• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI 1 BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI 1 BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014

(Skripsi)

Oleh Rumiasih

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI 1

BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014

Oleh Rumiasih

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara, 1) persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru secara bersamaan dengan prestasi belajar, 2) persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar dan, 3) persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat tahun pelajaran 2013-2014. Metode penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lain. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPS semester genap yang terdiri dari tiga kelas dan berjumlah 76 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling. Sebagai sampel, penentuan responden dilakukan secara random dari masing-masing kelas. Teknik analisis data menggunakan uji korelasiproduct moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ada pengaruh positif yang sangat signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru secara bersamaan dengan prestasi belajar geogrfi siswa. Jika persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru secara bersama positif, maka akan meningkatkan kualitas belajar dan akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang cenderung meningkat. 2) Ada pengaruh positif yang sangat signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar geografi siswa. Jika persepsi siswa positif akan mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. 3) Ada pengaruh positif yang sangat signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar geografi siswa. Jika persepsi siswa positif akan mendapatkan prestasi belajar yang tinggi.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Nama lengkap penulis yaitu Rumiasih. Penulis dilahirkan di

Lampung Selatan pada tanggal 29 April 1992 dari ayah yang

bernama Maryani dan ibu yang bernama Marinten sebagai anak

tunggal. Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar

Negeri 1 Batu Kebayan Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2004. Pada tahun

2004 penulis melanjutkan sekolah di SMPN 1 Belalu Kabupaten Lampung Barat

yang diselesaikan pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN

1 Belalau Kabupaten Lampung Barat dan lulus pada tahun 2010. Setelah tamat

SMA penulis diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung melalui jalur PKAB pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan

Pendidikan IPS.

Pada tanggal 16 sampai 23 Juni 2013, penulis melaksanakan Kuliah Kerja

Lapangan (KKL) di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat. Kemudian pada

pada tanggal 1 Juli 2013 sampai dengan tanggal 17 September 2013 penulis

melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rawas Kecamatan Pesisir Tengah

Kabupaten Pesisir Barat dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN 1

(8)

Hari tak indah tanpa mentari, bulan dan gemerlipnya bintang. Begitu juga hidup. Takkan indah tanpa tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan terasa apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan pengorbanan dan kadang air mata.

Kupersembahkan karya kecil dan sederhana ini, untuk cahaya hidupku yang senantiasa bersinar cerah, tak redup sedikitpun, tak pernah mengeluh sesakit apapun, dan selalu ada saat suka maupun duka. Dialah dua orang yang aku hormati, dua orang yang aku hargai, aku cintai dan aku sayangi. Mereka adalah ayah dan ibuku...

Ibu.. kau besarkan aku dalam dekapan tanganmu. Cintamu hiasi jiwaku dan restumu temani hidupku...

Ibu.... kau kirimkan aku kekuatan lewat untaian kata dan do a. Tak ada keluh kesah di wajahmu dalam mengantarkan ku kedalam gerbang masa depan yang cerah tuk raih segenggam harapan dan impian menjadi kenyataan.

Ayah...

Kau begitu kuat dan tegar dalam hadapi hidup, kau jadikan setiap tetes keringatmu sebagai semangat meraih cita-cita, hari-harimu penuh tantangan dan pengorbanan. Tak kau hiraukan terik matahari membakar kulitmu, tak kau pedulikan hujan deras mengguyur tubuhmu.

Ayah.. ibu... inilah kata-kata yang mewakili seluruh rasa, sungguh aku tak mampu menggantikan kisahmu dengan apapun, tiada yang dapat kuberikan agar setara dengan pengorbananmu padaku. Kasih sayangmu tak pernah bertepi, cintamu tak pernah berujung... tiada kasih seindah kasihmu, tiada cinta seindah cintamu. Kepadamu aku persembahkan salam yang harumnya melebihi kasturi, yang sejuknya melebihi embun pagi, hangatnya seperti mentari diwaktu dhuha, salam suci sesuci air telaga kautsar yang jika diteguk akan menghilangkan dahaga selalu menjadi penghormatan kasih dan cinta yang tidak pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.

(9)

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Hubungan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru Geografi dengan Prestasi Belajar Geografi

Siswa di SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran

2013-2014” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.

Sumadi, M.S., selaku pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik, dan Ibu

Rahma Kurnia Sri U, S.Si., M.Pd., selaku pembimbing II yang keduanya telah

banyak memberikan saran, arahan dan nasihat, selama membimbing penulis, serta

Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Dosen Pembahas yang telah banyak

memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis juga menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

(10)

2. Pembantu Dekan I Bapak Dr. M. Thoha B. Sampoerna Jaya, M.S., Pembantu

Dekan II Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., dan Pembantu Dekan III Bapak

Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas

Lampung.

5. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan FKIP Universitas Lampung, khususnya

Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang berharga.

6. Bapak Drs. Selamat Riadi, M.M., selaku Kepala Sekolah yang telah memberi

izin untuk mengadakan penelitian di SMA Negeri 1 Belalau Lampung Barat.

7. Ibu Puspa Kirti, S.Pd., selaku waka kurikulum SMA Negeri 1 Belalau yang

telah banyak memberikan pengarahan selama melakukan penelitian.

8. Bapak Budi Wirawan S.Pd., selaku guru geografi SMA Negeri 1 Belalau

terima kasih atas izin dan bantuan yang telah diberikan selama melakukan

penelitian.

9. Ferico Candra yang selalu memberikan do’a, perhatian, motivasi, semangat dan selalu menjadi orang yang terbaik dalam berbagi suka duka dalam

(11)

selama ini.

11. Teman-teman seperjuangan geografi 2010, khususnya geografi kelas ganjil

yang selalu menjadi semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

Semoga kiranya Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat, hidayah

serta karuania-Nya kepada kita semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, namun Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

berguna bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Okteber 2014 Penulis

(12)

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Batasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 12

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 14

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 14

2. Prestasi Belajar ... 19

3. Persepsi Siswa ... 20

4. Kompetensi Pedagogik ... 24

5. Kompetensi Profesional ... 32

6. Penelitian yang Relevan ... 36

B. Kerangka Pikir ... 39

C. Hipotesis ... 41

III.METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 42

(13)

1. Populasi ... 43

2. Sampel ... 43

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 44

1. Variabel Penelitian ... 44

2. Definisi Operasional Variabel ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 51

1. Kuesioner ... 51

2. Wawancara ... 51

3. Dokumentasi ... 52

E. Uji Persyaratan Instrumen ... 52

1. Uji Validitas Kuesioner ... 52

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 53

F. Hasil Uji Coba Kuesioner ... 54

G. Teknik Analisis Data ... 57

1. Uji Normalitas ... 57

2. Uji Homogenitas ... 58

3. Uji Linieritas ... 58

H. Pengujian Hipotesis ... 58

I. Kriteria Uji Hipotesis Statistik ... 61

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 63

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Belalau ... 63

2. Profil Sekolah... 65

3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 66

4. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 1 Belalau ... 67

5. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Belalau ... 67

6. Proses Belajar Mengajar ... 68

B. Deskripsi Data ... 71

1. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru ... 72

2. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru ... 73

3. Prestasi Belajar Geografi Siswa ... 74

C. Pengujian Persyaratan Analis Data ... 75

1. Uji Normalitas ... 75

2. Uji Homogenitas ... 75

3. Uji Linieritas Data ... 76

D. Pengujian Hipotesis ... 78

1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 78

2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 80

3. Pengujian Hipotesis Ketiga ... 81

E. Pembahasan ... 82

1. Hipotesis 1 ... 82

2. Hipotesis 2 ... 86

(14)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 95 B. Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA

(15)

T abel

Hala man 1. Rata-Rata Nilai Harian Geografi Siswa Kelas XI Semester

Genap SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun

Pelajaran 2013-2014 ……….... 8

2. Sebaran Populasi Berdasarkan Kelas ………..

43 3. Jumlah Populasi dan Sampel Kelas XI IPS………

44 4. Alternatif Jawaban Angket Kompetensi Pedagogik Guru…...

45 5. Kisi-Kisi Angket Kompetensi Pedagogik Guru……….

46 6. Alternatif Jawaban Angket Kompetensi Profesional Guru……

48 7. Kisi-Kisi Angket Kompetensi Profesional Guru………

49 8. Hasil Uji Validitas Item Soal Kuesioner tentang Kompetensi

Pedagogik Guru………..

55 9. Hasil Uji Validitas Item Soal Kuesioner tentang Kompetensi

Profesional Guru……….

Prasarana SMA Negeri 1 Belalau………...

67

Distribusi Jumlah Siswa Berdasarkan Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru (X1) pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Belalau Tahun Pelajaran 2013-2014……...

72 1

4.

Kategori Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru (X1) pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Belalau Tahun Pelajaran 2013-2014………...

72 1

5.

Distribusi Jumlah Siswa Berdasarkan Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru (X2) pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Belalau Tahun Pelajaran 2013-2014…..

73 1

6.

Kategori Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru (X1) pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Belalau Tahun Pelajaran 2013-2014………...

(16)

1 8.

Kategori Prestasi Belajar Geografi Siswa (Y) pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Belalau Tahun Pelajaran 2013-2014……….

74 1

9.

Hasil Uji Normalitas Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru (X1), Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru (X2), dan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 1 Belalau………...

75 2

0.

Hasil Uji Homogenitas Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru (X1), Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru (X2), dan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS Semeter Genap SMA Negeri 1

Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pertama………...

79 2

3.

Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Kedua……….

80 2

4.

Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Ketiga……….

(17)

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ... 40

2. Peta Lokasi SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung

Barat Tahun 2014 ... 69

3. Denah Ruang SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung

Barat Tahun 2014 ... 70

4. Diagram Pencar Untuk Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Pedagogik Guru (X1) ... 77

5. Diagram Pencar Untuk Persepsi Siswa tentang Kompetensi

(18)

Lampiran Halaman

1. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik, Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru, dan Prestasi

Belajar Geografi Siswa ... 97

2. Kuesioner Untuk Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru ... 98

3. Hasil Uji Validitas Kompetensi Pedagogik Guru (X1) ... 103

4. Sebaran Pola Jawaban Uji Validitas Kompetensi Pedagogik Guru (Variabel X1) ... 104

5. Hasil Uji validitas Kompetensi Profesional Guru (X2) ... 105

6. Sebaran Pola Jawaban Uji Validitas Kompetensi Profesional Guru (Variabel X2) ... 106

7. Sebaran Pola Jawaban Kuesioner Kompetensi Pedagogik Guru (Variabel X1) ... 107

8. Sebaran Pola Jawaban Kuesioner Kompetensi Profesional Guru (Variabel X2) ... 109

9. Uji Normalitas ... 111

10. Uji Homogenitas ... 112

11. Uji Linearitas ... 113

12. Uji Hipotesis... 114

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa, lebih-lebih bagi

bangsa yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Pendidikan erat kaitannya

dengan sistem pengajaran yang digunakan, baik materi, anak didik, lingkungan,

dan lain sebagainya. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh

dibangku sekolah seringkali tidak memadai lagi untuk memenuhi syarat dalam

pekerjaan. Lingkup pengetahuan dan keterampilan yang dapat diberikan oleh guru

pun terbatas oleh kalender kerja, disamping pengetahuan guru sendiri yang tidak

tanpa batas. Pada saat persyaratan kerja semakin ketat, tuntutan akan

profesionalisme dalam bekerja menjadi keniscayaan. Dari sinilah, tuntutan akan

perlunya profesionalisme dalam bekerja sangat dibutuhkan.

Dalam dunia pendidikan guru merupakan figur sentral dalam penyelenggaraan

pendidikan, karena guru adalah sosok yang sangat diperlukan untuk memacu

keberhasilan peserta didiknya. Betapapun baiknya kurikulum yang dirancang para

ahli dengan ketersediaan peralatan dan biaya yang cukup sesuai dengan

pendidikan, namun pada hakikatnya keberhasilan pendidikan secara profesional

(20)

Berhasil atau tidaknya pendidikan pada siswa sangat tergantung pada

pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Guru merupakan kunci

dalam meningkatkan mutu pendidikan dan mereka berada pada posisi yang sangat

strategis bagi seluruh upaya reformasi pendidikan yang berorientasi pada

pencapaian kualitas. Posisi guru menjadi semakin strategis dalam konteks

persekolahan. Apapun upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas

pendidikan dalam suatu sistem persekolahan menjadi tidak berarti jika tidak

disertai guru profesional.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, secara formal guru mempunyai peranan

penting, disamping aspek lainnya seperti sarana/prasarana, kurikulum, peserta

didik dan manajemen. Guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan, sebab inti

dari pendidikan adalah pembelajaran yang memerlukan peran guru di dalamnya.

Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatkan mutu pendidikan.

Untuk itu guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran

dengan sebaik-baiknya. Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing,

pendidik dan pelatih bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami prilaku

peserta didik dengan segala aspeknya dengan memahami psikologi pendidikan.

Seorang guru melalui pertimbangan-pertimbangan psikologinya diharapkan dapat:

1. Merumuskan pembelajaran secara cepat.

2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai. 3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling. 4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.

(21)

Guru akan dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif pada gilirannya

dapat memberikan kontribusi bagi pencapain tujuan pendidikan di sekolah.

Beberapa studi yang dilakukan di negara-negara berkembang menyatakan bahwa

guru memberikan sumbangan terbesar yaitu (36%) dalam prestasi belajar siswa,

sedangakan manajemen (23%), waktu belajar (22%) dan sarana fisik (19%) yang

merupakan aspek pendukung juga memiliki pengaruh cukup signifikan

(Subiyanto, 2007: 702).

Kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari kompetensi yang

berkaitan dengan keahliannya dan harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang

pendidikan apapun. Kompetensi ini terdiri dari seperangkat kemampuan dan

pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk dapat berperan aktif dalam

melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat membantu siswa dalam

mencapai prestasi belajar yang lebih baik.

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2003 tentang Guru dan Dosen pasal 10

ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik

adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

Dimensi kompetensi pedagogik menurut Rasto (2009: 3) antara lain:

1. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran.

a. Merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran.

b. Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar.

(22)

d. Merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran.

e. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

2. Kompetensi melaksanakan proses pembelajaran.

a. Menggunakan metode belajar, media pembelajaran, dan bahan-bahan yang

sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b. Mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan perlengkapan

pengajaran.

c. Berkomunikasi dengan siswa.

d. Mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan

e. Melaksanakan evaluasi penilaian proses belajar mengajar.

3. Kompetensi melaksanakan penilaian proses pembelajaran.

Tujuan utama melaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah

untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan

oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat diupayakan dan

dilaksanakan. Melaksanakan penilaian proses belajar mengajar merupakan

bagian tugas yang harus dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran

berlangsung dengan tujuan mengetahui tingkat keberhasilan siswa menacapai

tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar

siswa.

Berdasarkan uraian di atas kompetensi pedagogik guru tercermin dari indikator

yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang

meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

(23)

Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai ditentukan oleh beberapa faktor,

baik yang berasal dari dalam maupun luar diri siswa. Hal ini sesuai dengan

pendapat Walgito (2004: 41) yang menyatakan bahwa faktor-faktor prestasi

belajar ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Faktor yang berada dari dalam diri individu (faktor intern), meliputi intelegensi, motivasi belajar, sikap siswa terhadap guru, minat siswa, tehadap mata pelajaran, dan prestasi terhadap guru yang mengajar.

2. Faktor yang berada di luar diri individu (faktor ekstern), meliputi pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua, aktivitas belajar siswa,

dan sarana belajar siswa.

Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional

guru dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu faktor dari dalam (faktor

intern) diri siswa yang diduga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini diperkuat oleh Nur (2009: 22) berpendapat bahwa persepsi adalah proses

seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan, dan mengevaluasi orang lain

yang ada dalam diri seseorang yang dipersepsikan. Dalam hal ini kompetensi

pedagogik guru dan kompetensi profesional guru merupakan objek yang

dipersepsikan siswa. Apabila persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru

dan kompetensi profesional guru positif maka tidak menutup kemungkinan akan

berpengaruh positif terhadap siswa yang nampak dalam prestasi belajar.

Hal ini dikemukakan pula oleh Davidol dan Roger dalam Walgito (2004: 89) yang

(24)

persepsi. Dalam persepsi, perasaan, kemampuan berfikir,

pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersiapkan stimulus, hasil

persepsi akan berbeda antara individu satu dengan individu lain. Persepsi itu

bersifat individual.

Bagi siswa yang memiliki persepsi pada mata pelajaran tertentu, misalnya pada

mata pelajaran geografi, merupakan pelajaran yang membosankan, tidak menarik

dan dianggap kurang penting maka siswa tersebut akan bermalas-malasan untuk

belajar geografi. Mereka belajar jika akan menghadapi mid semester, ujian

semester atau pun mengerjakan tugas dari guru sehingga prestasi belajar mereka

rendah.

Oleh karena itu, untuk mengatasinya maka seorang guru dituntut harus memiliki

kompetensi guru yang optimal dalam mengajar dan mendidik siswanya, sehingga

dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Kompetensi atau kemampuan

yang optimal membuat proses belajar menjadi lebih menarik, sistematis, dan

pandangan siswa pada guru akan lebih positif. Sehingga materi yang disampaikan

akan mudah diterima.

Ketidaktertarikan siswa terhadap mata pelajaran geografi dapat ditimbulkan

karena guru yang mengajar kurang menguasai materi pelajaran, tidak mampu

mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, tidak menggunakan media

pembelajaran, mengajar tidak berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dan pengembangan silabus, guru tidak menguasai kompetensi

melaksanakan proses pembelajaran, dan kurang memperhatikan kompetensi

(25)

menarik perhatian siswa untuk senang belajar geografi. Padahal jika siswa

tersebut senang pada guru geografi maka ia akan memperhatikan semua materi

yang disampaikan dengan baik dan penuh semangat. Akan muncul gejala persepsi

siswa yang bersifat positif (baik) bahkan juga bisa negatif (tidak baik) terhadap

pelajaran geografi.

Pada tingkat sekolah menengah atas ada 16 mata pelajaran yang harus ditempuh

siswa pada kelas XI Jurusan IPS, ke-16 mata pelajaran tersebut adalah Geografi,

Sejarah, Ekonomi, PPKN, Sosiologi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia,

Matematika, TIK, Kesenian, Pendidikan jasmani dan rohani (Penjas), Muatan

Lokal (Mulok), Agama Islam, Kewirausahaan dan Bahasa Arab. Dalam kegiatan

belajar mengajar mata pelajaran tersebut diberikan secara terpisah dan diberikan

oleh guru yang dianggap ahli atau bisa menguasai materi tersebut. Guru yang

akan mengajar dituntut harus memiliki ilmu pengetahuan maksimal agar tidak

kesulitan dalam menyampaikan materi pelajaran.

Hasil belajar siswa yang dicapai selama mengikuti kegiatan belajar mengajar,

tentu akan tercermin dari prestasi belajar yang biasanya dapat dilihat dari tinggi

rendahnya nilai yang diperoleh pada setiap mata pelajaran yang diikutinya, salah

satunya yaitu pelajaran geografi. Pada dasarnya setiap siswa belajar untuk

memperoleh prestasi yang diinginkan tetapi pada kenyataannya tidak semua siswa

mencapai prestasi yang diharapkan dan masih ada siswa yang kurang berhasil

dalam studinya. Hal ini dapat dilihat dari hasil pra penelitian pada bulan April

sebagai gambaran nilai rata-rata harian mata pelajaran geografi siswa dapat dilihat

(26)

Table 1. Rata-Rata Nilai Harian Geografi Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013-2014.

Jumlah 23 100 26 100 27 100

Sumber: Dokumentasi Guru Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013-2014.

Jika dilihat secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa dari 76 siswa, sebanyak 50

siswa (65%) memiliki nilai rendah, dan sebnyak 26 siswa (35%) memiliki nilai

tinggi. Jika dilihat perkelas yaitu kelas XI IPS 1 diketahui bahwa dari 23 siswa,

sebanyak 15 (68%) siswa memiliki nilai rendah atau <75, dan 8 (32%) siswa

memiliki nilai tinggi atau sudah memenuhi KKM. Kelas XI IPS 2 dapat diketahui

bahwa dari 26 siswa, sebanyak 17 (65%) siswa memiliki nilai rendah atau <75,

dan 9 (35%) siswa memiliki nilai tinggi sudah mencapai KKM. Dan kelas XI IPS

3 dapat diketahui bahwa dari 27 siswa, sebanyak 18 (66%) siswa memiliki nilai

rendah atau <75, dan 9 (34%) siswa memiliki nilai tinggi atau sudah mencapai

KKM. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar pada kelas XI SMA Negeri 1

Belalau Kabupaten Lampung Barat memiliki prestasi belajar yang masih rendah

dan belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah

ditetapkan oleh sekolah. Karena berdasarkan KKM tersebut nilai yang dicapai

oleh siswa minimal adalah 75 sehingga siswa yang memperoleh nilai <75

(27)

Berdasarkan observasi awal dan wawancara lima orang siswa tentang guru

geografi di SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat diketahui bahwa

guru geografi di SMA tersebut masih menggunakan pembelajaran yang berfokus

pada guru sebagai sumber belajar utama, guru tidak mampu mengelola kelas

sehingga suasana kelas tidak kondusif dan pembelajaran menjadi sangat

membosankan bagi siswa. Guru hanya menggunakan metode ceramah pada setiap

pelajaran sehingga proses pembelajaran tidak menarik perhatian siswa. Selain itu

guru tidak memperhatikan siswanya ketika proses pembelajaran berlangsung

sehingga menyebabkan persepsi siswa kepada guru tersebut menjadi rendah dan

kurang aktifnya siswa ketika mengikuti pelajaran serta rendahnya prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran geografi.

Guru geografi tersebut dapat diartikan sebagai guru yang belum memiliki

kompetensi atau kemampuan mengajar yang optimal. Oleh karena itu, untuk

mengukur bagaimana kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru

tersebut maka diperlukan penilaian oleh siswa. Siswa tersebut akan mengamati,

memberikan gambaran dan menanggapi bagaimana kompetensi pedagogik dan

kompetensi profesional guru dalam aplikasinya di dalam kelas. Sehingga hal

inilah yang menyebabkan diadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara

persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru

dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung

(28)

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Kurang perhatiannya guru ketika proses pembelajaran sedang berlangsung

menyebabkan rendahnya prestasi belajar geografi.

2. Guru kurang mengerti dan tidak menerapkan landasan kependidikan baik

filosofi, psikologi, sosiologi dan sebagainya.

3. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran oleh guru mata pelajaran

geografi.

4. Kurang aktifnya siswa ketika mengikuti pelajaran geografi di dalam kelas.

5. Perangkat pembelajaran yang dimiliki oleh guru mata pelajaran geografi

kurang lengkap.

6. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru geografi masih negatif.

7. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru geografi masih

negatif.

8. Rendahnya prestasi belajar siswa.

C. BATASAN MASALAH

Mengingat banyak faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar maka dalam

penelitian ini membatasi masalah yang hanya berasal dari dalam diri siswa yaitu

persepsi. Batasan masalah tersebut adalah:

1. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru.

2. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru geografi.

(29)

D. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah hubungan positif antara persepsi siswa tentang kompetensi

pedagogik dan kompetensi profesional guru secara bersamaan dengan

prestasi belajar siswa?

2. Adakah hubungan positif antara persepsi siswa tentang kompetensi

pedagogik guru dengan prestasi belajar siswa?

3. Adakah hubungan positif antara persepsi siswa tentang kompetensi

profesional guru dengan prestasi belajar siswa?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi

pedagogik dan kompetensi profesional guru secara bersamaan dengan

prestasi belajar siswa.

2. Untuk menganalisis hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi

pedagogik guru dengan prestasi belajar siswa.

3. Untuk menganalisis hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi

profesional guru dengan prestasi belajar siswa.

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada

(30)

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung.

2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi siswa untuk lebih meningkatkan

persepsi terhadap guru yang mengajar agar disetiap pembelajaran tidak

terasa membosankan dan siswa akan memperoleh prestasi belajar yang

memuaskan.

3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru geografi khususnya di SMA

Negeri 1 Belalau Lampung Barat dalam upaya untuk lebih meningkatkan

kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalnya.

4. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai bidang pendidikan,

khususnya arti penting akan kompetensi pedagogik guru dan kompetensi

profesional guru dalam kegiatan proses belajar mengajar.

5. Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis.

G. RUANG LINGKUP

Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arah yang jelas maka ruang

lingkup penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah persepsi siswa tentang kompetensi

pedagogik, persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru, dan

prestasi belajar siswa

2. Ruang lingkup subjek adalah siswa/siswi kelas XI SMA Negeri 1 Belalau

yang terdiri dari tiga kelas.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten

(31)

4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2013-2014

semester genap.

5. Ruang lingkup ilmu adalah pembelajaran geografi

Pembelajaran geografi hakekatnya adalah pembelajaran aspek-aspek

keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan

kehidupan umat dengan variasi kewilayahannya. Dengan kata lain,

pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang perkembangan

mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing (Sumaatmadja, 1997:

(32)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran a) Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Selanjutnya

menurut Hamalik (2004: 154), yang dimaksud dengan belajar adalah perubahan

tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengamatan. Pendapat lain

mengatakan belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa

kapabilitas dan setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan

nilai (Gagne dalam Dimyati & Mudjiono, 2002: 10).

Beberapa pendapat ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat

dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan dua unsur yaitu jiwa

dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk

mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapat itu bukan perubahan

fisik tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Dengan

(33)

sebagainya bukanlah termasuk perubahan akibat belajar. Oleh karenanya perubahan

sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah

laku seseorang.

Artinya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif

dan psikomotor.

b) Pembelajaran

Aspek yang perlu diperhatikan adalah mencari penguat positif yaitu perilaku yang

lebih disukai siswa. Untuk itu hendaknya guru dapat menyusun suatu desain

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sehingga pembelajaran dapat

menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran dapat dilukiskan sebagai upaya seseorang

yang bertujuan membantu orang belajar. Artinya pembelajaran bukan hanya sekedar

mengajar, sebab titik beratnya adalah pada semua kejadian yang bisa berpengaruh

secara langsung pada belajar orang. Pembelajaran semestinya dirancang agar

memperlancar belajar siswa.

Pembelajaran dirancang secara teratur dan bukan sekedar mengajar atau transfer ilmu

pengetahuan saja. Proses pembelajaran meski dirancang dengan menggunakan

rancangan sistem. Begitu juga pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan

pengetahuan tentang bagaimana orang itu belajar. Hal ini sesuai dengan teori-teori

(34)

menekankan pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberi

penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, prestasi belajar, dan pengalaman

belajar.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa:

1. Pembelajaran merupakan proses pengembangan pengetahuan, keterampilan,

atau sikap baru pada saat seorang itu berinteraksi dengan informasi dan

lingkungan.

2. Pembelajaran yang terprogram mengharuskan guru merancang dan menyusun

materi, metode, dan media pembelajaran yang baik dan detail bukan secara

asal-asalan.

3. Pembelajaran bukan sekedar mengajar, sebab titik beratnya ialah pada semua

kejadian yang bisa berpengaruh secara langsung pada belajar orang.

4. Pembelajaran harus lebih menekankan pada proses pembelajaran yang

berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas,

aktivitas, prestasi belajar, dan pengalaman belajar siswa.

Pembelajaran sebagai suatu proses pengaturan, kegiatannya tidak lepas dari

karakteristik atau ciri-ciri tertentu, yang menurut Edisuadi (dalam Djamarah & Zain,

2002: 54), adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk peserta didik dalam

perkembangan tertentu.

2. Pembelajaran memiliki prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan

(35)

3. Kegiatan pembelajaran ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.

4. Ditandai pula dengan kreativas aktivitas peserta didik. Jadi tidak ada gunanya

melakukan kegiatan pembelajaran, kalau peserta didiknya hanya pasif, karena

peserta didiklah yang belajar, maka mereka yang harus melakukannya.

5. Dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai pembimbing.

6. Dalam kegiatan pembelajaran membutuhkan disiplin. Disiplin dalam kegiatan

pembelajaran ini diartikan sebagai pola tingkah laku yang diatur sedemikian

rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun peserta

didik dengan sadar.

7. Ada batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam setiap

kelas (kelompok peserta didik). Batas waktu menjadi salah satu ciri yang bisa

ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu kapan tujuan itu sudah

harus tercapai.

8. Evaluasi. Dari keseluruhan kegiatan di atas, masalah evaluasi bagian penting

yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melakukan kegiatan pembelajaran.

Evaluasi harus dilakukan oleh guru untuk mengetahui tercapai atau tidaknya

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu

proses yang memiliki tujuan yang akan dicapai, memiliki prosedur yang akan

direncanakan, penggarapan materi secara khusus, terdapat kreativitas aktivitas siswa

melalui bimbingan guru serta memiliki kedisiplinan yang tinggi dan batas waktu yang

(36)

c) Pembelajaran Geografi

Menurut IGI dalam seminar lokakarya geografi tahun 1988 dalam Sumadi, (2003: 4)

bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena

geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks

keruangan. Berdasarkan pendapat tersebut, yang menjadi objek kajian geografi adalah

permukaan bumi yang terdiri dari atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan

kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan) yang

ditinjau dari sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan yang menunjukkan

adanya persamaan dan perbedaan akibat dari adanya relasi keruangan unsur-unsur

geografi yang membentuknya.

Garis besar pengajaran pendidikan (GBPP) geografi adalah salah satu perangkat dari

kurikulum yang merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugas mengajar

di sekolah. Pemahaman terhadap isi GBPP merupakan syarat mutlak agar dapat

mengajar dengan baik. Dalam GBPP SMA tercantum bahwa tujuan pembelajaran

geografi adalah mengembangkan cara berfikir kritis dan kreatif siswa dalam melihat

hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya. Dengan adanya GBPP ini

diharapkan tujuan dari pembelajaran geografi dapat berjalan lancar baik bagi guru

maupun siswa.

Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk mendukung

proses belajar mengajar yang ditandai dengan adanya perubahan prilaku individu

(37)

pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan

keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,

huruf, atau kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

didik dalam satu priode tertentu (Hamalik, 2004: 43). Penilaian hasil belajar bertujuan

untuk melihat kemajuan belajar peserta didik, selain itu juga dapat mengukur sampai

dimana keberhasilan sistem pelajaran yang digunakan. Syah (2003: 213), berpendapat

bahwa prestasi belajar adalah cerminan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar

siswa, baik yang berdimensi cipta (kognitif), rasa (afektif), maupun karsa

(psikomotor).

Menurut Purwanto (1992) dalam Yulaeka (2010: 33), prestasi belajar adalah hasil

yang telah dicapai yang diberikan oleh guru kepada murid-muridnya dalam jangka

waktu tertentu, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang

diperoleh melalui evaluasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan instruksional yang

hasilnya dinyatakan dengan nilai angka.

Dari uraian tersebut jelas bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa

setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar tersebut dapat dilihat

dari nilai atau angka yang diperoleh melalui evaluasi atau tes yang dilakukan dalam

jangka waktu tertentu. Selain itu, prestasi belajar juga dapat dilihat dengan adanya

(38)

Untuk mencapai hasil belajar yang optimal ditandai dengan tingginya prestasi yang

diperoleh siswa. Prestasi belajar yang diperoleh siswa akan tampak dalam bentuk

nilai yang diperoleh siswa setiap kali mengikuti tes/ulangan, artinya nilai yang diukur

menunjukkan seberapa tinggi tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar dan pembelajaran. Selain itu juga, nilai dapat dijadikan tolak ukur bagi guru

mengenai keberhasilannya dalam mengajar dan menyampaikan pada siswa. Tinggi

rendahnya prestasi belajar yang dicapai ditentukan oleh beberapa faktor, baik yang

berasal dari dalam maupun luar diri siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Walgito

(2004: 41), yang menyatakan bahwa yang mempengaruhi faktor-faktor prestasi

belajar adalah faktor yang berada dalam diri individu (faktor intern), meliputi intelegensi, motivasi belajar, sikap siswa terhadap guru, minat siswa terhadap mata pelajaran, prestasi belajar siswa terhadap guru yang mengajar. Faktor yang berada

diluar diri individu (faktor ekstern), meliputi pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua, aktivitas belajar siswa, dan sarana belajar siswa.

3. Persepsi Siswa

Menurut Lerner yang dikutip oleh Abdurrahman (1999: 151), persepsi adalah batasan

yang digunakan pada proses memahami dan menginterpretasikan informasi sensoris,

atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna dari data yang diterima oleh

berbagai indra. Persepsi dapat dikaitkan dengan kejadian yang dialami oleh seseorang

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat terlihat ketika seseorang itu menggunakan

(39)

Menurut Slameto (2003: 102), persepsi merupakan proses yang menyangkut

masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia

terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dapat

dilakukan dengan lewat indranya yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba,

perasa, dan penciuman. Basri (2003: 227), menyatakan persepsi dalah kemampuan

individu atau seseorang untuk mengamati atau mengenal prasangka sehingga

berkesan menjadi suatu pemahaman. Menurut Nur (2009: 22), bahwa persepsi adalah

proses seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan, dan mengevaluasi orang

lain tentang sifat, kualitas, dan keadaan lain yang ada dalam diri seseorang yang

dipersepsikan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan

kemampuan individu dalam mengamati dan menginterpretasikan suatu objek melalui

informasi yang diterima oleh individu melalui alat indranya. Dilihat dari pengertian

persepsi tersebut, maka suatu persepsi dapat berpengaruh pada pembuatan sikap

individu pada suatu objek yang diamati. Sekolah merupakan media tempat terjadinya

proses belajar mengajar yang melibatkan siswa dengan guru. Selama proses belajar

mengajar berlangsung, pada diri siswa mengalami proses pengamatan terhadap materi

pelajaran yang disajikan oleh guru sehingga siswa diharapkan mampu menerima

materi pelajaran yang disajikan tersebut dengan baik.

Sarwono (1999: 94), menyatakan persepsi adalah proses pencarian informasi untuk

dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah pengindraan, sebaliknya

(40)

seorang guru berdiri di depan kelas menyampaikan materi pelajaran, pada diri siswa

terjadi pengamatan terhadap guru di dalam kelas yang dipengaruhi oleh komponen

kognitif siswa, sehingga siswa dapat memberi tanggapan tentang objek yang diamati.

Proses pengamatan inilah yang dinamakan dengan persepsi, seperti yang ditemukan

oleh (Slameto, 2003: 72).

Persepsi yaitu proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam

otak manusia. Lebih lanjut Slameto menjelaskan bahwa persepsi manusia terus

menerus mengandalkan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan

lewat panca indra, penglihatan, pendengaran, perabaan, perasaan dan penciuman.

Berdasarkan beberapa pengertian persepsi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

persepsi merupakan suatu pendapat yang didahului oleh proses pengindraan dan

diteruskan kepusat syaraf, sehingga individu dapat mengenal dan memaknakan suatu

objek yang ada di lingkungannya.

Setiap orang mempunyai persepsi terhadap berbagai macam objek, misalnya seorang

siswa mempunyai berbagai pendapat kompetensi guru yang mengajarnya, begitu pula

dengan tipe-tipe guru yang diinginkannya, sehingga akan didapat beragam persepsi

siswa tentang kompetensi guru. Persepsi siswa terhadap kompetensi profesional dan

kompetensi pedagogik guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Penilaian

tersebut bisa positif ataupun negatif sesuai dengan informasi yang diterima oleh

panca indra melalui pengamatan dan interpretasi. Dengan adanya persepsi siswa yang

positif (baik) pada guru yang mengajar mereka, maka mereka akan senang dan giat

(41)

menjadi lebih baik. Begitu pula sebaliknya, jika persepsi siswa pada guru yang

mengajar negatif (tidak baik) maka siswa tersebut akan malas dan kurang tertarik

untuk mempelajari pelajaran yang diberikan sehingga prestasi belajarnya akan

menurun atau jelek. Hal ini didukung oleh Sudjana, (1991: 111) rendahnya prestasi

belajar atau hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan oleh

kemampuan siswa, tetapi juga disebabkan oleh rendahnya kompetensi guru dalam

mengajar.

Oleh karena itu seorang guru haruslah memberikan penampilan yang terbaik dalam

mengajarnya karena akan menimbulkan persepsi yang baik (positif) pada diri siswa

yang nantinya akan berakibat pada prestasi atau keberhasilannya siswa. Uraian di atas

sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 102) yang menyatakan bahwa bagi seorang

guru, mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang bersangkut paut dengan

persepsi sangat penting karena:

1. Makin baik suatu objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui makin baik

objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat diingat.

2. Dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus

dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah pengertian akan menjadikan

belajar sesuatu yang keliru/tidak relevan.

3. Jika dalam pengajaran seorang guru perlu mengamati benda yang sebenarnya

dengan gambar/potret dari benda tersebut, maka guru harus mengetahui

bagaimana gambar/potret tersebut harus dibuat agar tidak terjadi persepsi

(42)

Selain itu, seorang dapat mengadakan persepsi ada beberapa faktor yang berperan

antara lain yaitu:

1. Adanya objek yang dipersepsikan.

2. Alat indra, syaraf dan susunan syaraf.

3. Perhatian.

Sedangkan proses terjadinya dapat berlangsung jika:

1. Stimulasi mengenai alat indra, ini merupakan proses yang bersifat kealaman

(fisik).

2. Stimulasi kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris. Ini

merupakan proses fisiologis.

3. Diotak sebagai susunan urat syaraf terjadilah proses yang akhirnya individu

dapat menyadari atau mempersepsikan tentang apa yang diterima melalui alat

indra, proses yang terjadi dalam otak ini merupakan proses psikologis

(Walgito, 2004: 119).

4. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru

dalam menjalankan tugas keguruan yang berkaitan dengan kemampuan atau bekal

guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Menurut Mulyasa

(2009: 75-113) kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancanagan dan pelaksanaan

(43)

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Lebih lanjut dalam rancangan

pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang guru dikemukakan bahwa kompetensi

pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik

yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Pemahaman terhadap peserta didik.

b. Merancang pembelajaran.

c. Melakukan pembelajaran yang mendididk dan dialogis.

d. Evaluasi hasil belajar.

e. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

a) Pemahaman Terhadap Peserta Didik

Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang

harus dimiliki guru. Setidaknya ada empat hal yang harus dipahami oleh guru dari

peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan

kognitif. Siswa atau peserta didik yang dilayani oleh guru adalah individu-individu

yang unik. Mereka bukanlah sekelompok manusia yang dapat dengan mudah diatur,

didikte, diarahkan atau diperintah menurut kemauan guru. Mereka adalah subjek yang

memiliki latar belakang, karakteristik, keunikan, dan kemampuan yang berbeda-beda.

Karena itu pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan berbagai aspek

perkembangannya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan syarat

mutlak bagi guru dapat berhasil dalam pembelajarannya. Sebagaimana yang

(44)

dua karakteristik individual siswa yang harus diperhatikan dalam memberikan

layanan pendidikan yang optimal yakni karakteristik kognitif dan karakteristik

afektif.

Karakteristik kognitif terkait dengan kemempuan intelektual siswa dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Sedangkan karakteristik afektif berkaitan dengan

aspek-aspek seperti minat, motivasi, konsep diri, dan sikap (terhadap sekolah, mata

pelajaran, guru dan teman sebaya) juga ikut berpengaruh sebagai prakondisi

terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Guru perlu memahami karakteristik

siswa semacam ini agar bisa merancang dan menciptakan pembelajaran yang

menggugah siswa.

b) Merancang dan Mengembangkan Materi Pembelajaran Secara Kreatif Perancangan pembelajaran merupakan salah satu pedagogis yang harus dimiliki guru,

yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran

sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan

kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.

Lebih dalam Depdiknas (2004: 9) merancang pembelajaran meliputi kemampuan

mendeskripsikan tujuan, mampu memilih materi, mampu mengorganisir materi,

mampu menentukan metode/strategi pembelajaran, mampu menentukan sumber

belajar/media/alat peraga dalam pembelajaran, mampu menyusun perangkat

(45)

Berdasarkan uraian tersebut, merancang program pembelajaran merupakan proyeksi

guru mengenai proses kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran

berlangsung yang mencakup merumuskan tujuan, merumuskan deskripsi suatu

bahasan, merancang kegiatan proses belajar mengajar, memilih berbagai media dan

sumber belajar, dan merencanakan penilaian penguasaan pembelajaran.

c) Melakukan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis

Melakukan proses pembelajaran merupakan tahap pelaksanaan program yang telah

disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru

menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang

telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat,

apakah kegiatan pembelajaran dicukupkan, apakah metodenya diubah, apakah

kegiatan yang lalu perlu diulang manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran. Pada tahap ini disamping pengetahuan teori belajar mengajar,

pengetahuan tentang siswa diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik

belajar misalnya: prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran,

pengunaan metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa.

Sebagaimana pendapat Yutmini (1992: 13) persayaratan kemampuan yang harus

dimiliki guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, meliputi:

1. Menggunakan metode belajar, media pembelajaran, dan bahan latihan yang

sesuai dengan tujuan pembelajaran,

2. Mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran,

(46)

4. Mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan

5. Melaksanakan evaluasi proses belajar mengajar.

Pada pelaksanaan proses pembelajaran, dalam menyampaikan materi pembelajaran

harus dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan pembelajaran dapat

dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Kemampuan-kemapuan yang harus

dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembalajaran terlihat dalam

mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis,

menilai, dan merespon setiap perubahan perilaku siswa.

Lebih lanjut Depdiknas (2004: 9) mengemukakan kompetensi melakukan proses

pembelajaran meliputi, membuka pelajaran, menyajikan materi, menggunakan media

dan metode, menggunakan alat peraga, menggunakan bahasa yang komunikatif,

memotivasi siswa, mengorganisasi kegiatan, berinteraksi dengan siswa secara

komunikatif, menyimpulkan pelajaran, memberikan umpan balik, melaksanakan

penilaian, dan menggunakan waktu.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses pembelajaran

merupakan suatu kegiatan dimana berlangsung hubungan diantara manusia dengan

tujuan membantu perkembangan dan menolong keterlibatan siswa dalam

pembelajaran. Pada dasarnya melaksanakan proses pembelajaran adalah menciptakan

lingkungan dan suasana yang dapat menimbulkan perubahan struktur kognitif para

(47)

d) Evaluasi Hasil Belajar

Menurut Sutisna (1993: 212) penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk

mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang telah disusun

dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan betapa baik

organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud

yang telah ditetapkan.

Tujuan utama dalam melaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah

untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan

instruksional oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil yang akan dapat diupayakan dan

dilaksanakan. Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku

dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian

kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan, dan sertifikasi serta

penilaian program. Tujuan utama dalam proses pembelajaran adalah mendapatkan

informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa,

sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat diupayakan dan dilaksanakan. Dengan

demikian, melaksanakan penilaian proses belajar mengajar merupakan bagian tugas

guru yang harus dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran,

sehingga dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar siswa.

Guru harus bisa mengembangkan alat penilaian yang tepat dan sahih untuk dapat

mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar siswa secara komprehensif. Penilaian

(48)

tertentu tetapi harus dapat mengungkap kemampuan utuh dalam ketiga ranah secara

komprehensif (ranah kognitif, afektif dan psikomotor). Penilaian proses harus

dilakukan secara berkesinambungan sehingga diharapkan dapat membantu guru

untuk melakukan perabaikan-perbaikan pembelajaran yang lebih optimal. Disisi lain

penilaian ini dapat membantu siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja

belajarnya. Penilaian proses terkait dengan pencapaian-pencapaian sementara siswa

selama pembelajaran, keterlibatan, motivasi, minat dan antusiasme siswa dalam

pembelajaran. Penilaian harus dilakukan secara adil, transparan, komprehensif, imparsial dan akuntabel dengan menggunakan alat dan teknik penilaian yang valid danreliable.

Penilaian hasil dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan-tujuan

pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) pada akhir dari suatu unit

pembelajaran tertentu. Hasil-hasil penilaian ini kemudian dapat dimanfaaatkan untuk

melakukan perbaikan, mendiagnosis kelemahan atau kesulitan yang dialami siswa

atau untuk menjadi bahan refleksi bagi guru atau sekolah untuk meningkatkan kinerja

pelayanan mereka.

e) Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang Dimilikinya

Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang

harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh

(49)

cara, antara lain melalui kegiatan ekstrakulikuler (ekskul), pengayaan dan remedial

serta bimbingan dan konseling (BK).

Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dapat diartikan sebagai tanggapan

atau pendapat seorang siswa tentang kemampuan seorang guru dalam melaksanakan

kewajibannya sebagai pentransfer ilmu. Agar persepsi siswa tentang kompetensi

pedagogik guru tersebut baik, maka guru harus meningkatkan kompetensi

pedagogiknya, sebab kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang memiliki

pengaruh terhadap siswa.

Saat ini kebanyakan siswa belum memahami secara teoritis tentang segala sesuatu

yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru, tapi pada prakteknya siswa sudah

mampu menilai guru manakah yang memiliki kompetensi dalam menjalankan

tugasnya sebagai seorang pengajar. Tanggapan positif atau negatif yang terjadi pada

siswa merupakan perasaan yang dihasilkan dari pengamatan sehari-hari ketika

seorang guru mengajar di kelas, tindak lanjutnya setelah proses pembelajaran selesai

sampai pada pembagian hasil evaluasi pada siswa. Tanggapan yang baik akan

diberikan kepada guru yang dinilainya telah berkompeten dan secara tidak langsung

siswapun akhirnya akan termotivasi dalam meningkatkan prestasi belajarnya,

demikian sebaliknya, apabila tanggapan siswa kurang baik terhadap kompetensi

pedagogik guru maka siswapun akan sulit meningkatkan prestasinya.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan persepsi siswa tentang kompetensi

(50)

tanggapan atas kompetensi pedagogik yang dimiliki seorang guru sebagai objek,

melalui indranya. Demikian persepsi siswa yang baik terhadap kompetensi guru

dalam hal ini kompetensi pedagogik guru. Maka seorang guru harus memiliki

kompetensi yang menunjang. Persepsi tentang kompetensi pedagogik guru akan

timbul pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Jadi cukup jelas, persepsi siswa

tentang kompetensi pedagogik guru erat hubungannya dengan prestasi belajar yang

dicapai siswa, karena guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan

lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola

kelasnya, sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar dan meningkatkan

prestasinya.

5. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional guru menurut pakar pendidikan Soediarto (dalam Uno 2008:

64), menurut dirinya sebagai seorang guru agar mampu menganalisis, mendiagnosis,

dan memprognosisi situasi pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi profesional

perlu menguasai disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran, bahan

ajar yang diajarkan, pengetahuan tentang karakteristik siswa, pengetahuan tentang

filsafat dan tujuan pendidikan, pengetahuan serta penguasaan metode dan model

mengajar, penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran, pengetahuan

terhadap penilaian, dan mampu merencanakan, memimpin guna kelancaran proses

pendidikan. Tuntutan atas berbagai kompetensi ini mendorong guru untuk

memperoleh informasi yang dapat memperkaya kemampuan agar tidak mengalami

(51)

Menurut Hamalik (2006: 27) mengemukakan bahwa guru profesional merupakan

orang yang telah menempuh program pendidikan guru dan memiliki tingkat master

serta telah mendapat ijazah dan telah berpengalaman dalam mengajar pada

kelas-kelas besar. Kompetensi profesional sebagaimana yang diamanatkan oleh Peraturan

Pemerintan No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terkait

penguasaan terhadap struktural keilmuan dari mata pelajaran yang diasuh secara luas

dan mendalam, sehingga dapat membantu guru dalam membimbing siswa untuk

menguasai pengetahuan atau keterampilan secara optimal. Secara lebih spesifik

menurut Permendiknas No. 16/2007 (dalam Payong, 2011: 43) standar kompetensi

profesional dijabarkan kedalam tiga kompetensi inti yakni:

1. Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung

mata pelajaran yang diampu.

2. Penguasaan kurikulum atau menguasai standar kompetensi, dan kompetensi

dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.

3. Menguasai hakekat dan metodelogi keilmuan.

a) Menguasai Materi, Struktur, konsep dan Pola Pikir Keilmuan yang Mendukung Mata Pelajaran yang Diampu

Guru profesional adalah ahli bidang studi (subjek matter specialist). Setelah melewati proses pendidikan dan pelatihan yang relatif sama (kurang lebih 4 tahun untuk

strata-1 (Sstrata-1) ditambah dengan strata-1 tahun pendidikan profesi), maka para guru dianggap

memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup tentang isi mata pelajaran yang

terkait dengan struktur, konsep dan keilmuan. Penguasaan terhadap materi ini

(52)

efektif, karena guru sering menjadi tempat bertanya bagi siswa dan dapat juga

menjadi sumber pemuas dahaga keingintahuan siswa. Dalam diri siswa tentu ada

kebanggaan, bila memiliki guru yang bisa menjadi pemuas dahaga keingintahuannya.

Selain itu penguasaan terhadap materi juga dapat menjadi salah satu persyaratan bagi

guru, untuk dapat memberikan bantuan yang tepat terhadap permasalahan belajar

yang dihadapi oleh siswa. Sering dijumpai siswa mengalami kesulitan dalam belajar

ketidakmampuannya memahami konsep-konsep keilmuan dalam mata pelajaran yang

dipelajari. Kepada siapa mereka akan bertanya jika sumber-sumber belajar lain tidak

dapat memberikan jawaban yang memuaskan bagi mereka. Dalam kegiatan semacam

ini guru adalah andalan yang diharapkan bisa memberikan bantuan yang bisa

memecahkan persoalan yang dihadapi siswa.

Kesalahan atau ketidakmampuan menguasai konsep-konsep dalam mata pelajaran

dapat berakibat fatal bagi para siswa, terlebih apabila konsep-konsep yang salah itu

kemudian diajarkan kepada para siswa. Hal ini akan berdampak serius jika

konsep-konsep keilmuan itu menjadi persyaratan untuk mempelajari materi pada jenjang

selanjutnya atau belajar bidang-bidang yang lain. Karena itu penguasaan materi dan

bahan ajar sudah sepantasnya menjadi salah satu tuntutan dalam kompetensi

profesional.

b) Pengembangan Kurikulum/Silabus

Sebagai pengembangan kurikulum ditingkat satuan pendidikan, guru memiliki

kewajiban untuk menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata

(53)

semua mata pelajaran untuk jenjang SD/MI/SDLB sampai SMA/MA/SMK/SMALB

sudah disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan sudah ditetapkan

melalui Permendiknas No. 22 tahun 2006. Melalui penguasaan terhadap standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran maka diharapkan guru dapat

mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran secara cermat. Hal

ini karena standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan dasar untuk

mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi.

Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi prasyarat

bagi guru untuk mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikannya. Melalui

penguasaan tersebut guru dapat menjabarkan, menganalisis dan mengembangkan

indikator-indikator pencapaian yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah

serta kebutuhan dan karakteristik siswa yang dilayani. Indikasi kemampuan ini dapat

dilihat pada bagaimana guru dapat mengembangkan rencana pembelajarannya

(silabus dan RPP) secara cermat dengan memperhatikan standar kompetensi dan

kompetensi dasar dan struktur keilmuan mata pelajarannya. Penguasaan terhadap

standar kompetensi dan kompetensi dasar juga dapat diketahui dari adanya

kemampuan guru untuk mengembangkan alat penilaian yang tepat, sesuai dengan

indikator-indikatornya.

c) Menguasai Hakekat dan Metodelogi Keilmuan

Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata pelajaran

(54)

materi pembelajaran sesuai dengan struktur keilmuan dan kebutuhan khas peserta

didik. Dalam mengembangkan materi pembelajaran, guru dapat menggunakan

model-model pengembangan sebagaimana yang telah dikuasai dalam teori pembelajaran.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa materi pembelajaran harus dapat mengikuti

suatu pola atau urutan logis tertentu, misalnya dari yang sederhana kepada yang

kompleks, dari yang kongkrit kepada yang abstrak, dari yang dekat kepada yang jauh.

Prinsip utama penguasaan kompetensi ini adalah agar materi pembelajaran yang akan

dipelajari oleh siswa menjadi bermakna bagi mereka sehingga tidak hanya diketahui

tetapi juga dapat dihayati dan diamalkan oleh siswa. Melalui prinsip ini guru dapat

mengembangkan materinya secara kreatif (asalkan tidak menyimpang dari konsep

keilmuan) menyesuaikan dengan kebutuhan khas siswa.

6. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang persepsi pernah dilakukan oleh Fitri Yulaeka pada tahun 2009

dengan judul Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru

dengan Prestasi Belajar IPS Geografi Semester Genap di SMP Amal Bhakti

Kecematan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2008/2009.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif yang sangat erat dan signifikan antara persepsi siswa

tentang kompetensi profesional guru dalam hal menguasai materi

pembelajaran dengan prestasi belajar IPS geografi semester genap di SMA

Amal Bhakti Kecematan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan tahun

Gambar

Table 1. Rata-Rata Nilai Harian Geografi Siswa Kelas XI Semester Genap
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 2. Sebaran Populasi Berdasarkan Kelas.
Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel Kelas XI IPS.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keywords Biodiesel · Jatropha curcas · Subcritical methanol · Subcritical acetic acid · Sunflower oil · (trans) Esterification Abbreviations FAME Fatty acid methyl ester(s) FFA

Laporan Keuangan merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus selama satu periode akuntansi yang dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai hasil kerja

Hasil dari penelitian ini adalah JWT yang diimplementasikan dapat melakukan validasi terhadap username dan password yang dikirimkan oleh publisher, JWT mampu melakukan

Digunakan pelat dua arah.Tebal plat untuk lantai gedung, tebal 130 mm dengan tulangan pokok P10-200 untuk daerah tumpuan dan lapangan arah x maupun arah y serta P8-200 untuk

Kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: Sense dan Think berpengaruh tetapi tidak secara signifikan terhadap loyalitas konsumen pada Starbucks Coffee Paragon Semarang.

Dalam melakukan desain data warehouse , ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan, masing-masing adalah; mendeskripsikan system yang digunakan saat ini dengan

Adapun hotel melati adalah usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dimana setiap orang dapat menginap, makan

Tujuan penelitian ini adalah Membuktikan ada perbedaan gambaran histopatologi ginjal mencit Balb/c yang hiperurisemia antara kelompok yang diberi ekstrak buah