• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka di perpustakaan sekolah tinggi ekonomi prasetiya mulya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka di perpustakaan sekolah tinggi ekonomi prasetiya mulya"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

EKONOMI PRASETIYA MULYA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh :

Mila Putrita Islami NIM 108025000032

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

Bahan Pustaka Di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.

Di bawah bimbingan Nuryudi, MLIS. Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pustakawan faktor-faktor apa saja yang menunjang dan apa saja kendala yang dihadapi pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka di perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan metode yang digunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Jumlah koleksi di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi lebih dari 35.000 koleksi buku. Peran pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka adalah melakukan tindakan upaya pencegahan (preventif) seperti penyampulan buku, baik buku baru maupun buku yang sampulnya sudah rusak, membersihkan buku secara berkala. Selanjutnya, faktor penunjang di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya untuk keberlangsungan proses kegiatan pelestarian diantaranya ruang perpustakaan yang luas, AC, meja dan bangku yang nyaman untuk membaca buku, dan pemustaka memiliki kesadaran tinggi untuk menjaga koleksi bahan pustaka. Kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan Prasetiya Mulya yaitu kurangnya SDM dan tidak ada bagian khusus untuk menjalankan pelestarian bahan pustaka, apabila ada buku yang rusak pelestarian bahan pustaka tidak menjadi optimal.

(6)

viii

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan lahir batin kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Peran Pustakawan Dalam Pelestarian Bahan Pustaka Di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya” Dalam proses penyusunan skripsi ini, Saya mendapatkan bantuan, petunjuk, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya penulisan skripsi ini, diantaranya yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan pembimbing akademik. Terimakasih atas perhatian yang telah bapak berikan. 3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan. Terimakasih atas perhatian yang telah bapak berikan.

4. Ibu Nuryudi, MLIS, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu penulis dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.

5. Ibu Onny Mugihastuti, selaku kepala Perpustakaan di Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan wawancara yang berhubungan dengan skripsi penulis.

6. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Khususnya Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan ilmunya kepada mahasiswa mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat.

(7)

ix

8. Terimakasih kepada keluarga Umi dan Abah atas doa, support dan kepercayaannya kepada penulis.

9. Sahabat-sahabatku tersayang Andari Putri, Barika Dwi Adriaty, Yayu Karmila, Meily Eka Prathiwie, Putri Ratnasari, Dewi Ristasari terimakasih untuk setiap untaian doa, kasih sayang, perhatian, dukungan, semangat, dan motivasi yang besarsehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kalian yang terbaik, Sukses terus ya!

10. Teman-teman seperjuanganku pada Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2008, Hikmah, Tita, Etika, Rima, Neneng, Desi, Meily, Yoke, Ravita, Coki, Ekbud, Lanna, Zihan, El, Idub, Masud, Bombom, Hakim, Radit, Danang, Tomi, fajar. Terimakasih untuk supportnya!

Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hanya do’a dan ucapan terimakasih yang dapat penulis sampaikan, semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Aamiin

Jakarta, Oktober 2015

(8)

viii

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Penelitian Terdahulu. ... 7

E. Definisi Istilah ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Pustakawan ... 11

B. Peran ... 12

C. Peranan ... 12

D. Penunjang. ... 13

E. Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 13

F. Pelestarian Bahan Pustaka. ... 15

G. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka ... 16

(9)

ix

5. Memperbaiki Punggung Buku, Engsel atau Sampul

Buku yang Rusak ... 30

I. Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka ... 30

J. Fumigasi, Desifikasi, Laminasi, dan Enkapsulasi. ... 36

1. Fumigasi (pengasapan) ... 36

2. Deasidifikasi (menghilangkan keasaman pada kertas) 36 3. Laminasi (melapisi)... 38

4. Enkapsulasi ... 38

K. Maksud dan Tujuan Pelestarian Bahan Pustaka ... 39

L. Fungsi Pelestarian. ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode penelitian ... 43

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian. ... 44

C.Sumber Data ... 45

1. Sumber Data Primer ... 45

2. Sumber Data Sekunder. ... 45

D.Teknik Pengumpulan Data. ... 46

1. Studi Literatur atau Kepustakaan ... 46

2. Observasi ... 46

3. Wawancara. ... 46

E. Teknik Analisis Data. ... 47

1. Reduksi Data. ... 47

2. Sajian Data (display data) ... 48

3. Verifikasi dan Kesimpulan Data ... 48

(10)

x

3. Layanan Peminjaman Koleksi………. . 53

4. Layanan ... 53

5. Peraturan dan Tata Tertib ... 54

6. Tata Cara Peminjaman. ... 55

B. Hasil Penelitian ... 56

1. Peran Pustakawan dalam Pelestarian Bahan Pustaka di Perpustakaan Prasetiya Mulya. ... 56

2. Faktor-faktor penunjang di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya. ... 58

3. Kendala-Kendala di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya ... 59

C. Pembahasan ... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(11)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahan pustaka merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan selain gedung dan peralatan, sehingga harus dilestarikan karena memiliki nilai informasi yang tinggi, mengingat seluruh perlengkapan perpustakaan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, bahan pustaka harus diberdayakan dan dikelola secara sempurna untuk waktu jangka panjang dengan melalui kegiatan pelestarian, agar bahan pustaka yang dimiliki oleh setiap perpustakaan dapat selalu dalam keadaan terjaga dan utuh pada saat digunakan, baik secara fisik maupun isi informasi yang dikandungnya, serta dapat menekan biaya yang dikeluarkan oleh perpustakaan.

(12)

Pelestarian lebih menekankan pada penjagaan fisik bahan pustaka agar tidak mudah rusak. Untuk itu pelestarain bahan pustaka adalah kegiatan untuk mempertahankan wujud fisik bahan pustaka sehingga tahan lama atau awet. Pemeliharan bahan pustaka termasuk kegiatan yang bersifat preventif atau pencegahan atau bisa juga disebut pelestarian bahan pustaka. Mengingat tujuan pelestarian bahan pustaka dan fungsinya dalam suatu perpustakaan, maka keberadaan bahan pustaka merupakan hal yang sangat penting. Maksud melakukan pelestarian adalah mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat mengalami kerusakan.

Pelestarian bahan pustaka dalam suatu perpustakan memerlukan peran pustakawan, Pustakawan itu sendiri mempunyai peran yang sangat penting dalam berdirinya perpustakaan. Definisi pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang berijazah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit perpustakaan instansi pemerintah atau unit tertentu lainnya.1

Dari batasan tersebut terlihat ada kecenderungan membatasi definisi pustakawan pada pustakawan yang bekerja di instansi pemerintah. Meskipun demikian, perpustakaan yang bukan milik pemerintah, dapat mengikuti pengertian tersebut dan disesuaikan dengan kondisi badan atau lembaga bersangkutan. Yang patut kita pahami dari pengertian atau batasan tersebut, bahwa perpustakaan, harus dikelola oleh tenaga yang berkualifikasi dan berpendidikan tertentu, dan bekerja penuh (bukan paroh waktu) di

1

(13)

perpustakaan yang bentuk atau didirikan berdasarkan keputusan yang berwenang.

Dalam UU perpustakaan, perpustakaan memberikan batasan pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Dengan demikian dua hal yang menjadi kriteria dasar seorang pustakawan adalah:

1) Yang bersangkutan telah menempu pendidikan kepustakawanan

2) Dan memiliki tugas dan tanggung jawab dalam bidang perpustakaan. Dengan definisi tersebut pustakawan adalah yang masih aktif bekerja dalam bidang perpustakaan.2

Lebih lanjut ketentuan mengenai keberadaan dan peran pustakawan adalah sebagai salah satu tenaga perpustakaan. Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan:

1) Tenaga perpustakaan terdiri atas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan.

2) Pustakawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kualifikasi sesuai dengan standar nasional perpustakaan. Dalam UU perpustakaan, perpustakaan disebut bahwa Standar Nasional Perpustakaan mencakup antara lain Standar Tenaga Perpustakaan, yang jelas akan mengatur tentang kompetensi seorang pustakawan. Pasal 31

2

(14)

menyebutkan hak pustakawan antara lain adalah penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, serta pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas. Dengan demikian peningkatan kemampuan dan kesejahteraan pustakawan jelas menjadi amanat yang harus dilaksanakan oleh pustakawan. Organisasi pustakawan dapat menjadi wadah pustakawan berupaya mewujudkan kemampuan dan kesejahteraan.3

Pada mulanya pelestarian Pustaka sebatas melestarikan bahan pustaka

yang semakin tua dan rusak karena intensitas pemakaian yang tinggi,

penyimpanan yang kurang sempurna, dan banyaknya faktor perusak bahan

pustaka. Namun dalam perkembangannya mengingat kesulitan ruang

penyimpanan dan kemajuan teknologi, pelestarian Pustaka tidak ditujukan pada

bahan pustaka yang sudah rusak saja, tetapi mencakup juga bahan pustaka yang

baru diterima oleh perpustakaan. Perihal kesulitan ruang penyimpanan bisa diatasi

dengan alih pustaka dalam bentuk mikro (mikrofis/microfische, microfilm, video

disk, pita film, dsb. Dengan kemajuan teknologi informasi & komunikasi (TIK)

maka bahan pustaka dapat direkam dalam bentuk Compact Disk (CD), VCD,

DVD, dsb, ini pun dapat dilakukan dengan adanya peran pustakawan yang

bertanggung jawab terhadap perpustakaannya karena itu pustakawan melakukan

pelestarian bahan pustaka.

Penulis ingin peran pustakawan dalam melakukan pelestarian bahan pustaka dapat dilakukan dengan baik agar koleksi bahan pustaka dapat terjaga dengan baik, Karena itu peran pustakawan dalam melakukan pelestrian bahan pustaka sangat penting dan perlu dikaji lebih mendalam lewat penelitian.

Hal-hal tersebut yang menjadikan landasan dasar penulis untuk

3

(15)

melakukan penelitian ini. Penulis ingin melakukan penelitian berjudul “Peran

Pustakawan Dalam Pelestarian Bahan Pustaka Di Perpustakaan Sekolah

Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya”

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas sasaran yang akan dicapai nelalui penelitian sesuai dengan masalah yang telah ditentukan. Penulis memberikan batasan yang jelas dan sesuai dengan topik yang ingin diteliti, yaitu Masalah yang terbatas pada “Bagaimana Peran Pustakawan dalam

Pelestarian Bahan Pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.

a. Peran Pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.

b. Faktor-faktor Penunjang pelestarian bahan pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.

c. Kendala – kendala yang dihadapi pustakawan dalam melakukan pelestarian di perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka peneliti dapat menyusun rumusan masalah yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dari penelitian yang akan dilakukan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(16)

perpustakaan Prasetiya Mulya?

b. Apa saja faktor-faktor penunjang pelestarian bahan pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya?

c. Apa saja kendala yang dihadapi pustakawan dalam melakukan pelestarian di perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui peran pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka di perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menunjang pada pelestarian bahan pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.

c. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi pustakawan dalam melakukan pelestarian di perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Memperluas wawasan penulis dalam menganalisa peran pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka di Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.

(17)

pelestarian bahan pustaka.

c. Memperkaya pengetahuan literatur tentang pelestarian bahan pustaka bagi pengembangan informasi kepada Jurusan Ilmu Perpustakaan.

D. Penelitian Terdahulu

Tinjauan literatur ini dimaksudkan pada karya ilmiah yang memiliki tema serupa dengan penelitian yang penulis lakukan, baik itu skripsi maupun tesis. Penelitian yang terkait dengan topik Penelitian yang dilakukan oleh Wariyanti untuk program Diploma III Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan judul skripsi

Pelestarian Bahan Pustaka Di Perpustakaan STIE-AUB Surakarta

dikarenakan Pelestarian bahan pustaka sangat diperlukan karena selama disimpan dan dimanfaatkan diperpustakaan pasti akan mengalami kerusakan dan pelapukan, cepat atau lambatnya kerusakan bahan pustaka ini tergantung dari mutu kertas, mutu penjilidan, cara penanganan dan faktor lingkungan lainnya. Pelestarian mempunyai arti yang luas, yaitu mencakup preservation, conservation dan restoration. untuk melindungi pahan pustaka baik dari fisik maupun informasinya mutlak perlu adanya kegiatan Pelestarian Bahan Pustaka. Menyadari pentingnya pelestarian bahan pustaka pada setiap perpustakaan, maka penulis mengangkat masalah “Pelestarian Bahan Pustaka

(18)

menyadari arti pentingnya pelestarian bahan pustaka.4 penelitian yang saya ajukan menekankan kepada peranan pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.

E. Definisi Istilah

1. Peran

Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian peran adalah aktor/pemain sandiwara.

2. Peranan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang disuatu peristiwa.

3. Pustakawan

Menurut Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.

4. Penunjang

Pemberi tunjangan (uang dan sebagainya) penyokong, pemberi dana (sarana yang akan mempelancar (usaha dan sebagainya).

5. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi yang mencakup sekolah tinggi, institut, akademi, dan lain sebagainya yang berperan

4

Wariyanti, Pelestarian Bahan Pustaka di Perpustakaan STIE-AUB Surakarta,

(19)

dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tinggi yang sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi.

6. Pelestarian Bahan Pustaka

Pelestarian (preservation) mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan pengelolaan, keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik penyimpanannya. Tujuan pelestarian bahan pustaka dan arsip adalah melestarikan kandungan informasi bahan pustaka dengan menggunakan media lain atau melestarikan bentuk aslinya selengkap mungkin untuk dapat digunakan secara optimal.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memberikan gambaran dalam penyusunan skripsi ini, penulis membagi pembahasan menjadi 5 (lima) bab yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Merupakan bab awal adalah pembuka yang terdiri atas dasar pemikiran yang menjadi latar belakang masalah, diikuti dengan pembatasan dan perumusan dan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur

(20)

bahan pustaka, pengertian faktor-faktor penyebab kerusakan bahan pustaka, perbaikan bahan pustaka, pencegahan bahan pustaka, fumigasi, deasidifikasi, laminasi, dan enkapsulasi, maksud dan tujuan pelestarian bahan pustaka, fungsi pelestarian.

Bab III Metode Penelitian

Bab ketiga ini kita akan membahas hakikat makna metode penelitian beserta beberapa konsep lain yang relevan, yaitu jenis dan pendekatan penelitian, Data Primer dan Sukunder, Teknik Pengumpulan Data, Teknik analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab keempat membahas dan menggambarkan hasil dari penelitian yang berisi sejarah perpustakaan di sekolah tinggi Ekonomi prasetiya mulya, mengenai pola dan strategi pengembangan sarana prasarana, program dan layanan, kendala, serta manfaat dari pengembangan pada Perpustakaan di Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetya Mulya dan juga gambaran.

Bab V Penutup

(21)

11

TINJAUAN LITERATUR

A. Pustakawan

Pustakawan merupakan suatu jabatan penting dalam suatu keorganisasian perpustakaan, pustakawan merupakan seorang ahli dalam bidang kepustakawanan baik dalam bidang teknis maupun bidang nonteknis. Pustakawan merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap pengembangan suatu perpustakaan.

Pengertian pustakawan menurut buku Etika Kepustakawanan kata perpustakaan berasal dari kata “pustaka”. Dengan demikian penambahan kata

“wan” diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya terkait erat

dengan dunia pustaka atau bahan pustaka.5

Menurut Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) pustakawan adalah seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.6

Definisi yang terdapat dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk

5

Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: suatu pendekatan terhadap profesi dan kode etik pustakawan indonsia, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 45

(22)

melaksanakan pengelolahan dan pelayanan perpustakaan.7

Pengertian pustakawan menurut buku manajemen perpustakaan sekolah adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.8

Pustkawan menurut buku pustakawan cinta dan teknologi adalah pelaku utama penyelenggaraan perpustakaan.9

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah profesi bagi orang yang bekerja di perpustakaan, pusat informasi dan seorang yang berkarya secara profesional dibidang perpustakaan dan informasi.

B. Peran

Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian peran adalah aktor/pemain sandiwara.10

C. Peranan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang disuatu peristiwa.11

Menurut tesaurus bahasa Indonesia kata peran memiliki kesamaan

7

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan

8

Sulistia, dkk., Manajemen Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009) h. 5.3

9

Blasius Sudarsono, Pustakawan Cinta Teknologi (Jakarta: ISIPII: Ikatan Sarjana Perpustakaan Dan Informasi Indonesia. 2009) h. 80.

10

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 3 ed. (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.349.

(23)

dengan fungsi dan tugas.12

Fungsi merupakan arti lain dari kata berguna dan menjalankan tugasnya.13

Tugas adalah yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan, pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang, pekerjaan yang dibebankan seseorang.14

D. Penunjang

Menurut Arif Mansur Makmur Pemberi tunjangan adalah (uang dan sebagainya) penyokong, pemberi dana (sarana yang akan mempelancar (usaha dan sebagainya).15

E. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Begitu banyak pihak yang telah mendefinisikan mengenai Perpustakaan Perguruan Tinggi, baik organisasi maupun perorangan. Berikut adalah beberapa pendapat dari beberapa pihak mengenai Perpustakaan Perguruan Tinggi.

Menurut Sutarno NS, Perpustakaan perguruan tinggi mencakup universitas, sekolah tinggi, institut, akademi, dan lain sebagainya. Perpustakaan tersebut berada di lingkungan kampus. Pemakainya adalah sivitas akademi perguruan tinggi tersebut, dan tugas dan fungsinya yang

12

Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia. 2006), h. 467.

13

Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka. 2005), h. 322.

14

Ibid., h. 1215

15

(24)

utama adalah menunjang proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi). Sedangkan pengelolahnya dan penanggung jawabnya adalah perguruan tinggi yang bersangkutan.16

Menurut buku yang dikarang oleh beberapa praktisi dan akademisi Ilmu Perpustakaan, perpustakaan perguruan tinggi (PT), merupakan unit pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama- sama dengan unit lain turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengelolah, merawat, dan melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya. Kelima tugas tersebut dilaksanakan dengan tata cara, administrasi, dan organisasi yang berlaku bagi penyelenggaraan sebuah perpustakaan. Yang disebut dengan perguruan tinggi ialah meliputi universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, poleteknik, perguruan tinggi lainnya yang sederajat.17

Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi menurut buku Etika Kepustakawanan adalah perpustakaan yang terdapat dilingkungan lembaga pendidikan tinggi seperti, universitas, institut, sekolah tinggi, akademi dan lembaga perguruan tinggi lainnya. Perpustakaan perguruan tinggi dibentuk untuk memnuhi kebutuhan informasi sivitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan.18

16

Sutarno Ns, Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktik (Jakarta: Samitra Media Utama, 2004), h. 28.

17

Syihabuddin Qalyubi, dkk., Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

(Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab, 2006), h. 10.

18

(25)

F. Pelestarian Bahan Pustaka

Koleksi utama perpustakaan adalah buku. Buku adalah barang berharga sehingga memerlukan pemeliharaannya. Agar buku-buku tahan lama, petugas perpustakaan harus berusaha memeliharanya dengan baik.

Usaha-usaha penjagaan (preventif) menurut buku pembimbing perpustakaan adalah usaha pencegahan agar buku tidak cepat rusak yaitu yang sifatnya represif atau memperbaiki jika buku telah rusak.19

Pelestarian (preservation) menurut definisi yang diberikan oleh International Federation Of Library Association (IFLA), mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka, keuangan, ketenangan, metode dan teknik, serta penyimpanannya. Definisi pengawetan (conservation) oleh IFLA dibatasi pada kebijaksanaan dan cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi tersebut. Sedangkan perbaikan (restoration) menurut definisi yang diberikan IFLA menunjuk pada pertimbangan dan cara yang digunakan untuk memperbaiki bahan pustaka dan arsip yang rusak. 20

Dalam kamus Inggris-Indonesia yang disusun oleh John M. Echols dan Hassan Sadily, konservasi berarti perlindungan dan pengawetan. Sedangkan menurut J.M. Dureau & D.W.G. Clements konservasi adalah teknik yang dipakai utnuk melindungi bahan pustaka dari kerusakan dan kehancuran.21

Seorang pustakawan harus mengetahui mengenai masalah pelestarian

19

Sumarno, Pembimbing perpustakaan (Jakarta: Akadoma, 1989), h. 107.

20

Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 1.

21

(26)

bahan pustaka, karena hal utama yang dihadapi seorang pustakawan adalah buku. Pada mulanya pustakawan merasa perlu melestarikan bahan pustaka karena banyak bahan pustaka yang semakin tua dan semakin rusak. pemakaiannya yang tinggi, penyimpan yang kurang sempurna, dan banyaknya faktor perusak bahan pustaka mengharuskan pustakawan untuk berfikir bagaimana mengatasi segala masalah tersebut. Kesulitan ruang bisa diatasi dengan membuat alih bentuk bahan pustaka yang masuk, misalnya dibentuk mikro, video disk, dan sebagainya. Kemajuan teknologi memungkinkan bahan pustaka direkam didalam compact disc, dan berkat bantuan alat baca, serta kemajuan teknologi komputer, pemakaian dan penyimpanannya bahan pustaka menjadi lebih mudah.

G. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka

Berbagai jenis perusak bahan pustaka didaerah tropis yang dikenal di Indonesia, yaitu:

1. Serangga

2. Binatang Pengerat 3. Jamur

4. Kelembaban 5. Debu

6. Gelombang pasang surut 7. Gempa bumi

(27)

Adapun kerusakan bahan pustaka secara garis besar dapat disebabkan oleh: a. Faktor Biologi, contoh: serangga (rayap,kecoa,kutu buku),

binatang pengerat, jamur.

b. Faktor fisika, contoh: cahaya, udara, debu, suhu,dan kelembaban. c. Faktor kimia, contoh: zat-zat kimia, keasaman, oksidasi.

d. Faktor-faktor lain, contoh: bencana alam (banjir, gempa bumi), api, dan manusia.

1. Faktor Biologi

Bahan pustaka terdiri atas selulosa, perekat dan protein yang merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup seperti jamur, serangga, binatang pengerat dan lain-lain. Makhluk tersebut dapat hidup dengan kondisi lingkungan yang kelembaban dan suhunya tinggi. Bila ruang tempat menyimpanan bahan pustaka lembab dan dibiarkan berlarut-larut maka akan banyak dijumpai bahan pustaka yang rusak.

a. Binatang Pengerat

Tikus merupakan perusak bahan pustaka yang agak sukar diberantas. Jenis-jenis tikus dapat digolongkan sebagai berikut : (1) tikus hitam, (2) tikus coklat atau tikus rumah, (3) tikus kelabu atau tikus sawah, (4) tikus ketsuri, (5) tikus putih.

(28)

kebakaran. tikus parit membuat sarangnya dibawah fondasi bangunan. untuk mengatasi serangan tikus itu perlu diadakan pencegahan. tindakan pencegahan untuk melindungi serangan tikus adalah tempat penyimpanan harus bersih dan kering. lubang-lubang yang memungkinkan tikus masuk harus ditutup rapat. jika gedung sudah tersersng tikus, pembasmian tikus dapat dilakukan dengan bahan kimiawi atau racun. dewasa ini berbagai jenis bahan kimiawi pembasmi tikus banyak diproduksi orang.

b. Serangga

Jenis serangga cukup banyak. Serangga merupakan masalah yang pelik dinegara tropic. Makanan yang digemarinya ialah lem atau perekat yang terbuat dari tepung kanji. Siklus kehidupan serangga terdiri atas beberapa fase (tahap) yaitu telur, larva, kepompong,kerusakan yang tersebar terjadi ketika serangga hidup pada fase larva. Lingkungan yang lembab, gelap, sirkulasi udara kurang merupakan tempat yang ideal bagi serangga. Jenis-jenis serangga dapat digolongkan sebagai berikut :

(1) Rayap

(29)

kawan-kawannya yang mati. Berdasakan tempat tinggalnya, rayap dapat digolongkan menjadi dua golongan: (a) rayap bumi, (b) rayap kayu.

(2) Kecoa

Kecoa adalah jenis serangga bersayap dan mempunyai tanduk yang panjang. Jenisnya bermacam-macam, jenis-jenis kecoa yang dikenal ialah sebagai berikut:

(a) Kecoa Timur

(b) Kecoa Amerika

(c) Kecoa Jerman

(d) Kecoa Australia

Kecoa merupakan salah satu penyebab penyakit pes, lepra, kolera, tifus, dan lumpuh anak-anak. Kotoran kecoa yang berupa cairan dapat merusak keutuhan bahan pustaka. Kecoa senang bermukim di tempat gelap, disudut-sudut ruangan, dan lain-lain. Makanan kegemarannya ialah sisa-sisa makanan busuk, serangga mati, kanji, perekat, sampul, buku,serta kain pada punggung buku. a. Ikan perak

(30)

Jenis serangga ini hidup di tempat-tempat gelap seperti di belakang buku, rak-rak, dan lemari. Makanan yang menjadi sasaran utamanya ialah perekat yang terbuat dari tepung kanji. Bagian buku yang paling cepat dirusak ialah punggung buku, kulit buku, label buku, gambar, dan lain-lain. Serangga ini diperkirakan mempunyai seratus jenis yang tersebar diseluruh dunia. Jenis-jenis ikan perak yang dikenal ialah sebagai berikut: (a) lepisma sacharina, (b) thermogia domestika, (c) cteno lepisma urbana, (d) cetno lepisma longi caudate.

b. Kutu buku

Bentuk serangga ini sangat kecil sehingga sering disebut kutu buku. Bagian buku yang diserang ialah punggung dan pinggir buku. Serangga ini memang sangat rakus terhadap kertas. Permukaan kertas selalu dikikisnya hingga huruf-hurufnya hilang. Disamping itu, kutu buku menghancurkan selulosa. Perusakan kertas dilakukan oleh larvanya. Jenis serangga ini paling sukar diberantas. Jenis-jenis kutu buku yang paling dikenal ialah sebagai beikut: (a)lipocelis divinatorium, (b) trogium pulastorum, (c)pesoceoptropus macrops, (d)pesyllopsocus, (e) dorypetrix, (f) laschessilla, (g) lepinotus, (h) ectopsocus, (i) archipsocus.

c. Ngengat pakaian

(31)

dinamakan ngengat pakaian, namun ini menyerang juga kulit dan kertas. Ngengatnya ini lebih senang hidup di tempat-tempat yang gelap. Jenisnya bermacam-macam, tetapi yang paling banyak dikenal ialah :

(a) Tincola Polioella,paga, (b) Tincola Biselliela Humm, (c) Tri Chorpaga Tapetzella.

d. Kumbang

Jenis kumbang yang berbahaya untuk perpustakaan ialah sebagai berikut: (a) kumbang kulit (Dermestidac), (b) kumbang bubuk (Anoobiidae Lyctidae), (c) kumbang bertanduk panjang (carabycidae), (d) kumbang laba-laba (Ptinidae).

Larva kumbang bubuk suka sekali makan selulose bahan-bahan pustaka.

a. Jamur

Jamur (fungi) merupakan mikroorganisme yang tidak berklorofil. Untuk memperoleh makanan harus mengambil dari sumber kehidupan lain (parasit) ataupun dari benda mati (sapropit). Jamur berkembang biak dengan spora,dapat menyebar di udara dan apabila menemukan lingkungan yang cocok maka spora tersebut akan berkembang biak. Kertas merupakan tempat yang ideal bagi berkembangnya spora, terutama di lingkungan yang mempunyai kelembaban tinggi.

(32)

jamur beracun yang lazim bisa kita lihat pada pakaian, kertas, atau benda-benda yang lain. Jamur jenis ini akan bisa membiak dengan leluasa jika benda tersebut kena kotoran, debu, serta tingkat kelembaban yang tinggi yaitu 80% keatas, dengan temperature diatas 21 derajad celcius.

Jamur tersebut memproduksi beberapa macam bahan organik seperti asam oksalat, asam formiat, dan asam sitrat yang menyebabkan kertas menjadi asam, lembut dan rapuh. Jamur ini juga merusak prekat-perekat yang ada pada kertas sehingga mengurangi daya rekatnya, dan merusak tinta yang mengakibatkan tulisan tidak terbaca.

Jamur yang menempel pada bahan pustaka bisa membuat bahan pustaka lengket satu sama lain sehingga kertas sobek jika dibuka. Kita bisa lihat misalnya, mula-mula kertas berwarna putih, kemudian warna itu berubah menjadi biru, dan akhirnya warna biru itu menjadi hitam. Pada tingkat demikian, kertas sukar diperbaiki, jamur sukar dihilangkan.

Jika punggung buku kena air atau lembab, timbuh jamur dengan warna putih. Jamur ini bisa dibersihkan dengan alkohol, dan tidak akan tumbuh lagi.22

Selain faktor biologi seperti serangga, mikroorganisme, tikus dan sebagainya, ada lagi perusak bahan pustaka yang hebat, yaitu yang disebut faktor fisik, misalnya debu, cahaya, suhu dan kelembaban. Jenis perusak

22

(33)

bahan pustaka ini tidak boleh diabaikan, karena benar-benar bisa membawa kerusakan yang besar. Berikut penjelasannya:

2. Faktor fisika a. Debu

debu dapat masuk secara mudah ke dalam ruang perpustakaan melalui pintu jendela, atau lubang-lubang angin perpustakaan. Apabila debu melekat pada kertas, maka akan terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya kertas menjadi rapuh dan cepat rusak. Disamping itu, apabila keadaan ruang perpustakaan lembab, debu yang bercampurdengan air lembab itu akan menimbulkan jamur pada buku. Debu dari jalan yang mengandung belerang atau debu dari kenalpot kendaraan memiliki daya rusak yang paling tinggi. Debu tersebut sangat mudah bersenyawa dengan kertas, apalagi pada ruangan yang lembab. Untuk menghindari kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh debu perpustakaan hendaknya selalu bebas dari debu. Caranya ialah dengan selalu membersihkan ruangan perpustakaan. Alat pembersih yang paling bagus untuk bahan pustaka adalah vacuum cleaner

b. Suhu dan kelembaban

(34)

akan menjadi lembab. Sebagai akibatnya, buku mudahdiserang jamur, rayap,kecoa,kutu buku,dan ikan perak.

Suhu yang tidak terlalu ekstrim seperti di Indonesia, tidak begitu berpengaruh pada kekuatan kertas. Masalah baru timbul karena di Indonesia mempunyai kelembaban udara relatife tinggi. Jika udara lembab, maka kandungan air dalam kertas akan meningkat.

Hubungan suhu dan kelembaban sangat erat. Jika suhu naik, kelembaban sangat erat. Jika suhu naik,kelembaban turun dan kandungan air dalam kertas akan berkurang sehingga kertas menyusut. Serat selulosa sering tarik-menarik pada proses penyusutan ini.

Ruangan dengan kelembaban tinggi bisa menimbulkan kerusakan pada bahan pustaka. Jamur bisa tumbuh dengan subur dalam kondisi yang lembab ini. Di samping itu kertas yang lembab akan terjadi reaksi kimia antara zat yang tersisa dalam pembuatan kertas dengan air. Kalau ini terjadi, kertas akan menjadi rapuh, mudah robek.

(35)

Buku yang tercelup air harus dibuka jilidannya, kemudian dikeringkan lembar per lembar agar tidak lengket antara lembar yang satu dan lainnya. Setelah kering kemudian dijilid kembali.

c. Cahaya

Kertas yang kepanasan akan rusak berubah warna menjadi kuning dan rapuh akhirnya rusak. Hindarilah sinar ultra violet (sinar matahari)yang masuk langsung ke perpustakaan. Kerusakan yang terjadi karena pengaruh sinar ultra adalah memudarnya tulisan, sampul buku,dan bahan cetak. Selain itu kertas juga akan menjadi rapuh.

Proses kerusakan akan dipercepat dengan adanya uap air dan oksigen dalam udara, sehingga menimbulkan perubahan warna. Buku menjadi kuning kecoklatan dan kadar kekuatan serat pada kertas menurun.

Tidak hanya buku, bahan audiovisual lainnya seperti piringan hitam, kaset audio maupun video akan rusak jika kepanasan. Demikian pula disket computer.

Untuk menghindarinya hendaknya diusahakan kain gorden sehingga panas atau sinar yang masuk keperpustakaan bisa diatur. Sinar alami cukup bagus,tetapi tidak bisa dikontrol dengan mudah. Karena itu dinegara maju, penerangan perpustakaan menggantugkan pada sinar listrik karena mudah dikontrol.

(36)

Tetapi AC selalu dihidupkan, sehingga kebersihan, kelembaban dan temperature bisa terkontrol terus.

3. Faktor Kimia

Terjadi reaksi oksidasi dan hidrolisis menyebabkan susunan kertas yang terdiri atas senyawa-senyawa kimia itu akan terurai. Oksidasi pada kertas yang terjadi karena adanya oksigen dari udara menyebabkan jumlah gugusan karbonat dan korboksil bertambah dan diikuti dengan memudarnya warna kertas.

Hidrolis adalah reaksi yang terjadi karena adanya air (H2O). Reaksi hidrolis pada kertas mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa sehingga mengurangikekuatan serat. Akibatnya kekuatan kertas berkurang dan kertas menjadi rapuh.

Kandungan asam dalam kertas akan mempercepat kerusakan kertas karena asam akan mempercepat kerusakan kertas karena asam akan mempercepat reaksi hidrolisis. Tinta merupakan salah satu sumber terbentuknya asam pada kertas, karena tinta dibuat dengan memcampur asam hidroklorida agar tetesan dapat melekat dengan baik. Selain itu sumber keasaman dapat juga bersal dari udara karena sifat kertas yang mudah menyerap gas-gas seperti sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2), Karbon dioksida (CO2),dan gas lain seperti ozon.

4. Faktor lain a. Manusia

(37)

ada,kerusakan buku terjadi karena ulah manusia. Misalnya, pembaca diperpustakaan secara sengaja merobek bagian-bagian tertentu dari sebuah buku, misalnya diambil gambarnya, tabel-tabel statistiknya. Kadang-kadang pengguna perpustakaan sengaja atau tidak sengaja, membuat lipatan sebagai tanda batas baca atau melipat buku kebelakang. Sebagai akibatnya, perekat yang mengelem punggung buku untuk memperkokoh penjilidan dapat terlepas sehingga lembaran-lembaran buku akan terpisah dari jilidnya. Kecerobohan manusia lain misalnya habis makan tidak membersihkan tangan dahulu menyebabkan buku menjadi kotor. Apabila buku dipegang dengan tangan kotor atau berminyak, buku akan bernoda. Kotoran yang melekat pada tangan akan berpindah ke buku. Penempatan buku yang terlalu pada di rak akan menyebabkan punggung dan kulitnya rusak. Hal itu harus diperhatikan oleh pustakawan.

(38)

tertindih dalam keadaan terlipat. Kalau petugas perpustakaan melihat sebuah buku mengalami kerusakan ia harus segera mengambil tindakan.

Begitu pula pembaca perpustakaan harus diajari bagaimana membuka halaman dengan tidak menggunakan ludah. Tidak mengotori buku, tidak membawa makanan dan minuman kedalam perpustakaan. Kotoran makanan yang jatuh dilantai perpustakaan bisa mengundang tikus atau binatang lain untuk datang ke perpustakaan dan merusak buku. Diberikan kesadaran untuk tidak mencuri atau merobek buku. Perpustakaan memberikan fasilitas ruang baca atau foto kopi yang cukup untuk para pembaca. Jika mereka meminjam buku hendaknya disertai dengan tanggung jawab yang tinggi, tidak merusak, mengotori ataupun tidak menghilangkan buku tersebut. Jika terpaksa hilang mereka harus bertanggung jawab untuk menggantinya dengan buku yang sama atau sejenis. Tidak sedikit pembaca yang tidak bertanggung jawab dan mencuri koleksi perpustakaan.

b. Bencana alam

Bencana alam seperti kebakaran atau banjir, dapat mengakibatkan kerusakan koleksi bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relative singkat. Oleh karena itu pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil mungkin akibat dari bencana alam tersebut.

Untuk menanggulanginya bahaya api maka faktor yang perlu diperhatikan antara lain:

(39)

f. Dilarang merokok di dalam ruangan perpustakaan g. Pemakaian peralatan listrik harus hati-hati.

Bahaya banjir merupakan musibah yang sering melanda beberapa tempat di Indonesia. Bahan pustaka yang rusak oleh air harus diperbaiki dengan cara dikeringkan atau dianginkan.23

H. Perbaikan Bahan Pustaka

Pekerjaan memperbaiki bahan pustaka disebut restorasi. Pekerjaan tersebut meliputi:

1. Menambal Kertas.

Ada dua jenis penambalan bahan pustaka yang selama ini dikenal, yaitu: penambalan karena kertas berlubang dan penambalan karena kertas robek memanjang.

2. Memutihkan Kertas.

Kertas yang terkena debu atau lumpur akan berwarna kecoklatan. Ini dapat diputihkan dengan menggunakan berbagai zat kimia, seperti: 1) Chloromine T 2,5%, 2) Gas Chlordioksida, 3) Natrium Chlorida, 4) Potasium Permanganate, 5) Natrium Hipochlorite, dan 6)

Hidrogen Peroksida. Pemutihan kertas ini lebih bersifat sekedar menghilangkan noda pada kertas daripada memutihkan lembaran buku yang sudah ditulisi baik tulisan cetak maupun tulisan tangan.

23

(40)

3. Mengganti Halaman yang Robek.

Halaman yang robek dan robekkannya tidak dapat diperbaiki dengan menambalnya/sudah hilang, harus diganti dengan membuatkan foto kopinya. Dengan cara menyisipkan dan menempelkan menggunakan lem secara hati-hati pada bagian yang hilang.

4. Mengencangkan Benang Jilidan yang Kendur.

Apabila belum terlalu parah kita dapat menarik benang tersebut untuk mengencangkan jilidannya. Dengan jarum benang, kita jahit dan matikan benang yang longgar tadi. Namun apabila sudah terlalu parah maka bukalah kertas pelindung dan sampul buku sekaligus. Lihat benangnya dan kemudian kencangkan yang longgar, sambung yang putus atau ganti benang dengan menjilidnya lagi. Setelah itu pasangkan lagi lembar pelindung dan sampulnya.

5. Memperbaiki Punggung Buku, Engsel atau Sampul Buku yang

Rusak.

Dengan alat-alat penjilidan yang sederhana, berbagai kerusakan tersebut bisa diperbaiki. Pada kerusakan punggung buku misalnya, engsel buku dan sampul buku harus dilakukan dengan membongkar buku yang rusak, kemudian memperbaiki/menggantinya dengan yang baru.

I. Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka

(41)

pembuat kertas itu sendiri yang bersifat asam merupakan bahan organic yang selalu bereaksi dan akan mengurai. Disamping itu faktor-faktor lain seperti kelembaban karena pengaruh uap air,atau kekeringan karena pengaruh panas terhadap ruangan koleksi, bias merusakkan koleksi tersebut. Polusi udara,manusia,serangga,binatang mengerat dan lain-lain,adalah faktor perusak bahan pustaka yang hebat.

Pencegahan kerusakan bahan pustaka terutama bertujuan agar:

1. kerusakan yang lebih hebat dapat di hindarkan. Koleksi yang dimakan oleh serangga atau dirusak oleh binatang mengerat dapat diselamatkan; 2. koleksi yang terkena penyakit, misalnya terkena jamur dapat diobati,yang

terkena kerusakan kecil dapat diperbaiki.

3. Koleksi yang masih bagus dapat terhindar dari penyakit maupunkerusakan lainnya;

4. Kelestarian fisik bahan pustaka terjaga;

5. Kelestarian informasi yang terkandungdalam bahan pustaka tersebutdapat terjaga;

6. Pustakawan sadar bahwa bahan pustaka bersifat rawan kerusakan;

7. Para pemakai terdidik untuk berhati-hati dalam menggunakan buku, serta ikut menjaga keselamatan;

8. Semua pihak baik pustakawan maupun pemustaka selalu menjaga kebersihan lingkungan.

(42)

melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh beberapa faktor dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

1. Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia, dengan cara adakan control yang ketat pada pengembalian buku. Apakah pembaca membuat kerusakan atau mengotori buku, sehingga semua buku yang ada dirak berstatus bersih dan baik, siap dipakai. Kalau ada kerusakan kecil harap segera diperbaiki.

2. Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh tikus, tikus adalah jenis hewan pengerat yang susah dibasmi. Usaha pembasmian yang biasa dilakukan manusia adalah dengan memasang perangkap tikus.cara itu sekarang telah terdesak oleh hadirnya beberapa racun dan lem untuk menangkap tikus. Pencegahan dan pembasmian tikus dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut:

(1) Melakukan pemerikasaan secara teratur terhadap gedung, ruang, atau tempat penyimpanan bahan pustaka. Andai kata terdapat sarang atau lubang tikus, hendaknya sarang itu dihancurkan dan lubangnya segera ditimbun dengan bahan yang sesuai.

(2) Kotoran atau sisa-sisa makanan yang terdapat didalam saluran air di sekitar tempat penyimpanan bahan pustaka hendaknya dibuang.

(3) Menggunakan berbagai jenis perangkap tikus. (4) Menggunakan lem penangkap tikus

(43)

(6) Menerapkan system emposan, yaitu memasang petasan berisi gas racun di dalam lubang tikus yang terdapat di sekeliling tempat penyimpanan bahan pustaka. Sumbu petasan dibakar, kemudian petasan itu diletakan didalam lubang tikus. Gas racun yang menyembur kedalam lubang tikus akan mampu membunuh semua tikus yang terdapat dalam lubang itu.

3. Kerusakan yang disebabkan oleh serangga

Pemberantasan serangga dapat ditempuh dengan cara-cara berikut: (1) Penyemprotan serangga dengan bahan insektisida (bahan

pembasmi serangga) tempat-tempat yang disemprot dengan bahan insektisida tertentu ialah tembok, lantai, langit-langit, rak buku, dan bagia-bagian tertentu sebuah buku, penyemprotan dengan bahan insektisida tertentu dapat dilakukan secara berkala. Bebeberapa jenis bahan insektisida yang dikenal di Indonesia ialah Raid,Baygon,Mortein,Maftu,dan Sheltox. (2) Penggunaan gas racun, salah satu cara untuk membasmi hewan

perusak bahan pustaka jenis serangga ialah dengan cara fumigasi atau pengasapan. Kata fumigasi berasal dari kata latin fumigare yang berarti pengasapan.

(3) Penggunaan system pengumpanan, pembasmian serangga dapat pula dilakukan dengan berbagai cara pengumpanan misalnya: (a) Campuran tepung terigu, beras, atau tepung tapioca

(44)

perak.

(b) Sejumlah kertas sheet tau kertas berwarna coklat yang disemprot dengan dieldrin dan ditempatkan dibelakang buku-buku, dapat membunuh ikan perak.

(c) Campuran arsenic acid, barium carbonate, atau sodium denga tepung terigu, gula, atau garam diletakan di tempat terbuka, dapat membunuh segala jenis serangga.

(4) Peracunan buku, bebrapa penerbit di Amerika, Inggris, dan India telah menggunakan racun pembasmi serangga. Bahan kimia yang digunakan oleh penerbit Inggris ialah sebagai berikut:

(a) Pyroxilyn atau vynil diresapkan kedalam kulit buku. (b) Lem yang digunakan untuk menjilid bukundicampur

polyvinyl, engrin, atau betanapol

(c) Sebelum dijilid, kulit buku dipernis dengan menggunakan insektisida tertentu.

Penerbit di India menggunakan bahan campuran mercuric chloride, pyrethrum extract, creosote, rasin, carbolic, dan spirtus untuk membasmi serangga. Bahan-bahan lainnya yang dapat digunakan untuk membasmi serangga ialah DDT, benzenehexachloride, atau pyrethrin.

(5) Penuangan larutan racun kedalam lubang

(45)

trichlorobenzene, aldrin, sodium arsenate, dieldrex, dan dieldrin. Bahan-bahan kimia itu dituangkan kedalam lubang yang dihuni oleh rayap. Disamping itu, bahan kimia lainnya yang dapat digunakan untuk membasmi rayap ialah DDT atau Gemmexane Smoke. Akan tetapi, bahan-bahan itu hanya digunakan diluar gedung. Pembasmian secarah menyeluruh dapat dilakukan dengan cara memfumigasikan ruangan. Bahan kimia yang dapat digunakan untuk melaksanakan fumigsi ialah carbon disulphide dan carbon tetracloride. Campuran krosot dan minyak kerosin (1:2) yang dioleskan pada kaki rak buku atau lemari dapat menghalau kehadiran rayap. Atau cara lain dalam mangkok yang berisi cairan kreosot.

(6) Jika pada lantai muncul tanah galian rayap, kita dapat menghaparkan plastik di atasnya agar rayap tidak muncul di permukaan lantai. Lebih baik kalau lantai dioles dengan oli bekas. Rayap tidak berani naik, sebab oli bekas yang sudah mengandung kikisan baja mesin mobil bias merusak gigi rayap. Kita dapat menempatkan rak atau kardus berisi buku di atas hamparan plastic tersebut.

(46)

ata bahwa: Mencegah lebih baik daripada mengobati.

J. Fumigasi, Deasidifikasi, Laminasi, Dan Enkapsulasi

1. Fumigasi (Pengasapan)

Fumigasi adalah salah satu cara melestarikan bahan pustaka dengan mengasapinya untuk mencegah jamur agar tidak tumbuh, binatang mati, dan binatang perusak bahan pustaka lainnnya terbunuh. Bahan yang digunakan untuk fumigasi misalnya dengan Carbon Disufit

(CS2), Carbon Tetra Chloride (CCL4), Methyl Bromide (CH3Br),

Thymol Cristal, dan Naptaline.

Persiapan yang dilakukan sebelum fumigasi yaitu mempersiapkan ruang atau tempat khusus untuk fumigasi apabila pustaka yang akan difumigasi berjumlah banyak, atau menggunakan kerudung atau kantong plastik besar bila jumlah pustakanya sedikit. Hal lain yang biasanya dilakukan sebelum fumigasi adalah membuka dan menengkurapkan bahan pustaka sedemikian rupa agar setiap lembar kertas dapat terkena gas pembasmi hama tersebut secara merata. Pelaksanaan fumigasi membutuhkan pengamanan yang ketat dan orang yang berpengalaman atau berpendidikan dalam bidang ini.

2. Deasidifikasi (Menghilangkan Keasaman pada Kertas)

(47)

yang baik memiliki pH 7, sedangkan kertas yang asam memiliki pH kurang ataup lebih dari angka 7, Ada dua macam cara deasidifikasi, yaitu:

a. Cara kering, dikerjakan jika buku menggunakan bahan tinta yang luntur, menggunakan campuran cairan amoniak dengan air dengan perbandingan 1 : 3. Caranya adalah dengan penguapan cairan tersebut pada bejana dan pustaka diletakkan di atasnya atau diuapi. Persiapan yang dilakukan sebelum fumigasi yaitu mempersiapkan ruang atau tempat khusus untuk fumigasi apabila pustaka yang akan difumigasi berjumlah banyak, atau menggunakan kerudung atau kantong plastik besar bila jumlah pustakanya sedikit. Hal lain yang biasanya dilakukan sebelum fumigasi adalah membuka dan menengkurapkan bahan pustaka sedemikian rupa agar setiap lembar kertas dapat terkena gas pembasmi hama tersebut secara merata. Pelaksanaan fumigasi membutuhkan pengamanan yang ketat dan orang yang berpengalaman atau berpendidikan dalam bidang ini.

b. Basah digunakan untuk kertas yang tintanya tidak luntur. Bahan pustaka yang akan dihilangkan keasamannya harus direndam dalam air suling, yaitu air yang sudah dihilangkan mineralnya, yang dicampur dengan magenesium carbonat

(48)

3. Laminasi (Melapisi)

Laminasi adalah pelestarian dengan cara melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus agar lebih awet. Proses keasaman pada kertas atau bahan pustaka dapat dihentikan oleh pelapis yg terdiri dari film oplas, kertas cromton, atau kertas pelapis lainnya. Pelapisan bahan pustaka akan menahan polusi atau debu yang menempel pada pustaka sehingga tidak beroksidasi dengan polutan. Laminasi digunakan untuk kertas-kertas yang sudah tidak dapat diperbaiki dengan cara menambal, menjilid, menyambung, dan sebagainya.

Ada dua cara laminasi, yaitu:

a) Laminasi Mesin; dengan cara dingin yaitu melapisi kedua sisi kertas menggunakan film oplas, ataupun cara panas dengan menggunakan kertas cromton yang dipanaskan pada suhu 70 – 90o C agar dapat menempel pada kertas.

b) Laminasi Manual; yaitu menggunakan kertas laminasi hasil impor karena di negara kita belum diproduksi. Prosesnya yaitu kertas laminasi direkatkan dibawah dan diatas pustaka yang dilaminasi dan dihampakan udaranya. Setelah itu dikeringkan dan setelah kering bagian pinggirnya digunting dengan rapih.

4. Enkapsulasi

(49)

kuno, peta, poster, dsb. Pada engkapsulasi setiap lembar kertas diapit dengan lembar plastik yang transparan, sehingga tulisannya tetap dapat dibaca dari luar. Pada pinggir plastic atau sisi luar kertas tersebut ditempeli lem atau double sided tape, sehingga bahan pustaka tidak lepas. Engkapsulasi mirip menempatkan BP pada amplop yang terbuat dari plastik. Perbedaan antara laminasi dan engkapsulasi ialah bahwa pada laminasi, bahan pustaka menempel dengan pembungkusnya, sedangkan pada enkapsulasi Bahan Pustaka tidak menempel, sehingga bila diperlukan bisa diambil dengan utuh, dengan cara menggunting bagian tepi plastik pelindungnya.

K. Maksud Dan Tujuan Pelestarian Bahan Pustaka

Maksud pelestarian mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat mengalami kerusakan, agar awet sehingga bisa dimanfaatkan lebih lama. Koleksi atau bahan yang dirawat dimaksudkan untuk menimbulkan daya tarik pemustaka dalam memanfaatkan bahan pustaka.

Tujuan pelestarian ialah mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat mengalami kerusakan. bahan pustaka yang mahal, diusakahan agar awet, bisa dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan. Koleksi yang dirawat dimaksudkan bias menimbulkan daya tarik, sehingga orang yang tadinya segan membaca atau enggan memakai buku perpustakaan menjadi rajin mempergunakan jasa perpustakaan.

(50)

2. Menyelamatkan fisik dokumen. 3. Mengatasi kendala kekurangan ruang.

4. Mempercepat perolehan informasi : dokumen yang tersimpan dalam CD (CompactDisc) sangat mudah untuk diakses, baik dari jarak dekat maupun jauh. Sehingga pemakaian dokumen atau bahan pustaka menjadi lebih optimal.

Dengan pelestarian yang baik, diharapkan bahan pustaka dapat berumur lebih panjang, sehingga perpustakaan tidak perlu membeli bahan yang sama, yang dapat membebani pemesanan, pengolahan kembali, penempelan kartu-kartu, yang semuanya memerlukan uang.24

L. Fungsi Pelestarian

Fungsi pelestarian ialah menjaga agar koleksi perpustakaan tidak diganggu oleh tangan jahil, serangga yang iseng, atau jamur yang merajalela pada buku-buku yang ditempatkan diruang yang lembab.jika disimpulkan maka pelestarian memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1. fungsi melindungi: bahan pustaka dilindungi dari serangan serangga, manusia, jamur, panas matahari, air, dan sebagainya. Dengan pelestarian yang baik serangga dan binatang kecil tidak akan dapat menyentuh dokumen. Manusia tidak akan salah dalam menangani dan memakai bahan pustaka. Jamur tidak akan sempat tumbuh, dan sinar matahari serta kelembaban udara diperpustakaan akan mudah dikontrol.

24Ibid

(51)

2. fungsi pengawetan: dengan dirawat baik-baik, bahan pustaka menjadi awet, bias lebih lama dipakai, dan diharapkan lebih banyak pembaca dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut.

3. fungsi kesehatan: dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun pustakawan menjadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan. 4. fungsi pendidikan: pemakai perpustakaan dan pustakawan sendiri harus

belajar bagaimana cara memakai dan merawat dokumen. Mereka harus menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman ke dalam perpustakaan, tidak mengotori bahan pustaka maupun ruangan perpustakaan. Mendidik pemakai serta pustakawan sendiri untuk berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan.

5. fungsi kesedihan: merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orangtua, jadi harus sabar. Bagaimana kita bias menambal buku berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dan tahi kutu buku dengan baik kalau kita tidak sabar. Menghilangkan noda dari bahan pustaka memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi.

(52)

7. fungsi ekonomi: dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi lebih awet. Keuangan dapat dihemat. Banyak aspek ekonomi nilai yang berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka.

8. fungsi keindahan: dengan pelestarian yang baik, panataan bahan pustaka yang rapih, perpustakaan tampak menjadi makin indah, sehingga menambah daya tarik kepada pembacanya. Coba betapa jeleknya kalau bahan pustaka tidak dirawat, penuh dengan binatang perusak, pengap, bau busuk mengembara pada setiap sudut perpustakaan?25

25

(53)

43

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode, berasal dari bahasa Yunani, “Methodos” yang berarti cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja; yaitu cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.26 Dalam suatu penelitian, metodologi menjadi sangat penting bagi seorang peneliti. Ketepatan dalam menggunakan suatu metode akan dapat menghasilkan data yang tepat pula dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.27

Metode penelitian adalah suatu cara bertindak menurut sistem aturan atau tatanan yang bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.28

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, ciri penelitian kualitatif lebih menekankan realitas sosial sebagai suatu yang utuh, komplek, dinamis, dan bersifat interaktif, untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Data yang diperoleh dapat berbentuk kata, kalimat, skema atau gambar.29 Penelitian ini berusaha memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.30

26

Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat,, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1977), h. 30.

27

Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Yogyakarta, Rake Sarasin, 1989), h. 11.

28

Anton H. Bakker, Metode-Metode Filsafat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986) , h. 6.

29

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 14.

30

(54)

B. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Penelitian Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif, yang memiliki ciri-ciri nonmanipulatif dan nonkontrol, holistik dan berorientasi pada kasus, memusatkan diri pada proses, terbuka dan fleksibel tanpa kerangka pikir konseptual yang aprior, menggunakan metode jamak untuk triangulasi, mengkode data ke kategori yang berasal dari analisis isi, pengamat bersifat humanistik dan yang diamati memiliki rapor yang baik, bersifat induktif dalam analisis data.31 Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.32 Sedangkan tujuan dari metode deskriptif adalah melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara fektual dan cermat.33

Penelitian kualitatif tertarik untuk memahami bagaimana orang menafsirkan pengalaman mereka, bagaimana mereka membangun dunia mereka, dan apa konstribusi mereka dengan pengalaman mereka.34 Pendekatan kualitatif bermaksud memahami konteks, dan bukan sekedar menggambarkannya. Pendekatan kualitatif sangat memperhatikan kenyataan bahwa apa yang dilihat dan dipahami oleh seseorang, baik ia seorang peneliti,

31

Sulistyo Basuki, Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Visi Pustaka, vol. 8, no. 1, Juni 2006, p. 12.

32

Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian: pengantar teori dan panduan praktis penelitian sosial bagi mahasiswa dan peneliti pemula, (Jakarta: STIA-LAN. 1999), h. 60.

33

Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rodakarya. 1997), h. 22.

34

(55)

maupun seorang yang sedang diteliti.35

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif karena penulis ingin mengetahui secara mendalam bagaimana Peranan Pustakawan Dalam Pelestarikan bahan pustaka di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Prasetiya Mulya.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data-data diperoleh. Sumber dapat berupa benda, gerak, manusia, tempat dan sebagainya. Menurut Lefland dan Leflan, sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya seperti sumber data tertulis, foto dan statistic merupakan data tambahan sebagai pelengkap atau penunjang data utama.36

1. Sumber Data Primer

Yaitu Sumber yang langsung memberikan data kepada peneliti, Beliau adalah Pustakawan di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.

2. Sumber Data Sekunder

Yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, seperti buku-buku yang membahas tentang peranan Pustakawan dalam Pelestarian Bahan Pustaka.

35

Putu Laxman Pendit. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi. JIP-FSUI : Jakarta. 2003. h. 266.

36

(56)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh peneliti untuk mendapatkan data dan fakta-fakta yang ada pada subyek maupun obyek penelitian. Untuk memperoleh data yang valid, dalam penelitian penulis menggunakan beberapa metode yang diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Studi literatur atau kepustakaan

Dilakukan untuk menemukan teori-teori pendukung serta melihat informasi yang dihasilkan dan berkaitan dengan topik penelitian. Sumber informasi yang digunakan adalah buku-buku, makalah-makalah hasil seminar, terbitan-terbitan berkala yang berkaitan dengan penelitian dan artikel-artikel.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap lokasi yang akan diteliti. Observasi merupakan sarana utama dalam pengumpulan data di penelitian kualitatif. Disini penulis akan langsung melakukan observasi pada perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Pratesya Mulya.

3. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang uang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu37. Wawancara diperlukan saat peneliti

37

(57)

tidak dapat mengamati kebiasaan, perasaan, atau bagaimana orang berinterpretasikan sesuatu. Dengan cara tersebut penulis mengumpulkan data untuk selanjutnya akan dianalisis. Dalam hal ini wawancara melibatkan pengurus dan pengunjung taman bacaan masyarakat.

E. Teknik Analisis Data

Maksud utama penelitian data adalah untuk membuat data itu dapat dimengerti, sehingga penemuan yang dihasilkan mampu dikomunikasikan kepada orang lain. Dalam hal ini, penulis menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman, yaitu proses aktifitas dalam analisis data yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.38

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transparansi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Oleh karena itu langkahlangkah yang dilakukan oleh peneliti adalah kemudian menyederhanakan dan mengabstrasikan. Dalam reduksi data ini, peneliti melakukan proses living in (data yang terpilih) dan living out (data yang terbuang) baik dari hasil pengamatan, wawancara maupun dokumentasi di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Parsetiya Mulya.

38

(58)

2. Sajian Data (display data)

Sajian data merupakan suatu proses pengorganisasian data sehingga mudah dianalisis dan disimpulkan. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk uraian narasi serta dapat diselingi dengan gambar. Hal ini disesuaikan dengan jenis data yang terkumpul dalam proses pengumpulan data, baik dari hasil observasi, wawancara, maupun dokumentasi di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Parsetiya Mulya.

3. Verifikasi dan Simpulan Data

Verifikasi data dan simpulan merupakan langkah ketiga dalam proses analisis. Langkah ini dimulai dengan mencapai pola, tema, hubungan, hal-hal yang sering timbul, yang mengarah pada peranan Pustakawan dalam Pelestarian Bahan Pustaka Di Perpustakaan Sekolah Tinggi Prasetiya Mulya. Kemudian diakhiri dengan menarik kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan. Kesimpulan yang pada awalnya masih sangat tentative, kabur, dan diragukan, maka dengan bertambahnya data, menjadi lebih

grounded. Kegiatan ini merupakan proses memeriksa dan menguji kebenaran data yang telah dikumpulkan sehingga kesimpulan akhir didapat sesuai dengan rumusan masalah.

(59)

simpulan sementara dilakukan sejak awal pengumpulan data. Data yang telah diverifikasi, akan dijadikan landasan dalam melakukan penarikan simpulan. Simpulan awal yang telah dirumuskan dicek kembali (verifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan selanjutnya menuju kearah simpulan yang mantap. Simpulan merupakan intisari dari hasil penelitian yang menggambarkan pendapat terakhir peneliti. Simpulan ini diharapkan memiliki relevansi sekaligus menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.

(60)

50

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Penelitian ini membahas tentang upaya peranan pustakawan dalam pelestarian bahan pustaka, penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi. Data-data yang ada dibawah ini merupakan jawaban yang dihasilkan penulis melalui wawancara dan observasi.

Penelitian dilakukan selama 1 bulan, yaitu sejak 23 Agustus hingga 21 September 2015. Observasi bukan hanya melihat, mengamati atau menonton saja, melainkan melihat sekaligus mengkaji suasana secara umum. Pada akhirnya mencatat semua pengamatan dan mengubah menjadi serangkaian kata yang dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Pada penelitian ini penulis melakukan beberapa kegiatan observasi seperti melakukan wawancara dengan staf perpustakaan, melihat kegiatan penyampulan koleksi buku, melihat kegiatan pembersihan rak buku yang terkena debu, melihat kegiatan pembersihan jendela pada perpustakaan, melihat kegiatan penataan buku, mengunjungi website, melihat kegiatan peminjaman dan pengembalian buku, mengamati buku, mengamati lingkungan Perpustakaan Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya.

Gambar

gambar. Hal ini disesuaikan dengan jenis data yang terkumpul
Gambar. 3.3

Referensi

Dokumen terkait

Peserta yang masuk dalam daftar pendek dapat mengunduh (download) Dokumen Pemilihan untuk memasukkan penawaran sesuai jadwal yang tertera dalam aplikasi SPSE. Demikian pengumuman

Perlu pengaturan komperhensif mengenai Penilai Pemerintah Daerah dilingkungan Pemeiintah Daerah dengan mensinergikan pengaturan tentang penilai Pemerintah Daerah dalam

Demikian Pengumuman Pemenang Pelelangan ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, dan bulan sebagaimana tersebut di atas untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pada hari ini rabu tanggal empat bulan oktober tahun dua ribu tujuh belas, dengan ini diumumkan sebagai pemenang lelang untuk paket pekerjaan:. Kode Lelang :

Jika seseorang menerima SMS notifikasi yang memberitahukan bahwa seseorang tersebut menerima dana, maka yang harus dilakukan adalah segera mengunjungi kantor cabang

Pengertian latihan yang berasal dari kata practise adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai

Berdasarkan Penetapan Pemenang Paket Pekerjaan Lelang Ulang Pengadaan Bahan Batik Tradisional (Paricara.. Dharma), Nomor : 14/Batik/UM/XI/2012 tanggal 22 November 2012, dengan

[r]