EVALUASI PEMASARAN PRODUK KPR BTN SEJAHTERA iB PADA BANK BTN SYARIAH CABANG SERPONG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syaraiah (S. E. Sy)
ABDUL HAKIM
1110046100090
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ii
ABSTRAK
EVALUASI PEMASARAN PRODUK KPR BTN SEJAHTERA iB PADA
BANK SYARIAH CABANG SERPONG, adalah skripsi hasil karya Abdul
Hakim, NIM 1110046100090, pada konsentrasi Perbankan Syariah, Program
Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015/1436H.
Skripsi ini bertujuan untuk (1) Melihat mekanisme pemasaran yang dilakukan
oleh bank terhadap produk KPR BTN Sejahtera iB, (2) Mengevaluasi
pemasaran yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT.
Pendekatan penelitian ini dengan pendekatan studi kasus, dengan metode
analisis deskriptif. Jenis penelitian ini dengan penelitian kualitatif yaitu
dengan menjelaskan mekanisme pemasaran yang dilakukan Bank BTN
Syariah Cabang Serpong terhadap produk KPR Sejahtera iB.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme pemasaran yang
dilakukan oleh pihak bank kurang optimal, hal ini dapat dilihat pada analisis
SWOT yang telah dilakukan ditemukan bahwa masih adanya kekurangan
pada pemasaran yang dilakukan terhadap produk tersebut.
Kata Kunci: Murabahah, KPR Subsidi, Analisis SWOT
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji serta syukur penulis ucapkan dan panjatkan kepada
khadirat Illahi Rabbi Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat dan kemudahan,
sehingga dengan izin – Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini,
shalawat serta salam penulis haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Beserta keluarga dan sahabatnya. Allahumma sholi wa salim wa baarik ‘alaihi, dan
penulis juga mengucapkan terimakasih sebanyak – banyaknya kepada seluruh pihak
yang telah membantu dan mendukung penulis baik langsung maupun tidak langsung
dalam penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih
sebanyak – banyaknya kepada:
1. Bapak Asep Sapudin Jahar, M.A, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A selaku ketua rogram tudi Muamalat dan Bapak H.
Abdurrauf, LC, M.A selaku sekertaris program studi Muamalat.
3. Ibu Yuke Rahmawati, M.A selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, fikiran, serta memberikan arahan dalam membimbing
penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh pihak Bank BTN Syariah Cabang Serpong, terutama Mas Catur Aprialis
yang telah bersedia membantu penulis untuk memperoleh data dan juga bersedia
iv
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu
kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat dan
bapak dan ibu selalu mendapatkan rahman Allah SWT.
6. Seluruh pegawai perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan seluruh pegawai
perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ungkapan terima kasih, cinta dan kasih sayang yang sedalam – dalamnya penulis
ucapkan kepada ayahku (alm) Cholly Rodani beserta ibuku Maesaroh beserta kakak
– kakak dan adik ku tercinta, Teh Melly, Abang Dika, Aa Maladi, Abang Azis, serta
adik ku Kiki yang selalu memberikan semangat. Kepada kedua orang tuaku, terima
kasih telah mendidik, mengajarkan, dan membimbing sejak kecil sampai selesainya
(penulisan skripsi ini), dan terima kasih atas segala do’a, pengorbanan, dan motivasi
dukungan baik moril maupun materiil, semoga Allah membalas kebaikan beliau,
Amiin.
8. Terima kasih kepada Fitriani Nurhasanah yang selalu mendorong dan mendukung
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada sahabat sahabat MAN 10 Jakarta, saudara Yandri, Badrus, Agus, Isan, Tanto
atas dukungan yang diberikan selama ini.
10.Terima kasih juga kepada teman – teman DPR (Dibawah Pohon Rindang) bijay, dio,
ute, ajis, rahman, rojak, sinyo, bebsy, willy, ojak, bams, temi, kahfi, dll atas semua
v
11.Kepada seluruh mahasiswa Perbankan Syariah B 2010 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang turut membantu penulis baik semasa belajar maupun
dalam mengerjakan skripsini
12.Teman – teman KKN Merdeka 2013, Resti, Nadia, Dimar, Dina, Meta, Agus, Ojan,
Shendy, Kiki, dan semuanya atas pengalam berharga yang penulis dapatkan selama
masa KKN kala itu.
Dan akhirnya penulis ucapkan syukur kepada Allah SWT, atas izin – Nya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul EVALUASI PEMASARAN
PRODUK KPR BTN SEJAHTERA iB PADA BANK BTN SYARIAH CABANG
SERPONG dengan segala kelemahan dan kekurangan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembacanya, Amiiin.
Jakarta, September 2015
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN……….. i
ABSTRAK ……… ii
KATA PENGANTAR ……….. iii
DAFTAR ISI……….. vi
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A. Latar Belakang Masalah………... 1
B. Identifikasi Masalah……… 7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah………... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 8
E. Kerangka Konsep……… 9
F. Sistematika Penulisan……… 11
BAB II LANDASAN TEORI……… 13
A. Review Studi Terdahulu………. 13
B. Murabahah dan Dasar Hukumnya………. 14
1. Murabahah………. 15
vii
3. Syarat dan Rukun Murabahah………. 16
C. Pemasaran dan Marketing Mix……….. 17
1. Pemasaran……… 17
2. Marketing Mix………. 24
D. Pengertian KPR………. 26
E. Konsep Evaluasi………. 30
1. Pengertian Evaluasi……….. 30
2. Tujuan Evaluasi……… 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. 32
A. Pendekatan Penelitian……… . 32
B. Jenis Penelitian……….. 33
C. Sumber Data Penelitian………. 33
D. Teknik Pengumpulan Data……… 34
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data……….. 35
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN………... ... 38
A. Gambaran Umum Bank BTN Syariah………... 38
1. Profil Bank BTN Syariah………. 38
2. Produk dan Jasa Yang Dijalankan……… 40
viii
1. Segmentation……… 43
2. Targeting……….. 45
3. Positioning……… 45
4. Marketing Mix………. 46
C. Evaluasi Pemasaran Produk KPR BTN Sejahtera iB Melalui Analisis SWOT……… 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 61
B. Saran……….. 62
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan kesejahteraan sosial sejatinya adalah segenap strategi dan
aktifitas yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha, maupun civil society untuk
meningkatkan kualitas kehidupan manusia melalui kebijakan dan program yang
berbentuk pelayanan sosial, penyembuhan sosial, perlindungan sosial, dan
pemberdayaan masyarakat.1
Tujuan paling utama dari pembangunan kesejahteraan sosial adalah
penanggulangan kemiskinan dalam segala bentuk manifestasinya. Maknanya,
meskipun pembangunan kesejahteraan sosial dirancang guna memenuhi kebutuhan
publik yang luas, target utamannya adalah para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan
Sosial (PPKS), yakni mereka yang termasuk kelompok kurang beruntung, seperti
orang miskin, anak – anak dan wanita korban tindak kekerasan, anak jalanan, pekerja
anak, orang dengan kemampuan berbeda, serta kelompok rentan dan marjinal lainnya.
Pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi sosial, bantuan sosial, asuransi sosial, jaring
2
pengaman sosial, dan penguatan kapasitas kelompok marjinal adalah beberapa contoh
program pembangunan kesejahteraan sosial.2
Menurut Suharto, sedikitnya ada empat fungsi penting pembangunan
kesejahteraan sosial bagi keberlangsungan pembangunan daerah, yaitu mempertegas
peran penyelenggara negara, mewujudkan cita–cita keadilan sosial secara nyata,
mendorong pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan indeks pembangunan
manusia.3
Jauh sebelum itu, Ibn Khaldun menyatakan bahwa kesejahteraan dan
pembangunan bergantung pada aktivitas ekonomi, jumlah dan pembagian tenaga
kerja, luasnya pasar, tunjangan dan fasilitas yang disediakan oleh negara, serta
peralatan. Pada gilirannya tergantung pada tabungan atau surplus yang dihasilkan
setelah memenuhi kebutuhan masyarakat. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan,
maka negara akan semakin besar. Pendapatan yang besar akan memberikan
kontribusi terhadap tingkat tabungan dan investasi yang lebih tinggi untuk peralatan
dan dengan demikian akan ada kontribusi yang lebih besar di dalam pembangunan
dan kesejahteraan. Alat untuk mencapai kesejahteraan dan pembangunan yang paling
utama menurut Ibn Khaldun adalah masyarakat, pemerintah, dan keadilan. Di dalam
2
Suharto, Edi, Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2005)
3
Suharto Edi menyatakan pada
3
masyarakat, solidaritas diperlukan untuk meningkatkan kerja sama, sehingga akan
meningkatkan produktivitas, soliaritas akan menguat jika ada keadilan.4
Dewasa ini kebutuhan masyarakat Indonesia akan tempat tinggal semakin
meningkat seiring dengan tingginya angka kelahiran. Tentunya hal ini harus diikuti
dengan peningkatan pembangunan yang menyeluruh. Salah satu indikator
kesejahteraan masyarakat adalah terpenuhinya kebutuhan akan mempunyai tempat
tinggal yang layak. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan negara sangat berperan
penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Dalam pengerjaanya,
pemerintah membutuhkan dukungan dari lembaga keuangan, salah satunya adalah
lembaga perbankan.
Pada dasarnya perbankan berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara pihak
yang kekurangan dana (surplus) dengan pihak yang membutuhkan dana (defisit).
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya tingkat
kebutuhan dan gaya hidup masyarakat, bank kini lebih inovatif dalam menawarkan
produk jasa keuangannya. Salah satu produk yang diunggulkan dalam lembaga
perbankan ini adalah pembiayaan. Pembiayaan dapat digunakan untuk berbagai
tujuan, seperti pembelian barang kebutuhan sehari – hari, digunakan sebagai modal
usaha, digunakan untuk pembelian tempat tinggal, dan sebagainya.
4
4
Peran perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah
besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan kegiatan keuangan selalu
membutuhkan jasa perbankan. Oleh karena itu saat ini dan di masa yang akan datang,
setiap negara dan individu tidak akan dapat lepas dari dunia perbankan, jika hendak
menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial
maupun perusahaan.
Sebagian besar bank di Indonesia, baik bank konvensional maupun bank
syariah banyak yang menawarkan produk pembiayaan untuk pembelian tempat
tinggal. Hal ini dilakukan untuk memudahkan para nasabahnya yang ingin memiliki
sebuah tempat tinggal namun belum mempunyai dana yang mencukupi. Oleh karena
itu, lembaga keuangan seperti perbankan ini juga mempunyai peranan penting dalam
membantu masyarakat Indonesia guna memiliki sebuah tempat tinggal.
Memasuki era pembangunan pasca Orde Baru yang tengah berlangsung saat
ini, arah pembangunan nasional semakin ditekankan pada upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat, terutama yang berpenghasilan menengah kebawah, yang
secara statistik menempati urutan terbanyak dalam masyarakat. Salah satu program
yang kini terus digalakkan untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat
golongan tersebut adalah pembangunan di bidang perumahan dan pemukiman yang
5
Dengan mengacu pada isi dari Undang – undang Republik Indonesia No.17
Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 –
2025 disimpulkan bahwa pembangunan nasional merupakan tanggung jawab seluruh
masyarakat dan pemerintah. Masyarakat merupakan objek sekaligus subjek
pembangunan, sedangkan pemerintah melalui instansi terkait, menciptakan berbagai
fasilitas dan kemudahan yang memungkinkan program tersebut dapat terwujud.
Rumah adalah kebutuhan primer bagi sebagian besar keluarga, baik yang
tinggal di pedesaan maupun di perkotaan. Pemenuhan kebutuhan primer tersebut,
tidak dapat dipenuhi oleh semua orang untuk membeli secara tunai. Oleh karena itu,
salah satu upaya yang telah ditempuh dan terus akan dilaksanakan oleh pemerintah,
guna mewujudkan keinginan masyarakat dalam memiliki tempat tinggal adalah
penyediaan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di
dunia, dengan total jumlah penduduk sekitar 253.609.643 jiwa5 dan mayoritas
beragama Islam merupakan sebuah target pasar yang sangat besar dalam produk
pembiayaan untuk kepemilikan tempat tinggal. Dengan hadirnya bank syariah di
tengah-tengah banyaknya bank konvensional, menjadikan bank syariah sebagai
alternatif bagi mereka yang menginginkan pembiayaan untuk kepemilikan tempat
tinggal yang berlandaskan pada sistem syariah. Ada banyak bank syariah yang
5
Herdaru Purnomo menyatakan,
6
menawarkan produk pembiayaan untuk kepemilikan tempat tinggal, Bank BTN
Syariah salah satunya.
Bank BTN Syariah lebih dikenal sebagai bank khusus untuk pembiayaan
kredit rumah, dimana bank ini mempunyai pasar yang cukup luas dalam produk KPR.
Produk yang ditawarkan juga beragam seperti: KPR BTN Platinum, KPR BTN
Indentsya, dan KPR BTN Sejahtera iB. Akad yang digunakan dalam produk KPR
BTN Syariah ada 2, yaitu akad murabahah dan akad istishna.Salah satu produk yang
menggunakan akad murabahah adalah produk KPR BTN Sejahtera iB. Produk KPR
BTN Sejahtera iB adalah produk pembiayaan kepemilikan rumah yang bekerja sama
dengan pemerintah dalam kegiatan operasionalnya.
Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin mengatakan, indeks keparahan
kemiskinan naik dari 0,43% (Maret 2013) menjadi 0,48% yang berarti tingkat
kemiskinan yang ada di Indonesia semakin parah. Sebab berada menjauhi garis
kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin melebar.6
Berdasarkan data yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
primer masyarakat Indonesia yang meliputi kebutuhan pokok dan tempat tinggal
masih menjadi suatu kesulitan. Dengan adanya produk KPR BTN Sejahtera iB ini
pemerintah mengharapkan tingkat kemiskinan di Indonesia dapat semakin ditekan.
6
7
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengevaluasi
pemasaran dari prdouk tersebut dengan menuangkannya pada skripsi yang berjudul:
“Evaluasi Pemasaran Produk KPR BTN Sejahtera iB pada Bank BTN Syariah Cabang Serpong”.
B. Identifikasi Masalah
Adapun masalah – masalah yang akan muncul ketika penelitian ini dilakukan,
yaitu:
1. Apakah akad yang diterapkan pada produk tersebut dapat berjalan
sesuai dengan ketentuannya ?
2. Bagaimana mekanisme dari produk tersebut, baik dari segi akad
maupun dari penerapan pemasarannya.
3. Adakah tantangan maupun hambatan yang terjadi ketika produk
tersebut dijalankan ?
4. Konsisten atau tidaknya metode pemasaran yang dilakukan pada
produk tersebut.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam hal ini pembatasan masalah dalam penelitian skripsi ini agar
tidak meluas dan tema penelitian tidak kompleks, oleh karena itu sesuai
dengan judul skripsi ini, maka penulis membatasi masalahnya pada Bank
BTN Syariah dan Pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB yang dilakukan oleh
8
dalam memasarkan produk KPR BTN Sejahtera iB, dengan perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pemasaran produk KPR BTN Sejahtera iB yang telah
dilakukan oleh Bank BTN Syariah Cabang Serpong ?
2. Bagaimana evaluasi dari pemasaran produk KPR BTN Sejahtera iB yang
dilakukan Bank BTN Syariah Cabang Serpong?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan, maka ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian, yaitu:
a. Mengetahui bentuk kegiatan pemasaran produk KPR BTN Sejahtera iB yang
dilakukan oleh Bank BTN Syariah Cabang Serpong.
b. Mengevaluasi pemasaran produk yang dilakukan BTN Syariah terhadap
produk KPR BTN Sejahtera iB.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
9
Memperoleh pengetahuan yang bersifat fakta dalam strategi
yang dilakukan oleh pihak Bank BTN Syariah dalam mengevaluasi
produk KPR dengan menggunakan akad murabahah.
b. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menambah
pengetahuan di dunia perbankan syariah.
c. Bagi Bank BTN Syariah
Diharapkan dari penelitian ini, bank lebih dalam menjalankan
strategi-strategi yang lebih variatif pada produk murabahah guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d. Bagi Masyarakat Umum
Diharapkan masyarakat lebih memahami dan mendalami
produk murabahah guna meningkatkan kesejahteraan.
E. Kerangka Konsep
Konsep penelitian ini menitikberatkan pada pemasaran produk KPR
BTN Sejahtera iB yang dilakukan oleh Bank BTN Syariah Cabang Serpong
serta mengevaluasi pemasaran dari produk tersebut.
Pemasaran yang dilakukan meliputi 4P, yaitu price, product, place,
10
evaluasi yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode SWOT, yang
terdiri dari strenght, weakness, opportunity, dan threat.
Adapun bagan dari kerangka konsep penelitian ini, sebagai berikut:
Bagan 1. 1
Produk KPR BTN Sejahtera
iB
Evaluasi
- Segmenting
- Positioning
- Targeting
- Price
- Product
- Place
- Promotion
Analisa Pemasaran
- Strenght
- Weakness
- Opportunity
- Threat
11 F. Sistematika Penulisan
Penulis dalam penyusunan skripsi ini membagi sistematika penulisan
ke dalam lima bab dan setiap bab terdiri dari sub bab dengan sistematika
pembahasan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka dan konsep teori dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas teori - teori yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti, yaitu pengertian murabahah serta dasar dasar hukumnya, pengertian
pemasaran, pengertian KPR, marketing mix, dan konsep evaluasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang metode penelitian, pendekatan penelitian, jenis
penelitian, jenis dan sumber data, subjek penelitian, teknik pengumpulan data,dan
12
BAB IV ANALISIS DAN PENELITIAN
Pada bab ini membahas tentang analisis dari pemasaran yang dilakukan Bank
BTN Syariah Cabang Serpong terhadap produk KPR BTN Sejahtera iB serta
mengevaluasi strategi pemasaran tersebut menggunakan analisis SWOT.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini akan mengulas intisari dari penelitian yang telah diteliti sebagai
bahasan dari penulisan skripsi ini dan juga memberikan saran – saran sebagai bahan
13 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Review Studi Terdahulu
Berdasarkan yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber
kepustakaan, penulis harus melengkapi ataupun menyempurnakan penelitian
ini dengan melakukan study review karena didalamnya ada sumber yang dapat
dijadikan tambahan untuk penyelesaian penelitian penulis.
Penelitian tersebut antara lain:
1. Nur Hayati (1974613868), dengan judul skripsi “Kredit Perumahan Dalam Perspektif Islam”, Dalam skripsi ini menerangkan bahwa adanya perbedaaan dalam keterlambatan membayar nasabah berhutang dan tidak
mampu membayarnya dengan nasabah yang berhutang tetapi enggan untuk
membayarnya.
2. Siti Nurul Mariana (105046101655), dengan judul skripsi, “Konsep Kelayakan Nasabah Dalam Pengajuan Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi”, Dalam skrips ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pembiayaan
KPR Syariah telah seseuai dengan prinsip – prinsip syariah, karena apapun
produk pembiayaan atau pendanaan yang telah dikeluarkan atau dipasarkan
ke masyarakat, sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan dari DPS
14
3. Abdi Kurniawan Alusyi (103046128286), dengan judul skripsi, “Analisis Kebijakan Kepemilikan Rumah (KPR) Bersubsidi Dengan Skim Syariah”, pada skirpsi ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
pembiayaan KPR Syariah teradapat tiga alternatif akad yang bisa digunakan,
yaitu akad murabahah, akad istishna, dan akad ijarah mutahia bittamlik
(IMBT). Dari ketiga jenis akad ini akad yang paling sering digunakan adalah
akad murabahah.
Berdasarkan pengamatan terhadap penelitian terdahulu yang telah
diuraikan diatas, penulis tidak melihat adanya peneliti yang membahas
mengenai evaluasi pemasaran produk KPR Subsidi dengan akad murabahah,
sehingga menarik minat penulis untuk mengevaluasi kualitas produk tersebut
dari sistem pemasarannya.
B. Murabahah dan Dasar Hukumnya
1. Murabahah
Jual beli merupakan salah satu bagian yang ada dalam fiqh muamalat, jual beli
secara bahasa adalah penerimaan sesuatu dengan sesuatu yang lain.7 Jual beli dalam
istilah fiqh disebut dengan al-ba’i yang berarti menjual, mengganti, atau menukar
sesuatu dengan sesuatu yang lain. Lafadz al-ba’i dalam bahasa arab terkadang
7
15
digunakan untuk pengertian lawannya, yakni kata asy–syira’ (beli). Dengan
demikian, kata al–ba’i mempunyai arti jual sekaligus juga berarti beli.8
Secara garis besar, jual beli dalam Islam dapat diartikan sebagai kegiatan
tukar menukar uang dengan barang yang diinginkan sesuai dengan rukun dan syarat
tertentu. Atau pemindahan suatu hak dan kepemilikan akan sesuatu dari satu pihak
terhadap pihak lainnya yang bisa dilakukan dengan cara pertukaran barang (barter)
maupun pemindahan dengan alat ganti yang disesuaikan.
Dalam Islam, jual beli menggunakan berbagai macam akad, salah satunya
adalah akad murabahah. Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, yaitu
ketika penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian
menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan
sesuai jumlah tertentu.9
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalat, cet , (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h.111 9
16 b. Al – Hadits
، جأ ى إ ﻊﯿ ا :ةكﺮ ا َ ﯿف ثاث :لﺎق َس ه آ هﯿ ع ﷲا ىَص َّ َّ ا َ أ
،ةضرﺎق ا
)بﯿ ص ع هجﺎ ا ها ر( ﻊﯿ ا تﯿ ﺮﯿعَّ ﺎ ِﺮ ا ط خ
Artinya: Dari Suhaibar – Rumi r.a.bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaraddah (mudharabah), dan mencampur gandum
dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.”(HR.
IbnuMajah).
c. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.
04/DSN-MUI/IV/2000, tentang Murabahah.
3. Syarat dan Rukun Murabahah
a. Syarat Murabahah10
1)Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.
2)Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
3)Kontrak harus bebas dari riba.
4)Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
sesudah pembelian.
10
17
5)Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.
b. Rukun Murabahah11
Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi
ada beberapa, yaitu:
1)Pelaku Akad, yaitu ba’I (penjual) adalah pihak yang memiliki barang
untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan
akan membeli barang;
2)Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga);
3)Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.
C. Pemasaran dan Marketing Mix 1.Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep,
harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa dan organisasi.12
Menurut pendapat Philip Khotler, pemasaran adalah suatu proses sosial yang di
dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
11
Ascarya, Akad&Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2007), h. 82 12
18
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain.13
Pemasaran juga didefinisikan sebagai salah satu kegiatan pokok yang
perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam
upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut
disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, yang
secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat
diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan
pasar.14
Menurut Indriyo pemasaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
mengusahakan agar produk yang dipasarkannya itu dapat diterima dan disenangi
oleh pasar.15 Sedangkan menurut Ibnu Sukotjo pemasaran adalah sistem
keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang
potensial.16
15Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta, 1995), hal 1.
16
19
Sehingga secara umum pemasaran dapat diartikan sebagai suatu proses
sosial yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan
keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan keputusan yang optimal
kepada pelanggan.17 Dari pengertian tersebut, dapat diuraikan bahwa pemasaran
merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya
terhadap produk dan jasa.18
Dengan demikian dapat diketahui bahwa pemasaran bukan hanya
merupakan kegiatan menjual saja, melainkan suatu proses atau rangkaian kegiatan
yang terus-menerus dan terpadu, yaitu mulai dari kegiatan untuk mengidentifikasi
produk atau jasa apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, menentukan
harga yang sesuai, menentukan cara promosi yang efektif, sampai dengan
kegiatan menyalurkan barang dan jasa tersebut kepada konsumen.
Dalam syariah marketing, perusahaan tidak hanya berorientasi pada
keuntungan semata, namun turut pula berorientasi pada tujuan lainnya yaitu
keberkahan. Perpaduan konsep keuntungan dan keberkahan ini melahirkan
konsep maslahah, yaitu suatu perusahaan syariah akan berorientasi pada
pencapaian maslahah yang optimal. Konsep keberkahan bagi sebagian pihak
merupakan konsep yang abstrak karena secara keilmuan tidak dapat dibuktikan
17M. Nur Rianto Al – Arif, Dasar –
dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta, 2010), hal.6
18
20
seacara ilmiah, namun inilah salah satu konsep inti dari para syariah marketing
yang menjadi landasan pada suatu perusahaan berorientasi syariah.19
M.Syakir Sula mendefinisikan pemasaran syariah sebagai sebuah disiplin
bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan
value dari satu inisiator kepada stakeholder, yang dalam keseluruhan prosesnya
sesuai dengan akad dan prinsip – prinsip muamalah (bisnis) dalam islam.20
Pemasaran syariah sendiri menurut definisi adalah penerapan suatu
disiplin bisnis strategi yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi
pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang telah diajarkan
Nabi Muhammad SAW.
a) Fungsi dan Tujuan Pemasaran
Fungsi dari strategi pemasaran yang dijalankan sebuah perusahaan
yaitu:21
1) Menetapkan basis konsumen secara strategis, rasional dan lengkap
dengan informasinya.
2) Mengidentifikasikan kebutuhan yang sekarang dan yang akan datang
dari konsumen dan calon konsumen.
19M.Nur Rianto Al – Arif , Dasar –
dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: CV Alfabeta, 2010), hal.19
20
A. Dzajuli dan Nurol Aen, Ushul Fiqh Metodologi Hkum Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2000), hal.53.
21
21
3) Menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan
dan konsumen dengan tepat dan menguntungkan, serta mampu
membedakan perusahaan dari pesaing.
4) Mengkomunikasikan dan mengantarkan produk tersebut kepada pasar
sasaran.
5) Memimpin seluruh personel bidang pemasaran untuk menjadi
sekumpulan tenaga kerja yang disiplin, potensial, berpengalaman, dan
berdedikasi pada perusahaan dalam mencapai tujuan.
Adapun tujuan dari strategi pemasaran yang dijalankan oleh
sebuah perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan arah dan tujuan dari kegiatan yang dijalankan oleh
sebuah perusahaan.
b. Membantu perusahaan dalam hal peningkatan usaha dan memberikan
kemudahan dalam mengontrol dan mengawasi kegiatan dan
pemasaran dari sebuah perusahaan.
c. Sebagai sarana untuk mengantisipasi berbagai permasalahan dan
keadaan yang berubah di masa mendatang.22
b) Konsep – konsep Pemasaran
Kegiatan strategi pemasaran dalam suatu perusahaan harus
dioraganisasikan secara terpadu dan memerlukan waktu pelaksanaan
22
22
manajemen pemasaran yang pada hakekatnya merupakan tindakan dari
konsep pemasaran.
Konsep pemasaran adalah sebuah filsafah bisnis yang menyatakan
bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial
bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Kotler, konsep pemasaran
menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang
ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif
dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.23
Konsep kegiatan pemasaran yang sesuai dengan syariah meliputi enam
hal:24
a. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
Sifat dari kebutuhan adalah sunatullah artinya sudah ada dalam diri
setiap manusia. Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan
oleh budaya dan kepribadian individual. Permintaan adalah keinginan
manusia yang didukung oleh daya beli. Keinginan dapat berubah menjadi
permintaan bilamana disertai dengan daya beli.
23
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, (Jakarta: PT Indeks, 2004), hal.22 24
23 b. Produk (Jasa dan Barang)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk yang pantas dijual pada industri
perbankan adalah produk yang berbentuk jasa, sehingga pemasar harus
mampu melakukan inovasi pemasaran yang cocok untuk pemasaran jasa.
c. Nilai, Biaya, dan Kepuasan
Nilai dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai yang
dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunaka suatu produk dan
biaya untuk memiliki produk tersebut. Nilai disini ada yang sebagai nilai
nominal, yaitu harga dari produk tersebut.
d. Pertukaran, Transaksi, dan Hubungan
Pertukaran yang merupakan konsep inti dari pemasaran, mencakup
perolehan produk yang diinginkan seseorang dengan menawarkan sesuatu
sebagai gantinya. Sifat pertukaran merupakan sifat sunatullah dari manusia,
terlihat dari bentuk pertukaran yang dilakukan mulai dari barter (pertukaran
barang dengan barang) sampai dengan pertukarang barang dengan uang yang
24 e. Pasar
Konsep pertukaran mengarah ke suatu pasar, dimana pasar adalah
perangkat pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah produk. Untuk
mencapai sasaran, ada tiga jenis saluran pemasaran yang dapat digunakan
yaitu saluran komunikasi, saluran distribusi, dan saluran jasa.
f. Pemasaran, Pemasar, dan Prospek
Pemasaran berarti mengelola pasar untuk menghasilkan pertukaran
dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar adalah
pihak yang memasarkan atau menawarkan manfaat suatu produk kepada pihak
lain yang menjadi pasar sasaran produk tersebut. Sementara prospek adalah
pihak yang merupakan target pasar potensial dari produk yang ditawarkan
oleh pemasar.
2.Marketing Mix
Marketing mix atau bauran pemasaran adalah kombinasi pilihan
kebijakan bisnis tentang produk yang akan dijual, dengan cara promosi,
produk, harga, dan tempat pemasaran produk. Keempat elemen ini sering
disebut sebagai 4p. Marketing mix juga disimpulkan sebagai kumpulan dari
beberapa alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan guna
mempengaruhi respon para konsumen agar tujuan dan sasaran perusahaan
25
Adapun unsur – unsur dari marketing mix adalah:
a) Product (Produk)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
mendapat perhatian, dimiliki, digunakan/dikonsumsi, yang meluputi barang
maupun jasa. Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang
memberikan sejumlah nilai pada konsumen.25
b) Price (Harga)
Harga merupakan alat untuk mengukur nilai suatu barang, harga bagi
produsen merupakan penentu bagi permintaan pasar dan mempengaruhi
posisi pesaing perusahaan dalam merebut konsumen. Harga juga diartikan
sebagai jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan layanan.26
c) Place (Tempat atau Distribusi)
Dalam pencapaian tujuan utama dari pemasaran yakni menyalurkan
barang – barang atau jasa. Secara efisien dari produsen ke konsumen, maka
diperlukan adanya kegiatan penyaluran (distribusi) sebagai mata rantai yang
harus dilalui oleh barang – barang dari produsen ke konsumen pada waktu
25 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani,
Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi ke II, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 70
26
26
dan jumlah yang tepat.27 Tempat termasuk salah satu aktivitas perusahaan
untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran, Keputusan mengenai
tempat sangat penting agar konsumen dapat memperoleh produk yang
dibutuhkan tepat pada saat dibutuhkan.
d) Promotion (Promosi)
Promosi adalah suatu usaha perusahaan atau individu memberikan
informasi dan mempengaruhi, serta menarik konsumen secara langsung
terhadap produk yang dihasilkan. Kegiatan promosi bukan saja sebagai alat
bantu untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian dan atau
penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
D. Pengertian KPR
KPR adalah kependekan dari Kredit Kepemilikan Rumah. Ini
merupakan bagian dari fasilitas bank untuk membeli dan memiliki rumah
dengan pendanaan atau kredit dari bank. KPR dianggap menguntungkan
karena nasabah dapat membeli rumah dengan cara mencicil.28
27
Diunduh dari http://afandi-unmuhgres.blogspot.com/2013/10/konsep-pengertian-mareketing-mix-4p.html, artikel dapat diakses pada 11 Mei 2015
28
27
Di Indonesia, saat ini dikenal ada dua jenis KPR, yaitu:29
1. KPR Subsidi
KPR Subsidi adalah jenis KPR yang diperuntukkan bagi masyarakat
berpenghasilan menengah kebawah, KPR jenis ini sebenarnya disediakan
untuk memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah
dimiliki. Subsidi yang diberikan bisa berupa subsidi meringankan kredit
dan subsidi menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah.
Sayangnya, tidak semua orang yang mengajukan kredit dapat menerima
fasilitas KPR ini meskipun dalam kondisi ekonomi lemah sekalipun.
Pasalnya, KPR ini diatur sendiri oleh pemerintah. Jadi, keputusannya pun
di tangan pemerintah. Secara umum, batasan yang diberikan pemerintah
dalam memberikan subsidi dalam KPR jenis ini adalah penghasilan orang
yang bersangkutan (pemohon) dan kredit maksimal yang diberikan.
2. KPR Non – Subsidi
KPR jenis ini diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat asalkan
mampu memenuhi persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan oleh bank
yang bersangkutan.
29
28
Salah satu produk pembiayaan yang telah dikembangkan oleh bank
syariah adalah pembiayaan rumah, atau yang sering dikenal dengan istilah
KPR Syariah. Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada perorangan untuk
memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan rumah (tempat tinggal)
dengan menggunakan prinsip jual beli (murabahah) dimana pembayarannya
dengan cara diangsur dan jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan
dibayar setiap bulan. Harga jualnya biasanya sudah ditambah dengan margin
keuntungan yang disepakati antara pihak bank syariah dengan pihak
pemohon.
Harga jual rumah ditetapkan di awal ketika nasabah menandatangani
perjanjian pembiayaan jual beli rumah, dengan angsuran tetap hingga jatuh
tempo pembiayaan. Dengan adanya kepastian jumlah angsuran bulanan yang
harus dibayar sampai masa angsuran selesai, nasabah tidak akan dipusingkan
dengan masalah naik atau turunnya harga angsuran ketika suku bunga
bergeser. Nasabah juga diuntungkan ketika ingin melunasi angsuran sebelum
masa kontrak berakhir, karena bank syariah tidak akan mengenakan pinalti.
Bank syariah tidak memberlakukan sistem pinalti karena harga KPR sudah
ditetapkan sejak awal.
Perbedaan pokok antara KPR konvensional dengan KPR syariah terletak
pada akadnya. Pada bank konvensional, kontrak KPR didasarkan pada suku
bunga tertentu yang sifatnya bisa fluktuatif, sedangkan KPR syariah bisa
29
nasabah. KPR konvensional akadnya adalah prinsip pinjam meminjam dengan
bunga sebagai variabelnya. Di dalam transaksi ini jelas sekali terdapat unsur
riba didalamnya, karena menggunakan sistem bunga yang bersifat fluktuatif
dan meningkat seiring lamanya pelunasan hutang tersebut. Dalam bunga
KPR, pihak bank konvensional hanya meminjamkan uang dan tidak memiliki
rumah secara lahir, walau nantinnya berhak menyitanya jikat pihak yang
berhutang tidak mampu membayarnya.
Berbeda dengan sistem KPR syariah yang dilakukan oleh bank syariah,
sistem ini dapat menghindari resiko naik turunnya suku bunga. KPR syariah
tidak mengenal bunga namun memakai harga penjualan rumah yang
disepakati, ditambah dengan keuntungan bagi bank. Secara hitungan
sistematis, KPR syariah sebenarnya tidak berbeda jauh dalam jumlah cicilan
bulanan KPR konvensional. Namun keuntungan yang di dapat dari
penggunaan KPR syariah ini adalah jika suku bunga bergeser naik, nasabah
selamanya akan mencicil jumlah harga yang disepakati dari awal hingga
berakhirnya masa jangka waktu kredit.
Status bank syariah dalam pembiayaan KPR adalah sebagai pedagang,
karena bank membeli langsung dari pihak developer secara penuh. Setelah
rumah tersebut dibeli oleh bank syariah, secara otomatis rumah tersebut
menjadi milik bank secara penuh. Kemudian nasabah sebagai pemohon kredit,
30
Konsep pembiayaan dalam Islam menekankan bahwa bank tidak dapat
memastikan keuntungan seperti halnya bank konvensional yang menentukan
pendapatan deposito bunga di muka. Bank juga tidak dapat menanggung
resiko atas satu pihak (debitur) saja, melainkan pihak pemilik dana (kreditur)
ikut menanggung resiko.30
E. Konsep Evaluasi
1.Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara
objektif pencapaian hasil – hasil yang telah direncanakan sebelumnya. Hasil
– hasil evaluasi dimaksudkan untuk menjadi umpan balik untuk perencanaan
kembali. Evaluasi adalah “ proses bersistem dan obyektif yang menganalisa
sifat dan ciri pekerjaan di dalam perusahaan atau organisasi” .31 Evaluasi
sebagai salah satu fungsi manajemen berurusan dan berusaha untuk
mempertanyakan efektifitas efisiensi pelaksanaan dari suatu rencana
sekaligus mengukur seobyektif mungkin hasil–hasil pelaksanaan itu dengan
ukuran–ukuran yang dapat diterima dari pihak–pihak yang mendukung
maupun yang tidak mendukung sesuatu rencana.
30
Diunduh dari https://affgani.wordpress.com/ekonomi-islam/pembiayaan-bank-syariah-kpr-syariah/ artikel dapat diakses pada 11 Maret 2015
31
31
Dalam perencanaan, si perencana merencanakan, memproyeksikan, dan
bahkan meramalkan sesuatu yang akan terjadi dan tercipta bila sesuatu
tersebut telah dilaksanakan. Dalam tahap evaluasi sesudah pelaksanaan,
pengevaluasi membuktikan, mengukur dan memverifikasikan secara obyektif
apa yang telah direncanakan, diproyeksikan dan diramalkan oleh si
perencana. Hasil–hasil monitoring, pelaporan, pemeriksaan pembukuan dan
sebagainya akan merupakan hal–hal dan bagian–bagian yang sangat berguna
dalam proses evaluasi. Keberhasilan rencana kegiatan, rencana program, dan
rencana proyek hanya dapat dibuktikan dengan evaluasi. Dengan demikian
evaluasi haruslah dikembangkan secara melembaga dan membudaya agar
pelaksana kegiatan dan program dapat berhasil, bermanfaat dan berdayaguna.
2. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengumpulkan informasi untuk menentukan
nilai dan manfaat objek evaluasi, mengontrol, memperbaiki, dan mengambil
keputusan mengenai objek tersebut yang berupaya untuk mengambil
keputusan.32 Selain itu tujuan evaluasi juga sebagai alat untuk menilai apakah
program yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak.
32
32 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi
kasus. Metode studi kasus juga dikenal sebagai suatu studi yang bersifat
komprehensif, intens, rinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya
menelaah masalah masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer. Tujuan
studi kasus adalah untuk melalukan penyelidikan secara mendalam mengenai
subyek tertentu dan adapun objek yang diteliti dapat berupa individu,
kelompok, lembaga, atau komunitas tertentu. Disamping itu, studi kasus juga
dapat mengantarkan peneliti memasuki unit–unit sosial terkecil seperti
perhimpunan, keluarga, kelompok, dan berbagai bentuk unit sosial lainnya.
Maka pada penelitian ini dilakukan pada bank BTN Syariah untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan pemasaran dari produk yang
menggunakan akad murabahah dalam produk KPR BTN Sejahtera iB serta
untuk mengetahui seberapa besar dampak produk tersebut terhadap
33 B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba
memahami fenomena dalam setting dan konteks naturalnya (bukan di dalam
laboratorium) peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang
diamati.33 Penelitian metode kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang
menghasilkan data data deskriptif, mengenai kata – kata maupun tulisan, dan
tingkah laku yang dapat diamati dari orang – orang yang diteliti.34
C. Sumber Data Penelitian
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata – kata dan
tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain – lain.35
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Yang mana data tersebut bisa berasal dari
observasi dan wawancara.36
b. Data Sekunder
Data skunder adalah data yang tidak secara langsung
dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data tersebut.
33
34
Data yang diperoleh dari laporan tahunan sebuah perusahaan.37Pada
laporan penelitian yang diterbitkan seringkali dicantumkan bahan –
bahan yang dikutip dari wawancara dan catatan lapangan. Kutipan ini
dapat digunakan sebagai sumber data sekunder.38 Data tersebut bisa
berupa arsip – arsip yang dimiliki bank BTN Syariah seperti tabel dan
diagram yang sudah penulis ringkas sesuai kebutuhan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dikenal dalam penelitian
kualitatif, walaupun demikian bisa dikatakan bahwa metode yang paling
pokok adalah pengamatan atau observasi dan wawancara mendalam.39Teknik
yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk menyusun skripsi ini
adalah:
a. Studi Pustaka (Library Research)
Studi pustaka yang dilakukan antara lain melalui beberapa
buku yang berkaitan dengan teori, artikel melalu media cetak maupun
elektronik, jurnal, skripsi yang dipandang mewakili (representatif) dan
berkaitan(relevan) dengan objek penelitian.
37
Boediono dan Wawan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 7
38
7 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar – Dasar Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Pusaka Pelajar), h. 43
39
35 b. Studi Lapangan
Metode ini dilakukan dengan cara mengunjungi objek
penelitian yaitu mendatangi bank BTN Syariah dengan mewawancarai
staf bank yang berwenang. Studi lapangan ini dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
1) Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati
langsung terhadap objek penelitian. Observasi juga merupakan
pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala –
gejala yang diteliti.40
2) Wawancara, yaitu merupakan bentuk komunikasi antara dua
orang dengan satu orang sebagai penyedia informasi dan satu
orang lainnya yang mengajukan pertanyaan – pertanyaan
dengan berdasarkan tujuan tertentu.41
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Adapun teknik pengolahan data pada penelitian ini dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Yaitu data yang dikumpulkan
berupa gambar, kata – kata dan bukan angka.42Dalam penelitian kualitatif,
data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik
40
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metedologi Penelitian Sosial, , Cet.4(Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.54
41
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h.180 42
36
pengumpulan data yang bermacam – macam. Dengan pengamatan terus –
menerus tersebut mengakibatkan variasi data yang digunakan belum ada
polanya yang jelas.43
Analisis data adalah proses urutan data, mengorganisasikannya ke
dalam satu pola kategori dan satuan uraian dasar yang mendefinisikan analisis
data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema
dan merumuskan hipotesis kerja.44
Pada penelitian ini digunakan salah satu alat analisa yaitu metode
SWOT (Strenght, Weakness, Opportuniyy, Threats). SWOT adalah suatu
bentuk analisis didalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang
secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana
yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun
jangka panjang.45 SWOT juga dapat dikatakan sebagai bentuk analisa situasi
dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberikan gambaran). Analisa ini
menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai faktor masukan, lalu kemudian
dikelompokkan menurut kontribusinya masing – masing.
Adapun SWOT merupakan singkatan dari:
1. Strenght yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang
merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat
43
Zainuddin Ali, Metedologi Penelitian Hukum, cet.2,(Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h.43 44
Lexy J. Meleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2007), h.280
45
37
ini. Yang perlu dilakukan dalam analisis ini adalah setiap perusahaan
atau organisasi perlu menilai kekuatan – kekuatan yang dimiliki
dibandingkan dengan para pesaingnya.
2. Weakness yaitu analisis kelemahan, situasi ataupun kondisi yang
merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat
ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah
perusahanaan atau organisasi yang menjadi kendala serius dalam
kemajuan perusahaan suatu perusahaan atau organisasi.
3. Opportunity yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang
merupakan peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan
memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara
ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang
memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang
di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.
4. Threats yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau
ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun
organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang
tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang
menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman
tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan
38 Bab IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Bank Tabungan Negara Syariah
1. Profil Bank Tabungan Negara Syariah
a. Sejarah Umum Bank Tabungan Negara Syariah
Berawal dari perubahan peraturan perundang – undangan
perbankan oleh pemerintah dari UU perbankan No. 7 tahun 1992
berubah menjadi UU perbankan No. 10 tahun 1998, dunia perbankan
nasional semakin marak dengan bank syariah yang berakibat
persaingan bank di Indonesia semakin ketat. Dan ditambah lagi
dengan dikeluarkannya PBI No. 4/1/PBI/2002 yang mana berisi
tentang perubahan kegiatan usaha bank umum konvensional menjadi
bank umum berdasarkan prinsip syariah oleh bank umum
konvensional. Maka jumlah bank syariah pun semakin bertambah
dengan banyaknya USS (Unis Usaha Syariah). Akhirnya, PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) melebarkan bisnisnya dengan membuka
39
b. Tujuan Pendirian Bank BTN Syariah
Bank BTN Syariah mulai beroperasi sejak 14 Februari 2005
diawali dengan membuka Kantor Cabang Syariah (KCS) Jakarta, yang
berkeyakinan bahwa operasional perbankan yang berdasarkan prinsip
bagi hasil dan pengambilan untung dapat mendorong terciptanya
kestabilan perekonomian yang sebagaimana dijelaskan dalam tujuan
pembentukan BTN Syariah, yaitu:
1) Untuk memenuhi kebutuhan bank dalam memberikan layanan
keuangan syariah.
2) Mendukung pencapaian usaha bank.
3) Meningkatkan ketahanan dalam menghadapi perubahan
lingkungan usaha.
4) Memberikan keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan
segenap stakeholders serta memberikan ketentraman pada
segenap nasabah dan pegawai.
Adapun visi dari Bank BTN Syariah adalah “Menjadi
Strategik Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka dalam
penyedia jasa keuangan syariah dan mengutamakan kemaslatan
bersama”. Bank BTN Syariah juga mempunyai misi – misi yang harus
dicapai, diantaranya:
40
2) Memberikan pelayanan jasa keuangan syariah terkait sehingga
dapat perumahan dan produk serta jasa keuangan syariah
terkait sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan
memperoleh pangsa pasar yang diharapkan.
3) Memberikan kesimbangan dalam pemenuhan kepentingan
segenap stakeholders serta memberikan ketentraman pada
nasabah dan pegawai.
4) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan
prinsip syariah sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN
dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha serta
meningkatkan Shareholder Value.
2. Produk dan Jasa Yang Dijalankan
Bank BTN dikenal dengan sebagai bank khusus menyalurkan kredit
perumahan dengan subsidi. Dengan semakin berkembangnya kebutuhan
masyarakat dalam menjalankan perekonomian maka Bank BTN menangkap
hal tersebut dan segera mengkomersilkannya. Untuk itu, produk – produk
yang telah disesuaikan dengan hukum syariah.
Produk Pembiayaan (Financing Product)
a) Pembiayaan KPR BTN Syariah (Murabahah) diperuntukkan bagi
calon nasabah yang memenuhi persyaratan dengan tujuan penggunaan
41
jenis rumah tinggal lainnya atau berikut tanah untuk dimiliki atau
dipergunakan sendiri (rumah baru/lama).
b) Pembiayaan Multiguna BTN Syariah (Murabahah) diperuntukkan
bagi pemohon/ calon nasabah yang memenuhi persyaratan dengan
tujuan penggunaan untuk membeli barang guna dipergunakan sendiri.
Yang dimaksud dengan barang disini adalah mobil dan sepeda motor.
c) Pembiayaan BTN Musyarakah adalah pembiayaan yang diberikan
bank kepada pengembang atau developer berbentuk Perseroan
Terbatas, Koperasi, CV, atau perorangan untuk membantu modal kerja
pengembangan dalam pendanaan pembangunan proyek perumahan
yang meliputi rumah atau bangunan berikut sarana prasarananya.
d) Pembiayaan Mudharabah Modal Kerja adalah penyediaan dana oleh
bank (shaibul maal) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja nasabah
(mudharib) berbentuk PT, CV, Koperasi, BUMN, dll.
e) Pembiayaan KPR Indensya BTN Syariah adalah fasilitas pembiayaan
kepemilikan rumah yang diberikan bank kepada nasabah untuk
membeli tanah atau rumah dari pengembang dengan kondisi rumah
belum terbangun atau sedang dalam tahap pembangunan berdasarkan
42
B. Mekanisme Pemasaran Produk KPR BTN Sejahtera iB Yang Dilakukan BTN Syariah Cabang Serpong
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap
hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat diacapai melalui
usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan atau
laba perusahaan. Usaha ini dapat dilakukan apabila perusahaan dapat
mempertahankan dan meningkatkan penjualannya, melalui usaha dan
membina pelanggan serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya
dapat tercapai apabila bagian pemasaran perusahaan melalukan
strategi yang naik untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang
yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan
perusahaan di pasar dapat dipertahankan sekaligus dapat
ditingkatkan.46 Oleh karena itu strategi pemasaran mempunyai peranan
yang sangat penting untuk keberhasilan suatu perusahaan pada
umumnya dan pemasaran pada khususnya.
Di samping itu, strategi pemasaran yang ditetapkan harus
ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan
lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian, strategi pemasaran harus
dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang akan
46
43
dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau
peluang pada beberapa pasar sasaran.47
Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan
yang mengarahkan atau usaha pemasaran dari suatu perusahaan, dalam
kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah, agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
Berikut ini adalah strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank
BTN Syariah Cabang Serpong, khususnya produk pembiayaan KPR
BTN Sejahtera iB, yaitu produk yang menggunakan akad murabahah
yang menggunakan pasar yang dituju melalui strategi Segmenting,
Targetting, dan Positioning. Selain itu dengan mengembangkan
marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari empat unsure,
yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi, yang mana dengan
menggunakan perumusan strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk
menarik dan mempertahankan loyalitas para nasabah. Adapun stategi
tersebut, yaitu:48
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep & Strategi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 168.
48
44
mengsegmentasi pasar. Dalam hal mengsegmentasi pasar BTN Syariah
Cabang Serpong memiliki segmentasi khusus. Adapun kriteria yang
dibutuhkan dalam segmentasi pasar antara lain:
a. Dari segi daerah atau wilayah: BTN Syariah Cabang Serpong lebih
memfokuskan kepada daerah atau wilayah Serpong dan sekitarnya.
b. Dari segi usia: Dalam hal ini yang menjadi sasaran utama adalah
kelompok usia dewasa. Hal ini mengingat syarat – syarat yang harus
dipenuhi oleh nasabah BTN Syariah itu sendiri, diantaranya:49
1) Warga Negara Indonesia.
2) Menjadi Nasabah BTN Syariah.
3) Telah berusia 21 tahun atau telah menikah.
4) Pada saat pembiayaan lunas usia pemohon tidak melebihi 65
tahun atau usia pensiun.
5) Belum memiliki rumah.
6) Memiliki penghasilan yang cukup menurut perhitunan Bank
(minimal gaji pokok 3,5 juta).
7) Mempunyai pekerjaan/usaha dengan masa kerja minimal 1
(satu) tahun.
8) Tidak memiliki pembiayaan bermasalah.
9) Melampirkan SPT Tahunan atau NPWP.
49
45
c. Dari segi pekerjaan: Pegawai Negeri Sipil (PNS), Karyawan
Wiraswasta, Dokter, Pedagang, dan lain sebagainya.50
2. Targetting
Untuk target pasar, BTN Syariah Cabang Serpong telah menentukan
siapa saja yang menjadi targetnya, target pasar yang dituju dalam memasarkan
produk pembiayaan murabahah adalah semua kalangan tanpa membedakan
status sosial yang memiliki kartu atau tanda identitas, baik yang berbentuk
badan hukum seperti PT (Perseroan Terbatas), Koperasi dan Yayasan,
maupun perorangan serperti karyawan swasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS),
perorangan wiraswasta, dokter dan lain lain. Akan tetapi target utama
pembiayaan KPR BTN Sejahtera iB ini adalah para masyarakat dengan
tingkat ekonomi menengah kebawah yang lebih membutuhkan pembiayaan
KPR tersebut.51
3. Positioning
Bank BTN Syariah Cabang Serpong mensosialisasikan dirinya sebagai
mitra bisnis yang amanah dan maslahah, memposisikan dirinya sebagai
lembaga keuangan, yang tugas pokoknya menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, sehingga Bank BTN
50
Catur Aprialis, Financing Service BTN Syariah Cabang Serpong, Wawancara , 15 Juli 2015.
51
46
Syariah Cabang Serpong ini merupakan solusi terbaik untuk memberikan
produk jasa dan layanan kepada masyarakat, khususnya pada produk
pembiayaan KPR. Lokasi Bank BTN Syariah Cabang Serpong ini juga cukup
mudah untuk ditemukan oleh masyarakat.
4. Marketing Mix
Untuk mencapai target pasar, diperlukan adanya marketing mix atau
bauran pemasaran. Karena bagian inilah yang terlihat di pasar, oleh sebab itu
BTN Syariah Cabang Serpong memiliki beberapa strategi pemasaran,
diantaranya:
a. Strategi Produk
Produk adalah hal penting yang perlu diperhatikan dalam
strategi bauran pemasaran, karena tanpa adanya produk, strategi
bauran pemasaran lainnya tidak dapat dilakukan. Produk merupakan
segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen.52 Di dalam strategi marketing
mix, strategi produk merupakan unsur yang paling penting, karena
dapat mempengaruhi strategi pemasaran yang lainnya.53 Memang
produk harus ada di urutan pertama sebelum membicarakan soal harga
(price), saluran distribusi (place), dan komunikasi (promotion).
52
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran: Marketing Management 9e Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, (Jakarta: PT. Prenhallindo), h. 9.
53
47
Bagaimana tidak, harga bisa tidak ada alias produk dapat ditawarkan
secara gratis. Saluran distribusi juga tidak diperlukan jika pelanggan
mengambil produk langsung dari pabrik. Begitu pula dengan promosi,
bisa saja tidak diperlukan. Namun seandainya produk tidak ada, lantas
apa yang mau ditawarkan sebuah perusahaan kepada pelanggan ?
produk inilah yang sebenarnya menyebabkan terjadinya pertukaran
value di pasar antara produsen dengan pelanggan. Produk itu sendiri
cakupannya sangat luas, mulai dari ponsel, mobil, layanan
penerbangan, deposito, atau tulisan yang sedang anda baca ini. Jadi
yang namanya produk bukan hanya benda – benda yang berwujud,
namun juga termasuk benda – benda yang tidak berwujud.54
Adapun produk yang dimaksud dalam skripsi ini adalah
produk pembiayaan murabahah, yaitu akad jual beli antara nasabah
sebagai pemesan untuk membeli, dan Bank BTN Syariah Cabang
Serpong sebagai penyedia barang yang berasal dari milik pihak ketiga,
yang di dalam perjanjian jual belinya dinyatakan dengan jelas dan
rinci mengenai barang, harga beli Bank BTN Syariah dan harga jual
Bank BTN Syariah kepada nasabah sehingga termasuk didalamnya
keuntungan yang diperoleh Bank BTN Syariah Cabang Serpong, serta
persetujuan nasabah untuk membayar harga jual Bank BTN Syariah
tersebut secara tangguh, baik secara sekaligus atau secara angsuran.
54
48
Produk KPR BTN Sejahtera iB ini sangat sederhana, karena
persyaratan yang cukup sederhana. Dalam prakteknya pun yang
mempunyai peran aktif adalah pihak nasabah. Dimana pihak nasabah
awalnya meminta bantuan kepada Bank BTN Syariah Cabang Serpong
untuk mengajukan pembiayaan produk tersebut. Setelah pihak bank
sepakat dan setuju dengan apa yang diinginkan oleh nasabah, pihak
bank akan mengadakan rumah yang diinginkan pihak nasabah dengan
merangkul pihak developer sebagai pihak ketiga, yang dimana
developer disini adalah pihak yang menyediakan rumah yang
diinginkan oleh pihak nasabah. Kemudian Bank BTN Syariah selaku
lembaga intermediasi, mewakilkan kepada nasabah untuk membeli
rumah yang diinginkan pihak nasabah. Kemudian rumah tersebut
dijual kembali kepada pihak nasabah setelah ditentukan seberapa besar
tingkat keuntungannya.55
Menurut penulis, produk KPR BTN Sejahtera iB yang
diterapkan oleh Bank BTN Syariah Cabang Serpong ini sudah cukup
baik dan berjalan secara efektif jika kita melihat pada
perkembangannya saat ini, karena sangat membantu sekali bagi
masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah yang
membutuhkan tempat tinggal, namun belum mempunyai dana yang
55