BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014
(Skripsi)
Oleh Rumiasih
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI 1
BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Oleh Rumiasih
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara, 1) persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru secara bersamaan dengan prestasi belajar, 2) persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar dan, 3) persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat tahun pelajaran 2013-2014. Metode penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lain. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPS semester genap yang terdiri dari tiga kelas dan berjumlah 76 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling. Sebagai sampel, penentuan responden dilakukan secara random dari masing-masing kelas. Teknik analisis data menggunakan uji korelasiproduct moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ada pengaruh positif yang sangat signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru secara bersamaan dengan prestasi belajar geogrfi siswa. Jika persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru secara bersama positif, maka akan meningkatkan kualitas belajar dan akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang cenderung meningkat. 2) Ada pengaruh positif yang sangat signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar geografi siswa. Jika persepsi siswa positif akan mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. 3) Ada pengaruh positif yang sangat signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar geografi siswa. Jika persepsi siswa positif akan mendapatkan prestasi belajar yang tinggi.
Nama lengkap penulis yaitu Rumiasih. Penulis dilahirkan di
Lampung Selatan pada tanggal 29 April 1992 dari ayah yang
bernama Maryani dan ibu yang bernama Marinten sebagai anak
tunggal. Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar
Negeri 1 Batu Kebayan Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2004. Pada tahun
2004 penulis melanjutkan sekolah di SMPN 1 Belalu Kabupaten Lampung Barat
yang diselesaikan pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN
1 Belalau Kabupaten Lampung Barat dan lulus pada tahun 2010. Setelah tamat
SMA penulis diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung melalui jalur PKAB pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan
Pendidikan IPS.
Pada tanggal 16 sampai 23 Juni 2013, penulis melaksanakan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat. Kemudian pada
pada tanggal 1 Juli 2013 sampai dengan tanggal 17 September 2013 penulis
melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rawas Kecamatan Pesisir Tengah
Kabupaten Pesisir Barat dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN 1
Hari tak indah tanpa mentari, bulan dan gemerlipnya bintang. Begitu juga hidup. Takkan indah tanpa tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan terasa apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan pengorbanan dan kadang air mata.
Kupersembahkan karya kecil dan sederhana ini, untuk cahaya hidupku yang senantiasa bersinar cerah, tak redup sedikitpun, tak pernah mengeluh sesakit apapun, dan selalu ada saat suka maupun duka. Dialah dua orang yang aku hormati, dua orang yang aku hargai, aku cintai dan aku sayangi. Mereka adalah ayah dan ibuku...
Ibu.. kau besarkan aku dalam dekapan tanganmu. Cintamu hiasi jiwaku dan restumu temani hidupku...
Ibu.... kau kirimkan aku kekuatan lewat untaian kata dan do a. Tak ada keluh kesah di wajahmu dalam mengantarkan ku kedalam gerbang masa depan yang cerah tuk raih segenggam harapan dan impian menjadi kenyataan.
Ayah...
Kau begitu kuat dan tegar dalam hadapi hidup, kau jadikan setiap tetes keringatmu sebagai semangat meraih cita-cita, hari-harimu penuh tantangan dan pengorbanan. Tak kau hiraukan terik matahari membakar kulitmu, tak kau pedulikan hujan deras mengguyur tubuhmu.
Ayah.. ibu... inilah kata-kata yang mewakili seluruh rasa, sungguh aku tak mampu menggantikan kisahmu dengan apapun, tiada yang dapat kuberikan agar setara dengan pengorbananmu padaku. Kasih sayangmu tak pernah bertepi, cintamu tak pernah berujung... tiada kasih seindah kasihmu, tiada cinta seindah cintamu. Kepadamu aku persembahkan salam yang harumnya melebihi kasturi, yang sejuknya melebihi embun pagi, hangatnya seperti mentari diwaktu dhuha, salam suci sesuci air telaga kautsar yang jika diteguk akan menghilangkan dahaga selalu menjadi penghormatan kasih dan cinta yang tidak pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Hubungan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru Geografi dengan Prestasi Belajar Geografi
Siswa di SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran
2013-2014” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Sumadi, M.S., selaku pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik, dan Ibu
Rahma Kurnia Sri U, S.Si., M.Pd., selaku pembimbing II yang keduanya telah
banyak memberikan saran, arahan dan nasihat, selama membimbing penulis, serta
Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Dosen Pembahas yang telah banyak
memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis juga menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
2. Pembantu Dekan I Bapak Dr. M. Thoha B. Sampoerna Jaya, M.S., Pembantu
Dekan II Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., dan Pembantu Dekan III Bapak
Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. FKIP Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas
Lampung.
5. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan FKIP Universitas Lampung, khususnya
Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang berharga.
6. Bapak Drs. Selamat Riadi, M.M., selaku Kepala Sekolah yang telah memberi
izin untuk mengadakan penelitian di SMA Negeri 1 Belalau Lampung Barat.
7. Ibu Puspa Kirti, S.Pd., selaku waka kurikulum SMA Negeri 1 Belalau yang
telah banyak memberikan pengarahan selama melakukan penelitian.
8. Bapak Budi Wirawan S.Pd., selaku guru geografi SMA Negeri 1 Belalau
terima kasih atas izin dan bantuan yang telah diberikan selama melakukan
penelitian.
9. Ferico Candra yang selalu memberikan do’a, perhatian, motivasi, semangat dan selalu menjadi orang yang terbaik dalam berbagi suka duka dalam
selama ini.
11. Teman-teman seperjuangan geografi 2010, khususnya geografi kelas ganjil
yang selalu menjadi semangat dalam pengerjaan skripsi ini.
Semoga kiranya Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat, hidayah
serta karuania-Nya kepada kita semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, namun Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
berguna bagi kita semua, Amin.
Bandar Lampung, Okteber 2014 Penulis
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 10
C. Batasan Masalah ... 10
D. Rumusan Masalah ... 11
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Manfaat Penelitian ... 11
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 12
II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 14
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 14
2. Prestasi Belajar ... 19
3. Persepsi Siswa ... 20
4. Kompetensi Pedagogik ... 24
5. Kompetensi Profesional ... 32
6. Penelitian yang Relevan ... 36
B. Kerangka Pikir ... 39
C. Hipotesis ... 41
III.METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 42
1. Populasi ... 43
2. Sampel ... 43
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 44
1. Variabel Penelitian ... 44
2. Definisi Operasional Variabel ... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ... 51
1. Kuesioner ... 51
2. Wawancara ... 51
3. Dokumentasi ... 52
E. Uji Persyaratan Instrumen ... 52
1. Uji Validitas Kuesioner ... 52
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 53
F. Hasil Uji Coba Kuesioner ... 54
G. Teknik Analisis Data ... 57
1. Uji Normalitas ... 57
2. Uji Homogenitas ... 58
3. Uji Linieritas ... 58
H. Pengujian Hipotesis ... 58
I. Kriteria Uji Hipotesis Statistik ... 61
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 63
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Belalau ... 63
2. Profil Sekolah... 65
3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 66
4. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 1 Belalau ... 67
5. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Belalau ... 67
6. Proses Belajar Mengajar ... 68
B. Deskripsi Data ... 71
1. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru ... 72
2. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru ... 73
3. Prestasi Belajar Geografi Siswa ... 74
C. Pengujian Persyaratan Analis Data ... 75
1. Uji Normalitas ... 75
2. Uji Homogenitas ... 75
3. Uji Linieritas Data ... 76
D. Pengujian Hipotesis ... 78
1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 78
2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 80
3. Pengujian Hipotesis Ketiga ... 81
E. Pembahasan ... 82
1. Hipotesis 1 ... 82
2. Hipotesis 2 ... 86
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 95 B. Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA
T abel
Hala man 1. Rata-Rata Nilai Harian Geografi Siswa Kelas XI Semester
Genap SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun
Pelajaran 2013-2014 ……….... 8
2. Sebaran Populasi Berdasarkan Kelas ………..
43 3. Jumlah Populasi dan Sampel Kelas XI IPS………
44 4. Alternatif Jawaban Angket Kompetensi Pedagogik Guru…...
45 5. Kisi-Kisi Angket Kompetensi Pedagogik Guru……….
46 6. Alternatif Jawaban Angket Kompetensi Profesional Guru……
48 7. Kisi-Kisi Angket Kompetensi Profesional Guru………
49 8. Hasil Uji Validitas Item Soal Kuesioner tentang Kompetensi
Pedagogik Guru………..
55 9. Hasil Uji Validitas Item Soal Kuesioner tentang Kompetensi
Profesional Guru……….
Prasarana SMA Negeri 1 Belalau………...
67
Distribusi Jumlah Siswa Berdasarkan Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru (X1) pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Belalau Tahun Pelajaran 2013-2014……...
72 1
4.
Kategori Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru (X1) pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Belalau Tahun Pelajaran 2013-2014………...
72 1
5.
Distribusi Jumlah Siswa Berdasarkan Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru (X2) pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Belalau Tahun Pelajaran 2013-2014…..
73 1
6.
Kategori Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru (X1) pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Belalau Tahun Pelajaran 2013-2014………...
1 8.
Kategori Prestasi Belajar Geografi Siswa (Y) pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Belalau Tahun Pelajaran 2013-2014……….
74 1
9.
Hasil Uji Normalitas Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru (X1), Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru (X2), dan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS Semester Genap SMA Negeri 1 Belalau………...
75 2
0.
Hasil Uji Homogenitas Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru (X1), Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru (X2), dan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS Semeter Genap SMA Negeri 1
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pertama………...
79 2
3.
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Kedua……….
80 2
4.
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Ketiga……….
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir ... 40
2. Peta Lokasi SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung
Barat Tahun 2014 ... 69
3. Denah Ruang SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung
Barat Tahun 2014 ... 70
4. Diagram Pencar Untuk Persepsi Siswa tentang Kompetensi
Pedagogik Guru (X1) ... 77
5. Diagram Pencar Untuk Persepsi Siswa tentang Kompetensi
Lampiran Halaman
1. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik, Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru, dan Prestasi
Belajar Geografi Siswa ... 97
2. Kuesioner Untuk Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru ... 98
3. Hasil Uji Validitas Kompetensi Pedagogik Guru (X1) ... 103
4. Sebaran Pola Jawaban Uji Validitas Kompetensi Pedagogik Guru (Variabel X1) ... 104
5. Hasil Uji validitas Kompetensi Profesional Guru (X2) ... 105
6. Sebaran Pola Jawaban Uji Validitas Kompetensi Profesional Guru (Variabel X2) ... 106
7. Sebaran Pola Jawaban Kuesioner Kompetensi Pedagogik Guru (Variabel X1) ... 107
8. Sebaran Pola Jawaban Kuesioner Kompetensi Profesional Guru (Variabel X2) ... 109
9. Uji Normalitas ... 111
10. Uji Homogenitas ... 112
11. Uji Linearitas ... 113
12. Uji Hipotesis... 114
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa, lebih-lebih bagi
bangsa yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Pendidikan erat kaitannya
dengan sistem pengajaran yang digunakan, baik materi, anak didik, lingkungan,
dan lain sebagainya. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh
dibangku sekolah seringkali tidak memadai lagi untuk memenuhi syarat dalam
pekerjaan. Lingkup pengetahuan dan keterampilan yang dapat diberikan oleh guru
pun terbatas oleh kalender kerja, disamping pengetahuan guru sendiri yang tidak
tanpa batas. Pada saat persyaratan kerja semakin ketat, tuntutan akan
profesionalisme dalam bekerja menjadi keniscayaan. Dari sinilah, tuntutan akan
perlunya profesionalisme dalam bekerja sangat dibutuhkan.
Dalam dunia pendidikan guru merupakan figur sentral dalam penyelenggaraan
pendidikan, karena guru adalah sosok yang sangat diperlukan untuk memacu
keberhasilan peserta didiknya. Betapapun baiknya kurikulum yang dirancang para
ahli dengan ketersediaan peralatan dan biaya yang cukup sesuai dengan
pendidikan, namun pada hakikatnya keberhasilan pendidikan secara profesional
Berhasil atau tidaknya pendidikan pada siswa sangat tergantung pada
pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Guru merupakan kunci
dalam meningkatkan mutu pendidikan dan mereka berada pada posisi yang sangat
strategis bagi seluruh upaya reformasi pendidikan yang berorientasi pada
pencapaian kualitas. Posisi guru menjadi semakin strategis dalam konteks
persekolahan. Apapun upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas
pendidikan dalam suatu sistem persekolahan menjadi tidak berarti jika tidak
disertai guru profesional.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, secara formal guru mempunyai peranan
penting, disamping aspek lainnya seperti sarana/prasarana, kurikulum, peserta
didik dan manajemen. Guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan, sebab inti
dari pendidikan adalah pembelajaran yang memerlukan peran guru di dalamnya.
Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatkan mutu pendidikan.
Untuk itu guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran
dengan sebaik-baiknya. Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing,
pendidik dan pelatih bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami prilaku
peserta didik dengan segala aspeknya dengan memahami psikologi pendidikan.
Seorang guru melalui pertimbangan-pertimbangan psikologinya diharapkan dapat:
1. Merumuskan pembelajaran secara cepat.
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai. 3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling. 4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Guru akan dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif pada gilirannya
dapat memberikan kontribusi bagi pencapain tujuan pendidikan di sekolah.
Beberapa studi yang dilakukan di negara-negara berkembang menyatakan bahwa
guru memberikan sumbangan terbesar yaitu (36%) dalam prestasi belajar siswa,
sedangakan manajemen (23%), waktu belajar (22%) dan sarana fisik (19%) yang
merupakan aspek pendukung juga memiliki pengaruh cukup signifikan
(Subiyanto, 2007: 702).
Kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari kompetensi yang
berkaitan dengan keahliannya dan harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang
pendidikan apapun. Kompetensi ini terdiri dari seperangkat kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk dapat berperan aktif dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat membantu siswa dalam
mencapai prestasi belajar yang lebih baik.
Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2003 tentang Guru dan Dosen pasal 10
ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
Dimensi kompetensi pedagogik menurut Rasto (2009: 3) antara lain:
1. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran.
a. Merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran.
b. Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar.
d. Merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran.
e. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
2. Kompetensi melaksanakan proses pembelajaran.
a. Menggunakan metode belajar, media pembelajaran, dan bahan-bahan yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan perlengkapan
pengajaran.
c. Berkomunikasi dengan siswa.
d. Mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan
e. Melaksanakan evaluasi penilaian proses belajar mengajar.
3. Kompetensi melaksanakan penilaian proses pembelajaran.
Tujuan utama melaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah
untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat diupayakan dan
dilaksanakan. Melaksanakan penilaian proses belajar mengajar merupakan
bagian tugas yang harus dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran
berlangsung dengan tujuan mengetahui tingkat keberhasilan siswa menacapai
tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar
siswa.
Berdasarkan uraian di atas kompetensi pedagogik guru tercermin dari indikator
yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai ditentukan oleh beberapa faktor,
baik yang berasal dari dalam maupun luar diri siswa. Hal ini sesuai dengan
pendapat Walgito (2004: 41) yang menyatakan bahwa faktor-faktor prestasi
belajar ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Faktor yang berada dari dalam diri individu (faktor intern), meliputi intelegensi, motivasi belajar, sikap siswa terhadap guru, minat siswa, tehadap mata pelajaran, dan prestasi terhadap guru yang mengajar.
2. Faktor yang berada di luar diri individu (faktor ekstern), meliputi pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua, aktivitas belajar siswa,
dan sarana belajar siswa.
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional
guru dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu faktor dari dalam (faktor
intern) diri siswa yang diduga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini diperkuat oleh Nur (2009: 22) berpendapat bahwa persepsi adalah proses
seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan, dan mengevaluasi orang lain
yang ada dalam diri seseorang yang dipersepsikan. Dalam hal ini kompetensi
pedagogik guru dan kompetensi profesional guru merupakan objek yang
dipersepsikan siswa. Apabila persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru
dan kompetensi profesional guru positif maka tidak menutup kemungkinan akan
berpengaruh positif terhadap siswa yang nampak dalam prestasi belajar.
Hal ini dikemukakan pula oleh Davidol dan Roger dalam Walgito (2004: 89) yang
persepsi. Dalam persepsi, perasaan, kemampuan berfikir,
pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersiapkan stimulus, hasil
persepsi akan berbeda antara individu satu dengan individu lain. Persepsi itu
bersifat individual.
Bagi siswa yang memiliki persepsi pada mata pelajaran tertentu, misalnya pada
mata pelajaran geografi, merupakan pelajaran yang membosankan, tidak menarik
dan dianggap kurang penting maka siswa tersebut akan bermalas-malasan untuk
belajar geografi. Mereka belajar jika akan menghadapi mid semester, ujian
semester atau pun mengerjakan tugas dari guru sehingga prestasi belajar mereka
rendah.
Oleh karena itu, untuk mengatasinya maka seorang guru dituntut harus memiliki
kompetensi guru yang optimal dalam mengajar dan mendidik siswanya, sehingga
dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Kompetensi atau kemampuan
yang optimal membuat proses belajar menjadi lebih menarik, sistematis, dan
pandangan siswa pada guru akan lebih positif. Sehingga materi yang disampaikan
akan mudah diterima.
Ketidaktertarikan siswa terhadap mata pelajaran geografi dapat ditimbulkan
karena guru yang mengajar kurang menguasai materi pelajaran, tidak mampu
mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, tidak menggunakan media
pembelajaran, mengajar tidak berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan pengembangan silabus, guru tidak menguasai kompetensi
melaksanakan proses pembelajaran, dan kurang memperhatikan kompetensi
menarik perhatian siswa untuk senang belajar geografi. Padahal jika siswa
tersebut senang pada guru geografi maka ia akan memperhatikan semua materi
yang disampaikan dengan baik dan penuh semangat. Akan muncul gejala persepsi
siswa yang bersifat positif (baik) bahkan juga bisa negatif (tidak baik) terhadap
pelajaran geografi.
Pada tingkat sekolah menengah atas ada 16 mata pelajaran yang harus ditempuh
siswa pada kelas XI Jurusan IPS, ke-16 mata pelajaran tersebut adalah Geografi,
Sejarah, Ekonomi, PPKN, Sosiologi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia,
Matematika, TIK, Kesenian, Pendidikan jasmani dan rohani (Penjas), Muatan
Lokal (Mulok), Agama Islam, Kewirausahaan dan Bahasa Arab. Dalam kegiatan
belajar mengajar mata pelajaran tersebut diberikan secara terpisah dan diberikan
oleh guru yang dianggap ahli atau bisa menguasai materi tersebut. Guru yang
akan mengajar dituntut harus memiliki ilmu pengetahuan maksimal agar tidak
kesulitan dalam menyampaikan materi pelajaran.
Hasil belajar siswa yang dicapai selama mengikuti kegiatan belajar mengajar,
tentu akan tercermin dari prestasi belajar yang biasanya dapat dilihat dari tinggi
rendahnya nilai yang diperoleh pada setiap mata pelajaran yang diikutinya, salah
satunya yaitu pelajaran geografi. Pada dasarnya setiap siswa belajar untuk
memperoleh prestasi yang diinginkan tetapi pada kenyataannya tidak semua siswa
mencapai prestasi yang diharapkan dan masih ada siswa yang kurang berhasil
dalam studinya. Hal ini dapat dilihat dari hasil pra penelitian pada bulan April
sebagai gambaran nilai rata-rata harian mata pelajaran geografi siswa dapat dilihat
Table 1. Rata-Rata Nilai Harian Geografi Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013-2014.
Jumlah 23 100 26 100 27 100
Sumber: Dokumentasi Guru Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013-2014.
Jika dilihat secara keseluruhan, dapat diketahui bahwa dari 76 siswa, sebanyak 50
siswa (65%) memiliki nilai rendah, dan sebnyak 26 siswa (35%) memiliki nilai
tinggi. Jika dilihat perkelas yaitu kelas XI IPS 1 diketahui bahwa dari 23 siswa,
sebanyak 15 (68%) siswa memiliki nilai rendah atau <75, dan 8 (32%) siswa
memiliki nilai tinggi atau sudah memenuhi KKM. Kelas XI IPS 2 dapat diketahui
bahwa dari 26 siswa, sebanyak 17 (65%) siswa memiliki nilai rendah atau <75,
dan 9 (35%) siswa memiliki nilai tinggi sudah mencapai KKM. Dan kelas XI IPS
3 dapat diketahui bahwa dari 27 siswa, sebanyak 18 (66%) siswa memiliki nilai
rendah atau <75, dan 9 (34%) siswa memiliki nilai tinggi atau sudah mencapai
KKM. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar pada kelas XI SMA Negeri 1
Belalau Kabupaten Lampung Barat memiliki prestasi belajar yang masih rendah
dan belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah
ditetapkan oleh sekolah. Karena berdasarkan KKM tersebut nilai yang dicapai
oleh siswa minimal adalah 75 sehingga siswa yang memperoleh nilai <75
Berdasarkan observasi awal dan wawancara lima orang siswa tentang guru
geografi di SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung Barat diketahui bahwa
guru geografi di SMA tersebut masih menggunakan pembelajaran yang berfokus
pada guru sebagai sumber belajar utama, guru tidak mampu mengelola kelas
sehingga suasana kelas tidak kondusif dan pembelajaran menjadi sangat
membosankan bagi siswa. Guru hanya menggunakan metode ceramah pada setiap
pelajaran sehingga proses pembelajaran tidak menarik perhatian siswa. Selain itu
guru tidak memperhatikan siswanya ketika proses pembelajaran berlangsung
sehingga menyebabkan persepsi siswa kepada guru tersebut menjadi rendah dan
kurang aktifnya siswa ketika mengikuti pelajaran serta rendahnya prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran geografi.
Guru geografi tersebut dapat diartikan sebagai guru yang belum memiliki
kompetensi atau kemampuan mengajar yang optimal. Oleh karena itu, untuk
mengukur bagaimana kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
tersebut maka diperlukan penilaian oleh siswa. Siswa tersebut akan mengamati,
memberikan gambaran dan menanggapi bagaimana kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru dalam aplikasinya di dalam kelas. Sehingga hal
inilah yang menyebabkan diadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara
persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Kurang perhatiannya guru ketika proses pembelajaran sedang berlangsung
menyebabkan rendahnya prestasi belajar geografi.
2. Guru kurang mengerti dan tidak menerapkan landasan kependidikan baik
filosofi, psikologi, sosiologi dan sebagainya.
3. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran oleh guru mata pelajaran
geografi.
4. Kurang aktifnya siswa ketika mengikuti pelajaran geografi di dalam kelas.
5. Perangkat pembelajaran yang dimiliki oleh guru mata pelajaran geografi
kurang lengkap.
6. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru geografi masih negatif.
7. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru geografi masih
negatif.
8. Rendahnya prestasi belajar siswa.
C. BATASAN MASALAH
Mengingat banyak faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar maka dalam
penelitian ini membatasi masalah yang hanya berasal dari dalam diri siswa yaitu
persepsi. Batasan masalah tersebut adalah:
1. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru.
2. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru geografi.
D. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Adakah hubungan positif antara persepsi siswa tentang kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional guru secara bersamaan dengan
prestasi belajar siswa?
2. Adakah hubungan positif antara persepsi siswa tentang kompetensi
pedagogik guru dengan prestasi belajar siswa?
3. Adakah hubungan positif antara persepsi siswa tentang kompetensi
profesional guru dengan prestasi belajar siswa?
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional guru secara bersamaan dengan
prestasi belajar siswa.
2. Untuk menganalisis hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi
pedagogik guru dengan prestasi belajar siswa.
3. Untuk menganalisis hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi
profesional guru dengan prestasi belajar siswa.
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung.
2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi siswa untuk lebih meningkatkan
persepsi terhadap guru yang mengajar agar disetiap pembelajaran tidak
terasa membosankan dan siswa akan memperoleh prestasi belajar yang
memuaskan.
3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru geografi khususnya di SMA
Negeri 1 Belalau Lampung Barat dalam upaya untuk lebih meningkatkan
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalnya.
4. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai bidang pendidikan,
khususnya arti penting akan kompetensi pedagogik guru dan kompetensi
profesional guru dalam kegiatan proses belajar mengajar.
5. Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis.
G. RUANG LINGKUP
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arah yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah:
1. Ruang lingkup objek penelitian adalah persepsi siswa tentang kompetensi
pedagogik, persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru, dan
prestasi belajar siswa
2. Ruang lingkup subjek adalah siswa/siswi kelas XI SMA Negeri 1 Belalau
yang terdiri dari tiga kelas.
3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Belalau Kabupaten
4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2013-2014
semester genap.
5. Ruang lingkup ilmu adalah pembelajaran geografi
Pembelajaran geografi hakekatnya adalah pembelajaran aspek-aspek
keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan
kehidupan umat dengan variasi kewilayahannya. Dengan kata lain,
pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang perkembangan
mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing (Sumaatmadja, 1997:
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran a) Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Selanjutnya
menurut Hamalik (2004: 154), yang dimaksud dengan belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengamatan. Pendapat lain
mengatakan belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa
kapabilitas dan setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan
nilai (Gagne dalam Dimyati & Mudjiono, 2002: 10).
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat
dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan dua unsur yaitu jiwa
dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk
mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapat itu bukan perubahan
fisik tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Dengan
sebagainya bukanlah termasuk perubahan akibat belajar. Oleh karenanya perubahan
sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah
laku seseorang.
Artinya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif
dan psikomotor.
b) Pembelajaran
Aspek yang perlu diperhatikan adalah mencari penguat positif yaitu perilaku yang
lebih disukai siswa. Untuk itu hendaknya guru dapat menyusun suatu desain
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sehingga pembelajaran dapat
menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran dapat dilukiskan sebagai upaya seseorang
yang bertujuan membantu orang belajar. Artinya pembelajaran bukan hanya sekedar
mengajar, sebab titik beratnya adalah pada semua kejadian yang bisa berpengaruh
secara langsung pada belajar orang. Pembelajaran semestinya dirancang agar
memperlancar belajar siswa.
Pembelajaran dirancang secara teratur dan bukan sekedar mengajar atau transfer ilmu
pengetahuan saja. Proses pembelajaran meski dirancang dengan menggunakan
rancangan sistem. Begitu juga pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan
pengetahuan tentang bagaimana orang itu belajar. Hal ini sesuai dengan teori-teori
menekankan pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberi
penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, prestasi belajar, dan pengalaman
belajar.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa:
1. Pembelajaran merupakan proses pengembangan pengetahuan, keterampilan,
atau sikap baru pada saat seorang itu berinteraksi dengan informasi dan
lingkungan.
2. Pembelajaran yang terprogram mengharuskan guru merancang dan menyusun
materi, metode, dan media pembelajaran yang baik dan detail bukan secara
asal-asalan.
3. Pembelajaran bukan sekedar mengajar, sebab titik beratnya ialah pada semua
kejadian yang bisa berpengaruh secara langsung pada belajar orang.
4. Pembelajaran harus lebih menekankan pada proses pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas,
aktivitas, prestasi belajar, dan pengalaman belajar siswa.
Pembelajaran sebagai suatu proses pengaturan, kegiatannya tidak lepas dari
karakteristik atau ciri-ciri tertentu, yang menurut Edisuadi (dalam Djamarah & Zain,
2002: 54), adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk peserta didik dalam
perkembangan tertentu.
2. Pembelajaran memiliki prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan
3. Kegiatan pembelajaran ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.
4. Ditandai pula dengan kreativas aktivitas peserta didik. Jadi tidak ada gunanya
melakukan kegiatan pembelajaran, kalau peserta didiknya hanya pasif, karena
peserta didiklah yang belajar, maka mereka yang harus melakukannya.
5. Dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai pembimbing.
6. Dalam kegiatan pembelajaran membutuhkan disiplin. Disiplin dalam kegiatan
pembelajaran ini diartikan sebagai pola tingkah laku yang diatur sedemikian
rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun peserta
didik dengan sadar.
7. Ada batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam setiap
kelas (kelompok peserta didik). Batas waktu menjadi salah satu ciri yang bisa
ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu kapan tujuan itu sudah
harus tercapai.
8. Evaluasi. Dari keseluruhan kegiatan di atas, masalah evaluasi bagian penting
yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melakukan kegiatan pembelajaran.
Evaluasi harus dilakukan oleh guru untuk mengetahui tercapai atau tidaknya
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu
proses yang memiliki tujuan yang akan dicapai, memiliki prosedur yang akan
direncanakan, penggarapan materi secara khusus, terdapat kreativitas aktivitas siswa
melalui bimbingan guru serta memiliki kedisiplinan yang tinggi dan batas waktu yang
c) Pembelajaran Geografi
Menurut IGI dalam seminar lokakarya geografi tahun 1988 dalam Sumadi, (2003: 4)
bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks
keruangan. Berdasarkan pendapat tersebut, yang menjadi objek kajian geografi adalah
permukaan bumi yang terdiri dari atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan
kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan) yang
ditinjau dari sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan yang menunjukkan
adanya persamaan dan perbedaan akibat dari adanya relasi keruangan unsur-unsur
geografi yang membentuknya.
Garis besar pengajaran pendidikan (GBPP) geografi adalah salah satu perangkat dari
kurikulum yang merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugas mengajar
di sekolah. Pemahaman terhadap isi GBPP merupakan syarat mutlak agar dapat
mengajar dengan baik. Dalam GBPP SMA tercantum bahwa tujuan pembelajaran
geografi adalah mengembangkan cara berfikir kritis dan kreatif siswa dalam melihat
hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya. Dengan adanya GBPP ini
diharapkan tujuan dari pembelajaran geografi dapat berjalan lancar baik bagi guru
maupun siswa.
Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk mendukung
proses belajar mengajar yang ditandai dengan adanya perubahan prilaku individu
pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan
keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,
huruf, atau kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
didik dalam satu priode tertentu (Hamalik, 2004: 43). Penilaian hasil belajar bertujuan
untuk melihat kemajuan belajar peserta didik, selain itu juga dapat mengukur sampai
dimana keberhasilan sistem pelajaran yang digunakan. Syah (2003: 213), berpendapat
bahwa prestasi belajar adalah cerminan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar
siswa, baik yang berdimensi cipta (kognitif), rasa (afektif), maupun karsa
(psikomotor).
Menurut Purwanto (1992) dalam Yulaeka (2010: 33), prestasi belajar adalah hasil
yang telah dicapai yang diberikan oleh guru kepada murid-muridnya dalam jangka
waktu tertentu, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang
diperoleh melalui evaluasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan instruksional yang
hasilnya dinyatakan dengan nilai angka.
Dari uraian tersebut jelas bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa
setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar tersebut dapat dilihat
dari nilai atau angka yang diperoleh melalui evaluasi atau tes yang dilakukan dalam
jangka waktu tertentu. Selain itu, prestasi belajar juga dapat dilihat dengan adanya
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal ditandai dengan tingginya prestasi yang
diperoleh siswa. Prestasi belajar yang diperoleh siswa akan tampak dalam bentuk
nilai yang diperoleh siswa setiap kali mengikuti tes/ulangan, artinya nilai yang diukur
menunjukkan seberapa tinggi tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar dan pembelajaran. Selain itu juga, nilai dapat dijadikan tolak ukur bagi guru
mengenai keberhasilannya dalam mengajar dan menyampaikan pada siswa. Tinggi
rendahnya prestasi belajar yang dicapai ditentukan oleh beberapa faktor, baik yang
berasal dari dalam maupun luar diri siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Walgito
(2004: 41), yang menyatakan bahwa yang mempengaruhi faktor-faktor prestasi
belajar adalah faktor yang berada dalam diri individu (faktor intern), meliputi intelegensi, motivasi belajar, sikap siswa terhadap guru, minat siswa terhadap mata pelajaran, prestasi belajar siswa terhadap guru yang mengajar. Faktor yang berada
diluar diri individu (faktor ekstern), meliputi pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, pendidikan orang tua, aktivitas belajar siswa, dan sarana belajar siswa.
3. Persepsi Siswa
Menurut Lerner yang dikutip oleh Abdurrahman (1999: 151), persepsi adalah batasan
yang digunakan pada proses memahami dan menginterpretasikan informasi sensoris,
atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna dari data yang diterima oleh
berbagai indra. Persepsi dapat dikaitkan dengan kejadian yang dialami oleh seseorang
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat terlihat ketika seseorang itu menggunakan
Menurut Slameto (2003: 102), persepsi merupakan proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia
terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dapat
dilakukan dengan lewat indranya yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba,
perasa, dan penciuman. Basri (2003: 227), menyatakan persepsi dalah kemampuan
individu atau seseorang untuk mengamati atau mengenal prasangka sehingga
berkesan menjadi suatu pemahaman. Menurut Nur (2009: 22), bahwa persepsi adalah
proses seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan, dan mengevaluasi orang
lain tentang sifat, kualitas, dan keadaan lain yang ada dalam diri seseorang yang
dipersepsikan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan
kemampuan individu dalam mengamati dan menginterpretasikan suatu objek melalui
informasi yang diterima oleh individu melalui alat indranya. Dilihat dari pengertian
persepsi tersebut, maka suatu persepsi dapat berpengaruh pada pembuatan sikap
individu pada suatu objek yang diamati. Sekolah merupakan media tempat terjadinya
proses belajar mengajar yang melibatkan siswa dengan guru. Selama proses belajar
mengajar berlangsung, pada diri siswa mengalami proses pengamatan terhadap materi
pelajaran yang disajikan oleh guru sehingga siswa diharapkan mampu menerima
materi pelajaran yang disajikan tersebut dengan baik.
Sarwono (1999: 94), menyatakan persepsi adalah proses pencarian informasi untuk
dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah pengindraan, sebaliknya
seorang guru berdiri di depan kelas menyampaikan materi pelajaran, pada diri siswa
terjadi pengamatan terhadap guru di dalam kelas yang dipengaruhi oleh komponen
kognitif siswa, sehingga siswa dapat memberi tanggapan tentang objek yang diamati.
Proses pengamatan inilah yang dinamakan dengan persepsi, seperti yang ditemukan
oleh (Slameto, 2003: 72).
Persepsi yaitu proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam
otak manusia. Lebih lanjut Slameto menjelaskan bahwa persepsi manusia terus
menerus mengandalkan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan
lewat panca indra, penglihatan, pendengaran, perabaan, perasaan dan penciuman.
Berdasarkan beberapa pengertian persepsi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
persepsi merupakan suatu pendapat yang didahului oleh proses pengindraan dan
diteruskan kepusat syaraf, sehingga individu dapat mengenal dan memaknakan suatu
objek yang ada di lingkungannya.
Setiap orang mempunyai persepsi terhadap berbagai macam objek, misalnya seorang
siswa mempunyai berbagai pendapat kompetensi guru yang mengajarnya, begitu pula
dengan tipe-tipe guru yang diinginkannya, sehingga akan didapat beragam persepsi
siswa tentang kompetensi guru. Persepsi siswa terhadap kompetensi profesional dan
kompetensi pedagogik guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Penilaian
tersebut bisa positif ataupun negatif sesuai dengan informasi yang diterima oleh
panca indra melalui pengamatan dan interpretasi. Dengan adanya persepsi siswa yang
positif (baik) pada guru yang mengajar mereka, maka mereka akan senang dan giat
menjadi lebih baik. Begitu pula sebaliknya, jika persepsi siswa pada guru yang
mengajar negatif (tidak baik) maka siswa tersebut akan malas dan kurang tertarik
untuk mempelajari pelajaran yang diberikan sehingga prestasi belajarnya akan
menurun atau jelek. Hal ini didukung oleh Sudjana, (1991: 111) rendahnya prestasi
belajar atau hasil belajar yang dicapai siswa tidak semata-mata disebabkan oleh
kemampuan siswa, tetapi juga disebabkan oleh rendahnya kompetensi guru dalam
mengajar.
Oleh karena itu seorang guru haruslah memberikan penampilan yang terbaik dalam
mengajarnya karena akan menimbulkan persepsi yang baik (positif) pada diri siswa
yang nantinya akan berakibat pada prestasi atau keberhasilannya siswa. Uraian di atas
sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 102) yang menyatakan bahwa bagi seorang
guru, mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang bersangkut paut dengan
persepsi sangat penting karena:
1. Makin baik suatu objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui makin baik
objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat diingat.
2. Dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus
dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah pengertian akan menjadikan
belajar sesuatu yang keliru/tidak relevan.
3. Jika dalam pengajaran seorang guru perlu mengamati benda yang sebenarnya
dengan gambar/potret dari benda tersebut, maka guru harus mengetahui
bagaimana gambar/potret tersebut harus dibuat agar tidak terjadi persepsi
Selain itu, seorang dapat mengadakan persepsi ada beberapa faktor yang berperan
antara lain yaitu:
1. Adanya objek yang dipersepsikan.
2. Alat indra, syaraf dan susunan syaraf.
3. Perhatian.
Sedangkan proses terjadinya dapat berlangsung jika:
1. Stimulasi mengenai alat indra, ini merupakan proses yang bersifat kealaman
(fisik).
2. Stimulasi kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris. Ini
merupakan proses fisiologis.
3. Diotak sebagai susunan urat syaraf terjadilah proses yang akhirnya individu
dapat menyadari atau mempersepsikan tentang apa yang diterima melalui alat
indra, proses yang terjadi dalam otak ini merupakan proses psikologis
(Walgito, 2004: 119).
4. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
dalam menjalankan tugas keguruan yang berkaitan dengan kemampuan atau bekal
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Menurut Mulyasa
(2009: 75-113) kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancanagan dan pelaksanaan
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Lebih lanjut dalam rancangan
pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang guru dikemukakan bahwa kompetensi
pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik
yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pemahaman terhadap peserta didik.
b. Merancang pembelajaran.
c. Melakukan pembelajaran yang mendididk dan dialogis.
d. Evaluasi hasil belajar.
e. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
a) Pemahaman Terhadap Peserta Didik
Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang
harus dimiliki guru. Setidaknya ada empat hal yang harus dipahami oleh guru dari
peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan
kognitif. Siswa atau peserta didik yang dilayani oleh guru adalah individu-individu
yang unik. Mereka bukanlah sekelompok manusia yang dapat dengan mudah diatur,
didikte, diarahkan atau diperintah menurut kemauan guru. Mereka adalah subjek yang
memiliki latar belakang, karakteristik, keunikan, dan kemampuan yang berbeda-beda.
Karena itu pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan berbagai aspek
perkembangannya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan syarat
mutlak bagi guru dapat berhasil dalam pembelajarannya. Sebagaimana yang
dua karakteristik individual siswa yang harus diperhatikan dalam memberikan
layanan pendidikan yang optimal yakni karakteristik kognitif dan karakteristik
afektif.
Karakteristik kognitif terkait dengan kemempuan intelektual siswa dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Sedangkan karakteristik afektif berkaitan dengan
aspek-aspek seperti minat, motivasi, konsep diri, dan sikap (terhadap sekolah, mata
pelajaran, guru dan teman sebaya) juga ikut berpengaruh sebagai prakondisi
terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Guru perlu memahami karakteristik
siswa semacam ini agar bisa merancang dan menciptakan pembelajaran yang
menggugah siswa.
b) Merancang dan Mengembangkan Materi Pembelajaran Secara Kreatif Perancangan pembelajaran merupakan salah satu pedagogis yang harus dimiliki guru,
yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan
kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.
Lebih dalam Depdiknas (2004: 9) merancang pembelajaran meliputi kemampuan
mendeskripsikan tujuan, mampu memilih materi, mampu mengorganisir materi,
mampu menentukan metode/strategi pembelajaran, mampu menentukan sumber
belajar/media/alat peraga dalam pembelajaran, mampu menyusun perangkat
Berdasarkan uraian tersebut, merancang program pembelajaran merupakan proyeksi
guru mengenai proses kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran
berlangsung yang mencakup merumuskan tujuan, merumuskan deskripsi suatu
bahasan, merancang kegiatan proses belajar mengajar, memilih berbagai media dan
sumber belajar, dan merencanakan penilaian penguasaan pembelajaran.
c) Melakukan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis
Melakukan proses pembelajaran merupakan tahap pelaksanaan program yang telah
disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru
menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang
telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat,
apakah kegiatan pembelajaran dicukupkan, apakah metodenya diubah, apakah
kegiatan yang lalu perlu diulang manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran. Pada tahap ini disamping pengetahuan teori belajar mengajar,
pengetahuan tentang siswa diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik
belajar misalnya: prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran,
pengunaan metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa.
Sebagaimana pendapat Yutmini (1992: 13) persayaratan kemampuan yang harus
dimiliki guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, meliputi:
1. Menggunakan metode belajar, media pembelajaran, dan bahan latihan yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran,
2. Mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran,
4. Mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan
5. Melaksanakan evaluasi proses belajar mengajar.
Pada pelaksanaan proses pembelajaran, dalam menyampaikan materi pembelajaran
harus dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan pembelajaran dapat
dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Kemampuan-kemapuan yang harus
dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembalajaran terlihat dalam
mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis,
menilai, dan merespon setiap perubahan perilaku siswa.
Lebih lanjut Depdiknas (2004: 9) mengemukakan kompetensi melakukan proses
pembelajaran meliputi, membuka pelajaran, menyajikan materi, menggunakan media
dan metode, menggunakan alat peraga, menggunakan bahasa yang komunikatif,
memotivasi siswa, mengorganisasi kegiatan, berinteraksi dengan siswa secara
komunikatif, menyimpulkan pelajaran, memberikan umpan balik, melaksanakan
penilaian, dan menggunakan waktu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses pembelajaran
merupakan suatu kegiatan dimana berlangsung hubungan diantara manusia dengan
tujuan membantu perkembangan dan menolong keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Pada dasarnya melaksanakan proses pembelajaran adalah menciptakan
lingkungan dan suasana yang dapat menimbulkan perubahan struktur kognitif para
d) Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Sutisna (1993: 212) penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk
mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang telah disusun
dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan betapa baik
organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud
yang telah ditetapkan.
Tujuan utama dalam melaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah
untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil yang akan dapat diupayakan dan
dilaksanakan. Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku
dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian
kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan, dan sertifikasi serta
penilaian program. Tujuan utama dalam proses pembelajaran adalah mendapatkan
informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa,
sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat diupayakan dan dilaksanakan. Dengan
demikian, melaksanakan penilaian proses belajar mengajar merupakan bagian tugas
guru yang harus dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran,
sehingga dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar siswa.
Guru harus bisa mengembangkan alat penilaian yang tepat dan sahih untuk dapat
mengukur kemajuan belajar dan hasil belajar siswa secara komprehensif. Penilaian
tertentu tetapi harus dapat mengungkap kemampuan utuh dalam ketiga ranah secara
komprehensif (ranah kognitif, afektif dan psikomotor). Penilaian proses harus
dilakukan secara berkesinambungan sehingga diharapkan dapat membantu guru
untuk melakukan perabaikan-perbaikan pembelajaran yang lebih optimal. Disisi lain
penilaian ini dapat membantu siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja
belajarnya. Penilaian proses terkait dengan pencapaian-pencapaian sementara siswa
selama pembelajaran, keterlibatan, motivasi, minat dan antusiasme siswa dalam
pembelajaran. Penilaian harus dilakukan secara adil, transparan, komprehensif, imparsial dan akuntabel dengan menggunakan alat dan teknik penilaian yang valid danreliable.
Penilaian hasil dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan-tujuan
pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) pada akhir dari suatu unit
pembelajaran tertentu. Hasil-hasil penilaian ini kemudian dapat dimanfaaatkan untuk
melakukan perbaikan, mendiagnosis kelemahan atau kesulitan yang dialami siswa
atau untuk menjadi bahan refleksi bagi guru atau sekolah untuk meningkatkan kinerja
pelayanan mereka.
e) Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang Dimilikinya
Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang
harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh
cara, antara lain melalui kegiatan ekstrakulikuler (ekskul), pengayaan dan remedial
serta bimbingan dan konseling (BK).
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dapat diartikan sebagai tanggapan
atau pendapat seorang siswa tentang kemampuan seorang guru dalam melaksanakan
kewajibannya sebagai pentransfer ilmu. Agar persepsi siswa tentang kompetensi
pedagogik guru tersebut baik, maka guru harus meningkatkan kompetensi
pedagogiknya, sebab kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang memiliki
pengaruh terhadap siswa.
Saat ini kebanyakan siswa belum memahami secara teoritis tentang segala sesuatu
yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru, tapi pada prakteknya siswa sudah
mampu menilai guru manakah yang memiliki kompetensi dalam menjalankan
tugasnya sebagai seorang pengajar. Tanggapan positif atau negatif yang terjadi pada
siswa merupakan perasaan yang dihasilkan dari pengamatan sehari-hari ketika
seorang guru mengajar di kelas, tindak lanjutnya setelah proses pembelajaran selesai
sampai pada pembagian hasil evaluasi pada siswa. Tanggapan yang baik akan
diberikan kepada guru yang dinilainya telah berkompeten dan secara tidak langsung
siswapun akhirnya akan termotivasi dalam meningkatkan prestasi belajarnya,
demikian sebaliknya, apabila tanggapan siswa kurang baik terhadap kompetensi
pedagogik guru maka siswapun akan sulit meningkatkan prestasinya.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan persepsi siswa tentang kompetensi
tanggapan atas kompetensi pedagogik yang dimiliki seorang guru sebagai objek,
melalui indranya. Demikian persepsi siswa yang baik terhadap kompetensi guru
dalam hal ini kompetensi pedagogik guru. Maka seorang guru harus memiliki
kompetensi yang menunjang. Persepsi tentang kompetensi pedagogik guru akan
timbul pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Jadi cukup jelas, persepsi siswa
tentang kompetensi pedagogik guru erat hubungannya dengan prestasi belajar yang
dicapai siswa, karena guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola
kelasnya, sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar dan meningkatkan
prestasinya.
5. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional guru menurut pakar pendidikan Soediarto (dalam Uno 2008:
64), menurut dirinya sebagai seorang guru agar mampu menganalisis, mendiagnosis,
dan memprognosisi situasi pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi profesional
perlu menguasai disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran, bahan
ajar yang diajarkan, pengetahuan tentang karakteristik siswa, pengetahuan tentang
filsafat dan tujuan pendidikan, pengetahuan serta penguasaan metode dan model
mengajar, penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran, pengetahuan
terhadap penilaian, dan mampu merencanakan, memimpin guna kelancaran proses
pendidikan. Tuntutan atas berbagai kompetensi ini mendorong guru untuk
memperoleh informasi yang dapat memperkaya kemampuan agar tidak mengalami
Menurut Hamalik (2006: 27) mengemukakan bahwa guru profesional merupakan
orang yang telah menempuh program pendidikan guru dan memiliki tingkat master
serta telah mendapat ijazah dan telah berpengalaman dalam mengajar pada
kelas-kelas besar. Kompetensi profesional sebagaimana yang diamanatkan oleh Peraturan
Pemerintan No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terkait
penguasaan terhadap struktural keilmuan dari mata pelajaran yang diasuh secara luas
dan mendalam, sehingga dapat membantu guru dalam membimbing siswa untuk
menguasai pengetahuan atau keterampilan secara optimal. Secara lebih spesifik
menurut Permendiknas No. 16/2007 (dalam Payong, 2011: 43) standar kompetensi
profesional dijabarkan kedalam tiga kompetensi inti yakni:
1. Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu.
2. Penguasaan kurikulum atau menguasai standar kompetensi, dan kompetensi
dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.
3. Menguasai hakekat dan metodelogi keilmuan.
a) Menguasai Materi, Struktur, konsep dan Pola Pikir Keilmuan yang Mendukung Mata Pelajaran yang Diampu
Guru profesional adalah ahli bidang studi (subjek matter specialist). Setelah melewati proses pendidikan dan pelatihan yang relatif sama (kurang lebih 4 tahun untuk
strata-1 (Sstrata-1) ditambah dengan strata-1 tahun pendidikan profesi), maka para guru dianggap
memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup tentang isi mata pelajaran yang
terkait dengan struktur, konsep dan keilmuan. Penguasaan terhadap materi ini
efektif, karena guru sering menjadi tempat bertanya bagi siswa dan dapat juga
menjadi sumber pemuas dahaga keingintahuan siswa. Dalam diri siswa tentu ada
kebanggaan, bila memiliki guru yang bisa menjadi pemuas dahaga keingintahuannya.
Selain itu penguasaan terhadap materi juga dapat menjadi salah satu persyaratan bagi
guru, untuk dapat memberikan bantuan yang tepat terhadap permasalahan belajar
yang dihadapi oleh siswa. Sering dijumpai siswa mengalami kesulitan dalam belajar
ketidakmampuannya memahami konsep-konsep keilmuan dalam mata pelajaran yang
dipelajari. Kepada siapa mereka akan bertanya jika sumber-sumber belajar lain tidak
dapat memberikan jawaban yang memuaskan bagi mereka. Dalam kegiatan semacam
ini guru adalah andalan yang diharapkan bisa memberikan bantuan yang bisa
memecahkan persoalan yang dihadapi siswa.
Kesalahan atau ketidakmampuan menguasai konsep-konsep dalam mata pelajaran
dapat berakibat fatal bagi para siswa, terlebih apabila konsep-konsep yang salah itu
kemudian diajarkan kepada para siswa. Hal ini akan berdampak serius jika
konsep-konsep keilmuan itu menjadi persyaratan untuk mempelajari materi pada jenjang
selanjutnya atau belajar bidang-bidang yang lain. Karena itu penguasaan materi dan
bahan ajar sudah sepantasnya menjadi salah satu tuntutan dalam kompetensi
profesional.
b) Pengembangan Kurikulum/Silabus
Sebagai pengembangan kurikulum ditingkat satuan pendidikan, guru memiliki
kewajiban untuk menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata
semua mata pelajaran untuk jenjang SD/MI/SDLB sampai SMA/MA/SMK/SMALB
sudah disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan sudah ditetapkan
melalui Permendiknas No. 22 tahun 2006. Melalui penguasaan terhadap standar
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran maka diharapkan guru dapat
mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran secara cermat. Hal
ini karena standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan dasar untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi.
Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi prasyarat
bagi guru untuk mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikannya. Melalui
penguasaan tersebut guru dapat menjabarkan, menganalisis dan mengembangkan
indikator-indikator pencapaian yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah
serta kebutuhan dan karakteristik siswa yang dilayani. Indikasi kemampuan ini dapat
dilihat pada bagaimana guru dapat mengembangkan rencana pembelajarannya
(silabus dan RPP) secara cermat dengan memperhatikan standar kompetensi dan
kompetensi dasar dan struktur keilmuan mata pelajarannya. Penguasaan terhadap
standar kompetensi dan kompetensi dasar juga dapat diketahui dari adanya
kemampuan guru untuk mengembangkan alat penilaian yang tepat, sesuai dengan
indikator-indikatornya.
c) Menguasai Hakekat dan Metodelogi Keilmuan
Penguasaan terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata pelajaran
materi pembelajaran sesuai dengan struktur keilmuan dan kebutuhan khas peserta
didik. Dalam mengembangkan materi pembelajaran, guru dapat menggunakan
model-model pengembangan sebagaimana yang telah dikuasai dalam teori pembelajaran.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa materi pembelajaran harus dapat mengikuti
suatu pola atau urutan logis tertentu, misalnya dari yang sederhana kepada yang
kompleks, dari yang kongkrit kepada yang abstrak, dari yang dekat kepada yang jauh.
Prinsip utama penguasaan kompetensi ini adalah agar materi pembelajaran yang akan
dipelajari oleh siswa menjadi bermakna bagi mereka sehingga tidak hanya diketahui
tetapi juga dapat dihayati dan diamalkan oleh siswa. Melalui prinsip ini guru dapat
mengembangkan materinya secara kreatif (asalkan tidak menyimpang dari konsep
keilmuan) menyesuaikan dengan kebutuhan khas siswa.
6. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang persepsi pernah dilakukan oleh Fitri Yulaeka pada tahun 2009
dengan judul Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru
dengan Prestasi Belajar IPS Geografi Semester Genap di SMP Amal Bhakti
Kecematan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2008/2009.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Ada hubungan positif yang sangat erat dan signifikan antara persepsi siswa
tentang kompetensi profesional guru dalam hal menguasai materi
pembelajaran dengan prestasi belajar IPS geografi semester genap di SMA
Amal Bhakti Kecematan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan tahun