum dan sesudah diberikan teknik aromaterapi (kelompok 2) serta analisis perbedaan efektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan teknik aromaterapi mawar terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala I.

5.1.1 Karakteristik Responden

(47)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Ibu Inpartu Pada kelompok teknik relaksasi nafas dalam dan kelompok aromaterapi mawar Karakteristik Demografi Kelompok 1 Kelompok 2 Jumlah

N % N % N %

(48)

kelompok intervensi teknik aromaterapi mawar sebagian besar berusia 20-35 tahun sebanyak 14 orang (93,3%), responden bersuku batak sebanyak 11 orang (73,3%), ibu yang didampingi oleh suami selama persalinan sebanyak 10 orang (66,7%), tingkat pendidikan ibu adalah SMA sebanyak 8 orang (53,3%), ibu yang tidak bekerja sebanyak 9 orang (60%), dan paritas responden primipara sebanyak 8 orang (53,3%).

5.1.2 Distribusi Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu pada persalinan kala I sebelum

dan sesudah intervensi pada kelompok teknik relaksasi nafas dalam diukur dengan menggunakan Skala Penilaian Numerik (Numeric Rating Scale, NRS). Hasil ukur dikelompokkan menjadi : 0 berarti tidak nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 nyeri berat dan 10 nyeri paling hebat.

Tabel 5.2 Distribusi Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah Teknik Relaksasi Nafas Dalam

(49)

Tidak nyeri

Berdasarkan tabel 5.2 intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu sebelum diberikan intervensi teknik relaksasi nafas dalam sebanyak 12 orang (80 %) berada dalam rentang nyeri sedang, 2 orang (13.3 %) nyeri berat dan 1 orang (6.7%) nyeri ringan. Intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu sesudah diberikan intervensi teknik relaksasi nafas dalam sebanyak 8 orang (53.3 %) berada dalam rentang nyeri sedang dan 7 orang (46.7%) nyeri ringan.

Tabel 5.3Perbedaan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Variabel Mean SD Range t

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh intensitas nyeri sebelum intervensi rata-rata 5,07 dengan standar deviasi 1,163, range 3-7 .Sesudah dilakukan intervensi diperoleh intensitas nyeri rata-rata3,73 dengan standar deviasi 1,163, range 2-6 dan t hasil 10,583.

(50)

Perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok teknik aromaterapi mawar dilakukan dengan uji statistic Paired Sample Test.

Tabel 5.4 menunjukkan gambaran rata – rata intensitas nyeri ibu bersalin sebelum dan sesudah intervensi teknik aromaterapi mawar.

Tabel 5.4 Distribusi Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah Teknik Aromaterapi Mawar

Berdasarkan tabel 5.4 intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu sebelum diberikan intervensi aromaterapi mawar sebanyak 12 orang (80 %) berada dalam rentang nyeri sedang, dan 3 orang (20 %) nyeri berat . Intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu sebelum diberikan intervensi aromaterapi mawar sebanyak 8 orang (53.3 %) berada dalam rentang nyeri ringan, dan 7 orang (46.7 %) nyeri sedang .

Tabel 5.5Perbedaan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah dilakukan Aromaterapi Mawar

(51)

5.1.3Perbedaan Intensitas Nyeri Selama Persalinan kala I antar Kelompok Intervensi

Untuk mengetahui perbedaan penurunan intensitas nyeri selama persalinan kala I pada kedua kelompok intervensi dilakukan dengan menggunakan t-Test.

Tabel 5.6Perbedaan Intensitas Nyeri Selama Persalinan Kala I antara Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Aromaterapi Mawar

Variabel Mean SD Standar

error

p Pair 1 Sebelum Relaksasi

Sesudah Relaksasi

1,33 0,488 0,126 0,000 Pair 2 Sebelum Aromaterapi

Sesudah Aromaterapi

2,13 0,640 0,165 0,000 Berdasarkan tabel 5.6 diperoleh rata-rata penurunan skala nyeri pada kelompokteknik relaksasi nafas dalam1,33 dengan standar deviasi 0,488dan standar error 0,126. Rata-rata penurunan skala nyeri pada kelompok aromaterapi mawar adalah 2,13 dengan standar deviasi 0,640dan standar error 0,165. Hasil uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,000.

5.2. Pembahasan

(52)

Intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu pada persalinan kala 1 fase laten sebelum dilakukan intervensi teknik relaksasi nafas dalam mayoritas berada dalam rentang nyeri sedang namun ada 2 orang ibu yang merasa nyeri berat. Kedua responden yang mengalami nyeri berat sama-sama bersuku batak dan merupakan responden dengan paritas primipara. Kedua faktor inilah yang mungkin membuat intensitas nyeri yang dirasakan ibu berada pada rentang nyeri berat. Hal ini sesuai dengan Danuatmaja & Meilisari (2004)yang menyatakan bahwanyeri persalinan dapat dipengaruhi oleh faktor fisiologi maupun psikologi.

Sosio-kultural merupakan satu dari enam dimensi yang mempengaruhi nyeri yang dirasakan seseorang.. Pada kelompok sebelum diberi intervensi relaksasi nafas dalam terdapat dua responden yang merasakan nyeri berat dan keduanya bersuku batak. Pilliteri (2003) menyatakan bahwa persepsi dan ekspresi seseorang terhadap nyeri persalinan dipengarui oleh budaya individu danbudaya mempengaruhi sikap ibu pada saat bersalin. Hal ini juga sejalan dengan penelitianSuza (2003) yang menemukan bahwa nyeri yang dialami oleh pasien yang berasal dari suku Batak dan Jawa ternyata berbeda baik dalam laporan nyerinya serta respon terhadap nyeri itu sendiri. Responden bersuku batak lebih ekspresif dalam merespon nyeri dan memandang nyeri sebagai sesuatu yang mengganggu, tidak menyenangkan, dan merupakan pengalamanyang melelahkan.

(53)

primigravida belum mempunyai pengalaman melahirkan dibandingkan ibu multigravida. Ibu yang pertama kali melahirkan akan merasa stres atau takut dalam menghadapi persalinan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Pujiati, dkk (2011) yang membandingkan tingkat nyeri persalinan kala 1 pada ibu bersalin normalprimigravida dan multigravida di kabupaten grobogan tahun 2011. Dalam penelitian ini didapat 66,7% ibu primipara mengalami nyeri berat sedangkan responden multipara berada pada rentang nyeri ringan dan nyeri sedang.

(54)

5.2.2Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Intervensi Aromaterapi Mawar Intensitas nyeri yang dirasakan ibu pada kelompok intervensi aromaterapi mawar sebelum dilakukan intervensi diperoleh sebanyak 12 responden (80 %) berada dalam rentang nyeri sedang, dan 3 orang (20 %) nyeri berat. Gambaran intensitas nyeri pada responden yang diberikan aromaterapi mawar lebih banyak yang mengalami nyeri berat dibandingkan responden yang mendapat intervensi teknik relaksasi nafas dalam, hal ini mungkin disebabkan paritas responden sebagian besar adalah primipara. Pada ibu primigravida umumnya merasacemas dan takut menghadapi persalinan.Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologisdapat menyebabkan kontraksi uterus menjaditerasa semakin nyeri dan sakit dirasakan. Ibudalam kondisi inpartu tersebut mengalamistress maka tubuh merangsang tubuhmengeluarkan hormon stressor yaitu hormone Katekolamin dan hormon Adrenalin.Katekolamin ini akan dilepaskan dalamkonsentrasi tinggi saat persalinan jika ibutidak bisa menghilangkan rasa takutnyasebelum melahirkan. Akibatnya tubuhtersebut maka uterus menjadi semakin tegangsehingga aliran darah dan oksigen ke dalamotot otot uterus berkurang karena arterimengecil dan menyempit akibatnya adalahrasa nyeri yang tak terelakkan (Bobak, 2000).

(55)

menempel pada silia – silia yang lembut dari sel – sel reseptor. Ketika molekul menempel pada silia, suatu pesan elektrokimia akan ditransmisikan melalui saluran olfactory ke dalam sistem limbik. Hal ini akan merangsang memori dan respon emosional. Selanjutnya, hipotalamus akan menyampaikan pesan – pesan ke bagian lain otak serta bagian badan yang lain. Pesan yang diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa elektrokimia yang menyebabkan euphoria, relaks, atau sedatif (Satuhu & Yuliani, 2012).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amelia pada tahun 2008 di Klinik Bersalin Sam Medan dengan memberikan aromaterapi lavender kepada 18 ibu yang memasuki kala I persalinan, dari hasil penelitian Amelia tersebut dapat disimpulkan bahwa aromaterapi lavender dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I.

5.2.3Perbedaan Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I antar Kelompok

(56)

dinyatakan bahwa intervensi teknik aromaterapi lebih efektif yakni penurunan intensitas nyeri rata-rata sebesar 2,13 dibandingkan teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I fase laten. Hasil penelitian ini sesuai dengan Simanjuntak (2009) yang meneliti efektivitas aromaterapi lavender menggunakan tungku pemanas dalam menurunkan intensitas nyeri kala 1 persalinan. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa intensitas nyeri kala I persalinan ibu-ibu bersalin yang ada di Klinik Bersalin Sumi Ariani dan Martini Medan yang telah diberikan aromaterapi lavender mengalami penurunan yang signifikan, nilai p=0.000 (p<0.05) dengan nilai mean difference = 1.10. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aromaterapi lavender yang diberikan menggunakan tungku pemanas dapat menurunkan intensitas nyeri kala I persalinan.

(57)

tindakan yang berupa pelepasan senyawa elektrokimia yang menyebabkan euphoria, relaks, atau sedatif (Satuhu & Yuliani, 2012).

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

(58)

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang efektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian pada kelompok ibu yang mendapat intervensi teknik relaksasi nafas dalam diperoleh intensitas nyeri sebelum intervensi rata 5,07 sedangkan sesudah dilakukan intervensi rata 3,73 , rata-rata penurunan skala nyeri 1,33.

2. Hasil penelitian pada kelompok ibu yang mendapat intervensi teknik aromaterapi mawar diperoleh intensitas nyeri sebelum intervensi rata-rata 5,53 sedangkan sesudah dilakukan intervensi rata-rata-rata-rata 3,40, rata-rata-rata-rata penurunan skala nyeri pada kelompok aromaterapi mawar adalah 2,13. 3. Hasil uji statistik paired sample t test didapatkan nilai p adalah 0,000

yang berarti terdapat perbedaan secara signifikan (p<0.05) yaitu terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal penurunan intensitas nyeri pada masing – masing kelompok namun rata-rata penurunan skala nyeri pada kelompok aromaterapi mawar lebih tinggi yaitu2,13.

6.2 Saran

6.2.1 Saran untuk Praktek Keperawatan

(59)

metode aromaterapi mawar sebagai salah satu intervensi dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase laten karena terbukti lebih efektif untuk menurunkan intensitas nyeri dan masih belum banyak yang menggunakan metode aromaterapi mawar.

6.2.2 Bagi Penelitian Keperawatan

Pada penelitian ini terdapat dua metode penatalaksanaan nyeri nonfarmakologis yang diteliti yaitu teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi mawar, diharapkan untuk penelitian selanjutnya peneliti dapat membandingkan metode lain yang berpengaruh pada intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu selama persalinan kala I.

6.2.3 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi baru tentang penatalaksanaan nyeri persalinan secara nonfarmakologi yaitu teknik relaksasi nafas dalam dan aromaterapi dalam menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I pada bidang keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A. (2000). Aromaterapi, Cara Sehat dengan Wewangian Alami. Jakarta : Penebar Swadaya.

(60)

Intensitas Nyeri Persalinan Kala I. Diakses pada 28 November 2013, da

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bobak, L. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Danuatmaja & Meilisari. (2004). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : Puspa Swara.

Depkes RI. (2007). Asuhan PersalinanNormal. Jakarta: Dinkes.

Henderson, C & Jones, K. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC. Hidayat, A. A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis

Data. Jakarta : Salemba Medika.

Jane, B. (2013, September). Clinical Aromatherapy and Touch: Complementary

Therapies For Nursing Practice. Diakses pada 23 Oktober 2013, dari

http://search.proquest.com/

Judha, Sudarti, Fauziah. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Kozier, et all. (2004). Fundamentals of Nursing 7 Th Edition. New Jersey : Pearson Education.

Mander, R. (2003). Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S. (2003). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik

Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, S. (2002). Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Price, S & Price, L. (1997). Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan. Jakarta : EGC. Pujiati, dkk. (2011). Perbedaan Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Pada Ibu

Bersalin Normal Primigravida Dan Multigravida Di Rb Nur Hikmah Desa

Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2011. Diakses pada 14 April

2014, dari

(61)

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Susilo & Suyanto. (2013). Metodologi Kedokteran dan Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit bursa ilmu.

Suza, D.E. (2003). Comparison of pain experiences between Javanese and Batak

patients undergoing major surgery in Medan, Indonesia. Diakses pada 20

April 2014, dari

Tamsuri, A. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC. Wahyuni, Arlinda sari. (2004). Statistik Kesehatan. Medan : FK USU

Yuliani, S & Satuhu, S. (2012). Panduan Lengkap Minyak Asiri. Jakarta : Penebar Swadaya.

Yuliati, T. (2011). Efektivitas Metode Relaksasi Pernapasan Pada Nyeri

Persalinan Kala I Fase Aktif di Medan. Diakses pada 29 November 2013,

da

Lampiran 1

(62)

Medan, 2014

Peneliti

(Widyastuti Sitanggang)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI CALON RESPONDEN

(63)

Nama :

Usia :

Pekerjaan :

Menyatakan bersedia menjadi partisipan penelitian peneliti dengan sukarela dan tanpa adanya paksaan apapun dan dari siapapun. Demikianlah surat pernyataan ini saya sampaikan.

Medan, 2014

Responden

(64)

Lampiran 3 Kode : ………

Tanggal : ………

Waktu : ……….

Lokasi : ……….

Pengantar: Instrumen ini dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama berhubungan dengan data demografi ibu bersalin, bagian kedua berhubungan dengan intensitas nyeri yang dirasakan ibu.

Bagian 1: Karakteristik Responden

1.1 Karakteristik Demografi

1. Nama (inisial) : ………… 2. Usia ………… tahun 3. Suku

( ) Batak ( ) Nias

( ) Jawa ( ) dll ………. 4. Orang terdekat yang mendampingi

( ) Suami ( ) Orangtua ( ) Saudara 5. Tingkat pendidikan terakhir

( ) SD ( ) SMP

( ) SMA ( ) Perguruan tinggi/universitas 6. Pekerjaan

(65)

Bagian 2: Intensitas Nyeri yang dirasakan ibu 8. Skor intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

9. Skor intensitas nyeri yang dirasakan ibu setelah manajemen nyeri.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan skala nyeri : 0 = tidak nyeri

1-3 = nyeri ringan

4-6 = nyeri sedang

7-9 = nyeri berat

(66)

Prosedur Pelaksanaan Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Langkah Pertama :

1. Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara melakukan teknik relaksasi nafas dalam.

2. Mengkaji intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi dengan menggunakan

skala nyeri yang ada pada lembar kuesioner yang sudah dijelaskan cara

pengisiannya.

3. Lingkungan harus diatur tenang dan nyamansehingga ibusiap untuk direlaksasi.

4. Minta ibu untuk memikirkan hal – hal positif dan menyenangkan sehinggaibu menjadi lebih tenang.

5. Atur posisi ibu agar rileks dan nyaman. Ibu dapat berbaring maupun duduk . 6. Minta ibu menutup matanya .

7. Anda harus percaya bahwa teknik relaksai nafas dalam akan membuat pikiran damai dan mengurangi rasa sakit . Ibu mengatakan kepada diri sendiri atau dengan suara keras bahwa dengan melakukan relaksasi akan memberi kenyamanan bagi ibu.

Langkah kedua :

1. Jika posisi ibu sudah nyaman, minta ibu untuk menarik nafas melalui hidung dan tahan nafas selama 3 detik. Dalam hitungan ketiga hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan – lahan.

(67)

nafas dan perlahan – lahan hitung sampai lima… lalu hembuskan nafas perlahan hitung sampai lima dan biarkan lengan jatuh lepas pada posisi semula. Rasakan otot menjadi lemas. Rasakan aliran darah ke tangan dan jari – jari.

3. Ulangi latihan ini sampai 3 kali .

Langkah ketiga :

1. Pada tahap ini minta ibuuntuk membuka mata secara perlahan - lahan , melihatlingkungan dengan menggerakkan mata ibu,.

2. Jika ibu merasa sedikit rasa sakit , ibu dapat melakukan tindakan relaksasi kembali. Tindakan ini akan membantu Anda untuk bersantai dan mengalihkan perhatian dari rasa sakit .

(68)

Prosedur Pelaksanaan Teknik Aromaterapi Mawar

1. Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara melakukan teknik relaksasi nafas dalam.

2. Mengkaji intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi dengan menggunakan

skala nyeri yang ada pada lembar kuesioner yang sudah dijelaskan cara

pengisiannya.

3. Persiapan sebelum pelaksanaan :

a. Persiapan ruangan:

- Ruangan yang nyaman

- Minimalkan kebisingan dan gangguan

- Berikan 3 tetes minyak essensial mawar pada tissue

b. Persiapan ibu

- Atur posisi ibu agar senyaman mungkin (ibu dapat berbaring maupun duduk).

4. Pelaksanaan :

- Letakkan tissue yang sudah diberi essensial mawar diatas dada ibu - Tutup mata ibu

- Bernafaslah melalui hidung secara perlahan dan dalam, - Tahan nafas selama 3 detik

- Keluarkan nafas secara perlahan melalui mulut

(69)

- Saat kontraksi berakhir, rilekskan tubuh, ganti posisi

5. Ukur intensitas nyeri setelah ibu melaksanakan teknik relaksasi nafas dalam

dengan menggunakan skala nyeri yang ada pada lembar kuesioner yang sudah

(70)

No Aktifitas Penelitian September

1 Pengajuan judul Penelitian

8. Revisi Proposal

8 Uji Validitas

9 Pengumpulan Data Responden

10 Analisa Data

11 Pengajuan Sidang Proposal

12 Ujian Sidang Skripsi

13 Revisi Skripsi

(71)

TAKSASI DANA

A. Persiapan Proposal

1. Penelusuran literatur dan internet Rp. 150.000 2. Print literatur dari internet Rp. 100.000 3. Fotokopi literatur dari buku Rp. 100.000 4. Pengetikan dan print proposal Rp. 230.000 5. Penggandaan dan penjilidan proposal Rp. 180.000 B. Administrasi Penelitian

1. Registrasi mata kuliah skripsi Rp. 300.000 2. Pengumpulan dan Analisis Data

1. Biaya penggandaan Kuesioner dan Rp. 130.000 Lembar Persetujuan responden

2. Biaya transportasi Rp. 800.000

3. Biaya membeli tissue dan aromaterapi Rp. 100.000 3. Penyusunan hasil perbaikan

1. Pengetikan dan print perbaikan laporan Rp. 300.000 2. Pengumpulan dan penjilidan laporan penelitian Rp. 300.000

JUMLAH Rp. 2.690.000

Biaya tak terduga (10%) Rp. 269.000

Rp. 2.959.000

(Dua Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Sembilan Ribu Rupiah)

+

(72)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Widyastuti Sitanggang Tempat Tanggal Lahir : Medan, 17 Februari 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Pipit 5 no 444, Perumnas Mandala-Medan

Riwayat Pendidikan

1. SD Parulian 2 Medan : (1999 - 2004)

2. SMP Advent 1 Medan : (2004 - 2007)

3. SMA Parulian 2 Medan : (2007 - 2010) 4. S1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara : (2010 – sekarang)

(73)

Hasil Pengukuran Nyeri dan Pengolahan Data

Intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu pada persalinan kala I sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok teknik relaksasi nafas dalam diukur dengan menggunakan Skala Penilaian Numerik (Numeric Rating Scale, NRS). Hasil ukur dikelompokkan menjadi : 0 berarti tidak nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 nyeri berat dan 10 nyeri paling hebat.

Responden Kelompok 1 Kelompok 2 sebelum sesudah sebelum Sesudah

1 6 4 6 3

2 6 5 7 5

3 5 4 5 3

4 7 5 6 4

5 4 3 5 2

6 5 3 5 3

7 5 4 5 3

8 6 5 5 4

9 5 3 6 4

10 5 4 7 4

11 4 2 4 2

12 4 3 5 2

13 7 6 7 5

14 4 3 6 4

15 3 2 4 3

Keterangan :

Kelompok 1 : Kelompok intervensi teknik relaksasi nafas dalam

(74)

DATA DEMOGRAFI KELOMPOK 1

Statistics

umur suku pendidikan pekerjaan paritas pendamping

N Valid 15 15 15 15 15 15

Missing 0 0 0 0 0 0

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(75)

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

DATA DEMOGRAFI KELOMPOK 2

Statistics

umur suku pendidikan pekerjaan paritas pendamping

N Valid 15 15 15 15 15 15

Missing 0 0 0 0 0 0

umur

Frequency Percent Valid Percent

(76)

24 1 6.7 6.7 33.3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pripipara 8 53.3 53.3 53.3

multipara 7 46.7 46.7 100.0

(77)

pendamping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

T-Test Teknik Relaksasi Nafas Dalam

One-Sample Statistics

95% Confidence Interval of the

Difference

(78)

T-Test Aromaterapi Mawar

95% Confidence Interval of the

Difference

Pair 1 sebelum relaksasi &

sesudah relaksasi 15 .912 .000

Pair 2 sebelum aromaterapi &

Gambar

Gambar 1. Skala Deskripsi Intensitas Nyeri Sederhana
Gambar 3. Skala Penilaian Numerik (Numeric Rating Scale, NRS)
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Ibu Inpartu Pada kelompok
Tabel 5.3Perbedaan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
+3

Referensi

Dokumen terkait

Detasemen Khusus 88 Anti-Teror (Densus 88 AT) ialah kesatuan khusus yang terdiri dari empat bidang fungsi kepolisian dalam Kepolisian Negara Republik Indonesia,

Sistem informasi akuntansi peranannya tidak hanya sebagai pengumpulan data, mengolahnya menjadi laporan keuangan saja, tetapi mempunyai peranan yang jauh lebih penting

Dalam adat minang pakaian yang digunakan oleh kaum wanita disebut dengan nama Dalam adat minang pakaian yang digunakan oleh kaum wanita disebut dengan nama Baju Kurung sementara

Selanjutnya dilakukan penyuluhan tentang dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah, antara lain bahwa cairan lindi yang berasal dari pembusukan sampah dapat

penambahan konsentrasi 1% mempercepat proses terbentuknya biodisel dari asam lemak, sedangkan tanpa adanya netralisasi asam lemak bebas masih banyak terkandung dalam minyak

Hasil penelitian diperoleh 7 famili dan 46 jenis jamur Badisiomycetes di hutan alam desa Bawan, jamur yang dominan adalah Ganoderma sp dari famili Ganodermataceae

240 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan perbuatan, mana oleh aturan in casudiancam dengan pidana.Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang

Selanjutnya, dilakukan analisis regresi linier sederhana yang digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh motorik kasar terhadap perkembangan kreatifitas anak usia