PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
DI MA AN-NAJAH PETUKANGAN SELATAN JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ANA FITRIANA (106018200680)
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN-JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ii ABSTRAK
Ana Fitriana (106018200680). Pembiayaan Pendidikan Di MA An-Najah Petukangan Selatan jakarta. Skripsi di bawah bimbingan Drs. Mudjahid AK M.Sc Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2011
Pendidikan pada dasarnya tidak terlepas dari masalah biaya. Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang di dalamnya terdapat kegiatan proses belajar mengajar, maka agar kegiatan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, harus ada pembiayaan atau pendanaan yang baik atau mencukupi dari sekolah. Permasalahan pertama meliputi;Perencanaan dalam pelaksanaan pembiayaan pendidikan di sekolah meliputi; keterlibatan guru dan komite dalam penyusunan RAPBS, kedua; Distribusi atau pemakaian terhadap dana pendidikan, meliputi; kurang efektifnya penyaluran terhadap pembiayaan pendidikan. Ketiga; Evaluasi terhadap penggunaan dana pendidikan, meliputi; kurangnya keterlibatan pengawas eksternal seperti komite sekolah, agar terciptanya transparansi pembiayaan sekolah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: pelaksanaan pembiayaan pendidikan, upaya sekolah dalam meningkatkan pembiayaan pendidikan dan hasil pembiayaan pendidikan di MA An-Najah Petukangan Selatan Jakarta.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitaif yang menggunakan metode deskriptif. Yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan tertentu yang telebih dahulu menganalisis kejadiannya, untuk kemudian dibandingka dengan teori yang ada. teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi langsung dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait.
Berdasarkan hasil wawancara penulis, pelaksanaan Pembiayaan
Pendidikan Di MA An-Najah Petukangan Selatan Jakarta belum berjalan dengan maksimal. Hal ini terlihat perencanaan RAPBS , sekolah hanya melibatkan kepala sekolah, bendahara, dan pihak yayasan, sumber dana, sekolah hanya memiliki sumber dana yang mayoritas berasal dari walimurid atau siswa, distribusi atau penyaluran, sekolah mayoritas penyaluran dana itu untuk gaji guru atau kesejahteraan pegawai, pengawasan dan evaluasi, sekolah tidak melibatkan komite sekolah dalam proses pengawasan dan evaluasi ini.
iii KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT yang Maha Segalanya dan
selalu dekat dengan hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat dan
rahmat-Nya hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Shalawat dan salam selalu
tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari
alam kejahiliyahan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Skripsi dengan judul ”Pembiayaan Pendidikan di MA AN NAJAH Petukangan
Selatan Jakarta” disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana pendidikan
(S.Pd) pada Program Studi manajemen pendidikan, Fakultas ilmu tarbiah dan
keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian skripsi ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis, melainkan
banyak pihak yang telah memberikan bantuan, petunjuk, bimbingan, motivasi, dan
semangat. Untuk itu penulis merasa pantas berterima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosada, MA selaku Dekan Fakultas ilmu tarbiah dan
keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil selaku ketua jurusan kependidikan islam
sekaligus sebagai dosen penasehat akademik yang telah meluangkan banyak
waktu nya dalam membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. H. Mu’arif SAM.,M.Pd selaku ketua kaprodi Manajemen
iv Ifah Zahriani yang telah membantu penulis dalam hal administrasi Fakultas
Ilmu Tarbiah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Drs. Mudjahid AK M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis, dan banyak memberikan
masukan, nasihat, serta arahan kepada penulis selama menyusun skripsi. Thanks
for everythink pak, semoga Allah membalas kebaikan dan budi muliamu.
5. Seluruh dosen Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah membekali
penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang sangat berguna, selama
penulis mengikuti perkuliahan.
6. Segenap jajaran staf Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Drs. H. Ashari, MM selaku Direktur Pendidikan di MA AN NAJAH
yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
8. Segenap Responden MA AN NAJAH Petukangan Selatan Jakarta kepala
sekolah, bendahara yayasan, yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
9. Pengelola perpustakaan utama dan perpustakaan FITK Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, terimakasih atas referensi yang telah dipinjamkan
kepada penulis sebagai pedoman dalam kajian teori yang penulis susun dalam
skripsi ini.
10. Kedua orang tuaku, Babeh (Hasibuan) dan Emak (Umenah) yang aku sayangi
v hormati. Terima kasih atas spirit of my life, yang selalu mendo’akan dan
memberikan dukungan baik moril, materiil maupun spiritual yang tak
terhingga, serta nasihat kepada penulis untuk selalu semangat menggapai
cita-cita, dan selalu menjadi sumber inspirasi dan kekuatan.
11. Suamiku tercinta dan terkasih Ferdy firdaus, anak-anakku (Indi Salwa Zahrina
dan Nadira Aulia Putri) maafin Nda selalu meninggalkan kalian, terima kasih
atas semua cinta dan kasih kalian yang telah diberikan, serta senantiasa
memberikan masukan ilmu dan motivasi untuk bunda agar dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
12. Keluarga besarku teruntuk kakak ku (Nurhasanah, Nurkomariah, Zainuddin,
Muhammad Nur) dan untuk adikku tersayang (Nur’aini) serta
keponakan-keponakanku tersayang yang senantiasa mendo’akan. Terima kasih atas segala
dukungan yang selalu ada dalam setiap fase hidup dan pendidikanku. I love you
all.
13. Teman-teman KI-MP Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan angkatan 2006
khusus nya buat “ jeng Affah Musyarofah, dan Angga Lucyana ” yang
sama-sama merasakan suka dan duka semasa kuliah, terima kasih atas semua
kenangan dan kebersamaan yang indah selama ini. Tetap Semangat Untuk
Meraih Masa Depan yang Lebih Baik.
14. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas semua
vi Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis berharap
semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca
lain.
Jakarta, 22September 2011
iv
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian teori I. Hakikat pembiayaan pendidikan a. Konsep pembiayaan pendidikan……… 6
b. Ruang lingkup pembiayaan pendidikan……… 8
c. Klasifikasi pembiayaan pendidikan……….. 9
II. Perencanaan pendidikan……….. 10
III. Sumber dana pembiayaan pendidikan……… 18
IV. Distribusi pembiayaan pendidikan………. 21
V. Evaluasi terhadap penggunaan pembiayaan pendidikan a. Konsep pengawasan……….. 22
b. Prinsip-prinsip pengawasan……….. 23
c. Prosedur pengawasan……… 24
d. Sasaran pemeriksaan ………. 25
e. Konsep evaluasi………. 28
B. Kerangka berfikir………. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan penelitian……….. 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 35
C. Pendekatan dan Metode Penelitian…..………... 36
D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data………. 36
E. Kisi-kisi Instrument Pengumpulan Data………... 38
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data………. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum sekolah MA AN-NAJAH JAKARTA a. Profil sekolah ……… 41
v
B. VISI dan MISI MA AN-NAJAH JAKARTA ... 42
C. Keadaan sumber daya kependidikan a. Keadaan Guru ... 43
b. Keadaan siswa………. ... 44
c. Keadaan pegawai ……… 45
d. Keadaan sarana dan Prasarana sekolah……… ... 45
e. Struktur organisasi ………. 47
f. Prestasi sekolah ……….. 47
D. Hasil Temuan Tentang Pembiayaan pendidikan a.Perencanaan... 48
b.Sumber Dana... 51
c. Distribusi... 52
d. Pengawasan dan Evaluasi... 52
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ... 55
B. SARAN ... 56
vi DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi-kisi Instrument Pengumpulan Data
Tabel 2 Rincian budget kirikulum dan pembelajaran berbagai kegiatan secara
sederhana
Tabel 3 Rincian budget kesiswaan
Tabel 4 Profil Sekolah
Tabel 5 Keadaan Guru
Tabel 6 Keadaan Siswa
Tabel 7 Keadaan Pegawai
Tabel 8 Keadaan sarana dan prasarana
Tabel 9 Struktur Organisasi Sekolah MA AN-NAJAH PETUKANGAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 APBS MA AN-NAJAH PETUKANGAN SELATAN JAKARTA
Lampiran 2 Kartu Pembayaran Keuangan Sekolah
Lampiran 3 Kwitansi Sekolah
Lampiran 4 Buku rekapan setoran bendahara sekolah
Lampiran 5 Catatan pengeluaran harian
Lampiran 6 Buku pemasukan dan pengeluaran
Lampiran 7 Contoh Pengawasan harian terhadap pembiayaan pendidikan sekolah
Lampiran 8 Pedoman wawancara Pembiayaan Pendidikan dengan Kepala Sekolah
Lampiran 9 Berita acara wawancara Pembiayaan Pendidikan Dengan Kepala
Sekolah
Lampiran 10 Pedoman wawancara pembiayaan pendidikan dengan Direktur Pendidikan dan Pengawasan
Lampiran 11 Berita acara wawancara pembiayaan pendidikan dengan Direktur pendidikan dan Pengawasan
Lampiran 12 Pedoman wawancara dengan Bendahara sekolah
Lampiran 13 Berita acara wawancara dengan Bendahara Sekolah
Lampiran 14 Daftar keadaan Guru dan Karyawan
Lampiran 15 Permohonan Dosen Pembimbing Skripsi
Lampiran 16 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 17 Surat izin Penelitian
Lampiran 18 Daftar Uji Referensi dosen pembimbing
viii Lampiran 20 Surat keterangan dari YAYASAN MA AN-NAJAH PETUKANGAN
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses dinamis dan selalu berkembang mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta perkembangan masyarakat.
Pendidikan memang menjadi kebutuhan dalam mencapai tujuan bersama,
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa seperti ditetapkan dalam pembukaan
Undang-Undang dasar 1945. Demikian pentingnya pendidikan bagi kehidupan
manusia, maka diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas agar dapat
menunjang kehidupan manusia itu sendiri.
Dalam undang-undang system pendidikan nasional (Sisdiknas) No 20
tahun 2003 bab II pasal 3, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1
Pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat terlepas dari masalah biaya.
Biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan tidak akan
tampak hasilnya secara nyata dalam waktu singkat. Oleh karena itu, uang yang
dikeluarkan oleh pemerintah, masyarakat, maupun orang tua (keluarga) untuk
1Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang pendidikan No.
2 menghasilkan pendidikan bagi anaknya harus dipandang sebagai investasi. Uang
yang dikeluarkan dibidang pendidikan sebagai bentuk investasi pada periode
tertentu, di masa yang akan datang harus dapat menghasilkan keuntungan atau
manfaat secara langsung terhadap kualitas sekolah, terutama berkaitan dengan
sarana dan prasarana. Banyak sekolah yang tidak dapat melakukan kegiatan
belajar mengajar secara optimal, hanya karena masalah keuangan, baik untuk
menggaji guru maupun untuk mengadakan sarana dan prasarana pembelajaran.
Dalam hal ini, maupun tuntutan reformasi adalah pendidikan yang murah dan
berkualitas, namun pendidikan yang berkualitas senantiasa memerlukan dana yang
cukup banyak2.
Sesuai dengan tanggung jawab pembiayaan pendidikan yang dinyatakan
dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pada BAB XIII pasal 46 ayat 1 yaitu:
“Pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat”.3
Pembiayaan pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab seluruh
komponen baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dan juga masyarakat,
termasuk di dalamnya orang tua murid.
Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting
dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya di sekolah. Untuk itu perlu
mendapat perhatian yang lebih besar baik dari pemerintah, maupun swasta dan
masyarakat. Sekolah dapat dipandang sebagai produsen jasa pendidikan yang
menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian, keterampilan, ilmu pengetahuan,
karakter dan nilai-nilai yang dimiliki oleh seorang lulusan.
Untuk menghasilkan sumber daya manusia diharapkan, tidak mungkin
terjadi secara alamiah dalam arti tanpa usaha dan pengorbanan. Mutu dari
keluaran yang diharapkan banyak dipengaruhi oleh besarnya usaha dan
pengorbanan yang diberikan. Semakin tinggi tuntutan mutu, akan berdampak pada
2
E. Mulyasa, Menjadi kepala sekolah professional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-5, hal 193-194
3
3 jenis dan pengorbanan yang harus direlakan. Pengorbanan yang antara lain
diterjemahkan menjadi biaya merupakan faktor yang tidak mungkin diabaikan
dalam proses pendidikan. Dan untuk menghasilkan itu semua sekolah
membutuhkan pembiayaan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang di
dalamnya terdapat kegiatan proses belajar mengajar, maka agar kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik, harus ada pembiayaan atau pendanaan yang
baik atau mencukupi dari pihak sekolah.
Apabila pembiayaan pendidikan pada sekolah baik, maka proses belajar
mengajarpun diharapkan akan berjalan dengan lancar. Dalam perkembangan
dunia pendidikan dewasa ini dengan mudah dapat dikatakan bahwa masalah
pembiayaan menjadi masalah yang rumit untuk dipikirkan oleh para pengelola
pendidikan. Karena masalah pembiayaan pendidikan menyangkut masalah tenaga
pendidik, proses pembelajaran, sarana prasarana, pemasaran dan aspek lain yang
terkait dengan masalah keuangan. Fungsi pembiayaan tidak mungkin dipisahkan
dari fungsi lainnya dalam pengelolaan sekolah. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa pembiayaan menjadi masalah sentral dalam pengelolaan kegiatan
pendidikan. Ketidakmampuan suatu lembaga untuk menyediakan biaya, akan
menghambat proses belajar mengajar. Hambatan pada proses belajar mengajar
dengan sendirinya menghilangkan kepercayaan masyarakat pada suatu lembaga.
Oleh sebab itu, penelitian ini mencoba menelusuri berbagai proses
pembiayaan pendidikan di MA AN-NAJAH PETUKANGAN SELATAN
JAKARTA SELATAN mulai dari; keterlibatan guru dan komite dalam
penyusunan RAPBS, lemahnya kemampuan kepala sekolah dalam mengelola
sumber dana pendidikan untuk memperlancar proses pendidikan, kemudian
keseimbangan antara pemasukan dengan penyaluran terhadap pembiayaan
pendidikan di sekolah, selanjutnya kurangnya keterlibatan pihak luar dalam
kegiatan pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan pembiayaan pendidikan
di sekolah.
MA An-Najah Petukangan Selatan Jakarta, merupakan salah satu lembaga
pendidikan swasta yang berada di bawah binaan yayasan pendidikan Islam, MA
4 bawah naungan DIKNAS secara umum hingga keberadaannya sangat
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi keberlangsungan dunia pendidikan
di tanah air ini. Hal ini mendorong penulis untuk menjadikannya objek penelitian
yang terfokus kepada pelaksanaan pembiayaan pendidikan, oleh karenanya
penulis memberi judul ” “Pembiayaan Pendidikan Di MA An-Najah
Petukangan Selatan Jakarta”. peneliti memilih objek penelitian pada MA An-Najah Petukangan Selatan Jakarta ini didasari pada hal yang oleh peneliti anggap
layak untuk melakukan penelitian dilokasi tersebut, yaitu: MA An-Najah yang
telah memiliki akredatisai A, dan memiliki sarana pembelajaran yang cukup
memadai serta tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berkopetensi pada
bidangnya, hal yang demikian ini merupakan wujud dari telah terlaksananya
pembiayaan pendidikan yang cukup baik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dilakukan identifikasi
masalah antara lain sebagai berikut:
1. Kurangnya keterlibatan guru dan komite dalam penyusunan RAPBS
2. Kurang kreatifnya sekolah dalam pengelolaan sumber dana untuk
memperlancar program sekolah.
3. Kurang efektifnya penyaluran terhadap pembiayaan pendidikan.
4. Kurangnya keterlibatan pengawas eksternal seperti komite sekolah, agar
terciptanya transparansi pembiayaan sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan yang akan dipaparkan oleh penulis sesuai dengan latar
belakang masalah, maka penulis membatasi permasalahan pada; pelaksanaan
pembiayaan pendidikan di MA An-Najah Petukangan Selatan Jakarta Selatan.
Meliputi; kurangnya keterlibatan guru dan komite sekolah dalam penyusunan
RAPBS, kurang kreatifnya sekolah dalam pengelolaan sumber dana untuk
5 melibatkan komite sekolah dalam pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan
dana sekolah.
D. Perumusan Masalah
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah berdasarkan pembatasan masalah
di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut;
“sejauhmana pelaksanaan Pembiayaan pendidikan Di MA An-Najah Petukangan
Selatan Jakarta Selatan” ; meliputi: kurangnya keterlibatan guru dan komite
sekolah dalam penyusunan RAPBS, kurang kreatifnya sekolah dalam pengelolaan
sumber dana untuk memperlancar program sekolah, evaluasi pembiayaan
pendidikan tidak melibatkan komite sekolah dalam pengawasan dan evaluasi
terhadap penggunaan dana sekolah.
E. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain;
a. Untuk pengembangan ilmu, terutama bagi penulis sendiri dalam mempelajari
masalah-masalah yang berkaitan dengan Pembiayaan Pendidikan di MA
An-Najah
b. Untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam
merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan penelitian, baik penelitian
kepustakaan maupun penelitian lapangan.
c. Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi kepala sekolah, guru,
pemerintah dan instansi yang terkait dalam merencanakan Pembiayaan
Pendidikan.
d. Sebagai bahan acuan atau literature bagi peneliti lain yang berkepentingan
6 BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. HAKIKAT PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
a. Konsep pembiayaan pendidikan
Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental
(instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah. Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan, biaya pendidikan
memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang
dapat mengabaikan peranan biaya. Sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya
proses pendidikan di sekolah tidak akan berjalan. Biaya (cost) dalam pengertian ini
memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga.
Dalam pengertian ini, misalnya iuran siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi
sarana fisik buku sekolah dan guru juga adalah biaya. Bagaimana biaya itu
direncanakan, diperoleh, dialokasikan dan dikelolamerupakan persoalan pembiayaan
dan pendanaan pendidikan (educational finance).1
1
7 Biaya merupakan suatu unsur yang menentukan dalam mekanisme
penganggaran, penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektifitas
kegiatan dalam suatu organisasi yang akan mencapai suatu tujuan tertentu.2
Dari definisi diatas dapatlah dikemukakan pembiayaan pendidikan dapat
diartikan sebagai keseluruhan pengeluaran yang harus dikeluarkan seorang siswa
sebelum mengikuti proses pendidikan.
Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya,
sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya proses pendidikan (di sekolah) tidak
akan berjalan.
b. Ruang lingkup pembiayaan pendidikan
Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental
yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Secara
konseptual, besarnya biaya yang digunakan (misalnya; untuk kegiatan akademik dan
pembinaan kesiswaan) dan kemampuan dalam penyediaan anggaran merupakan
petunjuk kelayakan (feasibility) sebuah institusi persekolahan. Institusi pendidikan
dan pelatihan harus mampu menggaransi bahwa setiap item kegiatan yang akan
dilakukan didukung oleh kemampuan financial yang memadai.
Menurut Danim, pembiayaan pendidikan mencakup 4 aspek antara lain:
1) Pembelajaan capital (capital expenditures), adalah pengeluaran lembaga
pendidikan untuk mendapatkan aset-aset yang dibutuhkan seperti: tanah,
bangunan atau peralatan-peralatan berat yang bersifat mayor lainnya.
2) Pembelanjaan rutin (current expenditures), adalah pengeluaran lembaga
pendidikan yang berlangsung secara kontinu dan bersifat berulang-ulang untuk
memperlancar operasi program akademik dan non akademik
2
8 3) Pembelanjaan pendidikan (educational expenditures) merupakan bagian dari
pembelanjaan pendidikan dan pembelanjaan umum dari lembaga pendidikan,
yang terkait langsng dengan kepentingan pembelanjaan dan kesejahteraan siswa
4) Pembelanjaan pendidikan dan umum (educational and general expenditures),
merupakan pembelanjaan rutin lembaga pendidikan yang bersifat mendukung
kegiatan pendidikan dan pembelajaran penelitian dan pengembangan,
penelitian-penelitian terorganisasi serta pelayaan kepada masyarakat.
c. Klasifikasi pembiayaan pendidikan
Biaya pendidikan adalah seluruh pengeluaran yang berupa sumber daya
(input) baik berupa barang (natural atau berupa uang yang ditujukan untuk
menunjang proses belajar mengajar. Klasifikasi biaya secara garis besar terbagi
menjadi dua; 1) biaya uang (money cost) dan biaya kesempatan (oppprtunity cost)
Biaya uang dari suatu kegiatan ekonomi adalah biaya pendidikan yang riil
dikeluarkan oleh penyelenggaraan pendidikan seperti gaji tenaga kependidikan dan
gaji tenaga non kependidikan. Biaya bahan dan peralatan serta biaya sering disebut
gedung. Sedangkan biaya kesempatan yang sering disebut sebagai biaya alternative
adalah biaya uang yang menghilang.
Dalam kaitannya dengan dana pendidikan, Thomas (1985) mengungkapkan
adanya klasifikasi dana dalam pendidikan antara lain sebagai berikut:
a. Dana langsung dan dana tak langsung.
Dana langsung adalah segala pengeluaran yang secara langsung menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Sedangka dana tak lengsung adalah pengeluaran
yang tidak secara langsung menunjang proses pendidikan tersebut terjadi di
sekolah. Misalnya: biaya hidup siswa, biaya transportasi ke sekolah, biaya jajan,
9
b. Dana masyarakat dan dana pribadi.
Dana masyarakat adalah dana yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk
pendidikan baik melalui sekolah maupun melalui pajak yang dihimpun oleh
pemerintah kemudian digunakan untuk membiayai pendidikan atau pengeluaran
rumah tangga.
c. Dana bentuk uang dan bukan dana bentuk uang .
Dalam konteks perencaan pendidikan pemahaman terhadap berbagai aspek
pembiayaan pendidikan sangatlah penting. Pemahaman dimaksud merentang dari
hal-hal yang sifatnya mikro (satuan pendidikan) hingga yang makro (nasional),
antara lain meliputi sumber-sumber pembiayaan pendidikan, sistem dan
mekanisme pengalokasiannya, efektifitas dan efesiensi dalam penggunaannya,
akuntabilitas hasilnya diukur dari perubahan-perubahan kuantitatidf dan
kualitatif.3
Konsep pembiayaan pendidikan yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini
adalah pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat diepaskan dari masalah biaya
atau moneter. Biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan
tidak akan tampak hasilnya secara nyata dalam waktu yang relatif singkat. Oleh
karena itu uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, masyarakat, maupun orang tua
(keluarga) untuk menghasilkan pendidikan atau membeli pendidikan bagi anaknya
harus dipandang sebagai investasi.
Dalam hal ini bagaimana perencanaan, sumber dana, distribusi dan
pengawasan atau evaluasi, serta pertanggung jawaban kepala sekolah dalam
mengelola pembiayaan pendidikan di MA An-Najah Petukangan Selatan Jakarta
Selatan.
3
10
2. PERENCANAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Perencanaan (planning) adalah: 1) pemilihan penetapan tujuan-tujuan
organisasi, 2) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda,
sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya
perencanaan kreatif merupakan pekerjaan penentuan factor-faktor, kekuatan,
pengaruh dan hubungan-hubungan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Sebelum mengerjakan seseuatu harus disusun terlebih dahulu dalam suatu
perencanaan, dengan maksud untuk melancarkan pencapaian tujuan, termasuk dalam
mengelola menajemen keuangan di sekolah. Arti dari manajemen keuangan itu
sendiri adalah tindakan pengurusan tata usaha keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan untuk mewujudkan tertib
administrasi keuangan. Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari
kegiatan pembiayaan pendidikan yang secara keseluruhan menuntut kemampuan
sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan secara efektif dan transparan. Dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, manajemen keuangan merupakan potensi yang sangat
menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam manajemen
pendidikan itu sendiri.
Rencana-rencana dibutukan untuk memberikan kepada organisasi
tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik Untuk pencapaian tujuan-tujuan itu.
Disamping itu, rencana memungkinkan;
a. organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan-tujuan.
b. para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konsisten
dengan berbagai tujuan dan prosedur terpilih, dan
c. kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan korektif dapat
11 Planning dapat dirumuskan oleh Piet Sahertian sebagai langkah persiapan
yang diarahkan kepada tujuan dan bertitik kulminasi pada suatu keputusan yang
berfungsi sebagai landasan bagi langkah tindakan selanjutnya.4
Dalam sebuah perencanaan pembiayaan pendidikan, perlu adanya penyusunan
anggaran yang merupakan langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana
yang telah disusun. Pada dasarnya, penyusunan anggaran merupakan negosiasi atau
kesepakatan antara puncak pimpinan yang dalam hal ini adalah kepala sekolah
dengan bawahan dalam menentukan besarnya alokasi biaya suatu penganggaran pada
sekolah, perencanaan anggaran itu tertuang pada rencana anggaran pendapatan
belanja sekolah (RAPBS).
RAPBS mencerminkan kekuatan sekolah dalam membiayai penyelenggaraan
pendidikannya sekaligus menggambarkan rata-rata status sosial ekonomi keluarga
para siswa. RAPBS terdiri atas rencana pendapatan dan pengeluaran atau belanja
sekolah. Dalam rencana pendapatan, terdapat komponen sumber dari pemerintah,
siswa (terutama dari iuran rutin sekolah, atau lazim disebut iuran BP3) dan
sumbangan masyarakat lainnya. Sementara itu untuk pengeluaran terdapat komponen
gaji guru (pegawai) yang biasanya paling dominan dan non gaji (pemeliharaan dan
pengadaan sarana penunjang.
RAPBS juga ditentukan oleh sejumlah siswa sekolah yang jumlah siswanya
besar akan mendapatkan dana yang lebih besar pula dari iuran siswa yang dikelola
oleh sekolah bersama BP3 atau komite sekolah.
Pada era manajemen berbasis sekolah (MBS) sekarang badan
penyelenggaraan pendidikan (BP3) dihapus dan fungsinya diwadahi dalam komite
sekolah. Namun pada kenyataannya, RAPBS juga tidak dengan sendirinya
mencerminkan keseluruhan dana yang mendukung penyelenggaraan pendidikan di
sekolah, karena dalam kenyataannya banyak dana lain yang dikelola oleh sekolah
4
12 tetapi tidak dicatat dalam RAPBS atau tidak langsung dikelola oleh sekolah namun
dikeluarkan oleh keluarga siswa untuk membiayai kebutuhan sekolah.
Dalam dunia pendidikan (sekolah) sangat terpengaruhi oleh berbagai
perubahan, baik dalam aspek politik, sosial budaya, ekonomi, tehnologi, industry,
maupun informasi. Pembaharuan dalam aspek-aspek tersebut menuntut para
pengambil keputusan kebijakan pendidikan menyesuaikan diri dengan perubahan
tersebut. Dengan demikian, dalam penyusunan RAPBS penting untuk diperhatikan
berbagai peluang pembiayaan pendidikan. Strategi pembiayaan pendidikan dalam
penyusunan RAPBS dimulai dengan mengkaji perubahan-perubahan peraturan
perundang-undangan, tuntutan peningkatan mutu pendidikan yang mungkin
membuka peluang dalam hubungan ini pemberian kewenangan kepada kepala
sekolah (otonomi) untuk mengelola keuangan sekolah yang menjadi tanggung
jawabnya menjadi sangat strategis.
Dalam strategi RAPBS sangat dipengaruhi oleh misi dan factor lingkungan
pendidikan (sekolah). Lingkungan pendidikan dapat digolongkan menjadi lingkungan
internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal sekolah mencakup tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, kelengkapan fasilitas, dan biaya yang tersedia di
setiap sekolah. Sedangkan lingkungan eksternal sekolah mencakupp kondisi sosial
ekonomi dan aspirasi masyarakat. Keadaan sosial ekonomi orangtua, globalisasi
informasi dan tehnologi dan industri yang berkkembang sangat cepat sehingga sangat
berpengaruh terhadap pendidikan. Analisis factor internal sekolah sangat diperlukan
dalam menyusun RAPBS. Analisis keefektifan biaya (cost effectiveness analysis)
merupakan cara terbaik dalam menyusun RAPBS yang berorientasi terhadap skala
prioritas dan mutu.5
Kemudian proses pengembangan RAPBS pada umumnya menempuh
langkah-langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut;
5
13 a. Pada tingkat kelompok kerja, pada tingkat sekolah kelompok kerja terdiri dari
para pembantu kepala sekolah memiliki tugas antaralain melakukan identifikasi
kebutuhan-kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan, selanjutnya diklasifikasikan
dan dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan.
b. Pada tingkat kerjasama dengan komite sekolah, kemudian melakukan rapat
pengurus dan rapat anggota dalam rangka mengembangkan kegiatan yang harus
dilakukan sehubungan dengan pengembangan RAPBS
c. Sosialisasi dan legalitas, pada tahap ini kelompok kerja melakukan konsultasi dan
laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan usulan RAPBS kepada kantor
Inspeksi Pendidikan untuk mendapat pertimbangan dan pengesahan.6
Partisipasi public dalam pengelolaan sekolah menjadi salah satu cara
pencegahan penyelewengan anggaran dana. Menurut coordinator divisi monitoring
pelayanan public yang juga seorang penulis buku “Sekolah Harapan, Sekolah anti
korupsi”. Menambahkan, diperlukan actor-aktor aktif di sekolah untuk menjamin
transparasi dana sekolah, “melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah, dana
masyarakat dalam penyusunan RAPBS partisipatif”.7
Di dalam menyusun rencana anggaran, harus ada seseorang yang
bertanggungjawab untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan seluruh proses
penganggaran organisasi yang bekerja dibawah arahan tim anggaran. Penyusunan
anggaran dalam suatu organisasi biasanya dikoordinasikan oleh tim anggaran dan
departemen anggaran. Tim atau komite anggaran anggotanya terdiri atas manajer
divisi dan manajer lainnya yang melaksanakan fungsi-fungsi pokok kegiatan suatu
organisasi atau unit organisasi. Tim anggaran berperan dalam pemeriksaan anggaran
yang dibuat, memberikan tuntutan kebijakan dan tujuan anggaran, mengasistensi
6
Mulyasa, E, Dr.M.Pd, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2006. h.200-201
7www.antikorupsi.org
14 unit-unit penyusunan anggaran, menyelesaikan berbagai konflik anggaran,
menyetujui anggaran final (sebelum disetujui oleh dewan komisaris), serta memonitor
kerja aktual dari pelaksanaan anggaran.
Dibawah ini merupakan contoh konsep pembiayaan sekolah umumnya untuk
waktu satu tahun akademik.
Untuk pembiayaan kurikulum dan pembelajaran berbagai kegiatan secara
sederhana dapat dilihat rinciannya pada tabel;8
Tabel 2
15
Studi wisata Laporan praktek
dan karya wisata
Kartu tes Sertifikat evaluasi
program
Tata tertib Sertifikat evaluasi
manajerial
Adapun untuk budget kesiswaan rinciannya pada tabel berikut ini;
Tabel 3
Budget pokok
Perencanaan Pengkoordinasikan Pelaksanaan Pengendalian
16
karyawan lengkap cetak atau
17
alumni, dan
pelacakan alumni
3. SUMBER DANA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Sumber dana pendidikan adalah pihak-pihak yang memberikan bantuan
subsidi dan sumbangan yang diterima setiap tahunnya oleh lembaga sekolah dari
sumber resmi dan diterima secara teratur. Adapun sumber penerimaan tersebut terdiri
dari pemerintah pusat (APBN), pemerintah daerah (APBD), orangtua murid (BIP3),
dan masyarakat. Penerimaan yang bersumber dari pemerintah pusat terdiri dari gaji,
subsidi atau bantuan pembiayaan penyelenggaraan SDN (SBPP-SDN), dan dana
operasional perawatan (DOP).
Adapun menurut buku Pembiayaan pendidikan di Indonesia membagi empat
golongan sumber dana antaralain;
1) hasil penerimaan umum pemerintah, pada dasarnya merupakan sumebr yang
terpenting untuk pembiayaan pendidikan. Termasuk dalam golongan ini semua
penerimaan pemerintah disemua tingkat pemerintahan, baik pajak, bantuan luar
negeri maupun pinjaman oleh pemerintah. Besarnya biaya dan penerimaan
pemerintah tersebut ditentukan oleh aparat keuangan pemerintah ditingkat pusat
maupun daerah, yang dipertimbangkan berdasarkan prioritas-prioritas pendidikan
dibandingkan dengan kegiatan pemerintah dibidang lainnya.
2) penghasilan pemerintah khusus diperuntukan pendidikan, meskipun itu merupakan
suatu bagian dari penerimaan pemerintah, perlu dipisahkan dalam pembahasan ini.
Termasuk dalam golongan ini bantuan atau pinjaman dari luar negeri yang
diperuntukkan pendidikan, seperti bantuan UNICEF atau UNISCO, pinjaman dari
18 3) iuran sekolah, adalah pembayaran orang tua murid langsung kepada sekolah,
berdasarkan jumlah anak mereka yang dididik di sekolah tersebut. Keputusan
mengenai sekolah yangmana anak-anak mereka akan dididik dan apakah iuran
sekolah tersebut akan dibayar adalah hak orangtua murid, walaupun jumlah iuran
itu biasanya ditentukan oleh pemerintah atau sekolah atau Yayasan. Peranan
orangtua murid dalam menentukan jumlah itu biasanya terbatas kepada
keanggotaannya badan sekolah, Yayasan, dan sebagianya.
4) sumbangan-sumbangan sukarela lainnya, termasuk juga sumbangan perseorangan.
Sumbangan dari masyarakat, panti darma atau badan agama (baik dalam negeri
maupun luar negeri), berupa uang tunai, barang, jasa-jasa, hadiah-hadiah,
pinjamandan segala usaha sekolah sendiri untuk mengumpulkan dana.9
Hubungan Pembantuan
Keterbatasan pemerintah dan institusi pendidikan menyediakan dan
mengalokasikan dana menuntut adanya upaya kreatif untuk memperoleh bantuan
dana dari sumber luar. Diluar kerangka sumber dana institusi seperti telah disebutkan,
aliran dana dari sumber luar dapat diperoleh dengan cara hubungan pembantuan.
Dana tersebut diharapkan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Beranjak dari
pengalaman yang ada, model hubungan pembantuan yang diharapkan dapat
mengambil manfaat secara edukasional atau ekonomis, yaitu model agrimen, model
pensponsoran, dan model pemerintahan. Deskripsi masing-masing model tersebut
antara lain;
1. Model agrimen.
Pada model ini bantuan manusia dan sumber capital dicapai dengan agrimen
diantara dua institusi tanpa kehilangan identitas institusinya. Rasional dari model
ini adalah fleksibilitas, kesukarelaan berkolaborasi, dan memelihara keragaman.
Pada model ini, masing-masing institusi bebas untuk membawa partner akademik
9
19 dan fasilitas dari institusinya, tanpa ada hambatan dilihat dari identitas organisasi.
Bentuk kerjasamanya antaralain;
a. Konsorsium lintas lembaga
b. Konsorsium lintas departemen
c. Pengembangan staf bersama-sama
d. Kerjasama program penelitian
e. Layanan resiprokal, dan
f. Penggunaan bangunan secara bersama-sama, dsb.
2. Model pensponsoran.
Pada model ini merepresentasikan aransemen diantara sebuah organisasi besar,
yang sudah benar-benar mapan, dan bonafide dalam pendanaan dengan sebuah
organisasi lain yang sangat memerlukan bantuan dana. Lembaga yang bertindak
sebagai sponsor berhak menentukan criteria aspek akademik dan peralatan yang
diperlukan sebagai persyaratan pemberian bantuan. Pola pensponsoran ini
menguntungkan karena membuka peluang optimalisasi sumber daya yang ada
dari lembaga sponsor untuk menghilangkan kejenuhan yang potensial.
3. Model pemerintahan,
Model ini merupakan sebuah model ketika pemerintah menjadi penyandang dana
sekaligus menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai penyelenggara proyek.
Dengan pola ini akan didapat beberapa keuntungan, antara lain;
a. Sumber-sumber relative terkonsentrasi pada satu institusi, tidak tersebar pada
banyak institusi.
b. Adanya konsentrasi sumber-sumber mendorong kualitas tinggi dalam bidang
pembelajaran, penelitian, pengabdian, layanan kesiswaan.
c. Aksibilitas sumber fasilitas membantu optimism penggunaan
20 d. Pola manajemen tunggal memungkinkan gerak pekerjaan dilakukan secara
cepat.10
4. DISTRIBUSI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Ada beberapa Peran tingkat ketersediaan dana penyelenggaraan pendidikan
diantaranya, sebagai berikut;
a. Peran Ketersediaan Biaya untuk Ketenagaan
b. Peran ketersediaan dana untuk pengadaan dan pemanfaatan sarana –prasarana
c. Peran ketersediaan dana untuk biaya operasional11
Dalam buku dasar-dasar perencanaan pendidikan dijelaskan bahwa ada
beberapa komponen yang perlu dibiayai pada penyelenggaraan pendidikan di
sekolah, komponen-komponen itu antaralain;
1) Untuk pelaksanaan pelajran per-murid atau perkelas
2) Untuk tata usaha sekolah
3) Untuk kesejahteraan pegawai
4) Untuk porseni (pecan olahraga dan seni) sekolah
5) Untuk penyediaan buku laporan pendidikan
6) Untuk penyelenggaraan UAN
7) Untuk pengadaan STTB
8) Untuk supervise
9) Untuk pembinaan pengelolaann subsidi atau bantuan
10)Untuk pendataan.12
10
Danim Sudarwan, Prof.Dr. Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta; Bumi Aksara, 2008. Hal; 149-150
11www.google.com
(Asri Physic 07_UNHALU Makalah pembiayaan pendidikan.mht)
12
21 Seluruh komponen haruslah memperoleh perhatian yang sama, karena seluruh
komponen akan saling berkaitan dan seluruhnya mendukung tercapainya mutu
pendidikan di sekolah itu sendiri. Komponen di atas, belum sepenuhnya memenuhi
segala kebutuhan dari penyelenggaraan pendidikan di sekolah, misalnya untuk
pemeliharaan sekolah belum dimasukkan pada komponen tersebut.
Pendanaan untuk pemeliharaan sekolah, dananya dimasukkan dalam program
inpres sekolahdan untuk pemeliharaan sekolah sebesar 51% prosentase dana yang
diberikan oleh pemerintah dapat diketahui berdasarkan data yang dikutip dari buku
studi model pembiayaan pendidikan dasar 9tahun, antara lain sebagai berikut;
a. pemeliharaan sekolah 51,88%
b. penyelenggaraan pelajaran 12,26%
c. kesejahteraan pegawai 16,90%
d. tata usaha 5,70%
e. penyelenggaraan EBTA, pengadaan STTB 5,20%
5. EVALUASI TERHADAP PENGGUNAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Sebelum membahas mengenai evaluasi terhadap penggunaan pembiayaan
pendidikan di sekolah, terlebih dahulu peneliti akan membahas mengenai
pengawasan terhadap anggaran pendidikan.
Konsep Pengawasan
Konsep dasar tentang pengawasan anggaran bertujuan untuk mengukur,
membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya. Dengan kata lain,
pengawasan anggaran diharapkan dapat mengetahui sampai dimana tingkat
efektivitas dan efesiensi dari penggunaan sumber-sumber dana yang tersedia.
Pertanyaan pokok yang berkaitan dengan pengawasan anggaran adalah seberapa
besar tingkat kesesuaian antara biaya yang dialokasikan untuk setiap komponen
22 rencana dengan realisasinya, maka perlu diambil tindakan-tindakan perbaikan dan
jika perlu diproses secara hukum.
Pengawasan adalah menetapkan standar pelaksanaan dibandingkan dengan
standard an mengoreksi kesenjangan-kesenjangan maka proses pengawasan tidak
akan terlaksana tanpa informasi.13 Tujuan dari pengawasan itu sendiri adalah
membantu mempertahankan hasil atau output yang sesuai dengan syarat-syarat
sistem.
Prinsip-Prinsip Pengawasan
Dalam kebijakan umum pengawasan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (Rakernas, 1999), dinyatakan bahwa sistem pengawasan harus
berorientasi pada hal-hal berikut:
a) Sistem pengawasan funsional yang dimulai sejak perencanaan yang
menyangkut aspek penilaian kehematan, efisiensi, efektivitas yang mencakup
keseluruhan aktivitas program disetiap bidang organisasi.
b) Hasil temuan pengawasan harus ditindaklanjuti dengan koordinasi antara
aparta pengawasan dengan aparat penegak hukum serta instansi terkait turut
menyamakan persepsi, mencari pemecahan bersama atas masalah yang
dihadapi.
c) Kegiatan pengawasan hendaknya lebih diarahkan pada bidang-bidang yang
strategis dan memperhatikan aspek manajemen.
d) Kegiatan pengawasan hendaknya memberi dampak terhadap penyelesaian
masalah dengan konsepsional dan secara meneluruh.
e) Kegiatan pengawasan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi
teknis, sikap, dedikasi dan integrasi pribadi yang baik.
13
23 f) Akurat, artinya informasi tentang kinerja yang diawasi memiliki ketepatan
data atau informasi yang sangat tinggi
g) Tepat waktu, artinya kata yang dihasilkan dapat digunakan sesuai dengan saat
untuk mengadakan perbaikan
h) Objektif dan komprehensif
i) Tidak mengakibatkan pemborosan atau in-efisiensi
j) Tindakan dan kegiatan pengawasan bertujuan untuk menyamakan rencana
atau keputusan yang telah dibuat
k) Kegiatan pengawasan harus mampu mengoreksi dan menilai pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana semula.14
Prosedur Pengawasan
Secara sederhana proses pengawasan terdiri dari tiga kegiatan pokok, yaitu;
a. Memantau (memonitoring)
b. Menilai, dan
c. Melaporkan hasil-hasil temuan, kegiatan atau memonitoring dilakukan
terhadap kinerja aktual (actual performance), baik dalam proses maupun
hasilnya. Aktivitas yang sedang dan telah dilakukan terhadap kinerja aktual
(actual performance), baik dalam proses maupun hasilnya.
Aktivitas yang sedang dan telah dilaksanakan diukur berdasarkan
criteria-kriteria yang telah digariskan dalam perencanaan. Apakah terdapat penyimpangan
(deviasi) maka diusahakan adanya perbaikan dan korelasi yang direkomendasikan
kepada pimpinan evaluasi. Di bawah ini merupakan gambar skematik kegiatan proses
pengawasan anggaran dapat dilakukan sebagai berikut;
INPUT PROSES
14
24
Dalam proses pengawasan terdapat beberapa unsur yang perlu mendapat perhatian,
yaitu;
a) Unsur proses, yaitu usaha yang bersifat kontinu terhadap suatu tindakan yang
dimiliki dari pelaksanaan suatu rencana sampai dengan hasil akhir yang
diharapkan.
b) Unsure adanya objek pengawasan, yaitu sesuatu yang menjadi sasaran
pengawasan, baik penerimaan maupun pengeluaran
c) Ukuran dan standarisasi dari pengawasan
d) Tehnik-tehnik pengawasan
Langkah-langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam proses pengawasan,
yaitu;
a) Penetapan standar atau patokan yang dipergunakan berupa ukuran kuantitas,
kualitas, biaya dan waktu.
b) Mengukur dan membandingkan antara kenyataan yang sebenarnya dengan
standar yang telah ditetapkan
c) Mengidentifikasikan penyimpangan (deviasi)
d) Menentukan tindakan perbaikan atau koreksi yang kemudian menjadi materi
rekomendasi
Pemeriksaan anggaran pada dasarnya merupakan aktivitas menilai, baik
catatan (record) dan menentukan prosedur-prosedur dalam mengimplementasikan
anggaran, apakah sesuai dengan peraturan, kebijakan dan standar-standar yang
berlaku. Dalam pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh luar lembaga (external
audit) seperti badan pemeriksa keuangan (BPK) atau akuntan public yang mempunyai
25 sertifikasi dan pimpinan langsung (internal audit) terhadap penerimaan dan
pengeluaran biaya.
Hasil-hasil dari pemeriksaan, baik secara audit internal maupun audit
eksternal berdasarkan atas temuan-temuan praktis di lapangan yang kemudian
dilaksanakan, dibahas bersama kemudian direkomendasikan.
Sasaran Pemeriksaan (Audit)
a) Pemeriksaan Kas
Salah satu kegiatan pada pemeriksaan keuangan dan ketaatan ada
peraturannya (financial audit), yaitu pemeriksaan kas. Pemeriksaan ini untuk menguji
kebenaran jumlah uang yang ada dengan membandingkan jumlah uang yang
sebenarnya ada melalui catatannya.
Sebagai ketentuan, dalam pemeriksaan kas harus dipenuhi syarat sebagai berikut;
a. Pemeriksaan harus mempunyai surat bukti diri
b. Pemeriksaan harus mempunyai surat tugas
c. Pemeriksaan kas dilaksanakan pada hari keja
d. Pemeriksaan kas harus dilakukan secara mendadak
e. Pemeriksaan kas harus dilakukan oleh sekurang-kurangnya dua orang
Aturan umum dalam pembukuan setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang
sah (kwitansi), semua transaksi dicatat sesuai dengan urutan waktu (kronologis).
Setiap halaman buku kas harus dilengkapi dengan kepala surat atau kop surat, kolom
catatan, nomor halaman, dan nama bulan. Setiap sisi halaman harus diparaf oleh
kepala sekolah atau bendahara komite sekolah. Pada akhir bulan buku kas umum
ditutup dengan membandingkan saldo yang tercatat pada buku kas dan saldo rekening
di bank.15
15www.disdik-kotasmg.org
26
b) Pemeriksaan Pengurusan Barang
Pemeriksaan barang dilakukan terhadap seluruh persediaan barang yang ada.
Pemeriksaan barang sifatnya lebih kompleks daripada pemeriksaan kas, daripada
pemeriksaan kas, karena bukan saja banyaknya jenis barang, tetapi juga
membandingkan jumlah barang yang ada dengan barang yang seharusnya ada.
Pengawasan barang dapat dilakukan oleh aparat pengawasan termasuk juga petugas
BPK. Pemeriksaan dilakukan di gudang atau tempat penyimpanan barang atau tempat
dilakukannya pencatatan. Apabila terdapat kerugian Negara yang disebabkan karena
kelalaian petugas yang dapat dilakukan tuntutan ganti rugi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Pemeriksaan barang dilakukan untuk hal-hal sebagai berikut;
a. Jika terdapat kesangsian dari pengurusan barang yang baik
b. Jika terdapat penggantian dari pengurus barang yang lama kepada pengurus
barang yang baru
c. Pada akhir tahun anggaran untuk kepentingan pertanggungjawaban
d. Pada saat tertentu apabila persediaan barang tidak terlalu banyak
e. Apabila diperlukan akan mendukung pemeriksaan yang lain.
c) Tuntutan Ganti Rugi
Dengan diadakannya pengawasan pada pengurusan uang atau barang dapat
diketahui hal-hal sebagai berikut;
a. Pemeriksaan berturut-turut memperlihatkan administrasi yang diteliti dari rasa
tanggung jawab bendaharawan pemegang kas atau bendaharawan material
yang dapat diuji.
b. Pemeriksaan menimbulkan persangkaan ketidakwajaran terhadap hal yang
masih diperlukan penyelidikan dapat tidaknya bendaharawan disalahkan
27 Bendahrawan dapat dituntut untuk mengganti kerugian berdasarkan pasal 77
ICW, sedangkan pengawasan dapat dituntut juga berdasarkan pasal 74 ICW.
d) Pemeriksaan Anggaran Pre-Audit
Pemeriksaan ini biasa dilakukan oleh akuntan dengan istilah internal control
(pengendalian item) yang meliputi rencana organisasi dan semua metode serta
kebijaksanaan yang terkoordinasi dalam suatu kantor untuk mengamankan harta
kekayaan, menguji ketetapan dan sampai berapa jauh data dapat dipercaya,
meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditatati kebijaksanaan pimpinan yang
telah digariskan.16
Dalam pengawasan, keterlibatan pengawas pihak eksternal sekolah juga
dibutuhkan ini Sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya, pengawasan
keuangan pihak eksternal sekolah dilaksanakan oleh petugas dari Bawasda, dan Dinas
Pendidikan, baik dana yang bersumber dari pemerintah (UYHD, OPF, dan DBO)
maupundana dari masyarakat (orangtua peserta didik). Pengawasan Manajemen
keuangan sekolah yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Bawasda tersebut
dilakukan secara rutin satutahun sekali melalui pemeriksaan pembukuan keuangan
sekolah.
Secara umum Kegiatan pengendalian atau pengawasan anggaran meliputi
rencana penerapan anggaran, catatan transaksi pemasukan dan pengeluaran
(pembukuan) serta laporan yang transparan dan akurat (akuntabilitas)
Konsep Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir setelah tahap perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi. Evaluasi didefinisikan oleh Fattah
sebagai proses pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat criteria yang
16
28 disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. Fattah juga mengemukakan bahwa
diantara tujuan evaluasi adalah untuk;
a. Memperolah dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa yang telah
dicapai, dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus.
b. Menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa organisasi kepada
penggunaan sumber daya pendidikan (manusia atau tenaga, sarana atau prasana,
biaya) secara efisien dan ekonomis.
c. Memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpangan dilihat dari aspek
tertentu seperti program tahunan, kemajuan belajar.17
Evaluasi merupakan elemen kunci dalam perencanaan. Jika sebuah sekolah
mau belajar dari pengalaman dan tidak statis, maka proses evaluasi dan umpan balik
harus menjadi elemen yang esensial dalam kulturnya. Proses evaluasi harus focus
pada pelanggan, dan mengeksplorasi dua isu; pertama, tingkatan dimana sekolah
mampu memenuhi kebutuhan individual para pelanggannya, baik internal maupun
eksternal, dan kedua, sejauhmana sekolah mampu mencapai misi dan tujuan
strategisnya. Untuk memastikan bahwa sebuah proses evaluasi mampu mengawasi
tujuan individual dan sekolah tersebut, maka evaluasi tersebut harus dilakukan dalam
tiga level evaluasi, diantaranya;
a. Segera, yaitu melibatkan pemeriksaan harian. Tipe evaluasi ini biasanya
berlangsung secara informal dan dilakukan oleh individu guru atau pada tingkat
tim.
b. Jangka pendek, yaitu membutuhkan cara yang lebih terstruktur dan lebih spesifik,
yang menjamin bahwa pelajar sudah berada dalam jalur yang seharusnyadan
sedang meraih potensinya. Tujuannya evaluasi pada tingkatan ini adalah untuk
memastikan perbaikan bagi segala sesuatu yang harus diperbaiki. Evaluasi jangka
pendek dapat digunakan sebagai sebuah metode control mutu yang menyoroti
kesalahan dan masalah.
17
29
c. Jangka panjang, yaitu sebuah evaluasi terhadap kemajuan dalam mencapai tujuan
strategis. Evaluasi ini merupakan evaluasi yang dipimpin langsung oleh institusi
secara keseluruhan. Tipe evaluasi ini dilakukan sebagai sebuah usaha pembuka
dalam memperbaharui rencana strategis. Tujuan terpenting dari evaluasi ini
adalah pencegahan.18
Fungsi evaluasi pada masing-masing tahap berbeda satu sama lainnya.
Evaluasi sering dilihat sebagai sebuah upaya pencegahan. Ia bertujuan untuk
menemukan apa yang benar dan apa yang salah, serta meggunakan hasil evaluasi
untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang. Pencegahan dari kesalahan
agar tidak terulang kembali merupakan fungsi evaluasi yang valid, namun ia memiliki
kekurangan yang mendasar.
Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah dapat diidentifikasi ke
dalam tiga hal, yaitu pendekatan pengendalian penggunaan alokasi dana, bentuk
pertanggung jawaban keuangan sekolah, dan keterlibatan pengawasan pihak eksternal
sekolah.
Monitoring dan evaluasi harus sesuai dengan sekolah standar nasional yang
salah satunya yaitu membahas tentang standar pembiayaan sekolah antaralain19;
No. Komponen Aspek Jenis dokumen SNP
1 Biaya
Investasi
Penyusunan RAPBS Dokumen keterlibatan stakeholders
dalam menyusun RKS dan RKAS untuk pengembangan investasi sekolah
Sarana dan
prasarana
Dokumen catatan tahunan berupa
dokumen nilai aset sarana dan prasarana secara meyeluruh
Pengembangan pendidik dan tenaga pendidikan
Dokumen pembelanjaan biaya untuk pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan berdasarkan Rencana
Kerja anggaran Sekolah (RKAS) untuk
18
Sallis Edward, Total Quality Management in Education (Manajemen Mutu Pendidikan), Jogjakarta; IRCISoD, 2006, Hal;236-237
19
30 pemenuhan SNP
Modal kerja Dokumen modal kerja (operasional)
untuk membiayai seluruh kebutuhan pendidikan selama satu tahun terakhir untuk pemenuhan SNP
2 Biaya
Operasional
Gaji pendidik Dokumen pembayaran gaji, insentif,
transport, dan tunjangan lain-lain
pendidik pada tahun berjalan untuk pemenuhan SNP
Gaji tenaga
kependidikan
Dokumen pembayaran gaji, insentif, transport, dan tunjangan lain tenaga kependidikan pada tahun berjalan untuk pemenuhan SNP
Kegiatan pembelajaran
Dokumen pengalokasian biaya untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan
pembelajaran selama tiga tahun terakhir untuk pemenuhan SNP
Kegiatan kesiswaaan Dokumen pengalokasian dana untuk kegiatan kesiswaan untuk pemenuhan SNP
ATK Dokumen pengeluaran biaya pengadaan
alat tulis untuk kegiatan pembelajaran dalam pemenuhan SNP
Bahan habis pakai Dokumen pengeluaran biaya
pengadaaan bahan habis pakai untuk kegiatan pembelajaran
Alat habis pakai Dokumen pengeluaran biaya pengadaan
alat habis pakai untuk kegiatan
pembelajaran
Kegiatan rapat Dokumen pengeluaran biaya pengadaan
rapat
Transport dan
perjalanan dinas
Dokumen pengeluaran biaya pengadaan transport dan perjalanan dinas
Penggandaan
soal-soal ujian
Dokumen pengeluaran biaya
penggandaaan soal ujian
Daya dan jasa Dokumen pengeluaran biaya pengadaan
31 Kegiatan operasional
pendidikan tidak
langsung
Dokumen pengalokasian anggaran untuk mendukung kegiatan operasional tidak langsung selama tiga tahun terakhir.
3 Biaya
operasional
Sumbangan pendidikan
Dokumen bukti penggunaan sumbangan pendidikan atau dana dari masyarakat untuk peningkatan mutu pendidikan.
Uang sekolah Dokumen pemungutan atau sumbangan
uang sekolah
Subsidi silang Dokumen subsidi silang untuk
membantu siswa kurang mampu
Biaya operasional
lain
Dokumen penggalangan biaya
operasional lain di samping iuran komite rutin dan fisik sekolah
Penetapan biaya
operasional
Dokumen pengambilan keputusan dalam penetapan dana dari masyarakat sebagai biaya operasional dilakukan degan melibatkan berbagai pihak
Pengelolaan biaya
operasional
Dokumen pengelolaan dana dari
masyarakat
Dokumen pedoman pengelolaan
keuangan sebagai dasar dalam
penyusunan RKAS (RAPBS)
Dokumen laporan pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan dan
menyampaikannya pada pemerintah atau
yayasan dokumen hasil audit
penggunaan dana
Bagaimanapun sekolah harus menyusun laporan keuangan kepada
pihak-pihak yang memberikan biaya pendidikan yang dikelola oleh sekolah. Misalnya dana
dari asal komite sekolah, maka laporan pertanggungjawaban harus disampaikan
32 yang berasal dari donatur untuk pembelian buku sekolah, maka kepala sekolah harus
membuat laporan pertanggungjawaban atas pemakaian dana tersebut.
Seluruh laporan keuangan sekolah akan dilakukan pengecekan secara acak
atau total oleh eksternal audit, atau petugas pemerintah yang memiliki kompetensi
melakukan audit atas instansi public. Komite sekolah secara periodic haruslah
menerima laporan keuangan pihak sekolah bahkan mendiskusikan dalam suatu
forum.
Pengecekan dari pemerintah sifatnya akan sangat mendalam. Setiap rupiah
yang dibelanjakan akan dilakukan pengecekan mana bukti pembayarannya, mana
bukti penyerahannya, dan mana barangnya. Apakah ada kesesuaian antara kuitansi
dengan jenis barang yang dibeli.
Kepala sekolah harus bertanggung jawab (responsible) atas pemakaian
rupiahnya, laporan harus transparan (transparansi) dan siap digugat (akontabel)
manakala pemakaian rupiah tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya.
Kepala sekolah memiliki wewenag membelanjakan semua rupiah yang
dimiliki sekolah untuk menunjang kelancaran kegiatan sekolah dan memberikan
pelayanan pembelajaran sebaik-baiknya kepada siswa. Kepala sekolah tidak boleh
terlalu pelit membelanjakan uang sekolah yang dapat menyebabkan proses belajar
mengajar siswa jadi terganggu. Atau sebaliknya kepala sekolah tidak boleh terlalu
boros sehingga uang sekolah habis sebelum mas keuangan itu berakhir. Keduanya
menunjukkan keuangna sekolah tidak efisien.
Kemudian bila ada revisi anggaran, maka suatu organisasi disusun
berdasarkan asumsi-asumsi bahwa kondisi tertentu akan berlaku selama tahun
anggaran. Jika kondisi sesungguhnya ternyata berbeda dengan yang diasumsikan
33 Revisi anggaran dapat dilaksanakan dengan salah satu dari dua macam
prosedur berikut;
a. Dilakukan secara sistematis, misalnya setiap triwulan, semesteran, dan sebagainya
b. Hanya dilakukan jika kondisi yang mendasari penyusunan anggaran menyimpang
dari yang diasumsikan semula.20
Dari uraian-uraian di atas penulis mengadopsi konsep pembiayaan menurut
Nanang Fattah untuk melandaskan konsep kerangka berpikir sebagai berikut;
B. KERANGKA BERPIKIR
Sebagaimana penulis ketahui bahwa pembiayaan pendidikan di sekolah
memiliki peranan penting, pembiayaan pendidikan menyangkut masalah tenaga
pendidik, proses pembelajaran, sarana prasarana, pemasaran dan aspek lain yang
terkait dengan masalah keuangan. Fungsi pembiayaan tidak mungkin dipisahkan dari
fungsi lainnya dalam pengelolaan sekolah. Karena pendidikan dalam operasionalnya
tidak dapat dilepaskan dari masalah biaya atau moneter. Biaya pendidikan yang
dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan tidak akan tampak hasilnya dalam
waktu yan relative sigkat. Oleh karena itu uang yang dikeluarkan oleh pemerintah,
masyarakat, maupun orang tua (keluarga) untuk menghasilkan pendidikan atau
membeli pendidikan bagi anaknya harus dipandang sebagai investasi.
Apa yang dikemukakan di atas menjadi penting apabila sekolas sebagai pusat
penyelenggaraan pendidikan, yang salah satu keberhasilannya dipengaruhi oleh
pengelolaan pembiayaan pendidikan yang baik. Namun pada kenyataannya, sekolah
belum efektif dalam melaksanakan pembiayaan pendidikan. Hal itu bisa dilihat dari
hal berikut; (1) kurangnya keterlibatan guru dan komite dalam penyusunan RAPBS,
(2) kurang kreatifnya sekolah dalam pengelolaan sumber dana untuk memperlancar
program sekolah, (3) kurang seimbangnya penyaluran atau distribusi terhadap dana
20
34 yang diperoleh, (4) kurangnya keterlibatan pihak luar seperti komite sekolah dalam
kegiatan pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan dana sekolah, agar
terciptanya transparansi keuangan sekolah.
Sedangkan sekolah dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman sehingga
sekolah perlu melakukan peningkatan-peningkatan mutu pendidikan melalui
pembiayaan pendidikan yang efektif.
Dengan membandingkan pelaksanaan pembiayaan pendidikan di sekolah
dengan keadaan nyata di sekolah yang menjadi sasaran penelitian, maka tergambarlah
permasalahan yaitu lemahnya pelaksanaan pembiayaan pendidikan di sekolah.
Akan tetapi, muncul permasalah dalam upaya pencapaian peningkatan
pembiayaan pendidikan tersebut yakni, belum terpenuhinya keterlibatan guru dan
komite dalam penyusunan RAPBS, kurang kreatifnya sekolah dalam pengelolaan
sumber dana untuk memperlancar program sekolah, evaluasi pembiayaan pendidikan
tidak melibatkan komite sekolah dalam pengawasan dan evaluasi terhadap
penggunaan dana sekolah.
Dalam upaya mencapai tujuan di atas, maka masalah-masalah di atas perlu
dicarikan solusinya melalui beberapa strategi kegiatan seperti; (1) kegiatan pedoman
penyusunan RAPBS yang baik, (2) kegiatan promosi sekolah untuk memperoleh
sumber dana dari donatur agar tidak terjadiya kekurangan dana, (3) kegiatan
pembinaan dari yayasan agar lebih baik dalam penyusunan RAPBS, yaitu pada
kegiatan pengawasan dan evaluasi komite dilibatkan agar terjadinya transparansi
keuangan sekolah.
Dengan demikian melalui beberapa peningkatan sekolah dalam hal
pembiayaan pendidikan, maka diharapkan akan terjadi peningkatan pembiayaan
pendidikan yang baik, yang akan berdampak pada keberhasilan sekolah untuk
mencapai tujuan yang sesuai dengan visi dan misi lembaga pendidikan dalam
35 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan penelitian
Dalam penelitian pembiayaan pendidikan ini penulis mempunyai tujuan
antara lain;
1. Untuk mengetahui pengelolaan pembiayaan dalam penyusunan RAPBS di
MA An Najah Petukangan Selatan Jakarta.
2. Upaya sekolah dalam meningkatkan pembiayaan pendidikan di MA
An-Najah Petukangan Selatan Jakarta.
3. Untuk mengetahui hasil pelaksanaan pembiayaan pendidikan di MA
An-Najah Petukangan Selatan Jakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di MA An-Najah Petukangan Selatan
Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada masa dan bulan belajar mengajar efektif
yaitu dari bulan Juli sampai dengan Agustus, sehingga memudahkan
penelitian untuk menjaring data dan informasi yang dibutuhkan dari
responden. Hal ini untuk memungkinkan peneliti memahami lebih dalam
obyek penelitian, kemudian benar-benar mendapatkan gambaran jelas tentang