• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA ANAK USIA 13 SAMPAI USIA 15 TAHUN DI SEKOLAH SEPAK BOLA AMOR JUNIOR KOTA METRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA ANAK USIA 13 SAMPAI USIA 15 TAHUN DI SEKOLAH SEPAK BOLA AMOR JUNIOR KOTA METRO"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING

BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA ANAK USIA 13 SAMPAI USIA 15 TAHUN DI SEKOLAH SEPAK BOLA

AMOR JUNIOR KOTA METRO

OLEH

EGI SEPTA WARDANI

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui manakah yang lebih berpengaruh antara model latihan small sided games dan team game tournament terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola anak usia 13 sampai usia 15 tahun SSB Amor Junior Kota Metro.

Metode yang digunakan adalah eksperimen komparatif. Populasi berjumlah 32 anak dan sampel yang diambil menggunakan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes menggiring bola berliku-liku dalam bermain sepak bola. Setelah tes awal dan akhir pengaruh model latihan small sided games

dan team game tournament terhadap kemampuan menggiring bola permainan sepak bola menggunakan teknik analisis data uji-t.

Hasil penelitian model latihan small sided games menunjukkan t table = 2,131 < t hitung 9,486 dan model latihan team game toutnament menunjukan t table = 2,131 <

t hitung 6,324 artinya kedua model latihan ini memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kemampuan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada anak usia 13 sampai 15 tahun SSB Amor Junior Kota Metro.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan antara model latihan

small sided games dan team game tournament terhadap kemampuan menggiring bola pada anak usia 13 sampai 15 tahun SSB Amor Junior Kota Metro.

(2)

PENGARUH LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING

BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA ANAK USIA 13 SAMPAI USIA 15 TAHUN DI SEKOLAH SEPAK BOLA

AMOR JUNIOR KOTA METRO

OLEH

EGI SEPTA WARDANI

Skipsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Metro pada tanggal 29 September 1992, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, Bapak Sugiyanto, S.Pd, M.M. dan Ibu Eti Triyati A.Ma.Pd

Pendidikan Taman kanak-kanak (TK) Aisyah Purwosari Metro Utara diselesaikan tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD N 3 Wonosari, Pekalongan, Lampung Timur pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP N 6 Metro pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Metro pada tahun 2010.

(7)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucapkan Alhamdulillah Hirobbilalamin

Ku persembahkan karya ku ini Kepada :

Bapak ku Sugiyanto dan Ibu ku Eti Triyati adalah segala-galanya bagi kebahagian hidupku Karena merekalah yang dapat memahami segala kekurangan pada diriku

Diiringi dengan do’a tulus, keberhasilan ini dapat kuraih didalam tubuh ku mengalir darah Ibu Dan keringat Bapak

Kakak dan adikku Risa Ayuna dan Decha Darista yang selalu setia menemaniku, serta memotivasi diriku saat kemalasan melanda, kesabaran, serta curahan kasih

sayangnya.

Terimakasih kepada coach Johan,coach Dilli,coach Apri, Pak Bambang, Pak Harno serta wali-wali murid SSB Amor Junior Kota Metro atas kepercayaan yang

diberikan kepada saya untuk melakukan penelitan di SSB Amor Junior Kota Metro.

Rekan-rekan Penjaskesrek angkatan 2010 terimakasih atas kebersamaannya dan segala kasih sayang.

Dan seseorang yang semoga kelak Allah takdirkan untuk mendampingiku mengarungi suka duka jalannya kehidupan

(8)

ix

Moto

“ Hargailah waktu dan kehidupanmu seperti engkau menghargai kedua orang tuamu”

( Penulis)

“ Orang bodoh sulit mendapatkan pekerjaan sehingga dia terpaksa buka usaha sendiri.

Dalam perjalanan bisnisnya harus merekrut orang pintar, alhasil orang bodoh tadi

menjadi bosnya orang pintar”

( BOB SADINO)

“ Orang Berhasil

“ Keberhasilan bukan diukur dari apa yang kita punya, tapi keberhasilan dilihat dari

seberapa guna dan bermanfaat ilmu kita bagi orang banyak”

(9)

x

SANWACANA

Assalammualaikum, wr.wb

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani dan kesehatan FKIP Unila. Dengan Judul Pengaruh Latihan Small Sided Games dan Team Game Tournament

Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepakbola Anak Usia13 Sampai Usia 15 Tahun Di Sekolah Sebak Bola Amor Junior Kota Metro

Dalam Penulisan skripsi iniPenulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing Pertama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan serta motivasi kepada penulis, Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Pembimbing Kedua yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, masukan yang sangat berharga serta kepercayaan kepada penulis

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku dekan FKIP Universitas Lampung.

(10)

xi penulis .

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan. 6. Bapak dan Ibu staf tata usaha FKIP Unila.

7. Ketua dan pengurus SSB Amor Junior Kota Metro yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tulus dan ikhlas semoga diberikan kebaikan dari Allah S.W.T.

Akhir Kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua, amin.

Wassalammualaikum wr.wb

Bandar Lampung, Mei 2015 Penulis

(11)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Durasi Bermain dan Ukuran Bola ... 16

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 53

3. Hasil Uji Normalitas ... 55

4. Hasil Uji Homogenitas ... 56

5. Hasil Uji Hipotesis ... 56

6. Hasil Analisis Pengaruh Tes Awal Dan Tes Akhir Small Sided Games ... 57

7. Hasil Analisis Pengaruh Tes Awal Dan Tes Akhir Team Game Tournament ... 58

8. Analisis Perbedaan Tes Awal Kelompok Small sided games dan Team game Tournament ... 59

(12)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran

1. Instrument Penelitian ... 69

2. Blangko Penilaian Tes Awal dan Tes Akhir ... 71

3. Program Latihan Small Sided Games ... 72

4. Program Latihan Team Games Tournament ... 82

5. Data Hasil Tes Awal Penelitian ... 86

6. Pembagian Kelompok Dengan Ordinal Pairing ... 87

7. Data Hasil Tes Akhir Penelitian ... 88

8. Uji Normalitas Tes Awal Latihan Small Sided Games ... 89

9. Uji Normalitas Tes Awal Latihan Team Game Tournament ... 90

10. Uji Normalitas Tes Akhir Latihan Small Sided Games ... 91

11. Uji Normalitas Tes Awal Latihan Team Game Tournament ... 92

12. Uji Homogenitas Tes Awal ... 93

13. Uji Homogenitas Tes Akhir ... 94

14. Uji-t Perbedaan Tes Awal ... 95

15. Uji-t Perbedaan Tes Akhir ... 97

(13)

xvii

17. Uji-t Pengaruh Team Game Tournament ... 100

18. Tabel Nilai Z ... 101

19. Tabel Nilai L Untuk Uji Normalitas ... 102

20. Tabel r Product Moment ... 103

21. Tabel Nilai t-Student ... 104

22. Tabel Nilai F Untuk Homogenitas ... 105

(14)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Games menggiring Small Sided Games ... 15

2. Bentuk variasi latihan small sided games ... 16

3. Penyajian materi team game tournament ke anak didik sebelum mempraktekkan langsung dilapangan ... 19

4. Team kecil atau kelompok kecil team game tournament ... 20

5. Games menggiring pada latihan team game tournament ... 20

6. Pertantingan antar tim kelompok kecil team game tournament... 21

7. Anak didik menggiring bola memutari cuns ... 24

8. Menggiring bola disaat yang tepat dan waktu yang tepat ... 25

9. Menggiring bola dengan kaki kura-kura bagian dalam... 26

10.Menggiring bola dengan kaki kura-kura bagian penuh... 27

11.Mengiring bola dengan kaki kura-kura bagian luar ... 28

12.Bagan prosedur penlitian eksperimen ... 38

13.Lapangan tes menggiring bola berliku-liku ... 45

14.Diagram Batang Pengaruh Pengaruh Latihan Small sided gamess dan Team Games Tournament Terhadap Keterampilan Menggiring Bola ... 53

(15)

xii

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Latihan ... 11

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52

1. Deskripsi Data ... 52

2. Analisis Data ... 54

(16)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang memerlukan kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

fisik,teknik,taktik bahkan mental pun berperan dalam olahraga ini. Karena unsur-unsur tersebut merupakan bagian dari rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi untuk mencapai sebuah prestasi yang maksimal. Hal yang sangat mendasar dan harus dipelajari dalam sepak bola yaitu teknik-teknik dasarnya yaitu seperti: passing, controlling, shooting, drilbbling dan heading. Karena menguasi teknik dasar sepak bola sangat penting dan harus dilatih terus menerus untuk mencapai maksimal.

(18)

dengan pembinaan usia muda terlihat dari banyak sekolah-sekolah sepak bola yang mulai menjamur di Indonesia. Dimana itu bukti kepedulian segelincir orang terhadap prestasi timnas sepak bola kita. Dan salah satunya SSB Amor Junior Kota Metro yang juga berkomitmen untuk memajukan sepak bola di Indonesia. Dengan komitmen itu SSB Amor Junior bisa menyumbang pemain-pemain berbakatnya apa bila dibutuhkan oleh Negara. SSB Amor Junior memiliki anak didik dari usia 8 sampai 16 tahun yang memiliki cita -cita tinggi dan kemauan yang keras. Itu yang membuat para pengurus SSB Amor Junior bersemangat dan termotivasi untuk menggapai cita-cita anak didiknya.

Namun pada dasarnya kembali pada komitmen diatas bahwa para Pembina bibit-bibit muda ini harus mendepankan pembinaan yang berkesinambungan. Karena dengan pembeniaan yang berkesinambungan anak didik akan

mendapatkan hasil yang memuaskan. Karena semua unsur-unsur dalam sepak bola tidak boleh ada yang tertinggal dan terlewati. Pada permainan sepak bola sering kita jumpai teknik-teknik dasar yang bermacam-macam. Salah satu teknik dasar yang paling sering kita jumpai adalah teknik menggiring bola. Menggiring bola merupakan gerakan lari sambil membawa bola dengan kaki, dimana bola didorong dengan bagian kaki terus bergulir di atas tanah.

(19)

3

1. Untuk melewati lawan.

2. Untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat.

3. Untuk menguasai bola atau menahan bola agar tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengan segera memberikan operan kepada teman.

Menggiring bola merupakan teknik dasar yang harus dikuasai setiap pemain sepakbola secara baik, karena menggiring bola merupakan teknik dasar yang dominan digunakan untuk mengontrol bola tetap dalam penguasaan tim dan mengubah arah penyerangan. Dalam melakukan serangan, menggiring bola dapat dijadikan sebagai strategi seorang penyerang untuk menciptakan peluang menendang ke gawang lawan demi teciptanya gol.

(20)

beberapa prinsip yang harus diperhatikan antara lain : 1) Giring bola dekat kaki, 2) Giring bola dengan sisi luar bagian depan kaki sementara pinggul tetap mengarah lurus ke depan, 3) Pemain berlatih mengubah arah giringan, menambah atau mengurangi kecepatan dalam menggiring bola dan sewaktu-waktu menghentikan bola. Pada hakikatnya menggiring bola dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni : 1) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam, 2) Menggiring bola dengan kaki bagian luar, 3) Menggiring bola dengan punggung kaki (Danny Mielke; 2007: 8-9)

(21)

5

Namun pada kenyataannya masih banyak para anak didik yang kemampuan menggiring bolanya masih rendah. Hal ini dapat dilihat dalam permainan yaitu jarang sekali siswa berani menggiring bola di daerah pertahanan lawan. Masih rendahnya kemampuan siswa dalam menggiring bola tersebut perlu ditelusuri faktor-faktor penyebabnya. Metode latihan yang diterapkan selama ini perlu dievaluasi untuk mencapai hasil latihan yang diharapkan.

Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan model latihan small sided games dan team game tournament. Dengan cara ini maka anak didik dapat melakukan gerakan latihan menggiring bola dengan motivasi yang tinggi, sehingga rasa percaya diri akan tumbuh dengan sendirinya. Selain itu, latihan menggunakan small sided games ini juga dapat membuat anak didik tidak mudah bosan, tidak cepat lelah dan merasa ringan melakukannya.

Maka dalam latihan menggiring bola ini dapat dilakukan dengan cara membugarkan model latihan yang lama dengan model latihan yang baru. Pertama, dengan latihan menggiring bola menggunakan small sided games

(22)

karakteritik anak didik. Maka dalam model Small Sided Games dan Team Game Tournament diharapkan dapat memudahkan anak didik dalam

meningkatkan keterampilan menggiring bola menggunakan kaki bagian luar. Menurut hasil pengamatan di SSB Amor Junior Kota Metro, terlihat dalam proses latihan pelatih belum mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya, pelatih hanya menjelaskan gerak dasar menggiring bola dengan menggunakan kaki bagian luar, dan memberikan satu atau dua kali kelangsungan keterampilan dasar menggiring bola dengan menggunakan kaki bagian luar lalu anak didik dibiarkan bermain tanpa diawasi dan tanpa

memperhatikan letak kesalahannya.

Kesalahan yang terlihat dalam pengamatan yaitu sebagian anak didik posisi berdirinya masih kurang rileks dan kurang tenang dalam menguasai bola. Dalam melakukan menggiring bola belum berkonsentrasi (belum fokus tehadap bola yang dibawanya), gerakan saat perkenaan bola masih kurang tepat hingga bola susah untuk dikuasai. Sedangkan gerak dasar menggiring bola yang benar itu harus berkonsentrasi terhadap bola yang dibawanya, gerakan perkenaan bola harus benar dan pada saat membawanya harus seimbang antara kaki kiri dan kanan sehingga menghasilkan gerak dasar menggiring bola yang benar.

(23)

7

latihan dan kurang efektifnya latihan sehingga banyak anak didik yang tidak melakukan teknik menggiring bola saat latihan. Penulis mengindentifikasi penyebab rendahnya keterampilan anak didik dalam menggiring bola karena metode latihan yang digunakan kurang tepat. Pelatih perlu mengadakan perbaikan dalam penggunaan motode latihan demi tercapai suatu tujuan latihan yang berkualitas. Untuk itu dalam melatih keterampilan menggiring bola menggunakan kaki bagian luar penulis menggunakan motode latihan

Small Sided Games dan motode latihan Team Game Tournament.

Dari uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Latihan Small Sided Games dan Team Game Tournament

Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak bola Anak Usia13 Sampai Usia 15 Tahun Di SSB Amor Junior Kota Metro”

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat di identifikasi adalah sebagai berikut :

1) Kurang ketenangan anak didik saat menggiring bola pada anak usia 13 sampai usia15 tahun di SSB Amor Junior Kota Metro.

2) Seringnya bola yang dibawa anak didik jauh dari penguasan sehingga mudah direbut lawan pada anak usia 13 sampai usia 15 tahun di SSB Amor Junior Kota Metro.

(24)

4) Pemberian materi latihan yang benar agar teknik dasar bermain sepakbola dapat dikuasai dengan baik diperlukan berbagai cara.

5) Kurangnya kreatifitas guru pendidikan jasmani dan pelatih dalam memberikan materi latihan.

6) Latihan untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola dapat menggunakan bola standar dan kombinasi bola.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, agar masalah dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah :

1) Hanya pada pengaruh latihan small sided games dan team game tournamen.

2) Hanya terfokus pada keterampilan menggiring bola menggunakan kaki bagian luar.

3) Penelitian ini hanya dilakukan pada anak usia 13 sampai usia 15 tahun SSB Amor Junior Kota Metro.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

(25)

9

2) Apakah ada pengaruh model latihan team game tournament terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola anak usia 13 sampai usia 15 tahun SSB Amor Junior Kota Metro ?

3) Apakah ada pebedaan pengaruh antara model latihan small sided games

dan team game taornament terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola anak usia 13 sampai usia 15 tahun SSB Amor Junior Kota Metro?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model latihan small sided games terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola anak usia 13 sampai usia 15 SSB Amor Junior Kota Metro.

2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model latihan team game tournament terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola anak usia 13 sampai usia 15 SSB Amor Junior Kota Metro.

3) Untuk mengetahui perbedaan antara model latihan small sided games dan

team game tournament terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola anak usia 13 sampai usia 15 SSB Amor Junior Kota Metro.

4) Untuk mengetahui pengaruh dari model latihan small sided games dan

(26)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khusus bagi penulis dan umumnya bagi yang berkepentingan dalam bidang olahraga khususnya sepak bola. Adapun yang menjadi harapan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang kongkrit mengenai pengaruh model pembelajaran small sided games dan team game tournament terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola.

2. Bagi Pelatih SSB

Sebagai bahan rujukan dalam meningkatkan latihan serta memberian penyegaran latihan sehingga anak didiknya tidak merasa jenuh serta berkualitas.

3. Bagi Mahasiswa

Sebagai salah satu pembelajaran dan bahan rujukan untuk meningkatkan hasil belajar sepakbola.

4. Bagi Anak Didik

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Latihan

Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaaannya (Harsono, 1988:101). Latihan adalah peran serta yang sistimatis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan (Dwijowinoto, 1993:317)

Jadi bisa disimpulkan bahwa tujuan akhir latihan dalam bidang olahraga adalah untuk meningkatkan penampilan olahraga dalam melakukan aktivitas atau latihan harus sistematis. Sistematis yang dimaksud adalah setiap aktivitas harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang rumit. Selain itu, harus tetap diingat bahwa ketika melaksanakan latihan kemampuan fisik, seseorang harus memperhatikan pengulangan dari setiap aktivitas yang dilakukan. Hal

(28)

1. Prinsip-Prinsip Latihan

a) Prinsip Beban Berlebih (Over load)

Dalam pelatihan selalu meningkatkan suatu afek pelatihan yang baik. Untuk mendapatkan efek pelatihan yang baik, maka organ tubuh harus diberikan beban berlebih dari beban yang biasa diterima dalam aktivitas sehari-hari.

b) Prinsip Beban Bertambah

Agar prinsip beban berlebih (over load) memiliki efek, haruslah mengikuti prinsip beban bertambah. Prinsip over load secara progresif

berarti beban dalam pelatihan mendekati maksimal dan secara terus menerus meningkat, sebagai akibatnya kapasitas seseorang semakin meningkat pula. Peningkatan dapat dilakukan dengan cara:

meningkatkan beban, set, repetisi, frekuensi maupun lamanya pelatihan. (Bompa, 1993: 68).

c) Prinsip Reversibility (kembali asal)

(29)

13

d)Prinsip Kekhususan

Manfaat maksimal yang bisa diperoleh dari rangsangan latihan hanya akan terjadi manakala rangsangan tersebut mirip atau merupakan replika dari gerakan - gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut. Termasuk dalam hal ini metode dan bentuk latihan kondisi fisiknya. e) Perkembangan Menyeluruh (Multilateral)

* Meskipun seseorang pada akhirnya mempunyai satu spesialisasi keterampilan, sebaiknya pada permulaan berlatih dia dilibatkan dalam berbagai aspek kegiatan hal ini dilakukan agar kelak pada masa spesialisasi mempunyai dasar-dasar yang kokoh.

* The multilateral principle should be employed mostly when training children and junior.

f) Spesialisasi

* Spesialisasi berarti mencurahkan segala kemampuan, baik fisik maupun psikis pada satu cabang tertentu.

g)Prinsip Nutrisi

Prinsip makanan sangat penting bagi tubuh seseorang untuk meningkatkan prestasi serta kondisi fisik agar tetap prima.

(30)

2. Dampak Latihan

Dampak latihan berpengaruh dan mengubah kebanyakan reponses fisiologis manusia tergantung pada kapasitas latihan dan lamanya latihan yang dilakukan. Berikut daftar perubahan yang dihasilkan dari latihan (Abdullah,2005:23)

a). Penambahan kekuatan otot dan perbaikan koordinasi neuromuscular. b). Efisiensi mekanis lebih besar dengan ukuran konsumsi oksigen lebih

rendah untuk sejumlah pekerjaan. c). Konsumsi oksigen maksimum terbesar.

d). Volume sedenyut jantung maksimum yang lebih besar, dengan penambahan yang lebih sedikit frekuensinya dan tekanan darah maksimal.

Latihan yang dilakukan secara baik dan benar serta dilakukan dengan rasa tanggung jawab dan disiplin maka latihan itu tidak hanya akan berdampak pada faktor fisiolagis saja. Melainkan banyak aspek yang terkandung dalam latihan itu sendiri khususnya latihan pada olahraga. Latihan bias mengembangkan kepribadian yaitu dengan jalan menghubungkan secara erat dengan aspek pendidikan yang bersifat edukatif. Dimana jika dalam latihan anak ditanamkan moral dan sikap kepada anak didik

(31)

15

B. Small Sided Games ( SSGs)

Small sided games (SSGs) adalah setiap permainan yang dimainkan dengan pemain kurang dari sebelas dan di lapangan yang berukuran lebih kecil (Bondarev, 2011:115). Small sided games suatu permainan yang dimainkan pada bidang lapangan dengan ukuran yang lebih kecil dari pada sepak bola pada umumnya, menggunakan aturan yang dimodifikasi dan melibatkan sejumlah pemain yang lebih kecil dari pada jumlah pemain yang sebenarnya (Hill-Haas, 2011:199)

Small sided games 3 lawan 3 adalah variasi dari sepak bola dimainkan antara dua tim. Setiap tim hanya boleh mempunyai 3 pemain di lapangan. Gaya sepak bola ini merupakan salah satu bentuk pelatihan dalam small sided games. Jika dibandingkan dengan permainan lengkap dengan tim yang lebih besar, lapangan yang digunakan ini lebih kecil daripada ukuran lapangan sepak bola sebenarnya. Ukuran lapangannya adalah 15 meter minimal dan 25 maksimal untuk lebar dan 20 meter minimal dan 30 meter maksimal panjang untuk 3 lawan 3.

(32)

Dalam pelaksanaannya, small sided games juga mempunyai peraturan dalam permainan. Diantaranya ukuran lapangan yang telah dijelaskan diatas, lama sebuah permainan, waktu istirahat, dan ukuran bola. Durasi sebuah permainan dan waktu istirahat, tampaknya disesuaikan dengan tingkat usia pemain sepak bola.

Gambar 2. Bentuk variasi latihan small Sided Games

Durasi permainan, usia pemain, waktu istirahat dan ukuran bola untuk small sided games, yang dijelaskan dalam tabel 1. berikut :

Tabel 1. Durasi Bermain dan Ukuran Bola

Age Division Minutes/Half Halftime Ball Sizes U19, U18, U17 45 minutes 15 Minutes 5

U16, U15 40 minutes 15 Minutes 5

U14, U13 35 minutes 15 Minutes 5

U12, U11 30 minutes 15 Minutes 4

(33)

17

Dengan mengetahui durasi permainan, maka pelatih dapat memberikan sebuah pelatihan dengan small sided games sesuai dengan usia atlet yang dilatih, agar tidak terjadi sebuah kesalahan dalam menerapkan atau

memberikan sebuah pelatihan. Filosofi small sided games adalah bagaimana membuat pemain sepak bola muda bermain sepak bola dengan senang. Dalam pelatihan dengan bentuk ini membuat pemain lebih banyak kontak dengan bola, lebih berani dalam menggiring bola untuk melewati lawan, selalu melakukan pergerakan, cepat dalam mengambil keputusan dan dapat meningkatkan kebugaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa small sided games adalah suatu metode latihan yang memperkecil permainan dari aslinya dari memperkecil jumlah pemain dan luas lapangan yang bertujuan agar anak didik lebih terkontrol dan lebik aktif dalam melakukan teknik yang diberikan pelatih.

C. TGT ( Team Game Tournament )

(34)

Model team game tournament dikembangkan pertama kali oleh David De Vries dan Keith Edward. Model ini merupakan suatu pendekatan kerja sama antar kelompok dengan mengembangkan kerja sama antar siswa. Dalam pembelajaran ini terdapat penggunaan teknik permainan. Permainan ini mengandung persaingan menurut aturan - aturan yang telah ditentukan.

Dalam permainan diharapkan tiap-tiap kelompok dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk bersaing agar memperoleh suatu kemenangan. Menggunakan model team game tournament membantu guru untuk meningkatkan pemahaman dan motivasi di antara murid-murid, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam Slavin (2005:166-167) Ada lima komponen utama dalam team games tournament :

1) Penyajian kelas 2) Kelompok (team) 3) Game

4) Tournament

5) Penghargaan kelompok (team recognise)

1. Model Team Game Tournament dalam Latihan Sepak bola

a) Penyajian Kelas

(35)

19

Gambar 3. Penyajian materi Team Game Tournament ke anak didik sebelum mempraktekkan secara langsung.

b) Team

(36)

Gambar 4. Team kecil atau kelompok kecil Team Game Tournament

c) Games

Gamesnya terdiri dari permainan-permainan yang relevan dalam menggiring bola pada permainan sepak bola yang dirancang untuk meningkatkan aspek kerjasama, ketrampilan, maupun teknik

menggiring bola. Games tersebut dimainkan dalam beberapa kelompok, yang masing-masing kelompok heterogen.

(37)

21

d) Tournament

Tournament adalah sebuah struktur dimana game berlangsung.

Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah pelatih memberikan materi menggiring bola pada permainan sepak bola dan tim telah melaksanakan tugas kelompok. Pada tournament pertama, pelatih menunjuk bola tim untuk saling bertanding dengan dominasi menggiring bola. Dan pertandingan ini dilakukan sampai semua tim saling bertemu. Kompetisi yang seimbang ini, memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik.

(38)

D. Keterampilan

Dalam rangka meningkatkan kinerja seorang pemain sepak bola maka salah faktor penunjang adalah tingkat keterampilan khususnya keterampilan menggiring bola pemain itu sendiri. Semakin tinggi tingkat keterampilan pemain, maka akan dapat meningkatkan kinerja dalam bermain sepak bola. Keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Pengertian ini biasanya cenderung pada aktivitas psikomotor (Gordon, 1994 : 55). Terampil adalah cakap dalam

menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan ( Hoetomo, 2005:531-532)

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan (skill) berarti kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar.

E. Sepak Bola

Sepak bola adalah permainan beregu, yang tiap regu terdiri dari sebelas orang pemain salah satunya adalah penjaga gawang, permainan seluruhnya

(39)

23

kesebelasan yang berbeda dengan bermaksud memasukan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri jangan sampai kemasukan bola (Subagyo, 2010 : 3).

Permainan sepak bola dimainkan dalam dua babak. Lama waktu pada setiap babak adalah 45 menit, dengan waktu istirahat 15 menit. Pada pertandingan yang menentukan misalnya pada pertandingan final, apabila terjadi nilai yang sama, maka untuk menentukan kemenangan diberikan babak tambahan waktu selama 2 x 15 menit tanpa ada waktu istirahat. Jika dalam waktu tambahan 2 x 15 menit nilai masih sama, maka akan dilanjutkan dengan tendangan pinalti untuk menentukan tim mana yang menang. “Tujuan dari olahraga sepak bola adalah pemain memasukkan bola sebanyak-banyaknya kegawang lawannya dan berusaha menjaga gawangnya sendiri, agar tidak kemasukkan.” (Sucipto, 2010:7).

Dengan demikian sepak bola adalah permainan beregu yaitu dua kesebelasan saling bertanding yang melibatkan unsur fisik, teknik, taktik, dan mental, dilakukan dengan cara menendang sebuah bola yang diperebutkan oleh pemain dari kedua tim dengan tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawang dari kebobolan dengan mengacu pada peraturan-peraturan yang telah ditentukan.

F. Menggiring Bola

(40)

ketepatan. Aktivitas dalam permainan sepak bola tersebut dikenal dengan nama dribbling (menggiring bola). Menggiring bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan.

Gambar 7. Anak didik menggiring bola memutari cuns

Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Tujuan menggiring bola antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. Menggiring bola atau dribbling memiliki beberapa kegunaan yaitu sebagai berikut :

1) Untuk melewati lawan

(41)

25

3) Untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengan segera

memberikan operan kepada teman.

Untuk bisa menggiring bola dengan baik harus terlebih dahulu bisa menendang dan mengontrol bola dengan baik. Dengan kata lain, seorang pemain tidak akan bisa menggiring bola dengan baik apabila belum bisa menendang dan mengontrol bola dengan baik.Sehingga bagian dari sepak bola yang mungkin disenangi pemain di Indonesia bahkan di dunia adalah menggiring bola.

Memiliki skill menggiring bola memang penting, tetapi pemain hendaknya tidak lupa bahwa menggiring bola sangat menguras tenaga dan sering kali memperlambat tempo permainan. Karena menggiring bola merupakan salah satu kunci terpenting dalam bermain sepak bola adalah melakukan hal yang tepat pada saat yang tepat (Timo Scheunemann, 2012:184).

(42)

1. Macam-macam Menggiring Bola

Menggiring bola dapat dilakukan menggunakan kaki kanan maupun kaki kiri. Bisa juga kombinasi antara kaki kanan dan kaki kiri dan setiap kaki bagian manapun bisa digunakan untuk menggiring bola kecuali bagian tumit. Prinsip menggiring bola dapat dilakukan dapat menggunakan tiga bagian kaki yaitu : kaki kura-kura bagian dalam, kaki kura-kura bagian luar dan kaki kura-kura penuh.

a) Menggiring bola menggunakan kaki kura-kura bagian dalam.

Posisi kaki menggiring bola dengan kura-kura bagian dalam yaitu kaki tumpu berada disamping bola dan kaki lainnya berada dibelakang bola. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti menendang bola melainkan tiap langkah teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir kedepan dan bola harus dekat dengan kaki. Pada saat menggiring bola kedua lutut harus selalu sedikit ditekuk dan waktu kaki menyentuh bola, mata melihat bola dan selanjutnya melihat situasi lapangan.

(43)

27

b) Menggiring bola dengan kaki bagian penuh

Posisi kaki menggiring bola dengan kaki bagian penuh yaitu kaki tumpu berada di samping belakang bola dan kaki untuk menggiring bola siap posisi untuk mendorong bola. Sesuai denngan irama langkah lari, tiap langkah dengan menggunakan kura-kura penuh bola didorong bergulir ke depan dekat dengan kaki. Menggiring menggunakan kaki kura-kura penuh ini pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dan cara ini dapat digunakan apabila didepan terdapat daerah yang bebas dari lawan dan cukup luas.

Gambar 10. Menggiring bola dengan kaki kura-kura bagian penuh

c) Menggiring bola dengan kaki kura-kura bagian luar

(44)

dengann kaki. Pada saat menggiring bola lutut sedikit menekuk. Saat kaki menyentuh bola pandangan ke arah bola lalu ke situasi dilapangan.

Gambar 11. Menggiring bola dengan kaki kura-kura bagian luar

G. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah suatu penelitian terdahulu yang hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang relevan digunakan untuk mendukung dan memperkuat teori yang sudah ada, serta digunakan sebagai pedoman atau pendukung dari kelancaran penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain : 1) Amri “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Game

(45)

29

sama (t-test dependent pada penerimaan hipotesis daerah kiri (negatif) yaitu t hitung sebesar -13,99 < -2,0315 t table (2) Dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat memberikan peningkatan hasil belajar menggiring bola siswa kelas X SMA Tanwir sebesar 4,45%.

2) Arula” Pengaruh Latihan Small Sided Games 3 lawan 3 dan 6 lawan 6 terhadap Kemampuan Dribbling dan Passing Pemain Sepak bola ( Studi Siswa SSB Bima Amora Ku 11 -12 Tahun). Setiap kelompok melalukan tes dribbling dan passing sebelum dansesudah perlakuan dengan tes menggiring dominan kelak-kelok untuk dribbling dan tes mengumpan atas dan mengumpan bawah untuk passing. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan uji t dan uji F. Dari uji t diperoleh T tabel (0,05;11) = 1,796, pada kelompok A diperoleh hasil dribbling T hitung = 37,395 dan

passing atas kaki kanan, passing atas kaki kiri, passing bawah kaki kanan,passing bawah kaki kiri memiliki nilai T hitung berturut-turut = 6,490, 5,820, 4,486, 5,745. Pada kelompok B diperoleh hasil dribbling T hitung = 40,991 dan passing atas kaki kanan, passing atas kaki kiri,

passing bawah kaki kanan, passing bawah kaki kiri memiliki nilai T hitung berturut-turut=6,435, 5,063, 3,546,7,288 . Dengan demikian T hitung > T tabel yang berarti terdapat peningkatan hasil latihan antara teas wal dan tes akhir dari kedua kelompok. Berdasarkan analisis varians dengan F tabel (0,05;2:31) =3,32, pada dribbling F hitung =2.730 dan

(46)

kanan, sedangkan untuk yang lain F hitung <F table Dengan demikian tidak ada perbedaan peningkatan dribbling pada ketiga kelompok dan ada perbedaan peningkatan passing pada ketiga kelompok yaitu kelompok eksperimen A;kelompok eksperimen B; dan kontrol.Simpulkan pada penelitian ini adalah terdapat peningkatan dribbling dan passing setelah diberikan latihan small sided games 3 lawan 3 dan 6 lawan 6 dari hasil uji t.

Dari kedua penelitan relevan diatas dapat diketahui bahwa masing-masing metode latihan small sided games dan team game tournament memiliki pengaruh terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola. Sehingga pada penelitian ini selain mengetahui pengaruh masing-masing metode latihan diatas penulis juga ingin mengetahui mana yang lebih besar pengaruhnya dan untuk mengetahui manakah metode yang lebih efektif digunakan sebagai metode latihan di Sekolah Sepak Bola (SSB) Amor Junior Kota Metro.

H. Kerangka Pikir

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan diatas dapat diajukan kerangka pikir sebagai berikut :

(47)

31

Menggiring bola dalam permainan sepak bola merupakan salah satu teknik yang perlu dimiliki oleh setiap pemain sepak bola. Kerena setiap peluang dalam permainan sepak bola tercipta dari dribbling, dengan dribbling setiap pemain bisa melewati pemain lawan sebelum memberi umpan kepada teman satu tim atau melakukan tendangan langsung kegawang. Dalam proses latihan menggiring bola di SSB Amor Junior Kota Metro, penulis melihat dan

mengamati masih kurang efektif dan kurang bervariasi dalam proses latihan yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya anak didik yang kesulitan menggiring bola dan hasil latihan yang kurang memuaskan. Serta anak didik berada pada titik jenuh karena proses latihan yang monoton terlihat dari antusias anak didik dalam mengikuti latihan yang kurang.

Orientasi dalam latihan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada anak usia 13 sampai usia 15 tahun selama ini menitik beratkan pada hasil bagaimana bisa melewati lawan dengan cepat dan sebanyak-banyaknya yang dilakukan oleh anak didik , tanpa melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan menggiring bola. Orientasi latihan seperti ini kurang efektif, sebab dengan cara seperti ini kemampuan anak didik tidak tergali secara optimal. Adapun hal-hal yang menyebabkan anak didik kesulitan dalam menggiring bola dalam sepak bola adalah : Kurangnya kemampuan anak didik dalam menggiring bola, kurangnya variasi dalam latihan yang berindari kejenuhan anak didik dalam latihan. Serta belum digunakannya model latihan small sided games dan team game tournament

(48)

Model Latihan small sided gamesSmall sided games merupakan hal yang perlu dalam pengajaran dan pelatihan sepak bola, memberikan perkembangan fisiologis dan taktis yang baik untuk pemain muda. Filosofi small sided games adalah bagaimana membuat pemain sepak bola muda bermain sepak bola dengan senang. Dalam pelatihan dengan bentuk ini membuat pemain lebih banyak kontak dengan bola, lebih berani dalam mendribel bola untuk melewati lawan, selalu melakukan pergerakan, cepat dalam mengambil keputusan dan dapat meningkatkan kebugaran.

Model team game tournament mengandung kegiatan–kegiatan bersifat permainan. Secara umum peran guru dalam model team game tournament yaitu memacu siswa agar lebih serius dan semangat, kemudian

membandingkannya dengan prestasi siswa (kelompok) lain (Lie, 2002 : 56). Dengan demikian dapat ditentukan kelompok mana dengan pencapaian prestasi paling baik. Gagasan utama dibalik model team game tournament adalah untuk memotivasi para siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Mereka harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting, berharga dan menyenangkan.

(49)

33

anak usia 13 sampai usia 15 tahun di SSB Amor Junior Kota Metro adalah penggunaan model latihan small sided games dan team game tournament. Diharapkan dengan penggunaan model latihan small sided games dan team game tournament pada keterampilan menggiring bola, anak didik dapat meningkatkan keterampilan menggiring bola dalam sepak bola dengan optimal sehingga indikator latihan dapat tercapai.

I. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2010:79). Dalam hal ini peneliti diuji kemampuannya untuk menebak secara ilmiah dan logis tentang pemecahan masalah yang dimiliki tersebut (Arikunto,2013:44).

(50)

“Pengaruh Latihan Small Sided Games dan Team Game Tournament

Terhadap Keterampilan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak bola Anak Usia 13 Sampai Usia 15 Tahun Di Sekolah Sepak bola Amor Junior Kota Metro”.

Dari uraian yang dijelaskan diatas dapat ditarik suatu hipotesis penelitian yaitu :

H0 : Tidak ada pengaruh signifikan terhadap keterampilan menggiring bola

melalui model latihan small sided games.

H1 : Ada pengaruh signifikan terhadap keterampilan menggiring bola melalui

model latihan small sided games.

H0 : Tidak Ada pengaruh signifikan terhadap keterampilan menggiring bola

pada permainan sepak bola latihan team game tournament.

H2 : Ada pengaruh signifikan terhadap keterampilan menggiring bola pada

permainan sepak bola latihan team game tournament.

H0 : Tidak Ada perbedaan Pengaruh antara keterampilan menggiring bola

pada permainan sepak bola latihan small sided games dan team game tournament.

H3 : Ada perbedaan pengaruh antara keterampilan menggiring bola pada

(51)

III.METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang dugunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya, sedangkan instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah, dan hasilnya lebih baik,dalam arti lebih cermat,lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:163).

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2009:2).

(52)

Penelitian komparatif bersifat membandingkan beberapa variabel pada sampel yang berbeda dan dengan waktu yang berbeda (Arikunto, 2006:236).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:123). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi

populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain (Sugiyono, 2009: 55).

Populasi dalam penelitian ini adalah anak didik usia 13 sampai 15 tahun Sekolah Sepakbola (SSB) Amor Junior Kota Metro. Yang keseluruhan jumlahnya adalah 32 anak. Keseluruhan populasi dalam penelitian ini memiliki beberapa kesamaan antara lain :

a. Sama-sama sedang berlatih sepakbola di SSB Amor Junior Kota Metro b. Mendapat porsi latihan yang sama

c. Usia mereka relatif sama antara 13-15 tahun.

2. Sampel

(53)

37

dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2009: 56).Sampel adalah sebagian atau wakil dari pupulasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131).

Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian atau perwakilan dari populasi yang akan diteliti dan diambil datanya. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan teknik total sampling atau mengambil seluruh jumlah populasi sebagai sampelnya. Yaitu dengan masing-masing kelompok terdiri dari 16 anak usia 13 sampai 15 tahun yang sedang berlatih di SSB Amor Junior Kota Metro.

3. Variabel Penelitian dan Data

a. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:60).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu :

a) Variabel Bebas

(54)

2) Model latihan team game tournament

b) Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini hasil keterampilan menggiring bola pada permainan sepak bola.

R Prestest

Gambar 12. Bagan Prosedur penlitian eksperimen

Keterangan :

R : Random

Prestest : Tes awal menggiring bola

OP : Ordinal Pairing ( Pengelompokan)

KE 1 : Kelompok 1

KE 2 : Kelomppok 2

Treatment A : Model Latihan Small Sided games

Treatment B : Model Latihan Team Game Tournament

Posttest : Tes akhir menggiring bola

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kelompok model latihan small sided games dan team game tournament. Tes awal yaitu tes menggiring bola, dari hasil tes direngking dari yang tercepat sampai yang telambat, kemudian dibagi dan dimasukkan kedalam kelompok A

OP

KE Treatment A Post test

(55)

39

dan kelompok B kemudian dipasangkan dengan rumus A-B-A-B. Sehingga nantinya akan terbagi 2 kelompok yang sama rata. Kelompok eksperimen 1 diberi perlakuan model latihan small sided games, kelompok eksperimen 2 diberi perlakuan model team games

tournament. Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara

ordinal pairing.

b. Data

Dalam sebuah penelitian diperlukan data untuk menentukaan harga atau informasi-informasi yang diamatinya. Data adalah segala sesuatu yang bisa berbentuk benda, hal atau orang berbentuk bilangan yang di perlukan untuk memecahkan suatu masalah (Arikunto, 2013: 88). Berikut macam-macam data ditinjau dari beberapa segi yaitu :

1) Menurut Sifatnya a) Data Kualitatif

Adalah data yang berbentuk katagori atau atribut. b) Data Kuantitatif

Adalah data yang berbentuk bilangan atau angka-angka. 2) Menurut Cara Memperolehnya

a) Data Primer

(56)

b) Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya data itu dicatat dalambentuk publikasi-publikasi.

C. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dilaksanakan dengan tes dan pengukuran. Tes, Pengkuran dan Evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda namun saling berhubungan. Banyak orang yang tidak mengetahui secara jelas perbedaan dan hubungan diantara ketiganya, sehingga istilah tersebut sering tidak tepat penggunaannya. Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk

memperoleh informasi tentang individu atau objek. Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi yang objektif . Melalui kegiatan

pengukuran segala program yang menyangkut perkembangan dalam bidang apa saja dapat dikontrol dan dievaluasi. Sedangkan evaluasi adalah proses penentuan harga atau nilai dari data yang terkumpul ( Ismaryati, 2011:1).

Pemberian harga atau nilai tidak dapat dilakukan secara sembarangan, oleh karenanya evaluasi harus dilakukan berdasar prinsip-prinsip tertentu. Tes dan pengukuran dalam penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang keterampilan dasar menggiring bola dalam sepak bola. Cara pengambilan data adalah dengan melakukan kualitas keterampilan menggiring bola dalam sepak bola mulai tahap awal sampai tahap

(57)

41

1. Tahap Persiapan

Seluruh sampel selanjutnya dites melakukan keterampilan menggiring bola, kegiatan tes ini merupakan tes awal. Tujuan tes ini adalah untuk menilai keterampilan dasar menggiring bola anak didik sebelum diberikan latihan dengan model latihan small sided games dan team game

tournament. Pada penelitian ini sebelum diambil tesnya, maka tester diberikan pemanasan, petunjuk pelaksanaan tes dan teknik dasar menggiring bola dalam sepakbola.

Hasil penilaian disusun berdasarkan dari hasil terbesar sampai hasil terkecil, kemudian dikelompokkan kedalam dua kelompok menggunakan teknik ordinal pairing. Pada akhirnya terbagi kedalam dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok eksperimen model latihan small sided games

dan kelompok eksperimen dengan model latihan team game toaurnament.

2. Tahap pelaksanaan

Kegiatan tahap ini merupakan inti dari pelaksanaan penelitian secara keseluruhan, karena itu kedua kelompok eksperimen masing-masing diberi perlakuan yang berbeda dengan beban latihan sama, seperti berikut ini :

Waktu penelitian : 6 minggu

Frekuensi : 3 x seminggu

Set : 120 menit

(58)

latihan yang dilakukan empat kali dalam seminggu selama enam minggu cukup efektif, namun sebaliknya dilaksanakan tiga hari agar tidak menjadi kelelahan dengan lama latihan enam minggu atau lebih (Ismaryati, 2011: 12). Pemberian latihan harus memperhatikan prinsip-prinsip latihan yang meliputi pemanasan, inti, dan pendinginan.

3. Tahap Pengambilan Data

Setelah 6 minggu perlakuan selanjutnya dilakukan tes kembali sebagai tes akhir yang dilaksanakan seperti tes awal. Tujuan tes ini adalah untuk menilai keterampilan menggiring bola anak didik setelah diberikan perlakuan dengan model latihan small sided games dan team game toaurnament.

Pelaksanaan tes akhir sama dengan pelaksanaan tes awal. Dilaksanakannya tes akhir adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa baik pada kelompok eksperimen A maupun B.

D. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengurus surat izin penelitian

b. Mempersiapkan alat-alat yang digunakan c. Mempersiapkan tenaga pembantu

d. Membagi kelompok dengan urutan rangking dengan menggunakan teknik

ordinal pairing berdasarkan hasil pre test

(59)

43

Prosedur penelitian tentang keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola menggunakan metode latihan small sided gamesdan team game tournament ini dilakukan dalam 18 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 120 menit. Dari 18 kali pertemuan tersebut pada pertemuan pertama didahului pre test atau test awal, 16 pertemuan berikutnya diberikan program pembelajaran dan pada akhir pertemuan diadakan post test. Adapun kegiatan latihan tersebut sebagai berikut :

1. Tes Awal (Pre Test)

Tes awal (pre test) dilakukan sebelum menggiring bola dalam pemainan sepak bola menggunakan model latihan small sided games dan team game tournament dilakukan. Tujuan dari pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal dari masing-masing anak didik sebelum kegiatan latihan berlangsung.

2. Kegiatan Latihan

Kegiatan latihan menggiring bola dalam permainan sepak bola

menggunakan model latihan small sided games dan team game tournament

yang dilakukan di hari yang berbeda ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu:

a. Pemanasan

Sebelum pemanasan siswa dipimpin berdoa, kemudian diberikan pengantar mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Bentuk latihan pemanasan meliputi stretching, senam penguluran,

(60)

penguatan. Alokasi waktu yang digunakan untuk pemanasan ini kurang lebih 20 menit

b. Kegiatan inti

Inti dari pembelajaran disini adalah belajar menggiring bola dengan menggunakan kaki bagian luar, pelaksanaannya : kelompok eksperimen 1 diberikan latihan menggiring bola dengan kaki bagian luar dengan model latihan small sided games dan kelompok eksperimen 2 diberikan latihan menggiring bola menggunakan kaki bagian luar dengan model latihan team game tournament. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini kurang lebih 90 menit.

c. Penenangan

Tujuan dari penenangan adalah mengembalikan kondisi anak sesudah latihan, pelaksanaan cooling down dengan senam relaksi dan evaluasi jalannya pembelajaran dan korelasi secara umum. Alokasi waktu yang digunakan untuk kegiatan ini kurang lebih 10 menit.

d. Tes Akhir (post test)

Setelah dilakukan pembelajaran selama 16 kali pertemuan kemudian diadakan tes akhir yang pelaksanaannya sama seperti tes awal.

E. Instrumen Penelitian

(61)

45

menggiring bola anak didik sebelum dan setelah menggunakan model latihan

small sided games dan team game taurnament.

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan menggiring bola dalam permainan sepak bola adalah tes menggiring bola berliku-liku dari Nobert Rogalski dan Emest G. Diegel yang dikutip Soekatamsi (1988:258).

Gambar 13. Lapangan tes menggiring bola berliku-liku

F. Teknik Analisis Data

(62)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji Liliefors. Langkah pengujiannya mengikuti prosedur Sudjana (2005:466) yaitu :

a. Pengamatan X1,X2...,Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,...Zn dengan

menggunakan rumus

Z1 = SD

X x1

Keterangan :

SD : Simpangan baku Z : Skor baku x : Row skor

: Rata-rata

b. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal. Kemudian di hitung peluang F(Z1) = P(Z  Z1)

c. Selanjutnya dihitung Z1,Z2,...,Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi

kalau proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi) maka

S(Z

i

) =

(63)

47

e. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini dengan L0. Setelah harga L0, nilai hasil

perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai kritis L0 untuk uji

Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. Kaidah pengujian jika harga L0

Ltabel maka data tersebut berdistribusi normal sedangkan jika

L0 Ltabe, maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenetis

Uji homogenitis dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Menurut Sudjana (2005:250) untuk pengujian homogenitis digunakan rumus sebagai berikut:

Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan rumus

Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar) Dk penyebut : n-1 (untuk varians terkecil) Taraf signifikan (0,05) maka dicari pada tabel F. Didapat dari tabel F

(64)

Jika : Fhitung ≥ Ftabel berarti tidak homogen

Fhitung ≤ Ftabel berarti homogen

Pengujian homogen ini bila Fhitung lebih kecil (<) dari Ftabel maka data

tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila Fhitung >

Ftabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.

3. Uji t

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians antara kedua keelompok sample maka analisis yang digunakan dapat dikemukakan beberapa alternative :

a. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians yang homogen ( 1 = 2) maka uji t – tes yang dipergunakan untuk

menguji hipotesis penelitian seperti yang dikemukakan oleh Sudjana, 2005 sebagai berikut:

t

hitung

=

: rerata kelompok eksperimen A : rerata kelompok eksperimen B

(65)

49

2 : simpangan baku kelompok eksperimen B

1 : jumlah sampel kelompok eksperimen A

n2 : jumlah sampel kelompok eksperimen B

b. Salah satu data berdistribusi normal dan data yang lain tidak berdistribusi normal ( kedua kelompok sampel yang mempunyai varians yang homogen atau tidak homogen maka rumus yang digunakan menurut Sudjana, (2005:241) :

t

hitung

=

keterangan :

: rerata kelompok eksperimen A : rerata kelompok eksperimen B

1 : simpangan baku kelompok eksperimen A 2 : simpangan baku kelompok eksperimen B

1 : jumlah sampel kelompok eksperimen A

n2 : jumlah sampel kelompok eksperimen B

(66)

Z =

U =

U =

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B adalah bila Z hitung < dari Z tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B, sebaliknya bila Z hitung > dari Z tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B.

4. Analisis Uji Pengaruh

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians antara kedua kelompok, maka analisis yang digunakan dapat dikemukakan berdasarkan alternatif. Menurut Sudjana, (2005 : 242) untuk menguji pengaruh penggunaan model latihan small sided games dan team game tournament dan terhadap terhadap keterampilan dasar menggiring bola dalam permainan sepakbola adalah sebagai berikut :

(67)

51

(68)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan menggiring bola sebesar 9,486 pada permainan sepak bola melalui metode latihan small sided games.

2. Ada pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan menggiring bola sebesar 6,324 pada permainan sepak bola melalui metode latihan team game tournament.

3. Tidak ada perbedaan yang mencolok peningkatan kemampuan

menggiring bola pada permainan sepak bola melalui metode latihan small sided games dan team game tournament. Meskipun model latihan small sided games lebih besar pengaruhnya dibandingkan model latihan team game tournament.

B. Saran

Penulis menyarankan untuk dijadikan bahan masukan bagi :

(69)

66

penyempurnaan misalnya: a) jumlah sampel penelitian yang lebih besar; b) waktu penelitian yang lebih lama; c) menambah variabel bebas sebagai pembanding.

2. Pelatih dapat menggunakan model small sided games dalam upaya

meningkatkan kemampuan menggiring bola pada permainan sepak bola.. 3. Bagi anak didik agar dapat meningkatkan kemampuan menggiring bola

(70)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2005. Olahraga untuk Perguruan Tinggi. (Edisi Revisi ) Yogyakarta: Sastra Budaya,

Amri. 2013, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Game Tournament Terhadap Hasil Belajar Materi Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola. Jurnal Online Universitas Semarang.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi. Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Bompa. 1993.Theory And Methodology of Training, The Key to Athletic Performance. Dubuqe, Iowa: Hunt Publising Company

Bondarev. 2011. “Factors Influencing Cardiovascular Responses During Small-Sided Games Performed with Recreational Purposes”.Journal of Physical Education Ukraine.

Dwijowinoto. 1993. Dasar-dasar Ilmu Kepelatihan. Semarang: Semarang Press Gordon. 1994. Management System Information. Jakarta : PT. Midas Surya

Grafindo.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta : CV.Tambak Kusunat.

(71)

68

Hill-Haas. 2011.“Physiology of Small-Sided Games Training in Football a Systematic Review”.Journal of Sport Medicine.

Ismaryati. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta : Sebelas Maret University Press

Lie. 2002.Cooperative Learning. Jakarta : PT. Grasindo

Mielke, Danny. 2007. Dasar-Dasar Sepakbola. Bandung : Pakar Raya Slavin, Robert, E.. 2005. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik).

Bandung : Nusa Media

Scheunemann, Timo. 2012. Kurikulum dan Pedoman Dasar Sepakbola Indonesia.

Jakarta

Soekatamsi. 1988. Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Surakarta: Tiga Serangkai Subagyo. 2010. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Tes Kecakapan “David

Lee” untuk Sekolah Sepakbola (SSB) Kelompok Umur 14-15 Tahun.Yogyakarta: FIK UNY

Sucipto. 2010 Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Gambar

Gambar 1. Games menggiring Small Sided Games 3 vs 3
Gambar 2. Bentuk variasi latihan small Sided Games
Gambar 3. Penyajian materi Team Game Tournament ke anak didik
Gambar 5. Games menggiring bola pada latihan Team game
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel independen yang terdapat pada corporate governance yaitu komite audit,. kepemilikan institusional, kualitas audit, dan dewan

Setiabudi No.1 Purworejo (Utara Alun-alun) Pembuktian Dokumen Kualifikasi.. - Dimohon hadir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Makna balap liar di kalangan remaja Komunitas Balap Liar T2M, Mojokerto memiliki motif sebab yang berbeda-beda, motif

[r]

Dilakukan barsamaan dengan penapisan kanker leher rahim (IVA) pada hari senin sampai kamis oleh bidan terlatih di puskesmas atau tempat lain secara berkelompok oleh bidan

Miopia adalah salah satu bentuk kelainan refraksi dimana sinar yang datang sejajar dari jarak yang tak berhingga difokuskan di depan retina saat mata tidak berakomodasi.. Pasien dengan

[r]

Hasil penelitian yang dilakukan di UGD dan Ruang Rawat Inap RSU GMIM Pancaran Kasih Manado bahwa terdapat hubungan antara pemasangan kateter dengan kejadian