• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 01 SUKA AGUNG BARAT KECAMATAN BULOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 01 SUKA AGUNG BARAT KECAMATAN BULOK"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 01 SUKA AGUNG BARAT

KECAMATAN BULOK

Oleh

ARIE HAGANA PUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 01 SUKA AGUNG BARAT

KECAMATAN BULOK Oleh

ARIE HAGANA PUTRA

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata di bawah KKM pada mata pelajaran IPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Prosedur dilaksanakan melalui dua siklus dimana setiap siklusnya terdiri dari; (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) observasi (observing), (4) refleksi (reflecting). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar instrumen aktivitas siswa, lembar instrumen kinerja guru dan lembar soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif untuk mengukur aktivitas siswa dan kinerja guru, sedangkan data kuantitatif dugunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Suka Agung Barat berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I (69,73%) dengan kategori “Cukup” meningkat sebesar 6,61% pada siklus II menjadi (76,34%) dengan kategori “Baik”. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I (48,26) meningkat sebesar 14,78.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

E. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif STAD ……. 15

(7)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Penelitian ……..……….. 28

B. Hasil Penelitian ……….. 29

1. Penelitian Siklus I ……… 29

2. Penelitian Siklus II ………... 37

C. Pembahasan ……… 44

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 48

B. Saran ………. 49

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur penelitian tindakan kelas ……… 21 2. Foto Pelaksanaan Penelitian ……….. 76

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kategori Persentase Aktivitas dan Kinerja guru ... 26

2. Data Aktivitas Siswa Siklus I ……… 30

3. Kinerja Guru Pada Siklus I . ...………. 32

4. Rekapitulasi Kinerja Guru Pada Siklus I……… 33

5. Data Hasil Belajar Siswa siklus I ………... 34

6. Data Aktivitas Siswa Siklus II ………... 38

7. Kinerja Guru Pada Siklus II ... 40

8. Rekapitulasi Kinerja Guru Pada Siklus II …………...……… 41

9. Data Hasil Belajar Siswa siklus II ………... 42

10. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa pada siklus II ... 43

11. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Selama Pelaksanaan Penelitian……….. 44

12. Rekapitulasi Kinerja Guru Selama Penelitian……….. 45

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Pemetaan Siklus I ... 52

2. Silabus Siklus I ... 53

3. Rpp Siklus I ... 54

4. Lembar Kerja Siswa siiklus I ... 58

5. Kunci Jawaban ……… 59

6. Lembar Instrumen Pengamat Guru Mengajar Siklus I ……… 60

7. Lembar hasil belajar siswa siklus I ... 62

8. Pemetaan Siklus II ... 63

9. Silabus Siklus II ... 64

10.RPP Siklus II ... 65

11.Lembar Kerja Siswa Siklus II ……….. 69

12.Kunci Jawaban……… 70

13.Lembar Instrumen Pengamat Guru Mengajar Siklus II ... 71

14.Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 73

15.Surat Keterangan Izin Penelitian Dari SD ... 74

16.Surat Pernyataan ... 75

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Sedangkan proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang didalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap, Hamalik (2004:48).

(12)

2

memahami cara manusia mengkonstruksi pengetahuannya tentang objek-objek dan peristiwa-peristiwa yang dijumpai selama kehidupannya. Manusia akan mencari dan menggunakan hal-hal atau peralatan yang dapat membantu memahami pengalamannya, Budiningsih (2005:56).

(13)

siswa masih rendah. Dari 23 siswa kelas V, hanya 8 orang saja atau 34% yang mampu mencapai tingkat ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah yaitu 60 dan selebihnya atau 66% siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM.

(14)

4

Berdasarkan uraian di atas perlu kiranya merancang metode yang tepat untuk menciptakan suasana kelas yang baik, sehingga baik guru maupun siswa merasakan suasana kelas yang menyenangkan. Berdasarkan uraian diatas, maka kiranay perlu diadakan suatu penelitian tindakan kelas. Dan penulis tertarik untuk menulis dan mengangkat suatu topik yang dianggap sesuai dengan kondisi yang dihadapi dewasa ini, dengan judul “Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat Kecamatan Bulok”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas bahwa hasil belajar siswa kelas V SDN 01 Suka Agung Barat Kecamatan Bulok belum optimal. Penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran tersebut dapat diidentifikasikan permasalahannya yaitu:

1. Rendahnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA seperti menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

2. Rendahnya hasil belajar IPA .

(15)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini akan membahas masalah upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatife tipe STAD di SD Negeri 01 Suka Agung Barat Kecamatan Bulok Kabupaten Tanggamus.

D. Rumusan Masalah

Berdasarakan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatife tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat Kecamatan Bulok?

2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatife tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat Kecamatan Bulok?

(16)

6

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA

melalui model pembelajaran kooperatife tipe STAD.

2. Untuk meningkatakan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Untuk memperbaiki kinerja guru melalui model pembelajaran koopertif tipe STAD.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi siswa agar lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

2. Bagi Guru

- Memperbaiki cara mengajar guru.

- Memperluas pengalaman guru dalam mengajar di kelas.

- Sebagai acuan memperbaiki proses pembelajaran dan landasan menigkatkan proses pembelajaran di kelas.

3. Bagi Peneliti

(17)

kesulitan dan problematika dalam proses belajar serta bagaimana solusi yang seharusnya dilaksanakan.

4. Bagi sekolah

- Sebagai sumbang yang positif untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi di sekolah.

(18)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Aktivitas Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Aktivitas belajar dan mengajar yang dilakukan guru dan anak didik adalah aktivitas yang bertujuan. Apapun yang dilakukan bersama guru dan siswa harus merupakan rencana untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.

Djamarah (2007:38) mengatakan bahwa “belajar bukanlah berproses dalam kehampaan, tidak pula sepi dari berbagai aktivitas”. Proses

pembelajaran yang dilakukan didalam kelas merupaka aktivitas menstransformasikan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Guru diharapkan mampu mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar dan potensi yang dimiliki siswa serta guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir (psikis) maupun dalam berbuat (fisik).

(19)

seperti aktivitas mental”. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar

merupakan salah satu indikatornya adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar dan lain sebagainya.

“Kegiatan belajar / aktivitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur

yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan pola respons peserta didik”, Sudjana (2005:105).

Berdasakan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas belajar siswa merupakan proses perlibatan siswa dalam pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa dalam mencarai informasi dan mengemukakan gagasan atau jawaban, aktivitas siswa bertanya kepada guru dan siswa lain, keberanian dalam mengungkapakan pendapat/gagasan dalam kelompoknya.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan suatu proses yang bersifat kompleks. Dalam proses tersebut seseorang diharapkan pada tuntutan untuk melakukan pembedaan (diskriminasi) dan penyimpulan, Sumiati & Asra (2011:32).

(20)

10

perkembangan mental yang lebih bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannnya bahan pelajaran dengan proses evaluasi hasil belajar.

Hal serupa dikemukakan oleh Hamalik (2004:30) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang setelah belajar, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Pengertian hasil belajar menurut Sukmadinata (2005), “prestasi atau hasil belajar (achievement) merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penugasan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penugasan, pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik”.

Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajar yang telah dialami siswa baik berupa sikap maupun tingkah laku. Indikator ketercapaian hasil belajar dalam penelitian ini mencakup tiga ranah, yaitu: (a) kognitif meliputi pengetahuan dan pemahaman, (b) afektif meliputi sikap dan partisipasi, dan (c) psikomotorik meliputi keterampilan dan kreativitas.

C. Model-model Pembelajaran

(21)

kemampuan hasil belajar. Model pembelajaran dipilih tentunya menghindari upaya penuangan ide kepada siswa sebagaimana terjadi dalam pembelajaran dengan pendekatan imposisi. Agar dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang relevan dengan situasi tertentu perlu dipahami keadaan model pembelajaran tersebut, baik ketepatan maupun tata caranya. Berikut ini beberapa contoh model-model pembelajaran :

1. Model Pembelajaran Inquiry dan Discovery

Metode inquiry dan discovery pada dasarnya dua metode pembelajaran yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Inquiry artinya penyelidikan, sedangkan Discovery adalah penemuan. Dengan melalui penyelidikan siswa akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan, Sumiati & Asra (2011:103). Metode pembelajaran ini berkembang dari ide John Dewey (1913) yang terkenal dengan “Problem Solving

Method” atau metode pemecahan masalah.

2. Model Pembelajaran CTL ( Contextual Teaching and Learning)

(22)

12

3. Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik hanya diajarkan pada siswa sekolah dasar kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3), karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic), perkembangan fisiknya tidak pernah bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, social, dan emosional, Agus (2011: 23).

Strategi pembelajaran tematik lebih mengutamakan pengalaman belajar siswa, yakni melalui belajar yang menyenangkan tanpa tekanan dan ketakutan, tetapi tetap bermakna bagi siswa.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

(23)

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk memilih model pembelajaran kooperatif karena model pembelajaran kooperatif mempunyai peran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam kelompok dan individual.

D. Model Pembelajaran Kooperatif STAD

Menurut Agus (2011:63) “Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri serta meningkatkan kemampuan siswa melalui aktivitas kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendudukung dalam memecahkan masalah. Melalui model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relative sama atau sejajar”.

Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerjasama antarsiswa dalam kelompok untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Muslim dkk dalam Widyantini (2008) pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Ada 4 macam model pembelajarn kooperatif yang dikemukakan oleh Arends dalam Agus (2011:63), yaitu:

(24)

14

3. Jigsaw

4. Structural Approach

Sedangkan dua pendekatan lain dirancang untuk kelas-kelas rendah adalah:

1. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai SD).

2. Team Acclerated Instruction (TAI) digunakan pada pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat TK sampai SD).

Menurut Kunandar (2009:364) men yat akan bahwa STAD adal ah: P ara siswa didalam kel as dibagi menjadi beberapa kelompok, masi ng -masi g terdi ri at as 4 at au 5 anggot a kelompok. Tiap kel ompok m em pun yai anggot a yang heterogen, baik jenis kel amin, ras, etni k, maupun kem ampuann ya. Tiap anggot a kelompok menggunakan lembar kerja akademik, kem udi an sal i ng m embant u untuk m enguasai bahan aj ar m elalui tanya jawab atau diskusi ant ar sesam a anggot a kelom p ok. Tiap kelompok diberi skor at as penguasaann ya t erhadap bahan ajar, dan kepada kel ompok yang meraih prest asi tinggi at au memperol eh skor sempurna di beri penghargaan.

Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif a. Belajar bersama dengan teman.

b. Selama proses pembelajaran terjadi tatap muka antar teman. c. Saling mendengarkan pendapat diantara anggota kelompok. d. Belajar dalam kelompok kecil.

(25)

g. Siswa aktif.

Keunggulan Pembelajaran Kooperatif:

Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan menurut Slavin dalam http://karmawati-yusuf.blogspot.com diantaranya sebagai berikut:

1. Siswa bekerja dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif, ditunjukkan dengan adanya aktivitas dan kerjasama siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

E. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif STAD

Berikut ini tahapan pel aksanaan pembelaj aran koope rati fe ti pe STAD m enurut Egge n dal am Agus ( 2011: 74):

1. Pembelajaran (instruction)

(26)

16

2. Membentuk Kelompok (Transition to Teams)

Guru umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakn 4 hingga 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.

3. Belajar Kelompok dan Pengawasan (Team Study and Monitoring)

Selama murid bekerja dalam kelompok, guru harus mengawasi murid untuk memastikan bahwa mereka bekerja dengan baik. Salah satu tujuan pembelajaran kooperatif adalah mengajar murid untuk bekerja sama. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD satu kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang anggota kelompok. Setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan anggota kelompok mereka. Setiap kelompok harus membantu satu sama lain dan bertanggung jawab agar setiap anggota kelompoknya benar-benar memahami materi yang dipelajari karena keberhasilan individu mempengaruhi keberhasilan kelompoknya.

4. Kuis/tes

Kuis/tes diberikan setelah melaksanakan 1 atau 2 kali pertemuan. Saat kuis/tes siswa tidak boleh saling membantu satu sama lain dan harus mengerjakan soal secara individu. Kuis/tes dikerjakan setiap individu.

5. Poin Peningkatan Individu

Poin peningkatan individu adalah memberikan kepada siswa sasaran yang dapat dicapai jika mereka bekerja lebih giat dan memperhatikan prestasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang dicapai sebelumnya. Hasil tes setiap siswa diberi poin peningkatan yang ditentukan berdasarkan selisih skor tes terlebih dahulu (skor tes awal dan skor tes akhir). Selisih skor siswa tersebut kemudian diberi poin berdasarkan tabel skor perkembangan di bawah ini sehingga diperoleh skor individu. Skor individu setiap anggota kelompok memberi sumbangan kepada skor kelompok.

6. Penghargaan Kelompok

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok. Skor kelompok adalah rata-rata dari peningkatan individu dalam kelompok tersebut.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah:

a. Pembelajaran.

b. Membentuk kelompok.

(27)

e. Poin peningkatan individu f. Penghargaan kelompok.

F. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berikut merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan yang berhubungan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD:

Sumariah (2011) penelitiannya dilakukan pada tahun 2011 mahasiswa Universitas Lampung dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan

Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Cooperattive Learning Tipe Student Achievement Division (STAD) Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VI Semester 1 SDN 1 Pringsewu Utara Kecamatan Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012” tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman materi IPS melalui pembelajaran Cooperative tipe Student Team Achievement Division (STAD) kelas VI SDN 1 Pringsewu Utara. Metode dalam penelitian ini dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Cooperative tipe STAD efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Sedangkan Wartini (2012) penelitian yang dilakukan Wartini pada tahun 2012 mahasiswa Universitas Lampung dengan judul: “Upaya

(28)

18

Tahun Pelajaran 2011/2012” tujuan penelitian ini adalah untuk

meningkatkan akivitas dan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif, serta untuk mengetahui keadaan hasil belajar pada pembelajaran melalui model kooperatif. Penelitian ini dilakukan menggunakan prosedur penelitian 3 siklus. Data penelitian ini diperoleh dengan melakukan perangkat tes, lembar observasi (aktivitas siswa dan aktivitas guru). Dalam pengumpulan aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan data hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian hasil tes pada setiap siklus yang mewakili tiap-tiap indikator.

G. Kerangka Pikir

(29)

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarakan pada tinjauan pustaka dan kerangka pikir diatas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah:

1. Apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatife tipe STAD dengan benar, maka dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat Kecamatan Bulok.

2. Apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatife tipe STAD dengan benar, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat Kecamatan Bulok.

(30)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru sebagai peneliti dan siswa yang diteliti yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa yang terdiri atas 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, dengan harapan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

(31)

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus dan setiap siklus dilakukan selama 4 x 35 menit (2 x pertemuan) yang terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Proses penelitian tindakan kelas tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 : Tahap-tahap dalam PTK ,Wardhani (2007: 24)

Berikut ini disajikan penjelasan singkat tentang prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) di atas sebagai berikut:

SIKLUS I

Pengamatan I

Perencanaan II

SIKLUS II

Pengamatan II

Refleksi I Pelaksanaan I

Pelaksanaan II Refleksi II

(32)

22

Siklus 1

1. Perencanaan

Dalam perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah: a. Membuat perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan.

b. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c. Membuat lembar kerja siswa. d. Mempersiapkan lembar observasi. 2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah: a. Penyajian materi

b. Belajar dalam kelompok

Membagikan lembar kegiatan siswa pada masing-masing kelompok yang membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab pada lembar kegiatan.

c. Memberikan tes individual untuk mengetahui hasil belajar individu.

3. Observasi

Pengamatan dilakukan sejak proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktivitas yang diamati oleh guru, dan lembar aktivitas yang telah disiapkan.

4. Refleksi

(33)

mengevaluasi kelebihan dan kekurangan yang didapat pada siklus I, peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan kembali dengan menentukan rencana perbaikan untuk siklus II.

Siklus 2

1. Perencanaan

Dalam perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah: a. Membuat perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan.

b. Menyusun skenario pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c. Membuat lembar kerja siswa. d. Mempersiapkan lembar observasi. 2. Pelaksanaan

Dalam pelaksaan tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah: a. Penyajian materi

b. Belajar dalam kelompok

Membagikan lembar kegiatan siswa pada masing-masing kelompok yang membantu siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang harus dijawab pada lembar kegiatan.

(34)

24

3. Observasi

Pengamatan dilakukan sejak proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktivitas yang diamati oleh guru, dan lembar aktivitas yang telah disiapkan.

4. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan hasil pengamatan setelah siklus II dilaksanakan, peneliti mengevaluasi kelebihan dan kekurangan yang didapat pada siklus II.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Data Kualitatif

Yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama proses belajar mengajar berlangsung dibantu oleh rekan sejawat dengan mengisi lembar observasi.

2. Data Kuantitatif

(35)

E. Alat Pengumpulan Data

Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Observasi

Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru mitra. Lembar obsservasi ini digunanakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran di kelas selama penelitian tindakan kelas berlangsung. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi langsung terhadap aktivitas siswa selama kegiatan berlangsung dengan menggunakan lembar aktivitas siwa.

2. Tes Hasil Belajar

Instrumen ini digunakan untuk mengambil data kuantitatif mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan materi yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada tiap-tiap siklus.

F. Teknik Analisis Data

(36)

26

digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi pembelajaran.

1. Data kualitatif ini diperoleh dari data non-tes yaitu lembar panduan observasi. Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa dan kinerja guru setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Data tersebut diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Data diperoleh dengan pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran.

Ketercapaian aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata yang dihitung dengan menggunakan rumus:

Tingkat keberhasilan

Tabel 3.1 : Persentase Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru

(37)

4 = Baik 5 = Baik sekali

2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus I dan siklus II dengan memperhatikan aspek ketuntasan, yaitu nilai KKM 60. Data kuantitatif ini didapat dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus:

Rumus: ∑

Keterangan:

X = Rata-rata Hitung Nilai N = Banyaknya siswa X1 = Nilai siswa

(Herrhyanto, dkk. 2009: 42)

G. Indikator Keberhasilan

(38)

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilkukan terhadap siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Suka Agung Barat kecamatan Bulok dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas pembelajaran siswa dalam kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa mencapai 69,73% dengan kriteria “Cukup” dan meningkat sebesar 6,61% pada siklus II menjadi 76,34% dengan kategori “Baik”. Dari hasil berikut maka dapat di ambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat Kecamatan Bulok.

(39)

kategori “Baik”. Dari hasil tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. 3. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kinerja guru. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan kinerja guru pada setiap siklusnya. Pada siklus I kinerja guru mencapai 65,45% dengan kategori “Cukup” meningkat

sebesar 10% menjadi 75,45% pada siklus II dengan kategori “Baik”.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas,saran yang diberikan sebagai berikut:

1. Kepada siswa, sebaiknya mengikuti pelajaran dengan baik, berfikir kritis, berani mengungkapkan pendapatnya, dan lebih banyak berlatih untuk mengerjakan soal-soal agar mendapatkan nilai yang lebih baik.

2. Kepada guru, hendaknya memotivasi para siswa agar belajar dengan giat, dan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Guru juga perlu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

3. Kepala sekolah, hendaknya melengkapi sarana dan prasarana dengan baik, sehingga dalam proses pembelajaran mendapatkan hasil sesuai dengan harapan

(40)

50

DAFTAR PUST AKA

Ari kunt o, 2007. Peni laian Pendidi kan. Bumi Aksara. Jakart a. Budini ngsi h, Asri. 2005 . Pengertian Hasil Belaj ar. Jakarat a.

Dimiyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, S yaiful Bahri & Aswan. 2007. Strategi Bel ajar Mengaj ar. Rineka C i pta. Jakarta.

Ham ali k, Oemar.2004. Proses Belaj ar Mengajar . Bumi Aksara. Bandung.

Herrhyanto, Nar, dkk. 2009. Statistik Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta.

Horwart Kingsle y dalam S udj ana, Hasil Bel aj ar. (htt p:// aadesanj aya.blogspot .com/ 2013/50).

http://karmawati-yusuf.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-matematika- dengan.html.

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Pt. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Hakiim, Lukmanul. 2011. Perencanaan Pembelajaran. CV Wacana Prima. Bandung.

(41)

S

Skkrriippssii WWaarrttiinnii.. 22001122..UUppaayyaaMMeenniinnggkkaattkkaannAAkkttiivviittaassddaannBBeellaajjaarrSSiisswwaaMMeellaalluuii P

PeemmbbeellaajjaarraannKKooooppeerraattiiffPPaaddaaPPeellaajjaarraannIIPPSSPPaaddaaSSiisswwaaKKeellaassIIVV S

SDDNN22LLeemmaattaannggTTaahhuunnPPeellaajjaarraann22001111//22001122.. UUnniivveerrssiittaass LLaammppuunngg.. Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Sukmadinata, 2005. Pengertian Hasil Belajar. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta

Su yat na, Agus. 2011. Pendidi kan dan Lat ihan Profesi Guru Sert ifi kasi Guru Dal am Jabatan 2011.Universit as Lam pung.

Sumiati & Asra, (2011). Metode Pembelajaran. CV Wacana Prima. Bandung.

Tim P en yusun KTSP , 2006. KTSP .Di nas Pendi dikan, Grobogan. Wardhani, IGAK, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.

Jakarta.

Gambar

Tabel
Gambar 1 :  Tahap-tahap dalam PTK ,Wardhani (2007: 24)

Referensi

Dokumen terkait

Megetahui persebaran erosi permukaan dan memetakannya Mengetahui agihan besar erosi tanah di daerah penelitian, Mengetahui tindakan konservasi tanah di daerah

Penelitian ini untuk menganalisis kadar IL-1β dan kortisol bebas pada pasien sepsis yang digunakan sebagai marker prognostik sedangkan penelitian lain belum ada yang

 Mendemonstrasikan cara melipat benda-benda yang telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan rapi sesuai simetri lipatnya.  Mempraktikkan cara menata benda-benda yang sudah

Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil: Pertama, implementasi regulasi yang ada bagi profesi pelaut sebagai subjek hak atas perumahan untuk mendapatkan rumah

Setelah mendapatkan terapi sebanyak 6 kali yaitu pada tanggal 2, 3, 4, 5, 6, dan 8 Februari 2016 dengan diagnosa fraktur 1/3 distal radius sinistra menyebabkan

Rikrik Gemi Setelah dilakukan perhitungan terhadap harga pokok produksi dengan menggunakan metode Konvensional dan metode Activity Based Costing (ABC) maka dapat diambil

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

 Siswa dapat mengakui adanya Allah swt melalui ciptaan alam semesta raya dan seisinya melalui dalil aqli  Siswa dapat. mengenal Allah melalui keindahan alam semesta