Abstrak
MODEL
E-LEADERSHIP
SMK SWASTA KOTA BANDARLAMPUNG
(STUDI KOMPARATIF PADA GURU SMK SWASTA YANG SENJANG
SECARA DIGITAL DI KOTA BANDARLAMPUNG)
Oleh
Jerry Pratama
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengungkapkan model e-leadership SMK swasta di
Kota Bandarlampung, 2. Mengetahui perbedaan model e-leadership SMK swasta di Kota
Bandarlampung yang senjang secara digital. Penelitian ini menggunakan teori Chin dan
Chang (2008) dan mengunakan metode penelitian survey dengan tipe penelitian kuantitatif.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak dan jumlah unit analisis sampel dengan
proporsional sampel adalah 119 guru. Hasil uji-t menunjukan ada perbedaan e-leadership
kepala sekolah SMK swasta yang senjang secara digital. Dimana t hitung (128,360) > t tabel
(1,65) maka Ho ditolak. Penelitian ini didasari oleh persepsi guru terhadap kepala sekolah
mereka. Hal yang penting agar terciptanya kepemimpinan teknologi, bahwa kepala sekolah
harus memiliki komunikasi antarpribadi yang baik. Model pada penelitian ini menggunakan
diagram batang untuk menunjukkan perbedaan nilainya pada setiap dimensi kepemimpinan
teknologi.
Abstract
E-LEADERSHIP MODEL OF SMK SWASTA IN BANDARLAMPUNG
(COMPARATIVE STUDY AT SMK SWASTA WHO ARE DIGITAL DIVIDE
IN BANDARLAMPUNG)
By Jerry Pratama
The purpose of this research are: 1. To reveal e-leadership model of SMK swasta in
Bandarlampung, 2. To know the difference e-leadership model of SMK swasta who are
digital divide in Bandarlampung. This research uses the theory of Chin and Chang (2008)
and survey research method with quantitative research type. The sampling technique was
done randomly and the number of unit of analysys with a proportional sample was 119
teachers. The results of t-test showed the difference e-leadership of principal SMK swasta
who are digital divide. When t-value is bigger than t-table (128,360>1,65), therefore Ho is
rejected. This research is based on teachers perceptions of their principal. The most
important thing for creation of e-leadership, the principal must have good communication
interpersonal. Model in this research using a bar chart to show the difference in scores on
each dimension of e-leadership.
MODEL E-LEADERSHIP SMK SWASTA KOTA BANDARLAMPUNG (Studi Komparatif pada Guru SMK Swasta yang Senjang Secara Digital di Kota
Bandarlampung)
Oleh
JERRY PRATAMA Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI
Pada
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 1
Mei 1993, sebagai anak kedua dari dua bersaudara, dari
Bapak Zainal Abidin (Alm.) dan Ibu Choiriah.
Pendidikan yang penulis tempuh adalah Sekolah Dasar
(SD) diselesaikan di SDN 2 Bumi Waras,
Bandarlampung pada tahun 2004, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di SMPN 18 Bandarlampung pada tahun 2007, dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMA Taman Siswa Teluk Betung pada tahun 2010.
Tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Unila
melalui jalur MANDIRI. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi
asisten dosen mata kuliah komputer bisnis, sering mengikuti survey sosial
kemasyarakatan lembaga survey, enumerator quick count lembaga survey untuk
kepala daerah, beberapa kali sebagai enumerator dan penguji data hasil lapangan
dalam penelitian dosen, dan aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu
Komunikasi sebagai anggota Public Relations. Penulis melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) pada Januari 2013 di Desa Way Tuba, Kecamatan Way Tuba
MOTTO
Kita memang bukanlah manusia yang paling baik di dunia.
Tapi belajarlah untuk memperbaiki diri, agar menjadi
pribadi yang lebih baik. Karena manusia ditakdirkan untuk
selalu belajar dari setiap kesalahan.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kupanjatkan kehadirat Allah S.W.T, sholawat dan salam tercurahkan kehadirat Nabi besar Muhammad S.A.W atas segala cinta kasih, nikmat serta berkah-Nya kepadaku dan keluargaku yang hingga saat ini kami masih diberi kesehatan, serta kelancaran dalam menyelesaikan karya ini. Segala puji hanya untuk Allah S.W.T, kupersembahkan karya kecilku ini kepada orang-orang yang kukasihi serta mengasihiku :
Bapak Zainal Abidin (Alm), walaupun sudah 16 tahun engkau tinggalkan kami, hasil karyaku ini tetap kupersembahkan untuk mu.
Ibu Choiriah, seorang ibu yang begitu tidak pernah lelah menasehati dan
memberikan ku do’a agar anaknya berhasil dan terima kasih untuk kasih
dan sayangnya kepadaku.
Kakakku tercinta, Ayoe Marchelia yang selalu tidak ingin melihat adik tercintanya ini jatuh. Terima kasih atas perhatianmu selama ini pula.
Teman-teman, yang selalu memberikan doa, dukungan serta motivasinya dan selama 4 tahun telah mengisi suka duka bersama.
Dan
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat
dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Model E-leadership SMK Swasta Kota Bandarlampung (Studi Komparatif Pada Guru SMK Swasta yang Senjang Secara Digital di Kota
Bandarlampung)”adalah salah satu syarat upaya untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan ucapan terimakasih
kepada:
1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Ibu Dra. Ida Nurhaida, M.Si, selaku Ketua Penguji serta Pembimbing Utama
atas kesediannya memberikan bimbingan, saran, kritik dan waktunya yang
telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dhanik Sulistyarini, S.Sos.,MComn&MediaSt, selaku Dosen Pembahas
atas kesediannya memberikan bimbingan, saran, kritik dan waktunya yang
5. Ibu Nanda Utaridah, S.Sos.,M.Si selaku Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan saran, waktu, dan kesempatan bagi penulis untuk selalu belajar
menjalani proses kehidupan.
6. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi Universitas Lampung, yang telah
memberikan ilmu, saran dan pelajaran yang sangat bermanfaat bagi penulis
selama di bangku kuliah.
7. Bapak dan ibu Staf Administrasi Fisip Unila Mas Agus, Pak Jauhari, Mas
Tur, Bang Rahman, Kak Pras, Mas Edi, Mas Hendro, Mas Ferdian, Mba vivi.
8. d’backpacker Elmi, Rudi, Yie, Intan, Iin, Dwi, Eka, Hapip, Rifky, Riyan, bersama kalian suka cita kita lalui besama saling bantu membantu ketika
kesulitan.
9. Seluruh kawan-kawan Ilmu Komunikasi 2010, lainnya yang belum tersebut
kalian juga memiliki cerita dan kenangan tersendiri bagi penulis.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
BandarLampung, Juli 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
D. Kegunaan Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 7
B. Tinjauan Tentang Leadership ... 8
1. Pengertian Leadership ... 8
2. Unsur-Unsur dalam Kepemimpinan ... 9
3. Faktor yang Menentukan Seseorang Menjadi Pemimpin ... 11
4. Fungsi Kepemimpinan ... 12
C. Tinjauan Tentang e-Leadership ... 13
1. Pengertian e-Leadership ... 13
2. Peran e-Leadership ... 15
D. Tinjauan Tentang Proses Adopsi Suatu Inovasi ... 16
1. Pengertian Inovasi ... 16
2. Karakteristik yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi ... 16
3. Tahap-tahap Proses Keputusan Inovasi ... 18
4. Jenis-jenis Pengadopsi ... 19
E. Tinjauan Tentang Komunikasi Inovasi ... 20
1. Komunikasi Inovasi dalam Bidang TIK ... 21
1. Pengertian Model ... 22
B. Metode Penelitian ... 33
C. Definisi Konsep ... 34
D. Definisi Operasional ... 35
E. Populasi dan Sampel ... 36
1. Populasi ... 36
2. Sampel ... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ... 41
G. Teknik Pengolahan Data ... 42
H. Teknik Pemberian Skor ... 42
I. Teknik Pengujian Instrumen ... 43
1. Uji Validitas ... 43
2. Uji Reliabilitas ... 44
J. Teknik Analisa Data ... 45
IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum SMK swasta di Bandarlampung ... 46
B. Profil Sampel Sekolah dalam Penelitian ... 47
1. Profil SMK 2 Mei Bandarlampung ... 47
2. Profil SMK Arjuna Bandarlampung ... 51
3. Profil SMK Dharmapala Panjang ... 53
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 55
1. Uji Validitas ... 55
2. Uji Reliabilitas ... 56
3. Menentukan Besar Responden Sampel Penelitian ... 56
4. Uji Normalitas ... 58
5. Analisis Jawaban Responden ... 59
6. Pengujian Hipotesis ... 89
B. Pembahasan ... 90
VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 97
B. Saran ... 98
DAFTAR TABEL
Tabel
halaman
1. Penelitian Terdahulu ... 8
2. Hasil Sensus dan Observasi berdasarkan Keadaan Koneksitas ... 38
3. Ukuran Kemantapan Alpha ... 45
4. Pengelompokkan Guru SMK 2 Mei ... 50
5. Pengelompokkan Guru SMK Arjuna ... 52
6. Pengelompokkan Guru SMK Dharmapala... 54
7. Hasil Validitas Angket. ... 55
8. Jumlah Guru di 3 SMK Diteliti ... 56
9. jumlah Guru yang Dijadikan Sampel di 3 SMK Swasta Secara proporsional ... 58
10. Hasil Normalitas ... 59
11. Pentingnya Mempunyai Visi Komputer dan Internet Untuk Kemajuan Sekolah ... 60
12. Sekolah Punya Tim Komputer yang Bertanggung Jawab Pada Perawatan Komputer dan Internet Sekolah ... 61
13. Pemimpin Sangat Mendukung Keberadaan Komputer dan Internet di Sekolah. ... 63
14. Implementasi TIK di Sekolah Selalu dipantau Perkembangannya. ... 65
15. Administrasi Sekolah Telah Dikelola Dengan Komputer Sehingga Lebih Efisien. ... 66
16. Guru Maupun Staf Administrasi di Sekolah Selalu didorong Untuk Mengikuti Pelatihan-Pelatihan Komputer dan Internet ... 68
17. Sekolah Telah Menyediakan Sarana Laboratorium Komputer yang Memadai dan Cukup Untuk Pembelajaran ... 69
18. Sekolah Menyediakan Sarana Komputer Untuk Guru dan Staf Administrasi ... 71
19. Sekolah Menyediakan Akses Internet Untuk Guru dan Administrasi ... 73
20. Sekolah Menyediakan Akses Internet Secara Bebas Untuk Semua Warga Sekolah ... 74
21. Evaluasi Kinerja Guru dan Staf Telah Memasukkan Unsur Teknologi dalam Penilaiannya ... 76
23. Pemimpin Sekolah Selalu Sabar dan Mendorong Secara
Positif pada Penggunaan Komputer dan Internet di Sekolah ... 79
24. Pemimpin Sekolah Selalu Mendorong Guru Untuk Meningkatkan Profesionalitas Keterampilan Komputer dan Internet ... 81
25. Ketika Guru Kesulitan Dalam Menggunakan Komputer dan Internet, Sekolah Telah Menyiapkan Tim Untuk Membantu... 83
26. Pemimpin Sekolah Selalu Menyediakan Waktu Konsultasi Penggunaan Komputer dan Internet di Sekolah ... 84
27.Pemimpin Sekolah Selalu Mendorong Guru dan Staf Untuk Mengembangkan Profesionalitas Dengan Penguasaan Komputer ... 86
28.Sekolah Telah Memiliki Prosedur Mengevaluasi Efektivitas Laboraturium Komputer dan Internet ... 88
29.Pengujian Hipotesis ... 89
30.Kriteria dan Pengategorian Sekolah ... 91
DAFTAR BAGAN
Bagan
halaman
1. Pola Pengajaran Sudjana ... 21
2. Model Kepemimpinan Chin dan Chang ... 29
3. Kerangka Pikir ... 31
LAMPIRAN 1. KUESIONER
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian:
a. Mohon diisi pertanyaan/ pernyataan dalam kusioner ini dengan jawaban sebenarnya
b. Pilihan yang Bapak/Ibu mewakili keadaan sebenarnya mohon di contreng (V) atau disilang (X) c. Jawaban Bapak/Ibu benar-benar hanya digunakan untuk keperluan penelitian.
A. Data Responden
Nama : ………(boleh tidak diisi jika tidak berkenan)
Umur : ………. tahun Jenis Kelamin : L / P Suku :………..
Bidang studi : IPA IPS Bahasa Matematika TIK
Pendidikan : SLTA Diploma S1 S2 S3
B. Gadget Informasi yang digunakan: C. Rata-rata lama mengakses internet perhari:
E. Pengalaman menggunakan internet: 2. Warnet
3. Blackberry 1. tidak pernah menggunakan internet 4. Modem Pribadi 2. kurang dari setahun
5. Hotspot sekolah 3. antara 2-5 tahun 6. Lab.Sekolah 4. lebih dari 5 tahun
F. Aktivitas Responden di internet:
1. Punya e-mail? Ya/ tidak Jika ya tuliskan email anda………
2. Punya Instant Messeger? Ya/tidak Jika ya tuliskan ………
3. Member dari suatu milis ? Ya/ tidak Jika ya tuliskan ………
4. Punya Twitter ? Ya/ tidak Jika ya tuliskan ………
5. Punya facebook? Ya/ tidak Jika ya tuliskan ………
6. Punya Blog ? Ya/ tidak Jika ya tuliskan program Blog yang dipakai.
………
7. Blog untuk e-learning Ya/ tidak Jika ya tuliskan ………
8. Browsing/mencari informasi Ya/ tidak Jika ya tuliskan search engine yang sering dipakai
9. Download gambar dari internet Ya/ tidak
10. Download music dari internet Ya/ tidak Jika ya tuliskan program pengunduhnya……….
11.Download video/film Ya/ tidak Jika ya tuliskan program pengunduhnya……….
12. Upload gambar Ya/ tidak
13. Upload musik Ya/ tidak
14 .Upload video Ya/ tidak
15. unduh software/games Ya/ tidak
16. Shopping/belanja Ya/ tidak
17. Aktivitas lainnya tuliskan……….
G. Pengalaman menggunakan internet
1. Rata-rata menggunakan internet a. setiap hari
b. 3- 4 kali dalam seminggu
c. sekali dalam seminggu
d. kalau ada perlu saja
e. tidak pernah ngenet
2. Berapa lama ngenet dalam sehari a. < 2 jam
Berilah tanda conteng (V) untuk pilihan jawaban yang dirasakan paling sesuai buat Anda.
SB = Sangat Benar B= Benar TB= Tidak Benar STB= Sangat Tidak Benar
Pernyataan SB B TB STB
1 Pemimpin sekolah sering menyampaikan pentingnya komputer dan internet untuk kemajuan sekolah
2 Sekolah kami punya TIM Komputer yang bertanggung jawab pada perawatan komputer dan internet sekolah.
3 Pemimpin sangat mendukung keberadaan komputer dan internet di sekolah
4 Implementasi (TIK)/komputerisasi di sekolah selalu dipantau perkembangannya.
5 Administrasi sekolah kami telah dikelola oleh komputer sehingga lebih efesien
6 Guru maupun staff administrasi di sekolah kami selalu di dorong untuk mengikuti pelatihan-pelatihan komputer atau internet.
7 Sekolah telah menyediakan sarana laboratorium komputer yang memadai dan cukup untuk pembelajaran siswa
8 Sekolah menyediakan sarana komputer untuk guru dan staf administrasi
Pernyataan
9 Sekolah menyediakan akses internet untuk guru dan administrasi
10
Sekolah menyediakan akses internet secara bebas untuk semua warga
sekolah
11
Evaluasi kinerja guru dan staff telah memasukkan unsur teknologi dalam
penilaiannya.
12
Pemimpin sekolah selalu menyampaikan kepeduliannya terhadap
kebutuhan komputer dan internet di sekolah
13
Pemimpin sekolah selalu sabar dan mendorong secara positip pada
penggunaan computer dan internet di sekolah
14
Pemimpin sekolah selalu mendorong kami untuk meningkatkan
profesionalitas dengan keterampilan computer dan internet.
15
Ketika kami kesulitan dalam menggunakan komputer atau internet,
sekolah telah menyediakan tim yang siap membantu.
16
Pemimpin sekolah selalu bersedia menyediakan waktu konsultasi
penggunaan komputer dan internet di sekolah
17
Pemimpin sekolah selalu mendorong guru dan staff untuk
mengembangkan profesionalitas dengan penguasaan computer
18
Sekolah telah memilki prosedur mengevaluasi efektivitas laboratorium
computer dan atau internet
LAMPIRAN 4. HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
e-leadership
N 119
Normal Parametersa,b Mean 52,5294
Std. Deviation 4,46421
Most Extreme Differences Absolute ,091
Positive ,084
Negative -,091
Kolmogorov-Smirnov Z ,996
Asymp. Sig. (2-tailed) ,275
a. Test distribution is Normal.
LAMPIRAN 5. HASIL UJI T (t-test)
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
e-leadership 119 52,5294 4,46421 ,40923
One-Sample Test
Test Value = 0
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
LAMPIRAN 6. HASIL SENSUS SEKOLAH
No
Sekolah siswa Rincian siswa
Guru
SMK KRISTEN BPK PENABUR BANDAR
LAMPUNG 263 112 151 22 4 18 1 62 1 1 speedy 1 0 1 Mbps Windows XP
SMK TAMAN SISWA TELUK BETUNG
16 SMK ARJUNA BANDAR LAMPUNG 80 53 27 22 4 18 2 48 1 0 modem 0 0 512/ kbps Windows 7
17 SMK TRISAKTI BANDAR LAMPUNG 594 184 410 51 13 38 6 45 4 1 speedy 1 0 512/kbps Windows
18 SMK FARMASI KESUMA BANGSA 166 69 97 25 10 15 1 7 2 1 Speedy 1 0 512/kbps Windows 7
19 SMK BHINEKA BANDAR LAMPUNG 134 132 2 28 16 12 1 16 2 1 speedy 0 0 512/kbps Windows XP
20
SMK SURYA DHARMA BANDAR
LAMPUNG 100 15 85 22 4 18 1 15 1 1 speedy 0 0 512 / kbps windows 7
21 SMK BINA MULYA 164 58 106 23 10 13 4 59 1 0 speedy 0 0 512/kbps windows 7 & Linux
22 SMK PENERBANGAN LAMPUNG 49 16 33 17 7 10 2 15 4 0 speedy 1 0 512 / KBPS Windowa XP
23
SMK BINA LATIH KARYA BANDAR
LAMPUNG 771 691 80 38 20 18 4 60 4 1 speedy 1 1 512 / kbps Windows XP, &, Linux
24 SMK PGRI 4 BANDAR LAMPUNG 234 55 179 37 16 21 4 20 2 1 speedy 1 0 512 / KBPS Windows 7
25
SMK SATRIA BAHARI BANDAR
LAMPUNG 169 151 18 36 26 10 2 8 1 0 speedy 0
(wifi
id) 512/kbps Windows XP
26 SMK 2 MEI BANDAR LAMPUNG 1720 1638 82 90 60 30 6 90 10 1 Speedy 2 1 1/Mbps windows 7 & Linux
27 SMK GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG 620 150 470 46 23 23 3 135 2 1 speedy 0 0 512/kbps Windows 7
28 SMK PGRI 1 BANDAR LAMPUNG 107 38 69 29 7 22 3 15 3 0 speedy 0 0 512/kbps Windows 2003
29
SMK MUHAMMADIYAH 2 BANDAR
LAMPUNG 156 40 116 32 13 19 2 20 2 1 Speedy 0 0 512/kbps Windows 2007
30 SMK DWI PANGGA 70 20 50 15 5 10 4 23 5 0 Speedy 0 0 512/kbps Widows 7 & XP
LAMPIRAN 7. DOKUMENTASI
GAMBAR SMK 2 MEI
GAMBAR SMK ARJUNA
GAMBAR SMK DHARMAPALA
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Tidak dapat disangkal bahwa kehidupan selama beberapa dasawarsa belakangan
ini ditandai oleh perubahan besar yang berpangkal dari kemajuan teknologi
komunikasi. Bentuk kemajuan teknologi komunikasi yang paling mutakhir adalah
berkembangnya internet dengan segala fasilitas dan kemudahan yang ditawarkan.
Di sini berarti untuk hal perangkat atau device sudah terpenuhi kemudahan dan
pembaruan teknologi yang dihadirkan (inovasi), selanjutnya tinggal
bagaimanakah manusianya memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi
dan inovasi tersebut agar dapat bersaing dengan Negara-negara maju yang
notabene telah menggunakan teknologi di segala bidang. Menurut Nurhaida, dkk
(2013) merujuk ke laporan United Nations Development Program (UNDP) 2013
bahwa Indeks Pengembangan Manusia (IPM) Indonesia berada di peringkat 121
dari 187 negara. Di lingkup ASEAN, Indonesia berada di peringkat 6 dari 10
negara. Bila disimak lebih jauh, indeks pendidikan Indonesia berada di urutan 7
dari 10 negara ASEAN dan indeks daya saing (competitive index) berada di
2
Selanjutnya, Nurhaida, dkk (2013) mengungkapkan, dalam rangka mengejar
ketertinggalan tersebut dan meningkatkan daya saing bangsa. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional (Kemendikbud) telah memprogramkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam sistem pendidikan. TIK selain
menjadi pelajaran wajib di sekolah, juga sebagai wahana transformasi pendidikan
modern dengan mengintegrasikan TIK pada sistem sekolah. Komputer, internet,
printer, LCD, telephone, TV dan teknologi informasi lainnya adalah sarana
pembelajaraan dan manajemen yang harus disediakan. Di sisi lain Sumber Daya
Manusia (SDM) seperti guru, staf administrasi, tenaga teknik harus terampil TIK
dan mempunyai persepsi positif untuk bekerja dalam budaya baru, yaitu budaya
pendidikan berbasis TIK.
Menurut Zulkarimen Nasution (2012) kemajuan yang luar biasa dalam TIK
tersebut telah mendorong perubahan ekonomi dan sosial yang mengubah bentuk
bisnis dan masyrakat. Singkatnya, mereka yang memiliki akses internet semakin
berdaya kuasa, mereka yang tidak justru semakin tertinggal. Kondisi ini menurut
para teknolog dinamakan kesenjangan digital (digital divide).
Data yang diperoleh dari Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Kemendikbud
bahwa program Indonesia Digital School (Indischool) menyebutkan kurang lebih
18.000 sekolah atau lembaga pendidikan mulai SD hingga perguruan tinggi di
Indonesia telah terkoneksi akses internet. Dari segi geografis wilayah yang
berbeda antara kota dan desa, apabila masih terdapat wilayah yang belum
memiliki fasilitas jaringan internet maka akan mengalami kensenjangan digital
3
satu kota, masih memungkinkannya terjadi kesenjangan digital antarsekolah. Hal
ini dapat dilihat dari SDM dan fasilitas infrastruktur kegiatan TIK di sekolah.
Sementara sarana laboratorium komputer sebagai sarana membangun kompetensi
TIK juga faktanya sama. Menurut Nurhaida, dkk (2011) menemukan bahwa 43%
SLTA yang ada di Kota Bandarlampung yang nota bene adalah ibu kota provinsi
memiliki komputer kurang dari 10 unit, padahal siswa yang harus dilayani lebih
dari 40 siswa. Demikian juga sekolah SLTA negeri, yang mempunyai sumber
finansial yang sama namun faktanya keadaan laboratorium dan implementasi TIK
dalam sistem sekolahnya sangat beragam. Padahal program percepatan
pembangunan nasional tahun 2010 (Inpres No.1 Tahun 2010) target penerapan
sistem sekolah berbasis TIK yaitu 40% SLTA dan 20% SLTP.
TIK utamanya internet sebagai suatu inovasi yang diimplementasikan ke dalam
suatu sistem sekolah, merupakan suatu keputusan yang dilakukan oleh birokrasi
(bersifat topdown). Beberapa situasi adakalanya inovasi memang sesuai dan
dibutuhkan oleh anggota organisasi, namun sering juga tidak dikehendaki
(unfavorable). Dalam kondisi demikian sering pengadopsian tidak sesuai dengan
inovasi. Fokus karakteristik difusi inovasi terdapat tiga, yaitu siswa dan guru,
sekolah dan sistem pendidikannya.
Nurhaida, dkk (2012) bahwa adopsi inovasi di sekolah dilihat dari siswa sebagai
unit analisis adalah output inovasi, sementara guru sebagai aktor pelaksana
menjadi indikator perubahan. Sedangkan perubahan sistem sangat tergantung
pada manajemen suatu sekolah, karena itu dalam kaitannya dengan adopsi TIK,
4
mengomunikasikan implementasi teknologi TIK di sekolah. Bahkan ditandaskan
lagi bahwa kepala sekolah justru merupakan fasilitator perubahan tersebut.
Menurut Shen dalam Chang, I.-H., Chin, J. M., & Hsu, C.-M, (2008)
pengembangan teknologi secara historis difasilitasi peradaban manusia yang
progresif, lingkungan hidup ditingkatkan dan meningkatkan kesejahteraan
manusia
TIK sebagai alat belajar yang penting dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Pemanfaatan teknologi informasi sekolah ini dirancang untuk membantu siswa
dan meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, mengembangkan siswa
melek teknologi menjadi semakin penting. Menurut Scott, 2005 dalam Chang,
I.-H., Chin, J. M., & Hsu, C.-M, (2008) kepala sekolah harus memiliki dasar
keterampilan teknologi informasi untuk mendukung staf dalam mempersiapkan
siswa menghadapi tantangan era informasi. Menurut Tan, S.C., & Ong, K.K. A,
(2011) mengemukakan peran e-leadership kepala sekolah dan menyimpulkan
bahwa e-leadership merupakan prediktor yang kuat dalam menentukan tingkat
penggunaan teknologi di sekolahnya. Di mana peran utama telah bergeser dari
fokus manajemen ke lingkup yang lebih luas, yaitu siswa dalam praktik belajar.
Mencerminkan visi pembangunan, fasilitas dan mendukung kepemimpinan untuk
menciptakan perubahan pendidikan yang berkualitas.
Teknologi baru yang berkaitan dengan standar dan indikator kinerja untuk
administrasi pun telah dikembangkan dan teknologi pelaku peran kepemimpinan
telah meluas sebagai sarana untuk memperbaiki kinerja dan mendukung integrasi
5
instruksional agar berjalan dengan baik dalam proses belajar mengajar.
Menciptakan suasana efektif dalam proses belajar dan e-leadership dapat menjadi
kunci bagi reformasi pendidikan yang berhasil atau inovatif. Untuk menggunakan
teknologi, dibutuhkan juga literasi kepemimpinan tentang teknologi, dengan
memanfaatkan tenaga ajar di setiap sekolah.
Selaras dengan fakta bahwa terdapat kesenjangan digital di antara SLTA di Kota
Bandarlampung. Maka perlu diketahui bagaimana e-leadership kepala sekolah
sebagai top manager pada sekolah yang implementasi TIKnya baik dan sekolah
yang belum sepenuhnya mengimplementasikan TIK. Dengan cara itu dapat
diketahui model e-leadership yang tepat dalam mendorong adopsi TIK.
e-Leadership ini dapat diukur dari persepsi guru yang mempunyai pengalaman
langsung berinteraksi sebagai pelaksana implementasi TIK di sekolah.
Data yang diperoleh dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
dengan halaman website (datapokok.ditpsmk.net) SMK swasta, Kota
Bandarlampung memiliki 36 SMK swasta yang berbeda kemampuan teknologi
dan koneksi ke internet. Ada sekolah yang telah terkoneksi dengan baik ke dalam
laboratorium dan kelas belajar, ada yang hanya terkoneksi dalam laboratorium
saja. Bahkan tidak terkoneksi sama sekali dengan internet baik laboratorium
maupun kelasnya. Keadaan ini menunjukan kesenjangan digital dikarenakan
punya dan tidak punya akses internet. Apakah faktor ini juga dapat dipengaruhi
6
B.Rumusan Masalah
Secara rinci masalah yang akan diungkapkan melalui penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah model e-leadership SMK swasta di Kota Bandarlampung?
2. Apakah ada perbedaan model e-leadership pada SMK swasta di Kota
Bandarlampung yang senjang secara digital?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengungkapkan model e-leadership SMK swasta di Kota Bandarlampung.
2. Mengetahui perbedaan model e-leadership SMK swasta di Kota
Bandarlampung yang senjang secara digital.
D.Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini yaitu:
1. Secara teoretis penemuan penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan
Ilmu Komunikasi di bidang komunikasi pembangunan, khususnya
komunikasi inovasi di bidang TIK.
2. Secara praktis penemuan model e-leadership kepala sekolah di SMK swasta
ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemegang kebijakan dalam
merancang strategi mentransformasi pendidikan modern melalui
e-education, yaitu bagi Kementerian Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Penelitian Terdahulu
Peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai bahan perbandingan guna
mempermudah peneliti dalam mendapatkan informasi seputar penerimaan dan
pengimplementasian suatu teknologi inovasi di sekolah. Perubahan sistem sangat
tergantung pada manajemen suatu sekolah. Oleh karena itu dalam kaitannya
dengan adopsi TIK, kepala sekolah memegang peranan sangat penting dalam
mendorong dan mengomunikasikan implementasi TIK di sekolah. Guru, sebagai
pengajar apakah terbiasa mengajarkan siswa dengan menggunakan teknologi
inovasi seperti komputer dan internet di sekolah atau tidak.
Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008: 100) seorang peneliti harus belajar dari
peneliti lain, untuk menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau
8
Berikut merupakan penelitian terdahulu mengenai e-leadership :
Tabel 1. Penelitian Terdahulu.
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan diri seseorang (pemimpin) untuk
mempengaruhi orang lain (yang dipimpin), sehingga orang lain bertingkah laku
sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Menurut Abu Ahmadi (2009:
113) sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindakan yang
dilakukan seseorang atau suatu badan, yang menyebabkan gerak dari warga
masyarakat. Beberapa definisi tentang kepemimpinan dari beberapa tokoh :
1. Menurut Boring, Langeveld dan Weld.
Kepemimpinan adalah hubungan dan individu terhadap bentuk suatu
kelompok dengan maksud untuk dapat menyelesaikan beberapa tujuan.
2. Menurut George R. Terry.
Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar dengan
9
3. Menurut H. Goidhamer dan E.A. Shils.
Kepemimpinan adalah tindakan perilaku yang dapat mempengaruhi tingkah
laku orang-orang lain yang dipimpinnya.
4. Menurut Ordway Tead.
Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk bekerja
sama menuju pada kesesuaian tujuan yang mereka inginkan.
5. Menurut John Ptiffner.
Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkordinasikan dan mengarahkan
individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas yang
menyebutkan pengertian kepemimpinan. Peneliti menyimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah seseorang yang dapat mengajak orang lain agar melakukan
apa yang dikehendaki si pemimpin, karena persamaan tujuan antara yang
dipimpin dengan yang memimpin. Semua orang yang memimpin orang-orang
maupun organisasi belum tentu dapat diterima atau didengar suaranya oleh
mereka yang dipimpinnya. Hal itu tidak lepas dari karakter yang dimiliki oleh si
pemimpin itu sendiri. Maka dari itu orang yang dijadikan pemimpin memiliki
banyak persyaratan agar mereka dapat memimpin, mengarahkan, maupun
mengajak bawahan mereka dengan penuh semangat kerja yang tinggi.
2. Unsur-Unsur Dalam Kepemimpinan
Bagaimanapun di dalam sebuah proses kepemimpinan akan selalu ada masalah
yang selalu meliputinya, karena masalah adalah pelengkap disetiap proses
10
selalu berada pada faktor luar maupun faktor dari dalam manusianya sendiri.
Menurut Abu Ahmadi (2009: 115) menyebutkan beberapa unsur kepemimpinan
yang selalu ada di dalam masalah kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Unsur manusia.
Manusia sebagai pemimpin ataupun sebagai mereka yang dipimpin,
bagaimana hubungan mereka di dalam situasi kepemimpinan, bagaimana
sifat seorang pemimpin dan syarat-syarat kepemimpinan itu tanpa
melupakan bagaimana seharusnya memperlakukan manusia itu sebagai
manusia. Dalam persoalan kepemimpinan, seluruh pelaku dan
pendukungnya adalah manusia dan manusia saja.
2. Unsur sarana.
Yaitu merupakan segala macam prinsip dan teknik kepemimpinan yang
dipakai dalam pelaksanaannya. Termasuk bakal pengetahuan dan
pengalaman yang menyangkut manusia itu sendiri dan kelompok manusia
yang lain.
3. Unsur tujuan.
Merupakan sasaran akhir ke arah mana kelompok manusia akan digerakkan
untuk menuju maksud tujuan tertentu.
Ketiga unsur di atas dalam pelaksanaannya selalu ada dan terjalin erat satu sama
lain yang tidak bisa terpisahkan dan terbantahkan masing-masing. Seperti unsur
manusia, karena sifat manusia sangat beragam yang tidak akan pernah sama
antarindividu, pasti akan selalu timbul gesekan-gesekan di antara proses sosial
mereka. Baik sebagai pengambil kebijakan maupun penerima kebijakan, semua
11
pemicu timbulnya perselisihan di antara mereka karena menganggap pihaknya
dirugikan oleh pihak lain.
Dalam segi sarana pun, bisa menimbulkan permasalahan kepemimpinan. Seperti,
apakah si pemimpin memiliki cukup kemampuan untuk didengarkan maupun
mengajak bawahannya. Dari segi tujuan, baik individu maupun kelompok selalu
memiliki tujuannya masing-masing. Apakah antara tujuan kelompok dengan
tujuan individu masih dapat sejalan. Walaupun tidak, sejauh apa tujuan kelompok
bisa dicapai dengan sedikit mengorbankan kepentingan individu. Apabila tujuan
individu dengan tujuan kelompok dapat selaras, maka tujuan bersama yang telah
ditetapkan sejak awal tidak akan mengalami hambatan yang sangat berat karena
adanya komitmen mereka.
3. Faktor-Faktor yang Menentukan Seseorang Menjadi Pemimpin
Setiap orang yang menjadi pemimpin adalah sebuah pilihan, ini karena penetapan
persyaratan kelompok yang membutuhkan kriteria yang ideal bagi kelompoknya.
Dengan demikian tidak semua orang yang mencalonkan menjadi pemimpin akan
diterima oleh calon kelompok sebelum ia masuk di dalam lingkungan kelompok.
Dengan begitu, jelaslah bahwa kelompok pun akan memiliki persyaratan yang
harus dipenuhi oleh si calon pemimpin agar mereka menerima calon pemimpin
tersebut apakah sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Terdapat beberapa
faktor yang menjadikan seseorang menjadi pemimpin. Itu menjadi sangat berbeda
bergantung dari karakteristik dari kelompok yang dipimpinnya. Berdasarkan
tujuan dari kelompok, kelompok memiliki pengaruh yang besar terhadap kriteria
12
dalam Abu Ahmadi (2009: 119) 4 faktor yang menentukan seseorang menjadi
pemimpin adalah :
1. Operational leadership.
Orang yang paling banyak inisiatif, dapat menarik dan dinamis,
menunjukkan pengabdian yang tulus, serta menunjukkan prestasi kerja yang
baik dalam kelompoknya.
2. Popularity.
Orang yang banyak dikenal, mempunyai kesempatan yang lebih banyak
untuk menjadi pemimpin.
3. The assumed representative.
Orang yang dapat mewakili kelompoknya mempunyai kesempatan besar
untuk menjadi pemimpin.
4. The prominent talent.
Seseorang yang memiliki bakat kecakapan yang menonjol dalam
kelompoknya mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin.
4. Fungsi Kepemimpinan.
Segala sesuatu di dunia ini telah memiliki fungsinya masing-masing, agar proses
yang terjadi di dalamnya berjalan sesuai dengan keadaan yang normal. Apabila
sebuah fungsi tidak berjalan dengan baik dari suatu sistem maka akan
mengakibatkan putusnya sebuah sistem, yang mengakibatkan tidak berjalannya
sistem sebagaimana mestinya. Reven dan Rubbin dalam Abu Ahmadi (2009: 133)
13
1. Membantu menetapkan tujuan kelompok.
Pemimpin adalah pembuat kebijakan (policy maker) membantu kelompok
dalam menetapkan tujuan apa yang hendak dicapai. Kemudian merumuskan
rencana kerja guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Sebagai
pelaksana, pemimpin mengkordinasikan kegiatan-kegiatan semua anggota
kelompok sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2. Memelihara kelompok.
Selama perjalanan kegiatan kelompok, tidak dapat dielakkan terjadi
ketidakcocokan di antara anggota yang sering diikuti dengan ketegangan,
perbedaan pendapat dan secara umum menjaga keharmonisan kelompok.
3. Memberi simbol untuk identifikasi.
Anggota kelompok, suatu ketika memerlukan simbol di mana mereka dapat
mengidentifikasi dirinya seperti misalnya bendera, slogan atau simbol yang
lain.
4. Mewakili kelompok terhadap kelompok lain.
Pemimpin mewakili kelompok dalam hubungannya dengan kelompok atau
orang lain. Ia diharapkan dapat menyelesaikan masalah dan ketegangan di
antara kelompok dan membantu kerja kelompok dengan kelompok lain
terhadap tujuan umum.
C.Tinjauan Tentang e-Leadership 1. Pengertian e-Leadership
Huruf “e” yang berada di depan kata leadership memiliki arti bahwa huruf
tersebut bermakna elektronik, atau yang lebih spesifik merupakan suatu bagian
14
kepemimpinan menurut Menurut John Ptiffner dalam Abu Ahmadi (2009: 115)
merupakan seni dalam mengkordinasikan dan mengarahkan individu atau
kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki. Apabila dua istilah
tersebut digabungkan maka e-leadership berarti bahwa sifat untuk mengajak atau
memimpin orang lain untuk melakukan suatu kegiatan dalam bidang teknologi.
e-Leadership menggabungkan konsep, kepemimpinan dengan perkembangan
teknologi saat ini. Ia mencakup kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai
peran dan melaksanakannya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi. e-Leadership mencoba mengambil keuntungan dari teknologi untuk
mempengaruhi kelompoknya sesuai dengan nilai yang dianut pemimpinnya. Bagi
seorang pemimpin atau guru di dalam penelitian ini, sangatlah penting dimilikinya
sifat untuk mengajak agar menggunakan sebuah teknologi.
Dasgupta (2011, 2) menyimpulkan “The authors defined e-leadership as a social influence process mediated by AIT (advanced information technology) to produce a change in attitudes, feelings, thinking, behavior, and/or performance with individuals, groups, and/or organizations. They also asserted that e-leadership
―can occur at any hierarchical level in an organization, involving both one-to-one as well as one-to-one-to-many interactions over electronic media. The authors used the Adaptive Structuration Theory (AST) to study how technology and leadership impact each other—more specifically, how technology impacts leadership and is
itself changed by leadership. AST is based on the theory that ―human action is
guided by structures, which are defined as rules and resources that serve as
templates for planning and accomplishing tasks.”
Dapat kita singkat apa definisi e-leadership dalam jurnal Dasgupta itu
mendefinisikan e-leadership sebagai proses pengaruh sosial yang dimediasi oleh
Advanced Information Technology/ AIT (teknologi informasi yang maju) untuk
15
kelompok atau organisasi. e-Leadership dapat pula disebut sebagai kepemimpinan
teknologi.
2. Peran e-Leadership
Manusia yang menjadi komunikator sangat berguna untuk menjadi sosok kunci
agar memiliki peran untuk kelompoknya agar berjalan dengan terarah. Apalagi
untuk mengajak orang lain atau kelompok untuk menggunakan teknologi pastilah
sangat ada peran pemimpin untuk memotivasi kelompok. Menurut Burke dalam
Blog Fisip Untirta (2013) peran-peran yang harus dijalankan oleh e-leadership
adalah sebagai berikut:
1. Visionary: memiliki kemampuan untuk melihat gambaran yang besar dan
menterjemahkannya kepada anggota organisasinya.
2. Convener: memiliki kemampuan untuk mengelola perbedaan anggota dan
membawa organisasinya ke arah tujuan yang jelas dan pemecahan masalah.
3. Team sponsor: memiliki kemampuan untuk membentuk dan mengarahkan
kelompok kerja nyata dan kelompok virtual.
4. Manager: memiliki kemampuan untuk mengupayakan dan mengalokasikan
sumber-sumber organisasi dengan penuh tanggung-jawab dan kemampuan
untuk mengelola organisasi nyata dan virtual.
5. Innovator: memiliki kemampuan untuk menemukan cara-cara baru untuk
pekerjaan-pekerjaan di luar tugas pokok dan fungsinya.
6. Mentor: memiliki kemampuan untuk membimbing dan mengarahkan
16
D.Tinjauan Tentang Proses Adopsi Suatu Inovasi 1. Pengertian Inovasi
Perubahan zaman yang semakin hari semakin maju timbulnya proses perubahan
tingkah laku manusia. Agar dapat lebih efisien menggunakan waktunya sehingga
terbuatlah hal-hal yang baru. Kemajuan di bidang TIK yang sangat menonjol
sehingga menghasilkan penemuan baru bagi manusia, contohnya komputer
dengan sistem jaringan komunikasi internasional (internet), handphone dan
lain-lain.
Kemajuan teknologi tersebut mengakibatkan adanya perubahan di berbagai
bidang kehidupan, yaitu perubahan terhadap sarana kehidupan, pola tingkah laku
masyarakat, tata nilai, sistem pendidikan dan pranata sosial. Perubahan ini
menuntut manusia untuk menciptakan, memanfaatkan dan mengembangkan
lingkungannya bagi kesejahteraan hidupnya. Inovasi adalah segala sesuatu yang
diciptakan oleh manusia dan dirasakan sebagai hal yang baru oleh seseorang atau
masyarakat, sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Sedangkan dalam
oxforddictionaries.com, innovation is a new method, idea, product,
etc.:technological innovations designed to save energy (inovasi adalah sebuah
metode baru, gagasan, barang, dsb: inovasi teknologi dirancang untuk menghemat
penggunaan energi).
2. Karakteristik yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi
Sebuah inovasi pastilah memiliki karakteristik yang mempengaruhi tingkat adopsi
suatu inovasi dari berbagai aspek yang dipertimbangkan manusia tentang
17
JR (2005) karakteristik yang mempengaruhi tingkat adopsi dapat peneliti sebutkan
seperti berikut :
1. Manfaat relatif – sejauh mana inovasi dipandang lebih baik dari pada
gagasan yang digantikannya.
2. Kesesuaian – sejauh mana inovasi dipandang konsisten, dengan nilai-nilai
yang ada, pengalaman-pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi
yang potensial.
3. Kerumitan – sejauh mana inovasi dipandang sulit untuk dimengerti dan
digunakan.
4. Kemampuan untuk dicoba – sejauh mana inovasi mungkin dicoba secara
terbatas.
5. Kemampuan dapat dilihat – sejauh mana hasil-hasil inovasi dapat dilihat
oleh orang lain.
Inilah aspek-aspek yang dilihat dari segi kehadiran suatu inovasi. Karena sebelum
sebuah inovasi dipasarkan, maka haruslah mempertimbangkan aspek-aspek yang
akan mempengaruhi pengadopsian suatu inovasi. Apabila suatu inovasi memiliki
manfaat yang relatif untuk mempermudah perkerjaan manusia, kesesuaian
inovasi, kerumitan yang tidak terlalu, kemampuan untuk dicoba atau digunakan
oleh kalangan usia manapun, serta kemampuan dapat dilihat orang lain. Maka
suatu inovasi akan sangat mudah diadopsi manusia. Baik itu, oleh kalangan yang
18
3. Tahap-Tahap Proses Keputusan Inovasi
Menurut Werner J. Severin & James W. Tankard, JR (2005) munculnya beragam
inovasi-inovasi baru di dunia ini sangat membantu manusia memudahkan segala
aspek kehidupan, baik itu politik, ekonomi, maupun sosial. Sebuah inovasi dalam
teknologi pastilah banyak mendatangkan keuntungan. Sebelum sebuah inovasi itu
diterima atau diadopsi. Ada beberapa tahapan proses keputusan inovasi seperti
berikut :
1. Pengetahuan – penerimaan kepada inovasi dan suatu pemahaman tentang
bagaimana inovasi berfungsi. Di sini, seseorang memiliki pengetahuan
tentang suatu inovasi serta memahami fungsi inovasi tersebut. Ini adalah
tahapan awal di manapun manusia berada dalam mengadopsi suatu inovasi.
2. Persuasi – pembentukan sikap terhadap inovasi. Memang benar, ketika
seseorang telah memiliki pengetahuan akan suatu inovasi, maka seseorang
akan membentuk sebuah sikap terhadap inovasinya.
3. Keputusan – merupakan aktivitas yang menghasilkan pilihan bagi seseorang
untuk mengadopsi atau bahkan menolak suatu inovasi.
4. Implementasi – penggunaan inovasi. Pada tahap ini seseorang sudah
menggunakan suatu teknologi untuk kehidupannya.
5. Konfirmasi – penguatan atau pembalikan keputusan inovasi yang dibuat.
Dari tahapan di atas, bahwa dalam kehadiran sebuah inovasi, yang terpenting pada
awal-awalnya agar manusia mengadopsinya harus memiliki pengetahuan tentang
inovasinya. Maka apabila seseorang telah memiliki pengetahuan, ia akan
mempelajari inovasi itu apakah bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya untuk di
19
menggunakan sebuah ponsel android, maka ia belum memiliki pengetahuan akan
perangkat ponselnya. Ketika ia terus belajar dan berpikir bahwa ia dapat
menggunakan inovasi yang ditanamkan di dalam ponsel tersebut. Maka sejatinya
ia akan memahami seluk-beluk mengenai ponsel itu dengan cara yang maksimal.
Bandingkan dengan orang yang memiliki ponsel android yang sama, namun ia
tidak memiliki keinginan untuk menggali apa yang ada di dalam ponsel tersebut.
Maka ia akan menggunakan ponsel android itu dengan minimnya pengetahuan
akan inovasi yang ada di dalamnya.
4. Jenis-Jenis Pengadopsi
Ketika orang-orang telah menggunakan atau mengadopsi suatu inovasi, maka
akan dapat digolongkan kedalam jenis apakah orang yang telah peneliti
umpamakan pada kasus di atas. Menurut Werner J. Severin & James W. Tankard,
JR (2005) jenis-jenis pengadopsi suatu inovasi dapat dibedakan menjadi seperti
berikut :
1. Innovator – pengadopsi jenis ini merupakan orang yang berani mengambil
resiko, mempunyai semangat untuk mencoba hal-hal baru, mempunyai
hubungan yang lebih kosmopolitan atau mendunia dari pada rekan-rekan
sesamanya.
2. Pengadopsi dini – merupakan tempat yang terhormat, biasanya tingkat
pimpinan opini yang tertinggi dalam sistem sosial.
3. Mayoritas awal – merupakan orang yang telah tenang dan berhati-hati,
sering berinteraksi dengan sesamanya namun jarang memegang posisi
20
4. Mayoritas akhir – skeptis, sering mengadopsi inovasi karena kebutuhan
ekonomi atau tekanan jaringan kerja yang meningkat.
5. Orang yang ketinggalan atau tradisional – orang yang masih ingin
menggunakan hal-hal yang lama.
Dengan melihat beberapa jenis pengadopsi suatu inovasi di atas. Peneliti dapat
simpulkan bahwa setiap orang yang berani mencoba suatu inovasi, walaupun
belum memiliki pengetahuan yang lebih mengenai suatu inovasi. Ia memiliki
peluang yang lebih besar untuk dapat menerima sebuah inovasi yang ada. Berbeda
dengan mereka yang sudah tidak memiliki pengetahuan namun juga tidak berani
untuk mencoba mempelajari inovasinya. Maka akan sangat sulit untuk dapat
menerima suatu inovasi. Pada jenis yang telah disebutkan di atas, maka orang
yang seperti ini masuk kedalam orang yang ketinggalan atau tradisional.
E.Tinjauan Tentang Komunikasi Inovasi
Inovasi adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia dan dirasakan sebagai
hal yang baru oleh seseorang atau masyarakat, sehingga dapat bermanfaat bagi
kehidupannya. Sedangkan komunikasi adalah cara menyampaikan pesan kepada
komunikan agar terjadi persamaan makna dengan komunikator sebagai
penyampai pesan. Jadi komunikasi inovasi adalah bagaimana penyebaran pesan-
pesan inovasi kepada khalayak dengan menggunakan teknologi informasi dan
21
1. Komunikasi Inovasi Dalam Bidang TIK
Perkembangan dunia dengan arus globalisasi yang semakin kuat dilakukan negara
maju dalam membuat inovasi-inovasi baru, khususnya inovasi dalam bidang TIK
yang semakin canggih.
Gambaran umum perbedaan pola pengajaran tradisional dan pola pengajaran menggunakan media:
Pola pengajaran tradisional (Sudjana,1989)
Pola pengajaran dengan media (Sudjana,1989)
Bagan 1. Pola Pengajaran Sudjana.
Hari Supriyadi menyimpulkan (2009: 3) “Pola pegajaran dengan media perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mempengaruhi pola pengajaran sehingga timbul kecenderungan memanfaatkan teknologi untuk menyempurnakan fasilitas atau alat bantu yang digunakan dalam sistem pengajaran. Menurut Rosenberg (2001) dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke
penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut.”
Peneliti menyimpulkan dari gambar serta kutipan di atas, terdapat perbedaan
antara pola pengajaran tradisional dengan menggunakan media. Pada pola
pengajaran tradisional, alurnya searah dari tujuan ke penetapan isi dan metode ke
guru ke siswa, tidak adanya arus balik untuk mengevaluasi hasil. Artinya, hanya
satu tahap atau arah saja dalam menyampaikan pembelajaran terhadap siswa.
TUJUAN PENETAPAN ISI &
METODE GURU SISWA
TUJUAN PENETAPAN ISI &
22
Sedangkan pada pola pengajaran dengan media, kita dapat melihat adanya alur
balik dari sisi-sisi mana pun, apakah dari siswa atau guru. Peneliti mencontohkan,
siswa dapat bertanya kepada guru dengan menggunakan media seperti internet,
handphone, e-mail, facebook, dll atau sering dikenal dengan nama e-learning.
Selain itu kehadiran internet sebagai produk TIK juga memiliki dampak yang
begitu besar bagi bidang pendidikan, yang merupakan salah satu instrumen dalam
era globalisasi. Hal itu telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan
terhubung dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas. Melalui internet
setiap orang dapat mengakses secara global untuk memperoleh informasi dalam
berbagai bidang kajian dan pada akhirnya akan berdampak kepada timbulnya
perubahan tingkah laku manusia. Karena itulah sebuah komunikasi inovasi di
dalam TIK sejatinya akan sangat berguna untuk merubah wajah pendidikan
negara itu menganut. Di mana, negara yang menganut sistem e-learning, justru
akan sangat banyak memiliki informasi secara global. Mereka memiliki segalanya
terkait apa yang mereka butuhkan. Sebaliknya, metode pengajaran secara
tradisional tidak akan melahirkan penerus yang memiliki wawasan global.
F. Tinjauan Tentang Model 1. Pengertian Model
Menurut David W. Stockburger sebuah model adalah representasi yang berisi
struktur penting dari beberapa objek atau kejadian di dunia nyata. Representasi
dapat berlangsung dalam dua bentuk: 1) fisik, seperti dalam sebuah model
23
alami, program komputer atau satu set persamaan matematika. Dalam kedua
bentuk, karakteristik tertentu yang hadir dengan sifat definisi model.
Dari definisi di atas, sebuah model diartikan sebagai sebuah bentuk fisik yang
mewakili objek yang nyata atau bisa kita umpamakan juga sebagai sebuah replika.
Misalkan sebuah model pesawat, maka sebuah replika pesawat yang berukuran
kecil mewakili objek nyatanya. Sedangkan definisi model simbolik, mewakili
sebuah gambaran/ persamaan akan suatu hal yang diwakilinya, seperti pada rumus
matematika. Bahwa sebuah rumus persamaan digunakan untuk mewakili sebuah
simbol dari model rumus yang digunakan. Pengertian di atas mewakili arti tentang
model itu sendiri. Bahwa suatu model dapat berarti fisik dan juga dapat berarti
simbolik, yang mana dari kedua hal tersebut sebuah model akan mewakili dari
suatu objek yang diwakilinya. Entah itu sebagai sebuah bentuk fisik ataukah
simbolik.
G.Landasan Teoretis
Sebelum menerangkan teori dari Chin dan Chang (2008), peneliti ingin sampaikan
bahwa terdapat banyak teori yang dapat dipergunakan di dalam meneliti
e-leadership. Di antaranya kita dapat menggunakan teori berikut :
1. Avolio (2001), beliau menggunakan Adaptive Structuration Theory di mana
dapat digunakan untuk study,Advanced Information Technology (AIT) atau
teknologi infomasi yang canggih, yang dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh kepemimpinan dan didasarkan interaksi pemimpin dengan
24
2. Menurut Jae Won Jung (2010), Leader-Member Exchange (LMX) theory,
menyatakan bahwa interaksi antara pemimpin dengan pengikut pada pusat
kepemimpinan akan membuat kedekatan hubungan antara pemimpin dengan
pengikut.
Pada dua teori di atas memang terdapat interaksi antara pemimpin dengan yang
dipimpin, namun peneliti masih merasa kurang untuk memilih salah satu teori di
atas. Perbedaannya pada teori Chin dan Chang, mereka mendasarkan agar
terciptanya e-leadership yang baik harus ditunjang kemampuan komunikasi
antarpribadi yang baik pula. Dengan adanya sisi emosional yang intim maka guru
dengan mudah mengimplementasikan apa yang diperintahkan, karena merasa
kepala sekolah memiliki komunikasi yang positif dengan para guru. Sangat logis
jika peneliti mengatakan demikian, karena tanpa adanya pemimpin yang memiliki
dasar komunikasi antarpribadi yang baik, pasti akan mampu menjaga komitmen
untuk membangun sekolahnya. Hal yang menurut peneliti tidak jumpai pada teori
lainnya apabila hanya berdasarkan interaksi semata tanpa adanya sisi pendekatan
personal yang lebih dalam.
Oleh karena itu peneliti memilih menggunakan teori Chin dan Chang sebagai
dasar teori dalam penelitian ini. Teori Chin dan Chang (2008: 232) menyatakan
bahwa untuk menjadi e-leader yang efektif, kepala sekolah harus membangun
hubungan kerja yang positif, mengomunikasikan perubahan dan ide-ide baru
dengan baik, mengidentifikasi, mendukung kebutuhan dan keprihatinan guru.
25
memimpin sekolah mereka untuk memperoleh sumber daya yang keterlibatan
siswa dan pembelajaran lebih baik.
Menurut Chin dan Chang (2008: 230) “The main responsibility of technology
leadership, for example, is to identify the connections among technology, school
vision, school mission, and educational policy. In other words, school leaders
should understand the importance of computer and information technology for
students as well as enrich the technology environment for student learning.
Meanwhile, school leaders should empower, encourage, and collaborate with
experts and local businesses to support campus-wide technology infrastructure.“
Seperti yang dikatakan di atas, bahwa pemimpin sekolah seharusnya mengerti
pentingnya komputer dan teknologi informasi untuk siswa. Peran kepala sekolah
sebagai pemimpin sangat diharapkan agar dapat memberikan gambaran kritis
tentang e-leadership untuk membangun sebuah budaya pembelajaran melalui
media teknologi informasi.
Chin dan Chang (2008: 231)“British research regarding technology leadership may be represented by Robinson (1994). According to Robinson, school administrators should support teachers in understanding the potential of technology while identifying applicable software and hardware. To this end, administrators ought to facilitate the exchange of ideas regarding uses of information technology through team teaching, the creation of work teams, work development checklists, and other resources or methods.”
Bahkan penelitian di Inggris menyebutkan e-leadership secara terwakili oleh
Robinson. Diharapkan guru mengerti potensi teknologi selagi mengidentifikasi
perangkat lunak dan keras. Jadi pentingnya sumber daya yang berkompeten dalam
siswa-26
siswa di sekolah apabila gurunya saja mengerti potensi pentingnya sebuah
teknologi dalam proses belajar mengajar. Kalau saja guru sebagai pendidik
memiliki basis yang kuat akan pengetahuan tentang teknologi. Pasti besar
kemungkinan bahwa nuansa di sekolah itu amatlah efektif karena penerimaan
teknologi itu sendiri digunakan secara maksimal.
Tiga pertanyaan mendasar yang akan dialamatkan dalam penelitian Chin dan
Chang (2008) :
1. Dimensi apa yang dimiliki e-leadership kepala sekolah?
2. Apakah dimensi kepemimpinan kepala sekolah dirasakan untuk kepentingan
guru-guru?
3. Apakah secara praktek masalah kepemimpinan itu dihadapi oleh kepala
sekolah untuk mengimplementasikan e-leadership ke dalam sekolah
mereka.
Menurut Chin dan Chang (2008) “A critical technology leadership element is the ability to develop and articulate a vision of how technology can produce educational change (Kearsley & Lynch, 1994). More importantly, technology leadership skills are necessary for principals to pursue new and emerging educational technologies for their schools (Bailey, 1997). Murphy and Gunter (1997) also suggested that leadership should model and support computer technology to result in more effective curriculum integration of technology by teachers.”
Kesimpulan beberapa tokoh di atas menyebutkan bahwa e-leadership adalah
kemampuan untuk berkembang dan mengartikulasikan sebuah visi untuk
mendukung bagaimana teknologi bisa merubah prosedur dalam pendidikan. Jadi
27
sikap mendukung teknologi dan mengimplementasikannya kepada guru di
sekolahnya.
Lima dimensi kepemimpinan kepala sekolah yang sangat penting untuk meninjau
e-leadership, seorang kepala sekolah dalam membawa sekolahnya untuk
mengenal teknologi, menurut Chin dan Chang (2008):
1. Visi, perencanaan dan manajemen.
Bagaimana sebuah visi, perencanaan dan manajamen yang baik agar terjadi
perubahan positif yang mengarah perubahan menggunakan teknologi.
2. Pelatihan dan pengembangan staf.
Bahwa staf yang terampil sangatlah penting bagi kelancaran adopsi suatu
teknologi di sebuah sekolah.
3. Dukungan infrastruktur dan teknologi.
Tanpa adanya dukungan dan infrastruktur yang memadai, maka akan nihil
hasilnya walaupun sang kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan dan
memiliki sumber daya manusia yang berkompeten, apabila tidak didukung
dengan infrastruktur yang memadai.
4. Riset dan evaluasi.
Sebuah riset dan evaluasi sangat diperlukan apakah terjadi sebuah kemajuan
atau masih adanya kekurangan di dalam pelaksanaan pengadopsian
teknologi.
5. Kemampuan komunikasi antarpribadi.
Bahwa komunikasi antarpribadi yang dimiliki kepala sekolah apabila bagus,
maka ia akan membina sebuah hubungan yang positif dengan
28
Jadi lima kepemimpinan kepala sekolah di atas sangat penting dalam membawa
sekolahnya untuk mengenal teknologi, demi menunjang perubahan budaya
menggunakan teknologi di dalam lingkungan sekolah. Dari 5 dimensi di atas yang
disebutkan Chin dan Chang, hal tersebut dijadikan indikator dalam penelitiannya
menjadi 2 variabel. Yaitu : indikator e-leadership (visi, staf, dukungan dan
evaluasi) serta indikator komunikasi antarpribadi secara personal demi menunjang
penggunaan teknologi di sekolah yang dipimpinnya.
Menurut Kearsley and Lynch 1994 dalam Chin dan Chang (2008) “Mereka mengatakan bahwa teknologi adalah alat ampuh yang mendukung reformasi sekolah dan memfasilitasi pembelajaran siswa. Manfaat potensial dari kepemimpinan yang baik dapat mencakup peningkatan prestasi akademik oleh siswa, peningkatan kehadiran siswa dan mengurangi gesekan, persiapan siswa kejuruan yang lebih baik, operasi administrasi yang lebih efisien dan mengurangi kejenuhan guru.”
Dari pernyataannya bahwa kepemimpinan yang baik sesungguhnya memiliki
potensi yang baik untuk menunjang terjadinya perubahan-perubahan yang lebih
baik. Bahkan menjadikan sistem di sekolahnya menjadi lebih efisien dalam segala
pemanfaatan fasilitas. Entah itu peningkatan prestasi akademik, meningkatkan
kehadiran siswa dan administrasi yang lebih efisien. Pada halaman berikut adalah
29
Bagan 2. Model Kepemimpinan Chin dan Chang (2008).
1. Pada visi, menunjukkan bahwa kepala sekolah perlu mengembangkan dan
menerapkan rencana teknologi jangka panjang sebagai visioner untuk
menjadi e-leadership yang efektif.
2. Pada pengembangan staf, juga menunjukkan pentingnya prinsip-prinsip
pengembangan staf dan kegiatan pelatihan bagi guru dan siswa mereka.
3. Pada dukungan, kepala sekolah juga harus memastikan bahwa
infrastruktur teknologi sekolah ini didukung.
30
4. sebagai e-leader mereka harus mengembangkan rencana evaluasi dan
penilaian untuk sekolah mereka .
Keempat dimensi di atas menjelaskan bahwa dimensi sikap secara signifikan
menjelaskan keefektifan e-leadership kepala sekolah. Sedangkan keterampilan
komunikasi antarpribadi menunjukkan dampak yang signifikan dan positif
terhadap persepsi guru, secara efektif sebagai penguat dari sikap yang ditunjukkan
kepala sekolah. Jadi menurut Chin dan Chang pada skema di atas menjelaskan
bahwa yang berada di sebelah kiri adalah komunikasi antarpribadi sebagai dasar
memiliki hubungan kerja yang positif agar menunjang terciptanya e-leadership di
lingkungan sekolahnya, karena pada dasarnya kepala sekolah memiliki komitmen
yang kuat apabila sudah ditunjukkan dengan komitmen yang nyata walaupun
keadaan fasilitas kurang memadai.
H.Kerangka Pikir
Internet memiliki semua karakteristik yang dimiliki oleh media lainnya. Internet
menyediakan banyak informasi, hiburan, media interaksi dan lain-lain.
Karakteristik serba ada yang dimiliki oleh internet ini tentunya menjadi media
bagi para guru SMK yang dituntut untuk memberikan pendidikan kepada para
peserta didiknya. Sehingga kualifikasi keahlian yang dimiliki, mampu memenuhi
syarat untuk mengisi lapangan kerja yang diperuntukkan untuk peserta didik
SMK.
Sebagai pendidik, guru pun dituntut memiliki kemampuan untuk menggunakan
31
sekolah dengan menggunakan media. Kepala sekolah adalah tokoh sentral dalam
memotivasi para guru untuk lebih mengenalkan (sikap) sebuah inovasi dalam
TIK. Kepala sekolah dalam skema Chin dan Chang (2008), harus memiliki
dimensi e-leadership yaitu; visi, staf dukungan dan evaluasi. Keempat dimensi ini
akan efektif bila disertai skill kemampuan komunikasi antarpribadi, yaitu dengan
mempunyai kepedulian, sikap positif, memahami isu utamanya dalam TIK dan
mempunyai tekad yang tinggi. Peneliti telah membuat sebuah skema kerangka
berpikir agar pembaca dalam skripsi ini dapat dengan mudah mengerti objek di
dalam penelitian ini.
Peneliti membuat skema kerangka berpikir berdasarkan apa yang telah
digambarkan di dalam jurnalnya Chin dan Chang (2008) :
Bagan 3. Kerangka Pikir.
Dari kerangka pikir di atas, peneliti dapat menjelaskan bahwa dimensi yang
berada di sebelah kiri merupakan dimensi komunikasi antarpribadi seorang kepala
sekolah agar membina hubungan yang positif dengan guru sebagai bawahan di
dalam lingkungannya. Dengan komunikasi yang efektif dan suasana kerja yang
Dimensi e-leadership ditunjukkan dengan sikap (Chin dan Chang, 2008)
1. Visi 2. Staf 3. Dukungan 4. Evaluasi Dimensi komunikasi
antarpribadi (personal) :
1.Peduli 2.Positif 3.Isu 4.Tekat