ANALISIS KAUSALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
ANGGA EKA SAPUTRA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
CAUSALITY ANALISYS OF ECONOMIC GROWTH AND HUMAN DEVELOPMENT INDEX IN THE PROVINCE OF LAMPUNG
by
ANGGA EKA SAPUTRA
ABSTRACT
The purpose of this study is to causality analisys between economic growth and human development in Lampung. This study uses secondary data. data obtained from other parties in the form of data so in the form of publications. The data is obtained from sources ,Central Bureau of Statistics ( BPS ) to seek economic growth data and the data of Human
Development Index. Period of this research is time series starting in 2001-2012. Based Test granger states that human development index with economic growth has a two-way or a positive relation between economic growth and HDI Lampung Province. That is , human development can affect economic growth. Instead , economic growth can also affect human development.
ANALISIS KAUSALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI LAMPUNG
oleh
ANGGA EKA SAPUTRA
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan manusia di Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari sumber, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperlukan untuk mencari data pertumbuhan ekonomi dan data Indeks Pembangunan Manusia. Periode data penelitian ini adalah runtun waktu mulai tahun 2001-2012. Berdasarkan Uji granger menyatakan bahwa indeks pembangunan manusia dengan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan dua arah atau berhubungan positif antara pertumbuhan ekonomi dan IPM Provinsi Lampung. Artinya, pembangunan manusia dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi juga dapat mempengaruhi pembangunan manusia.
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Angga Eka Saputra pada tanggal 01 November 1992 di Palembang, Sumatera Selatan. Penulis lahir sebagai anak tunggal dari pasangan Bapak Zenny Maznan dan Rosalina.
Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Xaverius, Sumatera Selatan pada tahun 1998 dan tamat pada tahun 1999. Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Dasar Kartika Jaya II-6, Lampung, yang diselesaikan pada tahun 2004. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Bandar Lampung, pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Bandar Lampung dan tamat pada tahun 2009.
MOTO
“Barang siapa menginginkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat maka haruslah memiliki banyak ilmu”
(H.R Ibnu Asakir)
“Pendidikan merupakan perlengkapan baik untuk dihari tua”
(Aristoteles)
“Tidak ada kekayaan yang melebihi akal dan tidak ada kemelaratan yang melebihi kebodohan”
PERSEMBAHAN
Alhamdulillhirrabbil’alamin, segala puji hanya milik Allah SWT. Ku
persembahkan karya sederhana ini sebagai tanda cinta dan terimkasihku kepada :
1. Ayah dan Bunda yang tidak pernah lelah untuk mendoakan, memberikan
semangat, motivasi, dan materi. Berusaha dengan segenap daya upaya serta
kesabaran untuk terciptanya keberhasilan masa depanku, semoga Allah SWT
senantiasa memberikan kesehatan kepada Ayah dan bunda tercinta.
2. Almamater tercinta jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
SANWACANA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis KausalitasPertumbuhanEkonomidan Pembangunan
Manusia di Provinsi Lampung” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.E.P., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan.
3. Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan. Terima kasih untuk masukan dan saran-sarannya. 4. BapakDr. Syahfirin Abdullah, S.E.,
5. IbuZulfa Emalia, S.E.,
M.ScselakuPembimbingpembantuSkripsiataskesediaannyauntukmemberikan bimbingan, saran dankritikdalam proses penyelesaianskripsi.
6. IbuNurbetty Herlina S, S.E., M.SiselakuTim
PengujiSkripsiataskesediaannyauntukmemberikan saran dankritikdalam proses penyelesaianskripsi.
7. Bapak Prof. Dr. S. S. P. Pandjaitan S.E.,M.Sc., selaku Pembimbing Akademik.
8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah memberikan ilmu dan pelajaran yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
9. Seluruh pegawai jurusan Ekonomi Pembangunan. Mas Kuswara, Mas feri, Ibu Mardiana, Ibu Yati, Pakde Heriyanto, Pak Ikhman dan Mas Ma‟rufserta
para pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
10. Orang tuaku Tercinta, ayah kuZennyMaznan dan ibuku Rosalinabeserta keluarga besarku terima kasih atas semua limpahan kasih sayang, dukungan 11. Sahabat-sahabatseperjuangandanselalumemotivasi. Arizal, Astri, Claudya,
Citra, Dwinta, Gege, Inaya, Irfan, danAndhikarizki
12. Sahabat-sahabat A108 yang telah berjuang bersama-sama.Yanu, Rendy, Bolang, Denis, Hasby, Ega, Abah Yogi, Alex, Wowok, Burja, Onal, Kevray, Hadi, Ade, Brama Terima kasih untuk segalanya. Percayalah segala usaha yang telah kita lakukan selama ini kelak akan berbuah manis.
Ardan, Danidan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatusatu karena telah memberikan banyak warna dikehidupan penulis. 14. Teman-teman satu Bimbingan. Yanu, Abah Yogi, Onal, Angga, Nia dan
Gege. Terimakasih telah berjuang bersama-sama dalam proses penyelesaian skripsi.
15. Keluarga „KKN Pagelaran‟:Hendri, Nilam,yesti, septi, wenny, fajrin, Emak, Bapak.Terimakasihuntuksemuapengalamandanpelajaranhidupnya.
16. Sahabat-sahabat kecil ku. Syahmi, Buluk, Oca, Melsi, Puri, dan Mita. Terima kasih untuk dukungannya selama ini.
17. Sahabatklasik. Botak, Opek, Yosep, Zul, Alit, Oci, Arley, Ican, Prok, Anda, Andi, CakAdidanProk. Terimakasihuntukdukungandanmotivasiselamaini. 18. Sahabatterbaikuntukselamanya. SulistioArdiantoroA.Mddan M.
Hambaliselalumemberi saran dandukungan. Terimakasihuntuksemuanya 19. Beberapa pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penulisan skripsi ini
yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 22 Desember 2014 Penulis,
i DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
I . PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 12
C. Tujuan Penelitian ... 12
D. Manfaat Penelitian...12
E. Kerangka Pemikiran ... 13
F. Hipotesis ... 15
G. Sistematika Penulisan ... 15
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 16
A. Landasan teori ... 16
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ... 16
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 19
2.1 Teori pertumbuhan ekonomi klasik... 19
2.2 Teori Pertumbuhan Neo- Klasik ... 20
2.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern... 22
B. Definisi pembangunan manusia ... 23
1. Pengertian Pembangunan manusia ... 23
2. Indeks Pembangunan Manusia ... 26
3. Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ... 28
4. Komponen-komponen IPM ... 29
4.1 Indeks Harapan Hidup ... 29
4.2 Indeks Pendidikan ... 29
4.3 Indeks Hidup Layak ... 30
ii
III. METODE PENELITIAN ... 33
A. Jenis dan Sumber Data ... 33
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 35
C. Metode Analisis ... 35
1. Uji Stasioneritas (Unit Root Test) ... 36
2. Penentuan Lag Optimum ... 37
3. Uji Kausalitas Granger ... 38
4. Pengujian Arah Kausalitas ... 40
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Deskripsi Variabel Penelitian ... 42
1. Pertumbuhan Ekonomi ... 42
2. Pembangunan Manusia ... 44
B. Hasil Uji Stasioneritas ... 45
C. Hasil Penentuan Lag Optimum ... 47
D. Hasil Uji kauslitas ... 48
IV. SIMPULAN DAN SARAN ... 54
A. Simpulan ... 54
B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA
i
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi dan IPM Indonesia,
tahun 2005-2010 ... 7
2. Peringkat IPM Provinsi di Indonesia 2012 ... 9
3. Laju perumbuhan ekonomi dan perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Lampung (2006-2012) ... 10
4. Hasil Uji Stasioneritas (Unit Root Test) ... 46
5. Hasil Penentuan Lag Optimum ... 47
6. Hasil Uji Kausalitas dengan kelambanan 1 ( lag 1 ) ... 48
7. Hasil Uji Kausalitas dengan kelambanan 12 ( lag 2 ) ... 49
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini banyak literatur ekonomi pembangunan yang membandingkan antara
pembangunan manusiadengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah (Sukirno, 2010). Dari satu period eke periode lainya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk dan pengalaman kerja. Pendidikan menambah keterampilan.
2
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia memiliki keterkaitan dan saling berkontribusi satu sama lain. Pembangunan manusia dapat
berkesinambungan apabila didukung oleh pertumbuhan ekonomi. Walapun keduanya tidak memiliki hubungan secara otomatis, namun apabila kedua hal tersebut disatukan pada satu kebijakan pembangunan yang searah, maka akan tercipta suatu kekuatan yang dapat saling mendorong. Sehingga pertumbuhan ekonomi akan sangat efektif untuk memperbaiki pembangunan manusia.
Pembangunan manusia merupakan paradigma pembangunan yang menempatkan manusia (penduduk) sebagai fokus dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan
pembangunan, yaitu tercapainya penguasaan atas sumber daya (pendapatan untuk mencapai hidup layak), peningkatan derajat kesehatan (usia hidup panjang dan sehat) dan meningkatkan pendidikan. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai suatu proses untuk perluasan pilihan yang lebih banyak kepada penduduk melalui upaya-upaya pemberdayaan yang mengutamakan peningkatan
kemampuan dasar manusia agar dapat sepenuhnya berpartisipasi disegala bidang pembangunan (United Nation Development Programme, UNDP). Arti penting manusia dalam pembangunan adalah manusia dipandang sebagai subyek pembangunan yang artinya pembangunan dilakukan memang bertujuan untuk kepentingan manusia atau masyarakat.
Pembangunan ekonomi telah dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya
3
sehingga terjadi ketimpangan antar wilayah. Perubahan dalam tingkat
pertumbuhan ekonomi dan pengurangan ketimpangan pendapatan menunjukan pembangunan ekonomi suatau wilayah. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang merata, maka pembangunan suatu negara dapat diarahkan pada tiga hal pokok yaitu: meningkatkan ketersediaan dan distribusi kebutuhan pokok bagi masyarakat, meningkatkan standar hidup masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses baik kegiatan ekonomi maupun kegiatan sosial dalam kehidupannya (Todaro, 2004).
Untuk melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan dan kesejahteraan manusia, UNDP telah menerbitkan suatu indikator yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk mengukur kesuksesan pembangunan dan kesejahteraan suatu negara. IPM adalah suatu tolak ukur angka kesejahteraan suatu daerah atau negara yang dilihat berdasarkan tiga dimensi yaitu: angka harapan hidup pada waktu lahir (life expectancy at birth), angka melek huruf (literacy rate) dan rata-rata lama sekolah (mean years of schooling), dan kemampuan daya beli
4
dan nilai IPM yang tinggi menandakan keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara (United Nation Development Programme, UNDP, 1990).
Indeks ini pertama kali dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan Mahbub ul Haq seorang ekonom Pakistan dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. UNDP dalam model pembangunannya, menempatkan manusia sebagai titik sentral dalam semua proses dan kegiatan pembangunan.
5
pertumbuhan yang efektif (United Nation Development Programme, UNDP, 1995).
Modal manusia (human capital) merupakan salah satu faktor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Dalam teori Cobb-Douglas mengemukakan bahwa pencapaian pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari kualitas human capitalnya. Dengan modal manusia yang berkualitas kinerja ekonomi diyakini juga akan lebih baik. Kualitas modal manusia ini misalnya dilihat dari tingkat pendidikan,
kesehatan, ataupun indikator-indikator lainnya. Oleh sebab itu, dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi perlu pula dilakukan pembangunan manusia, termasuk dalam konteks ekonomi daerah. Kebijakan pembangunan yang tidak mendorong peningkatan kualitas manusia hanya akan membuat daerah yang bersangkutan tertinggal dari daerah yang lain, termasuk dalam hal kinerja ekonominya.
UNDP (Laporan Pembangunan Manusia, 1996) menyatakan bahwa terdapat
keterkaitan antara laju pertumbuhan ekonomi perkapita dengan pembangunan
manusia, dimana hubungan yang terjadi bersifat timbal balik, artinya laju
pertumbuhan ekonmi berpengaruh terhadap pembangunan manusia, sebaliknya
pembangunan manusia juga mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi melalui
dapat terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas. SDM yang berkualitas
merupakan modal utama dalam menggerakkan dan mempercepat laju roda
perekonomian, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
secara umum bisa ditunjukkan oleh meningkatnya tingkat pendapatan per kapita
6
tingkat perolehan pendapatan perkapita menunjukkan semakin tinggi pula tingkat
kesejahteraannya. Sebaliknya penurunan pada tingkat pendapatan per kapita
menunjukkan tingkat kesejahteraan yang semakin menurun.
Ranis (2004) berpendapat bahwa antara pembangunan manusia dengan
pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan dua arah. Artinya, pembangunan
manusia dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi juga dapat mempengaruhi pembangunan manusia.
Ranis (2004) menjelaskan hubungan antara pembangunan manusia dan
pertumbuhan ekonomi melalui dua rantai. Rantai pertama adalah pengaruh
pertumbuhan ekonomi terhadap pembangunan manusia. Pertumbuhan ekonomi
yang terjadi mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga dan pemerintah.
Kenaikan pendapatan rumah tangga akan meningkatkan kemampuan rumah
tangga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan kualitas hidup penduduk
meningkat. Kenaikan pendapatan pemerintah akan dapat meningkatkan
pengeluaran pemerintah untuk memberikan layanan kesehatan dan pendidikan
kepada masyarakat. Hal ini akan mendorong kualitas hidup masyarakat
meningkat. Rantai kedua adalah pembangunan manusia berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hasil dari proses pembangunan manusia adalah
meningkatnya kemampuan (produktivitas) sumberdaya manusia. Pembangunan
manusia mampu meningkatkan kemampuan tenaga kerja, kemampuan
kewirausahaan, dan kemampuan manajerial penduduk. Peningkatan kemampuan
7
teknologi, kemampuan adaptasi, riset dan pengembangan dalam negeri, dan
inovasi yang menjadi kunci untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Berikut gambaran umum mengenai perkembangan pertumbuhan ekonomi dan IPM di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1: Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi dan IPM Indonesia, tahun 2005-2010
Sumber: BPS, Provinsi Lampung, 2005-2010
Table 1 menunjukkan bahwa dalam periode tahun 2005-2010, perekonomian
Indonesia mengalami pertumbuhan dan IPM Indonesia juga mengalami
peningkatan selama periode tersebut. Tahun 2005 Indonesia mampu menciptakan
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6% dan IPM pada tahun tersebut sebesar 69.6 %.
Tahun 2006 pertumbuhan ekonomi yang terjadi sebesar 5,5% dan IPM Indonesia
meningkat sebesar 0,005 menjadi 7,01 %. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
tahun 2006 melambat secara signifikan dikarenakan adanya penyesuaian
kebijakan fiskal dan moneter besar-besaran pada akhir tahun 2005 dan adanya
penurunan subsidi bahan bakar yang berakibat meningkatnya bahan bakar
sehingga mengurangi pendapatan masyarakat yang berakibat pertumbuhan
ekonomi mengalami penurunan. Kemudian Pada tahun 2007, Indonesia mampu
menciptakan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2% dan IPM Indonesia mengalami
peningkatan sebesar 0,005 menjadi 7,06 %. Tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Tahun
Pertumbuhan Ekonomi (%)
IPM (%)
2005 5.6 69.6
2006 5.5 70.1
2007 6.2 70.6
2008 6.1 71.2
2009 4.5 71.8
8
Indonesia mengalami perlambatan kembali karena adanya meningkatya kembali
harga BBM yang mengurangi pendapatan masyrakat sehingga pertumbuhan
ekonomi kembali mengalami penurunan. Tahun 2008, Indonesia mampu
menciptakan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,1%,sedangkan tahun 2009
perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 4,5%. Namun demikian, IPM Indonesia
masih mampu meningkatkan IPM pada periode itu sebesar 0,006, menjadi 7,18 %.
Hal ini dikarenakan penurunan pertubumbuhan ekonomi bukan dikarenakan dari
faktor sumber daya manusia di Indonesia melainkan adanya krisis dunia pada saat
itu yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 menurun. Tahun 2010
pertumbuhan ekonomi mulai stabil terlihat dari peningkatan pertumbuhan
ekonomi yakni sebesar 6,1% dan IPM meningkat yakni sebesar 7,23 %. Selama
periode tahun 2005-2010 perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan
rata-rata per tahun sebesar 5,67% dan selama periode yang sama IPM Indonesia
meningkat rata-rata per tahun sebesar 0,00595.
Data IPM Provinsi Lampung dari tahun 2006 terus ada kenaikan dari 69,4 % di tahun 2006 sampai 72,45% di tahun 2012. Namun jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia, lampung masih diberada kurang memuaskan berada di posisi 20 dari IPM Provinsi lain di Indonesia.
9
Tabel 2: Peringkat IPM Provinsi di Indonesia 2012
Peringkat IPM Provinsi
IPM (%)
1 D.K.I Jakarta 78,33
2 Sulawesi Utara 76,95
3 Riau 76,90
4 D.I Yogyakarta 76,75
5 Kalimantan Timur 76,71
6 Kepulauan Riau 76,20
7 Kalimantan Tengah 75,46
8 Sumatra Utara 75,13
9 Sumatra Barat 74,70
10 Sumatra Selatan 73,99
11 Bengkulu 73,93
12 Kep. Bangka Belitung 73,78
13 Jambi 73,78
14 Bali 73,49
15 Jawa Tengah 73,36
16 Jawa Barat 73,11
17 Jawa Timur 72,83
18 Sulawesi Selatan 72,70
19 NAD 72,51
20 Lampung 72,45
21 Maluku 72,42
22 Sulawesi Tengah 72,14
23 Banten 71,49
24 Gorontalo 71,31
25 Kalimantan Selatan 71,08
26 Sulawesi Tenggara 71,05
27 Sulawesi Barat 70,73
28 Kalimantan Barat 70,31
29 Papua Barat 70,22
30 Maluku Utara 69,98
31 Nusa Tanggara Timur 68,28
32 Nusa Tenggara Barat 66,89
33 Papua 65,86
Indonesia 73,29
10
Dalam kasus Di Provinsi Lampung sendiri selama kurun waktu dua tahun terakhir ini ( tahun 2011 dan tahun 2012) keadaan ekonomi wilayah Lampung cenderung stabil yakni sebesar 6,39 % dam 6,48 %. Hal ini secara tidak langsung berkaitan dengan stabilitas ekonomi nasional dan regional yang aman, dan nilai IPM teteap stabil terlihat dari peningkatan tiap tahunya. Berikut adalah data pertumbuhan ekonomi dan data IPM Provinsi Lampung.
Tabel 3: Laju pertumbuhan ekonomi dan Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Lampung Tahun 2006-2012
Tahun
Pertumbuhan Ekonomi (%)
IPM (%)
2006 4.98 69.4
2007 5.94 69.8
2008 5.35 69.8
2009 5.26 70.9
2010 5.85 71.4
2011 6.39 71.9
2012 6.48 72.4
Sumber: BPS Provinsi Lampung 2006-2012
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dalam periode tahun 2006 pertumbuhan Provinsi Lampung sebesar 4,98% dan tahun 2007 sebesar 5,94%.
IPM Provinsi Lampung selama periode tersebut sebesar 69,4% dan 69.8%.
Tahun 2008-2009 perekonomian Provinsi Lampung mengalami penurunan. Tahun
2008 pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung sebesar 5,35% dan tahun 2009
sebesar 5,26%. Namun demikian, IPM Provinsi Lampung tetap meningkat.
Tahun 2008 IPM Provinsi Lampung sebesar 69,8% dan tahun 2009 IPM Provinsi
Lampung sebesar 70,9%. Hal ini dikarenakan pada tahun 2009 terjadi kenaikan
11
Lampung sehingga terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Lampung. Namun, kualitas sumber daya manusia tidak mempengengaruhi
penurunan pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung sehingga IPM Provinsi
Lampung tetap meningkat. Tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung
kembali meningkat sebesar 5,85% dan IPM di Provinsi Lampung juga mengalami
peningkatan sebesar 71,4. pada tahun 2011 dan tahun 2012 keadaan ekonomi wilayah Lampung cenderung stabil yakni mengalami peningkatan sebesar 6,39% dan 6.48% dan ipm provinsi lampung di tahun tersebut juga mengalami
peningkatan yakni 7,19% dan 7,24%.
Peningkatan perekonomian Provinsi Lampung ditunjang oleh kenyataan bahwa hampir semua sektor yang mengalami pertumbuhan positif . Perekonomian Provinsi Lampung didominasi oleh 4 (empat) sektor kegiatan ekonomi, yakni sektor Pertanian, sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran,sektor Industri Pengolahan,dan sektor Pengangkutan dan Komunikasi .
Pada tahun 2009 terjadi krisis keuangan global dimana sempat menyebabkan anggaran pendapatan masyarakat menjadi menurun sehingga angka rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung yang terjadi mengalami perkembangan yang fluktuatif . Namun IPM Provinsi Lampung di tahun tersebut tetap
12
tersebut pada tahun sebelumnya sehingga IPM Provinsi Lampung tetap meningkat di tahun 2009.
Berdasarkan uraian diatas mengenai hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan manusia, yang menunjukan bahwa adanya hubungan dua arah antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan manusia. Maka penelitian ini bermaksud untuk menganalisa hubungan kausalitas antara
pertumbuhan ekonomi terhadap pembanguan manusia , dengan mengambil judul penelitian “Analisis Kausalitas Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Pembangunan manusia di Provinsi Lampung”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tahun 2001-2012 yang mengalami penigkatan dan penurunan selama peiode tersebut, sedangkan IPM Provinsi Lampung terus mengalami pertumbuhan setiap tahunya , maka rumusan masalah yang dapat diambil yaitu adalah apakah ada hubungan
kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Provinsi Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan manusia di Provinsi Lampung.
D. Manfaat Penelitian
13
1. Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Lampung
Sebagai bahan pertimbangan pemerintah daerah dalam menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mendorong perekonomian daerah
2. Bagi Peneliti
Sebagai bahan refernsi bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan dan memperluas penelitian.
3. Bagi Pembaca
Sebagai bahan bacaan dalam menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan,khususnya tentang hubungan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia
E. Kerangka Pemikiran
Hubungan antara pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi
merupakan topik yang masih menarik untuk diteliti hingga saat ini. Salah satu
alasannya adalah beberapa penelitian yang pernah dilakukan, baik di negara
yang sama, tetapi menggunakan data atau metode analisis yang berbeda, dapat
menghasilkan simpulan yang berbeda. Demikian juga penelitian dilakukan di
negara yang berbeda diperoleh simpulan yang berbeda tentang hubungan antara
pembangunan manusia dan pertumbuhan ekonomi. Alasan yang lain adalah
bahwa pengetahuan tentang hubungan di antara kedua variabel tersebut
diperlukan oleh para pengambil keputusan agar dalam merancang kebijakan
14
ditingkatkan, apakah pembangunan manusia atau pertumbuhan ekonomi, untuk
memperolehhasil pembangunan yang optimal.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia memiliki keterkaitan dan
saling berkontribusi satu sama lain. UNDP mengungkapkan bahwa
pembangunan manusia dapat berkesinambungan apabila didukung oleh
pertumbuhan ekonomi. Walapun keduanya tidak memiliki hubungan secara
otomatis, namun apabila kedua hal tersebut disatukan pada satu kebijakan
pembangunan yang searah, maka akan tercipta suatu kekuatan yang dapat
saling mendorong. Sehingga pertumbuhan ekonomi akan sangat efektif untuk
memperbaiki pembangunan manusia
Penelitian tentang hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
manusia yang dilakukan di Indonesia maupun di luar Indonesia menghasilkan
simpulan yang beragam. Penelitian tersebut menghasilkan simpulan yang
homogen bahwa adanya hubungan kausalitas dari pembangunan manusia
terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan hubungan kausalitas dari
pertumbuhan ekonomi terhadap pembangunan menghasilkan simpulan yang
beragam. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembangunan manusia akan mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi.
Namun, pertumbuhan ekonomi tidak selalu dapat menciptakan pembangunan
manusia (Algifari, 2013).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka secara skematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut
Pertumbuhan Ekonomi
15
Uji kausalitas antara dua variabel dilakukan karena peneliti tidak mengetahui tentang arah hubungan kausal dari variabel tersebut (Ender, 2004). Suatu variabel dapat saja berpengaruh langsung periode yang sama terhadap variabel lain, namun dapat juga berpengaruh melalui proses kelambanan (lag).
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu diduga adanya hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia.
G. Sistematika Penulisan
Bab I. Pendahuluan. Bagian ini terdiri dari latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis dan sistematika penulisan.
Bab II. Tinjauan Pustaka dan penelitian terdahulu. Berisikan teori-teori ekonomi yang memiliki kaitan dengan penelitian ini serta penelitian terdahulu yang menjadi rujukan serta acuan dalam penelitian ini.
Bab III. Metode penelitian. Membahas tentang jenis dan sumber data, definisi operasional variabel, spesifikasi model, metode pengolahan data, dan prosedur analisis data.
Bab IV. Hasil Perhitungan dan pembahasan. Berisikan analisis hasil perhitungan secara kuantitatif dan kualitataif.
Bab V. Simpulan dan Saran.
16
II. LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Sukirno (1985), pengertian pertumbuhan ekonomi adalah perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ketahun. Suatu
perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari apa yang telah dicapai pada periode waktu sebelumnya, sedangkan laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan dalam PDRB, tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari pada tingkat pertumbuhan ekonomi.
17
teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat. Menurut Schumpeter dan Hicks (Jhingan 2002), ada perbedaan dalam istilah
perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.Perkembangan ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya, sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk. Tujuan pembangunan ekonomi diantaranya yakni: peningkatan ketersediaan serta berbagai macam kebutuhan hidup, peningkatan standart hidup, dan peningkata pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu (Todaro, 2000).
Menurut Sukirno (2004) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, antara lain:
1. Tanah dan Kekayaan Alam lainya
Kekayaan alam meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan, hasil laut yang dapat diperoleh. Jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang didapat, kekayaan alam dapat mempermudah usaha untuk mengembangkan perekonomian, terutama pada masa masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi.
18
Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat kepada pengembangan ekonomi. Penduduk yang
bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan memungkinkan untuk menambah produksi, disamping itu sebagai akibat pendidikan latihan dan pengalaman kerja ketrampilan penduduk akan bertambah tinggi, hal ini mampu meningkatkan produktifitas dan selanjutnya menimbulkan pertambahan
produksi yang lebih cepat dari pada pertambahan tenaga kerja. Selain dari pertambahan penduduk menyebabkan perluasan pasar.Sementara, akibat buruk dari pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi terutama dihadapi oleh masyarakat yang kemajuan ekonominya belum tinggi tetapi telah
menghadapi masalah kependudukan.
3. Barang-barang Modal dan Tingkat Teknologi
19
4. Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat
Kondisi system sosial dan sikap masyarakat turut menetukan proses pertumbuhan ekonomi, sebagai contoh di wilayah dengan adat istiadat tradisional yang tinggi dan menolak modernisasi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, juga dimana wilayah yang sebagian besar tanahnya dimiliki oleh tuan-tuan tanah atau dimana luas tanah yang dimiliki adalah sangat kecil dan tidak ekonomis, pembangunan ekonomi tidak akan mencapai tingkat yang diharapkan. Sikap masyarakat juga dapat menentukan
pertumbuhan ekonomi, misalnya sikap masyarkat yang pekerja keras, pantang menyerah berhemat dengan tujuan investasi dan sebagainya dapat turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.1 Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut A.Smith sebagai ahli ekonomi klasik, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Menurut Ricardo, bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan proses tarik-menarik antar dua kekuatan yaitu “ the law of deminishing return” dan kemajuan teknologi. Sedangkan menurut Mill, bahwa
pembangunan ekonomi tergantung pada dua jenis perbaikan, yaitu perbaikan dalam tingkat pengetahuan masyarakat dan perbaikan yang berupa usaha-usaha untuk menghapus pengahambat pembangunan seperti adat istiadat,
20
Dari beberapa pendapat ahli ekonomi klasik dapat ditarik kesimpulan bahwa (Suryana, 2000):
a. Tingkat perkembangan suatu masyarakat tergantung pada empat faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok modal, luas tanah, dan tingkat teknologi yang dicapai.
b. Kenaikan upah yang akan menyebabkan kenaikan penduduk.
c. Tingkat keuntungan merupakan faktor yang menentukan pembentukan modal. Bila tidak terdapat keuntungan, maka akan mencapai “stationary state”, yaitu suatu keadaan dimana perkembanagan
ekonomi tidak terjadi sama sekali.
d. The law of deminishing return berlaku untuk segala kegiatan ekonomi sehingga mengakibatkan pertambahan produk yang akan menurunkan tingkat upah, menurunkan tingkat keuntungan, tetapi menaikkan tingkat sewa tanah.
2.2 Teori Pertumbuhan Neo- Klasik
Teori pertumbuhan ekonomi Neo-Klasik berkembang sejak tahun 1950- an. Teori ini berkembang berdasarkan analisis- analisis mengenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi klasik. Ekonom yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori tersebut adalah Robert Solow dan Trevor Swan. Teori ini menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi bergantung pada
21
Model pertumbuhan Solow menunjukkan bagaimana tabungan, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi mempengaruhi output perekonomian serta pertumbuhannya sepanjang waktu. Analisis model pertumbuhan Solow dibagi menjadi tiga tahap analisis, yaitu: (1) dengan asumsi angkatan kerja dan teknologi tetap, (2) dengan asumsi hanya teknologi tetap, dan (3) angkatan kerja dan teknologi berubah.
Menurut Neo-Klasik tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingginya tingkat tabungan. Pada tingkat teknik tertentu, tingkat bunga akan menentukan tingginya tingkat investasi. Jika tingkat bunga rendah, maka investasi akan tinggi, dan demikian pula sebaliknya apabila tingkat bunga tinggi, maka investasi akan rendah. Sebagai akibat adanya investasi yang bertambah maka tingkat bunga naik yang pada gilirannya akan menaikkan jumlah tabungan. Apabila permintaan terhadap investasi berkurang maka tingkat bunga turun dan harga barang- barang kapital kembali turun, hasrat menabung turun. Pada tingkat perkembangan ini, akumulasi modal berakhir, dan perekonomian statis atau tidak mengalami perkembangan (Suryana, 2000). Berbeda dengan pandangan klasik, bahwa pertumbuhan ekonomi akan macet karena terbatasnya sumber-sumber alam. Neoklasik yakin dengan kemajuan- kemajuan teknik dan perbaikan kualitas buruh cenderung meningkat
pendapatan yang lebih tinggi sehingga permintaan masyarakat akan meningkat dan seterusnya (Suryana, 2000).
Ada 4 (empat) anggapan yang melandasi model Neo-Klasik (Boediono, 1999) :
22
2. Adanya fungsi produksi Q = ƒ (K, L) yang berlaku bagi setiap periode.
3. Adanya kecenderungan menabung (propensity to save) oleh masyarakat yang dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dan output (Q). Tabungan masyarakat S = sQ, bila Q naik S juga naik, dan turun bila Q turun.
4. Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S = I =ΔK. Dalam model Neo -Klasik tidak lagi dipermasalahkan mengenai keseimbangan S dan I.
Terdapat beberapa studi yang dilakukan untuk menyempurnakan model pertumbuhan ekonomi neoklasik dengan tujuan untuk memperjelas dan menambahkan dasar-dasar teoritis bagi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, salah satunya dilakukan oleh tiga ekonom yakni Mankiw, Romer, dan Weil (dalam Esa Suryaningrum A., 2000) yang menyatakan bahwa model pertumbuhan Solow hanya mampu menerangkan hubungan modal dan tenaga kerja saja, namun bukan besarnya (magnitude) hubungan tersebut sehingga dimasukkan variabel mutu modal manusia untuk membantu menjelaskan pola pertumbuhan ekonomi selain modal dan tenaga kerja, yaitu:
Y= TKtαLtβH1-α-β
Dimana Y adalah atau output, K adalah modal, L adalah tenag kerja dan T adalah teknologi dan H adalah modal manusia.
2.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern a. Teori Pertumbuhan Rostow
23
“The Stages of economic ” (1960), Rostow mengemukakan tahap-tahap dalam
proses pembangunan ekonomi yang dialami oleh setiap negara pada umumnya ke dalam lima tahap, yaitu (Lincolin, 2004)
1) The traditional society (masyarakat tradisional) 2) Persyaratan tinggal landas
3) Tinggal landas 4) Menuju kematangan
5) Tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi
b. Teori pertumbuhan modern menurut Kuznet
Kuznet mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai jangka panjang untuk menyediakan berbagai jenis barang ekonomi yang terus meningkat kepada masyarakat. Kemampuan ini tumbuh berdasarkan kemajuan teknologi, institusional, dan ideologis yang diperlukannya
B. Definisi Pembangunan Manusia 1. Pengertian pembangunan manusia
Definisi Pembangunan Manusia menurut UNDP (United Nation Development Program) adalah suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi
24
serta dipahami dari sisi manusianya, bukan hanya dari sisi pertumbuhan ekonomi.
Dari definisi yang diberikan oleh UNDP tersebut mencerminkan bahwa manusia dalam suatu wilayah selayaknya memiliki dan diberikan pilihan-pilihan yang luas dan dibutuhkan dukungan dari pemerintah guna memberikan sarana bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan dan mengambil keputusan sesuai dengan pilihan yang diambilnya. Paradigma tersebut memunculkan pilihan-pilihan yang lebih luas bagi masyarakat seperti kebebasan politik, ekonomi dan sosial serta kesempatan untuk menjadi lebih kreatif dan produktif sesuai dengan hak-hak manusia yang menjadi bagian dari paradigma tersebut. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan, pemberdayaan (UNDP, 1995). Secara ringkas empat hal pokok tersebut mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Produktivitas. Penduduk harus dimampukan untuk meningkatkan produktivitas dan berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan dan nafkah. Pembangunan ekonomi, dengan demikian merupakan himpunan bagian dari model pembangunan manusia.
25
3. Kesinambungan. Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak hanya untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber daya fisik, manusia, dan lingkungan selalu diperbaharui.
4. Pemberdayaan. Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat dari proses pembangunan.
Pembangunan manusia pada hakikatnya adalah memperluas pilihan bagi masyarakat dengan tujuan akhir mencapai kesejahteraan tiap-tiap anggota
masyarakat sehingga pembanguan manusia dalam hal ini juga mencakup berbagai aspek lainnya yaitu selain aspek ekonomi terdapat pula aspek sosial, politik, budaya serta aspek lainnya untuk menjadikan manusia lebih produktif dalam berkegiatan. Dengan demikian paradigma pembangunan manusia mencakup dua sisi yaitu berupa informasi kapabilitas manusia seperti perbaikan taraf kesehatan, pendidikan dan keterampilan.Sisi lainnya adalah pemanfaatan kapabilitas mereka untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif, kultural, sosial dan politik.
Aspek pembangunan manusia ini dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia ini merupakan salah satu alternatif
26
Tingkat pendidikan dan kesehatan individu penduduk merupakan faktor dominan yang perlu mendapat prioritas utama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan tingkat pendidikan dan kesehatan penduduk yang tinggi menentukan kemampuan untuk menyerap dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baik dalam kaitannya dengan teknologi sampai kelembagaan yang penting dalam upaya meningkatkan tingkat kesejahteraan penduduk itu sendiri yang semuanya bermuara pada aktivitas perekonomian yang maju.
2. Indeks Pembangunan Manusia
Menurut UNDP, Indeks pembangunan manusia (IPM) adalah pengukuran perbandingan dari angka harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. HDI digunakan untuk
mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.
27
Indeks pembangunan manusia merupakan indeks komposit yang digunakan untuk mengukur pencapaian rata-rata suatu negara dalam tiga hal mendasar pembangunan manusia, yaitu: lama hidup, yang diukur dengan angaka harapan hidup ketika lahir dan angka kematian bayi (infant mortality rate); pendidikan yang diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas; dan standar hidup yang diukur dengan pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan menjadi paritas daya beli. Nilai indeks ini berkisar anatara 0-100.
3. Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia
Dalam indeks pembangunan manusia terdapat tiga komposisi indikator yang digunakan untuk mengukur besar indeks pembangunan manusia suatu negara, yaitu :
1. Tingkat kesehatan diukur harapan hidup saat lahir (tingkat kematian bayi). 2. Tingkat pendidikan diukur dengan angka melek huruf (dengan bobot dua
per tiga) dan rata-rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga).
3. Standar kehidupan diukur dengan tingkat pengeluaran perkapita per tahun. Rumus umum yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia adalah sebagai berikut:
IPM = 1/3 (Indeks X1 + Indeks X2 + Indeks X3)
Dimana:
X1 = Indeks harapan hidup
X2 = Indeks pendidikan
28
Masing-masing komponen tersebut terlebih dahulu dihitung indeksnya sehingga bernilai antara 0 (terburuk) dan 1 (terbaik). Untuk memudahkan dalam analisa biasanya indeks ini dikalikan 100. Teknik penyusunan indeks tersebut pada dasarnya mengikuti rumus sebagai berikut:
Dimana:
Ii = Indeks komponen IPM ke i di mana i = 1,2,3 Xi = Nilai indikator komponen IPM ke i
[image:46.595.114.509.443.675.2]MaxXi = Nilai maksimum Xi Min Xi = Nilai minimum Xi
Gambar 1: Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia
Umur Panjang Kehidupan dan Sehat Pengetahuan yang layak Dimensi
Indikator Angka harapan Angka melek Rata-rata Pengeluaran Hidup pada saat lahir huruf (Lit) Lama sekolah (Capita riil (MYS) yang disesu Aikan (PPP rupiah
Indeks Lit Indeks MYS
Indeks Indeks harapan hidup Indeks pendidikan Indeks pendapatan Dimensi
Indeks Pembangunan Manusia *) PPP : Purchasing Power Parity
29
4. Komponen-komponen IPM 4.1 Indeks Harapan hidup
Indeks Harapan Hidup menunjukkan jumlah tahun hidup yang diharapkan dapat dinikmati penduduk suatu wilayah. Dengan memasukkan informasi mengenai angka kelahiran dan kematian per tahun variabel e0 diharapkan akan mencerminkan rata-rata lama hidup sekaligus hidup sehat masyarakat.
Sehubungan dengan sulitnya mendapatkan informasi orang yang meninggal pada kurun waktu tertentu, maka untuk menghitung angka harapan hidup digunakan metode tidak langsung (metode Brass, varian Trussel).Data dasar yang dibutuhkan dalam metode ini adalah rata anak lahir hidup dan rata-rata anak masih hidup dari wanita pernah kawin. Secara singkat, proses penghitungan angka harapan hidup ini disediakan oleh program Mortpak. Untuk mendapatkan Indeks Harapan Hidup dengan cara menstandartkan angka harapan hidup terhadap nilai maksimum dan minimumnya.
4.1 Indeks Pendidikan
Penghitungan Indeks Pendidikan (IP) mencakup dua indikator yaitu angka melek huruf (Lit) dan rata-rata lama sekolah (MYS). Populasi yang digunakan adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas karena pada kenyataannya
penduduk usia tersebut sudah ada yang berhenti sekolah. Batasan ini
30
tingkat pengetahuan (cerminan angka Lit), dimana Lit merupakan proporsi penduduk yang memiliki kemampuan baca tulis dalam suatu kelompok penduduk secara keseluruhan. Sedangkan cerminan angka MYS merupakan gambaran terhadap keterampilan yang dimiliki penduduk.
4.3 Indeks Hidup Layak
Untuk mengukur dimensi standar hidup layak (daya beli), UNDP mengunakan indikator yang dikenal dengan real per kapita GDP adjusted. Untuk
perhitungan IPM sub nasional (provinsi atau kabupaten/kota) tidak memakai PDRB per kapita karena PDRB per kapita hanya mengukur produksi suatu wilayah dan tidak mencerminkan daya beli riil masyarakat yang merupakan concern IPM. Untuk mengukur daya beli penduduk antar provinsi di Indonesia, BPS menggunakan data rata-rata konsumsi 27 komoditi terpilih dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dianggap paling dominan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan telah distandarkan agar bisa dibandingkan antar daerah dan antar waktu yang disesuaikan dengan indeks PPP (Purchasing Power Parity).
C. Penelitian Terdahulu
31
1. Ranis et al. (2006) dalam penelitianya berjudul: tentang hubungan antara Pembangunan Manusia (Human Development), IPM, dan pendapatan per kapita. Pembangunan Manusia ditentukan menggunakan 11 kategori dengan 39 indikator yang mencerminkan kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan per kapita memiliki hubungan yang kuat dengan IPM. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang tinggi, yaitu sebesar 0,8789.
2. Agus Widarjono (1999) dalam penelitianya yang berjudul: Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia: Analisis Kausalitas sehubungan tingkat pertumbuhan Penduduk yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan Ekonomi suatu daerah, dimana variable Jumlah penduduk yang digunakan tergantung bagaimana penduduk tersebut bekerja secara efisien, dalam beberapa kriteria dimana suatu daerah itu disebut belum mandiri dan sudah mandiri.
32
4. Sidharto (2010) meneliti hubungan antara IPM dengan komponen-komponennya, indikator fiskal pemerintah, dan kemiskinan. Komponen IPM meliputi indikator kesehatan, pendidikan, dan daya beli. Indikator kesehatan menggunakan Angka Harapan Hidup (AHP), indikator pendidikan menggunakan Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), indikator daya beli menggunakan Pengeluaran per Kapita Riil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi tertinggi dari komponen IPM terhadap IPM adalah Angka Melek Huruf dengan
besarnya koefisien korelasi sebesar 0,9584, disusul komponen
33
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari sumber, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperlukan untuk mencari Data perkembangan pertumbuhan ekonomi dan Data Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Lampung. Periode data penelitian ini adalah runtun waktu mulai tahun 2001-2012. Pemilihan periode ini disebabkan karena peneliti ingin melihat kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan IPM Provinsi Lampung dalam periode pelaknsanaan kebijakan desentralisasi, sehingga penelitian pada periode tersebut menarik untuk diamati serta data tersedia pada tahun tersebut. Secara umum sumber data-data dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, maupun instansi-instansi terkait lainnya. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
34
b. Data Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Lampung tahun 2001-2012
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dua arah antara pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan manusia yang diwakili oleh IPM. Untuk analisis
tersebut menggunakan uji kausalitas Granger. Penelitian ini menggunakan data
tentang persentase laju pertumbuhan pertumbuhan ekonomi sebagai indikator
pertumbuhan ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai
indikator pembangunan manusia.
Uji kausalitas antara dua variabel dilakukan karena peneliti tidak memiliki
keyakinan tentang arah hubungan kausal dari variabel tersebut (Ender, 2004).
Suatu variabel dapat saja berpengaruh langsung pada periode yang sama
terhadap variabel lain, namun dapat juga berpengaruh melalui proses
kelambanan (lag).
Sebelum dilakukan uji kausalitas terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap
stasioneritas data penelitian. Penelitian yang menggunakan data timeseries
diperlukan informasi tentang stasioneritas data. Suatu variabel yang tidak
stasioner memiliki akar-akar unit. Penggunaan data yang tidak stasioner dalam
model regresi estimasi menyebabkan kesalahan standar koefisien regresi
menjadi bias. Uji pengaruh menggunakan cara konvensional terhadap data
yang tidak stasioner menghasilkan simpulan yang tidak valid. Karena variabel
yang memiliki akar-akar unit (tidak stasioner) menghasilkan koefisien regresi
estimasi yang tidak efisien. Uji akar-akar unit (unit roots) dalam penelitian ini
35
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kausalitas pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia di Provinsi Lampung. Dengan demikian, variabel- variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan ekonomi. b. Pembangunan Manusia
Sedangkan definisi operasional dari masing- masing variabel adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlangsung dari tahun ke tahun ( Sukirno, 1994) data dari pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung dilihat dari data laju
pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung(Persen)
2. Pembangunan manusia adalah proses yang meningkatkan aspek kehidupan masyarakat, data yg digunakan dilihat dari nilai indeks pembangunan manusia Provinsi Lampung
C. Metodologi Analisis
36
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik atau tampilan lainya.
Sedangkan pendekatan deskriptif merupakan metode yang bertujuan mendeskrifsikan atau memberi gambaran terhadap suatu obyek penelitian yang diteliti melalui sampel atau umum. Pendekatan deskriftif dilakukan dengan melihat pergerakan variabel secara grafis dan meninjau kejadian-kejadian di balik pergerakan variabel tersebut.
1. Uji Stasioneritas (Unit Root Test)
Uji stasioneritas akar unit (Unit Root Test) merupakan uji yang pertama harus dilakukan sebelum melakukan analisis regresi dari data yang dipakai. Tujuan uji stasioneritas adalah untuk melihat apakah rata-rata varians data konstan sepanjang waktu dan kovarian antara dua atau lebih data runtun waktu hanya tergantung pada kelambanan antara dua atau lebih periode waktu tersebut. Pada umumnya data time-series sering kali tidak stasioner. Jika hal ini terjadi, maka kondisi stasioner dapat tercapai dengan melakukan diferensiasi satu kali atau lebih. Terdapat beberapa metode pengujian unit root, diantaranya yang sering digunakan adalah Dickey-Fuller atau Phillips-Perron unit root test.
Prosedur uji unit root adalah:
1. Dalam uji unit root yang pertama dilakukan adalah menguji
masing-masing variabel yang kita gunakan untuk penelitian dari setiap level series. 2. Jika semua variabel adalah stasioner pada tingkat level, maka estimasi
37
3. Dan jika seluruh data dinyatakan tidak stasioner, maka langkah selanjutnya adalah menentukan first difference dari masing-masing variabel tersebut dan kemudian melakukan uji unit root kembali terhadap first difference dari series.
4. Jika pada tingkat first difference dinyatakan telah stasioner, maka estimasi terhadap model tersebut dapat menggunakan uji kointegrasi untuk
menentukan model analisis apa yang akan digunakan dalam penelitian.
Jika Phillips-Perron test statistic lebih kecil dari nilai kritis maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain data sudah stasioner. Sebaliknya, jika Phillips-Perron test statistic lebih besar dari nilai kritis maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain data mengandung unit root (data tidak stasioner).
2. Penentuan Lag Optimum
Beberapa peristiwa ekonomi tidak dapat langsung mempengaruhi variabel ekonomi lainya. Diperlukan time lag bagi suatu variabel ekonomi untuk merespons suatu guncangan atau shock yang terjadi pada variabel ekonomi lainya (Widarjono, 2009). Dalam menentukan pang lag optimum, dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa kreteria informasi. Dalam penelitian ini, penentuan lag optimum dilakukan dengan menggunakan akaike
information criterion (AIC), yaitu berdasarkan pada lag dengan standar AIC
terkecil.
38
kriteria Akaike Information Criterion (AIC) dan Schwartz Bayesian Criterion (SBC). Lag optimum akan ditemukan pada spesifikasi model yang
memberikan nilai AIC paling minimum (Gujarati, 1995).
3. Uji Kausalitas Granger
Setelah menguji lag optimum tahapan selanjutnya adalah melakukan uji kausalitas Granger yang digunakan untuk mengetahui hubungan saling mempengaruhi antar variabel endogen Uji kausalitas Granger melihat pengaruh masa lalu terhadap kondisi sekarang.
Uji Kausalitas Granger pada dasarnya mengasumsikan bahwa informasi yang relevan untuk memprediksi variabel laju pertumbuhan ekonomi dan IPM adalah hanya terdapat pada kedua data urut waktu dari kedua variabel tersebut.
39
Keterangan:
Xt = variabel X Yt = Variabel Y m = Jumlah lag
dan = Variabel pengganggu
α,β,λ,δ = Koefisien masing-masing variabel diasumsikan bahwa dan
tidak berkorelasi.
Diasumsikan bahwa gangguan dan tidak berkorelasi Hasil-hasil regresi
kedua bentuk model ini akan menghasilkan empat kemungkinan mengenai nilai koefisien-koefisien yaitu (Gujarati,1995):
1. dan , maka terdapat kausalitas satu arah dari variabel X terhadap variabel Y.
2. dan , maka terdapat kausalitas satu arah dari variabel Y terhadap variabel X.
3. dan , maka tidak terdapat kausalitas baik antara variabel X terhadap Y maupun antara variabel Y terhadap variabel X.
40
Kausalitas adalah hubungan dua arah. Dengan demikian, jika terjadi kausalitas dalam model ekonometrika maka tidak dterdapat variabel independen, semua variabel merupakan variabel dependen. Ada atau tidaknya kausalitas diuji melalui uji F atau dapat dilihat dari probabilitasnya (Widaryono, 2009).
Untuk melihat kausalitas granger dapat dilihat dengan membandingkan F-statistik dengan nilai kritis F-tabel pada tingkat kepercayaan (1%, 5% atau 10%) dan dapat dilihat dari membandingkan nilai probabilitasnya dengan tingkat kepercayaan (1%, 5% atau 10%). Jika seluruh variabel memiliki nilai F-statistik lebih besar dari nilai F-tabel pada tingkat signifikan, maka kedua variabel tersebut memiliki kausalitas dua arah.
4. Pengujian Arah Kausalitas
Berdasarkan rumus yang telah dijabarkan diatas, maka model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pengujian Arah Kausalitas Pertumbahn Ekonomi terhadap IPM LP → IPM, IPM→LP
Model dasar :
41
Keterangan:
LPt = Laju Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung (persen) IPMt = IPM
m = Jumlah lag
dan = Variabel pengganggu
α,β,λ,δ = Koefisien masing-masing variabel diasumsikan bahwa dan
tidak berkorelasi
Hasil – hasil regresi dari model ini akan menghasilkan beberapa kemungkinan mengenai nilai koefisien-koefisien yaitu:
1. Ho: LP tidak berpengaruh terhadap IPM :
IPM tidak berpengaruh terhadap LP :
2. Ha: LP berpengaruh terhadap IPM :
DAFTAR PUSTAKA
Algifari and Subgayo. 2013. Hubungan antara Pendapatan Per Kapita dan Indeks Pembangunan Manusia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 5(3):137-148. Yogyakarta
Arsyad, Lincoln. 1997. Ekonomi Pembangunan. Edisi 3. STIE YKPN. Yogyakarta
Arsyad, Lincoln. 2004. Ekonomi Pembangunan. STIE YKPN. Yogyakarta
Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE UGM Yogyakarta. Yogyakarta
Enders, Walter. 2004. Applied Econometric Time Series, 2nd Edition, John Wiley and Sons
Gujarati, Damondar. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga
Gujarati , N. Damodar. 2012. Basic Econometrics. 4th Edtion. The McGraw−Hill Companies
Indeks Pembangunan Manusia provinsi Lampung : Edisi 2001-2012
Jhiang, M.L. 1990. Ekonometrika Pemabangunan dan Perencanaan. Jakarta: CV. Rajawali
Kuncoro, Haryo. 2007. Kausalitas antara Penerimaan, Belanja, dan PDRB Pada Kota dan Kabupaten di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 12 No. 3, Desember
Lampung Dalam Angka. BPS Lampung : Edisi 2001-2012
Rana, Dharam S., and Dzathor, Augustine Y., 2008. “Analyzing Relationship between Enhanced Set of Human Development Indikators and Changesin Gross Domestic Product: An Empirical Investigation
Ranis, G., Stewart, F., Samman, E. 2006. Human Development: Beyond the Human Development Index. Journal of Human Development.
Soebagyo, Daryono. 2007. Kausalitas Granger PDRB Terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Dati I Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol 8, No 2, hal 177-192
Sugiyono. 2012 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta
Sukirno, Sadono. 2010. Makro Ekonomi ; Teori Pengantar. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada
Suryana. 2001. Ekonomi Pembangunan; Problematika dan Pendekatan. Jakarta: PT. Salemba Empat
Todaro, Michael, P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jilid I, Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga
Todaro, Michael, P dan Stephen C, Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga
Todaro, Michael, P. 2004. Ekonomi Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga
Universitas Lampung. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Penerbit Unila: Bandar Lampung.
Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasi: Yogyakrta. Ekonisa
www.hdr.undp.org