• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi pemasaran produk KPR BTN sejahtera iB pada bank BTN syariah cabang Serpong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi pemasaran produk KPR BTN sejahtera iB pada bank BTN syariah cabang Serpong"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PEMASARAN PRODUK KPR BTN SEJAHTERA iB PADA BANK BTN SYARIAH CABANG SERPONG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syaraiah (S. E. Sy)

ABDUL HAKIM

1110046100090

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

ABSTRAK

EVALUASI PEMASARAN PRODUK KPR BTN SEJAHTERA iB PADA

BANK SYARIAH CABANG SERPONG, adalah skripsi hasil karya Abdul

Hakim, NIM 1110046100090, pada konsentrasi Perbankan Syariah, Program

Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015/1436H.

Skripsi ini bertujuan untuk (1) Melihat mekanisme pemasaran yang dilakukan

oleh bank terhadap produk KPR BTN Sejahtera iB, (2) Mengevaluasi

pemasaran yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT.

Pendekatan penelitian ini dengan pendekatan studi kasus, dengan metode

analisis deskriptif. Jenis penelitian ini dengan penelitian kualitatif yaitu

dengan menjelaskan mekanisme pemasaran yang dilakukan Bank BTN

Syariah Cabang Serpong terhadap produk KPR Sejahtera iB.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme pemasaran yang

dilakukan oleh pihak bank kurang optimal, hal ini dapat dilihat pada analisis

SWOT yang telah dilakukan ditemukan bahwa masih adanya kekurangan

pada pemasaran yang dilakukan terhadap produk tersebut.

Kata Kunci: Murabahah, KPR Subsidi, Analisis SWOT

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur penulis ucapkan dan panjatkan kepada

khadirat Illahi Rabbi Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat dan kemudahan,

sehingga dengan izin – Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini,

shalawat serta salam penulis haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Beserta keluarga dan sahabatnya. Allahumma sholi wa salim wa baarik ‘alaihi, dan

penulis juga mengucapkan terimakasih sebanyak – banyaknya kepada seluruh pihak

yang telah membantu dan mendukung penulis baik langsung maupun tidak langsung

dalam penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih

sebanyak – banyaknya kepada:

1. Bapak Asep Sapudin Jahar, M.A, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A selaku ketua rogram tudi Muamalat dan Bapak H.

Abdurrauf, LC, M.A selaku sekertaris program studi Muamalat.

3. Ibu Yuke Rahmawati, M.A selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu, fikiran, serta memberikan arahan dalam membimbing

penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh pihak Bank BTN Syariah Cabang Serpong, terutama Mas Catur Aprialis

yang telah bersedia membantu penulis untuk memperoleh data dan juga bersedia

(7)

iv

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu

kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat dan

bapak dan ibu selalu mendapatkan rahman Allah SWT.

6. Seluruh pegawai perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan seluruh pegawai

perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ungkapan terima kasih, cinta dan kasih sayang yang sedalam – dalamnya penulis

ucapkan kepada ayahku (alm) Cholly Rodani beserta ibuku Maesaroh beserta kakak

– kakak dan adik ku tercinta, Teh Melly, Abang Dika, Aa Maladi, Abang Azis, serta

adik ku Kiki yang selalu memberikan semangat. Kepada kedua orang tuaku, terima

kasih telah mendidik, mengajarkan, dan membimbing sejak kecil sampai selesainya

(penulisan skripsi ini), dan terima kasih atas segala do’a, pengorbanan, dan motivasi

dukungan baik moril maupun materiil, semoga Allah membalas kebaikan beliau,

Amiin.

8. Terima kasih kepada Fitriani Nurhasanah yang selalu mendorong dan mendukung

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada sahabat sahabat MAN 10 Jakarta, saudara Yandri, Badrus, Agus, Isan, Tanto

atas dukungan yang diberikan selama ini.

10.Terima kasih juga kepada teman – teman DPR (Dibawah Pohon Rindang) bijay, dio,

ute, ajis, rahman, rojak, sinyo, bebsy, willy, ojak, bams, temi, kahfi, dll atas semua

(8)

v

11.Kepada seluruh mahasiswa Perbankan Syariah B 2010 yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, yang turut membantu penulis baik semasa belajar maupun

dalam mengerjakan skripsini

12.Teman – teman KKN Merdeka 2013, Resti, Nadia, Dimar, Dina, Meta, Agus, Ojan,

Shendy, Kiki, dan semuanya atas pengalam berharga yang penulis dapatkan selama

masa KKN kala itu.

Dan akhirnya penulis ucapkan syukur kepada Allah SWT, atas izin – Nya,

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul EVALUASI PEMASARAN

PRODUK KPR BTN SEJAHTERA iB PADA BANK BTN SYARIAH CABANG

SERPONG dengan segala kelemahan dan kekurangan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembacanya, Amiiin.

Jakarta, September 2015

(9)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN……….. i

ABSTRAK ……… ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI……….. vi

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Identifikasi Masalah……… 7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah………... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 8

E. Kerangka Konsep……… 9

F. Sistematika Penulisan……… 11

BAB II LANDASAN TEORI……… 13

A. Review Studi Terdahulu………. 13

B. Murabahah dan Dasar Hukumnya………. 14

1. Murabahah………. 15

(10)

vii

3. Syarat dan Rukun Murabahah………. 16

C. Pemasaran dan Marketing Mix……….. 17

1. Pemasaran……… 17

2. Marketing Mix………. 24

D. Pengertian KPR………. 26

E. Konsep Evaluasi………. 30

1. Pengertian Evaluasi……….. 30

2. Tujuan Evaluasi……… 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. 32

A. Pendekatan Penelitian……… . 32

B. Jenis Penelitian……….. 33

C. Sumber Data Penelitian………. 33

D. Teknik Pengumpulan Data……… 34

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data……….. 35

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN………... ... 38

A. Gambaran Umum Bank BTN Syariah………... 38

1. Profil Bank BTN Syariah………. 38

2. Produk dan Jasa Yang Dijalankan……… 40

(11)

viii

1. Segmentation……… 43

2. Targeting……….. 45

3. Positioning……… 45

4. Marketing Mix………. 46

C. Evaluasi Pemasaran Produk KPR BTN Sejahtera iB Melalui Analisis SWOT……… 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 61

B. Saran……….. 62

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan kesejahteraan sosial sejatinya adalah segenap strategi dan

aktifitas yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha, maupun civil society untuk

meningkatkan kualitas kehidupan manusia melalui kebijakan dan program yang

berbentuk pelayanan sosial, penyembuhan sosial, perlindungan sosial, dan

pemberdayaan masyarakat.1

Tujuan paling utama dari pembangunan kesejahteraan sosial adalah

penanggulangan kemiskinan dalam segala bentuk manifestasinya. Maknanya,

meskipun pembangunan kesejahteraan sosial dirancang guna memenuhi kebutuhan

publik yang luas, target utamannya adalah para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan

Sosial (PPKS), yakni mereka yang termasuk kelompok kurang beruntung, seperti

orang miskin, anak – anak dan wanita korban tindak kekerasan, anak jalanan, pekerja

anak, orang dengan kemampuan berbeda, serta kelompok rentan dan marjinal lainnya.

Pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi sosial, bantuan sosial, asuransi sosial, jaring

(13)

2

pengaman sosial, dan penguatan kapasitas kelompok marjinal adalah beberapa contoh

program pembangunan kesejahteraan sosial.2

Menurut Suharto, sedikitnya ada empat fungsi penting pembangunan

kesejahteraan sosial bagi keberlangsungan pembangunan daerah, yaitu mempertegas

peran penyelenggara negara, mewujudkan cita–cita keadilan sosial secara nyata,

mendorong pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan indeks pembangunan

manusia.3

Jauh sebelum itu, Ibn Khaldun menyatakan bahwa kesejahteraan dan

pembangunan bergantung pada aktivitas ekonomi, jumlah dan pembagian tenaga

kerja, luasnya pasar, tunjangan dan fasilitas yang disediakan oleh negara, serta

peralatan. Pada gilirannya tergantung pada tabungan atau surplus yang dihasilkan

setelah memenuhi kebutuhan masyarakat. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan,

maka negara akan semakin besar. Pendapatan yang besar akan memberikan

kontribusi terhadap tingkat tabungan dan investasi yang lebih tinggi untuk peralatan

dan dengan demikian akan ada kontribusi yang lebih besar di dalam pembangunan

dan kesejahteraan. Alat untuk mencapai kesejahteraan dan pembangunan yang paling

utama menurut Ibn Khaldun adalah masyarakat, pemerintah, dan keadilan. Di dalam

2

Suharto, Edi, Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2005)

3

Suharto Edi menyatakan pada

(14)

3

masyarakat, solidaritas diperlukan untuk meningkatkan kerja sama, sehingga akan

meningkatkan produktivitas, soliaritas akan menguat jika ada keadilan.4

Dewasa ini kebutuhan masyarakat Indonesia akan tempat tinggal semakin

meningkat seiring dengan tingginya angka kelahiran. Tentunya hal ini harus diikuti

dengan peningkatan pembangunan yang menyeluruh. Salah satu indikator

kesejahteraan masyarakat adalah terpenuhinya kebutuhan akan mempunyai tempat

tinggal yang layak. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan negara sangat berperan

penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Dalam pengerjaanya,

pemerintah membutuhkan dukungan dari lembaga keuangan, salah satunya adalah

lembaga perbankan.

Pada dasarnya perbankan berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara pihak

yang kekurangan dana (surplus) dengan pihak yang membutuhkan dana (defisit).

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya tingkat

kebutuhan dan gaya hidup masyarakat, bank kini lebih inovatif dalam menawarkan

produk jasa keuangannya. Salah satu produk yang diunggulkan dalam lembaga

perbankan ini adalah pembiayaan. Pembiayaan dapat digunakan untuk berbagai

tujuan, seperti pembelian barang kebutuhan sehari – hari, digunakan sebagai modal

usaha, digunakan untuk pembelian tempat tinggal, dan sebagainya.

4

(15)

4

Peran perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah

besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan kegiatan keuangan selalu

membutuhkan jasa perbankan. Oleh karena itu saat ini dan di masa yang akan datang,

setiap negara dan individu tidak akan dapat lepas dari dunia perbankan, jika hendak

menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial

maupun perusahaan.

Sebagian besar bank di Indonesia, baik bank konvensional maupun bank

syariah banyak yang menawarkan produk pembiayaan untuk pembelian tempat

tinggal. Hal ini dilakukan untuk memudahkan para nasabahnya yang ingin memiliki

sebuah tempat tinggal namun belum mempunyai dana yang mencukupi. Oleh karena

itu, lembaga keuangan seperti perbankan ini juga mempunyai peranan penting dalam

membantu masyarakat Indonesia guna memiliki sebuah tempat tinggal.

Memasuki era pembangunan pasca Orde Baru yang tengah berlangsung saat

ini, arah pembangunan nasional semakin ditekankan pada upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat, terutama yang berpenghasilan menengah kebawah, yang

secara statistik menempati urutan terbanyak dalam masyarakat. Salah satu program

yang kini terus digalakkan untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat

golongan tersebut adalah pembangunan di bidang perumahan dan pemukiman yang

(16)

5

Dengan mengacu pada isi dari Undang – undang Republik Indonesia No.17

Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 –

2025 disimpulkan bahwa pembangunan nasional merupakan tanggung jawab seluruh

masyarakat dan pemerintah. Masyarakat merupakan objek sekaligus subjek

pembangunan, sedangkan pemerintah melalui instansi terkait, menciptakan berbagai

fasilitas dan kemudahan yang memungkinkan program tersebut dapat terwujud.

Rumah adalah kebutuhan primer bagi sebagian besar keluarga, baik yang

tinggal di pedesaan maupun di perkotaan. Pemenuhan kebutuhan primer tersebut,

tidak dapat dipenuhi oleh semua orang untuk membeli secara tunai. Oleh karena itu,

salah satu upaya yang telah ditempuh dan terus akan dilaksanakan oleh pemerintah,

guna mewujudkan keinginan masyarakat dalam memiliki tempat tinggal adalah

penyediaan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di

dunia, dengan total jumlah penduduk sekitar 253.609.643 jiwa5 dan mayoritas

beragama Islam merupakan sebuah target pasar yang sangat besar dalam produk

pembiayaan untuk kepemilikan tempat tinggal. Dengan hadirnya bank syariah di

tengah-tengah banyaknya bank konvensional, menjadikan bank syariah sebagai

alternatif bagi mereka yang menginginkan pembiayaan untuk kepemilikan tempat

tinggal yang berlandaskan pada sistem syariah. Ada banyak bank syariah yang

5

Herdaru Purnomo menyatakan,

(17)

6

menawarkan produk pembiayaan untuk kepemilikan tempat tinggal, Bank BTN

Syariah salah satunya.

Bank BTN Syariah lebih dikenal sebagai bank khusus untuk pembiayaan

kredit rumah, dimana bank ini mempunyai pasar yang cukup luas dalam produk KPR.

Produk yang ditawarkan juga beragam seperti: KPR BTN Platinum, KPR BTN

Indentsya, dan KPR BTN Sejahtera iB. Akad yang digunakan dalam produk KPR

BTN Syariah ada 2, yaitu akad murabahah dan akad istishna.Salah satu produk yang

menggunakan akad murabahah adalah produk KPR BTN Sejahtera iB. Produk KPR

BTN Sejahtera iB adalah produk pembiayaan kepemilikan rumah yang bekerja sama

dengan pemerintah dalam kegiatan operasionalnya.

Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin mengatakan, indeks keparahan

kemiskinan naik dari 0,43% (Maret 2013) menjadi 0,48% yang berarti tingkat

kemiskinan yang ada di Indonesia semakin parah. Sebab berada menjauhi garis

kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin melebar.6

Berdasarkan data yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan

primer masyarakat Indonesia yang meliputi kebutuhan pokok dan tempat tinggal

masih menjadi suatu kesulitan. Dengan adanya produk KPR BTN Sejahtera iB ini

pemerintah mengharapkan tingkat kemiskinan di Indonesia dapat semakin ditekan.

6

(18)

7

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengevaluasi

pemasaran dari prdouk tersebut dengan menuangkannya pada skripsi yang berjudul:

“Evaluasi Pemasaran Produk KPR BTN Sejahtera iB pada Bank BTN Syariah Cabang Serpong”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun masalah – masalah yang akan muncul ketika penelitian ini dilakukan,

yaitu:

1. Apakah akad yang diterapkan pada produk tersebut dapat berjalan

sesuai dengan ketentuannya ?

2. Bagaimana mekanisme dari produk tersebut, baik dari segi akad

maupun dari penerapan pemasarannya.

3. Adakah tantangan maupun hambatan yang terjadi ketika produk

tersebut dijalankan ?

4. Konsisten atau tidaknya metode pemasaran yang dilakukan pada

produk tersebut.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam hal ini pembatasan masalah dalam penelitian skripsi ini agar

tidak meluas dan tema penelitian tidak kompleks, oleh karena itu sesuai

dengan judul skripsi ini, maka penulis membatasi masalahnya pada Bank

BTN Syariah dan Pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB yang dilakukan oleh

(19)

8

dalam memasarkan produk KPR BTN Sejahtera iB, dengan perumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pemasaran produk KPR BTN Sejahtera iB yang telah

dilakukan oleh Bank BTN Syariah Cabang Serpong ?

2. Bagaimana evaluasi dari pemasaran produk KPR BTN Sejahtera iB yang

dilakukan Bank BTN Syariah Cabang Serpong?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan, maka ada

beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian, yaitu:

a. Mengetahui bentuk kegiatan pemasaran produk KPR BTN Sejahtera iB yang

dilakukan oleh Bank BTN Syariah Cabang Serpong.

b. Mengevaluasi pemasaran produk yang dilakukan BTN Syariah terhadap

produk KPR BTN Sejahtera iB.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah:

(20)

9

Memperoleh pengetahuan yang bersifat fakta dalam strategi

yang dilakukan oleh pihak Bank BTN Syariah dalam mengevaluasi

produk KPR dengan menggunakan akad murabahah.

b. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menambah

pengetahuan di dunia perbankan syariah.

c. Bagi Bank BTN Syariah

Diharapkan dari penelitian ini, bank lebih dalam menjalankan

strategi-strategi yang lebih variatif pada produk murabahah guna

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

d. Bagi Masyarakat Umum

Diharapkan masyarakat lebih memahami dan mendalami

produk murabahah guna meningkatkan kesejahteraan.

E. Kerangka Konsep

Konsep penelitian ini menitikberatkan pada pemasaran produk KPR

BTN Sejahtera iB yang dilakukan oleh Bank BTN Syariah Cabang Serpong

serta mengevaluasi pemasaran dari produk tersebut.

Pemasaran yang dilakukan meliputi 4P, yaitu price, product, place,

(21)

10

evaluasi yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode SWOT, yang

terdiri dari strenght, weakness, opportunity, dan threat.

Adapun bagan dari kerangka konsep penelitian ini, sebagai berikut:

Bagan 1. 1

Produk KPR BTN Sejahtera

iB

Evaluasi

- Segmenting

- Positioning

- Targeting

- Price

- Product

- Place

- Promotion

Analisa Pemasaran

- Strenght

- Weakness

- Opportunity

- Threat

(22)

11 F. Sistematika Penulisan

Penulis dalam penyusunan skripsi ini membagi sistematika penulisan

ke dalam lima bab dan setiap bab terdiri dari sub bab dengan sistematika

pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka dan konsep teori dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas teori - teori yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti, yaitu pengertian murabahah serta dasar dasar hukumnya, pengertian

pemasaran, pengertian KPR, marketing mix, dan konsep evaluasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metode penelitian, pendekatan penelitian, jenis

penelitian, jenis dan sumber data, subjek penelitian, teknik pengumpulan data,dan

(23)

12

BAB IV ANALISIS DAN PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang analisis dari pemasaran yang dilakukan Bank

BTN Syariah Cabang Serpong terhadap produk KPR BTN Sejahtera iB serta

mengevaluasi strategi pemasaran tersebut menggunakan analisis SWOT.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini akan mengulas intisari dari penelitian yang telah diteliti sebagai

bahasan dari penulisan skripsi ini dan juga memberikan saran – saran sebagai bahan

(24)

13 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Review Studi Terdahulu

Berdasarkan yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber

kepustakaan, penulis harus melengkapi ataupun menyempurnakan penelitian

ini dengan melakukan study review karena didalamnya ada sumber yang dapat

dijadikan tambahan untuk penyelesaian penelitian penulis.

Penelitian tersebut antara lain:

1. Nur Hayati (1974613868), dengan judul skripsi “Kredit Perumahan Dalam Perspektif Islam”, Dalam skripsi ini menerangkan bahwa adanya perbedaaan dalam keterlambatan membayar nasabah berhutang dan tidak

mampu membayarnya dengan nasabah yang berhutang tetapi enggan untuk

membayarnya.

2. Siti Nurul Mariana (105046101655), dengan judul skripsi, “Konsep Kelayakan Nasabah Dalam Pengajuan Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi”, Dalam skrips ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pembiayaan

KPR Syariah telah seseuai dengan prinsip – prinsip syariah, karena apapun

produk pembiayaan atau pendanaan yang telah dikeluarkan atau dipasarkan

ke masyarakat, sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan dari DPS

(25)

14

3. Abdi Kurniawan Alusyi (103046128286), dengan judul skripsi, “Analisis Kebijakan Kepemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi Dengan Skim Syariah”, pada skirpsi ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

pembiayaan KPR Syariah teradapat tiga alternatif akad yang bisa digunakan,

yaitu akad murabahah, akad istishna, dan akad ijarah mutahia bittamlik

(IMBT). Dari ketiga jenis akad ini akad yang paling sering digunakan adalah

akad murabahah.

Berdasarkan pengamatan terhadap penelitian terdahulu yang telah

diuraikan diatas, penulis tidak melihat adanya peneliti yang membahas

mengenai evaluasi pemasaran produk KPR Subsidi dengan akad murabahah,

sehingga menarik minat penulis untuk mengevaluasi kualitas produk tersebut

dari sistem pemasarannya.

B. Murabahah dan Dasar Hukumnya

1. Murabahah

Jual beli merupakan salah satu bagian yang ada dalam fiqh muamalat, jual beli

secara bahasa adalah penerimaan sesuatu dengan sesuatu yang lain.7 Jual beli dalam

istilah fiqh disebut dengan al-ba’i yang berarti menjual, mengganti, atau menukar

sesuatu dengan sesuatu yang lain. Lafadz al-ba’i dalam bahasa arab terkadang

7

(26)

15

digunakan untuk pengertian lawannya, yakni kata asy–syira’ (beli). Dengan

demikian, kata al–ba’i mempunyai arti jual sekaligus juga berarti beli.8

Secara garis besar, jual beli dalam Islam dapat diartikan sebagai kegiatan

tukar menukar uang dengan barang yang diinginkan sesuai dengan rukun dan syarat

tertentu. Atau pemindahan suatu hak dan kepemilikan akan sesuatu dari satu pihak

terhadap pihak lainnya yang bisa dilakukan dengan cara pertukaran barang (barter)

maupun pemindahan dengan alat ganti yang disesuaikan.

Dalam Islam, jual beli menggunakan berbagai macam akad, salah satunya

adalah akad murabahah. Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, yaitu

ketika penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian

menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan

sesuai jumlah tertentu.9

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalat, cet , (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h.111 9

(27)

16 b. Al – Hadits

، جأ ى إ ﻊﯿ ا :ةكﺮ ا َ ﯿف ثاث :لﺎق َس ه آ هﯿ ع ﷲا ىَص َّ َّ ا َ أ

،ةضرﺎق ا

)بﯿ ص ع هجﺎ ا ها ر( ﻊﯿ ا تﯿ ﺮﯿعَّ ﺎ ِﺮ ا ط خ

Artinya: Dari Suhaibar – Rumi r.a.bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaraddah (mudharabah), dan mencampur gandum

dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.”(HR.

IbnuMajah).

c. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

04/DSN-MUI/IV/2000, tentang Murabahah.

3. Syarat dan Rukun Murabahah

a. Syarat Murabahah10

1)Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.

2)Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.

3)Kontrak harus bebas dari riba.

4)Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang

sesudah pembelian.

10

(28)

17

5)Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

b. Rukun Murabahah11

Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi

ada beberapa, yaitu:

1)Pelaku Akad, yaitu ba’I (penjual) adalah pihak yang memiliki barang

untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan

akan membeli barang;

2)Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga);

3)Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.

C. Pemasaran dan Marketing Mix 1.Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep,

harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa dan organisasi.12

Menurut pendapat Philip Khotler, pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

11

Ascarya, Akad&Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2007), h. 82 12

(29)

18

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan

produk yang bernilai dengan pihak lain.13

Pemasaran juga didefinisikan sebagai salah satu kegiatan pokok yang

perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam

upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut

disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, yang

secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat

diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan

pasar.14

Menurut Indriyo pemasaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang

mengusahakan agar produk yang dipasarkannya itu dapat diterima dan disenangi

oleh pasar.15 Sedangkan menurut Ibnu Sukotjo pemasaran adalah sistem

keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan

harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat

memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang

potensial.16

15Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta, 1995), hal 1.

16

(30)

19

Sehingga secara umum pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses

sosial yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan

keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan keputusan yang optimal

kepada pelanggan.17 Dari pengertian tersebut, dapat diuraikan bahwa pemasaran

merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya

terhadap produk dan jasa.18

Dengan demikian dapat diketahui bahwa pemasaran bukan hanya

merupakan kegiatan menjual saja, melainkan suatu proses atau rangkaian kegiatan

yang terus-menerus dan terpadu, yaitu mulai dari kegiatan untuk mengidentifikasi

produk atau jasa apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, menentukan

harga yang sesuai, menentukan cara promosi yang efektif, sampai dengan

kegiatan menyalurkan barang dan jasa tersebut kepada konsumen.

Dalam syariah marketing, perusahaan tidak hanya berorientasi pada

keuntungan semata, namun turut pula berorientasi pada tujuan lainnya yaitu

keberkahan. Perpaduan konsep keuntungan dan keberkahan ini melahirkan

konsep maslahah, yaitu suatu perusahaan syariah akan berorientasi pada

pencapaian maslahah yang optimal. Konsep keberkahan bagi sebagian pihak

merupakan konsep yang abstrak karena secara keilmuan tidak dapat dibuktikan

17M. Nur Rianto Al – Arif, Dasar

dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta, 2010), hal.6

18

(31)

20

seacara ilmiah, namun inilah salah satu konsep inti dari para syariah marketing

yang menjadi landasan pada suatu perusahaan berorientasi syariah.19

M.Syakir Sula mendefinisikan pemasaran syariah sebagai sebuah disiplin

bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan

value dari satu inisiator kepada stakeholder, yang dalam keseluruhan prosesnya

sesuai dengan akad dan prinsip – prinsip muamalah (bisnis) dalam islam.20

Pemasaran syariah sendiri menurut definisi adalah penerapan suatu

disiplin bisnis strategi yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi

pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang telah diajarkan

Nabi Muhammad SAW.

a) Fungsi dan Tujuan Pemasaran

Fungsi dari strategi pemasaran yang dijalankan sebuah perusahaan

yaitu:21

1) Menetapkan basis konsumen secara strategis, rasional dan lengkap

dengan informasinya.

2) Mengidentifikasikan kebutuhan yang sekarang dan yang akan datang

dari konsumen dan calon konsumen.

19M.Nur Rianto Al – Arif , Dasar

dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta, 2010), hal.19

20

A. Dzajuli dan Nurol Aen, Ushul Fiqh Metodologi Hkum Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2000), hal.53.

21

(32)

21

3) Menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan

dan konsumen dengan tepat dan menguntungkan, serta mampu

membedakan perusahaan dari pesaing.

4) Mengkomunikasikan dan mengantarkan produk tersebut kepada pasar

sasaran.

5) Memimpin seluruh personel bidang pemasaran untuk menjadi

sekumpulan tenaga kerja yang disiplin, potensial, berpengalaman, dan

berdedikasi pada perusahaan dalam mencapai tujuan.

Adapun tujuan dari strategi pemasaran yang dijalankan oleh

sebuah perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan arah dan tujuan dari kegiatan yang dijalankan oleh

sebuah perusahaan.

b. Membantu perusahaan dalam hal peningkatan usaha dan memberikan

kemudahan dalam mengontrol dan mengawasi kegiatan dan

pemasaran dari sebuah perusahaan.

c. Sebagai sarana untuk mengantisipasi berbagai permasalahan dan

keadaan yang berubah di masa mendatang.22

b) Konsep – konsep Pemasaran

Kegiatan strategi pemasaran dalam suatu perusahaan harus

dioraganisasikan secara terpadu dan memerlukan waktu pelaksanaan

22

(33)

22

manajemen pemasaran yang pada hakekatnya merupakan tindakan dari

konsep pemasaran.

Konsep pemasaran adalah sebuah filsafah bisnis yang menyatakan

bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial

bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Kotler, konsep pemasaran

menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang

ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif

dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.23

Konsep kegiatan pemasaran yang sesuai dengan syariah meliputi enam

hal:24

a. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan

Sifat dari kebutuhan adalah sunatullah artinya sudah ada dalam diri

setiap manusia. Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan

oleh budaya dan kepribadian individual. Permintaan adalah keinginan

manusia yang didukung oleh daya beli. Keinginan dapat berubah menjadi

permintaan bilamana disertai dengan daya beli.

23

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, (Jakarta: PT Indeks, 2004), hal.22 24

(34)

23 b. Produk (Jasa dan Barang)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar

untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat

memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk yang pantas dijual pada industri

perbankan adalah produk yang berbentuk jasa, sehingga pemasar harus

mampu melakukan inovasi pemasaran yang cocok untuk pemasaran jasa.

c. Nilai, Biaya, dan Kepuasan

Nilai dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai yang

dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunaka suatu produk dan

biaya untuk memiliki produk tersebut. Nilai disini ada yang sebagai nilai

nominal, yaitu harga dari produk tersebut.

d. Pertukaran, Transaksi, dan Hubungan

Pertukaran yang merupakan konsep inti dari pemasaran, mencakup

perolehan produk yang diinginkan seseorang dengan menawarkan sesuatu

sebagai gantinya. Sifat pertukaran merupakan sifat sunatullah dari manusia,

terlihat dari bentuk pertukaran yang dilakukan mulai dari barter (pertukaran

barang dengan barang) sampai dengan pertukarang barang dengan uang yang

(35)

24 e. Pasar

Konsep pertukaran mengarah ke suatu pasar, dimana pasar adalah

perangkat pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah produk. Untuk

mencapai sasaran, ada tiga jenis saluran pemasaran yang dapat digunakan

yaitu saluran komunikasi, saluran distribusi, dan saluran jasa.

f. Pemasaran, Pemasar, dan Prospek

Pemasaran berarti mengelola pasar untuk menghasilkan pertukaran

dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah

pihak yang memasarkan atau menawarkan manfaat suatu produk kepada pihak

lain yang menjadi pasar sasaran produk tersebut. Sementara prospek adalah

pihak yang merupakan target pasar potensial dari produk yang ditawarkan

oleh pemasar.

2.Marketing Mix

Marketing mix atau bauran pemasaran adalah kombinasi pilihan

kebijakan bisnis tentang produk yang akan dijual, dengan cara promosi,

produk, harga, dan tempat pemasaran produk. Keempat elemen ini sering

disebut sebagai 4p. Marketing mix juga disimpulkan sebagai kumpulan dari

beberapa alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan guna

mempengaruhi respon para konsumen agar tujuan dan sasaran perusahaan

(36)

25

Adapun unsur – unsur dari marketing mix adalah:

a) Product (Produk)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

mendapat perhatian, dimiliki, digunakan/dikonsumsi, yang meluputi barang

maupun jasa. Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang

memberikan sejumlah nilai pada konsumen.25

b) Price (Harga)

Harga merupakan alat untuk mengukur nilai suatu barang, harga bagi

produsen merupakan penentu bagi permintaan pasar dan mempengaruhi

posisi pesaing perusahaan dalam merebut konsumen. Harga juga diartikan

sebagai jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari produk dan layanan.26

c) Place (Tempat atau Distribusi)

Dalam pencapaian tujuan utama dari pemasaran yakni menyalurkan

barang – barang atau jasa. Secara efisien dari produsen ke konsumen, maka

diperlukan adanya kegiatan penyaluran (distribusi) sebagai mata rantai yang

harus dilalui oleh barang – barang dari produsen ke konsumen pada waktu

25 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani,

Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi ke II, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 70

26

(37)

26

dan jumlah yang tepat.27 Tempat termasuk salah satu aktivitas perusahaan

untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran, Keputusan mengenai

tempat sangat penting agar konsumen dapat memperoleh produk yang

dibutuhkan tepat pada saat dibutuhkan.

d) Promotion (Promosi)

Promosi adalah suatu usaha perusahaan atau individu memberikan

informasi dan mempengaruhi, serta menarik konsumen secara langsung

terhadap produk yang dihasilkan. Kegiatan promosi bukan saja sebagai alat

bantu untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian dan atau

penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

D. Pengertian KPR

KPR adalah kependekan dari Kredit Kepemilikan Rumah. Ini

merupakan bagian dari fasilitas bank untuk membeli dan memiliki rumah

dengan pendanaan atau kredit dari bank. KPR dianggap menguntungkan

karena nasabah dapat membeli rumah dengan cara mencicil.28

27

Diunduh dari http://afandi-unmuhgres.blogspot.com/2013/10/konsep-pengertian-mareketing-mix-4p.html, artikel dapat diakses pada 11 Mei 2015

28

(38)

27

Di Indonesia, saat ini dikenal ada dua jenis KPR, yaitu:29

1. KPR Subsidi

KPR Subsidi adalah jenis KPR yang diperuntukkan bagi masyarakat

berpenghasilan menengah kebawah, KPR jenis ini sebenarnya disediakan

untuk memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah

dimiliki. Subsidi yang diberikan bisa berupa subsidi meringankan kredit

dan subsidi menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah.

Sayangnya, tidak semua orang yang mengajukan kredit dapat menerima

fasilitas KPR ini meskipun dalam kondisi ekonomi lemah sekalipun.

Pasalnya, KPR ini diatur sendiri oleh pemerintah. Jadi, keputusannya pun

di tangan pemerintah. Secara umum, batasan yang diberikan pemerintah

dalam memberikan subsidi dalam KPR jenis ini adalah penghasilan orang

yang bersangkutan (pemohon) dan kredit maksimal yang diberikan.

2. KPR Non – Subsidi

KPR jenis ini diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat asalkan

mampu memenuhi persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan oleh bank

yang bersangkutan.

29

(39)

28

Salah satu produk pembiayaan yang telah dikembangkan oleh bank

syariah adalah pembiayaan rumah, atau yang sering dikenal dengan istilah

KPR Syariah. Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada perorangan untuk

memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan rumah (tempat tinggal)

dengan menggunakan prinsip jual beli (murabahah) dimana pembayarannya

dengan cara diangsur dan jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan

dibayar setiap bulan. Harga jualnya biasanya sudah ditambah dengan margin

keuntungan yang disepakati antara pihak bank syariah dengan pihak

pemohon.

Harga jual rumah ditetapkan di awal ketika nasabah menandatangani

perjanjian pembiayaan jual beli rumah, dengan angsuran tetap hingga jatuh

tempo pembiayaan. Dengan adanya kepastian jumlah angsuran bulanan yang

harus dibayar sampai masa angsuran selesai, nasabah tidak akan dipusingkan

dengan masalah naik atau turunnya harga angsuran ketika suku bunga

bergeser. Nasabah juga diuntungkan ketika ingin melunasi angsuran sebelum

masa kontrak berakhir, karena bank syariah tidak akan mengenakan pinalti.

Bank syariah tidak memberlakukan sistem pinalti karena harga KPR sudah

ditetapkan sejak awal.

Perbedaan pokok antara KPR konvensional dengan KPR syariah terletak

pada akadnya. Pada bank konvensional, kontrak KPR didasarkan pada suku

bunga tertentu yang sifatnya bisa fluktuatif, sedangkan KPR syariah bisa

(40)

29

nasabah. KPR konvensional akadnya adalah prinsip pinjam meminjam dengan

bunga sebagai variabelnya. Di dalam transaksi ini jelas sekali terdapat unsur

riba didalamnya, karena menggunakan sistem bunga yang bersifat fluktuatif

dan meningkat seiring lamanya pelunasan hutang tersebut. Dalam bunga

KPR, pihak bank konvensional hanya meminjamkan uang dan tidak memiliki

rumah secara lahir, walau nantinnya berhak menyitanya jikat pihak yang

berhutang tidak mampu membayarnya.

Berbeda dengan sistem KPR syariah yang dilakukan oleh bank syariah,

sistem ini dapat menghindari resiko naik turunnya suku bunga. KPR syariah

tidak mengenal bunga namun memakai harga penjualan rumah yang

disepakati, ditambah dengan keuntungan bagi bank. Secara hitungan

sistematis, KPR syariah sebenarnya tidak berbeda jauh dalam jumlah cicilan

bulanan KPR konvensional. Namun keuntungan yang di dapat dari

penggunaan KPR syariah ini adalah jika suku bunga bergeser naik, nasabah

selamanya akan mencicil jumlah harga yang disepakati dari awal hingga

berakhirnya masa jangka waktu kredit.

Status bank syariah dalam pembiayaan KPR adalah sebagai pedagang,

karena bank membeli langsung dari pihak developer secara penuh. Setelah

rumah tersebut dibeli oleh bank syariah, secara otomatis rumah tersebut

menjadi milik bank secara penuh. Kemudian nasabah sebagai pemohon kredit,

(41)

30

Konsep pembiayaan dalam Islam menekankan bahwa bank tidak dapat

memastikan keuntungan seperti halnya bank konvensional yang menentukan

pendapatan deposito bunga di muka. Bank juga tidak dapat menanggung

resiko atas satu pihak (debitur) saja, melainkan pihak pemilik dana (kreditur)

ikut menanggung resiko.30

E. Konsep Evaluasi

1.Pengertian Evaluasi

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara

objektif pencapaian hasil – hasil yang telah direncanakan sebelumnya. Hasil

– hasil evaluasi dimaksudkan untuk menjadi umpan balik untuk perencanaan

kembali. Evaluasi adalah “ proses bersistem dan obyektif yang menganalisa

sifat dan ciri pekerjaan di dalam perusahaan atau organisasi” .31 Evaluasi

sebagai salah satu fungsi manajemen berurusan dan berusaha untuk

mempertanyakan efektifitas efisiensi pelaksanaan dari suatu rencana

sekaligus mengukur seobyektif mungkin hasil–hasil pelaksanaan itu dengan

ukuran–ukuran yang dapat diterima dari pihak–pihak yang mendukung

maupun yang tidak mendukung sesuatu rencana.

30

Diunduh dari https://affgani.wordpress.com/ekonomi-islam/pembiayaan-bank-syariah-kpr-syariah/ artikel dapat diakses pada 11 Maret 2015

31

(42)

31

Dalam perencanaan, si perencana merencanakan, memproyeksikan, dan

bahkan meramalkan sesuatu yang akan terjadi dan tercipta bila sesuatu

tersebut telah dilaksanakan. Dalam tahap evaluasi sesudah pelaksanaan,

pengevaluasi membuktikan, mengukur dan memverifikasikan secara obyektif

apa yang telah direncanakan, diproyeksikan dan diramalkan oleh si

perencana. Hasil–hasil monitoring, pelaporan, pemeriksaan pembukuan dan

sebagainya akan merupakan hal–hal dan bagian–bagian yang sangat berguna

dalam proses evaluasi. Keberhasilan rencana kegiatan, rencana program, dan

rencana proyek hanya dapat dibuktikan dengan evaluasi. Dengan demikian

evaluasi haruslah dikembangkan secara melembaga dan membudaya agar

pelaksana kegiatan dan program dapat berhasil, bermanfaat dan berdayaguna.

2. Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah mengumpulkan informasi untuk menentukan

nilai dan manfaat objek evaluasi, mengontrol, memperbaiki, dan mengambil

keputusan mengenai objek tersebut yang berupaya untuk mengambil

keputusan.32 Selain itu tujuan evaluasi juga sebagai alat untuk menilai apakah

program yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak.

32

(43)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi

kasus. Metode studi kasus juga dikenal sebagai suatu studi yang bersifat

komprehensif, intens, rinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya

menelaah masalah masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer. Tujuan

studi kasus adalah untuk melalukan penyelidikan secara mendalam mengenai

subyek tertentu dan adapun objek yang diteliti dapat berupa individu,

kelompok, lembaga, atau komunitas tertentu. Disamping itu, studi kasus juga

dapat mengantarkan peneliti memasuki unit–unit sosial terkecil seperti

perhimpunan, keluarga, kelompok, dan berbagai bentuk unit sosial lainnya.

Maka pada penelitian ini dilakukan pada bank BTN Syariah untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan pemasaran dari produk yang

menggunakan akad murabahah dalam produk KPR BTN Sejahtera iB serta

untuk mengetahui seberapa besar dampak produk tersebut terhadap

(44)

33 B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba

memahami fenomena dalam setting dan konteks naturalnya (bukan di dalam

laboratorium) peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang

diamati.33 Penelitian metode kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang

menghasilkan data data deskriptif, mengenai kata – kata maupun tulisan, dan

tingkah laku yang dapat diamati dari orang – orang yang diteliti.34

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata – kata dan

tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain – lain.35

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Yang mana data tersebut bisa berasal dari

observasi dan wawancara.36

b. Data Sekunder

Data skunder adalah data yang tidak secara langsung

dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data tersebut.

33

(45)

34

Data yang diperoleh dari laporan tahunan sebuah perusahaan.37Pada

laporan penelitian yang diterbitkan seringkali dicantumkan bahan –

bahan yang dikutip dari wawancara dan catatan lapangan. Kutipan ini

dapat digunakan sebagai sumber data sekunder.38 Data tersebut bisa

berupa arsip – arsip yang dimiliki bank BTN Syariah seperti tabel dan

diagram yang sudah penulis ringkas sesuai kebutuhan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dikenal dalam penelitian

kualitatif, walaupun demikian bisa dikatakan bahwa metode yang paling

pokok adalah pengamatan atau observasi dan wawancara mendalam.39Teknik

yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk menyusun skripsi ini

adalah:

a. Studi Pustaka (Library Research)

Studi pustaka yang dilakukan antara lain melalui beberapa

buku yang berkaitan dengan teori, artikel melalu media cetak maupun

elektronik, jurnal, skripsi yang dipandang mewakili (representatif) dan

berkaitan(relevan) dengan objek penelitian.

37

Boediono dan Wawan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 7

38

7 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar – Dasar Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Pusaka Pelajar), h. 43

39

(46)

35 b. Studi Lapangan

Metode ini dilakukan dengan cara mengunjungi objek

penelitian yaitu mendatangi bank BTN Syariah dengan mewawancarai

staf bank yang berwenang. Studi lapangan ini dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu:

1) Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati

langsung terhadap objek penelitian. Observasi juga merupakan

pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala –

gejala yang diteliti.40

2) Wawancara, yaitu merupakan bentuk komunikasi antara dua

orang dengan satu orang sebagai penyedia informasi dan satu

orang lainnya yang mengajukan pertanyaan – pertanyaan

dengan berdasarkan tujuan tertentu.41

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini dengan

menggunakan metode deskriptif kualitatif. Yaitu data yang dikumpulkan

berupa gambar, kata – kata dan bukan angka.42Dalam penelitian kualitatif,

data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik

40

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metedologi Penelitian Sosial, , Cet.4(Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.54

41

Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h.180 42

(47)

36

pengumpulan data yang bermacam – macam. Dengan pengamatan terus –

menerus tersebut mengakibatkan variasi data yang digunakan belum ada

polanya yang jelas.43

Analisis data adalah proses urutan data, mengorganisasikannya ke

dalam satu pola kategori dan satuan uraian dasar yang mendefinisikan analisis

data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema

dan merumuskan hipotesis kerja.44

Pada penelitian ini digunakan salah satu alat analisa yaitu metode

SWOT (Strenght, Weakness, Opportuniyy, Threats). SWOT adalah suatu

bentuk analisis didalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang

secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana

yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun

jangka panjang.45 SWOT juga dapat dikatakan sebagai bentuk analisa situasi

dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberikan gambaran). Analisa ini

menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai faktor masukan, lalu kemudian

dikelompokkan menurut kontribusinya masing – masing.

Adapun SWOT merupakan singkatan dari:

1. Strenght yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang

merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat

43

Zainuddin Ali, Metedologi Penelitian Hukum, cet.2,(Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h.43 44

Lexy J. Meleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2007), h.280

45

(48)

37

ini. Yang perlu dilakukan dalam analisis ini adalah setiap perusahaan

atau organisasi perlu menilai kekuatan – kekuatan yang dimiliki

dibandingkan dengan para pesaingnya.

2. Weakness yaitu analisis kelemahan, situasi ataupun kondisi yang

merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat

ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah

perusahanaan atau organisasi yang menjadi kendala serius dalam

kemajuan perusahaan suatu perusahaan atau organisasi.

3. Opportunity yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang

merupakan peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan

memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara

ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang

memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang

di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.

4. Threats yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau

ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun

organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang

tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang

menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman

tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan

(49)

38 Bab IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Bank Tabungan Negara Syariah

1. Profil Bank Tabungan Negara Syariah

a. Sejarah Umum Bank Tabungan Negara Syariah

Berawal dari perubahan peraturan perundang – undangan

perbankan oleh pemerintah dari UU perbankan No. 7 tahun 1992

berubah menjadi UU perbankan No. 10 tahun 1998, dunia perbankan

nasional semakin marak dengan bank syariah yang berakibat

persaingan bank di Indonesia semakin ketat. Dan ditambah lagi

dengan dikeluarkannya PBI No. 4/1/PBI/2002 yang mana berisi

tentang perubahan kegiatan usaha bank umum konvensional menjadi

bank umum berdasarkan prinsip syariah oleh bank umum

konvensional. Maka jumlah bank syariah pun semakin bertambah

dengan banyaknya USS (Unis Usaha Syariah). Akhirnya, PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) melebarkan bisnisnya dengan membuka

(50)

39

b. Tujuan Pendirian Bank BTN Syariah

Bank BTN Syariah mulai beroperasi sejak 14 Februari 2005

diawali dengan membuka Kantor Cabang Syariah (KCS) Jakarta, yang

berkeyakinan bahwa operasional perbankan yang berdasarkan prinsip

bagi hasil dan pengambilan untung dapat mendorong terciptanya

kestabilan perekonomian yang sebagaimana dijelaskan dalam tujuan

pembentukan BTN Syariah, yaitu:

1) Untuk memenuhi kebutuhan bank dalam memberikan layanan

keuangan syariah.

2) Mendukung pencapaian usaha bank.

3) Meningkatkan ketahanan dalam menghadapi perubahan

lingkungan usaha.

4) Memberikan keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan

segenap stakeholders serta memberikan ketentraman pada

segenap nasabah dan pegawai.

Adapun visi dari Bank BTN Syariah adalah “Menjadi

Strategik Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka dalam

penyedia jasa keuangan syariah dan mengutamakan kemaslatan

bersama”. Bank BTN Syariah juga mempunyai misi – misi yang harus

dicapai, diantaranya:

(51)

40

2) Memberikan pelayanan jasa keuangan syariah terkait sehingga

dapat perumahan dan produk serta jasa keuangan syariah

terkait sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan

memperoleh pangsa pasar yang diharapkan.

3) Memberikan kesimbangan dalam pemenuhan kepentingan

segenap stakeholders serta memberikan ketentraman pada

nasabah dan pegawai.

4) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan

prinsip syariah sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN

dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha serta

meningkatkan Shareholder Value.

2. Produk dan Jasa Yang Dijalankan

Bank BTN dikenal dengan sebagai bank khusus menyalurkan kredit

perumahan dengan subsidi. Dengan semakin berkembangnya kebutuhan

masyarakat dalam menjalankan perekonomian maka Bank BTN menangkap

hal tersebut dan segera mengkomersilkannya. Untuk itu, produk – produk

yang telah disesuaikan dengan hukum syariah.

Produk Pembiayaan (Financing Product)

a) Pembiayaan KPR BTN Syariah (Murabahah) diperuntukkan bagi

calon nasabah yang memenuhi persyaratan dengan tujuan penggunaan

(52)

41

jenis rumah tinggal lainnya atau berikut tanah untuk dimiliki atau

dipergunakan sendiri (rumah baru/lama).

b) Pembiayaan Multiguna BTN Syariah (Murabahah) diperuntukkan

bagi pemohon/ calon nasabah yang memenuhi persyaratan dengan

tujuan penggunaan untuk membeli barang guna dipergunakan sendiri.

Yang dimaksud dengan barang disini adalah mobil dan sepeda motor.

c) Pembiayaan BTN Musyarakah adalah pembiayaan yang diberikan

bank kepada pengembang atau developer berbentuk Perseroan

Terbatas, Koperasi, CV, atau perorangan untuk membantu modal kerja

pengembangan dalam pendanaan pembangunan proyek perumahan

yang meliputi rumah atau bangunan berikut sarana prasarananya.

d) Pembiayaan Mudharabah Modal Kerja adalah penyediaan dana oleh

bank (shaibul maal) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja nasabah

(mudharib) berbentuk PT, CV, Koperasi, BUMN, dll.

e) Pembiayaan KPR Indensya BTN Syariah adalah fasilitas pembiayaan

kepemilikan rumah yang diberikan bank kepada nasabah untuk

membeli tanah atau rumah dari pengembang dengan kondisi rumah

belum terbangun atau sedang dalam tahap pembangunan berdasarkan

(53)

42

B. Mekanisme Pemasaran Produk KPR BTN Sejahtera iB Yang Dilakukan BTN Syariah Cabang Serpong

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap

hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat diacapai melalui

usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan atau

laba perusahaan. Usaha ini dapat dilakukan apabila perusahaan dapat

mempertahankan dan meningkatkan penjualannya, melalui usaha dan

membina pelanggan serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya

dapat tercapai apabila bagian pemasaran perusahaan melalukan

strategi yang naik untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang

yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan

perusahaan di pasar dapat dipertahankan sekaligus dapat

ditingkatkan.46 Oleh karena itu strategi pemasaran mempunyai peranan

yang sangat penting untuk keberhasilan suatu perusahaan pada

umumnya dan pemasaran pada khususnya.

Di samping itu, strategi pemasaran yang ditetapkan harus

ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan

lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian, strategi pemasaran harus

dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang akan

46

(54)

43

dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau

peluang pada beberapa pasar sasaran.47

Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan

yang mengarahkan atau usaha pemasaran dari suatu perusahaan, dalam

kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah, agar dapat

mencapai tujuan yang diharapkan.

Berikut ini adalah strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank

BTN Syariah Cabang Serpong, khususnya produk pembiayaan KPR

BTN Sejahtera iB, yaitu produk yang menggunakan akad murabahah

yang menggunakan pasar yang dituju melalui strategi Segmenting,

Targetting, dan Positioning. Selain itu dengan mengembangkan

marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari empat unsure,

yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi, yang mana dengan

menggunakan perumusan strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk

menarik dan mempertahankan loyalitas para nasabah. Adapun stategi

tersebut, yaitu:48

Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep & Strategi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 168.

48

(55)

44

mengsegmentasi pasar. Dalam hal mengsegmentasi pasar BTN Syariah

Cabang Serpong memiliki segmentasi khusus. Adapun kriteria yang

dibutuhkan dalam segmentasi pasar antara lain:

a. Dari segi daerah atau wilayah: BTN Syariah Cabang Serpong lebih

memfokuskan kepada daerah atau wilayah Serpong dan sekitarnya.

b. Dari segi usia: Dalam hal ini yang menjadi sasaran utama adalah

kelompok usia dewasa. Hal ini mengingat syarat – syarat yang harus

dipenuhi oleh nasabah BTN Syariah itu sendiri, diantaranya:49

1) Warga Negara Indonesia.

2) Menjadi Nasabah BTN Syariah.

3) Telah berusia 21 tahun atau telah menikah.

4) Pada saat pembiayaan lunas usia pemohon tidak melebihi 65

tahun atau usia pensiun.

5) Belum memiliki rumah.

6) Memiliki penghasilan yang cukup menurut perhitunan Bank

(minimal gaji pokok 3,5 juta).

7) Mempunyai pekerjaan/usaha dengan masa kerja minimal 1

(satu) tahun.

8) Tidak memiliki pembiayaan bermasalah.

9) Melampirkan SPT Tahunan atau NPWP.

49

(56)

45

c. Dari segi pekerjaan: Pegawai Negeri Sipil (PNS), Karyawan

Wiraswasta, Dokter, Pedagang, dan lain sebagainya.50

2. Targetting

Untuk target pasar, BTN Syariah Cabang Serpong telah menentukan

siapa saja yang menjadi targetnya, target pasar yang dituju dalam memasarkan

produk pembiayaan murabahah adalah semua kalangan tanpa membedakan

status sosial yang memiliki kartu atau tanda identitas, baik yang berbentuk

badan hukum seperti PT (Perseroan Terbatas), Koperasi dan Yayasan,

maupun perorangan serperti karyawan swasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS),

perorangan wiraswasta, dokter dan lain lain. Akan tetapi target utama

pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB ini adalah para masyarakat dengan

tingkat ekonomi menengah kebawah yang lebih membutuhkan pembiayaan

KPR tersebut.51

3. Positioning

Bank BTN Syariah Cabang Serpong mensosialisasikan dirinya sebagai

mitra bisnis yang amanah dan maslahah, memposisikan dirinya sebagai

lembaga keuangan, yang tugas pokoknya menghimpun dana dari masyarakat

dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, sehingga Bank BTN

50

Catur Aprialis, Financing Service BTN Syariah Cabang Serpong, Wawancara , 15 Juli 2015.

51

(57)

46

Syariah Cabang Serpong ini merupakan solusi terbaik untuk memberikan

produk jasa dan layanan kepada masyarakat, khususnya pada produk

pembiayaan KPR. Lokasi Bank BTN Syariah Cabang Serpong ini juga cukup

mudah untuk ditemukan oleh masyarakat.

4. Marketing Mix

Untuk mencapai target pasar, diperlukan adanya marketing mix atau

bauran pemasaran. Karena bagian inilah yang terlihat di pasar, oleh sebab itu

BTN Syariah Cabang Serpong memiliki beberapa strategi pemasaran,

diantaranya:

a. Strategi Produk

Produk adalah hal penting yang perlu diperhatikan dalam

strategi bauran pemasaran, karena tanpa adanya produk, strategi

bauran pemasaran lainnya tidak dapat dilakukan. Produk merupakan

segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen.52 Di dalam strategi marketing

mix, strategi produk merupakan unsur yang paling penting, karena

dapat mempengaruhi strategi pemasaran yang lainnya.53 Memang

produk harus ada di urutan pertama sebelum membicarakan soal harga

(price), saluran distribusi (place), dan komunikasi (promotion).

52

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran: Marketing Management 9e Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, (Jakarta: PT. Prenhallindo), h. 9.

53

(58)

47

Bagaimana tidak, harga bisa tidak ada alias produk dapat ditawarkan

secara gratis. Saluran distribusi juga tidak diperlukan jika pelanggan

mengambil produk langsung dari pabrik. Begitu pula dengan promosi,

bisa saja tidak diperlukan. Namun seandainya produk tidak ada, lantas

apa yang mau ditawarkan sebuah perusahaan kepada pelanggan ?

produk inilah yang sebenarnya menyebabkan terjadinya pertukaran

value di pasar antara produsen dengan pelanggan. Produk itu sendiri

cakupannya sangat luas, mulai dari ponsel, mobil, layanan

penerbangan, deposito, atau tulisan yang sedang anda baca ini. Jadi

yang namanya produk bukan hanya benda – benda yang berwujud,

namun juga termasuk benda – benda yang tidak berwujud.54

Adapun produk yang dimaksud dalam skripsi ini adalah

produk pembiayaan murabahah, yaitu akad jual beli antara nasabah

sebagai pemesan untuk membeli, dan Bank BTN Syariah Cabang

Serpong sebagai penyedia barang yang berasal dari milik pihak ketiga,

yang di dalam perjanjian jual belinya dinyatakan dengan jelas dan

rinci mengenai barang, harga beli Bank BTN Syariah dan harga jual

Bank BTN Syariah kepada nasabah sehingga termasuk didalamnya

keuntungan yang diperoleh Bank BTN Syariah Cabang Serpong, serta

persetujuan nasabah untuk membayar harga jual Bank BTN Syariah

tersebut secara tangguh, baik secara sekaligus atau secara angsuran.

54

(59)

48

Produk KPR BTN Sejahtera iB ini sangat sederhana, karena

persyaratan yang cukup sederhana. Dalam prakteknya pun yang

mempunyai peran aktif adalah pihak nasabah. Dimana pihak nasabah

awalnya meminta bantuan kepada Bank BTN Syariah Cabang Serpong

untuk mengajukan pembiayaan produk tersebut. Setelah pihak bank

sepakat dan setuju dengan apa yang diinginkan oleh nasabah, pihak

bank akan mengadakan rumah yang diinginkan pihak nasabah dengan

merangkul pihak developer sebagai pihak ketiga, yang dimana

developer disini adalah pihak yang menyediakan rumah yang

diinginkan oleh pihak nasabah. Kemudian Bank BTN Syariah selaku

lembaga intermediasi, mewakilkan kepada nasabah untuk membeli

rumah yang diinginkan pihak nasabah. Kemudian rumah tersebut

dijual kembali kepada pihak nasabah setelah ditentukan seberapa besar

tingkat keuntungannya.55

Menurut penulis, produk KPR BTN Sejahtera iB yang

diterapkan oleh Bank BTN Syariah Cabang Serpong ini sudah cukup

baik dan berjalan secara efektif jika kita melihat pada

perkembangannya saat ini, karena sangat membantu sekali bagi

masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah yang

membutuhkan tempat tinggal, namun belum mempunyai dana yang

55

Gambar

Tabel 4. 1
Tabel 4. 2
Tabel 4.3 MATRIK EFAS

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran produk pembiayaan iB Siaga Pendidikan yang diterapkan oleh PT. Bank Syariah Bukopin Cabang

1. Mengetahui strategi pemasaran produk Tabungan iB Siaga PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Surakarta. Mengetahui kendala dalam memasarkan Tabungan iB Siaga yang

BTN Syariah cabang Tangerang terus mencari informasi tentang pengembang/ developer perumahan subsidi untuk menawarkan kerjasama dalam hal pembiayaan melalui KPR yang diberikan

Strategi pemasaran yang seperti apa yang di gunakan BNI Syariah pada produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Griya iB Hasanah. Jawab : Dalam memasarkan produk KPR BNI

Tabungan BTN Batara Haji dan umroh iB Produk Tabungan Haji BTN Syariah, sebagai sarana penyimpanan dana untuk Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) calon Jemaah

Dari pengangkatan judul TA “STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN INVESTA BATARA iB PADA BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH CABANG SEMARANG” maka dapat dirumuskan permasalahan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan akad murabahah pada produk KPR di Bank BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank BNI Syariah Kantor Cabang

“Tangapan saya tentang bank BTN Syaraiah Parepare sudah sesuai dengan syariah, yang bagus dalam pembiayaan KPR Syariah pada bank BTN Syariah Parepare, adalah dari segi pelayaanannya